acara pidana
TRANSCRIPT
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 1/23
Buku Panduan Masyarakat
Kisi-kisi
BAB I
PROSES PERADILAN PIDANA
PENYIDIKAN, PENUNTUTAN DAN PERSIDANGAN DI PENGADILANNEGERI
1. SEJARAH DAN PENGERTIAN HUKUM ACARA
Dalam penjelasan umum UU No. 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana (KUHAP) dapat dikemukakan bahwa sebelum digunakan KUHAP
dalam lingkungan peradilan umum berlaku “Reglemen Indonesia yang diperbaharui atau
atau sering disebut “Het Herziene Inlandsch Reglement” (HIR)Akibat adanaya perbedan dari golongan penduduk indonesia sehingga terdapat dua
hukum acara pidana dalam peradilan bagi golongan penduduk Bumiputera dan peradilan
bagi golongan Eropah di jaman Hindia Belanda yang masih dipertahankan.
Dengan ditetapkan dan dinyatakan berlaku UU No. 8 tahun 1981, ketentuan hukumacara pidana dilingkungan peradilan umum yang sebelumnya diatur dalam HIR, maka
bagian-bagian dan pasal-pasal yang mengatur tentang hukum acara pidana dalam HIR dinyatakan tidak berlaku.
2. DELIK-DELIK
- Pengertian Delik
3. PROSES PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA MULAI DARI TINGKAT
PENYIDIKAN, DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM, DAN
PENGADILAN
BAGAIMANA MEMULAI PEMERIKASAAN PERKARA PIDANA
DALAM TUGAS DAN WEWENANG PENYIDIK
Secara formil pemerikasaan dalam konteks penyidikan terhadap suatu tindak
pidana, pada umumnya dilakukan setelah diketahui bahwa suatu peristiwa atau kajadianyang terjadi diduga merupakan suatu tindak pidana. Peristiwa atau kejadian dimaksud
dapat diketahui antara lain melalui: Laporan, Pengaduan, dan Tertangkap Tangan
A. Adanya Laporan
Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak
atau kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang
telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana. (pasal 1 butir 24 KUHAP)
Dari konstruksi kalimat tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa laporan polisi
atas telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana dapat dilakukan olehsiapa saja tidak mesti oleh orang yang ada hubungan kekerabatan dengan orang lain yang
termasuk didalam peristiwa pidana itu. Atau dalam istilah lain setiap orang yang melihat
telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana dapat menyampaikanlaporan kepada pihak kepolisian terdekat.
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 2/23
Penyidik atau penyidik pembantu menerima laporan dari seseorang secara tertulis
maupun lisan, untuk selanjutnya dituangkan dalam berkas laporan kepolisian yang
ditandatangani oleh pelapor dan penyidik/penyidik pembantu, oleh karenanya penyidik/penyidik pembantu setelah menerima laporan kepada pelapor diberikan Surat
Tanda Terima Laporan.
B. Adanya Pengaduan
Pengaduan adalah pemberitahuan yang disertai permintaan oleh pihak yang
berkepentingan kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum
seorang yang telah melakukan tindak pidana aduan yang telah merugikannya. (pasal
1 butir 25 KUHAP)
Berbeda dengan laporan, pengaduan biasanya dilakukan oleh pihak yang dirugikan
yang disampaikan secara lisan maupun tertulis kepada penyidik/penyidik pembantu agar melakukan penindakan secara hukum kepada seseorang yang melakukan tindak pidana.
Hal terpenting lainya, terhadap pengaduan harus dibuatkan laporan pengaduan oleh
pejabat yang berwenang kemudian setelah itu kepada pengadu diberikan tanda bukti
pengaduan.
C. Tertangkap Tangan
Tertangkap tangan adalah tertangkapnya seseorang pada waktu melakukan
tindak pidana, atau dengan segera sesudah beberapa saat pidana itu dilakukan,
atau sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang
melakukannya, atau apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang
diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang
menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu
melakukan tindak pidana itu. (pasal 1 butir 19 KUHAP)
Pengertian pada pasal ini, memberikan kewenangan kepada polisi tanpa Surat
Perintah dapat melakukan tindakan-tindakan berupa:1. Penangkapan, penggeledahan, penyitaan dan melakukan tindakan lain yang sahmenurut hukum.
CatatanKhusus untuk tindakan penangkapan dapat juga dilakukan oleh orang atau
masyarakat pada saat itu, seterusnya / pada saat itu juga pelaku diserahkan
kepada kepolisian untuk menghindari tindakan main hakim sendiri sehingga
pelaksanan dari hukum acara pidana dapat berjalan sebagaimana mestinya.Tidak dibenarkan dalam hukum setelah dilakukan penangkapan oleh
masyarakat kemudian atas inisiatifnya melakukan tindakan lain yang
merupakan kelanjutan dari tindakan penagkapan.
2. Melakukan tindakan-tindakan di Tempat Kejadian Perkara, selanjutnya
memberitahukan dan menyerahkan tersangka beserta barang bukti hasil kejahatannyadan alat bukti yang dipergunakan untuk melakukan kejahatan (jika ada dan ditemukan
di Tempat Kejadian Perkara) kepada petugas polisi yang berwenang.
Terhadap petugas kepolisian yang menerima penyerahan tersangka, barang bukti dan
alat bukti yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara wajib:
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 3/23
a) Membuat Laporan Polisi
b) Mendatangi Tempat Kejadian Perkara dan melakukan tindakan yang diperlukan
c) Membuat Berita Acara atas setiap tindakan yang dilakukan.Tindak lanjut dari seluruh kegiatan diatas dimana terdapat suatu peristiwa yang
diduga merupakan tindak pidana, kepolisian harus melakukan kegiatan penyidikan melalui
upaya-upaya penyelidikan, penindakan, memeriksa termasuk penyelesaian dan penyerahan berkas perkara.
Suatu peristiwa yang diduga adalah tindak pidana, apakah diperoleh dari laporan,
pengaduan atau tertangkap tangan selayaknya segera dilakukan penyelidikan dan penyidikan, setelah upaya-upaya tersebut dilakukan barulah ditingkatkan pada upaya lain
yang mengarah pada penyelesaian perkara pidana.
Pada tingkat penyelidikan yang penyidik karena kewajibannya mempunyai kenangan
seperti tertuang dalam pasal 5 KUHAP antara lain :1. Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana;
2. Mencari keterangan dan barang bukti;
3. Menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa
tanda pengenal diri;4. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung-jawab.
5. Atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa: a. penangkapan,larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penahanan; b. pemeriksaan
dan penyitaan surat; c. mengambil sidik jari dan memotret seorang; d. membawa
dan menghadapkan seseorang pada penyidik.
6. Penyelidik membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tindakansebagaimana tersebut diatas.
7. Untuk kepentingan penyelidikan, penyelidik atas perintah penyidik berwenang
melakukan penangkapan. (Pasal 16 ayat (1) KUHAP)Setelah suatu peristiwa dapat ditentukan merupakan tindak pidana (kecuali karena
tertangkap tangan) maka tindakan berikutnya ditingkatkan menjadi penyidikan, sepertiyang termuat dalam pasal 1 butir 2 KUHAP yaitu suatu upaya dari penyidik untuk mencariserta mengumpulkan bukti sehingga dapat membuat terang tentang tindak pidana yang
terjadi dan guna menemukan tersangkanya.
Termasuk juga bagian dari kewenangan kepolisian ketika hendak menyelesaikansecara hukum suatu tindak pidana adalah sebagai berikut : 1. Penangkapan, 2. Penahanan,
3. Penggeledahan, 4. Penyitaan, 5. Pemerikasaan Surat.
Sudah semestinya lima hal yang menjadi kewenangan kepolisian diketahui publik
untuk mendekatkan pemahamannya pada proses penyelesaian masalah pidana pada tingkatkepolisian. Pada rangkaian proses ini terdapat tatacara yang harus dipenuhi sebagai bentuk
penghargaan terhadap kewibawaan hukum dan penghargaan terhadap hak asasi manusia
yang merupakan komitmen bersama bangsa.
1. Penangkapan
Apa dan kenapa dilakukan penangkapan serta bagaimana prosedur hukum melakukan penangkapan adalah hal penting yang akan dijelaskan pada bagian ini. Bukan berarti
menafikkan hal lain dari yang ditonjolkan.
Dalam KUHAP pasal 1 butir 20 menyebutkan bahwa Penangkapan adalah suatu
tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 4/23
terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutandan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.
Untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan upaya penangkapan dapat dilacak pada pasal 16, pasal 17, pasal 18 dan pasal 19 KUHAP.
