001-panduan kegiatan implementasi perda bg (rev 24 juli 2015)
Post on 02-Feb-2016
44 Views
Preview:
TRANSCRIPT
iK e m e n t e r i a n P e k e r j a a n U m u mD i r e k t o r a t J e n d e r a l C i p t a K a r y a
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBARvii
BAB I PENDAHULUAN 1-1
1.1. LATAR BELAKANG 1-2
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN 1-3
1.3. SASARAN 1-4
1.4. MANFAAT 1-4
1.5. SISTEMATIKA BUKU PANDUAN 1-4
BAB II PEMAHAMAN UMUM 2-1
2.1. PEMAHAMAN MENGENAI PENGATURAN BIDANG
PENYELENGGARAAN BG 2-2
2.1.1. Undang-Undang yang Melandasi Pekerjaan Umum 2-2
2.1.2. Pengaturan Bangunan Gedung 2-3
2.1.3. Pengaturan Kementerian PU Bidang PBL 2-4
2.2. PEMAHAMAN PERDA BG 2-5
2.3. PENYELESAIAN PERDA BG 2-10
2.4. PEMAHAMAN PENYELENGGARAAN BG 2-12
2.3.1. Skema Umum Penyelenggaraan BG di Indonesia 2-12
2.3.2. Alur Penyelenggraan BG pada Umumnya 2-13
2.3.3. Alur Penyelenggraan BG Tertentu 2-14
2.3. PEMAHAMAN IMB 2-15
2.5. PEMAHAMAN SLF 2-20
2.6. PEMAHAMAN TABG 2-24
iiD i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
2.7. PEMAHAMAN PENDATAAN BG 2-27
BAB III PERCEPATAN IMPLEMENTASI PERDA BG 3-1
3.1. LANDASAN HUKUM (YURIDIS) 3-2
3.2. IMPLEMENTASI PERDA BG 3-4
3.3. KONDISI IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN BG
SECARA TERTIB ADMINISTRATIF DI INDONSESIA
3-8
3.4. PROGRAM FASILITASI PERCEPATAN
IMPLEMENTASI PERDA BG DI DAERAH 3-10
3.6. POLA HUBUNGAN PUSAT, PROVINSI DAN
KABUPATEN/KOTA DALAM FASILITASI
IMPLEMENTASI PERDA BG 2015 3-10
BAB IV MEKANISME KEGIATAN DI DAERAH 4-1
4.1. PENYUSUNAN & LEGALISASI PERBUP/WAL 4-2
4.1.1. Penyelenggara, Pelaksana dan Pihak Terkait 4-2
4.1.2. Tahapan Kegiatan dan Keluaran yang Dihasilkan 4-2
4.1.3. Skema Metodologi 4-3
4.1.4. Instrumen yang Digunakan: Model Perbup/Wal 4-4
4.2. PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG,
PENDATAAN BG 4-8
4.2.1. Penyelenggara, Pelaksana dan Pihak Terkait 4-8
4.2.2. Tahapan Kegiatan dan Keluaran yang Dihasilkan 4-8
4.2.3. Skema Metodologi 4-9
4.2.4. Instrumen yang Digunakan: Modul Pelatihan 4-11
4.3. MONEV IMPLEMENTASI PERDA BG 4-12
4.3.1. Penyelenggara, Pelaksana dan Pihak Terkait 4-12
4.3.2. Tahapan Kegiatan dan Keluaran yang Dihasilkan 4-12
4.3.3. Skema Metodologi 4-13
iiiD i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
4.3.4. Instrumen yang Digunakan: Format Monev Implementasi
Perda BG 4-15
4.4. PENDATAAN BG 4-15
4.4.1. Penyelenggara, Pelaksana dan Pihak Terkait 4-15
4.4.2. Tahapan Kegiatan dan Keluaran yang Dihasilkan 4-16
4.4.3. Skema Metodologi 4-16
4.4.4. Instrumen yang Digunakan: Manual SIMBG dan Materi
Pelatihan SIMBG 4-19
BAB V MEKANISME KEGIATAN DI PUSAT 5-1
5.1. PENYELENGGARA, PELAKSANA DAN PIHAK
TERKAIT 5-2
5.2. TAHAPAN KEGIATAN DAN KELUARAN YANG
DIHASILKAN 5-2
5.3. SKEMA METODOLOGI 5-3
5.4. AKTIVITAS UTAMA KKI 5-6
5.4.1. Pelaksanaan Konsolidasi Awal Di Pusat 5-6
5.4.1.1. Maksud Dan Tujuan 5-6
5.4.1.2. Sasaran 5-7
5.4.1.3. Metode 5-7
5.4.1.4. Waktu Dan Tempat5-8
5.4.1.5. Susunan Acara 5-8
5.4.1.6. Pembagian Kelas 5-9
5.4.1.7. Narasumber 5-9
5.4.1.8. Peserta 5-10
5.4.1.9. Arahan Untuk Peserta 5-10
5.4.2. Partisipasi dalam Diseminasi Provinsi 5-10
5.4.2.1. Maksud Dan Tujuan 5-10
5.4.2.2. Sasaran 5-11
5.4.2.3. Metode 5-11
5.4.2.4. Waktu Dan Tempat5-12
5.4.2.5. Susunan Acara 5-12
5.4.2.7. Narasumber 5-13
5.4.2.8. Peserta 5-13
ivD i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
5.4.3. Pelaksanaan TOT Di Pusat 5-13
5.4.3.1. Maksud Dan Tujuan 5-13
5.4.3.2. Sasaran 5-14
5.4.3.3. Metodologi 5-14
5.4.3.4. Waktu Dan Tempat5-15
5.4.3.5. Susunan Acara 5-15
5.4.3.6. Narasumber 5-17
5.4.3.8. Peserta 5-17
5.4.3.9. Arahan Untuk Peserta 5-17
5.4.4. Pelaksanaan Konsolidasi Akhir Di Pusat 5-18
5.4.4.1. Maksud Dan Tujuan 5-18
5.4.4.2. Sasaran 5-18
5.4.4.3. Metodologi 5-19
5.4.4.4. Waktu Dan Tempat5-19
5.4.4.5. Susunan Acara 5-19
5.4.1.6. Pembagian Kelas 5-21
5.4.1.7. Narasumber 5-21
5.4.1.8. Peserta 5-21
5.4.1.9. Arahan Untuk Peserta 5-22
LAMPIRAN L-1
LAMPIRAN-1. FORMAT PELAPORAN L-2
L.1.1. Pelaporan Kegiatan Swakelola Penyusunan dan
Legalisasi Perbup/Wal L-2
L.1.2. Pelaporan Kegiatan Swakelola Pendampingan
Implementasi IMB, SLF dan TABG L-5
L.1.3. Pelaporan Kegiatan Swakelola Monev Implementasi
Perda BG L-7
L.1.4. Pelaporan Kegiatan Kontraktual Pendataan BG L-9
LAMPIRAN-2. PROSIDING PELAKSANAAN ACARA L-
12
LAMPIRAN-3. FORMAT PEMANTAUAN KEGIATAN L-
13
vD i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
L3.1. Borang (Form) Isian Pemantauan Kegiatan Swakelola
Penyusunan dan Legalisasi Perbup/Wal L-13
L.3.2. Borang (Form) Isian Pemantauan Kegiatan Swakelola
Pendampingan Implementasi IMB, SLF dan TABG L-16
L.3.3. Borang (Form) Isian Pemantauan Kegiatan Swakelola
Monev Implementasi Perda BG L-19
L.3.4. Borang (Form) Isian Pemantauan Kegiatan Kontraktual
Pendataan BG L-22
LAMPIRAN-4. FORMAT PERJANJIAN KERJASAMA L-
25
LAMPIRAN-5. FORMAT KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA
TENTANG TIM PENYUSUNAN RANCANGAN
PERBUP/WAL L-30
viD i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Pengaturan Kementerian PU Bidang PBL......................2-4
Tabel 2.2. Status Penyelesaian Perda BG Nasional (Juli 2015)....2-11
Tabel 4.1. Tahapan Kegiatan dan Keluaran Kegiatan Penyusunan
dan Legalisasi Perbup/wal..............................................4-2
Tabel 4.2. Tahapan Kegiatan dan Keluaran Kegiatan Pendampingan
Implementasi IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG..........4-8
Tabel 4.3. Tahapan Kegiatan dan Keluaran Kegiatan Monev
Implementasi Perda BG................................................4-12
Tabel 4.4. Tahapan Kegiatan dan Keluaran Kegiatan Fasilitasi
Pendataan Bangunan Gedung.....................................4-16
Tabel 5.1. Tahapan Kegiatan dan Keluaran Kegiatan Konsultan
Koordinator Implementasi (KKI).....................................5-2
Tabel 5.2. Susunan Acara Konsolidasi Awal di Pusat.....................5-8
Tabel 5.3. Tentatif Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Diseminasi di
Provinsi........................................................................5-12
Tabel 5.4. Susunan Acara Kegiatan Diseminasi di Provinsi..........5-12
Tabel 5.5. Susunan Acara TOT di Pusat.......................................5-15
Tabel 5.6. Susunan Acara Konsolidasi Akhir di Pusat...................5-20
viiD i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Undang-Undang Melandasi Penyelenggaraan
Pekerjaan Umum........................................................2-3
Gambar 2.2. Pengaturan Bangunan Gedung.................................2-4
Gambar 2.3. Kedudukan Perda BG dalam Konstelasi Peraturan
Perundangan-Undangan............................................2-6
Gambar 2.4. Perkembangan Penyelesaian Perda BG Nasional (Juli
2015).......................................................................2-11
Gambar 2.5. Skema Umum Penyelenggaraan Bangunan Gedung2-13
Gambar 2.6. Skema Penyelenggaraan Bangunan Gedung pada
Umumnya................................................................2-13
Gambar 2.7. Skema Penyelenggaraan Bangunan Gedung Tertentu2-14
Gambar 2.8. Tata Cara Penerbitan IMB BG Pada Umumnya........2-18
Gambar 2.9. Tata Cara Penerbitan IMB BG Tertentu untuk
Kepentingan Umum.................................................2-18
Gambar 2.10. Tata Cara Pengesahan Rencana Teknis BG Pada
Umumnya................................................................2-19
Gambar 2.11. Tata Cara Pengesahan Rencana Teknis BG Tertentu2-19
Gambar 2.12. Tata Cara Penertbitan SLF....................................2-23
Gambar 2.13. Tata Cara Pemeriksaan Berkala BG......................2-23
Gambar 2.14. Tata Cara Perpanjangan SLF.................................2-24
Gambar 2.15. Kedudukan TABG dalam Penyelenggaraan BG di
Daerah.....................................................................2-26
Gambar 2.16. Kode Ektik (Janji) TABG.........................................2-26
Gambar 3.1. Skema Pola Koordinasi Kegiatan.............................3-12
Gambar 4.1.Metodologi Pelaksanaan Swakelola Pendampingan...4-4
Gambar 4.2.Metodologi Pelaksanaan Swakelola Pendampingan
Implementasi IMB, SLF, TABG dan Pendataan.........4-10
viiiD i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Gambar 4.3.Metodologi Pelaksanaan Swakelola Monitoring dan
Evaluasi Perda BG....................................................4-14
Gambar 4.4. Metodologi Pelaksanaan Kontraktual Pendampingan
Pendataan BG..........................................................4-18
Gambar 5.1. Metodologi Konsultan Koordinasi Implementasi (KKI)5-5
1K e m e n t e r i a n P e k e r j a a n U m u mD i r e k t o r a t J e n d e r a l C i p t a K a r y a
BAB I PENDAHULUAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATD I R E K T O R AT J E N D E R A L C I P TA K A R YADIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN
1 - 2D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
1.1. LATAR BELAKANGUndang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (UUBG) dan
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung (PPBG)
mengamanatkan bahwa bangunan gedung harus senantiasa fungsional, andal,
berjati diri, serasi dan selaras dengan lingkungannya. Dalam operasionalisasinya di
setiap kabupaten/kota, UUBG telah mengamanatkan untuk ditetapkannya Peraturan
Daerah tentang Bangunan Gedung (Perda BG) sebagai payung hukum
penyelenggaraan bangunan gedung bagi aparatur pemerintah daerah, pelaku
kegiatan konstruksi dan masyarakat sesuai ketentuan dalam.
Kondisi saat ini masih banyak kabupaten/kota yang belum mempunyai Peraturan
Daerah tentang Bangunan Gedung, baru 289 dari 513 kabupaten/kota yang sudah
mempunyai perda bangunan gedung, atau baru 57%. Dari angka tersebut, saat ini
masih sangat sedikit jumlahnya kabupaten/kota yang telah mengimplementasikan
apa yang menjadi amanah UUBG dan perda BG. Adapun substansi pokok yang
seyogyanya diimplementasikan adalah: penerbitan Izin Mendirikan Bangunan
Gedung (IMB); pembentukan dan pengaktifan Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG);
penerbitan Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung (SLF); pembentukan dan
pengaktifan pengkaji teknis bangunan gedung; serta pendataan bangunan gedung.
Berdasarkan laporan kegiatan monitoring dan evaluasi perda bangunan gedung
pada tahun 2014 yang dilaksanakan oleh Sub Direktorat Pengaturan dan
Pembinaan Kelembagaan, ditemukan bahwa belum terimplementasinya peraturan
daerah tentang bangunan gedung di daerah antara lain disebabkan oleh kurangnya
ketersediaan SDM baik secara kualitas maupun kuantitas pada tubuh pemerintah
daerah; kurangnya kalangan profesional; kurangnya pemahaman pentingya
implementasi perda BG; belum tersedianya peraturan operasional untuk
implementasi; adanya konflik kepentingan dan ego sektoral antar instansi di daerah
dalam penyelenggaraan bangunan gedung.
Dalam rangka untuk mempercepat implementasi peraturan daerah tentang
bangunan gedung tersebut, maka perlu upaya pembinaan oleh Pemerintah. Oleh
karena itu, pada tahun 2015 ini Direktorat Bina Penataan Bangunan, Direktorat
Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
melakukan inisiasi fasilitasi percepatan implementasi Perda BG bagi daerah.
Fasilitasi yang dilakukan meliputi 1) penyusunan dan legalisasi Perbup/wal tentang
IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG; 2) pendampingan implementasi IMB, SLF,
1 - 3D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
dan TABG; 3) monev implementasi Perda BG; serta 4) pendataan bangunan
gedung. Untuk fasilitasi pada poin 3 dilakukan pada kabupaten/kota yang sudah
memiliki Perda BG, sebanyak 289 daerah. Sedangkan untuk fasilitasi pada poin 1,2
dan 4 dilakukan pada kabupaten/kota terpilih sebagai pilot.
Untuk menunjang fasilitasi percepatan implementasi Perda BG bagi daerah,
Direktorat Bina Penataan Bangunan juga menyelenggarakan kegiatan Konsultan
Koordinator Implementasi (KKI), sebagai upaya untuk mengkoordinasikan,
memantau dan mengendalikan kegiatan secara nasional. Salah satu tugas dari Tim
KKI adalah menyediakan Buku Panduan pelaksanaan kegiatan Percepatan
Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015,
sebagai rujukan bagi semua pelaksana kegiatan di pusat, provinsi dan daerah.
1.2. MAKSUD DAN TUJUANMaksud penyusunan Buku Panduan yaitu untuk menyediakan panduan, acuan atau
rujukan teknis pelaksanaan kegiatan Percepatan Implementasi Perda BG pada
Tahun 2015 di daerah, yang meliputi 1) kegiatan swakelola penyusunan dan
legalisasi Perbup/wal tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG; 2) kegiatan
swakelola pendampingan implementasi IMB, SLF, dan TABG; 3) kegiatan swakelola
monev implementasi Perda BG; serta 4) kegiatan kontraktual pendataan bangunan
gedung.
Sedangkan tujuan disusunnya buku panduan ini adalah untuk:
1. Memberikan pemahaman mengenai pengaturan penyelenggaraan
bangunan gedung di Indonesia;
2. Memberikan pemahaman mengenai alur penyelenggaraan bangunan
gedung di Indonesia;
3. Memberikan pemahaman mengenai implementasi penyelenggaraan
bangunan gedung, diantaranya yaitu penyelenggaraan IMB, SLF, TABG
dan Pendataan BG;
4. Memberikan panduan mengenai berbagai ketentuan umum mekanisme
kegiatan percepatan implementasi Perda BG pada tahun 2015, baik di
pusat maupun di daerah;
5. Memberikan panduan secara detail mengenai tahapan dan tatacara
percepatan penyelesaian Perda BG pada tahun 2015, baik di pusat
maupun di daerah.
1 - 4D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
1.3. SASARANSasaran disusunnya buku panduan ini yaitu:
1. Dipahaminya pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung;
2. Dipahaminya alur penyelenggaraan bangunan gedung di Indonesia;
3. Dipahaminya ketentuan implementasi penyelenggaraan bangunan gedung,
diantaranya yaitu penyelenggaraan IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG;
4. Tersedianya panduan mengenai berbagai ketentuan umum mekanisme
kegiatan percepatan implementasi Perda BG pada tahun 2015, baik di
pusat maupun di daerah;
5. Tersedianya panduan secara detail mengenai tahapan dan tatacara
percepatan penyelesaian Perda BG pada tahun 2015, baik di pusat
maupun di daerah.
1.4. MANFAATDengan disediakannya buku panduan ini, maka manfaat yang diharapkan yaitu:
1. Meningkatnya pemahaman terhadap berbagai substansi penyelenggaraan
bangunan gedung sesuai peraturan perundang-undangan;
2. Meningkatnya pemahaman terhadap berbagai prosedur dan tata cara
penyelenggaraan bangunan gedung sesuai ketentuan;
3. Meningkatknya komitmen pemerintah daerah dalam implementasi Perda
bangunan gedung di daerah;
4. Meningkatnya kapasitas aparatur dalam implementasi Perda bangunan
gedung di daerah;
5. Terjadinya percepatan implementasi Perda bangunan gedung di daerah.
1.5. SISTEMATIKA BUKU PANDUANSistematika pembahasan buku panduan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, merupakan substansi umum mengenai buku
panduan ini. Bab ini berisi penjabaran mengenai latar belakang; maksud
dan tujuan; sasaran; manfaat; serta sistematika pembahasan.
BAB II PEMAHAMAN UMUM, merupakan merupakan pendalaman
substansi mengenai penyelenggaraan bangunan gedung berdasarkan
peraturan perundang-undangan di Indonesia. Bab ini berisi penjabaran
pemahaman mengenai Pengaturan Bidang Penyelenggaraan BG; Perda
BG; Penyelesaian Perda BG; Penyelenggaraan BG; IMB; SLF; TABG;
1 - 5D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
serta Pendataan BG
BAB III PERCEPATAN IMPLEMENTASI PERDA BG, merupakan
substansi ketentuan umum yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
kegiatan percepatan implementasi Perda BG pada tahun 2015. Bab ini
berisi penjabaran mengenai Landasan Hukum (Yuridis); Implementasi
Perda BG; Kondisi Implementasi Penyelenggaraan BG Secara Tertib
Administratif Di Indonsesia; Program Fasilitasi Percepatan Implementasi
Perda BG Di Daerah; serta Pola Hubungan Pusat, Provinsi Dan
Kabupaten/Kota Dalam Fasilitasi Implementasi Perda BG 2015.
BAB IV MEKANISME KEGIATAN DI DAERAH, merupakan substansi
tahapan dan tatacara secara detail pelaksanaan kegiatan percepatan
implementasi Perda BG tahun 2015 di daerah. Bab ini berisi penjabaran
mengenai ketentuan dan mekanisme Kegiatan Swakelola Penyusunan &
Legalisasi Perbup/Wal; Kegiatan Swakelola Pendampingan Implementasi
IMB, SLF, TABG, Pendataan BG; Kegiatan Swakelola Monev
Implementasi Perda BG; serta Kegiatan Kontraktual Pendataan BG.
BAB V MEKANISME KEGIATAN DI PUSAT, merupakan merupakan
substansi tahapan dan tatacara secara detail pelaksanaan kegiatan
pemantauan dan evaluasi percepatan penyelesaian Perda BG tahun 2015
oleh pusat. Bab ini berisi penjabaran mengenai Penyelenggara, Pelaksana
Dan Pihak Terkait; Tahapan Kegiatan Dan Keluaran Yang Dihasilkan;
Skema Metodologi; serta Aktivitas Utama KKI.
LAMPIRAN, merupakan acuan berbagai dokumen penunjang yang
dihasilkan dari kegiatan percepatan implementasi Perda BG pada tahun
2015. Lampiran ini berisi penjabaran mengenai Sistematika Pelaporan;
Format Perjanjian Kerjasama; serta Fomat Isian Pemantauan Progress
Pelaksanaan Kegiatan di Daerah.
1K e m e n t e r i a n P e k e r j a a n U m u mD i r e k t o r a t J e n d e r a l C i p t a K a r y a
BAB II PEMAHAMAN UMUM
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATD I R E K T O R AT J E N D E R A L C I P TA K A R YADIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN
2K e m e n t e r i a n P e k e r j a a n U m u mD i r e k t o r a t J e n d e r a l C i p t a K a r y a
2.1. PEMAHAMAN MENGENAI PENGATURAN BIDANG
PENYELENGGARAAN BG
2.1.1. Undang-Undang yang Melandasi Pekerjaan UmumKementerian Pekerjaan Umum sebagai sebuah institusi yang bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan pekerjaan umum, bekerja berdasarkan beberapa landasan
hukum. Beberapa undang-undang yang melandasi penyelenggaraan pekerjaan
umum antara lain:
1. Sebagai payung yang melandasi arahan pembangunan adalah Undang-
Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
2. Sebagai pilar yang melandasi pelaksanaan pembangunan, terdiri dari:
a. Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
b. Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan;
c. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
d. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
e. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah;
3. Sebagai pondasi yang melandasi penyelenggaraan pembangunan adalah
Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
Secara lebih jelas mengenai landasan hukum yang menjadi dasar penyelenggaraan
pekerjaan umum dapat dilihat pada ilustrasi di bawah ini.
2 - 3D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Gambar 2.1. Undang-Undang Yang Melandasi Penyelenggaraan Pekerjaan Umum
UU - PENATAAN RUANG
UU
-P
KP
UU
-J
AL
AN
UU
-R
US
UN
UU
-B
AN
GU
NA
N G
ED
UN
G
UU
-R
UM
AH
NE
GA
RA
UU
-P
EN
GA
IRA
N
UU - JASA KONSTRUKSIU
U -
PE
RS
AM
PA
HA
N
Sumber: Penyedia Jasa, 2015
2.1.2. Pengaturan Bangunan GedungDalam hal penyelenggaraan bangunan gedung di Indonesia, perangkat pengaturan
mengenai bangunan gedung secara berhirarki dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yaitu
dokumen pengaturan bidang bangunan gedung yang berisi norma-norma
penyelenggaraan bangunan gedung di Indonesia;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan UUBG, yaitu dokumen pengaturan bidang bangunan gedung
yang berisi aturan pelaksanaan dari setiap norma dalam UUBG;
3. Peraturan Presiden Nomor 73 tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara, yaitu dokumen pengaturan bidang bangunan
gedung negara yang berisi aturan teknis yang secara khusus mengatur
mengenai gedung dan rumah negara;
4. Pedoman Teknis dalam bentuk Peraturan Menteri bidang bangunan
gedung, yaitu dokumen-dokumen pengaturan yang berisi aturan teknis
yang secara khusus mengatur mengenai hal-hal tertentu dalam
penyelenggaraan bangunan gedung;
2 - 4D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
5. Standar Teknis dalam bentuk Standar Nasional Indonesia bidang
bangunan gedung, yaitu dokumen-dokumen yang berisi standar teknis
hasil penelitian mengenai hal-hal tertentu dalam penyelenggaraan
bangunan gedung;
6. Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung, yaitu dokumen pengaturan
di daerah yang mengatur norma-norma penyelenggaraan bangunan
gedung di daerah yang bersifat spesifik sesuai karakteristik lokal.
Secara lebih jelas skema mengenai pengaturan bangunan gedung di Indonesia
dapat dilihat pada ilustrasi di bawah ini.
Gambar 2.2. Pengaturan Bangunan Gedung
Undang-undangNo. 28Tahun2002TentangBangunanGedung
PeraturanPemerintahNo. 36 Tahun2005tentangPeraturanPelaksanaanUUNo.28 Tahun2002
tentangBangunanGedung
KONDISISOSIAL, BUDAYA, EKONOMI, GEOLOGIDAN GEOGRAFIDAERAH
PerdaBangunanGedungdikab/kotaPedomanteknisdan
StandarTeknis/SNI
Perpres
Sumber: Direktorat BPB, 2015
2.1.3. Pengaturan Kementerian PU Bidang PBLSecara lebih jelas mengenai daftar pengaturan Kementerian Pekerjaan Umum
dalam bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 2.1. Pengaturan Kementerian PU Bidang PBL
TAHUN PRODUK PERATURAN
2006
1. Permen PU No. 19/PRT/M/2006 Ttg Pedoman Teknis Rumah Dan Bangunan Gedung Tahan Gempa
2. Permen PU No. 29/PRT/M/2006 Ttg Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
3. Permen PU No. 30/PRT/M/2006 Ttg Pedoman Teknis Fasilitas & Aksesibilitas Pada BG & Lingkungan
2007 4. Permen PU No. 05/PRT/M/2007 Ttg Pedoman Teknis Rusuna Bertingkat Tinggi
5. Permen PU No. 06/PRT/M/2007 Ttg Pedoman Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
2 - 5D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
TAHUN PRODUK PERATURAN
6. Permen PU No. 24/PRT/M/2007 Ttg Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan
7. Permen PU No. 25/PRT/M/2007 Ttg Pedoman Sertifikat Laik Fungsi
8. Permen PU No. 26/PRT/M/2007 Ttg Pedoman Tim Ahli Bangunan Gedung
9. Permen PU No. 45/PRT/M/2007 Ttg Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
2008
10. Permen PU No. 24/PRT/M/2008 Ttg Perawatan Dan Pemeliharaan Bangunan Gedung
11. Permen PU No. 25/PRT/M/2008 Ttg Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota
12. Permen PU No. 26/PRT/M/2008 Ttg Sistem Proteksi Kebakaran pd Bangunan Gedung & Lingkungan
2009 13. Permen PU No. 20/PRT/M/2009 Ttg Manajemen Proteksi Kebakaran Di Perkotaan
2010
14. Permen PU No. 16/PRT/M/2010 Ttg Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung
15. Permen PU No. 17/PRT/M/2010 Ttg Pedoman Teknis Pendataan Bangunan Gedung
16. Permen PU No. 18/PRT/M/2010 Ttg Pedoman Revitalisasi Kawasan
2014 17. Permen PUPR No. 11/PRT/M/2014 Ttg Pengelolaan Air Hujan Pada Bg Dan Persilnya
201518. Permen PUPR No. 01/PRT/M/2015 Ttg Bangunan Gedung Cagar Budaya
19. Permen PUPR No. 02/PRT/M/2015 Ttg Bangunan Gedung Hijau
Peraturan Presiden No. 73 Tahun 2011 Ttg Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Sumber: Direktorat PBL, 2015
2.2. PEMAHAMAN PERDA BGPeraturan Daerah (Perda) tentang Bangunan Gedung (BG) merupakan instrumen
penting untuk mengendalikan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah.
Perda BG menjadi sangat penting karena pengaturan yang dimuat mengakomodasi
berbagai hal yang bersifat administratif dan teknis dalam penyelenggaraan
Bangunan Gedung sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di Indonesia
serta dilengkapi dengan muatan lokal yang spesifik untuk setiap daerah.
Perda BG perlu dibuat sebagai peraturan yang bersifat operasional di setiap
daerah, sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002
tentang Bangunan Gedung. Di dalam penjelasan umum UU-BG paragraf terakhir
berbunyi: “... Undang-undang ini mengatur hal-hal yang bersifat pokok dan normatif,
sedangkan ketentuan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah dan/atau peraturan perundang-undangan lainnya, termasuk Peraturan
Daerah, dengan tetap mempertimbangkan ketentuan dalam undang-undang lain
yang terkait dalam pelaksanaan undang-undang ini”.
Secara umum, kedudukan Perda BG dalam konstelasi peraturan perundangan-
undangan terkait bangunan gedung dan penataan ruang dalam skala nasional,
provinsi hingga kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar berikut ini.
2 - 6D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Gambar 2.3. Kedudukan Perda BG dalam Konstelasi Peraturan Perundangan-Undangan
UU 28 / 2002 ttg BG
PP 36 / 2005 ttg Prt Pelak UUBG
Perpres 73 / 2011 ttg PBGN
Permen PUPR Terkait BG
SNI Terkait BG
Perda Kab/Kota ttg BG
Perbup/wal ttg RTBL
Perbup/wal ttg IMB, SLF, TABG & Pendataan BG
UU 26 / 2007 ttg PR
PP 26/2008 ttg RTRWN
Perbup/wal ttg BGH
Perbup/wal ttg BGCB
dst sesuai kebutu
han
Perda Kab/Kota ttg RTRW
Perda Prov ttg RTRW Prov
Perda Kab/Kota ttg RDTR
Perpres ttg RTR-KSN
Sumber: Tim Penyusun, 2015
Perda BG memiliki arti penting bagi penyelenggaraan BG di daerah, yaitu manfaat
atau keuntungan dari Perda BG bagi Pemda dan Masyarakat yang dilihat dari
berbagai aspek atau sudut pandang. Beberapa aspek pentingnya Perda BG bagi
penyelenggaraan BG di daerah dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Terkait Aspek Teknis, pentingnya Perda BG adalah untuk menjamin
Keandalan Bangunan Gedung di daerah, dalam hal Keselamatan,
Kesehatan, Kenyamanan dan Kemudahan.
2 - 7D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Pada gambar dapat dilihat beberapa potret yang memperlihatkan berbagai
kondisi terkait dengan keandalan BG, seperti misalnya kegagalan
konstruksi bangunan, kegagalan bangunan akibat gempa, dan bencana
kebakaran yang mempengaruhi aspek keselamatan; kondisi pencahayaan
dan penghawaan yang mempengaruhi aspek kesehatan dan kenyaman
pada bangunan; serta kondisi aksesibilitas yang mempengaruhi aspek
kemudahan pada bangunan.
