akeu masalah penambahan nilai
DESCRIPTION
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas UdayanaTRANSCRIPT
AKUNTANSI KEUANGAN
PERSEDIAAN: ISU PENILAIAN TAMBAHAN
Oleh:
Kelompok 02
Ida Ayu Eka Purnama Yuni (1215351033)
Natasha Rizky Annisa (1215351185)
Made Ayu Wilda Sinta Dewi (1215351186)
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2014-2015
KATA PENGANTAR
Om Swastiastu
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Ida Sang HyangWidhi Wasa,
berkat rahmat dan karunia-NYA, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Isu Penilaian Tambahan ’’.Makalah ini diajukan
sebagai tugas kelompok Akuntansi Keuangan I Program Non Reguler S1
Akuntansi.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan
dan kesalahan,untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca.
Dan pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen Ibu Dr. Gayatri, SE.,M.Si., Ak, dan semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan motivasi, ikut berpartisipasi
dan perhatian sehingga paper ini dapat terselesaikan tepat pada waktu nya.
Demikianlah makalah ini kami tulis semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca,akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Denpasar, 25 April 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................1
Bab II Pembahasan........................................................................................2
2.2 Nilai Realisasi Bersih dan Penerapan Konsep Nilai Terendah
antara Biaya dan Nilai Realisasi Bersih…………………………2
2.2 Metode Estimasi Persediaan..........................................................3
2.3 Penyajian dan Pengungkapan Persediaan....................................5
Bab III Penutup..............................................................................................8
Daftar Pustaka................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita ketahui bahwa persediaan merupakan hal yang sangat penting bagi
perusahaan, dan sistem pencatatan serta pengelolaannya membutuhkan
banyak cara, banyak sistem, banyak waktu dan harus efektif karena
persediaan merupakan salah satu pilar utama atas kesuksesan suatu usaha atau
perusahaan.
Pengelolaan persediaan membutuhkan adanya catatan atas barang yang
masuk, barang yang diproses dan juga barang yang dikeluarkan. Selain itu,
persediaan juga membutuhkan penilaian, agar persediaan dapat diukur dan
dapat di manajemen dengan baik agar tercapainya tujuan perusahaan yang
maksimal seperti yang diharapkan.
Salah satu tujuan dari akuntansi persediaan, termasuk penilaian persediaan
adalah untuk menetapkan penghasilan yang wajar dengan membebankan
biaya yang bersangkutan terhadap penghasilan perusahaan. Dalam proses
penjualan dan pembelian dapat dilihat bahwa persediaan merupakan nilai
yang tersisa setelah jumlah biaya telah dibebankan terhadap penjualan atau
sebagai jumlah biaya yang tersisa untuk dibebankan terhadap penjualan di
masa yang akan datang.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Nilai Realisasi Bersih dan Penerapan Konsep Nilai Terendah antara
Biaya dan Nilai Realisasi Bersih
Persediaan harus disajikan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan
dan nilai realisasinbersih. Apa yang dimaksud degan nlai realisasi bersih?
Nilai realisasi bersih adalah nilai bersih yang diharapkan akan direalisasi dari
penjuaan persediaan dalam kegiata usaha normal. Nilai tersebut dihitung
sebagai berikut:
“Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga penjualan dalam
kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesain dan
taksiran biaya yang dperlukan untuk melakukan penjualan.”
Sebagai ilustrasi, misalkan Vareto Furniture memiliki persediaan yang
belum selesai dengan nilai jual Rp. 50.000.000. Taksira biaya penyelesaian
sebesar Rp. 8.000.000 dan taksiran margin keuntungan normal sebesar
10%dar nilai jual. Nilai reaisasi bersih dapat dihitung sebagai berikut:
Pesediaan, nilai jual Rp. 50.000.000
Dikurangi: Taksiran biaya penyelesaian Rp. 8.000.000
Nilai realisasi bersih Rp. 42.000.000
Dikurangi: penyisihan margin keuntungan
normal
Rp. (5.000.000) 10%
nilai
jual
Nilai realisasi bersih – margin keuntungan
normal
Rp. 37.000.000
Setiap penurunan nilai persediaan dibawah biaya biaya menjadi nilai
realisasi dari seluruh kerugiaan persdiaan harus diakui sebabgai beban pada
periode terjadinya penurunan atas kerugian tersebut. Apabila terjadi
pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali
nilai realisasi bersih, maka harus diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah
beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.
