addison

11
1. Definisi Penyakit Addison atau lebih dikenal dengan nama Addison’s Disease adalah suatu hipofungsi dari adrenal yang timbul secara spontan dan berangsur-angsur, dimana ketidakmemadaian adrenal, dapat menjadi penyakit yang mengancam jiwa. Penyakit Addison ialah kondisi yang terjadi sebagai hasil dari kerusakan pada kelenjar adrenal (juga dikenal sebagai kekurangan adrenalin kronik, hipokortisolisme atau hipokortisisme) adalah penyakit endokrin langka dimana kelenjar adrenalin memproduksi hormon steroid yang tidak cukup. Penyakit ini juga dapat terjadi pada anak-anak. Nama penyakit ini dinamai dari Dr Thomas Addison, dokter Britania Raya yang pertama kali mendeskripsikan penyakit ini tahun 1855. Bentuk primer dari penyakit ini disebabkan oleh atrofi/ destruksi (kerusakan) jaringan adrenal (misalnya respon autoimun, TB, infark hemoragik, tumor ganas) atau tindakan pembedahan Bentuk sekunder adalah gangguan pada kelenjar hipofisis yang menyebabkan penurunan sekresi/ kadar ACTH, tetapi biasanya sekresi aldosteron normal. Keadaan seperti ini terlihat pada hipoado tironisme yang hanya mengenal zona glomeruluna dan sakresi aldosteron pada sindrom adrenogenetal dimana gangguan enzim menghambat sekresi steoid 2. Epidemiologi Penyakit Adison merupakan penyakit yang jarang terjadi di dunia. Di Amerika Serikat tercatat 0,4 per 100.000 populasi. Frekuensi pada laki-laki dan wanita hampir sama. laki-laki 56% dan wanita 44% penyakit Addison dapat dijumpai pada semua umur, tetapi lebih banyak ter- dapat pada umur 30 – 50 tahun . 50% pasien dengan penyakit addison, kerusakan korteks adrenalnya merupakan manifestasi dari proses atoimun.

Upload: yunan-syahban-maskat

Post on 21-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

atlanticrimbd72atlanticrimbd72.Ganool.com.Ganool.comatlanticatlanticrimbd72.Ganool.comrimbd72.Ganool.coatlanticrimbd72.Ganool.comatlanticrimbd72.Ganool.comatlanticrimbd72.Ganool.comatlanticrimbd72.Ganool.comatlanticrimbd72.Ganool.comatlanticrimbd72.Ganool.comatlanticrimbd72.Ganool.comatlanticrimbd72.Ganool.comatlanticrimbd72.Ganool.comatlanticrimbd72.Ganool.comatlanticrimbd72.Ganool.comatlanticrimbd72.Ganool.comatlanticrimbd72.Ganool.comm

TRANSCRIPT

Page 1: Addison

 1.      Definisi

            Penyakit Addison atau lebih dikenal dengan nama Addison’s

Disease adalah suatu hipofungsi dari adrenal yang timbul secara

spontan dan berangsur-angsur, dimana ketidakmemadaian adrenal,

dapat menjadi penyakit yang mengancam jiwa.

Penyakit Addison ialah kondisi yang terjadi sebagai hasil dari

kerusakan pada kelenjar adrenal (juga dikenal sebagai kekurangan

adrenalin kronik, hipokortisolisme atau hipokortisisme) adalah penyakit

endokrin langka dimana kelenjar adrenalin memproduksi hormon

steroid yang tidak cukup. Penyakit ini juga dapat terjadi pada anak-

anak. Nama penyakit ini dinamai dari Dr Thomas Addison, dokter

Britania Raya yang pertama kali mendeskripsikan penyakit ini tahun

1855.

Bentuk primer dari penyakit ini disebabkan oleh atrofi/ destruksi

(kerusakan) jaringan adrenal (misalnya respon autoimun, TB, infark

hemoragik, tumor ganas) atau tindakan pembedahan

Bentuk sekunder adalah gangguan pada kelenjar hipofisis yang

menyebabkan penurunan sekresi/ kadar ACTH, tetapi biasanya sekresi

aldosteron normal. Keadaan seperti ini terlihat pada hipoado tironisme

yang hanya mengenal zona         glomeruluna dan sakresi aldosteron

pada sindrom adrenogenetal dimana gangguan  enzim menghambat

sekresi steoid

2.      Epidemiologi 

            Penyakit Adison merupakan penyakit yang jarang terjadi di

dunia. Di Amerika Serikat tercatat 0,4 per 100.000 populasi. Frekuensi

pada laki-laki dan wanita hampir sama.  laki-laki 56% dan wanita 44%

penyakit Addison dapat dijumpai pada semua umur, tetapi lebih

banyak ter- dapat pada umur 30 – 50 tahun . 50% pasien dengan

penyakit addison, kerusakan korteks adrenalnya merupakan

manifestasi dari proses atoimun.

