aliran-aliran pemikiran dalam islam _ harkaman

14
12/13/2015 ALIRANALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM | HARKAMAN https://harkaman01.wordpress.com/2013/01/08/aliranaliranpemikirandalamislam/ 1/14 KEMBALI KEPADA ALQUR’AN SEJARAH PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA ALIRANALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM Harkaman Metodologi Studi Islam 2 Comments Aliranaliran Pemikiran Dalam Islam Oleh : Harkaman, Heki Hartono & Agus Setiawan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam alQur’an terdapat ayat yang Qathi’ (pasti, yang tidak mungkin lagi dimasuki oleh daya nalar manusia, seperti kewajiban melakukan shalat, wajib puasa, zakat dan haji. Kemudian ada lagi ayatayat yang zhanni (dugaan,memungkinkan beberapa pengertian dan penafsiran). Dari ayatayat yang bersifat zhanni ini timbul berbagai macam pendapat dan aliran dalam Islam.[1] HARKAMAN Milik Saya Untuk Semua Home About Me For You About Blog Contact Me January 8, 2013

Upload: anonymous-zzbxkfzh6i

Post on 14-Jul-2016

148 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

islam

TRANSCRIPT

Page 1: Aliran-Aliran Pemikiran Dalam Islam _ Harkaman

12/13/2015 ALIRANALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM | HARKAMAN

https://harkaman01.wordpress.com/2013/01/08/aliranaliranpemikirandalamislam/ 1/14

KEMBALI KEPADA ALQUR’AN

SEJARAH PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA

ALIRANALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAMHarkaman Metodologi Studi Islam 2 Comments

Aliranaliran Pemikiran Dalam Islam

Oleh : Harkaman, Heki Hartono & Agus Setiawan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Di dalam alQur’an terdapat ayat yang Qathi’ (pasti, yang tidak mungkin lagidimasuki oleh daya nalar manusia, seperti kewajiban melakukan shalat, wajib puasa,zakat dan haji. Kemudian ada lagi ayatayat yang zhanni (dugaan,memungkinkanbeberapa pengertian dan penafsiran). Dari ayatayat yang bersifat zhanni ini timbulberbagai macam pendapat dan aliran dalam Islam.[1]

HARKAMANMilik Saya Untuk Semua

Home About Me For You About Blog Contact Me

January8, 2013

Page 2: Aliran-Aliran Pemikiran Dalam Islam _ Harkaman

12/13/2015 ALIRANALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM | HARKAMAN

https://harkaman01.wordpress.com/2013/01/08/aliranaliranpemikirandalamislam/ 2/14

Dari interpretasi yang berbeda terhadap ayatayat yang zhanni, kemudian munculberbagai macam aliran pemikiran Islam. Ini bermula ketika Nabi Muhammad SAWwafat. Di zaman Nabi pemetaan pemikiran belum terjadi karena Nabi menjadisumber rujukan tunggal dalam memahami ayatayat tersebut.

Sekarang kita kenal berbagai macam pemikiran atau aliranaliran pemikiran dalamIslam. Hal tersebut sedikit menjelimet dan membuat kaum muslimin sedikitbingung dalam pmenyaksikan realitas yang ada. Terlebih dalam persoalan siapayang benar dan siapa yang salah? Maka dari itu, siapa yang akan diikuti menjadipersoalan yang lebih rumit lagi.

Aliaran –aliran dalam Islam secara garis besarnya adalah tasawuf, politik, hukum,filsafat dan teologi. Masingmasing dari pembagian aliranaliran yang telah kamisebutkan di atas. Mereka terbagiterbagi lagi menjadi beberapa bagian.

Namun hal yang terpenting yang harus digaris bawahi sumber mereka satu yaitu alQur’an dan asSunnah. Sedang realitas yang ada meman benar adanya bahwa AllahSWT menurunkan ayat yang sifatnya zhanni lebih banyak daripada ayat yangsifatnya Qhat’i. Agar daya nalar yang dimiliki oleh manusia berkembang.

Dan kami di sini ingin mengatakan perbedaan tersebut janganlah dianggap sebagaisebuah masalah, terlebih mengatakan hal itu adalah ‘aib. Tidak perlu bingung, danmenjadikannya sebagai beban yang memberatkan kehidupan kita. Yang terpentingmengikuti ajaran yang telah diyakini dengan sebaik mungkin. Dengan landasanfitrah yang menjadi neraca.

1.2.Rumusan Masalah

Sehubungan latar belakang masalah telah kami uraikan di atas, maka ada beberapamasalah yang akan kami rumuskan. Adapun permasalahan tersebut adalah sebagaiberikut:

1. Sebutkan dan jelaskan aliranaliran pemikiran dalam Islam?

2. Pokok permasalahan yang menjadi perdebatan utama umat Islam itu dalambidang apa?

3. Jelaskan eksistensi aliranaliran pemikiran dalam Islam terhadapmasyarakat?

1.3.Hipotesis

Persoalan keIslaman adalah hal yang sangat menarik untuk dikaji. Tentunya hal initidak dimiliki oleh agamaagama sebelumnya. Berangkat dari Latar Belakang danRumusan Masalah, kami mencoba membuat sebuah kesimpulan sementara.

Adanya persoalan tersebut adalah sebuah rahmatan lil’alamin. Perbedaankemudian muncul karena satu faktor penyebab yaitu interpretasi yang berbeda.Terkadang yang memandang sebuah kemaslahatan dari kiri dan ada juga yangmemandangnya dari sebelah kanan. Atau segi kedalaman yang dliahatnya dalamsebuah kemaslahatan. Tentunya objek mereka sama bahakan sumber dalil yangmereka pegangi sama.

Saling menyalahkan, bukan sebuah disiplin keIlmuan yang baik. Yang terpentingadalah solidaritas dan pemahaman tentang permasalahan dengan mendalam.Sehingga hasil yang mereka timbulkan tidak memunculkan perdebatan yangpanjang dan berujung pada persoalan yang meresahkan masyarakat.

Eksistensi dari berbagai aliran yang muncul itu, mempunyai tujuan tersendiri.Namun yang perlu digaris bawahi di sini adalah niat mereka masingmasing. Karena90% dari golongan itu mempunyai niat baik. Yaitu menginkan umat Islam agarmemahami Islam secara mendalam. Walau ada beberapa persen yang tujuan merekauntuk menghancurkan Islam. Namun itu dalam persoalan khusus dan berada dalamkomunitas kecil.

1.4.Tujuan Penulisan

Dengan adanya makalah yang telah kami susun ini bisa menambah khasanahkeilmuan kita, khususnya dalam kajian keIslaman. Bukan sekadar berislam akan

Page 3: Aliran-Aliran Pemikiran Dalam Islam _ Harkaman

12/13/2015 ALIRANALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM | HARKAMAN

https://harkaman01.wordpress.com/2013/01/08/aliranaliranpemikirandalamislam/ 3/14

tetapi benarbenar mengerti apa itu Islam. Sehingga masyarakat dapat tercerahkandengan eksisistensi yang diperkenalkan oleh pemikiranpemikiran Islam yangmengarah kepada kepada keselamatan dunia dan akhirat.

Tujuan yang kami targetkan juga diinginkan masyarakat muslim mengenal pokokpermasalahan Islam, sehingga taqliq yang mereka lakukan bukan sekadar berkiblatsemata. Tidak berarti segala hal harus dikeritisi dan harus mereka rasionalisasikan.Misalnya pada bidang fiqih, tentunya mereka wajib taqliq. Tidak perlumempersoalkan kenapa sholat subuh dua rakaat, puasa itu wajib dan lainlain.

Dalam pembahasan lain persoalan taqliq justru kurang afdal dilakukan. Yaitu padapersoalan tauhid atau keTuhanan. Mereka harus bisa juga menjawab persoalankenapa harus berTuhan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

1.4.Manfaat Penulisan

Setelah melihat semua kerangka tersebut di atas, maka tibalah saatnya kamimembahas manfaat dari makalah yang telah kami susun ini. Adapun manfaatmanfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Mampu memahami ajaran Islam yang sesungguhnya.

