ada anggapan yahg berkembang - universitas islam indonesia

14
Furidamentalisme Agaiiia, Masyarakat Pluralis dan Humaeis Imam Syaft'ie In the beginning of century 21 that signed by the great chariges, 'the clash of civilization and social conflict happening all over the world. But, the religion still plays important role in the process of globalization. In this sense, the fact, the followers of religion face the community consciousness that the structural ad justment and the culturalunderstanding denote irrefutable. The author tries to investigate the role of religion in the global era, which characterized by the rapid change and it is difficult to predict. This article contains the definition and the characteristics ofthe.global era, the fundamentalism of religion, and the role of religion in the recent era. Besides, it describes the plurality of religion, conflict and integration; italso looks for the formulation howto rebuild Muslim civilization. Ada anggapan yahg berkembang dalam masyarakat yang menyebut- kan bahwa kehadiran agama saat ini bany'ak membelenggu pemikiran umat manusia: Apalagisejak munculnya sekte, mazhab, atau aliran dalam agama-agama besar dunia. Kelompok aliran atau mazhab' ini sering menonjolkan otoritasnya sebagai 'juru tafsir' yang paling benar dafi agama.' Sekte atau mazhab ini tidak hanya terjadi pada satu agama, namun hampir semua agama-agama besar di dunia telah terjadi aliran-mulai dari yang konservatif, moderat hingga aliran yang radikal atau sering juga disebut fundamentalis. Dalam hal iniErnest Gellner (1992) seorang pakar antropologi sosial dari Universitas Cambridge bersikap kritis terhadp postmodernisme dan segala format keagamaan. Setidaknya Gellner menggambarkan dan menganalisis tiga fenomena munculnya tiga ideologis pada situasi trend kontemporer. UMSIA NO. 4VXXV/II/2002 Ketiga pilihan ideologis itu adalah fundamentalis religius, relativisms dan fundamentalisme rasional. Sesungguhnya fundamentalisme terjadi di berbagai agama, sekalipun dengan bentuk yang amat beragam. Namun fundamentalisme Islam yang lebih menonjol saat ini. Islam memang hadir dalam suatu gambaran yang menarik dalam' dunia modern.' Fundamentalisme religius, nampaknya yang lebih menonjol di masyarakat dunia saat ini, terutama fundamentalisme Islam. Peristriwa serangan teror terhadap World Trade Center (WTO) New York dan Markas Pentagon. Washington DC, yang kemudian diikuti dengan serangan Amerika 'Ibrahim Ali-Fauzi.1994. "Agama Dalam Wacana Postmodernisme" (dalam) Suyoto (Editor) Postmodernisme dan Masa Depan Peradaban, Aditya Media. Yogyakarta, him. 144. 193

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ada anggapan yahg berkembang - Universitas Islam Indonesia

Furidamentalisme Agaiiia,Masyarakat Pluralis dan Humaeis

Imam Syaft'ie

In the beginning ofcentury 21 that signed by the great chariges, 'the clash ofcivilization and social conflict happening all over the world. But, the religion stillplays important role in the process of globalization. In this sense, the fact, thefollowers of religion face the community consciousness that the structural adjustment and the cultural understanding denote irrefutable. The author tries toinvestigate the role ofreligion in the global era, which characterized by the rapidchange and it is difficult to predict. This article contains the definition and thecharacteristics ofthe.global era, the fundamentalism of religion, and the role ofreligion in the recent era. Besides, it describes the plurality of religion, conflictand integration; italso looks for theformulation howtorebuild Muslim civilization.

Ada anggapan yahg berkembangdalam masyarakat yang menyebut-kan bahwa kehadiran agama saat

ini bany'ak membelenggu pemikiran umatmanusia: Apalagisejak munculnya sekte,mazhab, atau aliran dalam agama-agamabesar dunia. Kelompok aliran atau mazhab'ini sering menonjolkan otoritasnya sebagai'juru tafsir' yang paling benar dafi agama.'

Sekte atau mazhab ini tidak hanyaterjadi pada satu agama, namun hampirsemua agama-agama besar di dunia telahterjadi aliran-mulai dari yang konservatif,moderat hingga aliran yang radikal atausering juga disebut fundamentalis. Dalamhal iniErnest Gellner (1992) seorang pakarantropologi sosialdari Universitas Cambridgebersikap kritis terhadp postmodernisme dansegala format keagamaan. SetidaknyaGellner menggambarkan dan menganalisistiga fenomena munculnya tiga ideologispada situasi trend kontemporer.

UMSIA NO. 4VXXV/II/2002

Ketiga pilihan ideologis itu adalahfundamentalis religius, relativisms danfundamentalisme rasional. Sesungguhnyafundamentalisme terjadi di berbagai agama,sekalipun dengan bentuk yang amatberagam. Namun fundamentalisme Islamyang lebih menonjol saat ini. Islam memanghadir dalam suatu gambaran yang menarikdalam' dunia modern.' Fundamentalisme

religius, nampaknya yang lebih menonjoldi masyarakat dunia saat ini, terutamafundamentalisme Islam.

Peristriwa serangan teror terhadapWorld Trade Center (WTO) New York danMarkas Pentagon. Washington DC, yangkemudian diikuti dengan serangan Amerika

'Ibrahim Ali-Fauzi.1994. "Agama DalamWacana Postmodernisme" (dalam) Suyoto(Editor) Postmodernisme dan Masa DepanPeradaban, Aditya Media. Yogyakarta, him. 144.

193

Page 2: Ada anggapan yahg berkembang - Universitas Islam Indonesia

Topik: Fundamentalisme Agama, Masyarakat Pluralis dan Humanis, Imam Syafi'ie

Serikat dan sekutu Barat atas Afganistantelah menimbulkan political repercussionsyang cukup signifikan di tanah air. Ge-iombang demonstrasi, ancaman sweepingterhadap warga negara AS yang ada diindonesia, himbauan untuk jihad ke Afganistan dan pemutusan hubungandipiomatik indonesla-AS teiah menlngkat-kan suhu poiitik di daiam negeri. Bahkansejumiah pengamat teiah berbicara bahwageiombang anti AS tersebut pada akhirnyabertujuan untuk menjatuhkan pemerintahanPresiden Megaawati.^

Pada saat kaum teroris bermain maut

dengan para sanderanya, di saat niiai uanggoyah di tengah kasak-kusuk kemungkinanPerang Dunia Ketiga, pada saat beberapakedutaan besar terbakar, dan pasukanpenyergap bersiap siaga di beberapa-negara, manusia tercekam rasa ngerimembaca head line di beberapa mediapers. "israei Masih Tetap Brutai" (Ramailah)- Aksi miiiter israei terhadap rakyat Paiestinakian brutai. Beberapa waktu yang laiumisainya, tentara israei meiemparkan granat,gas air mata dan tembakan peringatankepada 100 warga Paiestina yang mencobamenerobos masuk ke markas pemimpinmereka, Yasser Arafat di Ramaliah.