Di Amerika Serikat, penyakit addison terjdai pada 40-60 kasus per satu

juta penduduk.

Secara global, penyakit addison jarang terjadi. Bahkan hanya negara-

negara tertentu yang memiliki data prevalensi dari penyakit ini.

Prevalensi di Inggris Raya adalah 39 kasus per satu juta populasi dan

di Denmark mencapai 60 kasus per satu juta populasi.

Page 2: Addison

Mortalitas/morbiditas terkait dengan penyakit addison biasanya karena

kegagalan atau keterlambatan dalam penegakkan diagnosis atau

kegagalan untuk melakukan terapi pengganti glukokortikoid dan

mineralokortikoid yang adekuat.

Jika tidak tertangani dengan cepat, krisis addison akut dapat

mengakibatkan kematian. Ini mungkin terprovokasi baik secara de

novo, seperti oleh perdarahan kelenjar adrenal, maupun keadaan yang

menjadi penyerta pada insufisiensi adenokortikal kronis atau yang

tidak terobati secara adekuat.

Dengan onset lambat penyakit addison kronik, kadar yang rendah

signifikan, non spesifik, tapi melemahkan, maka gejala dapat terjadi.

Bahkan setelah diagnosis dan terapi, risiko kematian lebih dari 2 kali

lipat lebih tinggi dengan penyakit addison. Penyakit kardiovaskuler,

keganasan dan penyakit infeksi bertanggung jawab atas tingginya

angka kematian.

Penyakit addison predileksinya tidak berkaitan dengan ras tertentu.

Sedangkan penyakit addison idiopatik autoimun cenderung lebih sering

pada wanita dan anak-anak.

Usia paling sering pada penderita addison disease adalah orang

dewasa antara 30-50 tahun. Tapi, penyakit ini tidak dapat timbula lebih

awal pada pasien dengan sindroma polyglanduler autoimun, congenital

adrenal hyperplasia (CAH), atau jika onset karena kelainan

metabolisme rantai panjang asam lemak.

3.    Etiologi

1.Proses autoimun

            Penyakit Addison karena proses autoimun didapatkan pada

75% dari penderita.   Secara histologik tidak didapatkan 3 lapisan

korteks adrenal, tampak bercak-bercak   fibrosis dan     infiltrasi

limfosit korteks adrenal . Pada serum penderita didapatkan    antibodi

adrenal         yang dapat diperiksa dengan cara Coons test, ANA

test, serta     terdapat peningkatanimunoglobulin G.

2.Tuberkulosis

Kerusakan kelenjar Adrenal akibat tuberkulosis didapatkan pada 21%

dari penderita . Tampak daerah nekrosis yang dikelilingi oleh jaringan

ikat dengan serbukan sel-sel limfosit, kadang kadang dapat dijumpai

tuberkel serta kalsifikasi Seringkali didapatkan proses tuberkulosis

Page 3: Addison

yang aktif pada organ-organ lain, misalnya tuberkulosis paru,

tuberkulosis genito-urinari, tuberkulosis vertebrata(Pott s

disease), hati, limpa serta kelenjar limpa.

3.Infeksi lain

Penyebab kerusakan kelenjar  adrenal karena infeksi yang lebih jarang

ialah karena : histoplasmosis, koksidioid omikosis, serta septikemi

karena kuman stafilokok atau meningokok yang sering menyebabkan

perdarahan dan nekrosis.

4.Bahan-bahan kimia

Obat-obatan yang dapat menyebabkan hipofungsi kelenjar adrenal

dengan menghalangi biosintesis yaitu metirapon; sedang yang

membloking enzim misalnya amfenon, amino- glutetimid dll.

