8 bab ii deskripsi teori 1. a. kata “motif”,diartikan ...repository.ump.ac.id/2942/3/bab...
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Kata “Motif”,diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi menurut Sardiman
(2011: 73) Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam
dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu
kondisi intern (kesiapsiagaan). Motivasi akan menyebabkan terjadinya
suatu perubahan energy yang ada pada diri manusia, sehingga akan
bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi,
untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
Menurut Uno (2011: 23) Motivasi dan belajar merupakan dua
hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku
secara relative permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari
praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan
tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa
hasrat adan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar,
harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusi, dan kegiatan belajar
8
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
9
yang menarik. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan
seseorang dalam belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor
psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah
dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk
belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak
energi untuk melakukan kegiatan belajar.
Menurut Hanafiah (2010: 26) mengatakan bahwa moivasi
merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving
force), atau alat pembengun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam
diri peserta didik unuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif,
dan menyenangkan dalam rangka perubahan prilaku, baik dalam
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Menurut Hanafiah (2010: 28) mengatakan motivasi merupakan
salah satu aspek utama bagi kebersihan dalam belajar. Oleh karena itu,
motivasi belajar dapat dipelajari supaya dapat tumbuh dan
berkembang. Berikut ini merupakan beberapa cara unuk
membangkitkan motivasi belajar:
1) Peserta didik memperoleh pemahaman (comprehension) yang
jelas mengenai proses pembelajaran.
2) Peserta didik memperoleh kesadaran diri (self consciousness)
terhadap pembelajaran.
3) Menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan kebutuhan peserta
didik secara link and match.
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
10
4) Memberi sentuhan lembut (soft touch)
5) Memberikan hadiah (reward)
6) Memberikan pujian dan penghormatan
7) Peserta didik mengetahui prestasi belajarnya.
8) Adanya iklim belajar yang kooperatif secara sehat.
9) Belajar menggunakan multi media
10) Belajar menggunakan multi metode
11) Guru yang kompeten dan humoris
12) Suasana lingkungan sekolah yang sehat
Dari beberapa pengertian motivasi belajar di atas dapat
disimpilkan bahwa motivasi adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan
beberapa indikator atau unsur yang mendukung.
b. Ciri-ciri Motivasi
Menurut Sardiman (2011: 83) Motivasi yang ada pada diri
setiap orang itu memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam
waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin
(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya)
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
11
3) Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk
orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik,
ekonomi, keadialan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap
setiap tindak criminal, amoral, dan sebagainya).
4) Lebih senang bekerja mandiri.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
c. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah
Menurut Sardiman (2011: 92) ada beberapa bentuk dan cara
untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah:
1) Memberi angka
Dalam hal ini adalah sebagi simbol dari nilai kegiatan belajarnya.
2) Hadiah (Penghargaan)
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai otivas, tetapi tidaklah selalu
demikian.
3) Saingan/kompetensi
Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat motivasi
untuk mendorong belajar siswa.
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
12
4) Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras
dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu
motivasi yang cukup penting.
5) Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar apabila mengetahui akan ada
ulangan.
6) Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalo terjadi kemajuan,
akan mendorong siswa untuk lebh giat belajar.
7) Pujian
Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik.
8) Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalo diberikan
secara tepat dan bijak biasa menjadi alat motivasi.
9) Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud
untuk belajar.
10) Minat
Proses belajar akan belajar dengan lancer apabila disertai dengan
minat.
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
13
11) Tujuan yang disukai
Rumusan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan
merupakan alat motivasi yang sangat penting.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
1) Faktor terhadap pribadi
Dalam motivasi, faktor terhadap pribadi yang sangat
mempengaruhi yaitu motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi ini
sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang (Perfomence).
Apabila dalam motivasi berprestasi tinggi akan cenderung
berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-
nunda pekerjaanya serta dalam menyelesaikan tugasnyapun biasa
mengambil resiko.
