93003914 sp defisit perawatan diri
TRANSCRIPT
STRATEGI PELAKSANAANTINDAKAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN JIWA IIDEFISIT PERAWATAN DIRI
Disusun Oleh
KELOMPOK VII
M.yusufM.rijoi
Novian arvyan dinata
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES)
MATARAM2010
LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. DefinisiPerawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien
dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri ( Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting)
(Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi
dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk
dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).
B. Jenis-Jenis Perawatan Diri
1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan
kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
3. Kurang perawatan diri : Makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan.
4. Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah :
2004, 79 ).
C. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang
perawatan diri adalah sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik2. Penurunan kesadaran
Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri
adalah :
1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual,
cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah:
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain- lain.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang
karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan
baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah : Gangguan
integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi
pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan
dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri
dan gangguan interaksi sosial.
D. Tanda Dan GejalaMenurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah:
1. Fisik
Badan bau, pakaian kotor.
Rambut dan kulit kotor.
Kuku panjang dan kotor
Gigi kotor disertai mulut bau
Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif.
Menarik diri, isolasi diri.
Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
Interaksi kurang.
Kegiatan kurang
Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat,
gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah :
a. Data subyektif
1. Pasien merasa lemah
2. Malas untuk beraktivitas
3. Merasa tidak berdaya.
b. Data obyektif
1. Rambut kotor, acak – acakan
2. Badan dan pakaian kotor dan bau
3. Mulut dan gigi bau.
4. Kulit kusam dan kotor
5. Kuku panjang dan tidak terawatt
E. Mekanisme Koping1. Regresi2. Penyangkalan3. Isolasi diri, menarik diri4. Intelektualisasi
F. Rentang Respon KognitifAsuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat
merawat diri sendiri adalah :
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri. Bina hubungan saling percaya.
Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri. Bantu klien merawat diri
Ajarkan ketrampilan secara bertahap
Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.
Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien
misalnya, kamar mandi yang dekat dan tertutup.
G. Pohon Masalah
H. .Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data didapat, masalah keperawatannya adalah defisit
perawatan diri :Personal Higiene,berhias,makan,dan eliminasi.
I. Tindakan keperawatan a. Tindakan Keperawatan pada pasien
1) Tujuan keperawatan
Pasien mampu melakukan keberishan diri secara mandiri
Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Isolasi sosial
Defisit perawatan diri : mandi, toileting, makan, berhias
Pasien mampu melakukan berhias secara baik
Pasien mampu melakukan makan dengan baik
Pasien mampu melakukan eliminasi secara mandiri
2) Tindakan keperawatan pada pasien
a) Melatih pasien cara perawatan kebersihan diri dengan cara :
Menjelaskan pentingnya menjaga akebersihan diri
Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan
diri
b) Membantu pasien latihan berhias
Latihan berhias pada pria harus dibedakan dengan
wanita. Pada pasien laki-laki, latihan meliputi latihan
berpakaian, menyisir rambut dan bercukur, sedangkan pada
psien perempuan latihan meliputi latihan berpakaian,
menyisir rambut dan berhias ataua berdandan.
c) Melatih pasien makan secara mandiri dengan cara :
Menjelaskan cara mempersiapkan makan
Menjelaskan cara makan yang tertib
Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah
makan
Mempraktikkan cara makan yang baik
d) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
dengan cara :
Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
Menjelaskan cara membersihan diri setelah BAB/BAK
Menjelaskan cara membersikan tempat BAB/BAK
b. Tindakan keperawatan pada keluarga
1) Tujuan Keperawatan
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami
defisit perawatan diri.
