aliran khawarij, dr hidayat nurwahid 2

6

Click here to load reader

Upload: adon

Post on 13-Jun-2015

1.058 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aliran Khawarij, Dr Hidayat Nurwahid 2

KELOMPOK-KELOMPOK YG PARSIAL DLM MEMAHAMI AQIDAH YG

MENGANDALKAN PENAMPILAN DAN TINGKAH-LAKU : ALIRAN KHAWARIJ

(AL-MANHAJUL JUZ'I FI FAHMI AQIDAH FI MAZHAHIR)

Oleh : DR. M. Hidayat Nurwahid, MA.

 

“Kami dulu diturunkan keimanan sblm turunnya al-Qur’an, sehingga saat turun al-Qur’an kami

mengimani semuanya, sementara ada kaum yang diturunkan Qur’an sebelum diturunkan

keimanan dalam hati mereka, maka mereka membaca dari Alif Lam Mim sampai Minal Jinnati

wan Nas, tapi tidak tahu mana perintah mana larangan, mana yang halal mana yang haram”

(HR al-Hakim)

Kesaksian Ibnu Abbas ra ttg mereka : “Pakaian mereka kasar & berserat, mukanya pucat,

keningnya menghitam seperti lutut kambing tapak tangan & kakinya keras, bacaan Qur’annya

sangat lama”

 DEFINISI :

Para ulama menyebutkan bahwa mereka disebut khawarij (berasal dari kata kerja kharaja-

yakhruju yang berarti keluar) karena mereka keluar dari pasukan Ali ra, mereka sering juga

disebut Haruriyyah karena asal daerah mereka yaitu dari daerah Haruri, mereka disebut juga

Muhkamah karena menggugat tahkim Ali ra.

SEJARAH KHAWARIJ :

    Berkata Ibnu Taimiyyah : “Yang pertama kali melakukan bid’ah penampilan dalam Islam

adalah orang2 Khawarij.” (Majmu’ al-Fatawa libni Taimiyyah).

    Secara perorangan mereka sebenarnya sudah ada sejak masa Nabi SAW, dari hadits Abu

Sa’id ra : “Setelah perang Hunain, Nabi SAW membagi ghanimah lebih banyak kepada

pembesar2 Quraisy seperti al-Aqra’ bin Habits, ‘Uyainah, dll. Maka berkatalah seseorang :

Demi Allah pembagian ini tidak adil & tidak mengharap ridha Allah…” (HR Muslim)

    Sejarah mereka kemudian timbul kembali dimasa Umar ra, yaitu dengan berhasilnya mereka

membunuh Khalifah Umar ra, yaitu oleh Abu Lu’lu (seorang Khawarij).

    Secara kelompok mereka baru mulai berkembang pada masa Utsman ra (dalam Tarikh at-

Thabari & Ibnu Katsir), bahwa merekalah yang memimpin persekongkolan untuk membunuh

Khalifah Utsman ra (dibawah hasutan Ibnu Saba’).

    Memuncaknya mereka yaitu dimasa Ali ra, saat perang Shiffin, saat Ali ra hampir menang

mereka minta tahkim pada Kitabullah, saat Ali ra menuruti keinginan mereka & ingin

mengutus Ibnu Abbas ra untuk wakil dalam tahkim tersebut mereka menolak dan meminta

Abu Musa ra untuk hal tsb, akhirnya Abu Musa ra kalah berdebat dengan Amr bin Ash ra

Page 2: Aliran Khawarij, Dr Hidayat Nurwahid 2

(wakil dari kelompok Mu’awiyah ra) maka mereka (kaum Khawarij) tiba2 mengkafirkan Ali

ra & 12.000 orang mereka keluar dari pasukan Ali ra. Dan di akhir pemerintahan Khalifah

Ali ra merekalah yang akhirnya menghasut Abdurrahman Ibnu Muljam untuk membunuh Ali

ra.

    Tokoh2 mereka dimasa Ali ra diantaranya adalah : Al-Asy’at bin Qais, Mas’ud al Fadaki,

Ibnul Kawa’(yang pertama kali keluar dari pasukan Ali ra), dll.