2. Terkait Aspek Administratif, pentingnya Perda BG adalah menjamin
tertib penyelenggaraan bangunan gedung, melalui implementasi Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF).
ada gambar dapat dilihat beberapa contoh kasus saat BG dibangun tanpa
tertib administratif, maka akan terjadi pembangunan yang tidak sesuai
peruntukan, penyegelan oleh pihak berwajib ataupun kegagalan
bangunan.
Sedangkan gambar paling bawah dapat dilihat contoh kasus
penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib administratif melalui IMB
dan SLF di beberapa daerah.
3. Terkait Aspek Yuridis, pentingnya Perda BG adalah merupakan amanah
dari UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan PP Nomor
36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksana UU 28 Tahun 2002, dimana
Perda BG merupakan peraturan pelaksana penyelenggaraan bangunan
gedung di daerah.
2 - 8D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
• Penjelasan Umum UU-BG berbunyi:
“... Undang-undang ini mengatur hal-hal yang bersifat
pokok dan normatif, sedangkan ketentuan
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah dan/atau peraturan perundang-
undangan lainnya, termasuk Peraturan Daerah,
dengan tetap mempertimbangkan ketentuan dalam
undang-undang lain yang terkait dalam pelaksanaan
undang-undang ini.”
• Terdapat 6 pasal dalam PP-BG yang
mengamanahkan disusun Perda BG, yaitu:
1. Pasal 9 ayat 4
2. Pasal 98 ayat 3
3. Pasal 108 ayat 2
4. Pasal 109 ayat 1
5. Pasal 109 ayat 2
6. Pasal 112 ayat 1
Berdasarkan penjelasan umum UU-BG disebutkan bahwa UU masih
bersifat pokok dan normatif yang perlu ditindaklanjuti dalam peraturan
pelaksanaan, termasuk dalam bentuk Perda BG di tingkat
daerah.Sedangkan pada PP-BG terdapat 6 pasal yang mengamanahkan
dibuatnya Perda BG di daerah.
4. Terkait Aspek Kelembagaan, pentingnya Perda BG adalah wujud nyata
semangat otonomi daerah, dimana menurut UU Nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, bidang pekerjaan umum (termasuk
penyelenggaraan BG) merupakan urusan konkuren yang bersifat wajib dan
merupakan pelayanan dasar.
URUSAN PEMERINTAHAN
ABSOLUT :Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenanganPemerintah Pusat
PEMERINTAHAN UMUM :kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan yang di daerahdilaksanakan oleh gubernur, bupati/ walikota dan didelegasikankepada camat
KONKUREN :Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat danDaerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota
Urusan Wajib
Urusan Pilihan
Bersifat Pelayanan Dasar
Bersifat Non Pelayanan Dasar
Salah Satunya Bidang Pekerjaan Umum, termasuk
Penyelenggaraan BG
Atas dasar itu, Perda BG merupakan salah satu Indikator Kinerja
Pemerintah Daerah dalam Bidang Pekerjaan Umum.
5. Terkait Aspek Lokalitas, pentingnya Perda BG adalah sebagai peraturan
penyelenggaraan bangunan yang mengakomodasi berbagai muatan
spesifik lokal setiap daerah sesuai karakteristik fisik wilayah dan
kebencanaan serta kondisi tradisionalitas dan kearifan lokal.
2 - 9D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Pada gambar dapat dilihat karakteristik langgam arsitektur tradisional di
Indonesia sangat beragam, dimana perlu dikaji dan diatur dalam Perda BG
dalam rangka pelestarian warisan budaya yang ada.
Selain itu, pada gambar di bawah dapat dilihat berbagai karakteristik dan
potensi bencana dari setiap wilayah yang berbeda-beda dan
mempengaruhi penyelenggaraan BG di suatu wilayah, sehingga perlu
diatur dalam Perda BG.
6. Terkait Prasyarat Program CK, pentingnya Perda BG adalah sebagai
salah satu readiness criteria alokasi APBN bidang Cipta Karya, dimana
kebijakan prioritas pemrograman APBN DJCK dibagi menjadi:
PRIORI-TAS
KLASTER KAB/KOTA STRATEGIS NASIONAL
KAB/KOTA BUKAN STRATEGIS NASIONAL
PERDA RTRW
PERDA BG
1 Klaster A (PKN / PKSN / KSN / MP3EI / KPI)
- V V
2 Klaster B (PKN / PKSN / KSN / MP3EI / KPI)
- V -
3 Klaster C - SPM CK Rendah; Rawan Bencana; Akses Air Minum Rendah; Memiliki
Kawasan Kumuh
V V
4 Klaster D - Tingkat Kemiskinan Tinggi sehingga Membutuhkan Program Pemberdayaan
CK
V V
5 Klaster E - Memiliki Program Inovasi Baru Bidang CK; Daerah Berprestasi
V V
Keterangan:• PKN = Pusat Kegiatan Nasional ditetapkan dalam RTRWN• PKSN = Pusat Kegiatan Strategis Nasional ditetapkan dalam RTRWN• KSN = Kawasan Strategis Nasional ditetapkan dalam RTRWN• MP3EI = Masterplan Percepatan dan PerluasanPembangunan Ekonomi
ditetapkan dalam Perpres 32/2011• KPI = Kawasan Perhatian Investasi MP3EI
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Perda BG menjadi salah
satu readiness criteria alokasi APBN bidang Cipta Karya. Khusus untuk
2 - 10D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
kabupaten/kota strategis nasional, apabila hanya memiliki Perda RTRW
dan belum memiliki Perda BG maka masih masuk dalam Klaster B,
sedangkan apabila sudah memiliki Perda RTRW dan Perda BG maka
masuk dalam Klaster A sebagai prioritas tertinggi.
Kebijakan Ditjen Cipta Karya periode 2015-2019 adalah Prakarsa
Permukiman 100-0-100, yaitu pencapaian 100% akses air minum, 0%
kawasan kumuh dan 100% akses sanitasi. Dalam mendukung kebijakan
tersebut, maka Perda BG memiliki peran penting sebagaimana dapat
dilihat pada diagram berikut ini.
PERDA KUMUH
UU-PKP
PP- PKP
PERMEN KUMUH
PERDA BG
UU-BG
PP-BG
PERMEN BID PBL
KRITERIA KUMUH TERKAIT BG
• Kepadatan BG tinggi (tdk sesuai RTR)
• BG tidak teratur (tdksesuai RTR)
• BG tidak sesuai persyaratan teknis
PENERTIBAN IMB
PENATAAN LINGKUNGAN
MELALUI RTBL
Tdk Memenuhi Persyaratan:
• Relokasi• Pembongkaran• Perbaikan
(Retrofitting)
IMB Diterbitkan (beserta SLF)
Memenuhi Persyaratan:PERSYARATAN
TEKNIS BG
• Peruntukan & Intensitas sesuai dengan RTR
• Pemenuhan persyaratan Keselamatan, Kesehatan, Kenyamanan dan Kemudahan
PELAKSANAAN FISIK
PENATAAN LINGKUNGAN
LING-KUNGAN
TIDAK KUMUH
PRAKARSAPERMUKIMAN 100-0-100
TAHUN 2019
2.3. PENYELESAIAN PERDA BGBerdasarkan data yang diperoleh dari perdabg.com diketahui bahwa jumlah daerah
yang telah menetapkan Perda BG di Indonesia per Juli 2015 sudah mencapai 289
kabupaten/kota. Jumlah kabupaten/kota tersebut selanjutnya akan menjadi subyek
fasilitasi implementasi Perda BG pada tahun 2015 ini.
Pada gambar berikut dapat dilihat grafik perkembangan penyelesaian Perda BG
hingga bulan Juli 2015.
2 - 11D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Gambar 2.4. Perkembangan Penyelesaian Perda BG Nasional (Juli 2015)
Sumber: www.perdabg.com, 2015
Pada tabel berikut dapat dilihat status penyelesaian Perda BG hingga bulan Juli
2015 setiap provinsi di Indonesia
Tabel 2.2. Status Penyelesaian Perda BG Nasional (Juli 2015)
Sumber: www.perdabg.com, 2015
2 - 12D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Pada tahun 2013 lalu, Dirjen Cipta Karya telah menetapkan target penyelesaian
Perda BG di seluruh kabupaten/kota di Indonesia (sebanyak 503 daerah) dapat
diselesaikan pada tahun 2015. Hal ini dilakukan agar setiap daerah dapat memiliki
Perda BG sebagai payung penyelenggaraan bangunan gedung di daerah, sebagai
landasan hukum pemanfaatan ruang terbangun dan sebagai dasar alokasi APBN
bidang keciptakaryaan di daerah baik perencanaan maupun pembangunan fisik.
Selanjutnya berdasarkan dinamika pemekaran kabupaten/kota di Indonesia, maka
jumlah daerah di Indonesia sudah berkembang dari 503 menjadi 513. Oleh karena
itu, untuk mengakomodasi dan memfasilitasi daerah pemekaran baru maka
penyelesaian Perda BG ditargetkan dapat diselesaikan hingga tahun 2017
mendatang.
2.4. PEMAHAMAN PENYELENGGARAAN BG
2.3.1. Skema Umum Penyelenggaraan BG di IndonesiaSecara umum, penyelenggaraan bangunan gedung dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pembangunan, yang terdiri dari:
a. Perencanaan Pembangunan, yang dilengkapi dengan dokumen
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan dilanjutkan dengan
Pendataan.
b. Pelaksanaan Konstruksi, yang dilengkapi dengan dokumen
Sertifikat Laik Fungsi (SLF).
2. Pemanfaatan, yang didukung dengan kegiatan Kajian Teknis.
3. Pelestarian, yang didukung dengan kegiatan Kajian Teknis.
4. Pembongkaran, yang didahului dengan dokumen Rencana Teknis
Pembongkaran (RTB).
Secara lebih jelas skema umum mengenai penyelenggaraan bangunan gedung
dapat dilihat pada ilustrasi di bawah ini.
2 - 13D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Gambar 2.5. Skema Umum Penyelenggaraan Bangunan Gedung
PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMANFAATAN
PENDATAAN
PEMBONGKARAN
IMB SLF RTB
KAJIAN TEKNIS
PELESTARIAN
PEMBANGUNAN
Sumber: Direktorat PBL, 2014
2.3.2. Alur Penyelenggraan BG pada UmumnyaBerdasarkan skema umum tersebut, maka secara lebih detail siklus
penyelenggaraan bangunan gedung berdasarkan peraturan perundang-undangan
di Indonesia dapat digambarkan pada skema berikut ini.
Gambar 2.6. Skema Penyelenggaraan Bangunan Gedung pada Umumnya
Sumber: Direktorat PBL, 2014
Yang membedakan skema ini dengan skema sebelumnya adalah alur yang dibuat
terlihat lebih lengkap dan lebih komprehensif. Pada skema ini dapat dilihat bahwa
penyelenggaraan bangunan gedung dilaksanakan dengan mengacu pada UU,
peraturan, pedoman, standar teknis dan Perda BG. Selain itu dapat dilihat juga
2 - 14D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
bahwa setiap tahapan penyelenggaraan bangunan gedung dapat dilaksanakan
dengan melibatkan penyedia jasa (pihak ketiga).
Hal lain yang berbeda juga dapat dilihat pada tahap perencanaan setiap bangunan
gedung yang direncanakan harus mengacu pada RTRW, RDTR dan RTBL serta
dilengkapi AMDAL dan Persetujuan/Rekomendasi Instansi lain untuk fungsi-fungsi
tertentu.
2.3.3. Alur Penyelenggraan BG TertentuMenurut PP nomor 36 tahun 2005, bangunan gedung tertentu adalah bangunan
gedung yang digunakan untuk kepentingan umum dan bangunan gedung fungsi
khusus, yang dalam pembangunan dan/atau pemanfaatannya membutuhkan
pengelolaan khusus dan/atau memiliki kompleksitas tertentu yang dapat
menimbulkan dampak penting terhadap masyarakat dan lingkungannya.
Berdasarkan pengertian tersebut, terlihat lebih jelas bahwa bangunan gedung
tertentu yang cenderung memiliki kompleksitas tertentu, sehingga membutuhkan
pengelolaan secara khusus yang berbeda dengan bangunan gedung pada
umumnya. Oleh karena itu, detail siklus penyelenggaraan bangunan gedung
tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan di Indonesia dapat
digambarkan pada skema berikut ini.
Gambar 2.7. Skema Penyelenggaraan Bangunan Gedung Tertentu
UU, PERATURAN, PEDOMAN, STANDAR TEKNIS BG, PERDA
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG TERTENTU
PENYEDIA JASA
KETERANGAN : M - MasyarakatKT - Kajian TeknisKI - Kajian IdentifikasiRTB - Rencana Teknis PembongkaranTABG - Tim Ahli Bangunan GedungSLF - Sertifikat Laik Fungsi SLFn - Perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi
Alur proses utama
Alur proses penunjang
PERENCANAAN
PERSETJ/ REKOM.
INSTANSILAIN
RTRWKAB/KOTA,
RDTRKP
AMDAL PELAKSANAAN
PENDATAAN / PENDAFTARAN
IMB SLF
PEMANFAATAN
PELESTARIAN
SLFn RTB
PEMBANGUNAN
KT
KI
RTBL
PEMBONGKARAN
M
TABG
M
TABGTABG
MTABG
M
TABG
MM
TABG
Sumber: Direktorat PBL, 2014
2 - 15D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Secara umum, alur siklus penyelenggaraan bangunan gedung tertentu hampir sama
dengan alur siklus penyelenggaraan bangunan gedung pada umumnya. Yang
membedakan skema ini dengan skema sebelumnya adalah pada setiap tahapannya
(Penyusunan RTBL, Perencanaan, Pelaksanaak, Pemanfaatan, Pelestarian dan
Pembongkaran), bangunan gedung tertentu dipersyaratkan untuk melibatkan Tim
Ahli Bangunan Gedung (TABG) dan mendapatkan rekomendasi dari menteri yang
terkait.
2.3. PEMAHAMAN IMBIzin Mendirikan Bangunan Gedung (IMB) adalah perizinan yang diberikan oleh
pemerintah daerah, dan oleh Pemerintah atau pemerintah provinsi untuk bangunan
gedung fungsi khusus, kepada pemilik bangunan gedung untuk kegiatan meliputi:
Pembangunan bangunan gedung baru, dan/atau prasarana bangunan
gedung;
Rehabilitasi/renovasi bangunan gedung dan/atau prasarana bangunan
gedung, meliputi perbaikan/perawatan, perubahan,
perluasan/pengurangan; dan
Pelestarian/pemugaran.
Dalam proses penerbitan IMB, pemerintah daerah, Pemerintah dan pemerintah
provinsi untuk bangunan gedung fungsi khusus, melaksanakan dengan prinsip
pelayanan prima, serta mengendalikan penerapan persyaratan administratif dan
persyaratan teknis yang ditetapkan dalam rencana teknis.
Persyaratan permohonan Izin Mendirikan Bangunan Gedung dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Persyaratan Administratif dokumen untuk permohonan IMB terdiri dari:
a. Status Hak Atas Tanah, berupa:
i. Surat bukti status hak atas tanah yang diputuskan oleh
pemerintah daerah;
ii. Surat perjanjian pemanfaatan/penggunaan tanah;
iii. Data kondisi/situasi tanah, merupakan data-data teknis
tanah.
b. Status Kepemilikan Bangunan Gedung, berupa:
i. Untuk pembangunan baru, status kepemilikan bangunan
2 - 16D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
gedung yaitu dokumen keterangan diri pemilik yang
mengajukan Permohonan IMB dan kepemilikan atas
bangunan gedung;
ii. Untuk proses terkait kegiatan lainnya, status kepemilikan
bangunan gedung berupa Surat Bukti Kepemilikan
Bangunan Gedung.
c. Dokumen/Surat-surat yang Terkait, berupa:
i. SIPPT untuk pembangunan di atas tanah dengan luas
minimum tertentu;
ii. Rekomendasi instansi/lembaga yang bertanggungjawab
di bidang fungsi khusus (untuk bangunan gedung fungsi
khusus);
iii. Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau
UPL/UKL; dan/atau
iv. Rekomendasi instansi teknis terkait untuk bangunan
gedung di atas/bawah prasarana dan sarana umum.
2. Persyaratan Teknis dokumen untuk permohonan IMB, berupa Rencana
Teknis Bangunan Gedung yang meliputi
a. Data umum bangunan gedung memuat informasi meliputi:
i. Fungsi/klasifikasi bangunan gedung;
ii. Luas lantai dasar bangunan gedung;
iii. Total luas lantai bangunan gedung;
iv. Ketinggian/jumlah lantai bangunan gedung; dan
v. Rencana pelaksanaan.
b. Rencana teknis bangunan gedung (sesuai dengan
penggolongannya), meliputi
i. Gambar rencana/rancangan bangunan gedung, dimana
kedetailannya disesuaikan penggolongan berdasarkan
ketentuan berlaku;
ii. Spesifikasi teknis bangunan gedung, berlaku untuk
semua penggolongan;
iii. perhitungan struktur, berlaku untuk BG hunian non
2 - 17D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
sederhana dan BG umum;
iv. perhitungan kebutuhan utilitas, berlaku untuk BG hunian
non sederhana dan BG umum;
v. Rekomendasi instansi terkait, berlaku untuk BG tertentu
dan fungsi khusus.
Pengurusan permohonan IMB dapat dilakukan oleh pemohon sendiri, atau dapat
dengan menunjuk penanggung jawab perencanaan selaku pelaksana pengurusan
permohonan IMB yang resmi (authorized person) dengan surat kuasa bermeterai
yang cukup.
Dalam hal penerbitan IMB harus memungut retribusi untuk sebagian atau sama
dengan biaya kegiatan operasional proses, besarnya harus sesuai dengan
penghitungan berdasarkan tingkat penggunaan jasa pelayanan perizinan dan
mempertimbangkan tingkat kemampuan masyarakat setempat. Pemerintah daerah
serta aparatnya wajib memenuhi ketentuan tentang larangan penerimaan
pembayaran di luar nilai besarnya retribusi IMB yang ditetapkan secara transparan.
Jenis kegiatan yang dikenakan retribusi IMB meliputi:
Pembangunan baru;
Rehabilitasi / renovasi meliputi perbaikan / perawatan, perubahan,
perluasan / pengurangan; dan
Pelestarian / pemugaran.
Objek yang dikenakan retribusi IMB adalah kegiatan pemerintah daerah dalam
rangka pembinaan melalui pemberian izin untuk biaya pengendalian
penyelenggaraan yang meliputi pengecekan, pengukuran lokasi, pemetaan,
pemeriksaan dan penatausahaan pada bangunan gedung dan prasarana bangunan
gedung.
Harga satuan (tarif) retribusi IMB ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan
peringkat skala wilayah administratif kabupaten/kota, dan tingkat kemampuan
ekonomi masyarakat serta pertimbangan lainnya, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Dokumen IMB diterbitkan dengan kelengkapan sekurang-kurangnya, meliputi:
1. Keputusan Menteri PU/Gubernur/Bupati/Walikota tentang IMB; dan
2. Lampiran-lampiran:
a. Fungsi dan klasifikasi bangunan gedung;
2 - 18D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
b. Gambar situasi gambar rencana teknis merupakan berkas
terpisah;
c. Pembekuan dan pencabutan IMB; dan
d. Penghitungan besarnya retribusi IMB.
Pada beberapa gambar di bawah ini dapat dilihat beberapa ketentuan yang dikutip
dari Permen PU Nomor 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan
Bangunan Gedung.
Gambar 2.8. Tata Cara Penerbitan IMB BG Pada Umumnya
Sumber: Permen PU Nomor 24/PRT/M/2007
Gambar 2.9. Tata Cara Penerbitan IMB BG Tertentu untuk Kepentingan Umum
Sumber: Permen PU Nomor 24/PRT/M/2007
2 - 19D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Gambar 2.10. Tata Cara Pengesahan Dokumen Rencana Teknis BG Pada Umumnya
Sumber: Permen PU Nomor 24/PRT/M/2007
Gambar 2.11. Tata Cara Pengesahan Dokumen Rencana Teknis BG Tertentu
Sumber: Permen PU Nomor 24/PRT/M/2007
2 - 20D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
2.5. PEMAHAMAN SLFSertifikat Laik Fungsi bangunan gedung adalah sertifikat yang diberikan oleh
pemerintah daerah, oleh Pemerintah dan pemerintah provinsi untuk bangunan
gedung fungsi khusus, kepada pemilik/pengguna bangunan gedung apabila kondisi
bangunan gedung yang bersangkutan memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung yang ditetapkan.
Pemerintah daerah menerbitkan sertifikat laik fungsi terhadap bangunan gedung
yang telah selesai dibangun dan telah memenuhi persyaratan kelaikan fungsi
berdasarkan hasil pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung, sebagai syarat
untuk dapat dimanfaatkan.
Pemberian sertifikat laik fungsi bangunan gedung dilakukan dengan mengikuti
prinsip-prinsip pelayanan prima dan tanpa dipungut biaya. Sertifikat laik fungsi
bangunan gedung diberikan atas dasar permintaan pemilik untuk seluruh atau
sebagian bangunan gedung sesuai dengan hasil pemeriksaan kelaikan fungsi
bangunan gedung.
Sertifikat Laik Fungsi bangunan gedung yang diberikan meliputi penerbitan SLF
untuk pertama kali dan perpanjangan SLF selanjutnya. Masa berlaku sertifikat laik
fungsi memiliki ketentuan sebagai berikut:
Masa berlaku SLF untuk bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal
sederhana dan rumah deret sederhana tidak dibatasi (tidak ada ketentuan
untuk perpanjangan SLF).
Masa berlaku SLF bangunan gedung untuk bangunan gedung hunian
rumah tinggal tunggal, dan rumah deret sampai dengan 2 (dua) lantai
ditetapkan dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun.
Masa berlaku SLF bangunan gedung untuk bangunan gedung hunian
rumah tinggal tidak sederhana, bangunan gedung lainnya pada umumnya,
dan bangunan gedung tertentu ditetapkan dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun.
Penerbitan SLF bangunan gedung dan perpanjangan SLF bangunan gedung
diproses atas dasar:
Permintaan pemilik/pengguna bangunan gedung;
Adanya perubahan fungsi, perubahan beban, atau perubahan bentuk
2 - 21D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
bangunan gedung;
Adanya kerusakan bangunan gedung akibat bencana seperti gempa bumi,
tsunami, kebakaran, dan/atau bencana lainnya; atau
Adanya laporan masyarakat terhadap bangunan gedung yang
diindikasikan membahayakan keselamatan masyarakat dan lingkungan
sekitarnya.
Dokumen SLF Bangunan Gedung terdiri dari:
1. Sertifikat
2. Lampiran-lampiran, meliputi:
a. Lembar Pencatatan Data Tanggal Penerbitan Sertifikat Laik
Fungsi dan perpanjangan SLF bangunan gedung;
b. Lembar Gambar Block Plan/Site Plan; serta
c. Lembar Daftar Kelengkapan Dokumen untuk perpanjangan SLF
bangunan gedung.
Pelaksana pemeriksaan kelaikan fungsi dan pemeriksaan berkala bangunan
gedung dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penyedia Jasa, dapat memiliki peran atau tugas sebagai berikut:
Melaksanakan pemeriksaan kelaikan fungsi dalam proses
penerbitan SLF, untuk hunian tidak sederhana dan bangunan
gedung untuk kepentingan umum;
Melaksanakan pemeriksaan kelaikan fungsi dalam proses
penerbitan SLF dan pemeriksaan berkala, untuk BG tertentu
fungsi khusus;
Melaksanakan pengkajian teknis untuk pemeriksaan kelaikan
fungsi dalam proses perpanjangan SLF bangunan gedung, untuk
hunian tidak sederhana dan bangunan gedung untuk kepentingan
umum;
Melaksanakan pemeriksaan kelaikan fungsi dalam proses
perpanjangan SLF, untuk bangunan gedung fungsi khusus.
2. Pemerintah Daerah, dapat memiliki peran atau tugas sebagai berikut:
Melaksanakan pengkajian teknis untuk:
2 - 22D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
o pemeriksaan kelaikan fungsi dalam proses penerbitan
SLF untuk hunian tunggal dan rumah termasuk hunian
sederhana, dan
o pemeriksaan berkala hunian tunggal dan deret.
Dapat menugaskan penyedia jasa pengawasan atau penyedia
jasa pengkajian teknis konstruksi, untuk pemeriksaan kelaikan
fungsi hunian tunggal dan deret sederhana, bila belum terdapat
tenaga teknis yang cukup.
Menanggung pembiayaan pengkajian teknis yang dilakukan
pemerintah daerah.
3. Pemilik/Pengguna BG, dapat memiliki peran atau tugas sebagai berikut:
Pemilik/pengguna bangunan gedung dapat melakukan
pemeriksaan berkala, bila memiliki unit teknis dengan SDM yang
sesuai ketentuan berlaku;
Pengelola berbentuk badan usaha dapat melakukan pemeriksaan
berkala, bila memiliki unit teknis dengan SDM yang sesuai
ketentuan berlaku;
Pemilik perorangan hunian tunggal dan deret dapat melakukan
pemeriksaan berkala, bila memiliki keahlian.
Pada beberapa gambar di bawah ini dapat dilihat beberapa ketentuan yang dikutip
dari Permen PU Nomor 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi
Bangunan Gedung.
2 - 23D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Gambar 2.12. Tata Cara Penertbitan SLF
Sumber: Permen PU Nomor 25/PRT/M/2007
Gambar 2.13. Tata Cara Pemeriksaan Berkala BG
Sumber: Permen PU Nomor 25/PRT/M/2007
2 - 24D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Gambar 2.14. Tata Cara Perpanjangan SLF
Sumber: Permen PU Nomor 25/PRT/M/2007
2.6. PEMAHAMAN TABGTim ahli bangunan gedung adalah tim yang terdiri dari para ahli yang terkait dengan
penyelenggaraan bangunan gedung untuk memberikan pertimbangan teknis dalam
proses penelitian dokumen rencana teknis dengan masa penugasan terbatas, dan
juga untuk memberikan masukan dalam penyelesaian masalah penyelenggaraan
bangunan gedung tertentu yang susunan anggotanya ditunjuk secara kasus per
kasus disesuaikan dengan kompleksitas bangunan gedung tertentu tersebut.
TABG dibentuk dan ditetapkan oleh bupati/walikota. TABG harus sudah ditetapkan
oleh bupati/walikota selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah Perda BG
dinyatakan berlaku.
Susunan keanggotaan TABG terdiri dari:
Pengarah
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Anggota
Keanggotaan TABG dapat terdiri dari unsur-unsur:
asosiasi profesi;
masyarakat ahli di luar disiplin Bangunan Gedung termasuk masyarakat
2 - 25D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
adat;
perguruan tinggi;
instansi Pemerintah Daerah.
Keterwakilan unsur-unsur asosiasi profesi, perguruan tinggi, dan masyarakat ahli
termasuk masyarakat adat, minimum sama dengan keterwakilan unsur-unsur
instansi Pemerintah Daerah. Keanggotaan TABG tidak bersifat tetap. Setiap unsur
diwakili oleh 1 (satu) orang sebagai anggota. Nama-nama anggota TABG diusulkan
oleh asosiasi profesi, perguruan tinggi dan masyarakat ahli termasuk masyarakat
adat yang disimpan dalam basis data daftar anggota TABG.
TABG mempunyai tugas pokok sebagai berikut:
Memberikan Pertimbangan Teknis berupa nasehat, pendapat, dan
pertimbangan profesional pada pengesahan rencana teknis Bangunan
Gedung untuk kepentingan umum.
Memberikan masukan tentang program dalam pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi instansi yang terkait.
Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, TABG mempunyai fungsi sebagai berikut:
Pengkajian dokumen rencana teknis yang telah disetujui oleh instansi yang
berwenang;
Pengkajian dokumen rencana teknis berdasarkan ketentuan tentang
persyaratan tata bangunan.
Pengkajian dokumen rencana teknis berdasarkan ketentuan tentang
persyaratan keandalan Bangunan Gedung.
Disamping tugas pokok, TABG dapat membantu beberapa hal berikut ini:
Pembuatan acuan dan penilaian;
Penyelesaian masalah;
Penyempurnaan peraturan, pedoman dan standar.
Masa kerja TABG ditetapkan 1 (satu) tahun anggaran. Masa kerja TABG dapat
diperpanjang sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali masa kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
Biaya pengelolaan database dan operasional anggota TABG dibebankan pada
APBD Pemerintah Daerah, yang meliputi:
Biaya pengelolaan basis data.
2 - 26D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Biaya operasional TABG yang terdiri dari:
o Biaya sekretariat;
o Persidangan;
o Honorarium dan tunjangan;
o Biaya perjalanan dinas.
Pada beberapa gambar di bawah ini dapat dilihat beberapa ketentuan yang dikutip
dari Permen PU Nomor 26/PRT/M/2007 tentang Pedoman Tim Ahli Bangunan
Gedung.
Gambar 2.15. Kedudukan TABG dalam Penyelenggaraan BG di Daerah
Sumber: Permen PU Nomor 26/PRT/M/2007
Gambar 2.16. Kode Ektik (Janji) TABG
Sumber: Permen PU Nomor 26/PRT/M/2007
2 - 27D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
2.7. PEMAHAMAN PENDATAAN BGPendataan bangunan gedung adalah kegiatan pengumpulan data suatu bangunan
gedung oleh pemerintah daerah yang dilakukan secara bersama dengan proses izin
mendirikan bangunan gedung, proses sertifikat laik fungsi bangunan gedung, dan
pembongkaran bangunan gedung, serta mendata dan mendaftarkan bangunan
gedung yang telah ada.
Sasaran pendataan bangunan gedung adalah seluruh bangunan gedung yang
berada di wilayah kabupaten/kota, kecuali Provinsi DKI Jakarta di wilayah provinsi.
