pattiro.orgpattiro.org/.../01/draft-final-usulan-cso-untuk-renaksi-ogp-2014-20… · web...
Post on 21-Mar-2019
213 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
Kompilasi input: Transparansi AnggaranInput oleh: PATTIRO, GerAk Aceh, FITRA, SBMI | Review oleh: CSO Core Team OGP Indonesia
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
PersoalanBadan PublikTerkait
Usulan Indikator Capaian
K/L ragu untuk mempublikasikan DIPA & RKA-KL
KemenKeu, Kementrian terkait
UU KIP,Paket Keuangan NegaraRKA KL/DIPASurat Edaran Komisi Informasi Pusat tentang RKA KL&DIPA
Kementrian Lembaga (termasuk BNP2TKI) mempublikasikan RKA KL & DIPA secara online (Pembelajaran dari Instruksi Dalam Negeri tentang Dokumen Anggaran yang harus dipublikasikan tahun 2012)
Tahun 1:1) 50% K/L mempublikasikan RKA K/L & DIPA2)Terbitnya / tersedianya surat edaran Kementrian Keuangan / Instruksi Presiden untuk mempublikasikan RKA KL & DIPA di masing-masing lembagaTahun 2:1) 100% K/L mempublikasikan RKA K/L & DIPA2) 5 dari 87 K/L membuat format user-friendly information* (Kementrian Kesehatan, kementrian Pendidikan, PU, KemenKoKesra dan BNP2TKI)*Informasi mana saja yang akan dibuat formatnya, disesuaikan dengan target penerima manfaat
Minimnya ketersediaan data penyerapan anggaran Kementrian Lembaga sehingga masyarakat sulit melakukan pemantauan
Dirjen Perbendaharaan KemenKeu Paket Keuangan Negara
Kementrian Lembaga mempublikasikan Laporan Realisasi Anggaran per 3 bulan
Tahun 1:1) Tersusunnya template Laporan Realisasi Anggaran triwulan2) 25% K/L mempublikasikan Laporan Realisasi Anggaran per 3 bulanTahun 2:1) 50% K/L mempublikasikan Laporan Realisasi Anggaran per 3 bulan
Besarnya anggaran Kemendagri UU Desa 1)Pemerintah Desa Tahun 1:
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
PersoalanBadan PublikTerkait
Usulan Indikator Capaian
desa yang perlu dikawal karena berpotensi korupsi
Dirjen Pemberdayaan Pemerintah Desa dan Pemerintah Kab/Kota Paket Keuangan Negara
mempublikasikan APBDes2)Memastikan peraturan pemerintah (turunan UU Desa) memandatkan teknis transparansi pengelolaan Anggaran Desa
1) Terbitnya turunan UU Desa yang mengatur transparansi pengelolaan Anggaran Desa2) Terpublikasikannya APBDes di 10% Pemerintah DesaTahun 2:1) Terpublikasikannya APBDesa di 30% Pemerintah Desa
Minimnya tingkat kepatuhan pemerintah daerah untuk mempublikasikan dokumen anggaran sebagaimana yang diinstruksikan Mendagri
Kementrian Dalam Negri Dirjen Keuangan Daerah
Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 188.52/1797/37Paket UU Keuangan Negara
Memastikan Pemerintah Daerah mempublikasikan 12 dokumen anggaran sebagaimana yang dinstruksikan MenDagri secara online untuk meningkatkan partisipasi publik
Tahun 1:1) 25% Pemerintah Daerah
mempublikasikan 12 dokumen anggaran secara online
Tahun 2:2) 50% Pemerintah Daerah mempublikasikan 12 dokumen anggaran secara online
Mekanisme pelaporan yang terpisah antara laporan akuntabilitas keuangan dan laporan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah
Kemendagri, KemenPan RB, KemenKeu, Bappenas
1) Laporan berbentuk hardcopy yang dilaporkan secara terpisah ke masing-masing kementrian2) Dokumen LAKIP (Laporan Kinerja Instansi Pemerintah)3) Dokumen AKIP (Akuntabilitas Keuangan Instansi Pemerintah) 4) Service Provider5) Badan terkait merupakan anggota Tim Inti OGP
1) Adanya Peraturan Pemerintah tentang pengintegrasian pelaporan lintas 4 kementrian2) Adanya Kelompok Kerja Akuntabilitas Pelaporan3) Adanya ystem yang terintegrasi antara pemerintah daerah dan nasional
1) Terbitnya Peraturan Pemerintah tentang pengintegrasian pelaporan lintas 4 kementrian2) Terbitnya Peraturan dari masing-masing Kementrian tentang penunjukkan Kelompok Kerja3) Adanya ystem online yang terintegrasi antara pemerintah nasional dan daerah
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
PersoalanBadan PublikTerkait
Usulan Indikator Capaian
Kurangnya transparansi proses perencanaan dan penganggaran di daerah
Kemendagri, Pemerintah Daerah
Permendagri no.13/2006 jo 59/2007
Dipublikasikannya draft 12 dokumen perencanaan dan penganggaran
Tahun 1:1) Terbitnya peraturan mendagri tentang transparansi draft dokumen perencanaan dan penganggaran2) 25% Pemerintah Daerah mempublikasikan 12 draft dokumen anggaran secara onlineTahun 2:1) 50% Pemerintah Daerah mempublikasikan 12 draft dokumen anggaran secara online
Kompilasi input: Keterbukaan InformasiInput oleh: PATTIRO, GerAk Aceh, SBMI, ICEL, FOINI | Review oleh: CSO Core Team OGP Indonesia
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
Pasal 4 ayat (2) Perki No. 1/2013 mengatur: “Komisi Informasi tidak wajib menanggapi permohonan yang tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh dan itikad baik.”