DALIL2 SUNNAH TENTANG KHAWARIJ :

1.     Pada suatu peperangan, Nabi SAW lebih banyak membagi ghanimah kepada sekelompok

orang, maka berkatalah seseorang : “Hai Muhammad ittaqullah ! Maka berkatalah Umar

ra : Ya Rasulullah ! Biar saya tebas leher orang ini ! Jawab Nabi SAW : Biarkan ia, kelak

dari keturunannya akan lahir suatu kaum yang bacaan Al-Qur’an mereka hanya sampai

ditenggorokan, mereka membunuh orang Islam & membiarkan orang musyrik, mereka lepas

dari Islam seperti panah dari busurnya.” (HR Muttafaq ‘alaih)

2.     “Akan keluar dari ummatku nanti kaum yang muda usia & bodoh, mereka berkata dengan

kata2 kita, mereka membaca Al-Qur’an tidak melewati tenggorokan mereka & mereka

keluar dari Islam seperti panah dari busurnya.” (HR Muttafaq ‘alaih)

3.     “ … mereka akan keluar terus, sampai yang terakhir akan keluar bersama Dajjal …” (HR

An-Nasa’I & al-Hakim)

4.     “… mereka bagus dalam bicara tapi jelek dalam amalnya, mereka mengajak kepada al-

Qur’an tapi sedikitpun mereka tidak melaksanakannya.” (HR al-Hakim)

SIFAT2 KHAWARIJ MENURUT AS-SUNNAH & TARIKH YANG PERLU

DIWASPADAI :

1.     Mudah mencela & mengkafirkan orang lain : Mereka berani mencela Nabi SAW,

mengkafirkan Utsman & Ali ra & mengkafirkan orang2 yang berdosa besar. Sehingga

hendaknya kita mewaspadai sikap mudah mencela dan mengkafirkan orang atau kelompok

lain ini seperti yang dilakukan oleh berbagai kelompok neo-khawarij belakangan ini, karena

demikianlah sifat mereka.

2.     Berburuk sangka pada muslimin : Sifat mudah ber-su-uzhan kepada kelompok muslim lain.

Sifat inipun sekarang mulai menghinggapi sebagian kelompok kaum muslimin kontemporer,

sehingga dengan mudahnya memberi level kepada kelompok diluar kelompoknya sebagai

sesat, kafir, ahlul bid’ah bahkan termasuk kepada orang yg sudah wafat seperti Sayyid

Quthb, Hasan al-Banna, dll-pun mereka fasikkan walaupun tanpa adanya bukti2 yang kuat.

3.     Keras pada muslimin tapi berhati2 pada orang kafir : Pada peristiwa Khabbab Ibnul Arts ra

yang mereka bunuh karena mengaku sebagai salah seorang sahabat Nabi SAW, sementara

Washil bin Atha’ (seorang Mu’tazilah mereka biarkan karena mengaku seorang kafir). Pada

sebagian kelompok saat ini ada yang demikian rajin memusuhi dan mencaci maki kelompok

Page 3: Aliran Khawarij, Dr Hidayat Nurwahid 2

kaum muslimin yang lain dalam tulisan2 mereka, sementara mereka membiarkan dan bahkan

berdamai dengan kaum kafirin dan musyrikin yang memusuhi dan jelas2 memerangi Islam.

4.     Sedikitnya ilmu mereka : Simak saja perdebatan mereka dengan Imam Ali ra : Kenapa anda

bertahkim ? Ali ra membaca QS 4/35 lalu menjawab : Kalau dalam mslh keluarga saja boleh

tahkim apalagi dalam mslh Khilafah ! Kata mereka : Kenapa dalam perang Jamal anda

tidak mengambil mereka sbg budak ? Jawab Ali ra : Tidak halal memperbudak kaum

muslimin. Kata mereka : Kenapa saat perjanjian anda tidak gunakan kata Amirul

Mu’minin ? Jawab Ali ra : Orang yang lebih baik dari saya (Nabi SAW) pernah tidak

menggunakan kata Rasulullah saat perjanjian Hudhaibiyyah. Kata mereka : Kenapa anda

pindahkan hak anda pada orang lain saat Tahkim ? Jawab Ali ra : Kekasihku Rasulullah

SAW pernah memberikan hak keputusan pada Sa’ad bin Mu’adz ra saat peristiwa bani

Quraizhah, tapi keputusan beliau SAW ditaati, sementara keputusanku kalian dustakan.

Maka sebagian mereka berkata : Demi Allah dia (Ali ra) benar & kita hrs bertaubat ! Maka

bertaubatlah 8000 orang dari mereka sedang sisanya 4000 orang diperangi oleh Ali ra dengan

4000 pasukannya, kt Ali ra : Demi Allah ! Aku mendengar dari kekasihku Rasulullah SAW

bhw pasukan yang terbunuh diantara kita hanya 9 orang dan mereka yang tertinggal (tidak

terbunuh) hanya 9 orang saja ! Pada kelompok neo-khawarij (Khawarij modern) juga

terdapat ciri yang sama, mudahnya mereka mengkafirkan kelompok di luar kelompok

mereka, tanpa tahu secara mendalam tentang kelompok yang mereka kafirkan tersebut

(karena mereka tidak pernah membaca ttg kelompok diluar mereka tsb, kecuali berdasarkan

fatwa guru2 mereka saja). Dan mereka dipimpin oleh orang2 yang memang bukan ahli

syari’ah, melainkan hanya sebagian orang yang masih baru belajar ilmu syari’ah dan sama

sekali belum memenuhi syarat untuk berfatwa.

