acuan perancangan pusat kuliner sebagai ruang publik di kota kendari.pdf

147
ACUAN PERANCANGAN PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARIBy : ANNISA FITRI PRATIWI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kuliner berarti masakan atau makanan. Istilah kuliner sering digunakan oleh masyarakat dalam menunjukkan makanan atau masakan suatu daerah. Indonesia memiliki beragam jenis masakan dan makanan di setiap daerah. Keberagaman ini membuat masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan mencari tempat-tempat atau pusat jajanan yang menawarkan masakan atau makanan, mulai dari jajan di warung makan (PKL), rumah makan, maupun restoran. Seiring perkembangan waktu, berdasarkan data BPS Kendari Dalam Angka tahun 2010-2012, minat masyarakat untuk berbisnis kuliner semakin meningkat, yaitu sebesar 8 % jumlah unit kedai makanan dan 1 % jumlah unit restoran. Perkembangan kota saat ini, warung makan (PKL) menggunakan ruang-ruang jalan dan ruang-ruang kota yang rendah efektifitasnya atau ruang-ruang yang tidak dimanfaatkan pemiliknya merupakan arena yang paling mudah dijadikan tempat untuk melakukan usaha komersil. Kehadirannya dapat menganggu kegiatan, ketertiban dan keindahan kota karena efek visual maupun dampak pada lingkungan yang ditimbulkan. Ruang publik (public space) merupakan ruang atau lahan umum, dimana masyarakat dapat melakukan kegiatan publik fungsional maupun kegiatan sampingan lainnya yang dapat mengikat suatu komunitas, baik melalui kegiatan sehari-hari atau kegiatan berkala. (Kusumawijaya, 2006). Pemanfaatan ruang publik bersinggungan langsung dengan kehidupan masyarakat dan melibatkan peran masyarakat secara aktif untuk memanfaatkan keberadaan serta dapat menciptakan interaksi sosial diantara penghuninya. Dengan menggunakan fungsi ruang publik yang diintegrasikan ke dalam fungsi pusat kuliner maka, dapat tercipta area publik fungsional yang dapat mengatasi kecenderungan para pemilik usaha komersil yang mencari lokasi strategis untuk memulai bisnis kuliner dan juga menyediakan ruang yang dibutuhkan.

Upload: annisafitriprtw

Post on 23-Nov-2015

814 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kuliner berarti masakan atau makanan. Istilah kuliner sering digunakan oleh

    masyarakat dalam menunjukkan makanan atau masakan suatu daerah. Indonesia

    memiliki beragam jenis masakan dan makanan di setiap daerah. Keberagaman ini

    membuat masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan mencari tempat-tempat atau

    pusat jajanan yang menawarkan masakan atau makanan, mulai dari jajan di

    warung makan (PKL), rumah makan, maupun restoran.

    Seiring perkembangan waktu, berdasarkan data BPS Kendari Dalam Angka tahun

    2010-2012, minat masyarakat untuk berbisnis kuliner semakin meningkat, yaitu

    sebesar 8 % jumlah unit kedai makanan dan 1 % jumlah unit restoran.

    Perkembangan kota saat ini, warung makan (PKL) menggunakan ruang-ruang

    jalan dan ruang-ruang kota yang rendah efektifitasnya atau ruang-ruang yang

    tidak dimanfaatkan pemiliknya merupakan arena yang paling mudah dijadikan

    tempat untuk melakukan usaha komersil. Kehadirannya dapat menganggu

    kegiatan, ketertiban dan keindahan kota karena efek visual maupun dampak pada

    lingkungan yang ditimbulkan.

    Ruang publik (public space) merupakan ruang atau lahan umum, dimana

    masyarakat dapat melakukan kegiatan publik fungsional maupun kegiatan

    sampingan lainnya yang dapat mengikat suatu komunitas, baik melalui kegiatan

    sehari-hari atau kegiatan berkala. (Kusumawijaya, 2006).

    Pemanfaatan ruang publik bersinggungan langsung dengan kehidupan masyarakat

    dan melibatkan peran masyarakat secara aktif untuk memanfaatkan keberadaan

    serta dapat menciptakan interaksi sosial diantara penghuninya. Dengan

    menggunakan fungsi ruang publik yang diintegrasikan ke dalam fungsi pusat

    kuliner maka, dapat tercipta area publik fungsional yang dapat mengatasi

    kecenderungan para pemilik usaha komersil yang mencari lokasi strategis untuk

    memulai bisnis kuliner dan juga menyediakan ruang yang dibutuhkan.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    2

    Konsep pusat kuliner sebagai ruang publik merupakan gagasan yang dapat

    diaplikasikan dalam menciptakan suatu interaksi sosial, dengan menekankan pusat

    kuliner sebagai fungsi utamanya.

    B. Rumusan masalah

    Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi inti permasalahan dalam hal ini

    adalah :

    1) Bagaimana menentukan lokasi pusat kuliner sebagai Ruang Publik yang dapat

    mewadahi kegiatan wisata kuliner bagi masyarakat di Kota Kendari ?

    2) Bagaimana mengintegrasikan jenis aktivitas Ruang Publik ke dalam Pusat

    Kuliner ?

    3) Bagaimana mendesain fasilitas-fasilitas di dalam Pusat Kuliner sebagai

    Ruang Publik ?

    C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan

    a. Untuk mendapatkan lokasi yang potensial untuk perancangan dan

    perencanaan Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik;

    b. Untuk mengintegrasikan jenis aktivitas yang ada pada ruang publik ke

    dalam kawasan Pusat Kuliner;

    c. Untuk mendapatkan desain yang sesuai dengan fungsi yang diinginkan serta

    penataaan fasilitas-fasilitas di dalam pusat kuliner.

    D. Batasan Pembahasan

    1) Perencanaan dan perancangan fasilitas pusat kuliner sebagai ruang publik

    hanya ditekankan pada desain tata letak bangunan, tampilan bangunan, dan

    kebutuhan ruang bangunan sebagai ruang publik kota.

    2) Penelitian dalam penulisan ini hanya dilakukan dengan metode survey, yang

    berasal dari hasil pengumpulan data, observasi dan studi literatur.

    3) Pembahasan berasal dari tinjauan pustaka dan analisa-analisa yang

    dibutuhkan dalam menghasilkan sebuah konsep perancangan.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    3

    E. Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan

    1. Metode Penelitian

    Secara umum, metode penelitian yang digunakan dalam proses perencanaan ini

    adalah metode penelitian survey dengan tahap-tahap sebagai berikut :

    1) Tahap pengumpulan data, Dengan melakukan survei langsung di lapangan,

    studi literatur, data tertulis dan observasi.

    2) Tahap analisa, Dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada,

    mengelompokkan serta menghubungkan tiap-tiap permasalahan yang ada.

    3) Tahap kesimpulan, Setelah tahap pengumpulan data dan analisa, dibuat

    suatu kesimpulan untuk memperoleh syarat-syarat tertentu dalam

    menentukan konsep dasar perencanaan.

    2. Sistematika Penulisan

    BAB I Pendahuluan

    Mengemukakan latar belakang, permasalahan, sasaran perancangan,

    batasan perancangan, dan sistematika penulisan.

    BAB II Tinjauan Pustaka Terhadap Ide Rancangan

    Mengemukakan pengertian judul, studi kasus, dan ide rancangan.

    BAB III Tinjauan Lokasi Perancangan

    Mengemukakan Rencana Tata Ruang Kawasan, tata guna lahan,

    potensi lahan, sirkulasi, dan orientasi tapak.

    BAB IV Pendekatan Konsep Perencanaan

    Titik tolak pendekatan acuan yang merupakan gagasan awal dari suatu

    konsep perancangan, dimana konsep-konsep tersebut merupakan alat

    untuk mengubah pernyataan non fisik menjadi produk bangunan fisik.

    BAB V Acuan perancangan

    Konsep dasar perancangan sebagai acuan dalam perancangan fisik

    bangunan serta upaya mencari pemecahan beberapa permasalahan

    yang diperoleh.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    4

    BAB VI Penutup

    Berisi tentang kesimpulan yang terkait dengan judul dan perencanaan

    Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik di Kota Kendari.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. TINJAUAN UMUM PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK

    KOTA DI KOTA KENDARI

    1) Pengertian

    a. Pusat

    1) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Kedua (1994:801)

    Pusat adalah pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan (berbagai urusan, hal,

    dan sebagainya)

    2) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poewadarminta, 1994:801)

    Pusat adalah titik yang benar ditengah-tengah, tempat yang letaknya dibagian

    tengah, pokok/dangkal yang jadi pumpunan (berbagai urusan, hal, dan

    sebagainya).

    b. Kuliner

    1) Menurut kamus Inggris Indonesia (1990: 159)

    Kuliner merupakan hal yang berhubungan langsung dengan dapur atau

    masakan.

    2) Menurut Echols dan Shadily (1976: 75)

    Kuliner adalah suatu hal yang berhubungan dengan dapur, memasak.

    3) Seni kuliner adalah seni yang mempelajari tentang makanan dan minuman

    yang memiliki ciri khas yang spesifik dari hidangan tradisional di seluruh

    pelosok Nusantara (Fadiati dalam Ariani, 1994:5).

    Selanjutnya Wolf dalam Suriani (2009:13) memberikan beberapa contoh dari

    aktifitas yang memenuhi persyaratan sebagai objek dan daya tarik kuliner, yaitu :

    a) Kelas memasak maupun semiloka dari suatu produk makanan, baik di

    daerah perkotaan maupaun perdesaan.

    b) Ruang mencicipi anggur yang menarik, misalnya di dalam gudang tua.

    c) Sebuah restoran di perdesaan yang membuat makanan terbaik sehingga

    orang-orang rela mengemudi lebih dari 3 jam untuk mencapainya.

    d) Bir yang begitu unik; orang orang melakukan ziarah ke daerah pembuatan

    bir tersebut setidak-tidaknya sekali seumur hidup.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    6

    c. Ruang Publik

    Ruang publik adalah wujud dari terbentuknya kehidupan sosial, kepentingan

    bersama, kepentingan umum. Terbentuknya ruang publik suatu kota

    mencerminkan struktur organisasi ruang kota tersebut, bagaimana pola ruang kota

    terbentuk oleh jaringan jalan (street) dan ruang publik berupa nodal (square,

    lapangan), yang menciptakan komunikasi sosial antar individu atau kelompok

    masyarakat (Ir. Edy Darmawan M.eng, 2004).

    2) Budaya dan Kuliner Nusantara

    a. Pengertian Kuliner Nusantara

    Setiap provinsi ataupun kota pasti mempunyai makanan dan jajanan khas. Hal ini

    seharusnya bisa dijaga sampai turun-temurun. Jajanan Tradisional adalah warisan

    budaya yang unik,dan sering terlupakan tapi sesungguhnya cukup diminati.

    Meskipun kecil, tapi kue tradisional adalah bagian dari atribut tradisi bangsa

    Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan, sebagai local jewel untuk

    memajukan pariwisata Indonesia (Yuyun Alamsyah, 2006).

    Jajanan tradisional merupakan salah satu komponen penting dalam pusaka kuliner

    Indonesia. Bukan saja karena jajanan tradisional enak rasanya atau unik warna

    dan penampilannya, melainkan juga karena jajanan tradisional sangat sarat dengan

    unsur simbolisme atau perlambangan (Yuyun Alamsyah, 2006).