2) Faktor terhadap lingkungan
Faktor lingkungan untuk motivasi ini bersangkutan dengan
faktor pribadi. Dimana faktor lingkungan ini dapat berpengaruh
terhadap faktor pribadi dan biasa saja faktor lingkungan biasa
berbaur dengan faktor pribadi dan sulit untuk dibedakan. Faktor
pribadi muncul dalam tindakan individu yang dibentuk oleh faktor
lingkungan. Misalnya motivasi untuk belajar dengan baik,dapat
dikembangkan, diperbaiki atau diubah melalui belajar dan
latihan dengan perkataan lain melalui pengaruh lingkungan. Uno
(2011: 29).
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
14
e. Macam-macam motivasi
Menurut Djamarah (2008: 149) motivasi ada dua yaitu:
1) Motivasi Intrinsik
Yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi itu
intrinsik bila tujuanya inheren dengan situasi belajar dan bertemu
dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-
nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu.
2) Motivasi Ekstrinsik
Yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
perangsang dari luar, Motivasi belajar dapat dikatakan ekstrinsik
bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor
situasi belajar, anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan
yang terletak diluar hal yang dipelajarinya. Motivasi ekstrinsik
bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam
pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau
belajar. Berbagai macam cara bisa di lakukan agar anak didik
termotivasi untuk belajar.
2. Prestasi Belajar
a. Belajar
Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa tidak sepontan
menjadi cerdas dan dengan sekejap menjadi ilmuan. Akan tetapi
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
15
melalui proses belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang
luas. Belajar merupakan suatu proses menuju perubahan pada diri
individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai sejumlah
pengalaman, pengetahuan melainkan juga membentuk kecakapan,
kebiasaan, sikap, pengertian, minat, penyesuaian diri. Belajar
merupakan tindakan dan prilaku yang kompleks sebagai tindakan
belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Siswa adalah penentu
terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar, proses belajar terjadi
berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
Pengertian belajar
Banyak jenis kegiatan yang sering diartikan sebagai belajar.
Adapun pengertian belajar menurut beberapa ahali antaralain sebagai
berikut :
Slameto (2010: 2) Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkunganya.
Belajar menurut Djamarah (2008: 13) yaitu serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai dari hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkunganya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Belajar menurut Sugihartono (2007: 74) yaitu suatu proses
memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
16
tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau
menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkunganya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan
yang dapat menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku yang
dimiliki dalam waktu yang relatif lama. Menurut pengertian tersebut
belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Tingkah laku memiliki unsur obyektif dan unsur subyektif.
Unsur obyektif adalah unsur motorik atau unsur jasmaniah, sedangkan
unsur subyektif adalah unsure rohaniah. Unsur subyektif tidak tampak
kecuali berdasarkan tingkah laku.
Menurut Djadjuri yang dikutip Hanifah (2010: 19-20)
menyatakan ada lima prinsip utama dalam belajar yang harus
dilaksanakan yaitu :
1) Subsumption, yaitu proses penggabungan ide atau pengalaman
baru terhadap pola ide-ide yang telah lalu yang telah dimiliki.
2) Organizer, yaitu ide baru yang telah dicoba digabungkan dengan
pola ide-ide lama yang dicoba diintegrasikan sehingga menjadi
suatu kesatuan pengalaman.
3) Progressive Differentiation, yaitu bahwa dalam belajar suatu
keseluruhan secara umum harus terlebih dahulu muncul sebelum
sampai kepada suatu bagian yang lebih spesifik.
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
17
4) Concolidation, yaitu sesuatu pelajaran harus terlebih dahulu
dikuasai sebelum sampai ke pelajaran berikutnya, jika pelajaran
tersebut menjadi dasar atau prasyarat berikutnya.
