acute ld 50 values for a variety of chemical agents
DESCRIPTION
Acute LD 50 values for a variety of chemical agents. Agent Species LD 50 mg/kg b.w. EthanolMouse 10,000 Sodium chlorideMouse4,000 Ferrous sulphateRat1,500 Morphine sulphateRat 900 Phenobarbital SodRat 150 DDTRat 100 - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Acute LD50 values for a variety of chemical agents
Agent Species LD50 mg/kg b.w.
Ethanol Mouse 10,000
Sodium chloride Mouse 4,000
Ferrous sulphate Rat 1,500
Morphine sulphate Rat 900
Phenobarbital Sod Rat 150
DDT Rat 100
Picrotoxin Rat 5
Strychnine sulphate Rat 2
Nicotin Rat 1
D-Tubocurarine Rat 0.5
Hemicholinium-3 Rat 0.2
Tetrodoxin Rat 0.1
Dioxin (TCDD) Guinea-pig 0.001
Botulinum toxin Rat 0.00001
Dasar-dasar Uji Laboratorium dalam Toksikologi
Prinsip umumPrinsip umum Bahan kimia dapat menimbulkan efek toksik hanya jika bahan kimia tersebut berhubungan langsung dengan sel atau organ sasaran
Jumlah bahan kimia yg memejani sel sasaran dapat menentukan apakah bahan tersebut dapat atau tidak dpt menimbulkan efek toksik
Sel dr berbagai spesies yg mempunyai kesamaaan fungsi dan lintasan metabolisme mempunyai akibat yang sama jika terkena bahan kimia yang sama
Perubahan bahan struktur (kimia) suatu senyawa dapat berakibat perubahan besar pada aksi biologiknya
Nilai ambang ToksisitasNilai ambang Toksisitas
Merupakan dosis atau tingkat pemejanan minimal yang dapat menyebabkan perubahan biologik melebihi batas kemampuan adaptasi homeostasis.
Dibawah nilai tersebut dianggap aman, sedang di atasnya dapat menimbulkan efek toksik.
Sulit tentukan nilai ambang efek karsinogenik dan mutagenik
Uji Toksisitas Karena pertimbangan moral etik dan hukum penelitian toksikologik eksperimental tidak dilakukan pd manusia
Pada hewan uji in vivo / in vitro
Rancangan yang baik dan penelitian yang seksama (properly qualified ) dpt memberikan gambaran efek toksik pd manusia
Faktor – faktor yang berpengaruh pd hasil uji toksisitas
1. Faktor bahan ujiFaktor bahan uji◦ Sifat fisikokimia◦ Kemurnian◦ Bentuk sediaan ◦ dosis
2. Faktor Hewan Uji2. Faktor Hewan Uji◦ Jenis dan galur◦ Umur◦ Jenis kelamin◦ Berat badan◦ Status kesehatan
Faktor cara pelaksanaan ujiFaktor cara pelaksanaan uji ◦ Pemeliharaan hewan uji◦ Petugas yang berpengalaman◦ Pemilihan metode statistik◦ Jumlah hewan uji◦ Kecermatan pengamatan dan pengukuran◦ Ketelitian alat ukur◦ Ketepatan prosedur ◦ Keadaan peneliti
Keterbatasan Uji Toksisitas pada hewan ujiKeterbatasan Uji Toksisitas pada hewan uji
Bbrp manifestasi toksik tidak nampak pd
hewan uji
Perbedaan respon antar spesies
LD 50 yg sama belum tentu profil toksisitasnya sama
UJI TOKSISITAS Uji Toksisitas AkutUji Toksisitas AkutMendapatkan informasi tentang dosis yg dpt mematikan 50% hewan uji (LD50) suatu bahan serta gejala keracunan, penyebab kematian dan urutan proses kematian
Uji Toksisitas Jangka PanjangUji Toksisitas Jangka Panjang
Meliputi toksisitas subkronik dan kronik
Uji toksistas khususUji toksistas khusus : uji toksisitas jangka panjang utk mendptkan data efek toksik yg bersifat khusus spt efek teratogenik, karsinogenik dan ketergantungan
Lama Uji toksisitasLama masuknya Lama masuknya
dalam kadaan dalam kadaan sehari-harisehari-hari
Lama Pemberian dlm uji toksisitasLama Pemberian dlm uji toksisitas
akutakut subakutsubakut kronikkronik
Satu kali atau Satu kali atau beberapa dosisbeberapa dosis
Kurang dari 1 Kurang dari 1 mingguminggu
Lebih dari 4 Lebih dari 4 mingguminggu
Satu kaliSatu kali
Satu kaliSatu kali
Satu kaliSatu kali
Paling tidak 2 Paling tidak 2 mingguminggu
13-26 minggu13-26 minggu
Paling tidak Paling tidak 26 minggu26 minggu
Tidak perluTidak perlu
Paling tidak 6 Paling tidak 6 bulanbulan
Paling tidak 1 Paling tidak 1 tahuntahun
Uji Toksistas Akut Ketoksikan akutKetoksikan akut:Derajad efek toksik suatu senyawa (bahan) yang terjadi dalam waktu singkat setelah pemberian dalam dosis tunggal.