Penangkapan terhadap seseorang yang diduga sebagai pelaku tindak pidana
dilakukan atas beberapa pertimbangan diantaranya : Terdapat dugaan keras bahwaseseoarang itu sebagai pelaku tindak pidana kejahatan yang didasarkan pada bukti
permulaan yang cukup perlu segera didengar keterangannya dan diperiksa, terdapat
permintaan dari penyidik/penyidik pembantu dari kepolisian diluar daerah hukum atau bisa juga atas permintaan penuntut umum atau hakim, tehadap tersangka pelaku
pelanggaran tidak dilakukan penangkapan kecuali kepadanya setelah dipanggil secara sah
dua kali berturut-turut tidak memenuhi panggilan tanpa alasan yang sah.
Dasar hukum dilakukan penangkapan
1. Pasal 1 butir 20 KUHAP (pengertian penangkapan);
2. Pasal 5 (1) huruf b, Pasal 7 (1) huruf d, Pasal 11 dan Pasal 16 (2) dan (2) KUHAP
(kewenangan penyidik/penyidik pembantu serta Penyelidik atas perintah Penyidik mengenai penangkapan);
3. Pasal 17 KUHAP (alasan untuk dapat melakukan penangkapan terhadapseseorang yang diduga keras melakukan tindak pidana)
4. Pasal 18 KUHAP (kelengkapan administrasi dan tata cara dalam hal melakukan
penangkapan);
5. Pasal 19 (1) KUHAP (batas waktu penangkapan);6. Pasal 19 (2) KUHAP (penangkapan terhadap tersangka pelaku pelanggaran);
7. Pasal 37 (1) dan (2) KUHAP (penangkapan terhadap tersangka dan dapat
dilanjutkan dengan penggeledahan badan clan pakaian) ;8. Pasal 102 (2), (3) clan Pasal 111 (1) KUHAP (kewenangan dan kewajiban dalam
hal tertangkap tangan) ;
Tata Cara Melakukan Penangkapan :
1. Penangkapan dilakukan oleh Penyidik/ Penyidik Pembantu atau Penyelidik atas
perintah Penyidik, terhadap seseorang yang diduga keras telah melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup;
2. Penangkapan dilengkapi Surat Perintah Tugas dan Surat Perintah Penangkapan;
3. Petugas yang melakukan penangkapan wajib memperlihatkan Surat Perintah
Penangkapan dan atau identitas kepada yang ditangkap atau keluarganya;4. Setelah dilakukan penangkapan harus dibuat Berita Acara Penangkapan yang ditanda
tangani oleh Petugas dan orang yang ditangkap;
Catatan
Dalam hal tertangkap tangan, penangkapan dapat dilakukan oleh semua orang dengan
ketentuan segera menyerahkan kepada petugas kepolisian terdekat ;
5. Penyidik/Penyidik pembantu yang melakukan penangkapan memberikan 1 (satu)
lembar Surat Perintah Penangkapan kepada tersangka;
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 5/23
6. Penyidik yang akan melakukan penangkapan atas perintah penyidik, terlebih dahulu
menunjukkan Surat Perintah Tugas, kemudian memberikan 1 (satu) lembar Surat
Perintah Penangkapan kepada tersangka;7. Satu Lembar Surat Perintah Penangkapan diberikan kepada keluarga tersangka segera
setelah dilakukan penangkapan atas diri tersangka;
8. Dibuat Berita Acara Penangkapan (banyaknya disesuaikan dengan kebutuhandilapangan) yang ditanda-tangani oleh Penyidik/Penyidik Pembantu/Penyelidik yang
melakukan penangkapan dan oleh orang yang ditangkap;
9. Sebelum atau sesudah penangkapan sebaiknya memberitahukan penangkapan terhadaptersangka kepada Kepala Desa atau Kepala Lingkungan tempat tersangka tertangkap
atau bertempat tinggal
Melakukan penangkapan tanpa prosedur sesuai dengan ketentuan peraturan memberi
peluang bagi tersangka melalui advokatnya untuk mengajukan Praperadilan. Perlu jugamenjadi konsentrasi bersama mengingat waktu yang tersedia hanya satu kali dua puluh
empat jam maka setelah melakukan penangkapan harus segera diupayakan pemeriksaan
untuk dapat menetukan apakah kepada tersangka perlu dilakukan penahanan atau tidak.
2. Penahanan
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa sesaat setelah dilakukan penangkapan,kepada tersangka wajib dilakukan pemeriksaan selama atau dalam waktu satu kali
duapuluh empat jam untuk menentukan apakah tersangka perlu ditahan atau tidak.
Jika berdasarkan hasil pemeriksaan kepada tersangka terdapat dugaan keras
berdasarkan bukti-bukti yang cukup bahwa tersangka telah melakukan tindak pidana atau percobaan dan membantu melakukan tindak pidana, kepada tersangka dilakukan
penahanan.
A). Apa Pertimbangan Dilakukan Penahanan
Pertimbangan dilakukannya penahanan karena terdapat keadaan yang manimbulkankekhawatiran bahwa tersangka atau terdakwa akan melarikan diri, merusak danmenghilangkan barang bukti, atau dikhawatirkan akan mengulangi tindak pidana . Dalam
pasal 21 ayat 4 KUHAP penahanan hanya dapat dilakukan kepada tersangka atau terdakwa
yang melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara lima tahun atau lebihdan melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 283 ayat (3), pasal
296, pasal 335 ayat (1), pasal 351 ayat (1) pasal 353 ayat (1) pasal 372, pasal 378,
pasal 379, pasal 453, 454, pasal 455, pasal 459, pasal 480 dan pasal 506 Kitab
Undang-undang Hukum PidanaPenahanan dapat dilakukan pada setiap tingkat pemeriksaan perkara, untuk
kepentingan penyidikan penyidik atau penyidik pembantu berwenang melakukan
penahanan, untuk kepentingan penuntutan penuntut umum berwenang melakukan penahanan dan penahanan lanjutan, dengan penetapannya untuk kepentingan pemeriksaan
pengadilan hakim berwenang melakukan penahanan.
Wewenang melakukan penahanan dan penahanan lanjutan pada setiap tingkat pemeriksaan perkara dilakukan dengan teknis dan alokasi waktu yang diatur dalam
KUHAP. Tersangka atau terdakwa bebas demi hukum jika pada tingkat pemerikasaan
(Penyidik Polri, Jaksa Penuntut Umum, dan Hakim) penyidik belum selesai pengumpulan
bukti-bukti, jaksa penuntut umum belum selesai menyusun dakwaannya dan hakim pada
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 6/23
tingkat pemeriksaan pengadilan belum selesai melakukan pemeriksaan namun alokasi
waktu untuk itu telah berakhir maka tersangka atau terdakwa harus dibebaskan demi
hukum.
B). Dasar Hukum Dilakukannya Penahanan
1. Pasal 1 butir 21 KUHAP (pengertian penahanan);2. Pasal 7 ayat (1) huruf d pasal 11 dan pasal 20 (wewenang penyidik/penyidik
pembantu tentang penahanan);
3. Pasal 21 KUHAP (alasan dan syarat-syarat untuk dapat melakukan penahanan);
4. Pasal 22 KUHAP (jenis penahanan);
5. Pasal 23 KUHAP (pengalihan jenis penahanan);
6. Pasal 24 KUHAP (jangka waktu penahanan);7. Pasal 29 KUHAP (pengecualian waktu penahanan yang diberikan oleh
ketua Pengadilan Negeri);
8. Pasal 31 KUHAP (penangguhan penahanan);
9. Pasal 123 KUHAP (keberatan penahanan yang dilakukan oleh penyidik);
C). Jenis PenahanTerdapat beberapa tempat yang dpat dipakai untuk melakukan penahanan
diantaranya : Penahanan Rumah Tahanan Negara, Penahanan Rumah, dan Penahanan
Kota.
Kegiatan-kegiatan persiapan dalam hal penyidik atau penyidik pembantu berdasarkan pelimpahan wewenang dari penyidik akan melakukan tindakan penahanan
atau perpanjangan penahanan atau penangguhan penahanan atau pengalihan jenis
penahanan atau atau pengeluaran tahanan maka harus dipersiapkan kelengkapanadministrasi sebagai perangkat penunjang diantaranya : Menerbitkan Surat
Pemberitahuan, apabila diperlukan perpanjangan penahanan maka harus mempersiapkanSurat Permintaan Perpanjangan Penahanan surat ini diajukan 5 (lima) hari sebelum jangka waktu penahanan berakhir.