    Sudah sangat banyak local wisdom yang hilang atau tercecer dalam kaitannya

    dengan jajanan tradisional ini. Bahkan, kalau kita pergi ke pasar, sudah sangat

    banyak jenis jajan pasar tradisional yang sudah tidak dapat lagi ditemukan. Ciri

    ndeso pada jajan pasar telah membuatnya ditinggalkan oleh mayoritas warga

    masyarakat kita yang sedang berangkat ke alam modern. Anehnya, kalau satwa

    dan fauna langka perlu dilestarikan secara terorganisasi, pelestarian pusaka

    kuliner yang nyaris punah tidak pernah mendapat perhatian khusus. (Bondan

    Winarno, dalam buku Warisan Kuliner Nusantara Kue Basah dan Jajan Pasar).

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    7

    3) Bentuk-bentuk Pusat Kuliner dan Perkembangannya

    a. Foodcourt

    Secara umum foodcourt merupakan tempat untuk menikmati makanan dan

    minuman, sambil berbincang-bincang dengan teman, pasangan, dan keluarga (Nur

    Lailatul Mufidah, 2012).

    Menurut Nur Lailatul Mufidah (2012), Dengan segala kemudahan fasilitas yang

    ada, kini mall hadir dengan kemunculan tempat-tempat makan, seperti restauran,

    foodcourt yang dapat mengisi kebutuhan konsumen khususnya keluarga mengenai

    makan, apalagi yang ingin memanjakan anaknya.

    b. Warung-warung Pedagang Kaki Lima (PKL)

    1) Pengertian Pedagang Kaki Lima (PKL)

    Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah sekelompok orang yang menawarkan barang

    dan jasa untuk dijual di atas trotoar atau di tepi/ di pinggir jalan, disekitar pusat

    perbelanjaan/pertokoan, pasar, pusat rekreasi/hiburan, pusat perkantoran dan pusat

    pendidikan, baik secara menetap atau setengah menetap, berstatus tidak resmi atau

    setengah resmi dan dilakukan baik pagi, siang, sore maupun malam hari Soedjana

    (1981). Menurut McGee dan Yeung (1977:25), PKL mempunyai pengertian yang

    sama dengan hawker, yang didefenisikan sebagai orang-orang yang menjajakan

    barang dan jasa untuk dijual di tempat yang merupakan ruang kepentingan umum,

    terutama di pinggir jalan dan trotoar.

    2) Karakteristik Pedagang Kaki Lima

    Berdasarkan penelitian Kartini Kartono, dkk (dalam A. Widodo, 2000:2009)

    ditemukan 21 karakteristik pedagang kaki lima. Karakteristik tersebut adalah :

    a) Kelompok pedagang yang kadang-kadang sebagai produsen, yaitu pedagang

    makanan dan minuman yang memasaknya sendiri.

    b) Pedagang kaki lima memberikan konotasi bahwa mereka umumnya

    menjajakan barang dagangannya pada gelaran tikar di pinggir jalan dan

    didepan toko yang dianggap strategis, juga pedagang yang menggunakan

    meja, kereta dorong dan kios kecil;

    c) Pedagang kaki lima pada umumnya menjual barang secara eceran;

    d) Pedagang kaki lima umumnya bermodal kecil, bahkan sering dimanfaatkan

    pemilik modal dengan memberikan komisi sebagai jerih payah;

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    8

    e) Pada umumnya PKL adalah kelompok marginal bahkan ada pula yang

    masuk dalam kelompok sub-marginal;

    f) Pada umumnya kualitas barang yang dijual kualitasnya relatif rendah,

    bahkan ada yang khusus menjual barang-barang dengan kondisi sedikit

    cacat dengan harga yang lebih murah lagi;

    g) Omzet penjualan PKL pada umumnya tidak besar;

    h) Para pembeli umumnya berdaya beli rendah;

    i) Jarang ditemukan kasus pedagang kaki lima yang sukses secara ekonomi,

    sehingga kemudian meningkat dalam jenjang hirarki pedagang;

    j) Pada umumnya PKL merupakan usaha Family enterprise, dimana

    anggota keluarga turut membantu dalam usaha tersebut;

    k) Mempunyai sifat one man enterprise

    l) Barang yang ditawarkan PKL biasanya tidak berstandar, dan perubahan

    jenis barang yang diperdagangkan sering terjadi;

    m) Tawar menawar antara pembeli dan pedagang merupakan ciri yang khas

    pada usaha perdagangan kaki lima;

    n) Sebagian PKL melakukan pekerjaannya secara musiman, dan kerap kali

    terlihat jenis barang dagangannya berubah-berubah;

    o) Barang-barang yang dijual oleh PKL biasanya merupakan barang yang

    umum, jarang sekali PKL menjual barang yang khusus;

    p) Pada umumnya PKL berdagang dalam kondisi yang tidak tenang, karena

    sewaktu-waktu usaha mereka ditertibkan dan dihentikan oleh pihak yang

    berwenang;

    q) Masyarakat sering beranggapan bahwa para PKL adalah kelompok yang

    menduduki status sosial yang rendah dalam masyarakat;

    r) Mengingat adanya faktor pertentangan kepentingan, kelompok PKL adalah

    kelompok yang sulit bersatu dalam bidang ekonomi meskipun perasaan setia

    kawan yang kuat diantara mereka;

    s) pada umumnya waktu kerja tidak menunjukkan pola yang tetap, hal ini

    menunjukkan seperti pada ciri perusahaan perorangan;

    t) PKL mempunyai jiwa entrepreneurship yang kuat.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    9

    Mc.Gee dan Yeung (1977:108) menyatakan bahwa PKL beraglomerasi pada

    simpul-simpul pada jalur pejalan yang lebar dan tempat-tempat yang sering

    dikunjungi orang dalam jumlah besar yang dekat dengan pasar publik, terminal,

    daerah komersil.

    3) Jenis Dagangan Pedagang Kaki lima

    Menurut Mc.Gee dan Yeung (1977:81) jenis dagangan pedagangan kaki lima

    dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat). Kelompok tersebut adalah sebagai

    berikut:

    a. Makanan yang tidak diproses dan semi olahan (unprocessed and semi

    processed food), makanan yang tidak diproses termasuk makanan mentah

    seperti; buah-buahan, sayur-sayuran, sedangkan makanan semi proses

    adalah beras;

    b. Makanan siap saji (Prepared food), yaitu pedagang makanan dan minuman

    yang sudah dimasak;

    c. Barang bukan makanan (non food item), kategori ini terdiri dari barang-

    barang dalam skala yang luas, mulai dari tekstil hingga obat-obatan;

    d. Jasa (Service), terdiri dari beragam aktifitas seperti jasa perbaikan sol

    sepatu, dan tukang potong rambut. Jenis komuditas ini cenderung menetap.

    4) Sarana fisik PKL

    Menurut penelitian Waworoentoe (1973;24) antara lain adalah;

    a. Pikulan/keranjang, bentuk sarana ini digunakan oleh pedagang yang keliling

    (Mobile Hawkes) atau semi menetap (Semi static). Hal ini dimaksudkan agar

    barang mudah dipindahkan kesuatu tempat;

    b. Gelaran/alas, pedagang menggunakan alas untuk menggelar dagangannya.

    Alas yang digunakan berupa; kain tikar, terpal, kertas, dan sebagainya;

    c. Jongko/meja, bentuk sarana berdagang yang menggunakan meja/jongko

    baik yang beratap ataupun yang tidak beratap. Sarana ini biasanya

    digunakan PKL yang menetap;

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    10

    d. Gerobak/kereta dorong, ini juga ada yang beratap ataupun tidak beratap.

    Biasa digunakan oleh PKL baik yang menetap maupun tidak menetap. Pada

    umumnya digunakan untuk menjajakan makanan, minuman, dan rokok;

    e. Warung semi permanen, terdiri dari beberapa gerobak yang diatur berderet

    yang dilengkapi dengan bangku-bangku panjang. Sarana ini menggunakan

    atap terpal atau plastik yang tidak tembus air. PKL dengan sarana ini adalah

    PKL yang menetap dan biasanya berjualan makanan dan minuman;

    f. Kios, pedagang yang menggunakan bentuk sarana ini dikategorikan

    pedagang yang menetap, karena secara fisik tidak bisa dipindahkan.

    Biasanya merupakan bangunan semi permanen yang dibuat dari papan.

    c. Restoran

    1) Pengertian Restoran

    Restoran berasal dari bahasa latin yaitu restaurare, dalam bahasa inggris berarti a

    public eating place, yaitu rumah makan atau tempat makan umum. Menurut Zain

    (2001 : 1164), restoran berarti rumah makan dan menurut Marsum WA (2006),

    restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersil,

    yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamubaik berupa

    makan maupun minum.

    2) Macam-macam tipe restoran

    Dilihat dari pengelolaan dan sistem penyajian, Marsum (1998:8-11) menjelaskan

    restoran dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu:

    a) Ala Carte restaurant adalah restoran yang telah mendapat izin penuh untuk

    menjual makanan lengkap dengan banyak variasi, tamu bebas memilih

    sendiri makanan yang mereka inginkan. Tiap makanan dalam restoran ini

    memiliki tarif sendiri-sendiri.

    b) Table Dhote restaurant adalah restoran yang khusus menjual satu susunan

    menu yang lengkap (hidangan pembuka sampai hidangan penutup) dan

    tertentu, dengan harga yang telah ditentukan pula.

    c) Coffe shop atau Brasseire adalah restoran yang pada umumnya berhubungan

    dengan hotel, tamu bisa mendapatkan makan pagi, makan siang, dan makan

    malam secara cepat dengan harga yang pantas.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    11

    d) Caf adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cake (kue),

    sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanan terbatas dan tidak menjual

    minuman beralkohol.

    e) Canteen adalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik atau

    sekolah, tempat para pekerja dan pelajar bisa mendapatkan makan siang dan

    coffe break, yaitu minum kopi disertai makanan kecil untuk selingan jam

    kerja, jam belajar ataupun dalam acara rapat dan seminar.

    f) Continental Restaurant adalah suatu restoran yang menitik beratkan

    hidangan continental pilihan dengan pelayanan elaborate atau megah.

    Bersuasana santai, susunannya agak rumit, disediakan bagi tamu yang ingin

    makan secara santai dan rileks.

    g) Carvery adalah restoran yang sering berhubungan dengan hotel dimana para

    tamu dapat mengiris sendiri hidangan panggang sebanyak yang mereka

    inginkan dengan harga yang telah ditetapkan.

    h) Dining room terdapat di hotel kecil seperti motel atau inn, merupakan

    tempat yang lebih ekonomis daripada tempat makan biasa. Dining room

    pada dasarnya disediakan untuk para tamu yang tinggal di hotel yang

    bersangkutan, namun juga menerima tamu dari luar.

    i) Discotheque adalah restoran yang pada prinsipnya berarti juga tempat dansa

    sambil mendengarkan alunan musik, juga menampilkan live band. Bar

    adalah salah satu fasilitas utama dalam seduah diskotik, hidangan yang

    tersedia umumnya berupa snack.

    j) Fish and Chip Shop adalah restoran yang banyak terdapat di Inggris,

    pengunjung dapat membeli bermacam-macam keripik dan ikan goring,

    biasanya berupa ikan cod, dibungkus dalam kertas dan dibawa pergi, jadi

    makanannya tidak dinikmati ditempat itu.

    k) Grill Room adalah restoran yang menyediakan bermacam-macam daging

    panggang. Pada umumnya antara restoran dengan dapur dibatasi oleh sekat

    dinding kaca sehingga para tamu dapat memilih sendiri potongan daging

    yang dikehendaki dan melihat sendiri proses memasaknya. Grill room

    kadang-kadang disebut juga dengan steak house.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    12

    l) Inn Tavern adalah restoran dengan harga cukup yang dikelola oleh

    perorangan di tepi kota. Suasananya dibuat sangat dekat dan ramah dengan

    tamu-tamu, sedangkan hidangannya pun lezat-lezat.

    m) Night Club / Super Club adalah restoran yang pada umumnya mulai dibuka

    menjelang larut malam, menyediakan makan malam bagi tamu-tamu yang

    ingin santai. Dekorasinya megah, pelayanannya mewah. Band merupakan

    kelengkapan yang diperlukan. Para tamu dituntut berpakaian resmi dan rapi

    sehingga menaikkan gengsi tempat itu.

    n) Pizzeria adalah restoran yang khusus menjual pizza. Makanan lain berupa

    spaghetti dan makanan khas Italia yang lain.

    o) Pan Cake House merupakan suatu restoran yang khusus menjual pan cake

    dan crepe yang diisi berbagai macam manisan didalamnya.

    p) Pub, pada umumnya merupakan tempat hiburan umum yang mendapat izin

    untuk menjual minuman beralkohol dan bir. Para tamu mendapatkan

    minumannya dari counter, dan dapat dinikmati dengan berdiri atau duduk.