5.Iskemia

Embolisasi dan trombosis dapat menyebabkan iskemia korteks

adrenal, walaupun hal ini jarang terjadi.

6.Infiltrasi

Hipofungsi korteks adrenal akibat infiltrasi misalnya metastasis tumor,

sarkoidosis, penyakit amiloid dan hemokromatosis.

7.Perdarahan

Perdarahan korteks adrenal dapat terjadi pada penderita yang

mendapat pengobatan dengan antikoagulan, pasca operasi tumor

adrenal.

8.Lain-lain

Akibat pengobatan radiasi, adrenalektomi bilateral dan kelainan

kongenital.

4.      Tanda dan Gejala

                 Gejala-gejala dari ketidakcukupan adrenal biasanya

mulainya secara berangsur-angsur. Karakteristik-karakteristik dari

penyakit adalah:

·         kelelahan yang memburuk kronis

·         kelemahan otot

·         kehilangan nafsu makan

·         kehilangan berat badan

Gejala-gejala lain yaitu:

·        Tensi yang jatuh lebih lanjut, ketika berdiri menyebabkan

kepeningan atau membuat pingsan

Page 4: Addison

·         perubahan-perubahan kulit pada penyakit Addison,  dengan

area-area dari hyperpigmentation, atau penggelapan, yang mencakup

bagian-bagian tubuh yang tertutup dan tidak tertutup. Penggelapan

kulit biasanya paling terlihat pada luka-luka parut (scars), lipatan-

lipatan kulit, titik-titik penekanan : seperti siku-siku, lutut-lutut, sendi-

sendi engsel, dan jari-jari kaki, bibir, dan selaput-selaput berlendir

5.      Patofisiologi

Hipofungsi adrenokortikal menghasilkan penurunan level

mineralokortikoid (aldosteron), glukokortikoid (cortisol), dan androgen.

Penurunan aldosteron menyebabkan kebanyakan cairan dan

ketidakseimbangan elektrolit. Secara normal, aldosteron mendorong

penyerapan Sodium (Na+) dan mengeluarkan potassium (K+).

Penurunan aldosteron menyebabkan peningkatan ekskresi sodium,

sehingga hasil dari rantai dari peristiwa tersebut antara lain: ekskresi

air meningkat, volume ekstraseluler menjadi habis (dehidrasi),

hipotensi, penurunan kardiak output, dan jantung menjadi mengecil

sebagai hasil berkurangnya beban kerja. Akhirnya, hipotensi menjadi

memberat dan aktivitas kardiovaskular melemah, mengawali kolaps

sirkulasi, shock, dan kematian. Meskipun tubuh mengeluarkan sodium

berlebih, ini mempertahankan kelebihan potassium. Level potassium

lebih dari 7 mEq/L hasil pada aritmia, memungkinkan terjadinya

kardiak arrest.

Penurunan glukokortikoid menyebabkan meluasnya gangguan

metabolic. Ingat bahwa glukokortikoid memicu glukoneogenesis dan

memiliki efek anti-insulin. Sehingga, ketika glukokortikoid menurun,

glukoneogenesis menurun, sehingga hasilnya hipoglikemia dan

penurunan glikogen hati. Klien menjadi lemah, lelah, anorexia,

penurunan BB, mual, dan muntah. Gangguan emosional dapat terjadi,

mulai dari gejala neurosis ringan hingga depresi berat. Di samping itu,

penurunan glukokortikoid mengurangi resistensi terhadap stress.

Pembedahan, kehamilan, luka, infeksi, atau kehilangan garam karena

diaphoresis berlebih dapat menyebabkan krisi Addison (insufisiensi

adrenal akut). Akhirnya, penurunan kortisol menghasilkan kegagalan

unruk menghambat sekresi ACTH dari pituitary anterior.

MSH menstimulasi melanosit epidermal, yang menghasilkan melanin,

pigmen warna gelap. Penurunan sekresi ACTH menyebabkan

Page 5: Addison

peningkatan pigmentasi kulit dan membrane mukosa. Sehingga klien

dengan penyakit Addison memiliki peningkatan level ACTH dan warna

keperakan atau kecokelatan pun muncul.

Defisiensi androgen gagal untuk menghasilkan beberapa macam gejala

pada laki-laki karena testes menyuplai adekuat jumlah hormone

seksual. Namun, pada perempuan tergantung pada korteks adrenal

untuk mensekresi androgen secara adekuat.

