ablasio retina

15
Ablasio Retina Definisi Ablasio adalah suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen retina (RIDE). keadaan ini merupakan masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada usia berapapun, walaupun biasanya terjadi pada orang usia setengah baya atau lebih tua. Ablasio retina lebih besar kemungkinannya terjadi pada orang yang menderita rabun jauh (miopia) dan pada orang orang yang anggota keluarganya ada yang pernah mengalami ablasio retina. Ablasio retina dapat pula disebabkan oleh penyakit mata lain, seperti tumor, peradangan hebat, akibat trauma atau sebagai komplikasi dari diabetes. Bila tidak segera dilakukan tindakan, ablasio retina dapat menyebabkan cacat penglihatan atau kebutaan yang menetap. Retina adalah jaringan tipis dan transparan yang peka terhadap cahaya, yang terdiri dari sel- sel dan serabut saraf. Retina melapisi dinding mata bagian dalam, berfungsi seperti film pada kamera foto, cahaya yang melalui lensa akan difokuskan ke retina. Sel-sel retina yang peka terhadap cahaya inilah yang menangkap “gambar” dan menyalurkannya ke otak melalui saraf optik. Penyebab Ablasio retina Sebagian besar ablasio retina terjadi akibat adanya satu atau lebih robekan-robekan atau lubang-lubang di retina, dikenal sebagai ablasio retina regmatogen (Rhegmatogenous Retinal Detachment). Kadang-kadang proses penuaan yang normal pun dapat menyebabkan retina menjadi tipis dan kurang sehat, tetapi yang lebih sering mengakibatkan kerusakan dan robekan

Upload: zaras-yudisthira-saga

Post on 26-Jun-2015

172 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ablasio Retina

Ablasio Retina

Definisi Ablasio adalah suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen retina

(RIDE). keadaan ini merupakan masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada usia

berapapun, walaupun biasanya terjadi pada orang usia setengah baya atau lebih tua.

Ablasio retina lebih besar kemungkinannya terjadi pada orang yang menderita rabun jauh

(miopia) dan pada orang orang yang anggota keluarganya ada yang pernah mengalami

ablasio retina. Ablasio retina dapat pula disebabkan oleh penyakit mata lain, seperti tumor,

peradangan hebat, akibat trauma atau sebagai komplikasi dari diabetes. Bila tidak segera

dilakukan tindakan, ablasio retina dapat menyebabkan cacat penglihatan atau kebutaan yang

menetap. Retina adalah jaringan tipis dan transparan yang peka terhadap cahaya, yang terdiri

dari sel-sel dan serabut saraf. Retina melapisi dinding mata bagian dalam, berfungsi seperti

film pada kamera foto, cahaya yang melalui lensa akan difokuskan ke retina. Sel-sel retina

yang peka terhadap cahaya inilah yang menangkap “gambar” dan menyalurkannya ke otak

melalui saraf optik.

Penyebab Ablasio retina

Sebagian besar ablasio retina terjadi akibat adanya satu atau lebih robekan-robekan atau

lubang-lubang di retina, dikenal sebagai ablasio retina regmatogen (Rhegmatogenous Retinal

Detachment). Kadang-kadang proses penuaan yang normal pun dapat menyebabkan retina

menjadi tipis dan kurang sehat, tetapi yang lebih sering mengakibatkan kerusakan dan

robekan pada retina adalah menyusutnya korpus vitreum, bahan jernih seperti agar-agar yang

mengisi bagian tengah bola mata.Korpus vitreum melekat erat pada beberapa lokasi. Bila

korpus vitreum menyusut, ia dapat menarik sebagian retina ditempatnya melekat, sehingga

menimbulkan robekan atau lubang pada retina.Beberapa jenis penyusutan korpus vitreum

merupakan hal yang normal terjadi pada lanjut usia dan biasanya tidak menimbulkan

kerusakan pada retina. Korpus vitreum dapat pula menyusut pada bola mata yang tumbuh

menjadi besar sekali (kadang-kadang ini merupakan akibat dari rabun jauh), oleh peradangan,

atau karena trauma. Pada sebagian besar kasus retina baru lepas setelah terjadi perubahan

besar struktur korpus vitreum.Bila sudah ada robekan-robekan retina, cairan dari korpus

vitreum dapat masuk ke lubang di retina dan dapat mengalir di antara lapisan sensoris retina

dan epitel pigmen retina. Cairan ini akan mengisi celah potensial antara dua lapisan tersebut

diatas sehingga mengakibatkan retina lepas. Bagian retina yang terlepas tidak akan berfungsi

dengan baik dan di daerah itu timbul penglihatan kabur atau daerah buta.Bentuk ablasio

