akuntansi rs
DESCRIPTION
fsTRANSCRIPT
![Page 1: Akuntansi Rs](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081814/577c835b1a28abe054b4ac0a/html5/thumbnails/1.jpg)
amis, 09 Mei 2013
Akuntansi Rumah Sakit
I. PENDAHULUAN
Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Permasalahan yang selalu timbul adalah sulitnya
meramalkan kebutuhan pelayanan yang diperlukan masyarakat maupun kebutuhan sumber daya
untuk mendukungnya. Di lain pihak Rumah Sakit harus siap setiap saat dengan sarana, prasarana
tenaga maupun dana yang dibutuhkan untuk mendukung pelayanan tersebut. Di samping itu
Rumah Sakit sebagai unit sosial dihadapkan pada semakin langkanya sumber dana untuk
membiayai kebutuhannya, padahal di lain pihak Rumah Sakit diharapkan dapat bekerja dengan
tarif yang dapat terjangkau oleh masyarakat luas.
Dengan perubahan sistem keuangan Rumah Sakit serta sistem keuangan Pemerintah secara
keseluruhan diharapkan dana yang dikelola oleh Rumah Sakit akan menjadi lebih besar dan terus
meningkat sejalan dengan peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta persiapan
Badan Layanan Umum dari tahun ke tahun. Kondisi ini selain akan membawa pengaruh positif
bagi peningkatan pelayanan, tetapi juga membuka peluang untuk timbulnya ekses negatif
penyalahgunaan dalam pengelolaan keuangan negara. Untuk itu diperlukan berbagai upaya
dalam mengatasinya.
Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari manajemen keuangan
adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat memberikan data dan
informasi yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit dalam pengambilan keputusan
maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan Rumah Sakit. Yang menjadi kendala pada
Rumah Sakit Swadana dan belum terpecahkan sampai saat ini adalah Rumah Sakit melakukan
dua sistem pencatatan dan pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim
(Accrual Basis) dan Basis Kas (Cash Basis) untuk memenuhi ketentuan yang berlaku yang
diharapkan dapat berjalan secara paralel, independen dan tercipta mekanisme saling kontrol di
antaranya (kontrol internal), namun dirasakan menjadi beban petugas Rumah Sakit.
II. PENGERTIAN RUMAH SAKIT
Menurut WHO rumah sakit adalah sebagai organisasi sosial dan kesehatan yang berfungsi
menyediakan pelayanan kesehatan yang lengkap dalam hal :
a. Pencegahan dan penyembuhan penyakit
b. Pelayanan rawat jalan
c. Pusat penelitian biomedis
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan
yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk
pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.
III. JENIS-JENIS RUMAH SAKIT
![Page 2: Akuntansi Rs](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081814/577c835b1a28abe054b4ac0a/html5/thumbnails/2.jpg)
Secara umum, rumah sakit berdasarkan fungsinya memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dibagi dalam beberapa jenis :
1. Rumah Sakit Umum
Adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada penderita berbagai jenis penyakit,
pengobatan umum, pembedahan dan sebagainya. Biasanya memiliki institusi perawatan darurat
yang siaga 24 jam untuk memberikan pertolongan pertama
2. Rumah Sakit Terspesialisasi
Merupakan rumah sakit yang memiliki spesialisasi terhadap suatu penyakit yang membutuhkan
penanganan khusus. Rumah sakit yang dapat dikategorikan sebagai rumah sakit terspesialisasi
antara lain trauma center, rumah sakit anak, gigi, manula, dll. Biasanya rumah sakit ini memiliki
afiliasi dengan universitas atau pusat medis tertentu.
3. Rumah sakit pendidikan/penelitian
Adalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas
kedokteran pada suatu lembaga/universitas . biasanya digunakan sebagai tempat pelatihan
dokter-dokter muda, uji coba obat baru, atau teknik pengobatan baru
4. Rumah sakit lembaga/perusahaan
Merupakan rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada anggota lembaga/perusahaan tersebut
5. Klinik
Merupakan fasilitas medis yang lebih kecil dari rumah sakit dan hanya melayani keluhan
tertentu. Klinik biasanya hanya menerima pasien rawat jalan dan dijalankan oleh lembaga
swadaya masyarakat atau dokter-dokter yang ingin membuka praktik pribadi. Kumpulan klinik
disebut poliklinik.
