0hgld) du pdvlfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/media-nopember-2016/7.pdfpada bulan april dan no...
Post on 02-Nov-2019
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MediaFarmasi
Poltekkes Kemenkes MakassarJurusan Farmasi
ISSN : 0216-2083
Vol. XII. No. 2, November 2016
Diterbitkan Oleh:
ii
MEDIA FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
Penasehat : Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar
Penanggung Jawab : Ketua Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Makassar
Dewan Redaksi
Ketua : Drs. Jumain, M.Kes, Apt
Anggota : Muhammad Saud, SH, S.Farm, M.Kes
Drs. H. Tahir Ahmad, M.Kes, Apt
Drs. H. Ismail Ibrahim, M.Kes, Apt
Drs. Rusli, Sp.FRS, Apt
Mitra Bestari : DR. Suharjono, MS, Apt (Fak. Farmasi Univ. Airlangga)
DR. Hj. Nurisyah, M.Si, Apt (Poltekkes Makassar)
DR. Sesilia Rante Pakadang, M.Si, Apt (Poltekkes Makassar)
DR. H. Asyhari Asyikin, S.Farm, M.Kes (Poltekkes Makassar)
Redaksi Pelaksana
Ketua : Santi Sinala, S.Si, M.Si, Apt
Wakil Ketua : Raimundus Chaliks, S.Si, M.Sc, Apt
Sekretaris : Rusdiaman, S.Si, M.Kes, Apt
Anggota : Tajuddin Abdullah, ST, M.Kes
Dra. Hiany Salim, M.MKes, Apt
Djuniasti Karim, S.Si, M.Si, Apt
H. Sultan, S.Farm, M.MKes
Humas : Mispari, SH, S.Farm, M.Kes
Arisanty, S.Si, M.Si, Apt
Ratnasari Dewi, S.Si, M.Kes
Ida Adhayanti, S.Si, M.Sc, Apt
Sirkulasi : St. Ratnah, S.Si, M.Kes
Hendra Stevani, S.Si, M.Kes, Apt
Alfrida Monica S, S.Si, M.Kes
Dwi Rachmawaty Daswi, S.Farm, M.Kes
Alamat Redaksi : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar
Jl. Baji Gau No.10 Makassar
Telp. 0411-854021, 830883 Fax. 0411-830883
e-mail : mediafarmasibajigau@yahoo.co.id
website : http//www.farmasi.poltekkes-mks.ac.id
Kode pos 90134
ISSN No. 0216-2083
iii
EDITORIAL
Pembaca yang budiman, ucapan syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat dan anugerahNya sehingga penerbitan Vol. XII No.2,
November 2016 MEDIA FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR dapat
terlaksana dan telah mendapat legalitas sebagai media resmi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) dengan nomor penerbitan ISSN No. 0216-2083.
Media Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar merupakan suatu wadah dalam
menampung aspirasi ilmiah sehingga dapat menggugah motivasi dan inovasi dari dosen di
lingkup Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar serta artikel dari simpatisan untuk
melakukan kajian ilmiah.
Media Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar diterbitkan 2 kali dalam setahun yaitu
pada bulan April dan November. Sebagai majalah ilmiah, Media Farmasi mengembangkan
misi dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan khususnya di bidang
farmasi
Akhirnya redaksi sangat berharap bahwa semua artikel yang disajikan dalam edisi ini
dapat memberi apresiasi keilmuan di bidang kesehatan bagi kita semua. Oleh karena itu
kritikan dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan edisi-edisi selanjutnya.
Selamat membaca
Makassar , November 2016
Redaksi
iv
Studi Interaksi Obat Hipertensi pada Pasien Usia Lanjut Rawat Jalan di
RSUD Labuang Baji Makassar
H. Asyhari Asyikin ............................................................................ 1
Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Jamblang (Eugenia cumini Merr.) terhadap
Pertumbuhan Streptococcs pyogenes dan Escherichia coli
Darwis, Sesilia R.Pakadang, Suherman B ............................................. 10
Pola Penggunaan Antibiotik pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu
Dan Anak Pertiwi (RSKDIA) Makassar
Rusli, Raimundus Chaliks, Nurul Putri Sakinah ...................................... 19
Perbandingan Daya Hambat Beberapa Sediaan Obat Kumur Terhadap
Pertumbuhan Mikroba dalam Rongga Mulut
Hiany Salim .................................................................................... 25
Uji Efek Rebusan Daun Ubi Jalar (Ipomea batatas L) sebagai Antidiare
Pada Mencit (Mus musculus)
H. Sultan, Alwardhatullatifah .............................................................. 31
Uji Efektivitas Antibakteri Sediaan Obat Kumur Ekstrak Daun Lenglengan
(Leucas lavandulifolia Smith) terhadap Streptococcus mutans
Jumain, Asmawati, Iin Idayati ............................................................. 36
Pengaruh Ektrak Daun Miana (Coleus scutellarioides (L) Benth)
Terhadap Peningkatan Berat Badan, Kwalitas Leukosit Dan Eritrosit Pada
Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Dwi Rachmawaty Daswi, Sesilia R. Pakadang, Hiany Salim ..................... 43
Penentuan Total Polifenol Dan Total Flavonoid Serta Uji Aktivitas Daya
Hambat Ekstrak Etanol Propolis Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes
Santi Sinala .................................................................................... 50
Evaluasi Terapi Sulih Antibiotik Pasien Pneumonia Komunitas Rawat Inap
DAFTAR ISI
v
Di RSUP Dr. Wahidin Sudiro Husodo Makassar
Estherina Allo Pajung ........................................................................ 56
Uji Cemaran Escherichia coli Pada Beberapa Makanan Yang dijual Oleh
Penjual Makanan di Sekitar Kampus Farmasi Poltekkes Kemenkes RI Makassar
St. Ratnah ...................................................................................... 66
Uji Kestabilan Fisik Sediaan Krim Perasan Buah Mentimun (Cucumis sativus L. )
Dwi Rachmawaty Daswi .................................................................... 72
Formulasi Masker Krim Wajah Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana L.)
