akuntansi aset tetap pada pt pln (persero) unit induk
TRANSCRIPT
AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT PLN (PERSERO)
UNIT INDUK PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN
UTARA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Pendidikan Program Diploma 3
Oleh:
SERLINDA GIAWA NIM 1605082075
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan, bahwa Tugas Akhir ini
merupakan karya saya sendiri (ASLI), dan isi dalam Tugas Akhir ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan oleh orang lain atau kelompok lain untuk
memperoleh gelar akademis disuatu Institusi Pendidikan, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
dan/atau diterbitkan oleh orang lain atau kelompok lain,kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Jika kemudian hari saya terbukti melakukan plagiat terhadap Tugas Akhir ini,
maka saya bersedia menerima sanksi pencabutan Gelar Akademik yang saya
terima.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, penuh kesadaran
dan tanggungjawab untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Medan, Agustus 2019
Nama Lengkap NIM Tanda tangan
Serlinda Giawa 1605082075 _____________
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penerapan Akuntansi Aset
Tetap PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utaradengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16 Revisi 2015.Jenis data yang digunakan
adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan metode deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa akuntansi aset tetap yang diterapkan PT PLN (Persero) Unit
Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara telah sesuai dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 16 Revisi 2015.
Kata kunci: Akuntansi, Aset Tetap.
ABSTRACT
The purpose of this research is to determine the suitability of application of the
accounting of fixed assets PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian
Utarawith the Statement of Financial Accounting Standard No. 16 Revision 2015. The
type of data used are prime data and secondary data. Technique of data collection used
are interview and documentation. Data were analyzed using descriptive method. The
result of this research showed that the fixed assets applied of PT PLN (Persero) Unit
Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utarahas been in accordance with the Statement
of Finacial Accounting Standard No. 16 Revision 2015.
Key words: Accounting, Fixed Assets.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya
sehingga Tugas Akhir yang berjudul “Akuntansi Aset Tetap pada PT PLN
(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma 3 Program Studi Akuntansi
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan. Data yang diperlukan pada
penelitian ini diperoleh dari PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan
Sumatera Bagian Utarayang beralamat di Jl.Brigjen Katamso KM.5,5, Titi
Kuning, Medan Johor.
Penyelesaian tugas akhir ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, nasehat,
batuan dan doa dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Terima kasih
yang teristimewa kepada orang tua tercinta dan tersayang yaitu ayahanda Yaezaro
Giawa dan ibunda Yatimani Nduru yang selalu memberikan nasihat, dukungan,
motivasi, doa dan materi yang tiada terbalas.
Disampaikan juga terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bimbingan dan bantuan baik secara moril maupun materil sehingga tugas akhir ini
dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Maka pada kesempatan ini ucapan
terimakasih kepada:
1. M.Syahruddin, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan.
2. Darwin S.H. Damanik, S.E., M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Medan.
3. Satra Karo-Karo, S.E., Ak., M.Si., Sekretaris Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Medan.
4. Drs. Yulifati Laoli, S.E., S.H., M.Hum., M.Si., Ak., Ph.D. Kepala Program
Studi Akuntansi Politeknik Negeri Medan.
ii
5. Asriyati, S.E., Ak.,M.Si., Dosen Pembimbing Utama.
6. Muhammad Faisal, S.E., M.Si., Dosen Pembimbing Pendamping.
7. Staf/Pengajar Politeknik Negeri Medan, khususnya Program Studi Akuntansi
8. Seluruh staf dan pegawai yang bekerja di PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara.
9. Sahabat dan teman-teman AK-6G yang saling memberi dukungan satusama
lain dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Penyusunan tugas akhir ini, masih terdapat kekurangan dan kelemahan, baik itu
sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa.Untuk itu diharapkan masukan-
masukan yang bersifat membangun dalam tugas akhir ini.Akhir kata diucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dan berharap laporan ini
bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang menggunakannya.
Medan, 2019
Serlinda Giawa
NIM 1605082075
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3
1.5 Batasan Penelitian ....................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4
2.1 Pengertian Akuntansi .................................................................................. 4
2.2 Pengertian Aset Tetap ................................................................................. 5
2.3 Penggolongan Aset Tetap ........................................................................... 6
2.4Perolehan Aset Tetap ....................................................................................... 7
2.5Penyusutan Aset Tetap ................................................................................... 14
2.5.1 Faktor-faktor dalam Menentukan Beban Penyusutan.................... 15
2.5.2 Metode Penyusutan Aset Tetap ..................................................... 16
2.6 Pengeluaran selama Penggunaan Aset Tetap ............................................. 22
2.7 Pelepasan Aset Tetap ................................................................................. 25
2.8 Penyajian Aset Tetap.................................................................................. 28
iv
BAB 3 METODE PENELITIAN ..................................................................... 30
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 30
3.2 Jenis Data .................................................................................................. 31
3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 31
3.4 Teknik Pengolahan Data ........................................................................... 32
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 33
4.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara .............................................................................. 33
4.1.1 Ruang Lingkup Kegiatan PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara ............................................. 34
4.1.2 Struktur Organisasi .......................................................................... 35
4.2 Hasil Pengumpulan dan PengolahanData .................................................. 35
4.2.1 Pengertian Aset Tetap ...................................................................... 35
4.2.2 Penggolongan Aset Tetap................................................................. 36
4.2.3 Perolehan Aset Tetap ....................................................................... 37
4.2.4 Penyusutan Aset Tetap ..................................................................... 38
4.2.5 Pengeluaran selama Penggunaan Aset Tetap ................................... 40
4.2.6 Penghentian dan Penghapusan Aset Tetap ....................................... 40
4.2.7 Penyajian Aset Tetap dalam Laporan Posisi Keuangan ................... 41
4.3 Pembahasan ............................................................................................... 42
4.3.1 Pengertian Aset Tetap .................................................................... 42
4.3.2 Penggolongan Aset Tetap .............................................................. 42
4.3.3 Perolehan Aset Tetap ..................................................................... 44
4.3.4 Penyusutan Aset Tetap ................................................................... 45
4.3.5 Pengeluaran selama Penggunaan ................................................... 46
4.3.6 Penghentian dan Penghapusan Aset Tetap .................................... 46
4.3.7 Penyajian Aset Tetap dalam Laporan Posisi Keuangan ................ 47
v
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 48
5.1 Simpulan .................................................................................................... 48
5.2 Saran .......................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 50
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Daftar Penyusutan Aset Tetap Metode Garis Lurus ....................... 17
Tabel 2.2 Daftar Penyusutaan Aset Tetap Metode Jam Jasa .......................... 19
Tabel 2.3 Daftar Penyusutan Aset Tetap Metode Angka Tahun .................... 20
Tabel 2.4 Daftar Penyusutan Aset Tetap Metode Hasil Produksi ................... 21
Tabel 2.5 Daftar Penyusutan Aset Tetap Metode Saldo
Menurun Ganda ............................................................................... 22
Tabel 2.8 Penyajian Laporan Posisi Keuangan ............................................... 29
Tabel 3.1 Waktu Kegiatan Penulisan Tugas Akhir .......................................... 30
Tabel 4.1 Perhitungan Penyusutan per Tahun................................................. 39
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Lampiran 1 Struktur Organisasi Perusahaan ........................................................ 51
Lampiran 2 Kartu Aktiva Tetap Pembelian Langsung ........................................ 52
Lampiran 3 Jurnal Pembelian Langsung .............................................................. 53
Lampiran 4 Pengeluaran selama Penggunaan Aset Tetap ................................... 54
Lampiran 5 Laporan Posisi Keuangan Perusahaan .............................................. 55
Lampiran 6 Daftar Aset Tetap perFungsiPerusahaan ........................................... 57
Lampiran 7 Daftar Aset tetap perJenisPerusahaan Perusahaan ........................... 58
Lampiran 8 Daftar Akumulasi Penyusutan Aset TetapperFungsi Perusahaan .... 59
Lampiran 9 Daftar Akumulasi Penyusutan Aset TetapperJenis Perusahaan ....... 60
Lampiran 10 Surat Pengajuan Judul Tugas Akhir ................................................. 61
Lampiran 11 Surat Kesediaan Dosen Pembimbing Utama .................................... 62
Lampiran 12 Surat Kesediaan Dosen Pembimbing Pendamping .......................... 63
Lampiran 13 Surat Kesediaan Ketua Sidang Tugas Akhir .................................... 64
Lampiran 14 Surat Kesediaan Ketua Penguji Sidang Tugas Akhir ....................... 65
Lampiran 15 Surat Kesediaan Anggota Penguji Sidang Tugas Akhir ................... 66
Lampiran 16 Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing Utama .................................. 67
Lampiran 17 Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing Pendamping ......................... 68
Lampiran 18 Formulir Bebas Revisi ...................................................................... 69
Lampiran 19 Formulir Pernyataan Bebas Revisi Tim Penguji .............................. 70
Lampiran 20 Biodata Mahasiwa ............................................................................ 73
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam memperoleh aset
tetap yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan
peralatan/investasi yang digunakan dalam mendukung kegiatan operasional
perusahaan yang tidak bertujuan untuk dijual dan mempunyai masa manfaat
(umur ekonomis) lebih dari satu tahun. Berbagai cara untuk memperoleh aset
tetap antara lain dengan pembelian tunai, pembelian secara gabungan, pertukaran,
dibangun sendiri dan diperoleh dari hadiah atau sumbangan. Aset tetap dicatat
sebesar harga perolehannya yaitu jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang
timbul untuk memperoleh aset tetap sampai dengan aset tetap tersebut siap untuk
digunakan.
Aset tetap merupakan barang berwujud milik perusahaan yang sifatnya relatif
permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk
diperjualbelikan (Rudianto, 2012 : 256). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam
PSAK No. 16 Revisi 2015 (2015:6) menyatakan aset tetap adalah aset berwujud
yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa
untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administrasi dan
diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode”.