Kelengkapan administrasi lainnya yang juga wajib dipenuhi, resume singkat hasil
penyidikan pada saat itu, ini penting untuk kepentingan perpanjangan penahanantersangka. Dalam hal tersangka akan dikenakan penahanan di rumah tahanan negara
dilakukan dengan penyerahan tersangka dengan menyertakan surat pengantar yang
memuat identitas tersangka sesuai dengan surat perintah penahanan, nama, pangkat, dan
jabatan pejabat rumah tahanan negara yang berwenang menerima, tanggal dan jam penerimaan serta tandatangan dan cap jabatannya. Langkah berikutnya adalah
mempersiapkan angkutan dan pengawalan apabila diperlukan.
Penahanan di Rumah Tahanan Negara
Penahan rumah tahanan negara dilakukan di rumah tahanan negara atau cabang
rumah tahanan negara, penahanan dirumah tahanan dilakukan dengan terlebih dahulumenerbitkan:
a. Surat Perintah Penahanan,
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 7/23
Surat ini dikeluarkan oleh penyidik kepolisian yang dibuat dalam rangkap sesuai
dengan kebutuhan dan diserahkan kepada tersangka yang akan dilakukan penahanan
untuk kemudian ditandatangani. Setelah ditandatangani surat perintah penahanandiserahkan kepada pihak-pihak terkait untuk diketahui. Pihak terkait dimaksud adalah
tersangka, keluarga tersangka, pejabat rumah tahanan negara, penuntut umum, dan ketua
pengadilan negeri, disamping juga untuk keperluan kelengkapan berkas perkara.
b. Dilakukan Penggeledahan Badan Dan Pakaian.
Setiap tersangka yang akan ditempatkan penahanannya pada rumah tahanan negaraakan dilakukan penggeledahan badan dan pakaian. Upaya ini dilakukan agar tersangka
tidak membawa masuk kedalam ruang tahanan barang-barang yang tidak diperkenankan.
Barang dimaksud antara lain benda tajam, obat-obatan berbahaya, barang perhiasan,
uang, tali, ikat pinggang, selendang.Barang-barang milik tersangka ini sebelum dimasukkan dalam rumah tahanan
negara disimpan dan menjadi tanggungjawab penyidik atau penyidik pembantu yang
memeriksa perkara ditingkat penyidikan kepolisian dengan mencatatnya didalam buku
register barang titipan tahanan dan kepada tersangka diberikan tanda bukti penitipan.
c. Kepada Tersangka Dilakukan Pemotretan Dan Pengambilan Sidik Jari.Hal ini penting untuk kepentingan recording terhadap tersangka .
d. Penyerahan Tersangka Ke Rumah Tahanan Negara.
Penyerahan tersangka beserta dengan barang titipan, penyerahan ini dilakukandengan menyertakan surat pengantar yang dilampiri dengan surat perintah penahanan.
e. Penerimaan Tahanan Oleh Pejabat Yang Berwenang Di Rumah Tahanan Negara.Pejabat rumah tahanan negara penerima tahanan diminta untuk menandatangani
penerimaan tahanan dan barang tititapan dengan menyebutkan nama terang, pangkat,tanggal penerimaan dengan dibubuhi cap jabatan atau dinas.Serah terima tersangka dan barang titipan kepada pejabat rumah tahanan negara
harus dibuat berate acara tentang itu yang ditandatangani oleh petugas kepolisian dan
pejabat rumah tahanan yang menerima dengan disaksikan oleh dua orang saksi dari pihak rumah tahanan.
Sebelum dititipkan dirumah tahanan, tersangka ditempatkan didalam ruang tahanan
kepolisian setempat.
Penahanan Rumah
Penahanan rumah dilakukan oleh penyidik dengan terlebih dahulu dibuatkan Surat
Perintah Penahanan, surat dimaksud dikeluarkan oleh penyidik kepolisian yang dibuatdalam rangkap 9 (sembilan) dan diserahkan kepada tersangka yang akan dilakukan
penahanan untuk kemudian ditandatangani. Setelah ditandatangani surat perintah
penahanan diserahkan kepada pihak-pihak terkait untuk diketahui. Pihak terkait dimaksudadalah tersangka, keluarga tersangka, penuntut umum, dan ketua pengadilan negeri,
kecuali pejabat rumah tahanan, disamping juga untuk keperluan kelengkapan berkas
perkara.
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 8/23
Penahanan Rumah dilaksanakan dirumah tempat tinggal/kediaman tersangka
dengan diupayakan pengawasan atau menempatkan penjagaan untuk mengadakan
penjagan tetap pada waktu-waktu tertentu, melakukan patroli, atau dapat jugadilakukan dengan telepon jika dirumah tersangka tempat dilakukan penahanan ada
telepon, atau bisa juga dengan meminta bantuan pejabat desa/kelurahan, atau dengan
cara-cara yang dapat menghindarkan segala sesuatu yang dapat menimbulkankesulitan dalam pelaksanaan penyidikan berikutnya hal tersebut dilakukan dengan
koordinasi kesatuan kepolisian terdekat.
Penahanan Kota
Surat Perintah Penahanan Kota dikeluarkan oleh penyidik kepolisian yang dibuat
dalam rangkap sesuai dengan kebutuhan dan diserahkan kepada tersangka yang akan
dilakukan penahanan untuk kemudian ditandatangani. Setelah ditandatangani surat perintah penahanan diserahkan kepada pihak-pihak terkait untuk diketahui. Pihak terkait
dimaksud adalah tersangka, keluarga tersangka, pejabat rumah tahanan negara, penuntut
umum, dan ketua pengadilan negeri, disamping juga untuk keperluan kelengkapan berkas
perkara.Penahanan kota dilaksanakan dikota tempat tinggal atau kediaman tersangka
dengan kewajiban bagi tersangka untuk melaporkan dirinya pada waktu-waktu yangditentukan. Kalau tersangka sakit, dan menurut pengamatan penyidik atau penyidik
pembantu yang bersangkutan serta menurut pendapat dokter perlu dirawat dirumah
sakit, maka penahanan dapat dilaksanakan dirumah sakit hal ini dilakukan
pembantaran penahanan dengan pengawasan kesatuan penyidik atau penyidik pembantu tersebut diatas atau minta bantuan dari kesatuan kepolisian yang terdekat
dengan rumah sakit tersebut.
Catatan
1. Jangka waktu penahanan yang menjadi kewenangan penyidik kepolisianterhadap semua jenis penahanan, paling lama 20 (dua puluh) hari. Jangkawaktu ini dapat diperpanjang oleh Penuntut Umum untuk untuk kepentingan
pemeriksaan yang belum selesai paling lama 40 hari.
2. Tidak tertutup kemungkinan tersangka dikeluarkan dari tahanan walaupunmasa penahanannya belum berakhir, jika kepentingan pemeriksaan sudah
terpenuhi.
3. Jika telah mencapai waktu enam puluh hari penyidik harus telah mengeluarkan
tersangka demi hukum dari tahanan
Per lu Menghargai Hak-Hak Tersangka.Dalam pelaksanaan tindakan penahanan hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah, hak-hak tersangka yang ditahan, antara lain sbb :
a. Dalam waktu satu hari setelah perintah penahanan itu dijalankan,tersangka harus mulai diperiksa (pasal 122 KUHAP).
b. Menghubungi penasehat hukum (pasal 57 ayat (1) KUHAP).
c. Menghubungi clan berbicara dengan perwakilan negaranya apabila
tersangka berkebangsaan asing (pasal 57 ayat ( 2) KUHAP).
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 9/23
d. Diberitahukan tentang penahanan atas dirinya kepada keluarga atau
orang lain yang serumah atau orang yang dibutuhkan bantuannya untuk
mendapatkan bantuan hukum atau jaminan bagai penangguhannya (pasal 59KUHAP).
e. Mengadakan hubungan surat menyurat dengan penasehat hukum atau
dengan keluarganya dan harus disediakan alat-alat tulisnya (pasal 62 KUHAP).
Menghubungi dan menerima kunjungan :
f. Dokter pribadi kalau ada (pasal 58 KUHAP).g. Pihak yang mempunyai hubungan keluarga (pihak lain) guna
mendapatkan jaminan baik penangguhan penahanan atau untuk usaha
mendapatkan bantuan hukum (pasal 60 KUHAP).
h. Rokhaniawan (pasal 63 KUHAP).i. Mengajukan permintaan kepada Pengadilan Negeri setempat untuk
dilakukan pemeriksaan pra peradilan (tentang sah atau tidak sahnya penahanan
atas dirinya) (pasal 124 KUHAP).