Page 2: Ablasio Retina

retina yang lain yaitu ablasio retina traksi ( Traction Retinal Detachment ) dan ablasio retina

eksudatif (Exudative Retinal Detachment) umumnya terjadi sekunder dari penyakit lain.

Ablasio retina traksi disebabkan adanya jaringan parut ( fibrosis ) yang melekat pada retina.

Kontraksi jaringan parut tersebut dapat menarik retina sehingga terjadi ablasio retina. Ablasio

retina eksudatif dapat terjadi karena adanya kerusakan epitel pigmen retina ( pada keadaan

normal berfungsi sebagai outer barrier ), karena peningkatan permeabilitas dinding pembuluh

darah oleh berbagai sebab atau penimbunan cairan yang terjadi pada proses peradangan.

Epidemiologi

blasio retina jarang terjadi pada populasi umum, tetapi suatu unit pelayanan kesehatan mata

yang melayani sekitar 500.000 populasi kemungkinan menemukan kasus ablasio retina tiga

sampai empat kasus per minggu. Meskipun kadang mengenai anak-anak, namun insidens

ablasio retina meningkat seiring bertambahnya umur dan mencapai maksimum pada

kelompok usia 50-60 tahun. Kejadian ablasio retina sedikit meningkat pada usia pertengahan

(usia 20-30 tahun) akibat trauma.3 Beberapa populasi memiliki bakat dan peluang besar

mengalami ablasio retina, misalnya mata dengan miopia tinggi, pasca retinitis, dan retina

yang memperlihatkan degenerasi di bagian perifer.

KLASIFIKASI

Dikenal ada 3 bentuk ablasio retina :

1. Ablasio retina regmatogenosa

2. Ablasio retina traksional (tarikan

3. Ablasio retina eksudatif

Ablasio retina traksi (tarikan) dan ablasio retina eksudatif dapat digolongkan sebagai

ablasio retina non-regmatogenosa.

ETIOLOGI

- Ablasio retina regmatogenosa

Ablasio retina ini terjadi akibat adanya robekan pada retina. Biasanya terjadi pada retina

bagian perifer, jarang pada makula. Miopia tinggi, afakia, degenerasi lattice dan trauma

mata biasanya berkaitan dengan ablasio retina jenis ini.

- Ablasio retina traksional (tarikan)

Page 3: Ablasio Retina

Ablasio retina traksional terjadi akibat adanya tarikan (traksi) oleh jaringan parut pada

badan kaca menyebabkan retina terangkat dari epitel pigmennya. Jaringan fibrosis pada

badan kaca dapat disebabkan oleh retinopati diabetik proliferatif, vitreoretinopati

proliferatif, trauma mata, dan perdarahan badan kaca akibat pembedahan atau infeksi.

- Ablasio retina eksudatif/serosa

Ablasio retina eksudatif terjadi akibat adanya penimbunan cairan eksudat di bawah retina

(subretina) dan mengangkat retina. Penimbunan cairan subretina terjadi akibat ekstravasasi

cairan dari pembuluh retina dan koroid, misalnya pada penyakit epitel pigmen retina dan

koroid. Penyakit degeneratif, kelainan kongenital, tumor pada koroid, miopia tinggi yang

disertai lubang makula (macular hole) pada pemeriksaan funduskopi, vaskulopati (misalnya

hipertensi maligna, toksemia gravidarum/eklampsia, penyakit kolagen), inflamasi dan

infeksi pada jaringan uvea dapat dikaitkan dengan ablasio retina jenis ini.

PATOGENESIS

Ablasio retina merupakan suatu keadaan terpisahnya sel sensoris retina dari epitel pigmen

retina. Pemisahan tersebut dapat terjadi sesuai tiga tipe ablasio retina, yaitu ablasio retina

regmatogenosa dan ablasio retina non-regmatogenosa. Ablasio retina non-regmatogenosa

sendiri terbagi menjadi ablasio retina traksi dan ablasio retina eksudatif.