Rusmin .......................................................................................... 77
Analisis Logam Timbal (Pb) Pada Kopi Robusta Bubuk Yang Beredar Di
Kabupaten Toraja Utara secara Spektrofotometri Serapan Atom
Hj. Nurisyah .................................................................................... 85
Aktivitas Ekstrak Etanol Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L)
Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dan Propionibacterium acnes
Alfrida Monica Salasa ....................................................................... 91
Uji Efek Hemostatik Perasan Daun Andong Merah (Cordyline fruticosa L.)
terhadap Mencit (Mus musculus)
Agust Dwi Djajanti, Arief Azis, Akbar .................................................... 96
Formulasi Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Buah Sawo Manila (Achras zapota L)
Asal Maros
Arisanty, Muhammad Saud, Amelia Karmila .......................................... 100
Pembuatan Dan Uji Daya Desinfeksi Ekoenzim Hasil Pengolahan Sampah
Dapur Organik
Ida Adhayanti .................................................................................. 108
Identifikasi Kelengkapan Resep Narkotika Di Apotek Rawat Inap
RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa
Ratnasari Dewi ................................................................................ 115
vi
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L)
Menggunakan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil)
Syarifuddin KA, Yusriyani .................................................................. 121
Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Penggunaan Antibiotik Secara Swamedikasi
Pada Masyarakat Di Desa Mangeloreng Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros
Raimundus Chaliks, Rusli, Syamsinar .................................................. 128
Pengaruh Kombinasi Perasan Buah Pare (Momordica charantia L.) Dan Buah
Labu Siam (Sechium edule) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit
Jantan (Mus musculus)
Sisilia Teresia Rosmala Dewi ............................................................. 133
Uji Daya Hambat Perasan Daun Pandan Wangi (Pandanus amrylliolius Roxb)
Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
Hendra Stevani, Irmawati, Adriani Kadir. ............................................... 141
MEDIA FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN
7
MAKASSAR
Sekretariat : Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Farmasi Jl. Baji Gau No. 10 Makassar Telp. (0411) 854021 Fax (0411) 830883
Media Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar menerima tulisan hasil penelitian, survey, kajian pustaka yang erat kaitannya dengan bidang kesehatan. Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar terbit setiap dua kali setahun. Naskah dikirim ke alamat sekretariat redaksi.
PEDOMAN PENULISAN
1. Naskah ditulis dengan program pengolah kata
Microsoft Word, dengan jenis huruf Times New Roman , 10 pt, satu spasi. Untuk rumus struktur kimia dapat digunakan program chemdraw ultra. Untuk foto dan gambar dapat digunakan format jpg/jpeg dan untuk grafik dapat digunakan excel.
2. Naskah dikirim dalam bentuk file CD, disket atau e-mail dan satu exsampler hasil cetakan pada kertas putih ukuran kwarto (21,59 X 27,94 cm), dengan margin 2 cm kanan, 2.5 cm bawah, 3 cm atas, dan 4 cm kiri.
3. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia disusun dengan urutan sebagai berikut : a. JUDUL ditulis dengan huruf kapital ( maksimum
12 kata) b. Nama penulis tanpa gelar, nama depan ditulis
dengan huruf kecil semua kecuali huruf pertama ditulis sedangkan nama akhir huruf besar, ditulis dengan huruf besar semua, ditulis di bawah judul, beserta nama lengkap instansi penulis. Jika para penulis berasal dari instansi yang berbeda, maka gunakan tanda *),**),***) dan seterusnya di belakang nama masing-masing penulis. Kontak person penulis yang menjadi alamat korespondensi dan alamat instansi harus tercantum dengan lengkap beserta alamat e-mail (jika ada).
c. ABSTRAK dalam bahasa Indonesia atau dan
bahasa Iggris, maksimal 200 kata. d. Key words; 1 – 4 kata e. PENDAHULUAN, Berisi latar belakang, tinjauan
pustaka/ teori yang mendasari penelitian, masalah, tempat, metode, tujuan dan manfaat penelitian.