5) Integrative Reconciliation, yaitu ide atau pelajaran baru yang
dipelajari itu harus dihubungkan dengan ide-ide atau pelajaran
yang telah dipelajari terdahulu.
b. Pengertian prestasi belajar
Harahap (Hamdani, 2011: 138) memberikan batasan bahwa
prestasi adalah pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siwa
yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan
kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum
Winkel (Hamdani, 2011: 138) mengemukakan bahwa prestasi
belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh
seseorang. Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil
maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-
usaha belajar.
Arif Gunarso (Hamdani, 2011: 138) mengemukakan bahwa
prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang
setelah melaksankan usaha-usaha belajar. WJ. S. Purwadarminta juga
berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai
(dilakukan, dikerjakan, dan sebaginya)
Dari beberapa pengertian prestasi belajar diatas dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hail yang diperoleh berupa
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
18
kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu
sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Pada dasrnnya, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam
(intern) dan faktor dari luar (ekstern).
1) Faktor intern adalah faktor yang berasal dari siswa
2) Faktor ekstern
Faktor ekstern terdiri atas dua macam, yaitu lingkungan sosial
dan lingkungan nonsosial. termasuk dalam lingkungan sosial adalah
guru, kepala sekolah, staf administarsi, teman-teman sekelas, rumah
tempat tinggal siswa, alat-alat belajar, dan lain-lain. adapun yang
termasuk dalam lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah, tempat
tinggal, dan waktu belajar. Menurut Slameto (2010: 60), faktor
ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga,
keadaan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
3. Pembelajaran Kooperatif
Rusman (2011: 202) Pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur
kelompok yang bersiat heterogen. Pembelajaran kooperatif tidak sama
dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
19
kooperati yang membedakan dengan pembelajaran kelompok yang
dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem
pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru
mengelola kelas dengan lebih efektif. Dalam pembelajaran kooperatif
proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa. Siswa
dapat saling membelajarkan sesame siswa lainya.
Istilah cooperative learning dalam pengertian bahasa Indonesia
dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Menurut Johnson &
Johnson cooperative learning adalah mengelompokan siswa di dalam
kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama
dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu
sama lain dalam kelompok tersebut.
Menurut Slavin menyebutkan cooperative learning merupakan
model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, pada saat itu guru
mendorong para siswa untuk melakukan kerjasama dalam kegiatan-
kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya.
Djahiri K menyebutkan cooperative learning sebagai pembelajaran
kelompok kooperatif yang menuntut diterapkannya pendekatan belajar
yang siswa sentries, humanistic dan demokratis yang disesuaikan dengan
kemampuan siswa dan lingkungan belajarnya.
Lie menyebut cooperative learning dengan istilah pembelajaran
gotong-royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
20
tugas yang terstruktur. Lebih jauh dikatakan, cooperative learning hanya
berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di
dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah
ditentukan denga jumlah angota kelompok pada umumnya terdiri 4-6
oarang saja. Dikutip dari Isjoni (2011: 17)
Jadi dapat disimpulkan bahwa cooperative learning adalah: suatu
model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan
kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa, terutama untuk
mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktiifkan siswa,
yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan
tidak peduli pada yang lain.
Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam pelajaran yang
menggunakan pembelajaran kooperatif, pelajaran dimulai dengan guru
menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase
ini diikuti oleh penyajian informasi, sering kali dengan bahan bacaan
daripada secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokan kedalam tim-tim
belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama
untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran
kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok, atau evalusi
tentang yang telah mereka pelajari dan memberikan penghargaan terhadap
usaha-usaha kelompok maupun individu. Rusman (2011: 211)
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
21
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model pembelajaran Kooperatif
Tahap Tingkah Laku Guru Tahap 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampikan tujuan pelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingna topik yang akan dipelajari dan memotifasi siswa belajar.
Tahap 2 Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan
Tahap 3 Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan teransisi secara efekti dan efesien.
Tahap 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Tahap 5 Evaluasi
Guru mengevalusi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Tahap 6 Memberikan penghargaan kepada siswa
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
4. Kooperatif Tipe NHT
a. Definisi NHT (Numbered Heads Together)
NHT merupakan salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif.
