abstrak - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-kelautan-sri.pdf · mikroskop...

12
Agustus 2016 HUBUNGAN ANTARA KELIMPAHAN FITOPLANKTON DAN TINGKAT KLOROFIL-a DI PERAIRAN KELURAHAN SENGGARANG KECAMATAN TANJUNGPINANG KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU Sri Yulianti (110254241070) Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Program Studi Ilmu Kelautan ABSTRAK Fitoplankton adalah plankton nabati, yang memiliki peran penting didalam ekosistem perairan, dimana terdapat klorofil didalamnya karena memiliki kemampuan berfotosintesis. Dengan demikian proses produksi zat organik dari zat anorganik dalam fotosintesis tidak akan terjadi apabila tidak ada klorofil. Semakin tinggi kadar klorofil menandakan tingginya kelimpahan fitoplankton di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan kelimpahan fitoplankton, kandungan klorofil-a pada fitoplankton dan hubungan kelimaphan fitoplankton dengan kandungan klorofil-a di Perairan Kelurahan Senggarang Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi Kepulauan Riau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan analisis data menggunakan regresi linear sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis yang 1. Jenis yang sering ditemukan setiap titik adalah Fragillaria crotonensis, berasal dari kelas Baccilariophyceae. Kelimpahan rata rata dari titik 1 31 antara 90 1680 ind/ml. Kosentrasi klorofil-a di perairan Kelurahan Senggarang berkisar antara 2.38 195.16 μg/l. dengan rata – rata sebesar 71.37 μg/l, termasuk dalam perairan oligotrofik. Hasil analisis regresi menunjukkan hubungan antara kelimpahan fitoplankton dan tingkat klorofil-a di Perairan Kelurahan Senggarang ini berbanding lurus dan cukup kuat. nilai koefisien korelasi (r) dengan nilai 0.865, nilai koefisien determinans (R2) bernilai 0.7487 artinya persentase pengaruh kelimpahan fitoplankton terhadap klorofil-a perairan adalah sebesar 74.87% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti suhu, kecerahan dan Do. Kata kunci: Fitoplankton, Klorofil-a pada fitoplankton, Hubungan Kelimpahan Fitoplankton dan Tingkat Klorofil-a

Upload: nguyennhan

Post on 30-Jan-2018

266 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/Jurnal-KELAUTAN-sri.pdf · Mikroskop Binokuler dengan perbesaran 40 x dan 400 x. sampel air yang akan diamati dibawah mikroskop

Agustus 2016

HUBUNGAN ANTARA KELIMPAHAN FITOPLANKTON DAN TINGKAT

KLOROFIL-a DI PERAIRAN KELURAHAN SENGGARANG KECAMATAN

TANJUNGPINANG KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Sri Yulianti (110254241070)

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

Program Studi Ilmu Kelautan

ABSTRAK

Fitoplankton adalah plankton nabati, yang memiliki peran penting

didalam ekosistem perairan, dimana terdapat klorofil didalamnya karena memiliki

kemampuan berfotosintesis. Dengan demikian proses produksi zat organik dari zat

anorganik dalam fotosintesis tidak akan terjadi apabila tidak ada klorofil. Semakin

tinggi kadar klorofil menandakan tingginya kelimpahan fitoplankton di perairan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan kelimpahan fitoplankton,

kandungan klorofil-a pada fitoplankton dan hubungan kelimaphan fitoplankton

dengan kandungan klorofil-a di Perairan Kelurahan Senggarang Kecamatan

Tanjungpinang Kota Provinsi Kepulauan Riau. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode survey dan analisis data menggunakan regresi linear

sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis yang 1. Jenis yang

sering ditemukan setiap titik adalah Fragillaria crotonensis, berasal dari kelas

Baccilariophyceae. Kelimpahan rata – rata dari titik 1 – 31 antara 90 – 1680

ind/ml. Kosentrasi klorofil-a di perairan Kelurahan Senggarang berkisar antara

2.38 – 195.16 μg/l. dengan rata – rata sebesar 71.37 μg/l, termasuk dalam perairan

oligotrofik. Hasil analisis regresi menunjukkan hubungan antara kelimpahan

fitoplankton dan tingkat klorofil-a di Perairan Kelurahan Senggarang ini

berbanding lurus dan cukup kuat. nilai koefisien korelasi (r) dengan nilai 0.865,

nilai koefisien determinans (R2) bernilai 0.7487 artinya persentase pengaruh

kelimpahan fitoplankton terhadap klorofil-a perairan adalah sebesar 74.87% dan

sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti suhu, kecerahan dan Do.