"Mesir Siap Berperang —Perangmeiawan israei tampaknya bukan haimustahii. Sinyai perang itu diiontarkanMesir, agaknya pemerintah 'negeri Fir'aun'itu sudah sangat kesai atas uiah israei diWiiayah Paiestina. Mesir mengaku siapberperang meiawan Israei jika tersedia danaUSD 100 miiliar (Rp. 950 Triiiun) {JawaPos 25/4 2002). ini merupakan saiah satufenomena yang terjadi di era global, apayang terjadi di belahan bumi bepengaruhpada beiahan yang lain. Kecaman kerasterus berdatangn dari penjuru dunia, namunIsrael tetap tak bergeming terus melancar-kan agresi ke Paiestina, membumi hangus-kan dan membunuh rakyat tak berdosa.

194

Suatu peradaban baru sedang tumbuhdaiam kehidupan ini, memasuki era globalumat manusia terus dlhadapkan padaberbagai persoaian yang semakin rumit.Persoalan demi persoaian bermunculanbalk yang berskaia global maupun iokai.Perkembangan peradaban manusia telahdan akan memasuki era paska industri dangiobaiisasi dengan segaia karakteristiknya.Revoiusisains dan teknologi didunia ketiga,malaiui mega proyek developmentalisme,teiah banyak mengancam kebudayaantradisional dan akar-akar kehidupan soslaiyang seiama ini berkembang daiammasyarakat.

Geiombang Ketiga membawa suatugaya hidup yang sama sekall baru,berdasarkan berbagai sumber daya yangdapat diperbarui, berdasarkan pada caraproduksi yang membuat sebagian. besarsistem perakitan modern. Peradaban baruyang tumbuh itu menetapkan suatu kodetingkah iaku baru yang membawa manusiake luar standarlsasi, sinkronisasi, sentraii-sasi di luar konsentrasi tenaga, uang dankekuasaan Di Amerika Serikat saat ini

sebagaimana juga di negara-negara lain,perbenturan Geiombang Kedua danGeiombang Ketiga itu teiah menciptakanketegangan sosiai, konfiikyang berbahayadan permukaan geiombang poiitik yangbaru, serta benturan-benturan kebudayaan.^

Daiam proses giobaiisasi terkandungjuga akumuiasi berbagai niiai dan normadari masyarakat dunia, sehingga me-mungkinkan munculnya konflik dan

^Azyumardi Azra.2002. "Mellhat KeDaiam Proporsionalitas Agenda Nasional"(daiam) Kepentingan Nsional Pasca WTC,Bergam Pilihan Keluar dari Krisis, GerakanJalan Lurus, Jakarta, him. 35

^Alvln Toffler.1980. Geiombang Ketiga,Alih Bahasa: Sri Kusdiantinah, Panca Simpati,Jakarta, him. 183.

UNISLi NO. 43/XXV/II/2002

Page 3: Ada anggapan yahg berkembang - Universitas Islam Indonesia

Topik: Fundamentalisme Agama, Masyarakat Pluralis dan Humanis, Imam Syafi'ie

integrasi sosial-budaya dari berbagaikomunitas, baik etnis, agama dan bangsa.'*Dalam kondisi masyarakat plurai diperlukanadanya dialog terutama dialog antar agama.Membicarakan persoalan pluraiisme dandialog antar agama saat ini adalah ibarat"toput a new wine in the old bottle". Artinya,isu pluraiisme adalah setua usia manusiadan selamanya akan ada, tapi cara danmetode manusia dalam menghadapi danmenyikapi puralisme itulah yang harusberubah, seiring dengan pembahan dan per-kembangan zaman. Oleh karenanya, yangdiperlukan bukanlah "ideal language"yangbersifat reduktif-positivistik, tetapi yangdiperlukan adalah kepekaan baru yang"bersahaja" untuk sepenuhnya menghargaikeanekaragamaan dan pluraiismekehidupan.Kepekaan inilah yang pada akhimya akanmemunculkan pandangan pluralistik.®

Tulisan ini mencoba menyoroti ReranAgama di era Global yang ditandai antaralain adanya perubahan yang sangat cepatdan sulit untuk diprediksi; memuat tentangPengertlan dan ciri-ciri era global, Fun-damentalisne agama, dan Reran Agamadl era global. Berikutnya mencermatiRluralitas Agama, Konflik dan Integrasi;dan selanjutnya mencari formulasi dalamrangka Membangun Kembali ReradabanMuslim; dan diakhiri dengan Renutup.

Agama dan Era Globalisasi

Globalisasi merupakan proses pem-bentukan dunia menjadi suatu wadahsecara sosial-budaya (Roberstson dalamBeckford dan Thomas, 1991, sebagaimanadikutip oleh Nawari Ismail, 1999®). Pengertlan ini mengandaikan bahwa, globalisasimerupakan proses lanjutan dari transnasio-nalisasi, sehingga mengakibatkan hilangnyasekat-sekat geografis antar negara-bangsadan meretasnya sekat-sekat sosial, budaya;etnik dan agama.

UNISIA NO. 43/XXV/II/2002

Proses globalisasi telah menlmbulkandegradasiperan agama, aliehasl, hilangnyanilai komunalitas serta pengaburan identitasdan nilai lokal dan agama. Agama dihadap-kan pada perubahan sosial-budaya yangdrastis yang 'menjungkir-balikkan' perananagama. Walau begitu adanya prosesglobalissi justru telah menlmbulkan apayang disebut 'kesadaranbaliK atau penguatanidentitas dalam bentuk revitalissi agama(Kuntowijoyo, 1987)

Lebih lanjut ciri-ciri globalisasi dirincisebagai berikut, (1) Sosialisasi; yaknimerupakan proses menjadikan masyarakatkebangsaan modern dalam dunia global;(2) Individualisasi, yaitu merupakan prosesmenjadikan individu sebagai individumodern; (3) Intemasionalisasi, bermaknabahwa globalisasi itu pada intinya merupakan perluasan dan pengembangansistem nilai ke dalam seluruh kehidupanmasyarakat modern; dan, (4) Humanisasi.yaitu sebagai proses memanusiakan manusia.

Dalam dimensi intemasionalisasi, yangdimaksud dengan sistem nilai Barat adalahseperti ditegaskan oleh Weber yaitu nilai-nilai rasionalitas. Rasionalltas merupakankomponen utama yang menyebabkanperadaban Barat memiliki makna pengaruhyang mengglobal. Rasionalitas merupakannilai pentlng bagi tumbuh kembangnyaperadaban Barat modern. Semua perilakumanusia didasarkan pada pertlmbanganrasional dengan mengenyampingkan aspekspiritual-rellgius.

"Nawari Ismail.1999. "Agama dan Globalisasi Antara RevitalisasI dan Degradasi"Mukaddimah, Jurnal Stud! Islam No. 7 Th. VYogyakarta, 1999.

®Amin Abdullah.2000. (Pengantar) dalamRuslani, Masyarakat Kitab dan Dialog Antar-agama, Bentan Budaya, Yogyakarta, him. xi-xii.

®Nawari Ismail, " Agama....

195

Page 4: Ada anggapan yahg berkembang - Universitas Islam Indonesia

Topik: Fundamentalisme Agama, Masyarakat Pluralis dan Humanis, Imam Syafi'ie

Analisis Weber mengenai proses raslo-nalisasl di berbagai peradaban didasarkanpada tipe-tipe rasionalitas sebagai titiktolaknya. Tindakan sosial menurut Weber,dapat dituntun oleh empat tipe orientasi:(1) Orientasi Instrumental; {2) Rasionalitasnilai; (3) Afeksi-afeksi atau emosi-emosidan (4) 7ad/s/-^rad/sF(Susetiawan, 2000:33).Lebih lanjut Kalberg (1980) mengembang:kan kerangka kerja konseptual Weber kedalam klasifikasi empat tipe rasionalitas,yaitu rasionalitas praktis, teoritis, substantifdan rasionalitas formal.