Pendataan dan/atau pendaftaran bangunan gedung dilakukan pada saat :
Permohonan Izin Mendirikan Bangunan Gedung (PIMB)
Permohonan Perubahan Izin Mendirikan Bangunan Gedung (PPIMB) yaitu
pada waktu :
o Penambahan dan pengurangan atau perubahan pada bangunan
gedung, yang telah memenuhi sebagaimana yang disyaratkan
dalam proses IMB.
o Perubahan fungsi bangunan gedung.
o Pelestarian bangunan gedung
Permohonan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) serta perpanjangannya (SLFn)
yaitu :
o 1 kali untuk hunian tunggal dan deret sederhana;
o Setiap 20 tahun untuk hunian tunggal dan deret hingga 2 lantai.
o Setiap 5 tahun untuk hunian tidak sederhana, BG umum, dan BG
tertentu.
Pembongkaran bangunan gedung.
Pemutahiran data dilakukan secara aktif oleh pemerintah daerah dengan
dilakukannya pendataan secara periodik yaitu:
secara berkala setiap 5 tahun untuk BG non-hunian;
secara berkala setiap 10 tahun untuk BG hunian (oleh dinas teknis);
pada masa peralihan 1 tahun sejak Permen PU tentang Pedoman Teknis
Pendataan Bangunan Gedung dilaksanakan.
Hasil pendataan bangunan gedung dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah
2 - 28D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
maupun masyarakat melalui suatu sistem informasi bangunan gedung, antara lain:
Menemukan fakta kepemilikan, penggunaan, pemanfaatan serta riwayat
bangunan gedung dan tanah termasuk kesesuaian antara penggunaan
bangunan gedung dengan rencana tata ruang wilayahnya;
Mengetahui informasi/perkembangan mengenai proses penyelenggaraan
bangunan gedung yang sedang berjalan (seperti IMB, SLF atau
perpanjangan SLF);
Mengetahui kekayaan aset negara dan pendapatan
Pemerintah/pemerintah daerah;
Keperluan perencanaan dan pengembangan tata ruang wilayah;
Mengetahui batas waktu masa berlakunya suatu perizinan (IMB, SLF).
Persyaratan pendataan bangunan gedung dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Data Umum (Pemilik Bangunan Gedung), yang meliputi:
a. Perorangan / Badan Usaha / Negara;
b. Data Tanah;
c. Data Bangunan Gedung;
2. Data Teknis, yang meliputi:
a. Data teknis struktur;
b. Data teknis arsitektur;
c. Data teknis utilitas, terdiri dari:
i. Data kelistrikan;
ii. Data sistem proteksi kebakaran;
iii. Data alat bantu transportasi;
iv. Data instalasi komunikasi;
v. Data penghawaan buatan;
vi. Data instalasi air bersih;
vii. Data instalasi air kotor dan pengelolaan limbah;
d. Data penyedia jasa, terdiri dari:
i. Penyedia jasa perencanaan (struktur, arsitektur, dan
utilitas);
ii. Penyedia jasa pelaksanaan (struktur, arsitektur, dan
2 - 29D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
utilitas);
iii. Penyedia jasa pengawasan (struktur, arsitektur, dan
utilitas);
3. Data Status (pemilik bangunan terdahulu) , yang meliputi:
a. Perorangan / Badan Usaha / Negara;
b. Data status administrasi bangunan, terdiri dari:
i. Nomor IMB terdahulu;
ii. Nomor SLF terdahulu.
Data terkait proses penyelenggaraan bangunan gedung dapat dijelaskan sebagai
beriut:
Data Terkait Proses IMB, yang meliputi:
o Data terkait kelengkapan administrasi pemohon IMB;
o Data terkait kemajuan permohonan IMB;
Data Terkait SLF/SLFn, yang meliputi:
o Data terkait kelengkapan administrasi pemohon SLF;
o Data terkait kemajuan proses permohonan SLF;
Data Terkait Proses Pembongkaran/Pelestarian, yang meliputi:
o Data terkait kelengkapan administrasi pemohon pembongkaran;
o Data terkait kemajuan proses permohonan
pembongkaran/pelestarian.
Secara organisasi, pelaksanaan pendataan bangunan gedung dilakukan oleh
instansi yang terkait dalam penerbitan IMB dan SLF dengan struktur tenaga terdiri
dari :
1. Penentu atau Pengambil Keputusan/Kebijakan Pendataan BG
Pejabat Pemda yang memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan
yang sifatnya strategis, menentukan hasil keluaran dan indikator yang ingin
didapat dari data bangunan gedung yang ada dan mampu menentukan
arah dan tujuan serta pengembangan dari kegiatan pendataan bangunan
gedung.
2. Petugas Pelaksana Pendataan BG
Petugas pelaksana pendataan bangunan gedung merupakan bagian yang
2 - 30D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
paling memegang peranan dalam pelaksanaan pendataan bangunan
gedung.
Petugas ini secara umum dapat dibagi menjadi:
Petugas Pelayanan Masyarakat;
Petugas Pemasukan Data;
Administrator sistem/ programmer.
1K e m e n t e r i a n P e k e r j a a n U m u mD i r e k t o r a t J e n d e r a l C i p t a K a r y a
BAB III PERCEPATAN IMPLEMENTASI
PERDA BG
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATD I R E K T O R AT J E N D E R A L C I P TA K A R YADIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN
2K e m e n t e r i a n P e k e r j a a n U m u mD i r e k t o r a t J e n d e r a l C i p t a K a r y a
3.1. LANDASAN HUKUM (YURIDIS)Beberapa peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan hukum
penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung yaitu:
1. Peraturan perundangan-undangan yang bersifat atribusi, yaitu peraturan
perundang-undangan yang memberikan kewenanganan kepada
Pemerintahan Daerah untuk membuat Perda, antara lain:
a. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-Undang tentang Pembentukan Kabupaten/Kota
bersangkutan;
c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah.
2. Peraturan perundangan-undangan yang bersifat delegasi, yaitu peraturan
perundang-undangan yang memberikan amanah untuk disusunnya Perda
tentang bangunan gedung, antara lain:
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksana Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung.
3. Peraturan perundang-undangan yang bersifat teknis, yaitu peraturan
perundang-undangan yang memberikan arahan mengenai teknis
penyusunan Perda, antara lain:
a. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah.
4. Peraturan perundang-undangan yang bersifat substansial, yaitu peraturan
perundang-undangan yang memberikan arahan mengenai substansi
penyelenggaraan bangunan gedung, antara lain:
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006
tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
3 - 3D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006
tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksebilitas pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara;
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2007
tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25/PRT/M/2007
tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi bangunan Gedung;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2007
tentang Pedoman Tim Ahli Bangunan Gedung;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008
tentang Pedoman Pemeliharan dan Perawatan Bangunan
Gedung;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25/PRT/M/2008
tentang Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Induk Sistim
Proteksi Kebakaran;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008
tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan;
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2009
tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran Di
Perkotaan;
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2010
tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala Bangunan
Gedung;
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2010
tentang Pedoman Teknis Pendataan Bangunan Gedung;
m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2010
tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan;
3 - 4D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 11/PRT/M/2014 tentang Pengelolaan Air Hujan Pada
Bangunan Gedung Dan Persilnya;
o. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 01/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Cagar
Budaya;
p. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau.
3.2. IMPLEMENTASI PERDA BGTantangan ke depan pasca penetapan Perda BG di daerah adalah melaksanakan
implementasinya secara menyeluruh. Mengingat pentingnya Perda BG bagi
perwujudan fisik pembangunan di daerah, khususnya dalam konteks pembangunan
bangunan gedung, maka implementasinya sangat dibutuhkan. Sudah menjadi fakta
umum dimana banyak Perda di daerah yang sudah dibuat namun minim
implementasi. Oleh karena itu, peran pembinaan dari Pemerintah kepada
pemerintah daerah dalam hal implementasi Perda BG di daerah masih sangat
dibutuhkan.
Sesuai dengan muatan pengaturan di dalamnya, hal-hal yang perlu
diimplementasikan dalam Perda BG cukup banyak, yaitu:
1. Penetapan Peraturan Pelaksana Dalam Bentuk Peraturan Kepala
Daerah (Perkada)
Pasca penetapan Perda BG, pemerintah daerah harus melakukan
penetapan peraturan pelaksanaan dalam bentuk Perkada. Peraturan
pelaksanaan yang dibutuhkan sebagai operasionalisasi Perda BG adalah
beberapa norma pengaturan dalam Perda BG yang membutuhkan
pengaturan lebih lanjut dalam hal tata laksana atau tata cara. Oleh karena
itu, jumlah peraturan pelaksana yang harus disiapkan sangat tergantung
jumlah norma pengaturan dalam Perda BG yang mendelegasikan
dibuatnya peraturan pelaksana. Dalam acuan yang dibuat oleh Direktorat
Penataan Bangunan dan Lingkungan (Dit. BPB), terdapat sekitar 33
substansi yang diamanahkan dalam Model Perda BG untuk dibuatkan
peraturan turunannya dalam bentuk Perkada. Walaupun diamanahkan 33
substansi untuk dibuatkan peraturan turunannya, namun demikian tidak
berarti harus dibuat dalam 33 Perkada. Bisa saja disusun 1 atau beberapa
dokumen Perkada yang memuat 33 substansi tersebut. Sebagai contoh,
3 - 5D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
dalam UU-BG diamanahkan 29 substansi untuk diatur dalam PP, dalam
prakteknya Pemerintah cukup menetapkan -BG yang memuat 29 substansi
tersebut.
2. Sosialisasi Perda BG Kepada Masyarakat
Untuk mendapatkan dukungan peran masyarakat, maka pasca penetapan
Perda BG pemerintah daerah harus melakukan sosialisasi kepada
masyarakat. Sosialisasi Perda BG kepada masyarakat dapat dilakukan
secara pasif maupun secara aktif. Secara pasif sosialisasi dapat dilakukan
melalui berbagai media diseminasi informasi seperti website, baliho,
spanduk, banner, leaflet dan lain sebagainya. Sedangkan secara aktif,
sosialisasi dapat dilakukan melalui berbagai bentuk kegiatan diseminasi,
penyuluhan dan pembimbingan kepada masyarakat. Dalam upaya seperti
ini, pemerintah daerah dapat memanfaatkan jejaring kelembagaan yang
dimiliki seperti instansti kecamatan, kelurahan/desa serta kelembagaan
lain terkait seperti jejaring P2KP atau PNPM mandiri. Dengan begitu, maka
sosialisasi yang dilakukan dapat bersifat terstruktur, sistematis dan masif.
3. Penetapan Kelembagaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung
Untuk mendukung operasionalisasi Perda BG, maka pemerintah daerah
perlu menetapkan kelembagaan terkait penyelenggaraan bangunan
gedung di daerah. Sesuai dengan amanah dalam Perda BG, terdapat
berbagai instansi yang terkait dengan penyelenggaraan bangunan gedung
di daerah termasuk hubungan antar instansi. Instansi yang perlu
ditentukan adalah instansi perizinan yang mengeluarkan IMB, dimana
instansi ini sangat terkait dengan kebijakan pemerintah perizinan terpadu
satu pintu. Selain itu instansi yang perlu ditetapkan adalah instansi teknis
yang memberikan rekomendasi teknis bangunan gedung. Tentunya
terdapat beberapa instansi terkait penerbitan IMB seperti instansi tata kota,
lingkungan hidup, perhubungan, dan lain sebagainya. Selanjutnya
berkaitan dengan penertiban dan penegakan hukum, tentunya sangat
terkait dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), kepolisian dan
kejaksaan.
3 - 6D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
4. Penyusunan dan Penetapan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL)
Sebagaimana diamanahkan dalam Perda BG, maka pemerintah daerah
perlu melakukan penyusunan dan penetapan RTBL. Dokumen RTBL
merupakan suatu panduan rancang bangun suatu kawasan tertentu yang
merupakan perwujudan dari dokumen rencana tata ruang (RTR). Apabila
dalam dokumen RTR merupakan pengaturan spasial secara dua dimensi,
yaitu rencana zonasi (zoning plan) dan peraturan zonasi (zoning
regulation). Maka dokumen RTBL merupakan perwujudan tiga dimensional
dari rencana dan peraturan zonasi dalam suatu kawasan tertentu yang
memiliki tema pengembangan tertentu. Berbagai kawasan tertentu yang
dimaksud misalnya kawasan pusat pemerintahan, kawasan kota tua,
kawasan pusat perdagangan, kawasan pesisir pantai, dan lain-lain.
Dokumen RTBL ditetapkan dalam bentuk peraturan kepala daerah
(Perkada).
5. Penyelenggaraan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Sesuai Ketentuan
Pasca penetapan Perda BG maka pemerintah daerah berkewajiban untuk
menyelenggarakan IMB sesuai ketentuan yang ada. Apabila sebelum
ditetapkannya Perda BG penyelenggaraan IMB masih berorientasi pada
aspek retribusi, maka pasca ditetapkannya Perda BG aspek teknis harus
diperkuat dalam penerbitan IMB. Setiap permohonan IMB dari masyarakat,
harus dilengkapi dengan dokumen rencana teknis yang memenuhi
persyaratan teknis yang berlaku sesuai dengan kompleksitas bangunan
gedung. Pemenuhan persyaratan teknis diketahui melalui pemeriksaan
dokumen rencana teknis oleh instansi teknis. Apabila persyaratan teknis
telah dipenuhi maka IMB yang dimohonkan dapat diterbitkan, namun
apabila persyaratan teknis belum dipenuhi maka pemohon harus
memperbaiki dokumen rencana teknis.
6. Pendataan Bangunan Gedung
Berdasarkan ketentuan dalam Perda BG, maka pemerintah daerah juga
harus melakukan pendataan bangunan gedung. Pendataan bangunan
gedung sebagaimana diamanahkan dalam Perda BG, memiliki peran
penting dalam hal pengendalian dan pengawasan bangunan gedung di
daerah. Mengingat pentingnya arti pendataan bangunan gedung, maka
proses pelaksanaannya seyogyanya menggunakan Sistem Informasi
3 - 7D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Manajemen Bangunan Gedung (SIM-BG). SIM-BG merupakan suatu
instrumen pendataan bangunan gedung menggunakan sistem komputasi
yang mutakhir untuk memudahkan dan memperlancar proses pendataan
bangunan gedung.
7. Pemeriksaan Kelaikan Fungsi Bangunan Gedung dan Penerbitan
Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Dalam menjamin keandalan bangunan gedung di daerah, pasca
penetapan Perda BG pemerintah daerah harus mulai melaksanakan
pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung. Pemeriksaan kelaikan
fungsi bangunan gedung dilakukan terhadap bangunan gedung yang telah
dibangun namun belum dimanfaatkan. Hal ini penting dilakukan untuk
menjamin bahwa bangunan gedung dibangun sesuai IMB yang diberikan,
yang berarti telah memenuhi persyaratan teknis yang berlaku. Apabila dari
pemeriksaan diketahui bahwa bangunan gedung laik fungsi, maka SLF
dapat diberikan oleh pemerintah daerah kepada pemilik bangunan gedung.
8. Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung dan Perpanjangan SLF
Sesuai ketentuan dalam Perda BG, SLF memiliki masa berlaku dan harus
diperpanjang bila sudah habis masa berlakunya. Untuk bangunan hunian
tidak sederhana, masa berlaku SLF-nya adalah 20 tahun, sedangkan
untuk bangunan gedung untuk kepentingan umum (bukan hunian), masa
berlaku SLF-nya adalah 5 tahun. Sebagai dasar perpanjangan SLF,
pemilik/pengguna bangunan gedung harus melakukan pemeriksaan
berkala untuk memeriksa kelaikan fungsi dari sebagian atau keseluruhan
bangunan gedung. Apabila dari pemeriksaan diketahui bahwa bangunan
gedung tidak laik fungsi, pemilik/pengguna bangunan wajib melakukan
perbaikan atau retrofitting agar bangunan gedung kembali laik fungsi dan
SLF dapat diperpanjang.
9. Pengawasan, Penertiban dan Penegakan Hukum dalam
Penyelenggaraan Bangunan Gedung
Yang tidak kalah penting dalam implementasi Perda BG adalah upaya
pengawasan, penertiban dan penegakan hukum. Melalui upaya inilah tertib
penyelenggaraan bangunan gedung dapat dicapai. Pengawasan
pemanfaatan bangunan gedung dilakukan oleh Instansi Perizinan dan
Teknis dengan melibatkan peran masyarakat. Hal ini dilakukan untuk
menjamin pemanfaatan bangunan gedung sesuai dengan ketentuan dan
3 - 8D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
persyaratan dalam perizinannya. Penertiban dilakukan terhadap berbagai
pelanggaran sanksi administratif yang dilakukan oleh pemilik/pengguna
bangunan gedung. Penertiban dilakukan oleh Satpol PP dengan tujuan
untuk menjaga ketertiban penyelenggaraan bangunan gedung agar tetap
sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku. Penegakan
hukum dilakukan terhadap berbagai pelanggaran ketentuan pidana yang
terjadi. Penegakan hukum dilakukan oleh penegak hukum, baik kepolisian,
kejaksaan, maupun PPNS sesuai kewenangannya untuk menjamin
keamanan dan ketertiban dalam penyelenggaraan bangunan gedung.
Terdapat pepatah yang mengatakan bahwa “perjalanan seribu mil dimulai dari satu
langkah kecil’. Hal ini sangat tepat menggambarkan bahwa implementasi Perda BG
secara menyeluruh tidaklah mudah dan masih cukup panjang, namun dapat dicapai
dengan apabila dilaksanakan secara bertahap. Oleh karena itu, pemerintah daerah
perlu menyiapkan langkah konkrit implementasi Perda BG yang secara sistematis
dapat dilaksanakan hingga mencapai implementasi yang menyeluruh. Untuk
mendukung upaya pemerintah daerah, tentu dibutuhkan komitmen dari Pemerintah
untuk secara berkelanjutan memberikan pembinaan dalam konteks implementasi
Perda BG.
3.3. KONDISI IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN BG
SECARA TERTIB ADMINISTRATIF DI INDONSESIAPenyelenggaraan bangunan gedung secara tertib administratif merupakan amanah
dari UU No 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Yang dimaksud dengan
penyelenggaraan bangunan gedung secara tertib administratif artinya setiap
bangunan gedung harus dilengkapi dengan kelengkapan administratifnya, seperti
IMB, SLF, Pendataan BG, dan pelibatan TABG untuk bangunan gedung tertentu.
Oleh karena merupakan amanah, maka penyelenggaraan bangunan gedung secara
tertib administratif bersifat wajib dilakukan dan mengikat semua warga negara di
Indonesia.
Sesuai amanah dari UU-BG, maka seharusnya penyelenggaraan bangunan gedung
secara tertib administratif harus dilakukan dengan:
Kepemilikan IMB untuk setiap bangunan gedung (100% bangunan gedung
dalam suatu wilayah) yang telah selesai direncanakan sebelum dilakukan
pembangunan;
Pendataan BG untuk setiap bangunan gedung (100% bangunan gedung
3 - 9D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
dalam suatu wilayah) yang datanya telah masuk saat mengurus IMB;
Kepemilikan SLF untuk setiap bangunan gedung (100% bangunan gedung
dalam suatu wilayah) yang telah selesai dibangun sebelum dilakukan
pemanfaatan;
Keterlibatan/rekomendasi TABG pada setiap tahap penyelenggaraan
bangunan gedung tertentu.
Terkait dengan kondisi eksisting penyelenggaraan bangunan gedung secara tertib
administratif di Indonesia masih belum didapatkan data yang dipublikasi secara
resmi dan akurat. Namun demikian, dari berbagai sumber informasi diketahui
bahwa kondisi penyelenggaraan bangunan gedung secara tertib administratif di
Indonesia hingga tahun 2014 ini masih sangat minim.
Penetapan Perda BG di Indonesia baru mencapai 57%.
Implementasi IMB sudah dilaksanakan sekitar 67% daerah, namun belum
semuanya menerapkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Dari
daerah yang sudah menerapkan IMB pun diindikasi belum seluruh
bangunan secara tertib memiliki IMB serta diindikasi proses IMB pada
aspek teknis belum dilaksanakan dengan baik, masih berorientasi pada
aspek administratif dan retribusi.
Implementasi Pendataan BG sudah dilaksanakan pada daerah yang telah
melaksanakan IMB, yaitu sekitar 67% daerah. Dalam hal ini, kondisinya
pun sama yaitu diindikasi belum seluruh bangunan dalam wilayah
bersangkutan yang sudah didata.
Implementasi SLF pencapaiannya jauh lebih rendah angka IMB.
Diperkirakan implementasi SLF pencapaiannya masih di bawah 10%
daerah. Penyebabnya diindikasi karena berbeda dengan IMB yang
memiliki implikasi pemasukan (income), penerapan SLF memiliki implikasi
pengeluaran (expense) bagi Pemda, selain dari berbagai penyebab lain
seperti pemahaman, komitmen, sumber daya personil, biaya dan waktu
yang masih kurang dan sangat terbatas.
Implementasi TABG di daerah memiliki angka yang diperkirakan sama
dengan pencapaian SLF, yaitu masih di bawah 10%. Penyebab rendahnya
implementasi TABG di daerah pun relatif sama dengan SLF.
3 - 10D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
3.4. PROGRAM FASILITASI PERCEPATAN IMPLEMENTASI
PERDA BG DI DAERAHMelalui alokasi APBN tahun 2015, Direktorat BPB menyelenggarakan Program
Fasilitasi Percepatan Implementasi Perda BG bagi kabupaten/kota dengan
beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Fasilitasi Monitoring dan Evaluasi Implementasi Perda BG, yang dilakukan
pada kabupaten/kota yang telah memiliki Perda BG;
2. Fasilitasi Penyusunan dan Penetapan Perbup/wal tentang IMB, SLF, TABG
dan Pendataan BG, yang dilakukan pada 1 kabupaten/kota terpilih setiap
provinsi (pilot 2015);
3. Fasilitasi Pendampingan Implementasi IMB, SLF, TABG dan Pendataan
BG, yang dilakukan pada 1 kabupaten/kota terpilih setiap provinsi (pilot
2015);
4. Fasilitasi Pendataan BG, yang dilakukan pada 1 kabupaten/kota terpilih
setiap provinsi (pilot 2015).
Adapun Program Fasilitasi Percepatan Implementasi Perda BG bagi kabupaten/kota
tersebut dilakukan untuk mendorong tercapainya :
1. 50% bangunan gedung di kabupaten/kota ber-IMB pada 2019;
2. 30% kabupaten/kota dapat melaksanakan SLF pada 2019;
3. Terlaksananya penerapan Pendataan BG di kabupaten/kota.
4. Peningkatan kapasitas aparatur dari SKPD teknis, TABG dan tenaga
pengkaji teknis di kabupaten/kota.
3.6. POLA HUBUNGAN PUSAT, PROVINSI DAN
KABUPATEN/KOTA DALAM FASILITASI
IMPLEMENTASI PERDA BG 2015Secara hirarkis, Kegiatan Percepatan Implementasi Perda BG tahun 2015
dilaksanakan pada 3 tingkatan, yaitu nasional, provinsi dan kabupaten/kota. Pada
tingkat nasional, pelaksana dari unsur pemerintah adalah Direktorat BPB. Dari
unsur konsultan pada tingkat nasional terdapat Tim Konsultan Koordinator
Implementasi (KKI) yang bertugas mendampingi Direktorat BPB. Dalam prosesnya,
KKI bertugas memberikan arahan serta pemantauan terhadap substansi dan proses
3 - 11D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
kepada KD dan KI. Selain itu, KKI bertanggung jawab memberikan laporan berkala
kepada Direktorat BPB.
Pada tingkat provinsi, SNVT PKPPB Provinsi mengelola kegiatan implementasi
Perda BG tahun 2015 yang meliputi 1) Monev Implementasi Perda BG, 2)
Penyusunan dan Penetapan Perbup/wal, 3) Pendampingan Implementasi, dan/atau
4) Pendataan BG. Untuk Pendataan BG, kegiatan dilakukan dengan mekanisme
kontraktual, dimana SNVT PKPPB menetapkan Konsultan Daerah (KD) sebagai
pelaksana kegiatan yang disupervisi oleh Tim Teknis penerima barang dan jasa
sebagai kendali kualitas. Sedangkan untuk Monev Implementasi Perda BG,
Penyusunan dan Legalisasi Perbup/wal serta Pendampingan Implementasi,
kegiatan dilakukan dengan mekanisme swakelola, dimana SNVT PKPPB
membentuk Tim Swakelola sebagai pelaksana kegiatan dengan dibantu oleh
Konsultan Individual (KI).
Kabupaten/kota yang memperoleh fasilitasi dari kegiatan 1) Penyusunan dan
Legalisasi Perbup/wal, 2) Pendampingan Implementasi dan 3) Pendataan BG yaitu
satu daerah terpilih (sebagai pilot 2015) dari setiap provinsi. Sedangkan Monev
Implementasi Perda BG dilakukan pada semua kabupaten/kota yang telah memiliki
Perda BG, sebagai masukan fasilitasi implementasi Perda BG pada tahun
mendatang.
Secara lebih jelas, skema pola koordinasi pelaksanaan kegiatan implementasi
Perda BG tahun 2015 di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
3 - 12D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Gambar 3.1. Skema Pola Koordinasi Kegiatan
Sumber: Penyedia Jasa, 2015
Pusat
- Dit.
BPB
Provinsi
- SNVT BPB
Pem. Kab/Kota
KKISubdit Pengaturan
& Pembinaan Kelembagaan
Tim Swa. Perkada
Tim Pelaksana – Unsur Pemerintah Unsur Konsultan
Membentuk
Turut Memfasilitasi
Pembinaan Skala NasionalPengarahan Pemantauan
dan Evaluasi Implementasi IMB, TABG, SLF, Pendataan
Fungsi
Pembinaan dalam Skala Provinsi
Pengelolaan Kegiatan Swakelola dan Kontraktual
Pengarahan pada Kegiatan Implementasi IMB, TABG, SLF, Pendataan
Pembinaan dalam Skala Kab/Kota
Penyusunan & Legalisasi Ranperkada
Implementasi IMB, TABG, SLF, Pendataan
Monev Implementasi Perda BG
Tim Swa. Implementasi
Tim Teknis Pendataan
Tim Swa. Monev
KI Perkada
KI Implementasi
KD Pendataan
KI Monev
Kab/Kota Terpilih sebagai Pilot 2015
Kab/Kota yg Sudah Punya Perda BG
Turut Memfasilitasi
Membentuk
Memfasilitasi
Memfasilitasi
Memfasilitasi
1K e m e n t e r i a n P e k e r j a a n U m u mD i r e k t o r a t J e n d e r a l C i p t a K a r y a
BAB IV MEKANISME KEGIATAN DI DAERAH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATD I R E K T O R AT J E N D E R A L C I P TA K A R YADIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN
2K e m e n t e r i a n P e k e r j a a n U m u mD i r e k t o r a t J e n d e r a l C i p t a K a r y a
4.1. PENYUSUNAN & LEGALISASI PERBUP/WAL
4.1.1. Penyelenggara, Pelaksana dan Pihak TerkaitKegiatan Fasilitasi Penyusunan dan Legalisasi Perbup/wal tentang IMB, SLF, TABG
dan Pendataan BG diselenggarakan untuk membantu pemerintah kabupaten/kota
(terpilih sebagai pilot 2015) dalam penyiapan produk pengaturan turunan Perda BG,
sebagai landasan operasional penyelenggaraan IMB, SLF, TABG dan Pendataan
BG. Kegiatan ini diselenggarakan dan dikelola oleh SNVT PKPPB Provinsi dengan
mekanisme swakelola menggunakan dana APBN.
Dalam penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan ini, SNVT PKPPB Provinsi akan
membentuk Tim Swakelola sebagai pelaksana kegiatan. Dalam pelaksanaannya
Tim Swakelola akan dibantu oleh Konsultan Individual (KI) yang ditunjuk melalui
proses penunjukan langsung. Dalam pelaksanaan kegiatan ini KI merupakan
tenaga ahli arsitektur dengan kualifikasi yang telah ditentukan. Dalam hal ini Tim
Swakelola dan KI akan membantu pemerintah kabupaten/kota menyusun dan
membahas Raperbup/wal serta penandatanganan perjanjian kerjasama bahwa
Perbup/wal yang telah selesai dibahas akan ditetapkan.
Pemerintah kabupaten/kota merupakan pihak terkait yang menerima manfaat dari
penyelenggaraan kegiatan ini. Sebagai pihak terkait, pemerintah kabupaten/kota
diharapkan dapat menetapkan Tim Penyusunan Raperbup/wal. Tim tersebut
merupakan tim penyusun yang akan didampingi oleh Tim Swakelola dan KI dalam
proses penyusunan dan pembahasan Perbup/wal.
4.1.2. Tahapan Kegiatan dan Keluaran yang DihasilkanRangkaian tahapan dan capaian keluaran setiap tahapan dari kegiatan Penyusunan
dan Legalisasi Perbup/wal tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1. Tahapan Kegiatan dan Keluaran Kegiatan Penyusunan dan Legalisasi Perbup/wal
NO TAHAPAN KEGIATAN CAPAIAN / KELUARAN
I TAHAP PERSIAPAN
1 Pembentukan Tim Swakelola dan KI Tim Swakelola dan KI
2 Pendalaman KAK Pemahaman KAK
3 Penyusunan Metodologi dan Rencana Kerja Metodologi dan Rencana Kerja
4 Evaluasi Substansi Perda BG yang Ada Hasil Evaluasi Perda BG
5 Koordinasi dengan Pemerintah Kab/Kota. Hasil Koordinasi
6 Pembentukan Tim Penyusun Kab/kota SK Tim Penyusunan
4 - 3D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
NO TAHAPAN KEGIATAN CAPAIAN / KELUARAN
7 Identifikasi Permasalahan dan Penyelesaian Permasalahan dan Solusi Penyelesaian
8 Penyusunan Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan
9 Mengikuti Konsolidasi Awal di Pusat Hasil Konsolidasi Awal di Pusat
II TAHAP PEMBAHASAN DI KAB/KOTA
1 Pendampingan Penyusunan Raperbup/wal Draf Raperbu/wal
2 Penandatanganan Perjanjian Kerjasama PKS
3 Pembahasan Raperbup/wal Raperbu/wal Final
III TAHAP FINALISASI
9 Mengikuti Konsolidasi Akhir di Pusat Hasil Konsolidasi Akhir di Pusat
1 Tindak Lanjut Legalisasi Perkada Hasil Penetapan Perbup/wal
2 Penyusunan Laporan Akhir Laporan Akhir
Sumber: Tim Penyusun, 2015
4.1.3. Skema MetodologiBerdasarkan tabel tahapan kegiatan dan capaian keluaran, maka dapat dirumuskan
skema metodologi yang berisi:
Tahapan pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari 3 tahapan utama;
Durasi pelaksanaan kegiatan dalam periode waktu yang dapat disesuaikan
dengan alokasi dalam RKA-KL;
Rangkaian kegiatan setiap tahapan dalam dimensi waktu;
Momentum diskusi dan pembahasan yang akan dilaksanakan;
Capaian keluaran yang dihasilkan dari setiap tahapan kegiatan;
Periode pelaporan yang terdiri dari pendahuluan, dan akhir.