    Hidangan yang disediakan berupa snack dan sandwich.

    q) Snack Bar / Caf / Milk bar adalah semacam restoran yang sifatnya tidak

    resmi dengan pelayanan cepat, dimana para tamu mengumpulkan

    makanannya diatas baki yang diambil dari meja counter makanan dan

    kemudian membawanya ke meja makan. Para tamu bebas memilih makanan

    yang disukainya seperti hamburger, sausages dan sandwich.

    r) Specially restaurant adalah restoran yang suasana dan dekorasinya

    disesuaikan dengan tipe makanan khas yang disediakan. Restoran ini

    menyediakan masakan Cina, Jepang, India, Italia dan sebagainya.

    Pelayanannya sedikit banyak berdasarkan tata cara negara tempat asal

    makanan spesial itu.

    s) Terrace restaurant adalah restoran yang terletak diluar bangunan. Namun

    masih berhubungan dengan ruangan induknya. Di negara-negara barat pada

    umumnya restoran tersebut hanya buka pada musim panas saja.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    13

    t) Gourmet Restaurant adalah restoran yang menyelenggarakan pelayanan

    makan dan minum bagi orang-orang yang berpengalaman luas dalam bidang

    rasa makanan dan minuman. Keistimewaan restoran ini adalah makanannya

    yang lezat, pelayanan yang mewah dan harganya cukup mahal.

    u) Family tipe restaurant adalah restoran sederhana yang menghidangkan

    makanan dan minuman bagi tamu-tamu keluarga atau rombongan dengan

    harga yang terjangkau.

    v) Main Dining room adalah ruang makan utama restoran yang pada umumnya

    terdapat di hotel-hotel besar, dimana penyajian makanannya secara resmi,

    pelan namun terikat oleh peraturan yang ketat. Servisnya bisa menggunakan

    pelayanan ala Perancis atau Rusia. Tamu-tamu yang hadir pada umumnya

    berpakaian resmi dan formal.

    4) Fungsi Ruang Publik

    Peranan ruang publik dapat memberikan karakter kotanya, dan pada umumnya

    memiliki fungsi interaksi sosial bagi masyarakat, kegiatan ekonomi rakyat dan

    tempat apresiasi budaya. Secara langsung nilai komersil yang ditawarkan tidak

    begitu menjanjikan bagi investor yang berminat berkiprah menanamkan

    modalnya, karena pangsa pasar yang sebagian besar terdiri masyarakat

    berpenghasilan rendah, sehingga tidak dapat diandalkan untuk pengembalian

    modalnya (Ir. Edy Darmawan M.eng, 2003).

    Menurut Ir. Edy Darmawan M.eng, 2003, fungsi ruang publik dapat diuraikan

    sebagai berikut:

    1) Sebagai pusat interaksi, komunikasi masyrakat baik formal seperti upacara-

    upacara bendera, sholat ied pada hari idul fitri, dan peringatan yang lain;

    informal seperti pertemuan-pertemuan individual, kelompok masyarakat

    dalam acara yang santai dan rekreatif atau demo mahasiswa yang menjadi

    pemandangan sehari-hari akhir-akhir ini dengan tujuan menyampaikan

    aspirasi, ide-ide atau protes terhadap keputusan pihak penguasa, instansi

    atau lembaga pemerintah maupun swasta yang lain.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    14

    2) Sebagai ruang terbuka, yang menampung koridor-koridor jalan menuju

    kearah ruang publik tersebut dan sebagai ruang pengikat dilihat dari struktur

    kota, sekaligus sebagai pembagi ruang fungsi bangunan disekitarnya serta

    ruang untuk transit bagi msyarakat yang akan pindah kearah tujuan lain.

    3) Sebagai tempat kegiatan pedagang kaki lima yang menjajakan makanan dan

    minuman, pakaian, souvenir, dan jasa entertaiment seperti tukang sulap,

    tarian kera dan ular, terutama untuk kegiatan dimalam hari.

    4) Sebagai paru-paru kota, sehingga masyarakat banyak yang memanfaatkan

    sebagai tempat olahraga, bermain dan santai bersama keluarga.

    5) Tipe dan Karakter Ruang Publik Kota

    Menurut Stephen carr (1992), tipologi ruang publik dibagi menjadi beberapa tipe

    dan karakter sebagai berikut:

    a) Taman umum (Public Park)

    1) Taman Nasional (National Park)

    Skala pelayanan taman ini adlah tingkat nasional, likasinya berada dipusat kota

    seperti jakarta yang berpengaruh terhadap kegiatan nasional. Bentuknya berupa

    zona ruang terbuka yang memilki peran yang sangat penting dengan luasan

    melebihi taman-taman kota yang lain. Contohnya Taman Monumen Nasional

    (Monas) Jakarta.

    2) Taman pusat kota (Downtown Park)

    Taman ini berada dikawasan pusat kota, berbentuk lapangan hijau yang dikelilingi

    pohon-pohon peneduh atau berupa hutan kota dengan pola tradisional atau dapat

    pula dengan desain pengembangan baru.

    b) Taman Lingkungan (Neighborhood Park)

    Ruang terbuka yang dikembangkan dilingkungan perumahan untuk kegiatan

    umum seperti aktivitas bermain anak, olahraga, dan bersantai bagi masyarakat

    disekitarnya. contoh taman kompleks perumahan.

    c) Taman Kecil (Mini Park)

    Taman kota yang kecil yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan, termasuk air

    mancur.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    15

    d) Lapangan dan Plaza

    1) Lapangan Pusat Kota (Central Square)

    Ruang Publik ini sebagai bagian pengembangan sejarah berlokasi dipusat kota

    yang sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan formal seperti upacara-upacara

    peringatan hari nasional, sebagai Rendevous points koridor-koridor jalan

    dikawasan tersebut.

    2) Plaza Pengikat (Corporate Plaza)

    Plasa ini merupakan pengikat dari bangunan-bangunan komersil atau perkantoran,

    berlokasi dipusat kota dan pengelolaannya dilakukan oleh pemilik kantor atau

    pemimpin kantor tersebut secara mandiri.

    e) Peringatan (Memorial)

    Ruang publik yang digunakan untuk memperingati memori kejadian penting bagi

    umat manusia atau masyarakat ditingkat lokal atau nasional.

    f) Pasar (Markets)

    Ruang terbuka atau ruas jalan yang digunakan untuk pasar hal pertanian atau

    pasar loak. Biasanya bersifat temporer atau hari tertentu dan berlokasi diruang

    yang tersedia, jalan, plasa atau lapangan parkir.

    g) Jalan (Streets)

    1) Pedestrian sisi jalan (Pedestrian Sidewalk)

    Bagian ruang publik yang banyak dilalui orang yang sedang berjalan kaki

    menyusuri jalan yang satu yang berhubungan dengan jalan yang lain.

    2) Mal Pedestrian (Mall Pedestrian)

    Suatu jalan yang ditutup bagi kendaraan bermotor, dan diperuntukkan

    khusus bagi pejalan kaki. Fasilitas tersebut biasanya dilengkapi dengan

    assesoris kota seperti pagar, tanaman dan berlokasi dijalan utama pusat kota.

    3) Mal Transit (Transit Mall)

    Pengembangan pencapaian transit untuk kendaraan umum pada penggal

    jalan tertentu yang telah dikembangkan sebagai pedestrian area.

    4) Jalur Lambat (Traffic Restricted Streets)

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    16

    Jalan yang digunakan sebagai ruang terbuka dan diolah dengan pedestrian

    agar lalu lintas kendaraan terpaksa berjalan lamban, disamping dihiasi

    dengan tanaman sepanjang jalan tersebut.

    5) Gang kecil kota (Town trail)

    Gang-gang kecil ini merupakan bagian jaringan jalan yang menghubungkan

    keberbagai elemen kota satu dengan yang lain yang sangat kompak dan

    integrated. Ruang publik ini direncanakan dan dikemas untuk mengenali

    lingkungan.

    h) Tempat bermain (Playgrounds)

    Ruang publik ini berlokasi dilingkungan perumahan, dilengkapi peralatan

    tradisional seperti papan luncur, bandulan, dan fasilitas temoat duduk untuk

    dewasa, disampng dilengkapi dengan alat permainan untuk kegiatan petualangan.

    i) Ruang Komunitas (Community open space)

    Ruang-ruang kosong dilingkungan perumahan yang didesain dan dikembangkan

    serta dikelola sendiri oleh masyarakat setempat.

    j) Jalan Hijau dan Jalan Taman (Greenways &Parkways)

    Merupakan jalan pedestrian yang menghubungkan antar tempat rekreasi dan ruang

    terbuka.

    k) Atrium/ Pasar Didalam Ruang (Atrium/Indoor Market Place)

    1) Atrium adalah ruang dalam suatu bangunan yang berfungsi sebagai atrium,

    berperan sebagai pengikat ruang-ruang disekitarnya yang sering digunakan

    untuk kegiatan komersial dan merupakan pedestrian area. Pengelolaannya

    ditangani oleh pemilik gedung atau pengembang/investor.

    2) Pasar/ Pusat Perbelanjaan dipusat kota (Market place/downtown shopping

    center), Biasanya memanfaatkan bangunan tua yang kemudian direhabilitasi

    ruang luar atau ruang dalamnya sebagai ruang komersil. Kadang-kadang

    dipakai sebagai festival pasar dan dikelola sendiri oleh pemilik gedung

    tersebut.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    17

    l) Ruang Dilingkungan Rumah (Found/Neighborhood Spaces)

    Ruang terbuka yang mudah dicapai dari rumah, seperti sisa kapling disudut jalan

    atau tanah kosong yang belum dimanfaatkan dapat dipakai sebagai tempat

    bermain bagi anak-anak atau tempat bermain bagi anak-anak atau tempat

    komunikasi bagi orang dewasa atau orang tua.

    m) Waterfront

    Ruang ini bisa berupa pelabuhan, pantai, bantaran sungai, bantaran danau, atau

    dermaga. Ruang terbuka ini berada disepanjang rute aliran air didalam kota yang

    dikembangkan sebagai taman untuk waterfront.

    B. STUDI KASUS

    1) Pusat Kuliner Sunway Giza Shopping Arcade, Malaysia

    a. Aspek Filosofi

    Sunway Giza Shopping Arcade berada di negara Malaysia, tepatnya di kota

    Damansara Dataran Sunway dengan luas area 16,7 hektar. Giza ini memilki

    konsep dengan tujuan untuk lebih meningkatkan popularitas makan di tempat

    terbuka di malaysia. sebagai fitur ramah pejalan kaki, "jalan lebar pejalan kaki"

    diintegrasikan ke dalam tata letak, menciptakan sebuah jalan pejalan kaki yang

    kuat yang menghubungkan seluruh pembangunan.