PT PLN (Persero) Unit Induk pembangkitan Sumatera Bagian Utara memiliki
bisnis utama sebagai pengelolaan dibidang pembangkitan sistem kelistrikan
Sumatera Utara, Aceh, Riau. Salah satu aset yang penting dalam perusahaan PT
PLN (Persero) Unit Induk pembangkitan Sumatera Bagian Utara adalah aset tetap,
antara lain tanah, bangunan dan kelengkapan halaman, perlengkapan
umum,material cadangan, bangunan saluran air, instalasi dan mesin, gardu induk,
2
saluran udara tegangan tinggi, kabel dibawah tanah,perlengkapan telekomunikasi,
kendaraan bermotor, dan lain sebagainya. Sehingga pentingnya keberadaan aset
tetap dalam kegiatan operasional perusahaan, maka diperlukan penerapan
akuntansi tetap yang tepat yang dapat menghasilkan informasi yang berguna bagi
pihak luar maupun dalam perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik
untuk meneliti dan membahas lebih mendalam tentang Akuntansi Aset Tetap
sehingga memilih judul Tugas Akhir: “Akuntansi Aset Tetap Pada PT PLN
(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara”.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan uraian dan penjelasan dalam latar belakang, maka rumusan masalah
dalam penulisan ini adalah “Apakah penerapan Akuntansi Aset Tetap pada PT
PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara telah sesuai
dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 Revisi 2015?
1.3 TujuanPenelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penerapan Akuntansi
Aset Tetap pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian
Utara dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 Revisi
2015.
1.4 ManfaatPenelitian
Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. BagiPenulis
Sebagai sarana untuk menerapkan mata kuliah Metode Penelitian dalam ilmu
penulisan karya ilmiah dan memperdalam ilmu pengetahuan mengenai
Akuntansi Aset Tetap secara nyata dalam perusahaan.
2. BagiPembaca
Untuk menambah wawasan ,memberikan referensi bacaan mengenai Akuntansi
Aset Tetap khususnya bagi mahasiswa yang tengah mengerjakan Tugas Akhir
3
khususnya Program Studi Akuntansi.
3. BagiPerusahaan
Sebagai referensi dan masukan bagi perusahaan untuk melihat perbandingan
standar akuntansi perusahaan dengan Peryataan Standar Akuntansi Keuangan
No. 16 Revisi 2015.
1.5 BatasanPenelitian
Batasan penelitian dilakukan agar penelitian ini lebih fokus dan terarah, sehingga
membatasinya dengan hanya membahas mengenai aset berwujud yaituinstalasi
dan mesin pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian
Utara.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Akuntansi
Akuntansi memiliki peranan dalam suatu perusahaan, karena melalui akuntansi
para manajer perusahaan dapat melihat perkembangan bisnis maupun kineja
perusaahaan berdasarkan informasi keuangan yang dihasilkan , sehingga dapat
dilakukan evaluasi untuk untuk perbaikan dan peningkatan perusahaan.
Warren dkk (2018:3) mendefinisikan akuntansi adalah sistem informasi yang
menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas
ekonomi dan kondisi perusahaan.
Suradi (2009 : 2) menyatakan akuntansi adalah suatu sistem informasi yang
mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi
dari suatu organisasi kepada para pihak yang berkepentingan.
Rudianto (2012 : 4) berpendapat akuntansi adalah sistem informasi yang
menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu perusahaan.
Simpulan yang dapat diambil berdasarkan pengertian akuntansi diatas adalah
sistem informasi dimana terdapat proses mencatat semua kejadian yang besifat
keuangan, mengenaiaktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan sehingga
menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
5
2.2 Pengertian Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusaan.Aset
semacam ini biasanya memiliki masa pemakaian yang lama dan diharapkan dapat
memberikan masa manfaat pada perusahaan selama bertahun-tahun.
Warren dkk (2018 : 486) menyatakan aset tetap (fixed asset) adalah aset yang
bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen seperti
peralatan, mesin, gedung, dan tanah.
Hery (2011 : 2) mendefinisikan aset tetap adalah aset yang secara fisik dapat
dilihat keberadaannya dan sifatnya relative permanen serta memiliki masa
kegunaan (useful life) yang panjang.
Rudianto (2012 : 256) berpendapat aset tetap adalah barang berwujud milik
perusahaan yang sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan normal
perusahaan, bukan untuk diperjualbelikan.
Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 16 Revisi 2015 (2015: 6) menyatakan
aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi
atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administrasi dan digunakan selama lebih dari satu periode.
Simpulan yang dapat diambil berdasarkan pengertian aset tetap diatas adalahaset
berwujud milik perusahaan yang bersifat permanen, digunakan dalam kegiatan
operasional, tidak untuk diperjualbelikan, dan digunakan selama lebih dari satu
periode.
6
2.3 Penggolongan Aset Tetap
Aset tetap yang ada di perusahaan bermacam-macam seperti bangunan, tanah,
kendaraan, dan peralatan.Aset tetap berwujud umumnya memiliki masa manfaat
lebih dari satu tahun (satu periode akuntansi) dan dikelompokkan berdasarkan
penggunaannya.
Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 16 Revisi 2015 (2015: 37)
menyebutkan
suatu kelas aset tetap adalah pengelompokkan aset yang memiliki sifat dan
kegunaan yang serupa dalam operasi normal entitas. Berikut ini adalah contoh
dari kelas tersendiri: (a) tanah; (b) tanah dan bangunan; (c) mesin; (d) kapal;
(e) pesawat udara; (f) kendaraan bermotor; (g) perabotan; dan (h) peralatan
kantor”.
Pengelompokan aset tetap menurut Baridwan (2015:272) adalah sebagai berikut:
1. Aset tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan,
pertanian, danpeternakan.
2. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya bisa diganti dengan aset yang sejenis, misalnya bangunan,
mesin, alat-alat, mebel, kendaraan danlain-lain.
3. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila masa penggunaannya tidak
dapat diganti dengan aset yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam
seperti tambang, hutan danlain-lain.
Sedangkan Rudianto (2012:257) menyebutkan dari berbagai jenis aset tetap yang
dimiliki perusahaan, untuk tujuan akuntansi dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok:
1. Aset tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah tempat kantor atau
bangunan pabrik berdiri, lahan pertanian, lahan perkebunan, dan lahan
peternakan. Aset tetap tetap jenis ini adalah aset tetap yang dapat
digunakan secara terus menerus selama perusahaan menghendakinya tanpa
harus memperbaiki atau menggantinya.
2. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
manfaatnya bisa diganti dengan aset lain yang sejenis, seperti bangunan,
mesin, kendaraan, komputer, mebel, dan sebagainya. Aset tetap
kelompokkeduaadalahjenisasettetapyangmemilikiumurekonomis maupun
7
umur teknis yang terbatas. Karena itu, jika secara ekonomis sudah tidak
menguntungkan (beban yang dikeluarkan lebih besar dari manfaatnya),
maka aset seperti ini harus diganti dengan aset lain.
3. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
manfaatnya tidak dapat diganti dengan yang sejenis, seperti tanah
pertambangan dan hutan. Kelompok aset tetap yang ketiga merupakan aset
tetap sekali pakai dan tidak dapat diperbarui karena kandungan atau isi
dari aset itulah yang dibutuhkan, bukan wadahluarnya.
2.4 Perolehan Aset Tetap
Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 16 Revisi 2015 (2015:22-24)
menyatakan bahwa perolehan aset tetap diperoleh melalui:
1. Aset tetap yang dibeli secara tunai
2. Aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran
3. Aset tetap yang dibangun sendiri
Berbagai cara perolehan aset tetap sebagai berikut:
1. PembelianTunai
Aset tetap yang diperoleh melalui pembelian tunai dicatat sebesar uang yang
dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap tersebut, yaitu mencakup harga faktur
dan semua biaya yang dikeluarkan untuk menjaga aset tetap siap untuk dipakai.
Contoh:
PT Azkia bergerak dibidang penjualan kendaraan , pada tanggal 12 Mei 2015
membeli mobil Toyota Avanza seharga Rp 145.000.000 dengan tunai.
Jurnal transaksi diatas:
Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
2015
Mei
12 Mobil
Kas/Bank
145.000.000
145.000.000
Sumber: data diolah (2019)
8
2. PembelianGabungan
Dalam dunia bisnis dapat terjadi pembelian berbagai aset tetap dengan sistem
gabungan (lump-sum).Biaya masing-masing jenis aset tetap dapat ditentukan
berdasar metode harga pasar relatif.
Contoh:
Pada tanggal 1 Juni 2012 PT Safar membeli aset tetap dari sebuah perusahaan
dalam proses likuidasi. Aset tetap yang dibeli terdiri dari tanah, bangunan, dan
mesin.Pembelian dibeli secara paket (lumpsum) dengan harga Rp100.000.000.
Harga pasar setiap aset tetap itu diketahui sebagai berikut:
Gedung : Rp30.000.000
Tanah : Rp70.000.000
Mesin : Rp20.000.000
Penyelesaian:
Gedung Rp30.000.000
Rp120.000.000
Tanah Rp70.000.000
Rp120.000.000
Mesin Rp20.000.000
Rp120.000.000
Jurnal atas transaksi diatas adalah:
Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
2012
Juni
1 Gedung
Tanah
Mesin
Kas
25.000.000
58.300.000
16.700.000
100.000.000
X Rp100.000.000 = Rp25.000.000
X Rp100.000.000 = Rp58.300.000
X Rp100.000.000 = Rp16.700.000
Sumber: data diolah (2019)
9
3. Ditukar dengan Surat Berharga
Aset tetap yang ditukar dengan surat berharga, baik saham ataupun obligasi
dicatat sebesar harga pasar aset tersebut. Apabila nilai pasar dari aset yang
diperoleh tidak dapat ditentukan secara objektif, maka harga pasar wajar saham
akan digunakan untuk mencatat perolehan aset tersebut.