2. Mampu mengklarifikasi dan memetakan aliranaliaran penmikiran dalamIslam.

3. Wilayah taqliq dan wilayah nontaqliq dapat dimengerti.

4. Diharapkan masyarakat Muslim bisa bersikap kritis dan analis objektib.

5. Menciptakan masyarakat yang berakhlak muliah.

BAB II

ALIRANALIRAN PEMIKIRAN ISLAM

1. A. TeologiPengertian ilmu Kalam (Teologi Islam)

Menuurut Ibnu Kaldum, sebagaimana dikutip A. Hanafi, ilmu kalam adalah ilmuyang berisi alasanalasan yang mempertahankan kepercayaan=kepercayaan imandengan menggunakan dalildalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orangorangyang menyeleweng dari kepercayaankepercayaan aliran golongan salaf dan ahlisunnah.

Setelah itu pula yang mengatakan bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang membicarakanbagaimana menetapkan kepercayaankepercayaan keagamaan dengan buktibuktiyang meyakinkan. Di dalam Ilmu ini dibahas tentang cara ma’rifat (mengetahuisecara mendalam) tentang sifatsifat Allah dan para RasulNya denganmenggunakan dalildalil yang pasti guna mencapai kebahagian hidup abadi. Ilmu initermasuk induk ilmu agama dan paling utama bahkan paling mulia, karenaberkaitan dengan zat Allah, zat para RasulNya.[2]

1. Sejarah Munculnya Teologi

Di masa Nabi Muhammad umat Islam belum mengenal namanya teologi. Karenasumber penyelesaian segala permasalahan masa di tangan Nabi. Setelah wafatnyaNabi barulah mulai muncul sedikit permasalahan yang penyelesaiannya agak rumit.Persoalan pertama itu adalah masalah siapa yang akan menggantingan Nabi. Namunpersoalan ini masi bisa diselesaikan, terpilihnya Abu Bakar menjadi khalifah. Hinggadi zaman Umar bin Khattab persoalan teologi belum muncul.

Persoalan yang benarbenar merisaukan umat Islam setelah wafatnya khalifah yangke3 Utsman bin Affan. Kemudian dilanjutkan oleh Ali bin Abi Thalib. Di manapemerintahan di kala itu sangat kacau balau. Bahkan terjadi di antara umat Islam itusendiri. Yaitu perang jamal, Aisya binti Abu Bakar dengan Ali bin Abi Thalib. Namunperang ini dapat diselesaikan oleh khalifah. Peran selanjutnya dikenal dengan namaperang shiffin terjadi pada abad ke7 M, anatara Ali bin Abi Thalib denganMuawiyah bin Abi Sofyan.

Di sinilah awal perpecahan umat Islam yang benarbenar tampak. Di saat pasukanMuawiyah yang dipimpin oleh Amr bin Ash nyaris mengalami kekalahan, kemudianAmr mengangkat alQur’an sebagai isyarat perdamaian. Usulan ini kemudianditerima. Sehingga diadakan perundingan. Hasilnya Ali diturunkan dari jabatannyadan Muawiyah diangkat menjadi Khalifah.

Dari kelompok Ali tidak sepenuhnya mengikuti keputusan sang khalifah, ada yangsepakat kemudian disebut syi’ah dan yang tidak sepakat disebut khawarij.

Khawarij, dianggap sebagai kelompok politik pertama yang kemudianmemunculkan persoalan teologi yakni tuduhan siapa yang kafir di kalangan kaummuslimin. Mereka memandang bahwa orang yang berdosa besar telah berubahmenjadi kafir. Orangorang yang terlibat dan menyetujui perundingan pascaperangshiffin adalah orangorang berdosa besar.[3] Kelompok inilah yang paling ekstrim,

Page 4: Aliran-Aliran Pemikiran Dalam Islam _ Harkaman

12/13/2015 ALIRANALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM | HARKAMAN

https://harkaman01.wordpress.com/2013/01/08/aliranaliranpemikirandalamislam/ 4/14

mereka menganggap hanya dirinyalah yang benar. Sehingga Ali dan Muawiyah harusdibunuh. Dan hal itu terwujud pada Ali, namun Muawiyah tidak berhasil.

Lebih khususnya mazhab teologi atau ilmu kalam yang pertama dalam Islam adalahQadhariyah dan Jabariyah. Qadhariyah didirikan oleh Ma’bad bin Khalid alJuhani(79 H/699 M) dan Jabariyah Jahm bin Shafwan (127 H/745 M).

1. ALiranaliran Teologi IslamKhawarij

Golongan yang memisahkan diri kelompok Ali bi Abi Thalib, lebih tepatnyakelompok yang tidak sepakat dengan tahkim yang diusulkan oleh kelompokMuawiyah. Kelomapok ini dipelopori oleh Atab bin A’war dan Urwah bin Jarir.

Kelompok ini mempunyai ajaran yang keras yang menjastifikasi Ali dan Muawiyahsebagai pelaku dosa besar. Sehingga darahnya halal dan wajib untuk diperangi. Ataudengan sebutan ajaran khawarij adalah murtakib alakbar.

1. Murji’ah

Tindakan pengkafiran terhadap Ali bi Abi Thalib, Muawiyah bin Abi Sofyan, Amr binAsh, Abu Musa alAsy’ari yang dilakukan oleh kalangan Khawarij, mengundangsikap kekhawatiran di tengah umat Islam. Khususnya para ulama.

Munculnya Murji’ah itu sangat erat kaitannya dengan khawarij, di mana golonganyang dipimpin oleh Ghilan alDimasyai berusaha bersikap netral. Golongan tidaksepaham dengan khwarij yang mengkafirkan para sahabat tersebut.

Pokok ajaran dari golongan ini adalah orang Muslim yang melakukan dosa besartidak boleh dihukumi dengan hukuman dunia, sehingga masuk surga atau nerakatidak bisa ditentukan, karena diakhiratlah nanti yang menjadi sah. Golongan inimemandang orang yang beriman tidak merusak iman ketika berbuat maksiat. Samahalnya dengan ketaatan bagi orang yang kufur.

Iman diartikan sebagai pengetahuan tentang Allah secara mutlak dan kufur adalahketidaktahuan tentang Allah secara mutlak. Oleh karena orang Murji’ahmenganggap iman itu tidak bertambah dan tidak berkurang.

1. Qadariyah

Aliran yang didirikan oleh Ma’bad alJuhani berpandangan bahwa manusiadiberikan kebebasan dalam menentukan hidupnya, tanpa ada campur tanganTuhan. Manusia menentukan segala perbuatan yang dia inginkan.

1. Jabariyah

Golongan ini sangat berbeda dengan paham Qahariyah, karena manusia dianggaptidak mempunyai kehendak. Perbuatan manusia sepenuhnya diatur oleh Tuhan.Golongan yang dibawah oleh Jahm bin Safwan ini, bahkan menyalahkan Tuhan atasperbuatan dosa manusia. Di mana hal itu sudah menjadi setingan Tuhan. Manusiatinggal menjalankan scenario yang telah ada tersebut.

1. Mu’tazilah

Munculnya golongan ini benarbenar membawa sejarah baru, yang berpegangankepada konsep rasionalitas. Bahkan dianggap kedudukan akal sebanding denganwahyu. Pertama kali diperkenalkan oleh Washil bin Atha.

Perinsipperinsip kalam Mu’tazilah terhimpun dalam apa yang disebut alushul alkhamzah atau “pokokpokok yang lima” yaitu attahid, almanzilah bainalmanzilatain, alwa’d wal wa’id, aladl, alamar bil ma’ruf wan nahy anil mungkar.

Atau dapat dirincikan seperti :

1. Keesaan tuhan (altauhid )2. Keadilan tuhan (aladl )3. Janji dan ancaman (alwa’d wa alwaid )4. Posisi diantara dua tempat ( almanzilah bain almanzilatin )5. Amar makruf nahi munkar (alamr bi alma’ruf wa alnahy’an almunkar)

1. Asy’ariyah

Kelompok asy’ariyah berhasil mengukuhkan pemahaman mereka melaluipendekatan rasional dan sistematika yang dilakukan oleh mu’tazilah. Namun fahamfaham ini kemudian juga mengkritik mu’tazilah sendiri.