f. METODE DAN BAHAN
Disain penelitian instrumen dan metodologi yang digunakan bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian.
g. HASIL DAN PEMBAHASAN h. UCAPAN TERIMA KASIH
Kepada pihak-pihak yang berperan dalam penelitian tetapi tidak masuk sebagai penulis
i. DAFTAR PUSTAKA
(Lihat cara penulisan daftar pustaka) 4. Tabel dan keterangan tabel ditulis di bagian atas
tabel dengan nomor urut angka arab. 5. Gambar termasuk grafik serta keterangan ditulis di
bagian bawah dengan nomor urut angka arab. 6. Pustaka dalam naskah ditunjukkan dengan nama
akhir penulis diikuti tahun. Bila pustaka lebih dari satu penulis ditulis nama akhir penulis utama diikuti dengan et. al., (dkk.,), tahun. Contoh sebagai berikut : Chi-Hua Sun, Hui-Po Wang, 1998, Methods in
Preparation of Diphennylglycine-Containing Cefotaxime Double Esters, J. Food and Drug Analysis, School of
Pharmacy, National Taiwan University, Taiwan, 447 -484
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979,
Materia Medika Indonesia, Jilid III,
Jakarta, 6 – 8 ............. 1992, Farmakope Indonesia , Edisi IV,
Direktoral Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta, 23 -29
Gennaro, A.R, 2000, Remington : The Science
and Practice of Pharmacy, 20th edition,
Mack Publishing Co, Easton, Pensylvania, U.S.A, 986 – 994.
Katzung, B.G., 1989, Farmakologi Dasar dan
Klinik, edisi ketiga, Ahli bahasa Binawati
Kotualubun dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 47 – 484.
Morey,S.S, 2000, Guidelines on Migraine: Part 3.
Recommendations for Individual Drug,- http://www.aafp.org/clinical/migraine
Tjay H.T, Rahardja, K, 2002, Obat-obat Penting,
Khasiat Penggunaan dan Efek-efak Sampingnya, Edisi Kelima, Elex Media
Komputindo, Jakarta, 231 -244.
Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 43
PENGARUH EKTRAK DAUN MIANA (Coleus scutellarioides (L) Benth)
TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN, KWALITAS LEUKOSIT DAN
ERITROSIT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
Dwi Rachmawaty Daswi*), Sesilia Rante Pakadang*), Hiany Salim*)
*) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar
ABSTRAK
Penelitian bertujuan menentukan pengaruh ekstrak daun miana (Coleus scutellarioides (L) Benth)
terhadap kwalitas sel darah putih dan sel darah merah serta peningkatan berat badan. Sampel tikus
putih Wistar jantan dibagi 2 kelompok. Kelompok 1: hewan control yang diberikan placebo dan
kelompok 2 hewan yang diberi perlakuan EDM. Parameter yang diuji dalam penelitian ini adalah
kwalitas sel darah tikus setelah perlakuan selama 2 bulan dan berat badan tikus yang ditimbang
secara rutin setiap minggu selama 8 minggu. Pengujian meliputi WBC, neutrofil, limfosit,
monosit, eosinophil, basophil, hemoglobin, MCV (volume sel darah merah), RDW dan PLT.
Hasil penelitian membandingkan kelompok control dan kelompok perlakuan secara statistic
menunjukkan EDM berpengaruh signifikan dalam meningkatkan jumlah sel darah putih (WBC),
jumlah basophil dan volume sel darah merah (MCV).
Kesimpulan EDM berpotensi meningkatkan jumlah sel darah putih dan volume sel darah merah
tikus putih dan meningkatkan berat badan tikus.
Kata kunci: ekstrak daun miana, sel darah merah, sel darah putih, berat badan tikus putih
PENDAHULUAN
Tanaman yang dapat digunakan
sebagai obat memiliki fungsi pengobatan
dan pencegahan berbagai jenis penyakit.
Pencegahan ini dilakukan terutama di
negara-negara berkembang, di mana
merebak penyakit menular yang endemik
dan pelayanan kesehatan serta fasilitas
kesehatan tidak memadai (Alshawsh et al.,
2012).
Penggunaan tanaman sebagai
pengobatan alternatif disebabkan oleh
kemampuan tanaman alami (herbal) untuk
meningkatkan respon dan kekebalan tubuh
terhadap penyakit. Pengobatan alternatif
yang selanjutnya disebut CAM
(complementary and alternative medicine)
mampu meningkatkan sistem kekebalan
tubuh dengan berbagai tahapan, yaitu
mempengaruhi pembentukan antibodi dan
kompleks imun, mengubah keseimbangan
inflamasi dan anti-inflamasi, serta mengatur
respon patogen (Venkatesha et al., 2011).
