akl_pengalokasian biaya dlm penggabungan usaha dgn metode pembelian
DESCRIPTION
AKL_Pengalokasian Biaya Dlm Penggabungan Usaha Dgn Metode PembelianTRANSCRIPT
Pengalokasian Biaya dalam Penggabungan Usaha dengan Metode Pembelian
Langkah pertama dalam mengalokasikan biaya dari perusahaan yang diperoleh adalah
menentukan nilai wajar dari semua aktiva berwujud dan tidak berwujud yang diperoleh dapat
diidentifikasi dan kewajiban ditanggung yang dapat diidentifikasi. Perusahaan-perusahaan
biasanya memakai jasa penilai independen untuk menentukan nilai pasar yang wajar.
Pedoman umum dalam menentukan nilai wajar aktiva dan kewajiban yang diakuisisi
adalah sebagai berikut:
a. Surat berharga yang dapat diperjualbelikan (marketable securities) dinilai berdasarkan
harga pasar yang berlaku.
b. Surat berharga yang tidak dapat diperjualbelikan dinilai berdaarkan nilai estimasi dengan
mempertimbangkan ukuran seperti price earning ratio, pembagian dividen, dan tingkat
pertumbuhan yang diharapkan dengan membandingkan perusahaan yang mempunyai
karakteristik yang sama.
c. Piutang dinilai berdasarkan nilai sekarang dari jumlah yang akan diterima dengan
menggunakan tingkat bunga yang sesuai, dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu dan
biaya penagihan sesuai keadaan.
d. Persediaan
i. Barang jadi dan barang dagang dinilai berdasarkan harga jual dikurangi: (a)
penjumlahan biaya penjualan dan (b) taksiran keuntungan yang wajar atas
penjualan yang ditentukan berdasarkan tingkat keuntungan sejenis.
ii. Barang dalam proses dinilai berdasarkan harga jual barang dikurangi: (a)
penjumlahan biaya untuk penyelesaian dan (b) biaya penjualan, dan (c) yaksiran
keuntungan yang wajar atas penjualan yang ditentukan berdasarkan tingkat
keuntungan barang sejenis.
iii. Bahan baku dinilai berdasarkan nilai pengganti scat itu.
e. Tanah dan Bangunan:
i. Apabila akan sigunakan sesuai dengan tujuan penggunaan sebelumnya, dinilai
berdasarkan nilai pasar untuk tujuan penggunaan tersebut.
ii. Apabila digunakan untuk tujuan yang berbeda dengan tujuan penggunaan
sebelumnya, dinilai berdasarkan nilai pasar sesuai dengan tujuan penggunaan
yang diharapkan.
iii. Apabila akan dijual atau sementara ditahan dan selanjutnya akan dijual kembali,
dinilai berdasarkan nilai realisasi bersih.
f. Pabrik dan Peralatan:
i. Jika akan digunakan, dinilai berdasarkan nilai pasar yang ditentukan oleh
perusahaan penilai.
ii. Jika digunakan untuk sementara waktu, dinilai berdasarkan harga terendah antara
biaya pengganti saat itu untuk kapasitas yang sebanding dan nilai realisasi bersih.
iii. Apabila akan dijual atau sementara ditahan untuk selanjutnya akan dijual kembali,
dinilai berdasarkan nilai realisasi bersihnya.
g. Aktiva tidak berwujud, seperti paten dan lisensi, dinilai berdasarkan nilai taksiran.
h. Aktiva bersih atau kewajiban program pension manfaat pasti, ditentukan berdasarkan
nilai sekarang aktuaria.
i. tagihan dan kewajiban pajak, ditentukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku.
j. Utang usaha, wesel bayar, utang jangka panjang, kewajiban akrual dan utang lainnya
dinilai berdasarkan nilai sekarang jumlah yang akan dibayar yang didiskontokan dengan
menggunakan tingkat wajar saati itu.
k. kewajiban sehubungan dengan penutupan pabrik dan pemutusan kontrak akibat akuisisi
dinilai berdasarkan nilai sekarang jumlah yang akan dibayar dan didiskontokan
berdasarkan tingkat bunga wajar saat itu.