    Gambar II.1 Pusat Kuliner Sunway Giza Shopping Arcade (Sumber : Futurarc Green Issue , 2010)

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    18

    b. Aspek Fungsional

    Gambar II.2 Jalan Lebar Dalam Kawasan Pusat Kuliner Sunway Giza Shopping Arcade (Sumber : Futurarc Green Issue , 2010)

    Dengan konsep yang diorientasikan untuk para pejalan kaki, giza ini memiliki

    jalan lebar, yang merupakan garis keturunan pembangunan, menghubungkan

    segala sesuatu bersama-sama. Jalan lebar ini dirancang untuk memiliki tempat

    duduk untuk para pejalan kaki yang berkunjung didalam kawasan giza ini. Hal ini

    dapat menciptakan frontages aktif yang melibatkan orang yang lewat (Futurarc

    Green Issue , 2010).

    Sunway Giza ini memiliki empat pintu masuk di keempat sisinya, dilindungi oleh

    kanopi kaca yang dirancang untuk menarik minat yang lewat pada jalur lalu lintas

    jalan lebar dan untuk menyediakan koneksi visual dan fisik langsung terhadap

    pembangunan yang berdekatan untuk menarik kerumunan. di persimpangan jalan

    lebar ini adalah akses langsung ke parkir bawah tanah melalui tangga melengkung

    diapit oleh fitur air terjun(Futurarc Green Issue , 2010).

    Untuk mendukung aktivitas di dalam kawasan giza ini, area servis diletakkan di

    setiap toko/retail. Sedangkan area parkir berada disekeliling area kawasan

    (Futurarc Green Issue , 2010).

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    19

    Gambar II.3 Site Plan Kawasan Pusat Kuliner Sunway Giza Shopping Arcade (Sumber : Futurarc Green Issue , 2010)

    Didalam kawasan giza ini memiliki 4 blok yaitu blok A, blok B, blok C, dan blok

    D yang dapat dilihat pada table 1.1.

    Table II.1 Jumlah Toko/Retail dalam Blok Pembangunan Pusat Kuliner Sunway Giza

    Shopping Arcade

    Nama Blok Jumlah Toko/Retail

    BLOK A 16

    BLOK B 16

    BLOK C 17

    BLOK D 8

    (Sumber : Futurarc Green Issue , 2010)

    c. Aspek Teknis

    1. Ventilasi Alami

    Jendela dapat dibuka cukup disediakan untuk memaksimalkan ventilasi alami ke

    dalam unit untuk mengurangi penggunaan sistem pendingin udara. Jalan

    boulevard memiliki penggemar raksasa untuk membantu dengan sirkulasi udara.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    20

    Semua koridor, area beranda, boulevard jalan dan tempat parkir dirancang untuk

    ventilasi alami (Futurarc Green Issue , 2010).

    Gambar II.4 Ventilasi Bangunan Pusat Kuliner Sunway Giza Shopping Arcade (Sumber : Futurarc Green Issue , 2010)

    II) Atap

    Semua blok disediakan dengan atap tambahan dicat dengan cat reflektif untuk

    membelokkan dalam mendapatkan panas dari atap datar RC (Futurarc Green

    Issue , 2010).

    2) Pasar Buah dan Kuliner Kelurahan Mandonga, Kendari

    a. Aspek Filosofi

    Kawasan ini terletak pada kawasan bantaran sungai kadia, yaitu berada pada Jl.

    Jenderal Ahmad Yani, Jl. Sao-sao dan Jln By pass Kelurahan Mandonga Kota

    Kendari. Lapak jualan yang diletakkan pada bantaran sungai menjadikan suatu ciri

    khas kawasan tersebut. Pemerintah Kota Kendari membangun kawasan ini dengan

    menyediakan fasilitas berupa bangunan semi permanen yang berfungsi sebagai

    pasar buah. Konsep dari perencanaan pembuatan lapak jualan adalah

    memanfaatkan lahan kosong daerah pinggir sungai sebagai tempat pembangunan

    lapak jualan bagi para PKL dengan pendekatan arsitektur hijau.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    21

    Gambar II.5 Pasar Buah dan Pusat Kuliner Kelurahan Mandonga, Kendari (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

    Gambar II.6 Pusat Kuliner Kelurahan Mandonga, Kendari (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    22

    Gambar II.7 Site Lokasi Pusat Kuliner Kelurahan Mandonga, Kendari (Sumber : www.maps.google.com)

    b. Aspek Fungsional

    Fungsi utama dari perencanaan kawasan ini adalah sebagai pasar buah kota

    kendari, tetapi seiring perkembangan kota, kawasan ini mengalami penambahan

    beberapa fungsi. Saat ini kawasan tersebut memiliki beragam jenis aktivitas

    seperti jual beli buah-buahan, jual beli tanaman, ruang terbuka hijau, dan pusat

    kuliner. Lokasi perencanaan kawasan ini berada pada kawasan potensial yang

    memiliki pusat perbelanjaan, tempat pengisian bahan bakar, hotel, dan toko.

    Gambar II.8 Penzoningan Jenis Aktivitas dan Potensi Tapak (Sumber : www.maps.google.com)

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    23

    Gambar II.9 Penzoningan Jenis Aktivitas dan Sungai Kadia (Sumber : www.maps.google.com)

    Lokasi ini dapat diakses dengan menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan

    umum maupun berjalan kaki. Kendaraan yang melintas pada kawasan ini

    didominasi oleh kendaraan roda dua dari jalan jenderal ahmad yani menuju jln

    sao-sao atau ke arah Jln by pass. Tetapi tidak disediakan lahan parkir untuk para

    pengguna kendaraan, sehingga ruas jalan yang digunakan pejalan kaki, dijadikan

    sebagai lahan parkir sementara bagi pengguna kendaraan.

    Gambar II.10 Ruas Jalan Berfungsi Sebagai Lahan Parkir Sementara (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    24

    Berdasarkan pendekatan arsitektur hijau, kawasan ini menggunakan pohon

    peneduh sebagai aplikasi lansekap, dan material papan, seng sebagai material

    lapak jualannya.

    c. Aspek Teknis

    Kawasan ini memiliki penghawaan alami dengan menggunakan pohon peneduh

    untuk mengurangi panas terik matahari pada siang hari.

    Gambar II.11 Lapak Jualan dan Pohon Peneduh (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

    3) Bukit Panjang (Hawker center), Singapura

    a. Aspek Filosofi

    Budaya makanan merupakan komponen utama dalam gaya hidup banyak orang

    Singapura dan makan di luar menjadi aktivitas sehari-hari. Selain itu pilihan

    makanan dan tempat makan harus memenuhi kualitas yang tinggi tetapi tetap

    mempertahankan kuliner khas singapura. Skema ini menetapkan hubungan antara

    makanan, kenyamanan dan pertukaran sosial dalam pusat jajanan, menggunakan

    budaya wisata kuliner untuk mengaktifkan ruang sosial dan sebaliknya

    (www.arcdaily.com).

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    25

    Gambar II.12 Bukit Panjang Hawker center, Singapura (Sumber : www.arcdaily.com)

    b. Aspek Fungsional

    Pusat jajanan ini bertujuan tidak hanya untuk mendorong hubungan antara

    individu tetapi juga melalui design lipat progresif, untuk melibatkan konteks dan

    komunitas yang lebih luas (Sumber : www.arcdaily.com).

    Bukit panjang (Hawker center) ini memiliki 3 lantai, yaitu

    c. Lantai pertama, berfungsi untuk kios-kios jajanan yang langsung dimasak,

    memiliki jam operasi terpanjang, letaknya di lantai dasar untuk visibilitas

    maksimum untuk menarik orang masuk.

    d. Lantai kedua, berfungsi dengan menempatkan lock up kios-kios.

    e. Lantai ketiga, berfungsi sebagai kios-kios jajanan basah

    (www.arcdaily.com).

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    26

    Tabel II.2 Resume Matriks Hasil Studi Kasus

    ASPEK

    ARSITEKTURAL

    BANGUNAN

    I

    Sunway Giza

    Shopping Arcade

    II

    Pasar Buah, dan

    Kuliner Kota Kendari

    III

    Bukit Panjang

    (Hawker Center)

    Lokasi

    Berada di negara

    Malaysia, tepatnya di

    kota Damansara

    Dataran Sunway

    berada pada Jl.

    Jenderal Ahmad Yani,

    Jl. Sao-sao dan Jln By

    pass Kelurahan

    Mandonga Kota

    Kendari

    Berada di Negara

    Singapura

    Fungsi Pusat Kuliner

    Pasar buah, ruang

    publik, pasar tanaman,

    dan pusat kuliner.

    Pusat Kuliner

    Konsep bangunan

    Terbagi 4 blok

    bangunan yang

    perancangannya

    diorientasikan bagi

    pejalan kaki.

    Dibuat memanjang

    mengikuti alur

    bantaran sungai

    dengan bentuk lapak

    jualan yang sama.

    Pusat jajanan yang

    terbagi menjadi 3

    lantai dengan fungsi

    yang berbeda. Dimana

    lantai pertama

    dirancang untuk

    menarik minat

    konsumen untuk

    memasuki bangunan

    ini.

    Pola hubungan

    ruang

    Terpusat, dengan

    menggunakan entrance

    ke jalur bawah tanah

    sebagai titik tengah

    yang menghubungkan

    jalan lebar para pejalan

    kaki.

    Linear karena akses ke

    semua lapak dapat

    dijangkau dengan

    mengikuti arah jalan

    Linear secara vertical.

    Bentuk sirkulasi dari

    lantai satu ke lantai 3.

    Penerapan warna

    Didominasi warna

    putih.

    Warna putih

    mendominasi eksterior

    dan interior bangunan

    Pemilihan

    material

    Menggunakan material

    composit panel, kasa,

    aluminium, dan baja

    Menggunakan material

    composit panel, baja,

    besi, kayu, dan

    alluminium.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    27

    D. IDE RANCANGAN

    Berdasarkan studi kasus yang diuraikan diatas maka, hal-hal yang dapat

    diterapkan dalam rancangan Pusat Kuliner Sebagai Ruang Publik Kota Di

    Kendari adalah:

    a. Lokasi perencanaan berada pada yang sesuai dengan fungsi kawasan

    perdagangan dan jasa, pariwisata, perkantoran dan permukiman;

    b. Mewadahi kegiatan wisata kuliner bagi para pejalan kaki, pengendara

    motor, mobil dan sepeda;

    c. Menyediakan fasilitas ruang publik yang diaplikasikan pada design kawasan

    seperti, taman, area bermain, dan lain-lain;

    d. Perencanaan kawasan dibuat untuk memudahkan para pengguna untuk

    menemukan lapak jualan dengan mudah dan nyaman;

    e. Bentuk bangunan dibuat menarik agar para pengunjung menjadi nyaman

    dan tertarik membeli jajanan.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    28

    BAB III

    TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN

    A. TINJAUAN MAKRO LOKASI

    1. Gambaran Umum Kota Kendari

    a. Letak Geografis dan Batas Wilayah

    Gambar III.1 Peta Rencana Struktur Ruang Kota Kendari 2010-2030

    (Sumber : Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota Kendari)

    Wilayah Kota Kendari dengan ibuKotanya Kendari dan sekaligus berkedudukan

    sebagai ibuKota Provinsi Sulawesi Tenggara secara geografis terletak di bagian

    selatan garis khatulistiwa berada di antara 30 54` 30`` - 40 3` 11`` Lintang

    Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara 1220 23` - 1220 39` Bujur

    Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

    1) Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Soropia & Kecamatan sampara

    (Kabupaten Konawe)

    2) Sebelah timur berbatasan dengan Laut Banda

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    29

    3) Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan moramo (Kabupaten Konawe

    Selatan)

    4) Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan sampara(kabupaten

    Konawe),Kecamatan Ranomeeto & Kecamatan Konda (Kabupaten Konawe

    Selatan).

    b. Luas wilayah

    Wilayah Kota Kendari terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi Wilayah

    daratannya sebagian besar terdapat di daratan pulau Sulawesi mengelilingi Teluk

    Kendari dan terdapat satu pulau yaitu Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan

    Kota Kendari 295,89 KM2 atau 0,70 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi

    Tenggara.

