adit
DESCRIPTION
sumberdayaTRANSCRIPT
A. PENDAHULUAN1. Latar belakang
Pengetahuan tingkah laku ikan merupakan hal yang sangat penting dalam dunia perikanan terutama dalam bidang penangkapan. Tingkah laku ikan ini di gunakan sebagai tolak ukur dalam perancangan alat tangkap agar hasil yang ditangkap optimal dan juga efektif dioperasikan.Ikan layang (Decapterus spp) merupakan salah satu hasil terpenting dari sumberdaya perikanan pelagis kecil di Laut Jawa, dan mempunyai nilai ekonomis penting, sehingga banyak dicari dan ditangkap oleh armada purse seine sebagai target utama hasil tangkapan. Ikan Layang selain mempunyai nilai ekonomis penting di Jawa, dagingnya memiliki tekstur yang kompak dengan citarasa yang banyak digemari orang, sehingga dapat menjadi salah satu sumber pemenuhan protein hewani bagi rakyat. Ikan layang (Decapterus spp) merupakan hasil tangkapan utama perikanan purse seine di Laut Jawa, dengan tingkat produksi 60% dari hasil tangkapan total, ikan pelagis kecil lainnya. seperti ikan Kembung, Lemuru, Selar Bentong dan Tembang (Aziz,dkk.,(2000) dalam Prihatini, 2006).
B. DISTRIBUSI DAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN1. Distribusi sumberdaya Distribusi ikan layang di perairan d TPI cenderung berkumpul pada perairan yang hangat (29,8 oC) dengan konsentrasi klorofil-a sekitar 0,4 mg. m -3 di sekitar perairan pantai (≤ 150 m). Kondisi oseanografi tersebut didukung oleh hasil yang didapatkan dengan menggunakan Generalized Additive models. Untuk meningkatkan keandalan hasil model yang terbentuk dengan tujuan memprediksi habitat optimum untuk ikan layang, diperlukan data lapangan yang memadai dalam durasi waktu yang lebih lama sehingga mewakili musim penangkapan ikan layang di perairan TPI dan sekitarnya.( Distribusi ikan Layang (Decapterus sp) hubungannya dengan kondisi oseanografi)
2. Potensi sumberdaya Potensi sumber daya perikanan menjanjikan besar baik dari segi kuantitas maupun keanekaragamannya. Potensi lestari (maximum sustainable yield/MSY) sumber daya perikanan tangkap diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun. Sedangkan potensi yang dapat dimanfaatkan (allowable catch) sebesar 80% dari MSY yaitu 5,12 juta ton per tahun. Namun demikian, telah terjadi ketidakseimbangan tingkat pemanfaatan sumber daya perikanan antar kawasan dan antar jenis sumber daya. Di sebagian wilayah telah terjadi gejala tangkap lebih (over-fishing) seperti di Laut Jawa dan Selat Malaka, sedangkan di sebagian besar wilayah Timur Indonesia tingkat pemanfaatannya masih di bawah potensi lestari. (Prof Dr Yusni Ikhwan Siregar MSc, Dipl MS 1,2015.MENGGALI POTENSI SUMBERDAYA LAUT INDONESIA, Medan .)
(Gambar 1). Gambar 1. Peta Potensi dan Wilayah Pengelolaan Penangkapan (WPP) Ikan Indonesia. (Sumber, DKP 2012).
C. EKOBIOLOGI SUMBERDAYA
1. Sistematika
Ikan layang merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat penting bagi
kebutuhan hidup manusia. Bagi penduduk Indonesia kebutuhan akan protein ini masih jauh dari
mencukupi, oleh karena itu salah satu jalan untuk mengatasinya dengan mempertinggi hasil
produksi perikanan (Yoesoef ,1974).€€€
Ikan layang (Decapterus) termasuk komponen perikanan pelagis yang penting di
Indonesia dan biasanya hidup bergerombol dengan ikan lain seperti lemuru (Sardinella sirm),
tembang (Sardinella fimbriata, S. perforata), kembung (Rastrellinger kanagurta, R.
Brachysoma), selar (Caranx sp), dan ekor kuning (Caesio sp). Di perairan Indonesia terdapat 5
jenis yang umum dijumpai yaitu Decapterus lajang, D. ruselli, D. macrosoma, D. kurroides dan
D. maruadsi.
Nama ilmiah ikan layang ialah Decapterus sp, yang terdiri dari dua suku kata yaitu Deca
berarti sepuluh dan pteron bermakna sayap. Jadi decapterus berarti ikan yang mempunyai
sepuluh sayap. Nama ini kaitannya dengan ikan layang berarti jenis ikan yang mampu bergerak
cepat di air laut, kecepatan tinggi ini memang dapat dicapai karena bentuknya seperti cerutu dan
sisiknya sangat halus. Marga decapterus ini mempunyai tanda khusus yaitu sebuah finlet yang
terdapat di belakang sirip punggung dan sirip dubur, mempunyai bentuk yang bulat memanjang
dan pada bagian belakang garis sisi (lateral line) terdapat sisik- sisik berlengir (lateral scute).