- Ablasio Retina Regmatogenosa

Kata regmatogenosa berasal dari bahasa Yunani ”rhegma” yang berarti robek atau terputus.

Pada tipe ini, terjadi robekan pada retina sehingga cairan yang masuk ke belakang antara sel

pigmen dengan sel fotoreseptor. Terjadi pendorongan retina oleh badan kaca cair (fluid

vitreous) seperti yang masuk melalui robekan atau lubang pada retina ke rongga subretina

sehingga mengapungkan retina dan terlepas dari lapisan epitel pigmen.

Karakteristik ablasio retina regmatogenosa adalah pemutusan total (full thickness) di area

sensorik, tarikan korpus vitreus dengan derajat yang bervariasi dan mengalirnya korpus

vitreus cair melalui defek retina sensorik ke dalam ruang subretina. Ablasio retina

regmatogenosa spontan biasanya didahului oleh pelepasan korpus vitreus. Miopia, afakia,

lattice degeneration (kelemahan retina perifer dasar), dan trauma mata biasanya berkaitan

dengan ablasio retina jenis ini.

Robekan pada ablasio retina regmatogenosa biasanya terjadi pada setengah superior dari

retina pada regio degenerasi ekuatorial. Ablasio retina yang berlokasi di daerah

supratemporal sangat berbahaya karena dapat mengangkat makula. Penglihatan akan turun

Page 4: Ablasio Retina

secara akut pada ablasio retina bila lepasnya retina mengenai makula lutea.

Ablasio retina akan memberikan gejala terdapatnya gangguan penglihatan yang kadang-

kadang terlihat sebagai tabir yang menutup. Terdapatnya riwayat adanya pijaran api

(fotopsia) pada lapangan penglihatan sebagai gejala awal terjadinya ablasio retina. Fotopsia

ini merupakan tanda dini terjadinya robekan pada retina, yang biasanya terletak di bagian

perifer retina. Fotopsia ini akan lebih nyata bila mata digerakkan dan digoyangkan dengan

kuat di tempat yang gelap. Retina yang mengalami ablasio dapat dilihat pada oftalmoskop

sebagai membran abu-abu merah muda yang sebagain menutup gambaran vaskular koroid.

Retina yang terangkat berwarna pucat dengan pembuluh darah di atasnya dan terlihat adanya

robekan retina berwarna merah (pada ablasio retina regmatogenosa). Bila bola mata bergerak

akan terlihat retina yang terlepas (ablasi) bergoyang. Kadang-kadang terdapat pigmen dalam

badan kaca. Pada pupil terlihat adanya defek aferen pupil akibat penglihatan yang menurun.

Tekanan bola mata rendah dan dapat meninggi bila terdapat neovaskularisasi.

- Ablasio Retina Traksional

Jenis ablasio ini adalah jenis ablasio tersering kedua dan terutama disebabkan oleh retinopati

diabetes proliferatif, vitreoretinopati proliferatif, retinopati pada prematuritas, atau trauma

mata. Dibandingkan degan ablasio retina regmatogenosa, ablasio retina akibat traksi memiliki

bentuk yang khas, yakni permukaan yang lebih konkaf dan cenderung lebih lokal, biasanya

tidak meluas ke ora serata. Gaya-gaya traksi yang secara aktif menarik retina sensorik

menjauhi epitel pigmen di bawahnya disebabkan oleh adanya membran vitreosa, epiretina

atau subretina yang terdiri dari fibroblas dan sel glia atau sel epitel pigmen retina.

- Ablasio Retina Eksudatif

Terjadi akibat tertimbunnya eksudat di bawah retina dan mengangkat retina. Penimbunan

cairan subretina sebagai akibat keluarnya cairan dari pembuluh darah retina dan koroid.

Kelainan ini dapat terjadi pada skleritis, koroiditis, tumor retrobulbar, radang uvea, idiopatik,

toksemia gravidarum. Cairan di bawah retina tidak dipengaruhi oleh posisi kepala.

