air hidrasi

4
AB V PEMBAHASAN Hidrasi air merupakan proses berkurangnya dan terikat ion dari molekul zat terlarut dengan molekul-molekul air. Hidrasi sangat berhubungan dengan pembentukan senyawa hidrat. Salah satu contohnya yaitu sampel dalam percobaan ini MgSO4.7H2O yang mengikat 7 molekul hidrat. Anhidrat adalah peristiwa suatu senyawa yang kehilangan molekul airnya yang dalam penulisan reaksinya terjadi penguraian molekul H2O. sedangkan anhidrida adalah peristiwa suatu senyawa yang memutuskan rangkai ikatannya dalam hal ini OH- lalu berikatan dengan unsur atau senyawa lainnya yang melepaskan unsur H+ sehingga OH- dan H+ bergabung menjadi H2O lalu terurai. Molekul air pada hidrat dapat terlepas misalnya melalui proses pemanasan yang mana senyawa hidrat akan berubah menjadi senyawa anhidrat. Artinya, molekul air terlepas dari ikatannya mulai beberapa tahap dan membentuk suatu rangkaian yang berstruktur kristal yang teratur dan mengandung sedikit air. Dan semakin lama proses pemanasan dilakukan maka senyawa hidrat tersebut akan terus kehilangan molekul airnya, hal inilah yang disebut senyawa anhidrat. Pada percobaan ini ada dua hal yang diamati. Pertama, tentang sifat dan karakteristik FeCl3.6H2O dan C7H6O6S.2H2O dan kedua adalah tentang komposisi hidrat dari MgSO4.7H2O. Untuk percobaan pertama, sampel anhidrat yang digunakan yaitu FeCl3.6H2O dan C7H6O6S.2H2O. Kedua sampel tersebut dimasukkan ke dalam gelas arloji yang berbeda dengan menggunakan spatula kemudian didiamkan. Lalu amati perubahan yang terjadi tiap menit 5’, 10’, 15’, dan 20’. Dan catat data yang diperoleh dari kedua sampel tersebut. 15. Adapun hasil yang diperoleh pada percobaan sifat anhidrat yaitu pertama untuk sampel FeCl3.5H2O tidak terjadi perubahan warna dan bau tetapi hanya terjadi perubahan wujud dari waktu ke waktu yang diamati secara periodik dari menit 5’, 10’, 15’, dan 20’. Pada 5 menit pertama, sampel masih ada yang berbentuk padatan atau kristal tapi sudah ada yang mulai mencair. Setelah 10 menit, sampel tetap masih ada yang berbentuk padatan atau kristal tapi sudah berbeda pada 5 menit pertama karena sedikit dari sampel sudah mencair. Setelah 15 menit, sampel sudah mencair sebagian dan padatan berkurang. Dan setelah 20 menit, padatan atau kristal yang tersisa hanya sedikit dan lelehan yang terbentuk sangat banyak karena sampel mengalami pelelehan. Dalam hal ini, senyawa FeCl3.6H2O yang awalnya berupa padatan atau

