a~alisarepository.its.ac.id/49152/1/4299109514-undergraduate...abstrak dalam upaya mengatur sistem...
TRANSCRIPT
TUGASAKHIR KSI701
t£>. g.zJ /+4 ;c;;-
A~ALISA KESTABILAN SISTEl\1 KONTROL AUTOPI LOT PADA KAPAL PALWO BUWONO 1600 TEU'S
Disusun oleh :
RENNY DAMAYANTI 4299 109 514
.. 1
v lil c , ) ~I fl'/
1 -; ')
..t (.. r-t.: I
JURUSAN TEKNJK SISTEM PERKAPALAN FAKULTASTEKNOLOGIKELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGJ SEPULUH NOPEMBER SURABAVA
2001
ANALISA KESTABILAN STSTEM KONTROLAUTOPILOT
PADA KAPAL PALWO BUWONO 1600 TEU'S
TUGASAKHIR
Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Pada
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Fakuttas Teknologi Kelautan
lnstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
Mengetahui I Menyetujui
ABSTRAK
Dalam upaya mengatur sistem pengcmudian pada saat kapal berlayar di
samudcra bebas. diperlukan adanya suatu alat kontrol otomatis. Alat kontrol yang
berfungsi untuk menjaga arah gcrak kapal agar sesuai dengan set heading yang
akan dituju in~ discbut autopilot Dengan alat kontrol ini maka keselamatan kapal
dapat tcrjaga, sekaligt 'S dapat meminimalkan konsumsi bahan bakar. Vntuk
mengetahui seberapa baik kinerja (performance) sistem kontrol autopilot yang
digunakan kapal Palwo Buwono 1600 TEV'S ini, maka dibuatlah suatu analisa
terhadap kestabilan sistem kontrol tcrscbut.
Kompensator PID yang digunakan oleh sistern kontrol ini dimodifikasi
pada penggunaan servomotor hidrolik P dan P'l. Respon transient menunjukkan
sistcm tcrsebut stabil pada penggunaan s~rvomotor PI dcngan kompensator PID
untuk Ki ~ 900, Kp = 818,018; dan Ko = 397,904; karena grafiknya memenuhi
kriteria spcsifikasi desain yaitu settling timenya 8 detik dan overshootnya 9,5%.
Sedangkan pada pcnggunaan servomotor P dengan komp<:nsator PID, grafik
respon transientnya menunjukkan bahwa sistem kontrol pada kapal jenis full
kontainer ini tidak stabil, karcna settling timenya melebihi 10 detik. l\amun jika
settling timenya mcrnenuhi kriteria spesifikasi desain, terjadi adanya overshoot
yang melebihi 10% Dengan dcmikian sistem kontrol ini lebih tepat menggunakan
servomotor Pl.
Pada simulasi dengan gangguan gelombang taut, respon transiemnya
menunjukkan kccenderungan yang scmakin tidak stabil jika fTek'Uensi
gelombangnya semakin diperbesar. Sedangkan pada simulasi dengan gangguan
angin menunjukkan kccenderungan yang cukup stabil, mcskipun jika konstanta
fungsi alihnya diperbesar berakibat settling timenya juga semakin besar, tetapi
masih rnemcnuhi kritcria spesifikasi desain yang telah ditentukan.
iii
K\"1 .\ PE 'GA'iTAR
Assalarnu 'alaikurn wr. wb.
Puji syukur Alhamduli llah kami panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah
memberi rahmat dan hidayahNya, sehingga kami dapat mcnyelesaikan
pcnyusunan tugas akhir 1m dengan sebaik-baiknya sesuai dengan yang kita
harapkan. Tugas akhir m1 merupakan salah satu syarat kelulusan untuk
menyelesaikan Tahap Sarjana di Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas
Teknologi Kelautan lnstitut Teknologi Scpuluh ~opember Surabaya Adapun
judul tugas akhir ini adalah
ANALISA KESTABIT.AN SISTEM KONTROL AUTOPfLOT
PADA KAPAL PALWO BUWONO 1603 TEU'S
Untuk kedua kal inya, penulis persembahkan tugas akhir ini kepada ibu dan
bapak tercinta (Ibu Hj.Sukaniningsih dan Bapak lr.H.Wahyudi) atas k'!ir.ginan
beliau agar penulis segera menjadi seorang tukang insinyur. Tentunya penulis
tiada henti-heminya menyampaikan terirna kasih atas segala dorongan moril dan
materiil serta do'a-do'anya selarna ini schingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini dengan baik dan tepat waktu. Demikian pula terunruk adik-adikku
tercima nan cantik jelita yang di Malang (Yuni D.W,SE.Ak. di BNI Malang dan
Dyah W.K di Planologi, Unibraw), penulis mengucapkan terima kasih atas
dorongan semangatnya selama penul isan Tugas Akhir ini.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada .
I. Bapak Oil Ir Agoes Achmad Vlasroeri, M.Eng. selaku Ketua Jurusan Teknik
Sistem Perkapalan sekaligus dosen pembimbing tugas akhir ini yang dengan
penuh kesabaran telah membcri saran dan bimbingan
2 Bapak lr. Sardono Sarwito, \.1 .Sc. selaku dosen pembirnbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan piJ.. iran dalam memberikan birnbingan dan
pengarahan pada penulis sclama ini.
I\
3. 13apak lr Asianto sclaku dosen wal i yang Lelah mcrnbcri semangat dan
bimbingan selama pcnulis kul iah
4 . Bapak lr. Aguk Zuhdi, YIF.M.Eng. selakt1 doscn pernbimbing selama masa
Pra-TA atas bimbingan dan pengarahannya dalam mempersiapkan proposal
Tugas Akhir ini .
5. Bapak-bapak dosen Jurusan Teknik Sistem Perkapalan atas ilmu yang
dibekalkan pada penulis, terima kasih juga Pak atas guyonannya pada forum
tim penguji saat ujian PKM II, P-1 ,dan P-2 sehingga pcnulis tidak merasa
tegang dalarn menghadapinya; juga joke-jcke segar selama kuliah di ruang
kelas maupun ruang gambar.
6. Seluruh karyawan ITS, khususnya di Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
(karyawan Perpustakaan Pusat, Ruang Baca FTK, tukang parkir FTK, dan
sekretariat jurusan) atas segala bantuannya dalam memperlancar semua
kegiatan selama penul is kuliah.
7. Karyawan PT. PAL Indonesia Divisi Teknik yaitu Pak lsradin, Pak Hendra,
dan Bu Nurul dan Divisi Kapal Niaga, Pak Pratomo atas bantuan data-data
dan petunjuknya selarna penyusunan tugas akhir ini.
8. Semua rekan-rekan sejurusan Siska! yaitu ternan-ternan LJ ekstensi angkatan I
('99 ganjil), terima kasih banget atas segala macam bentuk bantuannya selarna
penulis kuliah; dan ternan-ternan U ekstensi yang lain serta ternan-ternan non
LJ baik ekstensi maupun reguler bahkan yang sudah alumni, khususnya yang
punya NRP. 4295100003 dan 4297100014, terirna kasih banget atas ternpat,
waktu, tenaga, dan pikirannya yang dengan sabarnya mernbimbing secara
eksternal selama penulisan Togas Akhir ini.
9. Teman-teman kos di GW 9 (Nur.S), GP 80A (Yanti), dan kornplek PLN 8
(Nana, F'irna, Mbak Yeni), atas dukungru1 dan bantuannya selama penul is
kuliah.
I 0. Om-ku tercinta sekaligus tetanggak1.1 yang paling dekat, Ir.H. Socnoko.CES
yang dengan penuh keikhlasan memberikan segala bantuan, dukungan dan
do'a-do 'anya di taoah suci agar penulis segera dapat menyelesaikan Tuga>
Akhir ini.
Penulis berharap sernoga amal kebaikan serta keikhlasan dari semua pihak
\ '
yang tclah ban) ak mcmbantu hin~,tga ter~elesail..annya penyusunan Tugas Akhir
ini mendapat imbalan yang setimpal dari Allah swt dan scrnoga Tugas i\khir ini
dapat berrnanfaat bagi semua pihal. yang mcmbutuhkannya.
Tak ada gading yang tak retal. , maka bukan tidak mungkin dalam
penulisan Tugas Akhir ini terdapat kekurangan-kekurangan dan kesalahan
kesalahan sehingga dc:1gan lapang dada pcnulis menerima saran dan kritik yang
membangun sehingga dapat menjadi masukan yang posit if bagi penulis. Demikian
juga selarna penyusunan Tugas Akhir ini penulis rnohon maaf yang sebesar
besamya atas kekhilafan baik yang disengaja maupun yang tidal. disengaja oleh
penulis lni semua tak lepas dari penulis sebagai rnanusia biasa.
\Vassalamu'alaikum wr wb
Surabaya. Agustus 200 l
Penulis
\1
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. I. Flowchart mctodologi penelitian .. .. ... . .
Garnbar 2.1. Flowchan sistem autopilot . .
Gambar 2.2. Prinsip kerja GPS .. .. .
Gambar 2.3. Satelit-satelit GPS .. .. ..
Gambar 3.1. Elemen dasar diagram blok . ... ... .. ..... .. ... .. .. .. .. .
Gambar 3.2. Blok diagram dari detektor kesalahan .. ... ... .. . .. ... ... ... .... .
Gambar 3.3. Sistem loop tertutup dengan gangguan
Gambar 3.4. Sistem lo<Jp tertutup dengan pengendali proporsional .. .
Gambar 3.5. Sistem loop tertutup dengan pengendali integral
Gambar 3.6. Blok diagram pengendali P-T .. . .... . .. . ..
Gambar 3.7. Blok diagram pengendali P-D .. .. ... .. ..
1-4
IJ-6
II-8
11-9
[\[-1
Ill-2
III-3
IJI-6
m-7 III-8
. lll-8
Gamhar 3.8. Komrol PTD suatu sistem . .. .. .. .. .. .. .... .. .. .. .. .. . .. .... .. .. ... ITI-9
Gam bar 3.9. Alat kontrol elektronik PID dengan menggunakan
Penguatan operasional . .. .. .. ... . .
Gam bar 4 .1. Penempatan antenna GPS .. . .. . .
Gambar 4.2. Perbedaan set heading antara GPS dan gyrocompass .
Gambar 4.3. Magnet selenoida . ... .. ... . .. ... . . .. ... .. ..... .. ..
Gambar 4.4. Servovalve hidrolik proporsional plus integral .... .... .. ... .. ..
Gambar 4. 5. Sistem dashpot . . . . . .. .. ... ... .. ..
Gambar 4.6. Blok diagram servomotor hidrol ik .
Gambar 4.7. Blok diagram servomotor hidrolik proporsional plus
III-10
IV-4
IV-5
IV-10
IV- 15
IV- 16
IV- 19
Integral ... .. .. .. .. !V-20
Gam bar 5.1. Blok diagram dengan dua gangguan ... ... .. . .. .. .... .... V-2
Gam bar 5.2. Blok diagram tanpa gangguan .. .. .. . . .. .. ... .. .... .. .. .... . V-2
Gambar 5.3. Grafik respon transient untuk system tanpa
kontroller PID... . . . .. ... .... .... .. .. . ..... . ... .. V-4
Gambar 5.4. Grafik respontransient untuk system dengan servomotor
PI kompensator PTD pada Ki = 200 . .. .. .. .. .. .. . .. .. . V -8
Gambar 5.5. Grafik 1 espon transient untuk system dengan servomotor
\It
PI kompensator PJ[) pHd a Ki ~ 250 . . .. . V -9
Gambar 5.6 Grafik respon transient untuk system dengan servomotor
PI kompensator PID pada Ki = 900 .... .. . .. . . .. . . V-1 0
Gambar 5.7. Grafik respon transient untuk system dengan servomotor
PI kompensator PI pada Ki = 900 .... ... . V- 12
Gambar 5.8. Grafik respon transient untL•k system dengan servomotor
PI kompensaLOr P pada Kp = 6 18,018 ... .. .. . ... .. ... ... . ... .. .. V-13
Gambar 5. 9. Blok diagram system dengan servomotor P . .
Gambar 5.1 0. Grafik respon transient untuk system dengan servomotor
P kompensator PID pad a Ki = l 050 ..
Gl!rnbar 5 ·1 I. Grafik respon transient untuk system dengao servomotor
V-14
V-17
P kompensator P!.D pada Ki = 4000 . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . V-18
Gambar 5.12. Gratik rcspon transient untuk system dengan servomotor
P kompensator PID pada Ki = ~000 . .. ... ... . V-20
Gam bar 5.13 . Grafik respon transient untuk system dengan servomotor
P kompensator PID pada Kp = 1895,561 .. . .. .. .. . .. ... .. .. V-22
Gam bar 5.14. Root locus dengan menggunakan kompensator PID .. .. .. . . . V -26
Gambar 5.15. Root locus tanpa menggunakan kompensator PID .. ... .... V-28
\IIi
DAFTAR TABEL
Tabel I. I Penyimpangan sudut kemudi . ... .. . .... .. .. .. . ... . .. . ... . ... ... .. . 11-4
label 1.2. Parameter yaw di bawah kondisi stat is . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . Il-5
I abel 5. I. Penyirnpangan set heading pada hasil simulasi terhadap
gangguan gelombang .. . ..... . .... ... .. .
iabel 5.2. Hasil simulasi terhadap gangguan angin ..
V-23
V-24
"
DAFTAK lSI
Halaman Judul .. ......... .. .. . . .. .. .. .. . ...... . .. .. .......... .
Lembar Pengesahan .. .. . .. .. . .. .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. . .. . .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. . 11
Abstrak .. . .. . .. . .. .. .. . .. . .. .. .. .. .. . . .. .. . .. . .. . .. .. .. . .. .. .. .. .. .. . .. . .. . .. . . .. .. . ' 11
Kata Pengantar .. .. ....... .. .... .. .. ... . .. . .. .. .. .. .. . .. ............... ... .. iv
Daftar Gambar . .. .. . .. . .. . . .. .. .. .. .. . . .. . .. .. . .. . .. . .. .. .. .. . .. . .. . . .. . .. .. . .. .. .. v11
Vll l Daftar Tabel
Daftar lsi ... . .. . .. . ... .. . .. ... ... .. . .. ....... ........ . .. .. .. ...... lX
BAB ll'ENDAHULUAN
I. I. La tar Belakang .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. . .. . .. . . . .. . . .. .. I -I
1.2. Tujuan .. .. .. .. .. . .. .. .. ...... ...... . .. .. .... .. . .. .. .. .. .. . .... .. . .. .. .. .. .. .. I-2
1.3. Perumusan Masalah .... . .... ... .. ... .. .. .. .. ... ..... .. . .. .... .. .. .. .... f-2
1.4. Batasan Masalah .. . .. .. . . .. .. .. ... . .. . .. .. . ... ... .. . .. .. .. . . . .. . .. . .. . . .. .. . .. I-3
1.5. Manfaat . ... . .. . .. .. .. . .. .. . . .. .. ... . l-3
1.6. Metodologi .. . .. . . .. ... . . .. .. . ... . .... .... .. .... .. .. .. ... .. .... ..... .... .. I-4
BAB II PENGENALAN SISTEM AUTOPILOT
II.! . Tinjauan Umum . ... .. .. .. . 11-1
IL2. Komponen Sistem Autopilot . . .. .. .. ................. .. ...... .... . .. ... ll-2
II.2. I. GPS (Global Positioning System) .. .. .. .. . .. . .. .. . .. .. . .. .. . . . . . .. . . . .. II-6
T1.2.2. Steering Insert .. .. . . .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. . .. . .. .. . .. .. .. .. .. .. .. . .. .. ll-9
IL2.3. Feedback Units .. ... .. ... .. ... . ... ..
BAB Ill DASA.R TEORl PENGENDALlAN
IlL I. Diagram Blok .. . .. . .... . ............ . .. ......... . .. . ... . .. ... . ... . . ...... .
III. I. I. Deteh.ior Kesalahan .. ..
ll-ll
III- I
Tll -2
Ifl.l.2. Sistern Loop Tertutup Dengan Gangguan .. .. .. . .. . .. .. .. . .. .. . .. . .. . 111-3
1112. Control Unit .... .. . .... ... ..... .. .... .. .. . .... . ...... .. ...... . .. Tll -4
1112.1. Aksi Pengendalian Dua Posisi a tau "on-off' . .. . .. .. . .
I.II 2.2 Aksi Pengenda lian Proporsional (P) .. . .. ... ..... .. . ..
111-5
lll -5
111.2.3 Aksi Pcngendalian Integral (f) ........ . 1!1-6
Ill.2.4. Aksi Pcngcndalian Proporsionai-Pius-lntcgral (P-I).. ........ . . Ill· 7
IIL2.5. Aksi Pengcndalian Proporsional-Plus-Derivatif (P-D) .... .... . .. .. .. III-8
IIL2.6. Aksi Pengendalian Proporsional-Plus· Integral-Plus·
Derivatif(P·l·D) ... .. .. .... .. . ... .......... . ... ... ....... .. lli-9
1!1.2.7. Realisasi Rangkaian Kompensator .... ... .......... .. . .. .. .... . 0 ....... lll-10
ITU. Ana lisa Respon Sistem .. .. . .. . .... .. ....... .. .. ... 0 .. .. . • nl-11
IIU.l. Klasifikasi Respons Sistem ...... 0 .... .. ... . .. .. .... 0 ..... 0 0 ........... 0 Ill-1 2
111.3 .1.1. Karakteristik Rcspons Waktu (Time Respons) .... . .. . .. 0........ .. III-12
l!U .1 .2. Karaktcristik Rcspons Frekucnsi (Frequency Respons) . . . . . . . . . . III-13
UI.3 .2. Karakterisrik Respons Step (Step Rcspons) . .. .. .. .. .. .. m -1 J
III.4. Anafisa Root Locus ... .. . . ....................... ... .. .. III-14
BAB IV I\10DEL tvlATE\fATIK SISTEM fjSIK DAN TRANSFER
FUNCTION SISTEM
!V. I. Ship Dynamic ................. 0 ... : ........ .... . . .. . . .. .. .. .. ....... o .. .. . IV- I
IV.2. Disturbance Modelling . ...... .. .. .. .. 0 .... .. .... 0 0 ....... o 0 .... 0 ... . . . .. IV -2
IV.2. L Gelombang Laut . . .. . . . .. . . . .. . . .. . .. .. . ..... ... . .... ... .. .. ... IV -2
IV.2.2. Angin ... ... ... . . .. .. .... .. ... .. .. . .... .... ... o . .. o ............ o .. ... . .. . .. IV-3
IVJ . GPS o .... .. .. .. .. . ...... .. .... ...... . .. .. .... . .. ............ IV-4
IV.4. Rudder Modelling . . ....... . 0.. 0 ....... .... 0 .. ... .. ... ...... . IV-6
IV.5. Potensiometer Modelling .. .. ... .. 0.. .. ..... . . . ............... IV-7
IV.6. Aktuator Efektrohidrofik ... ........ . ........... 0 0 .... ... .. . .... .. ... .. .. .. . IV -9
IV.6. L Solenoid Magnet 0 .... ... ... . .... . .... . .. .. .. . ...... 0 .. ... 0 .. 0 .... o .... .. IV-9
IV.6.2. Servomotor Hidrolik .. ... .. ........... . .... .. ... .. . ... ...... .. .. ...... IV- 15
!V.6.2. L Servomotor Hidrolik Dengan Aksi Proporsionallntegral. IV-15
IV.6.2.2. Servomotor Hidrolik Dengan Aksi Proporsional ............... ... . IV-21
IV.7. Data Kapal Palwo Buwono 1600 TEU'S .. .. . .... ... .. . .. ..... .. ... . ... TV-22
BAB V AN:\LISA KEST ABILAN SISTEM KONTROL AUTOPILOT
V. l Fungsi Alih Sistem Kontrol .. ... .. ... .. .................... .. .. ... V-2
V.2. Ana lisa Respon Sisrem Kontrol Autopilot .. . .. .... . .. .... .. .. .. .... . V-3
V.2.1. Spesilikasi Desain .. .. .. ... ... ... ..... .. . ..... ... .. .. .... ... . V-5
V.2.2. Desain Kompcnsasi dengan Modifikasi Servohidrolik
.\i
Proporsional Integral
\' 2 2.1 Sistem Dengan Kompcn:,;uor PIO
V 2.2 2. Sistem Dengan Kompensator PI . . ..