Dalam hal sifat Tuhan asy’ari berpendapat bahwa Tuhan mempunya sifat sepertiilm, hayat, sama’, bashith dan qudrat. Sifatsifat tersebut bukanlahdzatNya. Kalauiitu dzatNya berarti dzatNya adalah pengetahuan, dan Tuhan sendiri adalahpengetahuan. Tuhan bukanlah ilmu melainkan ‘alim (yang mengetahui).[4]

Page 5: Aliran-Aliran Pemikiran Dalam Islam _ Harkaman

12/13/2015 ALIRANALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM | HARKAMAN

https://harkaman01.wordpress.com/2013/01/08/aliranaliranpemikirandalamislam/ 5/14

Tokohtokoh aliran asy’ariyah yang terkemuka setelah Abu Hasan adalah alBaqillani, alJuwaeni, dan alGhazali. Tokoh yang disebut terakhir dapat disebutsebagai tokoh yang berpengaruh besar dalm menybarkan faham asy’ariyah.[5]

1. Metode Ilmu Kalam

Dari uaraian pemikiran kalam di atas setidaknya kita dapat menunjukkan bahwapembicaraan kalam itu biasa menyangkut halhal berikut:

Konsep Iman

Konsep keesaan Tuhan

Konsep kehendak Mutlak Tuhan

Konsep Kehendak Bebas Manusia

Konsep Keadilan Tuhan

Konsep Kasb Manusia

Konsep Meliahat Tuhan di Akhirat

Konsep Janji dan Anacaman Tuhan

Konsep Urgensi Wahyu

Konsep Statu alQur’an[6]

Persoalan pertama, apakah konsep iman itu dengan ucapan, perbuatan atau ucapandan perbuatan. Jika hanya sekadar ucapan, maka perbuatan tidak penting, karenatidak mempengaruhi. Sebaliknya dengan perbuatan dan ucapan tidak penting. Akantetapi dengan ucapan dan perbuatan, maka ucapan yang harus diikuti olehperbuatan. Adapun perihal penelitian terhadap metode kalam seseorang, maka halyang pertama harus dilakukan dan paling menentukan adalah sepuluh konseptersebut di atas. Yang manakah dianut oleh orang yang akan diteliti.

Abuddin Nata dalam bukunya “Metode Studi Islam” membagi metode itu menjadidua, Penelitian Pemula dan Penelitian Lanjutan.

Penelitian Pemula

Pada tahap ini hanya tataran membangun ilmu kalam menjadi sebuah disiplin ilmupengetahuan dengan merujuk kepada alQur’an dan hadits dan berbagai pendapataliran teologi.

Sebagai contoh yaitu model alGhazali (w.111 M). Imam alGhazali yang pernahbelajar kepada imam alharamain sebagaiamana disebutkan di atas, dan dikenalsebagai Hujjatu lislam telah pula menulis buku berjudul alIqtisad fi alI’tiqad dantelah diterbitkan pada tahun 1962 di Mesir. Dalam buku ini di bahas tentangperlunya ilmu sebagai fardhu kifayah, pembahasan tentang zat Allah, tentangqadimnya alam, tentang bahwa penciptaan alam tidak memiliki jisim, karena jisimmemerlukan pada materi dan bentuk; dan penetapan tentang kenabian MuhammadSAW.[7]

Penelitian lanjutan

Pada tahapan penelitian lanjutan, akan dideskripsikan adanya ilmu kalam. Denganrujukan pada penelitian tahapan pertama. Para peneliti mencoba deskripsi, analisis,klasisifikasi dan generalisasi.

Sebagai contoh model Abu Zahrah. Abu Zahrah mencoba melakukan penelitianterhadap berbagai aliran dalam bidang politik dan teologi yang dituangkan dalamkaryanya berjudul Tarikh alMazahib alIslamiyah fi alSiyasah wal ‘Aqaid.Pernmasalahannya. Teologi yang diangkat dalam penelitiannya ini sekitar masalahobjekobjek yang dijadikan pangkal pertentangan oleh berbagai aliran dalam bidangpolitik yang berdampak pada masalah teologi. Selanjutnya, dikemukakan pulatentang berabagai aliran mazhab Syi’ah yang mencapai dua belas golongan,diantaranya AlSabaiyah, AlGhurabiyah, golongan yang keluar dari Syi’ah, AlKisaniyah, AlZaidiyah, Itsna Asyariyah, AlImamiyah, Isma’iliyah. Selanjutnyadikemukakan pula aliran Khawarij dengan berbagai sektenya yang jumlahnyamencapai enam aliran; jabariyah dan Qadariyah, Mu’tazilah, dan Asy’ariyah lengkapdengan berbagai pandangan teologinya.[8]

1. B. Politik

Dalam domain, sebagaiamana halnya dalam bidang sosial dan ekonomi, adakerangka kerja dari titik acuan Islam yang ditentukan oleh alQur’an dan sunnahyang lebih kurang bersesuaian dengan status hukum dasarkonstitusi (di mana iamembuat formasinya)vivavis perundangundangan nasional.[9]

Oleh karena itu banyak hal yang harus di titik beratkan dalam pembahasan politik.Khususnya pada kajian metodologi. Sorotan harus berfokus pada permasalahanyang semestinya menjadi pembahasan utama. Jangan keluar dari focuspembahasan. Mengingat khasanah pendidikan keislaman adalah hal yang sangat

Page 6: Aliran-Aliran Pemikiran Dalam Islam _ Harkaman

12/13/2015 ALIRANALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM | HARKAMAN

https://harkaman01.wordpress.com/2013/01/08/aliranaliranpemikirandalamislam/ 6/14

urgen.

1. Pengertian Politik

Dalam kamus umum bahasa Indonesia, karangan W.J.S Poerwadarminta, politikdiartikan sebagai pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, sepertitatacara pemerintahan, dasardasar pemerintahan dan sebagainya; dan dapat pulaberarti segala urusan dan tindakan (kebijaksanaan), siasat dan sebagainya mengenaipemerintahan sesuatu negara atau terhadap sesuatu lain.

Selanjutnya sebagai suatu system politik, politik adalah suatu konsepsi yangberisikan antara antara lain ketentuanketentuan tentang siapa sumber kekuasaannegara; siapa pelaksana kekuasaan tersebut; apa dasar dan bagaimana cara untukmenentukan serta kepada siapa kewenangan melaksanaka kekuasaan itu diberikan;kepada siapa pelaksanaan kekuasaan itu bertanggung jawab dan bagaimana bentuktanggung jawabnya.[10]

Sedangkan dalam Islam politik diwakili oleh kata siyasah dan daulah; dan iniberkaitan dengan politik keadilan dan musyawarah. Walau pada awalnya tidakdigunakan untuk masalah politik. Kata siyasah ini dijumpai pada persoalan hukum,makanya dalam Islam ada istilah fiqh siyasah. Demikian juga kata daulahdigunakan pada persoalan penguasaan harta. Misalnya zakat, hak asuh anak danlainlain. Namun dalam perkembangannya, kemudian kata siyasah mempunyaimakna yang mengatur persoalan pemerintahan atau masalah kenegaraan.

1. Eksistensi Politik dalam Islam

Minimnya pengetahuan tentang hal tersebut, membuat masyarakat pada umumnyamenganggap antara politik dan agama adalah suatu hal yang tidak relasi. Merekatidak menyadari bahwa Islam bukan hanya sekadar agama, akan tetapi sebuahkomunitas. Banyak orang yang beragama Islam, tapi pemahaman yang mereka bawaadalah pemahaman individual.

Persoalan yang pertama muncul dalam Islam adalah persoalan politik. Ketika nabiberada di Madinah kedudukan beliau bukan hanya sebagai pemimpin agama, tetapijuga sebagai kepala pemerintahan. Ini adalah sejarah Islam yang telah terjadi dimasa lalu.

Sistem pemerintahan yang dibentuk oleh Nabi inilah berhasil mengharmoniskanmasyarakat madinah yang flural. Kita kenal “Piagam Madinah”, sebuah konsep yangdibangun melampaui kemodernan pada zamannya. Sehingga dikenallah orang yanghidup di zaman itu, sebagai Masyarakat Madani.

Dan setelah wafatnya Nabi, ini terus berlangsung. Di mana pemerintahan dipengangoleh para khulafu rasyidin secara bergantian. Hingga munculnya teori politik.

1. Modelmodel Penelitian Politik

MenurutAlfian, permasalahan politik dapat dikaji melalui berbagai macampendekatan. Ia dapat dipelajari dari sudut kekuasaan. Struktur politik, partisipasipolitik, komunikasi politik, dan juga kebudayaan politik.[11]

Saya akan memperkenalkan metode yang dilakukan oleh M. Syafi’I Ma’arif danharry J. Benda.

1. M. Syafi’I Ma’arif

Dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan yang handal dan denganpendekatan normatif historis tersebut, Syafi’I Ma’arif berhasil mengeksplorasi umatIslam Indonesia pada abad ke20.