Beberapa waktu terakhir sejumlah
besar obat yang diekstraksi dari tanaman
telah dilanjutkan dengan uji klinis yang
tepat. Sistem kekebalan tubuh dirancang
untuk menyerang patogen dan
menghilangkan penyakit. Terdapat dua
macam respon imun yang terjadi di tubuh
manusia, yaitu innate immune response dan
adaptive immune response. Innate immune
response merupakan sistem imun pertama
yang bekerja untuk mekanisme pertahanan
terhadap komponen fisik dan biokimia.
Adaptive immune response terdiri dari
humoral immunity dan cellular immunity.
Humoral immunity berfungsi untuk
memproduksi antibodi dan membunuh
organisme ekstraseluler, sedangkan cellular
immunity berfungsi sebagai sitotoksisitas
atau tindakan destruktif terhadap sel target
(Kumar dkk., 2011; Kzozakiewicz et al.,
2013).
Sel darah putih, leukosit (white
blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang
membentuk komponen darah. Sel darah
putih ini berfungsi untuk membantu tubuh
melawan berbagai penyakit infeksi sebagai
bagian dari sistem kekebalan tubuh. Dalam
keadaan normal darah manusia mengandung
4×109 - 11×109 sel darah putih/liter darah
setara 7000-25000 sel per tetes. Dalam
keadaan infeksi jumlah ini bertambah untuk
fungsi imunitas seperti kasus leukemia,
jumlahnya dapat meningkat hingga 50000
sel per tetes. Di dalam tubuh, leukosit
bekerja secara independen seperti organisme
sel tunggal. Leukosit mampu bergerak
secara bebas dan berinteraksi dan
Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 44
menangkap serpihan seluler, partikel asing,
atau mikroorganisme penyusup. Leukosit
meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil,
basofil, dan fagosit termasuk makrofag,
neutrofil, dan sel dendritic (Judarwanto,
2012).
Sel darah merah juga berperan
dalam system imunitas tubuh dengan
mekanisme berikut; ketika tubuh terinfeksi
pathogen maka sel darah merah akan
mengalami proses lisis, sehingga
hemoglobin di dalam sel darah merah akan
melepaskan radikal bebas yang akan
menghancurkan dinding dan membrane sel
pathogen serta membunuhnya. Umur sel
darah di darah adalh 120 hari sebelum lisis
(Kesava, 2007).
Salah satu tanaman yang telah
digunakan oleh masyarakat sebagai bahan
pencegahan dan pengobatan penyakit,
khususya pada suku Toraja di Kabupaten
Tana Toraja Sulawesi Selatan. Selain telah
digunakan secara empiris, daun miana juga
telah banyak diteliti sebagai pencegahan dan
pengobatan penyakit.
Pakadang, SR. (2015) menyatakan
bahwa ekstrak etanol daun miana (Coleus
scutellarioides (L.) Benth.), telah terbukti
sebagai bahan imunomodulator terhadap
tikus model yang sehat dan yang terinfeksi
tuberkulosis dengan mekanisme peningkatan
proliferasi imfosit T, peningkatan sel T,
peningkatan IFN-γ dan TNF-α serta
menurunkan jumlah koloni Mycobacterium
tuberculosis untuk tikus yang terinfeksi
tuberkulosis. Daun miana telah terbukti
secara empirik dan didukung oleh data in
vitro, namun pengujian pre klinik harus
dilakukan untuk pembuktian ilmiah
selanjutnnya. Data penunjang daun miana
sebagai imunomodulator harus dikaji
sebagai penunjang daya tahan tubuh; seperti
fungsi peningkatan berat badan (penunjang
nafsu makan), kualitas sel darah merah dan
sel darah putih.
Berdasarkan hal tersebut maka
akan dilakukan penelitian tentang potensi
daun miana untuk meningkatkan imunitas
tubuh secara in vivo pada hewan uji tikus
putih. Ekstrak daun miana akan dibuat
dalam bentuk formula suspensi untuk
memudahkan pemberian pada hewan uji.
Berdasarkan latar belakang maka
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ekstrak daun miana dapat
meningkatkan kwalitas leukosit dan
eritrosit?
2. Apakah ekstrak daun miana dapat
menunjang nafsu makan?
Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuktikan potensi ekstrak daun miana
sebagai imunostimulan dengan parameter
kwalitas sel darah putih (leukosit) dan sel
darah merah (eritrosit) dan membuktikan
potensi ekstrak daun miana sebagai
penunjang nafsu makan dengan parameter
berat badan
METODE DAN BAHAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian True experiment.
Penelitian dilakukan di Jurusan Farmasi
Poltekkes Makassar, Laboratorium
Kesehatan Makassar. Waktu penelitian
tahun 2016.