    Luas wilayah menurut kecamatan sangat beragam. Kecamatan Abeli merupakan

    wilayah kecamatan yang paling luas (16,77%), selanjutnya Kecamatan Baruga

    (16,76%), Kecamatan Poasia (14,71%), Kecamatan Puuwatu (14,43%),

    Kecamatan Mandonga (7,89%), Kecamatan Kambu (7, 82%), Kecamatan Kendari

    Barat (7,77%), Kecamatan Kendari (6,61%), Kecamatan Wua-wua (4,71%), dan

    Kecamatan Kadia (3,08%).

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    30

    Table III.1 Luas Wilayah Kota Kendari Menurut Kecamatan 2012

    Kecamatan Luas Area

    Km2 %

    1 2 3

    Mandonga 20,77 7,77

    Baruga 48,00 17,95

    Puuwatu 39,72 14,86

    Kadia 6,71 2,51

    Wua-wua 11,16 4,17

    Poasia 37,74 14,12

    Abeli 43,85 16,40

    Kambu 24,63 9,21

    Kendari 15,68 5,86

    Kendari Barat 19,11 7,15

    Kota Kendari Kendari City 267,37 100,00

    Wilayah Laut 31,527

    (Sumber : BPS Kendari Dalam Angka 2013)

    c. Tinggi Wilayah

    Dilihat berdasarkan ketinggian wilayah Kota Kendari di atas permukaan laut,

    Kecamatan Mandonga merupakan wilayah tertinggi berada pada ketinggian 30

    meter di atas permukaan laut, selanjutnya wilayah Kecamatan Abeli dan

    Kecamatan Kendari Barat berada pada ketinggian 3 meter di atas permukaan laut.

    d. Keadaan Iklim

    1. Suhu, Kelembaban, dan Curah Hujan

    Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, di Kota Kendari hanya dikenal dua

    musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Keadaan musim sangat

    dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup diatas wilayahnya. Menurut data yang

    diperoleh dari Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Metereologi

    Maritim Kendari tahun 2010 terjadi 258 hari hujan dengan curah hujan 2,859,3

    mm.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    31

    Suhu udara dipengaruhi oleh berbagai macam factor. Permengabedaan ketinggian

    dari permukaan laut, daerah pegunungan dan daerah pesisir mengakibatkan

    keadaan suhu yang sedikit beda untuk masing-masing tempat dalam suatu

    wilayah. Secara keseluruhan, wilayah Kota Kendari merupakan daerah bersuhu

    tropis.

    e. Jumlah Penduduk

    Penduduk Kota Kendari berdasarkan sensus penduduk 2000 berjumlah 205.204

    jiwa. Ketika dilakukan survei penduduk antarsensus (Supas) pada tahun 2005,

    diketahui jumlah penduduk Kota Kendari meningkat menjadi 226.056 jiwa.

    Jumlah penduduk berdasarkan hasil sensus penduduk 2010 tercatat sebanyak

    289.966 jiwa.

    Jumlah penduduk tahun 2012 adalah sebesar 304.862 jiwa. Penduduk tersebut

    tersebar dengan persebaran yang tidak merata. Pada tahun 2012, sebanyak 14,80

    persen penduduk Kota Kendari tinggal diwilayah Kendari barat, hanya 6,68

    persen tinggal di kecamatan baruga, dan selebihnya tersebar di delapan kecamatan

    dengan persebaran yang bervariasi. Di samping itu, dilakukan penghitungan

    kepadatan penduduk pada masing-masing wilayah kecamatan. Kepadatan

    penduduk adalah banyaknya penduduk per km persegi. Kadia merupakan

    kecamatan dengan kepadatan penduduk paling tinggi yaitu 6.149 jiwa per km2.

    Sedangkan Baruga merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk paling

    rendah yaitu sebesar 424 jiwa per km2.

    Bila dilihat berdasarkan rasio jenis kelamin, di Kota Kendari terdapat lebih

    banyak penduduk laki-laki daripada perempuan. Rasio jenis kelamin adalah

    perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk

    perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan

    banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 perempuan. Rasio penduduk Kota

    Kendari sebesar 101,98 atau dengan kata lain, terdapat 102 penduduk laki-laki

    untuk tiap 100 penduduk perempuan.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    32

    f. Pemerintahan

    Luas wilayah yang dimiliki Kota Kendari adalah 29.589 Ha atau 0.78% dari luas

    wilayah Sulawesi Tenggara. Secara administrasif Kota Kendari terbagi atas 10

    Kecamatan yaitu :

    1) Kecamatan Poasia, terdiri dari 4 Kelurahan yaitu : Anduonohu,

    Rahandouna, Anggoeya dan Matabubu.

    2) Kecamatan Baruga, terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Baruga, Lepo-lepo,

    Watubangga dan Wundudopi

    3) Kecamatan Mandonga, terdiri atas 6 Kelurahan yaitu : Mandonga,

    Korumba, Anggilowu, Alolama, Wawombalata dan Labibia.

    4) Kecamatan Kendari, terdiri dari 9 Kelurahan yaitu : Kandai, Gunung jati,

    Kendari Caddi, Kasilampe, Kampung Salo, Mangga Dua, Mata, Purirano

    dan Jati Mekar.

    5) Kecamatan Kendari Barat, terdiri dari 9 Kelurahan yaitu : Kemaraya, Watu-

    watu, Tipulu, Punggaloba, Benu-benua, Sodohua, Sanua, Dapu-Dapura,

    Lahundape.

    6) Kecamatan Abeli terdiri dari 13 Kelurahan yaitu Benua Nirae, Puday,

    Lapulu, Abeli, Anggalomelai, Tobimeita, Poasia, Talia, Petoaha, Nambo,

    Bungkutoko, Sambuli dan Tondonggeu.

    7) Kecamatan Wua-Wua terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Wua-Wua, Bonggoeya,

    Mataiwoi dan Anawai.

    8) Kecamatan Puwatu terdiri dari 6 Kelurahan yaitu: Puwatu, Watulondo,

    Pungolaka, Tobuuha, Abeli Dalam dan Lalodati.

    9) Kecamatan Kambu terdiri dari 4 Kelurahan yaitu: Kambu, Mokoau, Padaleu

    dan Lalolara.

    10) Kecamatan Kadia terdiri dari 5 Kelurahan yaitu: Kadia, Bende, Pondambea,

    Wawo Wanggu dan Anaiwoi.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    33

    2. Rencana Umum Tata Ruang Kota Kendari

    1. Rencana Tata Guna Lahan

    Sebagai suatu sistem wilayah, Kota terbentuk oleh pembagian zona wilayah

    tertentu yang direncanakan oleh Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota Kendari

    2010-2030. Sehubungan dengan perkembangan kebutuhan lahan kegiatan-

    kegiatan perKotaan, maka fungsi eksisting di Kota Kendari di masa mendatang

    mengalami perubahan sebagaimana yang telah di lakukan oleh Dinas Tata Kota

    dan Pemukiman Kota Kendari yang telah membuat Rencana Tata Ruang Wilayah

    (RTRW) Kota Kendari 2010-2030 yakni membagi wilayah-wilayah Kota Kendari

    melalui penzoningan wilayah.

    Pembangunan wilayah Kota Kendari didasarkan pada Rencana Tata Ruang

    Wilayah Kota agar pembangunannya lebih berdaya guna, berhasil guna, serasi,

    selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan

    masyarakat yang tertib, aman, dan berkeadilan.

    2. Fungsi dan Peran Kota

    Berdasarkan potensi yang dimiliki Kota Kendari, maka kemampuan pelayanan

    seluruh kegiatan potensial yang ada secara internal dan eksternal akan dapat

    menentukan fungsi dan peran Kota.

    Kota Kendari dalam masa yang akan datang berdasarkan Rencana Tata Ruang

    Wilayah Kota Kendari 2010-2030 dalam peta sistem pusat-pusat pelayanan Kota

    akan berfungsi sebagai:

    a. Pusat pelayanan Kota:

    1) Pusat Pemerintahan Kota

    2) Perdagangan dan Jasa

    3) Pariwisata

    4) Pendidikan

    5) Transportasi

    6) Industri

    7) Kesehatan

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    34

    b. Sub Pusat Pelayanan Kota

    c. Pusat Lingkungan\

    3. Rencana Pola Ruang

    Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Kendari tahun 2010

    2030, pembagian pola ruang Kota Kendari terbagi atas beberapa zona peruntukan,

    yakni :

    1) Kawasan Pertanahan

    2) Pertanian Tanaman Hortikultura

    3) Kawasan Hutan Lindung

    4) RTH

    5) Sempadan Pantai

    6) Kawasan Resapan Air

    7) Sempadan Sungai

    8) Taman Wisata Alam

    9) Kebun Raya

    10) Hutan Kota

    11) Taman Kota

    12) Perumahan Kepadatan Tinggi

    13) Perumahan Kepadatan Sedang

    14) Perumahann Kepadatan Rendah

    15) Perkantoran Pemerintah

    16) Kawasan Pendidikan Tinggi

    17) Pelayanan Kesehatan

    18) Perdagangan dan Jasa

    19) Sector Informal

    20) Pelayanan Pendidikan

    21) Kawasan Pelayanan Umum

    22) Kawasan Industri Terbatas

    23) Kawasan Industri & Pergudangan

    24) Kawasan Pelabuhan

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    35

    25) Kawasan Pariwisata

    26) Terminal Type A

    27) TPA

    28) Pertanian Taman Pangan

    29) Pertanian Hortikultura

    30) Zona Kepentingan Pariwisata

    31) Zona Kepentingan Pariwisata & Nelayan

    32) Zona Kepentingan Pelabuhan

    Rencana Pola Ruang yang telah dibuat oleh Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota

    Kendari mengatur penzonningan pada wilayah-wilayah Kota Kendari tahun 2010

    sampai tahun 2030. Hal tersebut diatas dapat dilihat pada peta berikut ini:

    Gambar III.2 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kendari 2010-2030

    (Sumber : Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota Kendari 2013)

    Untuk mendukung fungsi kawasan Di Kota Kendari maka, fasilitas Pusat

    Kuliner ini sebaiknya berlokasi dikawasan pariwisata, permukiman, dan

    perkantoran atau pada lokasi dengan potensi lahan yang menunjang.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    36

    Tabel III.2. Arahan Perkembangan Zona Kota Kendari

    I. Kawasan Hutan Lindung Adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun

    bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan

    erosi, serta memelihara kesuburan tanah. Terletak

    dikecamatan kambu.

    II. Ruang Terbuka Hijau Area memanjang/jalur dan mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh

    tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang

    sengaja ditanam. Terletak di Kecamatan kambu, kecamatan

    poasia, dan kecamatan Kendari barat.

    III. Kawasan Sempadan Sungai Kawasan sepanjang kanan kiri sungai, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi

    sungai. Terletak di kecamatan abeli, kecamatan wua-wua,

    kecamatan kadia, kecamatan mandonga.

    IV. Kawasan Resapan Air Kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi meresapkan air hujan, sehingga merupakan tempat pengisisan air bumi (

    akuiver ) yang berguna sebagai sumber air. Terletak di

    kecamatan Kendari, kecamatan Kendari barat, kecamatan

    baruga, kecamatan kambu, kecamatan poasia dan kecamatan

    abeli.