(Weber & Beaufort, 1993).
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Class : Osteichthyes
Subclas : Actinopteri
Ordo : Perciformes
Subordo : Percoidei
Family : Carangidae
Genus : Decapterus
Spesies : Decapterus macrosoma
2. Habitat Daerah sebaran ikan layang sangat luas, yaitu di perairan tropis dan subtropis. Sebagian
besar populasi ikan ini terdapat di Samudera Atlantik bagian utara sampai ke Cape Cod dan sebelah selatan sampai ke Brasilia. Di wilayah Indo-Pasifik ikan ini tersebar antara Jepang di bagian utara dan pantai Natal di bagian selatan. Menurut Handenberg (1937), di laut Jawa ikan ini tersebar mengikuti pergerakan salinitas dan persediaan makanan yang sesuai dengan hidupnya. Penyebaran kelima jenis ikan layang marga Decapeterus baik di perairan Indonesia maupun di mancanegara.Decapterus macrosomai:Indonesia: Jawa, Sulawesi, Selayar, Ambon, Selat Makasar, Selat Bali, Selat Sunda dan Selat MaduraMancanegara: Jenis ikan ini tersebar luas di daerah Indo- Pasifik, mulai dari laut Merah dan pantai timur Afrika Selatan terus ke Aden, Sekotra, Zanzibar, Madagaskar, Arab Selatan, Malaysia, ke arah utara sampai ke Filipina, Pulau-pulau Riu Kiu dan Jepang (Weber & Beaufort, 1993).
3. Makanan
Ikan layang juga termasuk dalam ikanstenohalyn yang dapat hidup dengan memakan plankton (Burhanuddinet.al.,1981). Makanan ikan layang sangat tergantung pada plankton, terutama jenis-jenis zooplankton. Pada beberapa kasus ternyata bahwa ikan layang tidak mutlak tergantung pada zooplankton. Tiews et al. (1968) dalamBurhanuddin et al. (1981) mendapatkan bahwa ikan-ikan kecil merupakan makanan bagi Decapterus russelli dan Burhanuddin pernah menemukan satu ekor dari kota agung isi perutnya hanya dua ekor ikan teri (Stolephorusspp.) dan seekor ikan japuh (Dussumiera acuta). Menurut Martosewojo dan Djamali (1980) dalam Burhanuddin (1981) makanan Decapterus russelli yang utama adalah Crustacea seperti Copepoda serta telurnya, Mysidacea, Amphipoda, Ostracoda, dan potongan-potongan udang.
4. Pertumbuhan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat digolongkan menjadi dua bagian yang besar, yaitu faktor dalam diantaranya keturunan, sex (jenis kelamin/reproduksi), umur dan parasit dan penyakit, serta faktor luar di antaranya makanan dan kualitas air (suhu, oksigen dan karbondioksida). Faktor dalam merupakan faktor yang sulit untuk dikontrol, sedangkan faktor luar merupakan faktor yang mudah dikontrol (Fujaya, 1999).
5. Reproduksi
Reproduksi ikan merupakan suatu peristiwa pertemuan gamet ikan jantan dan betina yang bertujuan untuk pembuahan telur oleh spermatozoa. Pada umumnya reproduksi atau pembuahan terjadi di luar tubuhnya yang disebut fertilisasi eksternal. Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya (Fujaya, 2004). Menurut widodo (1991) dalam Pralampita et al., (2002), reproduksi merupakan suatu proses perkembangbiakan jenis.
ikan sebagai upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam memanfaatkan dan mengelola suatu sumberdaya ikan harus memperhitungkan dan mempertimbangkan proses perkembangbiakan dalam rangka untuk mencegah kepunahan sumberdaya tersebut salah satu aspek reproduksi yang penting dalam pengelolaan sumberdaya ikan adalah tingkat kematangan gonad (TKG). Dengan demikian data tentang potensi reproduksi spesies-spesies ikan yang terdapat di suatu perairan merupakan informasi penting yang harus dimiliki untuk mendapatkan stok ikan dalam rangka strategi dan pengelolaan perikanan. Aspek reproduksi ikan meliputi IGS, tingkat perkembangan gonad, fekunditas, dan diameter telur.
