878acec5bab 11 deret tak hingga
DESCRIPTION
gggTRANSCRIPT
Deret Tak Hingga
BAB 2
2.1 Barisan 2.2 Deret Tak Hingga2.3 Deret Suku Positif2.4 Deret Ganti Tanda2.4 Deret Pangkat 2.6 Deret Taylor dan Deret Mac Laurin
2 Deret Tak Hingga
Deret Tak Hingga
Deret Suku Positif
Deret Ganti Tanda
Deret Pangkat
Deret Taylor dan Deret Mac Laurin
Deret Tak Hingga
Deret Taylor dan Deret Mac Laurin
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a D a s a r A 2
Pendahuluan
Kebanyakan fungsi dapat diuraikan menjadi bentuk deret. Keunggulan ini amat bermanfaat dalam aplikasi fisika karena dalam aplikasi fisika banyak haldengan bilangan yang sangat kecil atau selisih yang amat kecil antara dua buah fungsi. Pada kasus-kasus seperti ini, sukufenomena fisika dengan bentuk yang lebih sederhana dibandingkan keseluruhan fungsi.
Salah satu contoh aplikasi adalah penggunaan uraian fungsi Planck.
Bab 2 akan membahas halmengenai barisan tak hingga. Dilanjutkan dengan Subbab 2.2 mengenai deret tak hingga. Pada Subbab 2.3 dibahas mengenai deret yang sukuSubbab 2.4 dibahas mengenai deret yang sukusuku-suku berupa fungsi dibahas pada Subbab 2.5, yaitu deret pangkat. Pada bagian akhir, Subbab 2.6, dibahas mengenai salah satu deret yang banyak digunakyaitu deret Taylor.
Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa mampu: 1. menerapkan aturan limit untuk menghitung
limit barisan dan menerapkan konsep keterbatasan (boundedness) untuk mengindentifikasi kekonvergenan barisan monoton.
2. menggunakan konsep jumlah parsial untuk membedakan deret konvergen dan divergen dan mendefinisikan jumlah dari deret konvergen.
M o d u l M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a |
Kebanyakan fungsi dapat diuraikan menjadi bentuk deret. Keunggulan ini amat bermanfaat dalam aplikasi fisika karena dalam aplikasi fisika banyak hal-dengan bilangan yang sangat kecil atau selisih yang amat kecil antara dua buah fungsi.
kasus seperti ini, suku-suku awal dari deret cukup memberikan informasi fenomena fisika dengan bentuk yang lebih sederhana dibandingkan keseluruhan fungsi.
Salah satu contoh aplikasi adalah penggunaan uraian fungsi xe pada
Bab 2 akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan deret. Subbab 2.1 membahas mengenai barisan tak hingga. Dilanjutkan dengan Subbab 2.2 mengenai deret tak hingga. Pada Subbab 2.3 dibahas mengenai deret yang suku-sukunya positif Subbab 2.4 dibahas mengenai deret yang suku-sukunya berganti tanda. Untuk deret dengan
suku berupa fungsi dibahas pada Subbab 2.5, yaitu deret pangkat. Pada bagian akhir, Subbab 2.6, dibahas mengenai salah satu deret yang banyak digunak
sional Khusus
menerapkan aturan limit untuk menghitung limit barisan dan menerapkan konsep keterbatasan (boundedness) untuk meng-indentifikasi kekonvergenan barisan
menggunakan konsep jumlah parsial untuk membedakan deret konvergen dan divergen
kan jumlah dari deret
3. mengenali deret geometri dan dan menghitung jumlahnya jika konvergen.
4. menggunakan uji integral, uji banding biasa, uji banding limit, dan uji rasio untuk menentukan kekonvergenan atau kedivergenan deret.
5. mengenali deret ganti tanda dan menerapkan uji deret ganti tanda untuk kekonvergenan mutlak dari deret.
6. menentukan jari-jari konvergensi dan himpunan kekonvergenan dari deret pangkat.
7. menerapkan pengintegralan suku demi suku dan penurunan pada deret pangkat, dan melakukan operasi aljabar pada deret pangkat secara manual untuk deret pangkat yang sederhana dan dengan bantuan TIK untuk deret pangkat yang lebih kompleks.
8. menguraikan fungsi dalam deret Taylor secara manual dan dengan bantuan TIK.
9. menyebutkan dan menggunakan deret Taylor dari fungsi elementer.
10. menggunakan sisa pada deret Taylor untuk menduga kesalahan pendekatan pada polinomial Taylor.
I n d o n e s i a | 1 6
Kebanyakan fungsi dapat diuraikan menjadi bentuk deret. Keunggulan ini amat -hal yang berkaitan
dengan bilangan yang sangat kecil atau selisih yang amat kecil antara dua buah fungsi. suku awal dari deret cukup memberikan informasi
fenomena fisika dengan bentuk yang lebih sederhana dibandingkan keseluruhan fungsi.
persamaan radiasi
hal yang berkaitan dengan deret. Subbab 2.1 membahas mengenai barisan tak hingga. Dilanjutkan dengan Subbab 2.2 mengenai deret tak hingga.
sukunya positif sedangkan pada sukunya berganti tanda. Untuk deret dengan
suku berupa fungsi dibahas pada Subbab 2.5, yaitu deret pangkat. Pada bagian akhir, Subbab 2.6, dibahas mengenai salah satu deret yang banyak digunakan dalam aplikasi,
engenali deret geometri dan deret collaps, menghitung jumlahnya jika konvergen.
menggunakan uji integral, uji banding biasa, uji banding limit, dan uji rasio untuk menen-tukan kekonvergenan atau kedivergenan de-
mengenali deret ganti tanda dan menerapkan uji deret ganti tanda untuk mengidentifikasi kekonvergenan mutlak dari deret.
jari konvergensi dan him-punan kekonvergenan dari deret pangkat. menerapkan pengintegralan suku demi suku dan penurunan pada deret pangkat, dan melakukan operasi aljabar pada deret
ecara manual untuk deret pangkat yang sederhana dan dengan bantuan TIK untuk deret pangkat yang lebih kompleks. menguraikan fungsi dalam deret Taylor secara manual dan dengan bantuan TIK.
enyebutkan dan menggunakan deret Taylor
gunakan sisa pada deret Taylor untuk menduga kesalahan pendekatan pada
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a
Barisan
2.1
M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
Barisan Tak Hingga, Kekonvergenan Barisan, Sifat Limit dan Teorema-teorema Limit, Barisan Monoton
Barisan Tak Hingga
Suatu barisan tak hingga adalah deretan terurut bilangan yang tak berakhir,
(1) 1 2 3 4 1, , , , , , ,
n na a a a a a +… …
Karena barisan adalah deretan angka yang terurut, maka suku
pertama barisan adalah 1
a , suku kedua adalah
adalah 3
a , dan seterusnya. Lebih lanjut, karena barisan ini
adalah barisan tak terhingga, maka untuk setiap suku
selalu terdapat suku 1n
a + yang mengikutinya.
Notasi
Notasi yang digunakan untuk barisan 1 2 3
a a a
{ }1n n
a∞
= atau secara sederhana { }na . Apabila daerah asalnya
adalah bilangan bulat yang lebih besar atau sama dengan bilangan bulat tertentu n0, maka notasi barisannya adalah
{ }0
n n nb
∞
=. Contohnya barisan
7 8 9, , ,b b b …
adalah { }7.
n nb
∞
= Rumus barisan Jika diberikan beberapa suku dari barisan, misalkan
DEFINISI 2.1 Barisan Tak Hingga Barisan tak hingga (atau barisan) dari bilangan adafungsi dengan daerah asal himpunan bilangan bdan daerah hasil himpunan bilangan riil,
(2) ( ), 1,2,3,na f n n= = …
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 1 7
Hingga, Kekonvergenan Barisan, Sifat Limit dan teorema Limit, Barisan Monoton
Suatu barisan tak hingga adalah deretan terurut bilangan-
, , , , , , , … …
Karena barisan adalah deretan angka yang terurut, maka suku
, suku kedua adalah 2
a , suku ketiga
, dan seterusnya. Lebih lanjut, karena barisan ini
adalah barisan tak terhingga, maka untuk setiap suku na
yang mengikutinya.
1 2 3, , ,a a a … adalah
. Apabila daerah asalnya
adalah bilangan bulat yang lebih besar atau sama dengan , maka notasi barisannya adalah
… maka notasinya
Jika diberikan beberapa suku dari barisan, misalkan
dari bilangan adalah himpunan bilangan bulat positif
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
(3) 1 2 3 4
0, , , , ,2 3 4 5
…
dan (4) 1, 3, 5, 7,…
maka kita dapat mencari rumus untuk barisan (3) dan (4). Ada dua macam rumus yang digunakan, yaitu: 1. Rumus eksplisit untuk suku ke-n.
Rumus eksplisit untuk barisan (3) adalah
1
1 , 1na nn
= − ≥ .
2. Rumus rekursif.
Rumus rekursif untuk barisan (4) adalah
1 11, 2, 1n na a a n+= = + ≥ .
