74040544-contoh-laporan-puskesmas

84
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas adalah salah satu unit pelaksana pembangunan kesehatan kecamatan dan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional,oleh karena itu kesehatan adalah suatu aspek yang mempengaruhi kualits dan produktifitas sumber daya manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera. Kesehatan yang ingin dicapai adalah keadaan kesejahteraan dalam dari badan,jiwa,dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Tujuan ini hanya dapat diwujudkan oleh petugas kesehatan dan peran serta masyarakat. Dalam pasal 5 UU kes.NO.23 TAHUN 1992 menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan,keluarga serta lingkungan. Kesehatan yang ingin dicapai adalah keadaan kesejahteraan dari badan jiwa dan sosial orang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sebagaimana juga dinyatakan dalam GBHN dan systemkesehatan nasional bahwa tujuan pembangunan dalam bidang yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum. Untuk mencapaitujuan ini diperlukan system kesehatan nasional sebagai pemikiran dasar yang memberi arah tujuan,bentuk dan sifat pembangunan kesehatan yang dilaksanakan nantinya dapat bersifat menyeluruh,terpadu dan berkesinambungan. Berdasrkan system pelayanan kesehatan yang terdapat di indonesia,maka Puskesmas mencapai bagian terdepan dalam memberi pelayanan kesehatan pada masyrakat. Sesuai dengan penelitian Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional terdepan yang berfungsi mengembangkan dan membina peran serta masyarakat

Upload: nabil-hajar

Post on 24-Jul-2015

574 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puskesmas adalah salah satu unit pelaksana pembangunan kesehatan

kecamatan dan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional,oleh

karena itu kesehatan adalah suatu aspek yang mempengaruhi kualits dan

produktifitas sumber daya manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat yang

makmur dan sejahtera.

Kesehatan yang ingin dicapai adalah keadaan kesejahteraan dalam dari

badan,jiwa,dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara

sosial dan ekonomis.Tujuan ini hanya dapat diwujudkan oleh petugas kesehatan

dan peran serta masyarakat.

Dalam pasal 5 UU kes.NO.23 TAHUN 1992 menyatakan bahwa setiap orang

berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan perorangan,keluarga serta lingkungan.

Kesehatan yang ingin dicapai adalah keadaan kesejahteraan dari badan jiwa

dan sosial orang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

ekonomi.

Sebagaimana juga dinyatakan dalam GBHN dan systemkesehatan nasional

bahwa tujuan pembangunan dalam bidang yang optimal sebagai salah satu unsur

kesejahteraan umum.

Untuk mencapaitujuan ini diperlukan system kesehatan nasional sebagai

pemikiran dasar yang memberi arah tujuan,bentuk dan sifat pembangunan

kesehatan yang dilaksanakan nantinya dapat bersifat menyeluruh,terpadu dan

berkesinambungan.

Berdasrkan system pelayanan kesehatan yang terdapat di indonesia,maka

Puskesmas mencapai bagian terdepan dalam memberi pelayanan kesehatan pada

masyrakat.

Sesuai dengan penelitian Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional

terdepan yang berfungsi mengembangkan dan membina peran serta masyarakat

Page 2: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

2

menyelengarakan pelayanan kesehatan dalam wilayah kerjanya secara

menyeluruh dan terpadu secara integrasi melalui usaha-usaha kegiatan pokok

puskesamas mencapai tujuan yaitu : Meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat secara optimal melalui promotif,preventif,kuratif,dan rehabilitatif.

1.2 Tujuan Praktek Belajat Lapangan di Puskesmas

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengindentifikasi program-program puskesmas,mengetahui

kondisindan sarana serta kegiatan yang akan dilaksanakan dan

menggambarkan program kegiatan dipuskesmas sesuai dengan prioritas

program yang ada serta mengidentifikasikan kegiatan tersebut.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui program wajib dan perkembangan puskesmas

(khususnya Puskesmas Kota Matsum)

2. Untuk mengamati sejauh mana program-program tersebut telah berjalan

,melalui data-data yang tersedia di Puskesmas tersebut.

3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dijumpai dalam

melaksanakan program-program tersebut.

4. Melakukan pengamatan langsung di lapangan mengenai masalah –

masalah kesehatanyang di jumpai di wilayah Puskesmas Kota Matsum.

5. Menilai sejauh mana kesadaran untuk hidup sehat dengan memanfaatkan

fasilitas yang ada.

1.3 Prosedur Kerja

1. Mencatat kegiatan geografis dan demografis di wilayahkerja Puskesmas Kota

Matsum.

2. Pendaftaran system pelaksana upaya pokok kesehatan dan administrasi yang

terlaksana dipuskesmas melalui :

Mencatat data dan laporan yang ada di wilayah puskesmas

Page 3: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

3

Melakukan wawancara dengan tenaga kesehatanmaupun staf

administrasi puskesmas.

3. Melakukan pengamanan langsung di lapangan dan ikut berperandan ikut serta

dalam pelayanan kesehatan.

1,4 Metode Pengumpulan Data

Dalam pembuatanlaporan ini data diperoleh dengan :

1. Wawancara

Mahasiswa mengadakan wawancara dengan petugas kesehatan

2. Penyuluhan

Mahasiswa mengadakan penyuluhan sebelum melakukan pemeriksaan

dan pengebotan.

3. Studi Komunikasi

Mahasiswa memperoleh dari berbagai buku perpustakaan maupun

buku register yang ada di Puskesmas Kota Matsum.

1.4 RuangLingkup

Waktu dan tempat untuk praktek belajar lapangan keperawatan Komunitas

berlokasi di Puskesmas di Kota Matsum Medan jalan Amalium No. 75

adapun waktu kegiatan tersebut yaitu 31 oktober s/d12 november 2011.