Untuk mellhat nilai spiritualitas, makarasionalitas substantif diderivasikan dari

teori Weber mengenai rasionalitas nilai danmengacu kepada kapasitas manusia untukmelakukan tindakan dalam suatu cara yangtidak hanya berdasar kepada kalkulasl-kalkulasi cara-tujuan bag! solusi problem-problem rutin. Tindakan secara substantifrasional apabila la berakar pada 'postulatnilai'.

'Rasional' versus 'irrasional'menumi

Weber, mengacu pada cara-cara di manapostuiat-postulat nilai mengatur poia tindakanindividual. Sebagai contoh, seorang yangreligius adalah 'irasiona! apabila dipandangoleh seorang yang Irreliglus. Dalam carayang serupa, kapitalisme adalah 'irrasional'bilamana ditinjau dari sudut pandangkomunisme, feodalisme, atau sistem politikyang lain. Dengan demikian, seluruh nilaibersifat rasional dalam konteks tertentu.

Fundamentalisme Agama

Pada dasarnya fundamentalismemenolak gagasan modem yang bert<embangbahwa agama, rnesklpun dllimpahl sejeniskebenaran yang sangat mendalam, bukanberarti bahwa semua yang diungkapkanpada masa lalu secara otomatis menjadibenar pula pada saat Ini. Dalam lingkupfundamentalisme Islam, Gellnermenemu-

196

kan gambaran tentang hubungan antaratradisi 'Islam Tinggi' dan tradisi 'IslamRendah.^

Yang pertama, mulanya merupakanprestasi dari kelompok minoritas yangsekarang telah menjadi tradisi kebudayaanyang memenuhi seluruh masyarakat.Tradisi 'Islam Tinggi' ini dalam masyarakatMuslim membentuk suatu fungsi yangselaras dengan yang dibentuk oleh nasio-nalisme. Kenyataan ini menunjukkanfenomena fundamentalisme islam sangatunik yang terwujud sebagai penolakanterhadap sekularisme global.

Kedua, difokuskan pada fenomenarelativisms yang di dunia Barat diidentikkandengan gerakan potmodemisme. Relativis-me mengingkari pandangan tentangkebenaran tunggal dan meyakini bahwamanusia tidak akan mampu memilikinyasecara definitif. Berangkat dari pandanganini, postmodernisme dalam agama bersifattoleran terhadap pluralitas.

Ketiga, fundamentalisme rasional atausering juga disebut rasionalisme pencerahan(Gellner, 1992). Aliran ini mempertahankanpendapat bahwa ada suatu kebenarantunggal, tetapi menolak pandangan bahwasuatu masyarakat akan dapat memilikisecara definitif. Fundamentalisme rasional

berbeda dengan relativisme-postmoder-nisme yang sama sekali mengingkari ada-nya kebenaran tunggal serta keniscayaandalam meraihnya.

Dari ketiga kecenderungan tersebutdapat dikatakan bahwa fundamentalisme

'Susetiawan. 2000. Konflik Sosial, KajianSosiologis, Hubungan Buruh, Perusahaandan Negara di Indonesia, Pustaka Pelajar,Yogyakarta, him. 33.

®ibrahim Ali-Fauzi.1994. "Agama DalamWacana Postmodernisme" (dalam) Suyoto(Editor) Postmodernisme dan Masa DepanPeradaban, Aditya Media, Yogyakarta, hlm.144.

UNISIA NO. 45/XXV/1I/2002

Page 5: Ada anggapan yahg berkembang - Universitas Islam Indonesia

Topik: Fundamentalisme Agama, Masyarakat Pluralis dan Humanis, Imam Syafi'ie

(Islam) akhirnya mudah diterima sebagaitambahan Ideologi dogmatis. Sedangfundamentalisme rasional mewarisi sikappenolakan terhadap wahyu dan nllai-nilaikebenaran absolut. Sementara' itu post-modemisme yang menjunjung tinggipluralitasdan kelenturan nilai memang memberikanalternatif di antara ke dua kubu ekstrim

tersebut. Bila agama dipahami dalamperspektif postmodernisme, maka agamabukanlah sistem gagasan yang abstrak,tidak terpaut dengan kepentlngan ideologis,refleksi filosofis llmiah dan nilai-nllai

normatif. Tetapi agama adaiaii sistem yangkompleks yang di dalamnya terkandungimajinatif kolektif zamannya.

Dalam konteks politik, fundamentalisme sering diidentikkan dengan kekerasan,walaupun tidak selarrianya benar, namunada kecenderungan kekerasan ditimbulkanoleh faham fuhdamentalis. Kekerasan

terutama, kekerasan politik telah terjadi dimana-mana, bahkan sejak awa! kejadianmanusia telah terjadi kekerasan sampaimenumpahkan darah.

Perlstiwa Qabil dan Habil putra AdamAs. Merupakan contoh kongkrit bahwakekerasan telah terjadi di muka bumi ini.Pada masa Khulafaurrasyidin merupakanawal perpecahan di kalangan umat Islam.Berangakat dari kenyataan Ini, muncullahsekte atau aliran-allran: Sunni, Syiah danKhawarij. Pada awainya timbulnya perpecahan ini dimulai dari persoalan politik,dan seterusnya menjadi persoalan dalamteologi. Ketiga aliran ini terus berkembanghingga saat inidengan berbagai ragam danbentuknya.

Kekerasan politik dapat terjadi di manasaja dan di.negara mana pun juga; Kenapaterjadi kekerasan, terutama kekerasanpolitik itu muncul. Ada sementara analisyang mengemukakan bahwa kekerasanmuncul karena adanya 'perubahah', ataukeinginan untuk melakukan perubahan.

UNISIA NO. 45/XXV/II/2002

Misalnya, di negara yang tidak demokratis,kekerasan diargumentsikan sebagai eks^presi keinginan untuk mewujudkan "freedomand liberty", kemerdekaan dan kebebasan.®

Analis kedua, kekerasan karenapatoiogi individu atau penyakit individu {individual pathology). Maksudnya, kekerasanterjadi dan dilakukan oleh orang-orang yangsecara psikologis menampakkan dirisebagai trouble makera\au perusak. Orangitumemang mempunyai kepribadianmerusakatau destruktif, mudah melakukan pem-berontakan, pengrusakan, balk kategorilingkungan sosia! maupun kategori yanglebih besar.

Analis ketiga, adalah karena socialpathology. Persoalan ini bukan hanyamenyangkut kepribadian individual, melain-kan sudah menyangkut persoalan masyarakat. Hal ini ditimbulkan oleh masalah-masalah sosial balk yang menyangkutpolitik dalam hal ini adalah kekuasaan,ketidakadilan, kesenjangan sosial, dankrisis kepercayaan. Jika suatu masyarakattelah dihinggapi 'penyakit sosial' sepertiIni, maka yang terjadi adalah "hukumrimba', karena masyarakat tidak lagipercaya pada hukum, tetapi yang terjadiadalah "hukum rakyat" atau apa yang seringdisebut "main hakim sendiri".

