980-1913-1-pb.pdf
TRANSCRIPT
-
ARTIKEL ILMIAH
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN PERILAKU
PENCEGAHAN PENYAKIT PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PUTRI AYU TAHUN 2013
Disusun oleh:
Rita Rahim
G1A109060
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
-
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit
Pneumonia Di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun 2013
Rita Rahim1, Yulinda Fetritura
2,, Suroso
3
1 Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan
2 Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
Latar Belakang : Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) merupakaN
masalah satu penyebab kematian tersering
pada anak di Negara sedang berkembang.
Hampir seluruh kematian karena ISPA pada
balita disebabkan oleh infeksi saluran
pernapasan bawah akut, paling sering
adalah pneumonia. Pneumonia berbahaya
karena dapat menyebabkan kematian akibat
paru-paru tidak dapat menjalankan
fungsinya untuk mendapatkan oksigen bagi
tubuh. Sebagian besar pneumonia
disebabkan oleh bakteri yang terjadi secara
primer atau sekunder setelah infeksi virus.
Anak dengan sistem pertahanan tubuh
lemah seperti anak gizi buruk, terutama
tidak mendapatkan ASI eksklusif dan
kekurangan vitamin A memiliki risiko
pneumonia tinggi. Risiko tinggi juga terjadi
pada bayi berat lahir rendah atau prematur.
Metode : Jenis penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif yang bersifat analitik
dengan rancangan penelitian yang
digunakanya itu cross sectional. Jumlah
sampel seluruhnya adalah 102 sampel. Uji
yang digunakan univariat dan bivariate
dengan program komputerisasi.
Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan ibu
yang memilki pengetahuan buruk (25,5%)
dan pengetahuan baik (74,5%) sedangkan
ibu balita yang memiliki sikap buruk
(39,2%) dan yang memiliki sikapb aik
(60,8%). Untuk ibu balita yang memiliki
perilaku buruk (36,3%) dan ibu balita yang
memiliki perilaku baik (63,7%). Hasil
penelitian menunjukkan ada hubungan
antara pengetahuan dansikap ibu balita
dengan perilaku pencegahan penyakit
pneumonia dengan p-value berturut-turut
pengetahuan (p-value=0,017), sikap (p-
value=0,000)
Kesimpulan : Berdasarkan penelitian ini
petugas kesehatan membuat POA
(Planning Of Action) yang mencegah
penyakit pneumonia baik yang dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung
melalui media ataupun penyuluhan untuk
meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu
balita dalam perilaku pencegahanpenyakit
pneumonia.
Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, perilaku
ibu balita dalam pencegahan penyakit
pneumonia.
-
PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan di bidang
kesehatan adalah meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, untuk itu dilakukan
berbagai upaya pelayanan kesehatan
masyarakat.1 Upaya pelayanan kesehatan
ialah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang dilakukan
oleh pemerintah dan/ atau
masyarakat.Pemeliharaan kesehatan
mencakup aspek kuratif dan aspek
rehabilitative. Sedangkan peningkatan
kesehatan mencakup aspek preventif dan
promotif.2
Anak-anak yang lahir di Indonesia
saat ini dapat mengharapkan hidup hingga
usia 68 tahun. Namun ada satu ukuran lain
yang penting, yaitu jumlah anak-anak yang
meninggal dunia.anak-anak, terutama bayi