Page 4: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN , FUNGSI DAN TUJUAN PUSKESMAS

2.1.1 Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang fungsional yang merupakan

pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran

sertamasyarakat yang juga membina peran masyarakat di samping memberikan

pelayanan kesehatabn secara menyeluruh dan trpadu kepada masyarakat dalam

suatu wilayah kerja dalam bentuk kegiatan pokok.

Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten

atau Kota yang bertangung jawab menyelenggarakan pembanagunan kesehatan

di wilayah kerja.

1. Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

(UPDT),Puskesmas berperan menyelengarakan sebagaian dari tugas

teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota dan merupakan

unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan

kesehatandi indonesia.

2. Pembangunana kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggarakan upaya kesehatan oleh

bangsa indonesiauntuk meniingkatkan kesadaran,kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal.

a) Pertanggung jawaban penyelenggaraan

Penanggung jawab utama peyelenggaraan seluruh upaya

pembangunan kesehatan diwilayah kabupaten atau kota ,sedangkan

puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagaian upaya

Page 5: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

5

pembangunan kesehatandi bebankan oleh Dinas Kesehatan atau sesuai

dengan kemampuan .

b) Wilayah Kerja

Secara nasional,standar wilayah Puskesmas adalah satu kecamatan

terdapat lebih dari satu puskesmas ,maka tenggung jawab wilayah

kerja di bagi antar puskesmas ,dengan memperhatikan keutuhan

konsep wilayah (desa/kelurahan/RW).Masing-masing puskesmas

tersebut secara operasional bertangung jawab kepada dinas kesehatan

kabupaten/kota.

2.1.2 Fungsi Puskesmas

1. Pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menyelenggarakan dan memantau

penyelenggarakan pembangunan lintas sector termasuk oleh masyarakat

dan dunia usaha di wilayah kerjanya,sehingga berwawasan serta

mendukung pembangunan kesehatan.Di samping itu,Puskesmas aktif

memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari peyelenggaraan

setiappprogram pembangunan di wilayah kerjanya.khususnua untuk

pembangunan kesehatan dan pencegahan penyakit dan pemulihan

kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka

masyarakat,keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki

kesadaran,kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan

masyarakat untuk hidup sehat,berperan dalam memperjuangkan

kepentingan kesehatan ,pemberdayaan perorangan,keluarga dan

masyarakatini diselenggerakan dengan memperhatikan kondisi dan

situasi,khususnya sosial budaya masyarakat setempat.

3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata pertama

Page 6: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

6

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanankesehatan

tingkat pertama secara menyeluruh ,terpadu dan keseimbangan .pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas

meliputi:

Pelayanan Kesehatan Perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayananyang bersifat

pribadi (Private Goods)dengan tujuan utama menyembuhkan

penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.Pelayanan

perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas

tertentudi ttambah dengan rawat inap.

Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan Kesehatan Masyarakat adalah Pelayanan yang bersifat

umum atau Public Goods dengan tujuan utama memelihara dan

meningkatkan dan pemulihan kesehatan.pelayanan kesehatan

masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan

,memberantas penyakit,kesehatan lingkungan,perbikan

gizi,peningkatan kesehatan keluarga,keluarga berancana,kesehatan

jiwa serta berbagai program kesehartan masyarakat lainnya.

2.2 Visi Dan Misi Puskesmas

2.2.1 Visi Puskesmas

Visi puskesmas adalah mewujudkan kecamatan sehat menuju tercapainya

indonesia sehat 2015.Dalam menentukan keberhasilan mewujudkan visi

tersebut,perlu di tetapkan indicatorkecamatan sehat antara lain sebagai berikut:

1. Indikator lingkungan sehat

2. Indikator perilaku sehat

3. Indikator pelayanan kesehatan yang bermutu

4. Indikator derajatkesehatan yang optimal

Page 7: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

7

Indikator yang ditetapkan hendaknya mempertimbangkan kaidah

sederhana,mudah diperoleh ,mudah diinterprestasikan,sensitive dan

spesifik

2.2.2 Misi Puskesmas

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.Misi

tersebut adalah :

1. Mengerakkan pembangunan berwawasankesehatan di wilayah

kerjanya.Puskesmas akan selalu mengerakkan pembangunan sector lain

yang diselenggarakan diwilayah kerjanya agar memperhatikan aspek

kesehatan.yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negative

terhadap kesehatan ,setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku

masyarakat.

2. Mendorong akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang

bertempat tinggal diwilayah keranya semakin berdaya dibidang

kesehatan,melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju

kemandirian untuk hidup sehat.

3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan

terjangkau.Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan standar memuaskan

masyarakat,mengupayakan pemeratan pelayanan kesehatan serta

meningkatkan efisiensi pengelolaan dan sehingga dapat dijangkau oleh

seluruh anggota masyarakat.

4. Memelihara danmeningkatkan kesehatan perorangan,keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya.Puskesmas akan selalu berupaya

memelihara dan meningkatkan kesehatan,mencegah dan menyembuhkan

penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,keluarga dan masyarakat

yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya,tanpa

Page 8: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

8

diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan dan teknologi kesehatan

yang sesuai upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan

puskesmasmencakup pula askep di lingkungan wilayah kerjanya.