Menurut A’la pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah suatu model
pembelajaran yang dalam setiap kegiatan, siswa diberi nomor
kemudian dibuat suatu kelompok, lalu guru memanggil nomor siswa
secara acak.
Menurut Ahmadi dkk (2011: 59) NHT adalah suatu metode
belajar diamana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu
kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
22
b. Langkah dalam NHT (Numbered Heads Together)
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru
menggunakan struktur empat fase sintaks NHT menurut Trianto
(2009: 82) sebagai berikut:
1) Fase 1: Penomoran
Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang
dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1
sampai 5
2) Fase 2: mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan
dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk
kalimat tanya. Misalnya, “ berapakah jumlah gigi orang dewasa?”
atau berbentuk arahan, misalnya “Pastikan setiap orang mengetahui
5 buah ibu kota provinsi yang terletak di pulau Sumatra.”
3) Fase 3: Berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu
dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban
tim.
4) Fase 4: Menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang
nomornya sesuai mengacungkan tanganya dan mencoba untuk
menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
23
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan menjadi
enam langkah oleh Ibrahim dalam herdian (2009) sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan penelitian ini. Enam langkah tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran
dengan membuat skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa
menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa.
Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan
nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk
merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial,
ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam
pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai
dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
dalam pembentukan kelompok, setiap kelompok harus memiliki
buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam
menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
24
4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada
setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja
kelompok setiap siswa berpikir untuk menggambarkan dan
meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan
yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan
oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik
sampai yang bersifat umum.
5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa
dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan
dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
6. Memberi kesimpulan
Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari
semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
disajikan.
Pedoman penilaian hasil belajar aspek kognitif dan
penghargaan kelompok pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT
masih mengacu pada pedoman penilaian dalam STAD, sebab sampai
saat ini belum ada pedoman penilaian yang secara khusus untuk NHT.
Pengharagaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan dengan
melakukan tahap-tahap sebagai berikut:
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
25
1) Menghitung skor individu
Untuk memberikan skor perkembangan individu dihitung seperti
pada tabel 2.2 (Slavin, 2005: 159):
Tabel 2.2 Perhitungan Skor Perkembangan
Nilai Tes Skor
Perkembangan Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 poin 10-1 poin di bawah skor awa 10 poin Skor awal sampai 10 poin di atas skor awa 20 poin Lebih dari 10 poin di atas skor awa 30 poin Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awa)
30 poin
2) Menghitung skor kelompok
Skor kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata skor
perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlah semua
skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi
dengan jumlah anggota kelompok. Sesuai dengan skor
perkembangan kelompok, diporoleh kategori perkembangan skor
seperti tercantum pada tabel 2.3 (Trianto, 2009: 72) berikut ini:
Tabel 2.3 Tingkat Penghargaan Kelompok
Rata-rata Tim Predikat 0 < x < 5 - 5 < x < 15 Tim baik 15 < x < 25 Tim hebat 25 < x < 30 Tim super
3) Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru
memberi hadiah atau penghargaan kepada masing-masing
kelompok sesuai dengan predikatnya.
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
26
c. Kelebihan dan kelemahan NHT (Numbered Heads Together) Ahmadi
Dkk (2011: 60)
Kelebihan NHT
1) Setiap siswa menjadi siap semua
2) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh
3) Siswa yang pandai dapat mnegajari siswa yang kurang pandai
Kelemahan NHT
1) Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggili lagi oleh guru.
2) Tidak semua anggota kelompok dipangili oleh guru
5. Pendidikan Kewarganegaraan SD
a. Pengertian PKn SD
Pendidikan Kewarganegaraan Tanireja (2009: 3) adalah suatu
proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dimana seseorang
mempelajari orientasi, sikap dan prilaku polotik sehingga yang
bersangkutan memiliki political Knowledge, awarenes serta
kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional dan
menguntungkan bagi dirinya juga bagi masarakat dan bangsa.
