airforce system: no glue line. - wood magazine ... redaksi puri cinere blok c3 no. 8 depok 16513 -...

33
No. Februari 2014 40 communication and educational media No.40 Februari 2014 Indonesia Woodworking Magazine Magazine for Ekamant’s Premier Customer AirForce System: no glue line. The ultimate Biesse Edgebanding Technology. EKAMANT SOLUTION Proses Pengamplasan Profile Manual DESIGN & DESIGNER Butuh Personal Branding dan Kontinuitas PROFILE Kriya Nusantara: “Motif yang Menjadi Kekuatan”

Upload: ngotuyen

Post on 11-Jul-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

No. Februari 201440

communication and educational media

No.40 Februari 2014

Indonesia Woodworking Magazine

Magazine for Ekamant’s Premier Customer

AirForce System: no glue line.The ultimate Biesse Edgebanding Technology.

ekamant solution Proses PengamplasanProfile Manual

Design & DesignerButuh Personal Branding dan Kontinuitas

ProFileKriya Nusantara:“Motif yang Menjadi Kekuatan”

Page 2: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Global Wood Protection Specialistswww.uccoatings.com +1-716-833-9366

[email protected]

PREVENTING

DEGRADE AND LOSSES

IN VALUABLE

HARDWOOD

LOGS AND

LUMBER

DEGRADE AND LOSSES

IN VALUABLE

HARDWOOD

LOGS AND

LUMBER

ANCHORSEAL®

ANCHORSEAL® wax emulsion end sealer – easy to apply with brush or sprayer

Page 3: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

PT. ABADI INDORONAIntercon Plaza Blok E 8-9, Taman Kebon Jeruk

Jl. Meruya Ilir Kel.Srengseng Kec Kembangan, Jakarta 11630Phone: 021-5857433 / 5851973 / 5306612 / 5845500 / 5845539

Fax: 021-5872904

www.veneerabadi.comwww.veneerindonesia.com

Photo: Atiek Hendriyanti

Veneershowing the beauty of wood

WALNUT & MAPLEOmbak Public Seating, by Joshua Simandjuntak

Contentof WOODMAG 40

DESIGN & DESIGNER:“Butuh Personal

Branding dan Kontinuitas” EKAMANT SOLUTION:

“Proses Pengamplasan Profile Manual”

ADVERTORIAL“Menjelma Menjadi One Stop Shopping” 6“Biesse Meluncurkan Solusi Edgebanding Inovatif ke Pasar” 10“Industri Furnitur Indonesia yang Terus Menggeliat” 20“Wood-Mizer Releases the New High-tech WM4000 Sawmill” 32

SPECIAL REPORT“Seminar Kayu Solid & Veneer 2013” 12“Technical Workshop Sistem Grad-ing Kayu Amerika” 16

EVENT“We Take it Very Seriously” 22

BIZNEWS 36-44“Kunjungan Delegasi Lingkungan Hidup Swedia” 36“Pameran VietnamWood, Saigon 18 hingga 24 September” 36“Lantai Oak bersertifikasi PEFC untuk Galeries Lafayette di Jakarta” 37“IDE Studio: Brand Karpenter dan Pasar Lokal” 38“NHLA: Pergi Lebih Jauh di Texas” 39“Eksplorasi Kayu Kelapa Untuk Pembuatan Mebel” 40“Norman Murray CEO UC Coat-ings, pemvicara utama di ISCHP 2013” 41“More Muar Furniture Producers to Exhibit at MIFF 2014” 42

FORUM“2014 - Sebuah Perspektif ten-tang Pasar Hardwood di Tahun 2014” 43

EKAMANT NEWS“Pelatihan di Lingkungan PT Interkraft” 45“Pelatihan Internal pengamplasan di PT Integra Indocabinet” 45“Pelatihan di Lingkungan PT Skyline Jaya” 45“Pelatihan di PT Domusindo Per-dana” 45“Pelatihan Internal di Pendidikan Kayu Atas (PIKA): Bagus dan Seru” 48

PRODUCTS & TECHNOLOGYEkamant 51

26

34

46

PROFILE:Abdul Sobur,CEO Kriya Nusantara

“Kriya Nusantara: Motif yang Menjadi Kekuatan”

2

Page 4: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Managing DirectorJodi H. Susanto

eDitor in cHieFArief Odon [email protected]

eDitor Emir Wiraatmadja [email protected]

tecHnical eDitor Tandiono [email protected]

circulationDewi [email protected]

aDVertiSingReza Muhammad [email protected]

contributor Michael BuckleyMichael Hermens

graPHic DeSignZevanya [email protected]

PubliSH by Pose Media Indokreasi, for PT. Ekamant Indonesia

alaMat reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia

Selamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus ada resolusi baru, apalagi tahun 2014 merupakan tahun politik nasional karena rangkaian pemilihan umum dan pemilihan presiden sepanjang ta-hun. Di sisi lain, tahun 2014 belum juga memperlihatkan adanya perbaikan

perekonomian dunia yang dimotori Amerika Serikat dan Eropa. Tahun ini, diren-canakan WoodMag akan muncul sebanyak tiga kali dalam setahun.

Penurunan dalam kuantitas tidak berarti penurunan dalam kualitas. Ini yang kami jaga. Apalagi setiap bulan Maret, WoodMag selalu mengikuti pameran MIFF di Kuala Lumpur. Kualitas lah yang membawa WoodMag untuk menapaki gelanggang regional dan internasional. Tak lagi terbatas pada teritori nasional.

Edisi ke empat puluh merupakan edisi pertama yang tidak menampilkan to-koh industri woodworking. Kali ini mesin produksi menjadi cover dari majalah ini. Kami memang selalu mencoba untuk menampilkan sesuatu yang berbeda, sesuai dengan semangat zaman. Kami mencoba berevolusi dalam pemikiran dan penampilan.

Rubrik Profile edisi ini menampilkan PT Kriya Nusantara. Industri Kriya ini me-mang unik karena sangat fokus pada desain dan pengembangan produk. Desain dan kreativitas menjadi kunci sekaligus kekuatan bagi perusahaan ini. Tak heran jika mereka memiliki database khusus untuk itu. Produknya berkembang tidak hanya meliputi kotak parfum dalam berbagai dimensi. Tapi juga berkembang ke radio art dalam berapa tahun terakhir.

Simak pula paparan Head of Technical Support PT Ekamant Indonesia Andri Fran-niko, ST., dalam rubrik Ekamant Solution. Kali ini membahas ketersediaan perangkat untuk pengamplasan ukiran dan profil. Kesemuanya merupakan produk baru yang akan diluncurkan oleh PT Ekamant Indonesia dalam waktu dekat.

Selamat membaca......

Catatan Editor

40Februari 2014

- Arief Odon -

Total Abrasives Solution

Page 5: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Advertorial / Mauson Indonesia Wood Industry

Perusahaan transnasional asal Tai-wan ini tidak hanya menyediakan kayu gergajian seperti kayu karet, walnut, cherry, alder, white oak,

ash, hard maple, treated southern yellow pine hingga thermowood asal Finlandia. Tersedia juga Moisture Resistant Panel, Medium Density Fiberboard (MDF), Par-ticle Board (PB), Hard Board (HB), Medium Density Particle Board (MDP), Plywood dan Veneer.

Ketersediaan ini, seperti yang pernah dikatakan oleh Pemilik sekaligus Direktur PT Mauson Indonesia Wood Industry Hsu Chi Pen, berawal dari pemikiran diper-lukannya pengenalan dan ketersediaan kayu impor yang akan sangat dibutuhkan di sini dalam waktu ke depan. Prediksi itu ternyata tidak meleset, karena sejak awal tahun ini beech eks Eropa secara bertahap banyak diserap pasar domestik.

Tak berhenti sampai di situ. Perusa-haan ini sejak Agustus lalu sudah mulai mendatangkan mesin-mesin guna mem-produksi finger joint laminated board. “Line production pertamanya sudah mulai beroperasi secara komersial sejak Septem-ber lalu,” jelasnya. Juga bisa diproduksi papan serupa dengan ukuran yang cus-tomized atau sesuai permintaan pelang-gan. Bahkan “Kami juga bisa menyediakan papan yang sama dengan panjang hingga 6 meter,” jelas Hsu.

Untuk ketebalan papan juga custom-ized alias bergantung pada keinginan pelanggan. Ini berarti pelanggan seperti kontraktor bangunan dan interior sangat diuntungkan dengan kehadiran fasilitas produksi yang sudah ada.

Mereka cukup menyerahkan order pada Mauson Indonesia guna memenuhi komponen finger joint laminated board

yang dibutuhkan dalam setiap proyeknya. Tak perlu repot untuk mendatangkan, mengoperasikan, merawat hingga men- cari pelanggan baru guna mengutilisa-sikan mesin-mesin serupa di workshop masing-masing. ini tak hanya menghemat waktu dan biaya, tapi juga membantu un-tuk lebih efisien.

Tak cukup hanya satu line production yang akan dibangun untuk keperluan ini, Mauson direncanakan untuk menambah fasilitas baru untuk meningkatkan kapa-sitas produksi mereka dan memperluas jangkauan layanan mereka.

Pembangunan line production tamba-han ini ternyata tidak hanya untuk meng- antisipasi perkembangan pasar properti yang bertumbuh pesat di Indonesia dalam dua hingga tiga tahun terakhir ini. Menu-rut Hsu, Jakarta Raya merupakan kawasan yang memiliki tingkat pertumbuhan pro-

perti terpesat dan akan menjadi pasar utama bagi produk papan laminasinya. Selain itu, Semarang dan Surabaya diper-kirakan akan mampu menyerap produk ini. Tak heran bila pihaknya seperti diakui Hsu sedang mempersiapkan fasilitas per-gudangan di Semarang guna menganti-sipasi pertumbuhan permintaan di masa depan ini.

Tak hanya pasar domestik yang akan menjadi target perusahaan di masa de-pan. Kelebihan produksi di Indonesia akan segera dipasarkan ke berbagai pasar ekspor, seperti negara-negara di Eropa, China, Korea dan Jepang. Jika terjadi kekurangan stok, maka Mauson Indone-sia akan mendatangkannya dari fasilitas produksi yang ada di Vietnam.

Hal ini bukanlah sesuatu yang luar bi-asa bagi perusahaan transnasional. Apala-gi fasilitas produksi serupa di sana memiliki

Setelah beroperasi secara komersial pada awal tahun ini, PT Mauson Indonesia Wood Industry tak hanya berhenti pada

penyediaan dan pasokan material yang dibutuhkan kalangan industri kayu olahan

PT. Mauson Indonesia Woodworking Industry:

One Stop Shopping“Menjelma Menjadi

“Lem Berstandar e1”

Demikian pula dengan lem yang digunakan pun bisa disesuaikan dengan permintaan dari pelang-gan. Namun untuk produk regu-lar, Mauson Indonesia biasanya menggunakan lem dengan karak-teristik E1. Jenis lem ini bebas dari bau yang menyengat. Jenis lem ini adalah lem yang sangat direko-mendasikan untuk pasar ekspor yang standar kesehatannya super ketat seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Bisa juga di- mintakan lem yang tahan air, ha- nya saja memang “Harganya rela-tif lebih mahal,” jelas Hsu.

7

Page 6: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

kapasitas produksi yang jauh di atas fasilitas produksi serupa di sini. Jadi tidak akan ada persoalan kehabisan stok yang berakibat pada melesetnya jadwal produksi. Karena diproduksi dalam satu kelompok, jelas tidak akan ada kesalahan dalam spesies dan grade kayu yang akan digunakan. Juga tidak ada kesalahan dalam dimensi atau ukuran se- perti yang dimintakan oleh pelanggan

Keunggulan lainnya adalah adanya stok kayu impor di perusahaan ini sehingga ti-dak sulit jika ada permintaan akan panel laminasi yang menggunakan jenis kayu itu. Lagi pula Mauson Indonesia yang meru-pakan bagian dari Mauson International telah berpengalaman memproduksi papan laminasi, dengan menggunakan kayu im-por sehingga tidak akan kesulitan karena kurang mengenal dan memahami spesies yang akan digunakan.

Dengan stok kayu yang ada di Mau-son Indonesia, akan sangat memudahkan kontraktor bangunan dan interior dalam memenuhi kebutuhan komponen yang

akan digunakan. Pelanggan tidak perlu membeli kayu di lain tempat, kemudian harus repot-repot membawa dan mempro- sesnya ke lain tempat. Idea akan One Stop Shopping sudah menjelma di Mauson Indo-nesia. cukup datang ke sini untuk membeli jenis material yang dibutuhkan, lantas se-rahkan pada mereka untuk memprosesnya hingga menjadi komponen yang dibutuh-kan. Mudah bukan?

Mauson Indonesia juga meyediakan jasa pemrosesan, jika pelanggan sudah ter-lebih dulu memiliki stok di tempatnya atau sudah membeli dari lain tempat. Tinggal bawa ke Mauson Indonesia di cikupa dan mintakan untuk diproses hingga menjadi papan laminasi atau komponen yang cus-tomized. “Hanya saja memang akan lebih efisien jika kayu yang akan digunakan ber-asal dari Mauson Indonesia,” kata Hsu sekali lagi.

panelPRO

ASIA

C

M

Y

CM

MY

CY

CMY

K

A4_297x210.pdf 1 08/04/2013 10:59 AM

Hall D042 - D037Jakarta International

Expo

11 - 14 Maret 2014

VISIT US AT:

8

Page 7: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

AirForce System is the new Biesse technology for applying edgebanding.

Thanks to our new hot air solution, the edgebanding is perfectly bonded to the panel. This guarantees a superior product which is highly resistant to heat and humidity with an excellent finish quality that will last for years. This solution is less expensive than laser technology, but with higher qualitative standard: zero-joint, no glue line, perfect color match.

AirForce System is available on the entire range of Biesse edgbanding solutions.

AirForce System >> zero-joint, no glue line, perfect color match.

Biesse Asia Pte Ltd5 Woodlands Terrace - #02-01 Zagro Global Hub - Singapore 738430Tel.+65 6368 2632 - Fax. +65 6368 1969 - Service Hotline. +65 6753 [email protected] - www.biesse.com

Biesse Malaysia Sdn Bhd (Subsidiary Office)19-3, Jalan PJU 5/18 - Dataran Sunway - Kota Damansara 47810 Petaling JayaSelangor Darul Ehsan Malaysia - Tel.+603 6140 1556 - Fax. +603 6140 2556

PT Biesse Indonesia (Subsidiary Office)CBD Bidex Block B23 - Jalan Pahlawan Seribu BSD City - Tangerang Banten 15321 IndonesiaTel.+62 21 5315 0568 - Fax. +62 21 5315 0572 - www.biesse.com

Biesse Korea LLC (Subsidiary Office) Registered Company No 34820 Room 309 Sangdong Acrotel - 402-1 Sangdong, Wonmigu Bucheon Ciry, Gyunggido - KoreaTel.+82 32 3298780 www.biesse.com

Selama lebih dari 20 tahun, Biesse Indonesia telah menjadi pe-mimpin dalam menyediakan me-sin dan sistim mutakhir dalam

Pasar Produk Perkayuan di Indonesia. Kami memberikan produk berkualitas tinggi, se-lain juga bantuan purna-jual yang khusus kepada klien kami yang menjamin dukung- an yang yang terbaik. Sebagai tambah- an, penelitian pasar yang terus menerus memungkinkan kami untuk dapat terus memberikan produk inovatif untuk indus-tri.

Biesse Group didirikan di tahun 1969 di Pesaro, Itali, dan menawarkan solusi moduler dari disain pabrik turnkey untuk produsen furnitur sampai pada mesin oto-matis tersendiri dan work station untuk perusahaan kecil dan menengah, disam- ping komponen-komponen berteknologi tinggi. Kantor Biesse di Indonesia ber- ada di BSD Tangerang, Jakarta yang ter-diri dari tim beranggotakan 22 orang dan sebuah Technical Centre. Pelanggan kami undang ke fasilitas kami untuk demon-strasi mesin dimana mereka dapat melihat sendiri filsafat “Made In Biesse”, dimana standar kualitas yang tinggi dan karyawan yang berdedikasi bersatu bersama untuk memberikan pengalaman “Total Care”. Kami juga memiliki tim sales & service pro-fessional dedicated yang berlokasi tetap di

Surabaya. Biesse tidak hentinya melakukan in-

vestasi yang signifikan dalam penelitian dan pengembangan dan telah melun-curkan teknologi produk perkayuan yang secara khusus untuk usaha kecil dan me- nengah, permintaan penerapan yang spe-sifik dan pemprosesan beragam material. Sebagai contoh, untuk menjawab kebutuh- an pelanggan yang memerlukan panel untuk diolah dan lapis sisi tebal, Biesse memperkenal Seri Rover BG Edge. Work center edgebanding BARU ini adalah hasil dari permintaan yang kami terima di pasar, yang makin memerlukan pelapisan sisi te-bal yang tidak hanya dilakukan untuk pa- nel lurus namun juga untuk yang berben-tuk, khususnya untuk bagian furnitur yang dimaksudkan untuk kamar anak-anak, fur-nitur perkantoran dan elemen disain yang melengkung secara umum. Sekarang, dengan Rover BG Edge, pelanggan memi-liki kemampuan untuk melakukan semua kebutuhan permesinan untuk panel ter-masuk, routing, drilling dan edgeband-ing, semua dengan satu mesin! Cakup- an produk Biesse yang luas, beragam un-tuk operasional dan teknologi membuat mesin-mesin kami menjadi pilihan yang cocok untuk semua perusahaan produsen:

pengrajin, departemen menengah dan besar atau produksi prototip.

Rover BG Edge memenuhi tuntutan perusahaan yang membutuhkan fleksibili-tas dan produktivitas tinggi dengan meng-gabungkan tiga fungsi ke dalam sebuah sistim tunggal: Pembentukan panel, edge milling dan edge banding.

Diantara inovasi mutakhir untuk edge banding adalah AirForce System yang revolutioner yang dikembangkan oleh Biesse yang memungkinkan perusahaan segala ukuran mendapatkan akses kualitas garis lem yang tak terlihat yang tercapai berkat tepian laser tanpa menggunakan sistim laser yang rumit dan mahal. Se- bagai pemenang “Visionary Award” un-tuk inovasi produk di pameran AWFS ta-hun 2013, AirForce System mengeluarkan udara compressed yang sangat panas, sangat kuat melalui nosel celah secara langsung ke lapisan reaktif yang pada umumnya tersedia untuk laser banding. Hal ini akan mengaktifasi lapisan tersebut dan mengikat banding kepada substrat yang memberikan bagian kualitas yang sangat baik dimana juga tahan air dan kelambaban. Unit ini dapat diinstalasi pada beragam mesin kami dari yang ke-cil hingga yang besar dan membuatnya dapat dipakai oleh semua orang.

Advertorial / Biesse

Biesse Meluncurkan Solusi Edgebanding Inovatif ke Pasar

Stream B1

Roxyl 6.0

Rover BG Edge

Page 8: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Seminar Solid Wood and Veneer 2013 digelar oleh PT Ekamant In-donesia, bekerja sama dengan Sirca S.p.A., Steinert Technology,

Heesemann, French Timber, Burkle dan Saint Loubert Veneer. Seminar sehari penuh yang digelar di Sheraton Hotel Surabaya pada tanggal 3 September 2013 dan Crowne Plaza Semarang pada tang-gal 5 September 2013 berikutnya; cukup mendapatkan perhatian dari kalangan in-dustri kayu olahan di kedua kota ini.

Di Surabaya misalnya, terdapat peser-ta yang datang jauh-jauh dari kota Luma-jang di Jawa Timur. Kota ini berjarak tem-puh sekitar tiga jam dari Surabaya dengan menggunakan kendaraan darat. Semen-tara pada seminar yang sama di Semarang dihadiri oleh peserta asal Klaten, Jawa Tengah. Kota ini terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Antusiasme peserta dikarenakan be-ragamnya nara sumber dalam seminar sehari ini. Sebagian peserta mengharap-kan bisa memperoleh lebih banyak ma-sukan. Harapan tersebut tampaknya tidak terlalu meleset, apalagi setiap pembicara mempresentasikan hal yang terbaru dari

masing-masing perusahaannya. Tandiono, ST., dari PT Ekamant Indo-

nesia, mempresentasikan teknik seka- ligus produk terbaru dari PT Ekamant In-donesia. Menurut satu dari segelintir ahli pengamplasan di Indonesia, sebenarnya mesin canggih pengamplasan atau sander tak bisa menyelesaikan semua permasalah- an yang ada. Diakuinya mesin canggih berharga mahal itu memang memberikan harapan besar dalam upaya memecahkan persoalan. Namun, ia mengingatkan tak semua masalah pengamplasan yang diha-dapi dibanyak pabrik di sini bisa dipecah-kan dengan membeli mesin-mesin itu.

Ia mengembalikannya pada pema-haman akan dasar-dasar pengamplasan yang harus dikuasai oleh operator peng- amplasan. Dengan pemahaman yang baik dan benar, diharapkan bisa menciptakan pemecahan masalah secara benar dan efisien. Menurutnya, bila sebuah indus-tri belum bisa membeli Wide Belt sander (WBS) maka direkomendasikan untuk me-manfaatkan stroke sander secara optimal.