Contoh 1 Berikut ini beberapa contoh barisan yang ditulis dengan tiga macam cara,
{ }
( ){ } ( )
1
0
2
1
1 1 3 4 51 1 , 1 2, , , ,
1 1 1 1 1, 0 1, , , ,
2 2 2 4 8
2 3 2 3, 2 1, 3, 5, 7,
5 1 5 1 , 1 4, 6, 4, 6,
n
n
nn n
n
nn
n n
nn
a nn n
a n
n a n n
a n
∞
=
∞
=
∞
=
∞
=
+ = + ≥
= ≥
− = − ≥
+ − = + − ≥
Contoh 2 Carilah rumus umum jika beberapa suku awal barisan
(5) 2 3 4 5
1 2 3 4, , , ,
2 2 2 2 Penyelesaian Rumus umum barisan (5) adalah
1
, 12
n n
na n
+= ≥
Carilah rumus umum barisan apabila beberapa suku awalnya adalah
1 2
2 3 4
1 1 1, , ,
1 1 1− − −
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 1 8
0, , , , ,…
maka kita dapat mencari rumus untuk barisan (3) dan (4). Ada
Rumus eksplisit untuk barisan (3) adalah
Berikut ini beberapa contoh barisan yang ditulis dengan tiga
1 1 3 4 51 1 , 1 2, , , ,
2 3 4
1 1 1 1 1, 0 1, , , ,
2 2 2 4 8
2 3 2 3, 2 1, 3, 5, 7,
5 1 5 1 , 1 4, 6, 4, 6,
…
…
…
…
Carilah rumus umum jika beberapa suku awal barisan
2 3 4 5
1 2 3 4, , , ,
2 2 2 2…
, 1= ≥ .
Carilah rumus umum barisan apabila beberapa suku awalnya
3
2 3 4
1 1 1, , ,
1 1 1− − −….
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 1 9
Kekonvergenan Barisan Perhatikan barisan-barisan di Contoh 1, masing-masing barisan memiliki perilaku yang berbeda. Perhatian kita adalah jika n menuju tak hingga apakah barisan tersebut menuju suatu nilai tertentu? Apabila barisan menuju nilai tertentu, maka dikatakan barisan konvergen. Definisi formal barisan yang konvergen diberikan pada Definisi 2.2.
Gambar 1 memberikan ilustrasi dari barisan konvergen.
Karena na L ε− < memiliki arti
nL a Lε ε− < < + maka
kondisi na L ε− < berarti jika n N≥ , maka titik ( ),
nn a
terletak antara garis horizontal y L ε= − dan y L ε= + . Atau,
jika n N≥ , maka bilangan n
a terletak antara titik L ε− dan
L ε+ di garis riil (Gambar 2).
Contoh 3
Buktikan bahwa barisan { }na , 9
nan
= konvergen ke 0.
Penyelesaian
Secara intuitif sudah jelas bahwa bila barisan 1
9
nn
∞
=
konvergen maka akan konvergen ke 0 karena
9lim lim 0nn n
an→∞ →∞
= = . Menurut Definisi 2.2, barisan 1
9
nn
∞
=
konvergen ke 0L = jika untuk setiap bilangan positif ε
terdapat bilangan asli N sedemikian sehingga jika n N≥
berlaku na L ε− < . Karena n N≥ maka diperoleh
1 1
n N≤ ,
DEFINISI 2.2 Barisan Konvergen
Barisan { }na dikatakan konvergen ke bilangan L jika untuk
setiap bilangan positif ε terdapat bilangan asli N sedemikian
sehingga jika n N≥
na L ε− <
Apabila tidak terdapat L, maka dikatakan barisan { }na divergen.
Barisan { }na yang konvergen ke L seringkali ditulis dengan
lim nn
a L→∞
=
dan L disebut limit dari barisan.
1
2
3
n
x
y L ε= −
y L ε= +
Gambar 1
( | | )
L ε− L n
a L ε+
Gambar 2
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
sehingga untuk setiap n N≥ berlaku 1 1 9 9
n N n N≤ → ≤
9 , >0N ε
ε> ∀ sedemikian sehingga jika n N≥
9 9 9 9 9 0 0
9n n N nε ε
ε− = ≤ < = → − < .
Jadi terbukti barisan 1
9
nn
∞
=
konvergen ke 0.
Periksalah apakah barisan { }nb , 9
3 1n
nb
n=
−
divergen? Bila konvergen, tentukan kemana barisan
konvergen? Lakukanlah hal serupa namun untuk
29
3 1n
nc
n=
−.
Sifat Limit dan Teorema-teorema Limit Seperti pada limit fungsi, terdapat operasi limit fungsi yang analog dengan operasi pada barisan yang konvergen.
Contoh 4
Tentukan 2
2
5 2lim
8 20n
n
n n→∞
+
+ −.
Penyelesaian
2 2
2 2
5 2 5 2lim lim
8 20 1 8 20n n
n n
n n n n→∞ →∞
+ +=
+ − + −
TEOREMA 2.1 Sifat Limit
Misalkan { }na dan { }n
b adalah barisan yang konvergen dan
misalkan pula k adalah konstanta, maka
a. limn
k k→∞
= .
b. lim limn nn n
ka k a→∞ →∞
= .
c. ( )lim lim limn n n nn n n
a b a b→∞ →∞ →∞
± = ± .
d. ( )lim lim limn n n nn n n
a b a b→∞ →∞ →∞
⋅ = ⋅ .
e. lim
lim , lim
nn n
nn n
n
aa
b b
→∞
→∞
→∞
= asalkan lim 0nn
b→∞
≠ .
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 0
1 1 9 9
n N n N≤ → ≤ . Pilih
n N≥ diperoleh
konvergen ke 0.
3 1
n
− konvergen atau
divergen? Bila konvergen, tentukan kemana barisan { }nb
Lakukanlah hal serupa namun untuk barisan { }nc ,
teorema Limit
Seperti pada limit fungsi, terdapat operasi limit fungsi yang analog dengan operasi pada barisan yang konvergen.
adalah barisan yang konvergen dan
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a
M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
(
2 2
2 2
2
2
2
2
2
2
5 2 5 2lim lim
8 20 1 8 20
lim 5 2 , lim 1 8 20 1 0
lim 1 8 20
lim5 lim 2
lim1 lim8 lim 20
5 lim 2
1 lim8 lim 20
n n
n
n
n
n n
n n n
n
n n
n n
n n n n
nsifat e n n
n n
nsifat c
n n
nsifat a
n n
→∞ →∞
→∞
→∞
→∞
→∞ →∞
→∞ →∞ →∞
→∞
→∞ →∞
+ +=
+ − + −
+= + − = ≠
+ −
+=
+ −
+=
+ −
( )( ) ( )
2
2
5 2 lim1
1 8lim1 20lim1
5 2 05
1 8 0 0
n
n n
nsifat b
n n
→∞
→∞ →∞
+=
+ −
+= =
+ −
Tentukan nilai 2
2
4 1lim
4 21n
n
n n→∞
−
+ −dengan menggun
sifat limit seperti Contoh 4. Bandingkan hasilnya bila kita faktorkan dulu bentuk tersebut menjadi bentuk
( )( )( )( )2 1 2 1
lim7 3n
n n
n n→∞
+ −
+ −.
Berikut ini adalah beberapa teorema untuk limit barisan.
Contoh 5
Tentukan limit dari barisan: 2
1 cos.n
na
n
−=
TEOREMA 2.3 Teorema Apit
Misalkan n n na b c≤ ≤ untuk ,n K≥ dengan
yang tetap dan
lim limn nn n
a L c→∞ →∞
= = ,
maka { }nb konvergen menuju L.
TEOREMA 2.2 Aturan Substitusi untuk Barisan
Jika Lann
=∞→
lim dan f adalah fungsi yang kontinu di
lim ( ) ( ).nn
f a f L→∞
=
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 1
)2
2
, lim 1 8 20 1 0sifat e n n
n n
→∞= + − = ≠
dengan menggunakan sifat-
. Bandingkan hasilnya bila kita faktorkan dulu bentuk tersebut menjadi bentuk
Berikut ini adalah beberapa teorema untuk limit barisan.
.
dengan K bilangan bulat
Aturan Substitusi untuk Barisan
adalah fungsi yang kontinu di x=L, maka
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
Penyelesaian
2 21 cos sin
lim limn n
n n
n n→∞ →∞
−=
Karena untuk setiap n berlaku 2
1 sin 1n− ≤ ≤
berlaku 2
1 sin 1n
n n n− ≤ ≤ . Karena
1lim 0n n→∞
=
Teorema Apit kita peroleh 2
sinlim 0n
n
n→∞= .
Coba kalian gunakan Teorema Apit seperti pada
untuk menentukan limit dari barisan berikut:
Pada barisan yang suku-sukunya berganti tanda,berikut digunakan untuk menguji kekonvergenan barisan.
Contoh 6
Tunjukkan bahwa ( )1
lim 1 0.n
n n→∞− =
Penyelesaian
Dari Contoh 3 diketahui bahwa lim 0n→∞
( )2 1 1
1n n
− = maka menurut Teorema 2.4 lim 1 0n→∞
Barisan Monoton
Suatu barisan { }na dikatakan naik apabila
1 2 na a a≤ ≤ ≤ ≤⋯ ⋯
atau 1, 1n na a n+≤ ≥ dan dikatakan turun apabila
1 2 na a a≥ ≥ ≥ ≥⋯ ⋯
atau 1, 1n na a n+≥ ≥ . Barisan { }na yang naik atau turun
dikatakan barisan monoton. Contoh 7
Tentukan apakah barisan { }na , 2
2
1
nan = merupakan barisan
monoton.
TEOREMA 2.4
Jika lim 0n
na
→∞= maka lim 0n
na
→∞
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 2
n n
1 sin 1− ≤ ≤ maka untuk 1n ≥
lim 0= maka menurut
pit seperti pada Contoh 5
3
3
sin 2n
na
n= .
ganti tanda, Teorema 2.4 kekonvergenan barisan.
1lim 0n n→∞
= . Karena
( )1
lim 1 0n
n n→∞− = .
apabila
yang naik atau turun
merupakan barisan
lim 0na = .
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
Penyelesaian.
Barisan { }na merupakan barisan yang
22)1(1 nnnn >+→>+ , maka
2)1(2 n >+
222
1
)1(2
1
nn<
+ atau dengan kata lain
Karena barisan { }na adalah barisan yang turun
{ }na adalah barisan monoton.