    V. Taman Wisata Alam Kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.

    VI. Kawasan Taman Kota Kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami dan bukan alami, jenis asli atau

    bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian,

    ilmu pengetahuan, pendidikan menunjang budidaya, budaya,

    pariwisata dan rekresasi.

    VII. Kawasan Hutan Kota Satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam

    kesekutuan alam lingkungannya, yang satu dan yang lainnya

    tidak dapat dipisahkan.

    VIII. Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi

    Terletak di kawasan pusat Kota dan pusat pertumbuhan baru meliputi Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari Barat,

    Kecamatan Mandonga, Kecamatan Kadia, Kecamatan Wua-

    wua, Kecamatan Baruga, Kecamatan Poasia dan Kecamatan

    Abeli.

    IX. Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang

    Terletak diantara kawasan perumahan kepadatan tinggi dan kepadatan rendah meliputi kecamatan Kendari Barat,

    Kecamatan Mandonga, Kecamatan Wua-wua, Kecamatan

    Baruga, Kecamatan Kambu dan Kecamatan Abeli.

    X. Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah

    Terletak berdekatan dengan kawasan lindung, kawasan agrowisata dan kawasan pertanian meliputi Kecamatan

    Puuwatu, Lecamatan Mandonga, Kecamatan Kambu,

    Kecamatan Poasia dan Kecamatan Abeli.

    Perkantoran Pemerintah

    Provinsi Sulawesi Tenggara Terdapat di Kecamatan Poasia dengan rencana

    pengembangan di Kecamatan Kambu

    XI. Perkantoran Pemerintah Kota Kendari

    Berada di Kecamatan Mandongan dan Kecamatan Kadia

    XII. Kawasan Pendidikan Tinggi Berada di Kecamatan kambu sebagai pusat pertumbuhan baru di bagian selatan.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    37

    (Sumber : Peraturan Daerah Kota No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata

    Ruang Wilayah Kota Kendari Tahun 2010-2030)

    B. TINJAUAN MIKRO LOKASI

    1. Ketentuan Teknik Site Perancangan

    XIII. Kawasan Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan untuk skala Provinsi di kecamatan Baruga, dan rumah sakit skala Kota berada di Kecamatan

    Kambu

    XIV. Kawasan Perdagangan dan Jasa

    Untuk pasar tradisional berada di Kecamatan Kendari, Kecamatan Puuwatu, Kecamatan Kadia, dan Kecamatan

    Baruga. Dan untuk pusat perbelanjaan berada di Kecamatan

    Kadia, Kecamatan Wua-wua, Kecamatan Poasia, dan

    Kecamatan Abeli. Selanjutnya untuk pertokoan modern

    berada di Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari barat,

    Kecamatan Wua-wua, Kecamatan Kadia, Kecamatan

    Baruga dan Kecamatan Abeli.

    XV. Sektor Informal Berada di Kawasan perdagangan mandonga, dan kawasan pusat Kota, kawasan teluk Kendari yang meliputi kecamatan

    kadia, kecamatan wua-wua dan kecamatan poasia.

    XVI. Kawasan Pelayanan Umum Untuk pelayanan kantor kepolisian skala Kota terletak di Kecamatan wua-wua dan skala pelayanan kecamatan

    terdapat disetiap kecamatan.

    XVII. Kawasan Industri terbatas Meliputi industri manufactur seluas 100 ha yang terletak di kecamatan baruga.

    XVIII. Kawasan Industri terpadu

    Dikembangkan untuk kegiatan indutri skala besar, terdapat di kecamatan abeli, dan kawasan agroindustri di kecamatan

    puuwatu dan kecamatan kadia.

    XIX. Kawasan Pariwisata Kawasan pariwisata budaya berupa pusat kawasan promosi dan informasi daerah, serta rumah-rumah adat sulawesi

    tenggara di kecamatan kadia, wisata perdagangan dan

    sejarah Kota lama di kecamatan Kendari. Dan untuk

    kawasan pariwisata alam berupa taman wisata alam di

    kecamatan puuwatu, kecamatan wua-wua, kecamatan

    baruga, kecamatan kambu dan kecamatan poasia.

    Selanjutnya kawasan pariwisata buatan, wisata agro, objek

    wisata pantai, wisata religius, dan perdagangan di

    kecamatan mandonga, kecamatan puuwatu, kecamatan

    kadia, kecamatan kambu dan kecamatan poasia serta pusat

    Kota dan kawasan teluk Kendari.

    XX. Kawasan pelabuhan Terletak di kelurahan bungkutoko.

    XXI. Kawasan tanaman pangan terletak di kecamatan puuwatu, kecamatan mandonga, kecamatan baruga dan kecamatan abeli.

    XXII. Kawasan pertanian Horticultura

    Terletak di kecamatan puuwatu, kecamatan mandonga, kecamatan kambu, kecamatan baruga dan kecamatan poasia.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    38

    Tabel III. 3 Kepadatan dan Ketinggian Bangunan

    (Sumber : Keputusan Menteri PU No. 378/KPTS/1987)

    2. Peruntukkan Penggunaan Lahan

    Peruntukkan penggunaan lahan di Kota Kendari dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel III.4 Penggunaan Lahan

    Luas Kavling (m2)

    KDB

    (%)

    Lantai KLB

    Tinggi

    Bangunan Keterangan

    Min Max Min Max

    50 100 40 1 2 2xKDB - 12 Standar umum yang digunakan

    pada daerah-

    daerah yang sudah

    berkembang

    menjadi kawasan

    permukiman

    (perKotaan)

    200 40 - 3 3xKDB - 18

    200 300 40 3 4 4xKDB 12 20

    600 1.200 40 5 8 8xKDB 24 36

    1.200 2.400 40 9 11 9xKDB 40 48

    2.400-4.800 40 20 25

    9xKDB 84 100

    300-600 40 1 2 2xKDB - 12 Standar Kota

    dalam taman yang

    dikembangkan

    pada daerah yang

    masih kosong atau

    daerah baru untuk

    pengembangan

    kawasan

    perKotaan

    1200 40 - 3 3xKDB - 18

    1200-1800 40 3 4 4xKDB 12 20

    3600-7200 40 5 8 8xKDB 24 36

    7200-14.400 40 9 11 9xKDB 40 48

    14400-28400 40 20 25 9xKDB 84 100

    3.600 30 5 8 8xKDB 24 36

    Standar pada

    kawasan sepanjang

    teluk Kendari

    2000 20 - 2 2xKDB - 12 Standar pada

    kawasan Tanura

    Murhum untuk

    Villa dan Hotel

    5000 20 - 2 2xKDB - 12

    No. Jenis Pemanfaatan Lahan Jumlah

    Ha (%)

    A Kawasan Terbangun 12.468.00 42.14

    1 Perumahan / Permukiman 9.995.00 33.64

    2 Pemerintahan 135.00 0.46

    3 Pertahanan dan Keamanan 58.50 0.20

    4 Pendidikan 331.00 1.12

    5 Rumah Sakit 46.50 0.16

    6 Perdagangan dan Jasa 420.1 1.42

    7 Perkantoran dan Jasa 20.5 0.07

    8 Pasar 30.4 0.1

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    39

    (Sumber : Dinas Tata Kota Kendari tahun 2011)

    B Kawasan Tak Terbangun 17.121.00 57.86

    1 Pariwisata, dan lapangan olah Raga 444.1 1.5

    2 Taman Kota 35.9 0.12

    3 Kebun Raya & Taman Marga Satwa 400 1.35

    4 TPA 22.7 0.08

    5 Kuburan 63.5 0.21

    6 Tambak 192.5 0.65

    7 Sawah 333 1.13

    8 Budidaya Perkebunan 5.383.15 18.19

    9 Budidaya Peternakan 1.138.00 3.85

    10 Budidaya Tani dan Konservasi Lahan Kering 1.899.50 6.42

    11 Budi daya Hutan 1.422.50 4.81

    12 Hutan Kota 1.824.33 6.17

    13 Hutan Lindung 3.565.82 12.05

    14 Jalur Hijau 148 0.5

    15 Lainnya 248 0.08

    Jumlah 29.589.00 100

    (Sumber : Dinas Tata Kota Kendari tahun 2011)

    3. Acuan Garis Sempadan Bangunan (GSB)

    Berdasarkan pedoman detail tata ruang kota

    a. Sempadan muka bangunan

    1) Letak garis sempadan bangunan gedung terluar, untuk daerah di sepanjang

    jalan bilamana tidak ditentukan lain adalah separuh lebar daerah milik jalan

    (damija) dihitung dari tepi batas persil/kavling;

    9 KC. Rumah Mewah, Hotel dan Kantor 257 0.87

    10 KC Perumahan, Bengkel, dan gudang 115.5 0.3

    11 KC. Hotel & Viila 127.5 0.43

    12 Pangkalan Kendaraan 10 0.03

    13 Terminal 17 0.06

    14 Pelabuhan Laut 101 0.34

    15 Industri Logam, Kimia, Kelautan 366 1.24

    16 Agroindustri 273 0.92

    17 Industri Perikanan 94 0.32

    18 Industri Kerajinan 27.9 0.09

    19 Pergudangan 37 0.13

    20 Lainnya 45.1 0.15

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    40

    2) Letak garis sempadan bangunan gedung terluar, untuk daerah tepi sungai,

    bilamana tidak ditentukan lain adalah:

    (a) 100 m dari tepi sungai sungai besar, dan 50 m dari tepi anak sungai yang

    berada di luar permukiman;

    (b) 10 m dari tepi sungai yang berada di kawasan permukiman;

    (c) Letak garis sempadan bangunan gedung terluar, untuk daerah pantai,

    bilamana tidak ditentukan lain adalah 100 meter dari garis pasang tertinggi

    pada pantai yang bersangkutan;

    (d) Letak garis sempadan bangunan gedung, untuk daerah di tepi jalan kereta

    api dan jaringan tegangan tinggi mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh

    instansi

    (e) yang berwenang;

    (f) Garis sempadan untuk bangunan yang dibangun di bawah permukaan tanah

    maksimum berimpit dengan garis sempadan pagar, dan tidak diperbolehkan

    melewati batas persil/kavling.

    b. Sempadan samping bangunan

    Jarak antara bangunan gedung sebagaimana, apabila tidak ditentukan lain minimal

    adalah setengah tinggi bangunan gedung;

    Ketentuan besarnya jarak bebas bangunan gedung dapat diperbaharui dengan

    pertimbangan keselamatan, kesehatan, perkembangan daerah, kepentingan umum,

    keserasian dengan lingkungan.

    c. Garis Sempadan Sungai

    Garis sempadan sungai bertanggul diukur dari sisi terluar kaki tanggul;

    Garis sempadang sungai bertanggual diukur dari tepi sungai pada waktu

    ditetapkan;

    Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai diperkirakan

    cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 15 m.

    d. Garis Sempadan Pantai

    Kabupaten merupakan daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional

    dengan bentuk dan kondisi fisik pantai.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    41

    4. Kuliner Di Kota Kendari

    Kota kendari dengan potensi pariwisata dan perkembangan ekonomi mengalami

    peningkatan di sektor jasa akomodasi yaitu dengan bertambahnya jumlah

    restauran dan kedai makanan tiap tahunnya, ini membuktikan bahwa minat

    masyarakat kota Kendari terhadap kuliner sangat diminati. Berikut data statistik

    restoran dan kedai makanan di beberapa kecamatan.