Catatan
Bagi setiap tindakan penahanan, penangguhan penahanan, pengalihan jenis penahanan pembantaran penahanan dan pengeluaran tahanan harus dibuat Berita
Acaranya (masing-masing yang ditanda tangani oleh penyidik atau penyidik
pembantu dan tersangka yang bersangkutan)
3. Penggeledahan.
Penggeledahan rumah adalah tindakan penyidik untuk memasuki rumah
tempat tinggal dan tertutup lainnya untuk melakukan tindakan pemeriksaan
dan atau penyitaan dan atau penangkapan dalam hal dan menurut cara yang
diatur dalam undang-undang ini (pasal 1 poin 17 KUHAP).Penggeledahan badan adalah tindakan penyidik untuk mengadakan
pemeriksaaan badan dan atau pakaian tersangka untuk mencari benda yang
diduga keras ada pada badannya atau dibawanya serta, untuk disita (pasal 1
poin 18 KUHAP).
KUHAP mengatur tentang penggeledahan pada pasal 32, pasal 33, pasal 34,
pasal 35, pasal 36 pasal 37, penggeledahan dimaksudkan untuk penyidikan,
penggeledahan dapat berupa penggeledahan rumah atau penggeledahan badan atau
pengeledahan pakaian.Apa dan kenapa dilakukan pengeledahan? Dalam melakukan penggeledahan
perlu memperhatikan pertimbangan-pertimbangan.
a. Salah satu kegiatan penindakan upaya paksa dalam pelaksanaan penyidikantindak pidana adalah tindak penggeledahan (badan, Rumah, tempat tertutup);
b. Tindakan penggeledahan dilakukan dengan maksud, untuk mendapatkan
bukti-bukti yang cukup atau barang bukti dan melakukan tindakan penangkapan terhadap tersangka.
Persiapan yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan penggeledahan antara lain :
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 10/23
1. Mengajukan permintaan Ijin kepada Ketua Pengadilan Negeri
didaerah hukum tempat dilakukan penggeledahan rumah atau tempat tertutup
lainnya.2. Mengajukan permintaan ijin p enggeledahan rumah d isertai d engan
permintaan ijin khusus untuk melakukan tindakan pemeriksaan dan penyitaan
surat-surat lainnya apabila dalam penggeledahan rumah atau tempat tertutuplainnya diperlukan pula tindakan pemeriksaan dan penyitaan surat-surat lain.
3. Menerbitkan Surat Perintah Penggeledahan, setelah memperoleh Surat
Ijin atau Surat ijin Khusus dari Ketua Pengadilan Negeri ditempat dimana penggeledahan akan dilakukan. Foto copy Surat Ijin dari Ketua Pengadilan
Negeri dilampirkan pada Surat Perintah Penggeledahan
4. Mengajukan surat permintaan bantuan kepada pejabat kesehatan,
dokter atau tenaga medis apabila akan dilakukan pemeriksaan bagian dalam badan karena diduga tersangka menyimpan atau menelan barang bukti.
5. Melakukan upaya koordinasi dengan dengan fungsi lain dilingkungan
kepalisian atau dinas instansi lain guna kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan
penggeledahan.
Apa yang harus digeledah pada penggeledahan rumah atau tempat tertutup lainnya ?a. Diluar hal tertangkap tangan
Dalam keadan ini penggeledahan dilakukan sesuai surat ijin penggeledahan
rumah dari ketua pengedilan negeri setempat dengan mencantumkan dasar dan
pertimbangan surat perintah penggeledahan.Surat Perintah Penggeledahan mencantumkan tanggal dan nomor surat ijin
peggeledahan dari ketua pengadilan negeri. Penggeledahan dilakukan oleh penyidik
atau penyidik pembantu
b. Dalam Keadaan Yang Perlu Dan Mendesak 1. Dapat dilakukan tanpa surat ijin penggeledahan dari Ketua Pengadilan Negerisetempat.
2. Diperlukan Surat Perintah Penggeledahan dari Ketua Pengadilan Negeri
setempat.3. Penyidik, Penyidik Pembantu dan Penyelidik atas Perintah Penyidik dapat
melakukan penggeledahan:
a. Halaman rumah tersangka bertempat tinggal/berdiam atau berada, dan
yang ada diatasnya. b. Setiap tempat lain dimana tersangka bertempat tinggal/berdiam atau
berada.
c. Ditempat tindak pidana dilakukan atau tempat lain yang terdapat bekas tindak pidana.
d. Tempat penginapan dan tempat umum lainnya.
4. Dalam hal pemilik rumah menolak untuk dilakukan penggeledahan rumah,tetap dilaksanakan penggeledahan dengan disaksikan Kepala Desa/Ketua
Lingkungan serta minimal dua orang saksi.
Catatatan
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 11/23
| Meskipun kewenangan penggeledahan oleh Penyidik atau Penyidik Pembantu
secara yuridis diatur dan ditentukan oleh KUHAP dan Undang-undang Kepolisian, namun
pada kasus-kasus yang menyangkut atau melibatkan anak, diperlukan ketentuan-ketentuan
yang bersifat khusus.| Dalam melakukan penggeledahan terhadap anak, Penyidik atau Penyidik
Pembantu harus mempertimbangkan faktor-faktor pshycologis bagi anak.| Dalam melakukan penggeledahan perlu memperhatikan faktor-faktor
keamanan.| Penggeledahan badan terhadap wanita harus dilakukan oleh Polisi Wanita atau
seorang wanita yang ditunjuk oleh Penyidik.| Penggeledahan yang menyangkut benda, alat, fasilitas dan tempat-tempat lain
yang menyangkut keamanan Negara agar koordinasi dengan instansi yang terkait.
4. Penyitaan.
Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan
atau menyimpan dibawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak,
berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan,penuntutan dan peradilan (pasal 1 poin 16 KUHAP).
Klausul tentang penyitaan dapat dilihat pada KUHAP pasal 38, pasal 39, pasal 40,
pasal 41, pasal 42, pasal 43, pasal 44, pasal 45, pasal 46. Pada konteks penyitaan hanya
dapat dilakukan dengan surat izin ketua pengadilan negeri setempat kecuali dalam keadan perlu dan mendesak dimana pada saat itu tidak mungkin mendapatkan surat izin secera
cepat.
Beberapa hal penting yang juga perlu diketahui menyangkut apa yang dimaksud
dengan penyitaan, kewenangan penyidik atau penyidik pembantu dalam hal penyitaan,syarat-syarat penyitaan, benda-benda apa saja yang dapat dikenakan penyitaan, bagaimana
melakukan penyitaan pada keadaan tertangkap tangan, dapatkah dilakukan penyitaan atas
surat atau benda yang pengirimannya lewat kantor pos atau telekomunikasi, penyimpanan benda-benda sitaan, benda sitaan apa saja yang dapat dijual, pengembalian benda siataan
kepada yang berhak, dan penanganan dan pengamanan barang sitaan.
Yang jelas penyidik melakukan penyitaan atas pertimbangan, bahwa diperlukan barang bukti terutama yang ada kaitannya dengan kasus atau tindak pidana yang terjadi guna
membuat terang atau pembuktian kasus, selain itu juga diperlukan sebagai persyaratan untuk
kelengkapan berkas perkara terutama dalam hal pembuktian dalam proses penyidikan, penuntutan dan peradilan.
Supaya penyitaan berjalan sebagaimana mestinya dan tidak menimbulkan resistensi
menjadi penting mentaati prosedur yang telah ditentukan, atau setidak-tidaknya
melakukan langkah-langkah persiapan seperti misalnya :
1. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan benda dan surat-surat lain dilakukansetelah memperoleh surat ijin atau surat ijin khusus dari ketua pengadilan negeri
setempat.2. Surat ijin atau ijin khusus penyitaan dari ketua pengadilan negeri setempat
salinannya harus dilampirkan pada surat perintah penyitaan. Hal ini juga penting
diketahui oleh pemilik rumah atau gedung yang akan dimasuki penyidik atau penyidik pembantu yang hendak melakukan penyitaan.
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 12/23
3. Penyitaan dapat dilakukan dengan surat perintah penyitaan dalam keadaan yang
perlu dan mendesak dan tidak mungkin untuk mendapatkan surat ijin terlebih
dahulu tanpa surat ijin atau surat ijin khusus ketua pengadilan negeri setempat.Penyitaan ini hanya terbatas pada benda-benda bergerak saja dan untuk itu wajib
segera melaporkan kepada ketua pengadilan untuk mendaptkan pengesahan.
