91008-11-404061604734

7
MODUL 11 11. PENGENDALIAN PROYEK KONSTRUKSI 11.1. Penjadwalan Prestasi dengan Metode Pembuatan Kurva “S” Kurva – S merupakan gambaran diagram % (persen) kumulatif biaya yang diplot pada suatu sumbu, dimana sumbu x menyatakan satuan waktu sepanjang durasi proyek dan sumbu y menyatakan nilai % (persen) kumulatif biaya selama durasi proyek tersebut. Cara Pembuatan Kurva – S Melakukan pembobotan pada setiap item pekerjaan. Bobot item pekerjaan dihitung berdasarkan biaya item pekerjaan dibagi biaya total pekerjaan dikalikan 100 %. Setelah bobot masing-masing item pekerjaan dihitung, selanjutnya bobot pekerjaan tersebut didistribusikan selama durasi masing-masing aktivitas. Setelah itu jumlah bobot dari aktivitas tiap periode waktu tertentu dijumlah secara kumulatif. Angka kumulatif pada setiap periode ini di plot pada sumbu y (ordinat) dalam grafik dan waktu pada sumbu x (absis). Dengan menghubungkan semua titik-titik diperoleh kurva – S. Data Yang Dibutuhkan untuk Pembuatan Kurva – S : Diagram Bagan Balok : Pada umumnya kurva – S diplot pada diagram balok, dengan tujuan untuk mempermudah melihat kegiatan-kegiatan yang masuk dalam jangka waktu pengamatan progres pelaksanaan proyek. Distribusi Biaya dan Metode Pelaksanaan : Metode pelaksanaan konstruksi akan memberikan urut-urutan kegiatan dan karakteristik kegiatannya (melalui diagram jaring). Distribusi biaya dianggap mewakili dari nilai pekerjaan dilapangan. 11.2. Konsep Pengendalian Biaya dan Waktu Proyek Konstruksi Setelah selesainya tahapan perencanaan dan dilanjutkan dengan proses konstruksi, maka selama proses pelaksanaan diperlukan pengendalian agar proses pelaksanaan tersebut dapat sesuai atau paling tidak mendekati dengan apa yang direncanakan. Proses pengendalian ini juga mempergunakan alat-alat yang sudah Manajemen Konstruksi Ir. Mawardi Amin, MT. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana ‘11 1

Upload: dikayanuar

Post on 29-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: 91008-11-404061604734

MODUL 11

11. PENGENDALIAN PROYEK KONSTRUKSI

11.1. Penjadwalan Prestasi dengan Metode Pembuatan Kurva “S”

Kurva – S merupakan gambaran diagram % (persen) kumulatif biaya yang diplot pada suatu sumbu, dimana sumbu x menyatakan satuan waktu sepanjang durasi proyek dan sumbu y menyatakan nilai % (persen) kumulatif biaya selama durasi proyek tersebut.

Cara Pembuatan Kurva – S Melakukan pembobotan pada setiap item pekerjaan. Bobot item pekerjaan dihitung berdasarkan biaya item pekerjaan dibagi

biaya total pekerjaan dikalikan 100 %. Setelah bobot masing-masing item pekerjaan dihitung, selanjutnya bobot

pekerjaan tersebut didistribusikan selama durasi masing-masing aktivitas. Setelah itu jumlah bobot dari aktivitas tiap periode waktu tertentu

dijumlah secara kumulatif. Angka kumulatif pada setiap periode ini di plot pada sumbu y (ordinat)

dalam grafik dan waktu pada sumbu x (absis). Dengan menghubungkan semua titik-titik diperoleh kurva – S.

Data Yang Dibutuhkan untuk Pembuatan Kurva – S : Diagram Bagan Balok :

Pada umumnya kurva – S diplot pada diagram balok, dengan tujuan untuk mempermudah melihat kegiatan-kegiatan yang masuk dalam jangka waktu pengamatan progres pelaksanaan proyek.

Distribusi Biaya dan Metode Pelaksanaan :Metode pelaksanaan konstruksi akan memberikan urut-urutan kegiatan dan karakteristik kegiatannya (melalui diagram jaring). Distribusi biaya dianggap mewakili dari nilai pekerjaan dilapangan.