2.3 Azaz dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas

2.3.1 Azaz Penyelenggaraan Puskesmas

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan

pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara

terpadu.Azas penyelenggaraan puskesmas tersebut dikembangkan dan ketiga

fungsi puskesmas .Dasarpemikiran adalah pentingnya menerapkan prinsipdasar

dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas,

baik upaya kesehatanpengambangan,azas penyelenggaraan

puskesmas yang di maksud adalah :

1. Azas pertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

yang bertempat tinggaldi wilayah kerjanya,berbagai kegitan yang harus

dilaksanakan puskesmas antara lain:

a. Mengerakkan pembangunan di berbagai sector di kecamatan sehingga

berwawasan kesehatan.

b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya.

c. Memelihara setiap upaya kesehatanstrata pertama yang di

selenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

d. Menyelenggarakan upya kesehatan strata pertama secara merata dan

terjangkau di wilayah kerja.

2. Azas Pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas wajib memperdayakan perorangan,keluarga dan masyarakat

agar berperan aktif dalam setiap upaya puskesmas.Beberapa kegiatan yang

Page 9: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

9

harus dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka pemberdayaan

masyarakat antara lain :

a. Upaya kesehatan ibu dan anak :Posyandu,Polindes,Bina Keluarga

Balita(BKB)

b. Upaya perbaikan gizi :Posyandu,Panti Pemulihan Gizi,Keluarga

Sadar Gizi (Kadarzi)

c. Upaya kesehatan sekolah :Dokter Kecil,Dokter Remaja.

d. Upaya kesehatn lingkungan :Kelompok Pemakai Air (polmair Desa

Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)Pemberantasan Sarang

Nyamuk(PSN).

e. Upaya Usia Lanjut :Poayandu Lansia

f. Upaya Kesehatan Kerja :Pos UKK.

g. Upaya Kesehatan Jiwa :Posyandu ,Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa

Masyarakat.

h. Upaya Pengobatan Tradisional :Taman Obat

Keluarga(TOGA),Pembinaan Batra.

i. Upaya Pembiayaan Jaminan Kesehatan:Dana Sehat,Tabungan Ibu

Bersalin(Tabulin)

3. Azas Keterpaduan

Dibedakan manjadi

a) Keterpaduan Lintas Program

Memandukan beberapa program sehingga menjadi satu yang bertujuan

untuk memperoleh hasil yang maksimal.

b) Keterpaduan Lintas Sektor

Memadukan penyelenggaraan upaya Puskesmas dengan sektor terkait di

kecamatan.

4. Azas Rujukan

Dibedakan menjadi

Page 10: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

10

a. Perorangan

Rujukan Kasus

Rujukan Bahan Pemeriksaan

Rujukan Ilmu Pengetahuan

b. Masyarakat

KejadianLuar Biasa (KBL)

Pencemaran Lingkungan

Bencana

2.3.2 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas

Upaya puskesmas dibedakan menjadi 2 :

Untuk mencapai visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni

terwujudnya kecamatan sehat menuju indonesia sehatpuskesmas ertanggung

jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya

kesehatan masyarakat (UKM) yang keduanya jika di tinjau dari system

kesehatan nasional merupakan pelayanankesehatan tingkat pertama.

Upaya tersebut di kelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Upaya Kesehatan wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang di tetapkan

berdasarkan komitmen nasional,regional dan global serta yang mempunyai

daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Upaya

kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di

wilayah indonesia.

1. Upaya Kesehatan Wajibtersebut adalah :

Upaya promosi kesehatan

Upaya kesehatan lingkungan

Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

Upaya perbaikan gizi masyarakat

Page 11: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

11

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

Upaya pengobatan

Upaya pencacatan dan pelaporan (khusus kota medan)\

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang di tetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang

disesuaikan dengan kemampuan puskesmas .Upaya kesehatan pengembangan di

pilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yaitu :

a. Upaya Kesehatan Sekolah

b. Upaya Kesehatan Keluarga

c. Upaya Kesehatan Olahraga

d. Upaya Kesehaatan Kerja

e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

f. Upaya Kesehatan Jiwa

g. Upaya Kesehatan Mata

h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

i. Upaya Kesehatan Pengobatan Tradisional

Upaya Laboraturium Medis dan Laboraturium Kesehatan masyarakat serta

upaya pencacatan laporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan

pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas.

Perawatan kesehatanmasyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya

kesehatn pengembangan.Apabila perawatan kesehatan masyarakat menjadi

permasalahan spesifik di daerah tersebut maka dapay dijadikan sebagai salah satu

upaya kesehatan pengembangan.

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya

inovasi,yakni upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut diatas yang sesuai dengan

kebutuhan.Pengembangan dan pelaksana upaya inovasi ini adalah dalam rangka

mempercepat tercapainya visi puskesmas.

Page 12: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

12

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama

dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari

BPP.Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib

puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta

peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.Penetapan upaya kesehatan

pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.

Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan

pengembangan padahaltelah menjadi kebutuhan masyarakat maka dinas kesehatan

kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakan nya.Untuk itu dinas

kesehatan kabupaten/kota perlu di lengkapi dengan berbagaiunit fungsional lainnya

Dalamkeadaan tertentu ,masyarakat membutuhkan pula pelayananrawat inap

tersebut,yang dalam pelaksanaannya tenaga ,sarana dan prasarana sesuai dengan

standar yang telah di tetapkan.

Lebih lanjut,di beberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan masyarakat

terhadap pelayanan medik spesialitik.

Keberadaan pelayanan medik spesialitik di puskesmas hanya dalam rangka

mendekatkan pelayanan rujukankepada masyarakat yang membutuhkan .Status

dokter dan atau tenaga spesialis yang berkerja dipuskesmas dapat sebagai tenaga

konsulen atau tenaga tetap fungsional puskesmasyang di atur oleh dinas kesehatan

kabupaten/kota setempat.