2) Tindakan keperawatan
Untuk memantau pasien dalam melakukan cara perawatan diri
yang baik, perawat harus melakukan tindakan agar keluarga
dapat meneruskan melatih dan mendukung pasien sehingga
kemampuan pasien perawatan diri meningkat . Tindakan yang
dapat dilakukan oleh perawat antara lain :
a) Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi
oleh keluarga dalam merawat pasien
b) Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurasi stigma
c) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas perawatan diri
yang dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawat diri
pasien
d) Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam melakukan
perawatan diri pasien dan membantu mengingatkan pasien
untuk perawatan diri.
e) Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas
keberhasilan pasiendalam merawat diri
f) Bantu keluarga dalam melatih merawat pasien drefisit
perawata diri.
J. FOKUS INTERVENSI
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.
a. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk
memperhatikan kebersihan diri.
b. Tujuan Khusus
1) TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat.
a) Kriteria evaluasi
Dalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya
pada perawat :
Wajah cerah, tersenyum
Mau berkenalan
Ada kontak mata
Menerima kehadiran perawat
Bersedia menceritakan perasaannya
b) Intervensi
Berikan salam setiap berinteraksi.
Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan
perawat berkenalan.
Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali
berinteraksi.
Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
Buat kontrak interaksi yang jelas.
Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
Penuhi kebutuhan dasar klien.
2) TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan
diri.
a) Kriteria evaluasi
Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu
2 kali pertemuan, mampu menyebutkan kembali kebersihan
untuk kesehatan seperti mencegah penyakit dan klien dapat
meningkatkan cara merawat diri.
b) Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan
prinsip komunikasi terapeutik.
Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri
dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih
dan tanda- tanda bersih.
Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda
kebersihan diri.
Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali
pengetahuan klien terhadap hal yang berhubungan
dengan kebersihan diri.
Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan
tujuan memelihara kebersihan diri.
Beri reinforcement positif setelah klien mampu
mengungkapkan arti kebersihan diri.
Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti:
mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari
(sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan
menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.
3) TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan
perawat.
a) Kriteria evaluasi
Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri
seperti mandi pakai sabun dan disiram pakai air sampai
bersih, mengganti pakaian bersih sehari–hari, dan
merapikan penampilan.
b) Intervensi
Motivasi klien untuk mandi.
Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien
untuk mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan
diri yang benar.
Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan
rambut.
Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan
fasilitas perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan
kebersihan kamar mandi.
Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan
fasilitas kebersihan diri seperti odol, sikat gigi, shampoo,
pakaian ganti, handuk dan sandal.
4) TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri
secara mandiri.
a) Kriteria evaluasi
Setelah satu minggu klien dapat melakukan perawatan
kebersihan diri secara rutin dan teratur tanpa anjuran, seperti
mandi pagi dan sore, ganti baju setiap hari, penampilan
bersih dan rapi.
b) Intervensi
Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara
teratur, ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi,
ganti baju dan pakai sandal.
5) TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara
mandiri.
a) Kriteria evaluasi
Klien selalu tampak bersih dan rapi.
b) Intervensi
Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan
diri.
6) TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan
kebersihan diri.
a) Kriteria evaluasi
Keluarga selalu mengingatkan hal–hal yang
berhubungan dengan kebersihan diri, keluarga menyiapkan
sarana untuk membantu klien dalam menjaga kebersihan
diri, dan keluarga membantu dan membimbing klien dalam
menjaga kebersihan diri.
b) Intervensi
Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang
minatnya klien menjaga kebersihan diri.
Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah
dilakukan klien selama di RS dalam menjaga kebersihan
dan kemajuan yang telah dialami di RS.
Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi
terhadap kemajuan yang telah dialami di RS.
Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang
lengkap dalam menjaga kebersihan diri klien.
Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam
menjaga kebersihan diri.
Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien
dalam menjaga kebersihan diri.
Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya:
mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
Jakarta : EGC.
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.
Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan
Jiwa. Yogyakarta : Momedia
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon
Masalah Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006.