Menggunakan mesin-mesin hand sander ataupun melakukan pengampla-san secara manual dengan bantuan pera-latan sederhana juga akan sangat mem-

bantu optimalisasi hasil pengamplasan. Ia merujuk pada sering ditemukannya peng- amplasan dengan tangan telanjang di sejumlah pabrikan di sini. Sebenarnya PT Ekamant Indonesia sebagai produsen am-plas justru merekomendasikan pengam-plasan yang menggunakan alat bantu.

Untuk kalibrasi dengan tangan, ia me-nyarankan menggunakan sepotong kayu sebesar genggaman tangan yang dililitkan amplas. Sementara untuk pengamplas- an intermediate bisa ditambahkan pema-sangan felt atau pelt di atas permukaan potongan kayu itu. Untuk pengamplasan finishing maka tinggal mengganti lapisan pelt itu dengan sponge yang lembut.

Untuk profil, bisa digunakan mold. Alat bantu ini bisa menyerupai batangan kayu bulat yang dililitkan amplas disekitarnya untuk mengamplas profil ukiran. Sedang- kan untuk tepi, bisa digunakan mold yang bentuknya mirip kapi. Alat bantu semacam ini cukup sederhana dan ti-dak memakan banyak biaya. Namun jika ingin mengefisiensikan penggunaan wak-tu kerja maka PT Ekamant Indonesia me-nyediakan produk flower disk yang lebih cocok untuk megamplas ukir-ukiran. Di samping produk star disk yang lebih se-

suai dengan produk berulir. Cara-cara yang sederhana namun efektif dalam memecahkan persoalan yang dihadapi sehari-hari oleh operator pengamplasan.

Sirca S.p.A., perusahaan coating asal Italia dalam presentasi yang dilakukan oleh Federico Fabris. Doktor dalam kimia industri ini menyajikan sejumlah infor-masi yang cukup menarik. Ia mencerita-kan bahwa pihaknya telah menyajikan produk inovasi berupa sealer dari Polyes-ter yang memiliki cycle VOC yang rendah. Keuntungannya adalah produk ini jauh lebih sehat, ramah terhadap lingkungan, namun menghasilkan secara optimal de- ngan tingkat elastisitas yang tinggi, serta tidak mudah menguning atau no yellow-ing properties.

Fabris juga menginformasikan bahwa pihaknya selama tahun ini dan mendatang akan memfokuskan pengembangan long life cycles untuk keperluan eksterior. Pi-haknya juga sedang berupaya meraih sertifikasi LEED atau Leadership in Energy and Enviromentally Design. Sertifikasi ini berasal dari United States Green Bulding Commission. Ini untuk kategori bangunan sekolah dan hunian.

Ia juga menyebutkan pihaknya juga memfokuskan diri untuk meraih label kualitas Emicode. Label ini dikeluarkan oleh Association for the Control of Emmis-sion in Products for Floor Instalations, Adhe-sives and Building Materials. Asosiasi inter-nasional ini mengeluarkan penghargaan bagi emisi rendah flooring underlays dan produk-produk konstruksi dengan mener-bitkan quality mark Emicode.

“Coating kayu mirip seperti fashion,”

kata Fabris. “Coating bisa meningkatkan kualitas kayu atau material seperti MDF,” sambungnya. Namun maraknya tuntutan akan rendahnya emisi dan kandungan ra-cun (toxic) akibat penggunaan terhadap konsumen akhir, lingkungan hidup dan lingkungan kerja di pabrik telah menjadi titik perhatian pihaknya.

Peningkatan kecepatan kerja juga menjadi perhatian sehingga Sirca men-ciptakan produk coating yang mampu ke- ring dengan lebih cepat. “Sekitar 45 menit sehingga produk akhirnya langsung bisa distacking. Tapi ia mengingatkan bahwa waktu pengeringan itu sangat bergan-tung pada sistem ventilasi yang ada. “Be-nahi dulu sistem ini agar bisa memperoleh waktu pengeringan paling pendek dan hasil yang optimal,” jelasnya.

Yang juga menarik adalah presentasi dari Thomas Erhardt. Ia mewakili Stein-ert Technology Group Indonesia menye-butkan sistem coating dan curving yang berbeda akan berpengaruh dalam waktu pengeringan. Efisiensi waktu ini sangat penting karena memungkinkan produk bisa ditumpuk alias stacking dan kualitas-nya tetap tinggi.

Problem yang timbul adalah adanya kandungan minyak yang cukup tinggi dalam coating yang digunakan, penggu-naan spesies kayu tertentu. Ini ditambah dengan temperatur dan tingkat kelembab- an di Indonesia yang cukup tinggi. Ini membuat proses berjalan lebih lamban dan waktu pengeringan menjadi lebih lama. Problem ini bisa dipecahkan oleh munculnya teknologi pencahayaan meng-gunakan lampu Ultra Violet atau Light

Emitting Diode (LED) sebenarnya meru-pakan solusi tidak saja bisa menurunkan konsumsi energi secara signifikan, tapi juga mengurangi biaya tenaga kerja.

Memang diakuinya bila total investasi mesin dengan lampu konvensional masih lebih rendah dibanding dengan mesin yang sama namun menggunakan lampu LED. Namun dengan mesin LED akan tam-pak dengan nyata terjadinya penurunan konsumsi energi dan heat load, namun dibarengi dengan peningkatan life time equipment serta munculnya peluang pemasaran green product.

Selanjutnya ia menyebutkan bahwa produk hijau bukanlah sesuatu yang po- pular dan sedang hit di sini. Namun un-tuk pasar ekspor baik di Amerika maupun Eropa, produk itu bisa jadi favourable un-tuk pasar dan konsumen di sana. Erhardt mencontohkan bila sebuah perusahaan multinasional yang memasarkan furnitur meraih profit terbesarnya saat ini karena memasarkan produk-produk hijau.

Untuk bisa mencapai efisiensi maka ia pun menganjurkan untuk membe-nahi proses pembahanan secara baik dan benar. Prosedur yang tepat di bagian ini akan dapat menurunkan biaya dalam tahapan produksi selanjutnya. Ia juga mengingatkan bahwa penghematan itu bukan sesuatu yang besar. “Penghemat- an itu jumlahnya kecil-kecil sehingga mi-rip dengan uang receh. Namun dengan mampu menghasilkan produk hijau, maka akan ada keuntungan besar yang bisa di-raih oleh sebuah perusahaan.

Pembicara selanjutnya yang menarik adalah Melissa. Putri dari pendiri Saint

Inilah perhelatan akbar tentang material, produksi dan finishing industri kayu olahan. Seminar yang diselenggarakan

hanya di Surabaya dan Semarang ini bertujuan untuk mengupdate teknologi dan pengetahuan terbaru dalam

produksi kayu olahan.

Seminar Kayu Solid & Veneer 2013

Special Report / Seminar kayu solid dan veneer 2013

All Speakers and Sponsors Solidwood & Veneer Seminar 2013

12 13

Page 9: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

SOUTHEAST ASIA’SFURNITUREFAIRNO.1

Loubert Veneer yang bermarkas di Perancis berhasil memukau peserta seminar de- ngan produk veneer asapnya. Sekalipun ia sempat kebingungan karena bagasinya sempat hilang karena kesalahan operator penerbangan, namun akhirnya ia tampil memukau dan menggelitik keinginan tahu peserta seminar.

Produk veneer yang mulai disadari oleh kalangan industri furnitur dan kayu olahan di Indonesia sebagai material masa depan, ternyata dengan teknik pengolahan yang diterapkan perusahaan ini menjadi lebih beragam. Salah satu produk yang dilirik secara serius adalah veneer yang diasapi. Veneer ini benar-benar tampil berbeda dari yang tidak diasapi. Warnanya cen- derung gelap namun terkesan eksotis, dan memiliki tingkat kandungan kelembaban yang jauh lebih rendah karena proses pengasapannya. Sedemikian menariknya salah satu peserta di sesi Semarang sem-pat berulang kali mendatangi meja panitia untuk bisa memperoleh sample yang jum-lahnya sangat terbatas.

Heesemann yang menampilkan pem-

bicara Managing Director untuk kawasan Asia Ralf Sundmaker dalam presentasi singkatnya justru sempat mengejutkan peserta. Heesemann yang dikenal se- bagai produsen mesin pengamplasan pa-pan atas karena menerapkan teknologi advance justru memberikan penawaran sangat menarik.

Dengan menggandeng Steinert Tech-nology muncullah Steinert Edition. Wide belt sander dengan dua head. Mesin yang disebutnya “Impression Steinert Technol-ogy” merupakan yang dikhususkan untuk pengguna baru teknologi pengamplasan yang mengaplikasikan teknik high-gloss. Sekaligus untuk pengamplasan veneer dan lacquered. Paket ini meliputi set-up dan in-stalasi oleh tekniksi asal Jerman, sekaligus satu kali kunjungan terutama untuk pela- yanan tambahan ataupun dukungan.

Wide belt sander ini menurutnya cocok untuk berbagai aplikasi seperti pengam-plasan halus permukaan kayu solid dan veneer, pengamplasan kalibrasi dan halus semua permukaan panel, pengamplasan lacquer, pengamplasan high gloss, serta

pengamplasan halus bagi panel dekorasi berlaminasi dengan permukaan datar.

Paket ini ditujukan bagi mereka yang sejak lama mengidamkan penggunaan mesin-mesin Heesemann. Mesin berkuali-tas high end ini dianggap mampu mem-berikan solusi terhadap tantangan kerja yang ada, dan memberikan hasil kerja yang sesuai dengan ekspetasi. Namun angan-angan itu terhenti ketika berhadap- an dengan harga jualnya yang memang sangat tinggi. Seperti kata pepatah “Ada rupa, ada harga”.

Menyiasati inilah, kerja sama Heese-man dan Steinert Technology Group men-coba menawarkan solusi yang mengubah angan-angan menjadi kenyataan. Dengan harga dibawah mesin-mesin keluaran Hee-semann umumnya. Ia menjamin bahwa pelanggan akan tetap memperoleh wide belt sander dari Heeseman yang berkuali-tas high end. Sayangnya penawaran terse-but terbatas hingga akhir tahun lalu.

Vito GaspariTechnical Support Sirca

Federico Sirca

Ralf SundmakerHeesemann

Thibaud Le MoignFrenchtimber

Melissa SIABSaint Loubert Veneer

Tandiono, ST.Ekamant Indonesia

Ingo Kracke Steinert Technology

14

Page 10: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Setelah berhenti selama kurang le- bih dua tahun, American Hardwood Export Council (AHEC) menggulir-kan kembali pengenalan sistem

grading pada kayu keras asal Amerika Seri-kat. Hal ini diakui oleh Regional Director AHEC John Chan. Namun menurutnya, itu bukan berarti pihaknya tidak mengabai-kan begitu saja pasar dan konsumennya di Indonesia.

Bagi John Chan, Indonesia merupakan salah satu pasar penting di kawasan Asia Tenggara. Indonesia merupakan pelang-gan nomor dua setelah Vietnam. Menu-rutnya, personil AHEC tetap rajin bertan-dang ke Indonesia, dan menyambangi pelanggannya sekalipun bukan dalam rangka berjualan. “Tugas AHEC memang bukan berjualan tapi mempromosikan-nya,” jelasnya dalam pidato pembukaan Technical Workshop American Hardwood Grading System di Ballroom Crowne Plaza Semarang.

Chan juga menambahkan bahwa terdapat tren yang cukup mengesankan dalam penjualan kayu Amerika Serikat. Sekalipun perekonomian dunia mengala-mi keterpurukan sejak tahun 2008, namun ekspor kayu Amerika ke seluruh dunia jus-tru mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun ia dengan diplomatis menambahkan bahwa kayu Amerika lebih berperan sebagai pelengkap alias comple-mentary bagi kayu lokal yang dikonsumsi oleh industri pengolahan kayu domestik.

Apa yang dikatakan oleh Chan me-mang masih bisa diperdebatkan. Namun yang pasti persoalan sertifikasi legal kayu lokal di Indonesia bisa menjadi faktor pe-rubah bagi kenyataan itu. Saat ini Sistem Verifikasi Legal Kayu Indonesia masih be-lum ada kepastian, karena menunggu se-lesainya proses ratifikasi dari seluruh ang-gota Uni Eropa yang jumlahnya mencapai dua puluh tujuh negara. Besarnya derajat ketidak pastian inilah yang justru mening- katkan peluang pemasaran kayu-kayu im-por, termasuk kayu Amerika.

Peningkatan konsumsi kayu impor di Indonesia mulai terasa sejak awal ta-hun ini. Itu sebabnya untuk bisa meman-faatkan secara maksimal, apalagi dalam kondisi Rupiah terpuruk seperti saat ini maka diperlukan transfer pengetahuan dan pengenalan karakter kayu-kayu im-por itu. ini menjadikan technical workshop semacam ini menjadi penting. Paling tidak

acara semacam ini memberikan pengeta-huan mendasar akan grading dan karakter kayu impor asal Amerika.

Technical workshop yang merupakan kerja sama antara AHEC dan Pose Me-dia Indokreasi yang merupakan penerbit majalah WoodMag. Acara ini didukung oleh PT Ekamant Indonesia diselenggara-kan di Ballroom Crowne Plaza Semarang pada tanggal 17 September, dan Ballroom Sheraton Surabaya pada tanggal 19 Sep-tember 2013 lalu.

Peserta yang datang tidak terlalu ba- nyak dalam kedua acara, namun jus-tru berlangsung interaktif terutama ketika sesi Semarang digelar. Sesi di Surabaya juga berlangsung interaktif namun setelah dipancing terlebih dahulu oleh Chief In-spector National Hardwood Lumber Associ-ation (NHLA) Dana Spessert yang menjadi instruktur tunggal dalam kedua acara ini.

Dana Spessert menyebutkan bahwa NHLA sudah berdiri sejak tahun 1898. Re- gulasi yang diterbitkan organisasi ini ber-tujuan untuk menentukan nilai (to value)sebilah papan kayu. Ini akan memudahkan penaksiran akan harga jual sesungguhnya. Karena itu ia mengingatkan bahwa grad-ing bertujuan untuk mencari sisi terbaik dari sebilah papan. Bukan justru seba-liknya, yaitu mencari seberapa banyak ca-cat yang ada.

Menurut Spessert, yang lupa memba-wa lumber inspector ‘magic’ sticknya, re-

gulasi NHLA banyak mengalami perubah-an sejak diterbitkan pertama kali. Perubah- an ataupun penyederhanaan, seperti grade FAS atau First and Second. Awalnya grade ini terdiri dari dua grade, yaitu First and Second. Grade First merupakan grade premium. Bersamaan dengan perkem-bangan menjadikan kayu grade ini langka. Kelangkaan inilah yang kemudian memicu penyatuaan dengan grade di bawahnya, sehingga menjadi grade FAS.

Bagian tersulit dari workshop ini adalah pengkonversian satuan ukuran yang digu-nakan di Amerika dengan satuan ukuran yang digunakan di Indonesia. Apalagi ang-ka yang menjadi patokan juga tidak bulat, tapi menggunakan pecahan. Angka patok- an minimal untuk bisa dimasukan grade FAS misalnya adalah 88 1/3% clear cut. Ini cukup menimbulkan kesulitan tersendiri bagi para peserta pelatihan. Untungnya kekacauan itu hanya terjadi sesaat karena peserta segera bisa merubah mindsetnya secara cepat.

Untuk dapat dikategorikan dalam grade ini, Spessert menekankan perlunya perolehan clear cut dengan minimal sebe-sar 83 1/3% pada salah satu sisi papan kayu. “Atau lebih besar dari itu, jadi tidak boleh lebih rendah dari itu,” jelas Spessert. Grade Number 1 comm, clear cut minimal yang diijinkan adalah 66 2/3% dari total permukaan di salah satu sisi papan kayu gergajian. Demikian juga persyaratan un-tuk memperoleh grade No. 2A, 2B dan 3

comm menggunakan angka persentase yang tak bulat.

Untuk bisa memperoleh grade kayu secara cermat, maka peserta diharuskan untuk memperhatikan mana saja yang dikategorikan sebagai cacat (deffect) atau bukan cacat seperti yang diterapkan dalam regulasi NHLA. Bekas patokan pa-ruh burung, lubang yang disebabkan oleh cacing, retakan hingga belahan; misalnya bisa dikategorikan sebagai cacat. Semen-tara sticker stain tidak dianggap sebagai cacat. “Secara pribadi saya tidak menyu-kai penggunaan istilah deffect atau cacat,” jelas Spessert. “Saya lebih menyukai peng-gunaan istilah sound dan unsound untuk

penggantinya,” lanjutnya. Spessert juga mengingatkan bahwa

regulasi tentang deffect itu juga tidak ber-laku menyeluruh. Artinya ada spesies ter-tentu yang mengabaikan cacat tertentu, seperti tidak berlakunya cacat karena patukan burung atau bird peck pada kayu black walnut. Demikian juga untuk spesies hickory.

Untuk bisa memperoleh grading yang tepat, Spessert mengurangi luas permu-kaan dengan besaran cacat yang ada. Cacat yang ada biasanya dihitung persis pada bagian terluarnya, dan selalu dalam berbentuk persegi. Ini untuk memu-dahkan dalam perhitungan selanjutnya.

Technical Workshop Sistem Grading kayu amerika

Special Report / Technical Workshop Sistem Grading Kayu Amerika

“LeBih CoCok untuk indoor”

Sebuah pertanyaan yang cukup menggelitik dari seorang peserta adalah apakah kayu keras Ameri-ka bisa digunakan baik untuk keperluan indoor maupun outdoor. Hal ini langsung dijawab secara gamblang oleh Spessert. Bagi In-spektur Kepala NHLA ini, nyaris semua kayu keras Amerika san-gat sesuai untuk keperluan indoor alias dalam ruang. Untuk keperlu-an outdoor atau konstruksi, ia me-nyarankan untuk menggunakan thermowood.

Ini seperti yang dikatakan John Chan dalam sambutan pem-bukaannya bahwa kayu Amerika merupakan pelengkap. Artinya untuk keperluan struktur dan luar ruang, perana kayu tropis lo-kal masih tidak akan tergantikan dan tidak akan tergusur di masa depan. Namun ini memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan moratorium peneban-gan terhadap kayu tropis alamnya bila akan digunakan untuk keper-luan dalam ruang.

Left to right: John Chan, Dana Spessert, Sharon Shek

John Chan opening address at grading seminar in Semarang, Java Sep 2013Technical workshop by Dana

16 17

Page 11: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Ulangi pengukuran yang sama pada sisi lain dari bilah papan yang sama. Jika sisi lainnya justru memperoleh grade yang lebih tinggi dibanding sisi pertamanya, maka gradenya mengikuti hasil yang lebih baik.

Dalam workshop baik di Semarang maupun Surabaya, para peserta diajak untuk melakukan pengukuran dan penen-tuan grading secara langsung. Peserta di Semarang harus diakui lebih antusias. Mereka sejak awal pelatihan memang sudah mulai terlibat, dan aktif untuk ber-tanya. Ketika Spessert mengundang untuk melakukan penghitungan dan pengka- tegorian grade, tanpa perlu diulang se-bagian peserta segera bangkit dari bang-kunya dan langsung bergegas ke depan ruangan.

Sementara peserta pelatihan di Sura-baya, sedikit lebih malu-malu sehingga perlu diundang berkali-kali oleh Spessert. Namun akhirnya, seluruh peserta yang ha-dir di ballroom Sheraton Hotel Surabaya pun berkumpul di sekitar papan yang hen-dak diobservasi.

Tanpa terkendala perbedaan ba-hasa dan satuan ukur, mereka langsung melakukan perhitungan seperti yang diajarkan oleh Spessert. Tersedia sejum-lah papan kayu yang dipinjamkan oleh APP Timber dan Madero Internasional sebagai material peraga sekaligus bahan percobaan pengukurannya. Yang menarik ternyata ada spesies black walnut dan red alder, yang dikecualikan dalam pengukur- an dan pengkategorian grade.

Nyaris tidak terlihat adanya perbedaan persepsi antara instruktur dengan peserta. Ini menjadikan perhitungan dan peng- kategorian yang dilakukan cukup lancar. Sekalipun waktu yang dibutuhkan me-mang masih lebih lama dibanding jika dilakukan oleh inspektur kayu yang pro-fesional. “Inspektur kayu biasanya melaku-kan itu sambil berjalan, dan ia hanya punya waktu sangat singkat untuk menilai dua sisi dari kayu yang sama,” jelas Spes-sert. “Ini karena jumlah kayu yang harus digrading mencapai ribuan,” lanjutnya.

Peserta pelatihan memang tidak di-harapkan untuk menjadi inspektur kayu profesional. Paling tidak, para peserta bisa memperoleh pengetahuan men-dasar bagaimana menentukan kualitas grading kayu Amerika. Ini diharapkan bisa membekali peserta jika harus melakukan pengecekan ulang secara mandiri. Se-hingga tidak terjadi kebingungan bila ada persoalan nantinya.

Inilah yang membawa pemahaman baru bahwa berbeda dengan kebiasaan di sini yang mengharuskan pembeli un-tuk membayar sama rata untuk kayu yang diordernya, apapun kondisinya. Namun untuk kayu Amerika, pembayarannya ber-

gantung pada kualitas grading yang di- ordernya. Menurut pengakuan salah satu peserta yang hadir, kayu impor memiliki recovery yang lebih tinggi dibanding kayu lokal. Kualitas grade inilah yang membeda-kan keduanya.