2.4 Program Pokok Puskesmas

Untuk tercapainya visi pembnagunan kesehatan melalui puskesmas melalui

puskesmas yakni terwujudnya kecamatan sehat menuju indonesia sehat

2015,Puskesmas bertanggungnjawab menyelenggarakan upaya kesehatan

perorangan (UKP)dan upaya kesehatan masyarakat(UKM)

yang keduanya jika di tinjau dari system kesehatan nasional merupakan layanan

kesehatan tingkat pertama.

Page 13: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

13

Pada puskesmas yang sempurna usaha-usaha pokok yang dilakukan ada 18

program seperti tercantum dalam program Kesehatan Nasional Indonesia yaitu :

1. Kesehatan ibu dan anak

2. Keluarga berencana

3. Usaha peningkatan gizi

4. Kesehatan lingkungan

5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

6. Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan

7. Penyuluhan kesehatan masyarakat

8. Usaha kesehatan sekolah

9. Kesehatan kerja

10. Kesehatan gigi dan mulut

11. Kesehatan keluarga

12. Kesehatan jiwa

13. Kesehatan mata

14. Laboraturium sederhana

15. Kesehatan masyarakat

16. Perawat lanjut usia

17. Pengobatan tradisional

18. Pencacatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan

2.5 Upaya Puskesmas Kota Matsum

Kedulian kepada masyarakat terhadap kesehatan dan membantuuntuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri .Dan mereka berperan

aktif didalam kegiatan program kesehatan dengan membuat suatu upaya kegiatan

yang dibuat oleh mereka dan untuk mereka juga hasil kegiatan kesehatan

berbasis masyarakat tersebut.

Page 14: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

14

BAB III

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KOTA MATSUM

Puskesmas Kota Matsum didirikan pada tahun 1963 sebagai Balai Pengobatan

Umum, yang kemudian diresmikan pada tanggal 24 Februari 1983 menjadi

Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kota Medan.

Visi Puskesmas Kota Matsum

Mewujudkan Kecamatan Sehat 2015 merupakan gambaran masyarakat kecamatan

masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, di tandai

penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat, memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan yang bermutu secara adil dan merata, serta

memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Misi Puskesmas Kota Matsum adalah :

1. Menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan kesehatan

2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

3. Mememlihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan

terjangkau.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

beserta lingkungan.

Motto Puskesmas Kota Matsum

Laporan tahun ini di susun untuk menilai sejauh mana keberhasilan / cakupan

program yang telah di laksanakan di Puskesmas Kota Matsum. Di dalam laporan ini

data diambil sesuai dengan program yang telah di laksanakan di Puskesmas Kota

Matsum pada tahun 2010/2011. Laporan ini di susun dengan harapan hasilnya dapat

di pakai sebagai pedoman/bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan

sehingga peran Puskesmas dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dapat menjadi

lebih baik.

Page 15: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

15

3.1. Lokasi Puskesmas

Puskesmas Kota Matsum terletak di Jalan Amaliun No. 75, Kelurahan Kota Matsum

IV, Kecamatan Medan Area.

3.2. Wilayah Kerja Puskesmas

Puskesmas Kota Matsum terletak di jalan Amaliun No 75, Kelurahan Kota Matsum

Medan Area, meliputi 4 Kelurahan :

1. Kelurahan Kota Matsum I

2. Kelurahan Kota Matsum II

3. Keluarhan Kota Matsum IV

4. Kelurahan Sei Rengas Permata

Luas wilayah : 112.40 Ha

Jumlah lingkungan : 75

Jumlah Penduduk : 43581

Jumlah KK : 8657 KK

3.3. Data Kesehatan

a. Sasaran Kesehatan

- Jumlah Bayi : 1282 orang

- Jumlah Balita : 5437 orang

- Jumlah Bumil : 3942 orang

- Jumlah Bulin : 979 orang

- Jumlah Butakin : 979 orang

- Jumah Bufas : 979 orang

- Jumlah PUS : 6647 orang

- jumlah Murid TK : 325 orang

- Jumlah Murid SD : 3658 orang

- Jumlah Murid SMP : 2114 orang

- Jumlah Murid SMA : 1702 orang

Page 16: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

16

b. Sasaran Kesehatan

- Jumlah Rumah Sakit Swasta : 3

- Jumlah Bersalin : 6

- Praktek Dokter Swasta : 8

- Praktek Dokter Spesialis : 5

- Apotik : 6

- Toko obat : 8

- Akupuntur : 2

- Panti Pijat 1

- Balai Pengobatan : 1

- Patah Tulang : 1

- Herbal : 2

c. Sarana Pendukung kesehatan

- Posyandu : 37

- Posyandu Lansia : 4

- Dasawisma : 400

- Kader Aktif : 185

- TOGA : 4

d. Sarana Pendidikan

- TK : 9

- SD : 11

- SMP : 7

- SMA : 7

- Dokter Kecil : 136

- Dokter Remaja : 121

e. Sasaran T.T.U

- Mesjid

- Gereja

- Tempat ibadah lainnya

3.4. Data Demografi

Page 17: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

17

Puskesmas Kota Matsum terletak di Jl. Amaliun No.75 Kelurahan Kota Matsum IV

Kecamatan Medan Area, Kode Pos 20215.

Wilayah kerja meliputi 4 kelurahan, 75 lingkungan, dengan jumlah penduduk 43.581

jiwa dan luas wilayah 112.40 Ha.

Batas Wilayah :

- Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Sei Rengas II

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pasar Merah Timur

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Suka Ramai I dan II

- Sebelah Barat berbatasan Kelurahan Kota Matsum III

Letak strategis Puskesmas Kota Matsum berada di perkotaan Kota Medan yang

mudah di jangkau dengan alat transportasi.