Peran Agama di Era Global

Bila ditelusuri sejarah perkembanganmanusia dalam mencari kebenaran, makadapat dikemukakan menjadi empat fase,yaitu: (1) Kosmosentris, yakni pemiklranyang bersumber pada alam serriesta

®Kacung Maridjan. 2000."Peran Organisasldan Pemuka agama dalam Mencegah Terjadl-nya Kekerasan", (dalam) Ahmad Suaedy (Ed.),Pergulatan Pesantren Demokratisasi, LK iSYogyakarta dengan P3M Jakarta, him. 381.

197

Page 6: Ada anggapan yahg berkembang - Universitas Islam Indonesia

Topik: Fundamentalisme Agama, Masyarakat Pluralis dan Humanis, Imam Syafi'ie

sebagai obyek discourseyang terjadi padazaman kuno; (2) Teosentris, Pemikiranyang obyek pembicaraannya adalah Tuhan;(3) Antroposentris, Wacana dominasinyaadalah manusia, dalam ha! In! adalah rasio,yang menandai abad modern; dan (4)Logosentris, pusat pembicaraannya adalahbahasa, terjadi pada abad mutakhir, yaknipost modern.^®

Kosmosentris, pada fase Ini tolok ukurkebenaran semata-mata didasarkan padainterpretasi manusia terhadap gejala alamyang dilandasi oleh 'mitos', misalnya bilaterjadi gerhana matahari atau bulan diarti-kan bahwa hal inikarena disebabkan adanya'raksasa' yang akan makan ke dua bendaangkasa tersebut.

Teosentris, Padatahapan ini pemikiranmanusia sudah beralih pada keberadaanTuhan, dari tahapan ini muncullah apa yangsering 6\sebutanimismeyang beranggapanbahwa setiap benda mimiliki ruh, dinamismeyang berarti bahwa setiap benda mem-punyai kekuatan, dan selanjutnya munculapa yang disebut polytheisme, yaknikepercayaan padaTuhan banyak.

Antroposentris, merupakan puncakkejayaan pemikiran manusia, di manamanusia tidak lagi tergantung pada alam,bahkan justru sebaliknya manusia dapatmenguasai alam. Pada masa ini rasio me-nempati posisi yang sangat tlnggl,sehingga tolok ukur kebenaran semata-mata didasarkan pada rasio, pada masaini disebut masa modern

Logosentris abad duapuiuh, seiringdengan muncuinya pascamodernisme,strukturaiisme dan pascastrukturaiisme -iantas meiahirkan metode filsafat (iimu)Hermeneutik. Jika pada era antroposentris,manusia memprokiamirkan kekuatan diri-nya iewat rasio Cartesian dan eksis-tensialismenya, kini pada era logosentris,filosuf-fiiosuf pascastrukturaiis memakium-kan "/cemaf/an"manusia sebagai subyek."

198

Oleh karena manusia tidak lagi diiihatsebagai subyek bahasa, subyek pemikiran,subyek tindakan, dan pusat sejarah, tegas-nya, manusia tidak lagi sebagai subyekatas pemaknaan reaiitas. Di sini manusiatidak "berblcara sendiri", meiainkan "dibicara-kan". Yaitu oleh struktur-struktur bahasa,struktur-struktur sosiai-ekonomi, politik danseterusnya. Dengan demikian manusia tidaklagi mengendaiikan (mencetak) strukturdansistem, meiainkan dikendaiikan (dicetak)oleh struktur dan sistem.

Dengan maraknya pemikiran barudaiam filsafat dan pengintegrasian semuapengetahuan manusia dalam suatu sistemyang terpadu rriemang bukan hat baru dalamsejarah pemikiran dan peradaban. Namunada kecenderungan semakin komplekproblem yang dihadapinya. Cakrawaiadunia postmodern juga diseraki aritara lainoleh rasio yang menganggap "kegilaan"iebih rasionai daripada rasio itu sendiri, olehkematian yang yakin iebih dekat kekehidupan daripada kehidupan itu sendiri,dan oleh kemanusiaan iebih dekat padaketuhanan daripada ketuhanan itu sendiri.

"Kematian" sebuah kata yang seringmenakutkan, namun sesuatu yang past!terjadi dan tidak ada seorangpun yangdapat iari dan menghindari dari kenyataanini. Dari posmodernisme memang kembaiiterdengar "kematian"'l'uhan" dan manusia(dalam citra kiasik ataupun modern), dansuara anti humanisme. Citra manusia dan

Tuhan yang ditemukan di dunia Barat

'"imam Syafi'ie.1997, "Filsafat DaiamPerspektif Al-Qur'an (Kajlan Ontologis TerhadapAkai)"^ Mukaddimah Jurnai Studi islam daninformasi PTAiS, No. 3. Th., Ill, Juli, 1997

"Imam Syafi'ie. 2000. Konsep llmu Pengetahuan Dalam Al-Qur'an: Telaah danPendekatan Filsafat llmu, Uli Press dan MSI,Yogyakarta.

UNISIA NO. 45/XXV/II/2002

Page 7: Ada anggapan yahg berkembang - Universitas Islam Indonesia

Topik: Fundamenlalisme Agama, Masyarakat Pluralis dan Humanis, Imam Syafi'ie

modern memang tak lagi memadai danlayak dihancurkan untukdilahirkan kembali.

Ada "kegilaan" manusia dewasa ini,yaitu semacam gerakan yang mengupaya-kan pembekuan jenazah, dengan harapanmungkin dl kemudian hari ditemukan cara-cara menghidupkannya kembali. Padatahun 1966, Robert Artinger, guru fisikayangtinggal dl daerah Michigan Amerika Serikat,menulis buku "The Prospect of Immortality" (Kemungkinan Hidup Langgeng). Bukuitu mendukung pendapat bahwa manusiaabad 20 tidak wajib lagi menerima alamkubur begitu saja pada akhir hayatnya.'^

Setidak-tidaknya ada dua peristiwayang diungkapkan oleh agama, dalam ha!ini adalah Al-Qur'an berkenaan denganhidupnya jenazah setelah matl. Pertama,yaitu dikenal dengan peristiwa kisahpenyembelihan "sapi betina" yang diabadi-kan dengan nama Al-Baqarah dalam salahsatu surat dalam Al-Qurtan.

Kisah ini diawali ketika kaum Nabi

Musa a.s. yakni Bani Israi! membunuh se-seorang kemudian mereka saling menuduhtentang siapa yang melakukan pembunuhanitu. Setelah mereka membawa persoalanItu kepada Nabi Musa a.s. Allah menyuruhmenyembeiih seekor sapi betina agar orangyang telah terbunuh itudapat hidup kembalidan menerangkan siapa yang membunuh-nya, setelah dipuku! dengan sebagian daritubuh sapi itu.

Firman Allah yang artlnya, "Lalu kamiberfirman; "Pukullah mayat itu dengansebagian anggota sapi betina itu!"Demikian-lah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkanpadamu tanda-tanda kekuasaanNya agarkamu mengerti".

Dengan bekal keyakinan akan ke-cangglhan ilmu kedokteran modern, ahlifisika akan mengatakan bahwa barangsiapa meninggal disebabkan penyakit yangmustahil untuk disembuhkan, lalu jenazah-

UNISIA NO. 43/XXV/II/2002

nya dibekukan, maka tinggal menunggusaatnya saja untuk kemudian dapat di-lumerkan kembali dan dihidupkan.

