agama

12
MENGKRITIK ARTIKEL YANG BERJUDUL ”PROGRAM KELUARGA BERENCANA MENURUT HUKUM ISLAM” DISUSUN OLEH : NAMA : M. ANWAR NAWAWI NIM : 5201413072 JURUSAN : TEKNIK MESIN PRODI : PEND. TEKNIK MESIN i

Upload: dwisugiyantoroputro

Post on 23-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Monggo

TRANSCRIPT

Page 1: Agama

MENGKRITIK ARTIKEL YANG BERJUDUL

”PROGRAM KELUARGA BERENCANA

MENURUT HUKUM ISLAM”

DISUSUN OLEH :

NAMA : M. ANWAR NAWAWI

NIM : 5201413072

JURUSAN : TEKNIK MESIN

PRODI : PEND. TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2013

i

Page 2: Agama

“PROGRAM KELUARGA BERENCANA MENURUT HUKUM ISLAM”

Dewasa ini banyak sekali masyarakat yang ingin memiliki keluarga yang sejahtera.

Salah satu cara yang mereka tempuh itu dengan memperkecil jumlah anak sehingga mereka

merasa cukup dan sejahtera dengan keluarga kecil mereka. Adapun faktor ekonomi yakni

banyak masyarakat yang merasa jika banyak anak maka kebutuhan ekonomi mereka

meningkat sehingga mereka harus bekerja keras lagi. Maka dari itu mulai muncul anggapan

orang untuk melakukan program keluarga berecana yang memang merupakan salah satu

program pemerintah.

Keluarga berencana merupakan suatu proses pengaturan kehamilan agar terciptanya

suatu keluarga yang sejahtera. Adapun menurut Undang Nomor 52 Tahun 2009 pasal 1

tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebutkan bahwa

Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,

mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan  bantuan sesuai dengan hak

reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1992 pasal 1 ayat 12

tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera menyebutkan

bahwa Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat

melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,

peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan

sejahtera.

Namun dalam islam , keluarga berencana menjadi persoalan yang polemik  karena

ada beberapa ulama yang menyatakan bahwa keluarga berencana dilarang tetapi ada juga ayat

al-qur’an yang mendukung program keluarga berencana . Dalam al-qur’an dicantumkan

beberapa ayat yang berkaitan dengan keluarga berencana , diantaranya  :

1

Page 3: Agama

ق�و�ال� �وا �ق�ول �ي و�ل �ه� الل �ق�وا �ت �ي ف�ل �ه�م� �ي ع�ل خ�اف�وا ض�ع�اف�ا �ة� ي �ذ�ر �ف�ه�م� ل خ� م�ن� �وا ك �ر� ت �و� ل �ذ�ين� ال �خ�ش� �ي و�ل

د�يد�ا س�

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan

dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)

mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan perkataan yang benar”.(Qs.An-Nisa : 9 )

 

 

ل�ي �ر� ك اش� ن�� أ �ن� ع�ام�ي ف�ي �ه� و�ف�ص�ال و�ه�ن0 ع�ل�ى2 �ا و�ه�ن م5ه�

� أ �ه� �ت ح�م�ل �ه� �د�ي �و�ال ب ان� �س� �ن اإل� �ا �ن و�و�ص�ي

�م�ص�ير� ال �ي� �ل إ �ك� �د�ي �و�ال و�ل

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-

bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan

menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu,

hanya kepada-Kulah kembalimu.”(Qs.Lukman : 14)

�ك� �ي �ل إ �ه� الل ن� ح�س�� أ �م�ا ك ح�س�ن�

� و�أ �ا �ي الد5ن م�ن� �ك� �ص�يب ن �س� �ن ت و�ال� ة� خ�ر� اآل� الد�ار� �ه� الل �اك� آت ف�يم�ا �غ� �ت �و�اب �

د�ين� �م�ف�س� ال �ح�ب5 ي ال� �ه� الل �ن� إ ر�ض� � ف�ياأل� اد� �ف�س� ال �غ� �ب ت �و�ال�

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)

negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan

berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan

janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berbuat kerusakan”.(Qs.Al-Qashash: 77)

Ayat-ayat al-quran diatas menunjukan bahwa islam mendukung adanya keluarga

berencana karena dalam QS. An-Nissa ayat 9 dinyatakan bahwa “hendaklah takut kepada

Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang

lemah”. Anak lemah yang dimaksud adalah generasi penerus yang lemah agama , ilmu ,

pengetahuan sehingga KB menjadi upaya agar mewujudkan keluarga yang sakinah.