Hasil penelitian tersebut dituangkan dalam lima bab yang saling berhubungansecara organic dan logis. Bab I adalah pendahuluan. Pada bagian ini iamengemukakan pengertian singkat dan tempat tentang alQur’an dan sunnah Nabi yang bertalian dengan dengan topic kajiannya. Selanjutnya diikuti dengan Bab IIyang mengemukakan secara hatihati teoriteori politik yang dirumuskan para yurisMuslim abad pertengahan dan sarjanasarjana serta pemikir Muslim modern. PadaBab III bertitik berat pada mendekati Islam Indonesia di abad ke20, yang tidak sajabersifat deskriptif historis, tetapi juga analisis evaluative. Bab ini menurutnyadimaksudkan untuk memberikan suatu latar belakang sejarah yang konprehensifterhadap topic yang dibacakan. Penyajian Islam menurut, lebih diberikan padapenyajian Islam sebagai sutu kekuatan pembebas.

Selanjutnya pada Bab IV, ia menguraikan secara kritis masalah yang sangat krusial,yaitu pengajuan Islam sebagai dasar falsafah negara oleh partaipartai islam dantantangan kelompok nasionalisme republic Indonesia. Perbenturan ideology antarakedua kekuatan politik itu sangat mewarnai iklim demokrasi Indonesia pada bagianakhir tahun 1950an, sedangkan dampaknya masih terasa sampai hari ini. Prospekdan kemungkinankemungkinan hari depan Islam di Indonesia juga dimaksud dalamBab IV. Sedangkan Bab V sebagai kesimpulan dari penelitiannya.

Page 7: Aliran-Aliran Pemikiran Dalam Islam _ Harkaman

12/13/2015 ALIRANALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM | HARKAMAN

https://harkaman01.wordpress.com/2013/01/08/aliranaliranpemikirandalamislam/ 7/14

1. Model Harry J. Benda

Harry J. Benda melakukan penelitian politik dengan menggunakan pendekatanhistoris normatif. Hal ini terbukti dengan adanya judul buku yang diterbitkandengan judul Bulan Sabit dan Matahari Terbit Islam di Indonesia pada masapendudukan jepang, diterjemahkan oleh Daniel Dhakidae, sebelumnya judul aslibuku tersebut adalah The Crescent and The Rising Sun yang diterbitkan olehPustaka Jaya pada tahun 1980.

Penelitian tersebut mengupayakan mengumpulkan informasi setelah terjadinyaperang, berusaha mencari catatan kependudukan. Menurutnya pada masa Jepangberbeda dengan masa colonial Belanda. Dan khususnya perkembangan islam diIndonesia selama bertahuntahun, tidak mendapat perhatian khusus di kalanganpenulis.

C. Tasawuf

Islam adalah agama yang bersifat universal dan mencakup berbagai jawaban atasberbagai kebutuhan manusia selain menghendaki kebersihan lahiriah jugamenghendaki kebersihan batiniah, lantaran penilain yang sesungguhnya dalamIslam diberikan pada aspek batinnya. Hal ini misalnya terlihat pada salah satu syaratditerimanya amal ibadah, yaitu harus disertai niat.

Melalui studi tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang caracara melakukanpembersihan diri serta mengamalkan secara benar. Dari pengetahuan inidiharapkan ia akan tampil sebagai orang yang pandai mengendalikan dirinya padasaat ia berinteraksi dengan orang lain, atau pada saat melakukan berbagai aktifitasdunia yang menuntut kejujuran, keikhlasan, tanggung jawab, kepercayaan dansebagainya.

1. Pengertian Tasawuf

Dari segi kebahasaan (linguistik) terdapat sejumlah kata atau istilah yangdihubungkan orang dengan tasawuf. Harun Nasution misalnya menyebutkan limaistilah yang berhubungan dengan tasawuf, yaitu alsuffah (ahl alsuffah) yaituorang yang ikut pindah dengan Nabi dari Makkah ke Madinah, saf yaitu barisanyang dijumpai dalam melaksanakan shalat berjama’ah, sufi yaitu bersih dan suci,sophos (bahasa Yunani:hikmah), dan suf (kain wol kasar).[12]

Jika diperhatikan secara saksama, tampak kelima istilah tersebut bertemakantentang sifatsifat dan keadaan yang terpuji, sederhana dan kedekatan denganTuhan. Kata ahl alsuffah misalnya menggambarkan keadaan orang yangmencurahkan jiwa raganya, harta benda dan lainnya hanya untuk Allah. Mereka relameninggalkan kampung halamannya, rumah, kekayaan, harta benda dan sebagainyayang ada di Makkah untuk ditinggalkan karena ikut hijrah bersama Nabi keMadinah. Tanpa ada unsur iman dan keinginan untuk mendekatkan diri kepadaAllah, tidaklah mungkin hal demikian mereka lakukan.

Selanjutnya kata saf juga menggambarkan keadaan orang yang selalu berada dibarisan depan dalam beribadah kepada Allah dan melakukan amal kebajikanlainnya. Demikian pula kata sufi yang berarti bersih, suci dan murnimenggambarkan orang yang selalu memelihara dirinya dari perbuatan dosa yangdilarang oleh Allah dan RasulNya. Selanjutnya kata suf yang berarti kain wol yangkasar menggambarkan orang yang hidupnya serba sederhana, tidak mengutamakankepentingan dunia, tidak mau diperbudak oleh harta yang menjerumuskan dirinyadan membawa ia lupa akan tujuan hidupnya, yakni beribadah kepada Allah.Demikian pula kata sophos yang berarti hikmah juga menggambarkan keadaanorang yang jiwanya senantiasa cenderung kepada kebenaran.

Dengan demikian dari segi kebahasan tasawuf menggambarkan keadaan yang selaluberorientasi kepada kesucian jiwa, mengutamakan kebenaran dan rela berkorbandemi tujuantujuan yang lebih mulia disisi Allah. Sikap demikian pada akhirnyamembawa seseorang berjiwa tangguh, memiliki daya tangkal yang kuat dan efektifterhadap berbagai godaan hidup yang menyesatkan.

Tasawuf dari segi istilah terdapat tiga sudut pandang yang digunakan para ahliuntuk mendefinisikan tasawuf. Pertama, sudut pandang manusia sebagai makhlukterbatas; kedua, sudut pandang manusia sebagai makhluk yang harus berjuang; danketiga, sudut pandang manusia sebagai makhluk bertuhan.

Jika dilihat dari sudut pandang manusia sebagai makhluk yang terbatas, tasawufdapat didefinisikan sebagai upaya menyucikan diri dengan cara menjauhkanpengaruh kehidupan dunia dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah.Selanjutnya, jika sudut pandang yang digunakan adalah pandangan bahwa manusiasebagai makhluk yang harus berjuang, tasawuf dapat didefinisikan sebagai upayamemperindah diri dengan akhlak yang bersumber pada ajaran agama dalam rangkamendekatkan diri kepada Allah Swt. Dan jika sudut pandang yang digunakan adalahmanusia sebagai makhluk bertuhan, tasawuf dapat didefinisikan sebagai kesadaranfitrah (perasaan percaya kepada Tuhan) yang dapat mengarahkan jiwa agar selalutertuju kepada kegiatankegiatan yang dapat menghubungkan manusia denganTuhan.

Page 8: Aliran-Aliran Pemikiran Dalam Islam _ Harkaman

12/13/2015 ALIRANALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM | HARKAMAN

https://harkaman01.wordpress.com/2013/01/08/aliranaliranpemikirandalamislam/ 8/14

Jika ketiga definisi tasawuf tersebut satu dan lainnya dihubungkan, segera tampakbahwa tasawuf pada intinya adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatanyang dapat membebaskan diri manusia dari pengaruh kehidupan duniawi, selaludekat dengan Allah, sehingga jiwanya bersih dan memancarkan akhlak mulia.Tasawuf secara hakiki memasuki fungsinya dalam mengingatkan kembali manusiasiapa ia sebenarnya.

Tasawuf atau sufisme adalah salah satu dari jalan yang diletakkan Tuhan di dalamlubuk Islam dalam rangka menunjukkan mungkinnya pelaksaan kehidupan rohanibagi jutaan manusia yang sejati yang telah berabadabad mengikuti dan terusmengikuti agama yang diajarkan AlQur’an.

Dengan menempatkan pengertian yang proporsional sebagaimana telah disebutkandi atas, tampak tasawuf tidak mengesankan keterbelakangan, kemunduran, atausemacamnya, melainkan justru memperlihatkan ketangguhan jiwa dalammenghadapi berbagai problema hidup yang senantiasa datang silih berganti.