V.2.2.3. Sistem Dengan KompensatOI P . . . .. . .
V 2. 3. Desain Kompensasi dengan Modi ll~asi Servohidro lik
\ "-5
\"-7
\.'-II
V-1 1
Proporsional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . V - 14
V.2.3.1. Sistem Dengan Kompensa10r PLD ... . .. ... . .. .. . .... .. V-16
V.2.3.2. S1stem Dengan Kompensator PI ........ .... ... ... . .. .. . .. .. ... ..... V-19
V 2.3.3. Sistem Dengan Konpensator P . . ... .. .... ... . . . ... ..... . V-21
V 3 Simulasi Sistem Komrol Autopilot . . .... ... .. .. .. . .. . .. . .. \'-23
\ ' 3 I. Simulasi Sistem Kontrol Autopil;'t dcngan Gangguan
Gelombang .... . V-23
V.3.2. Simulasi Sistcm Komrol Al:topilot dengan Gangguan Angin V-24
V.4. Kestabi lan Sistern Kontrol Autopi lOt . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . ... . .... V-24
V.4. 1. Roots Locus Sistern dengan Mcnggunakan Kontroller PID V-24
V.4.2. Roots Locus Sistem Tanpa Menggunakan Kontroller PID . .. .. .. .. . V-25
BAB VT PENUTUP
VI. I. Kesimpulan .. . . ................................... .. ....... ............. Vl-1
VT 2 Saran . . ... . .. .. . ... . .. .. .. . . ... . . ...... . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .. . VJ-2
Daftar Pustaka
Larnpiran
BABI
PENDAHULUAN
Tugos Akhir (KS 1701)
Sistem kontrol automatik telah memegang peranan penting dalam
perkembangan ilmu dan teknologi. Maka, dewasa ini hampir semua peralatan suatu
system menggunakan kontrol automatik. Sebab pada kemajuan dalarn teori dan
prakteknya, system kontrol autornatik dapat memberikaa kemudahan dalam
mendapatkan performansi dari system dinamik, mengurangi kesalahan yar.g
disebabkan manusia dalam mengatur system peralatan, meniadakan pekerjaan
pekerjaan rutin yang membosankan yang harus dilak'Ukan manusia, dan sebagainya.
Begitu juga kontrol automatik pada system navigasi untuk menjadi keselamatan kapal
itu sendiri.
Sistem navigasi begitu penting keberadaannya bagi kapal yang berlayar di
tengah-tengah lautan yamg luas agar terjamin keselamatannya. Sisten1 ini dapat
membantu kapal dalam komunikasinya dengan kapal lain ataupun dengan pelai>uhan.
Sedangkan autopilot digunakan untuk mengendalikan arah gerak kapal yang relatif
tetap dalam jangka waktu yang cukup lama karena kapal itu sedang mengarungi
samudera yang sangat luas seperti Samudera Hindia dan Atlantik.
1.1. LATARBELAK\NG
Pada kapal Palwo Buwono 1600 TEU yang berlayar mengarungi Samudera
Hindi a dan Atlantik menuju Amerika Serikat dengan panjang 167,74 m dan kecepatan
19, I knots, membutuh.kan kontrol automatik pada system navigasinya, di sini yang
kita bahas pada autopilotnya.
Maka perlu bagi kita untuk menganalisa system kontrol d3ri autopi lot pada
kapal Palwo Buwono 1600 TEU ini dcngan terlebih dahulu menurunkan model
./299. I 09. 51./ 1- 1
luj~m ltkhtr fK\"/i{}/J
matcmatis dari masing-masing komponen system kontrol ter~ebut lalu dican fungsi
alih dari system tersebut secara keseluruhan
Dcngan mengevaluasi system kontrol automatik pada auto pilot diharapkan
dapat mengetahui seberapa baik kestabilan dan sensitivitas dari system kontrol
tersebut, sehingga dapat menjamin keselamatan dari kapal itu sendiri.
1.2. TUJUA~
Secara garis besar tujuan dari analisa ini adalah:
a) Tujuan Umum :
Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai sistem komrol autopilot
dan memahami sena mempelajari lebih dalam prinsip kerja dari sistem komrol
autopilot.
b) Tujuan Khusus :
Adapun tujuan khusus analisa ini adalah untuk menganalisa sistem kontrol
autopilot dalam menjaga arah gerak kapal selama beroperasi di lautan bebas
sehingga sistem kontrol mempunyai perforamncc yang tinggi dalam
kemampunannya mempertahankan arah gerak kapal dari gangguan-gangguan
seperti ombak dan angin
1.3. PERUMUSAI'i MASALAH
Yang dimaksud dengan system komrol adalah suatu usahaiperlakuan yang
dilakukan terhadap suatu system, dengan input tenenru untuk mendapatl;an output
sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan suatu system itu perlu dikendalikan
dengan tujuan sebenarnya adalah unruk mendapatkan perlbrmance system yang baik
sehingga didapatkan output sesuai dengan yang direncanakan
Autopilot yang digunakan kapal Palwo 13uwono I 600 TELi sebagai salah satu
dari peralatan 5)'Stem navigasinya, fi.mgsinya untuk mengcndalikan arah gcrak kapal
itu pada saar berJa,·ar mengarungi samudera besar. Walaupun input dari sistem
autopilot ini cukup beragam. yaitu dari gyrocompass. GPS, DGPS. dan Rudder Angle
./ 299./ (19. 5/./ l-2
Feedback Unit , bukan tidak mungkin terdapat ketidakakuratan yang dapat berakibat
arab gcrak kapaltidak sesuai dengan set heading yang direncanakan
Di sini kita dapat memperhatikan input dan output masing-masing komponen
dari sistem autopilot Dengan demikian kita dapat menganalisa sistem kontrol yang
digunakan autopilot ini sehingga diharapkan dapat mengetahui seberapa baik kinerja
dan sistem kontrol tersebut dalam usahanya untuk tetap mempenahankan arab gerak
kapal.
l.4. BATASAN MASALAH
Sistem navigasi yang dianalisa sistem kontrolnya di sini dibatasi pada
autopilotnya saja. Sedangkan untuk mencegah meluasnya permasalahan yang akan
dibahas nantinya, di sini kami memberikan batasan masalah sebagai berikut :
• yang dianal isa cukup hanya kestabilan sistem kontrol tersebut
• diasumsikan kecepatan kapal konstan, yaitu sekitar 19 knots
• arah lintasan kapallurus ke depan
• tidak merancang sistem kontrol baru pada autopilot
• sistem kontrol yang dianalisa sesuai dengan yang digunakan kapal tersebut
• sistem dianggap sebagai sistem linier parameter konstan
• pengaruh gangguan pada sistem kontrol hanya dibatasi pada pengaruh gelombang
laut sinusoidal dan angin.
l.S. MANFAAT
Manfaat yang diperoleh dari analisa ini nantinya adalah :
a) Mengetahui performansi system kontrol autopilot dalam menjaga arah gerak kapal
selama berlayar di lautan bebas
b) Memberikan pengetahuan pada penulis tentang aplikasi system kontrol
c) Mengetahui Jems sistem kontrol apa ~ang tepat unruk mengendalikan autopilot ini
-1299.109.5/-1 1-3
'l'ugas Aklur (KS 1701)
1.6. METODOLOGI
Secara umum met ode penelit ian yang penulis h'tmakan dalam menganalisa
Tugas Akhir ini dapat diamati seperti nampak pada gambar I. 1 berikut ini .
Pcru musan Masalah
• di st u rba nc~ I Pengtunpulart
DrtHI -fullg s1 a11 h I
pcm odelan rn atematis rcspon
+ ~ transien1
Ana lisa Kcstabilan
1 root I tidak stabil "I locus stabil
k~~i m pulan
Gamhar /./. F/owc/wrt metodologi peneli!inn
Dari gambar tersebut setelah dirumuskan permasalahannya, maka untuk
memperoleh model matematis pada tiap-tiap komponen serta disturbancenya,
diperlukan Jangkah awal yang berupa pengumpulan data. Sebab dalam analisa
kestabilan suatu sistem kontrol dibutuhkan pemodelan matematis yang akurat untuk
seluruh komponen sistem tersebut.
Dalam rangka pengumpulan data ini, di san;ping melakukan survey data
langsung ke lapangan. dalam hal ini adalah PT PAL Indonesia sebagai pihak pembuat
kapal. penul is juga mengadakan studi literatur untuk mendapatkan pen tmusan
perumusan fungsi alih dari masing-masing komponen. Dari fungsi alih-fungsi alih
tersebut dapat disusun suatu blok diagram yang lengkap untuk sistem rersebu t.
-1299.109 . .514 1-4
'l'ugas Akh;r (KS 1701)
Setelah blok diagram sistem selesai dibuat, baru kemudian dengan bantuan
prob1fam Matlab dapat dibuat analisa kestabilan dengan mencari root locus dan
simulasi untuk mcndapatkan rcspon transientnya. Di sini, jika belum mendapatkan
kestabilan sistem kontrol, maka dapat dil<tkukan umpan balik menuju ke pemode!an
matematis fungsi alih komponen sistem. Hal ini dapat dilakukan dengan meneliti
kemcali keakuratan data dan perhitungan-perhitungan untuk mendapatkan fungsi alih
yang baru yang benar-benar teliti untuk memperoleh kestabilan sistem. Dari analisa
kestabilan tersebut diperoleh adanya kecenderungan kestabilan sistem yang kemudian
dapat ditarik kesimpulan.
-1299.!09.51-1 1-5
BAB II
PENCE~ALAN SISTEM AUTOPILOT
U.l. TINJAUM U.MUM
Tek:nik kontrol untuk perkapalan selalu mengalami peningkatan sctiap
tahunnya. Beberapa masalah yang dihubungkan dengan pengoperasian dan
otomatisasi dari perkapalan diselesaikan dengan menggunakan kontrol algoritma pada
digital computer.
Pada kapal yang berlayar di samudera bebas sepeni Kapal Palwo Buwono
160C TEU'S, masalah utama yang dihadapi adalah jarak pelayaran yang cukup jauh
dari benua yang satu ke benua yang lainnya dengan kecepatan kapal yang diusahakan
konstan dan arah gerak kapal yang tepat scsuai dengan set headingnya. Pada dasaroya
arah gerak kapal dapat dipantau melalui serangkaian peralatan navigasi yang disebut
Rudder Angle lndikator (RAJ). Tetapi jarak pelayaran antar benua yang cuk"Up jauh
dapat mengakibatkan arah gerak kapal makin lama makin tidak sesuai dengan set
heading yang diruju karcna adanya gangguan seperti ombak, angin, dan arus air laut.
Untuk mengatasi hal ini yang jika dibiarkan akan mempengaruhi lama pelayaran
akibat arah kapal yang tidak sesuai, maka pemecahannya adalah menggunakan alat
otomatis yang dapat diset pada heading kapal yang diinginkan yaitu autopilot. Dan
autopilot yang digunakan kapal yang kecepatannya 19 knots ini, mcrupakan buatan
Jerman dengan merk C. PLAT! I.
Komponen utama yang harus ada pada sistem kontrol kapal adalah autopilot,
yang diperlukan untuk menjaga kontrol heading yang optimal dalam kondisi
opcrasionalnya. Untuk tambahan sebagai faktor kearnanan, autopilot seharusnya dapat
meminimalJ...an konsumsi bahan bakar dan gerakan kemudi dalam menjaga arah
./.ltJ<J I()<) 51~ 11-1
/ i tJ.(OI Akh1r ( KS f7(}f)
hcadingnya, dan juga melengkapi manuverability yang bagus dalam perubahan arah
heading'
Gerak kapal yang non linear dan menunjukkan parameter yang kuat yang
bcrgantung pada kecepatan kapal dan kecepman poros baling-baling, meskipun
pengaruhnya kecil dalam operasional kapalnya. Lagipula terdapat berbagai macam
gangguan sepeni angin, ombak, arus air !aut, dan gangguan lain yang tak terduga
yang dapat tcljadi pada permukaan air laut, tidak dapat dimodelkan dcngan tepat.
Maka dari itu, distorsi linier, variasi paramctrik dan pemodelan yang tidak tepat harus
diperhatikan karena merupakan hal yang penting yang tidak dapat diabaikan dalam
masalah autopilot
Perkembangan kestabilan sistem kontrol akhir-akhir ini menunjukkan fungsi
kontrol autopilot yang efisien. Kontroller dapat dijamin kestabilannya yang kuat
dengan melihat pemodelan yang tidak tepat atau gangguan dari luar yang masih dapat
diijinkan untuk fungsi berat dinamik yang digunakan pada prosedur perencanaan
kontrol.
II.2. KOMPO~E~ SISTEM AUTOPILOT
Pada sub bab ini akan diuraikan komponen-komponen dari sistem autopilot,
baik itu input maupun outputnya, serta umpan baliknya. Sedangkan fimgsi utama dari
Autopilot Interface Unit adalah sebagai steering amplifier yang menggunakan arus
langsung sinyal proportional ke perintah rudder angle, mengontrol katup solenoid dari
steering engine. Yang dibutuhkan rudder angle adalah tanpa overshoot seperti yang
diperimahkan oleh follow up hand wheel arau sebuah autopilot. Umuk analog yang
dikontrol steering engine, sinyal out put dihasilkan magnitude yang diperlukan untuk
mengarahkan kemudi pada sudut yang ditunjuk. Pada Autopilot Interface Unit juga
terdapat potensiometer untuk kedalaman pulsa, sudut kemudi dan kompensasi
kesalahan untu~ penyesuaian sinyal out put autopilot yang mcnyesuaikan jenis
steering engine dalam suatu perintah
Gnmble.Zhang. & f(;H<.:b• f(H:c·B:lsed Slupj\IIIOJ>I19t l?c5ign. p.2-51
./299. lOY 5/.l lt-2
1'up,as Akh11· ( KS 17/J/)
Sedangkan pada NA VIPILOT V, sebagai jenis autopi lot yang digunakan
kapal in~ digerakkan dengan bantuan komputer agar dapat menekan konsumsi bahan
bakar NAVIPILOT V ini biasa digunakan pada semua jenis kapal mulai dari kapal
kccil sampai kapal supertanker yang paling besar
Sinyal actual heading disuplai oleh gyrocompa~s. pengiriman magnetic
compass mel a lui nuxgatc atau compass electronic yang secara terus-menerus berubah
dengan set heading secara manual dipasang pada digital display pada autopilot. Ketika
actual heading bersamaan dengan set heading, maka merupakan dua nilai yang sama,
tidak ada perbedaan. Jika kapal menyimpang dari set heading, atau jika set heading
berubah, maka perbedaan itu akan masuk kc pengoperasian digital computing circuit
pada 3 kontroller (PID) Sebuah microprocessor memproses sinyal yang berbeda
terscbut dan menghasilkan sebuah output atau sinyal pcrintah yang terdiri dari 3
komponen, yaitu :
a) Komponen proporsional pada kesalahan set heading (P)
b) Gambaran komponen kelengkapan dari kesalahan set heading dengan
memperhatikan waktu (1)
c) Gambaran komponen pada perubahan rata-rata atau hubungan dari kesalahan set
heading kesalahan posisi kemudi yang dimulai ketika ada perbedaan antara sinyal
periutah autopilot dan sinyal posisi paras kemudi. Kemudian kemudi langsung
berubah untuk membatalkan atau meniadakan kesalahan
Dengan memvariasikan parameter pada sebclah kanan dari display yang sesuai, maka
proses autopilot bisa bagus dan kondisinya pun aman, walaupun ada gangguan sepcrti
cuaca, badai I aut maupun pada saat berlabuh/ bongkar muat.
NAVlPILOT V Sistem Autopilot dikcmbangkan dan dibuat oleh teknologi
yang paling modem. oleh karena itu menggabungkan beberapa fungsi dan hal-hal
yang penting yang tidak tcrsedia pada autopilot sebelumnya. Konsekuensinya,
terminologi yang digabung dengan sistem autopilot diubah dan ditambah untuk
mcmenuhi tuntutan kemajuan teknologi Modifikasi tcrminologi mayor itu adalah
.J:J<J9 JOV 5N 11-3
a) Actual heading adalah gans honsontal pada titik kapal dalam beberapa "'aktu
terhadap kutub utara
b) Set heading adalah sudut an tara kutub utara dengan arah kapal yang ditunjukkan
autopi lot
c) Set course adalah sudut antara kutub utara dengan letak!posisi kapal yang ditunjuk
oleh autopilot dari way point yang satu ke way point yang lain
Perpindahan dari pcngemudian manual menjadi pcngemudian autopilot
memungkinkan dilakukan sctiap saat. tanpa memperhatikan apakah autopilot
mempengaruhi adanya set heading atau bahkan membcrikan perubahan pada set
heading Keoptimalan pad<! pengemudian bergantung pada kondisi yang biasa te~adi
yaitu. angin, laut, dan arus air laut yang dibawa setelah sistem autopilot dipasang
Sebagai catatan, ketika perpindahan dari pengemudian manual menjadi
kontrol autopilot, actual heading pada kapal diambil sebagai set heading pada saat
peralihan schingga mcngabaikan kesalahan-kesalahan yang merubah arah gerak kapal
ketika cara pengemudian diu bah penyetelannya ke autopilot.
Sedangkan parameter kemudi memiliki I 0 posisi dan mengontrol
penyimpangan dari sudut kcmudi yang paling kecil (0, I) ke sudut kemudi yang paling
besar (3,0). Ak:ibat dari parameter kemudi di bawah kondisi yang bervariasi, maka
dapat dilihat tabel berikut :
Posisi Heading Deviasi Perkiraan Sudut Kemudi 0.1 I 0.1 0.2 I 0.2 0.3 I 0.3 0.5 I 0.5 0.7 I 0.7 1.0 I 1.0 1.5 I 1.5 2.0 I 2.0 ~. 5 I 2.5 3.0 I 3.0
Tahel 1.1 I ahel f'~·~~''mJI.f.IIIS,ml 'udut ~ouudi
.jJ</9 109 5/.J 11-4
1/tga.• Akhtr ( KS 170 I J
Catatan · tabel ini hanya untuk kondisi normal
Ni lai yang atas digunakan sebagai pcnunjuk. lni akan nampak bahwa
disebabkan olch rcspon karakteristik frckuensi autopi lot, sudut kcrnudi yang
mengakibatkan kondisi dinamik actual akan berbeda dengan kondisi statis. Jika
kondisi cuaca bagus, autopilot akan diopcrasikan dcngan parameter kemudi pada
posisi 0.3, 0 5, 0. 7, atau I. Pengalaman menunjukkan bahwa selama berlabuh
parameter kemudi scharusnya dikurangi. Juga merupakan hal yang penting untuk
mengurangi parameter yaw Berlayar pada kecepatan rendah dapat mengurangi
parameter kcmudi. Sclama perubahan pada set heading ketika bcrlayar dcngan hanya
satu geladak rnuatan
Parameter yaw memiliki range antara 1-9 dan respon yang bermacam-macarn
dari autopilot. Pada cuaca cerah parameter yaw seharusnya diset pada 2, yang dapat
menghasilkan kontrol yaw yang relatif tepat. Ni lai yaw I mencapai akurasi tertinggi
dalam menjaga set heading. Cuaca yang bagus schingga dapat mcngurangi yawing,
nilai yaw yang lebih tinggi rnasih dapat diijinkan. Akibat parameter yaw di bawah
kondisi statis dapat ditunjukkan data pada tabcl berikut ini :
No. Range Yaw Pengurangan Ke~a Kernudi 0 0 l 0.5 2 I 3 2 4 3 5 4 6 5 7 6 8 8 9 10
'l'ahl!l 2. Pnrnmeter.\·aw di ba\rah krmd1.\i stafi.t
Tabel tcrsebut menu1~ukkan besamya range yaw yang berhubungan dcngan dcrajat
kebebasan '\ ilai im diberikan hanya scbaga1 pciUnjuk. discbabkan oleh karakteristik
./2!}<), /I)'), 5/./ II-~
lltga• Aklur ( KS 1701 J
respon frekuensi, autopilot memiliki kcbebasan yaw lebih keci l di bawah kondi si
dinamis berdasarkan perubahan posisi kapal, dibanding kondisi stati snya
Counter rudder control mclengkapi operator dengan range setting amara 0-9
untuk mengatur akibat gerak kapal menycsuaikan proses kontrol autopilot. Akibat
terbesar yang diperoleh pada seuing 9 berlayar dengan counter rudder yang rendah
(setting I) dapat menimbulkan gerak kapal menjadi zig-zag di sekitar set heading dan
menyebabkan kegagalan selama perubahan arah.
