akper 13 interpretasi keperilakuan pada desentralisasi
DESCRIPTION
RINGKASAN MATA KULIAH AKPERTRANSCRIPT
INTERPRETASI KEPERILAKUAN PADA DESENTRALISASI
Pengertian Desentralisasi
Istilah desentralisasi digunakan dalam sejumlah besar literatur yang beragam, dengan
demikian, istilah ini memiliki arti bagi orang yang berbeda. Definisi yang paling populer dari
desentralisasi adalah definisi yang diberikan oleh H.A. Simon :
Suatu organisasi administratif dalam adalah tersentralisasi sejauh keputusan dibuat pada
tingkatan yang relatif tinggi dalam organisasi tersebut; tedesentralisasi sejauh keputusan itu
didelegasikan oleh manajemen puncak kepada tingkatan wewenang eksekutif yang lebih
rendah.
Karena hanya terdapat sedikit kesempatan mengenai arti dari istilah desentralisasi,
mungkin adalah lebih berguna untuk fokus pada apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi
melalui desentralisasi. Yaitu masalah – masalah tersebut yaitu, masalah tersebut adalah
mengenai perilaku apa yang diinginkan oleh organisasi dari para manajer nya. Oleh karena
itu, bab ini menggunakan suatu definisi keperilakuan dari desentralisasi sebagai suatu sistem
yang mendorong berbagai manajer dalam suatu hierarki berfikir dan bertindak secara
independen sementara pada saat yang sama merupakan bagian dari suatu tim filosofi
manajemen yang mencoba untuk mendorong pemikiran dan tindakan manajer yang
independen tanpa mengorbankan kebutuhan organisaional. Dengan demikian, desentralisasi
merupakan penyeimbangan antara independensi dari manajer dengan kebutuhan sebagai
pemain tim. Desentralisasi juga adalah komitmen filosofis dari pihak organisasi.
Lingkungan Sebagai Faktor Penentu Desentralisasi
Bagian ini membahas mengenai kondisi-kondisi pendahulu yang menciftakan
kebutuhan akan jenis-jenis perilaku manajerial yang dijelaskan oleh Vancil (1980). Hanya
dengan memahami mengapa perilaku-perilaku semacam itu dibutuhkan, adalah mungkin
untuk memahami akan kebutuhan desentralisasi. Suatu pembahasan umum mengenai alasan-
alasan dibutuhkannya desentralisasi mencakuo hal-hal sebagai berikut :
1. Desentaralisasi membebaskan manajemen puncak untuk fokus pada keputusan-keputusan
strategis jangka panjang dan bukannya terlibat dalam keputusan-keputusan operasi. Hal
ini berarti penggunaan yang lebih baik atas aktu manajerial yang sangat berharga.
2. Desentralisasi memungkin organisasi untuk memberikan respon secara cepat dan efektif
terhadap masalah (manajer lokal) memiliki informasi yang paling baik dan oleh sebab
itu, dapat memberikan respon yang lebih baik pada kebutuhan-kebutuhan lokal.
1
3. Sistem yang tersentralisasi tidak mampu menangani semua informasi yang rumit yang
diperlukan untuk membuat keputusan yang optimal. Keputusan-keputusan yang
tersentralisasi mungkin lebih inferior dibandingkan dengan keputusan-keputusan yang
dibuat secara lokal dalam suatu sistem yang terdesentralisasi.
4. Desentralisasi menyediakan dasar pelatihan yang baik bagi manajemen puncak masa
depan.
5. Desentralisasi memenuhi kebutuhan akan otonomi dan dengan demikian merupakan
suatu alat motivasional yang kuat bagi para manajer.