lebih rentan terhadap penyakit dan kondisi
hidup yang tidak sehat. Itulah sebabnya
tujuan keempat Millennium Development
Goals (MDGs) adalah mengurangi jumlah
kematian anak.ketika melihat pada angka
kematian anak, biasanya merujuk pada anak
di bawah usia lima tahun (balita).3
Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) merupakam salah satu penyebab
kematian tersering pada anak di Negara
sedang berkembang. Hampir seluruh
kematian karena ISPA pada balita
disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan
bawah akut, paling sering adalah
pneumonia.4Pneumonia berbahaya karena
dapat menyebabkan kematian akibat paru-
paru tidak dapat menjalankan fungsinya
untuk mendapatkan oksigen bagi tubuh.5
Lebih dari 50% kasus pneumonia
berada di Asia Tenggara dan
Afrika.Dilaporkan pula bahwa 3/4 kasus
pneumonia pada balita diseluruh dunia
berada di 15 negara. Indonesia merupakan
salah satu diantara ke 15 negara tersebut
dan menduduki tempat ke-6 dengan jumlah
kasus sebanyak 6 juta.6,8
Menurut Riskesdas 2007 pneumonia
merupakan penyebab kematian kedua
setelah diare dan selalu berada pada daftar
10 penyakit terbesar setiap
tahunnya.Persentase jumlah kematian balita
akibat pneumonia di Indonesia adalah
15,5% atau 30.470 balita (
15,5%x196.579), atau rata-rata 83 orang
balita meninggal dunia setiap hari akibat
pneumonia. Angka ini sangat besar
sehingga perlu menjadi perhatian bagi
pengelola program ISPA agar upaya
pengendalian penyakit pneumonia dapat
dilaksanakan dengan optimal sehingga
angka kematian ini dapat
diturunkan.Pneumonia balita merupakan
salah satu indikator keberhasilan program
-
pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan seperti tertuang dalam rencana
strategi Kementrian Kesehatan tahun 2010-
2014.Untuk itu perlu dilakukan upaya
pencegahan pneumonia pada bayi dan balita
dengan perbaikan gizi dan meningkatkan
upaya manajemen tatalaksana pneumonia.8
Sebagian besar pneumonia
disebabkan oleh bakteri yang terjadi secara
primer atau sekunder setelah infeksi
virus.Anak yang sehat memiliki sistem
pertahanan tubuh yang melindungi paru
dari kuman sedangkan anak dengan sistem
pertahanan tubuh lemah seperti anak gizi
buruk, terutama tidak mendapatkan ASI
eksklusif dan kekurangan vitamin A
memiliki risiko pneumonia tinggi. Risiko
tinggi juga terjadi pada bayi berat lahir
rendah atau prematur.8
Untuk mengurangi terjadinya
penyakit pneumonia maka pencegahan
perlu dilakukan. Pencegahan pneumonia
selain dengan menghindarkan atau
menggurangi faktor risiko dapat dilakukan
dengan beberapa pendekatan, yaitu dengan
pendekatan pendidikan kesehatan di
komunitas, perbaikan gizi, pelatihan
petugas kesehatan dalam hal memanfaatkan
pedoman diagnosis dan pengobatan
pneumonia, penggunaan antibiotik yang
benar dan efektif, dan waktu untuk merujuk
yang tepat dan segera bagi kasus yang
pneumonia berat. Peningkatan gizi
termasuk pemberian ASI eksklusif dan
asupan zinc, peningkatan cakupan
imunisasi, dan pengurangan polusi udara
didalam ruangan dapat pula mengurangi
faktor risiko. Selain itu mencuci tangan
juga dapat mengurangi kejadian
pneumonia.8
Green (1980) mencoba menganalisis
perilaku dari tingkat kesehatan. Kesehatan
seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh
2 faktor pokok yakni faktor perilaku
(behaviour causes) dan faktor diluar
perilaku (non behaviour causes).
Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan
atau terbentuk dari 3 faktor yaitu pertama
faktor predisposisi (predisposing factors)
yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan
sebagainya.Kedua faktor pendukung
(enabling factors) yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidak
tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-
sarana kesehatan, dan sebagainya. Ketiga
faktor pendorong (renforcing factors) yang
terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau petugas lain, yang merupak
kelompok referensi dari perilaku
masyarakat. Dan dapat disimpulkan bahwa
perilaku seseorang atau masyarakat tentang
-
kesehatan ditentukan oleh pengetahuan,
sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya
dari orang atau masyarakat yang
bersangkutan. Di samping itu ketersediaan
fasilitas, sikap dan perilaku para petugas
kesehatan terhadap kesehatan juga akan
mendukung dan memperkuat terbentuknya
perilaku.11
Survey awal pada bulan November
2012 di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu
pada beberapa warga yang bertempat
tinggal di wilayah kerja Puskesmas Putri
Ayu menunjukkan masih rendahnya upaya
pencegahan pada penyakit
pneumonia.Mulai dari pemberian ASI
eksklusif yang tidak diberikan, imunisasi
yang tidak lengkap, kebiasaan merokok
didalam rumah tanpa memperdulikan
lingkungan disekitarnya, dan kebersihan
lingkungan tempat tinggaal yang kurang
diperhatikan.Dari beberapa upaya
pencegahan tersebut dapat mengurangi
terjadinya pneumonia pada balita.
Berdasarkan uraian di atas maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai Hubunganpengetahuan dan
sikap ibu balita dengan perilaku
pencegahan penyakit pneumonia di wilayah
kerja Puskesmas Putri Ayu tahun 2013.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif yang bersifat analitik
dengan rancangan penelitian yang
digunakan yaitu cross sectional, dimana
peneliti melakukan observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
(poin time approach), artinya subyek
diobservasi satu kali dan pengukuran
variabel independent dan dependent
dilakukan pada saat pemeriksaan atau
pengkajian data.22,23
Penelitian dilaksanakan di 35
posyanduyang terdapat di wilayah kerja
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Waktu
penelitian dilakukan pada bulan April 2013
- Mei 2013
Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian.22
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua ibu balita di wilayah kerja
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun
2012 sebanyak 3095 ibu balita.
Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti.22
Dalam penelitian
ini peneliti mengambil sampel yaitu ibu-ibu
yang memiliki balita yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota
Jambi. Subyek tersebut akan dijadikan
sampel penelitian bila memenuhi kriteria
inklusi dan dikeluarkan bila memenuhi
kriteria eksklusi.
-
Cara pengambilan sampel dengan
teknik proporsional random sampling
berdasarkan kunjungan ke posyandu.
Puskesmas Putri Ayu memiliki empat
kelurahan yaitu kelurahan Legok, Solok
Sipin, Sungai Putri, dan Murni. Dan
memiliki 35 posyandu yang terdapat pada
masing-masing kelurahan dengan total
jumlah balita sebanyak 3095 balita.
Instrumen yang akan digunakan
berupa kuesioner, kemudian dilakukan uji
validitas dan reliabilitas karena suatu
kuesioner dikatakan valid jika kuesioner
mampu untuk mengungkapkan suatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Sebelum instrumen penelitian
digunakan, dilakukan uji validitas dan