Hormone-hormon tersebut disekresi oleh korteks adrenal yang penting

bagi kehidupan. Orang dengan penyakit Addison yang tidak diobati

akan berakhir fatal.

            Penyakit addison, atau insufisiensi adrenokortikal, terjadi bila

fungsi korteks adrenal tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan

pasien akan hormon-hormon korteks adrenal. Atrofi otoimun atau

idiopatik pada kelenjar adrenal merupakan penyebab pada 75% kasus

penyakit Addison. Penyebab lainnya mencakup operasi pengangkatan

kedua kelenjar adrenal atau infeksi pada kedua kelenjar tersebut.

Tuberkolosis(TB) dan histoplamosis merupakan infeksi yang paling

sering ditemukan dan menyebabkan kerusakan pada kedua kelenjar

adrenal. Meskipun kerusakan adrenal akibat proses otoimun telah

menggantikan tuberkolosis sebagai penyebab penyakit Addison,

namun peningkatan insidens tuberkolosis yang terjadi akhir-akhir ini

harus mempertimbangkan pencantuman penyakit infeksi ini ke dalam

daftar diagnosis. Sekresi ACTH yang tidak adekuat dari kelenjar

hipopisis juga akan menimbulkan insufiensi adrenal akibat penurunan

stimulasi korteks adrenal.

Gejala Addison dapat pula terjadi akibat penghentian mendadak terapi

hormon adrenokortikal yang akan menekan respon normal tubuh

terhadap keadaan stres dan mengganggu mekanisme umpan balik

normal. Terapi dengan pemberian kortikosteroid setiap hari selama 2

hingga 4 minggu dapat menekan fungsi korteks adrenal, oleh sebab itu

kemungkinan penyakit Addison harus diantifasi pada pasien yang

mendapat pengobatan kostikosteroid.

 

7.      Klasifikasi

Page 6: Addison

                        Penyakit Addison datang dalam tiga bentuk: primer,

sekunder danatipikal. bentuk sekunder dan atipikal cenderung sangat

dekat di alam, sehingga mereka        berbagi pengobatan umum

·         Gejala umum Penyakit Addison’s Canine

Seekor anjing dengan penyakit Addison umumnya tidak lebih dari lima

tahun. gejala Original meliputi kelesuan, muntah dan diare. Akhirnya,

perubahan kimia darah anjing dan kadar gula drop menyebabkan

hewan runtuh. anjing yang tidak diobati dapat mengembangkan

aritmia jantung.

·         Addison’s Disease Primer

Dengan’s Addison penyakit utama,’s adrenal kelenjar anjing gagal

menghasilkan cukup dari kedua hormon. Penelitian membuktikan

penyakit ini dimulai setelah sistem kekebalan tubuh menyerang

jaringan kelenjar adrenal ini. Jika anjing anda memiliki bentuk utama

penyakit Addison, dokter hewan Anda akan resep baik Florinef atau

Percoten-V.

·         Addison sekunder dan Atypical’s Disease

Bentuk sekunder dan atipikal penyakit Addison anjing’s menemukan

kelenjar adrenal anjing menghasilkan tingkat memadai aldosteron,

tetapi tidak cukup kortisol. Biasanya, bentuk-bentuk terjadi akibat

kerusakan kelenjar pituitari. Anjing didiagnosis dengan bentuk

sekunder atau atipikal mengelola penyakit mereka dengan resep dosis

rendah untuk glukokortikoid.

8.  Manifestasi Klinik

Penyakit Addison ditandai oleh kelemahan otot, anoreksia, gejala

gastrointestinal, keluhan mudah lelah, emasiasi (tubuh kurus kering);