Skema metodologi yang dirumuskan menjadi acuan bagi penyelenggara, pelaksana
dan pihak terkait dalam pelaksanaan Kegiatan Penyusunan dan Legalisasi
Perbup/wal tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG di kabupaten/kota,
termasuk dalam hal ini sebagai acuan pemantauan dan evaluasi.
Secara lebih jelas, skema metodologi Kegiatan Fasilitasi Penyusunan dan
Legalisasi Perbup/wal tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG di
kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar berikut ini.
4 - 4D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
4.1.4. Instrumen yang Digunakan: Model Perbup/WalUntuk membantu pemerintah daerah dalam proses penyusunan dan legalisasi
Peraturan Bupati/Walikota (Perbup/wal) tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan
BG, pemerintah pusat, dalam hal ini Direktorat Bina Penataan Bangunan, Direktorat
Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
menyiapkan Model Perbup/wal tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG.
Tujuan dibuatkannya Model Perkada tersebut adalah untuk memberikan acuan dan
contoh pengaturan turunan dari Perda BG yang telah disusun secara detail dan
BULAN 3 (OKT)BULAN 1 (AGU) BULAN 2 (SEP)
RANGKAIAN KEGIATAN
10 11 121 2 3 4 5 6 7 8
DISKUSI PARTISIPATIF
KELUARAN
PELAPORANLAP. PENDAHULUAN LAP. AKHIR
Sumber: Tim Penyusun, 2015
Tim Swakelola & KIMetodologi & RenjaHasil Evaluasi Perda BG yg AdaTim Pokja Kab/Kota TerpilihLaporan Pendahuluan
O-1 RanperkadaPerjanjian KerjasamaRanperkada Final
O-2 Tindak Lanjut LegalisasiLaporan Akhir
I. TAHAP PERSIAPAN
II. TAHAP PEMBAHASAN
III. TAHAP FINALISASI
13
1.2. Pembentukan Tim Swakelola dan KI
9
1.3. Pendalaman KAK, Metodologi &
Renja
1.4. Evaluasi Substansi Perda BG
yang Ada
O-3
2.1. Pendampingan
Penyusunan Ranperkada tentang IMB,
SLF, TABG dan Pendataan di
Kab/Kota
2.2. Penanda-tanganan
Komitmen di Daerah
3.2. Tindak Lanjut
Legalisasi Perkada
1.5. Koordinasi dengan Pemerintah
Kab/Kota Terpilih (Pembentukan Tim
Pokja)
1.6. Penyusunan Lap Pendahuluan
1.1. Mengikuti Konso-lidasi Awal di Pusat
2.3. Pembahasan Ranperkada tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan di Kab/Kota
3.3. Penyusunan
Laporan Akhir
Gambar 4.1.Metodologi Pelaksanaan Swakelola Pendampingan
Alokasi Waktu dapat disesuaikan RKA-KL
3.1. Mengikuti Konso-lidasi Akhir di Pusat
4 - 5D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
operasional untuk mendukung implementasi IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG,
sesuai ketentuan pedoman teknis dalam Permen PU bidang PBL yang ada.
Yang perlu ditekankan di sini adalah Model Perbup/wal tentang IMB, SLF, TABG
dan Pendataan BG yang dibuat merupakan acuan dan contoh, sehingga tidak
bersifat mengikat dan tidak mengharuskan setiap norma pengaturan untuk sama
persis. Akan tetapi Model Perbup/wal tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG
dibuat untuk memudahkan dan mempercepat proses penyusunan dan legalisasi di
daerah.
Dalam proses penyusunannya berbagai norma pengaturan dalam Model
Perbup/wal tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG perlu disesuaikan dengan
kondisi dan karakteristik lokal yang ada dan berlaku di setiap daerah. Sehingga
walaupun pada awalnya mengacu pada Model Perbup/wal tentang IMB, SLF,
TABG, dan Pendataan BG namun pada akhirnya diharapkan setiap Perbup/wal
yang dihasilkan setiap daerah dapat berbeda satu dengan yang lain dan bersifat
spesifik.
Sistematika penjabaran dalam Model Perbup/wal tentang IMB, SLF, TABG dan
Pendataan BG meliputi:
JUDUL
PEMBUKAAN
BATANG TUBUH
BAB I KETENTUAN UMUM
BAB II KETENT. PENYELENGGARAAN IMB
Bagian Kesatu Tata Cara Penerbitan IMB
Paragraf 1 Umum
Paragraf 2 Proses Penerbitan IMB
Paragraf 3 Tatacara Pengesahan Dok RenTek
Paragraf 4 Pemeriksaan Permohonan IMB
Paragraf 5 Kelengkapan Dokumen IMB
Paragraf 6 Perub RenTek dlm Pelaks. Konstr.
Paragraf 7 Jangka Waktu Penerbitan IMB
Bagian Kedua Persy .Permohonan IMB
Paragraf 1 Persyaratan Administratif IMB
Paragraf 2 Persyaratan Teknis IMB
Paragraf 3 Pelaksana Permohonan IMB
Bagian Ketiga Retribusi IMB
Paragraf 1 Ketentuan Khusus Perizinan
4 - 6D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Paragraf 2 Jenis Kegiatan & Objek Retribusi
Paragraf 3 Penghitungan Retribusi IMB
Paragraf 4 Indeks Penghitungan Retribusi IMB
Paragraf 5 Harga Satuan (Tarif) Retribusi IMB
Paragraf 6 Dokumen IMB
BAB III KETENT. PENYELENGGARAAN SLF
Bagian Kesatu Pola Umum SLF
Paragraf 1 Umum
Paragraf 2 Persyaratan Penerbitan SLF BG
Paragraf 3 Penggolongan BG untuk SLF BG
Paragraf 4 Masa Berlaku SLF BG
Paragraf 5 Dasar Pemberian SLF BG
Paragraf 6 Pemberian SLF BG
Bagian Kedua Tata Cara Penerbitan SLF
Paragraf 1 Tata Cara Umum
Paragraf 2 Tata Cara Penggolongan
Bagian Ketiga TataCara Perpanjangan SLF
Paragraf 1 Tata Cara Umum
Paragraf 2 Tata Cara Penggolongan
Paragraf 3 Dokumen Perpanjangan SLF BG
Bagian Keempat Pelaksana Pemohon SLF
Bagian Kelima Dokumen SLF BG
Paragraf 1 Sertifikat
Paragraf 2 Lampiran-Lampiran
Bagian Keenam Pelaksana Pemeriks Kelaikan Fungsi & Berkala
Paragraf 1 Penyedia Jasa
Paragraf 2 Pemerintah Daerah
Paragraf 3 Pemilik/Pengguna BG
Bagian Ketujuh Label Laik Fungsi
Bagian Kedelapan Pemberlakuan
BAB IV KETENT. PENYELENGGARAAN TABG
Bagian Kesatu Tugas Dan Fungsi TABG
Paragraf 1 Pola Penyelenggaraan BG Tertentu
Paragraf 2 Tugas Dan Fungsi
Paragraf 3 Pengesahan RenTek BG Tertentu
Paragraf 4 Pelaksanaan Tugas TABG Lainnya
Bagian Kedua Pembentukan TABG
4 - 7D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Paragraf 1 Kedudukan TABG
Paragraf 2 Jangka Waktu Masa Kerja
Paragraf 3 Keanggotaan TABG
Paragraf 4 Penugasan TABG
Paragraf 5 Pembentukan Pengelomp. Tugas
Paragraf 6 Tata Cara Pembentukan TABG
Paragraf 7 Database Anggota TABG
Bagian Ketiga Tata Tertib TABG
Paragraf 1 Persidangan
Paragraf 2 Perilaku Melaksanakan Tugas
Paragraf 3 Administrasi
Bagian Keempat Pembiayaan
BAB V KETENTUAN PENYELENGGARAAN PENDATAAN BG
Bagian Kesatu Penyelenggaraan Pendataan BG
Paragraf 1 Umum
Paragraf 2 Konsep Pendataan BG
Paragraf 3 Sistem Pendataan BG
Bagian Kedua Persyaratan Pendataan BG
Paragraf 1 Data Umum BG
Paragraf 2 Data Teknis BG
Paragraf 3 Data Status BG
Paragraf 4 Data Terkait Proses IMB
Paragraf 5 Data Terkait Proses SLF/SLFn
Paragraf 6 Data Pembongkaran/Pelestarian
Bagian Ketiga Tata Cata Pendataan BG
Paragraf 1 Umum
Paragraf 2 Organisasi Dan Tata Laksana
Paragraf 3 Proses Pendataan BG
BAB XI KETENTUAN PERALIHAN
BAB XII KETENTUAN PENUTUP
LAMPIRAN
4.2. PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG,
PENDATAAN BG
4.2.1. Penyelenggara, Pelaksana dan Pihak Terkait
4 - 8D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Kegiatan Pendampingan Implementasi IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG
diselenggarakan untuk membantu pemerintah kabupaten/kota (terpilih sebagai pilot
2015) dalam peningkatan kapasitas aparatur dari instansi teknis, TABG dan tenaga
pengkaji teknis melalui pelatihan yang diberikan. Kegiatan ini diselenggarakan dan
dikelola oleh SNVT PKPPB Provinsi dengan mekanisme swakelola menggunakan
dana APBN.
Dalam penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan ini, SNVT PKPPB Provinsi akan
membentuk Tim Swakelola sebagai pelaksana kegiatan. Dalam pelaksanaannya
Tim Swakelola akan dibantu oleh Konsultan Individual (KI) yang ditunjuk melalui
proses penunjukan langsung. Dalam pelaksanaan kegiatan ini KI merupakan
tenaga ahli arsitektur dengan kualifikasi yang telah ditentukan. Dalam hal ini Tim
Swakelola dan KI akan menyelenggarakan pelatihan bagi aparatur dari instansi
teknis, TABG dan tenaga pengkaji teknis.
Pemerintah kabupaten/kota merupakan pihak terkait yang menerima manfaat dari
penyelenggaraan kegiatan ini. Sebagai pihak terkait, pemerintah kabupaten/kota
diharapkan dapat menentukan aparatur dari instansi teknis, TABG dan tenaga
pengkaji teknis yang akan mendapatkan pelatihan.
4.2.2. Tahapan Kegiatan dan Keluaran yang DihasilkanRangkaian tahapan dan capaian keluaran setiap tahapan dari kegiatan
Pendampingan Implementasi IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2. Tahapan Kegiatan dan Keluaran Kegiatan Pendampingan Implementasi IMB, SLF, TABG
dan Pendataan BG
NO TAHAPAN KEGIATAN CAPAIAN / KELUARAN
I TAHAP PERSIAPAN KEGIATAN
1 Pembentukan Tim Swakelola dan Penyedia Jasa Tim Swakelola dan Penyedia Jasa
2 Pendalaman KAK Pemahaman KAK
3 Penyusunan Metodologi dan Rencana Kerja Metodologi dan Rencana Kerja
4 Evaluasi Substansi Perda BG yang Ada Hasil Evaluasi
5 Koordinasi dengan Pemerintah Kab/Kota Hasil Koordinasi
6 Penyusunan Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan
II TAHAP DISEMINASI DI PROVINSI
1 Partisipasi dalam Konsolidasi Awal di Pusat Hasil Konsolidasi Awal
2 Persiapan (Sinkronisasi Jadwal Secara Nasional) Jadwal secara Nasional
3 Pelaksanaan Diseminasi di Provinsi Hasil Diseminasi di Provinsi
III TAHAP PELATIHAN DI KAB/KOTA
1 Mengikuti TOT di Pusat Hasil TOT
4 - 9D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
NO TAHAPAN KEGIATAN CAPAIAN / KELUARAN
2 Persiapan Pelatihan di Kab/Kota Hasil Persiapan
3 Pelatihan Pemeriksaan Rencana Teknis IMB di Kab/Kota Hasil Pelatihan
4 Pelatihan Pengkaji Teknis dan TABG di Kab/Kota Hasil Pelatihan
IV TAHAP MONITORING IMPLEMENTASI
1 Monitoring Implementasi IMB di Kab/Kota Hasil Monitoring Implementasi IMB
2 Monitoring Implementasi SLF di Kab/Kota Hasil Monitoring Implementasi SLF
3 Monitoring Implementasi TABG di Kab/Kota Hasil Monitoring Implementasi TABG
4 Monitoring Implementasi Pendataan BG di Kab/Kota Hasil Monitoring Implementasi Pendataan
V TAHAP FINALISASI
1 Partisipasi dalam Konsolidasi Akhir di Pusat Hasil Konsolidasi Akhir
2 Penyusunan Prosiding Acara (Sesuai KAK) Prosiding Acara
3 Penyusunan Laporan Akhir Laporan Akhir
Sumber: Tim Penyusun, 2015
4.2.3. Skema MetodologiBerdasarkan tabel tahapan kegiatan dan capaian keluaran, maka dapat dirumuskan
skema metodologi yang berisi:
Tahapan pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari 5 tahapan utama;
Durasi pelaksanaan kegiatan dalam periode waktu yang dapat disesuaikan
dengan alokasi dalam RKA-KL;
Rangkaian kegiatan setiap tahapan dalam dimensi waktu;
Momentum diskusi dan pembahasan yang akan dilaksanakan;
Capaian keluaran yang dihasilkan dari setiap tahapan kegiatan;
Periode pelaporan yang terdiri dari pendahuluan, dan akhir.
Skema metodologi yang dirumuskan menjadi acuan bagi penyelenggara, pelaksana
dan pihak terkait dalam pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Implementasi IMB,
SLF, TABG dan Pendataan BG, termasuk dalam hal ini sebagai acuan pemantauan
dan evaluasi.
Secara lebih jelas, skema metodologi Kegiatan Pendampingan Implementasi IMB,
SLF, TABG dan Pendataan BG di kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar berikut.
4 - 10D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
BULAN 2 (JUL)
I. TAHAP PERSIAPAN
BULAN 3 (AGU) BULAN 4 (SEP) BULAN 5 (OKT) BULAN 6 (NOV)
DISKUSI PARTISIPATIF
RANGKAIAN KEGIATAN
KELUARAN
PELAPORAN
23 24 25 261 2 3 4 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 17 19 20
1.1. Pembentukan Tim Swakelola & KI (3 Org)
Gambar 4.2.Metodologi Pelaksanaan Swakelola Pendampingan Implementasi IMB, SLF, TABG dan Pendataan
21 22
BULAN 1 (JUN)
Tim Swakelola & KI (3 Org)Pemahaman SubstansialMetodologi & Rencana KerjaHasil Evaluasi Substansi Perda BG yang AdaLaporan Pendahuluan
O-1 Jadwal Pelaksanaan Diseminasi ProvinsiHasil Pelaksanaan Diseminasi Provinsi
O-2 Hasil Pelaksanaan TOT di PusatJadwal Pelaksanaan Pelatihan di Kab/KotaHasil Pelatihan di Kab/Kota
O-3 Prosiding AcaraLaporan Akhir
O-5
II. TAHAP DISEMINASI DI PROVINSI
III. TAHAP PELATIHAN DI
KABUPATEN/KOTA
IV. TAHAP MONITORING
IMPLEMENTASI DI KABUPATEN/KOTA
V. TAHAP FINALISASI
1895
LIBU
R ID
UL F
ITRI
1.2. Pendalaman KAK
1.3. Penyusunan Metodologi & Renja
1.4. Evaluasi Substansi Perda BG yang Ada
1.5. Koordinasi dengan Pemerintah Kab/Kota
1.6. Penyusunan Laporan Pendahuluan
2.1. Persiapan (Sinkronisasi
Jadwal Secara Nasional)
2.2. Pelaksanaan Diseminasi di Provinsi (Sesuai Alokasi Jadwal
Nasional)
3.1. Mengikuti
TOT di Pusat
3.2. Persiapan Pelatihan di Kab/Kota
Terpilih
3.3. Pelatihan Pemeriksaan Rencana Teknis IMB di Kab/Kota Terpilih
(Sesuai Alokasi Jadwal Nasional)
3.4. Pelatihan Pengkaji Teknis dan TABG di Kab/Kota Terpilih (Sesuai
Alokasi Jadwal Nasional)
4.1. Monitoring Implementasi IMB di
Kab/Kota Terpilih
4.2. Monitoring Implementasi SLF di
Kab/Kota Terpilih
4.3. Monitoring Implementasi TABG di Kab/Kota Terpilih
4.4. Monitoring Implementasi
Pendataan BG di Kab/Kota Terpilih
5.1. Penyusunan Prosiding Acara (Sesuai
KAK)
5.2. Penyusunan
Laporan Akhir
Hasil Monitoring Implementasi IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG di di Kab/Kota
O-4
Alokasi Waktu dapat disesuaikan RKA-KL
Mengikuti Konsolidasi Awal di Pusat
Mengikuti Konsolidasi Akhir di Pusat
4 - 11D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
4.2.4. Instrumen yang Digunakan: Modul PelatihanMateri Pelatihan Implementasi IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG merupakan
modul pelatihan yang berisi materi pembelajaran mengenai substansi, ketentuan,
dan tata cara penyelenggaraan IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Materi pelatihan tersebut
disusun sebagai bahan pelatihan yang akan dibawakan oleh instruktur kompeten
kepada peserta pelatihan di daerah yang merupakan aparatur dari SKPD terkait
dalam penyelenggaraan BG di daerah.
Secara umum, muatan Materi Pelatihan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Materi Pelatihan Pemeriksaan Rencana Teknis IMB, yang meliputi:
a. Materi pemeriksaan dokumen permohonan IMB dari sisi
persyaratan administratif;
b. Materi pemeriksaan dokumen permohonan IMB dari sisi
persyaratan teknis:
i. Persyaratan tata bangunan;
ii. Persyaratan keandalan bangunan gedung;
c. Apa saja yg harus ada dalam dokumen rencana teknis IMB.
2. Materi Pelatihan Pengkaji Teknis, yang meliputi:
a. Materi pemeriksaan kelaikan fungsi dari sisi persyaratan
administratif;
b. Materi pemeriksaan kelaikan fungsi dari sisi persyaratan teknis:
i. Persyaratan tata bangunan;
ii. Persyaratan keandalan bangunan gedung;
c. Tata cara penggunaan alat-alat pemeriksaan kelaikan fungsi
bangunan gedung, seperti: hammer test, infra red meter,
thermographic termal, dll.
3. Materi Pelatihan Tim Ahli Bangunan Gedung, yang meliputi:
a. Materi pemeriksaan dokumen persyaratan administratif;
b. Materi pemeriksaan dokumen persyaratan teknis:
i. Persyaratan tata bangunan;
ii. Persyaratan keandalan bangunan gedung.
4. Materi Tenaga Instalasi dan Pelatihan Tenaga Penunjang SIMBG, yang
meliputi:
4 - 12D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
a. Tatacara instalasi SIMBG;
b. Tatacara penggunaan SIMBG.
4.3. MONEV IMPLEMENTASI PERDA BG
4.3.1. Penyelenggara, Pelaksana dan Pihak TerkaitKegiatan Monitoring dan Evaluasi Implementasi Perda BG diselenggarakan untuk
melakukan identifikasi dan pemetaan terhadap kondisi implementasi Perda BG di
kabupaten/kota yang telah memiliki Perda BG, sebagai masukan bagi pemerintah
daerah untuk dapat meningkatkan kinerja implementasi Perda BG di daerah serta
masukan bagi pemerintah pusat (Direktorat BPB) dalam menyiapkan program
pembinaan pada tahun-tahun mendatang. Kegiatan ini diselenggarakan dan
dikelola oleh SNVT PKPPB Provinsi dengan mekanisme swakelola menggunakan
dana APBN.
Dalam penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan ini, SNVT PKPPB Provinsi akan
membentuk Tim Swakelola sebagai pelaksana kegiatan. Dalam pelaksanaannya
Tim Swakelola akan dibantu oleh Konsultan Individual (KI) yang ditunjuk melalui
proses penunjukan langsung. Dalam pelaksanaan kegiatan ini KI merupakan
tenaga ahli arsitektur dengan kualifikasi yang telah ditentukan. Dalam hal ini Tim
Swakelola dan KI akan melakukan monev terhadap: 1) substansi pengaturan dalam
Perda BG, 2) kelembagaan penyelenggaraan BG yang ada, serta 3) pemahaman
masyarakat terkait penyelenggaraan BG sesuai ketentuan.
Pemerintah kabupaten/kota merupakan pihak terkait yang menerima manfaat dari
penyelenggaraan kegiatan ini. Sebagai pihak terkait, pemerintah kabupaten/kota
diharapkan dapat memberikan fasilitasi pada Tim Swakelola dan KI yang
melakukan pendataan monev di daerah, agar dapat diperoleh data dan informasi
yang valid, obyektif dan komprehensif.
4.3.2. Tahapan Kegiatan dan Keluaran yang DihasilkanRangkaian tahapan dan capaian keluaran setiap tahapan dari kegiatan Monitoring
dan Evaluasi Implementasi Perda BG dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3. Tahapan Kegiatan dan Keluaran Kegiatan Monev Implementasi Perda BG
NO TAHAPAN KEGIATAN CAPAIAN / KELUARAN
I TAHAP PERSIAPAN
1 Pembentukan Tim Swakelola dan KI Tim Swakelola dan KI
2 Pendalaman KAK Pemahaman KAK
4 - 13D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
NO TAHAPAN KEGIATAN CAPAIAN / KELUARAN
3 Penyusunan Metodologi dan Rencana Kerja Metodologi dan Rencana Kerja
4 Koordinasi dengan Pemerintah Kab/Kota Hasil Koordinasi
5 Penyusunan Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan
Partisipasi dalam Konsolidasi Awal di Pusat Hasil Konsolidasi Awal
II TAHAP SURVEI KE KAB/KOTA
1 Pengumpulan Perda BG di Kab/Kota Dokumen Perda BG
2 Konversi Dokumen Perda BG Menjadi Softfile (Proses Scanning) Softfile Perda BG
3 Pengisian Form Monitoring Substansi Perda BG Form Isian Monev Substansi Perda BG
4 Pengisian Form Monitoring Implementasi Perda BG Form Isian Monev Implementasi Perda BG
5 Monitoring Tindak Lanjut Rekomendasi Tahun 2014 Hasil Monitoring
III TAHAP EVALUASI DAN PEMETAAN
1 Evaluasi Implementasi Perda BG di Kab/Kota Hasil Evaluasi
2 Pemetaan Implementasi Perda BG di Kab/Kota Hasil Pemetaan
3 Rekomendasi Implementasi Perda BG di Kab/Kota Rekomendasi Implementasi
4 Pelaksanaan FGD dengan Kab/Kota terkait Hasil FGD
IV TAHAP FINALISASI
Partisipasi dalam Konsolidasi Akhir di Pusat Hasil Konsolidasi Akhir
1 Penyusunan Laporan Akhir Laporan Akhir
Sumber: Tim Penyusun, 2015
4.3.3. Skema MetodologiBerdasarkan tabel tahapan kegiatan dan capaian keluaran, maka dapat dirumuskan
skema metodologi yang berisi:
Tahapan pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari 4 tahapan utama;
Durasi pelaksanaan kegiatan dalam periode waktu yang dapat
disesuaikan dengan alokasi dalam RKA-KL;
Rangkaian kegiatan setiap tahapan dalam dimensi waktu;
Momentum diskusi dan pembahasan yang akan dilaksanakan;
Capaian keluaran yang dihasilkan dari setiap tahapan kegiatan;
Periode pelaporan yang terdiri dari pendahuluan, dan akhir.
Skema metodologi yang dirumuskan menjadi acuan bagi penyelenggara, pelaksana
dan pihak terkait dalam pelaksanaan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi
Implementasi Perda BG di kabupaten/kota, termasuk dalam hal ini sebagai acuan
pemantauan dan evaluasi.
Secara lebih jelas, skema metodologi Kegiatan Monitoring dan Evaluasi
Implementasi Perda BG di kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar berikut ini.
4 - 14D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
BULAN 2 (JUL)
I. TAHAP PERSIAPAN
BULAN 3 (AGU) BULAN 4 (SEP) BULAN 5 (OKT) BULAN 6 (NOV)
DISKUSI PARTISIPATIF
RANGKAIAN KEGIATAN
KELUARAN
PELAPORAN
23 24 25 261 2 3 4 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 17 19 20
1.1. Pembentukan Tim Swakelola dan KI
Gambar 4.3.Metodologi Pelaksanaan Swakelola Monitoring dan Evaluasi Perda BG
21 22
BULAN 1 (JUN)
Tim Swakelola & KIPemahaman KAK, Metodologi dan Rencana KerjaHasil Koordinasi dengan Pemkab/kotLaporan Pendahuluan
O-1 Dokumen / File Perda BG Kab/KotaHasil Monitoring Implementasi Perda BG di Kab/Kota yang Sudah Memiliki Perda BG
O-2 Hasil Evaluasi ImplementasiHasil Pemetaan ImplementasiRekomendasi ImplementasiHasil FGD
Laporan AkhirO-4
II. TAHAP SURVEI KE KAB/KOTA
IV. TAHAP FINALISASI
1895
LIBU
R ID
UL F
ITRI
III. TAHAP EVALUASI & PEMETAAN
O-3
1.2. Pendalaman KAK
1.3. Penyusunan Metodologi dan Rencana
Kerja
1.4. Koordinasi dengan Pemerintah Kab/Kota
1.5. Penyusunan Laporan
Pendahuluan
2.2. Konversi Dokumen Perda BG dalam Bentuk Hardcopy Menjadi Bentuk Softfile (Proses Scanning)
2.4. Pengisian Form Monitoring Implementasi Perda BG di Kab/Kota yang Sudah Memiliki Perda BG
3.1. Evaluasi Implementasi Perda BG
di Kab/Kota
3.2. Pemetaan Implementasi Perda BG
di Kab/Kota
3.3. Rekomendasi Implementasi Perda BG
di Kab/Kota
3.4. Pelaksanaan FGD dengan Kab/Kota terkait
4.1. Penyusunan Laporan Akhir
2.5. Monitoring Tindak Lanjut Rekomendasi Temuan Implementasi Perda BG Tahun 2014di Kab/Kota yang Sudah Memiliki Perda BG
2.3. Pengisian Form Monitoring Substansi Perda BG di Kab/Kota yang Sudah Memiliki Perda BG
Alokasi Waktu dapat disesuaikan RKA-KL
2.1. Pengumpulan Perda BG di Kab/Kota yang Sudah Memiliki Perda BG
Mengikuti Konsolidasi Awal di Pusat
Mengikuti Konsolidasi Akhir di Pusat
4 - 15D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
4.3.4. Instrumen yang Digunakan: Format Monev Implementasi
Perda BGDalam pelaksanaan kegiatan swakelola Monitoring dan Evaluasi Implementasi
Perda BG, pelaksana dari Tim Swakelola dan KI menggunakan instrumen berupa
format Monev Implementasi Perda BG yang telah disiapkan, yaitu terdiri dari:
1. Format Monev Substansi Pengaturan dalam Perda BG;
2. Format Monev Kelembagaan Penyelenggaraan BG;
3. Format Monev Pemahaman Masyarakat terkait Penyelenggaraan BG;
4. Format Monev Penyelenggaraan BG sesuai Ketentuan.
Format Monev Implementasi Perda BG disiapkan oleh Subdit Turbinbaga dan Tim
KKI dalam dokumen terpisah.
4.4. PENDATAAN BG
4.4.1. Penyelenggara, Pelaksana dan Pihak TerkaitKegiatan Fasilitasi Pendataan Bangunan Gedung diselenggarakan untuk
membantu pemerintah kabupaten/kota (terpilih sebagai pilot 2015) dalam
penyelenggaraan pendataan BG di daerah, secara tertib administratif dan teknis
sesuai ketentuan yang berlaku menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Bangunan Gedung (SIMBG).
Pelaksana dari kegiatan ini adalah Konsultan Daerah (KD) yang dibentuk melalui
proses pelelangan. Dalam pelaksanaan kegiatan ini KD terdiri dari susunan Tenaga
Ahli sesuai kebutuhan. Dalam hal kegiatan ini kabupaten/kota akan disediakan
server sebagai penyimpanan database dan KD akan: 1) membantu instalasi
aplikasi SIMBG, 2) melakukan pelatihan kepada tenaga operator SIMBG, dan 3)
melakukan pendataan BG untuk 500 bangunan baru sebagai simulasi bersama.
Pemerintah kabupaten/kota merupakan pihak terkait yang menerima manfaat dari
penyelenggaraan Kegiatan Fasilitasi Pendataan Bangunan Gedung. Sebagai pihak
terkait, pemerintah kabupaten/kota diharapkan dapat menentukan instansi yang
menjadi target pembinaan dan tenaga operator SIMBG yang akan mendapatkan
pelatihan.
