acrolein2 biology laporan
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 acrolein2 biology laporan
1/2
Pembahasan
Pada uji kelarutan lipid, hampir semua jenis lipid, yaitu lemak dan minyak tidak
larut dalam pelarut polar seperti air, namun larut dalam pelarut non polar sepertio
kloroform, eter, dan benzena. Asam oleat dan gliserol larut dalam air maupun
alkohol. Hal ini disebabkan karena pada gliserol dan asam oleat mempunyai
kepala polar berupa gugus -OH yang dapat berikatan hidrogen dengan molekul air
ataupun alkohol. Lemak hewan dan minyak kelapa tengik dapat terdispersi
menjadi misel yang megubah asam-asam lemak penyusunnya menjadi sabun.
Pada hasil uji akrolein, gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam
lemak/minyak akan mengalami dehidrasi membentuk aldehid akrilat atau
akrolein. Senyawa pendehidrasi dalam uji ini adalah KHSO4 yang menarik
molekul air dari gliserol. Hasil uji akrolein menunjukkan bahwa semua bahan
yang diuji memberikan bau yang tajam yang diidentifikasi oleh praktikan sebagaibau akrolein. Pada teorinya, hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat
berupa senyawa yang akan membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak
tidak. Dalam percobaan ini asam lemak seperti asam oleat dan stearat memberikan
hasil uji positif untuk akrolein. Penyebab kesalahan ini adalah kesalahan praktikan
dalam mengidentifikasi bau akrolein.
Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dapat
diadisi oleh golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi iod huble akan
mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya
menjadi berikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang selama reaksi
menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod huble.
Dari hasil uji ketidakjenuhan, asam oleat menunjukkan hasil negatif, yaitu bahwa
ia mempunya uikatan rangkap pada molekulnya, sedangkan bahan lain yang
diujikan menunjukkan hasil positif, yaitu tidak adanya ikatan rangkap pada
molekulnya.
Ketengikan pada kebanyakan lemak atau minyak menunjukkan bahwa
kebanyakan golongan trigliserida tersebut telah teroksidasi oleh oksigen dalam
udara bebas. Pada uji ketengikan, warna merah muda menunjukkan bahwa bahan
tersebut tengik. Warna merah muda dihasilkan dari reaksi antara floroglusinol
dengan molekul oksigen yang mengoksidasi lemak/minyak tersebut. Hasil
percobaan menunjukkan, dari semua bahan yang diuji, hanya minyak kelapa dan
margarin yang tidak tengik. Hal-hal yang mempengaruhi ketengikan ini adalahproses penyimpanan bahan uji yang cukup lama dan kurang tertutup, sehingga
berinteraksi dengan udara bebas yang menyebabkannya menjadi tengik.
Uji salkowski dan lieberman-buchard digunakan untuk mengidentifikasi adanya
kolesterol. Pada uji salkowski, terbentuk cincin coklat yang menunjukkan
terjadinya reaksi antara kolesterol dengan asam sulfat pekat. Warna hijau pada uji
lieberman-buchard menunjukkan reaksi antara kolesterol dengan asam asetat
anhidrat. Kedua uji tersebut diatas dapat digunakan untuk mengukur kadar
kolesterol secara kalorimetri.
Kesimpulan
-
7/28/2019 acrolein2 biology laporan
2/2
Dari hasil pengamatan yang diperoleh, lipid larut dalam pelarut organik seperti
kloroform, atau eter tetapi tidak larut dalam air. Pada uji akrololein semua bahan
mengandung gliserol yang membedakannya hanya intensitas bau yangditimbulkan. Pada uji ketidakjenuhan bahan yang jenuh memberikan perubahan
warna menjadi merah muda sedangkan yang tidak jenuh tetap pada warna asalnya.
Minyak atau lemak yang tengik dapat dideteksi denga perubahan warna kertas
menjadi merah muda. Kolesterol diuji secara kualitatif dengan uji Salkowski dan
Lieberman Buchard. .
Daftar Pustaka
Girindra, A. 1986.Biokimia I. Gramedia, Jakarta.
Lehninger, A. 1988.Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya.
Erlangga, Jakarta