Ketentuan ini belum diatur dengan jelas
Komisi Informasi Pusat
UU no. 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
PerKI 1/2013 tentang Sengketa Informasi
Ketentuan ini perlu diatur lebih lanjut untuk menjelaskan lebih detil tentang Fixatious requester
Tahun 1:
Terbitnya Panduan dari Komisi Informasi Pusat yang mengatur tentang pemohon tidak beritikad baik
Tahun 2:
100% Komisi Informasi Provinsi yang mengetahui tentang Panduan dari Komisi Informasi Pusat yang mengatur tentang
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
sehingga dapat menimbulkan ketidakpastian hukum. pemohon tidak beritikad tidak baik
Belum adanya komisi Informasi di 11 Provinsi di Indonesia, yaitu:
1. Sumatera Barat2. Kalimantan Barat3. Kalimantan Selatan4. Kalimantan Utara5. Sulawesi Tenggara6. Sulawesi Barat7. NTT8. Maluku9. Maluku Utara10.Papua11.Papua Barat
- Komisi Informasi Pusat
- Pemerintah Daerah
- Kemendagri
UU no. 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
PerGub di 20 Provinsi
Adanya Komisi Informasi di seluruh Provinsi di Indonesia
Tahun 1:6 Provinsi membentuk Komisi Informasi Provinsi
Tahun 2:5 Provinsi membentuk Komisi Informasi Provinsi (Seluruh Provinsi memilii Komisi Informasi Provinsi)
Adanya masyarakat yang kesulitan mengajukan permohonan sengketa informasi ke Komisi Informasi akibat jauhnya jarak kabupaten/kota di beberapa provinsi.
Komisi Informasi Pasal 24 ayat 1 UU KIP:
Komisi Informasi terdiri atas Komisi Informasi Pusat,
Komisi Informasi provinsi, dan jika dibutuhkan Komisi
Dilakukannya kajian tentang a) kriteria “Jika dibutuhkan” dalam Pasal 24 ayat (1) (misalnya dengan pertimbangan jarak, tingginya demand atas penyelesaian sengketa informasi di kab/kota tersebut dll)
Tahun 1:1) Adanya peraturan turunan yang menjelaskan tentang:2) kriteria “Jika dibutuhkan” dalam Pasal 24 ayat (1) UU KIP
Tahun 2:1) Adanya peraturan yang mengatur tentang mekanisme sidang di luar KI
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
Informasi kabupaten/kota b)kemungkinan untuk sidang online/di tempat yang dekat dengan pemohon
untuk memudahkan pemohon yang tempat tinggalnya jauh dari kantor KI
Belum maksimalnya dukungan kesekretariatan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah kepada Komisi Informasi Provinsi
Kemendagri UU KIPUU PemDa
Terbitnya peraturan menteri dalam negeri yang mengatur tentang dukungan kesekretariatan Komisi Informasi Provinsi oleh pemerintah daerah
Tahun 1:Terbitnya draft PerMendagri yang mengatur tentang dukungan kesekretariatan Komisi Informasi Provinsi oleh pemerintah daerah
Tahun 2:Terbitnya peraturan menteri dalam negeri yang mengatur tentang dukungan kesekretariatan Komisi Informasi Provinsi oleh pemerintah daerah
Belum adanya PPID dan pedoman teknis pelayanan informasi di pemerintah daerah dan satuan kerjanya
Kemendagri dan Pemerintah Daerah
UU Keterbukaan Informasi PublikUU 25/2009 tentang Pelayanan PublikPerKI 1/2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik
1)Dibentuknya PPID beserta pedoman teknis (Pedoman Kerja, SOP dan Standar Layanan Informasi Publik)2) Tersusun dan ditetapkannya Daftar Informasi Publik
3)Memastikan bahwa standar layanan Informasi Publik mengacu pada UU Pelayanan Publik
Tahun 1:1) 69,70% (23) PPID di tingkat provinsi yang sudah terbentuk di tahun 2013 telah memiliki pedoman teknis yang lengkap + SLIP2) 10% (50) PPID di tingkat Kab/Kota yang sudah terbentuk di tahun 2013 telah memiliki pedoman teknis yang lengkap + SLIP3) 50% Provinsi memiliki DIP4) 10% (50) Kab/Kota memiliki DIP
Tahun 2:
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
1) 100% (34) PPID di tingkat provinsi telah memiliki pedoman teknis yang lengkap + SLIP2) 20% (100) PPID di tingkat Kab/Kota yang sudah terbentuk di tahun 2013 telah memiliki pedoman teknis yang lengkap + SLIP3) 100% Provinsi memiliki DIP4) 20% (50) Kab/Kota memiliki DIP
Tidak transparannya database TKI yang bekerja di luar negeri
DepNaKerTrans, BNP2TKI, DepLu, Imigrasi, Bank Indonesia