4. Untuk melakukan pengawasan atas barang-barang sitaan atau barang bukti perluditunjuk pengawas.
Selengkapnya proses penyitaan terhadap barang dan surat-surat lain dalam keadaan
tertangkap tangan, diluar tertangkap tangan dan dalam keadaan yang sangat perlu danmendesak dikemukankan seseperti berikut ini.
Penyitaan terhadap benda Dalam Keadaan Diluar Tertangkap Tangan dilakukan
dengan mengikuti dan mengetahui hal-hal penting berikut ini sehingga tidak
meghilangkan substansi hukum yang mestinya dikedepankan. Pada keadaan ini pentingdan diperlukan sebelum melakukan penyitaan diantaranya; surat ijin atau ijin khusus
penyitaan dari ketua pengadilan negeri setempat dan surat perintah penyitaan. Konteks
ini, penyitaan dapat dilakukan oleh penyidik atau penyidik pembantu dan penyelidik atas
perintah penyidik.Sedangkan benda-benda yang dapat dikenakan penyitaan dapat berupa benda-benda
bergerak dan benda-benda tidak bergerak meliputi benda atau tagihan tersangka atauterdakwa yang seluruh atau sebagian diduga diperoleh dari hasil tindak pidana, benda
yang dipergunakan secara langsung untuk melakukan tindak pidana atau untuk
mempersiapkannya, benda yang dipergunakan untuk menghalangi penyidik tindak pidana
itu, benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan untuk melakukan tindak pidana, bendayang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana yang dilakukan, dan benda
yang berada dalam sitaan karena perkara perdata atau karena pailit dapat disita untuk
kepentingan penyidikan, penuntutan dan mengadili perkara pidana sepanjang berhubungan dengan konteks pidana yang dituduhkan kepadanya dan sedang diproses
pada tingkat penyidikan, penuntutan dan pengadilan.Melakukan Penyitaan Dalam Keadaan Yang Sangat Perlu Dan Mendesak dapatdilakukan tanpa surat ijin ketua pengadilan akan halnya dengan surat perintah penyitaan
namun penyitaannya hanya terbatas pada benda-benda bergerak saja yang dilakukan oleh
penyidik atau penyidik pembantu namun setelah itu wajib memberitahukan kepada ketua pengadilan negeri setempat untuk mendapat pengesahan.
Lantas bagaimana melakukan penyitaan terhadap benda yang diduga digunakan
untuk melakukan tindak pidana atau benda-benda yang diduga diperoleh dari hasil tindak
pidana Dalam Hal Tertangkap Tangan. Pada konteks ini tentu tidak diperlukan surat ijinatau surat ijin khusus dari ketua pengadilan termasuk tidak diperlukan surat perintah
penyitaan, penyidik atau penyidik pembantu baik karena mendapatkan sendiri maupun
karena mendaptkan penyerahan dari penyidik atau orang lain dapat melakukan penyitaanterhadap benda atau alat yang ternyata telah dipergunakan untuk melakukan tindak
pidana. Tindakan ini dilakukan oleh penyidik, karena mendapatkan sendiri ataupun
karena adanya penyerahan dari orang lain untuk segera diserahkan kepada penyidik sedaerah hukumnya disertai dengan berita acara tentang tindakan yang telah
dilakukannya.
Penyidik atau penyidik pembantu sebelum melakukan penyitaan menunjukan tanda
pengenal dan surat perintah penyitaan dilampiri surat ijin atau ijin khusus ketua
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 13/23
pengadilan negeri kepada tersangka atau keluarga dari siapa benda akan disita. Penyitaan
sedapat mungkin dilakukan oleh minimal dua orang petugas dan diupayakan
menghubungi kepala desa atau kepala lingkungan atau orang lain yang dapat dipercayamenjadi saksi dalam penyitaan itu.
Benda-benda yang akan disita harus diperlihatkan pada kepada tersangka atau
keluarganya termasuk keterangan tentang asal benda itu diambil, dan dilakukan didepanminimal dua oarng saksi. Benda-benda yang telah diletakkan sita dibuatkan daftar
rinciannya yang memuat setidaknya jumlah dan jenis bahkan bila perlu untuk
kepentingan keamanannya dapat terlebih dahulu dilakukan pemotretan.Upaya melakukan penyitaan surat lain diperlukan surat ijin khusus ketua
pengadilan, setelah itu penyidik meminta secara tertulis kepada kepala kantor pos,
telekomunikasi atau perusahaan-perusahaan jasa yang terkait dengan pengiriman barang
dan surat-surat agar menyerahkan surat-surat lain yang diperlukan untuk penyidikan.Terhadap surat-surat yang mempunyai hubungan dengan tindak pidana yang telah
diperiksa maka dilakukan penyitaan, namun jika tidak ada hubungannya maka surat itu
ditutup dan diberi cap Telah Dibuka Oleh Penyidik dengan dibubuhi tanda tangan,
identitas dan pengkat penyidik untuk selanjutnya dikembalikan kepada kantor atau perusahaan jasa tempat surat itu diambil berikut dibuatkan terima penyerahan kembali.
TUGAS DAN WEWENANG JAKSA PENUNTUT UMUM
Setelah penyidik menyelesaikan tugas-tugas penyelidikan dan penyidikan dengan
serangkaian proses tersebut diatas mulai dari menerima laporan, pengaduan atau karenatertangkap tangan lantas melakukan pemanggilan, pemeriksaan saksi, penangkapan,
penahanaan dan lain sebagainya intinya adalah suatu rangkaian kerja penyidik yang benar
menurut KUHAP dalam rangka membuat terang dan menemukan pelaku tindak pidanauntuk dimintai pertanggungjawabannya.
Serangkaian penyidikan, oleh penyidik kemudian dituangkan kedalam Berita Acara
Pemeriksaan (BAP). Menurut pasal 14, pasal 110, pasal 138, pasal 139 dan pasal 140KUHAP, Ketika penyidik memandang proses penyidikan telah selesai dilakukanselanjutnya berkas perkara diserahkan kepada penuntut umum untuk dipelajari dan diteliti
kelengkapannya sebagai dasar dan bahan untuk membuat surat dakwaan.
Berkas perkara yang disampaikan penyidik, oleh penuntut umum segera diteliti dandipelajari, dalam waktu tujuh hari jika dipandang bahwa hasil penyidikan masih belum
lengkap penuntut umum segera mengembalikan perkara tersebut kepada penyidik untuk
dilengkapi beserta pentunjuk tentang hal yang harus dilakukan untuk dilengkapi. Prosesini berlangsung selama empat belas hari sejak pengembalian berkas oleh penuntut umum
dan penyidik harus sudah menyampaikan berkas itu kepada penuntut umum. Setelah
pengembalian berkas perkara untuk dilengkapi penyidik wajib melakukan penyidikan
tambahan sesuai dengan petunjuk penuntut umum, setelah itu segera diajukan kembalikepada penuntut umum. Jika dalam waktu empat belas hari tidak mengembalikan hasil
penyidikan atau penyidikan tambahan dari penyidik maka penyidikan dianggap telah
rampung.Apabila penuntut umum menilai bahwa berkas perkara tersebut telah lengkap, maka
penuntut umum kemudian akan membuat surat dakwaan dan dilanjutkan ke tahap
penuntutan.
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 14/23
Merujuk pada pasal 1 butir 7 KUHAP penuntut umum melakukan penuntutan
sebagai tindakan pelimpahan perkara pidana kepada pengadilan negeri yang berwenang
untuk menyelesaikan menurut cara yang diatur dlam KUHAP, penyerahan itu disertaidengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim didalam sidang pengadilan.
Berikutnya dapat juga dilacak beberapa hal yang menjadi kewenangan penuntut
umum, oleh karena itu secara berturut-turut pasal-pasal yang mengatur itu dikemukakansebagaiberikut :
a. Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik atau penyidik
pembantu. Mempelajari dan meneliti dalam waktu tujuh hari wajib diberitahukan pada penyidik apakah hasil penyidikannya telah lengkap atau belum; (pasal 14,
pasal 138 ayat 1 KUHAP)
b. 1. Mengadakan prapenuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan dengan
memberi petunjuk dalam rangka penyempurnaan penyidikan dari penyidik.2. Jika hasil penyidikan ternyata belum lengkap, berkas perkara pidana akan
dikembalikan kepada penyidik beserta petunjuk untuk melengkapinya dan
dalam waktu empat belas hari penyidik harus telah menggemabalikan berkas
tersebut kepada penuntut umum; (Pasal 14, pasal 138 ayat 2 KUHAP)c. Memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan atau penahanan
lanjutan dan atau mengubah status tahanan setelah perkaranya dilimpahkan oleh penyidik; (Pasal 14 KUHAP)
d. 1. Membuat surat dakwaan,
2. Atau dalam hal penuntut umum berpendapat bahwa dari hasil penyidikan dapt
dilakukan penuntutan maka dalam waktu secepatnya membuat surat dakwaan;(pasal 14, pasal 140 ayat 1 KUHAP)
e. 1. Melimpahkan perkara ke pengadilan.