4 - 16D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
4.4.2. Tahapan Kegiatan dan Keluaran yang DihasilkanRangkaian tahapan dan capaian keluaran setiap tahapan dari kegiatan Fasilitasi
Pendataan Bangunan Gedung dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.4. Tahapan Kegiatan dan Keluaran Kegiatan Fasilitasi Pendataan Bangunan Gedung
NO TAHAPAN KEGIATAN CAPAIAN / KELUARAN
I TAHAP PERSIAPAN
1 Pendalaman KAK Pemahaman KAK
2 Pemilihan 1 Kab/Kota yang Difasilitasi Kab/Kota Terpilih
3 Koordinasi dengan Satker (Waktu Pelaksanaan, Target SKPD, Alokasi Anggaran Pemda dan Capaian Kegiatan)
Hasil Koordinasi dengan SNVT PKPPB
4 Penyusunan Metodologi dan Rencana Kerja Metodologi dan Rencana Kerja
5 Penyusunan Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan
II TAHAP KONSOLIDASI DAN DISEMINASI
1 Koordinasi dengan Pemerintah Kab/Kota Hasil Koordinasi dengan Pemda
2 Mengikuti Konsolidasi di Pusat Hasil Konsolidasi Awal di Pusat
3 Membantu Persiapan Diseminasi di Provinsi Persiapan Diseminasi di Provinsi
4 Pelaksanaan Diseminasi di Provinsi Hasil Pelaksanaan Diseminasi di Provinsi
5 Penyusunan Laporan Antara Laporan Antara
III TAHAP PELATIHAN PENDATAAN BG
1 Mengikuti TOT Pendataan BG di Pusat Hasil TOT
2 Persiapan Pelatihan Hasil Persiapan Pelatihan di Daerah
3 Instalasi Alat Penunjang Hasil Instalasi
4 Pelaksanaan Pelatihan Hasil Pelatihan di Daerah
IV TAHAP PENDATAAN BG
1 Pemilihan Target Pendataan BG (Seluruh BG baru dan 500 BG Eksisting)
Target 200 BG untuk Pendataan
2 Pelaksanaan Pendataan BG Konsultan dan Aparatur (Transfer of Knowledge)
Hasil Pendataan BG
3 Pengisian Monitoring Kinerja Pendataan BG Isian Monitoring Kerja Pendataan BG
V TAHAP FINALISASI
Partisipasi dalam Konsolidasi Akhir di Pusat Hasil Konsolidasi Akhir
1 Evaluasi Kinerja Aparatur Dilatih Hasil Evaluasi
2 Rekomendasi Tindak Lanjut Pendataan BG Rekomendasi
3 Penyusunan Laporan Akhir Laporan Akhir
Sumber: Tim Penyusun, 2015
4.4.3. Skema MetodologiBerdasarkan tabel tahapan kegiatan dan capaian keluaran, maka dapat dirumuskan
skema metodologi yang berisi:
Tahapan pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari 5 tahapan utama;
4 - 17D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Durasi pelaksanaan kegiatan dalam periode waktu yang dapat
disesuaikan dengan alokasi dalam RKA-KL;
Rangkaian kegiatan setiap tahapan dalam dimensi waktu;
Momentum diskusi dan pembahasan yang akan dilaksanakan;
Capaian keluaran yang dihasilkan dari setiap tahapan kegiatan;
Periode pelaporan yang terdiri dari pendahuluan, dan akhir.
Skema metodologi yang dirumuskan menjadi acuan bagi penyelenggara, pelaksana
dan pihak terkait dalam pelaksanaan Kegiatan Fasilitasi Pendataan Bangunan
Gedung di kabupaten/kota, termasuk dalam hal ini sebagai acuan pemantauan dan
evaluasi.
Secara lebih jelas, skema metodologi Kegiatan Fasilitasi Pendataan Bangunan
Gedung di kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar berikut ini.
4 - 18D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
BULAN 2 (JUL)
I. TAHAP PERSIAPAN
BULAN 3 (AGU) BULAN 4 (SEP) BULAN 5 (OKT) BULAN 6 (NOV)
DISKUSI PARTISIPATIF
RANGKAIAN KEGIATAN
KELUARAN
23 24 25 261 2 3 4 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 17 19 20
1.1. Pendalaman KAK
Gambar 4.4. Metodologi Pelaksanaan Kontraktual Pendampingan Pendataan BG
21 22
BULAN 1 (JUN)
Pemahaman SubstansialKab/Kota TerpilihHasil Koordinasi dengan SatkerMetodologi & Rencana KerjaLaporan Pendahuluan
O-1 Hasil Koordinasi dengan SatkerO-2 Hasil Konsolidasi PusatPelaksanaan Diseminasi ProvinsiLaporan Antara
Hasil TOT di PusatJadwal PelatihanAlat Penunjang TerinstalasiHasil Pelatihan
O-3 Hasil Pendataan BGHasil Monitoring Pendataan BG
Evaluasi KinerjaRekomendasi Tindak LanjutLaporan Akhir
O-5
II. TAHAP KONSOLIDASI DI PUSAT DAN DISEMINASI DI PROVINSI
III. TAHAP PELATIHAN PENDATAAN BG
DI KABUPATEN/KOTA
V. TAHAP FINALISASI
Pembahasan Lap. Pendahuluan
Pembahasan Lap. Antara
Pembahasan Lap. Akhir
1895
LIBU
R ID
UL F
ITRI
O-4
IV. TAHAP PENDATAAN BG
DI KABUPATEN/KOTA
1.2. Pemilihan 1 Kab/Kota yang Difasilitasi
1.3. Koordinasi dengan Satker (Waktu Pelaksanaan, Target SKPD, Alokasi Anggaran Pemda dan Capaian Kegiatan)
1.4. Penyusunan Metodologi dan Rencana Kerja
1.5. Penyusunan
Laporan Pendahuluan
2.1 Koordinasi
dengan Pemerintah Kab/Kota
2.2. Mengikuti
Konsolidasi di Pusat
2.3. Membantu Persiapan Diseminasi di
Provinsi
2.4. Pelaksanaan Diseminasi di Provinsi (Jadwal Disesuaikan
Secara Nasional)
2.5. Penyusunan
Laporan Antara
3.1. Mengikuti TOT Pendataan
BG di Pusat
3.2. Persiapan Pelatihan di Kab/Kota Terpilih
3.3. Instalasi Alat Penunjang di Kab/Kota
Terpilih
3.4. Pelaksanaan Pelatihan di Kab/Kota Terpilih
4.1. Pemilihan Target Pendataan BG (Seluruh
BG baru dan 500 BG Eksisting)
4.2. Pelaksanaan Pendataan BG
Konsultan dan Aparatur (Transfer of Knowledge)
4.3. Pengisian Monitoring Kinerja
Pendataan BG
5.1. Evaluasi Kinerja Aparatur Dilatih
5.2. Rekomendasi Tindak Lanjut Pendataan
BG
5.3. Penyusunan
Laporan Akhir
Alokasi Waktu dapat disesuaikan RKA-KL
Mengikuti Konsolidasi Akhir di Pusat
4 - 19D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
4.4.4. Instrumen yang Digunakan: Manual SIMBG dan Materi
Pelatihan SIMBGDalam pelaksanaan kegiatan kontraktual Pendataan Bangunan Gedung, pelaksana
dari Konsultan Daerah menggunakan instrumen sebagai berikut:
1. Manual SIMBG terdiri dari:
a. Daftar isi;
b. Pengantar;
c. Instalasi;
d. Swicthboard;
e. Pendataan BG;
f. Pendaftaran BG (IMB, SLF, & Bongkar);
g. Cari Data;
h. Data BG;
i. Laporan;
j. Export-Import;
k. Penyesuaiaan(Setup);
l. No Identitas BG;
m. Denah Lokasi & Foto BG.
2. Materi Pelatihan SIMBG terdiri dari:
a. Jadwal;
b. Materi Pelatihan SIMBG Versi 4 (Homepage);
c. Materi Pelatihan Instalasi SQL Server;
d. Materi Pelatihan Instalasi SQL Server Management Tool;
e. Materi Pelatihan Konfigurasi ODBC;
f. Materi Pelatihan Instalasi SIMBGv4;
g. Materi Pelatihan Cara Penggunaan SIMBGv4.
1K e m e n t e r i a n P e k e r j a a n U m u mD i r e k t o r a t J e n d e r a l C i p t a K a r y a
BAB V MEKANISME KEGIATAN DI PUSAT
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATD I R E K T O R AT J E N D E R A L C I P TA K A R YADIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN
2K e m e n t e r i a n P e k e r j a a n U m u mD i r e k t o r a t J e n d e r a l C i p t a K a r y a
5.1. PENYELENGGARA, PELAKSANA DAN PIHAK
TERKAITKegiatan Konsultan Koordinator Implementasi (KKI) diselenggarakan untuk
mengkoordinasi percepatan implementasi Perda BG pada tahun 2015 secara
nasional. Kegiatan ini diselenggarakan dan dikelola oleh Subdit Pengaturan dan
Pembinaan Kelembagaan (Subdit. Turbinbaga - Dit. BPB) dengan mekanisme
kontraktual menggunakan dana APBN. Dalam penyelenggaraan dan pengelolaan
kegiatan ini, Subdit. Turbinbaga akan membentuk Tim Teknis sebagai penerima
barang dan jasa.
Pelaksana dari Kegiatan Konsultan Koordinator Implementasi (KKI) adalah Tim KKI
yang dibentuk melalui proses pelelangan. Dalam pelaksanaan kegiatan ini Tim KKI
terdiri dari susunan Tenaga Ahli sesuai kebutuhan. Dalam hal ini Tim KKI
melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan sebagai koordinator nasional.
Pihak terkait dalam Kegiatan Konsultan Koordinator Implementasi (KKI) adalah Tim
Swakelola implementasi Perda BG yang dibentuk oleh Subdit. Turbinbaga untuk
mendampingi Tim KKI dalam proses pelaksanaan kegiatan baik di pusat maupun
perjalanan ke daerah. Melalui kolaborasi antara Tim Swakelola dan Tim KKI maka
diharapkan proses koordinasi nasional dapat dilakukan secara maksimal.
5.2. TAHAPAN KEGIATAN DAN KELUARAN YANG
DIHASILKANKegiatan Konsultan Koordinator Implementasi (KKI) terdiri dari 5 tahapan yang
masing-masing terdiri dari beberapa kegiatan. Rangkaian tahapan kegiatan dan
capaian keluaran dari setiap tahapannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.1. Tahapan Kegiatan dan Keluaran Kegiatan Konsultan Koordinator Implementasi (KKI)
NO TAHAPAN KEGIATAN CAPAIAN / KELUARAN
I TAHAP PERSIAPAN
1 Pendalaman KAK Pemahaman Substansial
2 Penyusunan Metodologi dan Rencana Kerja Metodologi dan Rencana Kerja
3 Pemetaan Daerah: Lelang, Nilai dan Lokpri Pemetaan Awal
4 Penyusunan Model Perkada Model Perkada
5 Penyusunan Buku Panduan Implementasi Buku Panduan Implementasi
6 Penyusunan Materi Pelatihan Materi Pelatihan
7 Identifikasi Permasalahan Implementasi Permasalahan Implementasi
5 - 3D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
NO TAHAPAN KEGIATAN CAPAIAN / KELUARAN
8 Penyusunan Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan
9 Pelaksanaan TOT Pendataan di Pusat Hasil Pelaksanaan TOT Pendataan
10 Penyiapan Perjanjian Kerjasama Format PKS
11 Pelatihan Personil KKI Hasil Pelatihan Personil
II TAHAP KONSOLIDASI AWAL DAN TOT DI PUSAT
1 Persiapan dan Koordinasi Jadwal, Narasumber, Peserta, dll
2 Pelaksanaan Konsolidasi Awal di Pusat Hasil Pelaksanaan Konsolidasi Awal
3 Penyusunan Prosiding Hasil Konsolidasi Awal Prosiding Konsolidasi Awal
4 Penyiapan Materi Pelatihan (IMB, SLF, TABG) Materi Pelatihan
5 Pelaksanaan TOT (IMB, SLF, TABG) di Pusat Hasil Pelaksanaan TOT (IMB, SLF, TABG)
6 Penyusunan Laporan Antara Laporan Antara
III TAHAP DISEMINASI PROVINSI
1 Penyiapan Materi Diseminasi Provinsi Materi Diseminasi Provinsi
2 Mengikuti (monitoring & support) Diseminasi di Provinsi Hasil Diseminasi Provinsi
3 Monitoring & Support Pelatihan di Daerah Pemetaan Pelatihan di Daerah
IV TAHAP KONSOLIDASI AKHIR DI PUSAT
1 Persiapan dan Koordinasi Jadwal, Narasumber, Peserta, dll
2 Pelaksanaan Konsolidasi Awal di Pusat Hasil Pelaksanaan Konsolidasi Awal
3 Penyusunan Prosiding Hasil Konsolidasi Awal Prosiding Konsolidasi Awal
V TAHAP FINALISASI
1 Pemetaan Implementasi Perda BG di Kab/Kota Pemetaan Akhir
2 Evaluasi Kinerja Implementasi Perda BG di Kab/Kota Evaluasi Kinerja
3 Rekomendasi Implementasi Perda BG di Kab/Kota Rekomendasi Implementasi
4 Penyusunan Laporan Akhir Laporan Akhir
Sumber: Tim Penyusun, 2015
5.3. SKEMA METODOLOGIBerdasarkan tabel tahapan kegiatan dan capaian keluaran, maka dapat dirumuskan
skema metodologi yang berisi:
Tahapan pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari 5 tahapan utama;
Durasi pelaksanaan kegiatan dalam periode 6 bulan;
Rangkaian kegiatan setiap tahapan dalam dimensi waktu;
Momentum diskusi dan pembahasan yang akan dilaksanakan;
Capaian keluaran yang dihasilkan dari setiap tahapan kegiatan;
5 - 4D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Periode pelaporan yang terdiri dari pendahuluan, antara dan akhir.
Skema metodologi yang dirumuskan menjadi acuan bagi penyelenggara, pelaksana
dan pihak terkait dalam penyelenggaraan Kegiatan Konsultan Koordinator
Implementasi (KKI), termasuk dalam hal ini sebagai acuan pemantauan dan
evaluasi.
Secara lebih jelas, skema metodologi Kegiatan Konsultan Koordinator Implementasi
(KKI) dapat dilihat pada gambar berikut ini.
5 - 5D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
BULAN 2 (JUL)
I. TAHAP PERSIAPAN
BULAN 3 (AGU) BULAN 4 (SEP) BULAN 5 (OKT) BULAN 6 (NOV)
DISKUSI PARTISIPATIF
RANGKAIAN KEGIATAN
KELUARAN
PELAPORAN
23 24 25 261 2 3 4 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 17 19 20
1.1. Pendalaman KAK
Gambar 5.1. Metodologi Konsultan Koordinasi Implementasi (KKI)
21 22
BULAN 1 (JUN)
Metodologi & RenjaPemetaan AwalModel Perbup/wal,
Panduan & Materi Pelatihan
O-1 Laporan PendahuluanHasil TOT Pendataan di
PusatFormat PKSHasil Pelatihan Personil
Hasil Persiapan Konsolidasi AwalProsiding Konsolidasi AwalMateri Pelatihan (IMB, SLF, TABG dan
PendataanHasil TOT di Pusat
O-2 Materi DiseminasiHasil DIseminasi ProvinsiPemetaan Pelatihan di DaerahLaporan Antara
O-3 Hasil Persiapan Konsolidasi Akhir
Prosiding Konsolidasi Akhir
Pemetaan AkhirEvaluasi KinerjaRekomendasi ImplementasiLaporan Akhir
O-5
II. TAHAP KONSOLIDASI AWAL DAN TOT
DI PUSAT
III. TAHAP DISEMINASI DI PROVINSI
IV. TAHAP KONSOLIDASI AKHIR
DI PUSAT V. TAHAP
FINALISASI
Pembahasan Lap. Pendahuluan
Pembahasan Lap. Antara
Pembahasan Lap. Akhir
1.2. Penyusunan Metodologi dan Renja
1.3. Pemetaan Awal Daerah: Lelang, Nilai &
Lokpri
1.4. Penyusunan: Model Perbup/wal, Buku Panduan,
Materi Pelatihan
1.6. Penyusunan Laporan
Pendahuluan
1.5. Identifikasi Permasalahan Implementasi
1.8. Penyiapan Perjanjian Kerjasama
2.2. Pelaksanaan Konsolidasi Awal
di Pusat
5.1. Pemetaan Implementasi Perda
BG di Kab/Kota
5.2. Evaluasi Kinerja Implementasi Perda
BG di Kab/Kota
5.3. Rekomendasi Implementasi Perda
BG di Kab/Kota
2.3. Penyusunan Prosiding Hasil
Konsolidasi Awal
1895
LIBU
R ID
UL F
ITRI
2.6. Penyusunan Laporan Antara
5.4. Penyusunan Laporan AKHIR
1.9. Pelatihan Personil KKI
2.1. Persiapan dan Koordinasi untuk Konsolidasi Akhir
di Pusat1.7.
Pelaksanaan TOT
Pendataan di Pusat
2.5. Pelaksanaan TOT di Pusat
3.1. Penyiapan Materi Diseminasi
Provinsi
3.3. Monitoring dan Support Pelaksanaan Pelatihan di Daerah
3.2. Mengikuti (monitoring & support) Diseminasi di 32 Provinsi
(Jadwal Disesuaikan Secara Nasional)
2.2. Pelaksanaan Konsolidasi Akhir
di Pusat
2.3. Penyusunan Prosiding Hasil
Konsolidasi Akhir
2.1. Persiapan dan Koordinasi untuk Konsolidasi Akhir
Pusat
2.4. Penyiapan Materi Pelatihan
(IMB, SLF, TABG & Pendataan)
O-4
5 - 6D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
5.4. AKTIVITAS UTAMA KKI
5.4.1. Pelaksanaan Konsolidasi Awal Di Pusat
5.4.1.1. Maksud Dan Tujuan
Maksud dari Rapat Konsolidasi Awal di Pusat ini adalah melakukan konsolidasi,
koordinasi dan diseminasi secara nasional mengenai program percepatan
implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) pada tahun 2015
bagi semua kabupaten/kota yang telah memiliki Perda BG serta memberikan
arahan teknis bagi daerah yang mendapatkan fasilitasi percepatan implementasi
Perda BG tahun 2015.
Berdasarkan maksud tersebut, maka Rapat Konsolidasi Awal di Pusat dalam
rangka percepatan implementasi Perda BG tahun anggaran 2015 ini bertujuan
untuk:
1. memberikan pemahaman seluruh peserta mengenai pentingnya
implementasi Perda BG untuk mencapai tujuan penyelenggaraan
bangunan gedung yang tertib administratif dan teknis;
2. memberikan pemahaman seluruh peserta mengenai Program percepatan
implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG);
3. memberikan pemahaman seluruh peserta mengenai substansi
implementasi IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG sesuai peraturan yang
ada;
4. memperoleh komitmen dari kabupaten/kota yang telah memiliki Perda BG
untuk berpartisipasi dalam percepatan implementasi Perda BG (IMB, SLF,
TABG dan Pendataan BG) sebagai masukan alokasi program pembinaan
2016 – 2019 mendatang;
5. memperoleh pendataan dan pemetaan awal terhadap status kegiatan di
daerah dari SNVT PKPPB Provinsi yang mengelola kegiatan 2015 terkait
implementasi Perda BG;
6. memberikan pemahaman bagi pelaksana kegiatan di provinsi dan daerah
mengenai Panduan Teknis Pelaksanaan Kegiatan Implementasi Perda BG
Tahun 2015, yang meliputi
5 - 7D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
a. Penyusunan dan Legalisasi Perbup/Wal;
b. Pendampingan Implementasi IMB, SLF dan TABG;
c. Monev Implementasi Perda BG; serta
d. Pendalaman Mekanisme Pendataan BG.
5.4.1.2. Sasaran
Sasaran dari Rapat Konsolidasi Awal di Pusat dalam rangka percepatan
implementasi Perda BG tahun anggaran 2015 ini yaitu:
1. dipahaminya urgensi implementasi Perda BG untuk mencapai tujuan
penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib administratif dan teknis;
2. dipahaminya program percepatan implementasi Perda BG (IMB, SLF,
TABG dan Pendataan BG) yang dilaksanakan pada tahun 2015 hingga
2019;
3. dipahaminya substansi implementasi IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG
sesuai peraturan yang ada;
4. diperolehnya komitmen dari kabupaten/kota yang telah memiliki Perda BG
untuk berpartisipasi dalam percepatan implementasi Perda BG;
5. diperolehnya data dan peta status kegiatan 2015 terkait implementasi
Perda BG di daerah;
6. dipahaminya Panduan Teknis Pelaksanaan Kegiatan Implementasi Perda
BG Tahun 2015, yang meliputi
a. Penyusunan dan Legalisasi Perbup/Wal;
b. Pendampingan Implementasi IMB, SLF dan TABG;
c. Monev Implementasi Perda BG; serta
d. Pendalaman Mekanisme Pendataan BG.
5.4.1.3. Metode
Penyelenggaraan Rapat Konsolidasi Awal di Pusat dalam rangka percepatan
implementasi Perda BG tahun anggaran 2015 ini, pada prinsipnya dilaksanakan
dalam 2 (dua) metode, yaitu metode pleno dan metode kelas.
Metode pleno merupakan metode seminar dengan partisipasi seluruh peserta
dalam satu ruangan besar, untuk memberikan penjelasan dan penjabaran
materi/muatan yang bersifat umum. Melalui metode pleno ini, diharapkan seluruh
5 - 8D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
peserta Konsolidasi di Pusat dapat memperoleh dan memiliki pemahaman umum
yang sama secara efisien dan efektif.
Metode kelas merupakan metode diskusi kelompok secara terarah atau FGD
(Focused Group Discussion) dengan membagi peserta dalam beberapa kelompok
lebih kecil dalam beberapa ruangan, untuk memberikan penjelasan dan penjabaran
materi/muatan yang bersifat lebih detail dan teknis. Melalui metode kelas ini,
diharapkan peserta Konsolidasi di Pusat dapat memperoleh dan mendiskusikan
hal-hal teknis secara lebih fokus dan mendalam.
5.4.1.4. Waktu Dan Tempat
Rapat Konsolidasi Awal di Pusat dalam rangka percepatan implementasi Perda BG
tahun anggaran 2015 ini secara tentatif akan diselenggarakan selama 2 hari
kegiatan pada:
Hari, Tanggal : Kamis – Jumat, tanggal 13 - 14 Agustus 2015.
Tempat : Jakarta.
5.4.1.5. Susunan Acara
Susunan acara dari Konsolidasi Awal di Pusat dalam rangka percepatan
implementasi Perda BG tahun anggaran 2015 ini, yaitu:
Tabel 5.2. Susunan Acara Konsolidasi Awal di Pusat
WAKTU ACARA PENYAJI / MODERATOR KETHARI PERTAMA: Kamis 13 Agustus 2015
09.00-09.30 Registrasi Peserta Panitia 09.30-10.15
(5 menit)(5 menit)
(15 menit)(15 menit)(5 menit)
SESI PEMBUKAAN 1. Menyanyikan Indonesia Raya 2. Laporan Panitia Penyelenggara 3. Arahan dan Sambutan Pembukaan4. Keynote Speech5. Pembacaan Doa
Penyaji: 1. Panitia2. Panitia3. Dirjen Cipta Karya4. Walikota Bogor5. Panitia
PLENO
10.15-10.30 Rehat Kopi Panitia 10.30-12.30 (30 menit) (30 menit) (60 menit)
SESI PLENO I1. Program Percepatan Implementasi Perda BG di Daerah2. Kelembagaan dalam Implementasi Perda BG di Daerah3. Diskusi (Tanya dan Jawab)
Penyaji: 1. Direktur Bina Penataan
Bangunan2. Kementerian Dalam
Negeri Moderator: KSD Turbinbaga - BPB
PLENO
12.30-13.30 Ishoma Panitia 13.30-15.30 (30 menit)(30 menit)(30 menit)(30 menit)
SESI PLENO II1. Implementasi IMB dan SLF2. Implementasi TABG3. Pengalaman Implementasi Perda BG di Daerah4. Diskusi (Tanya dan Jawab)
Penyaji: 1. Kasi Kelembagaan2. Jafung TBP3. Pemkot BatamModerator: Rino Wicaksono
PLENO
15.30-17.40 (30 menit) (30 menit)(60 menit)
SESI PLENO III1. Implementasi Pendataan BG2. Panduan Teknis Kegiatan Implementasi Perda BG Tahun 20153. Diskusi (Tanya dan Jawab)
Penyaji: 1. Jafung TBP2. Tim KKI
Moderator: Kasi Pengaturan
PLENO
5 - 9D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
(10 menit) 4. Penjelasan Sesi Kelas Hari Kedua17.40-Selesai Ishoma Panitia
HARI KEDUA: Jumat 14 Agustus 2015
08.00-08.30 Registrasi Peserta Panitia08.30-11.30(10 menit)(20 menit)(75 menit)(75 menit)
SESI KELAS II1. Pengumpulan Form Isian2. Perkenalan3. Pendalaman Mekanisme Penyusunan & Legalisasi Perbup/Wal4. Pendalaman Mekanisme Pendampingan Implementasi IMB, SLF
dan TABG
Peserta (Satker, Pemda, KD/KI): Kelas1 - Sumatera Kelas2 - Jawa Kelas3 - Kalsula Kelas4 - Balnusmalpap
Fasilitator Kelas: Dit. BPB & KKI
KELAS
11.30-13.30 Ishoma Panitia 13.30-17.30(90 menit)(90 menit)(30 menit)(30 menit)
SESI KELAS III1. Pendalaman Mekanisme Monev Implement. Perda BG2. Pendalaman Mekanisme Pendataan BG3. Kesimpulan Hasil Sesi Kelas4. Door Prize
Peserta (Satker, Pemda, KD/KI): Kelas1 - Sumatera Kelas2 - Jawa Kelas3 - Kalsula Kelas4 - Balnusmalpap
Fasilitator Kelas: Dit. BPB & KKI
KELAS
17.30-18.00 Rehat Kopi dan Kembali ke Pleno Panitia 18.00-19.00(40 menit)(20 menit)
SESI PEMBUKAAN 1. Kesimpulan Hasil Konsolidasi Awal2. Sambutan Penutupan
Penyaji: 1. Tim KKI2. Direktur BPB
PLENO
19.00-Selesai IshomaSumber: Tim Penyusun, 2015
5.4.1.6. Pembagian Kelas
Dalam sesi kelas, Kegiatan Konsolidasi Awal di Pusat akan dibagi dalam 4 kelas
dengan pembagian sebagai berikut:
Kelas 1 – Wilayah Sumatera;
Kelas 2 – Wilayah Jawa;
Kelas 3 – Wilayah Kalimantan dan Sulawesi;
Kelas 4 – Wilayah Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
5.4.1.7. Narasumber
Pembicara dari Kegiatan Konsolidasi Awal di Pusat dalam rangka percepatan
implementasi Perda BG tahun anggaran 2015 ini, yaitu:
1 Dirjen Cipta Karya : Sambutan dan Arahan Pembukaan
2 Direktur BPB : Percepatan Implementasi Perda BG
3 Kementerian Dalam
Negeri
: Kelembagaan dalam Implementasi Perda BG
4 Narasumber dari
Turbinbaga
: Implementasi IMB, SLF, TABG & Pendataan BG
5 Tim KKI : Panduan Teknis Kegiatan 2015
5 - 10D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
5.4.1.8. Peserta
Peserta dari Rapat Konsolidasi Awal di Pusat dalam rangka percepatan
implementasi Perda BG tahun anggaran 2015 ini, yaitu:
1. Perwakilan (1 orang ) dari Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT)
Pengembangan Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan (PKPPB)
Provinsi, yaitu sebanyak 32 SNVT PKPPB Provinsi.
2. Perwakilan (1 orang) dari SKPD Teknis Pemerintah Kabupaten/Kota yang
telah memiliki Perda BG, yaitu sebanyak 288 kabupaten/kota.
5.4.1.9. Arahan Untuk Peserta
Pada Rapat Konsolidasi Awal di Pusat dalam rangka percepatan implementasi
Perda BG tahun anggaran 2015, arahan untuk peserta yaitu:
1. Peserta dari SNVT PKPPB Provinsi yang mengelola kegiatan fasilitasi
Implementasi Perda BG TA 2015 diminta untuk mengisi Form Isian
mengenai data kegiatan, daerah terpilih dan rencana kegiatan.
2. Peserta dari Kabupaten/Kota diminta untuk membawa dokumen Perda BG
yang telah ditetapkan, diprioritaskan dalam bentuk softfile. Namun apabila
tidak memungkinkan dalam bentuk hardcopy.
5.4.2. Partisipasi dalam Diseminasi Provinsi
5.4.2.1. Maksud Dan Tujuan
Maksud dari Kegiatan Diseminasi di Provinsi dalam rangka percepatan
implementasi Perda BG tahun anggaran 2015 ini adalah melakukan pendalaman,
dan penajaman serta update progress pelaksanaan kegiatan Implementasi Perda
BG tahun 2015, yang terdiri dari Penyusunan dan Legalisasi Perbup/Wal,
Pendampingan Implementasi IMB, SLF dan TABG, Monev Implementasi Perda BG
dan/atau Pendataan BG.
Berdasarkan maksud tersebut, maka Kegiatan Diseminasi di Provinsi dalam rangka
percepatan implementasi Perda BG tahun anggaran 2015 ini bertujuan untuk
memastikan pelaksana kegiatan dan pihak terkait memiliki kesamaan mengenai
mekanisme kegiatan serta mendapatkan update dan pemetaan kondisi
pelaksanaan kegiatan Implementasi Perda BG tahun 2015, yang terdiri dari
5 - 11D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Penyusunan dan Legalisasi Perbup/Wal, Pendampingan Implementasi IMB, SLF
dan TABG, Monev Implementasi Perda BG dan/atau Pendataan BG.
5.4.2.2. Sasaran
Sasaran dari Kegiatan Diseminasi di Provinsi dalam rangka percepatan
implementasi Perda BG tahun anggaran 2015 ini yaitu:
1. Dipahaminya program percepatan Implementasi Perda BG oleh SNVT
PKPPB, perwakilan Pemerintah Kabupaten/Kota serta KD dan KI;
2. Dipahaminya substansi Implementasi Perda BG, baik mengenai IMB, SLF,
TABG maupun Pendataan BG, oleh SNVT PKPPB, perwakilan
Pemerintah Kabupaten/Kota serta KD dan KI;
3. Dipahaminya mekanisme pelaksanaan Implementasi Perda BG Tahun
2015, yang meliputi:
a. Penyusunan dan Legalisasi Perbup/Wal;
b. Pendampingan Implementasi IMB, SLF dan TABG;
c. Monev Implementasi Perda BG; serta
d. Pendalaman Mekanisme Pendataan BG.
4. Diperolehnya update progress pelaksanaan kegiatan Implementasi Perda
BG Tahun 2015 setiap provinsi;
5. Teridentifikasinya permasalahan yang dihadapi serta diperolehnya solusi
terhadap permasalahan dalam kegiatan Implementasi Perda BG Tahun
2015 setiap provinsi.