Tabel 3.1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Luas Wilayah

Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011

No Kelurahan Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Lingkungan

1 Kota Matsum I 18.861 34

2 Kota Matsum II 8682 16

3 Kota Matsum IV 10.746 17

4 Sei Rengas Permata 5292 8

Jumlah 43.581 75

Analisis data: Dari data di atas kelurahan Kota Matsum I memiliki Jumlah penduduk

terbanyak yaitu 18.861 jiwa memiliki 34 lingkungan.

Page 18: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

18

Tabel 3.2

Jumlah Sarana Pendidikan Luas Wilayah

Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011

No. Kelurahan TK SD SMP SMA PT Jumlah

1 Kota Matsum I 1 2 - - - 3

2 Kota Matsum II 3 5 4 4 - 16

3 Kota Matsum IV 4 2 2 2 - 10

4 Sei Rengas Permata 2 2 4 3 1 12

Jumlah 10 11 10 9 1 41

Analisis data : Dari data diatas Kelurahan Kota Matsum II memiliki Sarana

Pendidikan terbanyak yaitu 16, terdiri dari 3 TK, 5 SD, 4 SMP, dan 4 SMA.

Tabel 3.3

Jumlah Sarana Kesehatan Berdasarkan

Luas Wilayah di Wilayah Kerja Kota Matsum Tahun 2011

No Kelurahan R.S

Swasta

Klinik

Bersalin

Praktek dr /

Drg

Apotik/

Toko Obat

1 Kota Matsum I 0 2 9 1

2 Kota Matsum II 1 2 10 1

3 Kota Matsum IV 0 0 7 2

4 Sei Rengas Permata 1 1 3 1

Jumlah 2 5 29 5

Page 19: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

19

Analisis Data : Dari data di atas Kelurahan Kota Matsum IV memiliki sarana

kesehatan terbanyak dibanding kelurahan lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Kota Matsum.

3.5. Tenaga Kesehatan Puskesmas Kota Matsum

Jumlah pegawai terdiri dari 22 orang di antaranya :

1. Dokter Umum : 2 orang

2. Dokter Gigi : 2 orang

3. Bidan : 3 orang

4. Perawat : 5 orang

5. Perawat Gigi : 2 orang

6. Ass.Apoteker : 2 orang

7. Analisa : 1 orang

8. Penata Gigi : 1 orang

9. SKM : 3 orang

10. Administarasi : 1 orang

Tabel 3.4

Data Kepegawaian Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011

No Nama NIP Gol Tamatan Tugas

Pokok

1. dr.Elvina Razali 197103112002122003 III/d FK Ka. Puskesmas

2. drg.Rismalely 195801101989022001 IV/b FKG Dokter Gigi

3. drg.Khairani Lubis 196505131992032002 IV/b FKG Dokter Gigi

4. Dr.Suryati 196210102006042004 III/c FK Dokter Umum

5. Mardaini 196010291984012001 IV/a S.Kep Perawat

6. Nelson Barus 19600125184061001 III/d SPK ADM

7. Rita Armaya 19661009186032005 III/d Bidan Bidan

Page 20: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

20

8. Siti Jamila 195812131577032001 III/d Sprg Perawat Gigi

9. Tiur Maida Limbong 195902021983072001 III/d SPK Perawat

10. Apriwati Sinaga 195610051975022001 III/c Saa Ass.Apoteker

11. Elmida Elfida 196801101990032003 III/b SAA Ass.Apoteker

12. Evelyna Sitompul 196904051990012001 III/b Analis Pel.Analisis

13. Ika Maulina

Handayani 197802162006042006 III/b SKM Kesling

14. Martha Aritonang 19670717198032003 III/b AKG Perawat Gigi

15. Sri Hartati 197702202006042003 III/a SKM Promkes

16. Lenny R.V.L Gaol 198003232010012019 III/a SKM Petugas SIK

17. Rosdiana M 610015180 III/a DIV Gizi Petugas Gizi

18. Indri Nainggolan 198705122010012018 II/c Bidan Bidan

19. Eka Sriwahyuni 19880727201012013 II/c Akper Perawat

20. Utami Fadillah 198810122010012009 II/c Bidan Bidan

21. Meydinah Siregar Honor - Bidan Bidan

22. Royana Budiati M 197111011992032003 III/b Akper Perawat

3.6. Organisasi Puskesmas

1. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Puskesmas tergantung dai beban tugas masing-

masing Puskesmas. Penyusunan Struktur Organisasi Puskesmas di satu

Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,

sedangkan penetapannya di lakukan dengan peraturan daerah.

Sebagai acuan data di pergunakan Struktur Organisasi Puskesmas

sebagai berikut :

a. Kepala Puskesmas

- Sebagai pemimpin (manager)

- Sebagai tenaga ahli

Page 21: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

21

- Mengkoreksi program

b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puaskesmas

dalam pengelolaan

- Data dan Informasi

- Perencanaan dan Penilaian

- Keuangan

- Umum dan kepegawaian

c. Unit Pelaksana Teknis Funsional Puskesmas

- Upaya kesehatn perorangan ( UKP )

- Upaya Kesehatan Masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM

d. Jaringan Pelayanan Perorangan

- Unit Puskesmas Pembantu

- Unit Puskesmas Keliling

- Unit Bidan DI desa /komunitas

2. Kriteria Personalia

Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas

disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit

puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan

harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya

mencakup Kesehatan Masyarakat.

3. Eselon Kepala Puskesmas

Kepala Puskesmas penanggung jawab penbangunan kesehatan di

tingkat kecamatan. Sesuai dengan tanggung jawab tersebut dan besarnya

peran Kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di

tingkat Kecamatan maka jabatan Kepala Puskesmas adalah Jabatan Struktur

Eselon. Dalam Keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk

menjabat jabatan IV, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria

Kepala Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang kesehatan masyarakat,

dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.