11.2. Konsep Pengendalian Biaya dan Waktu Proyek Konstruksi

Setelah selesainya tahapan perencanaan dan dilanjutkan dengan proses konstruksi, maka selama proses pelaksanaan diperlukan pengendalian agar proses pelaksanaan tersebut dapat sesuai atau paling tidak mendekati dengan apa yang direncanakan. Proses pengendalian ini juga mempergunakan alat-alat yang sudah dijabarkan pada modul-modul sebelumnya. Dasar dari pengendalian adalah laporan progres lapangan secara periodik yang mencakup : progres fisik, progres keuangan, progres waktu, dan lainnya yang dipandang perlu. Tujuan dari monitoring dan pelaporan secara periodik ini adalah untuk mendeteksi sedini mungkin kemungkinan terjadinya penyimpangan, sehingga dapat diambil tindakan pencegahan dan perbaikan. Untuk itu proses pengendalian berupa monitoring dan pelaporan wajib dilaksanakan secara rutin, baik harian, mingguan, maupun bulanan.

Manajemen KonstruksiIr. Mawardi Amin, MT.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 1

Page 2: 91008-11-404061604734

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat laporan adalah (dikutip dari : “Handbook on Management Project Implementation”, Asian Development Bank, 1986) :1. Pekerjaan atau kegiatan yang diselesaikan dalam periode sampai dengan

waktu pelaporan 2. Deviasi yang timbul dan/atau potensi deviasi yang mungkin timbul dari

perencanaan, dan penyebab yang menimbulkannya.3. Pengeluaran untuk proyek.4. Analisis problem, termasuk beberapa hal yang mungkin berpengaruh

terhadap biaya dan jadwal.5. Pemenuhan syarat administrasi.6. Posisi finansial proyek.7. Rencana penerapan untuk periode sampai laporan berikutnya.8. Tuntutan tindakan yag diperlukan untuk mengantisipasi kondisi yang ada.

Monitoring dan Pelaporan dengan Menggunakan Kurva – S.

Untuk menentukan monitoring dan pelaporan ini ada beberapa teknik yang dapat dipergunakan. Salah satu yang umum dan banyak digunakan dewasa ini adalah menggunakan alat bantu Kurva – S sebagai evaluasi. Pada umumnya, plot diagram kurva – S digambar bersama dengan diagram balok, mengingat balok sudah terplot dalam satuan waktu yang dipergunakan. Dalam membuat diagram balok untuk kepentingan monitoring pelaksanaan proyek harus dibuat dalam 2 (dua) model, yatiu model untuk waktu tercepat maupun waktu paling lama berdasarkan perencanaan diagram jaringan. Area diantaranya adalah float yang timbul akibat karakteristik diagram jaringan tersebut. Tujuan dari pembuatan kurva – S tersebut adalah untuk memonitor kegiatan pelaksanaan sampai dengan periode pelaporan.

Langkah-langkah pelaksanaannya :1. Buat diagram jaringan dan diagram balok.2. Distribusikan biaya setiap kegiatan ke satuan waktu yang dipergunakan

sesuai dengan karakteristik distribusi masing-masing kegiatan pada diagram balok kegiatan bersangkutan.

3. Hitung kumulatif biaya per satuan waktu yang dipergunakan.4. Hitung % kumulatif biaya untuk masing-masing satuan waktu yang

dipergunakan.5. Kurva – S dibuat untuk waktu pelaksanaan proyek tercepat dan terlama

berdasarkan perencanaan diagram jaringan.6. Progres pekerjaan harus terletak paling tidak pada daerah tercepat dan

terlama kurva – S rencana. Deviasi diluar daerah tersebut mengidentifikasikan bahwa proyek dilaksanakan dengan kemungkinan : terlambat atau terlalu cepat dan biaya terlalu mahal atau biaya lebih efisien.

Yang perlu diperhatikan adalah :1. Apabila deviasi terjadi pada kegiatan kritis maka akan berpengaruh pada

durasi proyek secara keseluruhan.2. Apabila deviasi atau keterlambatan terjadi pada kegiatan yang non kritis

maka harus diperhitungkan lebih dahulu float yang ada.