Uji toksisitas akutUji toksisitas akutUnt uk menetapkan potensi ketoksikan akut (LD50). (tolok ukur kuantitatiftolok ukur kuantitatif) Selain itu diamati gejala keracunan, sistem biologik yg paling peka, mekanisme keracunan yg berakibat kematian, serta ada tidaknya perbedaan toksisitas antar spesies (tolok ukur kualitatiftolok ukur kualitatif)
Uji Toksisitas Akut Sebaiknya menggunakan mamalia dr
2 mcm spesies (rodensia dan non-rodensia)
Hewan uji sehat berasal dr satu galur yg jelas
Menggunakan paling tidak 4 peringkat dosis yg terdiri dr 8-10 ekor
(pendapat lain min 4 ekor)
Dosis dibuat berdasar kelipatan logaritmik tetap
Dosis terendahDosis terendah :
Dosis tertinggi yang tidak menyebabkan kematian hewan uji
Dosis tertinggiDosis tertinggi :◦ Dosis terendah yang menyebabkan seluruh atau hampir seluruh hewan uji mati◦ Dpt dicari dengan dosis yang secara tehnis dapat diberikan pada hewan uji
Kisaran dosis diperkirakan menyebabkan 10-90% kematian hewan uji pd masa akhir uji
Cara pemberian sesuai dgn cara masuknya pd manusia mempermudah ekstrapolasi
LD 50 dihitung setelah pengamatan 24 jam
Namun gejala keracunan (kematian) dpt berjalan lambat (delayed toxicity) sehingga gejala keracunan dapat diamati selama 7-14 hari.
Cara menghitung LD 50Cara menghitung LD 50
1. Perhitungan dengan grafik Miller dan Perhitungan dengan grafik Miller dan TainterTainter (1944)◦ Menggunakan kertas grafik logaritmik-probit
(skala logaritmik pd absis, skala probit pd ordinat)◦ Probit : transformasi dr hasil pengukuran yg
digambarkan dlm kurva sigmoid (hubungan antara respon kuantal dgn logaritme dosis) menjadi kurva yg lurus
2. Cara aritmatik Reed dan Muench (1938)
3. cara Aritmatik dr Karber (1931)
4. Cara CS. Weill (1952)
Lihat copy-an
Kategori potensi ketoksikanKategori potensi ketoksikan : Sangat toksis (extremely toxic), LD50<1 mg/kgBB Toksis sekali (highly toxic) 1-50 mg/kgBB Toksis (moderately toxic) 50-5000 mg/kgBB Tidak begitu toksis (low toxic) 500-5000 mg/kg BB Tidak toksis (practically non toxic) 5-15 g/kgBB Tidak membahayakan sama sekali>15 g/kgBB
LD 50 beberapa bahan kimia yang diberikan melalui cara yang berbeda pada mencit
Cara Cara pemberianpemberian
LDLD5050 (mg/kg BB) pada mencit dari (mg/kg BB) pada mencit dari
ProkainProkain DFPDFP fenobarbitalfenobarbital
IVIV 4545 0,340,34 8080
IPIP 230230 1,001,00 130130
IMIM 630630 0,850,85 124124
SCSC 800800 1,001,00 130130
OralOral 500500 0,900,90 280280
DFP= diisoprophyfluorophosphat
Uji toksisitas subkronis Merupakan longterm toxicity
Untuk mendapatkan data tentang keracunan bahan kimia yg digunakan secara sengaja atau tidak sengaja masuk ke dalam tubuh berulangkali atau dlm wkt lama.