Unit Eksperimen dan besar sampel
Unit eksperimen adalah tikus putih
(Rattus norvegicus). Jumlah replikasi hewan
uji perkelompok ditentukan berdasarkan
rumus (Lemeshow, 1997).
keterangan ;
Z (1—α/2) = nilai distribusi normal baku dari
tabel Z pada alfa tertentu (α =
0,05)
Z (1—β) = nilai distribusi normal baku dari
tabel Z pada alfa tertentu (β =
0,10)
d = nilai selisih rerata antara
kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol = 6.3
= simpangan baku = 3,1
r = replikasi
f = faktor koreksi 10%
Maka diperoleh replikasi sampel adalah 6
ekor setiap kelompok .
Kriteria hewan uji yang digunakan adalah
jantan, sehat, berumur 2-3 bulan, berat
badan 150-200 g.
Jumlah kelompok dalam penelitian ini
adalah 2 kelompok (kelompok control dan
kelompok perlakuan).
22 (Z1-/2 + Z1- )2
r -------------------------
d2
Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 45
Prosedur Penyiapan Ekstrak Simplisia daun miana dimaserasi
dengan pelarut etanol 70%v/v secara
berulang hingga diperoleh ekstrak cair
kemudian diuapkan menggunakan alat
rotary evaporator dan selanjutnya diproses
menjadi ekstrak kering. Hasil yang diperoleh
adalah EDM yang mengandung zat aktif
(Kemenkes Pedoman Teknologi Formulasi
Sediaan Berbasis Ekstrak, 2013).
Prosedur Perlakuan
Tikus putih sejumlah 12 ekor
dibagi 2 kelompok yaitu kelompok
perlakuan dan kelompok control. Kelompok
perlakuan diberikan ekstrak daun miana
secara rutin selama 8 minggu sedangkan
kelompok control diberikan placebo
(natrium CMC 1%). Setelah perlakuan
diambil sampel darah untuk diuji di
laboratorium.
Selama perlakuan berat badan tikus
ditimbang secara rutin setiap minggu (8
minggu), untuk memantau kenaikan berat
badan tikus.
Pengumpulan dan Analisis Data
Data hasil pengujian sel darah putih
dengan parameter jumlah sel darah putih,
neutrofil, limfosit, monosit, eosinophil,
basophil. Hasil pengujian sel darah merah
dengan parameter jumlah sel darah merah,
hemoglobin, MCV, RDW, PLT. Data
diperoleh dari hasil pengujian laboratorium
ditabulasi. Analisis data menggunakan uji
statistic uji t (indenpendent sample t test),
untuk menentukan perbedaan pengaruh
ekstrak daun miana dan kontrol.
Data kenaikan berat badan
ditabulasi dan dibuat grafik untuk
menganalisis pengaruh pemberian ekstrak
daun miana terhadap peningkatan nafsu
makan tikus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Tabel 1. Hasil pengujian sampel darah tikus setelah perlakuan
Penguji
an
WBC
NEUTR
OFIL
LIMF
OSIT
MONO
SIT
EOSI
NOFI
L
BASO
FIL
HGB MCV RDW PLT
Satuan 10e3/
µL
% % % % % g/dL fL % 10e3/µ
L
Nilai
standar
5 - 13 9 -34 65 - 84 0 - 5 0 - 6 15 -
16
150 -
460
Sampel
A1 8.73 22.8 72.2 0.878 2.73 1.4 13.2 51.8 10.8 905
A2 8.85 18.5 75.8 0.296 4.35 1.05 14.5 53.2 11 974
A3 9.03 25.3 67.1 0.33 6.7 0.607 14.6 52.2 11.3 1041
A4 8.17 25.4 71.7 0.446 1.54 0.834 12.9 49.7 10.7 1023
A5 9.04 25.4 67.8 1.12 4.56 1.08 14.2 50 11.3 914
A6 9.07 16.4 77.9 0.675 4.41 0.636 14.4 50.7 12.7 956
Rata A 8.815 22.3 72.083 0.624 4.048 0.935 13.97 51.27 11.3 968.83
B1 10.1 16.6 80.1 0.39 2.42 1.15 14.2 53.5 11.2 847
B2 9.25 24.4 70.6 0.317 2.98 1.69 14.2 56 11.2 1040
B3 9.33 18.2 75.5 0.292 4.56 1.45 13.6 54.6 11.1 905
B4 10.5 17.2 78.9 0.469 1.96 1.44 14.5 52.8 10.3 978
B5 10.6 19.6 74.8 0.428 3.63 1.56 13.4 53.7 10.9 760
B6 10.9 12.5 82.7 0.197 2.61 1.99 14.6 51.5 10.7 984
Rata B 10.11 18.08 77.1 0.348 3.026 1.546 14.08 53.68 10.9 919
Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 46
Tabel 2. Hasil analisis data pengujian sampel sel darah putih dari tikus setelah perlakuan
Parameter uji Kelompok kontrol Kelompok
perlakuan
sig p
WBC 8.815 10.11 0.002 0.05
NEUTROFIL 22.3 18.08 0.092 0.05
LIMFOSIT 72.083 77.1 0.071 0.05
MONOSIT 0.624 0.348 0.078 0.05
EUSINOFIL 4.048 3.026 0.239 0.05
BASOFIL 0.935 1.546 0.005 0.05
HGB 13.97 14.08 0.751 0.05
MCV 51.27 53.68 0.016 0.05
RDW 11.3 10.9 0.254 0.05
PLT 968.83 919 0.321 0.05
Tabel 3. Prosentase kenaikan berat badan tikus