reliabilitas kuesioner kepada 20 orang
responden yang tidak menjadi subjek
penelitian. Responden yang di ujikan
adalah ibu balita di wilayah kerja
Puskesmas Simpang IV Sipin yang
mempunyai karakteristik hampir sama
dengan responden yang akan diteliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Puskesmas Putri Ayu terletak di
kelurahan Legok Kecamatan Telanai Pura
Kota Jambi dan merupakan puskesmas
perawatan.Wilayah kerja puskesmas Putri
Ayu mencakup empat kelurahan yaitu
kelurahan Legok, kelurahan Solok Sipin,
kelurahan Murni, kelurahan Sungai
Putri.Luas wilayah kerja Puskesmas Putri
Ayu 962 ha atau 61 Km, terdiri dari
daerah dataran tinggi di sebelah Selatan dan
dataran rendah di sebelah Utara. Wilayah
kerja Pusekesmas Putri Ayu meliputi 4
kelurahan yaitu kelurahan legok, murni,
solok sipin dan sungai putri dan terbagi
ataas 111 RT (rukun tetangga)
Tabel 1 jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Putri Ayu tahun 2012
Kelurahan Jumlah penduduk
Legok
Murni
Solok Sipin
Sungai Putri
14.528
5.425
10.300
9.237
Jumlah 39.490
Tabel 2 tingkat pendidikan penduduk di
wikyah kerja Puskesmas Putri Ayu 2012
Tingkat pendidikan Jumla
h
Persentas
e (%)
Tamatan perguruan tinggi
Tamatan SLTA/Sederajat
Tamatan SLTP/ Sederajat
Tamat SD
Tidak tamat SD
Belum sekolah
Tidak sekolah
Masih sekolah
952
2.998
5.254
5.309
1.413
4.003
97
3.116
4.12
12.96
22.71
22.94
6.10
17.29
0.42
13.46
-
Tabel 3 distribusi penduduk menurut mata
pencaharian di wilayah kerja Puskesmas
Putri Ayu 2012
Mata pencaharian Jumlah Persentase
(%)
Buruh tani
Nelayan/peternak
Pengusaha
Buruh bangunan
Pedagang
Pengangkut/ jasa
Pertukangan/kerajinan
PNS/ ABRI/ POLRI
Lain-lain
296
488
830
1.249
1.082
970
1.778
1.995
1.090
3,03
4,99
8,52
12,77
11,06
9,91
18,18
20,40
11,14
Jumlah 9.781 100
Tabel 4 Distribusi Responden Menurut
Pendidikan
Pendidikan frekuensi (%)
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
16
21
58
7
15,68
20,58
56,86
6,86
Jumlah 102 100
Tabel 5 Distribusi responden menurut
pekerjaan
Pekerjaan frekuensi (%)
IRT
Swasta
PNS
86
18
0
84,31
15,69
0
Jumlah 102 100
Tabel 6 Distribusi Responden berdasarkan
pengetahuan
Pengetahuan Frekuensi %
Baik
Buruk
76
26
74,5
25,5
Jumlah 102 100
Tabel 7 Distribusi responden berdasarkan
sikap
Sikap Frekuensi %
Baik
Buruk
62
40
60,8
39,2
Jumlah 102 100
Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan
Perilaku pencegahan penyakit Pneumonia
Perilaku Frekuensi %
Baik
Buruk
65
37
63,7
36,3
Jumlah 102 100
Tabel 9 Hubungan pengetahuan ibu balita
dalam perilaku pencegahan penyakit
pneumonia diwilayah kerja Puskesmas
Putri Ayu tahun 2013
No pengetahua
n
Kriteria perilaku ibu jumlah p-
valu
e Buruk Baik
jml % jml % jml %
1 Buruk 15 57,7 11 42,3 26 100
0,01
7 2 Baik 22 28,9 54 71,1 76 100
Total 37 36,3 65 63,7 102 100
Tabel 10 Hubungan sikap ibu balita dalam
perilaku pencegahan penyakit pneumonia
diwilayah kerja Puskesmas Putri Ayu
tahun 2013
No. Sikap Kriteria perilaku ibu Jumlah p-
value Buruk Baik
jml % jml % jml %
1 Buruk 24 60,0% 16 40,0 40 100
0,000 2 Baik 13 21,0% 49 79,0 62 100
Total 37 36,3% 65 63,7 102 100
Dari hasil penenelitian telah
diketahui bahwa sebagian besar ibu balita
yaitu sebanyak 76 responden (74,5%)
memiliki pengetahuan dengan kategori
-
baik,sedangkan ibu balita yaitu sebanyak 26
responden (25,5%) memiliki pengetahuan
dengan kategori buruk.
Pengetahuan tentang penyakit
pneumonia tidak hanya dilakukan secara
klinis tetapi dapat juga dilakukan dengan
memperhatikan lingkungan tempat tinggal.