Permukaan retina yang terangkat akan terlihat licin. Penglihatan dapat berkurang dari ringan

sampai berat. Ablasi ini dapat hilang atau menetap bertahun-tahun setelah penyebabnya

berkurang atau hilang. Penimbunan cairan subretina biasanya berasal dari gangguan sawar

darah-retina, kerusakan epitel pigmen retina atau gangguan mekanisme pompa subretina.

Gejala klinis

Gejala yang sering dikeluhkan penderita adalah :

Page 5: Ablasio Retina

1. Floaters (terlihatnya benda melayang-layang). yang terjadi karena adanya kekeruhan

di vitreus oleh adanya darah, pigmen retina yang lepas atau degenerasi vitreus itu

sendiri.

2. Photopsia/Light flashes(kilatan cahaya). tanpa adanya sumber cahaya di sekitarnya,

yang umumnya terjadi sewaktu mata digerakkan dalam keremangan cahaya atau

dalam keadaan gelap.

3. Penurunan tajam penglihatan. penderita mengeluh penglihatannya sebagian seperti

tertutup tirai yang semakin lama semakin luas. Pada keadaan yang telah lanjut, dapat

terjadi penurunan tajam penglihatan yang berat.

Alur Diagnosa

Untuk menentukan apakah ada ablasio retina maka dokter spesialis mata akan melakukan

pemeriksaan mata menyeluruh terutama bagian dalam mata. Beberapa pemeriksaan yang

dilakukan untuk mengetahui keutuhan retina:

Oftalmoskopi direk dan indirek

Ketajaman penglihatan

Tes refraksi

Respon refleks pupil

Gangguan pengenalan warna

Pemeriksaan slit lamp

Tekanan intraokuler

USG mata

Angiografi fluoresensi

Elektroretinogram.

Diagnosis ablasio retina ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan oftalmologi,

dan pemeriksaan penunjang.

Anamnesis

Gejala yang sering dikeluhkan penderita adalah :

1. Floaters, terjadi karena adanya kekeruhan di vitreus oleh adanya darah, pigmen retina

yang lepas atau degenerasi vitreus itu sendiri. Kadang-kadang penderita merasakan

adanya tabir atau bayangan yang datang dari perifer (biasanya dari sisi nasal) meluas

Page 6: Ablasio Retina

dalam lapangan pandang. Tabir ini bergerak bersama-sama dengan gerakan mata dan

menjadi lebih nyata. Pada stadium awal, penglihatannya membaik di malam hari dan

memburuk di siang hari terutama sesudah stres fisik (membungkuk, mengangkat) atau

mengendarai mobil di jalan bergelombang.

2. Fotopsia yang umumnya terjadi sewaktu mata digerakkan dalam keremangan cahaya

atau dalam keadaan gelap. Keadaan ini disebabkan oleh tarikan pada retina dan bisa

terjadi pada orang normal jika terjadi cedera tumpul pada mata.

3. Penurunan tajam penglihatan. Pasien mengeluh penglihatannya sebagian seperti

tertutup tirai yang semakin lama semakin luas. Pada keadaan yang lebih lanjut dapat

terjadi penurunan tajam penglihatan yang lebih berat.

Selain itu, dari anamnesis perlu ditanyakan adanya riwayat trauma, riwayat pembedahan

sebelumnya (seperti ekstraksi katarak, pengangkatan corpus alienum intraokuler), riwayat

penyakit mata sebelumnya (uveitis, perdarahan viterus, ambliopa, glaukoma dan

retinopati diabetik), riwayat keluarga dengan penyakit mata serta penyakit sistemik yang

berhubungan dengan ablasio retina (diabetes, tumor, sikle cell disease, leukemia,

eklamsia dan prematuritas). 

Pemeriksaan Oftalmologi

1. Pemeriksaan visus. Dapat terjadi penurunan tajam penglihatan akibat terlibatnya

makula lutea atau kekeruhan media refrakta atau badan kaca yang menghambat sinar

masuk. Tajam penglihatan akan sangat terganggu bila makula lutea ikut terangkat.2

2. Pemeriksaan lapangan pandang. Akan terjadi defek lapangan pandang seperti tertutup

tabir dan dapat terlihat skotoma relatif sesuai dengan kedudukan ablasio retina.