Manajemen KonstruksiIr. Mawardi Amin, MT.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 2

Page 3: 91008-11-404061604734

3. Percepatan suatu kegiatan guna keperluan menyesuaikan jadwal pelaksanaan proyek, harus diberlakukan pada kegiatan kritis.

4. Selama deviasi yang timbul masih dalam daerah antara, maka perlu dicermati jenis deviasi terhadap kegiatan kritis.

11.3. Monitoring dan Pelaporan dengan menggunakan Earned Value

Untuk keperluan monitoring dan evaluasi, maka pengembangan dari kurva- S perlu dilakukan untuk mengatasi beberapa hal yang tidak dapat diantisipasi dengan menggunakan Kurva – S. Beberapa fenomena yang timbul dalam proses konstruksi, kadangkala membuat penggunaan kurva S menjadi sulit, misalnya :1. Deviasi biaya dan waktu belum tentu menunjukkan prestasi atau unjuk

kerja yang riil sesuai dengan perencanaan, sebagai misal : Waktu yang lebih lama dengan biaya yang lebih murah Waktu yang lebih lama dengan biaya yang lebih mahal. Waktu lebih cepat dengan biaya lebih murah. Waktu lebih cepat dengan biaya lebih mahal.

2. Progres kegiatan guna keperluan administrasi, yang kadang kala terjadi tumpang tindih dilapangan.

3. Perkiraan kondisi akhir proyek berdasarkan kondisi pada saat pelaporan atau monitoring.

4. Variasi kompbinasi biaya, waktu dan prestasi pekerjaan yang sangat bervariasi.

Hal-hal tersebut diatas dipecehkan dengan teknik Earned Value, yang secara umum dapat juga dikatakan sebagai Teknik Integrasi Biaya – Waktu. Konsep dasar dari teknik ini adalah penilaian progres pelaksanaan di lapangan dengan skala yang terdiri atas 2 (dua) variabel yaitu : biaya dan waktu, artinya unjuk kerja pada suatu saat, tergantung baik terhadap biaya maupun waktu pelaksanaan secara terpadu, bukan terpisah.

Dalam Earned Value hasil yang diperoleh bukan hanya kondisi saat pelaporan tetapi juga koefisien deviasi yang dapat dipergunakan untuk menggambarkan kondisi akhir proyek. Hal ini sangat berguna bagi pengambilan keputusan.Beberapa istilah dalam Earned Value :1. BCWS (Budgeted Cost Work Schedule) = Biaya rencana pelaksanaan

pekerjaan untuk kurun waktu sampai waktu pengamatan.2. BCWP (Budgeted Cost Work Progress) = Biaya menurut rencana pada

saat pengamatan sesuai dengan prestasi pekerjaan.3. ACWP (Actual Cost Work Progress) = Biaya nyata yang dikeluarkan

sampai saat pengamatan.4. SV (Schedule Variant) = Varian jadwal.5. CV (Coat Variant) = Varian Biaya.6. SPI (Schedule Performance Index) = Indeks unjuk kerja jadwal.7. CPI (Cost Performance Index) = Indeks unjuk kerja biaya.8. EAC (Estimated at Completion) = Perkiraan biaya untuk menyelesaikan

pekerjaan berdasarkan kondisi pengamatan saat ini.

Manajemen KonstruksiIr. Mawardi Amin, MT.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 3

Page 4: 91008-11-404061604734

9. ECD (Estimated Completion Date) = Perkiraan waktu/durasi proyek berdasarkan pengamatan saat ini.

Rumus-rumus :1. SV = BCWP – BCWS 2. CV = BCWP – ACWP 3. SPI = BCWP / BCWS4. CPI = BCWP / ACWP5. ECD = (Sisa waktu) / SPI + Waktu yang sudah terpakai6. EAC = (Biaya total – BCWP) / CPI + ACWP

Untuk mudahnya dibawah ini dibuat tabel untuk membaca angka-angka dalam earned value :

Varians Jadwal (SV)

Varians Biaya (CV)

Keterangan

Positif Positif Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari jadwal dengan biaya lebih kecil daripada anggaran.