BB post perlakuan – BB pra perlakuan x 100%
BB pra perlakuan
klp replikasi BB pra
perlakuan
(gram)
BB post
perlakuan
(gram)
Kenaikan BB
(gram)
Prosentase
kenaikan BB
(%)
Rerata
kenaikan BB
per minggu
kontrol 1 160 202 42 26.25 4.375
2 168 200 32 19.05 3.175
3 155 206 51 32.90 5.483
4 164 225 61 37.19 6.198
5 180 213 33 18.33 3.055
6 172 241 69 40.12 6.686
Rerata
Prosentase
kenaikan
173.84/6
=28.97
28.972/6 =
4.829
perlakuan 1 175 270 95 54.29 9.048
2 175 240 65 37.14 6.19
3 160 236 76 47.50 7.916
4 148 208 60 40.54 6.757
5 168 238 70 41.66 6.943
6 150 249 99 66.00 11
Rerata
Prosentase
kenaikan
287.13/6 =
47.855
47.854/6 =
7.976
Tabel 4. Hasil analisis data pengujian kenaikan berat badan tikus setelah perlakuan
Parameter uji Kelompok kontrol Kelompok
perlakuan
sig p
Kenaikan berat
badan tikus
28.9733 47.8555 0.009 0.05
Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 47
Pembahasan
Pengujian potensi ekstrak daun
miana dilakukan pada hewan uji tikus putih.
Alasan menggunakan hewan uji tikus putih
karena pengujian ini membutuhkan volume
darah yang cukup banyak kurang lebih 3-5
ml, hal ini dapat diakomodasi oleh hewan uji
tikus dengan volume darah total 64ml/kg BB
atau 12,5 ml/ 200 g BB tikus (Malole, 2009).
Pengujian dilakukan post perlakuan karena
pengujian ini menggunakan kelompok
control sehingga dapat dibandingkan
perbedaan hasil pengujiannya. Pengujian pra
perlakuan sangat rawan untuk dilakukan
karena dapat menyebabkan kematian hewan
uji akibat pengambilan volume darah yang
cukup besar yakni 25-40% volume darah
total tubuh tikus.
Hasil pengujian terhadap kwalitas
sel darah putih ditentukan dengan pengujian
masing-masing parameter sel darah dan
dibandingkan dengan kelompok control.
Parameter yang diperiksa adalah sel-sel
darah putih seperti; WBC, neutrofil,
limfosit, monosit, eosinophil, basophil.
Parameter sel merah meliputi; HGB, MCV,
RDW dan PLT.
Hasil pengujian menunjukkan rata-
rata jumlah sel darah putih/ white blood cells
(WBC) setelah perlakuan untuk kelompok
control adalah 8.815x10e3/ml dan kelompok
perlakuan adalah 10.11x10e3/ml. Hasil
analisis statistic SPSS independent samples
test menunjukkan nilai p=0.004, berarti ada
perbedaan nyata antara kelompok control
dan kelompok perlakuan. Analisis ini
menunjukkan bahwa pemberian formula
daun miana meningkatkan WBC secara
bermakna sehingga tikus sangat sehat sesuai
batasan jumlah WBC normal yaitu (5 –
13)x10e3/ml. Jumlah WBC yang meningkat
dalam batasan normal merupakan
peningkatan imunitas awal untuk mencegah
pathogen dari luar tubuh.
Hasil pengujian menunjukkan rata-
rata jumlah neutrofil setelah perlakuan
untuk kelompok control adalah 22.3% dan
kelompok perlakuan adalah 18.08%. Hasil
analisis statistic SPSS independent samples
test menunjukkan nilai p=0.092, berarti tidak
ada perbedaan nyata antara kelompok
control dan kelompok perlakuan. Analisis
ini menunjukkan bahwa pemberian formula
daun miana tidak menurunkan neutrofil
secara bermakna sehingga tikus tetap sehat
sesuai batasan jumlah neutrofil normal yaitu
9-34%. Jumlah neutrofil dalam batasan
normal berfungsi untuk membunuh bakteri
dengan menelannya secara langsung, proses
ini disebut dengan fagositosis. proses
tersebut dapat diketahui dan ditemukan pada
saat luka yang bernanah. Neutrofil dapat
bertahan hidup 6 sampai 10 jam.
Hasil pengujian menunjukkan rata-
rata jumlah limfosit setelah perlakuan untuk
kelompok control adalah 72.083% dan
kelompok perlakuan adalah 77.1%. Hasil
analisis statistic SPSS independent samples
test menunjukkan nilai p=0.071, berarti tidak
ada perbedaan nyata antara kelompok
control dan kelompok perlakuan. Analisis
ini menunjukkan bahwa pemberian formula
daun miana tidak meningkatkan limfosit
secara bermakna sehingga tikus tetap sehat
sesuai batasan jumlah limfosit normal yaitu
65-84%. Jumlah limfosit dalam batasan
normal berjumlah 40 hingga 50% dari sel
darah putih yang jumlah terbesar kedua.