1. 2. Tokohtokoh Tasawuf dalam Sejarah

Tokohtokoh tasawuf yang terkenal dalam sejarah antara lain Hasan alBashri,Ibrahim bin Adham, Rabiah alAdawiyah, Abu Yazid alBustami, Zunnun alMishri,Ibn Arabi, dan alGhazali. [13]

Kemunculan para sufi sebagiannya telah membuka perdebatan yang sengit dengankaum syari’at. Mereka dituduh mengabaikan syari’at dengan ungkapanungkapanyang menjurus syirik. Hal tersebut akibat perbedaan yang jauh antara pengalamanspiritual yang diperoleh kaum sufi dengan patokanpatokan baku hukum fiqih yangtanpa kompromi. Tak dapat diabaikan faktor polotok yang turut memperkuatpenghakiman sebagai menyimpang terhadap kaum sufi seperti yang menimpa alHajjaj.

Hasan alBashri lahir di Madinah pada 21 H/642 M dan wafat di Bashra pada 110H/729 M. ia tumbuh dalam lingkungan yang shaleh dan memiliki pengetahuankeagamaan yang mendalam. Ia banyak belajar dari Ali bin Abi Thalib dan Huzaifahbin alYaman, dua sahabat Nabi yang banyak menimba pengetahuan kerohanian.

Rabi’ah alAdawiyah yang wafat pada tahun 801 M memiliki ajaran alMahabbah.Bagi Rabi’ah, zuhud dilandasi oleh mahabbah (rasa cinta) yang mendalam.Kepatuhan kepada Allah Swt. pada pemikiran tasawufnya bukanlah tujuan karena iatidak mengharapkan nikmat surga dan tidak takut azab neraka tetapi ia mematuhiNya karena cinta kepadaNya.

Rabi’ah dilahirkan di Bashra. Kemudian ia hidup sebagai hamba sahaya. Dalamkehidupan demikian, ia menghabiskan waktunya sepanjang malam untuk shalat dandzikir.

Dapat dipastikan bahwa Rabi’ah adalah peletak dasar doktrin almahabbah dalamtasawuf. Menurutnya, cinta kepada Ilahi mempunyai dua bentuk yaitu cinta rindudan cinta karena Dia yang layak dicintai. Menurut alGhazali, mungkin yangdimaksud cinta rindu ialah cinta kepada Allah Swt. karena kabaikan dan karuniaNya kepadanya.

Adapun cinta kepadaNya karena Dia layak dicintai ialah cinta karena keindahandan keagunganNya, yang tersingkap kepadanya. Dan yang terakhir inilah cinta yangpaling lujur dan mendalam serta merupakan kelezatan yang tiada taranya.

Ajaran tasawuf Zunnun alMishri (w. 860 M) adalah alMa’rifah. Bahkan Zunnundisebut sebagai bapak alMa’rifah. Menurutnya, alMa’rifah adalah mengetahuiTuhan dari dekat sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan. Pengetahuan hakikiadalah yang dimiliki kaum sufi dan pengetahuan ini disebut Ma’rifah. Ma’rifahhanya terdapat pada kaum sufi, yang sanggup melihat Tuhan dengan hati sanubarimereka. Ma’rifah dimasukkan Tuhan ke dalam hati seorang sufi sehingga hatinyapenuh dengan cahaya.

Tokoh lain yang mengembangkan tingkat ma’rifat adalah alJunaid alBaghdadi (w.867 M). Menurut alJunaid, manusia memiliki wujud yang lebih riil sebelummendapat wujudnya di dunia ini, yaitu wujud rohani yang disebutnya wujudrabbani, yang diciptakan Tuhan di dalam azal dan bagi azal. Dengan wujud rabbaniitulah manusia dapat mengenal Tuhan secara langsung yang disebut ma’rifat.Apabila ma’rifat itu telah tercapai maka itulah saatnya diri yang mengenalkehilangan wujudnya dalam Wujud Yang Dikenal. Karena itu dalam pandanganorang arif yang sudah sampai ke taraf demikian, yang ada hanya satu, Allah Swt.

Ajaran tasawuf Abu Yazid alBustami (w. 874 M) adalah alFana walBaqa. Yangdimaksud alFana adalah penghancuran diri (alfana aninnafs). Artinya adalahhancurnya perasaan atau kesadaran tentang adanya tubuh kasar manusia. Menurutpara sufi, fana berarti sirnanya sifat yang tercela yang dibarengi dengan baqa, yaitumunculnya sifat yang terpuji. Kalau sufi sudah mencapai tingkat ini maka yang akantinggal adalah wujud rohaninya dan ketika itu dapatlah ia bersatu dengan Tuhan.

Page 9: Aliran-Aliran Pemikiran Dalam Islam _ Harkaman

12/13/2015 ALIRANALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM | HARKAMAN

https://harkaman01.wordpress.com/2013/01/08/aliranaliranpemikirandalamislam/ 9/14

Ajaran tasawuf alHajjaj (w. 922 M) adalah alHulul. Yaitu faham bahwa Tuhanmemilih tubuhtubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat di dalamnya,setelah sifatsifat kemanusiaan yang ada dalam tubuh itu dilenyapkan. Menurut alHajjaj, Allah mempunyai dua sifat dasar yaitu ketuhanan lahut dan kemanusiaannasut. Dalam diri manusia terdapat sifat ketuhanan dan dalam diri Tuhan terdapatsifat kemanusiaan. Dengan demikian persatuan antara Tuhan dan manusia bisaterjadi dan persatuan ini mengambil bentuk hulul (mengambil tempat). Pada hululterkandung kefanaan total kehendak manusia dalam kehendak Ilahi. Setiaptindakan manusia berasal dari Tuhan.

AlGhazali tampil dalam khazanah tasawuf sebagai tokoh penengah. Namalengkapnya Abu Hamid Muhammad alGhazali (450 H/1058M505/1111M). Tokohini demikian berpengaruh di dunia Islam. Ia lahir di Thus. Pada waktu muda iabelajar teologi pada alJuwaini di Nisyafur. Ia kemudian menjadi begitu masyhursebagai ahli teologi dan sains agama, sehingga pada usia muda ia diundang keBaghdad untuk menjabat guru besar pada universitas Nizamiyah yang didirikan olehNizam alMulk, seorang wazir Bani Saljuk adalah pengusaha di Baghdad yangmenggantikan Bani Buwayh.

Perjalanan intelektualnya berakhir setelah ia mendalami tasawuf dan tampaknya iamemiliki puncak kepuasannya di dunia tasawuf. Segala jabatan duniawi iatinggalkan kemudian ia memutuskan kembali ke Thus. Karyanya yang palingmonumental adalah Ihya Ulumuddin. Karya yang dapat disebut sebagai magnumopus alGhazali mengenai etika spiritual. AlGhazali menulis karya logika danfilsafat. Namun menurut Nasr kehebatannya di bidang ini bukan dalam mengulasmelainkan memberikan kritik pada pemikiran filsafat.

AlGhazali dapat disebut sebagai tokoh pertama yang mencoba mengkompromikanajaran tasawuf dengan syari’at. Ajaranajaran tasawuf yang mulanya seperti terpisahdari syari’at oleh alGhazali diformulasikan sedemikian rupa sehingga menjadiamalan yang sah di kalangan kaum muslimin sunni. Pada saat yang bersamaan iaberhasil mengurangi pengaruh filsafat Peripatetik di dunia Islam. Bahkan akibatumat Islam tidak lagi menyukai filsafat terdapat beberapa pendapat yangmenyatakan bahwa alGhazali anti intelektual seperti komentar Philip K. Hitti danSultan Takdir Alisyahbana.

Ajaran tasawuf alGhazali tampak jauh berbeda dengan ajaran tasawuf yang lain.Dapat dikatakan bahwa tasawuf alGhazali cenderung ortodokoks dan moderat,sedangkan ajaran tasawuf yang lain cenderung bebas, ekstrim dan dianggap berisikoterhadap kepercayaan seseorang. Hal ini terdapat pada ajaranajaran tasawuf yangdianut oleh Zunnun alMishri, Abu Yazid alBustami dan alHajjaj.