Demiklan kepercayaan mereka yangmendasarkan diri pada kepesatan ilmu kedokteran dl masa mendatang. Dengan lahir-nya himpunan Chonnica di New York me-munculkan himpunan-himpunan Crionnica dikota lain seperti di Ohio, Arizona danCalifornia. Hal inimerupakan salah satu dariaplikasi pemikiran mutakhir manusia, sepertiyang telah disebut di atas yaitu postmo-demisme.

Postmodernisme yang menerima kon-tribusi filosofis dari Nietzche Wittgenstein,Whiteheat, Foucault, Derrida, Deleuze danIain-Iain memang mempunya kesetangkup-an dengan hollsme, dan sejumlah pemikiranmendalam dari zaman yang dulu dilecehkansebagai pra modern (Nirwana AhmadArsuka,1994)

Peristiwa kedua yang disebutkan Al-Qur'an bahwa salah satu mu'jizat Nabi Isaa.s. adalah menghidupan orang yang telahmati dengan Izin Allah(Q.S. Ali Imran, 2:49).Bila benar bahwa mu'jizat Al-Qur'an tidakhanya berlaku pada waktu diturunkannya,maka statement tersebut merupakan mu'jizatjuga bagi manusia saat Ini dan yang akandatang.'^

Secara fisik, manusia telah terbuktidapat diawetkan sampai dalam waktuyangcukup lama, kini apakah ruh kehidupanjuga dapat difungsikan lagi setelah terjadikematian". ini merupakan tugas pemikiruntuk meletakkan dasarfllsafat untuk masa

depan manusia, dan Al-Qur'an bagai "lautan"yang tidak pernah kering untuk dijadikansumberlnsplrasl.

Empat belas abad yang lalu Al-Qur'antelahmenyeru kepada manusia untuk meng-

'^Ibid.

"Imam Syafi'ie, "Filsafat....

199

Page 8: Ada anggapan yahg berkembang - Universitas Islam Indonesia

Topik: Fundamentalisme Agama, Masyarakat Pluralis dan Humanis, Imam Syafi'ie

adakan penelitian tentang asal kejadianmanusia, dan ini merupakan wahyu yangpertama kail diturunkan, Firman Allah yangartinya:

"Bacalah dengan (menyebut) namaTuhanmu yang menciptakan. Dia telahmenciptakan manusia dari segumpaldarah. Bacalah, dan Tuhanmulah yangPaling Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Diamengajarkan kepada manusia apa yangtidakdiketahuinya" {Q.S. 96; 1-5).

Setidaknya ada dua ha! yang pokokdalam ayat tersebut berkaitan dengan peranagama, dalam hal ini agama Islam yangtersebut dalam Al-Qur'an, yaitu: Pertamaperintah untuk mengadakan penelitian(secara empirlk)terhadap manusia sebagaiobyek ilmu pengetahuan, manusia sebagaiobyek di samping sebagai subyek, telahmelahirkan berbagai macam ilmu pengetahuan baik yang bersifat eksak maupunyang bersifat sosial. Kedua, untuk meng-ungkap rahasia ciptaan Allah, baik untukmengetahui hakekatnya, proses pe-ngembangan ilmu yang berkaitan denganmanusia ini tidak dapat tidak, harus di-landasi dengan keyakinan bahwa ini adalahkarena atas dasar kebenaran agamasecara normatif.

Dengan demlkian dapat dikatakanbahwa peran agama diera post modemismedi mana manusia tidak lagi hanya mengejarkebenaran rasional, bahkan justiu kebenaranspiritual yang menjadialtematifuntukmen-cari ketenangan hidup. Dari hasil penelitiandi bidang psikologi telah membuktikanbahwa 'spiritual' menempati posisi yangsangat penting dalam mencapai ke-berhasilan seseorang.

Sebuah pengingkaran terhadap realitasagama, akan membawa manusia padaanarki dan kebingungan serta merampaskedamaian dan ketenangan batinnya, se-

200

hingga membuat hidupnya dalam ke-kosongan. Pengingkaran terhadap agama,akan membawa pada penyalahgunaansumber daya alam untuk menghancurkansesama manusia dan nilai-nilai hidupnya.

Pluralitas Agama

Awal abad 21 ini ditandai oleh per-ubahan-perubahan yang sangat mencengang-kan, benturan peradaban dan konflik sosialterjadi di seluruh belahan bumi, namundemikian agama akan tetap memainkanperanan dalam proses globalisasi. Kenyataantersebut telah menghadapkan masyarakatagama kepada suatu kesadaran kolektifbahwa penyesuaian struktural dan kulturalpemahaman agama adalah suatukeharusan.^**

Hal inihendaknya tidak dipahami sebagisuatu upaya untuk menyeret-nyeret agama,untuk kemudian diletakkan dalam posisisubordinate 6a\an\ hubungan dengan per-kembangan sosial, ekonomi, politik yangsedemikian cepat Itu. Hal ini hendaklahdipahami sebagai usaha menengok kembalikeberagaman atau pluralitas masyarakatberagama. Dengan demikian diperlukanrevitalisasai kehidupan keberagamaantidak kehilangan konteks dan maknaempirlknya. Keharusan tersebut dapat jugadiartlkan sebagai jawaban masyarakatberagama terhadap perubahan-perubahanyang terjadi secara cepat.

Pluralitas agama yang hidup diIndonesia, termasuk di dalamnya ke-anekaragaman paham keagamaan yang

'^Bachtiar Effendy.l997."MasyarakatAgama dan Tantangan Globalisasi: memper-timbangkan Konsep DeprivatisasI Agama",dalam Jurnal Kebudayaan ddan Peradaban,Ulumul Qur'an, Etlka BIsnIs daim Al-Qur'an,3A/II/97, Graflkamatra Tatamedla.

UNISIA NO. 4VXXV/I1/2002

Page 9: Ada anggapan yahg berkembang - Universitas Islam Indonesia

Topik: Fundamentalisme Agama, Masyarakat Pluralis dan Humanis, Imam Syafi'ie

ada di dalam tubuh intern umat beragamamerupakan kenyataan historis yang tidakdapat disangkal oieh siapa pun.^® Prosesmuncuinya pluralitas agama di Indonesiadapat diamati secara empiris historis.Secara kronologis dapat dikemukakanbahwa di seiuruh wilayah kepulauanNusantara hanya agama Hindu dan Budhayang dahulu dipeluk oleh masyarakatterutama di Puiau Jawa.