Page 22: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

22

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2011

KEPALA PUSKESMAS

dr. Elvina Razali

KOORDINATOR II

dr. Elvina Razali

KOORDINATOR I

drg. Khairani Lubis

TATA USAHA

Nelson Barus

KEUANGAN

Elmida Elvida

KEPEGAWAIAN

Evelyna Sitompul

PERLENGKAPAN

Lenny

ADM

Evelyna Sitompul

POLI UMUM

dr.Elvina Razali

dr. Suriati POLI GIGI

drg. Rismalely

drg. Khairani Lbs

SP2TP

Ika Maulina Handayani

P2P

Tiurmaida Limbong

KIA

Rita Armaya

JIWA

Elmida Elvida

MATA

Bestina Damanik

KB

Indri Nainggolan

GIZI

Rosdiana M

IMUNISASI

Indri Nainggolan

LAB

Evelyna Sitompul

FARMASI

Apriwati

PKM

Sri Hartati

PHN

Sri Hartati

KESLING

Ika Maulina H

BATRA

Elmida Elvida

UKGM

Siti Jamilah

USAHA KES. KERJA

Ika Maulina H

UKS

Mardaini

Page 23: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

23

3.7. Fasilitas Fisik Puskesmas Kota Matsum

3.7.1. Fasilitas Gedung

Permanen dan berlantai 2 dan dalam kondisi baik.

1. Ruang Kepala Puskesmas : 1 buah

2. Ruang periksa : 1 buah

3. Ruang karcis pendaftaran : 1 buah

4. Ruang tunggu : 2 buah

5. Ruang Pengobatan gigi : 1 buah

6. Ruang obat/apotik : 1 buah

7. Ruang KIA/KB : 1 buah

8. Ruang laboratorium : 1 buah

9. Ruang Imunisasi : 1 buah

10. Ruang vaksin : 1 buah

11. Kamar mandi : 3 buah

12. Ruang rapat : 1 buah

13. Ruang computer : 1 buah

14. Kamar suntik : 1 buah

3.7.2. Fasilitas Alat-alat

1. Alat diagnostic dasar : 2 Unit

2. Dental unit : 2 unit

3. Minor surgety : 1 unit

4. Ginekologi bed : 1 unit

5. KB KIT : 1 unit

6. KIA KIT : 1 unit

3.7.3. Fasilitas Obat-obatan

1. Obat askes

2. Obat umum

3. Obat jamkesmas

Page 24: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

24

Tabel 3.5

Data Obat-Obatan yang Digunakan di Puskesmas Kota Matsum

Tahun 2011

No. Golongan Nama Jenis Ketersediaan Kemasan

1. 1. Amoxicilin Kapsul 250 & 500 mg Botol

2. Klorampenikol Kapsul 250 mg,

Salep mata 1 %

Tetes telinga 3 %

Botol

3. Kotrimoxazol Tablet Kombinasi

Pediatric Suspene

Tablet

Botol

4. Tetrasiklin Kapsul 250 & 500 mg

5. Ofloxacin Tablet 4004

6. Clindamicyn Kapsul 3001

7. Doxiciklyn Kapsul 1004

8. Gentamicyn Krim Tube

2. Antiparasit/Antihel

ma

Tik

1. Metronidazol Tablet 125 mg basa Botol

2. Pyrantel pamoat

3. Etil chloride Semprot

3. Analgetik

/Antipiretik

1. Antalgin

(metampiron ) Table 500 mg Botol

2. Parasetamol Tablet 500 mg

sirup 120 mg/5 ml

4. Kortikosteroid 1. Dexamethasone Tablet 0,5 mg 5ml/mlIM Ampul

2. Hidrokortison KRIM 2,5 % Tube

3. Prednisone Tablet 5 mg

4. Betamethasonee Krim

5. Vitamin 1. VIT.B. complex Tablet Ampul

2. Vit. A Tablet Ampul

Hinotik / sedative 1. Diazepam Tablet 2 mg

Injeksi 5 mg/ml Ampul

Page 25: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

25

7. Anastesi local 1. Pehakain Injeksi

8. Antitusive 1. Ambroxol Tablet

2. Gliseril guaikolat

3. Dextromethorpan

Tablet

Sirup

9. Bronkodilator 1. Ifasma Tablet

2. Salbutamol

10. Antihistamin 1. CTM Tablet 2 mg

Ampul 2. Difenhidramin

HCL Tablet 4 mg

11. Anti diabetic 1. Glibenklamid Injeksi 10 mg/ml

12. Anti inflamasi non

seroid 1. Ibu profen Tablet 5 mg

2. Natrium

diklofenac Tablet 200 & 400 mg

3. Piroxicam Tablet

13. Anti fungus 1. belerang endap

4%

2. AS. salisilat 2 %

3. Ketokonazol

Tablet

cream

14. Obat cardio

vaskuler

1. Digoxin Tablet 0,25 mg Tablet

2. eksstrak belaton Tablet 10 mg Tablet

15.. Obat kerja local

a. Sal. nafas

1. Gliseril glukolat Tablet 100 mg Tablet

2. Natrium

bikarbonat Tablet 100 mg

b. Sal. Cerna 1. Antasida Doen Tablet kombinasi

16. Antiseptic 1. Etanol 70 % Larutan

2. Rivanol 0,1 %

17. Anti diare 1. Diaform Tablet

2. Oralit Serbuk Sachet

18. Antipirasi 1. Allopuinol Tablet Supp

19

Antihemoroid

Sup, Anti haemoroid

1. Nordettee 28

Suppositoria

Tablet

Strip vial

set lusin

Page 26: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

26

20. Obat KB/ alat KN

2. Depo provera

3. Implant

4. Kondom

Injeksi

Analisis data : Pengadaa obat-obatan tertentu di Puskesmas Kota Matsum belum

mecukupi pengobatan terhadap penyakit tertentu.