Upload: mat

Post on 16-Sep-2015

247 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

air hidrasi

TRANSCRIPT

AB V PEMBAHASAN Hidrasi air merupakan proses berkurangnya dan terikat ion dari molekul zat terlarut dengan molekul-molekul air. Hidrasi sangat berhubungan dengan pembentukan senyawa hidrat. Salah satu contohnya yaitu sampel dalam percobaan ini MgSO4.7H2O yang mengikat 7 molekul hidrat. Anhidrat adalah peristiwa suatu senyawa yang kehilangan molekul airnya yang dalam penulisan reaksinya terjadi penguraian molekul H2O. sedangkan anhidrida adalah peristiwa suatu senyawa yang memutuskan rangkai ikatannya dalam hal ini OH- lalu berikatan dengan unsur atau senyawa lainnya yang melepaskan unsur H+ sehingga OH- dan H+ bergabung menjadi H2O lalu terurai. Molekul air pada hidrat dapat terlepas misalnya melalui proses pemanasan yang mana senyawa hidrat akan berubah menjadi senyawa anhidrat. Artinya, molekul air terlepas dari ikatannya mulai beberapa tahap dan membentuk suatu rangkaian yang berstruktur kristal yang teratur dan mengandung sedikit air. Dan semakin lama proses pemanasan dilakukan maka senyawa hidrat tersebut akan terus kehilangan molekul airnya, hal inilah yang disebut senyawa anhidrat. Pada percobaan ini ada dua hal yang diamati. Pertama, tentang sifat dan karakteristik FeCl3.6H2O dan C7H6O6S.2H2O dan kedua adalah tentang komposisi hidrat dari MgSO4.7H2O. Untuk percobaan pertama, sampel anhidrat yang digunakan yaitu FeCl3.6H2O dan C7H6O6S.2H2O. Kedua sampel tersebut dimasukkan ke dalam gelas arloji yang berbeda dengan menggunakan spatula kemudian didiamkan. Lalu amati perubahan yang terjadi tiap menit 5, 10, 15, dan 20. Dan catat data yang diperoleh dari kedua sampel tersebut. 15. Adapun hasil yang diperoleh pada percobaan sifat anhidrat yaitu pertama untuk sampel FeCl3.5H2O tidak terjadi perubahan warna dan bau tetapi hanya terjadi perubahan wujud dari waktu ke waktu yang diamati secara periodik dari menit 5, 10, 15, dan 20. Pada 5 menit pertama, sampel masih ada yang berbentuk padatan atau kristal tapi sudah ada yang mulai mencair. Setelah 10 menit, sampel tetap masih ada yang berbentuk padatan atau kristal tapi sudah berbeda pada 5 menit pertama karena sedikit dari sampel sudah mencair. Setelah 15 menit, sampel sudah mencair sebagian dan padatan berkurang. Dan setelah 20 menit, padatan atau kristal yang tersisa hanya sedikit dan lelehan yang terbentuk sangat banyak karena sampel mengalami pelelehan. Dalam hal ini, senyawa FeCl3.6H2O yang awalnya berupa padatan atau kristal berubah wujud menjadi cair. Sehingga dapat disimpulkan bahwa senyawa anhidrat yang dibiarkan di udara terbuka dapat menyerap air dari lingkungannya sehingga terbentuk lelehan. Untuk percobaan yang kedua yaitu komposisi hidrat. Sampel yang digunakan adalah MgSO4.7H2O. Pertama, menyiapkan cawan porselin dan gelas arloji yang bersih kemudian cawan porselin dan tutupnya (gelas arloji) disimpan pada kaki tiga dengan alaskan kawat kasa. Setelah itu, cawan porselin dan gelas arloji dipanaskan dengan nyala spiritus agar molekul air yang ada bisa hilang. Namun sebenarnya, cawan porselin tidak usah ditutup dengan gelas arloji. Ditutupnya cawan porselin dengan gelas arloji hanya untuk membuktikan adanya uap air yang terkandung dalam MgSO4 tersebut. Tetapi pada kenyataannya, ditutupnya cawan porselin malah akan membuat uap air itu kembali ke sampel dan hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Selanjutnya, proses pemanasan dilakukan selama 5 menit hingga memijar sehingga pada saat penimbangan diperoleh bobot kosong dari wadah. Setelah itu didinginkan sesuai suhu kamar. Setelah dingin, timbang cawan porselin dan gelas arloji untuk memperoleh massa kedua dari bobot kosong setelah dipijarkan. Setelah itu, cawan porselin dan gelas arloji kembali dipanaskan selama 5 menit lalu ditimbang kembali. Langkah tersebut dilakukan sebanyak tiga kali, gunanya untuk mengurangi kadar airnya 16. dan memastikan kalau dalam cawan tersebut tidak terdapat molekul air agar tidak mengganggu proses pengukuran. Sama halnya dengan proses penimbangan yang dilakukan sebanyak tiga kali yaitu untuk memperoleh hasil yang lebih teliti dan bisa dibandingkan untuk percobaan 1, 2, dan 3. Setelah itu, ditambahkan 3 gram MgSO4.7H2O ke dalam cawan porselin dan ditimbang berat hidrat yang sebenarnya. Kemudian cawan porselin dan gelas arloji yang berisi sampel dipijarkan sebanyak tiga kali untuk kembali mengurangi kadar airnya dan memastikan bahwa dalam cawan porselin tidak terdapat molekul air agar tidak mempengaruhi proses reaksi. Artinya, proses pemijaran bisa dilakukan beberapa kali karena tujuannya untuk mengurangi kandungan air pada sampel tersebut dan proses lamanya pemijaran adalah 5 menit. Kemudian cawan porselin dan gelas arloji yang berisi sampel ditimbang sebanyak tiga kali pula yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang lebih teliti pula. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui berat asli dari sampel dan cawan porselin yang diperoleh dengan mencari nilai rata-rata dari hasil penimbangan sebanyak tiga kali. Setelah ditimbang beratnya, ditambahkan 3 tetes aquadest ke dalam cawan porselin yang berisi sampel dan terakhir catat hasilnya dari perubahan yang terjadi. Pada percobaan komposisi hidrat, diperoleh hasil yaitu massa MgSO4.7H2O adalah 3 gram, massa air yang hilang sebesar 0, 44 gram, dan kadar airnya sebesar 18,33 , air = 0, 031 mol, mol MgSO4 adalah 0, 021 mol dan rasio mol H2O terhadap MgSO4 anhidrat sebesar 1, 55. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh nilai hidrat sebesar 1,55. Jika dibandingkan dengan literatur, bilangan hidratnya adalah 7. Hal ini tentu tidak sesuai antara hasil yang diperoleh dalam percobaan dengan literatur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa faktor kesalahan yang menyebabkan berbedanya hasil yang diperoleh dalam percobaan dengan literatur yaitu kurangnya ketelitian praktikan dalam menimbang sampel, proses pemijaran yang singkat sehingga memungkinkan pemijaran tidak sempurna dan masih mengandung senyawa hidrat, pemijaran yang tidak merata pada semua sisi cawan, 17. dan karena cawannya ditutup dengan gelas arloji yang juga menjadi penyebab berbedanya hasil yang diperoleh pada percobaan dengan literatur. Pada sifat anhidrat, FeCl3.6H2O dan C7H6O6S.2H2O dibiarkan pada udara karena komposisi tersebut akan melumer karena keseimbangan molekul air yang dimiliki belum seimbang, sehingga masih dapat mengikat air. Zat hidrat dapat melepas air disebabkan karena dilakukannya pemanasan. Karena jika senyawa hidrat dipanaskan, maka senyawa tersebut akan melepaskan molekul-molekul airnya sehingga yang tersisa hanya garam anhidratnya, yaitu MgSO4. Senyawa hidrat berbentuk kristal karena pembentukan senyawa hidrat melalui proses pengikatan dengan air. Agar kestabilan fisik senyawa higroskopik tetap terjaga, senyawa ini harus terhindar dari kontak langsung dengan udara bebas. Pada kelarutan senyawa hidrat dan anhidrat, senyawa hidrat lebih mudah larut daripada anhidrat dalam pelarut polar. Ini disebabkan senyawa hidrat mengandung air dan air ini merupakan pelarut polar, sehingga mudah larut daripada anhidrat karena anhidrat tidak mengandung air. Dalam bidang farmasi, prinsip hidrasi air digunakan dalam pembuatan alkohol melalui hidrasi langsung alkena dan seperti yang diketahui bahwa alkohol merupakan bahan dasar dalam industri dan dunia farmasi. Hidrasi air juga berfungsi untuk pengkristalan senyawa-senyawa yang dibutuhkan dalam pembuatan sediaan-sediaan farmasi seperti garam dan gula. Manfaat lain dari hidrasi air adalah pembuatan silika gel. Silika gel ini bersifat hidrat dan higroskopik. Oleh karena itu, jika terdapat molekul air di sekitarnya, maka silika gel ini akan menyerap molekul air tersebut ditandai dengan berubahnya warna pada silika gel tersebut, di mana warna silika gel sebelum menyerap air ini berwarna biru dan setelah menyerap air warnanya berubah menjadi bening. 18. BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Air pada senyawa hidrat mempengaruhi perubahan warna, bentuk, dan aroma. Senyawa hidrat, pada FeCl3.6H2O terjadi perubahan bentuk dari padat menjadi cair sebagian dan berbau. Sedangkan pada C7H6O6S.2H2O terjadi perubahan bentuk atau wujud menjadi mencair. % air atau kadar air dalam 3 gram adalah 18,33%. Rasio mol antara molekul air (H2O) dan MgSO4.7H2O adalah 1,55. B. Saran 19. 1. Untuk Laboratorium Diharapkan agar alat-alatnya lebih diperbanyak lagi agar percobaan dapat berjalan baik dan sesuai yang diharapkan. 2. Untuk Asisten Diharapkan asisten tetap mempertahankan keramahannya serta kesabarannya dalam menghadapi semua praktikan dalam praktikum. 20. DAFTAR PUSTAKA Chang, Raymond. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga. 2003 Day dan Underwood. Dasar Kimia Organik. Jakarta: UI-press. 2006 Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: DEPKES RI. 1979 http://id.wikipedia.org. 21 Desember 2011 Wilkinson, Cotton. Dasar Kimia Anorganik. Jakarta: UI-press. 1989 Willkinson, Cotton. Kimia Farmasi. Jakarta: UI-press 1989 Tim Dosen Kimia Dasar. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassar: UIN Alauddin Makassar. 2011 Tim Dosen Kimia Unhas. Kimia Dasar. Makassar: Universitas Hasanuddin. 2003 SKEMA KERJA 21. 1. Sifat anhidrat FeCl3.6H2O C7H6O6S.2H2O dituangkan Gelas arloji Gelas arloji diamati perubahan sampel Menit ke 5, 10, 15, 20 Catat hasil 2. Komposisi hidrat 22. Cawan porselin + gelas arloji dipijarkan 5 menit Pembakar spiritus ditimbang massa dilakukan 2 kali Neraca Ohaus dimasukkan pada cawan MgSO4.7H2O dipijarkan 5 menit Pembakar spiritus dilakukan 2 kali ditimbang massa Neraca Ohaus ditetesi Aquadest Catat