    Tabel III.5 Jumlah Restoran dan Kedai Makanan Tahun 2012 Di Kota Kendari

    No Kecamatan Jumlah Restoran Jumlah Kedai Makanan

    1 Mandonga 19 132

    2 Baruga 3 26

    3 Puwatu 0 64

    4 Kadia 33 119

    5 Wua-Wua 0 30

    6 Poasia 4 96

    7 Abeli 0 509

    8 Kambu 1 115

    9 Kendari 4 53

    10 Kendari Barat 3 86

    Total 67 1230

    (Sumber : BPS Kecamatan Dalam Angka 2013)

    Tabel III.6 Jumlah Restoran dan Kedai Makanan Tahun 2011 Di Kota Kendari

    No Kecamatan Jumlah Restoran Jumlah Kedai Makanan

    1 Mandonga 13 129

    2 Baruga 2 26

    3 Puwatu 0 64

    4 Kadia 33 119

    5 Wua-Wua 0 19

    6 Poasia 4 104

    7 Abeli 0 509

    8 Kambu 0 30

    9 Kendari 4 52

    10 Kendari Barat 3 86

    Total 59 1138

    (Sumber : BPS Kecamatan Dalam Angka 2012)

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    42

    Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa total jumlah restoran di kota kendari

    tahun 2012 sebanyak 67 restoran dan 1230 kedai makanan. Dan pada tahun 2011

    sebesar 59 restoran dan 1138 kedai makanan.

    Tabel III.7 Klasifikasi Jenis Kuliner Di Kota Kendari

    Berdasarkan Laporan Penetapan SKPD/SKRD Dinas Pendapatan dan

    Pengelolaan Asset Daerah Tahun 2013

    No Jenis Kuliner

    Nama

    Restoran/Rumah

    Makan

    Alamat Jumlah

    Block

    1 Bakso

    Warung Bakso

    Indonesia

    Jl. Kristina

    Martha Tiahahu

    25

    A

    Warung Bakso Supu

    Yusuf Jl. Syech Yusuf

    Warung Bakso Solo

    Rahayu

    Jl. D.I.

    Pandjaitan

    Wrg. Bakso Monas Jl. Buburanda

    Warung Bakso Tretes Jl. A. Yani

    2 Sari Laut

    Wrg. Sari Laut Mas

    Irfan

    Jl. R. Soeprapto

    37

    B

    Wrg. Panakukang 1

    Jl. Lasandara

    Wrg. Panakukang 2

    Jl. Lasandara

    Wrg Sari Laut Mas

    Abid

    Jl. R. Soeprapto

    Wrg. Sari Laut Mas

    Udin

    Jl. Mt. Haryono

    3 Makanan Rumahan

    Wrg Pendowo

    Jl. M. Soetoyo

    111

    C

    Wrg Aroma Bandung

    Jl. Syech Yusuf

    RM. Sanjaya

    Jl. Sorumba Kel.

    Anaiwoi / Kec.

    Kadia

    Wrg Barokah

    Jl. Malaka

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    43

    No Jenis Kuliner

    Nama

    Restoran/Rumah

    Makan

    Alamat Jumlah

    Block

    4

    Makanan

    Sederhana/Makanan

    Khusus

    Wrg Sup Ubi Dan

    Gado-Gado Jl. Abd. Hamid

    21

    D

    Wrg Empek-Empek Jl. A. Yani

    Wrg. Gado-Gado

    Podo Teko Jl. Abunawas

    Wrg Nasi Kuning

    Bayumas Jl. Imam Bonjol

    5 Caf

    RM. Kopi Kita

    Jl. Abunawas

    Kel. Bende / Kec.

    Kadia

    15

    D

    Wrg. Kopi Daeng

    Situru Jl. Sao-Sao

    Wrg Kopi Anto II Jl. Saranani

    Restoran Excelso Caf Jl. A. Yani

    6 Makanan

    Tradisional

    RM. Aroma Kendari Jl. By Pass 4

    C RM. Medulu Jl. Lawata

    7 Minuman

    Wrg Es Kelapa Muda Jl. By Pass

    10

    D

    Wrg Es Teler Fajar Jl. Kendari Beach

    Wrg Es Teler

    Panaikang Jl. Kendari Beach

    8 Coto

    Wrg. Coto Jeneberang

    Cab. Raha Jl. Buburanda

    22

    A

    Wrg. Coto Makassar Jl. A. Yani

    Wrg. Coto Konawe Jl. S. Parman

    9 Sate

    Wrg. Sate Ayam

    Kambing Jl. A. Yani

    2

    A

    Wrg. Kedai Sate

    Sarina Tipulu

    Jl. A. Yani No.

    125

    10 Sop Wrg. Sop Sodara Jl. A. Yani

    10 A Wrg. Sop Kikil Jl. By Pass

    11 Mie Pangsit

    Wrg. Pangsit Sekaten Jl. Mt. Haryono

    7

    A RM. Pangsit 88

    Jl. Mt. Haryono

    Kel. Lalolara /

    Kec. Kambu

    12 Usaha Waralaba Rest. Mokko Donat

    Jl. Mt. Haryono (

    Komp.Lippo

    Plaza) 9

    ACD

    Rest. KFC Mt.

    Haryono Jl. Mt. Haryono

    Rest. Papa Rons Jl. Antero Hamra

    Jumlah 273

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    44

    Berdasarkan tabel di atas, jenis kuliner dibagi empat block, yaitu:

    a) Block A (Kelompok makanan dengan bahan dasar daging) :

    (1) Bakso,

    (2) Coto,

    (3) Sate,

    (4) Sop

    (5) Mie pangsit

    (6) Usaha waralaba

    b) Block B (Kelompok makanan dengan bahan dasar ikan)

    (1) Sari Laut

    c) Block C (Kelompok makanan dengan segala macam masakan rumah)

    (1) Makanan rumahan

    (2) Usaha waralaba

    (3) Makanan tradisional

    d) Block D (Kelompok makanan dan minuman kecil/ringan atau snack)

    (1) Makanan Sederhana

    (2) Minuman

    (3) Caf

    (4) Usaha waralaba

    Tabel III.8 Klasifikasi Jenis Kuliner Berdasarkan Kriteria Warung Makan,

    Rumah Makan, Dan Restoran.

    No Block Jenis Kuliner

    Kategori

    Jumlah/Jenis

    Kuliner Warung

    Makan (Kecil)

    Rumah

    Makan

    (Sedang)

    Restoran

    (Besar)

    1

    A

    Bakso 16 9 0 25

    Coto 22 0 0 22

    Sop 8 2 0 10

    Mie Pangsit 6 1 0 7

    Sate 2 0 0 2

    Usaha

    Waralaba 0 0 3 3

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    45

    Total 1 54 12 3 69

    2 B Sari Laut 25 12 0 37

    Total 2 25 12 0 37

    3

    C

    Makanan

    Rumahan 57 39 15 111

    Makanan

    Tradisional 0 4 0 4

    Usaha

    Waralaba 0 0 3 3

    Total 3 57 43 18 118

    4

    D

    Makanan

    Sederhana 10 9 2 21

    Minuman 7 0 3 10

    Caf 8 3 4 15

    Usaha

    Waralaba 0 0 3 3

    Total 4 25 12 12 49

    Jumlah/ Kategori 161 79 33 273

    Berdasarkan Tabel III. 7, jumlah kategori warung makan adalah sebesar 161 unit,

    jumlah kategori rumah makan sebesar 79 unit dan kategori restoran sebesar 33

    unit, dengan total keseluruhan sebesar 273 unit.

    Tabel III.9 Perhitungan jumlah unit lapak jualan yang diwadahi.

    No Block Kategori Jumlah

    50 % dari total

    kategori yang

    akan diwadahi

    Total

    Keseluruhan

    Lapak

    Jualan

    1 A

    Warung makan 54 27

    35

    Rumah makan 12 6

    Restoran 3 2

    2 B

    Warung makan 25 13

    19

    Rumah makan 12 6

    Restoran 0 0

    3 C

    Warung makan 57 29

    59

    Rumah makan 43 22

    Restoran 18 9

    4 D

    Warung makan 25 13

    25

    Rumah makan 12 6

    Restoran 12 6

    Total 137

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    46

    Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah lapak jualan yang disediakan

    pada blok A sebesar 35 unit, blok B sebesar 19 unit, blok C sebesar 59 unit, blok

    D sebesar 25 unit.

    Pada block A terdiri dari :

    1) Warung makan 27 unit

    2) Rumah makan 6 unit

    3) Restoran 2 unit

    Pada block B terdiri dari :

    1) Warung makan 13 unit

    2) Rumah makan 6 unit

    3) Restoran 0 unit

    Pada block C terdiri dari :

    1) Warung makan 29 unit

    2) Rumah makan 22 unit

    3) Restoran 9 unit

    Pada block D terdiri dari :

    1) Warung makan 13 unit

    2) Rumah makan 6 unit

    3) Restoran 6 unit

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    47

    BAB IV

    PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN

    A. Falsafah Dasar Perancangan

    1. Sebuah kawasan dimana sebagai tempat untuk membeli berbagai jenis

    makanan yang variatif, enak dan menarik yang memiliki fasilitas hiburan

    seperti taman bermain, sambil menikmati suasana ruang publik dan juga

    tersedia lapak jualan bagi para pedagang untuk mengembangkan bisnis

    kuliner.

    2. Merupakan kawasan yang memberikan fasilitas ruang publik pada area

    outdoor dan konsep ruang terbuka pada bangunan sehingga terkesan

    menyatu antara indoor dan outdoor.

    3. Aksesnya mudah dan dekat dengan permukiman dan pusat kegiatan

    masyarakat

    4. Sirkulasi di dalam dan diluar dibuat terbuka, teratur dan terarah sehingga

    dapat membuat para pengunjung baik yang menggunakan kendaraan

    maupun yang berjalan kaki dapat mengakses lokasi, berbelanja dengan

    nyaman, dan menikmati suasana ruang publik.

    B. Pendekatan Perancangan Makro

    1. Pendekatan Penentuan Lokasi

    Tujuan analisa penentuan lokasi adalah untuk mendapatkan lokasi yang sesuai

    dengan fungsi Pusat Kuliner Sebagai Ruang Publik, yang mewadahi aktivitas

    perdagangan dan jasa.

    Adapun kriteria dalam analisa penentuan lokasi antara lain :

    a. Kesesuaian dengan zonasi Kota Kendari pada Rencana Tata Ruang Wilayah

    Kota Kendari tahun 2010-2030

    b. Kesesuaian dengan fungsi bangunan yang direncanakan, yaitu area yang

    berfungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa

    c. Aksesibilitas menuju lokasi kawasan seperti Tersedianya sarana transportasi

    umum kota untuk memudahkan pencapaian

    d. Lokasi yang tepat untuk pengembangan bisnis kuliner dan merupakan pusat

    kegiatan masyarakat.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    48

    e. Sarana utilitas kota

    2. Pendekatan Penentuan Tapak/Site

    Tujuan analisa penentuan tapak/site adalah untuk menentukan lokasi site yang

    sesuai dengan fungsi kawasan pusat kuliner sebagai ruang publik kota.

    Adapun yang menjadi kriteria dalam penentuan site/tapak adalah sebagai berikut :

    a. Tapak/site yang cukup luas untuk memungkinkan pembangunan dengan

    fasilitas ruang publik

    b. Fasilitas penunjang yang terdapat disekitar tapak/site

    c. Pencapaian site/tapak yang mudah dengan sirkulasi yang cukup lancar

    d. Berdekatan dengan kawasan permukiman dan pusat kegiatan masyarakat

    e. Tempat yang berpotensi untuk para pedagang makanan dan minuman untuk

    mengembangkan usaha kuliner

    f. Memiliki view yang menarik.

    3. Pendekatan Pengolahan Tapak/Site

    Tujuan analisa pendekatan pengolahan tapak/site adalah untuk menentukan lokasi

    site yang sesuai dengan kawasan perdagangan dan jasa.