Menurut Zamroni (Tanireja, 2009: 3) pendidikan
kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk
mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak
demokratis, melalui aktifitas menanamkan kesadaran kepada generasi
baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang
paling menjamin hak-hak warga masyarakat.
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
27
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kwarganegaraan
merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan
dan kemampuan dasar.
b. Tujuan dan ruang lingkup PKn SD
Menurut Fathurrohman (2011: 7) tujuan mata pelajaran
Pendidikan kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensi-
kompetensi sebagi berikut:
1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menghadapi isu
kewarganegaraan.
2) Berpartisiapasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar
dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
Ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan dalam BSNP,
ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan meliputi
aspek-aspek sebagi berikut :
1) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
28
Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara kesatuan Republik
Indonesia, partisipasi dalam pembelaan Negara, sikap positif
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan
jaminaan keadilan.
2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,
peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional,
hukum dan peradilan internasional.
3) Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiaban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan
internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindunagn
HAM.
4) Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat,kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi
diri, persamaan kedudukan warga Negara.
5) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan
konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah
digunakan di Indonesia,hubungan dasar Negara dengan konstitusi.
6) Kekuasan dan politik, meliputi: pemerintahan desa kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi
dan sisitem poliik, budaya politik, budaya demokrsai menuju
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
29
masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat
demokrasi.
7) Pancasila meliputi: kedudukan pancasila sebagi dasar Negara dan
ideologi Negara,proses perumusan pancasila sebagi dasar Negara,
pengalaman nilai nilai pancasiala dalam kehidupan sehari-hari,
pancasila sebagai ideologi terbuka.
8) Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkunganya, politik luar
negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan
internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi
globalisasi.
c. Kurikulum PKn di SD
1) Konsep dasar kurikulum
Pengertian kurikulum menurut beberapa pakar yang tidak
hanya diartikan sebagi daftar mata pelajaran atau tujuan yang akan
di capai, tetapi pengertian kurikulum minimal mengandung empat
dimensi yang saling berhubungan, yakni:
a) Kurikulum sebagi ide, berarti bahwa kurikulum sebagi buah
pikiran para ahli/seseorang pengembang kurikulum, misalnya:
apa yang ingin dikembangkan pada diri siswa, bagaimana cara
mengembangkanya, pengalaman belajar apa yang paling baik
dan bagaimana cara penyampaianya pada siswa dan
sebagainya.
b) Kurikulum sebagi rencana tertulis, ini adalah dimensi paling
konkrit tentang pengertian kurikulum di banding dimensi lain.
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
30
Dalam dimensi ini dimaksudkan bahwa kurikulum itu sebagai
pegangan guru, isinya merupakan materi/bahan minimal secara
nasional, sehingga guru masih ada kesempatan untuk
mengembangkan .
c) Pengertian kurikulum sebagi kegiatan, dan ini merupakan hasil
terjemahan guru (operasional) tentang tentang kurikulum di
lapangan berdasarkan pada kurikulum sebagai ide atau sebagai
rencana yang tertulis. Jadi faktor kemampuan (pengalaman)
kemauan dan sarana sekolah cukup menentukan sehingga dapat
sama dengan ide dan rencana tetapi dapat juga jauh berbeda
hasilnya. Fathurrohman (2011: 14).
Dari beberapa pengertian kurukulum di atas maka
Kurikulum sebagai hasil belajar yang diperoleh oleh anak
didik. Hasil tersebut dapat berupa pengetahuan, ketrampilan,
sikap dan sebagianya baik yang bersifat sementara atau
menetap.
2) Konsep kurikulum Pkn Di SD
Pendidikan dalam lingkungan sekolah lebih bersifat formal.