Negatif Negatif Pekerjaan terlaksana lebih lambat dari jadwal dengan biaya lebih tinggi daripada anggaran

Nol Nol Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dan anggaran

11.4. Pengambilan Keputusan dengan Bantuan Teori “Least Cost Analysis”

Pada bagian akhir dari modul ini akan diperkenalkan suatu teknik pengambilan keputusan dengan mempergunakan teori “Least Cost Analysis”. Setelah mempelajari beberapa teknik perancangan dan penjadwalan pada bagian-bagian terdahulu, maka selama proses konstruksi atau karena suatu kondisi yang menuntut, maka perlu dipersiapkan suatu alat untuk mengambil suatu keputusan berdasarkan suatu perhitungan. Salah satu diantaranya adalah teori Least Cost Analysis.

Pada prinsipnya teori ini adalah untuk menentukan kondisi optimal biaya dan waktu dalam proses pelaksanaan konstruksi, dimana proses tersebut menuntut untuk dilakukan percepatan. Sebagaimana siketahui karakteristik proyek terletak diantara 2 (dua) limit yaitu : Dalam kondisi normal, proyek mempunyai sifat biaya minimum pada

waktu yang optimal, Pada kondisi dibutuhkan percepatan waktu pelaksanaan, maka akan

bersifat waktu minimum dengan maksimum biaya yang paling mungkin.Sehingga dapat dikatakan bahwa diantara dua kutub limit tersebut terdapat suatu komposisi biaya dan waktu yang paling optimal.

Manajemen KonstruksiIr. Mawardi Amin, MT.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 4

Page 5: 91008-11-404061604734

Dilain sisi, diketahui pula bahwa untuk mempercepat durasi proyek, maka yang harus dipercepat adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis. Untuk mempercepat suatu kegiatan memang terdapat beberapa cara, misalnya : Menambah sumber daya manusia Menambah ketersediaan material Melaksanakan kerja lembur Merubah metode konstruksi.Hal-hal diatas sudah barang tentu akan menambah biaya, sebagai misal untuk mempercepat tercapainya kualitas beton maka dipergunakan bahan-bahan additive, umur beton yang misal tadinya 21 hari menjadi 7 hari, maka akan terjadi penambahan biaya untuk kualitas beton, paling tidak berupa : Percepatan metode konstruksi, Penggunaan bahan-bahan additive per meter kubik beton dengan kualitas

yang sama, Penambahan biaya sumber daya manusia karena bertambah besarnya

ketersediaan material.Penambahan biaya ini akan memberikan suatu besaran perbedaan biaya akibat percepatan waktu sesuai dengan banyak waktu percepatannya. Dapat dikatakan karakteristik ini memberikan suatu cost slope untuk setiap jenis pekerjaan, untuk jenis biaya semacam ini disebut biaya langsung. Tetapi juga diketahui bahwa seiring bertambah singkatnya waktu pelaksanaan maka otomatis biaya overhead yang besarnya tergantung waktu, akan menurun. Biaya semacam ini disebut biaya tak langsung. Mencari titik optimal dari kombinasi kedua jenis biaya inilah yang disebut Least Cost Analysis yang diterapkan pada manajemen konstruksi.

Rumus-rumus :

Dimana : Cc = Biaya dipercepatCn = Biaya normalTn = Waktu normalTc = Waktu dipercepat

Daftar Pustaka :1. Ahuja, H. N., “Construction Performance Control By Network”, John Wiley

& Sons, New York, 1976.2. Hendrickson, C.; Au, T., “Project Management For Construction :

Fumdamental Concepts for Owners, Engineers, Architects, and Builders”, Prentice Hall-Engelwood New Jersey, 1989.

3. Shtub, A.; F Bard, J.; Globerson, S., “Project Management : Engineering, Technology, and Implementation”, Prentice Hall-Engelwood New Jersey, 1994.

4. Suharto, I., “Manajemen Proyek : Dari konseptual sampai operasional”, Erlangga, Jakarta, 1995.

5. Turner, J. R., “The Handbook of Project Based Management”, McGraw-Hill Book Company, Berkshire, Maidenhead, England, 1991.

Manajemen KonstruksiIr. Mawardi Amin, MT.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 5

Page 6: 91008-11-404061604734

Manajemen KonstruksiIr. Mawardi Amin, MT.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 6