Kata kunci: Fitoplankton, Klorofil-a pada fitoplankton, Hubungan Kelimpahan

Fitoplankton dan Tingkat Klorofil-a

Page 2: ABSTRAK - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/Jurnal-KELAUTAN-sri.pdf · Mikroskop Binokuler dengan perbesaran 40 x dan 400 x. sampel air yang akan diamati dibawah mikroskop

ABSTRACT

Phytoplankton are plant plankton, which has an important role in aquatic

ecosystems, where there is a chlorophyll in it because it has the ability to

photosynthesize. Thus the production process of organic matter from inorganic

substances in photosynthesis will not occur if there is no chlorophyll. The higher

chlorophyll content indicates a high abundance of phytoplankton in the waters.

This study aims to determine the type and abundance of phytoplankton,

chlorophyll-a in phytoplankton and phytoplankton relationship with chlorophyll-a

in the waters of Sub Senggarang District of Tanjungpinang City Riau Islands

Province. The method used in this research is survey method and data analysis

using simple linear regression. The results of this study indicate that the type is 1.

The type that is often found every point is Fragillaria crotonensis, derived from

Baccilariophyceae class. Abundance - average of points 1-31 between 90-1680

ind / ml. Concentration of chlorophyll-a in the waters of Sub Senggarang ranged

from 2:38 - 195.16 ug / l. with the average - average of 71.37 g / l, was included in

oligotrophic waters. The regression analysis shows the relationship between the

abundance of phytoplankton and chlorophyll-a levels in the waters of the Village

is directly proportional Senggarang and strong enough. correlation coefficient (r)

with a value of 0865, the value of determinans coefficient (R2) is worth 0.7487

means that the percentage of influence on the abundance of phytoplankton

chlorophyll-a water amounted to 74.87% and the rest influenced by other factors

such as temperature, brightness and Do.

Keywords: Phytoplankton, Chlorophyll-a in phytoplankton, phytoplankton

abundance and Level Relationships Chlorophyll-a

PENDAHULUAN

Fitoplankton adalah plankton nabati, yang

memiliki peran penting didalam

ekosistem perairan karena merupakan

produsen primer (primary producer) dalam

rantai makanan (food chain) yang terjadi

pada suatu perairan. Fitoplankton

mengandung klorofil karena memiliki

kemampuan berfotosintesis, yaitu menyerap

energi matahari untuk mengubah zat-zat

anorganik menjadi zat-zat organik. Didalam

Proses fotosintesis memerlukan klorofil

terutama klorofil-ɑ. Untuk itu kandungan

klorofil-a pada fitoplankton itu sendiri

dapat dijadikan indikator tinggi rendahnya

produktivitas suatu perairan (Roshisati,

2001).

Senggarang merupakan daerah muara yang

banyak dimanfaatkan untuk berbagai

aktifitas manusia, Contohnya rumah tangga,

pertambangan, transportasi laut dan

nelayan. Hal tersebut dapat mempengaruhi

kualitas perairan seperti: parameter fisiska

(suhu dan kecerahan), kimia (oksigen

terlarut) dan biologi (fitoplankton dan

klorofil). Penelitian mengenai hubungan

kelimpahan fitoplankton dan tingkat

klorofil perairan perlu dilakukan untuk

melihat keadaan kualitas perairan

berdasarkan hubungan kelimpahan

fitoplankton dan tingkat klorofil perairan

yang diteliti.

Tujuan dilakukan penelitian ini di perairan

kelurahan senggarang kecamatan kota

Tanjungpinang provinsi Kepulauan Riau

adalah sebagai berikut:

Page 3: ABSTRAK - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/Jurnal-KELAUTAN-sri.pdf · Mikroskop Binokuler dengan perbesaran 40 x dan 400 x. sampel air yang akan diamati dibawah mikroskop

1. Untuk mengetahui jenis – jenis dan

kelimpahan fitoplankton.

2. Untuk mengetahui kandungan klorofil-

a perairan.

3. Untuk mengetahui hubungan antara

kelimpahan fitoplankton dan tingkat

klorofil-a di perairan.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada tanggal

22 Maret 2016 yang berlokasi di Perairan

Kelurahan Senggarang Kecamatan

Tanjungpinang Kota Provinsi Kepulauan

Riau.

Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan

dalam penelitian ini di sajikan pada Tabel

2, 3 dan 4. sepeti dibawah ini :

Tabel 2. Daftar alat yang digunakan di Lapangan

Tabel 3. Daftar alat yang digunakan di Laboratorium

No . Alat Kegunaan

1 . Spektro UV-1800 Shimetzu

Fotometrik

Mengukur klorofil-a

2 . Centrifuge 5430 Eppendrof Mengendapkan kertas saring

3 .

4.

Spatula

Mikroskop Binokuler

Menghancurkan kertas saring

Untuk melihat fitoplankton

5 . Peralatan Glass (tabung reaksi,

pipet dll) Marienfeld

Membantu proses analisis klorofil-a

Tabel 4. Daftar bahan yang digunakan dalam penelitian

No. Bahan Kegunaan

1. Sampel Air Bahan untuk analisis kelimpahan

fitoplankton dan tingkat klorofil-a

2. Penyaring Whatman diameter

125 mm

Menyaring air sampel

No.