~ro compass I Rudder Stccrmg
Angle 8 Magnetic E lcctronic In sen
lndtl.ator Compass Compass
• AUTOPILOT INTERFACE UNIT
GPS Rudde r
Command
Gombar :!./. 1-1m• chart .mtem autopilot
II.2.1. GPS (Global Positioning System)
GPS mcrupakan sistcm navigasi yang tncnggunakan 24 satclit (sebenarnya
hanya 21. 3 di amaranya merupakan satelit cadangan) yang berputar dengan
ketinggian 20.183 km dari bumi setiap ll jam 58 rncnit. 2 Posisi kapal ditemukan oleh
pengukuran Jarak dari 2 atau 3 satelit kc posisi kapal tersebut Jarak ditcmukan oleh
n'J'J WCJ 51-I ll-6
7itgas Akhir ( KS I 70 I J
waktu yang diambil untuk sinyal yang dikirim dari satelit kc pcnerirna. Tetapi,
terdapat scbuah satel it tarnbahan digunakan untuk menghapus kesalahan pengukuran
akibat dari faktor waktu yang tidak digunakan untuk menyesuaikan waktu secara tepat
dengan waktu yang ada pada sate! it.
Pada posisi 2 dimensi, posisi kapal itu (latitude dan longitude) ditentukan pada
perpotongan tiga titik pada bola bumi yang dibentuk oleh 3 satelit. Pada posisi 3
dimenst, posisi kapal (latitude dan longitude) ditentukan pada 4 titik perpotongan
pada permukaan bumi yang dibentuk oleh 4 satelit
Global Positioning System terdiri dari 24 satelit (6 putaran x 4 satelit
geostationer) GPS yang berputar mengelilingi bumi, memungkinkan pihak kapal
menghitung posisinya di manapun kapal tersebut berada, selama 24 jam sehari jika
kapal itu dapat menerima sinyal satelit. Tetapi, satelit-satelit ini di bawah pengawasan
pemerintah USA sehingga posisi dan kecepatan satelit bisa jadi sedikit diubah tanpa
pemberitahuan yang merupakan strategi militer USA. Juga pengiriman radio yang
dapat dihentikan pada pengujian peralatan, atau perubahan pada orbitnya,
menyebabkan posisi kapal tersebut tidak tepat Selama navigasi yang ada seperti
Loran C., Decca, navigasi lain, peta, navigasi visual, kedalarnan dan suhu air laut dan
lain sebagainya.
Keakuratan posisi GPS tidak diperbolehkan oleh strategi militer USA. Ketika
PDOP(Position Dilution of Precision) 3 atau kurang dan ketika satelit GPS posisinya
pada orbitnya bagus, pihak kapal dapat menduga kira-kira 95% dari data posisi,
keakuratannya sekitar 100 meter. Dan 5% sisanya dari data terdapat kesalahan sampai
200 meter atau lebih. Jika unit antenna terhalang, atau jika posisi satelit tidak tepat,
POOP bisa jatuh dan bisa jadi sekitar 95% dari posisi data akan terdapat kesalahan
yang melebihi 100 rneter.3
Posisi kapal dapat dipcrbaiki dengan koreksi DGPS (Differential Global
Positioning System). Ketika kapal tersebut berkomunikasi dcngan kapal lain, kapal itu
' GPSIDGPS Na\'igmor. KODEN Operation !vlanual. p. 1, ' GPSIDGPS 1\a\'igator. KODEN Operation Manual. p. I.
./299.109.51./ 11-7
7itgas A kh" ( KS 1 70 I J
dapat menggunakan DGPS yang dapat memperbaiki letak posisi dan kapal la•n tidak
dapat melakukannya Kapal •tu seharusnya memberitahu kapal lain bahwa posisinya
itu diperoleh dari hasil keluaran DGPS.
Sistem DGPS ini dapat memperbaiki keakuratan posisi dari GPS, tapi hanya
yang dekat pantai saja. DGPS positioning rnernerlukan pcncrima beacon sebagai
pembeda. Stasiun radio beacon menerima posisi data yang diukur GPS dan data posisi
yang diketahui masing-masing, menghitung kesalahan pengukuran pada data ini, dan
menghasilkan data yang benar. Stasiun mengirimkan data koreksi dengan
rnenggunakan beacon transminer, dan NA VlGA TOR kapal rnenerirnanya dengan
menggunakan penerima beacon NAVIGATOR dapat rncngabaikan kesalahan posisi
dan dapat mempcrbaiki keal.:uratan posisi. KeaJ.:uratan ini tinggi kctika kapaltcrsebut
berada dekat dengan stasiun pusat. Umumnya, sistem DGPS dapat digunakan dalam
jarak antara 100-200 millaut dari stasiun penghubung•
3'\1 me:nsioraf
User sa~ment
\ t ~ 2-Qm~rsicra ~cSI:.on (lar.c)
Gambar :U. Prinsip ker;a GPS
' GPS/DGPS Ka,igator. r-:ODEN Operation Manual, pA i.
./299.109.5/./
Comrcl scg"ren:
ll-8
Tugas Akhir ( KS I 701)
Gamhar 1.3. Satelit-sarelit GPS
ll.2.2. St~ring Insert
Keaodalan dari tingkat tinggi secara ekstrim diperoleh sekarang melalui sistem
steering utama elektrik sistem steering hidrolik dan mekanik yang diganti pada
tumpuan kapal. Intensifikasi tanpa penghentian pada regulasi dari kumpulan
klasifikasi perbaikan yang kontinyu dari sistem steering marine yang cukup
mengawasi sekelilingnya dan tennasuk juga output alarmnya.
Sesuai dcngan pennintaan pembeli, follow up, dual follow up, dual non follow up dan
kombinasi di antaranya dapat disesuaikan dengan steering engine yang ada.
• Keoptimalan dapat disesuaikannya semua yang dipakai steering gear
• Boleh ruemilih dual circuit yang mengijinkan berlebihan
• Keperluan pengabelan minimal antara bridge dan ruang steering gear
• Biaya instalasi rendah
• Konstruksi yang kuat dapat meminirnurnkan perawatan
• Tidak adanya transmisi potensiometcr yang aman untuk sisten follow up
• Dibuat sesuai dcngan keperluan pengelompokan klasifikasi
4299.109.5/.J ll-9
A. Konfigurasi sistem dan fungsinya
- Non follow up steering
Tugas Akhu· ( KS 1701)
Dua t.ombol tekan (kanan!kiri) atau sebuah katup magnetik pengontrol tiller dari
steering gear atau unit powcrhidrolik (telemotor dikontrol steering gear). Steering
gear beroperasi sepanjang hubungan yang diaktitkan.
- Follow up steering
Pengaktifan steering insert (handwheel/tiller), suatu signal DC proporsional
terbadap sudut kemudi, yang disampaikan ke amplifier. Amplifier mcngontrol katup
magnetik dari steering gear yang akan mengoperasikan ke kanan a:au ke kiri sampai
signal pada feedback unit sesuai dengan signal pada steering insert (dengan magnit
yang berlawanan sehingga jumlah voltase pada amplifier mendekati nol) Power
supply untuk amplifier selalu dijamin melalui sebuah kotak, dihubur.gkan ke pompa
utama steering gear. Steering insert dan feed back unit diengkapi dcngan
potensiometer. Dalam kasus di mana telemot.or controlled steering gear telah
dikontrol, untuk masing-masing pompa utama hidrolik interface harus dipasang
sebagai tambahan, masing-masing terdiri dari hidrolik aft('r power unit dengan
kotak tombol dan, jika perlu juga dipasang hidrolik adjusting cylinder. Katup
solenoid dipasang pada hidcolik after power unit dengan mengoperasikao melalui
hidrolik adjusting cylinder sccara langsung pada steering gear. Silinder ioi meogatur
penunjukan arah (kiriikaoan) dari steering gear dan kecepatan.
Kedua sistcm itu dapat digabung atau dilanjutkan untuk pengoperasian rangkap.
Kontigurasi sistem lain ter3edia sesuai permintaan pcmbeli, termasuk sistem
steering untuk twin steering gear.
B. Control Eemcnt : (C. PLATH)
- Follow up steering NA 'v1GUIDE F
Follow up steering sistem memperbolehkao sudut kernudi yang dibutuhkan yang
dipilih. Handwheel dipilih indikator sudut kcmudi, yang dijalankan dengan
mengart ikan scbuah titik dan skala, sudut kemudi dalam hubungan pada posisi
.f299.109.5/.f fl-1 0
·' I
7ilgas Akh1r ( KS 1701 )
handwheel. Servo mechanism menjalankan kemudi untuk mengarahkan pada posisi
yang telah ditcntukan sebagaimana yang telah diset olcb handwheel.
- :'>/on follow up steering :>lA VI GUIDE NN
Non fo llow up steering tergantung dengan adanya perbedaan karaktcristik pada
steering engine yang diset sepanjang gerak yang dimaksud oleh atau dari tombol
tekan, tiller atau hand wheel. Dcngan steering jenis ini, rnaka perlu untuk memasang
rudder position secara terpisah untuk tujuan pengawasan
TI .. 2 .3. Feedback Units
l'\on follow up steering system membutuhkan hanya dua rudder limit switches
di mana saklar steering engine mati ketika kemudi dicapai pada posisi hardover.
Beberapa klasitikasi juga mensyaratkan control display dari kemudi posisi midships.
Follow up steering system membutuhkan tambahan rudder limit switches, sebuah
rudder angle feedback unit, yang melengkapi steering system dengan ketelitian posisi
rudder dalam bentuk signal sinchro atau signal potensiometer.
Untuk merubah signal fisis yang berupa posisi (pergeseran sudut 6 ) k~ dalam
signal listrik. Pada prinsipnya potensiometer terdiri dari clemen tahanan yang
dilengkapi dengan kontak bergerak. Elemen tahan dieksitasi dengan DC atau AC dan
tcgangan output adabh fungsi linier dari input displasemen.
-1299 109 j I-I 11 -1 I
Tugas Akhir ( KS 170/)
BAB 111
DASAR TEORl PENGENDALlAN
m. I. DIAGRAM BLOK
Yang dimaksud dengan sistem kontrol adalah .matu usaha atau perlakuan yang
dilakukan terhadap suatu sistem, detigan input tettentu untuk mendapatkan output
yang sesuai dengan yang dikehendaki. Suatu sistem kontrol terdiri dari sejumlah
komponen. Sedangkan untuk menunjukkan fungsi yang dijalankan oleh tiap
komponen, biasanya digunakan suatu diagram yang disebut "Diagram Blok".
Diagram blok suatu sistem merupakan pernyataan diagramatik dari fungsi
fungsi yang diperankan oleh masing-masing komponen dan aliran sinyal. Diagram ini
menunjukkan adanya hubungan antara berbagai komponen dan juga menunjukkan
secara lebih realistik (daripada model matematik) aliran sinyal dari sistem sebenarnya.
Dalam diagram blok, antara variabel yang satu dengan yang lair.nya
dihubungkan oleh blok fungsional. "Biok Fungsional" atau biasanya disebut dengan
·'Biok" saja, merupakan simbol untuk operasi matematik pada sinyal masukan
terhactap blok yang menghasilkan sinyal keluaran Fungsi alih dari masing-masing
komponen dimasukkan dalam blok yang bersesuaian, yang kemudian dihubungkan
dengan anak panah untuk menunjukkan arah sinyaL Sedangkan sinyal tersebut hanya
dapat mengalir sesuai dengan arah panah tadi. Maka dapat dikatakan bahwa diagram
blok sistem kontrol menunjukkan sifat uni-lateral. Gambar di bawah ini menunjukkan
elemen dasar diagram blok. Ujung anak panah yang menuju blok menunjukkan
masukan dan anak panah yang meninggalkan blok menyatakan keluaran. Anak panah
anak panah ini menyatakan sinyal.
__ x_(s_l ____ ~•l ___ F_u_n_g~-· --~----Y--(s_)_.. . Alih G(s)
(!nmhar 3. J. Elemea da.~ar ding, ram blok
./299 J 09.5 j.: III- I
Tu,~as Akh1r ( KS 1701)
Dimensi sinyal keluaran dari blok adalah dimensi sinyal masukan dikalikan
dengan dimensi fungsi alih dalam blok.
Y(s) = G(s) . X(s)
Keuntungan-keuntungan lain dari diagram blok adalah sebagai berikut :
Mudah menyusun diagram blok keseluruhan dengan menghubungkan blok dari
komponen-komponennya.
Memungkinkan pengevaluasian pengaruh tiap kotnpcnen terhadap keseluruhan
sistem.
Berisi informasi tetang sifat dinamik sistem, tanpa mempermasalahkan bentuk
fisik yang sebenarnya.
Di samping keuntungannya, terdapat pula kelemahn-kelemahannya yaitu
sebagai berikut :
tidak menggambarkan sumber energi secara eksplisit
tidak tunggal, sehingga sejumlah diagarm blok dapat menggambarkan suatu
sistem, tergantung sudut pandang analisisnya. 1
ill.l.l. Detektor Kesalahan
Detektor kesalahan ("error detector") menghasilkan sinyal yang berupa
perbedaan antara masukl\n acuan dan sirtyal umpan balik, pada sistem kontrol. Dalam
desain, pemilihan detektor kesalahan sangat penting dan harus dilakukan dengan hati
hati. Hal ini perlu dilakukan karena ketidaksempu;naan detektor kesalahan akan
mengacaukan penampilan seluruh sistem. Diagram blok detektor kesalahan dapat
ditunjukkan pada gambar berikut ini :
R(•) '>~'----E-(s) •
Gambnr 3.1. Blok diagram dari derekror kesai<Jhan
1 lr Edig0111 A .. M.Sc .. Peneamar KQntrol OiOJllf11Jk ( Tekuik Fisika Frl ITS. 19~~). hal. 31
./ ]99 / 09.5 J.l lll-2
/uga., AIJur ( KS FO I }
Lingkaran dengan silang di dalarnnya mcmpakan simbol yang mcnunjukkan
operasi pcnjumlahan. Tanda posit if atau ncgatif menu l'lj ukkan apakah sinyal ditambah
atau dikurangkan Dan, sinyal yang ditambahkan atau dikurangkan itu mempunyai
dimensi dan sa!llan yang sama
ill.1.2. Sistem Loop Tertutup dengan Gangguan
Gambar di bawah ini menujukkan suatu sistem I~Jop tcrtutup dengan
gangguan. Jika dua masukan muncul dalam sist~m linier, tiap masukan dapat
dipcrlakukan tanpa menghiraukan masukan yang lainnya Dan kcluaran yang
bersesuaian dengan masing-masing masukan dapat dijumlahkan utuk memperoleh
keluaran gabungan.
R(s)
Gangguan N(s)
H(s)
Gombar 3.3. Sistem loop tertutup tlengan gangguan
C(s)
untuk mengetahui pcngaruh gangguan N(s), sistem diandalkan dalam keadaan statis
dengan kesalahan not. Tanggapan terhadap N(s) adalah :
CJ\(s) G2(s)
N(s) 1 + G1 (s)Gz (s)H(s) (Ogata, 1997} ... ....... (3.1)
di sisi lain. jika yang diinginkan adalah tanggapan tcrhdap masukan acuan R(s). maka
gangguan N(s) dianggap no!.
Dengan dcmikian, tangnapannya sebagai beriku1 .
(Ogata,1997) . ... (3 2)
-1299109 514 lll-3
Tuxos Aklur ( KS 1701)
Sedangkan tanggapan tcrhadap masukan acuan R(s), dan gangguan N(s) adalah
scbagai berikut :
C(s) = CR(S) + c,(s)
(Ogata,l997) .... .. .. (33)
Tinjauan keadaan G,(s)H(s) > I dan G1(s)G2(s)H(s) > I. Untuk keadaan ini,
C,(s)/N(s) mcndekati noL Atau pengaruh gangguan dapat dJ\iadari . lni merupakan
salah satu keuntungan dari sistem loop tertutup Dengan mudah akan terlihat, bahwa
vntuk umpan balik satuan ('unity feedback"), H(s) = I, maka keluaran akan sama
dengan masukan.
ID.2. CONTROL UNIT
Kontroller merupakan salah satu komponen sistem yang berfungsi mengolah
sinyal umpan batik dan sinyal referensi menjadi kontrol sedemikian rupa sehingga
performansi dari sistem yang dikendalikannya sesuai dengan spesifikasi performansi
yang diinginkan.
Komroller automatik berfungsi untuk membandingkan harga yang sebenamya
dari keluaran sistem dengan harga yang dinginkan, menentukan deviasi dan
menghasilkan suatu sinyal kontrol yang akan memperkecil deviasi sampai nol atau
sampai suatu harga yang terkecil Cara kontroller menghasilkan sinyal kontrol disebut
Aksi Pengotrolan!Pcngendalian. Kontroller automatik dapat diklasifikasikan sesuai
dengan aksi pengontrolannya sebagai berilnlt :
I. Kontroller dua posisi atau "on-off'
2. Kontroller Proporsional ( P )
3. Kontroller lntegral (f)
4. Kontroller Porporsional + Integral ( P l )
5 Kontroller Proporsional -r Derivatif ( PO )
6. Kontroller Proporsional + Integral + Derivatif ( PID )
n99/IN 5/.1 111-4
TuRa' Aklur ( KS ro1 1
Pengertian tcntang karaktcristik dasar dari berbagai aksi pengendalian tcrsebut sangat
diperlukan agar kita dapat memiliki pcngendal i yang terbaik untuk pcrsoalan yang
dihadapi.
LU.2.l. Aksi Pen~:endal ian dua posisi atau '·on-ofT'
Dalam sistcm pengendalian dua posisi, elemen penggcrak hanya dua posisi
tetap yang biasanya hanya ··on" dan "ofl". Pengendali jenis ini relatif sederhana d~n
murall. sehingga sering digunakan baik dalam industri, maupun dalam pemakaian
sehari-hari.
Apabila sinyal keluaran dari pcngendali sebagai m(t) dan sinyal kesalahan
sebagai e(t). maka dalam pengendalian dua-posisi, sinyal m(t) berada pada harga
maksimum atau minimum, bergantung pada sinyal kesalahannya, apakah positif atau
negatif. Maka rn(t) = M1 untuk e(t) > 0
= M2 untuk e(t) < 0
dengan .M1 dan M2 merupakan konstanta Harga minimum M2 biasanya nol atau -Mt.
Pengendali dua-posisi biasanya berupa peralatan listrik. dan biasanya menggunakan
selenoida listrik untuk menggerakkan katup
lll.2.2. Aksi Pengendalian Proporsional (P)
Dalarn penguatan proporsional ini digunakan sebuah potensiometer yang
bcrfungsi untuk mengatur arus listrik masukan dengan mengubah besar kecilnya
tahanan.
l:ntuk pengendali dengan aksi pengendalian proporsional. hubungan antara
keluaran pengendali m(t) dan sinyal kesalahan e(t) adalah :
m(t) ~ Kp c(t)
atau dalam transformasi Laplace
AI(~) K -- p £(.~)
-!299. I 09. 5/./
(Ogata. 1997) ....... (3 4)
111-5
'l'ugus Akhir ( KS I 70 I )
dengan Kp merupakan sensitivitas proporsional atau gain.
Baga.imanapun mekanisme sebenarnya dan apapun bentuk daya untuk
opcrasinya, pengendal i proporsional selalu berupa penguat dengan gain yang bisa
diatur. Diagram blok pengendalinya dapat kit a lihat pada gambar 3.4.
r(t)
;~L-=========·I~=K=p=~:=:u(~t)~~-~·_l_si-st-em __ l __JI '*\ Gomb(lr 3 . ./. Stsrem loop rerlutup dengan pengemfali proporsionnl
Kontroller type P jarang di~>unakan karena terlalu sederhana dan hanya dapat
men~enuhi salah satu dari ukuran kualitas.2
Ill.2.3. Aksi Pengendali Integral ( 1 )
Aksi Pengendali Integral 1m jika ditambahkan pada kontroller dapat
menghilangkan adanya kesalahan keadaan tunak pada respon terhadap masukan
tangga. Dalam pengendalian dengan aksi pengendalian integral, harga keluaran
pengendali m(t) berubah dengan laju yang proporsional dengan sinyal kesalahan e(t),
sehingga:
dm(t) K' . ) -- = te{t dt
atau;
m(t) = Ki J; e(t)dt (Ogata, 1997) ... (3 .5)
dengan Ki adalah konstanta yang dapat diatur.