Tentukan apakah barisan { }nb , 3
1nb n= + merupakan barisan
yang monoton atau tidak.
Barisan { }na dikatakan terbatas apabila terdapat bilangan
0M > sedemikian sehingga na M≤ , untuk setiap
Contoh 8
Tentukan apakah barisan { }na , cos(an =
barisan yang terbatas? Penyelesaian
Karena Rxx ∈∀≤ ,1)cos( maka cos 2 1na n= ≤
setiap n . Berarti barisan { }na adalah barisan yang terbatas
dan dibatasi oleh 1.
Coba kalian tentukan apakah barisan { nb
terbatas? Bila terbatas, tentukan batasnya.
Misalkan { }na adalah barisan yang monoton naik dan terbatas
di atas oleh M, maka walaupun suku-suku barisan naik, sukusukunya tidak akan melebihi batas atasnya. Kenyataan ini memberikan ide mengenai kekonvergenan barisan monoton pada Teorema 2.5 berikut.
Contoh 9 Tentukan apakah barisan pada Contoh 7 konvergen? Penyelesaian
Barisan 2
2
1
nan = merupakan barisan yang monoton turun.
Selain itu, barisan ini juga terbatas di bawah oleh
menurut Teorema 2.5, barisan ini konvergen.
TEOREMA 2.5 Kekonvergenan Barisan Monoton Setiap barisan monoton yang terbatas adalah konvergen
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 3
merupakan barisan yang turun karena
22n> . Lebih lanjut
nn aa <+1 , 1≥n .
adalah barisan yang turun maka barisan
1 merupakan barisan
apabila terdapat bilangan
, untuk setiap n.
)2cos( n merupakan
( )cos 2 1a n= ≤ untuk
adalah barisan yang terbatas
}nb , 3
5sin 2nb n= −
adalah barisan yang monoton naik dan terbatas
suku barisan naik, suku-sukunya tidak akan melebihi batas atasnya. Kenyataan ini
kekonvergenan barisan monoton
barisan pada Contoh 7 konvergen?
merupakan barisan yang monoton turun.
Selain itu, barisan ini juga terbatas di bawah oleh 1 2 . Maka
menurut Teorema 2.5, barisan ini konvergen.
Kekonvergenan Barisan Monoton
Setiap barisan monoton yang terbatas adalah konvergen.
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a
Deret Tak Hingga
2.2
M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
Jumlah Deret, Deret Geometri, Sifat-sifat yang Konvergen, Uji Suku ke-n untuk Kedivergenan
Collaps
Deret Tak Hingga
Jumlah Deret
Misalkan { }na barisan tak hingga. Jumlah suku
barisan tak hingga disebut deret tak hingga dan ditulis sebagai
(6) 1 2 3
1
n
n
a a a a∞
=
= + + +∑ ⋯
Contoh 1
Deret yang suku-sukunya dari barisan 1
2n
n
∞
(7)
2 3
1
1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 4 8n
n
∞
=
= + + + = + + +∑ ⋯ ⋯
Perhatikan Tabel 1. Tabel ini menunjukkan jumlah pertama dari deret (7). Tabel 1
n Jumlah n suku pertama
5 0.96875000
10 0.99902344
15 0.99996948
20 0.99999905
25 0.99999997
Dari Tabel 1 dapat diharapkan bahwa jumlah deret (7) adalah 1. Sehingga jumlah deretnya dapat ditulis sebagai, (8)
2 3
1
1 1 1 1 1
2 2 2 2n
n n
∞
=
= + + + + + =∑ ⋯ ⋯
Berdasarkan jumlah n suku pertama seperti pada Tabel 1, dikenal suatu definisi yaitu jumlah parsial sebagai berikut.
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 4
sifat Deret Tak Hingga edivergenan, Deret
barisan tak hingga. Jumlah suku-suku dari
barisan tak hingga disebut deret tak hingga dan ditulis sebagai
= + + +⋯
1n
∞
=
adalah
1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 4 8= + + + = + + +⋯ ⋯ .
Perhatikan Tabel 1. Tabel ini menunjukkan jumlah n suku
bahwa jumlah deret (7) adalah ehingga jumlah deretnya dapat ditulis sebagai,
1= + + + + + =⋯ ⋯
suku pertama seperti pada Tabel 1, yang didefinisikan
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 5
Perhatikan kembali kolom jumlah n suku pertama pada Tabel 1. Kolom ini membentuk suatu barisan baru yaitu barisan
jumlah parsial { }1
n
n k
k
S a=
= ∑ , atau
1 1
2 1 2
3 1 2 3
1 2 3n n
S a
S a a
S a a a
S a a a a
=
= +
= + +
= + + + +
⋮
⋯
Jumlah suatu deret dikatakan ada jika limit barisan jumlah parsialnya ada.
Contoh 2 Tentukan jumlah deret tak hingga berikut
1
1 1 1 1......
(6 1)(6 5) 5.11 11.17 17.23n n n
∞
=
= + + +− +
∑
Penyelesaian
1 1
1 1 1 1
(6 1)(6 5) 6 6 1 6 5n nn n n n
∞ ∞
= =
= −
− + − + ∑ ∑
Barisan jumlah parsial deret 1
1
(6 1)(6 5)n n n
∞
= − +∑ adalah
DEFINISI 2.4 Jumlah Deret
Deret tak terhingga 1
i
i
a∞
=
∑ konvergen dengan jumlah S jika
barisan jumlah parsial { }nS konvergen ke S,
1
limi nn
n
a S S∞
→∞=
= =∑
S disebut sebagai jumlah deret.
Jika { }nS divergen maka deret 1
i
i
a∞
=
∑ divergen, yaitu deret
tidak mempunyai jumlah.
DEFINISI 2.3 Jumlah Parsial Jumlah parsial ke-n, Sn , adalah
1 2
1
.n
n n n
i
S a a a a=
= + + + =∑⋯
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a
M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1..... .....
6 5 11 6 11 17 6 17 23
1 1 1 1 1 1 1 1......
6 5 11 11 17 17 6 1 6 5
1 1 1.
6 5 6 5
n nS a a
n n
n
= + + = − + − + − +
= − + − + − + −
− +
= −
+
Maka, jumlah deret tak hingga 1
1
(6 1)(6 5)n n n
∞
= − +∑
1 1 1 1 1 1lim lim 0
6 5 6 5 6 5 30n
n nS S
n→∞ →∞
= = − = − =
+ Coba kalian tentukan jumlah deret tak hingga berikut.
1
1 1 1 1 1
(9 1)(9 1) 8.10 17.19 26.28 35.37n n n
∞
=
= + + + +− +
∑
Deret Geometri Salah satu deret yang banyak digunakan untuk uji kekonvergenan deret lainnya adalah deret geometri.geometri juga merupakan salah satu deret yang rumus jumlah deretnya dapat ditulis secara eksplisit.
Kekonvergenan deret geometri dapat dilihat pada Teorema 2.6 berikut.
DEFINISI 2.5 Deret Geometri
Deret 1
i
i
a∞
=
∑ disebut deret geometri jika terdapat bilangan
yang disebut sebagai rasio deret sedemikian sehingga
ii raa =+1 ,untuk semua i ≥
Jika a=a1, maka deret geometri memiliki bentuk
1 2 3
1
i
i
ar a ar ar ar∞
−
=
= + + + +∑
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 6
1 1 1 1 1 1 1 1 1..... .....
6 5 11 6 11 17 6 17 23
1 1 1 1 1 1 1 1
6 5 11 11 17 17 6 1 6 5n n
= + + = − + − + − +
= − + − + − + −
− +
(6 1)(6 5)n n− + adalah
1 1 1 1 1 1lim lim 0
6 5 6 5 6 5 30
= = − = − =
.
Coba kalian tentukan jumlah deret tak hingga berikut.
1 1 1 1 1........
(9 1)(9 1) 8.10 17.19 26.28 35.37= + + + +
digunakan untuk uji kekonvergenan deret lainnya adalah deret geometri. Deret
salah satu deret yang rumus jumlah
Kekonvergenan deret geometri dapat dilihat pada Teorema 2.6
jika terdapat bilangan r
deret sedemikian sehingga
1.≥
, maka deret geometri memiliki bentuk
1 2 3ar a ar ar ar= + + + +…
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 7
Bukti Jumlah parsial dari deret gometri adalah
1n
nS a ar ar −= + + +⋯ .
Jika r=1, maka Sn=na. Artinya, deret geometri akan divergen jika r=1 karena Sn membesar terus apabila n → ∞ . Jika 1r ≠ ,
maka
( ) ( )1 2n n n
n nS rS a ar ar ar ar ar a ar−− = + + + − + + + = −⋯ ⋯ .
Jadi diperoleh,
.1
n
n
a arS
r
−=
−
Untuk 1r < , karena lim 0n
nr
→∞= , maka
lim .1
nn
aS S
r→∞= =
−
Untuk 1r > atau r=−1, maka barisan { }nr divergen.
Akibatnya barisan { }nS juga divergen.
Contoh 2 Tentukan apakah deret geometri berikut konvergen atau divergen:
a. 1 2 4 8
.........9 9 9 9
+ + + +
b. 5 5 5 5
.........4 12 36 108
+ + + +
Penyelesaian
Deret pada Contoh 2.a memiliki rasio 2 1r = > maka barisan
{ }nS divergen. Sedangkan deret pada Contoh 2.b memiliki
rasio 1
13
r = < maka barisan { }nS konvergen. Deret pada
Contoh 2.b konvergen ke 15
8 karena
5 4 15lim
1 1 1 3 8n
n
aS S
r→∞= = = =
− −.
