acara 1

30
LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI DAN ELEKTRIFIKASI PERTANIAN ENERGI SURYA Oleh: Tentri Yera Idqa Ridmaningrum NIM A1H011084

Upload: sarah-williams

Post on 24-Oct-2015

35 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ACARA 1

LAPORAN PRAKTIKUMENERGI DAN ELEKTRIFIKASI PERTANIAN

ENERGI SURYA

Oleh:Tentri Yera Idqa Ridmaningrum

NIM A1H011084

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO

2013

Page 2: ACARA 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi surya merupakan energi yang berupa sinar dan panas dari matahari.

Energi ini dapat dimanfaatkan menggunakan serangkaian teknologi

seperti pemanas surya, fotovoltaik surya, listrik termal surya, arsitektur surya,

dan fotosintesis buatan.

Energi surya telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan jika

dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan

konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari dapat

digunakan secara langsung untuk memproduksi listrik atau untuk memanaskan

bahkan untuk mendinginkan. Potensi masa depat energi surya hanya dibatasi oleh

keinginan kita untuk menangkap kesempatan.

Radiasi matahari (solar radiation) memegang peranan penting dalam

banyak proses lingkungan hidup. Semua sumber yang dipergunakan oleh manusia

memperoleh energi yang berasal dari matahari, dan tumbuh-tumbuhan bergantung

pada energi matahari untuk fotosintesa serta pertumbuhannya. Walaupun energi

matahari pada dewasa ini tidak dipakai untuk kegunaan industri, namun tercurah

perhatian yang cukup mengenai penggunaan enargi matahari. Karena energi ini

merupakan energi elektromagnetik yang sangat atraktif dan tidak bersifat polutif,

disamping itu energi matahari juga berjumlah besar dan kontinue.

Teknologi energi surya secara umum dikategorikan dalam dua kelompok,

yakni teknologi pemanfaatan pasif dan teknologi pemanfaatan aktif.

Page 3: ACARA 1

Pengelompokan ini berdasarkan pada proses penyerapan, pengubahan, serta

penyaluran energi surya. Contoh pada pemanfaatan energi surya secara aktif yaitu

penggunaan panel fotovoltaik dan panel penyerap panas. Contoh pemanfaatan

energi surya secara pasif meliputi mengarahkan bangunan menuju ke arah

matahari, memilih bangunan dengan massa termal atau kemampuan dipersi

cahaya yang baik, dan merancang ruangan dengan sirkulasi udara alami.

B. Tujuan

1. Mengetahui cara menggunakan pyranometer

2. Mengetahui cara mengukur energi surya

Page 4: ACARA 1

II. TINJAUAN PUSTAKA

Energi surya merupakan sumber energi yang terdapat didalam, dimana tidak

bersifat polutif, tidak habis dan gratis. Energi ini tersedia dalam jumlah yang besar

dan bersifat kontinue bagi kehidupan makhluk di bumi. Untuk memanfaatkan

energi surya diperlukan pengetahuan dan teknologi yang tinggi agar dapat

efisiensi yang lebih baik serta ekonomis (Yazmendar et.al, 2008).

Energi surya adalah salah satu sumber energi alternatif yang dapat di manfaatkan

untuk sumber energi listrik. Sumber energi ini belum dapat di manfaatkan secara optimal.

Hal ini dikarenakan pengaruh rotasi dan revolusi bumi. Pada saat bumi berevolusi, bumi

juga melakukan gerak rotasi yaitu berputar pada porosnya. Salah satu gejala yang

ditimbulkan saat bumi berotasi adalah peristiwa siang dan malam. Selama revolusi bumi

condong atau miring dengan arah yang sama terhadap bidang ekliptika, terbentuk sudut

23,5° (Hendry et.al, 2012).

Hendry (2012) mengatakan bahwa revolusi bumi salah satunya dapat

mengakibatkan gerak semu tahunan matahari. Pengamatan yang dapat dilakukan adalah

melihat kedudukan matahari yang seakan-akan bergerak dari katulistiwa ke 23,5°LU

kembali ke katulistiwa, terus ke 23,5°LS, dan kembali lagi ke katulistiwa. Pergeseran

kedudukan matahari yang demikian itu berlangsung setiap satu tahun.