Sedangkan fungsi al ih pengendali integral adalah :
M(s) K --s: - .. .. ... (3.6) J:;(s) s
4299.109.5/./ ll l-6
/ugas Akhir ( KS ! l UI)
Jika harga e(t) dua kal i, maka harga m(t) berubah dua kal i lebih cepat. Untuk e(t) - 0,
harga m(t) adalah konstan. Kadang-kadang pengendali ini disebut juga pengendali
"reset''. Gambar 3.5. menunjukkan diagram blok pengendalian integral.
E(s)
;~L-,.._~---_-_-_-_-_-_-_~ .. _I_K_; ,_·s_ f-_-u _ _,_<_~"-> _ __ __ __ __,_.,: IL ___ s=i=st=et=n=~~-M_jr ,
Gam bar 3. 5. S1.<1em loop terlulup dengnn pengemlal1 integral
lll.2.4. Aksi Peng:-ndalian Proporsional-Plus-lntegral (P-f)
Kontroller PI memiliki fungsi alih sebagai berikut :
G.(.\')= K,s+K, "" Kp(s + K,IKp) s s
Kontroller ini memiliki pole di titik asal dan zero di-KI/KP. Karena pole lebih dekat
ke titik asal daripada zero, maka kontroler jenis ini merupakan phase-lag, dan
kontroller akan menambah sudut negatif pada syarat sudut Root Locus. Dengan
demikian kontroler ini digunakan untuk memperbaiki tanggapan keadaan tunak
sistem.
Aksi pengendalian dari pengendali proporsional-plus-integral didefinisikan
oleh persamaan :
K , m(t) ~ Kp e(t) + ; fo e(t)dt
a tau dalam tran sformasi Laplace
--=Kp 1+-M(s) ( 1) E(s) Ts
... .. .. . .. .. (3.7)
Dengan Kp menyatakan sensitivitas proporsional atau gain, dan Ti menyatakan waktu
integral atau waktu reset. Keduanya dapat diatur.
' Lab.Teknik Pengatumn. Siste•n Pcngatur,ln. ·rcknik Elcktro FTI ITS. hal. 611 I
-1299./09 51./ TII-7
1ugas Akhir ( KS 17111)
E (s) + u(L) M(s)
K (1 + Ts)/Ts Sis tem _'x p I I
Gnmbnr 3. 6. JJ/ok diagram pengendali P-1
Waktu integral mengatur aksi pengendalian integral sedangkan perubahan
harga Kp mempengan:hi kedua bagian proporsional dan integral dari aksi
pengendalian Gam bar 3.6. menunjukkan diagram blok pengendali Pl.
ID.2.5. Aksi Pngendalian Proporsional - Plus - Derivatif (P-D)
Aksi pengendali P-D didefinisikan oleh persamaan sebagai berikut :
m(t) = Kp e(t) + Kp Td de(t) dt
dan fungsi alihnya :
M(s) = Kp(l+TdS) E(s)
.... (3 8)
. .... . . .. ... (3.9)
Dengan Kp rnenyatakan sensitifitas proporsional dan T d menyatakan waktu deriva\if.
Keduanya dapat diatur. Kadang-kadang pengendali ini disebut juga pengendali
kelajuan (rate), di mana besarnya keluaran pengendali sebanding dengan laju
perubahan sinyal kesalahan e(t).
E( ) s + u (I) M(s)
~ KP(1 + T ds) 1-- Sistem
(inmbar J. 7. Diagram Blok l'engendnli f>. l)
./299./09.514 111-8
l'llg<" AU11r ( KS /7()1)
Kontroller type PD. juga jarang digunaJ..an karena memerlukan tuning parameter yang
presisi, memiliki respons sangat cepat dan ccnderung tidak stabil. 1
II 1.2.6. Aksi Pengendalian Prot>orsion:tl-Pius·I ntegral-Pius-Del'ivatif ( P- l-0 )
Kombinasi aksi pcngendalian proporsional. integral, dan derivatif dinarnakan
aksi oengendalian Proporsional-plus-Integral-plus- Derivatif (P-1-D). Aksi gabungan
ini mempunyai keuntungan dari masing-masing aksi pengendalian tersebut. Dan
kontroller PID merupakan kontroller feed forward yang berfungsi untuk mengolah
sinyal error menjadi sinyal kontrol
Je(t) Kp f ' m(t) = Kp e(t) r Kp Td - ~ - J. e(l}dl
dt Ti o """'" "" (3. 10)
atau dalam Laplace domain didapat :
Gc(s) = M(s) di mana Gc(s) adalah: E(s)
Gc(s)=Kp[l + -1
+Tds] (0gata,l997) Tt(S)
...... . ..... (3.11)
dengan Kp menyatakan sensitivitas proporsional, Td menyatakan waktu derivati( dan
Ti menyatakan waJ..-ru integral. Diagram blok pengendali ini ditunjuJ..kan pada gambar
3.8
Sistcon
<iamhar J.l>. Kontrol PID suatu sistem
' Lab. Teknik Pcn!l<ol\or.HI. SisiCm Pcnmnur;m. rcl-..ruk Elektro FTI ITS
.J ]')') I IIY 51-I !11-9
1'11JW~ Aklur ( KS 170 I J
ll£.2.7. Rcalisasi Rangkaian Kompensator
Pada rangkaian kontroller akan digunakan jala-jala elektronik dengan
menggunakan penguat operasional (op- amp). Gambar 3.9 memperlihatkan sebuah
alat kontrol elektronik PID dengan menggur.akan penguatan operasional. , ................... .. .... ............ !
c1 1 r---1 1---,;
l' '"''"'"""'"'"''''"'"""''""'""""""""'
.. , ;
;
Ei(s) E,,
.; \ / I
Gambar 3.9. A/at konrrol elektronik PID dengmrmenggunakan penguatan operasional
Fungsi alih untuk sistem diatas adalah : E(s) = _ Z2 £i(s) Zl
dengan; Zl = Rl RIC I + I '
(Ogata, 1997)
Maka . E(s) = _ ( R2C'2s - l) (RICis + It Ei(s) C'2s Rl )
Scdangkan Eo(s) = _ R4
l-:i(s) R3
Maka diperoleh :
-1299 I 09. 51 .J
ZZ = R2C2s +- 1 C2s
(Ogata, 1997)
.. .. .... . (3. 11)
. . . . . . (3 12)
(3 13)
Ill- ! 0
'/'ugas Akh1r ( KS 1701 )
I::o(.1) : F:o(s} £(s) _ N4R2 (NICis+ I)(N2('2s+ I) Ei(s) £(s) Ei(s) R3RI R2C2s
Jadi
"' - - - + +ld Is R4R2 ( RIC I+ R2C2 I , (' ) R3RI R2C2 R2C2s
R4(R1CI + R2C2) ( I RICIN2C2 ) = - - R3RIC2
1 + (RlCI + R2C2)s + RICI + 1<2C2 .I'
.... .. (3.14)
K N4(R1CJ + R2C2) P- R3RIC2
Ti
Td=
RIC I+ R2C2
J<ICIR2C2
RIC!+R2C2
. .. .. . . (3 15}
.. . .. (3.16)
.. .. ... (3 17)
Kontrol PfD mempunyai keunggulan diband:ng den!_!an sistem kontrol yang
lain yaitu:
a. Secara luas banyak digunakan di bidang industri
b. Kontrol PID hasil kerjanya dapat menguatkan pekerjaan dalam
kondisi operasi yang luas.
c Fungsi sederhana
d. Membantu para insinyur untuk mcngoperasikan suatu kontrol
dengan cara mudah & sederhana.
ll l.3. ANA LISA RESPON SJSTEM
Untuk menganalisa dan mendesain sistcm kontrol. kita barus memilil.i dasar
perbandingan kinerja dari berbagai sistem kontrol Dasar ini dapat disusun dengan
mcnetapkan sinyal-sinyal uji tenentu dan membandingkan respon berbagai sistem
terhadap sinyal-sinyal masukan ini
~!99 }09.514 111-11
rugas Akhir ( KS 170 I j
Beberapa kriteria desain berdasarkan pada sinyal semacarn itu atau pada
respon sistern terhadap perubahan syarat awal (tanpa suatu sinyal uji). Penggunaan
sinyal uji dapat dibenarkan karena ada suatu korelasi antara karakteristik sistern
terhadap sinyal masukan uji tertentu dan kemampuan sistem untuk mengiku ti sinyal
masukan yang sebenarnya.
II1.3.1. Klasifikasi Respons Sistem
Berdasarkan sinyal bentuk sinyal uji yang digunakan, karakteristik respons sistem
dapat diklasifikasikan atas dua rnacam, yaitu :
II1.3.1.I. Karakteristik Respons Waktu (Time Respons), adalah karaktelistik
respons yang spesifikasi performansinya didasarknn pada pengamatan bentuk respons
output sistem terhadap berubahnya waktu. Secara umum spesifikasi performansi
respons waktu dapat dibagi atas dua tahapan pengamatan, yaitu :
a. Spesifikasi Respons Transient, adalah spesifikasi respons sistem yang diamati
mulai saat terjadinya perubahan sinyal input/gangguanlbeban sampai respons
masuk dalam keadaan steady state. Tolak ukur yang digunakan untuk mengukur
kualitas respons transient ini antara lain : Rise Time, Delay Time, Peak Time
Settling Time, % Overshoot.
Terdapat beberapa macam ukuran kualitas ResponsTransient yang biasa
dil:,>unakan, antara Jain :
Time Constant ('t) : Ul"'Uran waktu yang diukur melalui respons fungsi selubung
yaitu mulai t = 0 sampai dengan respons mencapai 63.2% (e-1 x 100%) dari respons
Steady State.
Rise Time (TR) : Ulmran waktu yang diukur mulai respons mulai t = 0 sampai
dengan res pons rnernotong sumbu steady state yang pertama.
Settling Time (Ts) : Ukuran waktu yang menyatakan respons telah masuk ± 5%
a tau ± 2% at au ± 0. 5% dari respons Steady State.
Overshoot (Mp) : Nilai relatifyang menyatakan perbandingan harga maksimurn
respons yang rnelampaui harga steady state dibanding dengan nilai steady state.
.J 299. /U9. 51 .f 1!1-12
'litgcts Aklnr ( KS / 70 I)
Time Peak (TI>) : Ukuran waktu yang menyatakan faktor keterlambatan re~pons
output terhadap input,diukur mulai t = 0 sampai dengan respons mencapai 50% dari
respons Steady State.
b. Spesilikasi Respons Steady State, adalah spesifikasi respons sistern yang diamati
mulai saat respons masuk dalam keadaan steady sampai waktu tak terbatas (dalam
praktek waktu pengamatan dilakukan saat Ts $ t $ 5Ts). Tolak ukur yang
digunakan untuk mengukur kualitas respons steady state ini antara lain; % Error
Steady State baik untuk eror posisi, eror kecepatan maupun eror percepatan.
lll.3.1.2. Karakteristik Respons Frekuensi (Frequency Respons), adalah
karakteristik respons yang spesifikasi performansinya didasarkan pengamatan
magnetude dan sudut phasa dari penguatan gain (output/input) sister:n untuk masukan
sinyal sinus (A sin rot), pada rentang rrekuensi w = 0 sampai dengan w = '1:) . Tolak
ukur yang digunakan untuk mengukur kualitas respons frekuensi ini antara lain ;
Frequency Gain Cross Over, Frequency Phase Cross Over Rise, Frequency Cut-Off
(fi lter), Frequency Band-Width (filter), Gain Margin, Phasa Margin, Slew Rate Gain,
dan lain-lain.
ID.3.2. Karakteristik Respons Step (Step Respons)
Adalah karakteristik sistem yang didapatkan dari spesifikasi respons output
terhadap masukan step.
Transfer Function (TF) sister:n dapat dituliskan sebagai :
_Y(_s) = _ _ :.::.K-.,-X(s) _ l_' sz + 2; s + 1
(!),~ (j)ll
Untuk rnasukan x(t) = A.u(t) atau X(s) =A!s, ma!;a output sister:n dalam fungsi s dapat
ditul iskan sebagai berikut :
4299. I 09 51./ II 1-13
/ ug01 Akhtr ( KS JiOJ)
rampak bahwa sifat dua akar l..arakteristil.. sistem s2 dan SJ tergamung pada harga <;. di mana ·
• Jika I; > I kedua akar berharga real dan berbeda, disebut sebagai sistem Over
damped.
• Jika <; ~ I kedua akar berharga real dan sama, disebut sebagai sistem Critically
damped.
• Jika I; < I kedua akar merupakan konjugasi kompleks, disebut sebagai sistem
Under-damped.
ill.4. ANALISA ROOT LOCUS
Terdapat tiga tujuan utama dalam melakukan analisa dengan sistem kontrol
umpan balik linier, yaitu :
I. Menganalisa stabi l tidaknya suatu sistem
2. Bagaimana "Transient Respon"-nya
3. Bagaimana "Steady State Perfonnance"-nya
Dalam pembahasan pada Tugas Akhir ini, agar dapat mencakup ketiga tujuan
tersebut, dipergunakan metode "Root Locus". Metode yang telah ditemukan oleh
W.R Evans ini merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencari akar-akar
persamaan karakteristik dengan cara menggambarkan akar-akar persamaan
karakteristik itu untuk semua nilai dari suatu parameter sistem. Akar-akar untuk suatu
ni lai tertentu dari parameter ini selanjutnya terletak pada grafik yang diperoteh
dengan bantuan program Mat lab.
Sebenarnya root locus merupakan tempat kedudukan akar-akar dari
persamaan karakteristik G(s)H(s) + t = 0 di mana salah satu dari parameter di datam
persamaan karal..teristik ini harganya dapat berubah-ubah dari not sampai tak hingga
Sebagai parametemya mungkin bisa berbentuk gain, friction atau yang lainnya • yang
pada dasamya merupakan fal..tor koefisien yang terdapat di datam persamaan
karakteristik
4.!99. 109.51-1 lll - 14
Adapun urutan
berik-ut :
Ti•ga.~ Aklur ( KS I 701)
langkah-langkah membuat tempat kedudukan akar sebagai
Menempatkan kutub-kutub dan nol dari G(s)H(s) pada bidang s. Cabang-cabang
tempat kedudukan akar akan mulai dari kutub-kutub loop terbuka dan berakhir
pada no I (no I yang rerbatas dan nol di tak terhingga).
2. Menentukan tempat kedudukan akar pada sumbu nyata.
3. Menentukan asimptot dari cabang-cabang tempat kedudukan akar.
4. Mendapatkan titik-titik "breakway" dan break in".
5 Menentukan sudut datang tempat kedudukan akar dari kutub kompleks (pada nol
kompleks).
6. :vfendapatkan titik-titik sehingga tempat kedudukan akar mungkin memotong
sumbu imajiner.
7. Dengan menganibil sejumlah titik uji di sekeliling yang cukup luas titik asal dari
bidang s, sketsa tempat kedudukan akar.
8. Tempat kutub-kutub loop tertutup pada cabang-cabang tempat kedudukan akar
dan menentukan nilai penguatan K yang berkaitan dengan menggunakan syarat
besaran. Atau dengan menggunakan syarat besaran untuk menentukan lokasi
kutub-k-utub loop tenutup untuk nilai penguatan K tertentu yang diberikan.
Dari membaca grafik root locus ini nantinya akan nampak bahwa sistem dapat
dikatakan stabil apabila pada suatu harga parameter (K), akar dari persamaan
karakteristik berada di region negative (-) real pan atau sebelah kiri dari sumbu
imaginer.
-1:!99109.51-1 III -I:'
T~tga., Akhlr ( KS roJ J
BABIV
MODEL MATEMATIK SISTE\1 FISJK DAN
TRANSFER FUNCTIOl\ SISTEM
Langkah awal d~olam menyelesaikan analisa sistem dinamik adalah dengan
mengembangkan model matematis dari sistem fisik Dalam membuat suatu model
matematik harus merepresentasikan kondisi nyata dari sistem dinamik. Kemudian
komponen-komponen yang terdapat dalam diagram blok sistem, saru per satu dibuat
penurunan model matematik.
IV. I. SHIP DYNAMIC
Terdapat dua struktur controller yang berbeda yang umumnya digunakan au topilot
yaitu ur.tuk steady state course keeping dan course changing. Pada pengemudian
kapal yang normal membuat deviasi kecil dari sebuah garis lurus. Pada beberapa
kasus model ini dapat disederhanakan menjadi model Komoto1 :
G(s) : l!f(s) "' K (CAM'S 1998) b'(s) s(l + Ts)
Di mana :
~~ = heading kapal
6 = sudut kemudi
........ (4. 1)
T - time constant kapal, dapat dibantu dengan f,'Tllfik Tau Nomogram
K Rudder gain
Parameter K dan T bergantung pada beberapa faktor yaitu trim pada saat bongkar
muat. kedalaman air laut, kecepatan kapal, dan sebagainya Hal ini dapat ditunju!,kan
1 Sanur :-lejim. Design of Lnmtcd Authoritl Adapti' e Sltio Steering AutoDtiOIS. (Acadcnue Na1 alc.Tunista. 19981. p. t8.
-1299 !M.5/.f IV- L
Tuga.v Akl11r ( KS 1701)
balm,.a gain tcrsebut proporsional dan time cons1am-nya sebal iknya, proporsional
terhadap kecepatan (Am strom and Wittenmark, 1989)
K = Ko . u
t = ro (j
Di mana U = kecepatan kapal
(CAM'S) .. (4.2)
(CAM' S) ... (4.3)
Dari data NA VIPILOT V, harga T dapat diketahui dari grafik Tau Nomogram yaitu T
= 17,1.2
Sedangkan harga K diperoleh dari data
Data kapal :
referensi sebagai berikut :
• panjang kapal (Lpp)
• mas sa
• kecepatan kapal
• momen inersia
• Nr
• No Sehingga :
167,74 m
14152000 g
19,1 knots = 9,78 m/s 10 2
lzz = 2,32 . 10 kg.m
9 -4,529. 10
8 -1,255 . 10
K = -1,255xl08 = -
0028 - (- 4,529xl010
) '
maka lungsi alihnya adalab 1f1 = - 2,8xl0 ' 8 s(17, Is+ 1)
IV.2. DfSTURBAI'iCE MODELLING
1V.2.1. Gelombang Laut
Fungsi alih dari gangguan gelombang dapat ditunjukkan sebagai berikurl :
: C.PLA 1H Na,·igation AIII0111<1Lion. Opcmtor. Tcclmical & Sen i ce Mmutal. (NA VTPILOT. Hamburg. German\ .1996).p.3 · l8. 1 Grimble.Zhang. & Kmebi. 11oo_:Pased_ShiQ.,A.ut.Qilll_pt Desigo. (UniverS!I) of Stanhcl~ de. Scotlnndl,p. 2-5~
./299. I O'J 51-I JV-2
Tugadklur ( KS l7fJJ)
H, 1 . ( 2 [ W .. S ] = - -sm K ·~ n lfl.~ L Jl,.,.) ""' ·- 2~ 'V S W' · · ··• .\ ,.. ~~·' ..... ,. .. + U. Ql
..... .. (44)
Menunjukkan gangguan heading yang ditimbulkan oleh gclombang I au t.
Di mana : tinggi gelombang
W wav frckuensi model gelombang
Jl"av sudut perpotongan gelornbang
n""'' unity variance
Dengan bantuan program MATLAB, respon pengendalian J..ontrol au10pilot
dapat disirnulasikan. Masukan yang digunakan merupakan bentuk gelombang yang
bekcrja !erhadap kapal. Mcnurut data dari www.bmg.go.id gelombang laut yang
te~adi di samudera bebas tingginya berkisar antara 1,25 - 2,5 m. Dan frekuensi.tya
menu rut data dari CAM'S '984 berkisar an tara 0,3 rad/detik sampai 1,3 rad/detik.
IV .2.2. Angi.n
Fungsi alih J arJ gangg.•an angin dapat ditunjukkan sebagai berikut (dari
referensi5) . ,.
111 ••• =K.,,sin(2p.,.)s·Z;: .... ......... (4.5)
Menunjukkan gangguan yaw yang ditirnbulkan beban angin yang menerpa
bangunan atas kapal.