TEOREMA 2.6 Jumlah Deret Geometri
Jika 1r < , maka deret geometri konvergen dengan jumlah
1
.1
i
i
i
aS a r
r
∞
=
= =−
∑
Jika 1≥r dan 0>ia maka deret geometri divergen.
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a
jumlah deretnya bila konvergen.
M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
Coba kalian tentukan apakah deret geometri
3 6 12 24.........
4 8 16 32+ + + + konvergen atau divergen.
jumlah deretnya bila konvergen.
Sifat-sifat Deret Tak Hingga yang Suatu jumlah deret ada jika limit jumlah parsialnya ada. Akibatnya sifat dari jumlah deret serupa dengan sifatbarisan.
Contoh 3
Tentukan apakah deret 1
1 12
9 5
i
ii
∞
=
+
∑ konvergen atau
divergen. Penyelesaian
1 1 1
1 1
1 1
9 5
1 1
9 5
4 1 4 12 2
9 5 9 5
1 14 2
9 5
4. 2.1 1
1 11
2 2
i i
i ii i i
i
ii i
∞ ∞ ∞
= = =
∞ ∞
= =
+ = +
= +
= +− −
= + =
∑ ∑ ∑
∑ ∑
Jadi deret tersebut konvergen ke 1.
Coba kalian tentukan apakah deret 1
3 1
4 2i
i
∞
=
+
∑konvergen atau divergen.
TEOREMA 2.7 Kelinieran Deret Konvergen
Jika 1
i
i
a∞
=
∑ dan 1
i
i
b∞
=
∑ adalah deret yang konvergen dan
adalah suatu konstanta, maka:
a. 1
i
i
aα∞
=
∑ konvergen dan 1 1
i i
i i
a aα α∞ ∞
= =
=∑ ∑
b. ( )1
i i
i
a b∞
=
+∑ konvergen dan (1 1 1
i i i i
i i i
a b a b∞ ∞ ∞
= = =
+ = +∑ ∑ ∑
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 8
geometri
konvergen atau divergen. Carilah
sifat Deret Tak Hingga yang Konvergen
Suatu jumlah deret ada jika limit jumlah parsialnya ada. Akibatnya sifat dari jumlah deret serupa dengan sifat-sifat limit
konvergen atau
2 2
4 2
i i
i
sifat b
sifat a
( )3 1
94 2
i +
Kelinieran Deret Konvergen
adalah deret yang konvergen dan α
1 1
i i
i i
a a∞ ∞
= =
∑ ∑
)1 1 1
i i i i
i i i
a b a b∞ ∞ ∞
= = =
+ = +∑ ∑ ∑
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a
Kontrapositif dari Teorema 2.8 di atas adalah: Jika
deret tak hingga 1
i
i
a∞
=
∑konvergen dengan jumlah S,
maka lim 0nn
a→∞
= . Jadi deret
1
i
i
a∞
=
∑ berkaitan dengan dua
barisan, yaitu barisan suku-
suku deret { }na dan barisan
jumlah parsial{ }nS
Kebalikan dari Teorema 2.8 tidaklah berlaku, yaitu jika
0lim =∞→
nn
a
belum tentu memberikan
jaminan deret 1
i
i
a∞
=
∑
konvergen.
Ingat !
M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
Uji Suku ke-n untuk Kedivergenan Teorema 2.8 berikut merupakan salah satu uji yang digunakan untuk menentukan kekonvergenan deret.
Contoh 4
Tunjukan bahwa 3 2
31
3
5 2n
n n
n n
∞
=
+
−∑ adalah deret yang divergen.
Penyelesaian
Karena
3 2
3 2
3 1 3 1lim lim lim 0
5 2 5 2 5n
n n n
n n na
n n n→∞ →∞ →∞
+ += = = ≠
− −
menurut Teorema 2.8, deret tersebut adalah deret yang divergen.
Coba kalian tunjukan bahwa 5 4 3 2
5 31
5 4 3 2 1
9 8 7n
n n n n
n n
∞
=
− + − +
+ −∑
divergen. Contoh paling baik dari keadaan seperti dapat dilihat pada deret harmonik yang memiliki bentuk
(9) 1
1 1 1 11
2 3n n n
∞
=
= + + + + +∑ ⋯ ⋯
Jelas bahwa barisan ∑∞
=1
1
n n memiliki lim
n
Teorema 2.9 di bawah ini menyatakan bahwa deret harmonik divergen.
Bukti Jumlah parsial Sn deret harmonik
TEOREMA 2.9 Deret Harmonik Deret harmonik adalah divergen.
TEOREMA 2.8 Uji Suku ke-n untuk Kedivergenan
Jika lim 0nn
a→∞
≠ atau jika lim nn
a→∞
tidak ada, maka deret
divergen.
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 9
untuk Kedivergenan
Teorema 2.8 berikut merupakan salah satu uji yang digunakan
adalah deret yang divergen.
3 1 3 1lim lim lim 0
5 2 5 2 5= = = ≠ maka,
5 4 3 2
5 3
5 4 3 2 1
9 8 7
n n n n
n n
− + − +
+ −
Contoh paling baik dari keadaan seperti dapat dilihat pada
⋯ ⋯
01
lim =∞→ nn
, namun
menyatakan bahwa deret harmonik
n untuk Kedivergenan
tidak ada, maka deret 1
i
i
a∞
=
∑
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 3 0
1 1 1
12 3
nSn
= + + + +⋯ .
Jumlah parsial ini dapat ditulis kembali menjadi
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
2 3 4 5 6 7 8 9 10 16
1 2 8 11
2 4 16
1 1 1 11 .
2 2 2
nS
n
n
n
= + + + + + + + + + + + + +
> + + + + +
= + + + + +
⋯ ⋯
⋯
⋯
Jika n → ∞ maka Sn akan meningkat tanpa batas. Akibatnya
{ }nS divergen.
Deret Collaps Tidak banyak deret yang jumlah parsialnya dapat dituliskan secara eksplisit seperti deret geometri. Salah satu deret yang jumlah parsialnya dapat ditulis secara eksplisit adalah deret collaps.
Misalkan { }1n n
a∞
= adalah barisan. Jumlah parsial deret collaps
memiliki bentuk
(10) ( )1 1 1
1
.n
n i i n
i
S a a a a+ +=
= − = −∑
Maka, jumlah deret collaps adalah
(11) ( ) ( )1 1 1
1
lim limn
i i nn n
i
S a a a a+ +→∞ →∞
=
= − = −∑ .
Contoh 5
Tentukan jumlah deret ( )( )1
1
4 5n n n
∞
= + +∑ .
Penyelesaian Suku deret dapat dituliskan kembali menjadi
( )( ) ( ) ( )1 1 1
4 5 4 5n n n n= −
+ + + +.
Jumlah parsial deret adalah
1
1 1 1 1 1 1 1 1
4 5 5 6 6 7 4 5
1 1
5 5
n
n
k
Sk k n n
n
=
= − = − + − + + − + + + +
= −+
∑ ⋯
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a
Deret Suku Positif
2.3
M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
Uji Jumlah Terbatas, Uji Integral, Uji BandingBanding Limit, Uji Rasio
Maka,
1lim .
5n
nS
→∞=
Deret Suku Positif
Deret suku positif 1
i
i
a∞
=
∑ adalah deret yang suku
positif, atau 0>ia untuk setiap i. Dua hal yang menjadi
perhatian pada deret ini adalah, pertama apakah deretnya konvergen? Kedua, bila konvergen, berapa jumlah deretnya? Dari Subbab 2.1, telah dikenalkan beberapa deret khusus yang telah diketahui kekonvergenannya dan ada rumus untuk menghitung jumlah parsialnya. Deret tersebut adalah deret geometri dan deret collaps. Untuk deret suku positif, abeberapa uji yang digunakan untuk menentukan apakah deret suku ini konvergen.
Uji Jumlah Terbatas
Contoh 1 Tunjukan bahwa deret
1 1 1 11 .........
2.3 2.2.4 2.2.2.5 2.2.2.2.6+ + + + +
Penyelesaian Mula-mula perhatikan bahwa,
TEOREMA 2.10 Uji Jumlah Terbatas
Deret 1
i
i
a∞
=
∑ dengan suku-suku tak negatif akan konvergen
jika dan hanya jika barisan jumlah parsialnya
mempunyai batas atas.
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 3 1
anding, Uji
adalah deret yang suku-sukunya
Dua hal yang menjadi
perhatian pada deret ini adalah, pertama apakah deretnya konvergen? Kedua, bila konvergen, berapa jumlah deretnya?
beberapa deret khusus yang telah diketahui kekonvergenannya dan ada rumus untuk
arsialnya. Deret tersebut adalah deret Untuk deret suku positif, ada
beberapa uji yang digunakan untuk menentukan apakah deret
konvergen.
suku tak negatif akan konvergen
jika dan hanya jika barisan jumlah parsialnya { }nS
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
( )
2
3
4
1
2.3 2.2 2
2.2.4 2.2.2 2
2.2.2.5 2.2.2.2 2
2 2 2n n
n+
> =
> =
> =
+ >
⋮
Akibatnya,
( ) 1
1 11
2 2 2n n
nn
+< ≥
+ ,
Maka jumlah parsialnya,
2 3 4 1
1 1 1 11 ......
2.3 2.2.4 2.2.2.5 2 2
1 1 1 11 ...... .
2 2 2 2
n
n
S
+
= + + + + +
≤ + + + + +
Dapat kita lihat bahwa suku-suku terakhir deret ter
merupakan deret geometrik dengan rasio r =
1
2
1
2
11 3
1
n
nS
−≤ + =
−.
Karena jumlah-jumlah parsialnya nS terbatas diatas oleh 3
maka, berdasarkan Teorema 2.10, deret tersebut adalah deret yang konvergen. Coba kalian tunjukan bahwa deret
1 1 11 .........