Alat

Kegunaan

1. Secchi disc Mengukur kecerahan

2. Mulititester Mengukur suhu air dan oksigen terlarut

3.

4.

GPS

Ember ukuran 50 L

Menentukan titik sampling penelitian

Pengambilan sampel air di perairan

5. Plankton Net nomor 25

ukuran 40µm

Pengambilan sampel air

6. Botol sampel 150 ml Menyimpan sampel air

7. Ice Box Wadah penyimpanan sampel

8. Alat Tulis, Kamera Digital Mencatat dan Dokumentasi

Page 4: ABSTRAK - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/Jurnal-KELAUTAN-sri.pdf · Mikroskop Binokuler dengan perbesaran 40 x dan 400 x. sampel air yang akan diamati dibawah mikroskop

3 . Aquades Membersihkan alat

4. Kertas Alumunium foil Membungkus sampel klorofil

5. Plastik Membungkus sampel

6.

7.

Aseton 90 %

Lugol 4%

Melarutkan kertas saring

Mengawetkan sampel air

fitoplankton

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode survei, yaitu

metode penelitian yang tidak melakukan

perubahan (tidak ada perlakuan khusus)

terhadap variabel yang akan diteliti dengan

tujuan untuk memperoleh serta mencari

keterangan secara faktual tentang objek

yang diteliti. Data primer dalam penelitian

ini merupakan data hasil pengukuran secara

langsung terhadap parameter yang diamati,

sedangkan data sekunder diperoleh melalui

studi pustaka dari berbagai sumber dan

instansi terkait.

Metode dan alat yang digunakan dalam

Penelitian ini berdasarkan parameter fisika ,

kimia dan biologi yang ditampilkan pada

Tabel 5. sebagai berikut :

Tabel 5. Metode dan alat yang digunakan dalam pengukuran parameter biologi, fisika,

dan kimia perairan

No. Parameter Satuan Alat dan Metode Keterangan

Fisika

1. Suhu °C Multitester In situ

2. Kecerahan m Secchi disc/visual In situ

Kimia

3. DO Mg/l Multitester In situ

Biologi

4. Klorofil-a Mg/l Spektofotometrik/ekstrak

aseton

Lab

Metode Pengukuran

Penetuan Titik Sampling Penelitian

Penentuan titik sampling penelitian dilakukan

secara acak dengan menggunakan software

Ar.Gis 10.1 dan VSV yang datanya didapat

dari Citra Quick Bird dan Base Mab Bintan.

Dalam penelitian ini, titik sampling yang

diamati sebanyak 31 titik, dimana setiap titik

dilakukan 3 kali pengulangan di laboratorium

FIKP UMRAH.

Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan ember yang bervolume 50 L

(50.000 ml), kemudian air didalam ember

disaring dengan menggunakan Plankton net

No. 25 ukuran 40µm yang dilengkapi dengan

flowmeter ukuran 150 ml. Kemudian air yang

tersaring pada flowmeter ukuran 150 ml

diletakan kedalam botol sampel dan sampel

air diberi 3 - 4 tetes lugol 4 % (Zalmidian,

2015). Setelah itu botol sampel disimpan ice

box dan dibawa ke laboratorium FIKP

UMRAH untuk di teliti. Dimana sampel air

yang diambil akan digunakan untuk meneliti

Page 5: ABSTRAK - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/Jurnal-KELAUTAN-sri.pdf · Mikroskop Binokuler dengan perbesaran 40 x dan 400 x. sampel air yang akan diamati dibawah mikroskop

kelimpahan fitoplankton dan kandungan

Klorofil-a di perairan.

Identifikasi dan Perhitungan Kelimpahan

Fitoplankton

Pengamatan jenis fitoplankton dilakukan

dengan metode sapuan yang menggunakan

Mikroskop Binokuler dengan perbesaran 40 x

dan 400 x. sampel air yang akan diamati

dibawah mikroskop diambil sebnyak 0,05 ml

dengan menggunakan pipet tetes dan

diteteskan keatas gelas objek yang kemudian

ditutup dengan cover glass yang tipis (Nontji,

2008). Sebelum pengamatan dilakukan, botol

sampel dikocok terlebih dahulu supaya

fitoplankton yang terdapat didalam botol

sampel tersebar merata dan mempunyai

kesempatan yang sama untuk terambil.

Fitoplankton yang telah diamati akan

diidentifikasi menurut Buku Identifikasi “

Marine and Fresh Plankton”(Dawes,1997) dan

“Website World Registration Of Marine

Species” (Worms, (2014) dalam Dewi,F.C.

(2015), untuk mempermudah identifikasi, jenis

fitoplankton yang diamati difoto dengan

menggunakan kamera digital / hp.