Contoh:
Pada tanggal 01 Juli 2012 PT Safar menukar sebuah mesin dengan 5.000
lembar saham biasa, nominal @Rp500 per lembar. Harga pasar saham biasa
tersebut pada tanggal pertukaran Rp600 per lembar.
Pertukaran mesin dengan saham adalah sebagai berikut:
Sumber: data diolah (2019)
4. Ditukar dengan Aset Tetap yang lain
Banyak pembelian aset tetap dilakukan dengan cara tukar-menukar (atau sering
disebut tukar tambah), di mana aset lama digunakan untuk membayar harga
aset baru, baik seluruhnya atau sebagian, dan kekurangannya dibayar tunai.
Pertukaran akan dipisahkan menjadi dua, yaitu (1) untuk pertukaran aset tetap
yang tidak sejenis dan (2) untuk pertukaran aset tetap yang sejenis. Pertukaran
aset tetap sejenis oleh PSAK No.16 diatur untuk tidak mengakui adanya
keuntungan atau kerugian, dan biaya (harga) perolehan aset tetap baru adalah
jumlah tercatat dari aset tetap yang dilepaskan.
1) Pertukaran Aset Tetap yang Tidak Sejenis
Pertukaran aset tetap tidak sejenis adalah pertukaran aset tetap yang sifat
dan fungsinya tidak sama dengan pertukaran tanah, mesin-mesin, tanah
Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
2012
Juli
01 Mesin
Modal saham biasa
Agio saham
3.000.000
2.500.000
500.000
10
dengan gedung, dan lain-lain. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia
menyatakan bahwa, perbedaan antara nilai buku aset tetap dengan nilai
wajar dapat digunakan sebagai dasar pencatatan aset yang diperoleh pada
tanggal transaksi terjadi, dan hal tersebut harus diakui sebagai laba atau
rugi pertukaran aset tetap.Penentuan harga perolehan dalam pertukaran
seperti ini, harus didasarkan pada harga pasar aset tetap yang diserahkan
dan ditambah sejumlah uang yang dibayarkan.Bila harga pasar aset yang
diserahkan tidak diketahui, maka harga perolehan aset baru didasarkan
pada harga pasar aset baru.
Contoh:
Pada tanggal 08 Januari 2015 PT Azkia menukar mesin produksi dengan
truk baru baru. Harga perolehan mesin produksi sebesar Rp15.000.000,
akumulasi penyusutan sampai tanggal pertukaran sebesar Rp10.000.000
sehingga nilai bukunya sebesar Rp5.000.000. nilai wajar mesin produksi
tersebut Rp6.000.000 dan PT Azkia harus membayar uang sebesar
Rp2.000.000. Harga perolehan mobil pick up adalah Rp8.000.000 yang
perhitungannya sebagai berikut:
Harga pasar mesin las Rp6.000.000
Uang tunai yang dibayarkan Rp2.000.000
Harga perolehan mobil pick up Rp8.000.000
Jurnal atas transaksi di atas adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
2015
Jan
08 Truk
Akumulasi penyusutan mesin
Kas
Mesin
Laba pertukaran mesin
8.000.000
10.000.000
2.000.000
15.000.000
1.000.000
Sumber: data diolah (2019)
11
Laba pertukaran Rp1.000.000 dihitung sebagai berikut:
Harga pasar mesin Rp6.000.000
Harga perolehan mesin Rp15.000.000
Akumulasi penyusutan mesin (Rp10.000.000)
Nilai buku Rp5.000.000
Laba pertukaran mesin Rp1.000.000
2) Pertukaran Aset Tetap yang Sejenis
Pertukaran aset tetap yang sejenis adalah pertukaran aset tetap yang sifat
dan fungsinya sama. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia menyatakan
bahwa laba yang timbul akan ditangguhkan yang akan mengurangi harga
perolehan aset yang bersangkutan. Dalam hal pertukaran dengan aset yang
sejenis, jika pertukaran tersebut menimbulkan kerugian, maka kerugiannya
dibebankan dalam periode terjadinya pertukaran.
Contoh 1: Pertukaran dengan mengeluarkan kas
Pada tanggal 07 Januari 2015 PT Azkia menukarkan mesin merek A
dengan mesin merek B. Harga perolehan mesin A sebesar Rp50.000.000
dan akumulasi penyusutannya sebesar Rp20.000.000. mesin B harga
pasarnya Rp60.000.000. PT Azkia membayar 10.000.000 tunai.
Perhitungannya sebagai berikut:
Harga perolehan mesin A Rp50.000.000
Akumulasi penyusutan Rp20.000.000
Nilai buku mesin A Rp30.000.000
Kas yang dibayarkan Rp10.000.000
Harga perolehan mesin B Rp40.000.000
12
Jurnal atas pertukaran tersebut adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
2015
Jan
07 Mesin B
Akumulasi penyusutan
mesin
Kas
Mesin A
40.000.000
20.000.000
10.000.000
50.000.000
Sumber: data diolah (2019)
Contoh: Pertukaran dengan penerimaan kas
Pada tanggal 07 Januari 2015 PT Azkia menukarkan mesin merek A
dengan mesin merek B. Harga perolehan mesin A sebesar Rp40.000.000
dan akumulasi penyusutannya sebesar Rp20.000.000. mesin B harga
pasarnya Rp50.000.000. PT Azkia menerima 5.000.000 tunai.
Perhitungannya sebagai berikut:
Harga perolehan mesin A Rp40.000.000
Akumulasi penyusutan Rp20.000.000
Nilai buku mesin A Rp20.000.000
Kas yang diterima Rp5.000.000
Harga perolehan mesin B Rp15.000.000
Jurnal atas pertukaran tersebut adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
2015
Jan
07 Mesin B
Akumulasi penyusutan mesin
Kas
Mesin A
15.000.000
20.000.000
5.000.000
40.000.000
Sumber: data diolah (2019)
13
5. Diperoleh dari Hadiah/Donasi
Harga perolehan aset tetap yang diperoleh dari donasi adalah sebesar harga
pasar aset tersebut.Aset yang diperoleh dari donasi diakui sebagai pendapatan
atau keuntungan dalam periode dimana aset tersebut diterima.
Contoh:
Pada tanggal 01 April 2012 PT Azkia menerima hadiah dari seorang donator
berupa tanah dan gedung, yang masing-masing memiliki harga pasar
Rp120.000.000 dan Rp 180.000.000.
Jurnal atas transaksi diatas adalah:
Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
2012
April
01 Tanah
Bangunan
Modal-hadiah
120.000.000
180.000.000
300.000.000
Sumber: data diolah (2019)
Apabila dalam penerimaan hadiah terssebut PT Azkia mengeluarkan biaya
sebesar Rp2.000.000.
Jurnal untuk mencatat penerimaan hadiah:
Sumber: data diolah (2019)
Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
2012
April
01 Tanah
Bangunan
Modal-hadiah
Kas
120.000.000
180.000.000
298.000.000
2.000.000
14
6. Diperoleh Dengan Membangun Sendiri
Perusahaan mungkin membuat sendiri atas aset tetap yang perlukan seperti
gedung, alat-alat, prabot dan lain-lain.Pembuatan aset ini biasanya dengan
tujuan untuk mengisi kapasitas atau pegawai yang mengagur.
Dalam pembuatan aset, semua biaya yang dapat dibebankan langsung seperti
bahan, upah langsung, dan factory overhead tidak akan menimbulkan masalah
pada proses penentuan harga pokok aset. Tetapi biaya factory overhead yang
tidak langsung dapat menimbulkan pertanyaan, yaitu mengenai jumlah yang
harus dialokasi kepada aset yang sedang dikerjakan.
Contoh:
Pada tanggal 01 Januari 2013 dibayar biaya untuk pembangunan gedung
sebesar Rp 500.000.000 yang akan selesai pada 31 Desember 2016.
Jurnal untuk mencatat gedung yang sedang dibangun adalah:
Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
2013
Jan
01 Konstruksi dalam proses
Kas/Bank
500.000.000
500.000.000
Sumber: data diolah (2019)
Jurnal untuk mencatat gedung yang selesai dibangun adalah:
Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
2016
Des
31 Gedung
Konstruksi dalam proses
500.000.000
500.000.000
Sumber: data diolah (2019)
2.5 Penyusutan Aset Tetap
Semua pengeluaran yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap pada periode
akuntansi tertentu tidak boleh dibebankan sepenuhnya sebagai beban pada periode
15
berjalan. Jika pengeluaran tersebut dibebankan seluruhnya pada periode berjalan,
maka beban akan terlalu besar sedangkan beban periode berikutnya yang ikut
menikmati dan memperoleh manfaat dari aset tetap tersebut menjadi kecil. Agar
terjadi keadilan dalam pembebanan pengeluaran atas peolehan aset tetap harus
dilakukan penyusutan terhadap aset tetap tersebut.
Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 16 Revisi 2015 (2015:6) menyatakan
penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan dari aset selama umur
manfaatnya”.
Rudianto (2012:260) mendefinisikan penyusutan adalah pengalokasian harga
perolehan aset tetap menjadi beban ke dalam periode akuntansi yang menikmati
manfaat dari aset tetap tersebut.
Martani (2012:313) menyatakan Depresiasi/penyusutan terhadap aset tetap
dimulai ketika aset tetap tersebut telah siap untuk digunakan yaitu telah berada
pada lokasi dan kondisi yang dibutuhkan untuk beroperasi sesuai dengan
tujuanmanajemen”.
Simpulan yang dapat diambil berdasarkan pengertian penyusutan merupakan
suatu pengalokasian atas harga perolehan aset tetap berwujud yang dibebankan
setiap periode akuntansi selama masa manfaatnya.
2.5.1 Faktor-faktor dalam Menentukan BebanPenyusutan
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban penyusutan setiap
periode, menurut Rudianto (2012:260) yaitu:
1. Harga perolehan(cost)
Yaitu Keseluruhan uang yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu aset
tetap sampai siap digunakan oleh perusahaan.