5.2 5.5.3 5.5.5.4+ + + + konvergen.
Uji Integral Ingat kembali integral tak wajar pada Bab 1. Perilaku integral
tak wajar ( )1
f x dx
∞
∫ terhadap kekonvergenan serupa dengan
perilaku deret ( )1n
f n∞
=
∑ . Hal ini memberikan salah satu uji yaitu
uji integral seperti pada Teorema 2.10 berikut.
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 3 2
1.
( )
2 3 4 1
1 1 1 11 ......
2.3 2.2.4 2.2.2.5 2 2
1 1 1 11 ...... .
nn
+
= + + + + ++
suku terakhir deret tersebut
1
2r = . Maka,
terbatas diatas oleh 3
, deret tersebut adalah deret
Ingat kembali integral tak wajar pada Bab 1. Perilaku integral
terhadap kekonvergenan serupa dengan
. Hal ini memberikan salah satu uji yaitu
10 berikut.
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 3 3
Bukti
Karena )(xf adalah fungsi yang tak turun, maka didapat
1( ) ( ) ( 1) , 1,2,3,n na f n f x f n a n+= ≤ ≤ + = = …
Integralkan dari x = n sampai x = n + 1 untuk mendapatkan bentuk berikut ini :
∫∫∫+
+
++
≤≤1
1
11
)(
n
n
n
n
n
n
n
n dxadxxfdxa
1
1
1
1
( 1 ) ( ) ( 1 )
( ) .
n
n n
n
n
n n
n
a n n f x dx a n n
a f x dx a
+
+
+
+
+ − ≤ ≤ + −
≤ ≤
∫
∫
Kemudian jumlahkan dari suku ke n = 1 sampai n = M + 1 sehingga didapat :
∑ ∑∫∑−
=
−
=
+
+−
=
≤≤1
1
1
1
1
11
1
)(M
n
M
n
n
n
n
M
n
n adxxfa
(12) M
M
M aaadxxfaaa +++≤≤+++ ∫− ...)(....32
1
121
Jika ∫∞→
M
Mdxxf
1
)(lim ada dan bernilai S, maka dari ruas kiri
ketaksamaan (12) didapat bahwa 121 .... −+++ Maaa merupa-
kan deret yang tak turun dan terbatas di atas oleh S. Sehingga
didapat bahwa deret ∑∞
=1n
na konvergen.
TEOREMA 2.11 Uji Integral
Misalkan 1
i
i
a∞
=
∑ adalah deret suku positif dan f fungsi kontinu
yang bernilai positif, dan tak menurun di interval [ ]1,∞ . Jika
( ) nf n a= untuk setiap bilangan bulat positif 1n ≥ , maka
deret tak terhingga
( )1 1
dan n
n
a f x dx
∞∞
=
∑ ∫
akan konvergen atau divergen bersamaan.
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 3 4
Jika ∫∞→
M
Mdxxf
1
)(lim bernilai tidak terbatas, dari ruas kanan
persamaan (12) didapat bahwa Maaa +++ ....32 merupakan
deret yang tidak turun dan tidak mempunyai batas atas atau
dengan kata lain deret ∑∞
=1n
na divergen.
Contoh 2
Uji kekonvergenan deret ∑∞
= +12
1n n
n.
Penyelesaian Karena
( ) ( )2 2
2
11
1 1 1lim lim ln 1 lim ln 1 ln 2
1 2 2 2
M M
M M n
xdx x M
x→∞ →∞ →∞
= + = + − = ∞
+ ∫
maka menurut Teorema 2.11 deret ∑∞
= +12
1n n
n divergen.
Contoh berikut ini adalah deret-p yang sering digunakan untuk uji kekonvergenan deret yang lain. Deret-p memiliki bentuk:
(13) 1
1 1 11
2 3p p p
n n
∞
=
= + + +∑ ⋯ .
Contoh 3 Perhatikan deret-p seperti pada persamaan (13). Tunjukkan:
a. Deret-p konvergen jika 1p > .
b. Deret-p divergen jika 1p ≤ .
Penyelesaian
Fungsi ( )1
, 0p
f x px
= ≥ adalah kontinu, positif dan tidak
naik pada interval [1,∞]. Lebih lanjut, ( )1
, 0p
f n pn
= ≥ .
Menurut uji integral, 1
pn
∑ konvergen jika dan hanya jika
1
lim
t
p
tx dx−
→∞ ∫ ada.
Jika p≠1
1 1
1 1
1
1 1
tt p pp x t
x dxp p
− −− −
= = − −
∫ .
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 3 5
Jika p=1
[ ]1
1
1
ln ln
tt
x dx x t− = =∫ .
Karena 1
lim 0p
tt
−
→∞= jika 1p > dan
1lim
p
tt
−
→∞= ∞ jika 1p < dan
karena lim lnt
t→∞
= ∞ dapat disimpulkan bahwa deret-p
konvergen untuk 1p > dan divergen untuk 0 1p≤ ≤ .
Uji Banding Uji banding adalah salah satu uji yang menentukan kekonvergenan suatu deret dengan cara membandingkan deret dengan kekonvergenan integral tak wajar dari fungsi yang sama dengan fungsi deret yang akan diuji. Hal ini memberikan ide yang serupa untuk melakukan uji kekonvergenan deret, namun kali ini dengan cara membandingkannya dengan deret lain yang telah diketahui kekonvergenannya, misalkan deret geometri. Ada dua macam uji banding, yaitu uji banding biasa dan uji banding limit. Uji Banding Biasa
Contoh 4
Tentukan apakah 2
31
5
8 3n
n
n
∞
= −∑ konvergen atau divergen.
TEOREMA 2.13 Uji Banding Biasa
Misalkan nn ba ≤≤0 untuk .Nn∈
Jika 1
n
n
b∞
=
∑ konvergen, maka 1
n
n
a∞
=
∑ juga konvergen.
Jika 1
n
n
a∞
=
∑ divergen, maka 1
n
n
b∞
=
∑ juga divergen.
TEOREMA 2.12 Perkiraan Galat untuk Uji Integral
Misalkan deret tak hingga 1
i
i
a∞
=
∑ dan integral tak tentu ∫∞
1
)( dxxf
memenuhi hipotesa uji integral dan keduanya konvergen. Maka
∫ ∫∞
+
∞
≤≤1
)()(
n n
n dxxfRdxxf
dengan 1 2 3n n n n nR S S a a a+ + += − = + + +⋯ adalah sisa, yaitu
selisih antara jumlah deret S dengan jumlah parsial ke-n Sn.
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a
Uji Banding Limit
M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
Penyelesaian
Misalkan 1
nan
= dan 2
3
5
8 3n
nb
n=
−. Karena
2 2
3 3
5 1 5 50 .
8 8 8 3
n n
n n n≤ = ≤
−
atau
50 1
8n na b n≤≤ ∀ ≥
dan karena 1 1
5 5 1
8 8n
n n
an
∞ ∞
= =
=∑ ∑ divergen (karena
harmonik) maka menurut Uji Banding Biasa
deret yang divergen. Dalam contoh ini, kita membandingkan
deret 2
31
5
8 3n
n
n
∞
= −∑ dengan deret
1
1
n n
∞
=
∑ yang telah diketahui
kekonvergenannya.
Coba kalian tentukan apakah ∑∞
= −13
34
ln
n n
n
yang konvergen atau divergen. Uji Banding Limit
TEOREMA 2.14 Uji Banding Limit
Misalkan 1
n
n
a∞
=
∑ dan 1
n
n
b∞
=
∑ adalah deret dengan suku
yang positif. Maka:
a. Jika 0 lim n
nn
a
b→∞< < ∞ maka
1
n
n
a∞
=
∑ dan
atau divergen secara bersamaan.
b. Jika lim 0n
nn
a
b→∞= dan
1
n
n
b∞
=
∑ konvergen maka
konvergen.
c. Jika lim n
nn
a
b→∞= ∞ dan
1
n
n
b∞
=
∑ divergen maka
divergen.
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 3 6
8 8 8 3
divergen (karena 1
1
n n
∞
=
∑ deret
harmonik) maka menurut Uji Banding Biasa 2
31
5
8 3n
n
n
∞
= −∑ adalah
deret yang divergen. Dalam contoh ini, kita membandingkan
yang telah diketahui
merupakan deret
adalah deret dengan suku-suku
dan 1
n
n
b∞
=
∑ konvergen
konvergen maka 1
n
n
a∞
=
∑ juga
divergen maka 1
n
n
a∞
=
∑ juga
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
Contoh 4
Tentukan apakah 3
1
3 1
4n
n
n
∞
=
+
−∑ konvergen atau divergen.
Penyelesaian Untuk menentukan pembanding suku ke-n uji banding limit, kita pilih suku-suku dengan pangkat tertinggi di pembilang dan penyebutnya. Dalam contoh ini, kita membandingkan
3
3 1
4n
na
n
+=
−
dengan
3 2
3 3n
nb
n n= = .
Mula-mula kita hitung limit dari,
3 3 2
2 3
3 1 4 3lim lim lim 1
3 3 12
n
n n nn
a n n n n
b n n→∞ →∞ →∞
+ − += = =
−
Kemudian kita tentukan kekonvergenan
21 1
3n
n n
bn
∞ ∞
= =
=∑ ∑ konvergen dan 0 lim 1n
n n
a
b→∞≤ = ≤ ∞
Uji Banding Limit barisan 3
1 1
3 1
4n
n n
na
n
∞ ∞
= =
+=
−∑ ∑ konvergen.
Coba kalian tentukan apakah ∑∞
= +
+
123
3
2
72
n nn
n
yang konvergen atau divergen.