Optimalisasi pemanfaatan energi matahari ini menjadi pemikiran bagi Bill

Lane, Ia membuat sebuah penjejak matahari yang dapat mengikuti arah

pergerakan matahari dari timur ke barat. Bill Lane menggunakan Cadmium

sulfida (Csd) sebagai sensor pendeteksi arah datangnya cahaya matahari dan

PIC16F877 sebagai mikrokontroller (Lane, 2008).

Page 5: ACARA 1

Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima oleh

permukaan bumi sebesar 69% dari total energi yang dipancarkan matahari. Suplai

energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sangat luar

biasa besarnya yaitu mencapai 0,5 miliar energi matahari atau kira-kira 1,3 x 1017

Watt (Sigalingging, 1994).

Melihat energi yang dikeluarkan dari pancaran matahari yang begitu besar,

pemanfaatan energi matahari menjadi salah satu daya tarik tersendiri untuk dilakukan.

Salah satu pemanfaatan energi matahari adalah penggunaan sel surya yang berfungsi

mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Sigalingging (1994) mengatakan bahwa

dalam proses konversi energi pada sel surya dipengaruhi banyak faktor yang dapat

mengurangi optimalisasi pada proses konversi energi. Diantaranya adalah faktor orientasi

terhadap matahari yang selalu berubah-ubah dapat mengurangi optimalisasi sel surya

dalam proses konversi energi matahari menjadi energi listrik. Sel surya akan

menghasilkan daya maksimal ketika posisinya saling tegak lurus dengan cahaya matahari.

Energi surya merupakan radiasi gelombang pendek yang diserap oleh pelat

penyerap sebuah kolektor surya yang diubah menjadi panas. Selain itu energi

matahari dapat dikonversi langsung menjadi bentuk energi lain dengan tiga proses

yang terpisah yaitu : proses heliochemical, proses helioelektrikal, dan proses

heliothermal. Reaksi heliochemical yang utama adalah fotosintesis, proses

helioelektrikal yang utama adalah proses produksi listrik oleh sel surya,

sedangkan proses heliothermal yang utama adalah proses penyerapan radiasi

matahari dan pengkonversian energi ini menjadi energi thermal (Soebiyakto,

2011).

Page 6: ACARA 1

Beberapa penggunaan energi matahari yang sudah banyak ditemukan di

Indonesia salah satunya adalah untuk pemanas air di rumah-rumah, hotel, rumah

sakit, kantor, dan lain-lain. Sedangkan dibidang agroindustri akhir-akhir ini mulai

banyak pengembangan kegunaan energi surya untuk pengeringan hasil panen para

petani. Sebab masih banyak para petani yang menggunakan bahan bakar atau

energi listrik untuk mengeringkan hasil panen mereka tetapi tidak hanya para

petani, para peternak pun menggunakan cara yang sama guna memanasi telur-

telur yang baru menetas, padahal hal tersebut perlu biaya yang tidak sedikit dan

tidak ramah lingkungan (Soebiyakto, 2011).

Menghitung komponen langsung dari pemasukan radiasi surya pada sebuah

permukaan miring dari data radiasi pada sebuah permukaan horisontal, posisi

matahari pada tiap saat harus diketahui (Arismunandar, 1985). Radiasi matahari

yang diterima oleh permukaan bidang miring dengan sudut kemiringan β, Ht bisa

dihitung sebagai (Cao. 2011: 2362):

Ht = Ht,b + Ht,d………………………….…………..(1)

Sedangkan, radiasi matahari pada permukaan horizontal (Cao. 2011: 2362):

Ht = Hb + Hd………………………………….……(2)

Dimana H merupakan radiasi melembung total pada permukaan horizontal,

Ht,b adalah radiasi matahari bare, Ht,d adalah radiasi matahari menyebar dan Ht,r

adalah radiasi matahari dipantulkan. Mereka bisa dihitung oleh tiga persamaan

berikut:

Ht,b = HbRb…………………………………………(3)

Ht,d = HdRd…………………………………………(4)

Page 7: ACARA 1

Ht,r = ref HRr……………………………………….(5)