Peserta lain mempertanyakan persoa-lan perbedaan warna antara sapwood dan heartwood. Ini terkait dengan kebiasaan pabrikan di sini yang cenderung mem-buang bagian sapwood, untuk memberi-kan warna tunggal. Untuk mengatasi per-soalan ini, Spessert merekomendasikan pelanggan di sini untuk berbicara lang-sung dengan suppliernya. Namun itu sa- ngat bergantung pada spesies kayu yang hendak digunakan. Kayu ash misalnya memiliki bagian sapwood dan heartwood yang amat berbeda warnanya.

Di Amerika sana, menurut Spessert jus-tru banyak pabrikan yang menginginkan bagian sapwood. Sementara kayu red oak, justru bagian terbesarnya adalah heart-wood. Bagian inilah yang banyak diminati untuk digunakan dalam berbagai produk.

Spessert juga menambahkan bahwa kayu Amerika biasanya sudah tersedia dalam bentuk sudah dikeringkan melalui Kiln & Dry. “Moisture Content-nya berkisar antara enam hingga sembilan persen. Menanggapi permintaan MC yang lebih tinggi, ia mengungkapkan bahwa perlu- nya komunikasi langsung antara pelang-gan di Indonesia dengan suplairnya di Amerika Serikat. Sedangkan ketika ditanya mengenai besaran penyusutan setelah proses K&D, ia menyebutkan rata-rata mencapai antara tujuh hingga sembilan persen.

Ada juga perserta yang memperta- nyakan perbandingan istilah antara kayu Eropa dan Amerika. Spessert menjelaskan bahwa FAS dalam terminologi NHLA dan AHEC setara dengan grade Prime yang digunakan untuk kayu asal Eropa. Sedang-kan Nomor 1 Common pada kayu Amerika setara dengan grade Comsel yang biasa dipakai pada kayu Eropa.

“komunikasi LeBih intensif”

Dalam sesi Surabaya, Michael Buckley dari World of Hard-wood juga menjadi pembicara. Ia menjelaskan jika kayu jati alias teak alias tectona grandis hanya terdiri dari satu spesies. “Ini ber-beda dengan spesies oak,” katanya. Spesies yang dikenal dengan sebut- an eik saat jaman Kolonial Belan-da, ternyata memiliki banyak sub spesies dan varian. Ini bisa dilihat dari beragam warna dan pola serat hingga densitasnya. Itu sebabnya, ia menyarankan pelanggan di sini untuk berbicara secara intensif dan lebih detil dengan suppliernya jika hendak mengorder spesies ini. “Jangan sampai ada nantinya ba-rang yang datang justru berbeda dari yang dimaksudkan,” jelasnya.

Mengenai tulipwood atau yel-low poplar, menurut Buckley merupakan spesies yang sama. Nama yellow poplar merupakan nama domestik di Amerika Seri-kat. Perubahan nama menjadi Tulipwood karena di Eropa sana, kayu poplar itu merupakan kayu lunak alias softwood dan tidak bisa digunakan untuk pembuatan mebel dan jointing. Itu sebabnya nama komersialnya diubah Tu-lipwood agar menghapus persepsi negatif pelanggan Eropa. Bagian sap Tulipwood ini mirip dengan kayu ramin dan berwarna terang. Sementara bagain heartwoodnya cenderung lebih gelap dengan tingkat kegelapan yang beragam.

Dana spessert (rightt) teaching American hardwood grading in Surabaya

18

Page 12: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Advertorial / IFMAC

Sekalipun tingkat pertumbuhan perekonomian nasional Indonesia pada tahun lalu berada dikisaran 5,3% namun ini tidak menyurutkan

peluang yang ada. Dalam keadaan sulit pun, seperti diakui oleh mantan Chairman Asmindo Ambar Tjahjono ketika diwawan- carai oleh redaksi WoodMag pada bulan November 2013, industri mebel Indonesia tetap mengalami pertumbuhan sekitar lima persen di tahun lalu. Amerika yang menjadi pasar utama ekspor produk ini diyakininya sudah mulai membaik diban- ding waktu sebelumnya. Diakuinya pula sejumlah negara di Eropa juga sudah mu-lai menunjukkan perbaikan dalam per-ekonomiannya. Masuknya kawasan Eropa Timur dalam pasar Uni Eropa juga mem-bantu pemulihan ini. Ekspor produk furni-tur Indonesia pun sejak berapa tahun lalu mulai menguat dalam kawasan baru ini.

Pertumbuhan di kawasan Asia dan Timur Tengah juga ternyata mampu me-nyerap produk-produk furnitur dan kayu olahan Indonesia dalam berapa tahun terakhir. Jepang dan Korea memang ma-sih menjadi tujuan utama ekspor produk kayu olahan negeri ini. Pasar China juga cukup menggiurkan terutama pasar kelas

menengah dan atasnya. Pasar di negara-negara Islam Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Kuwait juga su-dah mulai dimasuki dalam berapa tahun terakhir.

Bila selama ini industri mebel dan kayu panel Indonesia sudah cukup berkem-bang dalam sektor pasar ekspor, ternyata dalam krisis perekonomian global saat ini justru dihentakkan dengan kenyataan bahwa pada saat yang sama pasar domes-tiknya justru tidak terlayani. Bahkan ada kecenderungan, pasar dalam negeri yang sudah mulai menggeliat dalam berapa ta-hun terakhir mendapatkan pasokan dari

produsen serupa di luar negeri. “Tidak hanya di pasar primer, pasar

sekunder dalam negeri pun bertumbuh dengan pesat. Perubahan life style juga menjadi “lokomotif” yang mendorong peningkatan pasar dalam negeri terha-dap industri woodworking. Produsen yang semula hanya berfokus pada pasar ekspor pun mulai tertarik pada pasar dalam ne- geri yang menandakan bahwa terdapat potensi yang cukup besar bagi industri woodworking sekaligus menopang per-tumbuhan perekonomian nasional.”ujar Ibu Rini Sumardi selaku Direktur dari WA- KENI.

Kesempatan inilah yang diambil oleh WAKENI dengan menghadirkan pameran IFMAC (International Woodworking and Furniture Manufacturing Components) pada tanggal 8-10 May 2014 di Jakarta In-ternational Expo. Dimana pameran IFMAC akan menampilkan permesinan dan pera-latan perkayuan, bahan baku dan kompo-nen untuk produksi furnitur , komponen pendukung seperti perekat, ampelas dan cat, fittings , kayu dan papan lapis, lampu serta aksesoris-aksesoris lainnya.

“Industri Furnitur Indonesia yang Terus Menggeliat”

Organized by:

PT.WAHANA KEMALANIAGA MAKMUR

Exhibition & Convention Expert

The 3InternationalWoodworking &FurnitureManufacturingComponents

rd

www.ifmac.net

Jakarta International Expo Kemayoran

MAY 20148-10

PT Wahana Kemalaniaga MakmurKomplek Perkantoran Graha Kencana Blok CH-C, Jl Raya Pejuangan No 88, Kebon Jeruk, Jakarta 11530T: +6221 53660804 F: +6221 5325890/887 E: [email protected] www.ifmac.netW:

For more information, please contact:

Supported by:

BOOK YOUR

SPACE NOW !

The Furniture Industry's Premier Solutions Showfor Indonesian and Global Growth

20

Page 13: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Event

Dalam sambutan pembukaan-nya Menteri Industri dan Ko-moditas Perkebunan Malaysia Datuk Amar Douglas Uggah

Embas menyebutkan bahwa dibawah skim PEFC-endorsed, Malaysian Timber Cer-tification Scheme (MTCS) bisa memperoleh pengakuan internasional. “Saat ini sudah diterima di bawah kebijakan pengadaan (procurement) kayu nasional seperti di Denmark, Inggris, Jerman, Finlandia, bel-gia, Swiss, Perancis dan Selandia Baru.

Skim yang sama juga diakui oleh ber-bagai sistem green building di Malaysia, Australia, Italia, Singapura, Belanda, Ing-gris, Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Abu Dhabi dan Uni Emirat Arab. “Ini menanda-kan jika upaya-upaya yang dilakukan Ma-laysian Timber Certification Council (MTCC) dalam mengimplementasikan MTCS adalah langkah yang benar dalam menuju pengelolaan hutan lestari.

Pada tingkat kawasan seperti ASEAN, Datuk Amar Douglas menyebutkan ke- terlibatan MTCC dalam kelompok kerja Pan-ASEAN Timber certification Initiative. Kelompok ini dibentuk pada tahun 2002 untuk mengembangkan kerangka kerja sertifikasi kayu untuk ASEAN. “Malaysia merupakan negara yang meleadnya, de- ngan MTCC sebagai lead agency,” katanya. Ia juga mengungkapkan jika Malaysia pada saat ini juga sedang memberikan bantuan teknis pada Myanmar, India dan china agar bisa mengembangkan skim seritifikasi na-sional masing-masing dibawah kerangka kerja PEFC.

Sektor industri hasil hutan Malay-sia tampaknya harus cukup tanggap. Ini

merupakan kunci bagi masa depan karena industri ini merupakan salah satu kontri- butor pendapatan eskpor. Di tahun 2012, sektor ini menghasilkan hampir EUD4,6 milyar, atau hampir 2,9% dari total produk ekspor. Ketersediaan bahan baku kayu dalam jangka panjang dari hutan yang sehat merupakan salah satu kepentingan strategis negeri ini.

“Dengan lebih dari 300 ribu jiwa bekerja di sektor ini, dimensi sosial dari ke-lestarian menjadi teramat penting dalam pembangunan daerah pedesaan di sini,” jelas Street. “MTCC sebagai sistem global sertifikasi hutan mengintergrasikan kebu-tuhan sosial dalam sertifkasi lacak balak alias chain of custody memberikan perlin- dungan bagi para pekerja sepanjang mata rantai suplai. Ini akan memainkan peranan penting dalam memajukan taraf kehidup- an kelompok masyarakat ini”.

Sebagai sebuah payung internasional, menurut Street, PEFC hingga hari ini tidak mengeluarkan satu pun seritifikat legal hutan. “Ini menjadi urusan dan wewenang National Governing Bodies di setiap nega-ra,” jelasnya. Hal ini dibenarkan oleh Sekre-taris Jenderal PEFC Ben Gunnerberg.

Menurut Street, berbeda dengan ke-banyakan organisasi serupa maka PEFC justru menerapkan pendekatan bottom-up. “Kami percaya bahwa pendekatan adalah melalui proses inklusif yang meng- akui tidak ada cara tunggal untuk be-ragam jenis hutan”. Ia menambahkan “Bahkan kami percaya tidak pernah ada pendekatan terbaik untuk diaplikasikan untuk semua hutan, dibanding dengan pendekatan bottom up”.

Keterlibatan stakeholder meyuarakan pihak mana yang tidak diuntungkan un-tuk didengar adalah satu-satunya cara un-tuk maju. Semua pihak mulai dari rumah tangga, penduduk asli, pekerja, wanita, minoritas; seperti juga lima ratus perusa-haan multinasional besar, tuan tanah serta pemerintah harus digaransi mendapatkan kursi di meja perundingan yang sama; yang memutuskan kebijakan tentang bagaimana mengelola hutan tertentu.

Ia juga menyerukan adanya kursi bagi kaum urban yang bahkan tidak pernah menginjakan kakinya ke hutan. Hanya saja kalangan ini bukanlah mayoritas. Street dan PEFC mempercayai jika keputusan harus diambil berdasarkan dua pertiga suara pemilik kursi dengan menggunakan chamber based systems. “Ini yang kami per-cayai,” tegasnya. “Tidak hanya dengan satu pemikiran atau satu suara”.

Ini merupakan cara kami dalam mem-buat keputusan dari hari ke hari. Kami mencari yang di dalam, bukan yang diluar, perdebatan. Kami mencoba mencari solu-si bagi problema kompleks untuk setiap hutan yang unik dalam masing-masing National Governing Bodies dari pada “Men-diktekan one size fits all approach from a foreign Teutonic capital”.

Hanya dengan cara itulah akan terjadi pendekatan pembedayaan. “Tatkala lain-nya mengutuknya sebagai inkonsistensi, justru kami menghargai sebagai output dari kekayaan, keberagaman dan meru-pakan proses multi-kultur. “ Itu sebabnya ia mempercayai jika pembangunan eko-nomi dan kultur dari sebuah bangsa atau komunitas dalam hutan yang disertifikasi-

kan organisasi ini harus dipertimbangkan sebagai perwujudan perencanaan mereka sendiri untuk hutan yang dikelola dengan lestari.

Sekalipun di dunia, seperti yang diklaim oleh Street, PEFC merupakan “The largest certification in the world”. Organisasi ini memiliki sekitar 35-an National Governing Body, dan dengan pendekatan bottom up ini justru tidak menarik bagi negara-negara di kawasan ASEAN. Hal ini tercermin dari jumlah sertifikasi yang sudah terbit hingga saat ini. Dari delapan persen hutan di Asia Tenggara yang sudah tersertifika-si, maka total sertifikat mencapai 7768. Dari jumlah itu hanya 775 sertifikat yang berasal dari PEFC. Jumlahnya dua kali lipat dari serti-fikat serupa yang dikeluarkan oleh

SGEC. Sementara sertifikat terba- nyak yang jumlahnya mencapai 6609 justru dikeluarkan oleh FSC.

Ini memunculkan pertanyaan yang menggelitik, mengapa PEFC sangat sedikit dalam menge-luarkan sertifikat di kawasan yang banyak hutan tropisnya. Jawaban-nya yang diajukan Ben Gunen-berg adalah PEFC justru berada di supply side, “Bukan demand side”. Bisa jadi hal ini cukup masuk akal, sekalipun tidak cukup menjelas-kannya.

Di Indonesia sendiri, PEFC juga tidak banyak diketahui oleh para produsen mebel dan kayu olahan. Mereka umumnya lebih akrab dengan sertifikasi dari lembaga lain. Malahan saat ini mereka juga disibukan dengan upaya untuk mem-

peroleh Sistim Verifikasi Legal Kayu Indo-nesia yang bersifat mandatory dan akan diberlakukan pada Januari 2014. Bahkan delegasi asal Indonesia yang hadir dalam acara ini justru terlihat ambivalen dalam persoalan ini.

Memang tidak mudah apalagi untuk meyakinkan para pemilik hutan di Asia, yang banyak dikuasai oleh perusahaan mi-lik negara atau perusahaan swasta pemi-liki Hutan Tanaman Industri. kebanyakan

pemilik konsensi hutan swasta justru cederung mengkonversikan hutan alam yang ada menjadi hutan produksi dan HTI.

Tak jarang di antara pemilik konsensi justru mengkonversikannya menjadi ka-wasan pertambangan, atau perkebunan

kelapa sawit, atau kawasan peternakan. Konversi ini memang sangat tidak di-harapkan karena tidak bisa menunjang misi utama PEFC yang bertujuan un-tuk pengelolaan hutan lestari. Bukan meniadakan hutan atau megkonserva-sikannya sebagai kawasan penghasil karbon, seperti yang terjadi selama ini baik di Asia maupun Amerika Latin.

Dalam dialog dengan

stake holder di hari beri-kutnya pada 14 Novem-ber 2103, salah seorang anggota delegasi asal India mengungkapkan bagaimana pengalaman para pemilik hutan kecil di India ketika berurusan dengan para authorisator sertifikasi ini. Menurutnya para pemilik hutan kecil ini umumnya adalah pe- tani miskin yang hidupnya tergantung dari sepetak kecil hutan yang dikua-

sainya. Lantas datanglah para autorisator ini dan memerintahkan pada mereka un-tuk melakukan hal tertentu, serta jangan melakukan hal yang berbeda. Tentu para pemiliki sepetak hutan ini kebingungan.

Chairman Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC) International

William Street Jr., mengatakan “We take it very seriously”. Ini diungkapkan dalam

sambutannya di Sidang Umum ke Delapan belas PEFC di Ballroom Hotel Istana, Kuala

Lumpur, pada awal medio November lalu.

Chairman PEFC William Street, Jr.,: “We Take It

Very Seriously”

(L) Ben Gunneberg listens to PEFC Chairman Bill Street address General Assembly in KL

Delegates at PEFC Stakeholder Dialogue in KL

Malaysian Minister of Plantation Industies and Commodities, YB Datuk Amar Douglas Uggah Embas,

opened PEFC AGM 2013 in KL

Keytnote speaker Mr Emmanuel Ze Meka, CEO of ITTO

22 23

Page 14: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Dalam pikiran mereka, kenapa tiba-tiba orang-orang asing itu datang memerin-tahkan mereka untuk ini dan itu. Kebi- ngungan pun bertambah ketika in the end of the day, sekumpulan orang asing itu tiba-tiba meminta biaya besar untuk menyu- ruh dan melarang apa yang mereka akan perbuat. Pernyataan ini tentu menjadi hal yang menyegarkan, namun dengan diplo-matis Ben Gunenberg menjawab setiap upaya yang baik tentu beresiko akan ada biayanya.

Seorang anggota delegasi asal Malay-sia mempertanyakan bagaimana peran dan kontribusi masyarakat yang tinggal di pinggiran hutan. Eksistensi dari masyara-kat ini nampaknya sering kali diabaikan dalam persoalan sertifikasi. Kemiskinan dan ketidak berdayaan membuat kelom-pok masyarakat ini terasing dari skim sertifikasi manapun. Sekalipun Street mengklaim bahwa skim sertifikasi PEFC merupakan yang terbaik di dunia pada saat ini, namun tidak berarti persoalan masyarakat terasing terpecahkan. Peng- alaman justru menunjukkan skim sertifi-kasi yang berorientasi pada pasar, tidak bisa mengadopsi dan mengintegrasikan kelompok masyarakat yang tidak memiliki sumber daya dan posisi tawar-menawar cukup kuat dalam pusaran ekonomi pasar.

Dalam diskusi seharian seluruh partisi-pan, panelis dan pembicara mencoba un-tuk mencari isu penting yang berhubung- an dengan mata rantai suplai produk hu-tan lestari di seluruh Asia. Mereka menco-ba mencari faktor penyumbat alias bottle neck dalam mata rantai suplai dan langkah untuk mengatasinya.

Pesan kunci yang muncul dalam sesi ini adalah munculnya kebutuhan untuk meningkatkan tuntutan akan produk ber-sertifikasi di pasar Timur Tengah dan Asia. Ini bersamaan dengan penurunan pasar di Eropa dan Amerika. Banyak perusahaan yang mengalihkan aktivitas bisnisnya ke kawasan ini. Sayangnya di sini hanya sedikit atau terbatas permintaan akan produk bersertifikat.

“Banyak perusahaan di negara-negara Asia belum membutuhkan sertifikasi, dan umumnya merupakan konsumer baru dengan pemerintah yang tidak proaktif dalam sertifikasi,” kata Executive Direc-tor Singapore Furniture Industries Council (SFIC) Ernie Koh. “Sebagai produsen, saya yakin PEFC harus mencari cara guna meng- atasinya dengan pull strategy,” lanjutnya. Tidak heran bila banyak partisipan yang setuju agar PEFC untuk meningkat penge-tahuan sekaligus kebutuhan akan produk bersertifikat di pasar ini.

Sebagian peserta terutama dari Malay-sia juga mendesak PEFC untuk melakukan sertifikasi terhadap spesies kayu di luar hutan, terutama kayu karet alias rubber-wood yang banyak digunakan di Malaysia dan negara-negara di sekitarnya. “Kami siap, jika anda sudah siap,” kata Richard Lee dari Regent Furniture. Ini menggam-barkan kesiapan industri di negeri ini un-tuk melakukan sertifkasi atas spesies kayu yang dipandang sebagai “upstream”.

Yang juga dipersoalkan dalam sesi diskusi ini adalah persoalan legalitas. Celakanya, pembahasan akan persoal- an legalitas telah menggeser fokus dari masalah kelestarian ke beragam konsep legalitas yang berbeda. Menurut Cindiy Squires dari International Wood Products Association (IPWA). Pergeseran ini menja-dikan persoalan legalitas menjadi titik per-hatian utama dan menjadikan persoalan kelestarian sebagai fokus berikutnya.

Ng Kay Yip dari Maran Road Sawmill menyebutkan bahwa persolan legalitas telah mengacaukan bisnisnya sekaligus merupakan langkah mundur dalam mem-bahas kelestarian. Genevieve Chua dari Spicers menggambaran persoalan keles-tarian sebagai kondisi normal yang baru bagi Asia.

Moderator Michael Buckley (2nd L) with panellists Fitch, Lee & Koh - experts on panels and furniture

24 25

Page 15: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Nyaris tidak ada yang memba- yangkan kotak parfum ataupun gift box yang sangat mewah itu berasal dari Bandung, Indo-

nesia. Tak hanya itu karena produk radio cawang art yang sangat memukau itu juga berasal dari PT Kriya Nusantara yang pabriknya berlokasi di Gedebage dan Ci-biru.

Perusahaan ini sejak berdirinya di kawasan Cibiru memang telah memu-tuskan untuk fokus pada pembuatan kriya yang berbasiskan pada seni kriya. Itu sebabnya persoalan kualitas dan ke- sempurnaan menjadi orientasi mendasar bagi perusahaan yang didirikan oleh Ab-dul Sobur. Pria lulusan S1 dan program Paska Sarjana Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung ini me-mang telah me-mutuskan untuk berkarya dalam bidang ini sejak dibangku kuliah.

