94468039-laporan-praktikum
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN FESES
Judul : Stool Examination
Tujuan : Menganalisis adanya kelainan mengetahui adanya sel epitel,
makrofag, eritrosit, lekosit, , butir lemak, butir karbohidrat, serat
tumbuhan , protozoa, telur dan larva cacing.
JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM
HARI/TANGGAL : SABTU/10 DESEMBER 2011
Tempat : Laboratorium Anatomi & Histologi Fakultas Kedokteran Unram
LANDASAN TEORI
Definisi feses adalah Sisa hasil pencernaan dan absorbsi dari makanan yang kita makan,
dikeluarkan lewat anus dari saluran cerna.
Dalam keadaan normal dua pertiga tinja terdiri dari air dan sisa makanan, zat hasil sekresi
saluran pencernaan, epitel usus, bakteri apatogen, asam lemak, urobilin, debris, celulosa gas
indol, skatol,sterkobilinogen dan bahan patologis. Normal : 100 – 200 gram / hari. Frekuensi
defekasi : 3x / hari – 3x / minggu.
Pada keadaan patologik seperti diare didapatkan peningkatan sisa makanan dalam tinja,
karena makanan melewati saluran pencernaan dengan cepat dan tidak dapat diabsorpsi secara
sempurna.
Bahan pemeriksaan tinja sebaiknya berasal dari defekasi spontan, jika pemeriksaan
sangat diperlukan contoh tinja dapat diambil dengan jari bersarung dari rektum.
Untuk pemeriksaan rutin dipakai tinja sewaktu dan sebaiknya tinja diperiksa dalam
keadaan segar karena bila dibiarkan mungkin sekali unsur unsur dalam tinja menjadi rusak.
Pemeriksaan tinja terdiri atas pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia.
Makroskopis
1. Warna coklat, kuning, hijau, abu-abu, merah muda, hitam
2. Bau karena pembusukan protein yang tidak dicerna, juga bisa menjadi bau asam
karena fermentasi gula akibat diare
3. Konsistensi lunak dan memiliki bentuk, dapat menjadi sangat lunak atau cair ataupun
keras.
4. Lendir rangsangan atau radang pada dinding usus
5. Darah segar atau hitam, diluar atau bercampur
Mikroskopis
Wet mount pemeriksaan sederhana
Bisa menggunakan saline 0,9%, iodin 1-2% ataupun eosin 1-2%
Telur cacing,larva, segmen, tropozoit, kista
JALANNYA PRAKTIKUM
Alat :
Object Glass
Cover Glass
Mikroskop cahaya
Tooth paste (tusuk gigi)
Tissue
Bahan :
Specimen feses
Larutan lugol
Larutan iodine
Prosedur pelaksanaan praktikum
Persiapan :
Pengumpulan Spesimen Feses
Spesimen feses dimasukkan dalam kotak plastik
20-40 gram feses yg padat atau sekitar 5-6 sendok makan untuk feses yang cair
Penggunaan obat-obatan seperti antibiotik, laxative dalam waktu 1-2 minggu akan
mengacaukan pemeriksaan
Semua spesimen feses harus diberi nama, usia, jenis kelamin dan tanggal pengumpulan
Untuk pemeriksaan tropozoit amoeba, spesimen sebaiknya sudah diperiksa dalam 30
menit
Spesimen jangan ditaruh di tempat yang hangat. Usahakan ditempat yang sejuk.
Jangan sampai spesimen menjadi kering
Hindari kontaminasi dengan urin atau tanah
Pemeriksaan berkala dapat dilakukan sebelum parasit dapat ditemukan di dalam spesimen
Hindari penggunaan wadah berisi disinfectan
Jangan ditaruh di freezer atau inkubator
Pelaksanaan pemeriksaan feses
1. Taruh 1 tetes saline di sisi kiri dan 1 tetes iodine di sisi kanan
2. Menggunakan applicator stick/ose, ambil spesimen kemudian campurkan masing masing
ke saline dan iodine
3. Tutup dengan cover glass
4. Amati dibawah mikroskop
PEMBAHASAN
Hasil percobaan
A.
B.
Pembahasan
Dalam proses praktikum pemeriksaan feses segala persiapan telah dilakukan sesuai prosedur dan
pelaksanaan pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan prosedur juga. Pemeriksaan feses
dilakukan menilai secara mikroskopik dan makroskopik.
Pengamatan secara makroskopis
Menilai warna didapatkan specimen feses berwarna kuning agak kecoklatan
Specimen feses memberikan bau asam dan bau busuk
Dari bentuknya feses berbentuk dan berkonsistensi lunak
Tidak didapatkan lendir pada specimen feses
Tidak didapatkan darah pada specimen feses
Pengamatan secara mikroskopis
Preparat A
Preparat A, adalah specimen feses yang berasal dari pasien yang sudah terdiagnosis
menderita cacingan, specimen feses yang dipakai adalah specimen feses segar dan setelah
dilakukan prosedur pemeriksaan menggunakan lugol dan iodine dan diperiksa dengan mikroskop
didapatkan gambaran telur cacing. Pada preparat A1 ditemukan telur cacing ascaris dan
gambaran telur cacing trichuris triciura (gambaran barel shape). Sedangkan pada preparat A2
yang menggunakan larutan lugol untuk pewarnaannya didapatkan gambaran telur cacing ascaris.
Preparat B
Preparat B, adalah specimen feses yang berasal dari pasien yang belum diketahui apakah
pasien menderita cacingan atau tidak, specimen feses yang dipakai adalah specimen feses segar
dan setelah dilakukan prosedur pemeriksaan menggunakan lugol dan iodine dan diperiksa
dengan mikroskop ternyata tidak didapatkan gambaran telur cacing pada preparat B1 maupun
B2. Pada preparat tersebut hanya didapatkan gambaran serat yang ada pada feses.