2. Nilai sisa(residu)
Yaitu taksiran harga jual aset tetap pada akhir masa manfaatnya. Setiap
perusahaan akan memiliki taksiran berbeda satu dengan lainnya atas suatu
16
jenis aset tetap yang sama. Jumlah taksiran nilai residu juga akan sangat
dipengaruhi oleh umur ekonomisnya, inflasi, nilai tukat mata uang, dan
sebagainya.
3. Taksiran umur kegunaan (masa manfaat)
Yaitu taksiran masa manfaat dari aset tetap.Masa manfaat adalah taksiran
umur ekonomis dari aset tetap, bukan umur teknis.Taksiran masa manfaat
dapat dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi, atau
satuan jam kerja.
2.5.2 Metode Penyusutan Aset Tetap
Suatu perusahaan menggunakan metode penyusutan untuk menghitung
penyusutan seluruh aset yang dapat disusutkan.Metode apapun yang dipilih oleh
perusahaan harus dapat diterapkan secara konsisten dari periode ke periode.
Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 16 Revisi 2015 (2015:62) menyebutkan
berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan
jumlah tersusutkan dari aset secara sistematis selama umur manfaatnya.
Metode tersebut antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun,
dan metode unit produksi. Metode penyusutan garis lurus menghasilkan
pembebanan yang tetap selama umur manfaat aset jika nilai residunya
tidak berubah.Metode saldo menurun menghasilkan pembebanan yang
menurun selama umur manfaat aset. Metode unit produksi menghasilkan
pembebanan berdasarkan pada penggunaan atau output yang diperkirakan
dari aset. Entitas memilih metode yang paling mencerminkan pola
pemakaian yang diperkirakan atas manfaat ekonomik masa depan aset.
Metode tersebut diterapkan secara konsisten dari periode ke periode,
kecuali terdapat perubahan dalam pola pemakaian manfaat ekonomik masa
depan yang diperkirakan aset tersebut.
Pengalokasikan harga perolehan suatu aset tetap ke periode yang menikmati aset
tetap tersebut bukan hanya dapat digunakan dalam satu metode saja, tetapi ada
beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban penyusutan
periodik, yaitu:
17
1. Metode Garis Lurus(Straight Line Method)
Metode perhitungan penyusutan garis lurus akan menghasilkan beban
penyusutan aset tetap yang sama dari tahun ke tahun. Beban penyusutan
dihitung dengan rumus tarif penyusutan, yaitu 100% dibagi dengan taksiran
masa manfaat.
Contoh:
Pada tanggal 10 Januari 2014 PT Azkia membeli mesin dengan harga
perolehan Rp1.500.000, taksiran nilai sisa (residu) Rp500.000 dan umurnya
ditaksir selama 5 tahun. Tarif penyusutannya adalah 100% : 5 = 20%
Jika disusun dalam bentuk table, maka perhitungan penyusutan dari mesin
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Daftar Penyusutan Aset Tetap Metode Garis Lurus
Tahun Biaya
Perolehan
Tarif Beban Penyusutan Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
A B
(100% :
5)
C
(B x Biaya
penyusutan)
D E
(A- D)
2014 1.500.000 20% 20%(1.500.000 -
500.000) = 200.000
200.000 1.300.000
2015 1.500.000 20% 20%(1.500.000 -
500.000) = 200.000
400.000 1.100.000
2016 1.500.000 20% 20%(1.500.000 -
500.000) = 200.000
600.000 900.000
2017 1.500.000 20% 20%(1.500.000 -
500.000) = 200.000
800.000 700.000
2018 1.500.000 20% 20%(1.500.000 -
500.000) = 200.000
1.000.000 500.000
1.000.000
Sumber: data diolah (2019)
18
2. Metode Jam Jasa (Service Hour Metbod)
Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aset (terutama mesin-mesin) akan
lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full time) dibandingkan dengan
penggunaan yang tidak sepenuhnya (part time). Dalam cara ini beban
penyusutan dihitung dengan dasar satuan jam jasa. Beban penyusutan periodik
besarnya akan sangat tergantung pada jam jasa yang terpakai (digunakan).
Contoh:
Pada tanggal 10 Januari 2014 PT Azkia membeli mesin dengan harga
perolehan 200.000.000 dengan nilai sisa 50.000.000, estimasi umur manfaat
5.000 jam operasi dengan produksi selama 4 tahun sebagai berikut:
- Tahun 2014 Produksi 1.500 Jam
- Tahun 2015 Produksi 1.000 Jam
- Tahun 2016 Produksi 1.300 Jam
- Tahun 2017 Produksi 1.200 Jam
Penyelesaian:
Penyusutan per jam = HP – NS
n
= Rp200.000.000 – Rp50.000.000
5.000
= Rp30.000
19
Tabel 2.2
Daftar Penyusutan Aset Tetap Metode Jam Jasa
Tahun Biaya
Perolehan
Jam Beban Penyusutan Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
A B
C
(B x Biaya penyusutan)
D E
(A- D)
2014 200.000.000 1.500 1.500 x 30.000 =
45.000.000
45.000.000 155.000.000
2015 200.000.000 1.000 1.000 x 30.000 =
30.000.000
75.000.000 125.000.000
2016 200.000.000 1.300 1.300 x 30.000 =
39.000.000
114.000.000 86.000.000
2017 200.000.000 1.200 1.200 x 30.000 =
36.000.000
150.000.000 50.000.000
150.000.000
Sumber: data diolah (2019)
3. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum Of Years’ Digits Method)
Tarif penyusutan dalam metode ini akan merupakan suatu bilangan pecahan
yang makin lama makin kecil. Pembilang dalam pecahan adalah angka-angka
tahun yang ada salaam masa manfaat aset tetap. Jadi, apabila suatu aset tetap
ditaksir lima tahun, maka angka-angka tahunnya adalah 1, 2, 3, 4, 5. Sebagai
penyebut dalam pecahan adalah jumlah angka-angka tahun yang ada. Jadi
penyebut dalam contoh diatas adalah 1 + 2 + 3 + 4 + 5
Untuk menghitung jumlah angka tahunnya dengan rumus:
Contoh:
Pada tanggal 10 Januari 2012 PT Azkia membeli mesin dengan harga
perolehan Rp50.000.000 nilai residu Rp5.000.000. Mesin ditaksir umur
ekonomisnya 4 tahun.
Jumlah angka tahun: 4 (4 + 1 ) /2 = 10
n(n+1)/2
20
Jika disusun dalam bentuk table, maka perhitungan penyusutan dari mesin
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3
Daftar Penyusutan Aset Tetap Metode Jumlah Angka Tahun
Tahun Biaya
Perolehan
Jumlah
Angka
Tahun
Beban Penyusutan Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
A B
C
(B x Biaya Penyusutan)
D E
(A- D)
2012 50.000.000 4/10 4/10(50.000.000-
5.000.000) = 18.000.000
18.000.000 32.000.000
2013 50.000.000 3/10 3/10(50.000.000-
5.000.000) = 13.500.000
31.500.000 18.500.000
2014 50.000.000 2/10 2/10(50.000.000-
5.000.000) = 9.000.000
40.500.000 9.500.000
2015 50.000.000 1/10 1/10(50.000.000-
5.000.000) = 4.500.000
45.000.000 5.000.000
45.000.000
Sumber: data diolah (2019)
4. Metode Hasil Produksi (Productive Output Method)
Metode ini umur kegunaan aset ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil
produksi. Beban penyusutan dihitung dengan dasar hasil produksi, sehingga
penyusutan tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi dalam hasil
produksi. Dasar teori yang dipakai adalah bahwa suatu aset itu dimiliki untuk
menghasilkan produk sehingga penyusutan juga didasarkan pada jumlah
produk yang dapat dihasilkan.
Contoh:
Pada tanggal 10 Januari 2012 PT Azkia membeli mesin dengan harga
perolehan Rp100.000.000, nilai sisa sebesar Rp20.000.000. Kapasitas Produksi
mesin 20.000 Unit dan produksi selama 4 tahun sebagai berikut:
- Tahun 2012 Produksi 5.000 Unit
- Tahun 2013 Produksi 5.700 Unit
21
- Tahun 2014 Produksi 4.300 Unit
- Tahun 2015 Produksi 5.000 Unit
Penyusutan per unit produk dihitung sebagai berikut:
Penyusutan/unit = ( Rp100.000.000 – Rp20.000.000)
20.000
= Rp4.000
Tabel 2.4
Daftar Penyusutan Aset Tetap Metode Hasil Produksi
Tahun Biaya
Perolehan
Unit
Produk
Beban Penyusutan Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
A B
C
(B x Biaya penyusutan)
D E
(A- D)
2012 100.000.000 5.000 5.000 x 4.000 = 20.000.000 20.000.000 80.000.000
2013 100.000.000 5.700 5.700 x 4.000 = 22.800.000 42.800.000 57.200.000
2014 100.000.000 4.300 4.300 x 4.000 = 17.200.000 60.000.000 40.000.000
2015 100.000.000 5.000 5.000 x 4.000 = 20.000.000 80.000.000 20.000.000
80.000.000
Sumber: data diolah (2019)
5. Metode Saldo MenurunGanda (Double Declining Balance Method)
Metode ini, beban penyusutan tiap tahunnya menurun. Pembebanan yang
semakin menurun didasarkan pada anggapan bahwa semakin tua, kapasitas aset
tetap dalam memberikan jasanya juga akan semakin menurun. Dalam metode
saldo menurun ganda, beban penyusutan dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan
Tarif Penyusutan = Dua kali metode garis lurus
Dasar Penyusutan = Nilai buku awal periode dengan mengabaikan nilai sisa.
Pada tahun terakhir, baru dihitung nilai sisa pada tahun terakhir, baru dihitung
22
nilai sisa.
Contoh:
Pada tanggal 10 Januari 2014 PT Azkia membeli sebuah mesin dengan harga
perolehan Rp100.000.000. Mesin ditaksir akan dapat digunakan selama 4
tahun. Taksiran nilai residu Rp 5.000.000.