Di mana arah angin terhadap gerak kapal
V wita kecepatan an gin relatif
U kecepatan kapal akibat gangguan angin
Sedangkan untuk gangguan arus air laut, sesuai data dari WY-fV>l bmg.u.o id
bahwa pada samudera bebas kecepatan arus air laut berkisar pada 19
'(' Y. Tzeng & K F Lm. AcL,plll ¢ Sl11p Stccnng Autoo•IOJ Qesagn With &nunal!!lg &. Sic r;Uc !, 11111!111g Actuator. lnstiuru of !1-bntunc Techno log). National Taman Ocean Uni1~~•r1) p.9 'Gnmble. Zhang.& Katcba. HJC-Bn5c:d Shap AutopilOt Desagn. (Unh·crsll~ ofSII':nhcl~dc. Scotland). p 2-S4
J J99. I ny 5 I .J l\ '-3
.-
T:tgar Akh;r ( KS 1701)
rnph(meter/hour) Unt1.1k kapal Palwo Buwono 1600 TBU'S yang panjangnya (Lpp) = 167,74 m dengan gangguan arus air laut yang kecepatannya sekitar 19 mph, dapat
dikatakan pengaruhnya cui."Up kecil. Maka pada Tugas Akhir ini tidak membahas hal
tcrsebut.
IV.3. GPS
Sebagai salah satu input dari sistem autopilot GPS sebagai sensor sudut heading
kapal. GPS ini meng&TUnakan dua antenna di bow dan stem kapal sepeni nampak pada
gambar 4 l. Heading kapal dihitung berdasarkan rumus ·
h, -h. V' = arc~g · (CAM'S 1998)
I
Di mana: h1 "' posisi receiver di stem terhadap koordinat bumi
h2 = posisi receiver di bow terhadap koordinat bumi
~ jarak kedua receiver tersebut
Gambor -1. /. Penempotan antenna GPS
Berdasarkan referensi (CAMS '98 halaman 31 0) :
.. ... (4.6)
Respon GPS dan Gyrocompass ada1ah hampir sama ketika menguk."Ur sudut heading
kapa1 maka dapat dikatakan bahwa transfer func1ion antara GPS dengan gyrocompass
4299.109.51./
l"ugas Akhir ( KS 1701)
adalah sama6 sepetti nampak pada gambar 4.2. Dan dapat rnenggunakan respon
integral umuk menyatakan respon integral umuk menyatakan respon GPS.
K(;F;
--- "'CYI - .... r.'I;JO'SS 2CO r--L--~-_.:._.J---,
190
i ~ 180 " ~ ;: 1 70 8
160
1 so L_ _ __.. __ _._ __ ,__ _ _J
0 so 150 zco timo(s)
Gambar -1.2. Perbednan set heading anrara GPS dan gyrocompass
Sistem ini mcnggunakan GPSIDGPS NAVIGATOR dengan tipe KGP-913/9!30
merk Koden dengan spesifikasi sebagai berik:ut :
Receiving frequency = 1575.42 MHz t I MHz
Sensitivity = lebih baik dari 130 dBm
Tracking speed = 200 knots maximum= !02,88 rnldt
Accuracy position = 10 meter(DGPS ON}, 100m (DGPS OFF)
Accuracy velocity = 0, I knot (DGPS ON)
Power supply = I 0, 8 - 41,6 volt
:vfaka gain penguat GPS :
Krg .. 102,88
Diagram blok GPS :
~1i (s) ----II>MI ~ \jiO (s) 1-~---"-, ...
6 Saruro. KuruJi. Noritaka Due Mint~ ~lication or KGPS for Ship Tri.1t. 1-Urosh.ima Uni,·crsity.
4299.109 51 -I IV-5
Tugas Aklur ( KS 1701)
Schmgga Transfer funcuon dan GPS adalah .
lF = 102,88 .~
IV.4. RUDDER MOOELLLNG
Berfimgsi untuk membangkitkan rnomen yang yang melawan yawing kapal dengan
mcmbemuk sudut serang oc.
Gaya angkat, L :
L = 1'> . p Ct A, U2 .(4.7)
Di mana.
l "' gaya angkat
p = rapat mas sa air I aut
CL = koefisien lift
A, = luasan rudder
u = kece9atan kapal
Momen yawing yang dibangkitkan :
Ylr =L . d ........ (4.8)
Di mana :
L = gaya angkat
d = jarak titik kerja gaya angkat L terhadap sumbu yawing kapal
sehingga:
Mr = Yz . p . C1. . A, . U2 • d .(4.9)
Karena ao, n, p, Ar, dan U dianggap tetap, maka fungsi alih dari rudder :
Mr(s) = Kr a(s)
di mana :
:vir - momen yawing yang dibangkitkan oleh rudder
Kr gain penguat total dari rudder
199S
.f]1)9/09.5/J
. ...... . (4 10)
lV-6
:r(s) ----i·~~ Mr(s) .,
Dari data yang kami peroleh di lapangan
U = kecepatan kapal ~ 19 knot ~ 9,78 m/s
p = I 025 kgim>
A, = 27,2 m2
d ~ 36 nl
\1aka .
Kr = ~. 1025 (9,78)2 27,2 36 . 1,32 . x
= 63 360.254,83 .:x: Nm = 63.360,25 x K.'-fm.
Sehingga diagram blok dari rudder adalah :
:r.(s)
1 1
Mr(s)Jio -~· 63.360,25 : -
IV.S. POTENSIOMETER M0DELUNG
Hubungan input dengan output adalalo sebagai berik'llt :
lpa(t) = Kpa eo (t)
1 ransformasi Laplace :
lpa(t) = Kp, eo (t)
Fungsi alihnya:
/p l(s) - K 1 --- p Cb(s)
Blok Diagram
eo(s) •I Kpl
./ 299 I 09.5 I./
lpl(s) ..
]llf!M Aklur ( KS 1701)
. . . (4.1 I)
.. .. ......... (4 12)
IV-7
J'u~a1 Akhlr ( KS 1701)
Untuk harga-harga kocftstcn gcsck & kocftsicn pcgas yang sangat kecil maka
persamaan diatas dapat ditulis
9o(s) II
9i(s) los .. .. ..... (413)
Persamaan (4.13) tersebut dapat diubah menjadi .
6o(s~ = Krg 0i(s) >
...... ... (4.14)
dimana,
Krg = H!Io .. gain penguatan rate gyro
1/s ~integrator pada operasi transformasi laplace
Spesifikasi Potensiometer yang digunakan dalam sistem ini sebagai berikut' :
Type
Resisten
Law
Exiting
conductivity pla5tic film
2000 ohm± 10%
angular
I 0 volt nominal
Wiper current : 10 rnA, max.
20 mA, min.
Rudder angle : 45°
Dcngan power suplai 10 volt yang dapat menghasilkan arus maksium 10-20 mA,
unruk sudut kemudi 45°, maka fungsi alih gain potensiometer pada rudder angle
feedback unit adalah
Manne AtllOptiOt S)stent.)'IA Vl!'ILOT V. OocratOL Tcchntt;.11. & Serncc M~mml. Hamburlt. Gcnnan~·. I9%
./]99 lilY 5/.f lV-8
l iiJ?.a.dklur ( KS 1701)
Maka diagram bloknya adalah
S(s) ----.1•1 0,0 1237
IV.6 AKTUATOR ELEKTROHlOROLIK
lp(s) •
Aktuator ini terdiri dari dua bagian solenoid yang akan mengubah besan:n
listrik menjadi genu: linear dan bagian hidrolik .
1\'.6.1 Selenoid Magnet Pada akluator elcl-1rohidrolik merupakan sebuah servo valve dengan
dilcngkapi selenoid scbagai penggerak pilot valve. Besar gaya yang dihasillran oleh
selenoid adalah proporsional dengan besar ams8 Pada gambar 4.3 memperlihatkan
penampang sebuah magnet selenoid berbentuk si linder di mana plunyer berbentuk
silinder bermassa M bergcrak vertikal dalam cincin antar (guide rings) dari kuningan
(brass) yang mempunyai ketebalan t dan diameter rata-rata d. Permebilitas kuningan
sama dengan ruang hampa (Fmgerald, 1990) yaitu 4 n:. 10'7 HIM
Plunyer terscbut disangga oleh pegas dengan ketetapan K. Tegangan terminal
adalah e dan arus listrik yang melalui kumparan mempunyai N lilitan adalah I .
Penurunan gaya mekanik yang bekeija ke atas pada plunyer terdapat pada
(Fif:gerald, 1990), sedangkan di bawah ini akan dituliskan hasil akhir penurunan
gaya tersebut yaitu :
fnd
.J]'l9. /U951~
ai" = lf2L'--
(a-x)" ,dengan
d'l ' L. = J.l. rra __ • l
IV-9
kumparan
plunyer baja bcrbentuk silindcr
/////////
lo
K
)
d
Gombar ./.3. Magnel selenoida
'li1gas Aklur ( KS 1701)
Cincin antar
pclat baja berbentuk silinder
a
h
a
Sedangkan tegangan terminal pada kumparan sama dengan drop tegangan
pada kumparan ditambah dengan tcgangan yang diinduksikan dalam kumparan
(Fit=gerald. 1990) sebagaimana dirumuskan di bawah ini.
e = Ri + L' x , di I dt + L' ai ? dx I dt (a +x)· (a+x)"
Dua persamaan terakhir ini merupakan persamaan non linear. Untuk
mendapatkan karakteristik yang linear maka simpangan plunyer harus dibatasi pada
c;mpangan yang kecil di sekitar titik keseimbangan. Teknik linearisasi secara
8 Fritzgen~d. AE: Mesin-rnesnt Lisu·ik, diterjemahkan olch D_joko A., Erlangg;t, 1990
-1299. 109.5/.J IV-10
Tugm Akhlr ( KS I 701)
lcrperinci unluk magne1 selenoid 1erdapa1 pada 9 Hasil akhir dari linearisasi tcrsebut
adalah
fnd = Ko l
c = Ri + L, di/dt + K11 dxldt
d. v _ L'al~~ tmana, ....., ~
(a +X,J
L'X Lo =
a + X
lo = arus listrik pada titik kesetimbangan
Xo = posisi plunyer pad a ti tik kesetimbangan
Dari perumusan gaya magnetik dan persamaan tegangan terminal pada
kumparan maka dapa t dibuat persamaaan dinamika untuk gerak magnet selenoida
sebagai berikut
fnd Md-x
8dx Kx = -+ _.,.
dt: dt
e = Ri + l .(! dild1 + Ko dxldt
a1au dalarn laplace domain rnenjadi :
Kol(s) ~ Ms2X(s)- BsX(s) + KX(s)
= (Ms2 + Bs + K) X(s)
E(s) = RJ(s) + LosT(s) + KosX(s)
= (R - Los) I(s) + KosX(s)
Dengan pengaturan dua persamaan diatas didapat
(Fitzgerald, 1990) .. .. .. .. (4. 15)
(Fitzgerald, 1990) 0 0 . (4016)
• Fr•vgeroldoAE; McsinonLC>m L•~tnko duc~ICIIIahklln oleh DJoko A .. Erlanggao 19')00 hal 107
./299./09 5/.f JV- l l
X(s) l(s)
"-, Ms' .,- Bs+K
l(s) _ E(s) - K, sX(s) R -t L,s
liii!.O' AHur ( KS J70/)
(Fitzgerald, 1990) .......... (4.17)
(Fitzgerald, 1990) ...... (4.18)
Dengan mensubstitusikan persamaan (4 17) ke dalam persamaan (4 16) diperoleh
X( ) K,,sX(s) _ KuE(s) s ~ (Ms: + Bs+ KXR +L0s) - (Ms2 + Bs+KXR +L
0s)
[(Ms2 + Bs + K) (R -" Kos) +Kos) X(s) = Ko E(s) . ... . . ... .. (4. 19)
Sehingga apabila untuk magnet selenoid yang bertindak sebagai input sistem
adalah tegangan terminal (E) dan sebagai output adalah displacement plunyer (X),
maka fungsi alih untuk magnet solenoida adalah
X(s) K0
E(s) "" (Ms: "'- Bs+ K XR + L0s)+ K,,'s
(Fitzgerald, 1990) .. .. .. ( 4.20)
Pada operasi normal Los << R dan Ms2 • Bs << K, asumsi ini diperkuat pula
pada (Fri:gerald. /990 ) hal 105 dan (Yeaple, /990) yang menyebutkan bahwa B
dapat diabaikan, maka dinamika magnet dapat didekati dengan sistem orde satu
berikut.
X(s)
E(s)
./299 109.5 N
K
RK - K 's
!V- 12
'f'ugas Akhir ( KS 170 I)
Kv (Fitzgerald. 1990) .... (4.21)
I +rs
dimana;
Spesi fi kasi data yang ada adalah
Banyaknya lilitan : 1440 lilitan
Tahanan totall ilitan :24,6 ohm
Diameter luar kumparan : 3,15 em
Diameter dalam kumparan : 1,11 em
Tinggi kumparan : 1,9 ern
Tegangan :lOvolt
Konstanta pegas :625 N/m2
Parameter-parameter
a=2 em h = 2 en~ d = lcm t = 0,05 em
Besaran-besaran yang lain ditentukan berdasarkan data typical magnet
selenoida pacta [Fritzgerald. 1990) yaitu konstanta pegas yang digunakan sebesar 625
N/m2 plunyer diam pada 0,25 em dan tegangan yang diberikan pada kumparan
mempunyai harga diam sebesar 10 Volt . Dari data-data diatas dapat dihitung harga-
harga konstanta pada dinamika magnet solenoida konstanta pada dinamika magnet
solenoida.
Vo lo =
R
-1299./09.51./ IV-1 3
lugcn Akfur ( KS I 'IJ/)
10 24.6
= 0,41 Ampere
I .' = .ucnr ad /1/~ I
= _4_Tr_. l_o_·'_.~r_.o...:.,0_2_x-:0:..;..0_2_x_l4_4_0_2
5xl0 •
3.27
3,27x0,02x0,41
(0,02 + 0,0025)'
= 52.97
Sehingga perumusan diagram solenoida magnet dengan menganggap tegangan
scbesar input dan displascmcn plunyer sebagai keluaran.
X(s) _ K0 52.97 0.00345
- ---'-'-"--""7" := E(s) RK+K,'s (24.6 x 625) + 52.97' s I + 0.2s
Blok diagram solenoida
./ ]'}<) /O<J. 5 I.J
_E_(s"-) ---~ .. , 0.00345 . !• 0.2s
X(s) ..
IV-1-1
Tugas Akhir ( KS 1701)
IV.6.2. Servomotor Hidrolik
Servomotor hidrolik dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian
berdasarkan aksi yang ditimbulkan yaitu aksi proporsional dan aksi proporsional
integraL Namun yang digunakan nantinya adalah hidrolik dengan aksi proporsionaL
rV.6.2.1. Servomotor hidrolik dengan aksi proporsional integral
Pada gambar ditunjukkan jenis rangkaian hidrolik dengan aksi proporsional
integral.
R t A
t y
Gam bar 4.-J. Servuvalve hidrolik propors10nal plus mtegral
-1299.1095].1 IV-15
Dasphot pada gambar berfungs• scbagai elemen difTcrensiator
R
Gombar 4 . .5. SIS/em clasph01
Gaya yang bekerja pada torak adalah A (P2-P1) = ky
Dimana ; A : luas torak (m2)
K : konstanta pegas (1'\/m)
Sedangkan laju ali ran pegas q diberikan olch ·
q = P, - P, R
(Ogata, 1991)
dimana ; q = laju aliran rnelalui pcnghalang
R = tahanan ali ran r.1elalui penghalang
T11gav Aklur ( KS 17(}1)
.(4.22)
Karena aliran melalui penghalang selama beberapa detik harus sama dengan
perubahan berat minyak ke sebelah kanan torak selama dt detik yang sama maka
diperoleh
q dt ~ A p(dx-d\')
Dimana , p = massa jenis n.inyak (kg!m')
.J299.109.514 IV- 16
'f'11~as Aklur ( KS 17/JI)
Pcrsamaan terakhir dapat ditulb sebagai bcrikut
atau ;
dx _ dy + k Y(s) dt dt RA · p
(Ogata. 1991) (4 23)
Dengan mcla~ukan transformasi laplace dan menganggap syarat awal nol diperoleh :
k SX(s} .; sY(s) .,. • Y(s)
RA· p
sebagai fungsi alih sistem ini menjadi
dengan
Y (s) = _..;;.s ,...-- = _ T_s_ X(s) s+ _k_, Ts+l
RA· p
(Ogata, l99l) .... .. (4.24)
(Ogata, J 991) .. ..... . .. (4.25}
Sedangkan penurunan fungsi alih dari bagian pilot valve adalah seperti
diuraikan dibawah ini Laju ali ran massa fluida menuju ke silind::r daya (spool '.'alve)
dan beda tekanan pada silinder daya
Q a f(x,AP) -- -
Dengan linearisasi persamaan non linear diatas di dekat titik kerja normal Q, x,lt.P
dapat diperoleh
(Ogata, 1991) .... .... (4.26)
dimana Q = f(x, L\P}
K = oQ I 0>-
.dan
-1299109 5/.f.
Tu~as Aklur ( KS 1701)
-X = x,IIP- L\P X~ x,L\P = ,._P
Untuk kondisi kerja normal yaitu Q = 0, ~ = 0, t.P = 0 maka dipcroleh
(Ogata, 1991) (4.27)
Dengan mcngabaikan compressibilitas flu ida yang digunakan maka laju aliran min yak
Q dikalikan dengan perpindahan torak daya dy kali A luas kali rapat massa min yak p.
Maka diperoleh
A p dy = Q dt (Ogata, 1991) ....... . (4.28)
Maka persamaan ( 4.20) dapat ditulis sebaga; berikut
t.P G l/k2 (k1- A p.dy/dt) (Ogata, 1991) .......... (4.29)
Sedangkan gaya yang dibangkitkan oleh torak daya adalah
F = A . L\P = A/k2 (k1 A p.dy/dt) (Ogata, 1991) .. ....... (4.30)
Selanjutnya gaya yang dibangkitkan oleh torak daya dikenakan pada massa dan
gesekan beban schingga diperoleh
m.y + f.y = Alk2 (k,- A p.dy/dt)
a tau
(Ogata, 1991) ... (4.3 1)
dimana m adalah massa dari beban dan f adalah koefisien gesekan viskos. Jadi fungsi
alih untul.. x dan y sebelum ada floting lever adalah
y ( s) - ...,...,..-..,.--..:..1 - ------,. X(s) s[r mk ~ )s + _fk , + Ap]
,Ak Ak 1 k,
.f.?Y9 I I)C} 514 IV-18
l'11gus Aklur ( KS 170 I )
K (Ogata. 1991)
s(Ts I) . . .. . (4 32)
dimana, K .. fk Ap
~
Ak I k I
T mk,
11.. ,- A'p
Karena langkah dan !>pool valve pendek dan dengan kecepatan yang relatif rendah
maka perbandingan mk2/(fk2 + A2p) adalah kecil maka fungsi alih dapat
disederhanakan menjadi
Y(s) K - ---X(s) s
(Ogata, 1991) ... ... .. . (4.33)
Jika sistem terdapat floating link, maka pada sistem akiuator ini terdapat sebuah
feedback sehingga blok dari sistem servomotor hidrolik seperti pada gambar berilnlt.
X y b/ (b· a)
aJ(b~)
Gombar 4.6. 8/ok diagram Sl!rvomotor hidrolik
Sehingga apabila pada servomotor hidrolik ditambahkan komponen
diferensiator yaitu pegas dan dashpot maka didapat diagram blok seperti pada gambar
4. 7 Dari gambar tersebut dapat dicari fungsi alih antara Y danE sebagai berikut ·
./199 I //9.5 f.l IV-1 9
Tugas Aklur ( KS 17/J/ )
hK
_Y (_s) = __ (;_u~-:-:'-b"'::)~:-· _ F:(.~) I KaT
+ --
(Ogata. 1991) .. (4 34)
(a + b)(/.\ - I)
Pada operasi normal 1° KaT >> I . sehingga diperoleh (a 1 b)(Ts + 1)
Y(s) = Kp( l + _1_ ) E(s) Tis
dengan . Kp - b/a
c X y
Ts/Ts+J a!( b+a)
Gnmbar 4 7 8 /ok tfingrnm .ren·omotor hidrolik propomonnl plus integral
Spesifikasi data yang ada adalah
• Luas torak pada dashpot · 0.07446 m~
• Massa jenis minyal.. : 899 kglm3
• Tahanan penghalang pada dashpot : 2 rnldt
• Konstanta peg.ts pada dash pot : I 00 ~1m2
• Konstanta pcgas pada flyweight · 80 N/rn2
.JJ'>9. /M.51./ IV-20
Tugas Akhir ( KS 1701 )
Maka diperoleh Kp bla 1
1.. RA ' p 2 " 0 0746' ~ 899 · - - = =0.1
sehingga.