 

Pandangan Hukum Islam tentang Keluarga Berencana, secara prinsipil dapat diterima

oleh Islam, bahkan KB dengan maksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan

melahirkan keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu

mewujudkan kemaslahatan bagi umatnya. Selain itu, KB juga memiliki sejumlah manfaat

yang dapat mencegah timbulnya kemudlaratan. Bila dilihat dari fungsi dan manfaat KB yang

dapat melahirkan kemaslahatan dan mencegah kemudlaratan maka tidak diragukan lagi

kebolehan KB dalam Islam.

2

Page 4: Agama

Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencan (KB) yang

dibolehkan syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha

pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-isteri karena situasi dan kondisi

tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga. Dengan demikian KB disini mempunyai arti

sama dengan tanzim al nasl (pengaturan keturunan). Sejauh pengertiannya adalah tanzim al

nasl (pengaturan keturunan), bukan tahdid al nasl (pembatasan keturunan) dalam arti

pemandulan (taqim) dan aborsi (isqot al-haml), maka KB tidak dilarang.Kebolehan KB

dalam batas pengertian diatas sudah banyak difatwakan , baik oleh individu ulama maupun

lembaga-lembaga ke Islaman tingkat nasional dan internasional, sehingga dapat disimpulkan

bahwa kebolehan KB dengan pengertian batasan ini sudah hampir menjadi Ijma`Ulama. MUI

(Majelis Ulama Indonesia) juga telah mengeluarkan fatwa serupa dalam Musyawarah

Nasional Ulama tentang Kependudukan, Kesehatan dan Pembangunan tahun 1983.

Betapapun secara teoritis sudah banyak fatwa ulama yang membolehkan KB dalam arti

tanzim al-nasl, tetapi kita harus tetap memperhatikan jenis dan cara kerja alat/metode

kontrasepsi yang akan digunakan untuk ber-KB.

Selain hukum islam yang mendukung keluarga berencana , ada para ulama yang

menafsirkan larangan keluarga berencana seperti yang tercantum dalam QS. Al-An’am : 151

Untuk memperjelas lagi , berikut ada hadist nabi

ع�ال� ) �د�ر�ه�م� ت �ن� ا م�ن� Mر� ي خ� Mاء� �ي �غ�ن ا �ك� ث �د�ر�و�ر� ت �ك� �ن ا �اس� الن �ف�ف�و�ن� �ك �ت ل ة� عليه متفق

“sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan

berkecukupan dari pada meninggalkan mereka omenjadi beban atau tanggungan orang

banyak.”

Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya

rumah tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka menjadi beban

bagi orang lain  (masyarakat). Dengan demikian pengaturan kelahiran anak hendaknya

direncanakan dan amalkan sampai berhasil.

Terlepas dari larangan untuk ber-KB , kita harus mengetahui dan memperhatikan jenis

dan kerja alat kontrasepsi yang akan digunakan. Alat kontrasepsi yang diharamkan adalah

yang sifatnya pemandulan.Vasektomi (sterilisasi bagi lelaki) berbeda dengan khitan lelaki

dimana sebagian dari tubuhnya ada yang dipotong dan dihilangkan, yaitu kulup (qulfah bhs.

Arab,praeputium bhs. Latin) karena jika kulup yang menutupi kepala zakar (hasyafah/glans

penis) tidak dipotong dan dihilangkan justru bisa menjadi sarang penyakit kelamin (veneral

disease). Karena itu, khitan untuk laki-laki justru sangat dianjurkan.Tetapi kalau kondisi

kesehatan isteri atau suami yang terpaksa seperti untuk menghindari penurunan penyakit dari

3

Page 5: Agama

bapak/ibu terhadap anak keturunannya yang bakal lahir atau terancamnya jiwa si ibu bila ia

mengandung atau melahirkan bayi,maka sterilisasi dibolehkan oleh Islam karena dianggap

dharurat. Hal ini diisyaratkan dalam kaidah:

المحظورات تبیح الضرورة

“Keadaan darurat membolehkan melakukan hal-hal yang dilarang agama.”

