15.bab 4 hasil dan pembahasanthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2009-2-00429-sp bab 4.pdf75 • data grafik...
Post on 31-Mar-2019
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
65
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. HASIL PEMBUATAN PROGRAM ANALISA POTENSI LIKUIFAKSI
Berikut ini ditunjukkan langkah dan penggunaan program yang telah dibuat:
• Pengecekan Gradasi Butiran Tanah
Gambar 4.1 Lembar Pengecekan Gradasi Butiran Tanah
Dari gambar diatas dapat diketahui pengertian likuifaksi dan grafik acuan
untuk mengecek gradasi butiran tanah untuk menunjukkan adanya potensi
likuifaksi pada tanah.
66
• Mengetahui daerah zona gempa di Indonesia
Gambar 4.2 Lembar Zona Gempa di Indonesia
Dari gambar diatas dapat dilihat masing-masing zona untuk wilayah gempa
berdasarkan percepatan maksimum batuan dasarnya. Setelah didapatkan
nilai zona gempa berdasarkan percepatan maksimum batuan dasar kemudian
gunakan tabel percepatan maksimum batuan dasar dan percepatan
maksimum permukaan tanah untuk wilayah gempa Indonesia (tabel 2.1)
sesuai dengan SNI-1726-2002 untuk mengetahui percepatan maksimum
pada permukaan tanah.
67
• Mengetahui faktor-faktor koreksi dan energi efektif pada alat uji SPT
Gambar 4.3 Lembar Koreksi dan Energi Efektif SPT
Dari gambar diatas dapat diketahui faktor-faktor koreksi dan energi efektif
pada alat uji SPT yang diperoleh dari lapangan.
68
• Instruksi tahapan memasukkan data
Gambar 4.4 Lembar Instruksi Program
Dari gambar diatas dapat diketahui tahapan yang dilakukan untuk
penggunaan program analisa potensi likuifaksi. Instruksi penggunaan
program analisa potensi likuifaksi dapat dilihat pada lampiran 2.
69
• Tampilan awal hitungan
Gambar 4.5 Lembar Tampilan Awal Hitungan
Gambar diatas merupakan lembar tampilan awal hitungan. Pada lembar ini
terdapat tombol untuk memasukkan data yang diperlukan untuk analisa
potensi likuifaksi
70
• Masukkan data proyek
Gambar 4.6 Masukkan Data Proyek
Form pada gambar diatas digunakan untuk memasukkan data proyek, nama
pengguna program analisa potensi likuifaksi serta tanggal penghitungan
potensi likuifaksi.
71
• Masukkan data tanah
Gambar 4.7 Masukkan Data Tanah
Form pada gambar diatas digunakan untuk memasukkan data tanah yang
digunakan untuk analisa potensi likuifaksi.
72
• Masukkan faktor koreksi SPT
Gambar 4.8 Masukkan Faktor Koreksi SPT
Form pada gambar diatas digunakan untuk memasukkan faktor koreksi SPT
yang digunakan untuk analisa potensi likuifaksi.
73
• Masukkan energi efektif SPT
Gambar 4.9 Masukkan Energi Efektif SPT
Form pada gambar diatas digunakan untuk memasukkan nilai energi SPT
yang dapat dipilih untuk masing-masing alat uji SPT. Nilai energi SPT yang
dipilih digunakan untuk analisa potensi likuifaksi.
74
• Masukkan nilai N SPT dan kedalaman SPT
Gambar 4.10 Masukkan Nilai N SPT dan Kedalaman SPT
Form pada gambar diatas digunakan untuk memasukkan N SPT dan
kedalaman SPT yang digunakan untuk perhitungan. Pada form ini, analisa
potensi likuifaksi dilaksanakan.