5.     Meremehkan orang lain & merasa diri paling benar : Mereka kagum pada pendapat sendiri

& menafsirkan Qur’an & Sunnah dengan pikiran mereka dengan menolak untuk mengambil

pendpt para imam salafus shalih.  Pada jenis neo-khawarij saat ini, pendapat salafus-shalih

ini dimonopoli oleh mereka sendiri, seolah2 hanya mereka saja yang menjadi representasi

dari salaf dengan penafsiran mereka, mereka lupa bahwa dalam syari’at dari masa salaf

sampai sekarang tetap ada perbedaan pendapat yang tidak dapat disatukan dalam masalah

furu' syari'ah, sampai2 Imam Malik rahimahullah menolak ketika kitabnya al-Muwaththa

ingin dijadikan referensi induk oleh Khalifah dengan mengatakan : “Wahai amirul

mukminin, sesungguhnya para sahabat Rasulullah SAW telah berpencar ke berbagai pelosok

dengan pendapatnya masing2, maka bagaimana mungkin engkau akan memaksa kaum

muslimin untuk hanya mengikuti satu pendapat ?!”

BAGAIMANA JIKA TERPAKSA BERDEBAT DENGAN MEREKA :

1.     Pilih orang yang memiliki kefahaman syari'ah untuk berdiskusi dengan mereka :

Page 4: Aliran Khawarij, Dr Hidayat Nurwahid 2

    Ibnu Abbas ra sengaja mendatangi mereka dengan pakaian yang indah, lalu mereka

mencibir lalu kata Ibnu Abbas : “Katakanlah siapa yang mengharamakaan perhiasan

yang indah2 …” (QS 7/32)

    Umar bin Abdul ‘Aziz ra pernah berdiskusi dengan mereka lalu diminta oleh mereka

untk melaknat leluhurnya (Bani Umayyah) maka jawab Ibnu Abdul ‘Aziz ra : Coba

sebutkan dalilnya kita harus melaknat Fir’aun jika ada ?! Jawab mereka : Tidak ada !

Maka kata Ibnu Abdul Aziz : Kalau demikian apalagi terhadap orang yang lebih baik

dari Fir’aun !

2.     Berhati2 pada sifat seperti mereka. Hendaknya kita merenungkan pendapat Imam Syafi’i

rahimahullah ketika berkata : Ra’yii shawab walakin yahtamilul khatha’, wa ra’yu ghairii

khatha’ walakin yahtamilush shawab (Pendapatku benar tapi mengandung kesalahan,

sementara pendapat orang lain salah tapi tetap mengandung kebenaran). Kalau beliau saja

yang demikian luas ilmunya demikian menghargai pendapat orang lain, maka bagaimana

pula dengan kita ?!

3.     Pilihlah dialog dengan cara yang terbaik. Jelaskan bahwa benar pendapat salaf itu

merupakan kewajiban semua kaum muslimin untuk mengikutinya, karena jika tidak maka

mereka akan sesat, tetapi adalah na’if jika menganggap bahwa yang berhak menafsirkan salaf

itu hanya monopoli suatu kelompok saja, lalu memvonis kelompok lain sebagai sesat dan

menyimpang. Diperlukan diskusi mendalam diantara berbagai kelompok kaum muslimin

untuk mendekatkan diantara berbagai pemikiran yang berkembang yang ingin kembali

kepada pemikiran salafus shalih.

4.     Belajar Islam dengan pemahaman yang mendalam. Hendaknya kita mempelajari Islam

secara mendalam, sehingga diakui secara ilmiah kepakaran kita dan kita memiliki wawasan

ilmu keislaman yang luas, terutama dalam aspek Fiqh al-Ikhtilaf dan Muqarranat al-

Madzahib.

 

"Aku tidak mengetahui ni'mat mana yg lebih besar yg dikaruniakan Allah padaku: Apakah

ni'mat pemahaman Islam yg mendalam ini atau ni'mat dijauhkan dari bid'ah"  (Ibnu

Taimiyyah)