3. Pemeriksaan funduskopi. Merupakan salah satu cara terbaik untuk mendiagnosis

ablasio retina dengan menggunakan oftalmoskopi indirek binokuler. Pada pemeriksaan ini

retina yang mengalami ablasio tampak sebagai membran abu-abu merah muda yang

menutupi gambaran vaskuler koroid. Jika terdapat akumulasi cairan bermakna pada ruang

subretina, didapatkan pergerakan undulasi retina ketika mata bergerak. Pembuluh darah

retina yang terlepas dari dasarnya berwarna gelap, berkelok-kelok, dan membengkok di

tepi ablasio. Pada retina yang mengalami ablasio terlihat lipatan-lipatan halus. Suatu

Page 7: Ablasio Retina

robekan pada retina terlihat agak merah muda karena terdapat pembuluh koroid di

bawahnya. Mungkin didapatkan debris terkait pada vitreus yang terdiri dari darah dan

pigmen atau operkulum dapat ditemukan mengambang bebas.

4. Pemeriksaan tekanan bola mata. Pada ablasio retina tekanan intraokuler kemungkinan

menurun.

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit penyerta

antara lain glaukoma, diabetes melitus, maupun kelainan darah.

2. Pemeriksaan ultrasonografi. Menggunakan gelombang suara dengan frekwensi tinggi

(8-10 MHz). B-scan ultrasonografi digunakan untuk mendiagnosis ablasio retina dan

keadaan patologis lain yang menyertainya seperti proliferatif vitreoretinopati, benda asing

intraokuler dengan membuat membuat potongan melalui seluruh jaringan, dengan

demikian didapat lokasi dan bentuk dari kelainan dalam dua dimensi. Selain itu

ultrasonografi juga digunakan untuk mengetahui kelainan yang menyebabkan ablasio

retina eksudatif misalnya tumor dan posterior skleritis.

Penatalaksanaan

Operasi

Teknik operasinya bermacam macam, tergantung pada luasnya lapisan retina yang lepas dan

kerusakan yang terjadi, tetapi semuanya dirancang untuk mendekatkan dinding mata ke

lubang retina, menahan agar kedua jaringan itu tetap menempel sampai jaringan parut

terbentuk dan melekatkan lagi robekan. Kadang-kadang cairan harus dikeluarkan dari bawah

retina untuk memungkinkan retina menempel kembali ke dinding belakang mata. Seringkali

sebuah pita silikon atau bantalan penekan diletakkan di dinding luar mata untuk dengan

lembut menekan dinding belakang mata ke retina. Dalam operasi ini dilakukan pula tindakan

untuk menciptakan jaringan parut yang akan merekatkan robekan retina, misalnya dengan

pembekuan, dengan laser atau dengan panas diatermi (aliran listrik dimasukkan dengan

sebuah jarum). Pada ablasio retina yang lebih rumit mungkin diperlukan teknik yang disebut

vitrektomi. Dalam operasi ini korpus vitreum dan jaringan ikat di dalam retina yang

mengkerut dikeluarkan dari mata. Pada beberapa kasus bila retina itu sendiri sangat berkerut

Page 8: Ablasio Retina

dan menciut maka retina mungkin harus didorong ke dinding mata untuk sementara waktu

dengan mengisi rongga yang tadinya berisi korpus vitreum dengan udara, gas atau minyak

silikon. Lebih dari 90% lepasnya retina dapat direkatkan kembali dengan teknik-teknik bedah

mata modern, meskipun kadang-kadang diperlukan lebih dan satu kali operasi.

Terdapat dua teknik bedah utama untuk memperbaiki ablasio retina :

1. Eksternal (pendekatan konvensional)

2. Internal (pembedahan vitreoretina)

Prinsip utama pada kedua teknik ini adalah menutup robekan penyebab pada retina dan

memperkuat perlekatan antara retina sekitar dan epitel pigmen retina dengan cara

menginduksi inflamasi di daerah tersebut dengan pembekuan lokal dengan menggunakan

cryoprobe atau laser. Pada pendekatan eksternal, robekan ditutup dengan menekan sklera

menggunakan pita plomb silikon yang diletakkan eksternal. Ini menghilangkan traksi vitreus

pada lubang retina dan mendekatkan epitel pigmen retina pada retina. Mungkin sebelumnya

diperlukan drainase akumulasi cairan subretina yang sangat banyak dengan membuat lubang

kecil pada sklera dan koroid menggunakan jarum (sklerostomi).