Dimana Hb adalah radiasi bare total pada permukaan horizontal, Hd adalah radiasi

tersebar total pada permukaan horizontal, ref adalah refleksi tanah. Menurut

literature Muneer itu, ref adalah 0,25. Dan Rb, Rd, dan Rr adalah koefisien. Semua

dapat dihitung dalam persamaan berikut (Duffie, 2005:104):

Rb =

cos ( Ø+β ) cosδ sin ωs+( π180 )ωs sin ( Ø+β ) sinδ❑

cos Øcos δsinωs+( π180 )ωssin Øsinδ

…...(6)

Rd = HbHo

Rb + 12

(1 - HbHo

) (1 + cosβ)………………….(7)

Rr = 1+cos β

2………………………………………....(8)

Dimana δ adalah sudut deklinasi, Ø sudut garis lintang, β adalah sudut kemiringan

kolektor dan ω adalah sudut jam.

Page 8: ACARA 1

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Pyranometer

2. Stopwatch

3. Termometer bola basah dan bola kering

4. Multimeter

5. Kalkulator

6. Alat tulis

7. Radiasi matahari

B. Prosedur Kerja

1. Menaruh Pyranometer perlakuan dibawah matahari lansung

2. Menghubungkan Pyranometer dengan multimeter

3. Mengamati perubahan radiasi surya setiap 15 menit sekali

4. Mencatat hasil pengamatan

Page 9: ACARA 1

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Data pengamatan

NOWaktu

pengamatan(jam)

Radiasi (W/m2) Cuaca

Suhu Lingkungan

Langsung Tbb Tbk RH1. 06.40 0,7 Cerah 28 27 -2. 06.55 0,16 Cerah 28 29 96%3. 07.10 2,0 Cerah 29 28,5 -4. 07.25 4,5 Cerah 31 31,5 95%5. 07.40 3,8 Cerah 33,5 34 90%6. 07.55 6,8 Cerah 35,5 37 82%7. 08.10 7,8 Cerah 36 38,5 73%8. 08.25 0,8 Cerah 38 41 70%9. 08.40 10,4 Cerah 38,5 41,5 72%10. 08.55 11,2 Cerah 40 44 65%

NOWaktu

pengamatan(jam)

Radiasi (W/m2) Cuaca

Suhu Lingkungan

Langsung Tbb Tbk RH1. 09.10 7,0 Cerah 41 45 62,5%2. 09.25 11,4 Cerah 42 46 65%3. 09.40 6,4 Berawan 42 46 65%4. 09.55 12,7 Cerah 44 47 77,5%5. 10.10 7,8 Berawan 45 48 79%6. 10.25 18,5 Cerah 44 47 77,5%7. 10.40 14,14 Berawan 43 47 77,5%8. 10.55 1,6 Mendung 43 45 82,5%9. 11.10 12,6 Berawan 40 43 78%10. 11.25 13,6 Cerah 43 47 70%

Page 10: ACARA 1

NOWaktu

pengamatan(jam)

Radiasi (W/m2) Cuaca

Suhu Lingkungan

Langsung Tbb Tbk RH1. 11.40 13,0 Cerah berawan 42 49 50%2. 11.55 10,4 Cerah 40,4 48,5 45%3. 12.10 11,0 Cerah 40,1 50,2 37%4. 12.25 7,9 Berawan 43 50 48%5. 12.40 10,6 Cerah 42 51 42%6. 12.55 1,6 Mendung 37 43 50%7. 13.10 10,3 Cerah 41 47 55%8. 13.25 1,1 Berawan 36 43 43%9. 13.40 8,5 Cerah 40 47,5 45%10. 13.55 4,6 Berawan 57 44,5 43%

B. Pembahasan

Krisis energi yang terjadi beberapa dekade dan tumbuhnya kesadaran akan

lingkungan, menimbulkan upaya yang lebih besar untuk mengoptimasikan

sumberdaya energi di segala sektor aktivitas. Untuk menyeimbangkan antara

persediaan dan permintaan energi dibutuhkan energi yang terbarukan serta ramah

lingkungan.