Perlu dilakukan didasarkan asumsi jika tidak ada efek yg timbul pd dosis tunggal tetapi dpt timbul jika dosis berulang dan jangka waktu lama
Efek toksik dpt timbul krn perkembangan tubuh krn umur (aging process) spt sensitifitas jaringan, perubahan kapasitas kemampuan fisiologik, abnormalitas / penyakit yg muncul spontan
Diamati lesi pd organ tubuh, organ apa yg rentan, bgmn sifat lesi (reversible/ireversible), mulai dosis berapa efek toksik mulai timbul
UJi Toksisitas Subkronis Hewan ujiHewan uji ◦ Satu spesies rodent dan satu spesies nonrodent
Peringkat dosisPeringkat dosis◦ dosis terendah: yang tidak menimbulkan gejala toksik
akut◦ Dosis tertinggi : yang menimbulkan gejala keracunan
akut tapi tidak menyebabkan kematian
Lama pemberian
Umumnya dilakukan 90 hari berturut-turut
Lama masuknya bahan uji Lama masuknya bahan uji dalam keadaan sehari-hari dalam keadaan sehari-hari
Lama pemberian pada Lama pemberian pada uji toksisitas akutuji toksisitas akut
-satu kali atau beberapa dosis-satu kali atau beberapa dosis
-kurang dari satu minggu-kurang dari satu minggu
-lebih dari 4 minggu-lebih dari 4 minggu
-paling tidak 2 minggu-paling tidak 2 minggu
-13-26 minggu-13-26 minggu
-paling tidak 26 minggu-paling tidak 26 minggu
Cara pemberian obat/bahan ujiCara pemberian obat/bahan uji◦ Disesuaikan dgn cara masuknya ke dlm tubuh
dlm keadaan sehari-hari (termasuk cara inhalasi)
◦ Dosis sesuai berat badan/luas permukaan tubuh- dpt berubah scr periodik
◦ Pemberian bersama pakan/air minum diperhatikan : dosis dan kemungkinan adanya interaksi
Pengamatan gejala klinikPengamatan gejala klinik◦ Berat badan diukur tiap minggu◦ Asupan pakan dan minum tiap hari◦ Pemeriksaan fisik spt :
Aktifitas lokomotor, reaksi aneh,suara, konvulsi, responsi somatik, agresivitas, , mata, defekasi, ekor, tremor, kesadaran, sensitifitas thd suara, salivasi, piloereksi, jantung dll
Uji fungsi biokhemis organ tertentuUji fungsi biokhemis organ tertentu◦ Analisis darah spt kadar gula, protein,
kolesterol, asam lemak, bilirubin, enzim sesuai arah uji toksisitas
◦ Dilakukan pd hari ke 0 dan tiap 30 hari selama penelitian berlangsung (paling sedikit 3x)
Pemeriksaan hasil metabolismePemeriksaan hasil metabolisme ◦ Analisis darah, urin atau homogenat utk memberikan
inform. Kinetika bahan uji atau efeknya pd metabolisme
Pemeriksaan hematologikPemeriksaan hematologik◦ Kuantitatif (jumlah sel) dan
kualitatif (morfologik)
Pemeriksaan postmortalPemeriksaan postmortal◦ Pengamatan makros-mikros pd organ◦ Pengamatan abnormalitas bentuk, ukuran,
berat organ dan homogenitas jaringan◦ Perlu diperhatikan bahwa hasil pemeriksaan
mikros dpt dipengaruhi oleh cara pemrosesan pembuatan preparatnya.