Pilihannya me-mang tidak salah. Berawal dari pabrik di Cibiru dengan luas hanya 1500 meter persegi, sejak tahun 2011 telah berkembang de- ngan menempati lahan dua kali lebih luas di kawasan Gedebage. Menu-rut Kepala Research and Development Handoko, pabrik di Cibiru masih tetap beroperasi hingga kini dan mem-produksi kompo-nen dari metal yang dibutuhkan bagi perusahaan ini. sementara untuk produksi komponen lainnya dari kayu dan perakit- an dilakukan di pabrik yang ada di Gede-bage.

Kedua komponen ini kebanyakan dikerjakan dengan cara hand made alias manual. Mengerjakan dengan cara ini cu-kup sulit apalagi presisi yang dibutuhkan cukup tinggi. Mau tidak mau diperlukan craftmanship dan pengalaman yang cu-kup bagi setiap operatornya. Memang terdapat sejumlah mesin produksi yang terbilang canggih di pabrik ini, “Namun kesemuanya hanyalah membantu opera-tor dalam mengerjakannya,” jelas Hando-ko.

Ia mencontohkan komponen logam yang harus diinlay itu sering menjadi ma-salah. “Bisa kebesaran atau kekecilan dari

seharusnya. Perlu upaya berulang kali untuk memperbaikinya”. Untuk memper-baikinya diperlukan ketrampilan opera-tor yang mumpuni. Ini berbeda dengan industri massal yang sudah pasti meng-hasilkan komponen yang presisi. Untuk mengatasinya, digunakanlah mal. Cara sederhana ini ternyata cukup efektif dalam menurunkan tingkat kesalahan.

Bentuk yang tidak standar sekalipun kayu yang digunakan sama, menjadikan pihaknya sulit memesan alat bantu kerja yang memiliki bentuk sama. Jika itu di-lakukan maka pengadaannya akan me-makan biaya pembelian cukup besar. Ini berimbas pada harga jual. Itu sebabnya perusahaan mengandalkan sekali keah-

lian masing-masing operator. “Tak sedikit dari operator kami yang sudah bekerja di sini selama 20 tahun,” jelas Handoko. “Yang jam terbangnya baru dua tahun bi-asanya baru bisa membaca gambar kerja,” lanjutnya.

Itu sebabnya perusahaan mengem-bangkan pengawasan dan penjaminan kualitas untuk setiap produknya. Penga-wasan terhadap kualitas benar-benar me-lekat di setiap tahap produksi. Ini mulai tahap pemotongan bahan mentah yang berupa MDF dalam berbagai ketebalan dan dimensi. Petugas kontrol kualitas benar-benar jeli dalam mencari dan me- nemukan baik cacat alias defect sekecil apapun. “Tidak boleh ada cacat dan harus seratus persen kualitas terbaik,” jelasnya. “Itu sebabnya ada tim QC ada di setiap

mata rantai produksi,” lanjutnya. Untuk bisa menemukannya ternyata

dibutuhkan pengetahuan mengenai apa yang dimaksudkan sebagai defect, dan jam terbang yang cukup panjang. Setelah itu, para pengawas ini lantas memberikan tanda dengan stiker kecil yang menunjuk-kan adanya kekurangan itu. Produk itu segera dipisahkan dari produk yang lolos pada proses ini, dan dikembalikan ke jalur produksi untuk mendapatkan perbaikan. “Memang sulit untuk bisa mencapai sera-tus persen lolos dalam tiap batch produksi, apalagi kesemua pengerjaannya dilakukan secara manual, ” jelas Handoko. Tindak- an koreksional juga menyangkut pem- betulan atas letak pernak-pernik “Kadang

diletakannya ter-balik,” ujar salah satu QC supervi-sor yang sedang bekerja. “Kadang pula juga harus membersihkan dari minyak jari operator sebe- lumnya,” lanjut-nya. Detil kerja yang terlihat re-meh namun jus-tru berdampak besar pada kuali-tas dan keindah-annya.

Komponen metal baik beru-pa sabuk yang harus diinlay ke dalam dudukan-nya, ataupun komponen se- perti engsel juga harus dilaku-kan secara teliti. Memasang eng-sel tidak hanya dituntut tepat

posisinya, tapi juga harus mampu dibuka tutup secara halus sehingga tidak meng-ganjal atau malahan meleset. Kelihatanya mudah namun cukup sulit bagi yang tak terbiasa. Meletakan komponen metal ke dalam inlay juga bukan soal mudah. Pele-takannya harus sangat presisi. Tidak boleh miring. Banyak sedikit cairan lem juga ha-rus pas. Tidak terlalu sedikit atau berlebih- an. Bahkan tidak boleh menimbulkan titik akibat pengentalan atau masuknya buti-ran debu ke dalam cairan lem.

Lem yang digunakan juga tidak di-bolehkan menimbulkan glue line. Kalau sudah itu terjadi mau tidak mau harus dilakukan tindakan koreksional. Ini dilaku-kan tidak hanya pada defect yang ada, tapi juga hingga membersihkan. Terbayang bukan bagaimana repotnya memperha-

Profile

“Motif yang Menjadi Kekuatan”“

Abdul Sobur,CEO Kriya Nusantara

Kriya Nusantara:

26 27

Page 16: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Inovasi dan penyempurnaan inilah yang menjadikan desain-desain keluar-an Kriya Nusantara disukai oleh buyer. Keduanya bukannya hanya pada per-soalan desain semata, tapi juga meluas hingga ke kemasan. Tujuannya adalah bagaimana meningkatkan nilai jualnya. Ini tentu bukan pekerjaan mudah. Un-tuk desain produk dalam tahun 2013 ditargetkan sebanyak 150. Kesemuanya sudah ditawarkan ke para buyer.

“Tidak banyak custom design yang datang dari buyer,” jelas Handoko. Kesemua desain berawal dari sketsa. Jika sketsa itu dianggap sudah leng-kap maka akan diwujudkan menjadi purwa rupa. Jika tak ada kendala dalam memproduksi untuk jumlah besar, maka akan segera diserahkan ke bagian produksi. Untuk bisa mewujudkannya, bagian R&D lah yang berperan untuk menjelaskan hingga mendetil ke para operator tentang segala sesuatunya.

Tidak heran bila bagian yang hanya diawaki oleh sembilan karyawan ini menjadi bagian yang cukup berpe- ran sentral dalam melahirkan desain, produk jadinya hingga ke komponen penunjangnya.

Menurut handoko, bagian yang dipimpinnya juga disemangati oleh ke- tatnya persaingan dari kompetitor yang berasal dari China dan India. Sekalipun secara kualitas produk serupa asal In-dia misalnya, masih jauh dari standar kualitas yang ditetapkan perusahaan-nya. Namun produk copy paste (copas) atas desain priangan yang pernah dike-luarkan Kriya Nusantara menjadi per- ingatan serius. Paling tidak ini mem-berikan cambukan untuk bisa mencip-takan lebih banyak desain-desain baru yang diminati oleh pasar, tanpa perlu mengorbankan kualitas yang sudah ter-capai.

tikan semua detil itu secara seksama dan berulang-ulang. Rutinitas bisa berubah faktor yang memungkinkan penurunan konsistensi kontrol kualitas, apalagi jika di-pengaruhi dengan mood individual. Sikap permisif terhadap kesalahan bisa mengen-durkan ketatnya kontrol kualitas, yang be-rakibat panjang nantinya.

Persoalan inilah yang kemudian men-jadi pekerjaan rumah abadi Kriya Nusan-tara. Untuk memperbaikinya mau tidak mau terus menerus dilakukan penyem-purnaan. Ini berjalan seiring dengan ino-vasi yang tak kenal henti. Dalam industri

kriya memang terdapat tuntutan tinggi akan kreativitas. Ketatnya persaingan dan selera pasar yang mudah berubah mendo-rong tingginya tuntutan itu.

Hal ini menuntut Kriya Nusantara untuk selalu kreatif. Saat kunjungan di pabriknya di Gedebage, sebagian staf yang berada dalam departemen R&D sedang mengadakan diskusi dengan pa-kar batik asal Jepang. Tujuannya tidak hanya untuk bertukar informasi, namun juga mendapatkan masukan mengenai perkembangan desain yang sedang di-gemari pasar. “Kami ingin tahu karakter

produk seperti apa yang disukai pasar ke depan,” jelas Handoko. Diakuinya juga bila untuk saat ini masih belum ada benang merah antara satu desain perusahaannya ke desain berikutnya. Namun ia menam-bahkan bila sudah ada semacam karak-ter dalam desain metal yang disebutnya “Nyaris nyambung,” lanjutnya.

Saat ini, Kriya Nusantara mengem-bangkan desain-desainnya berdasarkan motif geometrik. Motif ini lebih dikenal dengan motif arabik atau muslim. Motif semacam ini sangat disukai oleh pasar ekspornya di Timur Tengah yang meli-

Peran sentraL r&d

28

Page 17: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

NEW LOCATION

NEW DATE

Taiwan Woodworking Machinery Association

APHIAssociation of

Indonesian Forest Consession Holders

Department of Foreign Affairs

Republic of Indonesia

Ministry of ForestryRepublic of Indonesia

State Ministry forCooperatives Small and

Medium EnterprisesRepublic of Indonesia

Ministry of IndustryRepublic of IndonesiaMinistry of Trade

Republic of Indonesia

APKINDOAsosiasi Panel Kayu Indonesia

- Indonesian Wood Panel Producers Association

Indonesian Sawmill and Woodworking

Association

Indonesia Chamber of Commerce(Permanent

Committee onForest Product)

Indonesian Furniture Industry and

handicraft Association

Supported by In Conjunction with

The WoodShow is exclusively organized byRasuna Off ice Park, UG Floor, Uni t QO - 01Jl . H.R. Rasuna Said, KuninganJakarta 12960Indonesia

Phone +62 21 837 81811Fax +62 21 29386819 Emai l [email protected]

14 - 17 March 2014

East Green Eco Park - Senayan - Jakarta - Indonesia

Be part of the 2nd edition

MachineryWood Products

TimberForest Products

Wood & Timber FlooringWoodworking

ToolsFurniture Manufacturing Supplies

and more ...

Join the huge potential for wood market in South East Asia growing industries

Indonesia International Wood & Wood Machinery Showw w w . i n d o n e s i a w o o d s h o w . c o m

puti Kuwait, UAE dan Arab Saudi. Kombi-nasi antara motif geometrik dan nusan-tara juga sering diaplikasikan dalam kotak hadiah (gift box) atau parfume case yang banyak diorder dari pasar tersebut. Tak ja-rang juga parfume case itu berbentuk se- perti lemari berukuran kecil dan sedang. “Di sana parfum sudah menjadi kebutuh- an primer, sehingga mereka membutuh-kan kotak penyimpanan khusus,” jelasnya. Untuk warna-warnanya, ia menjelaskan warna-warni solid sangat disukai oleh pa- sar disini.

Untuk pasar domestik, pesanan lebih banyak datang dari pemerintah daerah dalam bentuk kotak hadiah. Bentuknya juga cenderung kecil dibandingkan de- ngan pesanan yang datang dari pasar Timur Tengah. Desainnya biasa menggu-nakan motif-motif lokal yang dikembang-kan dan diaplikasikan ke atas komponen metalnya.

Menurut Handoko, motif sulur asal Jawa cenderung kecil dan mungil, sedang sulur asal luar Jawa cenderung berukuran lebih besar. Namun ia menambahkan bila semua motif itu masih harus mengalami penyempurnaan agar bisa diaplikasikan. “Paling tidak kami harus menyesuaikan dengan dimensi produknya.

Ia mencontohkan bila motif yang ber- asal dari Sumatera Barat misalnya, biasa- nya digunakan untuk bangunan. “Ukur- annya jelas sangat besar sehingga dibu-tuhkan modifikasi agar bisa diaplikasikan

pada produk kriya,” jelasnya. Demikian pula motif yang digunakan dalam batik seperti parang rusak, harus dimodifikasi lebih dulu agar bisa diaplikasikan di atas ruang yang tersedia. Tak mudah karena ini menyangkut banyak faktor.

Menurutnya, dengan modifikasi itu perusahaannya telah sering kali membatik di atas material logam dan kayu. Sebenar- nya hal yang sama juga sudah dilakukan oleh banyak perusahaan kriya serupa. Namun perbedaannya adalah desain dan motif yang digunakan sangat berbeda. Itu sebabnya ia menyebutkan “Motif itu yang kami tonjolkan dan menjadi kekuatan di sini,” ujarnya. untuk itulah unit kerja R&D yang dipimpinnya telah menghimpun banyak motif dalam data basenya.

Tak heran bila untuk tahun 2013 lalu, ditargetkan sekitar 150 desain. Ini lebih banyak dari jumlah desain yang dike-luarkan setahun sebelumnya. “Seluruh-nya sudah ditawarkan ke para buyer,” kata Handoko. Tak hanya inovasi dalam produk, Kriya Nusantara juga melakukan penyem-purnaan atas kemasan alias packaging. Inovasi yang bisa mendongkrak nilai jual.

Hingga saat ini sekitar 80-90% produk Kriya Nusantara dieskpor ke negara-nega- ra kawasan Timur Tengah. Sementara sisanya beredar di pasar dalam negeri. Tidak hanya dalam bentuk gift box, tapi juga kotak penyimpanan Al Qur’an dan ra-dio Cawang Art. Terakhir menurut Sobur sendiri lebih dominan pemasarannya di

pasar lokal, sejak diluncurkan pada tahun 2009. Radio yang bentuknya sangat artis-tik ini merupakan collection item. Radio ini merupakan hasil kerja sama Kriya Nusan-tara dengan Panasonic Indonesia.

Selain itu, Kriya Nusantara juga sedang menyiapkan produksi music box. Produk ini sebenarnya merupakan permintaan pasar Jepang, namun lucunya salah satu lagu yang diperdengarkan merupakan lagu klasik Bengawan Solo ciptaan Al-marhum Gesang. Sungguh sesuatu yang mengharukan. Menurut Handoko, pi-haknya bertugas untuk memproduksi kotaknya, sementara mesin musiknya ma-sih harus dipasok dari negeri sakura itu. Menurutnya, sekalipun terlihat sederhana mesin musik tersebut masih sulit untuk diproduksi di dalam negeri. Hal ini mung-kin dikarenakan sedikitnya kuantitas yang dibutuhkan. Itu sebabnya alat itu tetap di-pasok dari negeri sakura.

Ke depan, selain tetap menekuni produk yang sudah dikerjakan. Perusa-haan ini tampaknya akan segera membidik arah pengembangan untuk memproduksi lampu gantung dan produk panel seperti daun pintu. Kedua produk ini masih dalam tahap pengembangan dan penjajakan, sambil menunggu datangnya pesanan dengan repeat order dalam jumlah mencu-kupi. Sementara produk jam meja masih dalam proses pengembangan pasar. Saat ini pasarannya masih terbatas di kawasan Timur Tengah.

30

Page 18: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Advertorial / Woodmizer

Wood-Mizer Releases the New High-tech WM4000

Sawmill

left:(a) The standard hydraulics features on the WM4000 includes two redesigned bi-directional chain turners for log positioning, three vertical side supports (Up to 6 optional) and powered taper rollers.(b) The stability and durability of the mill is increased thanks to the bed rails and frame now featuring 50% more steel.(c)ed board conveyor automatically turns itself off after moving a board or cant from the sawmill towards an edger or resaw, reducing daily power consumption

Wood-Mizer’s built-tough WM4000 can work as a primary, stand-alone headrig or integrate into a large operation.

Wood-Mizer has announced the release of their new WM4000 thin-kerf indus-trial sawmill, which they are

calling the ‘next generation’ in sawmills. The WM4000 combines the profitability enhancements of thin-kerf blades with productivity advances in automated saw-ing technology to create an ideal solution for wood producers in the again growing timber industry.

Similar in overall design to Wood-Mizer’s industrial WM 3500 sawmill, the WM4000 features are more heavy duty and more productive in many ways.

New control station design

Productivity starts with the operator. With this fact in mind, the WM4000 fea-tures a new 7.5” (19cm) HMI touch-screen which presents more information to the sawyer. Board and cant sizes are displayed along with current head height, feed posi-tion, and blade power. Amongst a host of new productivity-enhancing features, the sawyer’s favorite has been the Auto- Cut feature, which remembers the location of

the start and end of the log. Instead of the sawyer overshooting either end of the log, the sawhead knows how far to cut, and where to return to, and as a result spends more time sawing.

The new deluxe joysticks provide the operator with precise control of all sawing and log handling functions, and feature proportional hydraulic speed control. They can be configured to save two different sawyers’ personal joystick preferences.

The sawing headA new servo motor controls the verti-

cal head height, and increases the head up/down speed and positioning precision. Larger blade guide rollers provide the blade more support in the cut.

Hydraulics The hydraulic speed is adjusted pro-

portionally to the operator’s pressure ap-plied to the joysticks during use.

The standard hydraulics features on the WM4000 are:

• Two redesigned bi-directional chain turners for log positioning

• Three vertical side supports (Up to 6 optional)

• Powered taper rollers

Sawmill bed and material handling

systemThe stability and durability of the mill

is increased thanks to the bed rails and frame now featuring 50% more steel. A new built-in powered board conveyor au-tomatically turns itself off after moving a board or cant from the sawmill towards an edger or resaw, reducing daily power con-sumption.

New! Maintenance and troubleshooting

The HMI touch-screen computer comes with a robust set of diagnostic ca-pabilities, and troubleshooting the system can be accomplished via the onboard Eth-ernet connection.

The WM4000 has taken the flagship position as Wood-Mizer’s most productive thin-kerf sawmill on the market, provid-ing new opportunities for the larger profit margins that Wood-Mizer has historically offered the lumber industry.

The WM4000 is designed to work as the principal breakdown saw in Wood-Mizer’s line of industrial wood processing equipment and is also able to be integrat-ed into existing operations.

Follow the versatility of the WM4000 on YouTube : http://youtu.be/YMrLhVWt-s0Y.

32

Page 19: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

kan bahkan diabaikan.Setiap proses penciptaan desain akan

terkait dengan konteks tertentu baik ling-kungan maupun manusianya. Konteks lingkungan misalnya iklim lokasi karya akan ditempatkan. Ini juga menyangkut konteks manusia misalnya siapa yang akan menggunakan, bagaimana kondisi sosial, ekonomi dan budayanya. “Kelihatan bersi-fat umum namun bila tidak kita perhitung-kan dengan cermat dapat mengakibatkan kegagalan yang fatal pada desain yang kita ciptakan,” jelasnya. Lantas dimana le-tak dari kreativitas? Bagi Adi persoalannya adalah bukan bagaimana menciptakan sesuatu yang ‘lain daripada yang lain’. Me-lainkan bagaimana menyelaraskan dan mengintegrasikan seluruh aspek dari tek-nis, estetis hingga filosofis sesuai dengan konteksnya menjadi satu kesatuan desain yang utuh.

Sekalipun Ia telah memenangkan cukup banyak kompetisi desain, namun faktanya hingga saat ini klien-kliennya mengenalnya karena hubungan pribadi. “Bukan karena lomba-lomba tersebut,” ka-tanya. Ia menyadari perlunya melakukan secara lebih serius personal branding. An-tara lain “Dengan berpameran, bergabung dengan komunitas atau organisasi pro-fesi, berkolaborasi dengan pelaku industri kreatif lainnya untuk melakukan kegiatan bersama, dan lebih aktif melakukan pu- blikasi di media masa,” sambungnya ber-panjang lebar.

Ia mengakui jika hal ini sulit dilaku-kan karena terkait pekerjaan utamanya sebagai dosen di Universitas Kristen Petra Surabaya. Kesibukan dunia akademik dan

melayani klien yang dikenalnya secara pribadi diakuinya sudah menyita waktu sehari-harinya. Namun ia berkilah bila itu bukanlah alasan. “Seharusnya menjadi tantangan karena ke depan harus bisa lebih baik lagi dalam mengelola waktu sehingga bisa mengembangkan karir baik di bidang akademik maupun keprofesian desainer furnitur”.

Menurutnya kalangan industri furni-tur tahu jika di sini banyak talenta muda yang hebat dan berprestasi. Namun ha- nya segelintir yang dikenal banyak orang. Menurutnya, ini bukan kesalahan media masa yang hanya memberitakan segelintir desainer itu terus-menerus. “Itu merupa- kan kesalahan kalangan desainer sendiri yang tidak pernah mau aktif melakukan upaya personal branding dan menjaga kontinuitasnya seperti mereka”.

Brilyan karena desainnya mampu mengoptimalisasi penggunaan material kayu. Pola trapesium terbalik yang diterapkan pada

permukaan meja, mencegah terbuang-nya material kayu secara percuma. Juri Michael Buckley dari World of Hardwood menyebutkan pembuatan alur guna pergeseran akan membuang sekitar 15% material kayu yang digunakan. Pola ini juga mengurangi friksi akibat gesekan an-tar bilah kayu.

Tidak mengherankan jika desain ‘Si-sir’ coffee table berhasil menyabet peng-hargaan the Most Inovative Winner IFDC II dalam kompetisi yang digelar oleh American Hardwood Export Council (AHEC). Menurut Adi Santosa yang sehari-hari berprofesi sebagai dosen di Universitas Petra Surabaya, desain sisir coffee table terinspirasi dari desain kursi ‘two in one’ karya David Louis Arredondo. “Desain ini memenangkan kompetisi desain AHEC di Mexico tahun 2008,” jelas penyandang ge-lar Magister dalam bidang arsitektur dari

National University of Singapore.Kursi “two in one’ dapat digandakan

dengan alur geser ke samping. “Saya men-coba menerapkan sistem alur geser ini pada fungsi sayap meja, namun dengan inovasi,” tuturnya. Inovasi yang dilaku-kan adalah pada sistem alur geser yang konvensional pada karya Arredondo, dikembangkan menjadi bentuk trapesium bolak-balik. Bentuk ini menciptakan alur yang saling mengunci sehingga sistem alur lebih praktis. Tidak perlu membuang kayu untuk lidah dan alur.