1. Komentar atas Tasawuf

Munculnya ajaranajaran tasawuf ekstrem di atas tampaknya disebabkan olehantiklimaks dari kecenderungan hidup masyarakat yang serba materialistis danmengabaikan nilainilai kemanusiaan serta etika sosial. Terjadinya perilakukehidupan yang keras, pergaulan yang heterogen, persaingan yang kadang menjuruspada permusuhan, serta pengabaian nilainilai spiritual oleh masyarakat pada waktuitu, boleh jadi telah menyebabkan sebagian masyarakat menjadi terasing di tengahkelompoknya.

Kenyataan ini mendorong mereka untuk menemukan jati diri mereka sebenarnya.Maka lari dari kenyataan hidup yang serba duniawi menuju kehidupan asketismemenjadi pilihan mereka yang terbaik.

Dalam ajaran Islam tidak terdapat perintah eksplisit untuk melakukan praktektasauf atau menjadi sufi. Yang dipraktekkan oleh Nabi adalah hidup sederhana,zuhud, dan tidak menjalankan praktek pemborosan. Dengan kata lain, menjadi sufiatau melakukan amalan tasauf lebih sebagai pilihan untuk mengekspresikankeshalehan dan tidak serta merta identik dengan aktualisasi ajaran Islam.

Ibnu Taymiah, seperti dikutip Nurcholish Madjid, menyatakan bahwa“Sesungguhnya Allah dengan kitabNya dan petunjuk NabiNya Saw telah membuatkaum beriman tidak memerlukan apa yang ada dalam ajaran kesufian, yangdianggap orang mampu melembutkan hati dan membersihkannya.

4. Model Penilitian Tasawuf

a. Model Harun Nasution

Harun Nasution, guru besar dalam [14]bidang Teologi dan Filsafat Islam jugamenaruh perhatian terhadap penelitan di bidang tasawuf. Hasil penelitiannya dalambidang tasawuf ia tuangkan antara lain dalam bukunya berjudul Faslsafat danMistisisme dalam Islam, yang diterbitkan oleh Bulan Bintang, Jakarta, terbitanpertama tahun 1973. Penelitian yang dilakukan Harun Nasution pada bidangtasawuf ini mengambil pendekatan tematik, yakni penyajian ajaran tasawufdisajikan dalam tema jalan untuk dekat pada Tuhan, zuhud dan stationstation lain,almahabbah, alma’rifah, alfana’ dan albaqa, alittihad, alhulul dan wahdat alwujud.[1]

Page 10: Aliran-Aliran Pemikiran Dalam Islam _ Harkaman

12/13/2015 ALIRANALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM | HARKAMAN

https://harkaman01.wordpress.com/2013/01/08/aliranaliranpemikirandalamislam/ 10/14

Penelitian yang menggunakan pendekatan tematik tersebut terasa lebih menarikkarena langsung menuju kepada persoalan tasawuf dibandingkan denganpendekatan yang bersifat tokoh. Penelitian tersebut sepenuhnya bersifat deskriptifeksploratif, yakni menggambarkan ajaran sebagaimana adanya denganmengemukakannya sedemikian rupa, walaupun hanya dalam garis besarnya saja.

b. Model A.J. Arberry

Arberry salah seorang peneliti Barat kenamaan, banyak melakukan studi keislaman,termasuk penelitian dalam bidang tasawuf. Dalam bukunya berjudul Pasang SurutAliran Tasawuf, Alberry mencoba menggunakan pendekatan kombinasi yaituantara pendekatan tematik dengan pendekatan tokoh. Dengan pendekatan tersebutia coba mengemukakan tentang firmanTuhan, kehidupan Nabi, para zahid, parasufi, para ahli teori tasawuf, struktur teori tasawuf, struktur teori dan amalantasawuf, tarikat sufi, teosofi dalam aliran tasawuf serta runtuhnya aliran taswuf.

D. Filsafat

Filsafat Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang keberadaannya telahmenimbulkan pro dan kontra. Sebagian mereka berpikiran maju dan bersifat liberalcenderung mau menerima pemikiran filsafat Islam. Sedangkan bagi mereka yangbersifat tradisional yakni berpegang teguh kepada doktrin ajaran AlQur’an dan AlHadits secara tekstual, cenderung kurang mau menerima filsafat bahkanmenolaknya. Dari kedua kelompok tersebut nampak bahwa kelompok terakhirmasih cukup kuat pengaruhnya di masyarakat dibandingkan dengan kelompokpertama.

Berbagai analisis tentang penyebab kurang diterimanya filsafat di kalanganmasyarakat Islam pada umunya adalah karena pengaruh pemikiran AlGhazali yangdianggapnya sebagai pembunuh pemikiran filsafat. Anggapan ini selanjutnya telahpula dibantah oleh pendapat lain yang menyatakan bahwa penyebabnya bukanlahAlGhazali, melainkan sebabsebab lain yang belum jelas.

Dengan mengkaji metodologi penelitian filsafat yang dilakukan para ahli, kita inginmeraih kembali kejayaan Islam di bidang ilmu pengetahuan sebagaimana yangpernah dialami di zaman klasik. Hal ini terasa lebih diperlukan pada saat bangsaIndonesia menghadapi tantangan zaman pada era globalisasi yang demikian berat.

Untuk lebih memberikan pemahaman yang mendalam tentang mengkaji berbagaimetode dan pendekatan yang digunakan para ahli dalam meneliti filsafat Islam,terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian filsafat Islam.

1. Pengertian Filsafat Islam

Dari segi bahasa, filsafat Islam terdiri dari gabungan kata filsafat dan Islam. Katafilsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta, dan sophos yang berarti ilmu atauhikmah. Dengan demikian secara bahasa filsafat berarti cinta terhadap ilmu atauhikmah. AlSyaibani berpendapat bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri,melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkanperhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya.

Selanjutnya kata Islam berasal dari kata bahasa arab yaitu aslama, yuslimu, islamanyang berarti patuh, tunduk, berserah diri. Kata tersebut berasal dari salima yangberarti selamat, sentosa, aman, dan damai. Selanjutnya Islam menjadi suatu istilahatau nama bagi agama yang ajaranajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakatmanusia melalui Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul.

Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para pakar filsafat tentangpengertian filsafat Islam. Pertama, Musa Asy’ari mengatakan bahwa Filsafat Islamitu pada dasarnya merupakan medan pemikiran yang terus berkembang danberubah. Dalam kaitan ini, diperlukan pendekatan historis terhadap Filsafat Islamyang tidak hanya menekankan pada studi tokoh, tetapi yang lebih penting adalahmemahami proses dialektik pemikiran yang berkembang melalui kajiankajiantematik atas persoalanpersoalan yang terjadi pada setiap zaman. Musa Asy’ariberpendapat lagi bahwa filsafat Islam dapatlah diartikan sebagai kegiatan pemikiranyang bercorak Islami. Islam di sini menjadi jiwa yang mewarnai suatu pemikiran.

Kedua, Amin Abdullah mengemukakan pendapatnya yang mengatakan bahwameskipun saya tidak percaya untuk mengatakan bahwa filsafat Islam tidak lain dantidak bukan adalah rumusan pemikiran Muslim yang ditempeli begitu saja dengankonsep filsafat Yunani, namun sejarah mencatat bahwa mata rantai yangmenghubungkan gerakan pemikiran filsafat Islam era kerajaan Abbasiyah dan dunialuar di wilayah Islam.

Ketiga, menurut Damardjati Supadjar yang mengatakan bahwa dalam istilahfilsafat Islam terdapat dua kemungkinan pemahaman konotatif. Pertama, filsafatIslam dalam arti filsafat tentang Islam ( Pholosophy of Islam). Dalam hal ini Islammenjadi bahan telaah, objek material suatu studi dengan sudut pandang atau obkeformalnya, yaitu filsafat.Kedua, ialah filsafat Islam dalam arti Islamic Philosophy,yaitu suatu filsafat yang Islami. Di sini Islam menjadi genetivus subjektivus, artinyakebenaran Islam terbabar pada dataran kefilsafatan.

Page 11: Aliran-Aliran Pemikiran Dalam Islam _ Harkaman

12/13/2015 ALIRANALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM | HARKAMAN

https://harkaman01.wordpress.com/2013/01/08/aliranaliranpemikirandalamislam/ 11/14

2. Aliran Utama Pemikiran Filsafat

a. Rasionalisme

Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.Pengetahuan yang benar diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuanmelalui kegiatan menangkap objek. Bagi aliran ini kekeliruan pada aliran empirismeyang disebabkan oleh kelemahan indera dapat dikoreksi, seandainya akaldigunakan. Fungsi pancaindera adalah untuk memperoleh datadata dari alam nyatadan akal menghubungkan datadata itu satu dengan yang lain.