Proses dalam pendidikan sekolah melelui perencanaan yang
tersusun secara sistematis. Guru sebagi pendidik merancang
sedemikian rupa kompetensi yang dihasilkan oleh siswa. Setiap
praktik pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan tertentu,
apakah berkaitan dengan penguasaaan pengetahuan,
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
31
pengembangan pribadi, kemampuaan sosial, ataupun kemampuan
bekerja. Fatuhrohman (2011: 15).
6. Pokok bahasan pada materi sistem pemerintahan pusat
Indonesia diproklamasikan 17 agustus 1945, kemudian tanggal 18
agusutus UUD 1945 disyahkan. Pada tanggal 2 september 1945 dibentuk
kabinet yag pertama yang dikenal dengna nama kebinet bucho. Kabinet ini
bekerja sama dengan organisasi masa bentukan jepang. Namun karena
belanda ikut campur tangan dalam pembentukan kabinet dan akhirnya
pemerintahan di indonesia berubah menjadi parlementer. Kabinet
presidentil diberlakukan kembali setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden
pada tanggal 5 Juli 1959. Jadi Negara Indonesia menganut sistem
pemerintahan presidensial. Chamim (2002: 125)
Sistem ini menekankan pentingnya pemilihan presiden secara
langsung, sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat langsung dari
rakyat. Dalam presdiensial kekuasaan eksekutif sepenuhnya berada di
tangan presiden. Oleh karena itu presiden adalah kepala eksekutif (head of
goverment) sekaligus menjadi kepala negara (head of state). Presiden
adalah penguasa seklaigus simbol kepemimpinan negara.
Prinsip pokok lain dalam sisitem presidensial adalah adanya
pemisahan kekuasaan (the separation of power) antara eksekutif dan
legislatif. Pemisahan ini, selain dinyatakan secara eksplisit didalam
konstitusi, juga diperkuat dengna sistem pemilihan yang berbeda antara
pemilihan presiden dan konggres.
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
32
Dalam sistem presidensial, seorang presiden dapat menjalankan
kekuasaan hingga masa jabatannya berakhir tanpa khawatir akan ada
gangguan oleh kongres. Selama kebijakan tidak melanggar konstitusi, ia
kan bertahna hingga akhir masa jabatannya, walaupun ia gagal dalam
berbagai sektor kegiatan pemerintahan. Penilaian serang presiden gagal
atau sukses dilakukan secara kolektif melalui pemilihan umum. Dengan
kata lain eksekutif bertanggung jawab langsung kepada para pemilih.
Menurut UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 hasil
amandemen, lembaga-lembaga negara dan pemerintahan yang ada di
pusat, yaitu bidang legislatif MPR yag anggotanya terdiri dari anggota
DPR dan DPD. Bidang eksekutif yaitu presiden dibantu menteri-menteri
negara: bidang yudikatif (kekuasaan kehakiman) yaitu mahkamah agung,
mahkamah konstitusi dan komisi yudisial. Diluar ketiga kekuasaan ini
masih ada lembaga tinggi negara yang bersifat merdeka, yaitu badan
pemeriksa keuangan. Chamim (2002: 126).
Pada mata pelajaran PKn menggunakan SK dan KD. Standar
Kompetensi: 3. Mengenal pemerintahan pusat dan Kompetensi Dasar: 3.1
Mengenal lembaga-lembaga Negara dalam susunan pemerintahan tingkat
pusat seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK dan BPK.
B. Hasil Penelitian Yang Relvan
Sesuai dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya
menyatakan bahwa model pembelajaran Kooperatife tipe NHT dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa di sekolah dasar. hasil
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
33
penelitian tersebut jelas diuraikan oleh Tri Sumarsih (2011) yang berjudul
penelitian “Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar PKn dengan Metode
Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) Kompetensi
dasar menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
peserta didik kelas IV SD Sidareja 03” Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Muhammadiah Purwokerto.