Ketika sistem ini berjalan sempurna maka akan terjadi bunyi ‘klik’ ketika sayap meja dibuka penuh, akibat ruas jari-jari yang berhenti bersamaan ketika mena-brak stopper. “Inilah keunikannya,” jelasnya. Ini juga menjadi indikator akan presisinya pembuatan alurnya. Bentuk trapesium bolak-balik dipandang Adi lebih estetik karena terjadi variasi batang-batang te-bal-tipis pada permukaan meja.

Dari setiap proses penciptaan karya baik arsitektur, interior maupun furnitur,

faktor utama yang harus dipertimbang-kan adalah pemecahan masalah (problem solving) dan kontekstualitas. Merancang tanpa menemukan permasalahan terlebih dulu, memungkinkan desainernya hanya akan menciptakan variasi bentuk. Jika desainer bisa menemukan permasalahan, maka memungkinkan munculnya inovasi.

Permasalahan dapat ditemukan dari yang bersifat teknis hingga filosofis. Perlu pemetaan permasalahan itu dan menyu-sun prioritas pemecahannya. Misal ke-tika merancang furnitur menggunakan jenis kayu yang mudah susut, retak dan bengkok. Prioritasnya adalah pemecah- an masalah untuk mengatasi sifat-sifat kayu tersebut. Setelah itu, prioritas akan difokuskan pada teknik pemotongan dan konstruksi. Fokus berikutnya adalah bagaimana memunculkan tekstur dan bentuk sebagai konsekuensi dari teknik pemotongan dan konstruksi itu. lantas berfokus bagaimana dapat memenuhi aspek fungsi dan estetika. Dalam kasus se- perti ini filosofi bisa saja tidak diprioritas-

Design & Designer

Salah satu desain yang memukau dalam kompetisi

desain furnitur Indonesia alias Indonesia Furniture

Design competition (IFDC) ke dua pada tahun 2010 lalu

adalah ‘Sisir’ coffee table. Saat itu salah seorang juri bahkan

menjuluki karya ini sebagai desain yang brilyan.

Adi Santosa: Butuh

Personal Branding Kontinuitas“ &

“Saya memiliki latar belakang pendidikan sarjana di bidang de-sain interior Institut Seni Indonesia Yogyakarta dan master di bidang arsitektur dari National Univer-sity of Singapore, namun akhirnya lebih berminat pada bidang mebel. Sebagai desainer mebel saya tidak pernah mengabaikan aspek interior maupun arsitekturnya. Mebel tidak pernah berdiri sendiri melainkan terkait ruang dan pengguna ruang. Karya-karya saya berkutat di ketiga bidang ini. Selain yang komersial, beberapa diantaranya dibuat untuk kompetisi desain.

“meBeL tidak Pernah Berdiri sendiri”

34 35

Page 20: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Biz News

Dalam kunjungan ke Jakarta antara 21-24 Oktober lalu, tepat setelah Swedia dino-batkan sebagai negara paling

berkelanjutan di dunia bulan Agustus lalu, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Anders Flanking didampingi Perwakilan Tinggi Pemerintah Swedia untuk Kerjasama Inter-nasional bidang Lingkungan Hidup Mats Denninger, Duta Besar Lingkungan Hidup Annika Marcovic dan sejumlah perwakilan dari lembaga ternama dunia dan peru-sahaan di bidang teknologi lingkungan hidup.

Kunjungan ini untuk meningkatkan ker-

jasama Swedia dan Indonesia, yang telah ditandatangani pada Mei 2013 dalam Nota Kesepakatan mengenai Pengembang- an Wilayah Perkotaan Berkelanjutan (Sus-tainable Urban Development) melalui pro-gram SymbioCity dan Konsep Kota Hijau (Green City Concepts). Juga beberapa Let-ters of Intent yang satu diantaranya adalah mengenai Kerjasama dalam Bidang Ling-kungan Hidup.

“Kunjungan ini sangat unik karena mengacu pada sinergi antara publik Swed-ia dan kompetensi swasta yang datang dari lembaga pemerintah, organisasi dan perusahaan dalam upaya membuka po-tensi dan memanfaatkan momentum dari kunjungan tingkat tinggi antar kedua ne- gara baru-baru ini”, kata Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Ewa Polano.

Swedia telah menjadi pemimpin dunia dalam kebijakan lingkungan hidup dan teknologi semenjak Konferensi Lingkung- an Hidup PBB pertama yang digelar di Stockholm tahun 1972, dan tetap men-jadi yang teratas dalam global sustainabil-ity rankings. Sejak awal 90-an, konsumsi energi Swedia hanya meningkat 10%, se-mentara GDP meningkat dua kali lipat. Di Stockholm, congestion charging atau den-da kemacetan dan program clean vehicle (kendaraan rendah polusi) memotong emisi karbon tahunan sebanyak 30,000

ton sejak 2006.Tanggal 24 September lalu pada Si-

dang Umum PBB di New York, Indonesia dan Swedia meluncurkan Komisi Global untuk Ekonomi dan Iklim dalam Iklim Eko-nomi Baru (the Global Commission on the Economy and climate on the New Climate Economy) bersama lima negara lain untuk membangun kerjasama penelitian antar institusi di enam benua. Ini meyangkut bagaimana pertumbuhan ekonomi dapat didukung oleh kebijakan iklim.

Selama di Jakarta, Flanking dan dele-gasi bertemu dengan Menteri Lingkungan Hidup Dr. Balthasar Kambuaya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr. Mari Elka Pangestu, Ketua Dewan Nasional Perubahan Iklim dan Utusan Khusus Pre- siden Indonesia untuk Perubahan Iklim Ir. Rachmat Witoelar dan Kepala UKP4 Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto.

Flanking juga bertemu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk menindak lan-juti kerja sama antara Swedia dan Jakarta. Ini diinisiasi pertemuan Perdana Menteri Reinfeldt dan Gubernur Joko Widodo di Jakarta November 2012. Kunjungan di-lanjutkan ke Semarang, Bandung dan Kalimantan Tengah untuk mendiskusikan potensi kerjasama dalam isu lingkung- an hidup dan pengembangan wilayah perkotaan dengan pemerintah setempat.

kunjungan Delegasi lingkungan Hidup Swedia

Photo: Martina Huber. Government Offices, Sweden.

Spesifikasi oaknya adalah 4 mm muka dan 6 mm belakang dalam berbagai pola - tulang ikan her-ring dan susunan lurus dengan

panjang berbeda - dengan polesan akhir minyak dan minyak asap sesuai dengan bagian-bagian yang berbeda toko empat lantai ini, yang terletak di Pacific Place di Jakarta Pusat. Material profil lantai me-miliki ujung persegi, sambungan tumpul tanpa pasak persegi yang membutuhkan pekerjaan pemasangan yang sangat akurat oleh personil spesialis Armany. Pemasang- annya membutuhkan waktu tiga bulan dan dikoordinasikan oleh Armany dengan penempatan marmer yang digunakan oleh para desainer yang dikombinasikan dengan Oak.

Armany Parquet adalah perusahaan pemasok dan pemasang lantai kayu berba-sis di Jakarta, yang dimiliki dan dijalankan oleh Roberto Hidajat. Armany aktif dalam mempromosikan lantai kayu hardwood pa-dat dan rekayasa untuk segmen atas pasar lantai Indonesia, terutama di dan di sekitar Jakarta dan Bali di mana pasar konstruksi perumahan telah sangat aktif dalam be-berapa tahun terakhir ini. Namun demikian ini adalah pemasangan besar pertama bagi Armany yang menggunakan hardwood bersertifikasi di bawah sertifikasi Rantai Pengawasan.

Galeries Lafayette, peritel Prancis yang prestisius untuk toko-toko besar di Paris dan juga tempat-tempat lainnya, telah membuka department store baru seluas 12.500 M2 di Jakarta Pusat – yang pertama di Asia Tenggara. Kontraktor spesialis Armany Parquet, yang berbasis di Indonesia, telah memasang lantai

kayu oak Eropa padat bersertifikasi PEFC seluas 5.000 M2. Karena telah disertifikasi oleh Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC),

itu artinya material hardwood untuk lantai diambil dari hutan yang dikelola secara berkelanjutan.

lantai oak bersertifikasi PeFc untuk galeries lafayette di Jakarta

Para perwakilan yang membuka pameran antara lain Nn. Phan Thị Thanh Minh, Direktur Jenderal, Badan Urusan Kawasan Selatan

Kementerian Perindustrian dan Perdagang- an dan Tn. Doktor Bùi Văn Quyền, Direk-tur Jenderal, Badan Urusan Kawasan Se-latan Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Tema yang diangkat oleh mereka adalah kemajuan industri pengolahan kayu melalui peningkatan perdagangan dan kemajuan teknologi. Ekspor produk kayu pada tahun 2012 bernilai US$ 3,4

Pameran VietnamWood ke-10 di kota Saigon pada bulan September lalu dibuka dengan kesibukan. Dunia perkayuan pastinya telah berubah menjadi lebih baik

sejak pameran terakhir pada tahun 2011. Lebih dari 260 peserta pameran dari 19 negara berpartisipasi di mana hardwood Amerika tampil dengan kekuatan penuh,

diwakili oleh sebuah paviliun yang terdiri dari 27 anggota AHEC dan beberapa peru-sahaan independen Amerika. Ada juga peserta pameran perusahaan material kayu

dari Kanada, Prancis, Jerman dan Amerika Selatan dalam jumlah besar, serta banyak importir dan distributor lokal Vietnam. Tahun ini supplier mesin pengerjaan kayu

dari Jerman, Italia dan Taiwan yang hadir secara masif diimbangi dengan baik oleh material kayu yang beranekaragam sehingga memberi pilihan yang istimewa bagi

para pengunjung. Mesin disebutkan memiliki penjualan yang baik dan beberapa supplier hardwood memiliki sedikit penawaran tambahan setelah kebangkitan posi-

tif pasar domestik dan ekspor, terutama hardwood gergajian.

Pameran VietnamWood, Saigon 18 hingga 24 September

Oleh World Hardwoods

miliar, naik 18% dari tahun 2011 dan di-perkirakan akan meningkat 4% lagi pada tahun 2013, di mana US$ 2,5 miliar telah dibukukan hingga saat ini. ”Kemajuan ilmu pengetahuan dan kapabilitas komputer kini menjadi penggerak industri,” kata keduanya. Acara pembukaan juga dihadiri oleh banyak pemimpin industri termasuk Tn. Nguyễn Quốc Khanh, Ketua Asosiasi Kerajinan & Industri Kayu HCMC (HAWA) yang telah menjadi penggerak di balik pengembangan dan promosi industri fur-nitur Vietnam.

Dari luar negeri Tn. Michael Ward, Atase Pertanian AS, Layanan Pertanian Luar Ne- geri (FAS) dari Kedubes AS di Hanoi dan Tn. John Chan Direktur Regional Dewan Ekspor Hardwood Amerika (AHEC) juga hadir. Para pemimpin industri pengerjaan kayu yang hadir antara lain Tn. Gianni Ghizzoni, Fede- rasi Pabrikan Mesin Pengerjaan Kayu Eropa (EUMABOIS), Tn. Ingo Bette, Asosiasi Mesin Pengerjaan Kayu Jerman (VDMA), Dr Carlo Albert, Asosiasi Mesin Pengerjaan Kayu Italia (ACIMALL) dan Tn. Joe Chan, Asosiasi Pabrikan Mesin Pengerjaan Kayu Taiwan (TWMA).

Kelompok suplai kayu terbesar datang dari AS dengan 30 peserta pameran yang menawarkan terutama hardwood dan be-berapa softwood, di mana tim AHEC Hong- kong dan kantor Softwood Amerika di Shanghai mengkoordinasikan promosi un-tuk industrinya masing-masing.

Jelas VietnamWood 2013 memiliki peserta yang cukup banyak dan sepanjang pameran terdapat aliran konstan pengun-jung yang didominasi oleh pengunjung lokal dari semua sektor manufaktur dan perdagangan serta sejumlah besar dari AS dan Cina. “Kami sudah merangkak naik dari bagian dasar pasar dalam hal pembe-lian mesin,” kata salah seorang peserta pa- meran.

Beberapa peserta pameran mengung-kapkan pandangannya bahwa mereka ingin melihat lebih banyak pembeli lokal, namun yang lainnya membantah hal ini dengan mengatakan bahwa janji perte-muan dengan beberapa distributor baru membuat perjalanan dari luar negeri se-padan. Norm Steffy, Direktur Cummings Lumber Company melihat pameran ini “dior- ganisir dengan baik, dan meskipun lebih lamban dari beberapa pameran lainnya, berhasil menyediakan beberapa kontak yang baik dan berpameran di sini sangat sepadan.”

36 37

Page 21: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Keberhasilan inilah yang mem-buat pria yang akrab disapa Hugo sangat bersemangat dalam menceritakan kesuk-

sesan itu. Menurutnya, Design ID biasa- nya memilih tiga atau empat desain di dalam satu kategori. Tak hanya furnitur yang dipilih tapi juga ada desain untuk villa, residensial, komersial, dan industri hospitality.

Keberhasilan ini dipandangnya sa- ngat bagus untuk mempromosikan karya-karya IDE Studio dalam usahanya memasuki pasar lokal, “Ini kami sudah jadwal untuk tahun 2014 ini,” tuturnya.

Kini pihaknya sedang mempersiapkan kesemuanya mulai dari renovasi, pem-buatan showroom baru dan website baru. “Kami sedang bekerja untuk itu semua”.

Menurutnya, sejauh ini hanya fokus ke pasar ekspor namun sekarang ini se-cara tiba-tiba muncul peluang di pasar lokal. “Ada perubahan dari tren desain klasik ke desain-desain lebih modern dan minimalis. Jadi sekarang ada market baru di sini,” jelasnya. Ia memandang publikasi melalui media sangatlah menolong un-tuk memperkenalkan pada publik lokal. Ia juga berencana untuk merambah ke segmen industri hospitality, seperti hotel

“Desain dinning table kami telah terpilih sebagai salah satu desain terbaik dalam Design ID 2013,” kata Hugues Revuelta dengan bersemangat. Desain itu terpilih ber-

sama tiga karya lainnya dan memenangkan penghargaan sebagai the best design untuk kategori furnitur.

iDe Studio:

Brand karpenter dan Pasar lokal “Saat ini kami gunakan hanya re-cycle teak, American black walnut dan european oak. Sebelumnya kami gunakan American oak, sebe-lum beralih ke European oak yang berasal dari Rumania. Grainnya is much more tiddy and nicer, dan warnanya lebih terang. Bahkan bila dibanding dengan oak Amerika.

“Karpenter menggunakan kayu impor oak dan walnut baru tahun 2012. Sebelumnya hanya menggu-nakan recycle teak. Ada perbedaan antara ketiganya mulai dari tekstur, densitas, grain, warna, kecerah- annya hingga kekuatanya. Dari segi warna oak paling terang, teak ditengah dan walnut paling gelap. Oak dengan light color dan cen-

derung putih, teak dengan medium brown-nya, walnut dengan dark brown-nya.

“Walnut digunakan untuk keperluan bathroom, dan dilanjut-kan dengan koleksi indoor. Koleksi black walnut disukai pasar Ameri-ka. Kami yang berasal dari Eropa tumbuh dengan furnitur dan pera-latan kayu dari oak. Di Asia, teak wood justru menjadi pilihan utama. Sebagian orang Eropa menyukainya dan menganggap sebagai kayu yang bagus. Sayangnya kayu sebagus ini justru terdegradasi dengan kuali-tas kayu jati kampung yang banyak disuplai saat ini. Jati kampung tidak terlihat sebagai teak wood anymore.

“Oak, Jati dan Walnut”

Sejak Maret 2009, IDE Studio telah meluncurkan brand name Karpenter untuk keseluruhan produk buatannya. Saat ini, menu-rut Hugo, brand name ini memi-liki tiga section, yaitu Karpenter sendiri. Brand Karpenter lebih ke arah high-end market. Materialnya dari kayu solid seperti jati teru-tama recycle teak, American black walnut dan oak asal Eropa.

Yang kedua adalah Karpenter in-motion yang mengarah ke ge- nerasi berusia lebih muda, “de- ngan harga relatif lebih murah,” ka- tanya. “Di koleksi ini banyak di-gunakan kayu recycle seperti jati dan pinus,” lanjutnya. Koleksinya lebih mengarah pada desain-de-sain modern. Kalangan ini diang-gapnya spend less namun terobsesi pada koleksi-koleksi Karpenter. “Esok mereka meningkat menjadi pengguna Karpenter karena ter-biasa dengan desain-desain kami.

Yang terakhir adalah Karpen-ter Bath. Semua item koleksinya memang didesain dan diproduksi untuk keperluan kamar mandi. Koleksi ini dikembangkan dan di produksi bekerja sama dengan mitra asal Italia. Trennya adalah minimalis dengan material yang lebih ecofriendly.

Menurutnya, pihaknya akan bekerja sama dengan distributor yang mendukung branding Kar-penter. Ini mensyaratkan kesa-maan pandangan dalam desain yang sedang dikembangkan di sini, termasuk material dan produk-produk yang ecofriendly. “Kami butuh berdialog karena mereka tidak hanya sekedar menjual tapi juga harus memberi pemahaman pada pelanggannya tentang recycle products dan recycle materials”.

“karpenter dan tiga sub-segmentasi”

“Dengan recycle teakwood, kami bisa meraih sertifikat FSC. Ini terjadi jauh se-belum kayu jati. Di sini bisa meraih serti-fikat serupa. Harus diakui jika suplainya saat ini lebih sulit dari sebelumnya. Setelah kayu jati di sini memperoleh sert-ifikat FSC akan dipertimbangkan meng-gunakannya untuk menggantikan recycle teakwood. Sebelum itu terjadi, kami me-miliki kebijakan untuk tidak menyentuh kayu jati yang tak bersertifikat itu.

“Kami hanya mau menggunakan re-cycle teakwood karena telah mengantongi sertifikasi itu. Jadi ada aturan etika sejak awal. Pertama, karena teak indonesia merupakan kayu terbaik di dunia. Kedua, kami mencintai kayu ini karena kayu tua memiliki warna dan grain yang bagus dibanding dengan kayu jati yang baru.

“Untuk kualitas serupa, anda harus mengambil grade A dan B dengan harga

yang lumayan mahal. Dengan recycle teakwood, kami bisa memproduksi mebel yang sangat bagus tapi dengan harga lebih murah dan sangat kompetitif. Diband-ing dengan memproduksi barang serupa dengan kayu jati grade B yang baru. Per-soalannya terletak pada logistiknya. Anda harus mengorganisasikan logistik dan su-plai dengan lebih cermat.

“Kami memiliki hunting team untuk mencari kayu jati recycle, yang umumnya berada di Jawa. Policy perusahaan adalah tidak membeli kayu yang berasal dari pendopo atau joglo. Pertimbangannya karena keduanya warisan atau heritage, dan “Too nice to be knock down so we don’t touch these”. Saat ini ada juga recycle oak yang berasal dari Inggris dan Russia.

dan restoran. Ia mengakui tidak tahu berapa target-

nya untuk pasar lokal, namun ia fokus un-tuk promosi dan mempublikasikan pada publik tentang “Siapa kami? Apa itu brand karpenter dan apa saja karya-karyanya,” jelasnya. “Juga soal apa yang kami lakukan dan dengan material apa. Kami juga ha-rus menjelaskan telah memiliki serttifikat FSC dan karenanya menghasilkan produk-produk yang ecofriendly,” lanjutnya.

Ia mengakui secara perlahan pihaknya diyakini akan mulai menyerap order dari domestik market. “Saya perkirakan ini ber-langsung selama 1-2 tahun,” katanya.

Saat ini IDE Studio yang berlokasi di Bantul, Yogyakarta, sedang fokus pada pembuatan koleksi baru ini. Diakuinya, untuk pameran pihaknya tetap memilih Singapore karena “Ini yang terbaik di Asia hingga saat ini. Semua desain mebel baru akan hadir dalam pameran di sini,” katanya memberikan alasan. Ia memastikan akan tidak adanya segregasi antara item untuk pasar eskpor dan pasar lokal. “Saat ini kami sedang fokus untuk menghasilkan produk baru yang akan diluncurkan pada tahun 2014”.

“Prefer menggunakan recycle Teak”

Biz News

Asosiasi Kayu Hardwood Na-sional (NHLA) bertemu untuk pertama kalinya di Fort Worth,

Texas yang dihadiri oleh 751 hadirin terdaftar. Seusai resepsi

pembukaan, pertemuan bis-nis dimulai dengan beberapa

pembaruan terbaru dan berita tentang kegiatan NHLA saat ini

dan yang akan datang. Direk-tur Eksekutif Mark Barford

menyambut para anggota dan tamu yang hadir di pertemuan

internasional industri, termasuk hadirin dari Cina, Meksiko dan

Eropa.