Berdasarkan kepemilikannya, rumah sakit di Indonesia dibedakan menjadi :
1. Rumah Sakit Milik Pemerintah
Rumah sakit milik pemerintah ini dibedakan menjadi rumah sakit milik pemerintah pusat yang
dikenal Rumah Sakit Umum Pusat(RSUP) dan rumah sakit milik pemerintah provinsi dan
kabupaten atau kota yaitu RSUD.
Perbedaan keduanya ada pada kepemilikan dimana RSUP merupakan milik pemerintah pusat
yang mengacu pada Departemen Kesehatan (DepKes), sedangkan RSUD merupakan milik
pemerintah provinsi dan kabupaten atu kota dengan pembinaan urusan kerumahtanggaan dari
Departemen Dalam Negeri. Namun, RSUD tetap berada di bawah koordinasi Departeman
Kesehatan.
Berikut dua jenis rumah sakit milik pemerintah :
a. Rumah sakit milik pemerintah yang tidak dipisahkan
Adalah rumah sakit yang dimiliki oleh kekayaan pemerintah. Contoh : RSUD Banyumas dan
RSUD Tangerang
b. Rumah sakit milik pemerintah yang dipisahkan
Adalah rumah sakit yang dimiliki oleh kekayaan pemerintah yang dipisahkan, misalnya milik
BUMN PT Aneka Tambang, PT Pelni dan beberapa perusahaan perkebunan
Karena rumah sakit tersebut merupakan bagian dari BUMN, keadaannya sangat bergantung pada
kondisi keuangan BUMN yang menjadi induknya.
![Page 3: Akuntansi Rs](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081814/577c835b1a28abe054b4ac0a/html5/thumbnails/3.jpg)
2. Rumah sakit berbentuk Badan Layanan Umum (BLU)
BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.
Tujuan BLU adalah meningkatkan pelayangan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas dan penerapan praktik
yang sehat (PP No. 23/2005 tentang pengelolaan keuangan BLU)
Rumah sakit berbentuk BLU antara lain, RSCM, RS Jantung Harapan Kita, RS Hasan Sadikin
Bandung, RS Makassar, RS Karyadi Semarang, RS Sanglah Denpasar, RS Padang, RS
palembang, dan RS Dr. Sadjito Yogyakarta. Sedangkan RSUD yang sudah dialihkan menjadi
BLUD antara lain RSUD Budi Asih, RSUD Tarakan , Koja, Duren Sawit, RSUD Haji, dan
RSUD Pasar Rebo.
3. Rumah sakit swasta
Adalah rumah sakit yang dimiliki oleh perorangan atau badan hukum. Rumah sakit swasta ada
yang dimiliki oleh yayasan keagamaan dan kemanusiaan ataupun dimiliki oleh perusahaan.
IV. Akuntansi Dana di Rumah Sakit
Aplikasi akuntansi dana juga dapat kita lihat dalam praktik akuntansi di rumah sakit.
Namun, harus disadari bahwa tidak semua rumah sakit adalah organisasi yang bersifat nirlaba.
Beberapa rumah sakit dioperasikan sebagai layaknya perusahaan yang mencari laba, bahkan
beberapa diantaranya melakukan penjualan sahamnya di pasar modal. Dalam kasus rumah sakit
yang berorientasi laba, standar akuntansi yang diikuti adalah standar akuntansi keuangan yang
digunakan untuk sektor komersial.
Dalam hal ini dibahas bagaimana aturan dan prinsip-prinsip penggunaan akuntansi dana
dalam rumah sakit di Amerika Serikat (AS). Dalam mengatur rumah sakit dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Swasta (Private Hospital)
Dalam hal ini, pelaksanaan akuntansi yang dikembangkan oleh Financial Accounting Standards
Board – FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) khususnya dalam pernyataan no.117
tentang Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba.
2. Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Pemerintah (Public Hospital)
Dalam hal ini, pelaksanaan akuntansi dilaksanakan berdasarkan standar akuntansi yang
dikembangkan oleh Govermenttal Accounting Standards Board – GASB (Dewan Standar
Akuntansi Pemerintah).
Dalam akuntansi dana untuk rumah sakit, penyajian laporan informasi keuangan
mengharuskan pembentukan dana (fund) yang dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund)
Yaitu dana yang tidak dibatasi penggunaannya pada suatu tujuan tertentu.
2. Dana Terikat (Restricted Fund)
![Page 4: Akuntansi Rs](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081814/577c835b1a28abe054b4ac0a/html5/thumbnails/4.jpg)
Yaitu dana yang dibatasi penggunaannya pada suatu tujuan tertentu yang biasanya muncuul
karena permintaan dari pihak eksternal yang memberikan sumbangan. Terikat tidaknya aktiva
tergantung pada ketentuan pihak lain (donor) yang memberikan sumber keuangan
Tidak ada PSAK khusus yang mengatur standar akuntansi untuk rumah sakit. PSAK yang
paling cocok untuk sementara waktu digunakan adalah PSAK 45 tentang organisasi nirlaba.
Berdasarkan PSAK 45, akuntansi RS tidak berdasarkan sistem dana, hanya dana tunggal.
Namun aktiva bersih RS dikategori berdasarkan tiga jenis:
1. Dana tidak terikat
2. Dana terikat sementara, yaitu dana denga pembatasan yang bersifat sementara
3. Dana terikat permanen, yaitu dana denga pembatasan yang bersifat permanen
V. LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT
Dalam laporan keuangan rumah sakit terdapat empat laporan keuangan utama yang
dihasilkan oleh proses akuntansi, yaitu:
1. Neraca
Terdiri dari :
• Aktiva dan utang diklasifikasi menjadi:
– Aktiva lancar – aktiva tetap
– Utang lancar – utang jangka panjang
• Aktiva bersih (ekuitas) diklasifikasi berdasarkan:
– Aktiva bersih tidak terikat
– Aktiva bersih terikat temporer
– Aktiva bersih terikat permanen
Neraca dalam rumah sakit tidak mempunyai perbedaan mendasar baik isi maupun proses
penyusunan dari sudut pandang ilmu akuntansi dibandingkan dengan neraca perusahaan yang
sering kita kenal disektor komersial namun demikian ada beberapa hal yang secara khusus perlu
diperhatikan antara lain:
a. Kas
Jumlah kas yang tercatat dalam neraca tidak termasuk kas pada Dana Terikat yang tidak dapat
digunakan untuk kegiatan operasi.
b. Piutang
Piutang harus dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi.
c. Investasi
Investasi awal dicatat pada harga perolehan pada saat pembelian, atau pada nilai wajar pada saat
penerimaan jika investasi diterima sebagai pemberian.
d. Aktiva Tetap
Aktiva tetap dilaporkan bersama dengan akumulasi depresiasinya dalam Dana Umum.
e. Aktiva yang Disisihkan
Klasifikasi aktiva terikat (restricted assets) hanya diberikan pada dana yang penggunaannya
dibatasi oleh pihak eksternal rumah sakit yang mensponsori dana tersebut.
f. Utang Jangka Panjang
![Page 5: Akuntansi Rs](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081814/577c835b1a28abe054b4ac0a/html5/thumbnails/5.jpg)
Utang jangka panjang dilaporkan pada neraca.
g. Saldo Dana
Sesuai dengan kaidah pembagian dana yang dijelaskan, saldo dana yang dimiliki oleh rumah
sakit dipisahkan menjadi tiga macam yaitu: terikat, terikat sementara waktu, dan terikat
permanen.
2. Laporan Operasi
Untuk rumah sakit, hasil dari kegiatan operasinya dilaporkan dalam Laporan Operasi
(Statement of Operations). Laporan ini mencakup tentang pendapatan, beban, untung dan rugi,
serta transaksi lainnya yang mempengaruhi saldo dana selama periode berjalan. Dalam laporan
operasi harus dinyatakan suatu indikator kinerja seperti halnya laba bersih dalam perusahaan,
yang melaporkan hal kegiatan operasi rumah sakit selama periode berjalan. Indikator kinerja ini
harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung
yang diperoleh selama operasi berjalan. Perubahan lain dari saldo dana selama periode berjalan
harus dilaporkan setelah indikator kinerja.