UU 6/2012 tentang Ratifikasi Konvensi PBB tahun 1990 tentang perlindungan Hak Buruh Migran dan KeluarganyaUU 39/2004 tentang penempatan dan perlindungan TKI di luar negeriUU KIPSerikat Buruh Migran Indonesia (SBMI)KBRI/KJRICall CenterBP3TKI
Perlunya transparansi dalam hal:
-Database TKI yang bekerja di luar negeri
Tahun 1:1) Terpublikasikannya secara online database TKI yang bekerja di luar negeri (data agregat. Mis.jumlah TKI di kota x) termasuk jumlah TKI yang mendapat perlakuan tidak baik/diskriminatif
Tahun 2:
1) Terbangunnya sistem informasi mekanisme pengaduan TKI di luar negeri (sms getaway yang terintegrasi dengan website K/L terkait)
Kompilasi input: Anti-KorupsiInput oleh: TI Indonesia, GerAk Aceh | Review oleh: CSO Core Team OGP Indonesia
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
A. Resiko Korupsi/Suap dalam Perizinan Usaha
1. Transparansi prosedur (50% kementerian lembaga belum punya SOP dan SPM)
Kementerian/lembaga/pemda khususnya padainstansi vertikal (perindustrian, perdagangan, lingkungan hidup, dan tata ruang)
UU Pelayanan PublikPP tentang Pelayanan Publik
Kementerian/lembaga/pemda membuat SOP dan SPM
1. Akselerasi pembuatan SOP dan SPM
2. Publikasi SOP dan SPM
2. Peningkatan integritas pegawai
UU Pelayanan PublikPP Disiplin PNSUU 5 tahun 2014 ASNAturan Gratifikasi/LHKPN
Membuat sistem penegakan etika pegawai
Adanya pedoman perilaku,lembaga penegak kode etik dan anti korupsi, sanksi, reward,internalisasi kode etik
3. Minimnya pelibatan stakeholders pelayanan dalam pembuatan SOP/SPM dan evaluasi penerbitan izin di sektor perdagangan, industri, dan kehutanan
UU Pelayanan PublikUU 41/1999 KehutananUU Lingkungan HidupUU Anti Monopoli dan PUTS
1. Menyediakan forum konsultasi publik dalam pembuatan SOP/SPM
2. Pemerintah membuat klausul dalam SOP tentang pelibatan masyarakat dalam evaluasi penerbitan izin usaha
1. Adanya naskah SOP/SPM yang disepakati stakeholders
2. Adanya klausul pelibatan masyarakat dalam evaluasi penerbitan izin usaha
4. Rendahnya feedback terhadap penyimpangan dalam pemberian izin usaha
PTSPInspektoratOmbudsman daerah
SDA Perumusan standar dan mekanisme pengaduan terhadap penyimpangan layanan publik
1. Adanya draft tentang standar dan mekanisme pengaduan terhadap penyimpangan layanan publik
B. 2. Risiko Korupsi di Pengadaan Barang Jasa (PBJ)1. Minimnya ruang
partisipasi (kontrol) Kementerian/Lembaga/Pemda Perpres 54/2010 tentang
PBJSetiap kementerian/lembaga/pem
1. Adanya kertas posisi tentang pentingnya
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
masyarakat di pengadaan (procurement), kasus korupsi di sektor pengadaan sangat tinggi.
UU 25/2009 Pelayanan PublikUU 14/2008 tentang KIPAdanya Lembaga Pemantau Independen PBJ di beberapa daerah (Makassar, Banjarbaru, Batang, Pontianak) dan komunitas pemantau di tingkat masyarakat (Semarang, Balikpapan)
da membuat aturan teknis untuk mengakomodasi pengawasan masyarakat dalam PBJ
partisipasi publik dalam pengadaan
2. Adanya draft peraturan di tingkat kementerian/lembaga/pemda tentang pastisipasi publik dalam pengadaan
2.
Data pengadaan belum tersentralisasi
Kementerian/Lembaga/Pemda/LKPP
LPSE, opentender.net, inaproc. Unifikasi data pengadaan
1. 1. Adanya data pengadaan yang terintegrasi secara nasional
2. 2. Adanya data pengadaan yang machine readable dan accessible
3. Pemberian sanksi hanya diberikan kepada korporasi, bukan personal.
LKPP Perpres Pengadaan Black list berbasis personal yang berlaku secara nasional
1. Publikasi daftar perusahaan dan personal yang di-black list
2.C. 3. Risiko Korupsi oleh/di Sektor Swasta1. Uang pelicin masih
menjadi sarana bagi private sector untuk
KPKBUMN/DPrivate sector
UU TipikorUU Anti Suap
1. Mensosialisasikan bahwa uang pelicin termasuk tipikor
1. Adanya kegiatan sosialisasi tentang uang pelicin sebagai bagian
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
mempercepat proses perizinan
Kamar dagangKemendagKemenperinKemenkumham
2. Harmonisasi peraturan suap di sektor swasta (korupsi di sektor swasta)
dari tipikor2. Draft revisi UU Tipikor
yang mengatur tentang korupsi di sektor swasta.