Uji Rasio Kesulitan yang timbul jika menggunakan uji banding adalah memilih deret yang akan digunakan sebagai pembandingnya. Salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan uji rasio. Dalam uji ini kita membandingkan deret dengan dirinya sendiri. Teorema 2.13 berikut adalah uji rasio.
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 3 7
konvergen atau divergen.
deret di atas pada suku dengan pangkat tertinggi
di pembilang dan penyebutnya. Dalam contoh ini, kita
3 3 2
lim lim lim 13 3 12
a n n n n+ − += = =
−.
Kemudian kita tentukan kekonvergenan 2
1
3
n n
∞
=
∑ . Karena
0 lim 1≤ = ≤ ∞ maka menurut
konvergen.
2
7merupakan deret
Kesulitan yang timbul jika menggunakan uji banding adalah memilih deret yang akan digunakan sebagai pembandingnya. Salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan uji rasio. Dalam uji ini kita membandingkan deret dengan dirinya sendiri. Teorema 2.13 berikut adalah uji
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a
Deret Berg
2.4
M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
Uji Deret Berganti Tanda, Uji Konvergensi MutlakRasio Mutlak
Contoh 5
Tentukan apakah 1
9
!
n
n n
∞
=
∑ konvergen atau divergen.
Penyelesaian
Misalkan 9
!
n
nan
= maka ( )
1
1
9
1 !
n
nan
+
+ =+
. Kemudian kita cari
nilai ρ , diperoleh
( )11 9 1 ! 9
lim lim lim 09 ! 1
nn
nn n nn
na
a n nρ
++
→∞ →∞ →∞
+= = = =
+
rasio, karena 0 1ρ = < maka 1
9
!
n
n n
∞
=
∑ konvergen.
Periksalah apakah 2
4
1
n
n
n e∞
−
=
∑ merupakan deret yang konvergen
atau divergen.
Deret Berganti Tanda
Pada Subbab 2.3 telah dibahas mengenai deret yang sukusukunya positif semua. Subbab ini akan deret yang memiliki suku-suku baik yang positif maupun yang negatif. Salah satu
TEOREMA 2.15 Uji Rasio
Misalkan 1
n
n
a∞
=
∑ adalah deret dengan suku-
misalkan
pa
a
n
n
n=+
∞→
1lim .
a. Jika p<1, maka deret tersebut konvergen.
b. Jika p>1 atau jika ∞=+
∞→n
n
n a
a 1lim maka deret tersebut
divergen. c. Jika p=1, maka uji ini tidak dapat memberikan
kesimpulan.
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 3 8
Konvergensi Mutlak, Uji
konvergen atau divergen.
. Kemudian kita cari
, diperoleh
lim lim lim 0= = = = . Menurut uji
konvergen.
merupakan deret yang konvergen
telah dibahas mengenai deret yang suku-sukunya positif semua. Subbab ini akan deret yang memiliki
suku baik yang positif maupun yang negatif. Salah satu
-suku positif dan
<1, maka deret tersebut konvergen.
maka deret tersebut
=1, maka uji ini tidak dapat memberikan
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
contoh penting dari deret seperti ini adalah tanda yang memiliki bentuk umum
(14) ∑∞
=
+ −=−1
1
1)1(
n
n
naa
dimana an>0 untuk setiap n.
Uji Deret Berganti Tanda Salah satu uji untuk deret berganti tanda adalah seperti Teorema 2.16 berikut.
Kesalahan yang dibuat dengan menggunakan jumlah suku pertama untuk menghampiri jumlah S
tidak lebih dari 1na + . Ini berarti kesalahannya (galat),
1+≤− nn aSS .
Contoh 1
Tentukan apakah ( )n=1
61
9 1
n
n
∞
−+
∑ konvergen atau divergen.
Penyelesaian
Deret ( )n=1
61
9 1
n
n
∞
−+
∑ adalah suatu deret berganti tand
dengan6
9 1na
n=
+ . Karena
( )1
6 60
9 1 9 1 1n na a
n n+= > = >
+ + + dan lim lim 0
n n→∞ →∞
maka 1 0n na a +> > dan lim 0nn
a→∞
= . Jadi
konvergen.
Coba kalian tentukan apakah 1
1
( 1)
3 2
n
n n
+∞
=
−
−∑
yang konvergen atau divergen.
TEOREMA 2.16 Uji Deret Berganti Tanda Misalkan:
1 2 3 4a a a a− + − +⋯
dengan 10n na a +> > . Jika lim 0n
na
→∞= , maka deret tersebut
konvergen.
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 3 9
contoh penting dari deret seperti ini adalah deret berganti
+−+ 432 Laaa
Salah satu uji untuk deret berganti tanda adalah seperti
Kesalahan yang dibuat dengan menggunakan jumlah Sn dari n dari deret tersebut
. Ini berarti kesalahannya (galat),
konvergen atau divergen.
deret berganti tanda
6lim lim 0
9 1n
n na
n→∞ →∞= =
+
Jadi ( )n=1
61
9 1
n
n
∞
−+
∑
3 2 merupakan deret
Uji Deret Berganti Tanda
, maka deret tersebut
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
Uji Konvergensi Mutlak Jika setiap suku pada deret berganti tanda kita beri harga mutlak, maka diperoleh deret suku positif. Dengan demikian kita dapat menggunakan semua uji pada deret suku positif. Hubungan antara deret suku positif dengantanda diberikan pada Teorema 2.17 namun sebelumnya diberikan definisi konvergensi mutlak dahulu.
Contoh 2
Tentukan apakah n=1
3
4
n∞ −
∑ konvergen atau divergen.
Penyelesaian
Misalkan 3
4
n
na
= −
maka 3
4
n
na
=
. Untuk menentukan
apakah n=1 n=1
3
4
n
na∞ ∞
= −
∑ ∑ konvergen atau divergen, mula
perhatikan bahwa deret n=1 n=1
3
4
n
na∞ ∞
=
∑ ∑
geometri dengan rasio 3
14
r = < . Akibatnya
deret yang konvergen. Maka berdasarkan u
tlak kita peroleh n=1 n=1
3
4
n
na∞ ∞
= −
∑ ∑ adalah deret yang konver
gen juga.
Periksalah apakah ∑∞
= ++
−
12
22
)1(
n
n
nn merupakan deret yang
konvergen atau divergen.
TEOREMA 2.17 Uji Konvergensi Mutlak
Jika 1
n
n
a∞
=
∑ konvergen maka 1
n
n
a∞
=
∑ konvergen.
DEFINISI 2.6 Konvergensi Mutlak
Deret 1
n
n
a∞
=
∑ dikatakan konvergen mutlak jika
konvergen.
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 4 0
Jika setiap suku pada deret berganti tanda kita beri harga mutlak, maka diperoleh deret suku positif. Dengan demikian kita dapat menggunakan semua uji pada deret suku positif.
dengan deret berganti namun sebelumnya
diberikan definisi konvergensi mutlak dahulu.
konvergen atau divergen.
. Untuk menentukan
konvergen atau divergen, mula-mula
merupakan deret
. Akibatnya n=1
na∞
∑ adalah
uji konvergensi mu-
adalah deret yang konver-
merupakan deret yang
Uji Konvergensi Mutlak
konvergen.
dikatakan konvergen mutlak jika 1
n
n
a∞
=
∑
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a
M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
Uji Rasio Mutlak Uji rasio mutlak untuk deret berganti tanda rasio pada deret suku positif. Berikut adalah teorema uji rasio mutlak.
Contoh 3
Tentukan apakah ( )1
91
!
nn
n n
∞
=
−∑ merupakan deret yang
konvergen atau divergen. Penyelesaian
Misalkan ( )9
1!
nn
nan
= − maka ( )1
1 1n
na+
+ = −
kita hitung nilai rasio ρ seperti berikut:
( )1
19 1 !
lim lim lim 09 ! 1
n
n
nn n nn
a n
a n nρ
+
+
→∞ →∞ →∞
+= = = =
Karena 0 1ρ = < maka menurut Uji Rasio Mutlak deret
tersebut adalah deret yang konvergen.
Coba kalian tentukan apakah ∑∞
=
−−
13
13)1(
n
nn
n
yang konvergen atau divergen.
TEOREMA 2.18 Uji Rasio Mutlak
Misalkan 1
n
n
a∞
=
∑ adalah deret dengan suku-
andaikan
ρ=+
∞→n
n
n a
a1
lim
a. Jika ρ < 1, maka deret tersebut konvergen mutlak (sehingga konvergen).
b. Jika ρ > 1, maka deret tersebut divergen.
c. Jika ρ = 1, maka uji tidak memberikan kesimpulan.
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 4 1
untuk deret berganti tanda serupa dengan uji rasio pada deret suku positif. Berikut adalah teorema uji rasio
merupakan deret yang
( )
11 9
1 !
n
n
+
+. Kemudian
9lim lim lim 0
9 ! 1a n n→∞ →∞ →∞= = = =
+
maka menurut Uji Rasio Mutlak deret
merupakan deret
-suku tak nol dan
konvergen mutlak
> 1, maka deret tersebut divergen.
= 1, maka uji tidak memberikan kesimpulan.