K 100
Y(s) _ 1+_1_ X(s) 0 Is
B1ok diagram untuk servomotor hidrolik dengan aksi proporsional integral
X~ _ ___. .. ~,, + - 'O. Is
IV.6.2.2. Servomotor dengnn Aksi Proporsional
Aksi proporsional pada servomotor didapatkan dengan menghilangkan elemen
dashpot pada rangkaian servomotor hidrolik pada gambar 4.2. Serclah menghi1angkan
blok dinamika elemen dashpot pada gambar 4.3 maka akan didapat b1ok diagram
untuk servomotor dengan aksi proporsional. Fungsi a1ih untuk servomotor hidrolik
dengan aksi proprsional adalah
bK Y(s) s(a ... b)
E(s) = 1 + Ka
(a + b)s
Demzan memperlihatkan bahwa pada operasi normal barga I Ka I » I (Ogata, - ~
1991 ). dapat diperoleh
Y(s) = ~ Kp - 1 E(s) a
1 'Ogalll. K.1tSuhil..o~ouk Kotllt'OI Au!9m;uik J. diterjem:.hkan Edi L .. Erlangga. Jakan:t 1997 .1~11.1~~
./299 IM.5N IV-21
1'11gas Akhir ( KS 1701)
Dari data yang ada maka dapat diketahui blok diagramnya
Y(s) ---+i .. l._ _ _J
E(s) ..
IV.7 DATA KAPAL PALWO BUWONO 1600 TEU'S
Beberapa data-data mengenai kapal PALWO BUV/ONO 1600 TEU'S Sam
Ratulangi dapat dilihat pada dafiar di bawah ini :
2.
3.
4.
5.
6.
7.
"'ama kapal · Sam Ratulangi
Jenis
Panjang keseluruhan
Panjang kapai(Lpp)
Lebar (B)
Draught (T)
(design)
(maximum)
Keceparan dinas (Vs)
. Full Container
: 177,350 tl1
: 167,740 m
: 27,500 01
9,700 m
10,500 m
19,1 knots
4J!J9 1119.514 !V-22
'li1ga~ Akhir ( KS 1701)
BABV
Ai'\ALISA KESTABILAN
SISTEM KONTROL AlJTOPILOT
Dalam melakukan sistern kontrol maka diperlukan adanya penurunan
persamaan matematik dari sistem. Pemodelan matematik ini dapat dianalisa untuk
memperoleh kinerja sistem dengan berbagai metode Perilaku dinamik sistem dapat
diramalkan dengan mengetahui komponen-komponen dalam sister." Karakteristik
perilaku dinamik sistern kontrol yang paling penting adalah kestabilan mutlak yang
menunjukkan bahwa sistern stabil a:au tidak stabil. Sistem kontrol linier parameter
konstan dapat dikatakan stabil jika dikenai gangguan akan kembali ke keadaan
setirnbang. Sedangkan sistem kontrol linier parameter konstan dikatakan tidak stabil
jika keluaran berosi lasi terus-menerus atau keluaran membesar tanpa batas dari
keadaan setimbang ketika mendapat gangguan. Keluaran yang semakin besar dapat
menyebabkao sistem menjadi rusak atau tidak linier, sehingga persamaan linier tidak
berlaku.
Perilaku dinamik sistem yang lain adalah kestabilan relatif dan kesalahan
keadaan tunak Karena sistem kontrol fisik rnelibatkan penyimpao energi, maka
keluaran sistem ketika dikenai suatu masukan, tidak bisa mengikuti masukan secara
sereotak, tetapi menunjukkao respon transien, sebelum mencapai keadaan tunak.
Respon transien sistem kontrol praktis sering menunjukkan osilasi teredam sebelum
mencapai suatu keadaan tunak Jika keluaran keadaan tunak sistem tidak tepat benar
dengan masukan. maka dapat dikatakan sistem memiliki kesalahan keadaan tunak
Kesalahan ini merupakan tolak ukur ketelitian sistem. Dalam menganalisa sistem
komrol. menguji perilaku respon transien, seperti waktu yang diperlukan untuk
mencapai keadaan tunak yang baru dan harga kesalahan pada saat mengikuti sinyal
masukan maupun perilaku keadaan tunaknya.
.f}<i'J 1 ()<) 51-I Y. l
.. -
Tu;:a~ Aklur ( KS 1701 J
V.I. Fungsi Alih Sistem J<ont rol
Dalam tcori komrol, fungsi alih di!,,'Unakan untuk mendapatkan hubungan
masukan dcngan keluaran dari sistem linier parameter konstan. Konsep fungsi alih
hanya di£,•tmakan pada sistem linier parameter konstan. walaupun dapat dipcrluas
untul. sistem komroltal. linier.
Fungsi alih sistem kontrol linier parameter konstan didefinisikan sebagai
pcrbandingan dari transformasi Laplace keluaran dan masukan dengan anggapan
bahwa scmua syarat awal nol
Gombar 5.1. Blok dtagram dengan dua ganggua11
Ship
dynamic
Dari Bab IV telah diperoleh blok diagram masing-masing komponen sistern
autopilot pada kapal full kontainer ini. Setelah digabungkan maka didapat blok
diagram yang menyatakan sistem kontrol autopilot dengan menggunakan servomotor
Proporsionallntegral yang ditunjukkan pada gambar 5.2.
0~ !Uu..! 1 •02•1--~ 01s
Ciambar 5. : . 8/ok dwgrom tanpa g.7ngguall
Blok diagram di aras dapat disederhanakan sebagai beril.-ttt ·
./299. I 119 5 f.l V-2
'l'uqos Akhir ( K<; i?rl/)
0 .00124s + 0 .01237 1 'I'
I ..
0 1s
..
Penyederhanaanlcbih lanjut blok diagram tertutup tersebut sebagai berikut :
• 0.00711s2 • 0 ,07096s 2,052s' • 0,12s1 . 0 73045s • 0.73
Sehingga fungsi alihnya adalah
v - ll.(l()711 1 s : - 0.07096 s -'1'-.. -.. = -=2-:. o"'s""2-. -:-• .:.;+..;0:-• .:.1 2:-: •• ,;.._---:-o-=:. 7:..;3.,..0-I.:.S:..:s:..:.--=o"". 7=-=-3
V.2. Analisa Respon Sistem Kontrol Autopilot
Rcspon transient dari sistem kontrol autopilot sebelum diberi kompensator
ditunjukkan pada gambar di gambar 5.3 Dari gambar tersebut dapat kita lihat bahwa
.J29<J /09.5 /.J \ :' - .>
"'I 0 ·'
U?.
0. 1
~
"" "' ~ ~ " o;,
()
"' " •• . s "" ... " ...<:
u v> · ·~ "'~ ·0 .l
o. •
"
./2'19. /()') 514
-L Ill
.----1
\
,.
J. 20
._ _ _._ _ _ _J
25 lO .15
rime (sec)
7iwr.v A kl11r ( KS I 70 I)
C ;omhtw 5.3. Grafik rt!Sf'I(JII/ron'ic.'HI rmwk .f:i$fem l(mpn kontrofler P/JJ
V -4
'li1ga' Akhlr ( KS 170 I )
sistem tidak stabil tanpa adanya kompensator. Dengan demikian merupakan hal yang
san gat penting digunakannya kompensator pada sistem autopilot ini
V.2.1. Spesilikasi Desain
Sebuah kompensator dipasang pada suatu sistem diharapkan dapat
menghasilkan suatu respon yang memenuhi suatu spesifikasi perencanaan. Dengan
demikian dalam merencanakan kompensator perlu dilakukan perumusan spesifikasi
dari perencanaan sistem. Berdasarkan data dari
v.'WW engin.umich edu/gropp/ctm/examples/pitch/Mpitch.h.tml-9k-. disebutkan bahwa
respon yang dihasilkan harus memenuhi beberapa kriteria pcrencanaan sebagai
bcrikut :
• Overshoot h.-urang dari l 0%
• Settling time kurang dari l 0 detik
Dengan demikian arah gerak kapal kontainer ini pada saat menggunakan
autopilot dapat dinyatakan stabil dan sesuai dengan set heading pointnya apabila
memenuhi spesifikasi desain tersebut.
V.2.2. Desain Kompensasi dengan Modifikasi Servohidrolik Proporsional
Tntegra l
Pada sub bab ini akan dijelaskan langkah-langkah memperoleh kompensator
yang optimal untuk memenuhi spesifikasi desain yang telah disebutkan pada sub bab
sebelumnya Di dalam perencanaan kompensator secara analitik digunakan
pendekatan peletakan kutub dominan (dominant pole placement) pada sistcm. Dengan
mcnentukan letak kutub dominan yang memenuhi spesifikasi desain yang telah
ditetapkan maka akan diperoleh parameter-parameter kompensator yang optimal.
Fungsi alih maju (forward transfer function) sebelum adanya
kompensator dievaluasi pada s1 dapat dinyatakan dalam bentuk vekwr pada bidHng
kompleks sebagai berih.ut .
V-S
Tugas Akhir ( KS /70/)
Gp(.r) _ 0,007111 ~ - 0.07096s1
2,052s • + 0.12s1' - 0. 73045s1 -0,73
= - 0,007t(eu$·1 . .J2L -o,07096(em·1 . .J2)
2,052{e"''1 Ji} + 0.12~u"~_.J2y -0,73045(e135' 1 • .J2)-o,73
= ___ - 0.0071(-j) - 0,07096(-1-'- j)
2,052( I)+ 0,12(0,707 + 0,707 j)- 0,73045(-1- j)- 0,73
= 0,07096 - 0,06386j
1,9667 - 0.6456;
• 0,0 1665 e (~1.1 58'1
Dari pcrhitungan di atas dapat ditentukan nilai J3 = 135° dan nilai untuk ljl = -
60,158°. Dengan dcmikian dapat ditentukan konstanta proporsional (Kp) dan
konstanta tunman (KL>) pada ni lai Ki yang berbeda-beda yaitu sebagai beril<llt ;
K -sin(fJ + vt) 2KicosfJ p = -
jGp( s1 ) :. sin /3 Js,J
K - sin(135° 60,158°) 2Ki cosl35°
Jl -0,0 1665sinl350
Kp = Ki - 81.982
Dan nilai l..onstanta detivatifnya
K = _ _ sin 1/f ... Ki 0 ls,fGp(s, ~sin /3 s/
K = sin( 60,158°) - + Kt 0
0,01665sin 135°fi. 2
K ., .:: }.;; 52,096 . 2
.J2
Jika diinginkan tipe kompensatornya adalah jenis PID maka dcngan
mcnentukan konstama integral Ki maka nilai Kn dan Kp dapat ditentukan dari
persamaan dcsain d• at a~
-1 :!99. 1119 5 f.l V-6
'lit gas Akhir ( KS 170 I )
V.2.2. 1. Sistem Oengan Kompen~ato r PIO
Telah disebutkan pada bab IV bahwa pada sistem ini terdapat dua macam
gang!,'llan yaitu angin dan gelombang. Pada simulasi dengan program Matlab untuk
mencari parameter kompensator yang optimal, digunakan gangguan dengan kapasitas
maksimum untul.. mengantisipasi kondisi terburuk yang sering terjadi pada saat
bcrlayar di samudera bebas.
Sedangkan hasil simulasi respon transient untuk modifikasi servohidrolik
Proporsional dan kompensator PID dengan memasukkan parameter-parameter Pro
pada simulink dapat kita lihat pada gambar 5.4 , 5.5 , dan 5.6.
I . Dcugan parameter PID :
Ki = 200
Kp "' 118,0 18
Ko - 47,904
Diperoleh hasi l bahwa respon sistem sama sekali tidak memenuhi kriteria
~pesifikasi desain, karena terjadi overdamped.
2 Dengan parameter PlD :
Ki = 250
Kp = 168,018
Ko - 72,904
Diperoleh hasil bahwa settling time dari respon sistem . 33 detik dan
overshoot-nya mencapai 17,1% sehingga tidak rnemenuhi l.:riteria
spesifikasi desain
3 Dengan parameter PID ·
Ki - 900
Kp = 818.018
Kn = 397.904
./299109.5/.{ V-7
T11gasAkhir ( KS 1701)
200
l()()
u 1-------....... ----
· I ()I)
·2tl(l
\UI,
·129'1. /IN 5 I~
< imnhm· 5. 4. (lra[iJ.. respon Jrnn,·ient Imtu/.. Sl!ill'lfl d<.'IIJ.!""
.... .(•n-muoto!•l'f kompelf'i(itor PID pnda J...·, - 200
V-S
-e ., ~ ~
~
"" c " "" c 'Q
" u ..c (,) VI
Tugas Aklur ( KS 1701)
tl h ~---- ,----.----.----.----~--~----~--~r---~
11.2
(I
-U.2
.Q.~ ._ _ __,_ ___ _,_ ___ .._ _ _ _ _ _._ _ _ _._ _ _ .__ _ _,_ _ _ _.__ _ _~
Cl 1U 15 20 ~~ .lO '5 40 45 50
.J )!)I) Ill') 5/.J
time (sec)
(imuhm· 55. <_irafi~ r·esponlr<m'·ient umuk ,,hfem ~lttllf!tlll
,\('t1•tJWO(OI' J•f kotuf1CIJ VlltW J1J/) potfa f.:t - ~50
V-0
""[ 04
(l ·~
~
-o .., ~ ~
<> ~J) c .. 00 c "0 .. <> ..c 0\,)
"' (J(P.J
0 1.1
0.1 •
0 U\
·12 '.I'J II 1'1. 5 I ./
T
,\ Ill
Tu~a.t Akhir ( 1\S /7111)
!• · -
20 --~--~L---~----~---~
Hmc (sc'e} 35 •o •I
( inmhnr 5 tt. ( iroji~ rc.,pon lrtmsiem tmtuk siMc.'m tk•ugan
M.'I"''Omolor PI Aompcn~ntor fJ/LJ pnda.C..'r - 900
V-1 0
Dipcrolch hasil bahwa settling
spesitikast desain yaitu 8 detik.
spesifikasi dcsain yaitu 9,47%.
\ '.2.2.2. Sistem Oengan Kompensator PI
time dari respon sistem memenuhi
tetapi overshoot-nya melebihi kriteria
Sedangkan hasil simulasi rcspon transient untuk modifikasi servohidrolik
Proporsional dan !:ompensa:or PI dengan memasukkan parameter PI pada simulink
dapat IJta lihat pada ganbar 5 7.
I . Dcngan parameter PI :
Ki = 200
Kp .. 118,018
Diperoleh hasil bahwa respon sistem sama sekali tidak memenuhi kriteria
spesifi kasi dcsain, karena terjadi over damped.
2. Dengan parameter PI :
Ki a 250
Kp • 168,0 18
Diperoleh hasil bahwa respon sistP.m sama sekali tidak memenuhi kriteria
spesi likasi desain, karena terjadi over damped.
3 Dengan parameter PI ·
Ki = 900
Kp = 818,0 l!l
Diperoleh hasil bahwa respon sistem sama sekali tidak memenuhi kriteria
spesifikasi desain, karena rerjadi over damped.
V.2.2.J. Sistern Dengan Kompensator P
Sedangkan hasil simulasi respon transient untuk modifikasi servohidrolik
J>roporsional dan kompensator P dengan memasukkan parameter-parameter P pada
simulink dapat kita li hat pada gambar 5.8.
-1299. I M. 51-I V- I I
,-
"" .. ~ ~ ,. Oo c " eJ)
= :,:; "' t>
.1:!
0 ~
'I'IIJ!.ll-' Akhir ( KS 170 I)
-·~1~0)----r------ -----.-----~------------~-----. , ,. ,--.- .- ~-
0
>· ,. ./I
i
i
-l\
1(1
·12o , _____ ... __ __.._ ----'------..L-----_...J25'----~30~----~l>::-. ----.::o:---~.:;sc---~ Ill I~ 20
time (sec)
( :nmbar 5. 1. Gra{ik n·.spon lrt:ustent wrtuk .SI,!)tem deug(Jn
'ic!/'l'Omr>ttw 1'1 komp,•nsotor PI pado A:t - 900
V-12 .1)()<) Ill') 514
"0 ., ~ ~·
u Oil c .. ""' c -a ., " ..c:: -" "'
' IU I ~
u.~
0
o.<
.J u
./ :?•19 I 11'1. 5 J.l
Yi1gos Akhir ( K!> I 701)
] I
·······!
i
I) l< 40 4)
time (sec)
l ;mulmr 5. 1,{ ( irt?fik ''espmr frtUI\1('11/ tl/lltlk ~~ wem d(•Jtf!.flll
.H.:r\'ouuuor /,/ J, fiiii{Jeu".'<HOI' P pnda hp -:- (j /''(()I 8
V-D
T!t~M Aklur ( KS J7(Jf)
I. Dengan paramet~r P .
.,
Kp 118.018
Dipcrolch has1l bahwa respon sistem sama sekali ridak memenuhi krircria
spesifiJ..asi desain. karena terjadi overdamped.
Dengan parameter P :
Kp "' 168.018
Diperoleh hasil bahwa res;>on sisiem sama sekali tidak memenuhi kriteria
spesilikasi desain, karena terjadi overdamped
3. Dengan parameter P
Kp = 218.018
Diperoleh hasil bahwa respon sistem sama sekali tidak memenuhi kriteria
spesitikasi dcsain, karena terjadi overdamped.
V.2.3. Desain Kompensasi dengnn Modifiknsi Ser.•ohidrolik Proporsionnl
Modilikasi selanjutnya adalah dengan mengurangi elernen dashpot pada
aktuator hidrol iknya sehingga aksi aktuator hidrolik menjadi proporsional. Per.urunan
dinamika servohidrolik dengan aksi proporsional telah dijabarkan pada bab IV
schingga blok diagramnya menjadi seperti pada gam bar di bawah ini.
Gombar .1..1. 8/ok dtogrnm Ststem dengnn senYJI1Wtor P
y \-t~'0"'0"'0~04;:.:3<f-+l -177 4.087
1 + 0.2s 17.1s2 • s
V- 14
'li1f(GI Akh1r ( K'i 170 I)
Dan penyederhanaan total sistern dengan s~rvornotor Pl adalah sebagai berikut
• 2.6091s' • 13. 1982s• . 0 7629s2 'II 11 6964s' •118 332sl • 306.13s! • 34.6s' • 267 4255sl. 1357.825s1 • 78.487s ~
Schinsga fungsi alihnya
L; - 2,609 1s" - 13,1982s'- 0,7692s'
1{1,<1· 11,6964s7 + 118,332s6 + 306,t3s5 -'-34,6.s' - 267,4255.s 3 -1357,825s2 - 78.487.1
Pelctakan kutub dominan direncanakan pada titik - 1 + j yaitu sarna dcngan
desain sebelurnnya. Fungsi alih maju dalam besaran vektor dievaluasi pada titik kutub
dominan yang tclah direncanakan · • 3 '
G () - 2,609ls,· - 13,1982s1 -0,7629s,·
~s = . 11,6964 ,, ' -118,332s,• + 306,i3s
1 5 + 34,6s,• - 267,4255s1' - 1357,82Ss,' - 78,487.,
= -6,7209- 8,561} 62,982 -983,897 j
= 0,0054 e -~HSl•J
Dari perhitungan di atas dapat ditentukan nilai 13 = 135° dan nilai untuk ljl =-34,452°. Dengan demikian dapat ditentukan konstanta proporsional (Kp) dan
l.onstanta turunan (Kn) pada nilai Ki yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut :
,, -sin(/J +vt) r..p - IGtl(., >I. sin {J
.J 299. I /19.5 J.J
2Kicos{J
lsd
V- 1 ~
Kp = sin( 135, 34,452")
0,0054 sin 135•
Kp Ki - 257.439
Dan nilai konstanta derivatifnya
sin 'II K1 ,,l vp(.l )jsin p s,-
2Ki cosl35°
J2
sin( -34,452°) K1 + -
0.0054sin 135°./2 2
K = Ki I.J 2 104.762
Tu,~a.~ A kh1r ( KS 170 I )
Jika diinginkan tipe kompensatomya adalah jenis PID maka dcngan
menentukan konstanta integral Ki maka nilai Kv dan Kp dapat ditentukan dari
persamaan desain di atas.