Pembayaran Kontinjen dalam Penggabungan Usaha secara Pembelian
Pedoman akuntansi untuk pembayaran kontinjen dalam penggabungan usaha secara
pembelian dinyatakan dalam PSAK No. 22 paragraf 48. Pembayaran kontinjen yang dapat
ditentukan pada tanggal akuisisi yang dicatat sebagai bagian dari biaya penggabungan.
Pembayaran kontinjen yang tidak dapat ditentukan pada tanggal akuisisi diakui ketika kontinjen
diselesaikan dan pembayaran diterbitkan atau menjadi dapat diterbitkan. Jika kontinjensi
didasarkan pada harga surat berharga, biaya yang tercatat pada perusahaan yang dibeli tidak
berubah.
Perbandingan Biaya dan Nilai Wajar
Setelah nilai wajar ditetapkan pada semua aktiva yang diperoleh dan kewajiban yang
ditanggung yang dapat diidentifikasi, biaya investasi dibandingkan dengan total nilai wajar
aktiva yang dapat diidentifikasi dikurang dengan kewajiban. Jika biaya investasi melebihi nilai
wajar bersih, pertama dialokasikan pada kativa bersih yang dapat diidentifikasi berdasarkan nilai
wajarnya dan kelebihannya dialokasikan dengan goodwill. Seperti yang diatur dalam PSAK No.
19 “Aktiva Tak Berwujud” maksimum periode amortisasi goodwill adalah 20 tahun. Pada
beberapa penggabungan usaha, total nilai wajar atas aktiva yang diperoleh dapat
diidentifikasikan terhadap kewajiban yang ditanggung mungkin melebihi biaya perusahaan yang
dibeli.
Ilustrasi Penggabungan secara Pembelian
PT Putih memperoleh aktiva bersih PT Salju melalui penggabungan dengan metode
pembelian yang dilaksanakan pada tanggan 27 Desember 20X3.
Kasus 1: Goodwill PT Putih membayar Rp 400.000.000 tunai dan menerbitkan 50.000 lembar
saham biasa dengan nilai nominal Rp 10.000, nilai pasar Rp 20.000 per saham untuk
memperoleh aktiva bersih PT Salju. Ayat jurnal untuk mencatat penggabungan usaha pada buku
PT Putih pada tanggan 27 Desember 20X3 adalah sebagai berikut:
Investasi pada PT Salju Rp 1.400.000.000
Kas Rp 400.000.000
Saham Biasa @ Rp 10.000 500.000.000
Tambahan Saham Disetor 500.000.000
Untuk mencatat penerbitan 50.000 lembar saham biasa nominal Rp 10.000 ditambah dengan kas
Rp 400.000.000 dalam penggabungan usaha secara pembelian dengan PT Salju.
Kas Rp 50.000.000
Piutang Bersih 140.000.000
Persediaan 250.000.000
Tanah 100.000.000
Bangunan 500.000.000
Peralatan 350.000.000
Hak Paten 50.000.000
Goodwill 200.000.000
Utang Usaha Rp 60.000.000
Wesel Bayar 135.000.000
Kewajiban Lain-lain 45.000.000
Investasi pada PT Salju 1.400.000.000
Menetapkan biaya perolehan PT Salju atas aktiva yang diperoleh yang dapat diidentifikasi dan
kewajiban yang ditanggung atas dasar nilai wajarnya dan penetapan goodwill.