Para penganut rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan kesesatan terletak dalamide. Kebenaran mengandung makna ide yang sesuai dengan atau yang menunjukkepada kenyataan,

Descartes seorang pelopor rasionalisme, tidak ragu bahwa ia ragu. Kebenaranadalah cahaya terang dari akal budi sebagai halhal yang tidak dapat diragukan. Ideadalah bukanlah ciptaan manusia, fungsi pikiran manusia hanyalah untuk mengenaliprinsipprinsip tersebut lalu menjadikannya pengethuan.

Kelemahan rasionalisme adalah criteria untuk mengetahui kebenaran dari suatu ideyang menurut seseorang jelas tetapi menurut orang lain tidak. Jadi masalahutamanya adalah evaluasi kebenaran dari premispremis yang digunakan.

b. Empirisme

Empirisme berasal dari bahasa Yunani yaitu Empeirikos artinya pengalaman.Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya.Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman inderawi. Namun hasil tangkapaninderawi masingmasing individu dapat berbeda karena terbatas pada sensiblitasorganorgan tertentu.

Aliran empirisme memandang bahwa ilmu pengetahuan diturunkan daripengalaman yang kita alami selama hidup kita. Di sini, pernyataan ilmiah berartiharus berdasarkan dari pengamatan atau pengalaman. Hipotesa ilmiahdikembangkan dan diuji dengan metode empiris, melalui berbagai pengamatan daneksperimentasi. Setelah pengamatan dan eksperimentasi ini dapat selalu diulangdan mendapatkan hasil yang konsisten, hasil ini dapat dianggap sebagai bukti yangdapat digunakan untuk mengembangkan teoriteori yang bertujuan untukmenjelaskan fenomena alam.Contoh : Bagaimana orang mengetahui bahwa e situ dingin. Seorang empiris akanmengatakan bahwa “karena saya merasakan hal itu. Dalam pernyataan tersebutterdapat tiga unsur yaitu : Mengetahui (subjek), yang diketahui (objek), dan cara diamengetahui (metode).

John Locke (16321704), bapak empiris Britania mengemukakan teori tabula rasa(sejenis buku catatan kosong). Maksudnya manusia pada mulanya kosong daripengetahuan, lantas pengalaman mengisi jiwanya, maka ia kemudian memilikipengetahuan.

David Hume menyatakan bahwa manusia tidak membawa pengetahuan bawaandalam hidupnya. Berdasarkan teori ini, akan hanya mengelola konsep gagasaninderawi, menyusun atau membagibaginya. Jadi dalam empirisme, sumber utamauntuk memperoleh pengetahuan adalah data empiris yang diperoleh daripancaindera.

Kelemahan aliran empirisme antara lain :

Indera terbatas, benda yg jauh kelihatan kecil ternyata tidak.

Indera menipu, pada org yang sakit demam, udara akan terasa dingin.

Objek menipu misalnya pada fatamorgana atau ilusi.

Berasal dari indera dan objek sekaligus. Misalnya mata tidak mampu melihatseekor kerbau secara keseluruhan.

c. Idealisme

Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benarbenar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah prosesprosesmental atau psikologis yang bersifat subjektif. Oleh karena itu pengetahuanmenurut teori ini tidak menggambarkan hakikat kebenaran, yang diberikan olehpengetahuan hanyalah gambaran menurut pendapat atau penglihatan orang(subjek).

Idealisme subjektif akan menimbulkan kebenaran yang relative karena setiapindividu berhak menolak kebenaran yang datang dari luar dirinya, sehinggakebenaran universal tidak diakui. Oleh karena itu kebenaran agama dan aturankemasyarakatan hanya bisa benar untuk kelompok tertentu dan tidak berlaku bagikelompok lain.

Follow

Follow“HARKAMAN”Get every new post deliveredto your Inbox.

Join 25 other followers

Enter your email address

Sign me up

Build a website with WordPress.com

Page 12: Aliran-Aliran Pemikiran Dalam Islam _ Harkaman

12/13/2015 ALIRANALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM | HARKAMAN

https://harkaman01.wordpress.com/2013/01/08/aliranaliranpemikirandalamislam/ 12/14

3. Modelmodel Penelitian Filsafat Islam

Model penelitian filsafat islam yang dilakukan para ahli dengan tujuan untukdijadikan bahan perbandingan bagi pengembangan filsafat islam selanjutnya.

1. Model M. Amin Abdullah

Dalam rangka penulisan desertasinya, M. Amin Abdullah mengambil bidangpenelitiannya pada maslah filsafat islam. Hasil penelitiannya ia tuangkang dalambukunya berjudul The Idea of Universality Ethical Norm In Ghazali and Kant danStudi Agama Normativitas atau Historisitas?, dalam bukunya “Studi AgamaNormativitas atau Historisitas” M. Amin Abdullah mengatakan ada kekaburan dankesimpangsiuran yang patut disayangkan didalam cara berfikir kita, tidak terkecualidi lingkungan perguruan tinggi dan kalangan akademis. Tampaknya kita suliotmembedakan antara filsafat dasn sejarah filsafat; antara filsafat islam dan sejarahfilsafat islam. Biasanya kita korbankan kajian filsafat, karena kita selalu dihantuioleh trauma sejarah abad peretngahan, ketika sejarah filsafat islam diwarnai olehpertentangan pendapat dan perhelatan pemikiran antara AlGhozali dan Ibn Sina,yang sangat menentukan jalannya sejarah pemikiran umat islam.

Kritik Amin Abdullah timbul setelah ia melihat melalui penelitian, bahwa sebagianpenelitian filsafat islam yang dilakukan para ahli selama ini berkisar pada msalahsejarah filsafat islam, dan bukan pada materi filsafatnya itu sendiri.

1. Model Otto Horrassowitz, Majid Fakhry dan Hrun Nasution

Dalam bukunya berjudul History of Muslim Philosophy, yang diterjemahkan dandisunting oleh M.M Syarif kedalam bahasa Indonesia menjadi Para Filosf Muslim,Otto Horrassowitz telah melakukan penelitian terhadap seluruh pemikiran filsafatislam yang berasal dari tokohtokoh filosof abad klasik, yaitu AlKindi, AlRazi, AlFarabi, Ibn Miskawih, Ibn Sina, Ibn Bajjah, Ibn Tufail, Ibn Rusyd, dan Nasir AlDinAlTusi. Dari AlKindi dijumpai pemikiran filsafat tentang Tuhan, keterhinggaaan,ruh dan akal. Dari AlRazi dijumpai pemikiran filsafat tentang teologi, moral,metode, metafisika, Tuhan, ruh, materi, ruang, dan waktu. Selanjutnya, dari AlFarabi dijumpai pemikiran filsafat tentang logika, kesatuan filsafat, teori sepuluhkecerdasan, teori tentang akal, teori tentang kenabian, serta penafsiran atas alQu’an.

Selain mengemukakan berbagai pemikiran filosofis sebagaimana tersebut diatas,Horrassaowitz juga mengemukakan mengenai riwayat hidup serta karya tulis darimasingmasing tokoh tersebut.

Dengan demikian jelas terlihat bahwa penelitiannya termasuk penelitian kualitatif.Sumbernya kajian pustaka. Metodenya deskriptis analitis, sedangkanpendekatannya historis dan tokoh. Yaitu bahwa apa yang disajikan berdasarkandatadata yang ditulis terdahulu, sedangkan titik kajiannya adalah tokoh.

E. Hukum

Terdapat dua dimensi dalam memahami hukum islam. Pertama, hukum islamberdimensi illahiyah, karena ia diyakini sebagai ajaran yang bersumber dari YangMahasuci, Mahasempurna, dan Mahabenar. Dalam dimensi ini, hukum islamdiyakini oleh umat islam sebagai agama yang sucikarena bersumber dari YangMaha Sucidan sakralitasnya senantiasa dijaga. Dalam pengertian seperti ini, hukumislam dipahami sebagai syari’at yang cakupannya begitu luas, tidak hanya sebataspada fikih dalam artian terminologi. Ia mencakup bidang keyakinan, amaliah, danakhlak. Kedua, hukum islam berdimensi insaniyah. Dalam dimensi ini, hukumislam merupakan upaya manusia secara sungguhsungguh untuk memahamiajaranyang dinilai suci dengan melakukan dua pendekatan, yaitu pendekatan kebahasaandan pendekatan maqasid. Dalam dimensi ini, hukum islam dipahami sebagai produkpemikiran yang dilakukan dengan berbagai pendekatan yang dikenal dengansebutan ijtihad atau pada tingkat yang lebih teknis disebut istinbath alahkam.