Islam bukaniah agama terakhir yangmasuk ke wilayah kepulauan Nusantara.Ketika kepulauan Nusantara memasuki erapenjajahan Eropa, terutama penjajahanBeianda, sekitar abad 16, agama KristenProtestan dan agama Kristen Katholik jugaikut menyebar secara luas. Semuiapenyebaran itu beq^usat di wilayah puiauJawa, dan baru abad 18 mulai ke wilayahpuiau Jawa secara luas.^^

Poslsl mayoritas umat di Indonesia,dalam hubungannya dengan pluralitasagama, memang sangat unik. Berbicaratentang agama memerlukan suatu sikapekstra hati-hati, sebab sekali pun agamamerupakan persoalan sosiai, tetapipenghayatannya sangat bersifat individual.Apa yang dipahami dan dihayati sebagaiagama oleh seseorang banyak bergantungpada keseiuruhan iatar belakang dan ke-pribadiannya. Hal ini membuat senantiasaterdapat perbedan tekanan penghayatandari satu orang ke orang lain dan membuatagama menjadi bagian yang amat men-daiam dari kepribadian atau privacyseseorang. Maka dari itu agama senantiasabersangkutan dengan kepekaan emoslonal.^'

islam adaiah agama yang sangatterbuka pada dialog dan kerjasama dengan"agama-agama dan pemikiran-pemikiranagama lain. Kalau dewasa ini Islam tampak'keras' dikarenakan umat Islam merasatengah terancam dari segala penjuru,terutama dari Zionisme yang di 'back up'oieh Amerika. Hal ini menimbulkan

UNISIA NO. 45/XXV/II/2002

solidaritas dari kaum musiimin di seiuruh

dunia, paling tidak memberikan dukunganmoral terhadap umat Islam yang sedangmengalami tekanan.

islam yang memiiiki visi 'rahmatan III'alamin' sangat mendambakan sebuahbangunan masyarakat yang benwajah ramahdan anggun. A. Syafii Maarif dalam tuiisan-nya yang berjudul 'Agama dan Pem-bangunan: Corak Masyaraat Masa Depan "(1990) mengemukakan bahwa, yang amatditekankan islam iaiah periunya keamananontologis bagi binaan sebuah .masyarakatdan peradaban di mana prinsip moral tran-

.sendentai menjadi asksnya yang utama.Lebih lanjut dikatakan bahwa Islammenerima hakekat pluralisms agama danbudaya. Sikap yang harus dikembangkanbukan sikap 'memonopoli'kebenaran, tapisikap saling menghargai dan menghormati.Keterbukaan adaiah waktu dari sebuahperadaban yang percaya diri.

Semua agama, terutama Islam, padahakekatnya adaiah pesan-pesan moral;transendentai yang bertujuan semata-matauntuk kebaikan dan kebahagiaan manusla.Islam mempunyai kepeduiian yang sangatbesar untuk mencirikan pertumbuhan danperkembangan masyarakat sertaperadaban wawasan moral yang pasti danjelas. Oieh karena bila Islam dipahamisecara benar dan kreatif, ia tidak diragukanlagi mempunyai potensi dan peiuang yangbesar untuk ditawarkan sebagai pilar-pilarperadaban alternatif bagi dunia yang akandatang.

'®Amin Abdullah.1996. Stud! AgamaNormativitas atau Historisitas? PustakaPelajar.Yogyakarla.

^'Nurcholish Madjid. 1987. IslamKemodernan dan Kelndonesiaan, Mizan,Bandung.

201

Page 10: Ada anggapan yahg berkembang - Universitas Islam Indonesia

Topik: Fundamentalisme Agama, Masyarakat Pluralis dan Humanis, Imam Syafi'ie

Pluralisme dapat dipahami sebagaifenomena yang alami, karena manusiadicipta dalam keadaaan yang berbeda-beda, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa,walau pun pada awalnya manusia diciptadari jenis yang sama. Agama. dalam kaitan-nya dengan masyarakat, mempunyaidampak positif berupa daya penyatu(sentrlpetal), dan dampak negatif berupadaya pemecah (sentrifugal). Agama yangmempunyai sistem kepercayaan dimuiaidengan penciptaan pandangan dunia baruyang di dalamnya konsepsi lama danpelembagaannya bisa kehllangan dasaradanya. Meskipun ajaran pokok suatuagama bIsa bersifat universal,namun mula-mula dltujukan kepada sekelompok orangyang sedlkit banyak homogen. Agamamenjadi dasar solldaritas kelompok baruyangtertentu.

Konflik dan IntegfasiSebagaimana dipahami, bahwa

plurallstas agama di satu sisl memilikipotensi untuk konflik, baik antar atau Intemagama, namun di sisl lainjuga mempunyaipotensi untuk integrasl. Hal ini akan sangattergantung dari sudut pandang manaagama diartikan dan dipahami. Setidak-tidaknya ada beberapa pendekatan didalam memahami agama, antara lain;teologis normatif, antropoiogis, psikoiogis,historls, kebudayaan, dan pendekatanfiiosofis.'®

Perpecahan pun timbui manakalatimbul penoiakan terhadap pandanganhidup lama atau yang berbeda denganagama. Perpecahan itu timbul disebabkanoieh kiaim agama akan kemutiakanagamanya, dan sering diekspresikan dalambentuk-bentuk yang keras dan tanpakompromi.

• Dalam kajjan iimu sosial, tentang dayapemecah agama Ini berkaitan denganakronim SARA (Suku, Agama, Ras, dan

202

Antargoiongan). Artlnya menyejajarkanpersoalan agama dengan suku, ras, dangoiongan poiitik tertentu, atau hai yangrawan, peka, dan tabu untuk dibicarakan.Tetapi di balik itu semua, demi kajian iimiahdan kepentingan untuk masa depan,akronim itu tidak periu ada. Kajian iimiahpun mengalami kesuiitan daiam meng-hadapi para "pemeluk teguh", apabiiaagama dijadikan objek kajian iimiah, Ide,dan ioglka internnya sendiri.

Daya penyatu dan pemecah Itu ber-iangsung sejak awai pertumbuhan sampalberkembang dan mekarnya suatu agamaguna mencapal sasaran yang ieblh tinggidengan cara "penlngkatan" dan "intensifikasr'daiam tubuh masyarakat agama. Sasaranyang tinggi ini sampal pada suatu bentukpiramida pemahaman terhadap agama,terwujud suatu kelompok kecildari kaianganpemeluknya sendiri. Adanya kelompokkecil puncak piramida tersebut, terjalinkarena pengaiaman keagamaan danadanya pengorganisasian yang ketat. Padatingkat perkembangan Ini, pemecahan diatas tidak lag! bersifat antaragama, tetapiintern agama. Agama menclptakankelompok, dan kelompok mendorongpengembangan (pemahaman) agama.Kelompok yang menemukan bentuk"autentik" dalam peribadatan, mendorongterbentuknya kelompok baru dengan"pengenaian diri" secara tegas, dan ter-clptaiah ideoiogi kelompok disertal prosespengembangannya. Biia memperoiehkemenangan, kelompoktadi dengan ieluasamenetapkan hukum dan memaksakankepemimpinan sehingga timbuipergolakanagama.^®

Mazhab-mazhab dalam agama me-

i^Abuddln Nata. 2001. Metodologi StudiIslam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

UNISIA NO. 4^/XXV/II/2002

Page 11: Ada anggapan yahg berkembang - Universitas Islam Indonesia

Topik: Fundamentalisme Agama, Masyarakat Pluralis dan Humanis, Imam Syafi'ie

rupakan usaha rasionalisasi dan siste-matisasi yang berpusat pada tokoh-tokohsentral, melahirkan teori dan praktek per-ibadatan, serta kultus tokoh mazhabacapkali lebih banyak menjadi sumberperhatian pemeluk daripada pendiri agamaatau 'Tuhan"-nya sendiri, sehingga simbollebih panting daripada fungsi, dan solidaritaslebih utama daripada pemahaman. Per-kembangan teologi, yakni pengoiahanintelektual pokok-pokok ajaran agama,hanya menyibukkan kaum eiit para pemikiragama (teologi), padahai pengikat soiidaritasterdapat daiam tata keyakinan yang dasar.Dan perlu diingat, bahwa doktrin teoiogisyang mempunyai dampak hanya dipunyaioleh ritus tertentu, yang tumbuh padaindividu pengamai keagamannya.