Dan mengetahui faktor-faktor yang dapat
menyebabkan penularan penyakit
pneumonia kepada balita. Hasil penelitian
masih ada ibu yang memiliki balita tidak
mengetahui penularan penyakit pneumonia
dari orang sekitar yang sedang
batuk.Kemudian tempat tinggal yang tidak
memenuhi syarat kesehatan dapat
menyebabkan penyakit pneumonia pada
balita.
Pada hasil penelitian ini diperoleh
bahwa sebanyak 62 responden(60,8%)
memiliki sikap ibu balita terhadap perilaku
pencegahan penyakit pneumonia yang
baiksedangkan sebanyak 26 responden
(39,2%) memiliki sikap ibu balita terhadap
perilaku pencegahan penyakit pneumonia
yang buruk. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar responden telah memiliki
sikap yang cukup baik terhadap perilaku
pencegahan penyakit penumonia pada
balita mereka.
Sikap merupakan suatu penilaian
sesorang terhadap rangsangan-rangsangan
atau objek. Setelah seseorang mengetahui
rangsangan atau objek tersebut maka proses
akan berlanjut pada tahap menilai atau
bersikap terhadap stimulus atau objek
kesehatan. Apabila individu memiliki sikap
yang baik terhadap suatu rangsangan atau
objek kesehatan maka ia akan memiliki
sikap yang menunjukkan atau
memperlihatkan, menerima, mengakui,
menyetujui serta melaksanakan norma-
norma yang berlaku dimana individu
tersebut berada. Sebaliknya bila ia memiliki
sikap yang buruk terhadap suatu
rangsangan atau objek kesehatan, maka ia
akan memiliki sikap yang menunjukkan
atau memperlihatkan penolakkan atau
menjadi rentan untuk tidak menyetujui
terhadap norma-norma yang berlaku
dimana individu tersebut berada.26
Hasil analisis perilaku ibu balita
mengenai pencegahan penyakit pneumonia
diperoleh sebanyak 37 orang (36,3%) yang
memiliki perilaku buruk dalam pencegahan
penyakit pneumonia.
Perilaku dalam upaya pencegahan
penyakit pneumonia yaitu upaya ibu balita
dalam melakukan perilaku pencegahan agar
anaknya tidak terjangkit penyakit
pneumonia.Semua perilaku ibu balita
tersebut adalah cerminan dari pengetahuan
serta sikap dari ibu balita itu sendiri tentang
-
pencegahan penyakit pneumonia. Apabila
tingkat pengetahuan dan sikap ibu balita
baik mengenai pencegahan penyakit
pneumonia maka perilaku dalam
pencegahan penyakit pneumonia akan
terlaksana dengan baik pula.
Dalam hubungannya pengetahuan
ibu balita dengan perilaku pencegahan
penyakit pneumonia pada balita diketahui
bahwa hasil analsis proporsi responden
yang memiliki pengetahuan yang buruk
dengan perilaku pencegahan penyakit
pneumonia yang buruk sebanyak 15
reponden (40,5%) dari 26 responden,
sedangkan responden yang memiliki
pengetahuan pengetahuan yang baik dengan
perilaku pencegahan penyakit penumonia
yang buruk sebanyak 22 responden (28,9%)
dari 76 reaponden. Hasil analisis statistik
dengan menggunakanchi-square
menunjukkan p-value sebesar
0,017,dimanap
-
pentingnya pencegahan pneumonia pada
balita. Metode yang dapat dilakukan
penyuluhan yang intensif melalui brosur
oleh petugas kesehatan maupun kader pada
saat melakukan kegiatan di posyandu
dengan komunikatif dan kooperatif
sehingga terjadi komunikasi dua arah antara
petugas kesehatan dengan ibu balita
sehingga diharapkan dapat meningkatkan
sikap yang positif terhadap perilaku ibu
balita dalam perilaku pencegahan
pneumonia dapat menjadi lebih baik. Selain
itu diharapkan adanya kerja sama antara
petugas kesehatan dengan tokoh
masyarakat, tokoh agama dalam
meningkatkan sikap positif ibu balita
dengan perilaku pencegahan pneumonia.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan data penelitian dan hasil
penelitian serta pembahasan penelitian
mengenai hubungan pengetahuan dan sikap
ibu balita dengan perilaku pencegahan
penyakit pneumonia di wilayah kerjka
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun
2013 maka dapat dibuat beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagian ibu balita (25,5%) memiliki
pengetahuan yang buruk. Sedangkan
ibu balita yang memiliki pengetahuan
yang baik sebanyak (74,5%) tentang
pencegahan penyakit
pneumonia.Sebagian ibu balita (39,2%)
memiliki sikap yang buruk. Sedangkan
ibu balita yang memiliki sikap yang
baik sebanyak (60,8%) tentang
pencegahan penyakit
pneumonia.Sebagian ibu balita (36,3%)
memiliki perilaku yang buruk.