Energi surya mampu menjawab tuntutan energi yang dibutuhkan saat ini,

disamping energi ini terbarukan hasil buangan dari energi ini dapat dikatakan

tidak ada sama sekali. Beberapa hal inilah yang membuat energi matahari sebagai

salah satu pilihan energi di masa yang akan datang. Namun sama halnya dengan

energi-energi yang lain, energi ini memiliki beberapa kekurangan karena sangat

dipengaruhi oleh tutupan awan yang ada di atassel penangkapnya/sel photovoltaic.

Kondisi tutupan awan yang ada, juga sangat mempengaruhi insolasi yang

Page 11: ACARA 1

diterima. Saat awan menutupi matahari, level pencahayaan berkurang, hal ini

tidak menghentikan proses produksi energi pada PV. Namun jika terdapat cukup

cahaya dari bayangan yang ada, maka PV dapat menghasilkan energi sekitar

setengah dari kemampuan produksinya. Semakin tebal awan semakin berkurang

juga energi yang dihasilkan, bahkan jika terdapat awan yang sangat tebal, tidak

menutup kemungkinan solar panel menhasilkan sangat sedikit energi.

Letak Indonesia yang berada didaerah tropis, diapit oleh dua samudera dan

benua membuat pertumbuhan awan konventif cukup tinggi sepanjang tahunnya.

Oleh karena itu faktor analisis tutupan awan sangat berpengaruh dalam pembuatan

PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di Indonesia. Dengan diketahuinya

faktor tutupan awan maka dapat ditentukan potensi energi matahari yang diterima

di daerah tersebut, sehingga diharapkan dapat mengoptimalkan energi yang

diperoleh dari photovoltaic.

Indonesia terletak di garis katulistiwa, sehingga Indonesia mempunyai

sumber energi surya yang berlimpah dengan intensitas radiasi matahari rata-rata

sekitar 4.8 kWh/m2 per hari di seluruh wilayah Indonesia. Dengan berlimpahnya

sumber energi surya yang belum dimanfaatkan secara optimal, sedangkan di sisi

lain ada sebagian wilayah Indonesia yang belum terlistriki karena tidak terjangkau

oleh jaringan listrik PLN, sehingga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

dengan sistemnya yang modular dan mudah dipindahkan merupakan salah satu

solusi yang dapat dipertimbangkan sebagai salah satu pembangkit listrik alternatif.

Sayangnya biaya pembangkitan PLTS masih lebih mahal apabila dibandingkan

dengan biaya pembangkitan pembangkit listrik tenaga konvensional, karena

Page 12: ACARA 1

sampai saat ini piranti utama untuk mengkonversi energi matahari menjadi energi

listrik (modul fotovoltaik) masih merupakan piranti yang didatangkan dari luar

negeri. Walaupun pemanfaatan PLTS belum optimal, tetapi sudah cukup banyak

dimanfaatkan pada perumahan atau sering disebut Solar Home System (SHS),

pompa air, televisi, komunikasi, dan lemari pendingin di PUSKESMAS di

beberapa wilayah Indonesia, khususnya di wilayah terpencil yang jauh dari

jaringan listrik PLN. PLTS merupakan teknologi yang ramah lingkungan karena

tidak melepaskan polutan seperti halnya pembangkit listrik tenaga fosil.

Komponen utama dari pyranometer dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Sensor terdiri dari beberapa lempeng logam yang di cat hitam dan putih dan

terkadang hanya di cat hitam saja di dalamnya terdapat tumpukan termal kawat

konstan yang dilapisi tembaga.

b. Pengatur level (perata-rata air)/water pass.

c. Bagian internal terdiri dari diagram circuit thermo dan kontainer silica gel.

Pyranometer juga disebut solarmeter digunakan untuk mengukur besarnya

pengaruh radiasi cahaya pada permukaan bidang dengan satuan W/m2. Kinerja

alat ini dengan dipasang pada suatu permukaan bidang kemudian dengan adanya

hantaman cahaya tepat pada sensor cahaya yang akan diteruskan pada tampilan

komputer dalam bentuk simpangan besarnya fluks yang diberikan cahaya tersebut.