Fachrul (2007) dalam Dewi, F.C. (2015),

menyatakan kelimpahan fitoplankton

dinyatakan secara kuantitatif dalam jumlah

sel/ml, dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

Vr 1

N = n x x x 1000

Vo Vs

Dimana :

N : Kelimpahan fitoplankton (ind / ml)

n : Jumlah sel yang diamati (ind)

Vr : Volume air yang tersaring (150 ml)

Vo : Volume air yang diamati (0,05 ml)

Vs : Volume air yang disaring (50.000 ml)

Pengukuran Klorofil-a

Pengukuran klorofil-a dapat dilakukan dengan

cara : (1) Air sampel yang sudah diambil

diperairan dibawa kelaboratorium untuk

dianalisis. (2) Air sampel tersebut disaring

menggunakan penyaring Whatman sebanyak

50 ml dengan bantuan pompa hisap (vacuum

pump). (3) Setelah disaring dengan penyaring

Whatman, lalu penyaring Whatman diambil,

kemudian dibungkus dengan kertas

alumunium foil, dengan maksud agar klorofil-

a yang tersaring tidak dapat melakukan

aktivitas fotosintesis, ini disebabkan karena

klorofil merupakan molekul yang sensitif

terhadap cahaya (Aminot dan Rey, 2000 dalam

Arifin, A. 2009). (4) Selanjutnya disimpan

dalam lemari pendingin dselama 24 jam agar

sel-sel fitoplankton yang telah disaring awet

dan untuk mempermudah pelepasan klorofil-a

dari sel-sel fitoplanktonnya. (5) Kertas sampel

yang digunakan untuk menyaring air sampel

tadi dilarutkan dalam aseton 90% sebanyak 5

ml. (6) lalu digerus dengan menggunakan

spatula untuk melarutkan klorofil agar

fitoplankton pecah dan klorofil lepas dan dapat

Page 6: ABSTRAK - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/Jurnal-KELAUTAN-sri.pdf · Mikroskop Binokuler dengan perbesaran 40 x dan 400 x. sampel air yang akan diamati dibawah mikroskop

ditangkap oleh aseton. (7) Larutan

kemudian diendapkan menggunakan

sentrifuge 5430 Eppendrof selama 20

menit agar kertas saring mengendap dan

terpisah dari larutan klorofil. (8) kemudian

sampel air dianalisis dengan menggunakan

metode spectrofotometer. (9) Perhitungan

konsentrasi klorofil dilakukan dengan

mengukur absorbansi larutan sampel

dengan spektrofotometer UV-1800

Shimetzu Fotometrik dengan panjang

gelombang 665 nm dan 750 nm (

Heriyanto, 2009 dalam Hidayat,R. 2013) .

Menurut Heriyanto (2009) dalam

Hidayat,R. (2013) Perhitungan konsentrasi

klorofil dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

Keterangan :

A°665 : Penyerapan spektrofotometer pada panjang gelombang 665 nm

A°750 : Penyerapan spektrofotometer pada panjang gelombang 750 nm

V : Ekstrak aseton (5 ml)

L : Panjang jalan cahaya pada cuvet (1 cm)

S : Volume sampel yang difilter (50 ml)

11,9 : Konstanta

Analisis Hubungan antara Kelimpahan

Fitoplankton dan Tingkat Klofil-ɑ di

Perairan

Hubungan antara kelimpahan fitoplankton

dan tingkat klorofil-ɑ perairan dapat

diketahui dengan menggunakan rumus

regresi linier sederhana dan analisi

korelasi. Analisis korelasi adalah mencoba

mengukur kekuatan hubungan antara dua

peubah, yaitu x dan y melalui sebuah

bilangan yang disebut koefisien korelasi,

dilambangkan dengan r. Nilai r mengukur

sejauh mana titik-titik menggerombol

sekitar sebuah garis lurus. Bila nilai r

mendekati +1 atau -1, hubungan antara

kedua peubah itu kuat dan dapat dikatakan

terdapat korelasi yang tinggi antara

keduanya. Akan tetapi bila nilai r

mendekati 0, hubungan linear x dan y

sangat lemah atau mungkin tidak ada sama

sekali. Berikut ini adalah rumus persamaan

regresi (Walpole, 1995 dalam Arifin,

R.2009) :

Keterangan :

y = peubah tak bebas [klorofil-a(μg/l)]

x = peubah bebas [kelimpahan

fitoplankton (Ind/ml)]

a = intersep atau perpotongan dengan

sumbu tegak

b = kemiringan atau gradient

HASIL DAN PEMBAHASAN

Komposisi Jenis dan Kelimpahan

Fitoplankton

Jenis Fitoplankton

Berdasarkan hasil identifikasi

fitoplankton di kawasan Kelurahan

Senggarang dari titik 1 – 31, ditemukan 23

jenis fitoplankton dari 4 kelas

fitoplankton, yaitu : kelas

Baccilariophyceae, Dinophyceae,

Cyanophyceae, dan Chlorophyceae. 7 jenis

dari kelas Baccilariophyceae, 2 jenis dari

kelas Dinophyceae, 6 jenis dari kelas

Cyanophyceae, dan 3 jenis dari kelas

Chlorophyceae. Jenis fitoplankton dapat

dilihat pada lampiran 1, 2, dan 3. Kelas

Baccilariophyceae terdapat hampir

disemua titik, untuk lebih jelas dapat

dilihat pada grafik 1.