Tarif penyusutan = 100% x 2 = 50%
4
Tabel 2.5
Daftar Penyusutan Aset Tetap Metode Saldo Menurun Ganda
Tahun Biaya
Perolehan
Tarif Beban Penyusutan Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
A B
C
(B x Nilai Buku Awal)
D E
(A- D)
2014 100.000.000 50% 50% x 100.000.000 =
50.000.000
50.000.000 50.000.000
2015 100.000.000 50% 50% x 50.000.000 =
25.000.000
75.000.000 25.000.000
2016 100.000.000 50% 50% x 25.000.000 =
12.500.000
87.500.000 12.500.000
2017 100.000.000 50% 12.500.000 – 5.000.000 =
7.500.000
95.000.000 5.000.000
95.000.000
Sumber: data diolah (2019)
2.6 Pengeluaran selama Penggunaan Aset
Setelah memasang aset tetap dan mempersiapkannya untuk digunakan, masih
terdapat biaya-biaya yang muncul selama penggunaan aset.Biaya tersebut
bertujuan supaya aset dapat terus digunakan dalam kegiatan operasional
perusahaan misalnya biaya pemeliharaan dan biaya perbaikan.
23
Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 16 Revisi 2015 (2015:12) menyatakan
sesuai dengan prinsip pengakuan dalam paragraf 07, entitas tidak
mengakui biaya perawatan sehari-hari aset aset tetap sebagai bagian
dari aset tetap tersebut. Sebaliknya, biaya tersebut diakui dalam laba
rugi pada saat terjadinya.Biaya perawatan sehari-hari terutama terdiri
dari biaya tenaga kerja dan bahan habis pakai termasuk suku cadang
kecil. Tujuan pengeluaran ini sering dideskripsikan sebagai “perbaikan
dan pemeliharaan” aset tetap
Pengeluaran selama penggunaan aset dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Pengeluaran Modal (capital expenditures)
Pengeluaran modal adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka
memperoleh aset tetap, meningkatkan efisiensi operasional dan kapasitas
produktif aset tetap, serta memperpanjang masa manfaat aset tetap.
Contoh:
Pada tanggal 5 Februari 2012, PT Azkiamengeluarkan biaya perbaikan gedung
sebesar Rp12.000.000. Buatlah jurnal jika perbaikan gedung memperpanjang
umur ekonomisnya.
Jika perbaikan memperpanjang umur ekonomisnya, berarti akumulasi
penyusutan yang sudah dicatat terlalu besar, maka biaya perbaikan gedung
dicatat sebagai pengurangan akumulasi penyusutan yang sudah terjadi.
Jurnal untuk mencatat transaksi diatas adalah:
Tanggal Keterangan Ref Debit
(Rp)
Kredit
(Rp)
2012
Feb
5 Akumulasi penyusutan gedung
Kas
12.000.000
12.000.000
Sumber: data diolah (2019)
Jika perbaikan hanya menambah nilai aset, tetapi tidak memperpanjang umur
ekonomisnya, maka biaya tersebut dicatat sebelah debit aset yang
bersangkutan, sebagai penambahan nilai aset.
24
Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah:
Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
2012
Feb
5 Gedung
Kas
12.000.000
12.000.000
Sumber: data diolah (2019)
2. Pengeluaran Pendapatan (revenue expenditures)
Pengeluaran pendapatan adalah biaya-biaya yang hanya akan memberi manfaat
dalam periode berjalan, sehingga biaya yang dikeluarkan ini tidak akan
dikapitalisasi sebagai aktiva tetap di neraca, melainkan akan langsung
dibebankan sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan dimana
biaya tersebut terjadi (dikeluarkan). Contoh pengeluaran ini adalah biaya
pemeliharaan dan biaya perbaikan aset tetap.
Contoh:
Pada tanggal 1 Februari 2012, PT Mau Jaya membayar biaya perawatan truk
pengiriman sebesar Rp 300.000.
Jurnal untuk mencatat pengeluaran diatas:
Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
2012
Feb
1 Beban perbaikan dan perawatan
Kas
300.000
300.000
Sumber: data diolah (2019)
2.7 Pelepasan Aset Tetap
Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 16 Revisi 2015 (2015:69)
menyatakan pelepasan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara
(contohnya: dijual, disewakan dalam sewa pembiayaan, atau disumbangkan).
Aset tetap yang sudah tidak memilliki manfaat ekonomi dan sudah tidak terpakai
25
lagi dapat ditarik dari pemakaian normal usaha. Penarikan dapat dilakukan dengan
dijual, ditukarkan dengan aset lain atau dibuang begitu saja (dihapuskan).
1. Pelepasan Aset dengan dihapuskan / dibuang
1) Bila masa manfaatnya sudah habis dan tidak mempunyai nilai sisa maka
aset tersebut akan dibuang.
Contoh:
Komputer yang diperoleh dengan biaya Rp15.000.000 telah habis
secara penuh disusutkan per 31 Desember 2015.Pada tanggal 01
Februari 2016, computer tersebut dibuang.
Ayat jurnal untuk mencatat pembuangan adalah sebagai berikut.
Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
2016
Feb
1 Akumulasi penyusutan-
komputer
Komputer
15.000.000
15.000.000
Sumber: data diolah
2) Bila masa manfaatnya belum habis sementara aset tersebut tidak dapat
digunakan lagi.
Contoh:
Komputer dibeli pada tahun 2005 seharga Rp8.000.000 dengan masa
manfaat 10 tahun, pada tanggal 20 Mei 2013 tidak digunakan lagi. Total
akumulasi penyusutannya sampai 31 Desember tahun 2012,
Rp5.000.000. Metode penyusutan garis lurus. Nilai residu Rp500.000.
Perhitungan penyusutan garis lurus adalah sebagai berikut:
Biaya Penyusutan = 8.000.000 – 500.000
10 Tahun
= Rp750.000
26
Jurnal penyusutan Januari – 20 Mei (5/12 x Rp750.000 =Rp312.500)
Tanggal Keterangan Ref Debit
(Rp)
Kredit
(Rp)
2013
Mei
20 Beban penyusutan komputer
Akumulasi penyusutan komputer
312.500
312.500
Sumber: data diolah (2019)
Kerugian akibat pembuangan aset sebelum habis masa manfaat adalah:
Biaya Perolehan Rp8.000.000
Akumulasi penyusutan Rp5.312.500
Kerugian atas pelepasan aset tetap Rp2.687.500
Jurnal Pembuangan aset:
Tanggal Keterangan Ref Debit
(Rp)
Kredit
(Rp)
2013
Mei
20 Akumulasi Penyusutan komputer
Rugi atas pelepasan computer
Komputer
5.312.500
2.678.500
8.000.000
Sumber: data diolah (2019)
2. Pelepasan Aset Tetap dengan Menjual Aset Tetap
Jika harga jual lebih besar dari nilai buku aset, transaksi tersebut menghasilkan
keuntungan (laba).Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku, berarti terdapat
kerugian.
Contoh:
Komputer dibeli pada tahun 2005 seharga Rp8.000.000 dengan masa manfaat
10 tahun, pada tanggal 25 Juli 2013 komputer dijual. Total akumulasi
27
penyusutannya sampai 31 Desember tahun 2012, Rp5.000.000. Metode
penyusutan garis lurus. Nilai residu Rp500.000.
Perhitungan penyusutan garis lurus adalah sebagai berikut:
Biaya Penyusutan = 8.000.000 – 500.000
10 Tahun
= Rp750.000
Jurnal penyusutan Januari – 25 Juli (7/12 x Rp750.000 =Rp437.500)
Tanggal Keterangan Ref Debit
(Rp)
Kredit
(Rp)
2013
Juli
25 Beban penyusutan komputer
Akumulasi penyusutan komputer
437.500
437.500
Sumber: data diolah (2019)
Biaya perolehan Rp8.000.000
Akumulasi penyusutan Rp5.437.500
Nilai buku 25 Juli 2013 Rp2.562.500
1) Bila dijual pada nilai buku sebesar Rp2.562.500,
jurnal:
Tanggal Keterangan Ref Debit
(Rp)
Kredit
(Rp)
2013
Juli
25 Kas
Akumulasi penyusutan-komputer
Komputer
2.562.500
5.437.500
8.000.000
Sumber: data diolah (2019)
28
2) Bial dijual lebih tinggi dari nilai buku, misalnya Rp4.000.000,
jurnal:
Tanggal Keterangan Ref Debit
(Rp)
Kredit
(Rp)
2013
Juli
25 Kas
Akumulasi penyusutan-komputer
Komputer
Laba atas pelepasan aset tetap
4.000.000
5.437.500
8.000.000
1.437.500
Sumber: data diolah (2019)
2.8 Penyajian Aset Tetap
Martani (2015 : 290) menyatakan aset tetap disajikan di laporan posisi keuangan
di bagian aset tidak lancar.
Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 16 Revisi 2015 (2015:30)
menyatakan jumlah tercatat adalah jumlah suatu aset diakui setelah dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
29
Tabel 2.8
Penyajian Aset Tetap pada Laporan Posisi Keuangan
Solusi Net
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2014
ASET
Aset Lancar
Kas Rp2.065.000
Piutang usaha Rp2.720.000
Bahan habis pakai Rp760.000
Asuransi dibayar dimuka Rp2.200.000
Total Aset Lancar Rp7.745.000
Aset Tetap
Tanah Rp20.000.000
Peralatan kantor Rp1.800.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan kantor (Rp500.000)
Total Aset Tetap Rp21.750.000
Total Aset Rp29.495.000
LIABILITAS
Utang usaha Rp900.000
Utang gaji Rp490.000
Total Liabilitas Rp1.390.000
EKUITAS
Modal,Cinta Cita Rp28.105.000
Total Ekuitas Rp28.105.000
Total Liabilitas dan Ekuitas Rp29.495.000
Sumber: Warren dkk (2016:161)
30
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada perusahaan PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara yang berlokasi di Jl.Brigjen Katamso
KM.5,5, Titi Kuning, Medan Johor, Kota Medan, Sumatera Utara.Kegiatan
penulisan laporan tugas akhir ini membutuhkan waktu kurang lebih 5 (lima) bulan
yaitu dimulai dari bulan April sampai bulan Agustus 2019.
