a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a

Upload: gadiz-cubby

Post on 14-Jul-2015

330 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN

KEHIDUPAN SUKU MINANGKABAU

Latar Belakang Penulisan Makalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku dan budaya. Namun kesadaran masyarakat Indonesia sendiri untuk menggali kekayaan bangsanya masih sanagat kurang. Penulis memilih untuk membahas kebudayaan Minangkabau karena penulis tertarik untuk mendalami salah satu budaya dari beragam suku di Indonesia.

Suku Minangkabau merupakan suku asli provinsi Sumatra Barat. Sebutan Minangkabau merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Minangkabau yaitu minang yang berarti menang dan kabau yang beraeti kerbau.

Kebudayaan Minangkabau sendiri memiliki keunikan dibandingkan kebudayaan lain. Budaya Minangkabau adalah satu-satunya budaya di Indonesia yang menganut sistem matrilineal, dimana harta dan tanah diwariskan dari ibu kepada anak perempuan. Sementara perihal agama dan politik adalah tanggung jawab laki-laki. masyarakat matrilineal terbesar di dunia. Masyarakat Minangkabau ini pun merupakan

Makalah ini akan menganalisa ketujuh unsur kebudayaan universal dari kebudayaan Minangkabau. Ketujuh unsur tersebut meliputi bahasa, sistem teknologi dan alat produksi, sistem mata pencaharian, organisasi sosial, sistem pengetahuan, sistem religi, dan kesenian.

B. Peralatan dan perlengkapan hidup Teknologi yang berkembang pada masyarakat Minangkabau contohnya yaitu bentuk desa dan bentuk tempat tinggal. Desa mereka disebut nagari dalam bahasa Minangkabau. Nagari terdiri dari dua bagian utama, yaitu daerah nagari dan taratak. Nagari ialah daerah kediaman utama yang dianggap pusat sebuah desa. Halnya berbeda dengan taratak yang dianggap sebagai daerah hutan dan ladang.

Di dalam nagari biasanya terdapat sebuah masjid, sebuah balai adat, dan pasar. Mesjid merupakan tempat untuk beribadah, balai adat merupakan tempat sidang-sidang adat diadakan. Sedangkan pasar dan kantor kepala nagari terletak pada pusat desa atau pada pertengahan sebuah jalan memanjang dengan rumah-rumah kediaman di sebelah kiri dan kanannya.

Rumah adat Minangkabau biasa disebut rumah gadang dan merupakan rumah panggung. Bentuknya memanjang dengan atap menyerupai tanduk kerbau. Ukuran rumah juga didasarkan kepada perhitungan jumlah ruang yang terdapat dalam rumah itu. Sebuah rumah gadang terdiri dari jumlah ruangan dalam bilangan yang ganjil, mulai dari tiga. Jumlah ruangan yang biasa adalah tujuh, namun ada sebuah rumah gadang yang mempunyai tujuh belas ruangan.

Sebuah rumah gadang biasanya memiliki tiga didieh yang digunakan sebagai kamar dan ruangan terbuka untuk menerima tamu atau berpesta. Selain itu beberapa rumah gadang juga memiliki tempat yang disebut anjueng (anjung) yaitu bagian yang ditambahkan pada ujung rumah dan dianggap sebagai tempat kehormatan.

C. Sistem Mata Pencaharian Sebagian besar masyarakat Minangkabau hidup dari bercocok tanam. Di daerah yang subur dengan cukup air tersedia, kebanyakan orang mengusahakan sawah, sedangkan pada daerah subur yang tinggi banyak orang menanam sayur mayur untuk perdagangan.pada daerah yang kurang subur, penduduknya hidup dari tanaman-tanaman seperti pisang, ubi kayu, dan sebagainya. Pada daerah pesisir mereka bisa menanam kelapa. Disamping hidup dari pertanian, penduduk yang tinggal di pinggir laut atau danau juga dapat hidup dari hasil tangkapan ikan Ada berbagai hal yang menyebabkan banyak orang Minangkabau kemudian meninggalkan sektor pertanian. Ada yang disebabkan karena tanah mereka memberikan hasil yang kurang atau karena kesadaran bahwa dengan pertanian mereka tidak dapat menjadi kaya. Orangorang sejenis ini biasanya beralih ke sektor perdagangan dan merantau dengan harapan mereka akan kembali sebagai orang yang dewasa dan bertanggung jawab. Kehidupan perdagangan di Minangkabau kebanyakan dikuasai oleh penduduk Minangkabau sendiri.

Selain itu ada juga masyarakat yang hidup dari kerajinan tangan. Seperti kerajinan perak bakar dari Koto Gadang, sebuah desa dekat Bukittinggi dan pembuatan kain songket dari Silukang, sebuah desa dekat Sawah Lunto.

D. Organisasi Kemasyarakatan Kelompok kekerabatan masyarakat Minangkabau yaitu paruik, kampueng, dan suku. Suku dan kampueng dapat dianggap sebagai kelompok formal. Suku dipimpin oleh seorang penghulu suku, sedangkan kampueng oleh penghulu andiko atau datuek kampung.

Selain kelompok paruik, kampueng, dan suku, masyarakat Minangkabau tidak mengenal organisasi masyarakat adata yang lain. Dengan begitu instruksi dan aturan pemerintah, administrasi masyarakat pedesaan, biasanya disalurkan kepada penduduk desa melalui panghulu suku dan panghulu andiko.

Di samping memiliki seorang penghulu suku, sebuah suku juga mempunyai seoarang dubalang atau manti. Dubalang bertugas menjaga keamanan sebuah suku, sedangkan manti berhubungan dengan tugas-tugas keamanan.

Garis keturunan dalam masyarakat Minangkabau diperhitungkan menurut garis matrilineal. Seorang termasuk keluarga ibunya bukan keluarga ayahnya. Begitu juga tanah dan harta warisan akan diwariskan kepada anak perempuan.

Perkawinan dalam budaya Minangkabau sebenarnya tidak mengenal mas kawin. Namun keluarga pengantin wanita akan memberi sejumlah uang atau barang untuk menjemput pengantin pria. Uang tersebut biasanya disebut uang jemputan. Tetapi yang penting dalam perkawinan Minangkabau adalah pertukaran benda lambing antara kedua keluarga berupa cincin atau keris.

Dalam masyarakat Minangkabau tidak ada larangan bagi seseorang untuk memiliki lebih dari satu istri. Orang-orang dengan kedudukan social tertentu terkadang suka melakukan perkawinan poligami.

Secara kasar stratifikasi social dalam masyarakat Minangkabau yang hanya berlaku dalam kesatuan sebuah desa tertentu saja, atau sekelompok desa yang berdekatan, membagi masyarakat ke dalam tiga lapisan besar, yaitu bangsawan, orang biasa, dan orang yang

paling rendah. Lapisan terakhir ini mungkn dapat dihubugkan dengan budak dalam arti yang lebih ringan.

Mengenai pola kepemimpinan dapat dikatakan bahwa sulit untuk melihat suatu pola yang jelas dalam masyarakat Minangkabau. Kita tidak dapat mengatakan dengan jelas siapa yang menjadi pemimpin bagi suatu paruik. Setiap orang dewasa boleh dikatakan memiliki hak sebagai pemimpin. Perintah atau saran seseorang mungkin akan dituruti oleh anggota keluarganya, tetapi ini tergantung pada kewibawaan pribadi dari orang tersebut.