Memilih suatu Struktur
Untuk menerapkan desentralisasi, suatu organisasi harus memilih struktur yang
sesuai, mengembangkan anggaran dasar, dan mengukur kinerja dari subunit-subunit yang
terdesentralisasi. Tidak ada satu pun truktur yang paling sesuai untuk desentralisasi. Untuk
memilih struktur dari sekian banyak struktur yang dapat meningkatkan desentralisasi adalah ;
1. Pembagian Tugas/Keputusan
Jenis fungsional-divisional dari struktur organisasi mencerminkan dua cara berbeda
untuk membagi tugas/keputusan dalam suatu organisasi. Struktur fungsional membagi suatu
organisasi sepanjang lini fungsi-fungsi utama seperti produksi, pemasaran, keuangan, dan
seterusnya. Struktur tersebut adalah sesuai untuk mengeksploitasi skala ekonomi karena
orang-orang berspesialisasi dalam fungsi tertentu. Struktur semacam itu terutama sesuai
untuk organisasi yang memerlukan pengembangan keahlian yang mendalam disuatu bidang
teknis dan atau memiliki produk yang sedikit dan serupa. Produsen komputer dan perusahaan
penerbangan adalah contoh-contoh yang baik dari perusahaan besar yang diatur secara
fungsional.
2. Merencanakan Akuntabilitas Sumber Daya
Langakah kedua dalam memilih suatu struktur adalah merencanakan suatu sistem yang
sesuai untuk akuntabilitas sumber daya pada berbagai subunit fungsional, produk,wilayah.
Biasanya, suatu struktur akuntabilitas sumber daya mengikuti logika dari distribusi fisik
aktivitas dan keputusan yang dicapai oleh penciptaan subunit. Empat jenis akuntansi sumber
daya yang dikenal dalam literatur yang terdiri atas ; pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba,
dan pusat investasi.
Karena hubungan antara aktivitas/keputusan dan sumber daya yang digunakan maka
organisasi fungsional terutama menggunakan pusat pendapatan dan biaya. Demikian pula,
karena divisi pada umumnya menggabungkan pemasaran dan produksi dibawah seorang
manajer, maka divisi-divisi tersebut diatur sebagai pusat laba atau investasi. pusat laba atau
2
investasi adalah unit ekonomi dasar dalam bisnis manapun dan manajemen oleh karena itu
berkepentingan untuk menilai kelangungan hidup ekonomisnya. Dengan demikian, sumber
daya yang diidentifikasikan dengan suatu unit yang tidak berkaitan dengan kemampuan
seorang manajer untuk membuat keputusan tentang sumber daya tersebut.
Pengembangan Anggaran Dasar
a. Pendelegasian Aktivitas
Persyaratan penting dari desentralisasi adalah penentuan aktivitas yang sebaiknya
didelegasikan kepada subunit dan aktivitas yang sebaiknya dikendalikan secara sentral.
Dalam teori, sistem yang terdesentralisasi penuh akan mendelegasikan seluruh aktivitas yang
dapat dipisahkan kepada subunit, dengan hanya sedikit atau tidak ada sama sekali peran dari
manajemen sentral.
b. Menetapkan Norma-norma Keperilakuan
Anggaran dasar harus mengikuti pembagian aktivitas dengan menyatakan norma-norma
keperilakuan yang diharapkan oleh kantor pusat dari para manajer subunit dalam
melaksanakan aktivitas-aktivitas ini. Tersedia beberapa opsi untuk mengomunikasikan
norma-norma keperilakuan yang diinginkan. Norma-norma keperilakuan yang paling penting
adalah: sosialisasi, spesialisasi,standardisasi, dan formalisasi. Semua metode ini
menyediakan suatu cara dengan mana kantor pusat dapat mengomunikasikan keinginan atau
situasi strukturnya sehingga keputusan dan tindakan yang diambil oleh subunit sesuai dengan
norma-norma perilaku yang dapat diterima.
c. Klarifikasi Hubungan Antarunit
Anggaran dasar yang baik juga memeberikan peraturan-peraturan dasar untuk mengelola
pertukaran antar unit. Pertukaran ini adalah perlu ketika subunit-subunit saling bergantung
satu sama lain untuk input atau output. Tingkat ketergantungan bervariasi dari tinggi dalam
perusahaan yang terintegrasi secara vertikal sampai rendah dalam konglomerasi yang
terdiversifikasi. Beberapa dari saling ketergantungan tersebut ada dikebanyakan organisasi.