 

 

Majlis Ulama Indonesia pun telah memfatwakan keharaman penggunaan KB

sterilisasi ini pada tahun 1983 dengan alasan sterilisasi bisa mengakibatkan kemandulan

tetap.Menurut Masjfuk Zuhdi bahwa hukum sterilisasi ini dibolehkan karena tidak membuat

kemandulan selama-lamanya. Karena teknologi kedokteran semakin canggih dapat

melakukan operasi penyambungan saluran telur wanita atau saluran pria yang telah

disterilkan. Meskipun demikian, hendaknya dihindari bagi umat Islam untuk melakukan

sterilisasi ini, karena ada banyak cara untuk menjaga jarak kehamilan.

Cara pencegahan kehamilan yang  diperbolehkan oleh syara’ antara lain,

menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet vaginal , tisue. Cara ini

diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan

kepada azl yang tidak dipermasalahkan hukumnya. Sebagaimana hadits Nabi :

: �ا – �ن ك آخ�ر� �ف�ظ0 ل و�ف�ي ل� �ز� �ن ي آن� �ق�ر� و�ال ، �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� ع�ه�د� ع�ل�ى �ع�ز�ل� ن �ا �ن ك

- - - - وسلم عليه الله صلى �ه� الل �ى� �ب ن �ك� ذ�ل �غ� �ل ف�ب وسلم عليه الله صلى �ه� الل س�ول� ر� ع�ه�د� ع�ل�ى �ع�ز�ل� ن

. �ا �ه�ن �ن ي �م� ف�ل

 “Kami pernah melakukan ‘azal (coitus interruptus) di masa Rasulullah s.a.w.,

sedangkan al-Quran (ketika itu) masih (selalu) turun. (H.R. Bukhari-Muslim dari Jabir). Dan

pada hadis lain: Kami pernah melakukan ‘azl (yang ketika itu) nabi mengetahuinya, tetapi ia

tidak pernah melarang kami. (H.R. Muslim, yang bersumber dari ‘Jabir juga).

 

Hadis ini menerangkan bahwa seseorang diperkenankan untuk melakukan ‘azl’,

sebuah cara penggunaan kontrasepsi yang dalam istilah ilmu kesehatan disebut dengan istilah

coitus interruptus, karena itu meskipun ada ayat yang melarangnya, padahal ketika itu ada

sahabat yang melakukannya, pada saat ayat-ayat al-Quran masih (selalu) turun, perbuatan

tersebut dinilai ‘mubâh’ (boleh). Dengan alasan, menurut para ulama, seandainya perbuatan

tersebut dilarang oleh Allah, maka pasti ada ayat yang turun untuk mencegah perbuatan itu.

Begitu juga halnya sikap Nabi s.a.w. ketika mengetahui, bahwa banyak di antara sahabat

4

Page 6: Agama

yang melakukan hal tersebut, maka beliaupun tidak melarangnya; inilah pertanda bahwa

melakukan ‘azl (coitus interruptus) dibolehkan dalam Islam dalam rangka untuk ber-KB.

Pada intinya Keluarga berencana dalam pandangan islam diperbolehkan apabila

dilakukan dengan cara yang sesuai syariat islam , dilakukan dalam konteks pengaturan

keturunan bukan pembatasn keturunan dan dilakukan apabila dalam kondisi yang darurat

yang dapat mengancam keselamatan masyarakat itu sendiri.

Sumber : http://keperawatanreligionameliarienna.wordpress.com/

KRITIK TERHADAP ARTIKEL TERSEBUT

Artikel tersebut menurut saya kurang tepat, karena dari berbagai ayat – ayat Al –

Qur’an dan Hadist Nabi, memperbanyak keturunan tidak akan menyengsarakan suatu

keluarga, namun akan menambah atau memperbayak rezeki.