5.4.2.3. Metode
Penyelenggaraan Kegiatan Diseminasi di Provinsi dalam rangka percepatan
implementasi Perda BG tahun anggaran 2015 ini dilaksanakan dalam metode
diskusi kelompok secara terarah.
Metode diskusi kelompok secara terarah (focused group discussion) dilakukan
untuk mendiskusikan berbagai hal yang bersifat detail dan teknis serta
menemukenali permasalahan dan merumuskan solusi yang dibutuhkan, agar tidak
menghambat proses pelaksanaan kegiatan dan sasaran yang diharapkan. Melalui
metode ini diharapkan peserta dapat mendiskusikan hal-hal teknis secara fokus,
mendalam dan terbuka serta dapat saling belajar dari pengalaman dan
permasalahan di daerah lain.
5 - 12D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
5.4.2.4. Waktu Dan Tempat
Jadwal pelaksanaan Kegiatan Diseminasi di Provinsi dalam rangka percepatan
implementasi Perda BG tahun anggaran 2015 ini adalah sebagai berikut:
Tabel 5.3. Tentatif Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Diseminasi di Provinsi
WILAYAHJML
PERJALANANAGU SEP OKT
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 1
Wilayah Sumatera 10 1 1 1 1 2 2 2
Wilayah Jawa 4 1 1 1 1
Wilayah Kalsula 9 1 1 1 1 1 1 1 2
Wilayah Balnusmalpap 7 1 1 1 1 1 1 1
Total Perjalanan = 30 4 4 4 3 3 2 2 1
Sumber: Tim Penyusun, 2015
5.4.2.5. Susunan Acara
Susunan Acara Kegiatan Diseminasi di Provinsi dalam rangka percepatan
implementasi Perda BG tahun anggaran 2015 ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.4. Susunan Acara Kegiatan Diseminasi di Provinsi
WAKTU ACARA PENYAJI / MODERATOR
09.00-09.30 Registrasi Panitia
09.30-10.10(5 menit)
(15 menit)(15 menit) (5 menit)
SESI – PEMBUKAAN 1. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya2. Laporan Panitia Penyelenggara 3. Sambutan Pembukaan 4. Pembacaan Doa
Penyaji: Panitia SNVT PKPPB Provinsi Kadis PU Provinsi Panitia
10.10-10.30 Rehat Kopi Panitia
10.30-12.00 (60 menit)
(30 menit)
SESI I – PROGRAM & SUBSTANSI1. Program Percepatan & Substansi Implementasi Perda BG
(IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG 2. Diskusi (Tanya dan Jawab)
Penyaji: Subdit Turbinbaga Moderator: SNVT PKPPB Provinsi
12.00-13.00 Ishoma Panitia
13.00-14.30 (60 menit)(30 menit)
SESI II – MEKANISME 20151. Mekanisme Implementasi Perda BG 20152. Diskusi (Tanya dan Jawab)
Penyaji: Tim KKIModerator: SNVT PKPPB Provinsi
14.30-16.30 SESI III – PROGRESS PELAKSANAAN KEGIATAN1. Progress Keg. Penyusunan & Legalisasi
Perbup/wal2. Progress Keg. Monev Implementasi Perda BG3. Progress Keg. Pendampingan IMB, SLF, TABG4. Progress Keg. Pendataan BG5. Kesimpulan dan Saran
Penyaji: KI Perbup/wal KI Monev KI Implementasi KD Pendataan BG
Moderator: SNVT PKPPB Provinsi
16.30-17.00 SESI PENUTUPANSambutan Penutupan
SNVT PBL Provinsi
Sumber: Tim Penyusun, 2015
5 - 13D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
5.4.2.7. Narasumber
Narasumber dari Kegiatan Diseminasi di Provinsi dalam rangka percepatan
implementasi Perda BG tahun anggaran 2015 ini, yaitu:
1. SNVT PKPPB Provinsi – Laporan Panitia;
2. Kadis PU Provinsi – Sambutan Pembukaan;
3. Subdit Turbinbaga – Program Percepatan dan Substansi
Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan
Pendataan BG;
4. Tim KKI – Mekanisme Implementasi Perda BG 2015.
5.4.2.8. Peserta
Peserta dari Kegiatan Diseminasi di Provinsi dalam rangka percepatan
implementasi Perda BG tahun anggaran 2015 ini, yaitu:
1. SKPD Terkait dari Pemerintah Kabupaten/Kota yang mendapatkan
fasilitasi dari APBN terkait kegiatan implementasi Perda BG 2015.
2. Konsultan Pendamping Kabupaten/Kota, yaitu Konsultan Individual dan
Konsultan Daerah (KD) sebagai pelaksana kegiatan implementasi Perda
BG 2015 di daerah .
5.4.3. Pelaksanaan TOT Di Pusat
5.4.3.1. Maksud Dan Tujuan
Maksud dari Kegiatan TOT di Pusat adalah melakukan pelatihan bagi pelaksana
kegiatan swakelola Pendampingan Implementasi IMB, SLF dan TABG di setiap
satu kabupaten/kota terpilih setiap provinsi, sebagai proses alih pengetahuan dan
peningkatan pemahaman mengenai ketentuan dan prosedur dalam
penyelenggaraan IMB, SLF dan TABG di daerah.
Berdasarkan maksud tersebut, maka Kegiatan TOT di Pusat bertujuan untuk
menyiapkan pelaksana kegiatan swakelola Pendampingan Implementasi IMB, SLF
dan TABG di setiap satu kabupaten/kota terpilih setiap provinsi, yang terdiri dari
Tim Swakelola dari SNVT PKPPB Provinsi, Perwakilan dari SKPD Teknis
Kabupaten/Kota dan Penyedia Jasa dalam kegiatan tersebut, agar dapat
menindaklanjuti proses pelaksanaan kegiatan di daerah sesuai pelatihan yang
diberikan.
5 - 14D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
5.4.3.2. Sasaran
Sasaran dari Kegiatan TOT di Pusat dalam rangka percepatan implementasi Perda
BG tahun anggaran 2015 ini, yaitu:
1. Dipahaminya ketentuan dan prosedur penyelenggaraan IMB, yang
meliputi:
a. Ketentuan Umum IMB;
b. Proses Penerbitan IMB;
c. Pemeriksaan Permohonan IMB;
d. Penghitungan Retribusi IMB;
e. Persyaratan Permohonan IMB.
2. Dipahaminya ketentuan dan prosedur penyelenggaraan SLF, yang
meliputi:
a. Ketentuan Umum SLF;
b. Proses Penerbitan SLF;
c. Pemeriksaan Kelaikan Fungsi;
d. Pemeriksaan Berkala;
e. Proses Perpanjangan SLF.
3. Dipahaminya ketentuan dan prosedur penyelenggaraan TABG, yang
meliputi:
a. Ketentuan Umum TABG;
b. Ketentuan Pembentukan TABG;
c. Penugasan TABG (Rutin Dan Insidentil);
d. Pengesahan Rencana Teknis Oleh TABG;
e. Tata Tertib Pelaksanaan Tugas TABG.
5.4.3.3. Metodologi
Penyelenggaraan Kegiatan TOT di Pusat dalam rangka percepatan implementasi
Perda BG tahun anggaran 2015 ini, pada prinsipnya dilaksanakan dalam 2 (dua)
metode, yaitu matrikulasi dan dinamika kelompok.
Matrikulasi dilakukan dalam bentuk penyampaian materi pelatihan dari narasumber
atau instruktur yang ditentukan sesuai dengan substansi yang dilatihkan, sehingga
peserta pelatihan mendapatkan pemahaman secara teoritis yang dikompilasi dari
berbagai sumber referensi terkait.
Dinamika kelompok dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti kuis (quiz),
praktek (exercise), bermain peran (role play), dan lain sebagainya, oleh semua
peserta dari setiap materi pelatihan yang telah disampaikan oleh narasumber atau
5 - 15D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
instruktur agar diperoleh pemahaman yang mendalam melalui pengalaman diri
(self-experience).
5.4.3.4. Waktu Dan Tempat
Kegiatan TOT di Pusat dalam rangka percepatan implementasi Perda BG tahun
anggaran 2015 ini, secara tentatif akan diselenggarakan selama 3 hari kegiatan
pada:
Hari/Tanggal : Rabu – Jumat / 26 – 28 Agustus 2015
Tempat : Jakarta
5.4.3.5. Susunan Acara
Susunan acara dalam Kegiatan TOT di Pusat dalam rangka percepatan
implementasi Perda BG tahun anggaran 2015 ini adalah sebagai berikut:
Tabel 5.5. Susunan Acara TOT di Pusat
WAKTU ACARA PENYAJI / MODERATOR KET
HARI PERTAMA
09.00-09.30 Registrasi Panitia
09.30-10.10(5 menit)
(15 menit) (15 menit) (5 menit)
SESI PEMBUKAAN 1. Menyanyikan Indonesia Raya2. Laporan Panitia Penyelenggara3. Sambutan dan Arahan4. Pembacaan Doa
Penyaji: Panitia
Panitia
Direktur BPB Panitia
PLENO
10.10-10.20 Pre Test Panitia
10.20-12.30 (30 menit) (60 menit)(40 menit)
SESI PLENO1. Program Percepatan Implementasi Perda BG 2. Ketentuan Mengenai IMB, SLF dan TABG3. Diskusi (Tanya dan Jawab)
Narasumber: KSD Turbinbaga Kasi KelembagaanModerator: Jafung TBP
PLENO
12.30-13.30 Ishoma Panitia
13.30-15.30 (30 menit) (30 menit) (60 menit)
MODUL I – KETENTUAN UMUM IMB1. Matrikulasi Ketentuan Umum IMB2. Diskusi (Tanya dan Jawab)3. Dinamika Kelompok – (Quiz)
Narasumber: To be namedFasilitator: Tim KKI
KELAS (PARALEL)
13.30-15.30 (30 menit) (30 menit) (60 menit)
MODUL I – KETENTUAN UMUM SLF1. Matrikulasi Ketentuan Umum IMB 2. Diskusi (Tanya dan Jawab)3. Dinamika Kelompok – (Quiz)
Narasumber: To be namedFasilitator: Tim KKI
KELAS (PARALEL)
13.30-15.30 (30 menit) (30 menit) (60 menit)
MODUL I – KETENTUAN UMUM TABG1. Matrikulasi Ketentuan Umum IMB 2. Diskusi (Tanya dan Jawab)3. Dinamika Kelompok – (Quiz)
Narasumber: To be namedFasilitator: Tim KKI
KELAS (PARALEL)
15.30-17.30 MODUL II – PROSES PENERBITAN IMB Narasumber: KELAS
5 - 16D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
WAKTU ACARA PENYAJI / MODERATOR KET
(30 menit) (30 menit) (60 menit)
1. Matrikulasi Proses Penerbitan IMB2. Diskusi (Tanya dan Jawab)3. Dinamika Kelompok – (Exercise)
To be namedFasilitator: Tim KKI
(PARALEL)
15.30-17.30 (30 menit) (30 menit) (60 menit)
MODUL II – PROSES PENERBITAN SLF1. Matrikulasi Proses Penerbitan SLF 2. Diskusi (Tanya dan Jawab)3. Dinamika Kelompok – (Exercise)
Narasumber: To be namedFasilitator: Tim KKI
KELAS (PARALEL)
15.30-17.30 (30 menit) (30 menit) (60 menit)
MODUL II – KETENTUAN PEMBENTUKAN TABG1. Matrikulasi Ketentuan Pembentukan TABG2. Diskusi (Tanya dan Jawab)3. Dinamika Kelompok – (Exercise)
Narasumber: To be namedFasilitator: Tim KKI
KELAS (PARALEL)
17.30- Selesai Ishoma Panitia
HARI KEDUA
08.00-09.00 Registrasi
09.00-12.00(30 menit) (30 menit)
(120 menit)
MODUL III – PEMERIKSAAN PERMOHONAN IMB1. Matrikulasi Pemeriksaan Permohonan IMB2. Diskusi (Tanya dan Jawab)3. Dinamika Kelompok – Praktek (Exercise)
Narasumber: To be namedFasilitator: Tim KKI
KELAS (PARALEL)
09.00-12.00(30 menit) (30 menit)
(120 menit)
MODUL III – PEMERIKSAAN KELAIKAN FUNGSI1. Matrikulasi Pemeriksaan Kelaikan Fungsi
2. Diskusi (Tanya dan Jawab)3. Dinamika Kelompok – Praktek (Exercise)
Narasumber: To be namedFasilitator: Tim KKI
KELAS (PARALEL)
09.00-12.00(30 menit) (30 menit)
(120 menit)
MODUL III – PENUGASAN TABG (RUTIN DAN INSIDENTIL)1. Matrikulasi Penugasan TABG (Rutin & Insidentil)
2. Diskusi (Tanya dan Jawab)3. Dinamika Kelompok – Praktek (Exercise)
Narasumber: To be namedFasilitator: Tim KKI
KELAS (PARALEL)
12.00-13.00 Ishoma Panitia
13.00-15.50(30 menit) (30 menit)
(120 menit)
MODUL IV – PENGHITUNGAN RETRIBUSI IMB1. Matrikulasi Penghitungan Retribusi IMB2. Diskusi (Tanya dan Jawab)3. Dinamika Kelompok – Praktek (Exercise)
Narasumber: Subdit TurbinbagaFasilitator: Tim KKI
KELAS (PARALEL)
13.00-16.00(30 menit) (30 menit)
(120 menit)
MODUL IV – PEMERIKSAAN BERKALA1. Matrikulasi Pemeriksaan Berkala
2. Diskusi (Tanya dan Jawab)3. Dinamika Kelompok – Praktek (Exercise)
Narasumber: Subdit TurbinbagaFasilitator: Tim KKI
KELAS (PARALEL)
13.00-16.00(30 menit) (30 menit)
(120 menit)
MODUL IV – PENGESAHAN RENCANA TEKNIS OLEH TABG4. Matrikulasi Pengesahan Rancana Teknis oleh TABG5. Diskusi (Tanya dan Jawab)6. Dinamika Kelompok – Praktek (Exercise)
Narasumber: Subdit TurbinbagaFasilitator: Tim KKI
KELAS (PARALEL)
16.00-18.00(30 menit) (30 menit) (60 menit)
MODUL V – PERSYARATAN PERMOHONAN IMB1. Matrikulasi Persyaratan Permohonan IMB2. Diskusi (Tanya dan Jawab)3. Dinamika Kelompok – Praktek (Exercise)
Narasumber: Subdit TurbinbagaFasilitator: Tim KKI
KELAS (PARALEL)
16.00-18.00(30 menit)
MODUL V – PROSES PERPANJANGAN SLF1. Matrikulasi Proses Perpanjangan SLF
Narasumber: Subdit Turbinbaga
KELAS (PARALEL)
5 - 17D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
WAKTU ACARA PENYAJI / MODERATOR KET
(30 menit) (60 menit)
2. Diskusi (Tanya dan Jawab)3. Dinamika Kelompok – Praktek (Exercise)
Fasilitator: Tim KKI
16.00-18.00(30 menit) (30 menit) (60 menit)
MODUL V – TATA TERTIB PELAKSANAAN TUGAS TABG1. Matrikulasi Tata Tertib Pelaksanaan Tugas TABG 2. Diskusi (Tanya dan Jawab)3. Dinamika Kelompok – Praktek (Exercise)
Narasumber: Subdit TurbinbagaFasilitator: Tim KKI
KELAS (PARALEL)
18.00-Selesai Ishoma
HARI KETIGA
09.00-09.30 Registrasi Peserta
09.30-11.30 Kesimpulan Hasil TOT Implementasi Perda BG Tim KKI PLENO
11.30-12.00 SESI PENUTUPANSambutan Penutupan
Direktur PBL – DJCK – PU PLENO
Sumber: Tim Penyusun, 2015
5.4.3.6. Narasumber
Narasumber dari Kegiatan TOT di Pusat dalam rangka percepatan implementasi
Perda BG tahun anggaran 2015 ini akan ditentukan pada saat persiapan
pelaksanaan dan akan disampaikan pada peserta TOT dalam undangan.
5.4.3.8. Peserta
Peserta dari Kegiatan TOT di Pusat dalam rangka percepatan implementasi Perda
BG tahun anggaran 2015 ini, yaitu:
1. 3 orang perwakilan Tim Swakelola Pendampingan Implementasi IMB, SLF
dan TABG dari 17 SNVT PKPPB Provinsi;
2. 3 orang perwakilan SKPD terkait (SKPD Teknis, Bappeda dan Perizinan)
dari kabupaten/kota terpilih di 17 provinsi tersebut;
3. 2 orang penyedia jasa dari Kegiatan Pendampingan Implementasi IMB,
SLF dan TABG dari 17 provinsi (Tenaga Pengkaji Teknis dan TABG).
5.4.3.9. Arahan Untuk Peserta
Pada Kegiatan TOT di Pusat ini setiap daerah diminta untuk membawa komputer
(laptop) sebagai sarana untuk melakukan praktek (exercise) dari materi yang
dilatihkan, serta melakukan persiapan dengan mempelajari KAK, Permen PU
No24/PRT/M/2007 tentang IMB, Permen PU No. 25/PRT/M/2007 tentang SLF, dan
Permen PU No. 26/PRT/M/2007 tentang TABG.
5 - 18D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
5.4.4. Pelaksanaan Konsolidasi Akhir Di Pusat
5.4.4.1. Maksud Dan Tujuan
Maksud dari Kegiatan Konsolidasi Akhir Di Pusat adalah melakukan pemetaan
akhir dan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan kegiatan percepatan implemenasi
Perda BG di daerah tahun 2015, yang meliputi: 1) Penyusunan dan Legalisasi
Perbup/Wal; 2) Pendampingan Implementasi IMB, SLF dan TABG; 3) Monev
Implementasi Perda BG; serta 4) Pendalaman Mekanisme Pendataan BG.
Berdasarkan maksud tersebut, maka Rapat Konsolidasi Awal di Pusat dalam
rangka percepatan implementasi Perda BG tahun anggaran 2015 ini bertujuan
untuk:
1. meningkatkan pemahaman urgensi implementasi Perda BG untuk
mencapai tujuan penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib
administratif dan teknis;
2. meningkatkan pemahaman Program Percepatan Implementasi Perda BG
(IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) secara Nasional;
3. meningkatkan pemahaman substansi implementasi IMB, SLF, TABG dan
Pendataan BG sesuai peraturan yang ada;
4. meningkatkan pemahaman Mekanisme Percepatan Implementasi Perda
BG pada tahun 2015;
5. memperoleh pemetaan ahkir hasil pelaksanaan kegiatan Percepatan
Implementasi Perda BG pada tahun 2015;
6. mendapatkan evaluasi akhir terhadap hasil pelaksanaan kegiatan
Percepatan Implementasi Perda BG pada tahun 2015, sebagai masukan
bagi pemda untuk meningkatkan kinerja implementasi dan bagi Direktorat
BPB untuk menyempurnakan program di tahun mendatang.
5.4.4.2. Sasaran
Sasaran dari Rapat Konsolidasi Awal di Pusat dalam rangka percepatan
implementasi Perda BG tahun anggaran 2015 ini yaitu:
1. dipahaminya urgensi implementasi Perda BG;
2. dipahaminya Program Percepatan Implementasi Perda BG;
3. dipahaminya substansi implementasi IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG;
5 - 19D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
4. dipahaminya Mekanisme Percepatan Implementasi Perda BG tahun 2015;
5. diperolehnya pemetaan ahkir hasil pelaksanaan kegiatan Percepatan
Implementasi Perda BG pada tahun 2015;
6. dipahaminya evaluasi akhir terhadap hasil pelaksanaan kegiatan
Percepatan Implementasi Perda BG pada tahun 2015.
5.4.4.3. Metodologi
Penyelenggaraan kegiatan Kegiatan Konsolidasi Akhir Di Pusat dalam rangka
Percepatan Implementasi Perda BG tahun 2015 ini, pada prinsipnya dilaksanakan
dalam 2 (dua) metode, yaitu metode pleno dan metode kelas.
Metode pleno merupakan metode seminar dengan partisipasi seluruh peserta
dalam satu ruangan besar, untuk memberikan penjelasan dan penjabaran
materi/muatan yang bersifat umum. Melalui metode pleno ini, diharapkan seluruh
peserta Kolokium dapat memperoleh dan memiliki pemahaman umum yang sama.
Metode kelas merupakan metode diskusi kelompok secara terarah (focused group
discussion) dengan membagi peserta dalam beberapa kelompok lebih kecil dalam
beberapa ruang kelas, untuk mendiskusikan berbagai hal yang bersifat lebih detail
dan teknis serta melakukan evaluasi teknis dan penilaian terhadap proses
pelaksanaan kegiatan dan substansi yang dihasilkan. Melalui metode kelas ini,
diharapkan peserta dapat mendiskusikan hal-hal teknis secara lebih fokus dan
mendalam serta dapat saling belajar dari pengalaman dan permasalahan di daerah
lain.
5.4.4.4. Waktu Dan Tempat
Kegiatan Kegiatan Konsolidasi Akhir Di Pusat dalam rangka Percepatan
Implementasi Perda BG tahun 2015 ini, secara tentatif akan diselenggarakan
selama 3 hari kegiatan pada:
Hari/Tanggal : Rabu - Kamis/ 21 – 22 Oktober 2015
Tempat : Jakarta.
5.4.4.5. Susunan Acara
Susunan acara dalam Kegiatan Kegiatan Konsolidasi Akhir Di Pusat dalam rangka
Percepatan Implementasi Perda BG tahun 2015 ini adalah sebagai berikut:
Tabel 5.6. Susunan Acara Konsolidasi Akhir di Pusat
WAKTU ACARA PENYAJI / MODERATOR KETHARI PERTAMA
5 - 20D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
WAKTU ACARA PENYAJI / MODERATOR KET09.00-09.30 Registrasi Peserta Panitia 09.30-10.15
(5 menit)(5 menit)
(15 menit) (5 menit)
SESI PEMBUKAAN 1. Menyanyikan Indonesia Raya 2. Laporan Panitia Penyelenggara 3. Arahan dan Sambutan Pembukaan4. Pembacaan Doa
Penyaji: 1. Panitia 2. Panitia3. Dirjen Cipta Karya4. Panitia
PLENO
10.15-10.30 Rehat Kopi Panitia 10.30-12.30 (30 menit) (30 menit) (60 menit)
SESI PLENO I1. Program Percepatan Implementasi Perda BG secara
Nasional2. Kelembagaan dalam Implementasi Perda BG di Daerah3. Diskusi (Tanya dan Jawab)
Penyaji: 1. Direktur Bina Penataan
Bangunan 2. Kementerian Dalam Negeri Moderator: KSD Turbinbaga - BPB
PLENO
12.30-13.30 Ishoma Panitia 13.30-15.30 (60 menit)(30 menit)(30 menit)
SESI PLENO II1. Ketentuan Mengenai IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG 2. Pengalaman Implementasi Perda BG di Daerah3. Diskusi (Tanya dan Jawab)
Penyaji: 1. Kasi Kelembagaan 2. Pemkot Batam
Moderator: Rino Wicaksono
PLENO
15.30-16.30 (50 menit) (30 menit)(10 menit)
SESI PLENO III1. Panduan Teknis Implementasi Perda BG Tahun 20152. Diskusi (Tanya dan Jawab)3. Penjelasan Sesi Kelas
Penyaji: 1. Tim KKI
Moderator: Kasi Pengaturan
PLENO
16.30-18.00 (30 menit) (30 menit)(30 menit)
SESI KELAS I1. Perkenalan 2. Penjelasan Mengenai Form Isian3. Penjelasan Mekanisme Kelas Hari Kedua
Peserta (Satker, Pemda, KD/KI): Kelas1 – Perbup/wal Kelas2 – Monev Perda BG Kelas3 – Pendampingan
Implem. Kelas4 – Pendataan BG
Fasilitator Kelas: Dit. BPB & KKI
KELAS
18.00-Selesai Ishoma Panitia HARI KEDUA
09.00-09.30 Registrasi Peserta Panitia09.30-12.30(10 menit)(30 menit)
(140 menit)
SESI KELAS II1. Pengumpulan Form Isian 2. Update Umum Progress Kegiatan dari SNVT PKPPB Provinsi3. Paparan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Implementasi Perda BG
Tahun 2015 yang telah dilaksanakan oleh setiap Provinsi ((KI dan KD)a. Kegiatan Swakelola Penyusunan & Legalisasi Perbup/Walb. Kegiatan Swakelola Pendampingan Implementasi IMB, SLF dan
TABGc. Kegiatan Swakelola Monev Implement. Perda BGd. Kegiatan Kontraktual Pendataan BG
Peserta (Satker, Pemda, KD/KI): Kelas1 – Perbup/wal Kelas2 – Monev Perda BG Kelas3 – Pendampingan
Implem. Kelas4 – Pendataan BG
Fasilitator Kelas: Dit. BPB & KKI
KELAS
12.30-13.30 Ishoma Panitia 13.30-16.30(120 menit)
(30 menit)(30 menit)
SESI KELAS III1. Lanjutan Paparan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Implementasi
Perda BG Tahun 2015 yang telah dilaksanakan oleh setiap Provinsi (KI dan KD)
2. Kesimpulan Hasil Sesi Kelas3. Door Prize
Peserta (Satker, Pemda, KD/KI): Kelas1 – Perbup/wal Kelas2 – Monev Perda BG Kelas3 – Pendampingan
Implem. Kelas4 – Pendataan BG
Fasilitator Kelas: Dit. BPB & KKI
KELAS
16.30-17.00 Rehat Kopi dan Kembali ke Pleno Panitia 17.00-18.00(40 menit)(20 menit)
SESI PENUTUPAN 1. Kesimpulan Hasil Konsolidasi Awal 2. Sambutan Penutupan
Penyaji: 1. Tim KKI 2. Direktur BPB
PLENO
18.00-Selesai IshomaSumber: Tim Penyusun, 2015
5.4.1.6. Pembagian Kelas
5 - 21D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Dalam sesi kelas, Kegiatan Konsolidasi Akhir Di Pusat dalam rangka Percepatan
Implementasi Perda BG tahun 2015 ini akan dibagi dalam 4 kelas dengan
pembagian sebagai berikut:
Kelas1 – Kegiatan Penyusunan dan Legalisasi Perbup/wal;
Kelas2 – Kegiatan Monev Implementasi Perda BG;
Kelas3 – Kegiatan Pendampingan Implementasi IMB, SLF & TABG;
Kelas4 – Kegiatan Pendataan BG
5.4.1.7. Narasumber
Pembicara dari Kegiatan Kegiatan Konsolidasi Akhir Di Pusat dalam rangka
Percepatan Implementasi Perda BG tahun 2015 ini, yaitu:
1 Dirjen Cipta Karya : Sambutan Pembukaan
2 Direktur BPB : Program Percepatan Implementasi Perda BG
3 Kementerian Dalam
Negeri
: Kelembagaan dalam Implementasi Perda BG
4 Kasi Kelembagaan : Ketentuan Mengenai IMB, SLF, TABG &
Pendataan BG
5 Pemkot Batam : Pengalaman Implementasi Perda BG di
Daerah
6 Tim KKI : Panduan Teknis Kegiatan 2015
5.4.1.8. Peserta
Peserta dari Kegiatan Kegiatan Konsolidasi Akhir Di Pusat dalam rangka
Percepatan Implementasi Perda BG tahun 2015 ini, yaitu:
1. 1 orang perwakilan SNVT PKPPB Provinsi yang mendapatkan alokasi
APBN untuk percepatan implementasi Perda BG;
2. 1 orang KI untuk kegiatan swakelola Monev Implementasi Perda BG dari
Provinsi;
3. 3 orang (Tim Swakelola, Pemda dan Penyedia Jasa) untuk kegiatan
swakelola Pendampingan Implementasi IMB, SLF, dan TABG;
4. 3 orang (Tim Swakelola, Pemda dan KI) untuk kegiatan swakelola
Penyusunan dan Legalisasi Perbup/wal tentang IMB, SLF, TABG dan
Pendataan BG;
5 - 22D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
5. 3 orang (KD, SKPD Teknis dan Perizinan) untuk kegiatan kontraktual
Pendataan BG.
5.4.1.9. Arahan Untuk Peserta
Pada Kegiatan Konsolidasi Akhir di Pusat ini setiap daerah diminta untuk:
1. Menyiapkan materi tayangan laporan akhir pelaksanaan setiap kegiatan
untuk durasi paparan 10 menit, dengan muatan sekurangnya berisi skema
metodologi, tabel penjabaran proses pelaksanaan, dokumentasi setiap
tahapan, produk dan substansi yang dihasilkan.
2. Menyiapkan produk dan/atau dokumen keluaran setiap kegiatan dalam
bentuk softfile untuk dikumpulkan.
3. Mengisi Form Isian rekapitulasi hasil pelaksanaan setiap kegiatan yang
telah disiapkan dan didistribusikan sebelum acara sebagai bentuk
pemetaan akhir setiap kegiatan di setiap daerah.