D. Penegakan Hukum (dan Tipikor)1. KPK kesulitan dalam
menjalankan koordinasi dan supervisi terhadap kepolisian dan kejaksaan dalam penangananan tipikor akibat ketiadaan supervisi informasi yang terintegrasi
KPKKepolisianKejaksaan
UU KPKUU KejaksaanUU KepolisianUU Pelayanan PublikUU KIP
1. Memperkuat transparansi untuk integrated Criminal Justice System
Publikasi informasi yang terintegrasi untuk memperkuat fungsi koordinasi dan supervisi penanganan korupsi
2.
Kurangnya transparansi atas penanganan pengaduan masyarakat
KepolisianLPSKKPKOmbudsmanKomisi kepolisian (Kompolnas)Komisi Kejaksaan
UU KepolisianUU Pelayanan PublikUU Perlindungan Saksi dan Korban
Membangun sistem transparansi terkait tindak lanjut penanganan pengaduan masyarakat
1. Adanya platform publikasi informasi tindak lanjut atas penanganan pengaduan masyarakat
2. Adanya3. Kriminalisasi dan
kekerasan terhadap pelapor kasus korupsi dan pengaduan tindakpidana
Meningkatkan kepercayaan publik terhadap ke Kepolisian dan Kejaksaan melaluiPenguatan fungsi Kompolnas dan Komjak dalam mengelola
1. Adanya program kampanye publik tentang pengelolaan pengaduan kasus di Kompolnas dan Komjak
2. Publikasi data base
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
pelaporan kasus (korupsi) sebagai alternative terhadap kebuntuan/ketakutan melapor ke kepolisian
pengelolaan kasus yg terolah (tetap melindungi identitas pelapor)
Kompilasi input: Pelayanan PublikInput oleh: GerAk Aceh, PATTIRO, SBMI | Review oleh: CSO Core Team OGP Indonesia
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
Pemenuhan standar pelayanan publik di unit pelayanan pendidikan dan kesehatan.
Pemerintah daerah, dinas pendidian, dinas kesehatan, KemenPAN-RB, Kemdagri
UU Pelayanan Publik Pemeringkatan dan monitoring unit pelayanan publik
Tahun 1:Adanya pemeringkatan unit pelayanan publik oleh KemenPan RBTahun 2:Adanya peningkatan rata-rata 10% dalam pemeringkatan unit pelayanan publik
1) Belum adanya data pemerintah daerah yang menggunakan unit cost dalam penyusunan anggaran berbasis SPM2) Tidak memungkinkannya menghitung anggaran berbasis SPM dan MDGs
KemenKeu, Kemendikbud, Kementrian Kesehatan
1) Sudah ada Surat Edaran Kemedagri no.100-1023-SJ tentang percepatan pelaksanaan penerapan dan pencapaian SPM di daerah2) Sudah ada lead sector di daerah (BAPPEDA)
Sinkronisasi RPJM, MDGs, SPM, dan unit cost.
Tahun 1:Adanya temu lacak (tracking) sektor dan pemerintah daerah mana saja yang menggunakan unit cost dalam penyusunan anggaran berbasis SPMTahun 2:Meningkatnya pemerintah daerah sebesar 5% yang menggunakan unit cost dalam penyusunan anggaran berbasis SPM
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
Belum seluruh daerah menyusun Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk sektor pendidikan dan kesehatan
Kemendikbud, Kementrian Kesehatan
Permenkes No 741 tahun 2008, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 15/2010
Belum seluruh daerah menyusun Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk sektor pendidikan dan kesehatan
Tahun 1:70% Pemerintah Daerah yang telah menyusun Standar Pelayanan MinimumTahun 2:100% Pemerintah Daerah yang telah menyusun Standar Pelayanan Minimum
1)Tidak ada informasi mengenai wilayah dan masyarakat yang rawan air bersih2) Masih banyaknya masyarakat dan wilayah yang rawan air bersih
Kementrian PU bidang Cipta Karya, Pemerintah Daerah, PDAM
PerMEN PU no.14 tahun 2010 tentang SPM bidang pekerjaan umum dan penataan ruang
1) Diadakannya kajian wilayah dan masyarakat yang rawan air bersih2) Keluarnya MoU antara Kementrian PU dan Pemerintah Daerah
Tahun 1:Adanya data tentang masyarakat dan wilayah rawan dan belum terjangkau air bersihTahun 2:1)Adanya MoU antara Kementrian PU dan 25% Pemerintah Daerah untuk penanganan wilayah dan masyarakat rawan air bersih berdasarkan hasil kajian2) Terimplementasinya 10% dari MoU untuk penanganan wilayah dan masyarakat rawan air bersih
Masih sedikit wadah partisipasi masyarakat dan akuntabilitas sosial untuk sektor kesehatan
Kementerian Kesehatan, Pemerintah Daerah