Pigmentasi pada kulit, bulu-bulu jari, lutut, siku serta membran

mukosa, hipotensi, kadar glukosa darah dan natrium serum rendah, 

dan kadar kalium serum yang tinggi. Pada kasus yang berat, gangguan

metabolisme natrium dan kalium yang dapat ditandai oleh penurunan

natrium dan air, serta dehidrasi yang kronis dan berat. Dengan

berlanjutnya penyakit yang disertai hipotensi akut akibat dari

hipokortikoisme, pasien akan mengalami krisis addisonian yang

ditandai oleh sianosis, panas dan tanda-tanda syok, pucat, perasaan

cemas, denyut nadi cepat dan lemah, pernafasan cepat serta tekanan

darah rendah. Di samping itu, pasien dapat mengeluh sakit kepala,

Page 7: Addison

mual, nyeri abdomen serta diare, dan memperlihatkan tanda-tanda

kebingungan serta kegelisahan. Bahkan aktivitas jasmani ynag sedikit

berlebihan, terpajan udara dingin, infeksi yang akut atau penurunan

asupan garam

Keluhan pasien biasanya sesuai dengan gambaran keadaan

kekurangan glukokortikoid dan mineralokortikoid. Gejala sering

bervariasi tergantung durasi penyakit.

Pasien dapat datang dengan gejala klinik penyakit addison kronik atau

krisis addison akut yang dipercepat dengan faktor stress seperti

infeksi, trauma, pembedahan, muntah, diare atau ketidakpatuhan

terhadap terapi pengganti steroid.

Gejala klinik penyakit addison kronik

1. Onset keluhan biasanya samar dan tidak khas

2. Hiperpigmentasi kulit dan membran mukosa sering mendahului

seluruh gejala lain selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

3. Penemuan kulit yang lain seperti vitiligo, di mana paling sering

tampak berkaitan dengan keadaan hiperpigmentasi addison

disease idiopatik autoimun. Hal ini karena terjadi destruksi

autoimun terhadap melanosit.

4. Hampir seluruh pasien mengeluhkan kelemahan progresif, lelah,

nafsu makan kurang, dan kehilangan berat badan.

5. Gejala gastrointestinal prominent dapat berupa pening, mual

muntah, dan kadang-kadang diare. Steatorrhea yang responsif

terhadap glukokortikoid telah dilaporkan.

6. Pusing dengan ortostatis karena hipotensi adakalanya dapat

memicu sinkop. Hal ini karena efek kombinasi deplesi volume,

kehilangan efek mineralokortikoid aldosteron, dan kehilangan efek

permisif (membolehkan) kortisol dalam meningkatkan efek

vasopresor katekolamin.

7. Mialgia dan paralisis flasid otot dapat terjadi karena hiperkalemia.

8. Pasien dapat memiliki riwayat menggunakan obat yang diketahui

untuk mempengaruhi fungsi adrenokortikal atau untuk

meningkatkan metabolisme kortisol.

9. Gejala lain yang dilaporkan meliputi nyeri otot dan sendi,

kemampuan indra pembau , mengecap, dan mendengar

meningkat; dan merasa kurang garam (menjadi lebih suka garam).

Page 8: Addison

10.Pasien dengan diabetes yang sebelumnya terkontrol dengan baik,

tiba-tiba mengalami penurunan yang tajam dalam kebutuhan

insulin dan mengalami hipoglikemi karena peningkatan

sensitivitas terhadap insulin.

11.Impoten dan penurunan libido dapat terjadi pada pasien laki-laki,

terutama pada mereka dengan fungsi testis terganggu atau

berada pada batas minimal.

12.Pasien perempuan yang dapat memiliki riwayat amenore karena

efek kombinasi dari kehilangan berat badan dan sakit kronik atau

kegagalan ovarium prematur autoimun sekunder.

Hiperprolaktinemia yang responsif terhadap steroid dapat

berperan terhadap penurunan fungsi gonad dan amenore

tersebut.

Gejala klinik penyakit addison akut

1. Pasien pada krisis adrenal akut sering mengalami mual, muntah

dan kolaps pembuluh darah. Mereka dapat menjadi syok dan

tampak sianotik dan kebingungan.

2. Gejala abdominal dapat menyerupai gejala akut abdomen.

3. Pasien dapat mengalami hiperpireksia, dengan temperatur dapat

mencapai 105o F atau lebih, dan mungkin pingsan.

4. Pada perdarahan adrenal akut, pasien, biasanya pada pengaturan

perawatan akut, memburuk dengan tiba-tiba pingsan, nyeri

abdomen atau pinggang, dan muntah dengan atau tanpa

hiperpireksia.

9.      Pemeriksaan penunjang

Diagnosis dari penyakit Addison tergantung terutama pada tes darah

dan urin. Tes diagnostic fungsi adrenalkortikal meliputi:

1.         Uji ACTH: meningkat secara mencolok (primer) atau menurun

(sekunder). Tes skrining ini paling akurat untuk penyakit Addison.