Menurut Merk, limfosit terbagi atas sel T,
sel B dan sel pembunuh alami. Sel T dan sel
pembunuh alami berperan dalam menyerang
sel-sel asing dan membuat racun sedangkan
sel B yakni membuat anti bodi. Fungsi
secara umum limfosit adalah membuat anti
bodi dan menjaga kekebalan tubuh.
Hasil pengujian menunjukkan rata-
rata jumlah monosit setelah perlakuan untuk
kelompok control adalah 0.624% dan
kelompok perlakuan adalah 0.348%. Hasil
analisis statistic SPSS independent samples
test menunjukkan nilai p=0.098, berarti tidak
ada perbedaan nyata antara kelompok
control dan kelompok perlakuan. Analisis
ini menunjukkan bahwa pemberian formula
daun miana tidak menurunkan monosit
secara bermakna sehingga tikus tetap sehat
sesuai batasan jumlah monosit normal yaitu
0-5%. Jumlah monosit dalam batasan
normal merupakan Monosit adalah sel darah
putih yang berjumlah 1-10% yang berubah
menjadi makrofag dalam memerangi benda-
benda asing yang menyerang tubuh dengan
keluar dari aliran darah dan masuk ke
jaringan tubuh. Monosit memiliki waktu
hidup yang lebih lama dari pada neutrofil,
Monosit akan tinggal dalam aliran darah
selama 10-20 jam. setelah itu monosit akan
tinggal dalam beberapa hari di dalam
jaringan tubuh.
Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 48
Hasil pengujian menunjukkan rata-
rata jumlah eosinofil setelah perlakuan
untuk kelompok control adalah 4.048% dan
kelompok perlakuan adalah 3.026%. Hasil
analisis statistic SPSS independent samples
test menunjukkan nilai p=0.247, berarti tidak
ada perbedaan nyata antara kelompok
control dan kelompok perlakuan. Analisis
ini menunjukkan bahwa pemberian formula
daun miana tidak menurunkan eosinofil
secara bermakna sehingga tikus tetap sehat
sesuai batasan jumlah eosinofil normal yaitu
0-5%. Jumlah eosinofil dalam batasan
normal jumlahnya 7% dari seluruh jumlah
leukosit dalam tubuh kita yang memerangi
parasit multiseluler dan beberapa infeksi
yang terjadi pada hewan vertebrata.
Hasil pengujian menunjukkan rata-
rata jumlah basofil setelah perlakuan untuk
kelompok control adalah 0.935% dan
kelompok perlakuan adalah 1.546%. Hasil
analisis statistic SPSS independent samples
test menunjukkan nilai p=0.005, berarti ada
perbedaan nyata antara kelompok control
dan kelompok perlakuan. Analisis ini
menunjukkan bahwa pemberian formula
daun miana dapat meningkatkan basofil
secara bermakna sehingga tikus tetap sehat.
Jumlah basofil dalam batasan normal
berjumlah 0,01-0,3% yang mengandung
banyak granula sitoplasmik yang berjumlah
dua lobus dan dapat bergerak ke jaringan
tubuh pada kondisi tertentu. Basofil bagian
dari granulosit, disaat teraktivasi, basofil
akan mengeluarkan senyawa seperti
kondroitin, histamin, leukotriena, heparin,
lisfospolipase, elastase dan beberapa jenis
atau macam sitokina.
Hasil pengujian menunjukkan rata-
rata jumlah sel darah merah/hemoglobin
(HGB) setelah perlakuan untuk kelompok
control adalah 13.97g/dL dan kelompok
perlakuan adalah 14.083g/dL. Hasil analisis
statistic SPSS independent samples test
menunjukkan nilai p=0751, berarti tidak ada
perbedaan nyata antara kelompok control
dan kelompok perlakuan. Analisis ini
menunjukkan bahwa pemberian formula
daun miana tidak meningkatkan hemoglobin
secara bermakna namun tikus tetap sehat
sesuai batasan jumlah HGB normal yaitu
15-16g/dL. Jumlah HGB dalam batasan
normal berfungsi mengikat oksigen dan
karbon dioksida. Bagian sel darah merah
yang sangat berperan dalam mengikat
oksigen yakni hemoglobin. Proses dalam
mengikat oksigen oleh hemoglobin dalam
paru-paru dapat diikhtisarkan sebagai
berikut ; Hb (Hemoglobin) + O2 (Oksigen)
> HbO2 (Oksihemoglobin).
