9 unsur
DESCRIPTION
9 unsurTRANSCRIPT
KMP P2KP-II, Sosialisasi
Rona (tone/color tone/grey tone) adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra yang menggunakan sprektrum lebar 0,4 – 0,7 μm (hitam-putih) . Berkaitan dengan penginderaan jauh, spektrum demikian disebut spektrum lebar, jadi rona merupakan tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya.
Warna merupakan wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Sebagai contoh, obyek tampak biru, hijau, atau merah bila hanya memantulkan spektrum dengan panjang gelombang (0,4 – 0,5) μm, (0,5 – 0,6) μm, atau (0,6 – 0,7) μm. Sebaliknya, bila objek menyerap sinar biru maka ia akan memantulkan warna hijau dan merah. Sebagai akibatnya maka obyek akan tampak dengan warna kuning.
Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan, warna menunjukkan tingkat kegelapan yang lebih beraneka. Ada tingkat kegelapan di dalam warna biru, hijau, merah, kuning, jingga, dan warna lainnya. Estes et al. (1983) mengutarakan bahwa mata manusia dapat membedakan 200 rona dan 20.000 warna. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa pembedaan obyek pada foto berwarna lebih mudah bila dibanding dengan pembedaan objek pada foto hitam putih. Contoh permukaan atap gudang yang terbuat dari seng akan terlihat lebih cerah.
Rona dan warna disebut unsur dasar. Tiap obyek tampak pertama pada citra berdasarkan rona atau warnanya. Setelah rona atau warna yang sama dikelompokkan dan diberi garis batas untuk memisahkannya dari rona atau warna yang berlainan, barulah tampak bentuk, tekstur, pola, ukuran dan bayangannya.
2. Bentuk
Bentuk merupakan konfigurasi atau kerangka suatu objek, sehingga dapat mencirikan suatu penampakan yang ada pada citra dapat di identifikasi dan dapat dibedakan antar objek. Dari penampakan pada foto udara dapat di identifikasi bentuk massa bangunan, maupun bentuk
dasar fisik alam lainnya seperti jalan, sungai, hutan dll.
Ada dua istilah di dalam bahasa Inggris yang artinya bentuk, yaitu shape dan form. Shape ialah bentuk luar atau bentuk umum, sedangkan form merupakan susunan atau struktur yang bentuknya lebih rinci. Contoh shape atau bentuk luar adalah bentuk bumi bulat. Sedangkan contoh form atau bentuk rinci adalah Ppada bumi yang bentuknya bulat terdapat berbagai bentuk relief atau bentuk lahan seperti gunung berapi, dataran pantai, tanggul alam, dsb.
3. Ukuran
Ukuran ialah atribut obyek berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume. Karena ukuran obyek pada citra merupakan fungsi skala, maka di dalam memanfaatkan ukuran sebagai
unsur interpretasi citra harus selalu diingat skalanya. Dengan kata lain ukuran merupakan perbandingan yang nyata dari objek-objek dalam citra maupun foto udara, yang
menggambarkan kondisi lapangan. Contohnya perbedaan ukuran lapangan sepak bola dengan stadion.
4. Tekstur
Booklet Teknik Penelusuran Desa/Lokasi 1
KMP P2KP-II, Sosialisasi
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra (Lillesand dan Kiefer, 1979) atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual (Estes dan Simonett, 1975). Tekstur merupakan hasil gabungan dari bentuk, ukuran, pola, bayangan serta rona. Tekstur sering dinyatakan dengan kasar, halus, dan belang-belang. Misalnya tekstur sawah akan kelihatan halus berbeda dengan kebun ataupun hutan.
5. Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyek bentukan manusia dan bagi beberapa obyek alamiah. Pengulangan bentuk tertentu dalam hubungan
merupakan karakteristik bagi objek alamiah maupun bagunan akan memberikan suatu pola dalam mengenali objek. Misalnya pola perumahan yang teratur menunjukkan obyek tersebut
merupakan perumahan yang dibangun oleh developper.
6. Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berada di daerah gelap. Obyek atau gejala yang terletak di daerah bayangan pada umumnya tidak tampak sama sekali atau
kadang-kadang tampak samar-samar. Meskipun demikian, bayangan sering merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa obyek yang justru lebih tampak dari bayangannya.
Dengan bantuan unsur bayangan dapat menentukan arah mata angin serta pengenalan terhadap suatu obyek.
7. Situs
Situs atau lokasi suatu obyek dalam hubungannya dengan obyek lain dapat membantu dalam menginterpretasi foto udara ataupun citra ikonos. Situs ini berupa unit terkecil dalam suatu sistem wilayah morfologi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor situs, seperti beda tinggi, kecuraman lereng, keterbukaan terhadap sinar, keterbukaan terhadap angin dan ketersediaan air di permukaan dan air tanah.
Situs ini sering dikaitkan antara obyek dengan melihat obyek lain. Misalnya situs pemukiman memanjang pada umumnya terletak disepanjang tepi jalan.
8. Asosiasi
Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek lain. Adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering merupakan petunjuk bagi adanya obyek lain. Misalnya stasiun kereta api sering berasosiasi dengan jalan kereta apai yang bercabang.
9. Konvergensi Bukti
Konvergensi Bukti adalah bukti-bukti yang mengarah kepada kebenaran, artinya semakin banyak unsur interpretasi yang diguna kan dalam menginterpretasi suatu citra maka semakin besar kemung kinan kebenaran interpretasi yang dilakukan. Tahapan-tahapan kegiatan dalam interpretasi citra, yaitu deteksi, identifikasi, dan analisis.
Booklet Teknik Penelusuran Desa/Lokasi 2
KMP P2KP-II, Sosialisasi
1. Deteksi adalah usaha penyadapan data secara global baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Di dalam deteksi ditentukan ada tidaknya suatu objek. Misalnya, objek berupa savana.
2. Identifikasi adalah kegiatan untuk mengenali objek yang tergambar pada citra yang dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor dengan alat stereoskop.
3. Analisis adalah kegiatan penelaahan dan penguraian data hasil identifikasi sehingga dapat dihasilkan dalam bentuk tabel, grafik, atau peta tematik.
Booklet Teknik Penelusuran Desa/Lokasi 3