Selama sesi acara, para hadirin bertemu dengan juru bicara ter-baru industri hardwood, tokoh TV Tommy MacDonald, dan menge-

tahui secara langsung tentang apa yang sedang terjadi saat ini di Washington DC dari Nn. Dana Lee Cole, Direktur Eksekutif Hardwood Federation. Pemain bola yang juga selebriti Roger Staubach menyampai-

kan pidato utama dan berbicara tentang pentingnya keberhasilan yang berasal dari kerja keras. Sebagaimana yang dikatakan olehnya, “there never is a traffic jam on the extra mile,” (tidak pernah ada hambatan jika Anda berusaha lebih keras), saat ia mengingatkan para pendengar tentang kerja keras di depan agar bisa berhasil di pasar global.

Para hadirin selanjutnya bebas meng-hadiri pameran dagang yang diseleng-garakan bersamaan dengan pertemuan tersebut di mana lebih dari 70 peserta pameran memenuhi ruangan, yang me-limpah hingga ke area lobi. Para peserta pameran mencakup penyedia mesin dan jasa untuk industri kayu hardwood, serta beberapa perusahaan perdagangan kayu.

Sesi pendidikan sore hari meliputi pre-sentasi tentang perubahan peraturan dan persyaratan asuransi, yang disampaikan oleh supplier utama di industri - Lumber-man’s Underwriting Alliance. Selanjutnya terdapat sesi terbuka tentang Aturan NHLA di mana ketujuh tenaga lapangan NHLA hadir. Inspektur Utama, Dana Spes-sert mengkaji hasil-hasil proses kajian saat ini dan merinci usulan perubahan pada Aturan. Karena Aturan tersebut sudah berusia lebih dari 100 tahun, dan hanya dapat diubah setiap 4 tahun sekali, proses ini diawasi dengan ketat dan menerima masukan secara terbuka dari semua ang-

gota.Jumat paginya diawali dengan serang-

kaian kegiatan pendidikan, dan perte-muan beberapa kelompok afiliasi. Direktur Eksekutif Asosiasi Lantai Kayu Nasional (NWFA) Michael Martin memberitahu Biro Hardwood Kanada tentang tren dan per-tumbuhan positif di industri lantai kayu hardwood dan berbagi kekhawatiran ten-tang suplai masa depan.

Para hadirin memberikan perhatian khusus pada Panel Pembeli Internasional, yang dipimpin oleh Direktur Eksekutif De-wan Ekspor Hardwood Amerika, Michael Snow. Para pembicara pada panel tersebut meliputi Fernando Ruiz dari Meksiko, Chad Cole dari Italia, Nhut Van Nguyen dari Viet-nam dan Grove Zhu dari China. Tn. Snow menyediakan banyak waktu untuk perta- nyaan dari para hadirin, di mana sebagian besar diskusi berkisar tentang pasar yang tumbuh dan suplai yang tetap konstan se-lama setidaknya jangka pendek.

Pada sore hari, hadirin mengikuti pre-sentasi yang disampaikan arsitek terkenal Mark Williams, diikuti dengan tur ke salah satu proyek terkenalnya, stadion baru yang dibangun untuk tim bola Dallas Cowboys yang menarik 85.000 orang. Pertemuan ini diakhiri dengan tradisi lama Texas ‘hoe-down’ di mana para hadirin dapat rileks dan bergabung dalam suasana pesta.

nHla: “Pergi lebih Jauh di texas”

38 39

Page 22: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Kayu kelapa merupakan mate-rial lokal yang banyak terdapat di seluruh kepulauan Nusantara. Selama ini kayu kelapa banyak

dimanfaatkan sebagai material bangunan, khususnya untuk rangka atap sebagai pengganti kayu. Keterbatasan peman-faatan kayu ini disebabkan karena kelemah- an-kelemahannya antara lain berat jenis yang dua kali lipat rata-rata kayu, serat yang keras, diameter yang terbatas, pe- nyusutan yang besar, mudah melengkung, mudah pecah serat dan mudah lapuk oleh panas matahari dan air. Ini mengakibatkan nilai jualnya rendah.

Bertolak dari itu, Program Studi De-sain Interior Universitas Kristen Petra, Surabaya mencoba mengatasinya dengan mengembangkan pemanfaatan ini agar tidak hanya digunakan sebagai material bangunan murah. Memanfaatkan kayu ini sebagai material mebel merupakan tan-tangan besar agar melalui inovasi desain kelemahan-kelemahan itu bisa diatasi.

Untuk mengatasi berat jenis misalnya, desain perlu dibuat lebih ramping. Serat yang keras perlu diatasi dengan penggu-naan mesin yang bermata baja. Diameter yang terbatas dapat diatasi dengan lami-nasi. Penyusutan yang besar dapat diatasi dengan permainan nat. Sifat mudah me-lengkung diatasi dengan kombinasi arah serat. Mudah pecah serat diatasi dengan meminimalkan lebar papan. Sifat mudah lapuk oleh panas matahari dan air diatasi dengan teknik finishing.

Mengkombinasi kayu kelapa dengan material lain, maupun menambahkan asesoris atau hardwares juga dapat dilaku-kan. Namun tetap dengan prinsip yang sama yaitu untuk mengatasi kelemahan kayu ini sebagai pertimbangan utamanya. Setelah itu faktor lainnya dapat ditambah-kan, seperti pertimbangan estetika.

Di Indonesia, pemanfaatan kayu ini sebagai bahan pembuatan mebel se-benarnya sudah cukup banyak dilakukan. Pengrajin mebel kayu kelapa sebenarnya juga sudah banyak yang tahu kelemahan-nya. Ini cenderung membuat mereka takut berinovasi. Akibatnya desain mebel dari

kayu ini cenderung monoton.Kalangan desainer justru sebaliknya.

Mereka terlalu berani berinovasi dengan menciptakan bentuk yang atraktif, namun karena kurang memahami kendala teknis dari sifat bahan maka desain-desainnya sering berakhir dengan kegagalan teknis.

Jadi kreativitas merancang mebel berbahan kayu kelapa bukanlah mencip-takan konsep-konsep filosofis yang muluk dengan ide bentuk yang aneh. Melain-kan pada bagaimana mengkomposisikan bentuk yang fungsional, sekaligus dapat mengatasi kendala-kendala teknis yang menjadi kelemahan utamanya. Inovasi hendaklah tetap berpijak pada batasan teknis ini. Di sini lah tantangan terbesar dari pengembangan desain berbahan kayu kelapa.

eksplorasi kayu kelapa untuk Pembuatan Mebel

oleh: adi SantosaKepala Laboratorium Mebel Universitas Kristen Petra Surabaya

Presentasi karya dari 110 prototipe pengembangan desain mebel berbahan kayu kelapa oleh mahasiswa interior UK Petra.

Biz News

Konferensi Ilmiah Internasional ten-tang Pengolahan Hardwood (IS-CHP) ke-4 telah diselenggarakan pada bulan Oktober 2013 di Flor-

ence, Italia. Berhasil menarik sekelompok ilmuwan dan perwakilan industri hard-wood terpilih dari seluruh dunia, ISCHP 2013 menyajikan temuan terbaru, peneli-tian dan praktek terbaik kepada para hadir- in. Topik-topik yang dikupas antara lain Praktek Kehutanan Hardwood dan Kualitas Kayu, Pengolahan & Optimasi Hardwood, Pengembangan Produk Hardwood, serta Pasar & Keberlanjutan Hardwood.

Empat orang pembicara kuncinya adalah:Kenneth MacDicken dari Departemen

Kehutanan FAO, badan internasional Per-serikatan Bangsa-Bangsa yang mempro-mosikan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan, menjadi pembicara pertama. Pembicaraannya berfokus pada perlunya memahami tekanan yang ditem-patkan pada hutan-hutan dunia akibat pertumbuhan penduduk, dan meningkat-nya permintaan makanan serta produk-produk dan jasa-jasa lainnya yang diambil dari alam. Memahami tekanan ini sangat diperlukan untuk membuat keputusan di masa depan dalam menyediakan sum-berdaya bagi populasi manusia yang terus tumbuh serta menjaga keanekaragaman hutan dan mencegah hilangnya kawasan hutan.

Federico Giudiceandrea, CEO Micro-tec, berbicara tentang topik teknologi tinggi, pemindai CAT berkecepatan tinggi untuk menentukan sifat (termasuk bagian dalam) kayu bulat jauh sebelum produksi. Dengan menggunakan simulasi kom-puter, pengguna dapat mengidentifikasi strategi produksi yang menyediakan nilai tertinggi produk penggunaan akhir.

Jan-Willem Van De Kuilen, Profesor Struktur Kayu & Teknologi Kayu, Delft Uni-versity of Technology, menyampaikan topik Struktur Kayu Rekayasa dengan Hardwood Tropis. Hardwood tropis merupakan spe-sies penting untuk aplikasi struktural kelas atas, di mana ketahanan mekanis dan ke- tahanan alami yang tinggi diperlukan. Aplikasi-aplikasi ini memungkinkan ne- gara-negara berkembang untuk meng-gunakan hutan tropis secara bijak untuk keuntungan mereka, sembari menjaga kelanjutan kelangsungan lahan hutan tro-pis di masa depan.

Ed Pepke, Analis senior perdagangan dan kebijakan, Institut Hutan Eropa (EFI) berbicara tentang Peraturan Kayu Uni Eropa dan dampaknya pada Pasar Hard-wood Global. Di antara dampak-dampak positifnya adalah kesadaran yang lebih besar tentang pembalakan liar dan se-makin banyak eksportir kayu tropis yang mendokumentasikan legalitas ekspor

kayu mereka.Sebagai presenter utama, Norman

Murray berbicara tentang praktek terbaik industri hardwood dalam “Meningkat-kan Hasil Produksi Hardwood dan Meles-tarikan Sumberdaya dengan Penutupan Ujung yang Benar”. Kerugian selama produksi hardwood akibat retak ujung (re-tak & pecah ujung yang disebabkan oleh pengeringan yang terlalu cepat) dapat mencapai 5%-20%, tergantung pada sifat tahan panas spesies tersebut. Kehilangan hasil ini secara ekonomi penting bagi para produsen hardwood, dan menimbulkan kekhawatiran lingkungan akibat limbah sumberdaya hutan. Solusi mudah, hemat biayanya adalah menutup ujung kayu bu-lat dan papan yang baru ditebang secara benar dengan penutup ujung lilin-emulsi. Penutup ujung lilin-emulsi yang dibuat secara komersial dapat disemprotkan atau digosokkan. Penutup ujung adalah cara yang paling efektif dan efisien untuk mengurang kerugian akibat retak ujung, sehingga meningkatkan hasil produksi dan melestarikan sumberdaya hutan di seluruh dunia.

Di antara 45 makalah ilmiah yang disajikan adalah:

“Industri Pengolahan Tanaman Hard-wood di Laos”, oleh Douangta Bouapha-vong, Lathsamy Boupha, Fakultas Kehu-tanan - Universitas Nasional Laos, Adam Redman, Henri Bailleres, Queensland Government Departemen Pertanian, dan Barbara Ozarska, Universitas Mel-bourne.

Penelitian ini menerangkan proyek untuk memperbaiki mata pencaharian pe- tani hutan tanaman industri dan pekerja pengolahan serta daya saing internasional industri kayu Laos. Proyek ini memperoleh pendanaan dari 14 organisasi mitra dari Laos dan Australia. Praktek pengolahan kayu utama saat ini telah diteliti dan dini-lai berdasarkan survei perwakilan perusa-haan pengolahan utama. Secara umum kebanyakan pabrik penggergajian memi-liki ketidakefisienan produksi, yang dapat diatasi dengan pelatihan, perawatan me-sin dan optimalisasi tata letak produksi. Fasilitas pengeringan tidak dapat me- ngendalikan kondisi pengeringan dengan baik, dan metode serta peralatan yang le- bih baik diperlukan untuk memfasilitasi ha-sil pengeringan berkualitas tinggi. Tahap- an proyek selanjutnya adalah membantu perusahaan melakukan perubahan yang disarankan untuk meningkatkan produk-tivitas dan nilai produk mereka.

“Pengolahan Vinir Perkebunan Akasia dan Kayu Putih di Vietnam” oleh Nguyen Quang Trung, Nguyen Thanh Tung, Akademi Ilmu Kehutanan VIetnam, Trinh Hein Mai, Universitas Kehutanan

Vietnam, Adam Redman, Henri Bailleres, Departemen Pertanian Pemerintah Queensland dan Barbara Ozarska, Uni-versitas Melbourne.

Makalah ini menyajikan usaha ber-sama organisasi dari Vietnam dan Austra-lia, untuk mempromosikan penggunaan tanaman Akasia dan Kayu Putih Vietnam yang bernilai lebih tinggi. Saat ini keba- nyakan hutan tanaman di Vietnam digu-nakan untuk kayu & bubur kertas atau ma-terial konstruksi kayu padat. Sumberdaya tanaman perkebunan yang digunakan untuk produk bernilai tambah seperti vi-nir dan produk-produk berbasis vinir dan furnitur sangat diinginkan. Optimalisasi produksi vinir akan menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi bagi petani kecil.

Kedua proyek penelitian telah mene- rima dukungan dari Pusat Penelitian Perta-nian Internasional Australia (ACIAR)

ISCHP mempromosikan penggunaan material penyerap karbon, terbarukan, dan berkelanjutan terkemuka di dunia. Edisi ISCHP berikutnya akan diselenggara-kan di Quebec City, Canada, in 2015.

norman Murray ceo u-c coatings, pembicara utama di iScHP 2013

7-9 OCTOBER 2013 | FLORENCE - ITALY

Losses From End Checking during hardwood production can be from 5%- 20% depending on the refractory nature of the individual species

Bagan yang menampilkan kerugian hard-wood yang lazim akibat cacat pengeringan

Norman Murray membahas cacat penger-ingan dengan peserta konferensi

Kiri ke kanan: Nguyen Quang Trung, Deputi Direktur, Ak-ademi Ilmu Kehutanan Vietnam, Douangta

Bouaphavong, Deputi Kepala, Proyek VALTIP II, Nguyen Thanh Tung, Akademi Ilmu Kehutanan Vietnam, Norman Murray,

CEO, U-C Coatings Corporation40 41

Page 23: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Forum

KUALA LUMPUR, Oct 4: More furniture producers from Muar, the furniture city of Malaysia, will exhibit at the 20th an-niversary of the Malaysian International Furniture Fair (MIFF) in Kuala Lumpur from March 4 to 8 next year.

The Muar Furniture Association (MFA), one of the strongest industry groups in the country, expects a 30 per cent increase in its participation following the successful debut of the MFA Hall with 80 companies at MIFF 2013.

MFA had entered into a strategic al-liance with the organiser, UBM Asia, to participate exclusively in MIFF. This has resulted in significant market advantages for both and further strengthened MIFF’s position as the leading industry trade show in Southeast Asia and a global top 10 event.

The launch of the MFA Hall had nearly doubled the presence of Muar exhibitors at MIFF from before.

Muar has 700 furniture manufacturing companies and accounted for 45 per cent of Malaysia’s RM8 billion worth of furniture exports last year.

Ms Karen Goi, General Manager of MIFF, said: “We are delighted to welcome more exhibitors from Muar. This is a very positive outcome from our strategic alli-ance with MFA and it will also benefit our trade visitors directly because they will have more buying choices, value and get more business contacts. MIFF will con-tinue to work hard to ensure that all our exhibitors and buyers will gain as much return as possible from the fair.”

Mr Neo Chee Kiat, President of MFA, said: “We are very happy with our partner-ship with a global organiser like UBM. Dur-ing MIFF 2013, our exhibitors were able to sell to more countries and approached by buyers from small emerging markets who were willing to pay for quality products. We would like to have a bigger hall next

year to accommodate more exhibitors due to good response.”

MIFF 2014 will again be held at the downtown Putra World Trade Centre (PWTC) and Matrade Exhibition and Con-vention Centre (MECC), covering a total of 80,000 square metres.

Sales hit another high of US$854 mil-lion this year, up US$24 million from 2012. The fair drew 6,054 international buyers from 140 countries with a good turnout of quality buyers from emerging regions and traditional markets of Australia, United States and Japan.

Buyers can now sign up for MIFF 2014

with free admission for online registration by Jan 31, 2014.

For more information including special rates by MIFF hotel partners, please visit www.miff.com.my

More Muar Furniture Producers to exhibit at MiFF 2014

PRESS RELEASE MORE MUAR FURNITURE PRODUCERS TO EXHIBIT AT MIFF 2014 KUALA LUMPUR, Oct 4: More furniture producers from Muar, the furniture cityof Malaysia, will exhibit at the 20th anniversary of the Malaysian International Furniture Fair (MIFF) in Kuala Lumpur from March 4 to 8 next year.

The Muar Furniture Association (MFA), one of the strongest industry groups in the country, expects a 30 per cent increase in its participation following the successful debut of the MFA Hall with 80 companies at MIFF 2013.

MFA had entered into a strategic alliance with the organiser, UBM Asia, to participate exclusively in MIFF. This has resulted in significant market advantages for both and further strengthened MIFF’s position as the leading industry trade show in Southeast Asia and a global top 10 event.

The launch of the MFA Hall had nearly doubled the presence of Muar exhibitors at MIFF from before.

Muar has 700 furniture manufacturing companies and accounted for 45 per cent ofMalaysia’s RM8 billion worth of furniture exports last year.

Ms Karen Goi, General Manager of MIFF, said: “We are delighted to welcome more exhibitors from Muar. This is a very positive outcome from our strategic alliance with MFA and it will also benefit our trade visitors directly because they will have more buying choices, value and get more business contacts. MIFF will continue to work hard to ensure that all our exhibitors and buyers will gain as much return as possible from the fair.”

Mr Neo Chee Kiat, President of MFA, said: “We are very happy with our partnership with a global organiser like UBM. During MIFF 2013, our exhibitors were able to sell to more countries and approached by buyers from small emerging markets who were willing to pay for quality products. We would like to have a bigger hall next year to accommodate more exhibitors due to good response.”

MIFF 2014 will again be held at the downtown Putra World Trade Centre (PWTC) and Matrade Exhibition and Convention Centre (MECC), covering a total of 80,000 square metres.

Sales hit another high of US$854 million this year, up US$24 million from 2012.The fair drew 6,054 international buyers from 140 countries with a good turnout of quality buyers from emerging regions and traditional markets of Australia, United States and Japan.

PRESS RELEASE MORE MUAR FURNITURE PRODUCERS TO EXHIBIT AT MIFF 2014 KUALA LUMPUR, Oct 4: More furniture producers from Muar, the furniture cityof Malaysia, will exhibit at the 20th anniversary of the Malaysian International Furniture Fair (MIFF) in Kuala Lumpur from March 4 to 8 next year.

The Muar Furniture Association (MFA), one of the strongest industry groups in the country, expects a 30 per cent increase in its participation following the successful debut of the MFA Hall with 80 companies at MIFF 2013.

MFA had entered into a strategic alliance with the organiser, UBM Asia, to participate exclusively in MIFF. This has resulted in significant market advantages for both and further strengthened MIFF’s position as the leading industry trade show in Southeast Asia and a global top 10 event.

The launch of the MFA Hall had nearly doubled the presence of Muar exhibitors at MIFF from before.

Muar has 700 furniture manufacturing companies and accounted for 45 per cent ofMalaysia’s RM8 billion worth of furniture exports last year.

Ms Karen Goi, General Manager of MIFF, said: “We are delighted to welcome more exhibitors from Muar. This is a very positive outcome from our strategic alliance with MFA and it will also benefit our trade visitors directly because they will have more buying choices, value and get more business contacts. MIFF will continue to work hard to ensure that all our exhibitors and buyers will gain as much return as possible from the fair.”

Mr Neo Chee Kiat, President of MFA, said: “We are very happy with our partnership with a global organiser like UBM. During MIFF 2013, our exhibitors were able to sell to more countries and approached by buyers from small emerging markets who were willing to pay for quality products. We would like to have a bigger hall next year to accommodate more exhibitors due to good response.”

MIFF 2014 will again be held at the downtown Putra World Trade Centre (PWTC) and Matrade Exhibition and Convention Centre (MECC), covering a total of 80,000 square metres.

Sales hit another high of US$854 million this year, up US$24 million from 2012.The fair drew 6,054 international buyers from 140 countries with a good turnout of quality buyers from emerging regions and traditional markets of Australia, United States and Japan.

Biz News

Dibutuhkan seorang peramal yang berani untuk memprediksi

ramalan ekonomi global untuk industri kayu.

AS, sebagai kekuatan ekonomi nomor satu di dunia,

mempengaruhi semuanya. Demikian pula dengan kekua-

tan ekonomi kedua, di Cina, yang tidak boleh dipandang

sebelah mata, karena bagi banyak bisnis Asia, Cina adalah

sangat penting. Eropa, setelah krisis Euro, kemungkinan akan

terseok-seok sambil secara bertahap menuntaskan ma-

salahnya, namun kedua raksasa ekonomilah yang akan menjadi

fokus ramalan ini, meskipun konstruksi merupakan faktor

kunci bagi industri produk kayu di semua tempat.

Di AS kenaikan permintaan ba-han bangunan termasuk kayu papan, panel dan sambungan terus meningkat tajam dan

masih belum jelas apakah hal ini akan te- rus berlanjut atau keyakinan investor dan kosumen telah hancur akibat ditutupnya pemerintahan. Tentu saja pada tahun 2013 orang Amerika telah kembali membangun dan membeli sebagaimana yang ditunjuk-kan oleh jumlah proyek pembangunan rumah baru.