Teriepas dari relevan atau tidaknyapada masa sekarang, hasii peneiitianGeertz daiam The Religion ofJava (1960),masyarakat Jawa secara realistik terpiiihtiga menjadi 'Abangan, Santri, dan Priyayi'atas dasar orientasi agama dan tradisibudaya, meskipun banyak kritik bahwapenggolongan tersebut pada satu sistem-klasifikasi yang sama, tetapi pemilahanabangan dan santri dapat merupakancenminan strukturaiisasi masyarakat agamadi Jawa atas dasar ketaatan menjaiankanibadah agama, yang sumbernya darimenemukan atau tidaknya bentuk "autentik"daiam peribadatan. Santri dan Abanganmerupakan bentukan pengenaian dirisecara tegas, terjaiin akibat pengaiamankeagamaan dan pendaiaman disertairumusan agama yang tegas. Pilah duatersebut dapat sampai pada konfiik internagama, akibat penafsiran-penafsiran yangberbeda terhadap niiai agama ditunjangbanyak ideologis, sistem stratifikasi sosiaiyang berubah, dan rhobilitas statuscenderung memaksakan adanya kontak diantara individu.

Mengenai agama dan stratifikasi sosiai,

UNISIA NO. 45/XXV/II/2002

pengertiannya terletak pada "kecen-derungan keagamaan" masing-masing kiasatau lapisan masyarakat, misalnya daiammenentukan arah, ada yang menuju padakeselamatan, etika rasionai, etika pem-baiasan, dan "etika teoiogis"", konfiik daiamlapisan sosiai ini ada, tetapi biasanya adapindahan konfiik ke tingkat ekonomi ataupoiitik.

Agama dan integrasi sosiai terwujuddaiam ajaran tidak dibenarkan memaksakan keyakinan dan kepercayaannya kepadaorang iain yang berbeda keyakinannya.Mekanisme sosiai lain, seiain dari sumberajaran agama itu sendiri, iaiah integrasisosiai didukung oieh adanya perasaanberkebudayaan satu seperti peringatan haribesar. Dari segi pola keagamaan biasanyatidak terwujud secara langsung daiambentuk sosiai secara murni dan sederhana,tetapi banyak likunya, ada janji-janji kepadaklas, dan sebagainya cenderung seimbang,timbul individudan keiompok "tipe campuran".

Keberadaan agama tetap harus diiihatperanan positifnya daiam membangunmasyarakat, sebab agama dihadirkankepada umat manusia untuk petunjuk, dankaiau konfiik itu ada, jadikanlah rahmatbagi penganutnya.

Membangun Peradaban Muslim

Merekayasa pekerjaan untuk membangun kembaii peradaban muslim mem-butuhkan perumusan baru daiam pendekatanterhadap Isiam sebagai peradaban. Hanyadengan pendekatan isiam sebagaiperadaban masa depan, kaurh musiimindapat sungguh-sungguh berbuat adii kepada

'^Munandar Soeiaiman.1995. Ilmu Sosiai

Dasar, Teori dan Konsep Ilmu Sosiai, Pteresco,Bandung.

203

Page 12: Ada anggapan yahg berkembang - Universitas Islam Indonesia

Topik: Fundamentalisme Agama, Masyarakat Pluralis dan Humanis, Imam Syafi'ie

din Islam. Lebih dari itu, rekonstrukslperadaban muslim, secara esensial merupa-kan suatu proses elaborasi pandangan duniaIslam, la adalah proses pemberian formatdan sekallgus transformasi terus-menerusuntuk mengubah fakta-fakta menjadi nllal-nilal, aksl-aksi menjadi tujuan-tujuan, danharapan-harapan menjadi kenyataan-kenyataan.2° Ketika berplkir dan menulistentang Islam, kebanyakan kaum intelektualmuslim — balk yang modemis maupun yangtradisional-sering memandang Islam dalamkanvas yang sangat sempit dan mengikat.Islam sering ditampllkan lebih sebagaisebuah wawasan keagamaan: kaummodernis lebih suka membatasi Islam padabatas-batas kesalehan pribadi, keyakinan-keyakinan dan ritual-ritual; sementara kaumtradisionalis pada umumnya selalumenggambarkan Islam sebagai :tata-carakehldupan yang lengkap". Apa yangdimaksud dengan istilah itu adalah, bahwaIslam menangani segala aspek kehldupanmanusia perilaku manusia dalam bidangsosial, ekonomi, pendldikan dan polltlk.

Meskipun demlklan, karena pen-dekatan-pendekatan pada studi Islamsemacam itu cukup bermanfaat, makamereka terus menggunakannya secaraketat. Tap! betapa pun begitu, setiappendekatan memiliki batas-batas eks-posisinya; katakaniah, dalam pada stud!Islam semacam itu cukup bermanfaat,maka mereka terus menggunakannyasecara ketat. katakaniah, dalam karya-karya Maududi ataupun Syed Qutb yang,paling monumental sekaiipun, tidak ditemu-kan ruangan untuk perbincangan mengenaiepistemologi dan sains, teknologi danlingkungan, urbanisasi dan pembangunansebagai persoalan-persoalan yang rawandalam masyarakat muslim kontemporer,seperti halnya juga dalam masyarakatBarat. Lebih dari itu, gambaran mengenai"tata cara hidup Isiam" yang muncul dari

204

pengarang-pengarang ini tampak atomisttikdan terpisah-pisah (segregated).^^

Sementara Islam ditampllkan sebagaipandangan hidup yang lengkap, berbagalmacam aspek kehidupan manusia,kegiatan ekonomi, tingkah iaku politik,perkembangan pendidikan dan Iain-Iaindipandang secara terpisah satu sama lain,seakan-akan yang satu tak punya kaitanrill dengan yang lainnya. Tidak terdapatmetodoiogi interdisipliner yang terpadusecara in-action dalam karya-karya Maududimaupun Syed Qutb. Sebagai akibatnyasementara berulangkali ditekankan bahwaIsiam adalah pandangan hidup yang lengkap,tidak juga ditemukan bahwa Isiam benar-benar tampil sebagai sebuah pandangandunia yang utuh dan menyeluruh.

Baru akhir-akhir ini saja SayyidMuhammad Baqir as-Sadr dan SheikhMurtadha Mutahhari menunjukkan pertiatianyang serius mengenai pengembangan suatumetodoiogi interdisipliner dari kalangansarjana tradisional, Sayyid Baqir as-Sadrbanyak menulis buku mengenai ekonomi-politik Islam yang utuh, sementara SheikhMurtadha Mutahhari, dengan latar belakangyang kuat dalam fiisafat, mencoba me-netapkannya pada kenyataan-kenyataansosio-politik masa kini. Tapi sayang, keduasarjana ini akhlrnya Syahid di kubu per-tahanan mereka sebeium mereka berbuat

banyak, mematahkan inisiatif-inisiatifmereka yang penuh harapan.^^

Para Intelektual muslim garda depanlainnya telah berupaya memproyeksikanislam sebagai sebuah sistem etik. Sebagai

2°Zainuddin Sardar.1998. Ed.: AE Priyono,Jihad Intelektual, Merumuskan Parameter-Parameter Sain Islam, Rlsalah Gust!, Surabaya.