Uji Toksisitas Kronis Utk mengetahui efek toksik dari suatu bahan uji dengan dosis yang setara dgn pemakaian sehari-hari yg diberikan dlm waktu lama dan utk menunjukkan ada tidaknya efek toksik yg bersifat khusus
Hewan uji Hewan uji ◦ Satu jenis hewan rodensia dan satu jenis hewan
non rodensia, umur dewasa, 2 jenis kelamin◦ Tiap kelompok rodensia min. 20 ekor,
nonrodensia min 4 ekor Cara pemberian bahan ujiCara pemberian bahan uji
◦ Sesuai dgn cara sehari-hari
Peringkat dosisPeringkat dosis
Paling tidak 3 peringkat dosis
Dosis terkecil : dosis yg pd uji toksisitas akut tidak menimbulkan gejala keracunan
Dosis terbesar : dosis yg pada uji toksisitas akut menimbulkan beberapa kematian hwn uji.
Dosis antara termasuk dosis yg digunakan dalam keadaan sehari-hari
Lama pemberian bahan uji dan pengamatanLama masuknya bahan Lama masuknya bahan uji dalam keadaan sehari-uji dalam keadaan sehari-harihari
Lama pemberian pada uji Lama pemberian pada uji toksisitas kroniktoksisitas kronik
-satu kali atau beberapa dosis-satu kali atau beberapa dosis
-Kurang dari satu minggu-Kurang dari satu minggu
-Lebih dari 4 minggu-Lebih dari 4 minggu
-tidak diperlukan-tidak diperlukan
-paling tidak 6 bulan-paling tidak 6 bulan
-paling tidak satu tahun-paling tidak satu tahun
Pemeriksaan fisik dan klinik ◦ (spt uji toks. Subkronis)
Berat badan diperiksa paling tidak seminggu sekali
Tiga bulan pertama asupan pakan minum dan urin yg dikeluarkan 24 jam, diamati tiap tiap minggu. Selanjutnya tiap bulan
Pemeriksaan biokhemis min. 3x
Analisis darah dan urin tiap 6-12 minggu
Reproductive Toxicology
Utk mengetahui efek toksik dr suatu bahan (agen eksogen) pada sistem reproduksi
Efek terhadap libido, sterilitas, mutagenesis, kematian fetus, kematian perinatal dll
Pada hewan uji dapat diamati efek terhadap:
JantanJantan Spermatogenesis Testiculer pathogenesis Epididymal sperm Celuller biochemistry Fertility In vitro fertilization Hormon profile Motility etc
BetinaBetina Embriogenesis Ovarian pathogenesis Estrus cycle Fertility Hormon profile In vitro fertilization etc
Abnormalitas morfologi sperma
Reproductive toxicology on female rodent (mice, rat)
euthanasia
42
days19-20
220
mating parturition
gestation lactation
weaning
treatment
15 days
euthanasia
Uji Toksisitas KhususUji teratogenesis
Perkembangan dan pertumbuhan embrio (mudigah) terutama fase organogenesis rentan terhadap gangguan proliferasi dan deferensiasi
Berakibat malformasi (struktural, fungsional, biokimia) dan kematian embrio atau fetus
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 280
organogenesis
histogenesis
maturasi
Masa embrio Masa fetus (hari)
Tahap –tahap embriogenesis pd manusia
Masa organogenesis pd bbrp spesies
Hewan Hewan ujiuji
Masa organogenesisMasa organogenesis
Hari ke-Hari ke-
Lahir hari ke-Lahir hari ke-
RatRat 6-156-15 2222
MencitMencit 6-156-15 1919
kelincikelinci 6-186-18 3333
MarmotMarmot 10-1810-18 6666
HamsterHamster 8-128-12 1515
manusiamanusia 21-5621-56 267267
Zat yg bersifat embriotoksik atau fetotoksik sebabkan kematian janinkeguguran
Zat teratogenik dapat tidak toksik pada induknya tapi pengaruhi perkembangan dan pertumbuhan janin
Kematian janin tanpa malformasi dapat diakibatkan krn pemejanan zat teratogen sebelum masa deferensiasi
Malformasi terjadi jika pajanan zat pada masa organogenesis
Jika pajanan terjadi pd masa pertumbuhan berakibat kelambatan masa pertumbuhan
Periode kritis embriogenesis pd rat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
implan
Nervous sistem
eye
heart
face
kidneylimbs
palate
External genitalia
day
Contoh zat yg bersifat teratogen pd hewan dan manusiaNo.No. Nama zatNama zat No.No. Nama ZatNama Zat
1.1.
2..2..