2
Bagaimana Lower of Cost or Net Realizable Value bekerja? Menurut IAS
2 dan PSAK 14, penentuan nilai persediaan adalah nilai terendah antara biaya
dengan nilai realisasi bersih.
Item Biaya Perolehan Nilai Realisasi Bersih LOCOM
Bayam $80.000 $100.000 $80.000Wortel $100.000 $110.000 $100.000Buncis $50.000 $40.000 $40.000kacang polong $90.000 $72.000 $72.000sayur campuran $95.000 $92.000 $92.000
$415.000$384.000
Ayat Jurnal penyesuain yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Kerugian karena penurunan nilai persediaan Rp. 31.000.000
Persediaan Rp. 31.000.000
2.2 Metode Estimasi Persediaan
Dalam beberapa kondisi, akuntan perlu melakukan estimasi atas nilai
persediaan. Contohnya, adalah untuk mengestimasi nilai persediaan, yang
akan dilaporkan di neraca interim atau untu mencatat persediaan perusahaan.
Kadang-kadang metode estimasi persediaan terpaksa harus dilakukan bila
data akuntansi dan atau fisik persediaan hilang, rusak atau musnah akrena
bencana alam, kebakaran atau sebab lainnya.
2.2.1 Metode Ritel/ Metode Eceran (Retail Method)
Menurut Warren, Reeve, Fees (2005 : 459) mengatakan, “metode
persediaan eceran (retail inventory metgod) mengestimasikan biaya
persediaan berdasarkan hubungan antara harga pokok barang dagang yang
sama. Untuk menggunakan metode ini harga eceran dari semua barang
dagang harus ditetapkan dan dijumlahkan. Berikutnya, persediaan eceran
ditentukan dengan mengurangi penjualan selama periode bersangkutan.
Estimasi biaya persediaan kemudian dihitung dengan mengalihkan
persediaan eceran dengan rasio biaya terhadap harga jual (eceran) barang
dagang yang tersedia untuk dijual.
3
Harga Pokok
Harga Eceran
Perseiaan barang dagangan, 1 jan
$ 20.000 $ 25.000
Pembelian Bulan Jan (Bersih)
$ 30.000 $ 40.000
Barang yang tersedia dijual $ 50.000 $ 65.000Rasio biaya thdap harga eceran
$50.000$65.000= 77%
Penjualan bulan Jan (bersih) $ 55.000Persediaan brg dagang 31 Jan pd eceran
$ 10.000
Persediaan brg dagangan 31 jan pd estimasi biaya ($10,000x77%)
2.2.2 Metode Laba Kotor
Metode laba kotor menggunakan estimasi laba kotor untuk
mengestimasi besarnya persediaan pada akhir periode. Metode laba kotor
ini berdasarkan observasi bahwa hubungan antara penjualan bersih dengan
harga pokok penjualan biasanya relative cukup stabil dasi satu period eke
periode berikutnya. Jadi, besarnya persentase laba kotor untuk periode
berjalan di asumsikan sama dengan besarnya persentase laba kotor yang
dihasilkan dalam periode-periode sebelumnya.
Persentase laba kotor periode lalu sebesar 40 % akan digunakan untuk
menentukan besarnya estimasi laba kotor bulan januari, vang kemudian
selanjutnya memungkinkan untuk melakukan penghitungan atas besarnya
estimasi harga pokok penjualan dan persediaan akhir.
Penjualan bersih (aktual) Rp. 500.000.000 100 %
Harga pokok penjualan (estimasi) (Rp. 300.000.000) ( 60 %)
Laba kotor (estimasi) Rp. 200.000.000 40%
Setelah besarnya estimasi harga pokok penjualan diperoleh, estimasi
persediaan akhir dapat dihitung dengan cara :
4
Persediaan awal (aktual) Rp.250.000.000
Harga pokok barang yang dibeli (aktual) Rp.400.000.000
Harga pokok barang yang tersedia untuk dijual (aktual) Rp. 650.000.000
Harga pokok penjualan (estimasi) (Rp300.000.000)
Persediaan akhir (estimasi) Rp.350.000.000
Besarnya estimasi persediaan akhir ini sekarang dapat digunakan
dalam laporan keuangan 31 Januari atau dapat dibandingkan dengan
catatan persediaan perpetual (jika ada), atau juga dapat digunakan sebagai
dasar dalam perhitungan klaim asuransi jika seandainya saja musibah
terjadi atas persediaan.