4.2. HASIL PENGUMPULAN DATA
Pada laporan Penelitian ini, data-data yang digunakan dapat dibagi menjadi:
a. Data pembuatan program analisa potensi likuifaksi
Data-data untuk pembuatan analisa potensi likuifaksi dalam Microsoft Excel
adalah sebagai berikut:
75
• Data Grafik Gradasi Butiran
Data yang diperlukan untuk membuat grafik gradasi butiran merupakan
pembacaan besarnya ukuran butiran dan persentase butirannya
berdasarkan grafik potensi likuifaksi berdasarkan gradasi butiran
(Gouw,1992). Nilai dari pembacaan grafik tersebut ditunjukkan pada
tabel berikut:
Tabel 4.1 Tabel Potensi Likuifaksi Berdasarkan Gradasi Butiran
(Gouw,1992)
Tanah yang berpotensi Likuifaksi
Tanah yang Sangat Berpotensi Likuifaksi Persentase
Butiran Batas Bawah Batas Atas Batas Bawah Batas Atas
10 0,0120 1,125 0,042 0,380 20 0,0155 1,300 0,051 0,490 30 0,0175 1,550 0,060 0,550 40 0,0190 1,750 0,070 0,650 50 0,0210 1,950 0,080 0,700 60 0,0240 2,100 0,090 0,800 70 0,0260 2,500 0,100 0,900 80 0,0300 3,000 0,130 1,000 90 0,0395 4,300 0,160 1,400
• Data grafik faktor reduksi tegangan
Data untuk pembuatan grafik faktor reduksi tegangan dapat dilihat pada
tabel 3.1 pada bab metodologi penelitian.
• Data grafik perbandingan (τo/σ'v) dengan N1 dan skala gempa
Pada tahap ini, data yang diperlukan adalah nilai N SPT serta nilai (τo/σ'v)
berdasarkan kekuatan gempa yang diperoleh dari pembacaan grafik
perbandingan (τo/σ'v) dengan N1 dan skala gempa (after Seed, 1979) yang
ditunjukkan pada tabel berikut:
76
Tabel 4.2 Perbandingan (τo/σ'v) dengan N1 dan Skala Gempa (after Seed,
1979) (τo/σ'v) N1
(blows/ft) M = 6 M = 6.5 M = 7 M = 7.5 M = 8 M = 8.25 0 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1 0,015 0,013 0,012 0,010 0,010 0,010 2 0,025 0,023 0,022 0,020 0,020 0,020 3 0,045 0,042 0,038 0,035 0,028 0,025 4 0,060 0,055 0,050 0,045 0,038 0,035 5 0,075 0,068 0,062 0,055 0,048 0,045 6 0,095 0,087 0,078 0,070 0,063 0,060 7 0,105 0,097 0,088 0,080 0,073 0,070 8 0,125 0,112 0,105 0,095 0,082 0,075 9 0,130 0,122 0,113 0,105 0,092 0,085
10 0,155 0,143 0,132 0,120 0,107 0,100 11 0,165 0,152 0,138 0,125 0,115 0,110 12 0,175 0,162 0,148 0,135 0,122 0,115 13 0,190 0,175 0,160 0,145 0,132 0,125 14 0,205 0,188 0,172 0,155 0,142 0,135 15 0,225 0,207 0,188 0,170 0,157 0,150 16 0,235 0,215 0,195 0,175 0,162 0,155 17 0,245 0,227 0,208 0,190 0,177 0,170 18 0,265 0,242 0,223 0,205 0,182 0,175 19 0,275 0,255 0,235 0,215 0,187 0,180 20 0,280 0,260 0,240 0,220 0,202 0,195 21 0,300 0,277 0,253 0,230 0,213 0,205 22 0,315 0,292 0,268 0,245 0,222 0,210 23 0,325 0,300 0,273 0,250 0,233 0,225 24 0,340 0,313 0,287 0,260 0,240 0,230 