V.2.3. 1. Sis tern Dengan Kompensator PTD
Seperti halnya pada modifikasi servomotor Proporsional, pada simulasi
dengan program Matlab ini untuk mencari parameter kompensator yang optimal,
digunakan gangguan dengan kapasitas maksimum yang sering terjadi pada saat
berlayar di samudera bebas.
Sedangkan hasil simulasi respon transient untuk modifikasi servohidrolik
Proporsional dan kompensator PID dengan memasukkan parameter-parameter PID
pada simulink dapat kita lihat pada gambar 5.9 dan 5.10.
I. Dengan parameter Pro .
Ki- 1050
Kp 792,561
KD = 420,238
-1199 I 09. 5 /.J V-16
~
-:> "' ~ ~ "' Oil c: "' on c: ., (J
u ..c: ~
0
"'
tugar Akhir ( KS 17111)
II 'T -...- ~r -, - -, -,-----,
. ·I I l
o.2,L I i \ l
0.2
().1~ ! T'
U, l
u.os
il
u.os
il I '---- '---...1.---"'---'-----'-----'---~---'------'---..l il Ill I~ 20 25
40 4) 30 15
.J2<J'J. I 1/9. 5 /.J
time (sec)
(jumhm· 5.1J. ( inrfi~· n.'."l~on tl'lmshml rmrrtk sbtc•nr dt'U$!.tfll
,r;('f'\'omotor /) kompeuwJtor J>//) t'odn 1-.:i - 1050
V- 17
.., <'; ~ ~
<> e;, " " 00 c: ., "' " .r:
" V>
li•J;as Akl11r ( KS 1701)
0 (, .-----.---r---,----.--- -.-- - ..,-- - ,-- ---,,------,.- -
l 0~
" I
u.~
0.2
01
0
.()I 0
·121JIJ. //)11. 5 f.l
10 15 20 25 40
time (sec)
( iomhor 5 I 0 ' ~rajik rc.,·pult rrrmsumt unluk \l.'i>fem ch·ugan
·'i'rt mtmror fJ kompen,·c.·trw Pi V pmln J...1 - -1000
.: ..
41
V-18
litf?a' A klur ( KS /70 I)
Dipcrolch
memenuhi
hasil bahwa settling time dari respon sistem yang tidak
spesifikasi desain yaitu 13 detik. Tetapi overshootnya 9,5%
sehingga memenuhi kriteria spesifikasi desain.
2 Oengan parameter PID .
Ki ... 4000
Kp - 3742,561
Kn - 18°5,238
Dipcroleh basil bahwa settling time dari rcspon sistem memenuhi
spcsitikasi desain yaitu 7,2 detik. Sedangkan overshootnya 12% sehingga
tidak memenuhi kriteria spesifikasi desain
V.2.3.2. Sistem Ocngan Kompensator· PI
Sedangkan hasil simulasi respon transient untuk modifikasi servohidrolik
Proporsional dan kompensator PI dengan memasukkan parameter-parameter PI pada
simulink dapat kit a lihat pada gambar 5.11.
I. Dengan para meter PI :
Ki • 4000
Kp • 3 742.561
Diperoleh basil bahwa settling time dari respon sistem mcmenuhi
spesifikasi desain yaitu 4 detik. Sedangkan overshootnya 17.7% sehingga
tidak memenuhi kriteria spesiftkasi desain.
./:!99 I 09 5 f.J V- 19
lirj!.tr-' Akhir ( KS 17111)
t<~--~ ,- -
I I-
., ... ~
" ~ c: " en " "'
0.~
" " ..c -0
"'
() ~r- --
-0 ~
t L---~----~--- ~----~---L----L----i----~--~----~ 0 10 " 10 40
t ime (sec)
(u;llufwr 5 II. (Ira{;:.: rt!spon traHStent wrtuk sistem ch'tl~dn
\ ('J,·omntnr } 1 komtwnsalor /)/ pndn ~-..·, .JOO(J
.J21J<J.I0').,if.J V-20
1itgus Aklur ( KS /7f!l)
V.2.3.3. SiSiem Dengan Kompensator P
Sedangkan hasil simulasi respon transient untuk modifikasi servohidrolik
Proporsional dan kompensator P dengan memasukkan parameter -parameter P pad a
simulink dapat kita lihat pada lampiran 5.12
Dengan parameter P :
Kp - 1895,561
Diperolch hasil bahwa settling time dari respon sistem memenuhi
spcsifikasi desain yaicu 3.5 detik. Sedangkan overshootnya sekitar 15%
sehingga tidak rnemenuhi kriteria spesi fi kasi desain.
.f2Y'J I 09 5/.1 v-:n
0 :i) c
" .., c ., "' " .c -<.> V>
Tugo.\ Aklur ( KS 17111)
1.< - ,- , I ---r
1.2
··•
0.8
11.2
0 ~--------~------·~~
·<'.6 L_ __ .._ __ ..J.... __ ..J.. __ _J ___ .._ _ __ l_ __ _L_. _ _t __ __;L_ _ _
U ' IU I~ 20 25 '0 35 40 45
./ )<J<i . I 09. 5 1./
time (sec)
( imnhur 5 12. ( irafik n•.vum trtm.H<'tJI wuuk st,\/t•m rlcupmr
,\ L'I"\'i11110fo r /~/ ~·ompCH\'(1fOr ,, f )(U}al\p - /8V.~ .. 'l(d
V-22
Tu~u.1 Aklur ( KS 1711 I )
V.J. Simulasi Sistem Kontrol Autopilot
Simulasi vang dilakukan pada sistem kontrol autopilot ini dilakukan pada
berbagai kondisi dari masing-masing gangguan maupun gabungan antara kedua
gangguan tersebut Sebab kapal ini berlayar di samudera bebas, maka perlu dilak"Ukan
simulasi untuk melihat respon sistem atas berbagai kondisi gangguannya
V.J. l . Simulasi Sistem Kontrol Autopilot dengan Gangguan Gelombang
Dari sub bab sebelumnya untuk simulasi <!engan berbagai kondisi yang berupa
gclombang, 1-..ita menggunakan parameter kompensator yang responnya merupakan
pcralihan antara parameter kompensator yang memenuhi kriteria spesifikasi desain
dengan parameter kompensator yang memenuhi kriteria spesitikasi desain, yaitu
kompensator PI D yang menggunakan servomotor Proporsional Integral dengan Ki ~
300 sehingga diperoleh hasi l simulasi yang ditunjukkan pada tabel berikui :
frekucnst penyimpangan ~elombong set heading (rad/dct) (dcraj at)
0,5 0,005 0,7 0,01
0.9 O.Oli 1.1 O.o35 1.3 0.022
7 nhel .< I P~n_ttmpnngnn set heading poda host/ sitmtlast
terhatlap gan~an gelombang
Dari tabel tcrsebut dapat kita amati kecenderungan hasil simulasi yang telah
diperoleh, >aitu semakin besar gelombang yang mengganggu kestabilan sistern
kontrol , semakin besar sudut penyirnpangan set headingnya.
.t :l iJ<J I O<J. 51 J V-23
Tugm Aklur ( KS 170 I )
V.3.2. Simulasi Sistem Kontrol Autopilot dengan Gangguan Angin
Sepeni halnya pada gangguan yang berupa gelombang. maka pada simulasi
dengan kondisi angin ini kita menggunakan kompensator PID dengan servomotor P
lmegral yang parameter kompensatornya Ki = 300 Sehingga diperoleh hasil simulasi
scbagar berikut
fungSI ahh scnlin@ time
an~an (del)
0.006 6.55 0.0~0 I~ 6.75 0.037!1 7.25
0.25513 7,45 0,263 7,75
0.377 8
Tabel S.2. 1/asil ;imulasi rerhadap gangguan alll(lfl
Dari tabel tersebut di alas nampak adanya kecendenmgan hasil simulasi yang
telah diperoleh, ya itu rnakin besar kecepatan angin yang mengganggu kestabilan
sistem kontrol, semakin lama settling time yang dicapai sehingga tidak memenuhi
kriteria spesifikasi desain yang telah ditentukan pada sub bab sebelumnya.
V.4. Kestabilan Sistem Kontrol Autopilot
Untuk mengetahui kestabilan sistem digunakan cara roots locus yaitu mencari
letak kedudukan dari pole dan zero dari persamaan transfer function pada sumbu real
dan imaginery.
V.4. l. Roots Locus Sistem dengan menggunakan Kontroller PID
Dari Transfer Function kita cari harga-harga zero dan polenya Langkah
pcnama adalah memtaktorkan pcrr:bilangnya yaitu :
TFI = -5, 176s4 -17,102s'1
29,673i 17,74s
Schingga diperoleh harga-harga dari zeronya (0) yaitu .
0
-'JCJ() IO'J51-I V-24
·I 1524 • I 4497i
- I 1524 • l 4497i
-0 9994
U!ngl..ah kedua adalah memfaktorkan penyebutoya yaitu .
2.052s' i O,l2s 4 0, 73045s2 - 0, 73s
Sehingga diperoleh harga-harga dari polenya (x) yaitu :
0
0.85 10
-0 4547 ~ 0 4596i
-04547.0 45961
lit)iadklur( KS 1 ~011
Dan setelah kita dapatkan harga-harga dari pole dan zeronya maka langkah
terakhir adalah menggambar root locus dengan bantuan program Matlab seperti yang
di tunjukk1mpada gambar 5. 13 .
Pada gam bar root locus tampak bahwa letak pole dan zero terletak pada daerah
kiri sumbu imaginery atau pada sumbu real negatif, maka menurut aturan yang
berlaku bahwa bi la letak pole-pole dari persamaan sistem berada pada sumbu real
negatifmaka sistem dapat dikatakan stabil.
\'.4.2. Roots Locus Sistem Tnnpa menggunakan Kontroller PID
Dari Transfer Function kita cari harga-harga zero dan polenya Langkah pertama
adalah memfaktorkan pembilangnya yaitu ·
TFJ - -0,0096ss - 0,0048s4 0,0028s3
Sehingga diperoleh harga-harga dari zeronya (0) yaitu
0
0
0
-0 2500 + 0 47S7i
-0 2500 - 0 .4787i
-i:c'JIJ. I OIJ 5 I.; V-25
7/tgasAklur(KS 1701 J
1.5-----~---,-----.--~-----------.----.-----.---~----~
.l 0.5
0~------------------~
-0.5
-1
-1 .5- _ _...~_ ____ -L.._ ______ __:=---.~. ____ __.I.._ ___ __L_ _ __ -L.,_ _ _ _ ______ _j
-3 -2 5 -2 -1 .5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 Real Axis
Uambar 5. 13. Rout fo<'u,, dengnu men$!gunakan kompen,)OforPJD
.J29'J. /1)1), 5/.J V-26
'l'uga~ Aklur ( K'i 1701 1
Langkah kedua adalah memfaktorkan penyebutnya yaitu :
5.8~8s7 + 29,92s6 t 3,44s5 + O,ls4
- 20932,45s3- 210548,6s2
- 12241.2s
Sehingga diperoleh harga-harga dari polenya (x) yaitu :
0
8.3602
0.6339- 8.3038i
0.6339 - 8 3038i
7.3429 2 79551
7.3429 2 7955i
0.0585
Dan setelah kita dapatkan harga-harga dari pole dan zeronya maka langkah
terakhir adalah menggambar root locus dengan bantuan program Matlab seperti yang
ditunjukkan pada garnbar 5. 14.
Pada gambar root locus tampak bahwa letak pole dan zero terletak pada daerah
kanan sumbu imaginery atau pada sumbu real positif, maka menumt aturan yang
berlaku bahwa bila letak pole-pole dari persamaan sistem berada pada sumbu real
posit if maka sistem dapat dikatakan tidak stabil
.J]'JQ /09.5f.l V-27
Tugas Akhtr ( KS 1701 J
10
8
6 I
4 j 2
0
·2
-4
-6
) -81
-10 -10 -5 0 5 10
Real Axis
( ;nmhm· 5. 1-1. Roof locus sistem taupa menggm1a/.:an PIJJ
.J29.9 109 5/./ V-2S
Vl.l. KESIMPULA~
BAB VI
PE:"--UTUP
Tugm Akhir ( KS I i iJI)
Dari ana!isa dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya
maka dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut :
• \1odifikasi sistem kontrol autopilot pada Kapal Palwo Buwono 1600 TEU'S dapat
dilakukan dcngan menggunakan ak<uator elektrohidrolik dengan servomotor jenis
Proporsional( P ) dan dengan servomotor Proporsioanl Integral (PI ).
• Karaktcristik rcspon transient sistem ketika berbagai jenis kompensator dengan
pcmodifikasian servomotor yang digunakan adalah sebagai berikut :
);. Sistem dengan servomotor PI-kompensator PID men1ili.ki kecenderungan
respon transien yang scmakin tak teredam jika harga penguatan semakin
:liperkccil dan pada harga Ki = 250, respon transien mulai tidak stabil karena
settling timenya mencapai 33 detik.
:;... Sistem dengan servomotor PI-kompensator PI memiliki kecenderungan respon
transient yang semakin tak teredam untuk harga penguatan berapapun Ini
berani bahwa untuk modiftkasi ini sama sckali tidak bisa digunakan pada
kapal ini.
,. Sistem dengan servomotor PI-kompensator P juga seperti halnya pada
servomotor PI dengan kompensator PI yang memiliki kecenderungan rcspon
transient yang overdamped untuk harga penguatan berapapun.
,. Sistem den£an servomotor P-kompensator PID memiliki kecenderungan
respon transien yang menunjukkan sistem tidak stabil karena selalu tidal.
memenuhi salah satu kriteria spesi!ikasi desain yang telah ditemui;an
,. Sistern dengan servomotor P-kompensator PI memiliki kecendenmgan respon
transient yang tidak sama pada servomotor PI-kompensator sejenis. Pada
./29'J. I 119 51-I VI-I
Tur.asAklur ( KS 1701)
servomotor ini. tidak tcrjadi overdamped. tetapi malah tejadi lewatan
maksimum (overshoot) yang tidak memenuhi kriteria spesifikasi desain yang
telah ditcntukan
r Sistem dengan servomotor P-kompensator P juga memiliki kecenderungan
yang sama r Sistem tanpa menggunakan kompensator memiliki respon transient yang
menunukkan tidak Mabilnya sistem
• Karakteristik respon transient sistem ketika berbagai disturbance yang
dimodifikasi adalah sebagai berikut ·
,. Sistem dengan disturbance gelombang. memiliki kecenderungan yang jika
semakin besar frekuensi gelombang yang berkisar amara 0,3 sampai 1.3
rac/detik maka semakin memperbesar penyimpangan sudut set heading kapal.
Tetapi, pada sistem dengan kompensator PID servomotor PI dengan Ki = 900,
telah disetting untuk gangguan gelombang maksimal.
J> Sistem dengan disturbance angin, memiliki kecenderungan yang jika semakin
besar konstanta fungsi alih dai gangguan angin ini, maka semakin
memperbesar settling timenya narnun yang terbesar hanya sampai 8 dctik.
sehingga rnasih memenul1i k.riteria spesiftkasi
Vl.2. SARA.'II
Unruk lebih rnenyempurnakan hasil peraneangan rnaka beberapa hal yang
perlu dilakukan dalam bentuk studi lanjutan adalah :
• Mengingat terbatasnya waktu, tenaga, dan materi yang dirniliki penulis, maka
Tugas Akhir ini dapat lebih valid dan akurat seandainya dirurbance diukur
langsung pada saat kapal berlayar dengan menggunakan sistem autopilotnya di
samudera beba~
• Pengaruh tidak stabilnya sistem kontrol autopilot yang dapat mernpengaruhi bores
tidaknya bahan bakar belum dibahas dalam Tugas Akhir ini Seperti yang pernah
Yl-2 -1299 I 0<!. 5/4
Tugo.1 Akhir ( KS 1701)
dikutip pcnulis dari literatur1 bahwa penggunaan autopilot seharusnya dapat
meminimalkan konsumsi bahan bakar.
1 Gnrnblc.lh:wg.:md Kmcb1 il .r·Based Sllip Autopilol Design. ScoJlm\d: Industrial C0111rol CciiiT~. p,l-5 1
./.?<JCJ. I 09, j/.1 \'1-J
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, Edigom Pengamar Kontrol Otomatis. Surabaya : Teknik Fisika
FTJ ITS. 1984
2 C. Plath Navigation Automation. Autopilot Interface Unit Operator,
Technical •. and Service Manual Hamburg : C. Plath Navigation Automation,
1995
3. C Plath Navigation Automation. Navipilot V. Marine Autooilot System.
Hamburg: C Plath Navigation Automation, 1995.
4. Distefano, Joseph J., Stubberud. Allen R., and Williams, Ivan J Sistem
Pengendaljan dan Umpan Balik diterjemahkan oleh Herman Widodo Jakarta :
Erlangga, 1996.
5. Grimble, M.J., Zhang.Y., and Katebi, M.R Hoo-Based Ship Autopilot Design.
Scotland : Industrial Control Centre, University of Strathclyde System. Jakarta
: crlangga, 1998.
6. GPS/DGPS Navigator. KODEN Operation Manual. Yamanashi-Ken : Koden
Electronics Co., Ltd
7. Kijima, Katsuro International Federation of Automatic Control ClFAC)
Conference CAMS'28 Control Application in Marine Svstems. Fukuoka :
Dept. :-laval AMSE, 1998
8 Lab Teknik Pengaturan. ~1ateri Program Static Fuzzv Logic Controller.
Surabaya . Teknik Elektro FTI ITS.
9 Nejim, Samir Desjgn of Limited Authotitv Adaptive Ship Steering
Autopilots Tunisia : Academic Navale, 1998.
10 Ogata, Katsuhiko Teknik Kontrol Automatik I diterjemahkan oleh Edi
Laksono. Jakarta Erlangga, t 991
I I. Phillips. Charles L Sistem Kontrol : Dasar-dasar Feedback ControL Jakarta
PT Prenhallindo. 1998
12 Phillips, Charles L 'istem Kontrol Lanjutan Feedback Control Systems
Jakarta PT Prenhallindo, 1998.
13 . Satoru, Kuniji, and l\oritika.J\ppljcatjoo ofKGPS for Ship Trial Hiroshima :
Hiroshima University, 1998
14 Tzeng. C Y., and Lin. K.F Adaptive Ship Stering Autopilot Dcsign_With
Saturating and Slew Rate Limiting Actuator. Taiwan . Institute of Maritime
Technology. 1998
15 W\~Y bmg._gQ. id
16. M\W eleqrotech net ay/nayigation/auto pilotlnavi p vhsc/navi p vhsc.htm
22& i 7 www engin umich e<Ju!grouplctm/exampleslpitchiMpitch html-9k-
Pet hitungan fungsi alih untul.. gansguan angin adalah · ,. VI - sin(211 . ) •
•"' ...... ,\•( 1~
Di mana arah anyin terhadap gerak kapal (0)
V .. n l..eccpatan angin rclatif (knots)
U kecepatan kapal akibat gangguan angin (knots)
Sesuai data dari P I PAL Indonesia. maka diperoleh perhitungan sebagai berikut
18" 0,0378 m - sin (2x0°) ---=-.,... ... 1~ . ,
s 17.3 • s
( ) g: 0,006
II'.,. = sin 2xl0° , =--s.l9,1" ·''
~~ .... = sin(2xso) 281
= 0,377 s. l 91 s
If ... , = sin(2xso) 101
• 0,040 14 s.20.8" s
,1
_ 5111
(2xso) 24- "' 0.255 I 3 ., .. .. , . .1" 19.8" s
./ ]9<), /IJC). 5/4 1itgas Akllir (KS 1"111 J
J.IU J< ----,----~-----,~---,~---.r-----r-----r-----r-----r-----
~ .. ~
,_. "';l) c '"' :.1) c
'"0
" " ..c
0
"'
1
u
I -
05
·0.5
I 0
.J 299. 1119. 5/ ·f
10 I< 20 25 30 35 <O
time (sec)
( imuhor·IJ. I Grajik re.'ipou trdu.'ti('tlt untu!.. .\i,,t(•m tlenJ!nH
,·etTomotor J>J kamfNN \;}tOr PI pada l\_t ,_ 100
45
'lit~os Akhir (KS 1701)
-::: .. 0
"'@> c: " M c:
-o " " ..c: 0 "'
. ., 'I
J I -
I •
0
·1
··'
-~ 0 ~
T
t •• :
• !