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a
Deret Pangkat
2.5
M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
Deret Pangkat, Deret Pangkat dalam (x-
pada Deret Pangkat
Deret Pangkat
Derat Pangkat Perhatikanlah deret berikut
(15) 2 3 4
12! 3! 4!
x x xx+ + + + +⋯
Deret pada (15) berbeda dengan deret yang telah kita pelajari dalam subbab terdahulu dimana suku-suku deret berupa bilangan. Pada deret di (15), suku-suku deret merupakan fungsi dari x. Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada deret fungsi ini yaitu: 1. Pada nilai x berapa deret fungsi akan konvergen?2. Fungsi seperti apakah yang merupakan jumlah dari deret fungsi? Pada Matematika Dasar A2 hanya dibahas deret fungsi yang khusus yaitu deret pangkat. Bentuk umum deret pangkat dalam x adalah
(16) ∑∞
=
++++=0
3
3
2
210
n
n
n Lxaxaxaaxa
Teorema berikut digunakan untuk menetukan nilaimenyebabkan deret pangkat konvergen. Bilangan R pada Teorema 2.19 disebut jari
genan dari deret pangkat ∑ n
nxa . Untuk kasus 1 pada
Teorema 2.19, jari-jari kekonvergenannya adalah
pada kasus 3, R=∝. Interval dimana deret pangkat konvergen seringkali disebut interval kekonvergenan.
TEOREMA 2.19 Konvergensi Deret Pangkat
Himpunan konvergensi dari deret pangkat
berupa interval yang berbentuk: 1. Titik tunggal x=0.
2. Interval (-R,R) dengan kemungkinan-
adalah: (-R,R), [-R,R), (-R,R] atau [-R,R3. Seluruh garis bilangan riil.
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 4 2
-c), Operasi
berbeda dengan deret yang telah kita pelajari suku deret berupa
suku deret merupakan . Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada deret
berapa deret fungsi akan konvergen? Fungsi seperti apakah yang merupakan jumlah dari
hanya dibahas deret fungsi yang
adalah
Teorema berikut digunakan untuk menetukan nilai-nilai x yang
jari-jari kekonver-
. Untuk kasus 1 pada
jari kekonvergenannya adalah R=0, dan
. Interval dimana deret pangkat konvergen
Konvergensi Deret Pangkat
Himpunan konvergensi dari deret pangkat ∑ n
nxa selalu
-kemungkinannya
R,R].
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
Contoh 1
Tentukan himpunan konvergensi dari deret berikut:
(17)
1
1
1 1 1
3 3 18 81
n
nn
xx x L
n
−∞
=
= + + +∑
Penyelesaian
Himpunan nilai-nilai x dimana deret fungsi konvergen disebut himpunan konvergensi. Untuk menentukan konvergensi, kita lakukan uji rasio mutlak seperti berikut:
( )
1
1lim lim .
1 3 3 3 1 3
n n
n nn n
x xx x n
n n nρ
−
+→∞ →∞= ÷ = =
+ +
Deret pada (17) konvergen bila 1ρ < atau
1 3 3 33
xx x< → < → − < < . Kemudian kita periksa kekonver
genan deret tersebut di titik-titik ujungnya.
Jika 3x = − maka deret menjadi 1 1
( 1) 1 ( 1)
3 3n n
∞ ∞
= =
− −∑ ∑
Dengan menggunakan uji deret berganti tanda, dapat
dibuktikan bahwa deret 1
1
1 ( 1)
3
n
n n
−∞
=
−∑ konvergen
Jika 3x = maka deret menjadi 1 1
1 1 1
3 3n nn n
∞ ∞
= =
=∑ ∑adalah deret harmonik sehingga divergen. Hal ini
menyebabkan deret 1
1 1
3 n n
∞
=
∑ divergen.
konvergensi dari deret ∑∞
=
−
1
1
3nn
n
n
x adalah { | 3 3,x x x R− ≤ < ∈
Coba kalian ulangi pekerjaan diatas yaitu menentukan
himpunan konvergensi dari deret berikut 0n
∞
=
∑
Deret Pangkat dalam (x-c) Deret tak hingga dalam bentuk (18)
∑∞
=
−+−+=−0
210 ()()(n
n
n xacxaacxa
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 4 3
Tentukan himpunan konvergensi dari deret berikut:
21 1 1.
3 3 18 81x x L= + + +
dimana deret fungsi konvergen disebut Untuk menentukan himpunan
, kita lakukan uji rasio mutlak seperti berikut:
lim lim .1 3 3 3 1 3
x xx x n
n n n= ÷ = =
+ +
. Kemudian kita periksa kekonver-
1 1
1 1
( 1) 1 ( 1).
3 3
n n
n nn n
− −∞ ∞
= =
− −=∑ ∑
Dengan menggunakan uji deret berganti tanda, dapat
konvergen.
1 1
1 1 1.
3 3n nn n
∞ ∞
= =
∑ ∑ Deret 1
1
n n
∞
=
∑
divergen. Hal ini
Jadi himpunan
}| 3 3,x x x R− ≤ < ∈ .
Coba kalian ulangi pekerjaan diatas yaitu menentukan
0
( 1)!n
n x+∑ .
+2) Lc
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a
M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
dengan c konstanta, disebut deret pangkat dalam (Kekonvergenan dari deret pada (18) serupa dengan deret pangkat dalam x hanya saja sekarang xn
diubah menjadi (Dengan demikian, jenis himpunan konvergensi pangkat dalam (x-c) menjadi:
1. Titik tunggal c.
2. Interval (c-R,c+R) dengan kemungkinan
adalah: (c-R,c+R), [c-R,c+R), (c-R,c+R
3. Seluruh garis bilangan riil. Contoh 2 Tentukan himpunan konvergensi untuk
( )( ) ( ) (
2 3 42 2 2
2 .....2 3 4
x x xx
− − −− + + + +
Penyelesaian Misalkan na suku ke-n dari deret tersebut, maka
( )2 ,
n
n
xa n N
n
−= ∈ . Untuk mencari himpunan
konvergensinya, mula-mula kita cari dulu rasio untuk uji rasio mutlak seperti berikut:
( ) ( )1
2 2lim lim 2 . 2
1
n n
n n
x xx x
n nρ
+
→∞ →∞
− −= ÷ = − = −
+
Deret diatas konvergen bila 1ρ < atau x x− < → − < <
Berarti himpunan konvergensinya adalah {x x x R
. Coba kalian ulangi pekerjaan diatas yaitu menentukan himpunan konvergensi dari deret berikut:
( ) ( ) ( ) ( )2 3 4
2 2 2 2
6 6 6 6.........
1 2 3 4
x x x x− − − −+ + + +
Operasi pada Deret Pangkat Ada dua macam operasi pada deret pangkat, yaitu:
i. Pendiferensialan dan pengintegralan suku demi suku.ii. Operasi aljabar.
Pada kuliah ini hanya dipelajari bagian (i) saja.
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 4 4
deret pangkat dalam (x-c). serupa dengan deret diubah menjadi (x-c)n.
konvergensi untuk deret
dengan kemungkinan-kemungkinannya
R,c+R] atau [c-R,c+R].
)2 3 4
2 2 22 .....
2 3 4
− − −− + + + +
n dari deret tersebut, maka
. Untuk mencari himpunan
mula kita cari dulu rasio untuk uji rasio
lim lim 2 . 21
nx x
n= ÷ = − = −
+
2 1 3 3x x− < → − < < .
}| 3 3,x x x R− < < ∈
Coba kalian ulangi pekerjaan diatas yaitu menentukan
.........
Ada dua macam operasi pada deret pangkat, yaitu: Pendiferensialan dan pengintegralan suku demi suku.
Pada kuliah ini hanya dipelajari bagian (i) saja.
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 4 5
Teorema 2.20 mengandung pengertian bahwa fungsi S dapat didiferensialkan dan diintegralkan. Jari-jari konvergensi deret yang terbentuk akibat dari pendiferensialan dan pengintegralan akan sama dengan jari-jari konvergensi deret awalnya namun tidak menjelaskan titik-titik ujung dari selang konvergensinya. Contoh 3
Misalkan 2 3 4
1( ) ....( 1) ....
2 3 4
nnx x x x
S x xn
−= − + − + − +
Tentukan ( )S x′ dan 0
( ) .
x
S t dt∫
Penyelesaian.
1 1 1
1 1
1 1 1
( 1) ( 1)( ) ( 1)
n n n nn n
x
n n n
x n xS x D x
n n
− − −∞ ∞ ∞− −
= = =
− −′ = = = −
∑ ∑ ∑
Berarti didapat bahwa
1 1 1
1 11 0
( 1) ( 1)( )
1
x x n n n n
n n
t tS t dt dt
n n
− − +∞ ∞
= =
− −= =
+∑ ∑∫ ∫
Berarti didapat bahwa
....)1....(1)(1132 +−+−+−=′ −− nn
xxxxxS
.....1
)1(....
5432)(
115432
1
++
−+−+−=
+−
∫ n
txxxxdttS
nnx
TEOREMA 2.20 Pendiferensialan & Pengintegralan Deret Pangkat
Misalkan S(x) adalah jumlah deret pangkat pada selang I, yaitu:
∑∞
=
++++==0
3
3
2
210)(n
n
n LxaxaxaaxaxS
Jadi, jika x di dalam selang I, berlaku:
a. ∑ ∑∞
=
∞
=
==′0 0
)()(n n
n
n
n
nx xnaxaDxS
b. 1
0 00 0
1( )
1
x x
n n
n n
n n
S t dt a t dt a xn
∞ ∞+
= =
= =+
∑ ∑∫ ∫
2 3
0 1 2
1 1
2 3a x a x a x L= + + +
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a
Deret Taylor dan
2.6
M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
Deret Taylor, Rumus Taylor dengan Suku Sisa, Deret MacLaurin
Coba kalian ulangi pekerjaan pada Contoh 3 yakni
menentukan ( )S x′ dan 0
( )
x
S t dt∫ bila diberikan
2 3 4
( ) 1 ...... .....2! 3! 4! !
nx x x x x
S x e xn
= = + + + + + + +
Deret Taylor dan Deret MacLaurin
Deret Taylor Deret pangkat yang kita pelajari amat berguna untuk mencari
fungsi hampiran. Contohnya, deret geometri
salah satu deret pangkat yang digunakan untuk menghampiri
fungsi ( ) ( )1 1f x x= − . Namun demikian, masih ada masalah
yang ingin dipecahkan, misalkan diberikan suatu fungsi dapatkah kita membuat deret pangkat dalam umum dalam x-a. Dengan kata lain, apakah ada nilai
0 1 2, , ,c c c … sedemikian sehingga
(19)
( ) ( ) ( )
( )
2 3
0 1 2 3
1
k
k
k
f x c c x a c x a c x a
c x a∞
=
= + − + − + − +
= −∑ Misalkan Persamaan (19) ada, berdasarkan Teorema 2.didapat (20)
( ) ( ) (
( ) ( )
( ) ( )
1 2 3
2 3 4
3 4 5
2 3
2! 3! 4 3
3! 4! 5 4
f x c c x a c x a
f x c c x a c x a
f x c c x a c x a
′ = + − + − +
′′ = + − + ⋅ − +
′′′ = + − + ⋅ − +
⋮
Substitusikan x a= ke Persamaan (20) kemudian selesaikan Persamaan (20) sehingga diperoleh konstanta
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 4 6
Deret Taylor, Rumus Taylor dengan Suku Sisa,
Coba kalian ulangi pekerjaan pada Contoh 3 yakni
bila diberikan
( ) 1 ...... .....= = + + + + + + + .