^'Ibid.

^^bid.

UNISIA NO. 45/XXV/II/2002

Page 13: Ada anggapan yahg berkembang - Universitas Islam Indonesia

Topik: Fundamentalisme Agama, Masyarakat Pluralis dan Humanis, Imam'Syafi'ie

contoh, dalam esainyayarig brilian, "Islam,the Concept of Religion and Foundation ofEthics and Morality", Naquib ,al Attasmenjelaskan bahwa 'din' Islam bisa di-Ikhtisarkan menjadi empat signifikansiprimer: hutang {indebtedness), ketakwaan{submisiveness), kekuasaan yang bi-jaksana {judiciouspowef),dan kecenderung-an aiamiah atau fitrah {natural indination).Berdasar keempat signifikansi tersebut al-Atas kemudian menjadikan Islam sebagaisuatu sistem sosial dan etika: aiamiah".Parvez Manzoor, di pihak lain, menyama-kan syariah dengan sistem etik, dankemudian memakai analisisnya itu untukmengembangkan sebuah teori Islam kon-temporer mengenai lingkungan.

Penutup

Membangun peradaban pluralis danhumanis di Indonesia tidak semudah mem-balikkan telapak tangan, begitu banyakhambatan dan rintangan baik yang datangdari dalam maupun dari luar, baik yangtimbul dari intern mau pun antar urnat ber-agama. Namundemikian, dengan semangatdari semua pihak untuk mencapai ke-damaian, ketenteraman dan keharmonisanhidup bermasyrakat, berbangsa danbernegara, maka diperlukan upaya untukmemecahkan problem besar bangsa Indonesia antara lain dengan dialog secara'dingin'. Dialog di sini tidak dimaksudkanuntuk saling mencari kesalahan, namunjustru mencari titik temu atau 'benangmerah'dah berbagai perbedaan-perbedaanbaik suku, ras, maupun agama.

Mencariposisi agama dalam kehidupanbernegara, agaknya tidak ada pilihan lainkecuali menata kehidupan yang serba pluralini dengan berbagai pendekatan. Pen-dekatan interdisipliner menjadi pentingketika pengalaman konflik dan perpecahan'perang'anXar suku, agama yang terjadi di

UNISIA NO. 45/XXV/n/2002

bumi Nusantara ini, karena salah satupenyebanya adalah pemahaman agamasecara parsia! dan emosionai.

Pemahaman agama secara normatif,memang sering menimbulkan konflik baikintern maupun antar agama, untuk ituperludiperluas dengan pendekat yang lain, sepertipendekatan sosiologis mau pun fenomeno-logis, yang memandang kebenaran bukanhanya dari aspek normatifnya, namunmengakuladanya kebenaran di luar dirinya.

Umat Islam di Indonesia memiliki potensiyang cukup besar untuk menata bangsaIndonesia yang telah mengalamigoncangan untuk yang keseklan kalinyamenuju Indonesia Baru yang sampai saatini masih menjadi pembicaraan yanghangat di kalangan ilmuwan atau politisidalaiti mewujudkan masyarakat madani(civil society). Istilah masyarakat madanisebetulnya telah lama hadir di planet bumiini, walaupun dalam wacana akademik diIndonesia belakangan mulai tersosiaiisasi.Untuk mewujudkan masyarakat madani,salah satu kunci yang memegang peranpenting adalah prinsip "agreeindisagreemen"Artinya sepakat dalam perbedaan. •

Daftar Pustaka

Ali-Fauzi, Ibrahim. 1994. "Agama DalamWacana Postmodernisme" (dalam)Suyoto (Editor) Postmodemisme danMasa Depan Peradaban, Yogyakarta:Aditya Media.

Abdullah, Amin.1996. Studi Agama Nor-mativitas atau H/stor/s/tes? Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2000. (Pengantar) dalam Ruslani,Masyarakat Kitab dan Dialog Antar-agama, Bentan Budaya^Yogyakarta.

Azra, Azyumardi. 2002, "Melihat Ke DalamProporsionalitas Agenda Nasional"

205

Page 14: Ada anggapan yahg berkembang - Universitas Islam Indonesia

Tcpik: Fundamentalisme Agama, Masyarakat Pluralis dan Humanis, Imam Syafi'ie

(dalam) Kepentingan Nsional PascaWTC, Beragam Pilihan Keluar dariKrisiSf Gerakan Jalan Lurus, Jakarta.

Badawi, Zaki. 1992,'Islam Agama-Agamalain dan Masa Depan Kemanusiaan",dalam Jurnal llmu dan Kebudayaan,Ulumul Qui^an, Lembaga Stud! Agamadan Filsafat, Jakarta.

Clifford Geertz.1983, Abangan, Santri,Priyayi, Dalam Masyarakat Jawa,Terj.: Aswab Mahasin, Jakarta:Pustaka Jaya.

Effendy,Bachtiar. 1997, 'fVlasyarakat Agamadan Tantangan Globallsasi: memper-tlmbangkan Konsep DeprivatisasiAgama", dalam Jurnal Kebudayaandan Peradaban, Ulumul Qur'an, EtikaBIsnis dalm Al-Qur'an, 3/VII/97,Graflkamatra Tatamedia.

Imam Syafi'ie, 'Politik Dalam TransformasiBudaya Menuju Indonesia Baru(Pendekatan Filosofisj. Jurrial llmuSosial Keagamaan. Magister StudiIslam UII. Yogyakarta, Vol I, No. IJuni 1999.

1997, "Filsafat Dalam Perspektif Al-Qur'an (Kajian Ontologis TerhadapAkalj", Mukaddimah Jurnal StudiIslam dan Informasi PTAIS, No. 3.Th.. Ill, Juli, 1997

2000. Konsep llmu Pengetahuandalam Al-Qur'an: Telaah dan Pende

katan Filsafat llmu, Yogyakarta: UIIPress dan MSI.

Kacung Maridjan. 2000, "Peran Organisasidan Pemuka agama dalam Men-cegah Terjadinya Kekerasan", (dalam)Ahmad Suaedy (Ed.), PergulatanPesantren Demokratisasi, LKiSYogyakarta dengan P3M Jakarta.

Madjid, Nurchollsh. 1987. Islam Kemodemandan Kelndonesiaan. Bandung: Mlzan.

Nata. Abuddin, 2001. Metodologi StudiIslam, PT Raja Grafindo Persada,Jakarta.

Nawari Ismail.1999. "Agama dan Globallsasi Antara Revitallsasi dan Degra-desi ^Mukaddimah, Juma.\ Studi IslamNo. 7 Th. V Yogyakarta, 1999.

Soelaeman, Munandar. 1995. llmu SosialDasar. Teori dan Konsep llmu Sosial.Bandung: Pteresco.

Susetiawan, 2000. Konflik Sosial. KajianSosiologis. Hubungan Buruh, Per-usahaan dan Negara di Indonesia,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sardar, Zainuddin. 1998, Ed.: AE Priyono,Jihad Intelektual, Merumuskan Parameter-Parameter Sain Islam,Surabaya: RisalahGusti.

Toffler,Alvin. 1980. Gelombang Ketiga, AlihBahasa: Sri Kusdiantinah, Jakarta:Panca Simpati.

a G D

206 UNISIA NO. 4S/XXV/II/2002