Klorofil-a(μg/l)= 11.9 (A°665 - A°750) V / L x 1000 / S

y = a + bx

Page 7: ABSTRAK - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/Jurnal-KELAUTAN-sri.pdf · Mikroskop Binokuler dengan perbesaran 40 x dan 400 x. sampel air yang akan diamati dibawah mikroskop

Grafik 1. Komposisi Kelas Fitoplankton di Perairan Kelurahan Senggarang

Hal ini mengindikasikan bahwa kelas

Baccilariophyceae memiliki penyebaran

yang luas. Kondisi ini merupakan hal umum

terjadi di perairan laut seperti yang

dikemukan oleh Nybakken (1992) dalam

Yuliana, dkk. (2012) menyatakan bahwa

kelas fitoplankton yang sering dijumpai di

laut dalam jumlah yang besar adalah kelas

Baccilariophyceae. Ini diduga karena

organisme dari kelas Baccilariophyceae

mempunyai toleransi dan daya adaptasi yang

tinggi terhadap perubahan lingkungan laut.

Hal yang sama juga dinyatakan oleh Odum

(1998) dalam Arinardi et al. bahwa jenis

fitoplankton tersebut merupakan produsen

yang dominan pada tingkat trofik di wilayah

perairan manapun.

Kelimpahan Fitoplankton

Berdasarkan dari hasil penelitian,

kelimpahan fitoplankton dari titik 1 – 31

memiliki nilai yang bervariasi yaitu, berkisar

antara 90 – 1680 ind/ml. Nilai tertinggi

terdapat pada titik 22 (1680 ind/ml) dan nilai

terendah terdapat pada titik 4 ( 90 ind/ml ).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari

Gambar 4 dibawah ini :

Gambar 4. Tabel data rata –rata kelimpahan

fitoplankton dari titik 1 – 31

Keterangan :

: Kelimpahan fitoplankton terkecil

: Kelimpahan fitoplankton terbesar

0

500

1000

1500

2000

2500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Bacillariophyceae

Dinophyceae

Cyanophyceae

Chlorophyceae

Ju

mla

h

Titik

Page 8: ABSTRAK - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/Jurnal-KELAUTAN-sri.pdf · Mikroskop Binokuler dengan perbesaran 40 x dan 400 x. sampel air yang akan diamati dibawah mikroskop

Kelimpahan fitoplankton tertinggi

berada pada titik 22 disebabkan karena

parameter – parameter lingkungan yang

mempengaruhi kehidupan dan

perkembangan fitoplankton. Pada titik ini

parameter fisika kimia berada pada kisaran

yang sesuai. Dimana suhu, kecerahan dan

oksigen terlarut perairan berada pada nilai

yang optimal bagi pertumbuhan fitoplankton.

Suhu berkisar antara 30.8 - 31.3°C,

kecerahan antara 110 - 120 cm (1.1 – 1.2 m)

dan Do antara 7.7 - 7.9 mg/l. Kisaran suhu

ini sesuai dengan pernyataan Nontji (1993)

dalam Hidayat. R (2013) yang

mengemukakan bahwa suhu perairan

Nusantara umumnya berkisar antara 28 -

31°C. Sedangkan kisaran suhu yang

optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di

perairan berkisar antara 20 - 30°C (Effendi,

2003). Suhu dilokasi penelitian masih

termasuk dalam kisaran tersebut. Sedangkan

kisaran DO di perairan ini termasuk baik

karena kisarannya lebih dari 5, hal ini

diperkuat dengan pernyataan Sastrawijaya

(1991) dalam dalam Rashidy, E.A, dkk.

(2013) menyatakan bahwa kehidupan di air

masih dapat bertahan jika ada oksigen

terlarut minimum sebesar 5 mg/L, yang

berarti kadar O2 terlarut di setiap stasiun

pengamatan masih dapat mendukung

kehidupan di perairan tersebut.

Kelimpahan fitoplankton terendah berada

pada titik 4, disebabkan karena parameter

fisika perairan yang kurang mendukung bagi

pertumbuhan dan perkembangan

fitoplankton. Kecerahan pada titik ini hanya

sebesar kecerahan 80 cm (0.8 m), hal ini

diduga karena pada titik ini merupakan

daerah transportasi dan pemukiman. Untuk

data kecerahan, suhu dan Do dapat dilihat

pada Lampiran 4, 5 dan 6.