2. Setelah penuntut umum menerima kembali hasil penyidikan yang lengkap,segera menentukan apakah berkas perkara dimaksud telah memenuhi
persyaratan untuk dapat dilimpahkan kepengadilan atau tidak ;(pasal 14, pasal139, pasal 143 ayat 1 KUHAP)3. Penuntut Umum melimpahkan berkas perkara disertai dengan surat dakwaan ke
pengadilan negeri dengan permintaan agar segera mengadili perkara tersbut.
f. Menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan hari dan waktu perkara disidangkan yang disertai surat panggilan, baik kepada terdakwa maupun
kepada saksi, untuk datang pada sidang yang telah ditentukan; (pasal 146 KUHAP)
g. Melakukan penuntutan; (pasal 137 KUHAP)
h. Menutup perkara demi kepentingan hukum; (pasal 14 KUHAP)i. Mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab sebagai
penuntut umum menurut ketentuan undang-undang ini; (pasal 14 KUHAP)
j. Melaksanakan penetapan hakim. (pasal 14 KUHAP)k. Atas permintaan tersangka atau terdakwa, penuntut umum dapat mengadakan
penangguhan penahanan dengan atau tanpa jaminan uang atau jaminan orang,
berdasarkan syarat yang ditentukan. (pasal 31 ayat 1 KUHAP)l. Karena jabatannya hakim sewaktu-waktu dapat mencabut penangguhan
penahanan dalam hal tersangka atau terdakwa melanggar syarat yang sudah
ditentukan. (pasal 31 ayat (2) KUHAP)
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 15/23
PROSES PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA
PENGADILAN NEGERI
Setelah penyusunan dakwaan selesai disusun oleh penuntut umum, selanjutnya
penuntut umum mengajukan kepada pengadilan negeri untuk disidang. Jika berjalan
lancar maka persidangan itu akan berlangsung sebanyak sembilan kali. Berikut ini proses
sidang dipengadilan negeri pada perkara pidana:
Proses Persidangan Di Pengadilan Negeri
I. Sidang Pertama.
PEMBACAAN SURAT DAKWAAN (dilakukan oleh jaksa penuntut umum)
Pada bagian ini dapat di identifikasi tahapan persidangannya sebagai berikut :1. Pemeriksaan dipengadilan dilakukan oleh hakim majelis, kecuali pada
perkara tertentu. hakim ketua sidang memimpin pemeriksaan dilakukan secara lisan
dalam bahasa Indonesia yang dimengerti oleh terdakwa dan saksi.
2. Hakim ketua majelis membuka sidang dengan menyatakan sidang dibuka
dan terbuka untuk umum, hal ini tidak dilakukan kecuali dalam hal perkara kesusilaanatau terdakwa dibawah umur sidang dinyatakan dibuka dan tertutup untuk umum.
Catatan : Jika hal dalam poin 2 ini tidak dilakukan oleh hakim berakibat pada batalnya putusan demi hukum. (pasal 153 ayat 4 KUHAP)
3. Ketua majelis hakim memerintahkan supaya terdakwa dipanggil masuk di
persidangan. Dalam hal terdakwa tidak hadir, hakim ketua sidang menanyakan beberapa hal berkenaan dengan alasan ketidakhadiran terdakwa, apakah terdakwa
telah dipanggil secara sah atau tidak, apabila ternyata tidak sah, diadakan
pemanggilan ulang selama tiga kali4. Hakim menanyakan kepada terdakwa apakah ia didampingi oleh Advokat
atau Penasihat Hukum. Berdasarkan pasal 56 KUHAP terdakwa didampingi oleh
penasihat hukum bagi tindak pidana yang dilakukan dan diancam dengan hukuman pidana mati, atau ancaman pidana limabelas tahun atau ancaman pidananya lebih darilima tahun wajib didampingi Penasihat Hukum.
5. Apabila terdakwa didampingi oleh penasihat hukum, kepada penasihat
hukumnya hakim menanyakan surat kuasa dan surat izin beracara sebagai keabsahaan bahwa yang bersangkutan adalah sebagai advokat atau pengacara. Kemudian setelah
verifikasi keabsahaan advokat telah selesai, selanjutnya
6. Ketua majelis hakim menanyakan identitas terdakwa, meliputi : namalengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat
tinggal, agama dan pekerjaan serta mengingatkan terdakwa untuk memperhatikan apa
yang terjadi selama persidangan.
7. Hakim ketua majelis meminta penuntut umum untuk membacakan suratdakwaannya. Setelah selesai dibaca selanjutnya,
8. Hakim ketua majelis menanyakan kepada terdakwa apakah terdakwa
benar-benar mengerti isi surat dakwaan, apabila ternyata tidak mengerti maka penuntut umum atas permintaan hakim ketua siding wajib memberi penjelasan yang
diperlukan.
9. Hakim ketua sidang menanyakan kepada terdakwa melalui PenasihatHukumnya (jika ada) apakah ia keberatan dengan surat dakwaan tersebut.
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 16/23
10. Selanjutnya hakim ketua majelis menyatakan sidang ditunda
II. Sidang Kedua.
PEMBACAAN EKSEPSI Jika Ada (dilakukan oleh terdakwa atau penasihat
hukumnya)
Dalam hal terdakwa atau penasihat hukumnya mengajukan keberatan bahwa pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima
atau harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan kepada penuntut umum untuk
menyatakan pendapatnya, hakim mempertimbangkan keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan. Jika hakim menyatakan keberatan tersebut diterima,
maka perkara itu tidak dilanjutkan periksaannya, sebaliknya dalam hal tidak diterima atau
hakim berpendapat hal tersebut baru dapat diputus setelah selesai pemeriksaan, maka
sidang dilanjutkan.
Pada bagian ini dapat di identifikasi tahapan persidangannya sebagai berikut :
1. Hakim ketua majelis membuka sidang dengan menyatakan sidang dibuka
dan terbuka untuk umum.2. Ketua majelis hakim memerintahkan terdakwa untuk hadir diruang sidang,
terdakwa hadir diruang sidang kepadanya ditanyakan apakah terdakwa sudah siapdengan eksepsinya. Jika sudah siap ketua majelis hakim memberikan kesempatan
kepada terdakwa atau penasihat hukumnya untuk membacakan eksepsinya.
3. Ketua majelis hakim menanyakan kesiapan penuntut umum apakah akan
memberikan tanggapan terhadap eksepsi terdakwa. Pada bagian ini ada duakemungkinan, penuntut umum akan menanggapi eksepsi terdakwa atau tidak akan
menanggapi.
Dalam hal penuntut umum akan menanggapi eksepsi terdakwa, sidang akan ditundasampai dengan waktu yang ditentukan majelis hakim untuk pembacaan tanggapan
penuntut umum.Dalam hal penuntut umum tidak akan menanggapi eksepsi terdakwa, sidang akanditunda sampai dengan waktu yang ditentukan majelis hakim untuk pembacaan
putusan sela.
4. Ketua majelis hakim menyatakan sidang ditunda dan menyatakan Putusanakan diberikan bersamaan dengan Putusan mengenai perkara pokoknya.
III. Sidang Ketiga.
TANGGAPAN JAKSA PENUNTUT UMUM (dilakukan oleh jaksa penuntut
umum)
Pada bagian ini dapat di identifikasi tahapan persidangannya sebagai berikut :
1. Ketua majelis hakim membuka sidang dengan menyatakan sidang dibuka danterbuka untuk umum.
2. Ketua majelis hakim memerintahkan terdakwa untuk hadir diruang sidang,
terdakwa hadir diruang sidang. Selanjutnya,3. Ketua majelis hakim menanyakan kepada penuntut umum prihal kesiapannya
memberikan tanggapan atas eksepsi terdakwa, jika jaksa penuntut umum telah
siap dengan tangapannya maka kepadanya diberikan kesempatan untuk
membacakan tanggapannya. Selanjutnya,
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 17/23
4. Ketua majelis hakim menanyakan kepada terdakwa atau penasihat hukumnya
apakah akan memberikan tanggapan atas tanggapan jaksa penuntut umum
5. Sidang ditunda, sampai waktu yang ditentukan oleh majelis hakim
IV. Sidang Keempat.
TANGGAPAN TERDAKWA ATAU PENASIHAT HUKUM ATAS TANGGAPANPENUNTUT UMUM
Pada bagian ini dapat di identifikasi tahapan persidangannya sebagai berikut :
1. Ketua majelis hakim membuka sidang dengan menyatakan sidang dibuka danterbuka untuk umum.
2. Ketua majelis hakim memerintahkan terdakwa untuk hadir diruang sidang,
terdakwa hadir diruang sidang. Selanjutnya,
3. Ketua majelis hakim menanyakan kepada terdakwa atau Penasihat Hukumnyaapakah sudah siap dengan tanggapannya untuk memberi tanggapan atas
tanggapan penuntut umum.