1K e m e n t e r i a n P e k e r j a a n U m u mD i r e k t o r a t J e n d e r a l C i p t a K a r y a
LAMPIRAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATD I R E K T O R AT J E N D E R A L C I P TA K A R YADIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN
2K e m e n t e r i a n P e k e r j a a n U m u mD i r e k t o r a t J e n d e r a l C i p t a K a r y a
LAMPIRAN-1. FORMAT PELAPORAN
L.1.1. Pelaporan Kegiatan Swakelola Penyusunan dan
Legalisasi Perbup/Wal
Laporan Pendahuluan Kegiatan Penyusunan dan Legalisasi Perbup/WalMUATAN RINCIAN MUATAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I –
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Sasaran
1.4. Ruang Lingkup
1.5. Keluaran
BAB II - GAMBARAN
UMUM WILAYAH
2.1. Letak Geografis
2.2. Wilayah administratif
2.3. Kondisi Fisik Dasar
2.4. Potensi Bencana Alam
BAB III - TINJAUAN
YURIDIS
3.1. Amanah Kewenangan Penetapan Perbup/Wal sesuai Ketentuan
3.1.1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
3.1.2. UU No. 23 tahun 2004 Pemerintahan Daerah
3.1.3. UU No. ... tahun .... tentang Pembentukan Daerah
3.2. Amanah Delegasi Penetapan Perbup/Wal sesuai Ketentuan Perda
Kab/Kota tentang Bangunan Gedung
3.3. Ketentuan Penyusunan Peraturan Perundangan
3.3.1. UU No. 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan
3.3.2. Permendagri 1 tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah
3.4. Teknis Substansi Penyelenggaraan Bangunan Gedung
3.4.1. Permen PU tentang IMB
3.4.2. Permen PU tentang SLF
3.4.3. Permen PU tentang TABG
3.4.4. Permen PU tentang Pendataan BG
BAB IV - KONDISI
IMPLEMENTASI
PERDA BG
4.1. Kondisi Implementasi Perda Bangunan Gedung di Daerah
4.2. Praktek Penyelenggaraan Bangunan Gedung di Daerah (Eksisting)
4.2.1. Praktek Penyelenggaraan IMB
4.2.2. Praktek Penyelenggaraan SLF
4.2.3. Praktek Penyelenggaraan TABG
4.2.4. Praktek Penyelenggaraan Pendataan BG
4.4. Potensi, Permasalahan & Isu Strategis Implementasi Perda BG di Daerah
L - 3D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
MUATAN RINCIAN MUATAN
BAB V -
PENDEKATAN DAN
METODOLOGI
5.1. Pendekatan Pelaksanaan
5.2. Metodologi Studi
5.3. Tahapan Pelaksanaan
BAB VI - RENCANA
KERJA
6.1. Jadwal Pelaksanaan
6.2. Struktur Organisasi Pelaksaaan
6.3. Tenaga Ahli dan Tanggung Jawabnya
6.4. Pelaporan
BAB VII - PROGRAM
SURVEI
7.1. Metode Survei
7.2. Perangkat Survei
7.3. Identifikasi Kebutuhan Data dan Informasi
7.4. Identifikasi Sasaran Narasumber
LAMPIRAN 1 – FORM SURVEI KEBUTUHAN DATA SEKUNDER DAN DATA PRIMER
LAMPIRAN 2 –DRAF AWAL RANCANGAN PEBUP/WAL
LAMPIRAN 3 –DRAF AWAL PERJANJIAN KERJASAMA
LAMPIRAN 4 –KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA TENTANG TIM PENYUSUN RAPERBUP/WAL
Laporan Akhir Kegiatan Penyusunan dan Legalisasi Perbup/WalMUATAN RINCIAN MUATAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I -
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Dasar Hukum
1.3. Profil Wilayah Kabupaten/Kota
1.3.1. Letak Geografis
1.3.2. Wilayah administratif
1.3.3. Kondisi Fisik Dasar
1.3.4. Potensi Bencana Alam
1.4. Permasalahan dan Isu Strategis Implementasi Perda BG
BAB II KAJIAN
TEORETIS DAN
PRAKTIK EMPIRIS
2.1. Kajian Teoritis
2.2. Kajian Asas/Prinsip
2.3. Kondisi Eksisting Implementasi Perda Bangunan Gedung di Daerah
2.4. Praktek Eksisting Penyelenggaraan
4.2.1. Praktek Eksisting Penyelenggaraan IMB
4.2.2. Praktek Eksisting Penyelenggaraan SLF
4.2.3. Praktek Eksisting Penyelenggaraan TABG
4.2.4. Praktek Eksisting Penyelenggaraan Pendataan BG
2.5. Kajian Implikasi Penerapan Sistem Baru
2.5.1. Kebutuhan Kegiatan
2.5.2. Kebutuhan Kelembagaan
2.5.3. Kebutuhan Pembiayaan
2.5.4. Kebutuhan SDM
BAB III EVALUASI 3.1. Amanah Kewenangan Penetapan Perbup/Wal sesuai Ketentuan
L - 4D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
MUATAN RINCIAN MUATAN
DAN ANALISIS
PERATURAN
PERUNDANG-
UNDANGAN
TERKAIT
3.1.1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
3.1.2. UU No. 23 tahun 2004 Pemerintahan Daerah
3.1.3. UU No. ... tahun .... tentang Pembentukan Daerah
3.2. Amanah Delegasi Penetapan Perbup/Wal sesuai Ketentuan Perda Kab/Kota
tentang Bangunan Gedung
3.3. Ketentuan Penyusunan Peraturan Perundangan
3.3.1. UU No. 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan
3.3.2. Permendagri 1 tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah
3.4. Teknis Substansi Penyelenggaraan Bangunan Gedung
3.4.1. Permen PU tentang IMB
3.4.2. Permen PU tentang SLF
3.4.3. Permen PU tentang TABG
3.4.4. Permen PU tentang Pendataan BG
BAB IV PERUMUSAN
LANDASAN
4.1. Landasan Filosofis
4.2. Landasan Sosiologis
4.3. Landasan Yuridis
BAB V JANGKAUAN,
ARAH
PENGATURAN, DAN
RUANG LINGKUP
5.1. Ketentuan Umum
5.2. Ketentuan Penyelenggaraan IMB
5.3. Ketentuan Penyelenggaraan SLF
5.4. Ketentuan Penyelenggaraan TABG
5.5. Ketentuan Penyelenggaraan Pendataan Bangunan Gedung
5.6. Kelembagaan
5.7. Pembiayaan
5.8. Ketentuan Peralihan
5.9. Ketentuan Penutup
BAB VI HASIL
PELAKSANAAN
KEGIATAN
6.1. Hasil Partisipasi dalam Konsolidasi Awal di Pusat
6.1. Hasil Partisipasi dalam Diseminasi di Provinsi
6.1. Hasil Pembahasan dengan Pemerintah Kabupaten/Kota
6.2. Hasil Partisipasi dalam Konsolidasi Akhir di Pusat
BAB VII PENUTUP 7.1. Kesimpulan
7.2. Rekomendasi dan Saran
LAMPIRAN 1 –RAPERBUP/WAL FINAL
LAMPIRAN 2 –PERJANJIAN KERJASAMA
L - 5D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
L.1.2. Pelaporan Kegiatan Swakelola Pendampingan
Implementasi IMB, SLF dan TABG
Laporan Pendahuluan Pendampingan Implementasi IMB, SLF dan TABGMUATAN RINCIAN MUATAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I –
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Sasaran
1.4. Ruang Lingkup
1.5. Keluaran
BAB II - GAMBARAN
UMUM WILAYAH
2.1. Letak Geografis
2.2. Wilayah administratif
2.3. Kondisi Fisik Dasar
2.4. Potensi Bencana Alam
BAB III - KONDISI
IMPLEMENTASI
PERDA BG
3.1. Kondisi Implementasi Perda Bangunan Gedung di Daerah
3.2. Praktek Penyelenggaraan Bangunan Gedung di Daerah (Eksisting)
3.2.1. Praktek Penyelenggaraan IMB
3.2.2. Praktek Penyelenggaraan SLF
3.2.3. Praktek Penyelenggaraan TABG
3.2.4. Praktek Penyelenggaraan Pendataan BG
3.4. Potensi, Permasalahan & Isu Strategis Implementasi Perda BG di Daerah
BAB IV -
PENDEKATAN DAN
METODOLOGI
4.1. Pendekatan Pelaksanaan
4.2. Metodologi Studi
4.3. Tahapan Pelaksanaan
BAB V - RENCANA
KERJA
5.1. Jadwal Pelaksanaan
5.2. Struktur Organisasi Pelaksaaan
5.3. Tenaga Ahli dan Tanggung Jawabnya
5.4. Pelaporan
BAB VI - PROGRAM
PELATIHAN
7.1. Metode Pelatihan
7.2. Perangkat Modul Pelatihan
7.3. Identifikasi Peralatan Pelatihan
7.4. Identifikasi Narasumber/Instruktur
LAMPIRAN 1 – RUNDOWN ACARA PELATIHAN
LAMPIRAN 2 –MODUL PELATIHAN
LAMPIRAN 3 –PERALATAN PELATIHAN
L - 6D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Laporan Akhir Pendampingan Implementasi IMB, SLF dan TABGMUATAN RINCIAN MUATAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I –
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Sasaran
1.4. Ruang Lingkup
1.5. Keluaran
BAB II - GAMBARAN
UMUM DAERAH
TERPILIH
2.1. Letak Geografis
2.2. Wilayah administratif
2.3. Kondisi Fisik Dasar
2.4. Potensi Bencana Alam
BAB III - KONDISI
IMPLEMENTASI
PERDA BG
3.1. Kondisi Implementasi Perda Bangunan Gedung di Daerah
3.2. Praktek Penyelenggaraan Bangunan Gedung di Daerah (Eksisting)
3.2.1. Praktek Penyelenggaraan IMB
3.2.2. Praktek Penyelenggaraan SLF
3.2.3. Praktek Penyelenggaraan TABG
3.2.4. Praktek Penyelenggaraan Pendataan BG
3.4. Potensi, Permasalahan & Isu Strategis Implementasi Perda BG di Daerah
BAB IV –
KOORDINASI DAN
PEMBAHASAN
4.1. Hasil Partisipasi dalam Konsolidasi Awal di Pusat
4.2. Hasil Penyelenggaraan Diseminasi di Provinsi
4.3. Hasil Pembahasan (Provinsi dan Kabupaten/Kota Terpilih)
4.4. Hasil Partisipasi dalam Konsolidasi Akhir di Pusat
BAB V – HASIL
PELATIHAN
5.1. Maksud dan Tujuan
5.2. Waktu dan Tempat
5.3. Susunan Acara
5.4. Materi Pelatihan
5.5. Notulensi
5.6. Daftar Hadir
5.7. Dokumentasi Kegiatan
5.8. Permasalahan dalam Pelatihan
5.9. Kesimpulan Pelatihan
BAB VI –
MONITORING
IMPLEMENTASI
PASCA PELATIHAN
6.1. Hasil Monitoring Implementasi IMB di Kab/Kota
6.2. Hasil Monitoring Implementasi SLF di Kab/Kota
6.3. Hasil Monitoring Implementasi TABG di Kab/Kota
6.4. Hasil Monitoring Implementasi Pendataan BG di Kab/Kota
BAB VII - PENUTUP
7.1. Rekomendasi
7.2. Saran
7.3. Kesimpulan Akhir
L - 7D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
L.1.3. Pelaporan Kegiatan Swakelola Monev Implementasi Perda
BG
Laporan Pendahuluan Monev Implementasi Perda BGMUATAN RINCIAN MUATAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I –
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Sasaran
1.4. Ruang Lingkup
1.5. Keluaran
BAB II –
PERKEMBANGAN
PENYELESAIAN
PERDA BG
2.1. Grafik Penyelesaian Perda BG
2.2. Tabel Status Penyelesaian Perda BG di Kabupaten/Kota se Provinsi
2.3. Tabel Daftar Nomor Perda BG di Kabupaten/Kota se Provinsi
2.4. Permasalahan Penyelesaian Perda BG di Kabupaten/Kota se Provinsi
2.5. Target Penyelesaian Perda BG di Kabupaten/Kota se Provinsi
BAB III - KONDISI
IMPLEMENTASI
PERDA BG
3.1. Kondisi Implementasi Perda BG secara Umum di Daerah
3.2. Praktek Penyelenggaraan Bangunan Gedung di Daerah (Eksisting)
3.2.1. Praktek Penyelenggaraan IMB
3.2.2. Praktek Penyelenggaraan SLF
3.2.3. Praktek Penyelenggaraan TABG
3.2.4. Praktek Penyelenggaraan Pendataan BG
3.3. Potensi, Permasalahan & Isu Strategis Implementasi Perda BG di Daerah
BAB IV -
PENDEKATAN DAN
METODOLOGI
4.1. Pendekatan Pelaksanaan
4.2. Metodologi Studi
4.3. Tahapan Pelaksanaan
BAB V - RENCANA
KERJA
5.1. Jadwal Pelaksanaan
5.2. Struktur Organisasi Pelaksaaan
5.3. Tenaga Ahli dan Tanggung Jawabnya
5.4. Pelaporan
BAB VI - PROGRAM
SURVEI
6.1. Metode Survei
6.2. Perangkat Survei
6.3. Identifikasi Kebutuhan Data dan Informasi
6.4. Identifikasi Sasaran Narasumber
LAMPIRAN 1 – FORM SURVEI KEBUTUHAN DATA SEKUNDER DAN DATA PRIMER
L - 8D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Laporan Akhir Monev Implementasi Perda BGMUATAN RINCIAN MUATAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I – PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Sasaran
1.4. Ruang Lingkup
1.5. Keluaran
BAB II –
PERKEMBANGAN
PENYELESAIAN PERDA
BG
2.1. Grafik Penyelesaian Perda BG
2.2. Tabel Status Penyelesaian Perda BG di Kabupaten/Kota se Provinsi
2.3. Tabel Daftar Nomor Perda BG di Kabupaten/Kota se Provinsi
2.4. Permasalahan Penyelesaian Perda BG di Kabupaten/Kota se Provinsi
2.5. Target Penyelesaian Perda BG di Kabupaten/Kota se Provinsi
BAB III – REKAPITULASI
MONEV SUBSTANSI
PERDA BG
3.1. Rakapitulasi Monev Substansi Perda BG
3.2. Monev Substansi Perda BG Kab/Kota …
3.3. Monev Substansi Perda BG Kab/Kota …
3.4. dst
BAB IV – REKAPITULASI
MONEV KELEMBAGAAN
PENYELENGGARAAN BG
4.1. Rakapitulasi Monev Kelembagaan Penyelenggaraan BG
4.2. Monev Kelembagaan Penyelenggaraan BG Kab/Kota …
4.3. Monev Kelembagaan Penyelenggaraan BG Kab/Kota …
4.4. dst
BAB V – REKAPITULASI
MONEV PEMAHAMAN
MASYARAKAT
5.1. Rakapitulasi Monev Pemahaman Masyarakat terkait Penyelenggaraan BG
5.2. Monev Pemahaman Masyarakat terkait Penyelenggaraan BG Kab/Kota …
5.3. Monev Pemahaman Masyarakat terkait Penyelenggaraan BG Kab/Kota …
5.4. dst
BAB VI – REKAPITULASI
MONEV
PENYELENGGARAAN BG
6.1. Rakapitulasi Monev Penyelenggaraan BG
6.2. Monev Penyelenggaraan BG Kab/Kota …
6.3. Monev Penyelenggaraan BG Kab/Kota …
6.4. dst
BAB VII – EVALUASI DAN
REKOMENDASI TINDAK
LANJUT
7.1. Evaluasi Substansi dan Implementasi Perda BG
7.2. Permasalahan dan Tantangan yang Dihadapi
7.3. Rekomendasi Tindak Lanjut dalam 3 Tahun Mendatang
L - 9D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
L.1.4. Pelaporan Kegiatan Kontraktual Pendataan BG
Laporan Pendahuluan Kegiatan Kontraktual Pendataan BGMUATAN RINCIAN MUATAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I –
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Sasaran
1.4. Ruang Lingkup
1.5. Keluaran
BAB II –
PEMAHAMAN
MENGENAI
PENDATAAN BG
2.1. Dasar Hukum Pendataan BG
2.2. Konsep Umum Pendataan BG
2.3. Penjabaran Data Bangunan Gedung
2.4. Tata Cara Pendataan BG
2.5. Sistem Informasi Manajemen Bangunan Gedung
BAB III - KONDISI
EKSISTING
PENDATAAN BG DI
DAERAH
3.1. Praktek Penyelenggaraan Pendataan BG
3.2. Kelembagaan Pendataan BG dan Hubungan Antar Instansi
3.3. SDM Pelaksana Pendataan BG
3.4. Pembiayaan Pendataan BG
3.5. Sistem Pendataan BG yang Digunakan
BAB IV -
PENDEKATAN DAN
METODOLOGI
4.1. Pendekatan Pelaksanaan
4.2. Metodologi Studi
4.3. Tahapan Pelaksanaan
BAB V - RENCANA
KERJA
5.1. Jadwal Pelaksanaan
5.2. Struktur Organisasi Pelaksaaan
5.3. Tenaga Ahli dan Tanggung Jawabnya
5.4. Pelaporan
BAB VI - PROGRAM
PELATIHAN
6.1. Metode Pelatihan
6.2. Perangkat Modul Pelatihan
6.3. Identifikasi Peralatan Pelatihan
6.4. Identifikasi Narasumber/Instruktur
LAMPIRAN 1 – RUNDOWN ACARA PELATIHAN
LAMPIRAN 2 –MODUL PELATIHAN
LAMPIRAN 3 –PERALATAN PELATIHAN
Laporan Antara Kegiatan Kontraktual Pendataan BGMUATAN RINCIAN MUATAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
L - 10D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
MUATAN RINCIAN MUATAN
DAFTAR GAMBAR
BAB I –
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Sasaran
1.4. Ruang Lingkup
1.5. Keluaran
BAB II –
PEMAHAMAN
MENGENAI
PENDATAAN BG
2.1. Dasar Hukum Pendataan BG
2.2. Konsep Umum Pendataan BG
2.3. Penjabaran Data Bangunan Gedung
2.4. Tata Cara Pendataan BG
2.5. Sistem Informasi Manajemen Bangunan Gedung
BAB III - KONDISI
EKSISTING
PENDATAAN BG DI
DAERAH
3.1. Praktek Penyelenggaraan Pendataan BG
3.2. Kelembagaan Pendataan BG dan Hubungan Antar Instansi
3.3. SDM Pelaksana Pendataan BG
3.4. Pembiayaan Pendataan BG
3.5. Sistem Pendataan BG yang Digunakan
BAB IV – HASIL
PARTISIPASI DALAM
TOT DI PUSAT
4.1. Maksud dan Tujuan
4.2. Waktu dan Tempat
4.3. Notulensi
4.4. Daftar Hadir
4.5. Materi Tayangan
4.6. Dokumentasi Kegiatan
4.7. Kesimpulan Hasil Kegiatan
BAB V – HASIL
PARTISIPASI DALAM
DISEMINASI DI
PROVINSI
5.1. Maksud dan Tujuan
5.2. Waktu dan Tempat
5.3. Notulensi
5.4. Daftar Hadir
5.5. Materi Tayangan
5.6. Dokumentasi Kegiatan
5.7. Kesimpulan Hasil Kegiatan
Laporan Akhir Kegiatan Kontraktual Pendataan BGMUATAN RINCIAN MUATAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I –
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Sasaran
1.4. Ruang Lingkup
1.5. Keluaran
BAB II –
PEMAHAMAN
MENGENAI
2.1. Dasar Hukum Pendataan BG
2.2. Konsep Umum Pendataan BG
L - 11D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
MUATAN RINCIAN MUATAN
PENDATAAN BG
2.3. Penjabaran Data Bangunan Gedung
2.4. Tata Cara Pendataan BG
2.5. Sistem Informasi Manajemen Bangunan Gedung
BAB III - KONDISI
EKSISTING
PENDATAAN BG DI
DAERAH
3.1. Praktek Penyelenggaraan Pendataan BG
3.2. Kelembagaan Pendataan BG dan Hubungan Antar Instansi
3.3. SDM Pelaksana Pendataan BG
3.4. Pembiayaan Pendataan BG
3.5. Sistem Pendataan BG yang Digunakan
BAB IV – HASIL
INSTALASI ALAT
PENUNJANG
4.1. Waktu & Tempat
4.2. Pelaksana
4.3. Spesifikasi Teknis Peralatan
4.4. Permasalahan
4.5. Hasil Kegiatan
BAB V – HASIL
PELATIHAN DI
DAERAH
5.1. Maksud dan Tujuan
5.2. Waktu dan Tempat
5.3. Notulensi
5.4. Daftar Hadir
5.5. Materi Tayangan
5.6. Dokumentasi Kegiatan
5.7. Kesimpulan Hasil Kegiatan
BAB VI – HASIL
PELAKSANAAN
PENDATAAN BG
6.1. Waktu & Tempat
6.2. Pelaksana
6.3. Rekapitulasi Hasil Pendataan
6.4. Permasalahan
6.5. Hasil Kegiatan
LAMPIRAN 1 – DATABASE BG HASIL PENDATAAN
LAMPIRAN 2 – REKAPITULASI MONITORING KINERJA
L - 12D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
LAMPIRAN-2. PROSIDING PELAKSANAAN ACARAMUATAN RINCIAN MUATAN
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I – PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Sasaran
1.4. Metodologi
1.5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1.6. Rekapitulasi Pelaksanaan Acara
BAB II – LAPORAN HASIL
PELAKSANAAN ACARA
Ketentuan:
1. Partisipasi pada setiap acara di Pusat, rincian muatan yang
dilaporkan meliputi:
a. Maksud dan Tujuan
b. Waktu dan Tempat
c. Resume Acara
d. Dokumentasi Acara
2. Penyelenggaraan/Partisipasi pada Acara di Provinsi,
rincian muatan yang dilaporkan meliputi:
a. Maksud dan Tujuan
b. Waktu dan Tempat
c. Notulensi
d. Daftar Hadir
e. Materi Tayangan
f. Dokumentasi Kegiatan
g. Lampiran – Produk Keluaran Tahap Ini
3. Penyelenggaraan setiap Acara Pembahasan / FGD /
Pelatihan sesuai arahan dalam KAK dan RAB, rincian
muatan yang dilaporkan meliputi:
a. Maksud dan Tujuan
b. Waktu dan Tempat
c. Notulensi
d. Daftar Hadir
e. Materi Tayangan
f. Dokumentasi Kegiatan
g. Lampiran – Produk Keluaran Tahap Ini
BAB III – PENUTUP3.1. Kesimpulan
3.2. Rekomendasi
L - 13D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
LAMPIRAN-3. FORMAT PEMANTAUAN KEGIATAN
L3.1. Borang (Form) Isian Pemantauan Kegiatan Swakelola
Penyusunan dan Legalisasi Perbup/WalBorang (Form) Isian Awal (Saat Rakorwal di Pusat)
NO URAIAN ISIAN
I DATA RESPONDEN
1 Nama Responden ………………………………………………..2 Jabatan ………………………………………………..3 Provinsi ………………………………………………..4 Instansi ………………………………………………..5 No. Telepon ………………………………………………..6 Email ………………………………………………..
II DATA KEGIATAN
1 Nama Kegiatan ………………………………………………..2 Bentuk Kegiatan Swakelola3 Daerah Difasilitasi (1 Kab/Kota) ………………………………………………..4 Durasi ………………………………………………..5 Nilai ………………………………………………..6 Tanggal Mulai ………………………………………………..7 Tanggal Selesai ………………………………………………..
III DATA TIM SWAKELOLA & KONSULTAN
1 Susunan Tim Swakelola Provinsia) Ketua ……………….b) Sekretaris ……………….c) Anggota
a) ……………………………………………. (nama)b) ……………………………………………. (nama)c) ……………………………………………. (nama)dst
2 Konsultan Individuala) Nama ………………………………………………..
b) Strata Pendidikan ………………………………………………..
c) Bidang Keahlian ………………………………………………..
d) No. HP ………………………………………………..
e) Email ………………………………………………..
IV RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
1 Diseminasi Provinsi …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
2 Pembahasan Raperbup/wal …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
3 Pembahasan Laporan …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
V RENCANA PENYELESAIAN PRODUK
1 Laporan Pendahuluan …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
2 Laporan Akhir …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
3 PKS …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
4 SK Tim Penyusunan …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
5 Raperbup/Wal …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
L - 14D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
NO URAIAN ISIAN
6 Target Penetapan Perbup/Wal …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
VI PERMASALAHAN
Uraikan Identifikasi Permasalahan Penyusunan dan Legalisasi Perbup/Wal yang Dihadapi atau Diperkirakan Akan Dihadapi
………………………………………………..………………………………………………..………………………………………………..
VII SOLUSI
Uraikan Identifikasi Solusi sebagai Solusi terhadap Permasalahan dalam Penyusunan dan Legalisasi Perbup/Wal
………………………………………………..………………………………………………..………………………………………………..
Borang (Form) Isian Pemantauan Progress Kegiatan
NO URAIAN ISIAN
I DATA RESPONDEN
1 Nama Responden ………………………………………………..2 Jabatan ………………………………………………..3 Provinsi ………………………………………………..4 Instansi ………………………………………………..5 No. Telepon ………………………………………………..6 Email ………………………………………………..
II PEMANTAUAN TERKAIT PROSES
1 Diseminasi Provinsia) Waktu & Tempat ………………………………………………..
b) Susunan Acara ………………………………………………..
c) Peserta yang Hadir ………………………………………………..
d) Hasil Kegiatan ………………………………………………..
2 Pembahasan Raperbup/wala) Waktu & Tempat ………………………………………………..
b) Susunan Acara ………………………………………………..
c) Peserta yang Hadir ………………………………………………..
d) Hasil Kegiatan ………………………………………………..
3 Pembahasan Laporana) Waktu & Tempat ………………………………………………..
b) Susunan Acara ………………………………………………..
c) Peserta yang Hadir ………………………………………………..
d) Hasil Kegiatan ………………………………………………..
III PEMANTAUAN TERKAIT SUBSTANSI
1 Ketentuan IMBa) Ketersediaan Substansi Tidak Ada Ada
b) Jumlah Pasal ……………………………
c) Kesesuaian Kurang Sesuai Model Penambahan
2 Ketentuan SLFa) Ketersediaan Substansi Tidak Ada Ada
b) Jumlah Pasal ……………………………
L - 15D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
NO URAIAN ISIAN
c) Kesesuaian Kurang Sesuai Model Penambahan
3 Ketentuan TABGa) Ketersediaan Substansi Tidak Ada Ada
b) Jumlah Pasal ……………………………
c) Kesesuaian Kurang Sesuai Model Penambahan
4 Ketentuan Pendataan BGa) Ketersediaan Substansi Tidak Ada Ada
b) Jumlah Pasal ……………………………
c) Kesesuaian Kurang Sesuai Model Penambahan
5 Ketentuan Kelembagaana) Ketersediaan Substansi Tidak Ada Ada
b) Jumlah Pasal ……………………………
c) Kesesuaian Kurang Sesuai Model Penambahan
6 Ketentuan Pembiayaana) Ketersediaan Substansi Tidak Ada Ada
b) Jumlah Pasal ……………………………
c) Kesesuaian Kurang Sesuai Model Penambahan
IV PEMANTAUAN TERKAIT PRODUK
1 Laporan Pendahuluan ………………………… (tgl, bln, thn)
2 Laporan Akhir ………………………… (tgl, bln, thn)
3 PKS ………………………… (tgl, bln, thn)
4 SK Tim Penyusunan ………………………… (tgl, bln, thn)
5 Raperbup/Wal ………………………… (tgl, bln, thn)
6 Target Penetapan Perbup/Wal ………………………… (tgl, bln, thn)
V PERMASALAHAN
Uraikan Identifikasi Permasalahan Penyusunan dan Legalisasi Perbup/Wal yang Dihadapi atau Diperkirakan Akan Dihadapi
………………………………………………..………………………………………………..………………………………………………..
VI SOLUSI
Uraikan Identifikasi Solusi sebagai Antisipasi terhadap Permasalahan dalam Penyusunan dan Legalisasi Perbup/Wal
………………………………………………..………………………………………………..………………………………………………..
VII CEKLIS PENGUMPULAN DOKUMEN
1 Laporan Pendahuluan Belum Sudah (Soft file)
2 Laporan Akhir Belum Sudah (Soft file)
3 PKS Belum Sudah (Soft file)
4 SK Tim Penyusunan Belum Sudah (Soft file)
5 Raperbup/Wal Belum Sudah (Soft file)
6 Target Penetapan Perbup/Wal Belum Sudah (Soft file)
L - 16D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
L.3.2. Borang (Form) Isian Pemantauan Kegiatan Swakelola
Pendampingan Implementasi IMB, SLF dan TABGBorang (Form) Isian Awal (Saat Rakorwal di Pusat)
NO URAIAN ISIAN
I DATA RESPONDEN
1 Nama Responden ………………………………………………..2 Jabatan ………………………………………………..3 Provinsi ………………………………………………..4 Instansi ………………………………………………..5 No. Telepon ………………………………………………..6 Email ………………………………………………..II DATA KEGIATAN
1 Nama Kegiatan ………………………………………………..2 Bentuk Kegiatan Swakelola3 Daerah Difasilitasi (1 Kab/Kota) ………………………………………………..4 Durasi ………………………………………………..5 Nilai ………………………………………………..6 Tanggal Mulai ………………………………………………..7 Tanggal Selesai ………………………………………………..III DATA TIM SWAKELOLA & KONSULTAN
1 Susunan Tim Swakelola Provinsia) Ketua ……………….b) Sekretaris ……………….c) Anggota
a) ……………………………………………. (nama)b) ……………………………………………. (nama)c) ……………………………………………. (nama)dst
2 Konsultan Individuala) Nama ………………………………………………..
b) Strata Pendidikan ………………………………………………..
c) Bidang Keahlian ………………………………………………..
d) No. HP ………………………………………………..
e) Email ………………………………………………..
IV RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
1 Diseminasi Provinsi …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
2 Pelatihan IMB …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
3 Pelatihan Pengkaji Teknis & TABG …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
4 Monitoring Implementasi IMB, SLF & TABG …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
5 Pembahasan Laporan …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
V RENCANA PENYELESAIAN PRODUK
1 Laporan Pendahuluan …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
2 Laporan Akhir …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
3 Materi Pelatihan …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
4 Prosiding Pelatihan …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
5 Hasil Monitoring Implementasi …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
VI PERMASALAHAN
L - 17D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
NO URAIAN ISIAN
Uraikan Identifikasi Permasalahan Pendampingan Implementasi IMB, SLF, TABG yang Dihadapi atau Diperkirakan Akan Dihadapi
………………………………………………..………………………………………………..………………………………………………..
VII SOLUSI
Uraikan Identifikasi Solusi sebagai Antisipasi terhadap Permasalahan dalam Pendampingan Implementasi IMB, SLF, TABG
………………………………………………..………………………………………………..………………………………………………..
Borang (Form) Isian Pemantauan Progress Kegiatan
NO URAIAN ISIAN
I DATA RESPONDEN
1 Nama Responden ………………………………………………..2 Jabatan ………………………………………………..3 Provinsi ………………………………………………..4 Instansi ………………………………………………..5 No. Telepon ………………………………………………..6 Email ………………………………………………..