Hal ini menciptakan kebutuhan untuk mengelola hubungan antarunit tersebut dengan cara
dimana baik unit individual maupun organisasi dapat mencapai tujuannya. Desentralisasi
menigkatkan bahaya di mana subunithanya memaksimalkan tujuannya sendiri dengan
mengorbankan organisasi dengan cara memungkinkan manajer subunit untuk bertindak
secara independen.
d. Pendekatan Kompetitif versus Kolaborasi
Anggaran dasar untuk desentralisasi mencoba untuk mencegah peluang untuk melakukan
suboptimasi ini. Anggaran dasar tersebut dapat menggunakan dua pendekatan ekstrem untuk
3
melakukannya. Pertama, pendekatan kompetitif, mengandalkan pada mekanisme pasar dan
mensubstitusikan pasar internal yang fiktif dengan pasar eksternal. Persaingan antar-subunit
didukung dan harga transfer internal menjalankan peran alokasi sumber daya dari sistem
harga eksternal. Pendekatan lainnya, yaitu pendekatan kolaboratif, meneakankan pada
keanggotaan organisasioanaldan mendorong individu untuk bekerja pada satu tim dengan
menggunakan aturan, penghargaan, dan nilai yang sesuai.
e. Faktor-faktor yang Memperngaruhi Pilihan
Suatu pendekatan pragmatis untuk mengembangkan anggaran dasar yang terdesentralisasi
mencoba untuk menggabungkan kedua pendekatan ini. Tugasnya adalah menempatakan
organisasi pada suatu kontinum yang ujung-ujungnya adalah kompetisi dan kolaborasi. Ada
empat faktor penting yang sebaiknya dipertimbangkan oleh suatu organisasi dalam
memutuskan ujung yang mana yang akan dipilih pada kontinum kompetisi-kolaborasi
tersebut :
Tersedianya pasar tradisional
Sikap kompetitif di antara subunit-subunit adalah mungkin hanya jika ada pasar eksternal
untuk produk atau jasa yang diperdagangkan secara interal.
Saling ketergantungan yang strategis
Faktor utama dalam memilih antara kompetisi dan kolaborasi merupakan strategi bagi
organisasi. Bahkan ketika produk-produknya secara teknis independen, strategi suatu
organisasi dapat membuat produk-produk tersebut menjadi saling bergantung.
Ketidaklengkapan harga
Pendekatan kompetitif membutuhkan mekanisme harga sebagai sinyal dasar untuk mengatur
pengaturan.selama harga menyakup semua variabel keputusan yang relevan, pendekatan
kompetitif akan berhasil. Namun, harga transfer internal jarang mencakup semua variabel
keputusan yang relevan dalam suatu pertukaran. Hal terutama yang sangat penting ialah
perbedaan kualitas, ketidakpastian dan faktor-faktor eksternal.
Ketika terdapat perbedaan kualitas antara produk adalah sulit untuk membandingkan
harga dari pemasok internal dengan pasar eksternal yang menjadi referensi. Harga lagi-lagi
gagal untuk mencerminkan dimensi penuh dari pertukaran karna pihak lain harus membayar
sebagian dari biaya tersebut. Sebagai contoh, dalam suatu proses multitahap yang terintegrasi,
seperti pembuatan karton, kegagalan dari dua unit pada tahap selanjutnya dari proses tersebut
dapat merugikan pabrik kertas (tahap 1) dibandingkan dengan unit-unit berikutnya.
Ketidaklengkapan dari suatu sinyal berarti bahwa kompetisi antar unit harus ditengahi dan
4
dilengkapi dengan mekanisme kolaboratif yang dapat mengakui semua pariabel penting
dalam pertukaran internal.