Sebaliknya angka-angka di Eropa menunjukkan bahwa badai masih belum berlalu, karena ramalan ‘Euroconstruct’ menunjukkan penurunan jumlah pem-bangunan rumah untuk tahun 2013 dan 2014 sebelum kemungkinan akan meng- alami peningkatan pada tahun 2015:

Pada sisi positifnya, People’s Daily On-line di China baru-baru ini menerbitkan sebuah ramalan: “Permintaan properti baru akan meningkat tajam. Penduduk perkotaan China kemungkinan akan

meningkat hampir 200 juta orang pada dekade ini, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ada juga permintaan cukup besar yang belum dapat dipenuhi dari gelom-

bang awal pendatang, banyak dari mereka yang masih tinggal di asrama dan akomo-dasi tempat kerja yang sempit. Lalu ada ba- nyak bangunan perumahan tua yang per-

Bagan: diambil dari Hardwood Market Report©

2014 – Sebuah Perspektif tentang Pasar Hardwood di tahun 2014

Oleh Michael Buckley, World Hardwoods

42 43

Page 24: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Pelatihan di lingkungan Pt Skyline Jaya

PT Skyline Jaya adalah perusahaan yang memproduksi furniture. Perusahaan ini berlokasi di Surabaya, Jawa Timur. Pelatihan

yang berlangsung pada tanggal 19 September 2013 ini merupakan yang pertama kalinya dilaksanakan di sini. Jumlah pesertanya pun mencapai dua puluh tiga orang.

Sebagai pelatihan perdana maka materi pelatihan memfokus-kan pada dasar dan aplikasi pengamplasan.

Suasana pelatihan berlangsung interaktif dengan banyaknya pertanyaan-pertanyaan dan diskusi. Dalam pelatihan dengan in-struktur Andri Franniko dibahas antara lain penentuan kombinasi grit yang ideal dan stock removal. Ini mulai dari proses pemba- hanan hingga finishing sesuai jenis kayunya. Dibahas juga aplikasi pengamplasan dengan menggunakan mesin Wide Belt Sander, pe-nyimpanan amplas, pengamplasan mengunakan orbital sander, dan diskusi pemecahan berbagai masalah pengamplasan sehing-ga diperoleh hasil lebih baik dan efisien.

Ekamant News

Pelatihan internal pengamplasan di

Pt intergra indocabinetPelatihan internal pengamplasan di lingkungan PT. Intergra

Indocabinet merupakan pelatihan kesekian kalinya. Pelatih- an ini diikuti oleh sebagian besar peserta yang belum pernah mendapatkan pelatihan dari PT Ekamant Indonesia. Bertindak sebagai instruktur pelatihan dari PT Ekamant Indonesia adalah Technical Support Head Andri Franniko, ST.

Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 15 September 2013, mulai dari jam 09.00 hingga tengah hari. Pelatihan ini berlang-sung di ruang training dalam kawasan pabrik yang terletak di Sidoarjo, Jawa Timur. Jumlah pesertanya mencapai duapuluh satu orang.

Materinya membahas tentang dasar dan aplikasi pengam-plasan. Pelatihan berlangsung sangat interaktif, dan diikuti dengan tes berupa pengerjaan soal sebelum dan sesudah ke-giatan pelatihan. Ini dilakukan untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap materi pelatihan, sekaligus banyaknya per-tanyaan terkait aplikasi pengamplasan serta permasalahan-nya.

Beberapa hal yang dibahas seperti cara menentukan kom-binasi grit yang ideal dan stock removal. Ini dilakukan mulai dari pembahanan hingga finishing sesuai jenis kayu. Dibahas juga aplikasi pengamplasan dengan mengunakan mesin Wide Belt Sander (WBS) dan penyimpanan amplasnya. Tujuannya un-tuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan efisien.

Pelatihan di lingkungan Pt interkraft

In house training atau pelatihan yang dilakukan di PT. Intercraft bu-kanlah yang pertama kalinya. Perusahaan yang berlokasi di Sido-

arjo, Jawa Timur ini tergabung dalam Inter Group. Sekalipun sudah sering menyelenggarakan pelatihan, namun pesertanya kali ini adalah para karyawan yang belum pernah mendapatkan pelatihan dari PT Ekamant Indonesia.

Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 15 September 2013, pada siang hari usai pelatihan di PT Integra Indocabinet dilakukan. Peserta yang hadir dalam pelatihan mencapai lima belas orang.

Pelatihan berlangsung interaktif karena banyaknya pertanyaan yang muncul selama pelatihan berlangsung. Pelatihan diakhiri de- ngan tes untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap materi pelatihan.

Materi yang dibahas berkaitan dengan dasar dan aplikasi peng- amplasan baik dengan maupun pengamplasan manual serta ber-profil. Penyimpanan amplas dibahas sebelum memasuki sesi tanya jawab.

Pelatihan di Pt Domusindo Perdana

Pelatihan di lingkungan PT Domusindo Perdana dilaksanakan pada 17 September 2013. Pelatihan ini merupakan kedua

kalinya karena pelatihan sebelumnya telah dilaksanakan pada 18 Juni 2013. Jumlah pesertanya mencapai empat belas orang, dan sebagian besar di antaranya belum pernah mendapatkan pelatihan dari PT Ekamant Indonesia.

Materi pelatihan di perusahaan yang berlokasi di Pasuru-an, Jawa Timur, membahas antara lain teknik dasar pengam-plasan baik yang manual maupun yang menggunakan mesin. Kegiatan pelatihan berjalan cukup serius dan interaktif. Ba- nyaknya pertanyaan yang disampaikan mulai dari proses peng- amplasan yang ideal, proses pengamplasan, dan solusi atas permasalahan yang dihadapi sehari-hari.

lu segera diganti: Dari semuanya itu, kota kecil dan kota besar di Cina kemungkinan akan membutuhkan sekitar 10 juta pro- perti perumahan baru setiap tahun selama satu dekade ke depan untuk memenuhi kenaikan permintaan struktural. Ini se-tara dengan membangun seluruh stok perumahan di Inggris, Jerman dan Prancis secara bersama-sama, atau dua pertiga stok perumahan AS dalam 10 tahun.

Kembali ke AS, yang menyuplai 25% hardwood dunia dari kurang dari 10% hu-tan hardwood dunia, keberlanjutan bukan menjadi persoalan. Tegakan kayu hard-woodnya meningkat hampir dua kali lipat dalam 50 tahun terakhir. Namun dalam beberapa tahun belakangan ini produksi pabrik gergajian berkurang hampir sepa-ruhnya akibat berkurangnya permintaan domestik yang disebabkan oleh berbagai krisis finansial dan pasar. Produksi merosot tajam dari lebih dari 12 juta kaki papan (pada tahun 2005) menjadi kurang dari 7 juta kaki papan dalam 8 tahun saja. In-dustri ini hampir seluruhnya terdiri dari perusahaan kecil keluarga yang sulit mendapatkan dana investasi, sehingga membatasi kenaikan produksi ketika pa- sar meningkat, sebagaimana yang terjadi pada tahun 2013. Hal ini bisa menyebab-kan harga yang lebih kuat dan suplai yang lebih ketat di Asia jika permintaan dari konstruksi dan furnitur terus meningkat. Sementara itu Eropa memiliki beberapa species hardwood yang serupa namun umumnya dengan kelemahan penen-tuan kelas yang tidak konsisten (diban-

ding dengan Aturan NHLA), kurangnya kapasitas pengeringan dengan tanur dan biaya yang meningkat tajam. Hal ini mem-batasi kemampuan eksportir Eropa untuk menawarkan alternatif terhadap hard-wood AS. UE juga tidak memiliki sejum-lah spesies seperti tulipwood, hard maple, black cherry dan black walnut yang hanya ada di Amerika Utara. Rusia dapat dan telah menyuplai beberapa alternatif oak dan ash, terutama ke Cina, namun timbul pertanyaan tentang keberlanjutan dan le-galitas sumber yang bisa menjadi masalah jika produk jadi yang dibuat dengannya di Cina diekspor ulang ke UE.

Jika dilihat lebih dekat di China, di mana furnitur dan produksi kayu lapis se-dang mengalami restrukturisasi, 2014 bisa menjadi tahun yang penuh tantangan bagi ekspor produk kayu China. Namun fundamental pasar domestik Cina terlihat baik, terutama dilihat dari data ekonomi baru tentang manufaktur Cina secara umum (non-kayu)*.

Dilihat dari sudut pandang Asia Teng- gara, Vietnam menargetkan ekspor produk kayu yang lebih tinggi. Pada pameran Viet-namWood baru-baru ini di Saigon, juru bicara kementerian mengatakan ekspor produk kayu pada tahun 2012 bernilai US$ 3,4 miliar, naik 18% dari tahun 2011 dan diperkirakan akan terus meningkat 4% pada tahun 2013, di mana US$ 2,5 miliar sudah dibukukan hingga saat ini. Namun tanpa suplai kayu domestik yang aman Vietnam sangat tergantung pada impor dan dapat menerima pengawasan yang

lebih ketat mengenai sumbernya dalam beberapa tahun ke depan. Malaysia memi-liki situasi yang lebih baik dengan mening- katnya perkebunan dan sertifikasi hutan alamnya di wilayah semenanjung, dan in-dustri kayu lapis yang lebih sehat. Namun demikian untuk memenuhi target ekspor furniturnya, Malaysia tahu harus menga-mankan suplai dari luar negeri untuk saat ini. Indonesia dapat menjadi pihak yang diuntungkan dari tindakan perdagangan yang mempengaruhi ekspor kayu lapis Cina dan potensi produksi furniturnya. Performa ekspor produk kayu Indonesia dapat tergantung pada penerimaan per- izinan barunya, SVLK, oleh UE, dan juga AS, untuk menjamin legalitas material produk kayu yang tumbuh di dalam negeri. Berla-wanan dengan keyakinan umum, VPA In-donesia dengan UE telah ditandatangani namun belum dilaksanakan. Terakhir, Thai-land terus menjadi pemain kecil namun penting di Asia Tenggara dengan ekspor yang kuat ke Jepang yang telah menjadi spesialisasinya selama bertahun-tahun dan berhasil melewati penurunan pasar di sana.

Jadi, sebagai kesimpulan, permintaan pada tahun 2014 akan bervariasi dari satu benua ke benua lainnya, namun suplai beberapa hardwood utama kemungkinan akan menjadi ketat dari beberapa sumber, yang menimbulkan kesan bahwa permin-taan akan menjadi lebih banyak dari yang sebenarnya.

*Laporan terbaru menunjukkan pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan pada periode Juli-Sep-tember, kenaikan pertama dalam tiga triwulan, dan ekonomi tumbuh 7,8% dari tahun sebelumnya, naik dari ekspansi 7,5% pada triwulan se-belumnya. Output pabrik meningkat 10,2% pada bulan September, dari tahun sebelumnya. Sementara itu, penjualan ritel meningkat 13,3% dan investasi aktiva tetap meroket 20,2% selama bulan tersebut dari tingkat tahun sebelumnya. Angka-angka resmi juga menunjukkan pertumbu-han output industri, penjualan ritel dan investasi aktiva tetap. Setelah tahun-tahun pertumbuhan yang sa- ngat cepat, laju ekspansi China mu-lai melambat belakangan ini dan ada ketakutan pertumbuhan dapat terus melambat. Sehingga China menetap-kan target pertumbuhan 7,5% untuk tahun tersebut.

Gambar dari Hardwood Market Report©

44 45

Page 25: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

amplas. Non woven digunakan 1 sampai dengan 4 lapisan sesuai kebutuhan. Proses pengamplasan ini biasanya digunakan untuk panel profil yang sudah ada lapisan coating.

Non woven disc juga diaplikasikan dengan mengunakan me-sin Die grinder dengan kecepatan putaran yang bisa diatur.

Contoh aplikasi proses pengamplasan profil dengan meng-gunakan Non woven disc, lihat gambar 4.

PENGAMPLASAN ProFIL DENGAN NyloN brush abrasivEs

Proses pengamplasan dengan mengunakan Nylon brush ham-pir sama dengan beberapa proses pengamplasan diatas. Nylon brush merupakan sikat nilon memiliki butiran abrasives dengan jenis pasir aluminium oxide, sehingga bisa mengikis dan masuk ke celah profil.

Pengunaan Nylon brush biasanya digunakan pada pengam-plasan dasar atau sebelum dicoating atau pada profil yang lebih rumit dengan sudut sempit.

Nylon brush abrasives juga diaplikasikan dengan mengguna- kan mesin Die grinder dengan kecepatan putaran yang diatur se- suai kebutuhan.

Contoh aplikasi proses pengamplasan profil dengan meng-gunakan Nylon brush, lihat gambar 5.

Dari keempat jenis pengamplasan profil diatas, proses peng-

amplasannya akan lebih mudah dan cepat. Sehingga menambah efisiensi waktu dalam berkerja.

Satu set perlengkapan pengamplasan profil yang akan segera dipasarkan oleh PT. Ekamant Indonesia dalam waktu dekat. Lihat gambar 6.

Ekamant Solution

Proses Pengamplasan Profil Manual

Star disc satuan sebe-lum dipasang tiang.

Star disc setelah dipa-sang tiang dan disusun

beberapa susunan sesuai kebutuhan

Star disc tampak atas setelah dipasang tiang

Saat ini, untuk melakukan proses pengamplasan bidang dengan permukaan rata, banyak proses pengamplas- an yang bisa diaplikasikan. Untuk panel dengan ba- nyak profil dan lekukan sangat susah untuk melakukan

pengamplasan. Biasanya proses pengamplasannya dilakukan hand sanding atau pengamplasan dengan tangan. Cara ini bisa dilakukan tapi memakan waktu. Solusinya, rubrik Ekamant So-lution kali ini akan membahas beberapa proses pengamplasan profil manual tersebut.

PENGAMPLASAN ProFIL DENGAN star disC

Untuk melakukan pengamplasannya bisa dilakukan meng-gunakan amplas Star disc dengan tipe amplas Ekamant RKJFO yang berbahan backing JF cloth. Jenis pasirnya adalah alumi- nium oxide. Gritnya bisa disesuaikan dengan kehalusan panel yang akan diamplas. Amplas yang digunakan untuk star disc ini harus amplas yang sudah dislash sehingga bisa mempermudah amplas masuk ke celah pada profil yang di amplas.

Untuk mempercepat proses pengamplasan, star disc diapli- kasikan dengan menggunakan mesin Die grinder dengan ke-cepatan putaran yang bisa diatur sesuai kebutuhan. (gambar 1)

Contoh aplikasi proses pengamplasan profil dengan meng-gunakan star disc, lihat gambar 2.

PENGAMPLASAN ProFIL DENGAN FloWEr disC

Proses pengamplasan dengan mengunakan flower disc hampir sama dengan star disc. Flower disc mengunakan amplas Eka-mant RKJFO berbahan backing JF cloth. Jenis pasirnya alumini-um oxide. Gritnya bisa disesuaikan kehalusan panel yang akan diamplas. Amplas yang digunakan untuk Star disc dibentuk sedemikian rupa sehingga mempermudah pengamplasan pada profil yang diamplas.

Untuk mempercepat proses pengamplasan, sama dengan star disc, flower diaplikasikan dengan mesin Die grinder. Kecepa-tan putarannya bisa diatur sesuai kebutuhan.

Contoh aplikasi proses pengamplasan profil dengan mengunakan Flower disc, lihat gambar 3.

PENGAMPLASAN ProFIL DENGAN NON wOVeN DIsc

Proses pengamplasan dengan mengunakan Non Woven disc hampir sama dengan Star disc dan Flower disc. Non woven disc ti-dak menggunakan amplas tapi menggunakan non woven sheet yang dibuat menjadi disc 4’. Untuk grit, saat ini tesedia dalam tiga pilihan yaitu Maroon (400), Grey (600) dan Grey (1000). Peng-gunaannya disesuaikan dengan kehalusan panel yang akan di-

Gambar 1

Gambar 2: Contoh aplikasi proses pengamplasan profil dengan menggunakan star disc

Gambar 3: Contoh aplikasi proses pengamplasan profil dengan menggunakan flower disc

Gambar 4: Contoh aplikasi proses pengamplasan profil dengan menggunakan non woven disc.

Gambar 5: Contoh aplikasi proses pengamplasan profil dengan menggunakan nylon brush.

Gambar 6

PEFC:YOUR SOURCE FOR CERTIFIED TIMBER

PEFC - Programme for the Endorsement for Forest Certification

More and more customers are requiring timber and timber products to be certified. PEFC, the world’s largest forest certification system, offers you the largest supply of certified material.

Get PEFC-certified to source and sell certified, sustainable material.

www.pefc.org/getcertified

Woodmag_210x147mm_PEFC.indd 1 12/01/2012 18:31

Speed 23.000 RPMAir Cons. 430 L/minAir pressure 0.4 - 0.6 MPaOrbit DIA. 1/4”Dimension W 40, H 40, L 164Noise Level 87 dBAAir Inlet Rc 1/4”Weight 0.56 kg

130ASDIE GRINDER

46

Page 26: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Di Pendidikan Kayu Atas pelatih- an internal yang digelar oleh PT Ekamant Indonesia justru berlangsung seru. Canda dan

serius muncul bergantian menyemarakan pelatihan untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan dan akademi-akademi PIKA.

Pelatihan ini sebenarnya sudah di-lakukan secara rutin setiap tahunnya, dan merupakan bentuk kepedulian dan tang-gung jawab sosial PT Ekamant Indonesia terhadap dunia pendidikan. Menurut Tan-diono, ST., National Business Manager un-tuk Industri di PT Ekamant Indonesia, pela-tihan ini sudah berlangsung rutin selama empat tahun terakhir. “Ini kehormatan un-tuk bisa berbagi pengetahuan dan peng- alaman pengamplasan untuk anak didik yang memang nantinya berkecimpung dalam industri woodworking,” jelasnya. Seperti yang sudah diketahui PIKA meru-pakan salah satu dari sedikit sekali lem-baga pendidikan vokasional di Indonesia dalam bidang perkayuan. Alumninya juga tak sedikit yang berperan penting dalam banyak industri kayu olahan serta industri pendukungnya.

Pelatihannya sendiri berlangsung sela-ma dua hari. Hari pertama merupakan pela-tihan khusus untuk siswa SMK Pika kelas

XII. Jumlahnya pun hanya tigapuluh tujuh siswa. Awalnya, pelatihan berlangsung se-cara serius, murid SMK cenderung menjadi pendengar setia dalam pelatihan deng- an instruktur Andri Franniko, ST., Senior Tehnical Support PT Ekamant Indonesia.

Interaksi mulai terjadi ketika seorang siswa bertanya soal perbedaan backing, dan perbedaan jenis sambungan amplas. Jawaban dari instruktur Andri ternyata cukup memuaskan peserta pelatihan. Pembahasan dilanjutkan dengan pro- blema antara ketidak utuhan graphite dan dampaknya atas pergesekan dengan sam-bungan tap. Menurutnya, graphite harus dipantau keutuhannya. Graphite yang su-dah habis akan menyebabkan tap meng- alami gesekan berlebihan sehingga men-jadi hangus dan menyebabkan terlepas-nya sambungan amplas.

Pertanyaan lain yang muncul adalah arah pemasangan juga ditentukan dari je- nis sambungan amplas. Jika jenis sambung- an itu overlap maka perputarannya hanya searah. Ini untuk menghindari sodokan benda kerja yang bisa mengakibatkan robeknya sambungan amplas, jika dipa- sang terbalik. Sedangkan untuk sambung- an menggunakan tap, arah perputaran amplas bisa dua arah.

Stock removal dan lompatan grit juga menjadi pembahasan yang cukup serius. Ini dikarenakan keduanya saling berkaitan langsung. Setiap grit memiliki kemam-puan mengikis yang berbeda. Semakin rendah nomornya, semakin besar pengiki-san yang dilakukan. Dampak dari salahnya penerapan kombinasi pengamplasan akan terlihat justru pada saat benda kerja selesai dicoating. “Biasanya telihat adanya scratch di permukaan benda kerja,” jelas Andri. Jika ini terjadi mau tidak mau akan harus dilakukan penaikan ulang secara menyeluruh mulai dari pengelupasan coating dan pengamplasan.

Dibahas juga persoalan amplas basah, kelembaban udara dan penyimpanan. Tiga hal ini saling terkait. Tingginya kelembab- an di Indonesia bisa menyebabkan robek- nya amplas saat digunakan. Menurutnya, hal ini sering kali terjadi di banyak pabrik- an kayu. Amplas yang basah cenderung mengalami flapping jika dijalankan untuk pertama kalinya. Hal ini sangat jelas bila dilakukan pada mesin Wide Belt Sander (WBS). Namun hal ini tidak akan berlang-sung lama. “Butuh pemanasan yang cukup sebelum amplas itu siap digunakan,” lanjut Andri.

Kelembaban yang tinggi di sini juga

Pelatihan Internal di Pendidikan Kayu Atas (PIKA):

“Bagus dan Seru”membuat perlunya pengadaan lemari penyimpanan amplas yang di dalamnya terdapat lampu pemanas. Atas perta- nyaan seorang siswa kenapa lampu pema-nas harus dipasang di bawah. Instruktur Andri menyebutkan hal itu sesuai dengan prinsip aliran udara lembab. Udara lembab yang terkena pemanasan akan mengalir dari bawah ke atas. Ia juga menyarankan agar amplas yang masih belum akan di-gunakan tidak dikeluarkan lebih dulu dari kardus simpannya. Ini agar kekeringan amplas tetap terjaga. Ia juga menyarankan agar amplas tidak diletakkan langsung diatas lantai agar tidak menyerap kelem- baban yang ada. “Gunakan kayu palet se- bagai dasar untuk meletakannya,” jelasnya.