Klorofil-a pada Fitoplankton (μg/l)

Kosentrasi klorofil-a di perairan

Kelurahan Senggarang berkisar antara 2.38

– 195.16 μg/l. Kosentrasi klorofil-a terendah

ditemukan pada titik 4 dengan nilai 2.38 μg/l,

dan klorofil-a tertinggi pada titik 22 dengan

nilai 195.16 μg/l.

Kandungan klorofil-a pada setiap

titik di perairan Kelurahan Senggarang

menunjukan nilai yang bervariasi. Variasi

kosentrasi klorofil-a di perairan Kelurahan

Senggarang mungkin disebabkan karena

kondisi masing – masing titik sampling yang

berbeda. Kondisi lingkungan suatu perairan

dapat mempengaruhi keadaan kualitas air

tersebut. Hal ini ditunjukan pada titik 4 dan

titik 22, dimana titik 4 memiliki tingkat

klorofil yang rendah karena pada titik ini

kelimpahan fitoplanktonnya juga rendah. Ini

diduga karena merupakan daerah transportasi

laut dan pemukiman, yang menyebabkan

tingkat kecerahan perairan menurun sehingga

mengganggu aktivitas fitoplankton yang

berdampak pada tingkat klorofilnya.

Menurut Basmi (1995) dalam Hidayat, R

(2013) menyatakan bahwa kecerahan penting

karena erat kaitannya dengan proses

fotosintesis yang terjadi di perairan secara

alami. Kecerahan menunjukan sampai sejauh

mana cahaya dengan intensitas tertentu dapat

menembus kedalaman perairan. Dari total

sinar matahari yang jatuh ke atmosfer dan

bumi, hanya kurang dari 1% yang ditangkap

oleh klorofil (di darat dan air), yang dipakai

untuk fotosintesis. Sedangkan pada titik 22

memiliki tingkat klorofil yang tinggi karena

pada titik ini kelimpahan fitoplanktonnya

tinggi. Hal ini diduga karena pada titik ini

parameter fisika kimia perairan dalam

kondisi yang optimal bagi pertumbuhan dan

perkembangan fitoplankton. Titik ini

merupakan daerah lamun. Tingkat klorofil-a

dapat dilihat pada Grafik 3.

Page 9: ABSTRAK - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/Jurnal-KELAUTAN-sri.pdf · Mikroskop Binokuler dengan perbesaran 40 x dan 400 x. sampel air yang akan diamati dibawah mikroskop

Grafik 3. Tingkat klorofil-a pada titik 1 – 31

Perairan Kelurahan Senggarang

dikategorikan sebagai perairan yang cukup

produktif dalam keadaan yang normal

(bagus) karena memiliki nilai rata- rata

konsentrasi klorofil-a sebesar 71.37 μg/l.

Kandungan klorofil-a pada fitoplankton di

suatu perairan dapat digunakan sebagai salah

satu ukuran dalam melihat kesuburan

perairan. Kualitas perairan yang baik

merupakan tempat hidup yang baik bagi

fitoplankton, karena kandungan klorofil-a

fitoplankton itu sendiri dapat dijadikan

indikator tinggi rendahnya produktivitas

suatu perairan (Ardiwijaya, 2002).

Hubungan antara Kelimpahan

Fitoplankton dengan Tingkat Klorofil-a di

Perairan Kelurahan Senggarang

Dalam menganalisis hubungan

kelimpahan fitoplankton terhadap kandungan

klorofil-a perairan digunakan metode analisis

regresi linier sederhana. Untuk melihat

hubungan kelimpahan fitoplankton dan

tingkat klorofil-a perairan dapat dilihat dari

Grafik 4.

0

50

100

150

200

250

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31

Tingkat Klorofil-a (mg/l)

Total

Titik

y = 0.1465x + 0.7614 R² = 0.7487

0

50

100

150

200

250

300

0 500 1000 1500 2000

Klo

rofi

l-a

(µg/

l) /

Y

Kelimpahan Fitoplankton (ind/ml) / X

Kelimpahan Fitoplankton dan Tingkat Klorofil-a

Klorofil-a (µg/l) / Y

Linear (Klorofil-a (µg/l) /Y)

Page 10: ABSTRAK - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/Jurnal-KELAUTAN-sri.pdf · Mikroskop Binokuler dengan perbesaran 40 x dan 400 x. sampel air yang akan diamati dibawah mikroskop

Grafik 4. Kelimpahan fitoplankton dan tingkat klorofil-a menggunakan analisis regresi

Berdasarkan hasil analisis regresi,

Koefisien determinans (R2) = 0.7487.

didapat nilai koefisien korelasi (r) = 0.865 .

