amebiasis hati

8
Amebiasis Hati KELOMPOK 4 ADIF KURNIAWAN 030.06.005 GEORGE TIRTADIHATMO 030.06.101 SHERINA INTAN IRAWAN 030.06.244 FERNANDO SALIM 030.07.093 MUHAMMAD ARIO BAGUS BASKORO 030.07.168 ADIWENA S.R 030.08.007 ARIO WAHYU P. 030.08.041 CHAIRUNNISA 030.08.067 FEMBRIYA TENNY UTAMI 030.08.101 INES DAMAYANTI O. 030.08.126 MOHAMMAD BISMO W. 030.08.165 REZA PRADITYA S. 030.08.203 SHELLA PRATIWI 030.08.225 VICKY NANDA JULIA 030.08.249 NADIRAH BINTI ROSLAN 030.06.288 FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: adiwena-swardhani-rahayu

Post on 02-Jul-2015

505 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Amebiasis Hati

Amebiasis HatiKELOMPOK 4

ADIF KURNIAWAN 030.06.005

GEORGE TIRTADIHATMO 030.06.101

SHERINA INTAN IRAWAN 030.06.244

FERNANDO SALIM 030.07.093

MUHAMMAD ARIO BAGUS BASKORO 030.07.168

ADIWENA S.R 030.08.007

ARIO WAHYU P. 030.08.041

CHAIRUNNISA 030.08.067

FEMBRIYA TENNY UTAMI 030.08.101

INES DAMAYANTI O. 030.08.126

MOHAMMAD BISMO W. 030.08.165

REZA PRADITYA S. 030.08.203

SHELLA PRATIWI 030.08.225

VICKY NANDA JULIA 030.08.249

NADIRAH BINTI ROSLAN 030.06.288

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA

Februari 2010

Page 2: Amebiasis Hati

BAB I

PENDAHULUAN

Amebiasis adalah penyakit infeksi usus besar yang disebabkan oleh parasit usus

Entamoeba histolytica. Penyakit ini tersebar hampir diseluruh dunia terutama di negara

sedang berkembang yang berada di daerah tropis. Hal ini disebabkan karena faktor kepadatan

penduduk, hygiene individu dan sanitasi lingkungan hidup serta kondisi sosial ekonomi dan

kultural yang menunjang. Sekitar 90% infeksi asimtomatik, sementara sekitar 10% lainnya

menimbulkan berbagai sindrom klinis, mulai dari disentri sampai abses hati atau organ lain.

Penyakit ini ditularkan secara fekal oral baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sebagai sumber penularan adalah tinja yang mengandung kista amuba yang berasal dari

carrier. Laju infeksi tertinggi didapatkan di tempat-tempat sanitasi lingkungan hidup yang

cukup buruk. Oleh karena itu dinegara yang sudah maju banyak dijumpai penderita

asimtomatik, Sementara di negara berkembang yang beriklim tropis banyak dijumpai

penderita yang simtomatik.

Di Indonesia, laporan mengenai insidens amebiasis sampai saat ini masih belum ada.

Akan tetapi, berdasarkan laporan mengenai abses hati ameba pada beberapa rumah sakit

besar, dapat diperkirakan insidensnya cukup tinggi. Penyakit ini cenderung endemik jarang

menimbulkan epidemik. Epidemik sering terjadi lewat air minum yang tercemar.

Page 3: Amebiasis Hati

BAB II

PEMBAHASAN KASUS

Seorang Bapak berusia 45 tahun, datang ke Rumah Sakit dengan keluhan demam dan ikterik.

Anamnesis

1. Identitas pasien

Nama : Tn. M

Umur : 45 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Nama orang tua : -

Alamat : -

2. Keluhan utama : Demam dan ikterik

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengalami demam selama 1 minggu yang lalu. Panasnya berkurang

setelah diberi obat penurun panas. Jika tidak diberi obat penurun panas, panasnya timbul lagi.

Selain itu, terdapat ikterik di seluruh tubuh pasien. Pasien juga merasa mual dan muntah

sehingga terjadi penurunan nafsu makan. Terdapat nyeri di kuadran kanan atas. Pada

anamnesis tambahan didapatkan diare akut ± 5 hari yang lalu, tetapi sekarang sudah

membaik.

Page 4: Amebiasis Hati

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umun : Compos Mentis

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Frekwensi Nadi : 15x/menit

Pernafasan : 20x/menit

Suhu : 38,5°C

Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+

THT : Dalam batas normal

Paru : Dalam batas normal

Jantung : Dalam batas normal

Abdomen : Pembesaran hepar 3 jari dibawah arcus costae, adanya nyeri tekan

Ekstremitas atas : Telapak tangan tampak berwarna kekuningan

Ekstremitas bawah : Dalam batas normal

Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan darah

Pemeriksaan Darah Nilai normal Hasil pada

Pasien

Keterangan

Hb 13 – 16 g/% 12,7 g/% Menurun

Leukosit 5.000 – 10.000/ul 13500ul Normal

Laju Endap Darah <20 mm/jam 45 mm/jam Meningkat

Trombosit 150000-450000 180000 Normal

Hematokrit 40 – 48% 38,5% Menurun

Serologi

(E. Histolytica IgM)

< 0,4 OD units 0,5 OD units Meningkat

Page 5: Amebiasis Hati

Kimia klinik

Pemeriksaan Nilai normal Hasil pada Pasien Keterangan

SGPT

SGOT

5 – 41 U/L

5 – 40 U/L

99 U/L

89 U/L

Meningkatl

Meningkat

Bilirubin total

Bilirubin direk

Bilirubin indirek

0,3 – 1,0 mg/dL

0,0 – 0,4 mg/dL

0,2 – 0,8 mg/dl

2,8 mg/dL

2,0 mg/dL

0,8 mg/dl

Meningkat

Meningkat

Normal

(dalam batas atas)

Hepatitis marker:

- anti HAV

- HBsAg

- anti HBs

- anti HCV

-

-

-

-

-

-

Positif

-

Normal

Normal

Memiliki kekebalan

Normal

Diagnosis

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik serta hasil pemeriksaan laboratorium

(pemeriksaan darah dan kimia klinik), maka dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita

Amubiasis Hati.

Page 6: Amebiasis Hati

Penatalaksanaan

Pengobatan amubiasis hati dapat diberikan metronidazol 4x500mg/ hari selama 5-10

hari atau dapat diberikan klorokuin dengan dosis 2x500 mg/ hari selama 1-2 hari, kemudian

dilanjutkan dengan 2x250 mg/ hari selama 7-12 hari. Selain itu, dapat diberikan amusid yaitu

paromomisin dengan dosis 3x500 mg/ hari selama 5 hari. Untuk pengobatan amubiasis

luminal dapat diberikan diloksanid furoat 3x500 mg/ hari selama 10 hari.

Prognosis

Prognosis pada pasien ini adalah ad bonam. Apabila dilakukan tindakan pungsi untuk

mengeluarkan abses pada hati dan diberikan pengobatan yang adekwat.