Jumlah yang diterapkan pada aktiva dan kewajiban ditetapkan berdasarkan nilai wajar,
kecuali goodwill. Goodwill ditentukan dengan mengurangkan nilai wajar aktiva bersih yang
diperoleh yang diidentifikasi sebesar Rp 1.200.000.000 dari harga beli aktiva bersih PT Salju
sebesar rp 1.400.000.000
Kasus 2: Goodwill Negatif. PT Putih menerbitkan 40.000 lembar saham biasa dengan nilai
nominal Rp 10.000, nilai pasar Rp 20.000 per saham, dan juga memberikan wesel bayar 5 tahun,
bunga 10% dengan nilai nominal Rp 200.000.000 untuk aktiva bersih PT Salju. Ayat jurnal pada
buku PT Putih untuk mencatat penggabungan usahan PT Putih dan PT Salju pada tanggan 27
Desember 20X3 adalah sebagai berikut:
Investasi pada PT Salju Rp 1.000.000.000
Saham Biasa, nominal Rp 10.000 Rp 400.000.000
Tambahan Modal Disetor 400.000.000
Wesel Bayar, 10% 5 tahun 200.000.000
Untuk mencatat penerbitan 40.000 lembar saham biasa nominal Rp 10.000, ditambah dengan
wesel 10% sebesar Rp 200.000.000 dalam penggabungan usaha secara pembelian dengan PT
Salju.
Kas Rp 50.000.000
Piutang Bersih 140.000.000
Persediaan 250.000.000
Tanah 80.000.0000
Bangunan 400.000.000
Peralatan 280.000.000
Hak Paten 40.000.000
Utang Usaha Rp 60.000.000
Wesel Bayar 135.000.000
Kewajiban Lain-lain 45.000.000
Investasi pada PT Salju 1.000.000.000
Untuk menetapkan biaya perolehan PT Salju atas aktiva lancar dan kewajiban berdasarkan nilai
wajarnya dan atas aktiva tidak lancar berdasarkan nilai wajar dikurangi dengan bagian yang
proposional kelebihan nilai wajar dari biaya investasi.
Jumlah yang ditetapkan pada tiap-tiap akun aktiva dan kewajiban pada jurnal di atas
ditetapkan sesuai dengan ketetapan PSAK No. 22 untuk penggabungan usaha secara pembelian.
Karena nila wajar sebesar Rp 1.200.000.000 dari aktiva bersih yang diperoleh dapat
diidentifikasi melebihi harga beli Rp 1.000.000.000 sebesar Rp 200.000.000, jumlah yang dapat
ditetapkan atas aktiva tidak lancar dikurangkan sebesar 20 % (kelebihan sebesar Rp
200.000.000/nilai wajar aktiva tidak lancar Rp 1.000.000.000).
Dalam beberapa hal kelebihan nilai wajar terhadap biaya dapat sedemikian besar
sehingga sisa saldo setelah aktiva tidak lancar dikurangi menjadi 0. Sisa kelebihan pada kasus ini
harus dilaporkan sebagai pendapatan ditangguhkan sebagai istilah penggan ti dari goodwill
negative.
Ketika nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh dalam suatu penggabungan usaha secara
pembelian melebihi biaya perolehan investasi, kelebihan ini biasanya dinyatakan sebagai
goodwill negative. Penggunaan goodwill negative adalah tidak tepat karena suatu perusahaan
hanya mempunyai goodwill atau tidak mempunyai goodwill tetapi tidak dapat mempunyai
goodwill yang minus.
Jika bagian kepemilikan perusahaan mengakuisisi atas nilai wajar agregat aktiva neto
yang diakuisisi melebihi biaya perolehan, secara efektif aktiva neto telah diperoleh dengan harga
yang lebih rendah. Nilai wajar aktiva non moneter diperoleh harus dikurangi dengan diskon
tersebut agar akuisisi tidak dibukukan melebihi biaya perolehannya. Total diskon yang disetor ke
aktiva non moneter tersebut, akan direalisasikan sebagai penghasilan pada saat aktiva tersebut
dijual atau saat manfaat ekonomi mandating yang terkandung pada aktiva tersebut dikonsumsi.