25 0,350 0,325 0,300 0,275 0,248 0,235 26 0,365 0,337 0,308 0,280 0,257 0,245 27 0,375 0,348 0,322 0,295 0,265 0,250 28 0,395 0,365 0,335 0,305 0,278 0,265 29 0,410 0,378 0,347 0,315 0,288 0,275 30 0,425 0,392 0,358 0,325 0,298 0,285 31 0,430 0,398 0,367 0,335 0,305 0,290 32 0,470 0,430 0,390 0,350 0,320 0,305 33 0,475 0,437 0,398 0,360 0,327 0,310 34 0,505 0,460 0,415 0,370 0,343 0,330 35 0,525 0,478 0,432 0,385 0,352 0,335 36 0,555 0,505 0,455 0,405 0,385 0,350 37 0,575 0,522 0,468 0,415 0,392 0,355 38 0,527 0,478 0,430 0,413 0,375 39 0,533 0,492 0,450 0,423 0,380 40 0,538 0,520 0,465 0,448 0,405 41 0,548 0,522 0,495 0,462 0,410 42 0,555 0,535 0,515 0,488 0,440 43 0,567 0,558 0,550 0,517 0,445 44 0,540 0,475 45 0,547 0,500 46 0,535 47 0,545
77
b. Data verifikasi program analisa potensi likuifaksi
Data verifikasi untuk program analisa potensi likuifaksi adalah data-data
tanah dari beberapa wilayah di Indonesia, yaitu:
1. Data Tarahan, Lampung
a. Gradasi butiran
Gambar 4.11 Grafik Gradasi Butiran Tanah di Tarahan A2-1
Gradasi butiran untuk masing-masing bore hole pada proyek Tarahan
ini selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.
78
b. Berat volume tanah
Gambar 4.12 Grafik Berat Volume Tanah di Tarahan
19
79
c. Berat volume kering
Gambar 4.13 Grafik Berat Volume Kering di Tarahan
80
d. N SPT lapangan
Gambar 4.14 Grafik N SPT dan Kedalaman SPT di Tarahan A2-1
81
Pada proyek Tarahan ini bore hole yang ditinjau sebanyak 34 buah.
Untuk selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.
2. Balikpapan, Kalimantan Timur
a. Gradasi butiran
Gambar 4.15 Grafik Gradasi Butiran Tanah di Balikpapan
82
b. N SPT lapangan
Gambar 4.16 Grafik N SPT dan Kedalaman SPT di Balikpapan
Sub Area 2
83
Pada proyek Balikpapan ini sub area yang ditinjau sebanyak 5 buah.
Untuk selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8.
4.3. HASIL PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan data-data tanah lapangan dari
beberapa wilayah di Indonesia, yaitu:
1. Tarahan, Lampung
Data tanah di Tarahan pada bore hole A2-1 sebagai berikut:
• Elevasi muka tanah asli (MTA) = 3,76 m
• Posisi muka air tanah (MAT) = dibawah MTA
• Nilai muka air tanah (MAT) dari muka tanah asli (MTA) = -1,25 m
• Berat jenis tanah = 19 kN/m3
• Berat jenis kering = 15 kN/m3
• Berat jenis air = 10 kN/m3
• Kekuatan gempa sebesar, M = 7,5
• Tarahan terletak pada wilayah 5 zona gempa Indonesia, percepatan
maksimum batuan dasar sebesar 0,25 g. Digunakan tabel 2.1, sehingga
percepatan maksimum permukaan tanah (amax) yang diperoleh adalah
0,36 g dengan jenis tanah pada wilayah tersebut adalah tanah lunak.