4. Kesempatan selanjutnya diberikan oleh ketua majelis hakim kepada terdakwa atau
penasihat hukum untuk membacakan tanggapannya atas tanggapan penuntutumum.
5. Ketua majelis hakim menyatakan sidang ditunda.
V. Sidang Kelima.
PUTUSAN SELA
Setelah beberapa proses beracara yang merupakan jawab menjawab berlangsungsampailah saatnya pada putusan sela untuk menentukan apakah sidang dilanjutkan atau
tidak. Pada proses ini dapat teridentifikasi sebagai berikut :
1. Ketua majelis hakim membuka sidang dan menyatakan sidang terbuka untuk umum.
2. Terdakwa hadir di ruang sidang, selanjutnya3. Ketua majelis hakim membacakan putusan sela. Putusan sela dapat berupa majelismenerima eksepsi yang diajukan oleh terdakwa atau penasihat hukum atau tidak.
Kosong kosong kosong kosong kosong kosong kosong kosong kosong kosong
kosong kosong kosong kosong kosong kosong kosong
4. Selanjutnya ketua majelis hakim menanyakan kesiapan jaksa penuntut umum
tentang kesiapannya dengan pembuktia
5. Sidang ditunda.
3. Hakim Ketua Majelis membacakan putusan sela
Isi Putusan Sela: Majelis menerima eksepsi yang diajukan oleh Terdakwa
*Jika ya, sidang dilanjutkan pada tahap selanjutnya
*Jika tidak, sidang dinyatakan ditutup.
VI. Sidang Keenam.
PEMBUKTIAN (pemerikasaan saksi atau saksi ahli)
Pada proses ini, masing-masing pihak (penuntut umum dan terdakwa atau penasihat
hukum) melakukan pembuktian dan pembelaan dengan mengajukan saksi-saksi dan
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 18/23
bukti-bukti lain yang dapat mempengaruhi atau memberi keyakinan kepada hakim pada
saat mengambil putusan.
Pemeriksaan saksi dilakukan dengan cara, hakim memanggil saksi satu persatumenurut urutan yang dipandang baik oleh ketua majelis hakim setelah mendengarkan
pendapat dari penuntut umum, terdakwa atau penasihat hukum. Saksi yang pertama
didengarkan keterangannya adalah korban yang menjadi saksiTerdapat tiga hal yang diperiksa pada proses pembuktian ini antara lain
Pemeriksaan Saksi, Pemeriksaan Barang Bukti dan Pemeriksaan Terdakwa. Pada bagian
ini prosesnya dapat teridentifikasi sebagai berikut :
Pemeriksaan Saksi
1. Ketua majelis hakim membuka sidang dan menyatakan sidang terbuka
untuk umum. Selanjutnya2. Ketua majelis hakim memeriksa apakah sudah tidak ada lagi saksi yang
akan memberikan keterangan masih berada dalam ruang sidang, jika masih ada
hakim mempersilahkan agar saksi yang masih ada dalam ruang sidang untuk keluar.
3. Ketua majelis hakim memerintahkan penuntut umum atau penasihathukum untuk menghadirkan saksi atau saksi ahli ke ruang sidang. Pada saat ini
terdakwa duduk disamping penasihat hukumnya. Selanjutnya setelah saksi atausaksi ahli yang akan dimintai keterangan atau kesaksiannya berada dalam ruang
sidang,
4. Ketua majelis hakim menanyakan kesehatan (apakah saksi dalam keadaan
sehat), diteruskan dengan menanyakan identitasnya meliputi : nama lengkap, tepatlahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan
pekerjaan.
5. Pertanyaan selanjutnya adalah hakim menanyakan apakah saksi kenaldengan terdakwa, apakah saksi punya hubungan keluarga sedarah atau semenda
dengan terdakwa, atau apakah saksi adalah suami atau isteri terdakwa meskipuntelah bercerai, atau saksi terikat hubungan kerja dengan terdakwa6. Saksi atau saksi ahli disumpah. Sebelum memberikan keterangan saksi
wajib mengucapkan sumpah atau janji menurut cara agamanya.
7. Selanjutnya majelis hakim mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang halyang dia ketahui, yang dia dengar, yang dia lihat atau mungkin yang dia alami
sendiri dan pertanyaan-pertanyaan lain untuk membuat terang suatu perkara.
8. Pertanyaan selanjutnya kepada saksi diajukan oleh jaksa penuntut umum,
setelah selesai dialnjutkan lagi dengan pertanyaan dari penasihat hukum. Setiapsaksi selesai memberikan keterangannya hakim menanyakan kembali kepada
terdakwa tentang benar tidaknya keterangan yang diberikan saksi.
9. Apakah saksi menarik kembali keterangannya dalam Berita AcaraPemeriksaan penyidik.
Pemeriksaan Barang Bukti
10. Untuk memperkuat argumentasinya jaksa penuntut umum memperlihatkan barang bukti di persidangan kepada majelis hakim. Selanjutnya
11. Hakim menanyakan kembali kepada terdakwa atau saksi mengenai barang
bukti tersebut. Untuk itu hakim dapat memanggil jaksa penuntut umum, penasihat
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 19/23
hukum, terdakwa atau saksi untuk maju kemuka sidang atau didepan majelis hakim
dan memperlihatkan barnag bukti tersbut.
Pemeriksaan Terdakwa
12. Hakim mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada terdakwa
13. Selanjutnya, pertanyaan diajukan oleh jaksa penuntut umum kepada
terdakwa setelah dipersilahkan oleh hakim14. Setelah jaksa penuntut umum selesai mengajukan pertanyaan, selanjutnya
penasihat hukum mengajukan pertanyaan kepada terdakwa.
15. Setelah seluruh proses pembuktian pembuktian telah dilakukan. Hakimmenanyakan kepada jaksa penuntut umum untuk membacakan tuntutannya
16. Sidang ditunda.
Catatan
a. Pada pemeriksaan saksi (saksi yang diajukan oleh penuntut umum)
pertanyaan pertama diajukan oleh ketua majelis hakim dilanjutkan oleh hakim
anggota, selanjutnya oleh jaksa penuntut umum lalu penasihat hukum. b. Pada pemeriksaan saksi (saksi yang diajukan oleh penasihat hokum)
pertanyaan pertama diajukan oleh ketua majelis hakim dilanjutkan oleh hakimanggota, selanjutnya oleh penasihat hukum lalu jaksa penuntut umum.
c. Saksi yang diajukan jaksa penuntut umum adalah saksi yang memberatkan
terdakwa saksi ini lazimnya disebut saksi a charge
d. Saksi yang diajukan oleh penasihat hukum adalah saksi yang meringankanterdakwa, saksi ini lazimnya disebut saksi a de charge
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 20/23
VII. Sidang Ketujuh.
PEMBACAAN TUNTUTAN JAKSA PENUNTUT UMUM (Requisitoir)
Pada hari sidang yang telah ditentukan untuk pembacaan tuntutan jaksa, para pihak baik jaksa penuntut umum maupun terdakwa sudah harus berada dalam ruang sidang.
Prosesnya sebagai berikut:
1. Hakim Ketua Majelis membuka sidang dan menyatakan sidang terbukauntuk umum.
2. Terdakwa sudah berada di dalam ruang sidang untuk mendengarkan
tuntutan jaksa.3. Selanjutnya hakim meminta jaksa penuntut umum untuk membacakan
tuntutannya
4. Jaksa penuntut umum membacakan tuntutannya. Selanjutnya.
5. Ketua majelis hakim menanyakan kepada penasihat hukum, apakah akanmengajukan pembelaan. Selanjutnya
6. Sidang ditunda
VIII. Sidang kedelapanPEMBACAAN PEMBELAAN (Pleidooi)
Pembacaan pleidoi atau pidato pembelaan dalam perkara pidana muncul setelah adatututan pidana (requisitor) dari penuntut umum. Hal ini terlihat dari pasal 182 KUHAP
yang menyatakan setelah pemeriksaan dinyatakan selesai, penuntut umum mengajukan
tuntutan pidana; selanjutnya terdakwa atau penasihat hukum mengajukan pembelaan.