Jakarta : Prima Medika.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada
Perawatan Psikiatri edisi 3. Jakarta. EGC
STRATEGI PELAKSANAAN
1. M.yusuf sebagai pasien.
2. M.rijo’i sebagai keluarga pasien.
3. Novian arvyan dinata sebagai perawat.
Sp 1 pasien: Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat
diri dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri.
a. Orientasi
Perawat : “Selamat pagi, kenalkan saya perawat vyan.”Pasien : “Selamat pagi juga.”Perawat : “Siapa namanya dan senang dipanggil apa?”Pasien : “Nama saya m. yusuf pak, dan saya lebih senang dipanggil pak
yusuf.”Perawat : “saya dinas pagi di ruangan ini dari jam 7 pagi sampai 2 siang.
Selama di rumah sakit ini saya yang akan merawat pak yusuf.”
Perawat : “Kira-kira apa bapak siap?”Pasien : “Iya saya siap pak.”Perawat : “Dari tadi, saya lihat pak yusuf menggaruk-garuk badannya,
gatal iya pak,,?”Pasien : “Iya ne pak, saya tidak bisa tidur dari tadi malam.”Perawat : “Ok sudah, bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan
diri?”Perawat : “Apakah pak yusuf bersedia?”Pasien : “Iya saya bersedia pak.”Perawat : “Kira-kira bapak maunya berapa menit,,,??” Pasien : “Terserah pak perawat saja.”Perawat : “Bagaimana kalau kita bicara 20 menit saja, apa bapaksiap?”Pasien : “Oke pak, saya siap.”Perawat : “Ok bapak maunya dimana?”Pasien : “Di sinin saja pak.”
b. Kerja
Perawat : “Berapa kali bapak yusuf mandi dalam sehari.?Pasien : “Biasanya sih 3 kali sehari, tapi saat-saat ini 1 kali dalam sehari.”Perawat : “Apakah bapak udah mandi hari ini?”Pasien : “Belum pak.?Perawat :“Menurut bapak apa kegunaan mandi?”Pasien : “Tidak tau pak”Perawat : “Ok sudah. jadi gini pak, kegunaan kita mandi itu adalah agar
kita bersih, jauh dari bau yang tidak sedap, disenangi orang lain,
dan yang lebih penting adalah kita tidak terkena penyakit kulit
sperti gatal-gatal dll.”
Perawat : “Ngomong-ngomong kenapa bapak belum mandi?”Pasien : “Saya tidak bisa mandi sendiri pak.”Perawat : “Apa alasan bapak tidk bisa mandi sendiri?”Pasien : “Saya sudah lama tidak bisa mandi sendiri pak, karena
adagangguan pada diri saya.”Perawat : “Menurut bapak, apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan
diri?”Pasien : “Tidak tau pak.”Perawat : “Ok sudah, jadi manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri
adalah segala penyakit tidak mendekati kita, disenangi orang lain,
selalu bersih dll.”
Perawat : “Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa?”
Pasien : “badan gatal-gatal, mulut bau.”Perawat : “Apa lagi?”Pasien : “Itu aja saya tau pak.”Perawat : “Ok sudah, jadi tanda-tanda orang yang tidak merawat diri
dengan baik itu, gatal-gatal, mulut bau, kudisan dll.”
Perawat : “Apa yang bapak lakukan untuk merawat rambut dan muka?”Pasien : ”Pakai sisir, sabun dan sampho.”Perawat : “Iya betul.” Pinteeeer.”Perawat : “Apa maksud atau tujauan bapak menyisir dan merias rambut?”Pasien : “Agar bersih, rapi, indah disenangi oleh orang lain dll.”Perawat :“Ok sudah, sekarang bapak coba mandi,kemudian ganti pakaian,
merias muka dan menyisir rambut iya.”Pasien: “Iya pak.”
c. Terminasi
Perawat : “Bagaimana perasaan bapak setelah mandi dan mengganti pakaian?”
Pasien : “Alhamudulillah perasaan saya terasa nyaman pak.”Perawat : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita mendiskusikan
tentang pentingnya kebersihan diri tadi?