• Energi efektif SPT = 65 %
• Tanpa menggunakan pelapis,β = 1
• Ukuran lubang bor 150 mm, γ = 1,05
84
Tabel 4.3 Perhitungan Tegangan Geser Normal dan Tegangan Geser Siklik di Proyek Tarahan A2-1
N Kedalaman (m)
Elevasi Tanah
σv (kN/m2)
u (kN/m2)
σ'v (kN/m2) CN N1 (τo/σ'v)
τo (kN/m2) Rd τav
(kN/m2)
7 1.300 2.460 19.700 0.500 19.200 2.280 14 0.155 2.976 0.991 4.567 41 2.300 1.460 38.700 10.500 28.200 1.880 66 0.550 15.510 0.983 8.899 10 3.300 0.460 57.700 20.500 37.200 1.640 16 0.175 6.510 0.974 13.148 6 4.300 -0.540 76.700 30.500 46.200 1.470 9 0.105 4.851 0.964 17.300 2 5.300 -1.540 95.700 40.500 55.200 1.350 3 0.035 1.932 0.953 21.332 2 6.300 -2.540 114.700 50.500 64.200 1.250 3 0.035 2.247 0.940 25.224 3 7.300 -3.540 133.700 60.500 73.200 1.170 4 0.045 3.294 0.925 28.942 2 8.300 -4.540 152.700 70.500 82.200 1.100 2 0.020 1.644 0.908 32.448 3 9.300 -5.540 171.700 80.500 91.200 1.050 4 0.045 4.104 0.889 35.714 2 10.300 -6.540 190.700 90.500 100.200 1.000 2 0.020 2.004 0.867 38.711
85
Hasil perhitungan tegangan normal dan tegangan siklik semua bore hole
pada proyek Tarahan dapat dilihat selengkapnya pada lampiran 5.
Perhitungan manual tegangan normal dan tegangan siklik untuk bore hole
A2-1 pada proyek Tarahan, sebagai berikut:
Elevasi tanah, pada kedalaman 1,3 m :
Elevasi tanah (1,3) = 3,76 – 1,30 = 2,46 m
Hitung tekanan vertikal total tanah ( vσ ), pada kedalaman 1,3 m:
[ ]2
v
m/kN7,19
)25,13,1(19)25,115('
=
−×+×=σ
Hitung tekanan vertikal total tanah ( vσ ), pada kedalaman 1,3 m:
u = (10 × (elevasi MAT – elevasi tanah))
= 0,5 kN/m2
Hitung tegangan vertikal efektif tanah ( v'σ ) pada kedalaman 1,3 m :
2
vv
m/kN2,19
u'
=
−σ=σ
Hitung nilai CN (persamaan 2.12)
22v m/t92,1m/kN2,19' ==σ
28,292,1
10'
10Cv
N ==σ
=
86
Hitung nilai N1 (persamaan 2.11)
14
61,13
)60/65(705,1175,028,2
)E/E.(N....CN srN)60(1
≈
=
×××××=
γβα=
Gunakan grafik pada gambar 2.11 untuk mendapatkan nilai (τo/σ'v) dengan
kekuatan gempa, M = 7,5
Hitung nilai τo
2
VV
OO
m/kN98,2
2,19155,0
''
=
×=
σ×στ
=τ
Gunakan grafik pada gambar 2.10 untuk mendapatkan nilai faktor reduksi
(rd)
Hitung nilai τav (persamaan 2.6)
2
dmax
av
dv
max
v
av
m/kN56,4
99,07,1936,065,0
r.h.g
a65,0
r'h.
ga
65,0'
=
×××=
γ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛=τ
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛σγ
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛=
στ
87
Gambar 4.17 Grafik Analisa Potensi Likuifaksi di Proyek Tarahan A2-1
88
Tabel 4.4 Perhitungan Nilai SPT Batas Terjadinya Likuifaksi di Proyek
Tarahan A2-1
N Kedalaman (m)
Elevasi Tanah
σv (kN/m2)
σ'v (kN/m2) Rd (τo/σ'v)
(Batas) N
(Batas)
7 1.300 2.460 19.700 19.200 0.991 0.238 22 41 2.300 1.460 38.700 28.200 0.983 0.316 29 10 3.300 0.460 57.700 37.200 0.974 0.353 32 6 4.300 -0.540 76.700 46.200 0.964 0.374 34 2 5.300 -1.540 95.700 55.200 0.953 0.386 35 2 6.300 -2.540 114.700 64.200 0.940 0.393 35 3 7.300 -3.540 133.700 73.200 0.925 0.395 36 2 8.300 -4.540 152.700 82.200 0.908 0.395 36 3 9.300 -5.540 171.700 91.200 0.889 0.392 35 2 10.300 -6.540 190.700 100.200 0.867 0.386 35
Hasil perhitungan nilai SPT batas terjadinya likuifaksi semua bore hole pada
proyek Tarahan dapat dilihat selengkapnya pada lampiran 6.
