92115990-struktur-sufaktan
DESCRIPTION
bebasTRANSCRIPT
![Page 1: 92115990-struktur-sufaktan](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022071705/55cf9d5e550346d033ad557d/html5/thumbnails/1.jpg)
Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan
permukaan larutan. Struktur surfaktan mempengaruhi efisiensi dan keefektivitasan
surfaktan dalam menurunkan tegangan permukaan. Untuk surfaktan rantai lurus dengan
struktur CH3(CH2)nW, dimana W adalah gugus hidrofilik, energi bebas standar ∆Go dapat
dinyatakan dengan
Dimana m = jumlah total atom karbon dalam gugus hidrofob
constant =
Untuk surfaktan rantai lurus, efisiensi meningkat dengan bertambahnya karakter hidrofob.
Faktor efisiensi surfaktan (pC20) merupakan fungsi linear dari jumlah atom karbon dalam
gugus hidrofobik.
Surfaktan yang meiliki gugs hidrofob tak jenuh memiliki efisiensi yang lebih kecil
dibandingkan surfaktan rantai lurus dengan jumlah atom C yang sama.
Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan konstan walaupun
konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan ditambahkan melebihi konsentrasi ini
maka surfaktan mengagregasi membentuk misel. Konsentrasi terbentuknya misel ini disebut
Critical Micelle Concentration (CMC). Tegangan permukaan akan menurun hingga CMC
tercapai. Setelah CMC tercapai, tegangan permukaan akan konstan yang menunjukkan
bahwa antar muka menjadi jenuh dan terbentuk misel yang berada dalam keseimbangan
dinamis dengan monomernya
Faktor yang mempengaruhi CMC dalam larutan berair :
1. Struktur surfaktan
2. Penambahan elektrolit ke dalam larutan
3. Keberadaan berbagai senyawa organik dalam larutan
4. Keberadaan fase cair kedua
5. Suhu larutan
1. Struktur surfaktan
Secara umum, CMC dalam medium air menurun jika karakter hidrofobik surfaktan
meningkat.
Gugus hidrofobik
Dalam medium berair, CMC menurun jika jumlah atom karbon dalam gugus hidrofob
meningkat sampai sekitar 16. Secara umum, untuk surfaktan ionik, CMC akan menjadi
![Page 2: 92115990-struktur-sufaktan](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022071705/55cf9d5e550346d033ad557d/html5/thumbnails/2.jpg)
setengahnya jika terdapat tambahan 1 gugus metilen pada gugus hidrofob dengan rantai
lurus yang terikat pada 1 gugus hidrofil terminal. Untuk surfaktan non ionik atau zwitterion,
tambahan 2 unit metilen menurunkan CMC menjadi sepersepuluhnya (bandingkan dengan
surfaktan ionik yang hanya seperempatnya). Jika jumlah atom karbon dalam rantai lurus
lebih dari 16, CMC tidak lagi menurun secara drastis dengan pertambahan rantai. Jika jumlah
atom karbon mencapai 18, CMC cenderung tetap dengan penambahan rantai lebih lanjut.
Jika gugus hidrofob bercabang, atom karbon cabang memiliki pengaruh satu-setengah
kali dari gugus hidrofob rantai lurus. Jika terdapat ikatan rangkap (C=C) dalam gugus
hidrofob, secara umum CMC-nya lebih tinggi daripada senyawa jenuh yang besesuaian
(mempunyai panjang rantai sama). Isomer cis umumnya memiliki CMC yang lebih tinggi
daripada isomer trans. Hal tersebut disebabkan oleh adanya faktor sterik dalam
pembentukan misel.
Keberadaan gugus polar seperti –O– atau -OH pada rantai hidrofobik umumnya
menyebabkan kenaikan signifikan CMC pada larutan berair pada suhu kamar. Atom karbon
yang berada diantara gugus polar dan gugus hidrofil memiliki pengaruh satu-setengah kali
dibandingkan dengan yang tidak mempunyai gugus polar. Akan tetapi, jika gugus polar dan
gugus hidrofil terikat oleh atom karbon yag sama, atom tersebut tidak memberikan
pengaruh terhadap CMC.
Untuk surfaktan ionik rantai lurus homolog (sabun, alkan-sulfonat, alkil sulfat,alkil
aminuim klorida, alkil trimetil amonium bromida dalam medium air) hubungan antara CCMC
dan jumlah atom-C (N) dalam rantai hidrofobik adalah
Log CCMC = A – BN
dimana, A = konstanta untuk gugus ion tertentu dan pada T tertentu.
B = sekitar 0,3 (=log 2) pada 35o C.
2. Penambahan elektrolit ke dalam larutan
Dalam larutan berair, penambahan elektrolit menyebabkan perubahan CMC. Pengaruhnya
terlihat lebih nyata pada surfaktan anionik dan kationik dibandingkan dengan surfaktan zwitterion
apalagi surfaktan non-ionik.
![Page 3: 92115990-struktur-sufaktan](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022071705/55cf9d5e550346d033ad557d/html5/thumbnails/3.jpg)
Data eksperimen menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi elektrolit terhadap CMC
surfaktan ionik mengikuti persamaan :
Dimana a dan b bernilai tetap untuk setiap kepala ionik pada temperatur tertentu dan Ci
adalah total konsentrasi counterion dalam ekivalen per liter. Penurunan CMC dalam hal ini
disebabkan penurunan ketebalan lapisan ionik di sekitar gugus kepala dengan penambahan
elektrolit dan sebagai akibatnya terjadi pengurangan gaya tolakan elektrik diantara gugus hidrofilik
dalam misel.
Pengaruh elektrolit terhadap surfaktan nonionik dan zwitterion dinyatakan dengan
Dimana K adalah tetapan untuk surfaktan, elektrolit, dan temperatur sedangkan Cs adalah
konsentrasi elektrolit dalam mol per liter.
Perubahan CMC dari surfaktan nonionik dan zwitterion dihubungkan dengan peristiwa
“salting-out” dan “salting-in” dari gugus hidrofobik dalam pelarut air akibat elekttrolit.. Ion-ion
dengan rasio muatan ionik dengan jari-jarinya besar, misalnya F-, akan sangat terhidrasi dan
merupakan pembentuk struktur air. Gugus hidrofob dari bentuk monomer surfaktan akan
mengalami salting-out dan menurunkan CMC. Sedangkan ion dengan rasio muatan ion dengan jari-
jarinya yang kecil, misalnya CNS-, adalah pemecah struktur air. Ion-ion ini men-salt-in gugus hidrofob
dari bentuk monomer surfaktan dan meningkatkan CMC.
Pengaruh ini lebih besar daripada pengaruh elektrolit terhadap gugus hidrofilik. Hal tersebut
dikarenakan gugus hidrofilik dari molekul surfaktan mengalami kontak dengan fasa air dalam bentuk
monomer dan dalam bentuk misel, sedangkan gugus hidrofob kontak dengan fasa cair hanya dalam
bentuk monomer. Sehingga efek elektrolit terhadap gugus hidrofil dalam bentuk monomer dan
misel saling meniadakan.