Deret pangkat yang kita pelajari amat berguna untuk mencari
fungsi hampiran. Contohnya, deret geometri ∑∞
=0n
nx adalah
salah satu deret pangkat yang digunakan untuk menghampiri
Namun demikian, masih ada masalah
yang ingin dipecahkan, misalkan diberikan suatu fungsi f , dapatkah kita membuat deret pangkat dalam x, atau lebih
Dengan kata lain, apakah ada nilai-nilai
( )2 3
0 1 2 3f x c c x a c x a c x a= + − + − + − +⋯
ersamaan (19) ada, berdasarkan Teorema 2.20
)
( )
( )
2
2
2 3 4
2
3 4 5
2! 3! 4 3
3! 4! 5 4
f x c c x a c x a
f x c c x a c x a
f x c c x a c x a
= + − + − +
= + − + ⋅ − +
= + − + ⋅ − +
⋯
⋯
⋯
amaan (20) kemudian selesaikan ersamaan (20) sehingga diperoleh konstanta cn
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 4 7
( )( )
( )
( )
0
1
2
3
2!
3!
c f a
c f a
f ac
f ac
=
′=
′′=
′′′=
⋮
Bentuk umum dari ck adalah
(21)
( ) ( )!
k
k
f ac
k= .
Dari persamaan (21) dapat dilihat bahwa konstanta ck bergantung dari fungsi f. Karena nilai ck hanya bergantung dari f dan nilainya tunggal, ini mengandung arti bahwa uraian f
terhadap deret pangkat dalam ( )x a− adalah tunggal.
Uraian fungsi f dalam deret pangkat atas ( )x a− seperti pada
(22) disebut deret Taylor. Jika 0a = maka deret (22) disebut deret MacLaurin. Jadi deret MacLaurin adalah bentuk khusus dari deret Taylor.
Rumus Taylor dengan Suku Sisa Teorema 2.22 dan Teorema 2.23 berikut ini memberikan jaminan keberadaan uraian deret Taylor.
TEOREMA 2.21 Teorema Ketunggalan Misalkan f memenuhi
(22) ( ) ( ) ( ) ( )2 3
0 1 2 3f x c c x a c x a c x a= + − + − + − +⋯
untuk semua x di interval yang mengandung a. Maka
(23)
( ) ( )!
k
k
f ac
k=
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 4 8
Teorema 2.22 menyatakan bentuk sisa yang terjadi apabila kita menghampiri fungsi sampai dengan sejumlah berhingga suku dari deret Taylor. Sedangkan pada Teorema 2.23, akan disebutkan kapan suatu fungsi f dapat dihampiri oleh deret
pangkat dalam ( )x a− .
Contoh 1
Buatlah uraian deret Taylor dengan 1a = untuk fungsi
( ) cosf x x= .
TEOREMA 2.23 Teorema Taylor Misalkan f fungsi yang memiliki turunan-turunan keberapapun pada suatu selang (a-r,a+r). Deret Taylor
(24) Laxaf
axaf
axafaf +−′′′/
+−′′
+−′+ 32)(
!3
)()(
!2
)())(()(
merepresentasikan fungsi f pada selang (a-r,a+r) jika dan hanya jika
0)(lim =∞→
xRnn
di mana Rn(x) adalah suku sisa dalam Rumus Taylor,
(25) ( )( )( )( )
( )1
1
1 !
nn
n
f cR x x a
n
++
= −+
dan titik c adalah titik pada (a-r,a+r).
TEOREMA 2.22 Rumus Taylor dengan Suku Sisa
Misalkan f fungsi terturunkan (k+1) kali dengan ( ) ( )1k
f x+
ada untuk setiap x di interval buka I yang mengandung a. Maka, untuk setiap x di I
( ) ( ) ( )( )( )
( )
( )( )
( ) ( )( )
( ) ( )
2
3
2!
....3! 1 !
kk
k
f af x f a f a x a x a
f a f ax a x a R x
k
′′′= + − + −
′′′+ − + + − +
+
dengan sisa ( )kR x yang rumusnya
( )( ) ( )
( )( )
11
1 !
kk
k
f xR x x a
k
++
= −+
dengan c titik antara x dan a.
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
Penyelesaian Mula-mula tentukan
.
Maka didapat uraian deret Taylor dari fungsi
adalah
2 3
2 3
( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )
2! 3!
cos(1) sin(1)cos(1) sin(1)( 1) ( 1) ( 1) .
2! 3!
f a f af x f a f a x a x a x a L
x x x L
′′ ′′′′= + − + − + − +
= − − − − + − +
taylor(cos(x),x=1);
Coba kalian buat uraian deret Taylor dengan
fungsi ( )1
( ) sin 22
f x x= .
Deret MacLaurin Jika nilai a di deret Taylor pada persamaan (24) diperoleh deret MacLaurin
(26) f
xf
xff′′
+′′
+′+ 2
3!2
)0()0()0(
Contoh 2 Buatlah uraian MacLaurin dari fungsi seperti pada Contoh 1
yakni ( ) cosf x x= .
Penyelesaian
Substitusikan nilai 0a = pada persamaan deret Taylor pada Contoh 1, maka diperoleh
2 3
2 3
2 3
2 4 6 8
( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )
2! 3!
(0) (0)(0) (0)( 0) ( 0) ( 0)
2! 3!
cos(0) sin(0)cos(0) sin(0)( 0) ( 0) ( 0)
2! 3!
1 ........2! 4! 6! 8!
f a f af x f a f a x a x a x a L
f ff f x x x L
x x x L
x x x x
′′ ′′′′= + − + − + − +
′′ ′′′′= + − + − + − +
= − − − − + − +
= − + − + −
...
sin)(
cos)(
sin)(
cos)(
dst
xxf
xxf
xxf
xxf
=′′′
−=′′
−=′
=
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 4 9
deret Taylor dari fungsi ( ) cosf x x=
2 3
2 3
( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )
2! 3!
cos(1) sin(1)cos(1) sin(1)( 1) ( 1) ( 1) .
2! 3!
f a f af x f a f a x a x a x a L
x x x L
′′ ′′′= + − + − + − +
= − − − − + − +
deret Taylor dengan 1a = untuk
pada persamaan (24) adalah 0 maka
Lx +′′′ 3
!3
)0(
aurin dari fungsi seperti pada Contoh 1
pada persamaan deret Taylor pada
2 3
2 3
2 3
( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )
2! 3!
(0) (0)(0) (0)( 0) ( 0) ( 0)
2! 3!
cos(0) sin(0)cos(0) sin(0)( 0) ( 0) ( 0)
2! 3!
f a f af x f a f a x a x a x a L
f ff f x x x L
x x x L
′′ ′′′= + − + − + − +
′′ ′′′= + − + − + − +
= − − − − + − +
Deret Tak Hingga
M o d u l M a t e m a t i k a M a t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a
taylor(cos(x),x=0);
Coba kalian buat uraian deret Maclaurin
( )1
( ) sin 22
f x x= .
Dari Contoh 2, kita peroleh uraian MacLaurin untuk
( ) cosf x x= , yaitu
(27) Contoh 3 Dengan menggunakan persamaan (27) dan Teorema 2.
untuk mencari uraian deret MacLaurin dari f x x
Penyelesaian
( )3 5 7
sin cos3! 5! 7!
x x xx x x′= = − + − −
Dari penyelesaian Contoh 3, kita miliki uraian deret MacLaurin
dari ( ) sinf x x= , yaitu
(28) Dengan cara yang serupa, kita dapat mencari uraian deret MacLaurin dari fungsi-fungsi trigonometri, fungsi eksponensial dan fungsi-fungsi lain yang terturunkan. Beberapa uraian MacLaurin dari fungsi-fungsi yang penting buku-buku kalkulus.
2 4 6
cos 12! 4! 6!
x x xx = − + − +⋯
3 5 7
sin3! 5! 7!
x x xx x= − + − +⋯
U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 5 0
Maclaurin untuk fungsi
Dari Contoh 2, kita peroleh uraian MacLaurin untuk
menggunakan persamaan (27) dan Teorema 2.22 a
( ) sinf x x= .
3 5 7
3! 5! 7!
x x x= = − + − −⋯
Dari penyelesaian Contoh 3, kita miliki uraian deret MacLaurin
Dengan cara yang serupa, kita dapat mencari uraian deret trigonometri, fungsi eksponensial
fungsi lain yang terturunkan. Beberapa uraian fungsi yang penting dapat dilihat pada
⋯