II PEMANTAUAN TERKAIT PROSES
1 Diseminasi Provinsia) Waktu & Tempat ………………………………………………..
b) Susunan Acara ………………………………………………..
c) Peserta yang Hadir ………………………………………………..
d) Hasil Kegiatan ………………………………………………..
2 Pelatihan IMB, SLF dan TABG
a) Waktu & Tempat ………………………………………………..
b) Susunan Acara ………………………………………………..
c) Peserta yang Hadir ………………………………………………..
d) Hasil Kegiatan ………………………………………………..
3 Monitoring Implementasi IMB, SLF & TABGa) Waktu & Tempat ………………………………………………..
b) Susunan Acara ………………………………………………..
c) Peserta yang Hadir ………………………………………………..
d) Hasil Kegiatan ………………………………………………..
4 Pembahasan Laporana) Waktu & Tempat ………………………………………………..
b) Susunan Acara ………………………………………………..
c) Peserta yang Hadir ………………………………………………..
d) Hasil Kegiatan ………………………………………………..
III PEMANTAUAN TERKAIT SUBSTANSI
1 Materi Pelatihan IMBa) Ketentuan Umum IMB Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
b) Proses Penerbitan IMB Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
L - 18D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
NO URAIAN ISIAN
c) Pemeriksaan Permohonan IMB Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
d) Penghitungan Retribusi IMB Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
e) Persyaratan Permohonan IMB Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
2 Materi Pelatihan SLFa) Ketentuan Umum SLF Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
b) Proses Penerbitan SLF Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
c) Pemeriksaan Kelaikan Fungsi Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
d) Pemeriksaan Berkala Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
e) Proses Perpanjangan SLF Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
3 Materi Pelatihan TABGa) Ketentuan Umum TABG Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
b) Pembentukan TABG Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
c) Penugasan TABG Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
d) Pengesahan Rentek Oleh TABG Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
e) Tata Tertib Tugas TABG Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
IV PEMANTAUAN TERKAIT PRODUK
1 Laporan Pendahuluan ………………………… (tgl, bln, thn)
2 Laporan Akhir ………………………… (tgl, bln, thn)
3 Materi Pelatihan ………………………… (tgl, bln, thn)
4 Prosiding Pelatihan ………………………… (tgl, bln, thn)
5 Hasil Monitoring Implementasi ………………………… (tgl, bln, thn)
V PERMASALAHAN
Uraikan Permasalahan Pendampingan Implementasi IMB, SLF, TABG yang Dihadapi atau Diperkirakan Akan Dihadapi
………………………………………………..………………………………………………..………………………………………………..
VI SOLUSI
Uraikan Solusi sebagai Antisipasi terhadap Permasalahan dalam Pendampingan Implementasi IMB, SLF, TABG
………………………………………………..………………………………………………..………………………………………………..
VII CEKLIS PENGUMPULAN DOKUMEN
1 Laporan Pendahuluan Belum Sudah (Soft file)
2 Laporan Akhir Belum Sudah (Soft file)
3 Materi Pelatihan Belum Sudah (Soft file)
4 Prosiding Pelatihan Belum Sudah (Soft file)
5 Hasil Monitoring Implementasi Belum Sudah (Soft file)
L - 19D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
L.3.3. Borang (Form) Isian Pemantauan Kegiatan Swakelola
Monev Implementasi Perda BGBorang (Form) Isian Awal (Saat Rakorwal di Pusat)
NO URAIAN ISIAN
I DATA RESPONDEN
1 Nama Responden ………………………………………………..2 Jabatan ………………………………………………..3 Provinsi ………………………………………………..4 Instansi ………………………………………………..5 No. Telepon ………………………………………………..6 Email ………………………………………………..II DATA KEGIATAN
1 Nama Kegiatan ………………………………………………..2 Bentuk Kegiatan Swakelola3 Daerah yang Sudah Memiliki Perda BG ….. Kabupaten/Kota, sebutkan:
1. ………………………………………………..2. ………………………………………………..3. ………………………………………………..4. dst
4 Durasi ………………………………………………..5 Nilai ………………………………………………..6 Tanggal Mulai ………………………………………………..7 Tanggal Selesai ………………………………………………..III DATA TIM SWAKELOLA & KONSULTAN
1 Susunan Tim Swakelola Provinsia) Ketua ……………….b) Sekretaris ……………….c) Anggota
a) ……………………………………………. (nama)b) ……………………………………………. (nama)c) ……………………………………………. (nama)dst
2 Konsultan Individuala) Nama ………………………………………………..
b) Strata Pendidikan ………………………………………………..
c) Bidang Keahlian ………………………………………………..
d) No. HP ………………………………………………..
e) Email ………………………………………………..
IV RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
1 Diseminasi Provinsi …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
2 Kompilasi & Pengolahan Dokumen Perda BG …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
3 Survei Monitoring Implementasi Perda BG …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
4 Kompilasi Hasil Monev Implementasi Perda BG …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
5 Pembahasan Laporan …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
V RENCANA PENYELESAIAN PRODUK
1 Laporan Pendahuluan …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
2 Laporan Akhir …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
L - 20D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
NO URAIAN ISIAN
3 Kompilasi Dokumen Perda BG …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
4 Rekapitulasi Hasil Monev …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
5 Rekomendasi Implementasi …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
VI PERMASALAHAN
Uraikan Identifikasi Permasalahan Monev Implementasi Perda BG yang Dihadapi atau Diperkirakan Akan Dihadapi
………………………………………………..………………………………………………..………………………………………………..
VII SOLUSI
Uraikan Identifikasi Solusi sebagai Antisipasi terhadap Permasalahan dalam Monev Implementasi Perda BG
………………………………………………..………………………………………………..………………………………………………..
Borang (Form) Isian Pemantauan Progress Kegiatan
NO URAIAN ISIAN
I DATA RESPONDEN
1 Nama Responden ………………………………………………..2 Jabatan ………………………………………………..3 Provinsi ………………………………………………..4 Instansi ………………………………………………..5 No. Telepon ………………………………………………..6 Email ………………………………………………..
II PEMANTAUAN TERKAIT PROSES
1 Diseminasi Provinsia) Waktu & Tempat ………………………………………………..
b) Susunan Acara ………………………………………………..
c) Peserta yang Hadir ………………………………………………..
d) Hasil Kegiatan ………………………………………………..
2 Kompilasi & Pengolahan Dokumen Perda BGa) Waktu ………………………………………………..
b) Pelaksana ………………………………………………..
c) Hasil Keluaran ………………………………………………..
3 Survei Monitoring Implementasi Perda BGa) Waktu ………………………………………………..
b) Pelaksana ………………………………………………..c) Hasil Keluaran ………………………………………………..
4 Kompilasi Monev Implementasi Perda BGa) Waktu ………………………………………………..
b) Pelaksana ………………………………………………..c) Hasil Keluaran ………………………………………………..
5 Pembahasan Laporana) Waktu & Tempat ………………………………………………..
b) Susunan Acara ………………………………………………..
c) Peserta yang Hadir ………………………………………………..
d) Hasil Kegiatan ………………………………………………..
L - 21D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
NO URAIAN ISIAN
III PEMANTAUAN TERKAIT SUBSTANSI
1 Monev Substansi Pengaturan dalam Perda BG Sudah Belum
2 Monev Kelembagaan Penyelenggaraan BG Sudah Belum
3 Monev Pemahaman Masyarakat Sudah Belum
4 Monev Penyelenggaraan BG Sudah Belum
IV PEMANTAUAN TERKAIT PRODUK
1 Laporan Pendahuluan ………………………… (tgl, bln, thn)
2 Laporan Akhir ………………………… (tgl, bln, thn)
3 Kompilasi Dokumen Perda BG ………………………… (tgl, bln, thn)
4 Rekapitulasi Hasil Monev ………………………… (tgl, bln, thn)
5 Rekomendasi Implementasi ………………………… (tgl, bln, thn)
V PERMASALAHAN
Uraikan Identifikasi Permasalahan Monev Implementasi Perda BG yang Dihadapi
………………………………………………..………………………………………………..………………………………………………..
VI SOLUSI
Uraikan Solusi sebagai Antisipasi terhadap Permasalahan dalam Monev Implementasi Perda BG
………………………………………………..………………………………………………..………………………………………………..
VII CEKLIS PENGUMPULAN DOKUMEN
1 Laporan Pendahuluan Belum Sudah (Soft file)
2 Laporan Akhir Belum Sudah (Soft file)
3 Kompilasi Dokumen Perda BG Belum Sudah (Soft file)
4 Rekapitulasi Hasil Monev Belum Sudah (Soft file)
5 Rekomendasi Implementasi Belum Sudah (Soft file)
L - 22D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
L.3.4. Borang (Form) Isian Pemantauan Kegiatan Kontraktual
Pendataan BGBorang (Form) Isian Awal (Saat Rakorwal di Pusat)
NO URAIAN ISIAN
I DATA RESPONDEN
1 Nama Responden ………………………………………………..2 Jabatan ………………………………………………..3 Provinsi ………………………………………………..4 Instansi ………………………………………………..5 No. Telepon ………………………………………………..6 Email ………………………………………………..II DATA KEGIATAN
1 Nama Kegiatan ………………………………………………..2 Bentuk Kegiatan Kontraktual3 Daerah Difasilitasi (1 Kab/Kota) ………………………………………………..4 Durasi ………………………………………………..5 Nilai ………………………………………………..6 Tanggal Mulai ………………………………………………..7 Tanggal Selesai ………………………………………………..III DATA TIM KONSULTAN
1 Nama Perusahaan ………………………………………………..2 Ketua Tim ………………………………………………..3 Susunan Tenaga Ahli
a) Ahli ………………. ………………………………………………..b) Ahli ………………. ………………………………………………..c) Ahli ………………. ………………………………………………..dst ………………………………………………..
4 No. HP (kontak Person) ………………………………………………..5 Email ………………………………………………..IV RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
1 Diseminasi Provinsi …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
2 TOT di Pusat …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
3 Instalasi Alat Penunjang …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
4 Pelatihan di Daerah …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
5 Pelaksanaan Pendataan …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
6 Monitoring Kinerja …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
7 Pembahasan Laporan …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
V RENCANA PENYELESAIAN PRODUK
1 Laporan Pendahuluan …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
2 Laporan Antara …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
3 Laporan Akhir …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
4 Hasil Instalasi …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
5 Hasil Pelatihan …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
6 Hasil Pendataan …………………………… (perkiraan tanggal, bulan, tahun)
L - 23D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
NO URAIAN ISIAN
VI PERMASALAHAN
Uraikan Identifikasi Permasalahan Pendataan BG yang Dihadapi atau Diperkirakan Akan Dihadapi
………………………………………………..………………………………………………..………………………………………………..
VII SOLUSI
Uraikan Identifikasi Solusi sebagai Antisipasi terhadap Permasalahan dalam Pendataan BG
………………………………………………..………………………………………………..………………………………………………..
Borang (Form) Isian Pemantauan Progress Kegiatan
NO URAIAN ISIAN
I DATA RESPONDEN
1 Nama Responden ………………………………………………..2 Jabatan ………………………………………………..3 Provinsi ………………………………………………..4 Instansi ………………………………………………..5 No. Telepon ………………………………………………..6 Email ………………………………………………..
II PEMANTAUAN TERKAIT PROSES
1 Diseminasi Provinsia) Waktu & Tempat ………………………………………………..
b) Susunan Acara ………………………………………………..
c) Peserta yang Hadir ………………………………………………..
d) Hasil Kegiatan ………………………………………………..
2 TOT di Pusata) Waktu & Tempat ………………………………………………..
b) Susunan Acara ………………………………………………..
c) Peserta yang Hadir ………………………………………………..
d) Hasil Kegiatan ………………………………………………..
3 Instalasi Alat Penunjanga) Waktu & Tempat ………………………………………………..
b) Pelaksana ………………………………………………..c) Hasil Keluaran ………………………………………………..
4 Pelatihan di Daeraha) Waktu & Tempat ………………………………………………..
b) Susunan Acara ………………………………………………..
c) Peserta yang Hadir ………………………………………………..
d) Hasil Kegiatan ………………………………………………..
5 Pelaksanaan Pendataana) Waktu ………………………………………………..
b) Pelaksana ………………………………………………..
c) Hasil Keluaran ………………………………………………..
6 Monitoring Kinerjaa) Waktu ………………………………………………..
L - 24D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
NO URAIAN ISIAN
b) Pelaksana ………………………………………………..
c) Hasil Keluaran ………………………………………………..
7 Pembahasan Laporana) Waktu & Tempat ………………………………………………..
b) Susunan Acara ………………………………………………..
c) Peserta yang Hadir ………………………………………………..
d) Hasil Kegiatan ………………………………………………..
III PEMANTAUAN TERKAIT SUBSTANSI
1 Pemahaman Umum SIMBG Versi 42 Pemahaman Instalasi SQL Server Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
3 Pemahaman Instalasi SQL Server Management Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
4 Pemahaman Konfigurasi ODBC Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
5 Pemahaman Instalasi SIMBGv4 Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
6 Pemahaman Penggunaan SIMBGv4 Kurang Dipahami Cukup Dipahami Sangat Dipahami
IV PEMANTAUAN TERKAIT PRODUK
1 Laporan Pendahuluan ………………………… (tgl, bln, thn)
2 Laporan Antara ………………………… (tgl, bln, thn)
3 Laporan Akhir ………………………… (tgl, bln, thn)
4 Hasil Instalasi ………………………… (tgl, bln, thn)
5 Hasil Pelatihan ………………………… (tgl, bln, thn)
6 Hasil Pendataan ………………………… (tgl, bln, thn)
V PERMASALAHAN
Uraikan Identifikasi Permasalahan Pendataan BG yang Dihadapi
………………………………………………..………………………………………………..………………………………………………..
VI SOLUSI
Uraikan Solusi sebagai Antisipasi terhadap Permasalahan dalam Pendataan BG
………………………………………………..………………………………………………..………………………………………………..
VII CEKLIS PENGUMPULAN DOKUMEN
1 Laporan Pendahuluan Belum Sudah (Soft file)
2 Laporan Antara Belum Sudah (Soft file)
3 Laporan Akhir Belum Sudah (Soft file)
4 Hasil Instalasi Belum Sudah (Soft file)
5 Hasil Pelatihan6 Hasil Pendataan Belum Sudah (Soft file)
L - 25D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
LAMPIRAN-4. FORMAT PERJANJIAN KERJASAMA (untuk Kegiatan Swakelola Penyusunan dan Legalisasi Perbup/Wal)
LOGO
KEMEN-
PUPR
LOGO
KAB/
KOTA
PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN
DAN
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA …………………………
PROVINSI …………………………
Nomor: …………………………
Nomor: …………………………
TENTANG
PENYUSUNAN DAN LEGALISASI PERATURAN BUPATI/WALIKOTA
TENTANG IMB, SLF, TABG DAN PENDATAAN BANGUNAN GEDUNG
TAHUN ANGGARAN 2015
Pada hari ini, ……………, tanggal …………… bulan …………… tahun dua ribu lima belas (….. -….. - …..),
yang bertanda tangan di bawah ini:
I. ADJAR PRAJUDI : Direktur Bina Penataan Bangunan, Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, berdasarkan
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
…/KPTS/M/2015 tanggal … …….2015 berkedudukan di Jalan Pattimura
Nomor 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Direktorat Jenderal Cipta Karya, selanjutnya disebut PIHAK
KESATU.
II. ………. : Bupati/Walikota ………….. berkedudukan di ..........., Jalan .........
Nomor .............., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
L - 26D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Kabupaten/Kota ........., berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
……….. Tahun ………. tentang ……………, selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.
Dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Izin
Mendirikan Bangunan Gedung;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Sertifikat Laik
Fungsi Bangunan Gedung;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2007 tentang Pedoman Tim Ahli
Bangunan Gedung;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2010 tentang Pedoman Teknis
Pendataan Bangunan Gedung;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah;
10. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota … Nomor … Tahun … tentang Bangunan Gedung.
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA selanjutnya disebut PARA PIHAK, terlebih dahulu menerangkan hal-
hal sebagai berikut:
1. UU Nomor 28 Tahun 2002 dan PP 36 Tahun 2005 mengamanahkan penyelenggaraan
bangunan gedung dilakukan secara tertib administratif dan teknis, diantaranya adalah melalui
implementasi Izin Mendirikan Bangunan Gedung (IMB), Sertifikat Laik Fungsi (SLF), Tim Ahli
Bangunan Gedung (TABG) dan Pendataan Bangunan Gedung.
2. UU Nomor 23 Tahun 2014 mengamanahkan bahwa penyelenggaraan bangunan gedung
sebagai bagian dari Bidang Pekerjaan Umum merupakan Urusan Pemerintahan Konkuren yang
bersifat wajib dan merupakan pelayanan dasar.
3. Pasca ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten/Kota … Nomor … Tahun … tentang
Bangunan Gedung perlu ditindaklanjuti dengan pembentukan peraturan pelaksanaan
penyelenggaraan IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG sebagai landasan operasionalisasi.
4. Sesuai amanah PP 36 Tahun 2005, Pemerintah memiliki kewajiban melakukan pembinaan
teknis untuk membantu pemerintah kabupaten/kota dalam pembentukan pengaturan
penyelenggaraan bangunan gedung, yaitu dalam bentuk bantuan teknis pendampingan
penyusunan produk pengaturan.
5. Penetapan Peraturan Bupati/Walikota merupakan kewenangan pemerintah kabupaten/kota.
6. Untuk mensinergikan pembinaan pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung dari
Pemerintah dan kewenangan pemerintah kabupaten/kota dalam penetapan peraturan
bupati/walikota, maka dalam pelaksanaan Penyusunan Dan Legalisasi Peraturan
Bupati/Walikota tentang IMB, SLF, TABG Dan Pendataan Bangunan Gedung Tahun Anggaran
2015, diperlukan kesepakatan antara Pemerintah dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
PARA PIHAK sepakat untuk membuat Perjanjian Kerjasama tentang Penyusunan Dan Legalisasi Peraturan
Bupati/Walikota Tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan Bangunan Gedung Tahun Anggaran 2015
dengan ketentuan sebagai berikut:
L - 27D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
BAB I
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 1
(1) Perjanjian Kerjasama ini dimaksudkan untuk menjadi acuan PARA PIHAK dalam melaksanakan
kegiatan Penyusunan Dan Legalisasi Peraturan Bupati/Walikota Tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan
Bangunan Gedung.
(2) Perjanjian Kerjasama ini bertujuan untuk menghasilkan Peraturan Bupati/Walikota Tentang IMB, SLF,
TABG dan Pendataan Bangunan Gedung sebagai peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota …. Nomor … Tahun …. tentang Bangunan Gedung.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup Perjanjian Kerjasama ini meliputi:
1. Obyek Perjanjian Kerjasama;
2. Tugas dan Kewajiban PARA PIHAK;
3. Pembiayaan;
4. Jangka Waktu.
BAB III
OBYEK PERJANJIAN KERJASAMA
Pasal 3
Obyek Perjanjian Kerjasama ini meliputi:
(1) Penetapan Tim Penyusunan Rancangan Perbup/wal tentang Tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan
Bangunan Gedung;
(1) Pendampingan Penyusunan Rancangan Perbup/wal tentang Tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan
Bangunan Gedung;
(2) Fasilitasi Pembahasan Rancangan Perbup/wal tentang Tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan
Bangunan Gedung; dan
(3) Penetapan Perbup/wal tentang Tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan Bangunan Gedung.
BAB IV
TUGAS DAN KEWAJIBAN
Pasal 4
(1) PIHAK KESATU memiliki tugas dan kewajiban:
a. Menyediakan dana APBN untuk membiayai Pendampingan Penyusunan Rancangan Perbup/wal tentang
Tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan Bangunan Gedung;
b. Memberikan fasilitasi pembahasan Rancangan Perbup/wal tentang Tentang IMB, SLF, TABG dan
Pendataan Bangunan Gedung;
c. Menyediakan tenaga ahli individual untuk memfasilitasi pembahasan dan penyempurnaan hasil
pembahasan;
c. Memberikan pembinaan teknis, pemantauan, evaluasi dan supervisi pelaksanaan Penyusunan dan
Penetapan Perbup/wal tentang Tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan Bangunan Gedung.
L - 28D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
(2) PIHAK KEDUA memiliki tugas dan kewajiban:
a. Menetapkan Tim Penyusunan Rancangan Perbup/wal tentang Tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan
Bangunan Gedung sesuai ketentuan dalam Permendagri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah;
b. Menyediakan pembiayaan honor Tim tersebut melalui dana APBD;
c. Menyediakan kebutuhan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan Rancangan Perbup/wal
tentang Tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan Bangunan Gedung;
d. Berpartisipasi aktif dalam pembahasan yang dilakukan dengan memberikan arahan, masukan dan
aspirasi terhadap substansi Rancangan Perbup/wal tentang Tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan
Bangunan Gedung; dan
e. Menetapkan Perbup/wal tentang Tentang IMB, SLF, TABG dan Pendataan Bangunan Gedung yang telah
dihasilkan.
BAB V
PEMBIAYAAN
Pasal 5
(1) Pembiayaan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab PIHAK KESATU
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara yang dialokasikan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Pengembangan Kawasan
Permukiman dan Penataan Bangunan Provinsi …. , Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat sebesar Rp.....;
(2) Pembiayaan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab PIHAK KEDUA
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten/Kota ………………. .
BAB VI
JANGKA WAKTU
Pasal 6
(1) Perjanjian Kerjasama ini berlaku untuk Tahun Anggaran 2015.
(2) Pihak yang berniat untuk memperpanjang atau mengakhiri Perjanjian Kerjasama ini sebelum
berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terlebih dahulu memberitahukannya secara
tertulis kepada Pihak lainnya paling lambat 2 (dua) bulan sebelum rencana untuk mengubah atau
menghentikan Perjanjian Kerjasama ini.
BAB VII
KEADAAN KAHAR
Pasal 7
(1) PARA PIHAK dapat menunda atau membebaskan tugas dan kewajiban masing-masing PIHAK bila
terjadi hal-hal diluar kekuasaan manusia/keadaan kahar.
(2) PIHAK yang mengalami keadaan kahar harus memberitahukan kepada PIHAK lainnya secara tertulis
selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah terjadinya keadaan kahar disertai bukti-
bukti yang layak adanya keadaan kahar dan akibat-akibatnya terhadap pelaksanaan kewajiban masing-
masing PIHAK.
(3) Keterlambatan memberitahukan terjadinya keadaan kahar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) akan
mengakibatkan tidak diterimanya alasan keadaan kahar.
L - 29D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
(4) Keadaan kahar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah bencana alam (gempa bumi, banjir, taufan,
tanah longsor), sabotase, huru hara, pemberontakan yang jelas dinyatakan oleh instansi berwenang.
(5) Keadaan kahar sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus ada hubungan sebab akibat secara
langsung dengan kerugian yang dialami PARA PIHAK yang dituangkan dalam Berita Acara yang
ditandatangani oleh PARA PIHAK.
BAB VIII
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 8
(1) Dalam hal terjadi perselisihan dalam pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini, akan diselesaikan secara
musyawarah dan mufakat.
(2) Dalam hal upaya penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, maka
PARA PIHAK sepakat untuk menyerahkan penyelesaiannya ke pengadilan yang disepakati PARA PIHAK.
BAB IX
PERUBAHAN
Pasal 9
(1) Perubahan terhadap Perjanjian Kerjasama ini akan diatur dalam perubahan yang disepakati PARA
PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerjasama ini.
(2) Dalam hal terdapat kebijakan pemerintah atau peraturan lain yang mengakibatkan perubahan dalam
pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini, akan dibicarakan lebih lanjut oleh PARA PIHAK.
(3) Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini tidak akan terpengaruh dengan terjadinya pergantian
kepemimpinan di lingkungan PARA PIHAK.
BAB X
PENUTUP
Pasal 10
Perjanjian Kerjasama ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari, tanggal, bulan, dan tahun
sebagaimana disebut pada awal Perjanjian Kerjasama, dibuat dalam rangkap 2 (dua), dan masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani PARA PIHAK.
PIHAK KESATU PIHAK KEDUA
ADJAR PRAJUDI …………………………………
L - 30D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
LAMPIRAN-5. FORMAT KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA
TENTANG TIM PENYUSUNAN RANCANGAN PERBUP/WAL(untuk Kegiatan Swakelola Penyusunan dan Legalisasi Perbup/Wal)
BUPATI/WALIKOTA .............
PROVINSI ...............................
KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA .............
NOMOR : ...........................
TENTANG
PENETAPAN TIM PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI/WALIKOTA
TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN GEDUNG, SERTIFIKAT LAIK FUNGSI, TIM AHLI
BANGUNAN GEDUNG DAN PENDATAAN BANGUNAN GEDUNG
BUPATI/WALIKOTA ......................,
Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan bangunan gedung harus dilaksanakan
secara tertib, sesuai dengan fungsinya, dan memenuhi persyaratan
administratif dan teknis bangunan gedung agar menjamin
keselamatan penghuni dan lingkungannya;
b. bahwa penyelenggaraan bangunan gedung di daerah sesuai Undang-
Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan
Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung, harus didasarkan pada peraturan daerah tentang
bangunan gedung;
c. bahwa sesuai ketentuan pembentukan tim penyusunan Rancangan
Peraturan Bupati/Walikota sebagaimana diatur pada pasal 22 ayat (3)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b dan huruf c perlu menetapkan Keputusan
Bupati/Walikota tentang Rancangan Peraturan Bupati/Walikota
Tentang Izin Mendirikan Bangunan Gedung, Sertifikat Laik Fungsi, Tim
Ahli Bangunan Gedung Dan Pendataan Bangunan Gedung
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134,
L - 31D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58);
3. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERTAMA : Tim Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati/Walikota Tentang Izin
Mendirikan Bangunan Gedung, Sertifikat Laik Fungsi, Tim Ahli Bangunan
Gedung Dan Pendataan Bangunan Gedung adalah tim yang dibentuk untuk
satu tujuan tertentu yaitu melakukan penyusunan Rancangan Peraturan
Bupati/Walikota tersebut, dimana tim ini bersifat sementara sesuai jangka
waktu yang ditetapkan.
KEDUA : Tim Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati/Walikota Tentang Izin
Mendirikan Bangunan Gedung, Sertifikat Laik Fungsi, Tim Ahli Bangunan
Gedung Dan Pendataan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada
diktum PERTAMA, terdiri dari:
Penanggung Jawab : .............nama jelas (Bupati/Walikota)
Pembina : .................nama jelas (Sekretaris Daerah)
Ketua : .................nama jelas (Kepala SKPD Pemrakarsa)
Sekretaris : .................nama jelas (Kepala Bagian Hukum)
Anggota : 1. .................nama jelas (...................... jabatan)
2. .................nama jelas (...................... jabatan)
3. .................nama jelas (...................... jabatan)
4. dan seterusnya (SKPD Terkait sesuai Kebutuhan)
KETIGA : Tugas Pokok dan Fungsi Tim Penyusunan Rancangan Peraturan
Bupati/Walikota Tentang Izin Mendirikan Bangunan Gedung, Sertifikat Laik
Fungsi, Tim Ahli Bangunan Gedung Dan Pendataan Bangunan Gedung
sebagaimana dimaksud pada diktum PERTAMA, dapat dijelaskan sebagai
L - 32D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
berikut:
Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan penyusunan Rancangan
Peraturan Bupati/Walikota Tentang Izin Mendirikan
Bangunan Gedung, Sertifikat Laik Fungsi, Tim Ahli
Bangunan Gedung Dan Pendataan Bangunan
Gedung sesuai alur proses dan sistematika muatan
yang telah diarahkan dengan prinsip-prinsip
koordinatif, akomodatif dan tuntas.
Fungsi : 1. Penyediaan data dan informasi yang dibutuhkan
dalam proses pelaksanaan kegiatan.
2. Penyusunan produk dan/atau dokumen sebagai
keluaran dari setiap tahapan kegiatan.
3. Penyelenggaraan pembahasan dan diskusi sesuai
tahapan proses pelaksanaan kegiatan.
4. Pelaksanaan koordinasi secara aktif dengan
Konsultan Pendamping dan Tim Teknis dari
Provinsi.
5. Berpartisipasi aktif dalam proses koordinasi dan
kolokium serta pemantauan dan evaluasi yang
dilakukan oleh Direktorat Bina Penataan
Bangunan, Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
KEEMPAT : Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada
diktum KETIGA, Tim Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati/Walikota
Tentang Izin Mendirikan Bangunan Gedung, Sertifikat Laik Fungsi, Tim Ahli
Bangunan Gedung Dan Pendataan Bangunan Gedung mengacu pada Buku
Panduan Kegiatan Percepatan Implementasi Peraturan Daerah tentang
Bangunan Gedung Tahun 2015 dan Buku Model Peraturan Bupati/Walikota
Tentang Izin Mendirikan Bangunan Gedung, Sertifikat Laik Fungsi, Tim Ahli
Bangunan Gedung Dan Pendataan Bangunan Gedung yang dipublikasikan
oleh Direktorat Bina Penataan Bangunan, Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
KELIMA : Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada
diktum KETIGA, Tim Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati/Walikota
Tentang Izin Mendirikan Bangunan Gedung, Sertifikat Laik Fungsi, Tim Ahli
Bangunan Gedung Dan Pendataan Bangunan Gedung akan didampingi
dengan Tim Swakelola dan Konsultan Individual yang dibentuk oleh Satuan
Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pengembangan Kawasan Permukiman
dan Penataan Bangunan Provinsi ....................
KEENAM : Masa tugas Tim Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati/Walikota
Tentang Izin Mendirikan Bangunan Gedung, Sertifikat Laik Fungsi, Tim Ahli
Bangunan Gedung Dan Pendataan Bangunan Gedung sebagaimana
dimaksud pada diktum PERTAMA, adalah selama satu tahun sejak
L - 33D i r e k t o r a t B i n a P e n a t a a n B a n g u n a n
( D i r e k t o r a t B P B )
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATANPercepatan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG) Pada Tahun 2015
diberlakukannya keputusan ini dan setelah selesainya produk akhir
Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tersebut.
KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : .....................................
Pada tanggal : ....... .................. 2015
BUPATI/WALIKOTA ...........................
t.t.d.
(NAMA LENGKAP)
top related