Berikut ayat dan haditstentang memperbanyak keturunan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

م�ن� �م� ق�ك ز� و�ر� و�ح�ف�د�ة� �ين� �ن ب �م� و�اج�ك ز�� أ م�ن� �م� �ك ل و�ج�ع�ل� ا و�اج� ز�

� أ �م� ك �ف�س� ن� أ م�ن� �م� �ك ل ج�ع�ل� �ه� و�الل

�ات� �ب الط�ي

“Allah menjadikan bagimu istri-istri dari jenismu sendiri dan menjadikan bagimu

dari istri-istrimu itu anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-

baik.” (Qs. an-Nahl: 72)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

�ا �ي الد5ن �اة� ي �ح� ال �ة� ز�ين �ون� �ن �ب و�ال �م�ال� ال

“Harta dan anak-anak adalah perhiasaan kehidupan dunia.” (Qs. al-Kahfi: 46)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

� كبيرا خ�ط�أ كان قتلهم إن وإياكم نرزقهم نحن إمالق خشية أوالدكم تقتلوا وال

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah

yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh

mereka adalah suatu dosa yang besar.” (Qs. al-Israa’: 31)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

5

Page 7: Agama

�م� �ك ل �ه� الل �ب� �ت ك م�ا �غ�وا �ت و�اب

“ …dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untuk kamu (yaitu anak)” [Al-

Baqarah/2 : 187]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

�م�م� األ �م� �ك ب Mر �اش� م�ك �ي� �ن ف�إ �و�د� �و�ل ال �و�د�و�د� ال و�ج�وا �ز� ت

“Nikahilah perempuan yang pecinta (yakni yang mencintai suaminya) dan yang dapat

mempunyai anak banyak, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab

(banyaknya) kamu di hadapan umat-umat (yang terdahulu)” [Shahih Riwayat Abu Dawud,

Nasa’i, Ibnu Hibban dan Hakim dari jalan Ma’qil bin Yasar]

�ام�ة� �ق�ي ال �وم� ي �اء� �ي �ب �ن �أل ا �م� �ك ب Mر �اش� م�ك �ي� �ن ف�إ �و�د� �و�ل ال �و�د�و�د� ال و�ج�وا �ز� ت

“Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak banyak karena

sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan para Nabi nanti

pada hari kiamat” [Shahih Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban dan Sa’id bin Manshur dari jalan

Anas bin Malik]

Do’a Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Anas bin Malik.

�ه� �ت ع�ط�ي� أ �م�ا ف�ي �ه� ل �ار�ك� و�ب �د�ه� و�و�ل �ه� م�ال ر� �ش� ك

� أ �ه�م� �لل ا

Ya Allah! Banyakanlah hartanya dan (banyakanlah) anaknya dan berkahilah apa yang

engkau telah berikan kepadanya” [Hadits shahih riwayat Bukhari (7/152, 154, 161, 162 dan

Muslim 2/128]

Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendo’akannya.

�ه� ل غ�ف�ر� و�ا �ه� �ات ي ح� ط�ل� و�أ �د�ه� و�و�ل �ه� م�ال ر� �ش� ك

� أ �ه�م� �لل ا

6

Page 8: Agama

“Ya Allah ! Banyakanlah hartanya dan anaknya, dan panjangkanlah umurnya dan

ampunkanlah ia” [Derajad hadits ini Hasan]

Jelaslah dari ayat Al - Qur’an dan Hadist Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

memperbanyak keturunan itu adalah anjuran. Tetapi mengatur jarak kehamilan itu

diperbolehkan karena ada alasan yang kuat seperti.

1. Adanya kebutuhan (yang dibenarkan dalam syariat), seperti jika istri sakit (sehingga) tidak mampu menanggung kehamilan setiap tahun, atau (kondisi) tubuh istri yang kurus (lemah), atau penyakit-penyakit lain yang membahayakannya jika dia hamil setiap tahun.

2. Izin dari suami bagi istri (untuk mengatur kehamilan), karena suami mempunyai hak untuk mendapatkan dan (memperbanyak) keturunan.

7