Tabel 3.1
Waktu Kegiatan Penulisan Tugas Akhir
Sumber : Jurusan Akuntansi, 2019
No Kegiatan
Waktu Kegiatan Penulisan Tugas Akhir
April Mei Juni Juli Agustus
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
Tugas Akhir
2
Penyusunan
Proposal Tugas
Akhir
3 Konsultasi dan
Pembimbingan
4
Menyusun Konsep
Laporan Tugas
Akhir
5 Konsultasi pada
Pembimbing
6 Sidang Tugas Akhir
7 Revisi Laporan
Tugas Akhir
8
Penggandaan
Laporan Tugas
Akhir
3.2 Jenis Data
Syofian (2013:16) berpendapat jenis data terdiri dari:
1. Data Primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari
sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.
2. Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi
yang bukan pengolahannya.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.Data primer diperoleh melalui hasil wawancara dengan salah satu
pegawai PT PLN Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara.Data sekunder
yang diperoleh berupa profil perusahaan, struktur organisasi, kebijakan akuntansi
perusahaan, neraca akuntansi dan daftar aset tetap.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi
yang beruhubangan dengan penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Busmin (2018:58) berpendapat wawancara adalah cara menghimpun bahan-
bahan keterangan yang dilaksanakan dengan tanya jawab secara lisan,
sepihak, berhadapan muka dan dengan arah tujuan yang telah ditentukan.
Daftar pertanyaan dalam wawancara yang dilakukan, yaitu:
1) Apakah pengertian aset tetap menurut PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara?
2) Bagaimana penggolongan aset tetap menurut PT PLN (Persero) Unit
Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara?
3) Bagaimana perolehan aset tetap menurut PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara?
4) Metode apakah yang digunakan dalam penyusutan aset tetap pada PT
PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara?
5) Apa saja pengeluaran selama pemakaian aset tetap menurut PT PLN
(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara?
6) Bagaimana cara penghentian aset tetap menurut PT PLN (Persero) Unit
Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara?
7) Bagaimana penyajian aset tetap dalam laporan posisi keuangan menurut
PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara?
2. Dokumentasi
Busmin (2018:62) menyatakan dokumentasi adalah suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen
baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik”. Dokumentasi yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah struktur organisasi PT PLN (Persero)
Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, daftar aset tetap per jenis
dan per fungsi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian
Utara, laporan posisi keuangan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara.
3.4 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan adalah metode deskriptif.
1. Metode Deskriptif
Nazir (2014:43) berpendapat metode deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Definisi di atas, maka akan diberikan gambaran mengenai akuntansi aset tetap
pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara dan
dibandingkan atau disesuaikan dengan PSAK No. 16 Revisi 2015
33
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Singkat PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara
Keberadaan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (KITSBU)
sebenarnya berawal dari adanya pemisahan fungsi Pembangkitan dan Penyaluran
di tubuh PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran (KITLUR) Sumatera
Bagian Utara, yang sebelumnya dibentuk berdasarkan Keputusan Direksi Nomor
111.K/023/DID/1996, tanggal 18 Nopember 1996, dengan azas wilayah kerja
meliputi Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Riau Daratan.
Keberadaan unit ini kemudian dikembangkan dengan satuan organisasi pusat
listrik, transmisi dan gardu induk pada sektor sektor di lingkungan PT PLN
(Persero) Kitlur Sumbagut melalui Keputusan Direksi Nomor 056.T.K/023/DIR
tanggal 29 April 1998, yang ditandai dengan hadirnya Unit Pembangkitan Sektor
Belawan, Unit Penyaluran Sektor Glugur dan Gardu Induk Paya Pasir.
Selanjutnya dengan pemisahan fungsi pembangkitan dan penyaluran itu, PT PLN
(Persero) melalui Surat Keputusan Direksi Nomor 193.K/010/DIR/2003 membagi
wilayah Sumatera menjadi 3 wilayah pengelolaan, yaitu Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara (Sumbagut), Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel)
serta Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban (P3B) Sumatera.Untuk
merealisasikan tugas tersebut, PLN sendiri membentuk tim kerja berdasarkan
Surat Keputusan Direksi Nomor 223.K/010/DR/2003, yang bertugas memberikan
dukungan kepada Direksi PT PLN (Persero) dalam bentuk masukan stratejik
berupa kajian, rekomendasi konsep usulan rencana pembentukan organisasi dan
persiapan pemisahan fungsi pembangkitan dan penyaluran di Sumatera.
34
Pengoperasian unit PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara,
resmi dilakukan sejak April 2005, setelah dipisah dari fungsi penyaluran melalui
Surat Keputusan Direktur Utama Nomor 178.K010/DIR/2004,tertanggal 24
Agustus Pembangkitan Sumatera Bagian Utara yang berkantor di Jalan Brigjend
Katamso Km 5.5 Titi Kuning Medan, dalam menjalankan fungsinya, mengelola
pengoperasian mesin-mesin pembangkitan di wilayah Riau daratan, Sumatera
Utara dan Aceh.
4.1.1 Ruang Lingkup Kegiatan PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara
PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara merupakan
suatu perusahaan yang bergerak dibidang kelistrikan.Saat ini Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara memiliki berbagai jenis mesin pembangkit tenaga listrik
berkapasitas daya terpasang 1.772 MW dengan 69 unit pembangkitan dan daya
mampu sebesar 1.616 MW.Tujuan pembentukan Pembangkitan Sumatera Bagian
Utara adalah untuk meningkatkan efektifitas pembangkitan di wilayah Sumatera
Bagian Utara serta mengantisipasi perkembangan sistem penyaluran
ketenagalistrikan Sumatera sebagai upaya peningkatan pelayanan, mutu dan
keandalan tenaga listrik di Sumatera.
PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara telah
menetapkan visi dan misi untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu:
1. Visi
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara diakui sebagai organisasi kelas duania
yang bertumbuh kembang, unggu dan terpercaya dengan bertumpu pada
potensi insani.
2. Misi
1) Menjalankan usaha pembangkitan energi listrik yang efisien, andal, dan
berwawasan lingkungan.
2) Menerapkan tata kelola pembangkit kelas dunia yang didukung oleh SDM
berpengalaman dan berpengetahuan.
35
3) Menjadikan budaya perusahaan sebagai tuntunan di dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab.
4) Menjalankan usaha-usaha lain yang menunjang bidang ketenagalistrikan.
4.1.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi terdapat kerangka kerja yang menggambarkan hubungan tiap-
tiap bagian. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka penerapan
manajemen perusahaan akan lebih terarah dengan baik, sehingga masing-masing
bagian dalam organisasi dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan jabatan dan
wewenangnya. Struktur organisasi PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara dapat dilihat pada (lampiran 1).PT PLN(Persero) Unit
Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara menerapkan struktur organisasi
berbentuk garis lurus staf (line staff organization) yang sesuai dengan kondisi
perusahaan tersebut karena:
1. Pembagian tugas secara jelas dapat dibedakan.
2. General Manajer langsung memerintah dan memberikan petunjuk-petunjuk
kepada kepala bagian untuk diteruskan kepada bawahannya yang sudah
ditentukan berdasarkan spesialis tugas.
Wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan sepenuhnya kepada bawahannya
dalam bidang pekerjaan sepanjang yang menyangkut bidang kerjanya.
4.2 Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Data
Penelitian yang telah dilakukan dengan metode wawancara dan dokumentasi dan
data yang diperoleh adalah data primer dan sekunder.Berikut hasil pengumpulan
dan pengolahan data pada PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara.
4.2.1 Pengertian Aset Tetap
PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara menyatakan
aset tetap merupakan aset berwujud yang:
1. Dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
36
barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
adaministratif; dan
2. Diperkirakan untuk diguankan selama lebih dari satu periode.
4.2.2 Penggolongan Aset Tetap
Data yang diperoleh di PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara memiliki rincian aset tetap yang dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Menurut Jenisnya
Aset tetap yang dimiliki PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara berdasarkan jenisnya dapat dilihat (lampiran 4)
adalah sebagai berikut:
1) Bangunan dan kelengkapan halaman
2) Bangunan saluran air & perlengkapannya
3) Jalan sepur samping
4) Instalasi dan mesin
5) Reaktor nulir
6) Perlengkapan penyaluran tiang listrik
7) Gardu induk
8) Saluran udara tegangan tinggi
9) Kabel dibawah tanah
10) Jaringan distribusi
11) Gardu disribusi
12) Perlengkapan lain-lain
13) Perlengkapan pengolahan data
14) Perlengkapan transmisi data
15) Perlengkapan telekomunikasi
16) Perlengkapan umum
17) Kendaraan bermotor dan alat yang mobil
18) Material cadangan
19) Tanah & hak atas tanah
37
2. Menurut fungsinya
Aset tetap yang dimiliki PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara berdasarkan fungsinya dapat dilihat (lampiran 3)
adalah sebagai berikut:
Transmisi Pembangkitan
1) PLTA
2) PLTU
3) PLTD
4) PLTG
5) PLTP
6) PLTGU
Transmisi
7) Transmisi
8) Tele informasi data
Lainnya
9) Tata usaha
10) Gudang & persediaan bahan
11) Bengkel
12) Laboratorium
13) Jasa-jasa teknik
14) Wisma dan rumah dinas
15) Telekomunikasi
4.2.3 Perolehan Aset Tetap
Perolehan aset tetap pada PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara dilakukan dengan pembelian secara langsung atau tunai. Biaya
perolehan aset tetap adalah setara harga tunai pada tanggal pengakuan, aset tetap
tersebut meliputi harga beli tunai atau secara tunai dan pengeluaran lainnya antara
lain biaya transport, biaya pelabuhan, biaya asuransi, biaya instalasi, dan biaya uji
coba pengoperasian, dan sebagainya sampai aset tetap tersebut digunakan.