Dari hasil evaluasi yang diberikan kepada siswa penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Kooperatif tipe NHT
dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) hal itu
terbukti dengan perolehan nilai pada siklus I adalah 51% siswa yang tuntas
dan 49 % siswa yang belum tuntas. Nilai tertinggi sebesar 100 dan nilai
terendah sebesar 20, serta nilai rata-rata nilai evaluasi kelas sebesar 64,44
sedangkan pada siklus II dari 28 siswa didapatkan 97% siswa yang tuntas dan
5% siswa yang tidak tuntas. Nialai tertinngi 100 dan nilai terendah 60, serta
rata-rata nilai evaluasi kelas adalah 84,44.
Dari hasil uraian di atas terbukti bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran Kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik di Sekolah Dasar. Dimana hasil belajar tersebut mencakup di dalamnya
prestasi belajar.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil observasi terhadap guru dan siswa kelas IV SD
Negeri 1 Bojongsari, maka diperoleh suatu permasalahan dalam PKn yaitu
pada materi pengertian pemerintah dan komponen pemerintahan di Indonesia
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
34
yang merupakan kondisi awal kelas. Menurut ibu Suswati selaku guru kelas
IV. Bahwa anak didiknya masih sulit menelaah tentang materi pengertian
pemerintah dan komponen pemerintahan di Indonesia dikarenakan motivasi
belajar siswa yang sangat rendah. Hal ini mengakibatkan siswa malas bertanya
menyangkut materi yang diajarkan padahal tidak sedikit dari mereka belum
menguasai tentang materi yang diajarkan gurunya. Dari beberapa hal tersebut
dapat mempengaruhi prestasi belajar yang ditorehkan oleh siswa di dalam
kelas. Selain beberapa hal diatas metode pembelajaran yang digunakan guru
juga masih menggunakan metode ceramah dan tugas. Menurut ibu Suswati
juga jarang menggunakan alat peraga, sehingga siswa cepat merasa bosan dan
akan mengurangi motivasi siswa tersebut.
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan oleh peneliti dalam
sekurang-kurangnya dua buah siklus yaitu Siklus I dan Siklus II tiap siklus
terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi,
kemudian apabila Siklus II belum membuahkan hasil, maka akan dilanjutkan
ke Siklus III. Peneliti sebelumnya harus mengetahui kondisi awal siswa
sebelum diterapkan pendekatan Kooperatif tipe NHT pada siklus tersebut
Untuk mendapatkan hasil memuaskan, guru dituntut menyajikan
materi dan mengelola siswa dalam KBM senantiasa menyenangkan dan
tidak membosankan dengan model pembelajran yang variatif. Penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT akan menjadi solusi terbaik bagi
guru agar tercipta KBM yang diinginkan. Secara skematis, kerangka berfikir
dapat ditunjukkan dibawah ini
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
35
Gambar 2.1
Skema Kerangka Berpikir
Dari skema kerangka berfikir di atas dapat dideskripsikan sebagai
berikut: Pada kondisi awal peneliti belum menggunakan model pembelajaran
Kooperatif tipe NHT dan prestasi belajar PKn rendah. Pada siklus I dan siklus
II peneliti melakukan tindakan dengan menggunakan medel pembelajaran
Kooperatif tipe NHT maka motivasi dan prestasi belajar PKn kelas IV
menjadi meningkat.
D. Hipotesis penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis tindakan untuk penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran PKn pada materi pengertian pemerintah dan komponen
pemerintahan di Indonesia melalui pembelajaran Kooperatif tipe NHT di
SD Negeri 1 Bojongsari dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Rendahnya Motivasi dan Prestasi belajar
Menggunakan Pembelajaran NHT
Melalui Pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar PKn bagi kls IV
Siklus I
Siklus II
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012
36
2. Pembelajaran PKn pada materi pengertian pemerintah dan komponen
pemerintahan di Indonesia melalui pembelajaran Kooperatif tipe NHT di
SD Negeri 1 Bojongsari dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Peningkatan Motivasi Dan…, Wikhdatun, FKIP, UMP, 2012