1)Kepmenkes 128 tahun 20042)Sudah ada komite kesehatan di 10 kabupaten yang bisa dijadikan contoh
Memperluas keterlibatan masyarakat melalui penguatan / pembentukan Konsil / Komite Kesehatan
Tahun 1:Jumlah pemerintah daerah yang memiliki komite kesehatan meningkat menjadi 10%Tahun 2:Jumlah pemerintah daerah yang memiliki komite kesehatan meningkat menjadi 20%
Baru 80% kabupaten/kota yang punya badan/kantor pelayanan perizinan terpadu
KemenPAN-RB, Kemdagri, pemerintah daerah
UU No 25 tentang Pelayanan PublikPP No 41 tahun 2007 tentang SOTK Pemda
Memperluas wilayah kabupaten/kota yang memiliki badan/kantor pelayan perizinan terpadu
Tahun 1:Terbentuknya 90% kabupaten/kota yang punya badan/kantor pelayanan perizinan terpaduTahun 2:Terbentuknya 100% kabupaten/kota yang punya badan/kantor pelayanan perizinan terpadu
Kurang transparannya KemenKeu, UU KIP Terintgrasinya sistem yang Tahun 1:
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
perencanaan bantuan untuk sektor pendidikan
Kemendagri, Kemendikbud
Permendagri no 62 tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan BOSPermendikbud no.76 tahun 2012 tentang Penggunaan dan Pertanggungjawaban dana BOSPaket Keuangan NegaraRKA KL/DIPASurat Edaran Komisi Informasi Pusat tentang RKA KL&DIPA
mempublikasikan transparansi dana BOS
Adanya Daftar Penerima Manfaat yang terpublikasikan baik online maupun offline di 50% area yang terjangkau oleh masyarakat (untuk offline, di area yang terjangkau orangtua siswa Kecamatan)Tahun 2:Adanya Daftar Penerima manfaat yang terpublikasikan baik online maupun offline di 75% (untuk offline, di area yang terjangkau orangtua siswa di Kecamatan)
Belum terintegrasinya mekanisme pengaduan antara Nasional dan Daerah
KemenPan RB, Ombudsman RI, UKP4
LAPOR!UU Pelayanan PublikBiro Organisasi Pem.ProvBag.Organisasi Pem.Kab
Mengintegrasikan mekanisme pengaduan online dan offline antara Nasional dan Daerah
Tahun 1:Adanya PP untuk integrasi mekanisme pengaduan pelayananTahun 2:Sudah terpasangnya aplikasi mekanisme pengaduan pelayanan di 34 provinsi
Kompilasi input: SDA dan Lingkungan Input oleh: ICEL, GerAk ACEH, PWYP Indonesia, Pilar Nusantara SumSel, WRI | Review oleh: CSO Core Team OGP Indonesia
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
Satu:
Masyarakat terdampak polusi / kerusakan lingkungan dalam mempertahankan haknya tidak didukung informasi yang akurat
Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian ESDM
(1) Permen LH No. 6 Tahun 2011 tentang Pelayanan Informasi Publik;(2) Indonesia sebagai Negara pihak Konvensi Basel, Rotterdam, dan Stockholm, serta dalam persiapan meratifikasi Konvensi Minamata – yang
Persiapan sistem pengumpulan dan publikasi informasi mengenai pelepasan dan transfer B3 ke media lingkungan (tanah, air, udara) dari industri dan fasilitas lainnya.
Tahun Pertama (nasional):(1) Pedoman KLH mengenai dokumen-dokumen yang wajib dibuka terkait pencemaran air dan udara, termasuk informasi mengenai pelepasan dan transfer B3 ke media lingkungan (tanah, air, udara);(2) Pedoman KLH mengenai sistem
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
dan tepat waktu.
akan mensyaratkan penataan B3 secara lebih rapih;(3) Inventory B3 merupakan data yang telah dimiliki oleh KLH dan BLH daerah;
pengumpulan dan publikasi informasi tentang pelepasan dan transfer B3 ke media lingkungan (air, tanah, udara) sesuai dengan konteks dan kesiapan Indonesia.
Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian ESDM
(1) Status Lingkungan Hidup Indonesia (SLHI);(2) Hasil studi ICEL mengenai akses informasi pencemaran air dan udara di Serang dan Jepara (dengan total 137 uji akses);(3) Rekapitulasi mandat peraturan sektoral di bidang pencemaran udara dan air;(4) Open Data Lab oleh World Wide Web sedang menjajaki kemungkinan untuk terlibat;(5) Project Strengthening Right to Information For People and the Environment Phase 2.
Publikasi data pelepasan dan transfer kandungan polutan dari aktivitas industri yang dapat diakses setiap waktu, secara interaktif dalam format yang mudah dicerna masyarakat awam di 1 pilot project pencemaran air dan 1 pilot project pencemaran udara.