Perhitungan manual nilai SPT batas terjadinya likuifaksi untuk bore hole
A2-1 pada proyek Tarahan, sebagai berikut:
Hitung nilai (τo/σ'v) pada kedalaman 1,3 m :
( ) ( )
238,0
99,02,197,1936,065,0
r'h.
ga
65,0' d
v
max
v
o
=
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛σγ
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛=
στ
Gunakan grafik pada gambar 2.11 untuk mendapatkan nilai N1, sehingga
N1 yang didapat adalah 22
89
Gambar 4. 18 Grafik Nilai N Batas Likuifaksi Terhadap Nilai N
Lapangan di Proyek Tarahan A2-1
90
Gambar 4. 19 Grafik Nilai N Batas Likuifaksi Terhadap Nilai N
Lapangan di Proyek Tarahan, Lampung
91
Untuk hasil grafik batas nilai N SPT di proyek Tarahan dapat dilihat pada
lampiran 7.
2. Balikpapan, Kalimantan Timur
Data tanah di Balikpapan pada sub area 2 sebagai berikut:
• Elevasi muka tanah asli (MTA) = 5 m
• Posisi muka air tanah (MAT) = dibawah MTA
• Nilai muka air tanah (MAT) dari muka tanah asli (MTA) = 0 m
• Berat jenis tanah = 17 kN/m3
• Berat jenis kering = 15 kN/m3
• Berat jenis air = 10 kN/m3
• Kekuatan gempa sebesar, M = 6
• Balikpapan terletak pada wilayah 2 zona gempa Indonesia, percepatan
maksimum batuan dasar sebesar 0,10 g. Digunakan tabel 2.1, sehingga
percepatan maksimum permukaan tanah (amax) yang diperoleh adalah
0,20 g dengan jenis tanah pada wilayah tersebut adalah tanah lunak.
• Energi efektif SPT = 65 %
• Tanpa menggunakan pelapis,β = 1
• Ukuran lubang bor 150 mm, γ = 1,05
92
Tabel 4.5 Perhitungan Tegangan Geser Normal dan Tegangan Geser Siklik di Proyek Balikpapan Sub Area 2
N Kedalaman (m)
Elevasi Tanah
σv (kN/m2)
u (kN/m2)
σ'v (kN/m2) CN N1 (τo/σ'v)
τo (kN/m2) Rd τav
(kN/m2)
6 4,000 1,000 68,000 40,000 28,000 1,890 11 0,165 4,620 0,967 8,548 2 4,150 0,850 70,550 41,500 29,050 1,860 4 0,060 1,743 0,965 8,854 4 4,500 0,500 76,500 45,000 31,500 1,780 7 0,105 3,307 0,962 9,564
10 4,550 0,450 77,350 45,500 31,850 1,770 17 0,245 7,803 0,961 9,665 19 5,500 -0,500 93,500 55,000 38,500 1,610 33 0,475 18,287 0,950 11,550 20 5,600 -0,600 95,200 56,000 39,200 1,600 35 0,525 20,580 0,949 11,745 4 6,000 -1,000 102,000 60,000 42,000 1,540 7 0,105 4,410 0,944 12,515
18 6,600 -1,600 112,200 66,000 46,200 1,470 29 0,410 18,942 0,936 13,647 8 6,750 -1,750 114,750 67,500 47,250 1,450 13 0,190 8,977 0,933 13,924 8 6,900 -1,900 117,300 69,000 48,300 1,440 12 0,175 8,452 0,931 14,200