Pasien : “Sungguh menyenangkan pak.”Perawat : “Sekarang coba bapak ulangi tanda-tanda bersih dan rapi.”Pasien : “cakep, bersih, rapi, indah, disenangi oleh orang lain dll.”Perawat : “Bagus sekali! Perawat : Mau berapa kali bapak mandi dan sikat gigi dalam sehari.”Pasien : “Dua kali, pagi dan sore pak.”Perawat : “Ok, mari kita masukkan dalam jadwal aktivitas harian!”Perawat : “Nah lakukan ya pak.., dan beri tanda M (mandiri) kalau
dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalu diingatkan baru
dilakuykan, dan T (tidak) melakukan.
Pasien : “Iya pak.”Perawat : Baik, besok kita latihan berdandan, apa bapak siap.?”Pasien : “Iya siap pak, tapi jam berapa pak.?”Perawat : “jam 7 pagi ya, siap?”Pasien : Iya siap pak.”
Sp 1 keluarga : memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang
masalah perawatan diri dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah defisit perawatan diri.
a. Orientasi
Perawat :“Selamat pagi pak/bu, saya perawat vyan, perawat yang
merawat bapak yusuf. Bagaimana kabar bapak/ibu pagi ini?”
Keluarga : “Selamat pagi juga pak, alhamdulillah kami baik-baik saja.”Perawat : “Hari ini kita akan berdiskusi tentang masalah yang dialami
bapak yusuf dan bantuan apa yang dapat diberikan.” Apakah
bapak/ibu siap?”
Keluarga : “Iya kami siap pak.”Perawat : “Berapa lama waktu bapak/ibu yang tersedia?”Keluarga :“Kurang lebih 40 menit lah.”Perawat : “Bagaimana kalau 30 menit.?”Keluarga : “Oke sudah.”Perawat : “Mari kita duduk di kantor perawat.”
b. Kerja
Perawat : “Apa saja masalah yang bapak/ibu rasakan dalam merawat bapak yusuf?”
Keluarga : “Anak kami itu sulit mau mandi pak.”Perawat : “ ohhh..?? jadi, PERAWATAN diri yang utama adalah
kebersihan diri, berdandan, makan dan BAB/BAK.”
Perawat : “Perilaku yang ditunjukkan sama bapak yusuf itu dikarenakan
gangguan jiwanya yang membuat bapak yusuf tidak memiliki
minat untuk mengurus diri sendiri.”
Keluarga : “Oh,? Kira-kira bisa sembuh iya pak?”Perawat : “Insya Allah pasti bisa.”Perawat : “Baik, saya akan jelaskan; untuk kebersihan diri, kami telah
melatih pak yusuf untuk mandi, keramas, gosok gigi, ganti baju,
dan potong kuku.” Kami harap bapak/ibu dapat menyediakan
peralatannya.”
Keluarga : “Baik pak.”Perawat : “bapak yusuf juga sudah memiliki jadwal pelaksanaan untuk
berhias. Kami harapkan motivasi sehabis mandi untuk sisiran yang rapi.
Keluarga : “Baik pak.”Perawat : “Bapak/ibu juga perlu mendampingi pak yusuf pada saat
merawat diri sehingga dapat diketahui apakah bapak yusuf
sudah mandiri atau mengalami hambatan dalam melakukannya.
Dan jangan lupa berikan pujian pada bapak yusuf.”
Keluarga : “Baik pak.”Perawat : “Ada yang bapak/ibu tanyakan?”Keluarga : “Tidak ada pak.”
c. Terminasi
Perawat : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap?”Keluarga : “Alhamdulillah lumayan nyaman, dan kami sudah tau sedikit
cara merawat anak kami.”Perawat : “Dan dirumah nanti, coba bapak/ibu mendampingi dan
membantu bapak yusuf saat membersihkan diri.”Keluarga : “Baik pak.”Perawat : “Dua hari lagi kita akan ketemu, dan bapak/ibu akan saya
dampingi untuk memotivasi bapak yusuf dalam merawat diri.” Apa bapa/ibu bersedia?”
Keluarga : “Iya kami bersedia pak. Terima kasih banyak pak.”Perawat : “Iya sama-sama pak/bu.”