    Adapun yang menjadi dasar pertimbangan dalam pengolahan tapak/site, yaitu

    a. Existing condition

    Eksisting condition merupakan gambaran tentang kawasan atau kondisi tapak

    yang sebenarnya baik lahan ataupun perumahan disekitar tapak tersebut.

    b. Batasan tapak

    Batasan tapak merupakan penjelasan tentang, batasan-batasan yang terdapat di

    sekitar site yang meliputi sebelah utara, selatan, barat, dan timur.

    c. Orientasi

    Kawasan pusat kuliner sebagai ruang publik merupakan bangunan yang bersifat

    publik, dalam penataan orientasi bangunan ditinjau berdasarkan arah mata angin,

    matahari, dan view.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    49

    1) Arah angin

    Arah angin merupakan elemen yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu

    penunjang penghawaan alami di dalam tapak, sehingga dapat disesuaikan dengan

    perancangan dan penataan ruang dalam tapak.

    2) Matahari

    Matahari merupakan elemen yang memberikan pengaruh terhadap suhu dalam

    tapak, dan juga pada pencahayaan alami dalam tapak. Dengan itensitas matahari

    yang cukup maka kenyaman thermal dan visual dapat teratasi dengan baik, salah

    satu solusi untuk mengurangi panas matahari dalam ruang bangunan adalah

    dengan membuat sunscreen pada bangunan yang dapat diaplikasikan dalam

    bentuk design yang menarik, dan memberikan tanaman peneduh atau bangunan

    semi permanen pada ruang luar bangunan.

    3) View

    Sudut pandang dari kawasan pusat kuliner ini sebaiknya dapat menarik para

    pengunjung untuk memasuki area tersebut. Selain itu, dengan design fasad dan

    lansekap yang menarik dapat membuat masyarakat tertarik untuk berada di area

    tersebut. Untuk para pengunjung yang berada dalam bangunan dengan konsep

    ruang terbuka dapat memberikan suasana yang menyatu dengan ruang luar

    sehingga memberikan perasaan lapang terhadap kawasan.

    d. Pencapaian ke Dalam Tapak

    Pencapaian ke dalam tapak pada dasarnya terbagi dua macam yaitu, main

    entrance dan side entrance, kedua hal tersebut didasarkan atas pertimbangan

    terhadap:

    1) Kepadatan lalu lintas

    2) Kemudahan dalam pencapaian

    3) Pola sirkulasi

    4) Pertimbangan arah arus masyarakat terbesar dilihat dari sirkulasi pada tapak

    Sesuai dengan arah pencapaian utama, maka orientasi bangunan adalah pada jalan

    utama, dengan pertimbangan pencapaian menuju jalan utama paling mudah.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    50

    a) Pencapaian utama main entrance

    Persyaratan pencapaian utama, antara lain :

    (1) Kemungkinan arah pengunjung terbesar

    (2) Mempunyai titik tangkap yang jelas

    (3) Mudah dicapai dari segala arah

    Kriteria pencapaian utama adalah :

    (a) Mempunyai titik tangkap yang jelas

    (b) Mudah dicapai dan tidak menggangu arus lalu lintas

    (c) Aman bagi pemakai

    b) Pencapaian samping side entrance sebagai jalan para pengelola, dan

    kendaraan yang membawa barang-barang keperluan.

    Kriteria pencapaian samping adalah :

    (1) Tidak menimbulkan kemacetan

    (2) Aman dan mudah dalam pengontrolan

    (3) Agak terlindung

    Penempatan Main Entrance pintu masuk ataupun pintu keluar dengan

    memperhatikan jarak pisah antara pedestrian ( boulevard) untuk memudahkan

    pencapaian kendaraan dari arah yang berlawanan dengan tapak.

    e. Kebisingan

    Kebisingan pada tapak disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kebisingan akibat

    arus lalu lintas kendaraan dan kebisingan akibat aktivitas di sekitar tapak.

    Untuk mereduksi kebisingan yang berasal dari jalur lalu lintas kendaraan, maka

    dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :

    (1) Penggunaan barrier (penghalang) berupa pagar dan pohon yang tidak

    menghalangi view ke dalam dan ke luar bangunan.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    51

    (2) Penambahan elemen air pada bagian tapak yang berdekatan dengan

    kebisingan.

    (3) Perletakkan bangunan dengan memberikan jarak antara bangunan dengan

    sumber kebisingan.

    Sedangkan untuk mengatasi kebisingan dari dalam tapak agar tidak menggangu

    aktivitas lain di luar tapak dapat dilakukan dengan penataan lanskape dan

    penggunaan material peredam bising pada bangunan.

    f. Sirkulasi Dalam Tapak

    Sirkulasi di dalam tapak menjadi pertimbangan dalam perancangan. Selain

    sebagai bagian penting dalam mendesign jalur, arah, dan kenyamanan dalam

    aktivitas di dalam bangunan, tetapi juga untuk memperlancar proses jual beli di

    dalam kawasan pusat kuliner. Pengaturan sirkulasi dalam tapak memiliki beberapa

    pola konfigurasi jalur yang dapat digunakan dalam perencanaan kawasan Pusat

    Kuliner sebagai Ruang Publik di Kota Kendari.

    Pola sirkulasi konfigurasi jalur terdiri dari :

    1. Linear

    Gambar IV.1 Konfigurasi Jalur Linear (Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)

    Gambar IV.2 Konfigurasi Jalur Linear Pada Denah

    (Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    52

    Karakter :

    a) Bersifat dinamis

    b) Pola sirkulasi yang umum digunakan

    c) Menjadi unsur perorganisir deretan ruang/fungsi

    d) Kaku

    2. Radial

    Gambar IV.3 Konfigurasi Jalur Radial

    (Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)

    Gambar IV.4 Konfigurasi Jalur Radial Pada Bangunan

    (Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)

    Sebuah konfigurasi radial memiliki jalur-jalur linear yang memanjang dari atau

    berakhir di sebuah titik pusat bersama. Pola ini sering digunakan pada bangunan

    monumental.

    3. Spiral

    Pola sirkulasi spiral adalah suatu jalan tunggal menerus, yang berasal dari titik

    pusat, bergerak melingkar dan semakin lama semakin menjauh.

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    53

    Gambar IV.5 Konfigurasi Jalur Spiral

    (Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)

    Gambar IV.6 Konfigurasi Jalur Spiral Pada Candi

    (Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)

    4. Grid

    Sebuah konfigurasi grid terdiri dari dua buah jalur sejajar yang berpotongan pada

    interval-interval reguler dan menciptakan area ruang berbentuk bujur sangkar atau

    persegi panjang.

    Gambar IV.7 Konfigurasi Jalur Grid

    (Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    54

    Gambar IV.8 Konfigurasi Jalur Grid Pada Bangunan Rumah Sakit

    (Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)

    5. Jaringan

    Sebuah konfigurasi jaringan terdiri dari jalur-jalur yang menghubungkan titik-titik

    yang terbentuk di dalam ruang.

    Gambar IV.9 Konfigurasi Jalur Jaringan

    (Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)

    6. Komposit

    Pola sirkulasi komposit merupakan penggabungan antara beberapa pola sirkulasi

    di atas. Pola ini sering digunakan pada bagian-bagian bangunan yang penting, hal

    ini bertujuan agar memberikan kesempatan untuk berhenti sejenak, beristrahat dan

    melakukan orientasi ulang.

    Sistem sirkulasi pada tapak didasarkan pada tapak didasarkan atas pertimbangan:

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    55

    a) Jenis kegiatan dan pelaku kegiatan dalam site

    b) Pola pergerakan pelaku kegiatan menuju ke dalam bangunan

    c) Perletakan main entrance, side entrance dan service entrance.

    d) Kemudahan, kejelasan, keamanan dan kenyamanan sirkulasi

    e) Pencapaian beberapa fungsi yang ada dalam bangunan

    f) Karakter dan kondisi lingkungan

    Sirkulasi pada tapak dibagi tuga bagian, dengan dasar pertimbangan yakni:

    (1) Sirkulasi Kendaraan

    Sirkulasi kendaraan didasarkan atas pertimbangan :

    (a) Menghindari persilangan (crosing) antara sirkulasi kendaraan dan manusia

    (b) Pencapaian dari dan ke tempat parkir mudah dan lancar

    (c) Luasan sirkulasi kendaraan yang memenuhi standar agar mendukung

    kelancaran pergerakkan kendaraan.

    (2) Sirkulasi Manusia

    Sirkulasi manusia didasarkan atas pertimbangan :

    (a) Mempunyai luasan yang cukup dan pembagian sirkulasi yang merata

    (b) Sirkulasi yang memberikan suasana lega, aman dan mempunyai arah yang

    tegas ke setiap area dalam tapak

    (c) Tidak terjadi persilangan dengan kelompok sirkulasi yang lain.

    (3) Sirkulasi kendaraan service

    (a) Kelancaran arus keluar masuk barang

    (b) Posisi area bongkar muat yang strategis

    (c) Terpisah dari jalur pengunjung

    Jenis-jenis sirkulasi digolongkan dalam dua macam jenis dasar, yaitu:

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    56

    1) Sirkulasi Horizontal

    Sirkulasi horizontal merupakan sirkulasi yang arah pergerakannya pada satu area

    secara horizontal, seperti sebuah jalan lalu-lalang antar ruang dalam satu lantai di

    dalam bangunan. Sirkulasi horizontal dalam bangunan hanya boleh mencapai

    presentasi kemiringan tidak boleh lebih dari 10 %. Sedangkan alat transformasi

    jenis sirkulasi horizontal ini adalah koridor dan konveyor.

    2) Sirkulasi Vertikal

    a. Tangga

    Tangga merupakan salah satu jalur penghubung atau vertical line dari suatu

    bangunan berlantai banyak. Penggunaan tangga sebagai penghubung lantai ke

    lantai dianggap tidak efektif tidak lebih dari 3 lantai, oleh karena itu pada

    bangunan berlantai banyak umumnya tangga diletakkan berdekatan dengan lift

    (elevator).

    b. Ramp

    Ramp merupakan salah satu alat transportasi vertikal berupa tanjakan/turunan

    pada kemiringan tertentu. Ramp ini biasanya digunakan sebagai jalur khusus

    untuk penyandang cacat dan untuk sirkulasi kendaraan di basement.

    Pendekatan pencapaian untuk memperoleh arahan penentuan pintu masuk dan

    keluar. Segi pencapaian ini disamping dipengrauhi oleh letak zone penerima, juga

    dipengaruhi oleh letak zone penerima, juga dipengaruhi kesan yang ingin

    disampaikan oleh bangunan terutama dari segi kemudahan, view atau tingkat

    aktivitas.

    1) Main Entrance

    Pencapaian umum bagi para pengunjung yang difungsikan sebagai jalan masuk

    dari luar ke dalam tapak.

    Persyaratan main entrance adalah :

  • ACUAN PERANCANGAN

    PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI

    57

    a) Kemungkinan arah masuk terbesar

    b) Kemudahan pencapaian ke tapak bangunan

    c) Kelancaran arus lalu lintas di sekitarnya

    d) Berpotensi menarik pengunjung

    2) Side Entrance

    Side entrance merupakan alternatif pencapaian begi pengunjung yang difungsikan

    sebagai jalan dari dalam keluar site.

    Penentuan side entrance dipertimbangkan agar :

    a) Kejelasan dan kemudahan arus masuk dan keluar

    b) Menghindari terjadinya crossing sirkulasi dalam site

    c) Memudahkan pengawasan (Segi keamanan)

    3) Service Entrance

    Merupakan alternatif pencapaian bagi sirkulasi kegiatan servis, seperti kegiatan

    servis, sepeti kegiatan pelay