Prosedurnya sebagai berikut:  batas dasar plasma cortisol ditarik

(waktu ‘0’). Kortisol plasma merespon ACTH secara intravena, 45 menit

kemudian sampel darah diambil. Konsentrasi kortisol seharusnya lebih

besar dari pada 20 µg/dl.

2.         Plasma ACTH: jika gagal menggunakan tes skrining, plasma

ACTH dengan akurat akan mengkategorisasikan dengan insufisiensi

adrenal primer (tinggi), atau sekunder (normal atau rendah).

Page 9: Addison

3.         Serum elektrolit: serum sodium biasanya menurun, sementara

potassium dan kalsium biasanya meningkat. Walau pun demikian,

natrium dan kalium yang abnormal dapat terjadi sebagai akibat tidak

adanya aldosteron dan kekurangan kortisol.

4.         ADH meningkat, aldosteron menurun, kortisol plasma menurun

dengan tanpa respons pada pemberian ACTH secara IM (primer) atau

secara IV.

5.         Glukosa: hipoglikemia

6.         Ureum/ kreatinin: mungkin meningkat (karena terjadi

penurunan perfusi ginjal).

7.         Analisa gas darah: asidosis metabolic

8.         Sel darah merah (eritrosit): normositik, anemia normokromik

(mungkin tidak nyata/ terselubung dengan penurunan volume cairan)

dan hematokrit (Ht) meningkat (karena hemokonsentrasi). Jumlah

limfosit mungkin rendah, eosinofil meningkat.

9.         Urine (24 jam): 17- ketosteroid, 17-hidroksikortikoid, dan 17-

ketogenik steroid menurun. Kadar kortisol bebas menurun. Kegagalan

dalam pencapaian atau peningkatan kadar steroid urin setelah

pemeriksaan dengan pemberian ACTH merupakan indikasi dari

penyakit Addison primer (atrofi kelenjar adrenal yang permanen),

walaupun peningkatan kadar ACTH memberikan kesan penyebab

supresi hormone sekunder. Natrium urin meningkat.

10.     Sinar X: jantung kecil, kalsifikasi kelenjar adrenal, atau TB (paru,

ginjal) mungkin akan ditemukan.

11.     CT Scan: Detektor klasifikasi adrenal dan pembesaran yang

sensitive hubungannya dengan insufisiensi pada tuberculosis, infeksi,

jamur, penyakit infiltrasi malignan dan non malignan dan hemoragik

adrenal.

12.     Gambaran EKG: Tegangan rendah aksis QRS vertical dan

gelombang ST non spesifik abnormal sekunder akibat adanya

abnormalitas elektrolik.

10.      Penatalaksanaan 

-  Terapi darurat ditujukan untuk mengatasi syok, memulihkan

sirkulasi, memberikan caiaran, pergantian kortikosteroid.

a.    Terapi dengan pemberian kortikostiroid setiap hari selama 2

sampai 4 minggu dosis 12,5 – 50 mg/hr

Page 10: Addison

b.    Hidrokortison (solu – cortef) disuntikan secara IV

c.    Prednison (7,5 mg/hr) dalam dosis terbagi diberikan untuk terapi

pengganti kortisol

d.   Pemberian infus dekstrose 5% dalam larutan saline

e.    Fludrukortison : 0,05 – 0,1 mg/hr diberikan per oral

-  Pantau tanda-tanda vital.

-  Menempatkan klien pada posisi stengah duduk dengan kedua

tungkai ditinggikan.

-  Hidrokortison disuntikan IV, kemudian IVFD D5% dalam larutan

normal saline.

-  Kaji stress/keadaan sakit yang menimbulkan serangan akut.

-  Bila asupan oral (+), IVFD perlahan dikurangi

-  Bila kortek.adrenal tidak berfungsi lagi, perlu dilakukan terapi

penggantian preparat kortikosteroid dan mineralokortikoid seumur

hidup.

10.  Prognosis

            Kesehatan dan usia hidup pasien biasanya normal, kecuali bila

terjadi

krisi adrenal biasanya prognosanya akan menjadi lebih buruk.

Sedangkan

pigmentasi bisa menetap. Dengan terapi hormon pengganti, sebagian

besar orang dengan penyakit Addison dapat hidup normal.