Hasil korelasi menunjukkan bahwa

hubungan antara klorofil-a pada fitoplankton

adalah kuat. Hal ini karena nilai r

(koefisien korelasi) mendekati +1.

Bila nilai r ( koefisien korelasi) mendekati

+1atau -1, hubungan antara kedua peubah itu

kuat dan dapat dikatakan terdapat korelasi

yang tinggi antara keduanya. Akan tetapi bila

nilai r mendekati 0, hubungan linear x dan y

sangat lemah atau mungkin tidak ada sama

sekali. Kemudian nilai koefisien determinans

(R2) bernilai 0.7487 artinya persentase

pengaruh kelimpahan fitoplankton terhadap

klorofil-a perairan adalah sebesar 74.87%

dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain

seperti suhu, kecerahan dan Do.

Secara linier hubungan antara klorofil-a

dengan kelimpahan fitoplankton mempunyai

persamaan regresi yaitu : y = 0.1465x +

0.7614 dimana setiap peningkatan

fitoplankton akan meningkatkan kandungan

klorofil-a sebesar 0.1465 satuan.

Jadi hubungan kelimpahan fitoplankton

dengan tingkat klorofil perairan

menggunakan analisis linier sederhana

menghasilkan hubungan berbanding lurus.

Dimana klorofil-a dapat digunakan untuk

memprediksi kelimpahan fitoplankton

dengan regresi R2

sebesar 0.7487 atau

74.87%.

Perairan Kelurahan Senggarang

berdasarkan tingkat klorofil-a termasuk

dalam perairan Oligotrofik dengan rata – rata

klorofil-a sebesar 71.37 μg/l (Lampiran 8).

Menurut Henderson.S dan Markland (1987)

dalam Dhariyan (2013), menyatakan bahwa

konsentrasi klorofil-a pada kisaran 0 - 4

μg/m3 tergolong oligotrofik, 4 - 10 μg/m

3

tergolong mesotrofik dan 10 - 100 μg/m3

tergolong eutrofik.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan untuk mengetahui hubungan

kelimpahan fitoplankton dan kandungan

klorofil-a perairan Kelurahan Senggarang

diperoleh informasi sebagai berikut :

1. Jenis yang sering ditemukan setiap

titik adalah Fragillaria crotonensis,

berasal dari kelas

Baccilariophyceae. Kelimpahan

rata – rata dari titik 1 – 31 antara

90 – 1680 ind/ml.

2. Kosentrasi klorofil-a di perairan

Kelurahan Senggarang berkisar

antara 2.38 – 195.16 μg/l. dengan

rata – rata sebesar 71.37 μg/l.

3. Berdasarkan hasil analisis regresi

dan korelasi, hubungan antara

kelimpahan fitoplankton dan

tingkat klorofil-a perairan

berbanding lurus dan menunjukan

hubungan yang kuat.

Jadi, dengan melihat kelimpahan

fitoplankton dan tingkat klorofil-a perairan,

maka dapat disimpulkan bahwa perairan

kelurahan senggarang termasuk dalam tipe

perairan oligotrofik. Selain itu hasil

penelitian menunjukan bahwa klorofil dapat

digunakan untuk memprekdiksi kelimpahan

fitoplankton.

Page 11: ABSTRAK - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/Jurnal-KELAUTAN-sri.pdf · Mikroskop Binokuler dengan perbesaran 40 x dan 400 x. sampel air yang akan diamati dibawah mikroskop

DAFTAR PUSTAKA

Ardiwijaya, R.R. 2002. Distribusi horizontal

klorofil-a dan hubungannya dengan

kandungan unsur hara serta kelimpahan

fitoplankton di Teluk Semangka, Lampung.

Program Studi MSP. FPIK. IPB. Bogor.

Jurnal.

Arifin, R. 2009. Distribusi Spasial dan

Temporal Biomassa Fitoplankton (Klorofil-

a) dan Keterkaitannya Dengan Kesuburan

Perairan Estuari Sungai Brantas,Jawa

Timur. Program Studi MSP.

FPIK.IPB.Bogor. Jurnal.

Bengen, D. G. 2000. Tehnik pengambilan

contoh dan analisa data biofisik sumberdaya

pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan

Lautan-IPB.Bogor.

Dhariyan. blogspot. 2013. Klorofil-a Perairan

dan Lingkungan Sekitar.

http://www.dhariyan.blogspot.co.id./

2013/09/klorofil-a.html (31 Juli 2016)

Dewi,F.C. 2015. Struktur Komunitas

Fitoplankton di Perairan Selat Bintan Pulau

Pengujan Kecamatan Teluk Bintan

Kabupaten Bintan.Program Studi

IKL,FIKP.UMRAH. Tanjungpinang. Skripsi.