3.7.4. Fasilitas Administrasi

1. Kartu berobat pasien

2. Buku catatan

3. Lemari / rak kartu

4. Meja dan kursi

5. Stempel

6. Mesin TIK

7. Komputer

8. Formulir laporan kegiatan

3.7.5. Fasilitas Imunisasi

1. Lemari pendingin

2. Alat – alat Imunisasi

3. Vaksin seperti BCG, POLIO, CAMPAK, TT, dan HEPATITIS B

3.8. UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat)

Kepedulian masyarakat terhadap kesehatan sangat membantu untuk meningkatkan kesehatan

itu sendiri. Mereka berperan aktif dalam program kesehatan dan membuat suatu upaya

kegiatan yang di buat oleh ,,asyarakat san hasilnya untuk masyarakat.

a. Posyandu

Terdiri dari :

1. Posyandu Balita : 37 buah

2. Posayandu Lansia

Page 27: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

27

Tabel 3.6

Data Posyandu (Balita) di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum

Tahun 2011

No Kelurahan Jumlah Posyandu

1 Kota Matsum I 15

2 Kota Matsum II 8

3 Kota Matsum IV 9

4 Sei Regas Permata 5

Jumlah 37

Analisis Data : Dari data diatas Kota Matsum I memiliki jumlah Posyandu trbanyak di

bandingkan kelurahan lain yaitu 15 posayandu.

Tabel 3.7

Data Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum

Tahun 2011

No Kelurahan Jumlah Posyandu

1 Kota Matsum I 1

2 Kota Matsum II 1

3 Kota Matsum IV 1

4 Sei Rengas Permata 1

Jumlah 4

Analisis Data : Dari data di atas semua kelurahan masing-masing memiliki 1

Posyandu Lansia di wilayah kerja Puskesmas Kota Masum.

Page 28: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

28

b. Poskeksel

Tabel 3.8

Data poskeksel di wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum

Tahun 2011

No Kelurahan Jumlah Poskeskel

1 Kota Matsum I 1

2 Matsum II 1

3 Kota Matsum II 1

4 Sei Rengas Permata 1

Jumlah 4

Analisis Data : Dari data diatas semua kelurahan memiliki masing-masing 1 Poskeskel di

wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011.

Page 29: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

29

DENAH RUANGAN PUSKESMAS KOTA MATSUM

RUANG RAPAT

RUANG

KOMPU

TER

RUANG TUNGGU RUANG GIGI KM

GUDANG

RUANG GIZI

LAB RUANG KIA/KB KM

RUANG TUNGGU RUANG PERIKSA II PERPUS

RUANG PERIKSA III

RUANG OBAT

RUANG KARTU

RUANG SUNTIK P3K

RUANG KAPUS

MA

SUK

L

A

N

T

A

I

I

LANTAI II

U

Page 30: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

30

BAB IV

KEGIATAN POKOK PUSKESMAS

4.1. Upaya Penyelenggaraan Puskesmas Kota Medan

Untuk tercapainya Visi Pembangunan Kesehatan melalui Puskesmas yakni terwujudnya

Kecamatan Sehat Indonesia 2015, Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan Upaya

Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang keduanya jika

ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan layanan kesehatan tingkat pertama.Yang

terdiri dari:

1. Upaya Kesehatan Wajib

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

4.1.1. Upaya Kesehatan Wajib

1. Upaya Promosi Kesehatan

2. Upaya Kesehatan Lingkungan

3. Upaya KIA serta KB

4. Upaya Perbaikan Gizi dan Masyarakat

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

6. Upaya Pengobatan

7. Upaya Pelaporan dan Pecatatan

4.1.2. Upaya Kesehatan Pengembangan

1. Upaya Kesehatan Sekolah

2. Upaya Kesehatan Masyarakat

3. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

4. Upaya Kesehatan Jiwa

5. Upaya Kesehatan Mata

6. Upaya Kesehatan Kerja

7. Upaya Keshatan Usia Lanjut

4.2. Program Pokok Puskesmas Kota Matsum

Puskesmas Kota Matsum telah melaksanakan 7 upaya wajib kota Medan dan ditambah 7

upaya pengembangan yakni:

1. Upaya Promosi Kesehatan

2. Upaya Kesehatan Lingkungan

3. Upaya KIA serta KB

Page 31: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

31

4. Upaya Perbaikan Gizi dan Masyarakat

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

6. Upaya Pengobatan

7. Upaya Pelaporan dan Pecatatan

Program Tambahan Puskesmas

1. Upaya Kesehatan Sekolah

2. Upaya Kesehatan Masyarakat

3. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

4. Upaya Kesehatan Jiwa

5. Upaya Kesehatan Mata

6. Upaya Kesehatan Kerja

7. Upaya Keshatan Usia Lanjut

4.2.1. Upaya Promosi Kesehatan

Tujuan:

1. Agar individu dan kelompok masyarakat secara keseluruhan melaksanakan perilaku

hidup sehat..

2. Agar individu dan kelompok masyarakat berperan aktif dalam upaya kesehatan, serta ikut

aktif dalam perencanaan dan penyelenggaraan posyandu.

Kegiatan:

1. Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan, KB,

imunisasi, posyandu, dan sebagainya.

2. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster, pamplet, dan brosur.

3. Pembinaan generasi muda untuk seha di dalam kegiatan antara lain berupa gotong royong

dan olahraga.