Sedangkan ibu balita yang memiliki
perilaku yang baik sebanyak (63,7%)
tentang pencegahan penyakit
pneumonia di wilayah kerja Puskesmas
Putri Ayu tahun 2013
2. Terdapat hubungan bermakna antara
pengetahuan ibu balita tentang
pencegahan penyakit pneumonia
dengan perilaku pencegahan penyakit
pneumonia di wilayah kerja Puskesmas
Putri Ayu tahun 2013
3. Terdapat hubungan bermakna antara
sikap ibu balita tentang pencegahan
penyakit pneumonia dengan perilaku
pencegahan penyakit pneumonia di
wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu
tahun 2013
4. Bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi
Membuat kebijakan tentang perilaku
pencegahan pneumonia misalnya
melalui media seperti baleho, selebaran,
spanduk dan lain-lain.
-
5. Bagi Puskesmas Putri Ayu Diperlukan
adanya kegiatan penyuluhan secara
berkala tentang pencegahan penyakit
pneumonia. Penyuluhan ini dapat
dilakukan melaui sosialisasi pada saat
diadakan posyandu atau pada saat
kunjungan ke puskesmas.
6. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini
dapat di jadikan sebagai data dasar
untuk melakukan penelitian tentang
penyakit pneumonia lebih lanjut.
Karena masih banyak hal yang belum
diamati tentang perilaku pencegahan
penyakit pneumonia terutama pada
balita.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dinas Kesehatan Provinsi Jambi.
Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Jambi tahun 2012. Jambi: DINKES;
2012
2. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta; 2007. Hal: 8
3. Peter Salker. Millennium
Development Goals. Cetakan kedua.
Jakarta: BPS; 2008
4. WHO. Penanganan ISPA pada Anak
Balita di Rumah Sakit Kecil Negara
Berkembang. Jakata : EGC; 2003.
Hal 17-18
5. Setiawati L, MS Makmuri, AS
Retno. Pneumonia (online). 2010
(diakses 18 september 2012)
Diunduh dari: URL:
http://www.pediatrik.com/isi03.php
?page
6. WHO (World Health Organization).
Pneumonia (online). 2011 (diakses
20 september 2012). Diunduh dari:
URL:
http://www.who.int/mediacentre/fac
tsheets/fs331/en/
7. WHO (World Health Organization).
Global action plan for prevention
and control of pneumonia (online).
2009 (diakses 18 september 2012).
Diunduh
dari:URL:http://whqlibdoc.who.int/
hq/2009/who_fch_cah_nch_09.04_e
ng.pdf
8. Weber M, F Handy, M Said, CB
Kartasasmita, Kusbiyantoro.