3.3.
4.4.
5.5.
6.6.
7.7.
8.8.
9.9.
TalidomidTalidomid
TiourasilTiourasil
KlorpropamidKlorpropamid
KortisonKortison
Etinil testoteronEtinil testoteron
KlorambusilKlorambusil
Nitrogen mustardNitrogen mustard
UretanUretan
kolsikinkolsikin
10.10.
11.11.
12.12.
13.13.
14.14.
15.15.
16.16.
17.17.
18.18.
Hipervitaminosis AHipervitaminosis A
Kelebihan a. nikotinatKelebihan a. nikotinat
Biru tripanBiru tripan
Biru evanBiru evan
Aktinomisin DAktinomisin D
TetrasiklinTetrasiklin
Fenilmerkuri asetatFenilmerkuri asetat
Timah hitamTimah hitam
taliumtalium
UJI TERATOGENESIS Hewan uji yg sering digunakan adalah mice, rat dan kelinci (didasarkan kedekatan ciri dan sifat tertentu pd manusia)
Penelitian dgn mudigah ayam ternyata terlalu sensitif, hasil berbeda pada manusia
Hewan uji babi digunakan krn sifat biologik banyak anak dan peka terhadap teratogen
Penggunaan hewan uji kera kedekatan filogenetik dgn manusia
Uji teratogenesis Hewan uji
◦ Jumlah Harus memenuhi sarat statistik◦ Jika angka kejadian malformasi 0,5%, berarti 1 malformasi hanya
ditemukan pada 200 ekor hewan uji
Hewan uji yg digunakan yang positif dibuahi (pada mice/rat adanya vaginal plug)Bahan uji diberikan mulai hari tersebut
Hewan uji dikorbankan sebelum perkiraan lahir (anak yg cacat biasanya dimakan induknya)
PengamatanPengamatan :
Jumlah implantasi (ada nodul yg kaya vaskularisasi)
Jika ada selisih antara implantasi total dengan jumlah korpora luteaterjadi preimplantation loss (resorpsi awal)
Jumlah resorpsi : selisih jumlah persarangan dengan jumlah janin yg tetap hidup sampai cukup umur
Semua janin (hidup/mati) ditimbang, dihitung, diperiksa ada tidaknya malformasi (kelainan struktur, fungsi dan biokemis)
Cairan amnion dicatat volume, warna dan kelainan lainnya
Pemeriksaan histopatologik plasenta
Uji karsinogenesis
Uji Efek Toksik Lokal pada Kulit(ketoksikan akut)
Efek toksik yang timbul dimana bahan tersebut kontak langsung dengan tubuh
Efek iritatif,korosi, alergi
Efek Iritatif
Hewan uji yg sering digunakan kelinci, marmut, tikus putih
Jika bahan uji merupakan bahan yg sengaja/tidak sengaja terjadi kontak pada kulit berkali-kaliperlu uji toksisitas utk melihat efek sistemik
Hewan uji dicukur punggungnya,
Bahan uji dioleskan , ditutup dengan selotip
Setelah 24, selotip dibuka diperiksa efek iritasinya
Evaluasi berupa skor terhadap kemerahan dan edema yg terjadi
0 = tidak ada kemerahan
1 = merah muda
2 = eritema
3 = merah sekali
4 = merah menyala dengan perluasan daerah
0 = tidak ada edem
1 = edema sangat ringan
2 = edema ringan
3 = edema sedang (1 mm)
4 = edema berat (>1 mm)
Uji Fototoksik dan fotoalergik
Reaksi fototoksik disebabkan karena energi sinar ultraviolet dapat mengaktifkan bahan dan mampu menimbulkan perubahan biologik pada sel/jaringan tubuh
Reaksi fotoalergik disebabkan karena energi sinar ultraviolet memacu pembentukan hapten sehingga timbul sensitisasi alergi pada kulit.
Seperti uji efek iritatif, tetapi kemudian daerah yg diolesi bahan uji disinari sinar ultraviolet
Referensi : ◦ Donald J.Ecobichon The Basis of Toxicity TestingThe Basis of Toxicity Testing◦ Ngatijan, Metodologi Penelitian dalam Toksikologi, Metodologi Penelitian dalam Toksikologi