Effendi. H. 2003 Telaah Kualitas Air (Bagi

Pengelolahan Sumber Daya dan

Lingkungan).Kanisius Yogyakarta.

Hidayat,R. 2013. Kajian Kandungan

Klorofil-a pada Fitoplankton terhadap

Parameter Kualitas Air di Teluk

Tanjungpinang Kepulauan Riau. Program

Studi MSP. FIKP.UMRAH. Tanjungpinang.

Jurnal.

Hutabarat, S dan Evans, M. S.

2008.Pengantar Oseanografi. Penerbit

Universitas Indonesia : Jakarta.

Karuwal, J.W.Ch. 2015. Hubungan

Parameter Fisika Perairan dengan Struktur

Menegak Komunitas Plankton di Teluk

Ambon Dalam. Fakultas Pertanian.

Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.

Ambon. ISSN : 1907-7556. Jurnal.

https://jurnalee.files.wordpress.com/2

015/07/hubungan-parameter-fisik-perairan-

dengan-stuktur-menegak-komunitas-

plankton-di-teluk-ambon-dalam.pdf

KEMEN. Lingkungan Hidup No. 51 Tahun

2004. Standar Baku Mutu Air Laut.

https://www.scribd.com/doc/62200031/Lmp

1-Kemen-LH-51-2004-Standar-Baku-Mutu-

Air-Laut

Marlian, N. 2015. Distribusi Horizontal

Klorofil-a Fitoplankton Sebagai Indikator

Tingkat Kesuburan Perairan di Teluk

Meulaboh Aceh Barat. Jurnal Ilmu Pertanian

Indonesia (JIPI). ISSN 0853-4217. Jurnal.

http://journal.ipb.ac.id/index.php/JIPI

Muhtasor, M.Eng. 2007. Pencemaran Pesisir

dan Laut. PT Pradnya Paramita : Jakarta.

Nontji,A. 2008. Plankton Laut. LIPI Press.

Indonesia. Jakarta.

________2006. Tiada Kehidupan di Bumi

tanpa Keberadaan Plankton. LIPI,Jakarta.

Purwandani, R. 2014.Phytoplankton sebagai

Parameter Kualitas Air. 20 November 2014.

Jurnal.

http://www. riska – purwandani - fpk14.

Web. unair.ac.id/ artikel _ detail -116591

Phytoplankton – Phytoplankton % 20

sebagai % 20 Parameter % 20Kualitas%

20Air. Html

Rashidy, E.A. dkk. 2013. Komposisi dan

Kelimpahan Fitoplankton di Perairan

Kelurahan Tekolabbua, Kecamatan

Pangkajene, Kabupaten Pangkep, Provinsi

Sulawesi Selatan. Jurusan Biologi. FMIPA.

Universitas Hasanuddin. Jurnal Alam dan

Lingkungan. Sulawesi Selatan. Jurnal.

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle

/123456789/9611/JURNAL%20ALAM%20

%26%20LINGK%20AGUSTUS%202013.p

df?sequence=1

Page 12: ABSTRAK - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/Jurnal-KELAUTAN-sri.pdf · Mikroskop Binokuler dengan perbesaran 40 x dan 400 x. sampel air yang akan diamati dibawah mikroskop

Roshisati,I. 2001. Distribusi Spasial dan

Temporal Biomassa Fitoplankton (Klorofil-

a) di Perairan Teluk Lampung pada Bulan

Mei,Juli,dan September 2001. Program Studi

MSP. FPIK. IPB. Bogor. Jurnal.

Simanjuntak, M. 2009. Hubungan Faktor

Lingkungan Kimia, Fisika Terhadap

Distribusi Plankton di Perairan Belitung

Timur Bangka Belitung. Pusat Penelitian

Oseanografi – LIPI. Bangka Belitung. ISSN:

0853-6384. Jurnal.

http://www.journal.ugm.ac.id/index.p

hp/jfs/article/viewFile/2970/pdf_19

Wibisono. M. S. 2005. Pengantar Ilmu

Kelautan. Penerbit PT. Grasindo. Jakarta.

Wikipedia, 2015.

Senggarang,_Tanjung_Pinang_Kota,

Tanjung_Pinang.

https://id.wikipedia.org/wiki/Senggarang,_Ta

njung_Pinang_Kota,Tanjung_pinang.htm

Yuliana, dkk. 2012. Hubungan Antara

Kelimpahan Fitoplankton dengan Parameter

Fisika – Kimiawi Perairan di Teluk Jakarta.

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya

Perairan. SPs. IPB. ISSN 0853 – 2523.

Jurnal.

http://jurnal.unpad.ac.id/akuatika/article/dow

nload/1617/1605

Zalmidian, 2015. Struktur Komunitas

Fitoplankton di Perairan Sei. Carang Kota

Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau.

Program Studi MSP. FIKP. UMRAH.

Tanjungpinang. Skripsi.