10 7,450 -2,450 126,650 74,500 52,150 1,380 15 0,225 11,734 0,923 15,192 13 7,500 -2,500 127,500 75,000 52,500 1,380 19 0,275 14,438 0,922 15,280 12 7,550 -2,550 128,350 75,500 52,850 1,380 18 0,265 14,005 0,921 15,367 8 8,000 -3,000 136,000 80,000 56,000 1,340 12 0,175 9,800 0,913 16,149 3 8,550 -3,550 145,350 85,500 59,850 1,290 4 0,060 3,591 0,903 17,072
45 8,650 -3,650 147,050 86,500 60,550 1,290 63 0,575 34,816 0,902 17,235 3 8,750 -3,750 148,750 87,500 61,250 1,280 4 0,060 3,675 0,900 17,398 7 9,000 -4,000 153,000 90,000 63,000 1,260 10 0,155 9,765 0,895 17,800 4 9,400 -4,400 159,800 94,000 65,800 1,230 6 0,095 6,251 0,887 18,422
24 9,490 -4,490 161,330 94,900 66,430 1,230 34 0,505 33,547 0,885 18,561 7 10,700 -5,700 181,900 107,000 74,900 1,160 9 0,130 9,737 0,858 20,301
16 11,250 -6,250 191,250 112,500 78,750 1,130 21 0,300 23,625 0,846 21,029 45 11,300 -6,300 192,100 113,000 79,100 1,120 57 0,575 45,482 0,845 21,092
93
N Kedalaman (m)
Elevasi Tanah
σv (kN/m2)
u (kN/m2)
σ'v (kN/m2) CN N1 (τo/σ'v)
τo (kN/m2) Rd τav
(kN/m2)
5 11,500 -6,500 195,500 115,000 80,500 1,110 6 0,095 7,647 0,840 21,346 19 11,700 -6,700 198,900 117,000 81,900 1,100 24 0,340 27,846 0,835 21,596 12 11,800 -6,800 200,600 118,000 82,600 1,100 15 0,225 18,585 0,833 21,718 3 12,500 -7,500 212,500 125,000 87,500 1,070 4 0,060 5,250 0,816 22,539
13 13,100 -8,100 222,700 131,000 91,700 1,040 15 0,225 20,633 0,801 23,196 6 13,400 -8,400 227,800 134,000 93,800 1,030 7 0,105 9,849 0,794 23,505 6 13,550 -8,550 230,350 135,500 94,850 1,030 7 0,105 9,959 0,790 23,657 4 13,800 -8,800 234,600 138,000 96,600 1,020 5 0,075 7,245 0,784 23,901
16 14,750 -9,750 250,750 147,500 103,250 0,980 18 0,265 27,361 0,759 24,742 39 15,000 -10,000 255,000 150,000 105,000 0,980 43 0,575 60,375 0,752 24,939 20 15,100 -10,100 256,700 151,000 105,700 0,970 22 0,315 33,296 0,750 25,015 10 15,500 -10,500 263,500 155,000 108,500 0,960 11 0,165 17,903 0,739 25,301 36 16,000 -11,000 272,000 160,000 112,000 0,940 38 0,575 64,400 0,724 25,604 4 16,500 -11,500 280,500 165,000 115,500 0,930 4 0,060 6,930 0,709 25,846
24 17,550 -12,550 298,350 175,500 122,850 0,900 25 0,350 42,997 0,673 26,099 35 18,000 -13,000 306,000 180,000 126,000 0,890 35 0,525 66,150 0,656 26,084 15 18,500 -13,500 314,500 185,000 129,500 0,880 15 0,225 29,137 0,636 25,991 48 20,500 -15,500 348,500 205,000 143,500 0,830 45 0,575 82,512 0,571 25,856 11 22,500 -17,500 382,500 225,000 157,500 0,800 10 0,155 24,413 0,536 26,658 28 26,000 -21,000 442,000 260,000 182,000 0,740 24 0,340 61,880 0,502 28,822
94
Hasil perhitungan tegangan normal dan tegangan siklik semua sub area pada
proyek Balikpapan dapat dilihat selengkapnya pada lampiran 9.