D. EKSPLOITASI DAN PRODUKSI
1. Daerah penangkapan 1. WPPNRI 571 meliputi perairan Selat Malaka dan Laut Andaman;
2. WPPNRI 572 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera dan Selat Sunda;
3. WPPNRI 573 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Selatan Jawa hingga sebelah Selatan Nusa
Tenggara, Laut Sawu, dan Laut Timor bagian Barat;
4. WPPNRI 711 meliputi perairan Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut China Selatan;
5. WPPNRI 712 meliputi perairan Laut Jawa;
6. WPPNRI 713 meliputi perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali;
7. WPPNRI 714 meliputi perairan Teluk Tolo dan Laut Banda;
8. WPPNRI 715 meliputi perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram dan Teluk
Berau;
9. WPPNRI 716 meliputi perairan Laut Sulawesi dan sebelah Utara Pulau Halmahera;
10. WPPNRI 717 meliputi perairan Teluk Cendrawasih dan Samudera Pasifik;
11. WPPNRI 718 meliputi perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur.
(Gambar 2). Gambar 2. Peta Wilayah Pengelolaan Penangkapan (WPP) Ikan Indonesia. (Sumber, DKP 2012).
2. Musim Penangkapan
Musim penangkapan ikan layang mengalami musim puncak pada bulan 3-4 sedangkan musim paceklik terjaddi pada bulan 6-7 sedangkan musim hasil tangkapan pada bulan 8-2 tingkat penangkapannya sedang.
3. Alat tangkap
Alat tangkap yang di gunakan dalam menangkap ikan layang yaitu alat jenis jaring lingkar (pure sein) dan mesin yang digunakan Mitsubitshi landai 15 (24 GT), waktu operasi sekali 1 minggu,jumlah kapal yang beroperasi yang di miliki oleh H.Arsyad sebanyak 20 armada dan setiap armada memiliki 1 unit pure sein.
4. Tingkat pengusahanan
Produksi penangkapan ikan layang pada musim puncak harga per keranjang Rp.8.000,. karena banyaknya ikan layang, pada musim paceklik terjadi peningkatan harga Rp. 14.000,. karna sulitnya mendapatkan ikan di TPI.ikan-ikan tersebut masih diperjual belikan di tingkat TPI.
DAFTAR PUSTAKA
Distribusi ikan Layang (Decapterus sp) hubungannya dengan kondisi oseanografi
Prof Dr Yusni Ikhwan Siregar MSc, Dipl MS 1,2015.MENGGALI POTENSI SUMBERDAYA LAUT INDONESIA, MedanSharituddin binandy onar,2013”pertumbuhan ikan layang”volume 1831.
Achmad aco dijamil,2014 distribus sumberdaya dan potensi sumberdaya, jakarta
Necha aziz,2013 klasifikasi ikan layang dan habitatnya
Peta wilayah pengelolaan penangkapan (WWP) ikan indonesia (sumberdaya, dkp 2012)
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM LAPANG SUMBERDAYA PERIKANAN EKONOMIS
OLEH :
ADITYA RAMADHAN.RI1 A5 14 073
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Kelulusan pada Mata Kuliah Sumberdaya perikanan Ekonomis
PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Laporan Lengkap Praktikum Lapang Sumberdaya perikanan
Ekonomis
Laporan : Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan pada Mata Kuliah Sumberdaya perikanan Ekonomis
Nama : Aditya ramadhan.r
Stambuk : I1 A5 14 073
Program Studi : Agrobisnis Perikanan
Kelompok : II ( Dua )
Laporan Lengkap IniTelah Diperiksa dan Disetujui Oleh:
Koordinator Asisten Asisten Pembimbing
Mengetahui:
Dosen Koordinator Mata Kuliah
NIP:
Kendari, Desember 2015 Tanggal Pengesahan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nya, praktikan dapat
menyelesaikan Laporan Lengkap Praktikum Sumberdaya Perikanan Ekonomis . Laporan lengkap
praktikum Sumberdaya Perikanan Ekonomis . ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
untuk mengikuti Ujian Semester Sumberdaya Perikanan Ekonomis .
Praktikan menyadari bahwa terwujudnya laporan lengkap praktikum Sumberdaya
Perikanan Ekonomis ini , tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka melalui kesempatan ini
praktikan menyampaikan terima kasih kepada Asisten Pembimbing dan Teman-teman sekalian.
Dalam penulisan laporan lengkap praktikum Sumberdaya Perikanan Ekonomis ini,
praktikan menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan yang praktikan miliki.Oleh karena itu, segala
koreksi dan saran kearah perbaikan sangat praktikan harapkan guna penyempurnaan laporan
lengkap praktikum Sumberdaya Perikanan Ekonomis .
Akhir kata, praktikan mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah memberikan
bantuan kepada praktikan dan semoga laporan lengkap praktikum Sumberdaya Perikanan
Ekonomis ini dapat memberikan manfaat sebagimana yang diharapkan .
Kendari, Desember 2015
Penulis