Nilai maksimum yang memberikan fluks terbesar jika cahaya menghantam

sensor sejajar dengan bidang vertikal dan nilai terkecil fluks cahaya saat cahaya

jatuh sejajar bidang horizontal, sehingga besarnya simpngan fluks bergantung

pada sudut cosinus terhadap sumbu vertikal selain dari besarnya muatan elektron

Page 13: ACARA 1

yang menghantam sensor dari radiasi cahaya. Dengan adanya muatan elektron

tersebut dapat diukur dengan rumus medan listrik sehingga simpangan fluks

magnet berbanding lurus dengan peningkatan arus akibat penumpukan elektron.

Pada saat kalibrasi digunakan saat diletakkan pyranometer di dalam ruangan gelap

yang tidak ada cahaya dan pengaruh medan listrik maupun medan magnet sebagai

keadaan ideal saat keadaan normal atau keadaan nol.

Prinsip kerja dari pyranometer adalah sinar matahari atau radiasi yang

datang secara langsung maupun yang dipancarkan oleh atmosfer serta yang

dihamburkan oleh langit akan menembus glass dome. Radiasi dengan panjang

gelombang sampai dengan 3.0µm akan diteruskan ke lempeng logam hitam dan

putih. Lempeng logam hitam akan mengabsorbsi panas radiasi sementara lempeng

putih akan memantulkan radiasi sehingga terjadi perbedaan temperature diantara

kedua jenis lempeng logam ini, selain itu di letakan juga di daerah pengukuran

thermometer bola basah dan bola kering untuk mengetahui suhu dan kekembaban

pada tempat tersebut.

Pengukuran nilai radiasi berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa nilai

radiasi yang diukur dengan menggunakan pengukuran secara langsung dari pukul

06.40-13.55 menghasilkan nilai yang berubah-ubah. Berikut disajikan grafik

perbandingan Antara radiasi dengan waktu:

Page 14: ACARA 1

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 290

4

8

12

16

20

Grafik perbandingan antara radiasi terhadap waktu

waktu (/15 menit)

radi

asi (

W/m

2)

Gambar 1. Grafik Perbandingan Radiasi Matahari Langsung terhadap waktu.

Grafik yang disajikan diketahui besarnya radiasi matahari langsung terhadap

waktu yang menunjukkan nilai yang fluktuatif setiap menitnya. Dari perlakuan

yang dilakukan saat praktikum dalam pengamatan energi surya menunjukkan

bahwa besarnya nilai radiasi berbanding terbalik dengan besarnya nilai

kelembaban. Besarnya nilai kelembaban dipengaruhi oleh besarnya suhu

lingkungan, semakin tinggi suhunya menyebabkan nilai RH rendah. Besarnya

radiasi juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan sudut sinar datang matahari.

Ketika kondisi cuaca berawan, maka besarnya radiasi yang diterima akan kecil

dan sebaliknya, ketika kondisi cuaca cerah maka radiasi yang diterima akan

banyak. Pada waktu pagi hari, radiasi yang diterima juga lebih kecil jika

dibandingkan saat siang hari, ini karena sudut datang dari sinar matahari yang

mendekati tegak lurus dengan permukaan bumi, sehingga radiasi akan naik.

Kendala yang dihadapi saat praktikum adalah adanya alat yang mati pada

saat pengukuran berlangsung yang menyebabkan nilai dari radiasi menjadi tidak

valid.

Page 15: ACARA 1

Radiasi dapat dibedakan ke dalam tiga klasifikasi yang dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. Radiasi Solar

Radiasi solar adalah Radiasi yang dikeluarkan oleh Matahari. Kira-kira 99.9

persen dari radiasi ini berupa energi elektromagnetik dengan panjang gelombang

antara 0,15 s/d 4,0 microns dengan persentasi tertinggi pada intensitas 0,4 s/d 0,7

microns berupa cahaya. Selebihnya berupa energi elektromagnetik Inframerah dan

ultraviolet (UV). Radiasi Solar yang menembus lapisan terendah atmosfer dapat

juga dibedakan dalam beberapa kelas, yaitu :

a.  Radiasi Solar Langsung yaitu Radiasi Solar yang datang dari sudut bulat

cakram matahari.