Tahun Kedua (nasional dan sub-nasional):(1) Adanya masing-masing 1 pilot project keterbukaan informasi tentang pencemaran air dan pencemaran udara di daerah terdampak yang mempublikasikan kualitas air dan udara secara interaktif dan serta merta (real time) dalam website KLH dan BLH Daerah;(2) Adanya sosialisasi mengenai data tersebut kepada masyarakat terdampak melalui media yang dapat diakses.
Dua:
Tingkat respons terhadap permohonan maupun publikasi proaktif masih rendah di Badan Publik terkait LH dan SDA.
Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, Kementerian ESDM,Kementerian Pertanian
(1) Permen LH No. 6 Tahun 2011 tentang Informasi Lingkungan;(2) K/L terkait telah menunjuk PPID;(3) Riset REDD+ mengenai Daftar Informasi Publik dalam bidang pertambangan dan
Badan Publik melakukan survey mengenai tingkat kepuasan masyarakat dalam hal respon maupun kualitas akses informasi di Badan Publik terkait;
Tahun Pertama (nasional):(1) Adanya Daftar Informasi Publik yang dibuat berdasarkan riset mendalam mengenai semua dokumen / informasi yang dikuasai Badan Publik serta mandat peraturan sektoral (Kajian dapat memanfaatkan riset REDD+); (2) K/L terkait di tingkat nasional merespon 60% permohonan informasi
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
perkebunan yang di-launching bulang Februari 2014;(4) Perundang-undangan sektoral di bidang SDA & lingkungan hidup.
sesuai regulasi yang diverifikasi Laporan implementasi UU KIP oleh Sektor terkait.
Implementasi UU KIP dan mandat keterbukaan di UU Sektoral baik dalam hal informasi yang bersifat proaktif maupun reaktif di 50% tingkat provinsi (SKPD terkait LH, Kehutanan, Perkebunan dan Pertambangan di 10 Provinsi)
Tahun Kedua (sub-nasional):(1) SKPD terkait di tingkat sub-nasional di 10 provinsi merespon 60% permohonan informasi sesuai regulasi yang diverifikasi Laporan implementasi UU KIP oleh Sektor terkait;(2) Adanya replikasi terhadap Daftar Informasi Publik tingkat nasional (sektor lingkungan hidup, kehutanan, perkebunan dan pertambangan) di 10 Provinsi;(3) Publikasi dokumen AMDAL, Izin Usaha, dan monitoring dan evaluasi ketaatan pelaku usaha dalam website 10 Pemerintah Provinsi
Tiga:
Belum terlaksananya partisipasi publik dalam pengambilan keputusan terkait lingkungan hidup dan SDA.
Kementerian Lingkungan Hidup
(1) Permen LH No. 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat dalam Proses AMDAL dan Izin Lingkungan;(2) Gerak Aceh (Tim Inti CSO) memiliki jejaring CSO yang telah memiliki hubungan kemitraan yang baik dengan Pemerintah Aceh;(3) Adanya jaringan KONTAMINASI (Koalisi Antar NGO tambang Mineral Batubara dan Panas Bumi), Muara Enim. LSM Peduli
Tahun Pertama:Sosialisasi Permen LH No. 17 Tahun 2012 secara offline dan online kepada masyarakat sekitar lokasi usaha yang akan/sedang dalam proses pembuatan AMDAL/Izin Lingkungan.
Tahun Pertama:(1) Terpublikasinya baseline implementasi keterlibatan masyarakat dalam proses AMDAL dan Izin Lingkungan di tingkat nasional;(2) Adanya produk-produk user friendly (mis: infografis, poster, media kampanye publik) mengenai Keterlibatan Masyarakat dalam Proses AMDAL dan Izin Lingkungan yang dipublikasikan kepada masyarakat di lokasi-lokasi yang akan/sedang dalam proses pembuatan AMDAL/Izin Lingkungan.
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
Lingkungan di Kab.Muara Enim, Lahat dan Pali.
Tahun Kedua:Berjalannya implementasi perlibatan masyarakat dalam proses AMDAL dan Izin Lingkungan, serta perlibatan masyarakat dalam pemantauan ketaatan terhadap Izin Lingkungan di level sub-nasional.
Tahun Kedua:(1) Adanya instrumen pemantauan sosial Pelibatan Masyarakat dalam proses pembuatan AMDAL dan Izin Lingkungan;(2) Adanya laporan monitoring dan evaluasi implementasi pada poin (1) dari masyarakat sipil dan dari Pemerintah Daerah;
Empat:
Rendahnya akurasi peta-peta terkait hutan dan lahan sehingga menciptakan ketidakpastian mengenai wilayah hutan, perkebunan dan pertambangan di lapangan.