Sebagai catatan, besarnya harga pokok dari barang yang dibeli ini
merupakan penjumlahan antara besarnya pembelian bersih (pembelian
dikurangi dengan potongan pembelian dan retur pembelian serta
penyesuaian harga beli) dengan besarnya ongkos angkut masuk.
2.3 Penyajian dan Pengungkapan Persediaan
2.3.1 Penyajian
Persediaan disajikan sebagai bagian dari Aset Lancar. Berikut ini
adalah contoh penyajian persediaan dalam Neraca Pemerintah Daerah.
5
2.3.2 Pengungkapan
Berikut merupakan pengungkapan wajib terkait persediaan:
1. kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan,
termasuk rumus biaya yang dipakai
2. Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut
klasifikasi yang sesuai bagi perusahaan
3. Jumlah tercatat persediaan yang dicatat sebesar nilai realisasi bersih
4. Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui
sebagai penghasilan selama periode.
5. Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan
yang diturunka
6. Nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan
kewajiban.
Laporan keuangan juga harus mengungkapkan salah satu informasi
berikut:
1. Biaya oersediaan yang diakui sebagai beban selama periode tertentu.
Bila selama satu periode usaha terdapat unsure biaya yag lazimnya
diperhitngkan sebagai biaya perolehan persediaan, tapi karena karena
pertimbangna tertentu langsung diperhitungkan sebagai beban
periodic, misalnya biaya overhead produksi yang tidak teralokasikan,
atau persediaan yang digunakan sebagai sampel atau hadiah sehubung
dengan kegiatan penjuaan yang langsung dibebankan sebagai beban
penjualan atau marketing.
2. Biaya operasi, yang dapat diaplikasikan pada pendapatan, diakui
sebagai beban selama perode pelaporan keuangan, diklasifikasikan
sesuai hakikatnya.
Kadang-kadang kekhususan siat perasi seuatu jenis usaha
menyebabkan format penyusunan lapran laba rugi agak berlainan
dengan lazimnya yang dikenal untuk jenis usaha perdagangan atau
manufaktur. Misalnya laporan laba rugi untuk perusahaan kontraktor
bangunan, mengenal pola khusus sesuai dengan jenis usahanya agar
6
biaya operasi dan biaya pelaksanaan proyek dapat diperhitungkan
terkait dengan pendpatan yang diakui pada periode yang bersangkutan.
Biaya dan beban bersangkutan harus diungkapapkan secukupnya.
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Persediaan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan, dan
sistem pencatatan serta pengelolaannya membutuhkan banyak cara, banyak
sistem, banyak waktu dan harus efektif karena persediaan merupakan salah satu
pilar utama atas kesuksesan suatu usaha atau perusahaan.
Pengelolaan persediaan membutuhkan adanya catatan atas barang yang
masuk, barang yang diproses dan juga barang yang dikeluarkan. Selain itu,
persediaan juga membutuhkan penilaian, agar persediaan dapat diukur dan dapat
di manajemen dengan baik agar tercapainya tujuan perusahaan yang maksimal
seperti yang diharapkan.
Dari hal tersebut akan memungkinkan terjadi banyak kesalahan dan
kekeliruan oleh karenanya diperlukan penilaian yang lebih untuk mengevaluasi
pencatatan dari persediaan, baik itu masukan maupun pengeluaran. Sehingga
dengan itu maka alur usaha suatu perusahaan akan lebih jelas dan akan
mengurangi kesalahpahaman pencatatan antara satu departemen dengan
departemen lainnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Hanifsky. 19 Desember 2011. “Estimasi Persediaan”
http://hanifsky.blogspot.com/2011/12/estimasi-persediaan.html
Kartikahadi, Hans;Uli Sinaga, Rosita; Syamsul, Merliyana dan Siregar, Sylvia
Veronica. 2012. Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS.
Salemba Empat.
Liestiyowati. 27 Oktober 2011. “Metode Pencatatan Akuntansi Persediaan”
http://akuntan-si.blogspot.com/2011/10/metode-pencatatan-akuntansi-
persediaan.html
9