38
PEMBELIAN LANGSUNG/TUNAI
Aset tetap diukur setara harga tunai yang dicatat sebesar taksiran atau harga pasar
yang layak pada tanggal pengakuan dengan didasarkan pada biaya perolehan
dimana biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
1. Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomi masa
depan dari aset tersebut; dan
2. Biaya perolehannya dapat diukur secara andal.
Data yang diperoleh:
Pada tanggal 13 Januari 2019 PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara membeli mesin Trafo Daya 630 kVA seharga
Rp159.500.000 secara tunai. (lampiran 3)
Jurnal yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2019
Jan
13 Mesin Trafo Daya 630 kVa
Kas
Rp159.500.000
Rp159.500.000
4.2.4 Penyusutan Aset Tetap
Metode penyusutan yang diterapkan oleh PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara adalah penyusutan garis lurus (Straight
Line Method).
Data yang diperoleh:
Pada tanggal 13 Januari 2019 PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara membeli sebuah mesin Trafo Daya 630 kVA seharga
Rp159.500.000 dan taksiran manfaat 40 tahun (lampiran 2).
Tarif penyusutan peralatan 100% / 40 = 2,5%.
Sumber: PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (2019)
39
Biaya penyusutan = Rp159.500.000 x 2,5%
= Rp3.987.500/tahun
Tabel perhitungan penyusutan selama 5 tahun:
Tabel 4.1
Perhitungan Penyusutan per Tahun
Tahun Biaya
Perolehan
Tarif Beban Penyusutan Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
A B
(100% : 40)
C
(B x Biaya penyusutan)
D E
(B- D)
2019 Rp159.500.000 2,5% 2,5% x Rp159.500.000=
Rp3.987.500
Rp3.987.500 Rp155.512.500
2020 Rp159.500.000 2,5% 2,5% x Rp159.500.000=
Rp3.987.500
Rp7.975.000 Rp151.525.000
2021 Rp159.500.000 2,5% 2,5% x Rp159.500.000=
Rp3.987.500
Rp11.962.500 Rp147.537.500
2022 Rp159.500.000 2,5% 2,5% x Rp159.500.000=
Rp3.987.500
Rp15.950.000 Rp143.550.000
2023 Rp159.500.000 2,5% 2,5% x Rp159.500.000=
Rp3.987.500
Rp19.937.500 Rp139.562.500
Jurnal penyusutannya adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
2019
Des
31 Biaya penyusutan mesin Trafo
Akumulasi penyusutan Trafo
Rp3.987.500
Rp3.987.500
Sumber: PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (2019)
Sumber: PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (2019)
40
4.2.5 Pengeluaran selama Penggunaan Aset Tetap
Biaya yang dikeluarkan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara pada masa pemakain aset tetap dicatat oleh perusahaan sebagai
pengeluaran modal (capital expenditure) yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh aset tetap, meningkatkan efisiensi aset tetap,
menambah masa manfaat aset tetap, menambah kapasitas produktif aset tetap
misalnya, biaya pencegahan.Biaya ini biasanya dikeluarkan dalam jumlah yang
cukup besar (material), namun tidak sering terjadi.
Data yang diperoleh:
Pada tanggal 24 Mei 2019 PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera
Bagian Utaramengeluarkan sejumlah uang sebesar Rp34.047.946.451 untuk
menjaga mesin sebanyak 1 LOT agar berjalan sesuai dengan kondisi yang
diharapkan, melalui pemeriksaan terhadap mesin dan komponen terkaitnya
sehingga dapat menambah umur manfaat mesin tersebut.
Biaya yang dikeluarkan untuk menambah umur aset, maka biaya perbaikannya
akan dicatat dengan mendebit rekening akumulasi penyusutan mesin dan
mengkreditkan kas.
Jurnal pengeluaran penggunaan aset jika menambah umur aset:
Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
2019
Mei
24 Akumulasi penyusutan mesin
Kas
34.047.946.451
34.047.946.451
4.2.6 Penghentian dan Penghapusan Aset Tetap
Penghentian aset tetapPT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara dilakukan dengan cara dihapuskan/dibuang. Aset tetap yang akan
Sumber: PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (2019)
41
dihapusbukukan adalah aset yang akan dilepaskan atau aset yang secara permanen
ditarik dari penggunaanya dan tidak ada manfaat ekonomian dimasa yang akan
datang. Aset tetap tersebut dapat ditarik dikarenakan adanya keusangan teknologi
atau telah rusak permanen.
Data yang diperoleh:
Pada tanggal 15 Desember 2017 PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara melakukan penghapusan terhadap mesin Trafo Las Merk
Trysor 400 karena mesin sudah habis disusutkan dan sudah tidak beroperasi lagi.
Mesin tersebut diperoleh pada tahun 1990 dengan harga perolehan Rp850.992 dan
memiliki umur manfaat 13 tahun tanpa nilai residu.
Jurnal penghapusan mesin adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
2017
Des
15 Akumulasi penyusutan mesin Trafo
Mesin Trafo
850.992
850.992
4.2.7 Penyajian Aset Tetap dalam Laporan Posisi Keuangan
Aset tetap di PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset tetap disajikan dalam laporan posisi
keuangan berdasarkan jenisnya dan nilai buku pada tanggal neraca yaitu sebesar
harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutannya.
Penyajian aset tetap dalam PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara (lampiran 5).
Sumber: PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (2019)
42
4.3 Pembahasan
Hasil tinjauan pustaka yang dilakukan pada bab 2 dan pengumpulan data yang
diperoleh dari PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian
Utara pada bab 4, maka akan dilakukan pembahasan terhadap perlakuan akuntansi
aset tetap pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian
Utara.
4.3.1 Pengertian Aset Tetap
Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 16 Revisi 2015 (2015:6) menyatakan
aset tetap adalah aset berwujudyang dimiliki untuk digunkan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu
periode.
Menurut PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara aset
tetap merupakan aset berwujud yang:
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa
atau untuk tujuan administratif; dan
2. Diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Berdasarkan uraian dari pengertian aset tetap diatas, maka disimpulkan bahwa
pengertian aset tetap menurut PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara telah sesuai dengan PSAK No. 16 Revisi 2015.
4.3.2 Penggolongan Aset Tetap
Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 16 Revisi 2015 (2015:37)
menyebutkan suatu kelas aset tetap adalahpengelompokkan aset yang memiliki
sifat dan kegunaan yang serupa dalam operasi normal entitas. Berikut adalah
contoh dari kelas tersendiri: (a) tanah; (b) tanah dan bangunan; (c) mesin; (d)
kapal; (e) pesawat udara; (f) kendaraan bermotor; (g) perabotan; dan (h) peralatan
kantor.
Penggolongan aset tetap yang dimiiki PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangkitan Sumatera Bagian Utaraadalah sebagai berikut:
43
1. Menurut Jenisnya
Aset tetap yang dimiliki PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut:
1) Bangunan dan kelengkapan halaman
2) Bangunan saluran air & perlengkapannya
3) Jalan sepur samping
4) Instalasi dan mesin
5) Reaktor nulir
6) Perlengkapan penyaluran tiang listrik
7) Gardu induk
8) Saluran udara tegangan tinggi
9) Kabel dibawah tanah
10) Jaringan distribusi
11) Gardu disribusi
12) Perlengkapan lain-lain
13) Perlengkapan pengolahan data
14) Perlengkapan transmisi data
15) Perlengkapan telekomunikasi
16) Perlengkapan umum
17) Kendaraan bermotor dan alat yang mobil
18) Material cadangan
19) Tanah & hak atas tanah
2. Menurut fungsinya
Aset tetap yang dimiliki PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara berdasarkan fungsinya adalah sebagai berikut:
Transmisi Pembangkitan
1) PLTA
2) PLTU
3) PLTD
4) PLTG
5) PLTP
44
6) PLTGU
Transmisi
7) Transmisi
8) Tele informasi data
Lainnya
9) Tata usaha
10) Gudang & persediaan bahan
11) Bengkel
12) Laboratorium
13) Jasa-jasa teknik
14) Wisma dan rumah dinas
15) Telekomunikasi
Berdasarkan uraian dari penggolongan aset tetap diatas, maka disimpulkan bahwa
penggolongan aset tetap pada PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan
Sumatera Bagian Utaratelah sesuai dengan PSAK No. 16 Revisi 2015.
4.3.3 Perolehan Aset Tetap
Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 16 Revisi 2015 (2015:22-24)
menyatakan bahwa perolehan asettetap diperoleh melalui:
4. Aset tetap yang dibeli secara tunai
5. Aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran
6. Aset tetap yang dibangun sendiri
Menurut PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
Biaya perolehan aset tetap adalah setara harga tunai pada tanggal pengakuan, aset
tetap tersebut meliputi harga beli tunai atau secara tunai dan pengeluaran lainnya
45
antara lain biaya transport, biaya pelabuhan, biaya asuransi, biaya instalasi, dan
biaya uji coba pengoperasian, dan sebagainya sampai aset tetap tersebut
digunakan. Perolehan aset tetap pada PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara dilakukan dengan cara pembelian secara langsung atau
tunai.
Berdasarkan uraian dari perolehan aset tetap diatas, maka disimpulkan bahwa
perolehan aset tetap pada PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera
Bagian Utaratelah sesuai dengan PSAK No. 16 Revisi 2015.