Kementrian Kehutanan, Kementrian Lingkungan Hidup, Badan Pertanahan Nasional, UKP4
1) Data administratif non-digital mengenai batas konsesi;
2) Peta-peta berbeda antar satu kementerian dan kementerian lain telah terkodifikasi dalam One Map Portal
3) Telah adanya pemetaan partisipatif di beberapa daerah pilot WRI dan PWYP
Tahun Pertama:
Joint mapping antar kementerian/lembaga terkait dalam menyediakan data yang berhubungan dengan pengelolaan hutan dan lahan;
Tahun Pertama:
Tersedianya penyatuan peta-peta digital Kementerian yang telah ada di Portal One Map yang dibuka kepada Publik, dengan highlight pada sektor-sektor yang bermasalah (ketidaksamaan batas, dll)
Tahun Kedua:
Optimalisasi dan pengayaan portal One Map dan sosialisasi penggunaan di level sub-nasional.
Tahun Kedua:
1) Adanya evaluasi menyeluruh dan pengayaan (update) terhadap isi One Map Portal;
2) Digitasi serta publikasi data-data yang masih belum terpublikasikan (termasuk konsesi, batas HGU, dst.) secara online sehingga dapat diakses oleh seluruh pihak yang berkepentingan.
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
3) Sosialisasi penggunaan One Map Portal di level sub-nasional (3 provinsi pilot di level Provinsi, Kabupaten dan Kota)
Kompilasi input: Keterbukaan Parlemenoleh: Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia (PSHK) | Review oleh: CSO Core Team OGP Indonesia
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
Permasalahan:• Belum terbangun alur dokumen
yang efektif, mencakup pengolahan dan suplai dokumen dari sekretariat alat kelengkapan ke PPID, pengarsipan, dan manajemen www.dpr.go.id
• Masih ada disparitas pemahaman antar unit administrasi tentang status suatu dokumen, misalkan yang terkait proses legislasi
• Pimpinan alat kelengkapan dewan tidak merespon segera terhadap status dokumen dari setiap tahapan pembicaraan legislasi
Setjen DPR ( terdiri dari PPID, Biro Humas dan Pemberitaan, Biro Persidangan, dan P3DI)
Pimpinan DPR dan pimpinan fraksi (termasuk kepala sekretariat fraksi)
UU No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3)
UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Pasal 96 ayat (4) tentang keharusan menyediakan akses demi memudahkan masyarakat dalam memberikan masukan secara lisan dan atau tertulis terhadap setiap rancangan peraturan perundang-undangan)
Peraturan DPR RI No. 1 Tahun 2009 tentang Tata Tertib
Peraturan DPR RI No. 1 Tahun 2010 tentang Keterbukaan Informasi Publik di DPR RI
Renstra DPR 2010-2014 Rekomendasi Tim Kajian Peningkatan
Kinerja DPR (2006)
Agenda terdekat (< 1 tahun) dan prioritas adalah:1. mengawal pembahasan
RUU MD3, terutama mempersempit ruang lingkup/memperjelas kriteria rapat tertutup dan melengkapinya dengan ketersediaan akses dokumen atau jenis informasi lainnya; dan
2. mempertahankan ketentuan Pasal 80 ayat (2) UU MD3 (tentang kewajiban publikasi evaluasi kinerja anggota fraksi), mengingat dalam RUU MD3 ketentuan tersebut akan dihapus.
Untuk agenda < 1 tahun:a) Kriteria tentang rapat
tertutup tersedia, dengan ruang lingkup yang ketat
b) Muncul ketentuan baru tentang model pendokumentasian dan publikasi setiap pengambilan keputusan (termasuk dengan cara voting) yang menjamin kemudahan akses, berstandar, dan aktual)
c) Pasal 80 ayat (2) UU MD3 tidak berubah
Untuk agenda > 1 tahun:
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
Penyebab:• Mempersepsikannya sebagai
“tupoksi tambahan”• Belum menganggap publikasi
sebagai bagian dari faktor pendukung kinerja anggota DPR dan cabang public relation parlemen
Akibat:Dokumen yang ditampilkan di situs www.dpr.go.id masih berjarak dengan kategori “aktual”, tidak lengkap, dan berstandar (format tertentu)
Supporting unit (tenaga ahli, peneliti, perancang, arsiparis, pustakawan, dan pranata komputer)
Jaringan lembaga penelitian, NGO/parliament watch, dan asosiasi profesi maupun keparlemenan regional dan internasional