b. Radiasi Solar Global yaitu Radiasi Solar yang diterima oleh permukaan

horizontal berupa radiasi solar langsung dan radiasi yang dihamburkan ke arah

bawah sewaktu melewati lapisan atmosfer.

c. Sky Radiasi yaitu Radiasi Solar yang dihamburkan ke arah bawah oleh lapisan

atmosferr (bagian kedua dari radiasi global).

d.  Radiasi Solar Yang Dipantulkan yaitu Radiasi Solar yang dipantulkan ke arah

atas oleh permukaan bumi dan dihamburkan oleh lapisan atmosfer antara

permukaan bumi dan titik pengamatan.

2.    Radiasi Terrestrial 

Page 16: ACARA 1

Radiasi terrestrial adalah radiasi yang dikeluarkan oleh planet bumi

termasuk atmosfernya, sehingga radiasi terrestrial dapat dibedakan dalam dua

kategori, yaitu:

a. Radiasi Permukaan Terrestrial adalah radiasi yang dikeluarkan oleh permukaan

bumi.

b. Radiasi Atmosfer adalah radiasi yang dikeluarkan oleh atmosphir.

3.    Radiasi Total

Radiasi total adalah Jumlah Radiasi Solar dan Terrestrial. Biasanya

dibedakan dalam dua pengertian sesuai kebutuhan, yaitu : radiasi gelombang

pendek < 4 μm dan radiasi gelombang panjang > 4 μm.

Keuntungan dari penggunaan energi surya dapat dijabarkan dalam uraian

sebagai berikut:

1. Energi surya merupakan sumber energi terbarukan. Matahari hampir tak

terbatas sebagai sumber energi, dan energi surya tidak dapat habis, tidak

seperti bahan bakar fosil yang akhirnya akan habis. Setelah bahan bakar fosil

habis, dunia akan memerlukan alternatif sumber energi yang baik, dan energi

surya jelas terlihat sebagai salah satu alternatif terbaik.

2. Energi surya merupakan sumber energi yang ramah lingkungan karena tidak

memancarkan emisi karbon berbahaya yang berkontribusi terhadap perubahan

iklim seperti pada bahan bakar fosil. Setiap watt energi yang dihasilkan dari

matahari berarti kita telah mengurangi pemakaian bahan bakar fosil, dan

dengan demikian kita benar-benar telah mengurangi dampak perubahan iklim.

Penelitian terbaru melaporkan bahwa rata-rata sistem rumah surya mampu

Page 17: ACARA 1

mengurangi 18 ton emisi gas rumah kaca di lingkungan setiap tahunnya.

Energi surya juga tidak memancarkan oksida nitrogen atau sulfur dioksida

yang berarti tidak menyebabkan hujan asam atau kabut asap.

3. Matahari merupakan sumber energi yang benar-benar bebas untuk digunakan

oleh setiap orang. Tidak ada yang memiliki Matahari, jadi setelah Anda

menutupi biaya investasi awal, pemakaian energi selanjutnya dapat dikatakan

gratis.

4. Lebih banyak energi matahari yang kita gunakan maka semakin sedikit kita

bergantung pada bahan bakar fosil. Ini berarti akan meningkatkan ketahanan

dan keamanan energi, karena akan mengurangi kebutuhan impor minyak dari

pihak asing.

5. Dalam jangka panjang energi surya akan menghemat pengeluaran uang untuk

energi. Biaya awalnya memang cukup signifikan, namun setelah beberapa

waktu Anda akan memiliki akses ke energi yang benar-benar gratis, dan jika

sistem rumah tenaga surya menghasilkan energi yang lebih dari yang Anda

butuhkan, di beberapa negara perusahaan listrik dapat membelinya dari Anda,

yang berarti ada potensi keuntungan ekstra terlibat. Ada juga banyak negara

yang menawarkan insentif keuangan untuk menggunakan energi surya.

6. Panel surya beroperasi tanpa mengeluarkan suara (tidak seperti turbin angin

besar) sehingga tidak menyebabkan polusi suara. Panel surya biasanya

memiliki umur yang sangat lama, minimal 30 tahun, dan biaya

pemeliharaannya sangat rendah karena tidak ada bagian yang bergerak. Panel

surya juga cukup mudah untuk diinstal.