4.3.4 Penyusutan Aset Tetap
Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 16 Revisi 2015 (2015:62)
menyebutkan
berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah
tersusutkan dari aset secara sistematis selama umur manfaatnya. Metode
tersebut antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode
unit produksi. Metode penyusutan garis lurus menghasilkan pembebanan
yang tetap selama umur manfaat aset jika nilai residunya tidak
berubah.Metode saldo menurun menghasilkan pembebanan yang menurun
selama umur manfaat aset. Metode unit produksi menghasilkan pembebanan
berdasarkan pada penggunaan atau output yang diperkirakan dari aset. Entitas
memilih metode yang paling mencerminkan pola pemakaian yang
diperkirakan atas manfaat ekonomik masa depan aset. Metode tersebut
diterapkan secara konsisten dari periode ke periode, kecuali terdapat
perubahan dalam pola pemakaian manfaat ekonomik masa depan yang
diperkirakan aset tersebut.
Metode penyusutan yang digunakan PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara adalah metode garis lurus(Straight Line Method) secara
teori, aset tetap seperti mesin sebaiknya disusutkan dengan metode unit produksi
karena pembebanan biaya penyusutannya berdasarkan penggunaannya. Artinya,
biaya penyusutan dihitung sebesar jam penggunaan mesin produksi agar biaya
pemakaian mesin diperkecil tetapi Berdasarkan Surat Edaran Perusahaan Listrik
Negara Nomor: 025.E/87/DIR/1997 Tentang Pedoman Kebijakan Akuntansi,
46
Sistem Buku Besar Dan Pelaporan Pelaporan Keuangan PT PLN (Persero)
menyatakan bahwa metode penyusutan yang diterapkan dilingkungan kerja PT
PLN (Persero) menggunakan metode garis lurus karena caranya sederhana dan
mudah dalam menentukan tarif penyusutan aset.
Berdasarkan uraian dari penyusutan aset tetap diatas, maka disimpulkan bahwa
penyusutan aset tetap pada PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera
Bagian Utaratelah sesuai dengan PSAK No. 16 Revisi 2015.
4.3.5 Pengeluaran selama Penggunaan Aset Tetap
Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 16 Revisi 2015 (2015:12) menyatakan
sesuai dengan prinsip pengakuan, entitas tidak mengakui biaya perawatan
sehari-hari aset aset tetapsebagai bagian dari aset tetap tersebut. Sebaliknya,
biaya tersebut diakui dalam laba rugi pada saat terjadinya.Biaya perawatan
sehari-hari terutama terdiri dari biaya tenaga kerja dan bahan habis pakai
termasuk suku cadang kecil. Tujuan pengeluaran ini sering dideskripsikan
sebagai “perbaikan dan pemeliharaan” aset tetap.
Pengeluaran yang tejadi pada PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara selama penggunaan aset tetap dicatat sebagai pengeluaran
modal (modal expenditure) yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk memperoleh aset tetap, meningkatkan efisiensi aset tetap, menambah masa
manfaat aset tetap, menambah kapasitas produktif aset tetap misalnya, biaya
pencegahan.
Berdasarkan uraian diatas, maka disimpulkan bahwa biaya-biaya selama
penggunaan aset tetap pada PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera
Bagian Utaratelah sesuai dengan PSAK No. 16 Revisi 2015.
4.3.6 Penghentian dan Penghapusan Aset Tetap
Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 16 Revisi 2015 (2015:69)
menyatakan pelepasan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara
(contohnya: dijual, disewakan dalam sewa pembiayaan, atau disumbangkan).
47
Aset tetap pada PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian
Utara melakukan penghentian aset tetap dengan dihapuskan. Penghapusan
dilakukan jika aset tetap tidak terdapat lagi masa manfaat ekonomi masa depan
yang diekspetasikan dari penggunaan dan pelepasannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka disimpulkan bahwa metode pelepasan aset tetap
pada PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utaratelah
sesuai dengan PSAK No. 16 Revisi 2015.
4.3.7 Penyajian Aset Tetap dalam Laporan Posisi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 16 Revisi 2015 (2015:30)
menyatakan umlah tercatat adalah jumlah suatu aset diakui setelah dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Pada PT PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian
Utaramenyajikan aset tetap dalam laporan posisi keuangan dan diklasifikasi
sebagai aset tetap pada kelompok aset tidak lancar.Aset tetap disajikan sebesar
nilai buku.Harga perolehan semua aset tetap disatukan jumlahnya kemudian
dikurangi akumulasi penyusutan sehingga muncul nilai buku dari aset tetap secara
keseluruhan.
Berdasarkan uraian di atas, maka disimpulkan bahwa penyajian aset tetap pada PT
PLN(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utaratelah sesuai
dengan PSAK No. 16 Revisi 2015.
48
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan tinjauan teoritis yang telah diuraikan pada bab 2 (dua) dan
berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penerapan akuntansi
aset tetap pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian
Utara yang meliputi pengertian, penggolongan, perolehan, penyusutan,
pengeluaran selama penggunaan, penghentian dan pelepasan, dan penyajian dan
pengungkapan aset tetap pada laporan posisi keuangan telah sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 Revisi 2015, sehingga
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Aset tetap merupakan aset berwujud yang dimiliki oleh perusahaan untuk
digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk
direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan
diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
2. Aset tetap pada Penyusutan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara digolongkan menjadi 2, yaitu menurut jenis dan
fungsinya.
3. Metode Penyusutan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara adalah metode garis lurus.
4. Penghentian dan penghapusan aset tetap dilakukan dengan cara dihapuskan.
5. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
memperoleh aset dengan dibeli secara langsung.
6. Aset tetap disajikan dalam laporan posisi keuangan dan diklasifikasi sebagai
aset tetap pada kelompok aset tidak lancar.
49
5.2 Saran
Penelitian yang dilakukan pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara hanya menggunakan metode penyusutan garis lurus untuk
semua jenis aset yang dimiliki perusahaan.Menurut teori, aset tetap seperti mesin
sebaiknya disusutkan dengan metode unit produksi karena pembebanan biaya
penyusutannya berdasarkan penggunaanya.Artinya, biaya penyusutan dihitung
sebesar jam penggunaan mesin produksi agar biaya pemakaian mesin diperkecil.
Oleh sebab itu disarankan juga menggunakan metode unit produksipada PT PLN
(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara.
50
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2015. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE.
Busmin dan Effi Aswita.2018.Metodologi Penelitian Pendidikan.Yogyakarta: K-
Media.
Hery dan Widiyawati Lekok. 2015. Akuntansi Keuangan Menengah 2. Jakarta:
Bumi Aksara.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2018. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
Kieso, Donald E, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2017. Akuntansi
Keuangan Menengah.Volume 1. Edisi IFRS. Diterjemahkan oleh Nia
Pramita dan M. Rivai. Jakarta: Selemba Empat.
Martani, Dwi, Sylvia Veronica Siregar, Ratna Wardhani, Aria Farahmati, Edward
Tanujaya. 2016. Akuntanasi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta:
Selemba Empat.
Rudianto.2012. Pengantar Akuntansi Konsep & Teknik PenyusunanLaporan
Keuangan AdaptasiIFRS.Jakarta: Erlangga.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana.
Suradi. 2009. Akuntansi Pengantar 1. Yogyakarta: Gava Media.
Susilawati.2013.Akuntansi Keuangan.Yogyakarta: C.V Andi.
Warren, Carl S, James M Reeve, Jonathan E. Duchac, Ersa Tri Wahyuni, Amir
Abadi Jusuf. 2018. Pengantar Akuntansi 1- Adaptasi Indonesia.Edisi
4.Diterjemahkan oleh Tim Editor Penerbit Salemba.Jakarta: Salemba
Empat.
51
Lampiran 1 Struktur Organisasi Perusahaan
52
Lampiran 2 Kartu Aktiva Tetap Pembelian Langsung
53
Lampiran 3 Jurnal Pembelian Langsung
54
Lampiran 4 Pengeluaran Selama Penggunaan Aset Tetap
55
Lampiran 5 Laporan Posisi Keuangan
56
57
Lampiran 6 Daftar Aset Tetap per Fungsi Perusahaan
58
Lampiran 7 Daftar Aset Tetap per Jenis Perusahaan Perusahaan
59
Lampiran 8 Daftar Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per Fungsi Perusahaan
60
Lampiran 9 Daftar Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per Jenis Perusahaan
61
Lampiran 10 Surat Pengajuan Judul Tugas Akhir
62
Lampiran 11 Surat Kesediaan Dosen Pembimbing Utama
63
Lampiran 12 Surat Kesediaan Dosen Pembimbing Pendamping
64
Lampiran 13 Surat Kesediaan Ketua Sidang Tugas Akhir
65
Lampiran 14 Surat Kesediaan Ketua Penguji Sidang Tugas Akhir
66
Lampiran 15 Surat Kesediaan Anggota Penguji Sidang Tugas Akhir
67
Lampiran 16 Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing Utama
68
Lampiran 17 Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing Pendamping
69
Lampiran 18 Formulir Bebas Revisi
70
Lampiran 19 Formulir Pernyataan Bebas Revisi Tim Penguji
71
72
73
BIODATA MAHASISWA
1. NamaLengkap : Serlinda Giawa 2. NIM : 1605082075 3. Tempat/TglLahir : Medan / 15 April 1999 4. Agama : Katolik 5. AsalSMA/Jurusan : SMK Negeri 1 Medan/Akuntansi 6. Alamat : Jl.Sindoro No.1 Medan 7. No. HP : 082161556765 8. E-mail :[email protected] 9. AlamatRumah : Jl.Turi Gg.Pardamean No.145 A Medan
10. Hobbi:Bernyanyi
11. Motto Hidup :Sedikit Kesabaran Dapat Mencegah Bencana
12. Nama Orang Tua : Ayah : Yaezaro Giawa
Ibu : Yatimani Nduru
13. Pekerjaan :Ayah : Penjahit
Ibu : Penjahit
Demikianlahbiodatainisayabuatdengansebenarnyadenganpenuhtanggungjawabunt
ukdapatdipergunakansesuaikeperluan.
Medan, 2019
Hormat Saya,
Serlinda Giawa
NIM 1605082075
lxxiv