Studi banding dan riset keparlemenan
Agenda > 1 tahun adalah:1. Assessment desain
penguatan PPID DPR (bekerja sama dengan Komisi Informasi Pusat); dan
2. Technical assistance bagi PPID DPR untuk pelaksanaan Pasal 96 ayat (4) UU 12/2011.
Ketersediaan alur pengolahan dan suplai dokumen dari sekretariat alat kelengkapan ke PPID, pengarsipan, dan manajemen www.dpr.go.id
Kompilasi input: Industri EkstraktifInput oleh: PWYP Indonesia
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
Kemenko Perekonomian
1) Transparansi penerimaan pengelolaan sumberdaya alam migas & pertambangan
Terpublikasikannya laporan hasil rekonsiliasi inisiatif transparansi industri ekstraktif (EITI) Indonesia dari sektor migas dan pertambangan untuk TA 2010, TA 2011 dan 2012 (Act Plan 2014) serta TA 2013 (Act Plan 2015)Tahun Pertama: 2010Tahun Kedua: 2011
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
Kementerian Keuangan (Dirjen Anggaran, Dirjen Pajak)
1) Transparansi penerimaan pengelolaan sumberdaya alam migas & pertambangan
Adanya publikasi data penerimaan negara sektor migas maupun mineral dan batubara secara real time dan terklasifikasi menurut daerah penghasil dan unit produksi (unit kontrak/ijin)
Kementerian ESDM (SKK Migas, Dirjen Migas, Dirjen Minerba)
2) Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Sumber Daya Alam Migas dan Pertambangan
1) Adanya publikasi data produksi dan penerimaan migas maupun mineral dan batubara secara real time dan terklasifikasi menurut daerah penghasil dan unit produksi (unit kontrak/ijin)
2) Adanya publikasi dokumen kontrak migas (KKS) dan pertambangan (KK), serta ijin usaha pertambangan di sektor mineral (KK) dan batubara (PKP2B) secara terintegrasi di Pusat-Daerah. Termasuk publikasi daftar IUP yang mendapat sertifikat 'Clean & Clear'
Kementerian ESDM (Dirjen Minerba)
2) Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Sumber Daya Alam Migas dan Pertambangan
1)Adanya publikasi perkembangan dan hasil renegosiasi kontrak karya (KK) dan PKP2B - terkait pelaksanaan UU
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
Minerba (No. 4/2009)
2) Adanya publikasi perkembangan dan pengawasan pelaksanaan kewajiban pengolahan dan pemurnian bahan tambang oleh industri pertambangan per 13 Januari 2014 - terkait pelaksanaan UU Minerba (No.4/2009)
Kementerian ESDM (SKK Migas, Dirjen Migas, Dirjen Minerba) 2) Transparansi dan Akuntabilitas
Pengelolaan Sumber Daya Alam Migas dan Pertambangan
Pelaksanaan pengadaan di sektor hulu migas dan minerba menggunakan sistem online (e-procurement) yang dapat diawasi perkembangannya oleh publik
Kementerian ESDM
2) Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Sumber Daya Alam Migas dan Pertambangan
Terpublikasikannya informasi/data spasial untuk One Map Migas dan Minerba melalui situs Kementerian ESDM dengan data yang terperbaharui (up dated)
Dirjen Migas, Kementerian ESDM
2) Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Sumber Daya Alam Migas dan Pertambangan
Terpublikasikannya dokumen terkait pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial (TJS/CSR) KKKS Migas dan KK/IUP/PKP2B Minerba dalam setiap tahapannya (mulai dari
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
perencanaan sampai pertanggungjawaban)
Dirjen Migas, SKK Migas, Dirjen Minerba, Kementerian ESDM
2) Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Sumber Daya Alam Migas dan Pertambangan
Terpublikasikannya dokumen terkait dengan reklamasi dan pasca tambang mulai dari perencanaan sampai dengan pertanggungjawaban (Termasuk di dalamnya informasi terkait besaran dan penggunaan dana Jaminan Reklamasi)-meliputi tambang migas dan minerba
Kementerian Keuangan (Dirjen Anggaran, Dirjen Pajak)
2) Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Sumber Daya Alam Migas dan Pertambangan
Adanya publikasi dokumen kontrak migas (KKS) dan pertambangan (KK), serta ijin usaha pertambangan di sektor mineral (KK) dan batubara (PKP2B) secara terintegrasi di Pusat-Daerah. Termasuk publikasi daftar IUP yang mendapat sertifikat 'Clean & Clear'
Kementerian ESDM (SKK Migas, Dirjen Migas, Dirjen Minerba)
2) Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Sumber Daya Alam Migas dan Pertambangan
1) Adanya publikasi perkembangan dan hasil renegosiasi kontrak karya (KK) dan PKP2B - terkait pelaksanaan UU Minerba (No. 4/2009)
Draft Final Usulan CSO Untuk Rencana Aksi OGP 2014-2015
PERSOALAN UTAMAASET
AGENDA PRIORITAS
Persoalan Badan PublikTerkait Usulan Indikator Capaian
2) Adanya publikasi perkembangan dan pengawasan pelaksanaan kewajiban pengolahan dan pemurnian bahan tambang oleh industri pertambangan per 13 Januari 2014 - terkait pelaksanaan UU Minerba (No.4/2009)
3) Terpublikasikannya dokumen terkait pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial (TJS/CSR) KKKS Migas dan KK/IUP/PKP2B Minerba dalam setiap tahapannya (mulai dari perencanaan sampai pertanggungjawaban)
Kementerian ESDM (Dirjen Minerba)
2) Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Sumber Daya Alam Migas dan Pertambangan
1) Pelaksanaan pengadaan di sektor hulu migas dan minerba menggunakan sistem online (e-procurement) yang dapat diawasi perkembangannya oleh publik
2) Terpublikasikannya informasi/data spasial untuk One Map Migas dan Minerba melalui situs Kementerian ESDM dengan data
top related