Pada pendekatan internal, vitreus diangkat dengan pemotong bedah mikro khusus yang

dimasukkan ke dalam rongga vitreus melalui pars plana, tindakan ini menghilangkan traksi

vitreus pada robekan retina. Cairan dapat dialirkan melalui robekan retina penyebab dan laser

atau krioterapi dipergunakan pada retina sekitar. Tamponade internal temporer diberikan

dengan menyuntikkan gas fluorokarbon inert ke dalam rongga vitreus. Penyuntikan ini akan

menutup lubang dari dalam dan mencegah pasase cairan lebih lanjut melalui robekan. Pasien

harus mempertahankan postur kepala tertentu selama beberapa hari untuk meyakinkan

gelembung terus menutupi robekan retina.

Robekan retina yang tidak berhubungan dengan cairan subretina diterapi secara profilaksis

dengan laser atau cryoprobe yang menginduksi inflamasi dan meningkatkan risiko perlekatan

antara retina di sekitar robekan dan epitel pigmen sehingga mencegah ablasio retina. Selalu

penting untuk memeriksa retina perifer pada mata kontralateral karena robekan atau ablasio

retina simptomatik juga bisa didapatkan pada mata ini.

Secara singkat, terapi pembedahan pada ablasio retina adalah sebagai berikut :

- Sklera buckling tujuannya mendekatkan sklera pada retina yang robek, menjadikan reposisi

retina lebih dekat ke RPE dengan mengurangi tarikan vitreus pada retina yang robek.

Page 9: Ablasio Retina

- Retinopleksi pneumatic digunakan pada ablasio retina tertentu yang disebabkan robekan

pada 2/3 superior yang tampak pada fundus dimana prosedur ini memakai gelembung gas

yang disuntikkan dalam ruang intravitreal untuk menekan retina yang robek sampai retina itu

melekat kembali.

- Vitrektomi bertujuan melepaskan tarikan vitreus, drainase internal cairan subretinal,

tamponade intra okuler (udara, gas, silicon oil, cairan perfluorocarbon), dan membuat adhesi

chorioretinal memakai endolaser photocoagulation atau cryopexy.

- Endolaser tujuannya untuk membuat sikatrik dengan maksud untuk merekatkan retina

kembali. 

Pada ablasio retina tipe eksudatif, diterapi sesuai dengan penyebabnya. Perlekatan kembali

retina pada epitel pigmennya secara spontan dapat terjadi apabila kelainan yang mendasari

terjadinya ablasio retina tipe eksudatif teratasi. Termasuk diantaranya pemberian steroid dosis

tinggi pada kasus inflamasi, atau terapi radiasi dan atau reseksi lokal pada kasus neoplasma

intraokular.

Pencegahan

Gunakan kaca mata pelindung untuk mencegah terjadinya trauma pada mata.

Penderita diabetes sebaiknya mengontrol kadar gula darahnya secara seksama.

Jika anda memiliki risiko menderita ablasio retina, periksakan mata minimal setahun

sekali

Prognosis

Bila retina berhasil direkatkan kembali mata akan mendapatkan kembali sebagian fungsi

penglihatan dan kebutaan total dapat dicegah. Tetapi seberapa jauh penglihatan dapat

dipulihkan dalam jangka enam bulan sesudah tindakan operasi tergantung pada sejumlah

faktor. Pada umumnya fungsi penglihatan akan lebih sedikit pulih bila ablasio retina telah

terjadi cukup lama atau muncul pertumbuhan jaringan di permukaan retina.

Korpus vitreum yang terus menyusut dan munculnya pertumbuhan jaringan di permukaan

retina menyebabkan tidak semua retina yang terlepas dapat direkatkan kembali. Bila retina

tidak dapat direkatkan kembali, maka mata akan terus menurun penglihatannya dan akhirnya

menjadi buta.

Page 10: Ablasio Retina

KOMPLIKASI

Penurunan ketajaman penglihatan dan kebutaan merupakan komplikasi yang paling sering

terjadi pada ablasio retina. Penurunan penglihatan terhadap gerakan tangan atau persepsi

cahaya (light perception) adalah komplikasi yang sering dari ablasio retina jika melibatkan

makula