Lemari pengamplasan juga berfungsi sebagai tempat pelemasan alias flexing. Ini terlihat saat Ia dan Tandiono mencontoh-kan bagaimana sulitnya mengembangkan bentuk amplas yang baru saja dikeluarkan dari kotak kardusnya. “Dibutuhkan paling tidak dua orang untuk mengeluarkan dan membentuk amplas yang baru keluar dari kardusnya,” kata Andri. Ketidak fleksibelan amplas yang baru dikeluarkan dari pem-bungkusnya direkomendasikan dilemas-kan dengan digantungkan pada lemari pemanas. “Lakukan ini semalam sebelum-nya agar bisa digunakan esoknya,” jelas Andri.

Menjelang makan siang, tim Ekamant menyelenggarakan quiz berhadiah. Se-lain kuesinoer tertulis yang harus dijawab semua peserta, ada juga quiz yang per-tanyaannya dilontarkan instruktur Andri. Empat siswa yang menjadi pemenang kuiz adalah Rio, Hansen, Alim dan Hezkia. Keempat pemenang ini sebelum meneri-am hadiah ‘dikerjai’ oleh rekan-rekannya dan tim Ekamant Indonesia. Keempatnya dimintai berjoged ala Cesar yang sedang populer. Iringannya memang lagu yang berasal dari smartphone salah satu siswa, dan meledaklah tawa seisi ruangan. Spon-tanitas Rio yang tanpa malu-malu segera berjoged menjadikan semua yang ada diruangan tertawa lepas. Suasana pun segera mencair. Ini diikuti dengan pemba-

gian bingkisan ke pada keempat siswa ini. Usai makan siang, pelatihan berlan-

jut dengan clinic coaching di ruang prak-tik dan ruang mesin. Seluruh siswa yang ada dipecah menjadi empat regu guna mendapatkan praktik lapangan langsung dari tim Ekamant. Satu regu mendapatkan pelatihan hand sanding dengan menggu-nakan mold, regu lainnya mendapatkan pelatihan hand sanding dengan menggu-nakan mesin rotary sander. Dua regu lain-nya berkonsentrasi pada pengamplasan di mesin stroke sander dan WBS.

Esok harinya pelatihan internal se-rupa digelar untuk mahasiswa-mahasiswi Akademi Teknik dan Akademi Desainer Interior. Kali ini pelatihan dihadiri oleh dua puluh satu mahasiswa dan maha-siswi. Berbeda dengan siswa SMK yang masih polos, mahasiswa Akademi Teknik Produksi umumnya memiliki pengalaman kerja minimal dua tahun sebelum kembali ke bangku kuliah. Pengalaman inilah yang dibawa ke dalam pelatihan dan menjadi topik bagus saat diskusi dilakukan.

Materi pelatihan memang tidak jauh berbeda dengan materi yang disampai-kan sehari sebelumnya. Namun perta- nyaan dari peserta lebih cepat bermun-culan. Kebanyakan pertanyaan berasal dari pengalaman peserta pelatihan. Mi- salnya pertanyaan mengenai beda antara amplas free dust dan anti statec. Menurut instruktur Andri, kedua produk ini sangat berbeda. Amplas free dust merupakan produk yang hanya memiliki setengah dari kemampuan amplas anti statec. “Am-plas anti statec menggunakan seratus persen stearate, sehingga bisa mencegah penempelan debu pengamplasan,” jelas-nya. Namun berdasarkan pengalaman, ia juga mengemukakan bahwa produk di luar Ekamant sering mengklaim jika produknya anti statec padahal sebenarnya hanya free dust.

Pertanyaan lainnya adalah persoalan keutuhan graphite dan kondisi pad. Menu-rutnya, kebanyakan operator dan teknisi mesin WBS berkeberatan untuk membu-ka, membersihkan sekaligus memantau

kondisi barang ini secara berkala setiap hari. Hal ini dianggap merepotkan. Pada-hal pembersihan ini sangat dianjurkan karena akan menjadi kontrol harian, seka- ligus bisa mencegah putusnya sambung- an amplas saat sedang beroperasi.

Sinkronisasi pengamplasan juga sa- ngat dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Untuk itu mengikuti skim pengamplasan bertahap mulai dari ka-librasi, intermediate hingga finishing men-jadi sebuah keharusan. Untuk itu, peserta juga diminta mengetahui dan mengenali jenis pasir amplas yang menjadi standar bagi tiap tahapan. Misalnya untuk ka-librasi yang menggunakan grit mulai dari 24 hingga 80 selalu memakai jenis pasir Alumunium Oxide. Pasir yang sama digu-nakan untuk tahapan intermediate, de- ngan grit mulai dari 60 hingga 220. Untuk tahap finishing yang dimulai dengan grit 240 hingga 2000 menggunakan pasir Sili-con Carbide. Selain itu diperlukan pemaha-man akan stock removal dan skim lompa-tan grit, agar bisa mencapai sinkronisasi secara optimal.

Salah satu hal yang sulit dalam peng- amplasan adalah pengamplasan meng-gunakan air. Seperti yang dikatakan oleh Andri, pengamplasan ini masih banyak ditemukan pada pengamplasan lacquer. Tujuannya adalah untuk menghasilkan permukaan benda kerja dengan coat-ing yang mengkilap. Tingkat kekilapan-nya bisa mencari seratus persen. Namun pengamplasan dengan air ini sering me-nimbulkan persoalan di kemudian hari. Klaim pelanggan akan muncul ketika air yang terperangkap dalam lapisan coating berikutnya mencoba mencari jalan keluar. Perbedaan tingkat kelembaban ini meng- akibatkan terciptanya pulau-pulau alias gelembung di bawah permukaan coating. Ini tentu bukan sesuatu yang diharapkan untuk terjadi.

Menghadapi persoalan itu, pihak Ekamant Indonesia sejak lama sudah menganjurkan pengaplikasian dry sand-ing system. Ini bukan hanya untuk glossy furnishing baik untuk produk mebel mau-

Ekamant News

48 49

Page 27: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Products & Technology / Ekamant

EKAFLEX adalah amplas ber backing kain ekstra fleksibel yang sangat lentur dan mudah beradaptasi untuk pengamplasan tangan. Amplas ini sangat cocok untuk pengamplasan berbagai jenis kayu dan berbahan kayu.

C haracterist icsRemoval rate medium

Lifetime long

Stability low-flexible

Finish good

EKAFLEX

Des criptionBacking flexible J weight cotton cloth

Bonding resin over resin

Grit aluminium oxide

Coating semi-open

Grit range P60-P240, P320, P400

Uses

Backing kain amplas yang sangat fleksibel untuk pengamplasan tangan

Sangat cocok untuk pengamplasan kayu yang berbentuk

Juga cocok untuk pengamplasan mesin yang ringan

Aplikasi lainnya termasuk polishing dan pengamplasan metal ringan

Avai l able Forms

pun instrumen musik seperti piano, organ dan gitar. Namun juga untuk pengecatan ulang body pada industri automotif.

Menurut Andri, fungsi air sebenarnya lebih untuk membersihkan debu hasil pengamplasan yang menempel pada permukaan amplas. Sehingga ketajaman pasir amplas bisa terjaga, dan kerja peng- amplasan bisa berlanjut. Namun yang ter-jadi adalah praktek salah kaprah akibat salah persepsi. Alih-alih amplas sekedar di-basahi justru amplas direndam semalam- an sebelum digunakan esok harinya. Pa-dahal menurut Andri, amplas tidaklah dirancang bangun untuk diperlakukan seperti itu karena justru mengakibatkan kerontokan pasir amplas saat digunakan. jadi ada masalah tambahan selain persoal- an bercak-bercak air yang merepotkan di kemudian hari.

Dry sanding system yang disarankan tidak menggunakan air atau bahkan ber-sentuhan dengan lingkungan basah. Tapi justru menggunakan amplas dengan stearate seratus persen guna menggan-tikan peran amplas waterproof. Hasilnya jelas jauh lebih baik karena ketajaman pasir tetap terjaga sekaligus menghindari timbulnya bercak air. Namun semua itu

diakuinya sangatlah berhadapan deng- an mispersepsi yang sudah terbentuk di benak operator amplas di kedua industri.

Terhadap pertanyaan mengamplas dengan menggunakan tangan telanjang, baik Andri maupun Tandiono sangat tidak menyarankan. Pengamplasan dengan cara ini bukan hanya tidak efektif dan boros tapi juga akan menghasilkan hasil peng- amplasan yang tidak merata. “Tekanan pengamplasan hanya terjadi pada telapak tangan pengamplas, dan itu sangat ter-gantung pada lelah tidaknya,” jelas Andri. Pengamplasan cara ini juga boros karena tidak seluruh amplas habis. Ini karena ha- nya mengikuti tekanan tangan pengam-plas. Selain itu, tangan pengamplasnya pun menjadi lebih panas akibat proses pengamplasan. Itu sebabnya, disarankan menggunakan mold dalam melakukan-nya. Mold itu bisa berbentuk batangan kayu polos untuk tahapan kalibrasi, atau dilapisi pel untuk pengamplasan interme-diate dan sponge lunak untuk finishing. Bisa juga menggunakan kapi yang dilapisi amplas untuk mengamplas sudut, atau batangan kayu bulat untuk mengamplas profil ukiran. Sebuah cara yang sebenar- nya sederhana tapi bisa diterapkan tanpa

memerlukan biaya besar, namun memberi optimalisasi pengamplasan.

Atas pertanyaan amplas yang sedang digunakan, Andri menyarankan agar tetap disimpan di dalam lemari penyimpanan amplas. Hal ini bertujuan untuk meng-hindari penyerapan kelembaban. Jika ti-dak sempat dicopot dari mesinnya maka sangat dianjurkan untuk dilakukan pema-nasan sebelum digunakan keesokan hari.

Di penghujung sesi kelas, tim Ekamant Indonesia juga menggelar quiz. Serunya pemenang quiz ini didominasi oleh ma-hasiswi. Dari empat kali quiz, tiga dianta-ranya dijawab dengan benar oleh Danish, Grace dan Septa. Sementara hanya Dimas yang mewakili kaum pria bisa menjawab pertanyaan quiz yang diajukan instruktur Andi.

Usai makan siang, kelas pun turun untuk melakukan praktik pengampla-san di ruang praktik dan mesin. Peserta yang berjumlah dua puluhan itu dibagi ke dalam empat kelompok. Satu kelom-pok melakukan kerja pengamplasan de- ngan tangan yang dibantu dengan mold. Satu kelompok melakukan praktik peng- amplasan dengan double action sander. Kelompok lainnya melakukan praktik dengan mesin stroke sander. Kelompok terakhir berpraktik menggunakan mesin WBS. Di sela-sela praktik, tawa dan canda serta pengambilan foto mewarnai kece-riaan anak-anak muda dalam mengikuti pelatihan ini. Salah satu peserta menye-butkan bahwa pelatihan ini memberikan pengetahuan yang belum diperoleh se-belumnya. Informasinya pun cukup ber-harga karena membekali mereka dengan pengetahuan praktis dan memperluas cakrawala pandang mereka. “Bagus dan cukup seru,” jelasnya.

50 51

Page 28: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Ch ar acter ist ic sRemoval rate very high

Lifetime long

Stability high

Clogging low

Finish rough - good

EKA 1000 FKemampuan pengikisan pasir aluminium oxide me-

mungkinkan pengoperasian pengamplasan yang efisien dengan meminimalkan serat yang timbul dan penyerapan cat yang lebih optimal.

Manfaat backing antistatik kertas mengurangi masalah penumpukan debu di permukaan amplas serta mening-katkan masa pakai produk. Hal ini juga berkontribusi pada permukaan yang bersih dan penggunaan lacquer yang lebih sedikit.

EKA 1000 EEKA 1000 F adalah amplas serbaguna cocok untuk ber-

bagai aplikasi pengamplasan dan materi yang diamplas.Pasir aluminium oxide yg tahan lama dan efisien dileng-

kapi dengan backing kertas yang kuat memungkinkan tingkat pengikisan dan finishing yang halus atas kayu keras maupun kayu lunak di semua gritnya.

Backing kertas antistatik dengan ‘open coat’ grit nya, mampu mengurangi dampak ‘clogging’ hingga batas mini-mal, meningkatkan daya tahan amplas dan mengurangi dampak debu yang disebabkan pengamplasan.

De sc r iptionBacking antistatic F weight paper

Bonding resin over resin

Grit aluminium oxide

Coating open

Grit range P40-P240

Use s

Bahan pengamplasan serbaguna untuk berbagai aplikasi kayu.

Tingkat pengikisan yang tinggi dalam ukuran grit kasar saat pengamplasan kayu lunak dan kayu keras.

Cocok untuk pengamplasan stainless steel dan aluminium lembaran dan gulungan.

Masa pakai amplas belt yang awet dan permukaan yang sangat baik untuk pengamplasan kulit.

Avail abl e F or m s

DESC RIPTIONBacking: antistatic E weight paper

Bonding: resin over resin

Grit: aluminium oxide

Coating: semi-open

Grit range: P240-320, P400-P600

C haracteri s t icsRemoval rate medium

Lifetime long

Stability medium - high

Clogging low

Finish good

Uses

Cocok untuk melamin foil dan poliester lacquer

Terutama cocok untuk pengamplasan stainless steel dan aluminium lembaran dan gulungan.

Menghasilkan finishing yang sempurna permukaan kulit

Avai l able Forms

52 53

Page 29: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Ch ar acter ist ic sRemoval rate medium

Lifetime long

Stability medium

Clogging low

Finish good

EKA 3001 EEKA 3001 E sangat cocok untuk pengamplasan lacquer

keras. Penerapan pasir Silikon carbide grit pada backing kertas E memberikan pengamplasan lacquer yang lebih efisien dan finishing terbaik dengan minimum timbulnya serta fiber, goresan pengamplasan yang sangat halus serta permukaan yang lebih bersinar.

Sistim pengeleman antistatik memberikan efek pe- ngurangan ‘clogging’ dan debu pengamplasan, yang pada gilirannya menghasilkan permukaan hasil yang lebih baik.

EKA 3001 E juga tersedia sebagai EKA 3011 E dengan lapisan stearate.

De sc r iptionBacking E weight paper

Bonding resin over resin, antistatic

Grit siilicon carbide

Coating semi-open

Grit range P240-P600

Use s

Finishing yang sempurna dari pengamplasan lacquer

Terutama cocok untuk lacquer yang keras.

Avail abl e F or m s

C haracteri s t icsRemoval rate low

Lifetime very long

Stability medium

Clogging low

Finish very good

EKA 3001 NEKA 3011 E dirancang untuk aplikasi di mana kualitas

permukaan adalah penting dan lebih penting daripada tingkat pengikisan. Silikon carbide grit pada backing kertas E memberikan pengamplasan lacquer yang lebih efisien dan finishing terbaik dengan minimum timbulnya serta fi-ber, goresan pengamplasan yang sangat halus serta per-mukaan yang lebih bersinar

Sistim pengeleman antistatik memberikan efek pe- ngurangan ‘clogging’ dan debu pengamplasan, yang pada gilirannya menghasilkan permukaan hasil yang lebih baik.

EKA 3011 E selanjutnya diproduksi dengan lapisan stea-rate baru yang secara efektif mengurangi masalah ‘clogging’ dan memberikan kontribusi untuk peningkatan kualitas permukaan.

Des cri p tionBacking E weight paper

Bonding resin over resin, antistatic

Grit silicon carbide

Coating semi-open

Grit range P240-P1000

Special coating stearate

Uses

Cocok untuk sistem pelapisan lacquer berbahan air dan permukaan bernoda.

Sangat baik untuk finishing kulit dan tekstil.

Sangat cocok pengamplasan pada lembaran karet untuk pencetakan selimut.

Avai l able Forms

54 55

Page 30: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Ch ar acter ist ic sRemoval rate low

Lifetime long

Stability low

Clogging low

Finish very good

EKA SILVEREKASILVER dirancang dengan pasir silikon pada jenis

kertas yang cukup lentur dan mampu mengamplas permu-kaan menjadi sangat halus, konsisten pola goresannya dan tidak banyak menimbulkan serat.

EKASILVER dilapisi dengan bahan “stearate” yang ber- sama-sama dengan ‘open-coat grain’ yang secara efektif me- ngurangi dampak ‘clogging’.

Produk ini sangat cocok untuk pengamplasan tangan serta untuk mesin portabel pengamplasan.

De sc r iptionBacking A weight paper

Bonding resin over resin

Grit silicon carbide

Coating semi-open

Grit range P120-P320, P400

Use s

Bahan pengamplasan serbaguna untuk berbagai ma-cam bahan.

Penggunaan khusus untuk pengamplasan tangan de- ngan lembaran dan gulungan.

Dapat digunakan untuk ‘stroke-sanding’ utk pengam- plasan profil.

Avail abl e F or m s

C haracteri s t icsRemoval rate high

Lifetime very long

Stability high - medium

Clogging low

Finish rough - medium

RKEORKEO dapat digunakan untuk berbagai macam aplikasi

dan bahan.Pasir aluminium oxide yang efisien dan tahan lama

dan dilengkapi backing kertas yang kuat memungkinkan tingkat pengikisan material yang tinggi dan finishing yang halus pada kayu keras dan kayu lunak di semua rentang grit.

Des cri p tionBacking E weight paper

Bonding resin over resin

Grit alumunium oxide

Coating semi-open

Grit range P40, P60-P240

Uses

Bahan pengamplasan serbaguna untuk berbagai ma-cam aplikasi

Mampu mengikis dengan kemampuan tinggi

Sangat baik untuk pengamplasan stainless steel dan material2 aluminium.

Awet dan tanpa menimbulkan goresan khususnya pada pengamplasan material kulit.

Avai l able Forms

56 57

Page 31: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Ch ar acter ist ic sRemoval rate medium

Lifetime very long

Stability low

Clogging low

Finish good

RKJFORKJFO adalah backing berbahan kain ekstra flesibel J

yang sangat lentur dan mudah beradaptasi dengan kontur, kurva dan profil dan sangat cocok untuk pengamplasan profil dari kayu dan bahan kayu.

RKJFO juga tersedia sebagai RKJFON dengan stearate.

De sc r iptionBacking flexible J weight cotton cloth

Bonding resin over resin

Grit aluminium oxide

Coating open

Grit range P60-P320, P400

Use s

Backing kain amplas yang sangat fleksibel

Sangat baik untuk pengamplasan kontur, kurva dan profil.

Cocok untuk pengamplasan kayu dan material kayu.

Aplikasi lain termasuk polishing dan grinding aluminium

Avail abl e F or m s

C haracteri s t icsRemoval rate medium

Lifetime very long

Stability low

Clogging very low

Finish good

RKJFONRKJFON adalah J kain ekstra berat fleksibel didukung

abrasif yang sangat mudah beradaptasi dengan kontur, kurva dan profil. Sangat cocok untuk pengamplasan profil dari kayu dan permukaan yang di vernis.

Sangat baik untuk pengamplasan profil dan permu-kaan dengan lacquer.

Lapisan stearate baru yang dikembangkan terbukti me-ningkatkan kualitas finishing pengamplasan dan membuat amplas lebih awet.

Des cri p tionBacking flexible J weight cotton cloth

Bonding resin over resin

Grit aluminium oxide

Coating open

Grit range P80, P180-P320, P400-P600

Special coating stearate

Uses

Backing kain amplas yang sangat fleksibel

Cocok untuk pengamplasan kayu dan permukaan yang di varnis.

Aplikasi lain termasuk polishing bagian-bagian alumini-um yang berpola.

Memberikan hasil pengamplasan kualitas tinggi.

Avai l able Forms

58 59

Page 32: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Ch ar acter ist ic sRemoval rate medium

Lifetime very long

Stability low

Clogging low

Finish good

RKXORKXO adalah backing amplas berbahan X kuat dan ko-

koh sangat cocok pengamplasan yang berat utk permu-kaan yang lebar dan kecil.

De sc r iptionBacking flexible J weight cotton cloth

Bonding resin over resin

Grit aluminium oxide

Coating open

Grit range P60-P320, P400

Use s

Cocok untuk pengamplasan kalibrasi semua jenis kayu dan material kayu.

Juga cocok untuk pengamplasan material stainless steel atau aluminium lembaran dan gulungan.

Avail abl e F or m s

60

Swedish Quality Coated Abrasives

The Best Abrasives for

Woodworking & Furniture

www.ekamantindonesia.com

Page 33: AirForce System: no glue line. - Wood Magazine ... reDakSi Puri Cinere Blok C3 No. 8 Depok 16513 - Indonesia S elamat merayakan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Tahun baru ini harus

Promoting French Lumber and Wood Products6, rue François 1er - 75008 Paris - FranceTél. : +33 (0)1 56 69 35 92 • Fax : +33 (0)1 42 56 32 70E-mail : [email protected]

www.FrenchTimber.com

Dress up your projects with sustainable beauty

F R A N C E I S T H E L E A D I N G S U P P L I E R O F H A R D W O O D P R O D U CT S I N E U R O P E

W H I T E O A KB E E C HM A P L E / S Y C A M O R E A S HW A L N U TE U R O P E A N C H E R R YS P R U C E / F I RD O U G L A SP I N E

annonce GB 205x275 31/01/12 11:10 Page 1