Tersedia opsi untuk keluar.
Persyaratan yang penting bagi keberhasilan pendekatan kompetitif adalah tersedia opsi
untuk keluar. Opsi untuk keluar memungkinkan seorang produsen internal yang tidak efisien
diberikan sanksi dengan cara mengizinkan pembeli menolak untuk membeli secara internal.
Namun disiplin pasar tidak selalu menghentikan atau menangkap inefisiensi internal tersebut.
f. Desentralisasi dan penentuan harga transfer
Mekanisme utama yang digunakan oleh organisasi untuk mengatur pertukaran antar subnit
adalah mekanisme penentuaan harga transfer (transfer pricing). Sistem penentuan harga
transfer dapat digunakan sebagai suatu alat untuk memaksakan prilaku yang diinginkan oleh
anggaran dasar.
g. Jenis-jenis harga transfer
Organisasi biasanya menggunakan lima jenis harga transfer. Kelima jenis harga transfer
tersebut adalah :
Harga pasar
Harga pasar digunakan ketika terdapat beberapa jenis pasar eksternal untuk produk tersebut.
Harga pasar mendorong prilaku yang kompetitif antar sub unit dan dapat menurunkan
komitmen terhadap suatu organisasi karna harga pasar memberikan kebebasan baik kepada
divisi pembeli maupun divisi pembeli untuk melakukan transaksi secara eksternal.
Harga biaya plus
Biaya plus dapat berupa biaya penuh atau biaya pariabel plus marjin laba. Kedua aturan ini
dapat mendorong para pemasok internal untuk menjadi tidak efisien dengan memungkinkan
mereka untuk meneruskan biaya pada divisi pembeli.
Biaya variabel
Biaya variabel mungkin optimal secara ekonomi karna biaya tersebut mendekati biaya
produksi marginal dalam jangka pendek. Tetapi, biaya variabel secara motivasional adalah
tidak mendukung unit penjualan karna biaya tersebut tidak memungkinkan unit penjual untuk
menujunjukan laba.
Harga yang dinegosiasikan
Harga yang dinegosiasikan akan mendorong keterampilan bernegosiasi dengan
mengorbankan produktifitas karna negosiator yang paling baik dapat mengenakan harga yang
lebih tinggi.
Harga yang diputuskan atau diperintahkan.
5
Harga yang diputuskan atau diperintahkan digunakan ketika dua subunit tidak mencapai
kesepakatan mengenai harga transfer yang memuaskan kedua belah piha. Jika suatu divisi
menolak akan melakukan transaksi dengan divisi lainnya.
Dalam kasus semacam ini, merupakan praktek umum dalam manajemenpuncak untuk
menentukan suatu solusi yang tepat guna menyelesakan perselisihan ini. Ketika hal ini
dilakukan, para maneger yang terlibat tidak lagi mempunyai tanggung jawab penuh atas
aktivitas dari visi mereka. Hal ini menimbulkan masalah-masalah keperilakuan lansung
dalam hal semangan dan motivasi.
h. Harga Transfer dan Anggaran Dasar Desentralisasi
Dampak keperilakuan dari harga transfer menyarankan suatu penafsiran kembali terhadap
harga transfer sebagai mekanisme keperilakuan untuk mendukung tingkat kompetisi atau
kolaborasi antar subunit yang diinginkan oleh suatu organisasi.
Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja
Langkah terakhir dalam desentralisasi adalah menetapkan suatu system untuk
mengevaluasi dan menghargai kinerja. Terdapat kesepakatan umum mengenai tujuan dan
atribut yang sebaiknya dimiliki oleh ukuran-ukuran semacam itu. Atribut-atribut dan ukuran-
ukuran kinerja yang kemungkinan besar akan mengarah pada keselarasan tujuan adalah :
a) Kemampuan untuk mengendalikan/kontrolabilitas (controllability)
b) Kelengkapan
c) Pemisahan aktivitas dan evaluasi manajerial.
6