Page 18: ACARA 1

7. Energi surya adalah salah satu pilihan energi terbaik untuk daerah-daerah

terpencil, bilamana jaringan distribusi listrik tidak praktis atau tidak

memungkinkan untuk di-instal.

Sedangkan kelemahan penggunaan dari energi surya dapat dijabarkan

sebagai berikut:

1. Kelemahan utama dari energi surya adalah biaya awal yang tinggi. Panel

surya terbuat dari bahan mahal, bahkan dengan penurunan harga yang terjadi

hampir setiap tahun, harganya tetap terasa mahal.

2. Panel surya juga perlu untuk ditingkatkan efisiensinya. Untuk mencapai

tingkat efisiensi yang memadai dibutuhkan lokasi instalasi yang luas, dan

panel surya ini idealnya diarahkan ke matahari, tanpa hambatan seperti pohon

dan gedung tinggi, untuk mencapai tingkat efisiensi yang diperlukan.

3. Energi surya membutuhkan solusi penyimpanan energi murah dan efisien

karena matahari adalah sumber energi intermiten (tidak kontinyu).

4. Proyek-proyek energi surya skala besar (pembangkit listrik tenaga surya yang

besar) akan membutuhkan lahan yang luas, dan banyak air untuk tujuan

pendinginan.

5. Banyak daerah di dunia yang tidak memiliki cukup sinar matahari untuk

menjadikan energi surya bernilai ekonomis. Karena itu, solusi ilmiah yang

lebih maju sangat diperlukan untuk membuat energi surya menjadi komersial

di daerah-daerah tersebut.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Page 19: ACARA 1

A. Kesimpulan

1. Prinsip kerja dari pyranometer adalah sinar matahari atau radiasi yang datang

secara langsung maupun yang dipancarkan oleh atmosfer serta yang

dihamburkan oleh langit akan menembus glass dome. Radiasi dengan panjang

gelombang sampai dengan 3.0µm akan diteruskan ke lempeng logam hitam

dan putih. Lempeng logam hitam akan mengabsorbsi panas radiasi sementara

lempeng putih akan memantulkan radiasi sehingga terjadi perbedaan

temperature diantara kedua jenis lempeng logam ini, selain itu di letakan juga

di daerah pengukuran thermometer bola basah dan bola kering untuk

mengetahui suhu dan kekembaban pada tempat tersebut.

B. Saran

Dalam suatu analisis laporan tentunya mempunyai kekurangan dan

kelebihan, baik dalam segi penyampaian isi.

Di bawah ini merupakan saran yang dapat diajukan penulis :

1. Karena penulisan laporan ini merupakan penulisan awal, penulis berharap

agar dapat dikembangkan agar diperoleh gambaran lebih lanjut perihal energi

surya.

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: ACARA 1

Arismunandar, Wiranto. 1985. Teknologi Rekayasa Surya. PT. Pradnya paramita. Jakarta.

Bill, Lane. 2008. Solar Tracker. Department of Electrical and Computer Engineering Cleveland State University Cleveland. Ohio.

Cao., Fei., Liejin, Guo. 2011. Simulation of a sloped solar chimney power plant in Lanzhou. ELVESIER.

Duffie, John,A., William, A., Beckam. 2006. Solar engineering of thermal processes. John Wiley & Sons. New Jersey.

Eko, Hendry., Reza, Satria. 2012. Perancangan Prototype Penjejak Cahaya Matahari Pada Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Jurnal Ilmiah Foristek. 2 (2): 208-215.

Karmon, Sigalingging. 1994. Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Tarsito. Bandung.

Rosa, Yazmendra., Rino, Sukma. 2008. Rancang Bangun Alat Konversi Energi Surya Menjadi Energi Mekanik. Jurnal Teknik Mesin. 5 (2):54-65.

Subiyakto, Gatot. 2011. Optimasi Kerja Kolektor Tipe Seng Gelombang Menggunakan Heat Storage Pada Alat Pengering Energi Matahari. Jurnal Teknik Mesin. 3 (1): 6-12.