Proses ini tergambar seperti berikut :1. Ketua majelis hakim membuka sidang dan menyatakan sidang terbuka untuk
umum.
2. Terdakwa berada dalam ruang sidang. Selanjutnya3. Ketua majelis hakim mempersilahkan penasihat hukum untuk membacakan
pembelaannya. Dilanjutkan dengan pembacaan pembelaan oleh penasihat hukum.Selanjutnya,4. Ketua majelis hakim menanyakan kepada jaksa penuntut umum apakah akan
mengajukan tanggapan (Replik) atas pembelaan penasihat hukum. Selanjutnya
5. Ketua Majelis hakim menyatakan sidang ditunda
IX. Sidang Kesembilan
TANGGAPAN JAKSA PENUNTUT UMUM (REPLIK) terhadap pleidooi penasihat
hukum
Pada sidang ini jaksa membacakan tanggapannya terhadap pleidooi dari penasihat
hukum. Proses persidangan pembacaan replik ini sebagai berikut :
1. Ketua majelis hakim membuka sidang dan menyatakan sidang terbuka untuk umum,
2. Terdakwa terlihat hadir dalam ruang persidangan. Selanjutnya
3. Ketua majelis hakim mempersilahkan jaksa penuntut umum membacakanRepliknya. Selanjutnya
4. Ketua majelis hakim menanyakan kepada penasihat hokum apakah akan
mengajukan Duplik
5. Ketua Majelis hakim menyatakan sidang ditunda
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 21/23
X. Sidang Kesembilan
TANGGAPAN PENASIHAT HUKUM (DUPLIK) terhadap replik jaksa penuntut
umum
Ketentuan untuk proses jawab menjawab menempatkan terdakwa atau penasihat hukum
selalu pada giliran terakhir. Untuk proses persidangan pembacaan duplik sebagai berikut:1. Ketua majelis hakim membuka sidang dan menyatakan sidang
terbuka untuk umum.
2. Terdakwa hadir di dalam persidangan. Selanjutnya3. Ketua majelis hakim mempersilahkan penasihat hokum
membacakan Dupliknya
4. Ketua majelis hakim menyatakan sidang ditunda untuk
pembacaan Putusan
XI. Sidang Kesembilan
PEMBACAAN PUTUSAN
Setelah seluruh proses acara diatas selesai ketua majelis hakim menyatakan pemeriksaan dinyatakan ditutup, dengan ketentuan dapat dibuka sekali lagi atas
kewenangan hakim ketua sidang maupuin atas permintaan penuntut umum, terdakwa atau penasihat hukum dengan memberikan alasan.
Sesudah itu hakim mengadakan musyawarah terakhir untuk mengambil keputusan.
Keputusan pengadilan dapat dijatuhkan dan diumumkan pada hari itu juga atau pada hari
lain yang sebelumnya ada pemberitahuan kepada penuntut umum terdakwa atau penasihat hukum. Proses sidang selengkapnya pada saat pembacaan putusan hakim
sebagai berikut :
1. Ketua majelis hakim membuka sidang dan menyatakan sidang terbuka untuk
umum.2. Terdakwa hadir dalam persidangan untuk mendengarkan putusan hakim.Selanjutnya ketua majelis hakim menanyakan kesehatan terdakwa dan
menanyakan apakah terdakwa siap untuk mengikuti persidangan pembacaan
putusan.Jika terdakwa tidak hadir, maka ketua majelis hakim menanyakan alas an ketidak
hadiran terdakwa, jika alasannya dapat diterima hakim ketua sidang menunda
persidangan
3. Pembacaan putusan hakim4. Ketua majelis hakim menanyakan kepada terdakwa, apakah mengerti dengan isi
putusan.
5. Hakim menanyakan apakan para pihak akan mengajukan upaya hukum
Catatan
Isi putusan hakim terdiri dari :1. Kepala putusan bertuliskan “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa”
2. Memuat identitas terdakwa
3. Memuat surat dakwaan
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 22/23
4. Memuat pertimbangan hukum
5. Memuat vonis
6. Memuat hari dan tanggal diadakannya rapat musyawarah Majelis
Setelah terdakwa menerima vonis atau putusan hakim, ia masih memiliki
upaya hukum. Terdapat dua upaya macam hukum yang dapat ditempuh oleh
terdakwa, yaitu:
1. Upaya Hukum Biasa
Upaya hukum ini terdiri atas tiga upaya, yaitu:
a. banding, yaitu upaya hukum yang dapat diajukan baik oleh terdakwa
maupun Penuntut Umum apabila merasa tidak puas terhadap putusan
pengadilan tingkat I.
Permohonan banding ini diajukan ke pengadilan tinggi dalam jangka
waktu tujuh hari setelah putusan dibacakan apabila terdakwa hadir,ataupun tujuh hari setelah putusan diberitahukan secara resmi kepada
terdakwa apabila terdakwa tidak hadir (pasal 233 KUHAP)
b. Kasasi, upaya hukum yang diajukan terdakwa maupun Penuntut Umum
apabila tidak puas terhadap putusan pengadilan pada Tingkat II, melalui
pengadilan tingkat pertama (PN) yang mengadili perkara tersebut.
Permohonan kasasi diajukan dalam jangka waktu 14 hari setalah
putusan dibacakan apabila terdakwa hadir, atau 14 hari setelah putusan
diberitahukan secara resmi kepada terdakwa apabila terdakwa tidak
hadir (pasal 245 KUHAP).
Pihak yang mengajukan kasasi wajib menyerahkan Memori Kasasidalam jangka waktu 14 hari setalah permohonan kasasi diiterima oleh
Mahkamah Agung (pasal 248 KUHAP). Apabila jangka waktu tersebut
tidak dipenuhi, maka hak untuk mengajukan permohonan kasasi
tersebut gugur.
c. Perlawanan (verzet)
Perlawanan ini diajukan oleh terdakwa dan terbagi atas dua macam,
yaitu:
o Perlawanan terhadap putusan hakim yang bersifat
penetapan, maka perlawanan tersebut diajukan ke Pengadilan Tinggi
(pasal 156 KUHAP)o Perlawanan terhadap putusan verstek. Perlawanan ini
diajukan terdakwa apabila pada sidang pertama hakim menjatuhkan
putusan tanpa kehadiran terdakwa. Perlawanan ini diajukan oleh
terdakwa ke Pengadilan negeri yang mengadili perkara tersebut
(pasal 214 KUHAP).
2. Upaya Hukum Luar Biasa
5/10/2018 ACARA PIDANA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/acara-pidana-559dfc7193d5a 23/23
Upaya hukum ini dilakukan terhadap suatu putusan hakim yang telah
berkekuatan hukum tetap. Upaya hukum luar biasa ini terbagi atas dua
macam, yaitu:
a. Peninjauan Kembali (PK)
Upaya hukum ini hanya dapat diajukan oleh terpidana atau ahli waris
dari terpidana. Selain itu, PK ini hanya dapat dilaksanakan terhadapputusan hakim yang bersifat menghukum.
Menurut pasal 263 ayat 2 KUHAP, alasan untuk mengajukan PK adalah
· Apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan
kuat, bahwa jika keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang
masih berlangsung, hasilnya akan berupa putusan bebas atau
putusan lepas dari seghala tuntutan hukum atau tuntutan penuntut
umum tidak dapat diterima atau terhadap perkara itu diterapkan
ketentuan pidana yang lebih ringan.
· Apabila dalam pelbagai putusan terdapat pernyataan bahwa
sesuatu telah terbukti, akan tetapi hal atau keadaan sebagai dasar
dan alasan putusan yang dinyatakan telah terbukti itu, ternyatatelah bertentangan satu dengan yang lain.
· Apabila putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu
kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang nyata
b. Kasasi Demi Kepentingan Hukum (KDKH)
Upaya hukum ini hanya dapat dilakukan oleh Jaksa Agung. Tujuan dari
upaya hukum ini adalah hanya untuk memperbaiki redaksional tertentu
dari putusan dan pertimbangan hukum yang tidak tepat, agar tidak
terdapat kasalahan penahanan dikemudian hari. Isi putusan tidak boleh
bertentangan dengan kepentingan.
Hukum Acara Peradilan Tatausaha Negara
Hukum Acara Peradilan Agama
Hukum Acara Peradilan Anak