Hasil pengujian menunjukkan rata-
rata jumlah MCV setelah perlakuan untuk
kelompok control adalah 51.27 fL dan
kelompok perlakuan adalah 53.683 fL. Hasil
analisis statistic SPSS independent samples
test menunjukkan nilai p=0.016, berarti ada
perbedaan nyata antara kelompok control
dan kelompok perlakuan. Analisis ini
menunjukkan bahwa pemberian formula
daun miana dapat meningkatkan MCV
secara bermakna namun tikus tetap sehat.
Jumlah MCV merupakan volume eritrosit,
dimana sepertiga volume tersebut diisi oleh
hemoglobin.
Hasil pengujian menunjukkan rata-
rata jumlah RDW setelah perlakuan untuk
kelompok control adalah 11.32% dan
kelompok perlakuan adalah 10.9%. Hasil
analisis statistic SPSS independent samples
test menunjukkan nilai p=0.265, berarti tidak
ada perbedaan nyata antara kelompok
control dan kelompok perlakuan. Analisis
ini menunjukkan bahwa pemberian formula
daun miana tidak menurunkan RDW secara
bermakna namun tikus tetap sehat.
Hasil pengujian menunjukkan rata-
rata jumlah PLT setelah perlakuan untuk
kelompok control adalah 968.83x10e3/ml
dan kelompok perlakuan adalah
919x10e3/ml. Hasil analisis statistic SPSS
independent samples test menunjukkan nilai
p=0.328, berarti ada perbedaan nyata antara
kelompok control dan kelompok perlakuan.
Analisis ini menunjukkan bahwa pemberian
formula daun miana tidak menurunkan PLT
secara bermakna sehingga tikus tetap sehat.
Pengujian t test dilakukan untuk
menganalisis perbedaan pengaruh pemberian
ekstrak daun miana terhadap kenaikan berat
badan tikus dibandingkan dengan kelompok
control (diberikan placebo). Hasil pengujian
menunjukkan nilai p = 0.009 atau p<0.05.
sehingga dinyatakan bahwa ada perbedaan
pengaruh antara pemberian placebo pada
kelompok control dengan pemberian ekstrak
daun miana pada kelompok perlakuan.
Dengan demikian disimpulkan bahwa
ekstrak daun miana dapat meningkatkan
berat badan tikus.
Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 49
PENUTUP
Kesimpulan
1. Ekstrak daun miana dapat meningkatkan
jumlah sel darah putih
2. Ekstrak daun miana dapat meningkatkan
volume sel darah merah
3. Ekstrak daun miana dapat meningkatkan
berat badan tikus
Saran
Disarankan untuk meningkatkan
penelitian tentang daun miana ke taraf uji
klinik pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Alshawsh, M., Abdulla, M., Ismail, S.,
Amin, Z. (2012) Free Radical
Scavenging, Antimicrobial and
Immunomodulatory Activities of
Orthosiphon stamineus. Journal of
Molecules ISSN 1420-3049, 5385-
5395.
Judarwanto, W., 2012, Imunologi Dasar: Sel
darah putih, neutrofil, eosinophil,
basophil, Allergy Clinic online
Indonesia medicine,
www.allergycliniconline.com
Kemenkes RI (2013) Pedoman Teknologi
Formulasi Sediaan Berbasis
Ekstrak vol 2, Badan Pengawasan
Obat dan Makanan, Jakarta. Hal 5-
12.
Kesava, S., 2007, Red blood cells do more
than just carry oxygen. New
findings by NUS team show they
aggressively attack bacteria too.,
The Straits Times,
skesava@sph.com.sg,
http://www.straittimes.com
Kumar, S.V., Pramod, S., Rupesh, D., &
Nitin, K. (2011)
Immunomodulatory effects of some
traditional medicinal plants.
Journal of Chemical and
Pharmaceutical Research 3(1)
ISSN No: 0975-7384 , 675-684.
Kzozakiewicz, L., Phuah, J., Flynn, J.A., &
Chan, J. (2013) The Role of B Cells
and Humoral Immunity in
Mycobacterium tuberculosis
Infection. The New Paradigm of
Immunity to Tuberculosis Advances
in Experimental Medicine and
Biology Volume 783, 225-250.
Lemeshow, S., Hosmer, D.W. Jr., Klav, J.,
Lwanga, S.K. (1997) Besar Sampel
dalam Penelitian Kesehatan,
Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, hal 244.
Malole, M.B.M., Pramono, C.S.U. (1989)
Penggunaan Hewan-hewan
Percobaan di Laboratorium,
Dirjen Pendidikan Tinggi, IPB,
Bogor. Hal 104-112.
Pakadang, SR., 2015, Potensi Ekstrak Daun
Miana (Coleus scutellarioides (L.)
Benth.) sebagai Imunomodulator
terhadap Tikus Model yang
Terinfeksi Mycobacterium
tuberculosis, Disertasi, Universitas
Airlangga, Surabaya.
Venkatesha, S., Rajaiah, R., & Berman, B.
(2011) Immunomodulation of
Autoimmune Arthritis by Herbal C
AM. Evidence Based
Complementary and Alternative
Medicine, 1-13.
top related