Perhitungan manual tegangan normal dan tegangan siklik untuk sub area 2
pada proyek Balikpapan, sebagai berikut:
Elevasi tanah, pada kedalaman 4 m :
Elevasi tanah (4) = 5 – 4 = 1 m
Hitung tekanan vertikal total tanah ( vσ ), pada kedalaman 4 m:
2v m/kN68)417(' =×=σ
Hitung tekanan vertikal total tanah ( vσ ), pada kedalaman 4 m:
u = (10 × (elevasi MAT – elevasi tanah))
= 40 kN/m2
Hitung tegangan vertikal efektif tanah ( v'σ ) pada kedalaman 4 m :
2
vv
m/kN28
u'
=
−σ=σ
Hitung nilai CN (persamaan 2.12)
22v m/t8,2m/kN28' ==σ
89,18,2
10'
10Cv
N ==σ
=
95
Hitung nilai N1 (persamaan 2.11)
10
67,9
)60/65(605,1175,089,1
)E/E.(N....CN srN)60(1
≈
=
×××××=
γβα=
Gunakan grafik pada gambar 2.11 untuk mendapatkan nilai (τo/σ'v) dengan
kekuatan gempa, M = 6
Hitung nilai τo
2
VV
OO
m/kN34,4
28155,0
''
=
×=
σ×στ
=τ
Gunakan grafik pada gambar 2.10 untuk mendapatkan nilai faktor reduksi
(rd)
Hitung nilai τav (persamaan 2.6)
2
dmax
av
dv
max
v
av
m/kN75,8
99,06820,065,0
r.h.g
a65,0
r'h.
ga65,0
'
=
×××=
γ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛=τ
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛σγ
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛=
στ
96
Gambar 4.20 Grafik Analisa Potensi Likuifaksi di Proyek Balikpapan Sub
Area 2
97
Tabel 4.6 Perhitungan Nilai SPT Batas Terjadinya Likuifaksi di Proyek
Balikpapan Sub Area 2
N Kedalaman (m)
Elevasi Tanah
σv (kN/m2)
σ'v (kN/m2) Rd (τo/σ'v)
(Batas) N
(Batas)
6 4,000 1,000 68,000 28,000 0,967 0,305 21 2 4,150 0,850 70,550 29,050 0,965 0,305 21 4 4,500 0,500 76,500 31,500 0,962 0,304 21
10 4,550 0,450 77,350 31,850 0,961 0,303 21 19 5,500 -0,500 93,500 38,500 0,950 0,300 21 20 5,600 -0,600 95,200 39,200 0,949 0,300 21 4 6,000 -1,000 102,000 42,000 0,944 0,298 21
18 6,600 -1,600 112,200 46,200 0,936 0,295 21 8 6,750 -1,750 114,750 47,250 0,933 0,295 21 8 6,900 -1,900 117,300 48,300 0,931 0,294 21
10 7,450 -2,450 126,650 52,150 0,923 0,291 21 13 7,500 -2,500 127,500 52,500 0,922 0,291 21 12 7,550 -2,550 128,350 52,850 0,921 0,291 21 8 8,000 -3,000 136,000 56,000 0,913 0,288 20 3 8,550 -3,550 145,350 59,850 0,903 0,285 20
45 8,650 -3,650 147,050 60,550 0,902 0,285 20 3 8,750 -3,750 148,750 61,250 0,900 0,284 20 7 9,000 -4,000 153,000 63,000 0,895 0,283 20 4 9,400 -4,400 159,800 65,800 0,887 0,280 20
24 9,490 -4,490 161,330 66,430 0,885 0,279 20 7 10,700 -5,700 181,900 74,900 0,858 0,271 19
16 11,250 -6,250 191,250 78,750 0,846 0,267 18 45 11,300 -6,300 192,100 79,100 0,845 0,267 18 5 11,500 -6,500 195,500 80,500 0,840 0,265 18