Berikut adalah pos-pos lain yng jga perlu menjadi perhatian:
a. Pendapatan Jasa Pasien
Pendapatan jasa pasien dihitung dari jumlah bruto dengan menggunakan tarif standar. Jumlah
tersebut kemudian di kurangi dengan penyesuaian kontraktual (contractual adjusments) menjadi
Pendapatan Bersih Jasa Pasien.
b. Penyesuaian Kontraktual
Penyesuaian kontraktual berasal dari keterlibatan pihak ketiga dalam proses penggantian
pembayaran medis. Perusahaan asuransi biasanya mengganti kurang dari jumlah tarif standar
penuh untuk jasa medis yang disediakan bagi pasien yang menjadi tanggunan asuransi.
Meskipun rumah sakit memiliki tarif standar untuk jasa yang diberikan, namun rumah sakit
menjalin kontrak dengan pembayar pihak ketiga di mana rumah sakit menerima jumlah
pembayaran yang lebih rendah untuk jasa tersebut.
c. Pendapatan dari Kegiatan Lainnya
Pendapatan dari kegiatan lain mencerminkan pendapatan dari sumber-sumber bukan pasien,
seperti kantin dan sewa parkir. Pendapaatan ini biaaanya mencerminkan jumlah bersih dari
operasinya, jadi bukan jumlah brutonya.
d. Transfer Antardana
Tidaklah tepat untuk tetap mengelola aktiva dalam Dana Terikat ketika persyaratan yang
ditetapkan oleh pihak sponsor atau donor sudah terpenihi. Dalam hal ini aktiva tersebut harus
ditransfer dari Dana Terikat ke Dana Tidak Terikat. Untuk tujuan pelaporan keuangan, transfer
antar dana ini dilaporkan dalam Laporan Operasi sebagai “Pelepasan Saldo Dana” dan
ditunjukkan sebagai penambahan atas Dana Tidak Terikat.
Contoh Pendapatan:
1. Pendapatan operasioal rawat jalan: karcis umum dan karcis spesialis.
2. Pendapatan operasional rawat inap: akomodasi dan visite.
![Page 6: Akuntansi Rs](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081814/577c835b1a28abe054b4ac0a/html5/thumbnails/6.jpg)
3. Pendapatan tindakan medis: tindakan medik, dan tindakan keperawatan
4. Pendapatan operasional unit penunjang: rasiologi, laboratorium, fisioterapi, farmasi, dan
rehab medik.
e. Beban Dana Umum
Beban-beban dalam Dana Umum diakui secara akrual, seperti halnya pada entitas komersial.
Contoh beban :
Biaya pelayanan: bahan, jasa pelayanan, pegawai, penyusutan, pemeliharaan, asuransi,
langganan dan daya, pelatihan, dan penelitian.
Biaya umum dan administrasi: pegawai, administrasi kantor, penyusutan, pemelihataan,
langganan dan daya, pelatihan, dan penelitian
f. Sumbangan
Sumbangan (donasi) dibagi menjadi donasi yang terbentuk jasa dan berbentuk aktiva. Karena
sering kali sulit untuk menetapkan nilai dari donasi yang berbentuk jasa, maka nilai dari donasi
ini biasanya tidak dicatat. Namun, jika terdapat kebutuhan untuk melakukan pencatatan, maka
perkiraan nilai dari donasi jasa dicatat sebagai sumbangan yang langsung diikuti dengan beban
dalam jumlah yang sama. Sedangkan donasi yang berbentuk aktiva dilaporkan pada nilai wajar
pada tanggal diterimanya sebagai sumbangan jika donasi aktiva ini penggunaannya dibatasi oleh
pihak sponsor atau donor maka dilaporkan dalam Dana Terikat Sementara atau Dana Terikat
Permanen. Ketika pembatasannya sudah tidak berlaku lagi, maka dilakukan transfer dari Dana
Terikat ke Dana Umum.