1. Perinsipperinsip Hukum

Mu’arikh hukum islam menjelaskan berbagai prinsip hukum islam. Prinsipprinsiphukum Islam yang dijelaskan mu’arikh adalah sebagai berikut.

1. Menegakkan mashlahat

Mashlahat berasal dari kata alishlah yang berarti damai dan tenteram. Damai berorientasi pada psikis. Adapun mashlahat secara terminologi adalah

“ Perolehan manfaat dan penolakan terhadap kesulitan”

(Alsyathibi, 11, 1341 H:

1. Menegakkan keadialan (tahqiq aladalah)

Keadilan memiliki beberapa arti. Secara bahasa, adil, adalah melekkan sesuatu pada

Page 13: Aliran-Aliran Pemikiran Dalam Islam _ Harkaman

12/13/2015 ALIRANALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM | HARKAMAN

https://harkaman01.wordpress.com/2013/01/08/aliranaliranpemikirandalamislam/ 13/14

tempatnya (wadl’ alsyai’ fi mahalih). Murtadha Muthahhari(19201979),sebagaimana dikutip oleh Nurcholis Madjid (1992:5126), menjelaskan bahwapengertian pokok keadilan adalah sebagai berikut.

1. Perimbangan atau keadaan seimbang (mauzun). Dalam makna ini, keadilanantonim dengan kekacauan atau ketidakadilaan (altanasub).

2. Persamaan (musawah) atau ketidakadaan diskriminasi dalam bentuk apapun.Hal ini didasarkan pada prinsip demokrasi dan Universal Declaration ofHuman Right (UDHR) yang dibangun atas dasar persamaan.

3. Penunaian hak sesuai dengan kewajiban yang diemban.

4. Keadilan Allah, yaitu kemurahanNya dalam melimpahkan rahmat kepadaseseorang sesuai dengan tingkat kesediaan yang dimilikinya.

1. Tidak menyulitkan (‘adam alharaj)

Alharaj memiliki beberapa arti, diantaranya sempit, sesat, paksa, dan berat.

Adapun terminologinya adalah “ segala sesuatu yang menyulitkan badan, jiwa, atauharta secara berlebihan, baik sekarang maupun dikemudian hari. (Shalih ibn‘Abdullah ibn Hamid, 1416 H:48).

1. Menyedikitkan beban (taqlil altakalif)

Taklif secara bahasa berarti beban. Arti etimologinya adalah menyedikitkan.Adapun secara istilah, yang dimaksud taklif adalah “ Tuntutan Allah untuk berbuatsehingga dipandang taat dan tuntutan untuk menjahui cegahan Allah. (Wahbah alZuhaili,1,1986:134)

1. Berangsurangsur (tadrijiyah)

Hukum tadrijiah adalah hukum yang bertahap. Hukum tadrijiah ditetapkan sesuaidengan kesiapan atau kematangan manusia untuk bisa menerima hukum yang akanditetapkan. Diantara bidang hukum yang ditetapkan secara berangsur adalahsebagai berikut.

Pengharaman riba’. Pada awalnya, riba hanya dikatakan sebagai perbuatantercela. Kemudian, dinyatakan bahwa riba’ yang diharamkan adalah yangberlipat ganda. Dan yang terakhir, riba’ diharamkan secara keseluruhan.

Pengharaman khamr. Pada awalnya, meminum khamr dipandang tercelauntuk dilakukan karena lebih banyak mudharotnya dari pada manfaatnya.Selanjutnya, disebutkan bahwa orang yang hendak melakukan sholat dilarangmeminum khomar.

Dan yang terakhir, dengan tegasnya Allah melarang meminum khomar.

Prinsip tadrijiyah memberikan jalan kepada kita untuk melakukan pembaruankarena hidup manusia mengalami perubahan. Dan agar manusia tidak merasalangsung terbebani.

1. Periodisasi Sejarah Hukum Islam

Pada dasarnya, sejarah merupakan penafsiran terhadap peristiwa zaman lampauyang dipelajari secara kronologis. Ulama berbeda pendapat tentang sejarahperiodisasi hukum islam.

Menurut ‘Abdul Wahab Khallaf, ia menetapkan bahwa periodisasi sejarah hukumislam adalah sebagai berikut.

1. Hukum islam zaman Rasul

2. Hukum islam zaman sahabat

3. Hukum islam zaman imam pendiri mazhab

4. Hukum islam zaman statis (jumud)

Mushthafa Sa’id alKhinn (1984: 134) berpendapat bahwa periodisasi hukum islamadalah sebagai berikit.

1. Hukum islam zaman Rasul

2. Hukum islam zaman sahabat

3. Hukum islam zaman tabi’in

4. Hukum islam zaman taklid

5. Hukum islam zaman sekarang

1. Kegunaan Sejarah Studi Hukum Islam

Sebagaimana dalam ‘ulum alQur’an terdapat didalamnya ilmu asbabun nuzul dan

Page 14: Aliran-Aliran Pemikiran Dalam Islam _ Harkaman

12/13/2015 ALIRANALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM | HARKAMAN

https://harkaman01.wordpress.com/2013/01/08/aliranaliranpemikirandalamislam/ 14/14

didalam ilmu hadits terdapat asbabul wurud, begitu juga didalam memahami hukumislam. Dalam memahami hukum islam kita perlu mengetahui latar belakangterbentuknya atau munculnya suatu hukum. Terkadang karena salah dalammemahami suatu hukum, itu akan melahirkan kecenderungan merasa benar sendiridan cenderung ” ekstrem”. Karena itu, memahami hukum islam dengan mengetahuilatar belakang pembentukannya menjadi penting agar kita tidak “keliru” dalammemahami hukum islam.

Dengan demikian, diantara kegunaan mempelajari sejarah hukum islam, palingtidak, adalah dapat melahirkan sikap hidup yang toleran, dan dapat mewarisipemikiran ulama klasik dan langkahlangkah ijtihadnya, serta dapatmengembangkan gagasannya.

BAB III

PENUTUP

1. A. Kesimpulan

Sejarah merekam bahwa Islam sebagai agama Universal justru mendapat tantangandari dirinya sendiri (Universalitas). Setiap pemeluk islam jika melihat ke dalamkeluasan aspek dan pembahasannya maka meniscayakan beragamnya pendapat danpandangan , tak ayalnya samudera tak bertepi, islam berusaha untuk selalu“diarungi” sejauh dan sedalam mungkin. Maka dari itu, kita melihat banyaknyakaum muslimin baik perorangan atau kelompok yang senantiasa berusaha sekuatmungkin untuk menemukan hakikat ajarannya yang Universal. Tak heran jikaterjadi gesekan pandangan dan perbedaan pendapat yang mengemuka. Namun, bagikami justru hal ini merupakan anugerah yang memperkaya khazanah keilmuanislam.

Perbedaan yang terjadi pada ranah teologi, politik, tasawuf, hukum hinggabangunan filsafat dan yang lainnya memberi warna dan corak tersendiri bagidinamika peradaban Islam. Dari pemaparan kami di atas, dapat pembaca bayangkanbetapa kayanya peradaban yang dibangun oleh Islam dan semua hal itu adalah buahhasil dari pergesekan, perbedaan dan dialektika yang terjadi di sepanjang sejarahislam.

Terlalu naif rasanya jika kami harus menyimpulkan ( menyempitkan ) keluasankhazanah yang dimiliki Islam. Namun, jika diizinkan kami ingin memberi catatanakhir bagi pemaparan pembahasan kami bahwasanya jika kita tarik ke kehidupanberagama kita saat ini, tentu kita seharusnya meneladani semangat yang diwariskanoleh para penyambung keagungan pesan yang terkandung dalam Islam.

1. B. Saran

Semoga Allah memberikan keberkahan terhadap makalah yang telah kami susun ini.Tentunya kami juga berharap partisipasi dari para pemabaca untuk memberikankeritikan dan saran demi perbaikan karya kami selanjutnya.

Mohon maaf, jika makalah yang singkat ini didapati berbagai kesalahan baik darisegi penulisan, referensi dan lainnya, kami mengharap kritik dan saran yang

2 Comments (+add yours?)

Ainul muchlisNov 19, 2014 @ 15:30:36

Create a free website or blog at WordPress.com. The Notepad Theme