Pneumonia balita. Dalam:
Pangriwibowo S, A Tryadi, IS
Indah, editor. Bulletin jendela
epidemiologi. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI;2010. 1-22
9. WHO (World Health Organization).
Pneumonia Progress Report
(online). 2011 (diakses 17
september 2012). Diunduh dari:
-
URL:
http://worldpneumoniaday.org/wp-
content/uploads/2011/11/IVAC-
2011_PNEUMONIA_PROGRESS_
REPORT.pdf
10. Dinas Kesehatan Kota Jambi.
Angka Pneumonia diwilayah Kota
Jambi tahun 2012. Jambi: DINKES;
2012
11. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta. 2007. Hal: 133-45
12. Praptiningsih CY, DA Riana, E
Samoedro, F Basalamah, H
Rachmat, Kundarti. Rencana kerja
jangka menengah nasional
penanggulangan pneumonia balita
tahun 2005-2009. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. 2005; 4-
25.
13. Prober CG. Pneumonia. Dalam:
Wahab AS, editor. Ilmu kesehatan
anak Nelson. Vol.2 edisi ke-15.
Jakarta: EGC; 1999. Hal:883-889
14. Zain MS, Dwi WD, MS Anam.
Pneumonia. Dalam: Dadiyanto DW,
MH Muryawan, Anindita, editor.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Aanak.
Semarang: Badan Penerbit UNDIP;
2011. Hal:172-75
15. IDAI (Ikatan Dokter Anak
Indonesia). IDAI pada peringatan
world pneumonia day 2010 (online).
2010 (diakses 17 september 2012) .
Diunduh dari URL:
http://www.idai.or.id/kegiatanidai/ar
tikel.asp?q=201011151539
16. Said M. Pneumonia. Dalam:
Rahajoe NN, B Supriyatno, DB
Setyanto, editor. Buku Ajar
Respirologi Anak. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI; 2008. Hal:350-64.
17. Supriyatno B. Infeksi Respiratorik
Bawah Akut pada Anak.
Jakarta.2006 (diakses 19 september
2012). diunduh dari URL:
http://www.idai.or.id/saripediatri/isi
jurnal/pdffile/3-3-6.pdf.
18. Direktorat Jendral Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan. Modul Tatalaksana
Standar Pneumonia. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia; 2010
19. Direktorat Jendral PPM dan PL.
Buku Bagan Manajemen Terpadu
Balita Sehat. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia: 2004
20. Campbell PW. Pneumonia. Dalam:
Wahab AS, editor. Buku ajar
pediatric Rudolph. Volume 3. Edisi
-
ke-20. Jakarta: EGC; 2006.
Hal:1811-16
21. Wawaluyo C. survei Epidemiologi
Sederhana Bidang Perilaku
kedokteran/kesehatan. Jakarta:
FKUI; 1997.Hal 26-30
22. Notoadmodjo, S. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta. 2010. Hal 37-38
23. Budiarto E. Metodologi Penelitian
Kedokteran. Jakarta: EGC;2004.
Hal 58-65
24. Riyanto, Agus. Aplikasi Metodologi
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika; 2011
25. Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara
Pengambilan Sampel Dalam
Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. Edisi-3. Jakarta:
Salemba Medika; 2010.
26. Yuwono Tulus Aji. Faktor-faktor
lingkunan yang berhubungan
dengan kejadian pneumonia pada
anak balita di wilayah kerja
puskesmas kawunanten kabupaten
cilacap. UNDIP. 2008
27. Lestari S. 2009. Perilaku Ibu Dalam
Pencegahan Kejadian Penyakit
Pneumonia Pada Balita Di
Kelurahan Lebung Gajah
Kecamatan Sematang Borang
Palembang Tahun 2009. Program
Studi Kesehatan Masyarakat STIK
Bina Husada Palembang:
Palembang; 2009
28. Galvez C A, Modeste N, Lee J W,
Betancourt H, Wilkins R L.
Peruvians mothers knowledge and
recognition of pneumonia in
children under 5 years of age. Rev
Panam Salud Publica. 2002 ;11(2):
99-108)