•
. ~ 20 25 40
time (sec)
( :amf,or JJ.] ( irafik J"C'Spontrmr,ieut untuk SISI<•m de!IIKfiiJ
·'"t' tYoumlol' PI A.mupenvttor J•t pmla J..:i 250
·~
.JJW . /11?.5/.1 Tll,<!ilS Akhir (1\S 1701)
"' "' ~
I SUO
-1()00
" 00 c: <">
"'' c ~ sou 0 .c
~
'-•'mpill111 U
... , l
·~+ .~L . .___.__---1.--1--__L.-..J._____L______l..-.--.-L~
0 ~ Ill •• 20 25 .lO ~5 40 4S
lime (sec)
( inm!Jor n 3 ( itafik revmufrwr~H!Hilllttrlk SI.\ICIIJ deU~(III
\'('' '' 'omotor 1' //,omp<·o.wTt(w )J pmla J.:t //'{ otr.,·
·12'.1'1. /li'' 51 ·1 ·lit,._a.utkhir (J.:S I i iii)
,..._ "0
"' ~ ~
" o;, "' "' ·~ .:: -o ... " ..c
" "'
'
'
.I
2
e
· I
• ... w
------
·2 -
- I
I
T
ICl
L;unpir.-u1 II
,----,----.-----r----.---~r----T----~
_ ___,...._._..~ ' .
15 25 .10 40
time (sec)
r mmlmr /f 4 c-:rn/il.. '£',\f'(111 /run,ic/11 untuA st,\ff!m dc11Jtmt
,,.,, omotor J '/l.oltl/'f'/1\Hior J' ['fldfl }.;,, f (.i.\ 0/8
./l'I'J III'J.51·1 Jitgas Akhir (J.;.S 17111)
~
"" " ~ •J
7o c;
" Qll c
"0
" " .:=: ~ <.>
"'
I ,lmpir,m C
l)' ~
ll '
().2
II. I . .,
() ~--0.1 -
j
-0.2
ll.l i---._- - L---.I.----'-- -.l.-- - - --..L- - ..L- - ..L-0 IU 1$ 20 2$ IS 40 4~
time (sec)
c imulwr C I ( il'!~fi~ r._•,pou lt'nusiertt wrtuk ,,;su:m deu~on
th~~m·u•t J!.domhmr[J 0.5 radCicttk
-12'1') I IJ'J 51 I 'li1gos Aklur (KS 170 I)
" ~
(1.4
:; ~). \ en c " on c ;; 02 -
" 'J -"'
" ~ (\. I -
(I
ell
~.2
-Ol 0
I
I \
-.-- -...- - ,---,--- ,,----,----r--~,---..---~
~ IU
i ..
15 25 30 35 40 ·~
time (sec)
( ;(1mhor < · 2. <lrn.frl· re:vmu tron.•it•11t rmlrtk .\l . ..,tcm tlcn~mr
fh•kttCII.'' }!ciowbtr'l.f!. 0.- nul d('llk
~
.f]<J') I ()C) 5/./ 'litxas Akhir (1\S 170 I)
"<>
" -•J
"'' t::
" OJ)
:: "0 .. 'J ..c ~ ... "'
"" r
I 0.\ -1
1)_4
cu
().2
0 .1 -
()
-H. I
·02
0\ --~~~--~--~~--~----~--~----~--~L----L--~ II ~ Ill I~ 20 2~ JO lS 40 4~
.J 299 / IJ'J 5 J.1
time (sec)
( h.mthar ( '. 3. ( irafi~ rnpou tnmsieut rmtuk si,,!t-'111 dcngan
/i'f'!, II(' fl.\ I gcJnmf1mrp 1}, Y r m f ffi!/U1
l itgas Akhir (KS 170 !)
., 11.6 ~-~ ~
-~ 00 c "' el)
·= 0.4 -'0 n 0 .c. ~
u ~
0.2
()
0.2
.(299.109 51./
Lcunptr.tn ('
time (sec)
<lomlwr (' .J, (jra;ik rc.\(NH fraH,ieHI umu/.. :::.i.ttem drugan
f,.('),ut•nti g<·luw/t(mg ! . 1 rmfldeta
"!itJ<O.~ Akltir (J.:S 1701 I
"' on c
"' "'l
·~-·
= 0.4
"' "" '-' ..c ~ 0
"' 0.2
0
./:?•19. I 09 51 ·I
/...ittnp1J',JO (
time (sec)
( iomhor· ( ' i ( ;rafil.. l'f' vum trmrsknt uutuk ,,.,,£', <kllf!t111
fh•J..m•u\i ~·.:lumhmtt.!_ 1.3 nul de11~
'/i1gas Akhir (1\S I iO /)
(14
0."
I
-I '.)
00 c " oo c "0
" "' ..c
0.15 •
U.l
0.0<
00\ 0
.f)<JV. I IJ') 514
Lampir.u1 I)
t -- ,
' ----~----~--~L----L--- ~----_L ____ L_ __ _J ____ _;
\ 10 1$ 20 25 .lO " 40 45 SO
time (sec)
0,006 {wrg.'l ohh J.!UII~gtur'l angm - -
s
Jiwrs Akhir (KS 170 I)
... ~.---,. · -·--~----~---------r----.----.---------, . .
0.4
ll_l~
0 o;, " ., on
= ""' " 0 .c U oms ~
0 15
0.1
0 v 0.0< '----'----0 ' Ill
.J .?•W /II<J. 51·1
• • time (sec) 15 20 2.< .lO ,, 40
( lffllthar/). 2. (lr-a(tk rt•rJXm transient umuk .dstem tk·nJ!llll
0,0378 .fun.:.,; alth }!tmS!.,QUtm (1ngh1 -'---
·'
-
-
-
45
7i,xus A kltir (KS I 70 I)
- I
1)4
0 ·~
., .., ·-u Ci, c '"' oo c ., '"' 0 .c u "' ()(ll~
H. I ~
0 1
.J.''I'llli'l 51·1
' ·~
lmnpir.u11J
-~------ ,-
' .. , 'I ; . ..... ···t
__L __ _r_ _ __; _ _ ....L_ _ _ .._ _ _ ,:--_ _J
w H m " w <S m time (sec)
0,040 14 (mrg \f a!th ~(/11f!.f.!U{lH (mjt.ilt -
s
'litKas Aklur (KS 17111)
LiUUpir.m n
ll 4S r~----.--- 1---,
0.4
0 't; . --o
" '" -'> co c: "' eo c:
"'0
" " ..c: 0 V>
OOl!
U. l .~
H I
00~
0
__1---'--,
.t.>•i<i I 11'1. :>1 ./
. L ..
IS ;ztl =l1rne (see) 40 45
C hunh(lr f). J r;rrr(ik r<•.{p()n lrtmsicmt unmk .~iwem dengmr
0,25513 ftmg\1 a lilt gm1~umr mrj!ill -
S
~)
lit~as Akhir (KS 170 I)
Luupir.111 0
0.4
~ II ~~ • ""' ~ " ;'o i c:
" :1)
c ~ "' " ..c 0 "'
OO!S
0.1~
0.1
n.J
"' 25 40 •s
time (sec)
0.263 {im~\J oflf1 j:(llf~.<(llftlt flii~J.III
./2'1'1. I !l'i 51·1 'l'lliftlS Akhir (KS 1711 1)
Lampimn ()
04'r---~·----,------r-----r----------~-----r-----r-----r-----,
0.4
O . .l~
I ~· . I ""' "' ~ ~
0
Oil c <> 01) c
"'0
"' ,, ..c -:)\001'
0. 15 -
(1. 1
n.us
0
0.01 L..----"--11
.J 2'19 I f/'i. 5 I ·I
'
, ..
, _ _ ..._ _ _, __ _., _ _ ~--':--.L---':--~ 1tJ 1.:1 20 25 )() l.S 40 4S .~0
time (sec)
( lcrmhar /). r,, Grnfi~ re ... poll tnm.\tent wrtu~ sistem d~nf.?nn
0,377 1lmg.w a/ill }{<III~'!.U<tn (IIIJ.!iH -
S
1'11grrsAkltir (KS 1701)
M0001SG
PETUNJUK PENGUJIAN/PEMERIKSAAN
UNTUK BANGUNAN KAPAL BARU
TF.ST RECORD FOR NEW SHIPSUILOIIIG
11
YIAIN 0Il\1ENSIONS
LEl\CITI I OVER ALL
nR I::\ DTH iVIOUI.DEO
I)J:PTH MOULDED TO MAIN DECK
DRAUGHT (DESIG:-\)
DR:\UGHT (1'-lA.'<I\ llJMl
SAM RATULANGI PB1600
177 .350 111
j(}/. 74(\ 111
:7.500 111
14.300 111
M000156
PETUNJUK PENGUJIANIPEMERIKSAAN
UNTUK BANGUNAN KAPAL BARU
TEST RECORD FOR NEW SHIPBUILDING
11
1. PERC06AAN KECEPATAN Progressive Speed Trial
~~~---------+----~~~----~TEW.f'ERATUR Temperature
SARAT
Draft
TANOASARAT
~!Y!.!.:~~:E..:!...-----+---- --'--- --I Draft M~ctrks
lOG 106 120 120 12~
305 125 305 125 305
18 8 28 10 24
0 10' s s• s s•s s• s
15 :5 15 15 15
17.3 19 1 19.0 20.8 19 5
18.2 1 1992
SURVEYOR S Y AllBANOAR SURVEYOR
20.~9
SAM RATULANGI PB1600
7, 135 M
124 126 126
125 305 125
12 24 II
0 5•s 0
15 '5
21 3 IS 8 2 1.5
20.65
o AP r 1'/"J . ..;,v:
/
e>.A 65.5 55. 3 33. 2 31.7
21.9
!B. 2
12. 6
Ill. 5
8. 71
1. 21
6. ez
s. ca
Speed i:-1 knots
ri--l·-· 1--1- - t-J-1 - I - -I - t-·•- •- 1-f-'- 1-l- ·1-+·+-+- --t-+--+---1--( ~ - ~ ~ ~ ffi
~------·· - - --;-:=-::-:-: \ .• -~ - ···.... · ·~
;. ~
0
"' .....
' ,, • u. cou c 0
~~ .. u
V\!
jl
; A
; 0
"" ~
0 ? . • " •
• • ~
• c
~~ .:::. @) •
~ :r 0 ...
,~I · 'l_Ql
« • c • , . ' ;; ~
~ % "' . • .. ~ > ~
~
':;' ,, ~
-· <>u .-:: cn- : ~ •. : ·-<5
• • A • • u
-~!. 1 I. P.o. ' . : ~· · ~
i
I I
• t
' ~ ":: : J c: ; I ~ .q;
• ~ ~~ ' 2 .. . ~.., < :l; A N ::, . \":;
~ I .. ~ • ..
' ~
• ~
" ' ~;
!: c ~
' .. .., .., , e
-·-~ ·.: .. --·- .. . ..
~·
; r- -;..
.. .; "' c_J , .. •• 0
·~ gt',:.; c 0
0 .....
.~ 0
-: "' ~ gl - 0 • .: o\,.: •• ),!
. :::: -~ ~
"" "" --
.. ~
.• -~
"" ---~
' -, . ..... -...:-... ~-~ l'-"' -~ ~ ~ ~~~ -~ ~ - -
T - - -c -"-il-: N - ·:
,_
Cl > ;: 0 " ~ < ~ ( z Vl
T3 - ;:.
f-~ 0
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN -ITS
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN fJ<~/?U$ ITS KEPUTIH SUKOLIW SURABAYA60111 TC,P 5994754, 5994251 -55 PES 1102 FAX 5994754
SURAT KEPUTUSAN PENGERJAAN TUGAS Al<HIR KS1701
Se:Jagai salah satu syarat un:u ~ me~apatkan gelar Saqana T eknik pad a Jurusan Te\n,~ Siste., Per'~apala1 Fa~ultas Te<noiog Ke:autan ITS, maka per1u d1terb.tkan Sural Keputusan Penge~aan Togas Akh1r yang memberikan tugas •.epada mahas1swa tersebut d1 be wah untuk menge~aka1 T ugas sesua1 judul dan tn9k~:> oa1asan ya'lg :elan d1tentukan.
Nama Mahasiswa ~:rp
Oosen Pemblrnb,ng
T angga' D ::e·1!<an ugas T anggal Diselesai~an T ugas · Judul T ugas Akni.r
Surabaya,
l<q;.nny Domayont• 4299109?14
· k. Sar-dono Sorwi to, M.Sc. 2. Dlt.l'r-. A.A . MosrotZri, M. E"'9. 9 Maret. 2001 2. 7 Ju I. 2o01
Ana\iso Kesta\:>ilon Sis-tttm 'Kontrot dari h .ttopiiG>t
pacla Kaf'C'l Pa\wo 6uwono lbOO TEu
Ketua Jurusan Takn1k S1stem Perkapalan FT. Kelautan ITS
I
Sura!#ya Ya;Jg renerima t~gas ·
Ma'las1swa
17:1 ' I" \\1 ' 'v.•~ ~:~~ \
\<<Znny Cb.rno.yC\nti NRP .<!299109S 14
;;;]/) DR Jr.A.A.Mpsroer.,M.E"9·
NIO 13>1""07 !>91
Oose1 Pernb:nbing I
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKu"-A::>TEKNOLOGI KEcAUTAN ITS
LEMBAR KEMAJUAN PENGERJAAN TUGAS AKHIR
.. Nama/NRP Judul T ugas Aknir ANAL I SA I<E'$TABi l.AN SI$TEM !CON TROL DA R.I A U T O-
TGL
PlLOi PADA KAPAL I>A I..WO BUWON0 .. \600 I E.U
1 f~ ... sordo"o 5q::~;.~.· .. 0}~.:::: . .'.'.:.:··· .... 2. ~I< I r Awes A .. .M9!>.r.9.!1;r.i .. I.M. .. E.:"9.·..... . ..... .
KEGIATAN
l<on.s.u ltas, daLe~
ASIST.SI SER!KUT\YA
TGL
:>AAMOOSEI\
----------------------------~-----*~~~ \'011~u I tas, dc:~to
_j tan !tl·•>• o.~;, J.Jseo JJ~!II:!•:IIO•''::J /k
-.!~~:~ :... 1ir :.:-·~;. -:~r.::~. t~~ ~· d''tu· ·j .!)·.!./ )Y \·::.;. r.:w~f }'ang lt!Jak perlu
\:.~··h.l" ·,J~ ,..cc·:~ ·~ . .,fl9~·1;l Jlr:uo t•'Jl\) · .• ·pitt\l"h-t!• Ct$~ /._~·,gg..o·:.-:~ -:" ll}:.::r:!~1';' .·.vscr:g<Jibaiii.nf·o
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKU!.. TAS TEKNOLOGI KELAUTAN ITS K3•Prus If$ Kepu:1h Su1 ~bay a 60111 te'p 5994251 ext I I 02. 1103
LEMBAR EVALUASI PRESENTASI PROPOSAL (P-1) TUGAS AKHIR
Setr. ah memba~.l. rn(:nunbarq dan mernpelatan Presentas1 Proposa Tugas Akmr yang Ollaksa'lan ote~
\ama NRP Jud~. ?roposa
~ .. 1'1111~ .J»~t\ t'!~.~ .... 1.1.~1.1....!~~~'1.1 .. ,.. ......... , .. %.' ........... 0
Aclltli~f:: JC~{. Ff~ .. . $'.!J.!.e~.':'. ........ .. .. ~ ..... ~~-~.' ....... ~ .. ?.·!~.!.. .. . ... . Pn&.~ ,!:..; r.~.l .. ~~.!~P.~ ... ~:<.W..'?:'.~ ..... !.~~ ... ~Y .............................. .
.... ······· .. ........ .. ....................................... ............................. .
Mak{ f1m Dosen Pen•la memu:us~an mahasiswa tersebut d alas : ~ •• 1--rr-... fii:/Menerima proposal tanpa perbaikan L. "-.A -vt (Y Mcnerima proposal dengan perbaikan atau catatan I t'-vv'\
3. Mcnolak proposal.
Dan meretapkan Dosen Pembimbing T ugas Akhir ybs adalah:
1. ~~~: ............. ... .. ......... ........ sebagai Dosen Pembimbmg Utama 2 ....... .. .. ... ~ ...... t·:-1::: .-:.'" :-.... ... .. .. ................ ...... ... sebagai Dosen Pembimbing Pendamping
Hal-hal yang menjadi catatan pad a penutisan Proposal T ugas Akhir tersebut adalah: (bila dipertukao dapat dilaoiutkan pad a halaman kosong dib,alik) ~ !)_;;~
·- ('~ \;~~-B.A>tM ~ ~ . \ 0 \
Tim D<lsen Penilai Prese1tasi Proposal -ugas Akhir, ~anda Ta1gan
1. .~~ ;, ... ~~ ... ~as~o.~.':' 1 .~!~1 .&."') (Ke:ua T•m) 1.,/. . . . iv _ 2 .h. .cA':.~"'! . .. ):~~"'::.n.-.~ .1-:1 s'- (An99otaJ
3 ___ w . -.i _J .
1 yrr .. - .
3. . .. I r .. . s.1~.1 ' f:t>. .. . ... . (Anggota) ~t.. l .. k ~.v•./ . .J . ..\U.•. Jo~o lo\t\j, ·.~lie {Anggola) 4 ... 5 . .. Y D~ .. v;P~~.f''.1.~1 ' .H.SF. (Anggota) 5 .... J .. t' £!; · 6 ..... L,,h,•-:-...... :'. :.~'"':J.• ... • ~ X , H ~; , ,~ (Anggota) _ 6. ...
l· A-A Btl\ D""~ ' ·Y''"''· I ~·1. '1' 71111~~
~ Tanda 1angan mahasiswa .. . . . ......... .. ..
J URUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN ITS r:J::1; .• ::. ns ~~<.:j..r..;:1:~ Si.::.,t.;.a;a. ec:; 1 tc'.p. 599~251 c.d 1102. ~ ~ C·J
LEMBAR EVALUASI PRESENTASIINTERIM (P-2) TUGAS AKHIR
Selelah membaca. memmbang dan mempelaJari Presentasi Interim Tugas Akhir yang d1laksanan oleh
Nama / NRP Judul T ugas A~htr :
.. R ~~!'y .. ~~·~t.Y:·~·~·h~·,·~~~~··p;,:~ ··· ·~t;;···:··· j:····~~ ~··~ .Ailllh~ ..... ~.L ... II~ !1 ...... ........... .......................... ...... .. y..IP .... fc ........ . r.
.. PA\WP ... ~'1."/D.':'.V. ... \~ .. I!;_ \-:1. .. . . .. .. . . .. ... . . .. .. .• • • • • • .• •• •. . . . .. . ... .. . . • . . .. . . . . .
.. ········ ~· .. ················································································· ............ . 1 . .lr:: ... P.!:~!J.~q ... ~~.~.;.\:P., .. ~ ~L ........................................................... . 2 .. Dr: . hA. ... \-ll.~fr9~~oJ. i.. .. ~.f~ ............... .... :. ............ ..... .... .. . ..
Dosen Pemb.mbmg
T1m Dosen Penila memutuskan mahasiswa tersebut d1atas : A. Lang sung mengikuti Presentasi Akflir lstimewa (P·3+) pada tanggal .............. .
\ §) Mefanjutkan penulisan TA dal) mengilwti Presentasi Akhir Regufer (P·3) pad a tanggal .............. . C. Mefanjutkan penufisan TA dan mengikuti Presentasi Interim (P·2} pad a semester berikutnya. D. Membatalkan penulisan TA.
1m Dosen Penilai Presentasi Interim Tugas Akhlf.
(Ketua Tim) {Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota)
,. ' \ Janda Tangan
Ar,- ~ __>....:.'.~~-:--:-. . ?!)~ I ( r. .......... .
,f,~,
3. JZ. ... }(-]
~~~();:···· 0 . t· '/
. \