19 11,700 -6,700 198,900 81,900 0,835 0,264 18 12 11,800 -6,800 200,600 82,600 0,833 0,263 18 18 12,000 -7,000 204,000 84,000 0,828 0,261 18 3 12,500 -7,500 212,500 87,500 0,816 0,258 18
13 13,100 -8,100 222,700 91,700 0,801 0,253 17 6 13,400 -8,400 227,800 93,800 0,794 0,251 17 6 13,550 -8,550 230,350 94,850 0,790 0,249 17 4 13,800 -8,800 234,600 96,600 0,784 0,247 17
16 14,750 -9,750 250,750 103,250 0,759 0,240 16 39 15,000 -10,000 255,000 105,000 0,752 0,238 16 20 15,100 -10,100 256,700 105,700 0,750 0,237 16 10 15,500 -10,500 263,500 108,500 0,739 0,233 16
98
N Kedalaman (m)
Elevasi Tanah
σv (kN/m2)
σ'v (kN/m2) Rd (τo/σ'v)
(Batas) N
(Batas)
36 16,000 -11,000 272,000 112,000 0,724 0,229 15 4 16,500 -11,500 280,500 115,500 0,709 0,224 15
24 17,550 -12,550 298,350 122,850 0,673 0,212 14 35 18,000 -13,000 306,000 126,000 0,656 0,207 14 15 18,500 -13,500 314,500 129,500 0,636 0,201 14 48 20,500 -15,500 348,500 143,500 0,571 0,180 12 11 22,500 -17,500 382,500 157,500 0,536 0,169 11 28 26,000 -21,000 442,000 182,000 0,502 0,158 10
Hasil perhitungan nilai SPT batas terjadinya likuifaksi untuk semua sub area
pada proyek Balikpapan dapat dilihat selengkapnya pada lampiran 10.
Perhitungan manual nilai SPT batas terjadinya likuifaksi untuk sub area 2
pada proyek Balikpapan, sebagai berikut:
Hitung nilai (τo/σ'v) pada kedalaman 4 m :
( ) ( )
305
97,0286820,065,0
r'h.
ga
65,0' d
v
max
v
o
=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛σγ
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛=
στ
Gunakan grafik pada gambar 2.11 Untuk mendapatkan nilai N1, sehingga
N1 yang didapat adalah 21
99
Gambar 4.21 Grafik Nilai N1 Batas Terhadap Nilai N1 Lapangan di
Proyek Balikpapan Sub Area 2
100
Gambar 4.22 Grafik Nilai N1 Batas Terhadap Nilai N1 Lapangan di
Proyek Balikpapan, Kalimantan Timur
101
Untuk Hasil grafik batas nilai N SPT pada proyek Balikpapan dapat dilihat
pada lampiran 11.
4.4. PEMBAHASAN HASIL
Berdasarkan penghitungan dari data yang diperoleh, proyek Tarahan dapat
berpotensi mengalami likuifaksi karena nilai tegangan normal dan nilai
N lapangan lebih kecil dibandingkan dengan nilai tegangan siklik dan nilai
N batas terjadinya likuifaksi, sedangkan proyek Balikpapan berpotensi kecil
mengalami likuifaksi karena sebagian besar nilai tegangan normal dan nilai N
lapangan lebih besar dibandingkan nilai tegangan siklik dan nilai N batas
terjadinya likuifaksi pada proyek tersebut.
top related