Page 32: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

32

Tabel 3.9

Data Pencapaian Program Promosi Kesehatan

Puskesmas Kota matsum Januari-Oktober Tahun 2011

No Kegiatan Target Sasaran Cakupan

1 PKM/PSM

Penyuluhan

- Posyandu

- Kelompok

- Sekolah

447x

48x

30

sklh

100%

100%

100%

Masyarakat

Masyarakat

Murid

447x

48x

30 sklh

100%

100%

100%

2 Kesehatan Gigi dan

Mulut

UKGS

- SD UKGS

- Kunjungan

- Pembinaan

UKGS

Percontohan

11x

22x

10 SD

100%

100%

100%

SD

Murid SD

SD

11x

22x

10 SD

100%

100%

100%

3 UKGMD

- Pembinaan

- Kunjungan

8 posy

60x

100%

100%

Posyandu

Posyandu

8 posy

60x

100%

100%

Analisa data : Dari tabel pencapaian program promosi kesehatan dapat dilihat bahwa program

ini telah berjalan dengan baik di tahun 2011.

Page 33: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

33

Tabel 4.0

Data Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota

Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

No Kegiatan Bulan

Jumlah Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

1 Penyuluhan

Kelompok

Potensil

37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3700

2 Penyuluhan

Kelompok

Puskesmas

2 2 1 1 2 2 2 2 0 0 14

4.2.1.1. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

Pengertian:

Posyandu merupakan wadah pusat kegiatan pemberian pelayanan kesehatan dan KB

yang terpadu tingkat desa.

Sasaran:

- Bayi, ibu hamil, ibu menyusui, PUS (Pasangan Usia Subur)

Tujuan:

1. Mempercepat penuruanan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.

3. Mempercepat untuk diterimanya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)

4. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka ahli teknologi untuk

swa kelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.

5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan

kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan.

6. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam usaha

meningkatkan cakupan penduduk dan geografis.

Page 34: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

34

Menurut tingkatnya posyandu dibagi 4 strata:

1. Pratama, kegiatan posyandu strata ini belum mantap dan belum teratur tiap bulannya, juga

terbatas jumlah kader.

2. Madya, kegiatan posyandu strata ini delapan kali dalam satu tahun, mempunyai kader

sebanyak 5 orang dengan cakupan yang masih rendah dengan adanya sehat.

3. Purnama, kegiatan posyandu strata ini lebih dari delapan kali dalam setahun dengan kader

lebih dari 5 orang dengan cakupan baik dan telah memiliki dana sehat.

4. Mandiri, kegiatan posyandu strata ini sebanyak dua belas kali dalam setahun, jumlah

kader lebih dari 5 orang, cakupan baik dan dana sehat sudah tersedia lebih dari 50% KK.

Pelayanan posyandu dilakukan dengan 5 meja, yaitu:

1. Meja I : Pendaftaran

2. Meja II : Penimbangan bayi dan balita

3. Meja III : Pengisian KMS

4. Meja IV : Penyuluhan perorangan

- Mengenai balita berdasarkan hasil penimbangan berat badan yang diikuti pemberian

makanan, oralit, dan vitamin A dosis tinggi.

- Mengenai gizi, kesehatan diri, perawatan payudara, ASI Eksklusif dan P2P terhadap

ibu hamil dan menyusui.

- Menjadi perserta KB lestari, pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa.

5. Meja V : Pelayanan tenaga kerja professional.

Meliputi KIA, KB, Imunisasi, dan pengobatan dan pelayanan lain sesuai dengan

kebutuhan setempat

4.2.2. Upaya Kesehatan Lingkungan

Tujuan:

- Untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan, melalui

kegiatan sanitasi serta pencegahan.

Page 35: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

35

Sasaran:

1. Daerah yang rawan air bersih

2. Daerah yang rawan penyakit menular

3. Daerah percontohan dan pemukiman baru

4. Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan dan lain-lain

5. Masyarakat yang padat penduduknya dan lingkungan yang kotor

Kegiatan:

1. Penggunaan sumber air bersih dan pembuatan WC yang memenuhi syarat kesehatan.

2. Higiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup:

a. Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana jamban keluarga

b. Mendata sarana air minum

c. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan

d. Mendemonstrasikan tentang sumur yang baik untuk kesehatan

3. Higiene dan sanitasi lingkungan berupa pengawasan kesehatan tempat-tempat umum

serta tempat pengolahan dan penyajian.

Page 36: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

36

Tabel 4.1

Data Kegiatan Kesehatan Lingkungan di Wilayah Kerja

Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

No Kegiatan Bulan

Jlh Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

1 Pemakai air aktif 4 0 0 320 320 0 0 0 0 0 644

2 SAB yang disanitasi 654 839 400 320 320 400 100 200 320 320 3873

3 SAB resiko

pencemaran AT 151 12 15 16 5 11 5 11 15 12 253

4 SAB resiko

pencemaran S, R 75 6 10 10 5 10 5 6 10 8 145

5 Sampel air yang

memenuhi syarat 428 821 375 283 306 369 8 178 288 294 3360

6 TPM yang diperiksa 6 4 2 2 2 2 2 2 2 2 26

7 TPM yang

memenuhi syarat 5 4 2 2 2 2 2 2 2 2 25

8 Rumah yang

diperiksa keslingnya 654 839 400 320 320 400 100 200 320 320 3873

9 Rumah yang

memenuhi syarat

sanitasi

589 772 323 125 200 361 77 145 320 320 3232

Analisa data : Dari data diatas sarana air bersih yang disanitasi sama dengan rumah

yang diperiksa keslingnya. Dan jumlah TPM yang memenuhi syarat adalah 25 TPM, dari 26

TPM yang telah diperiksa dan hanya 1 TPM yang tidak memenuhi syarat.

Page 37: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

37

4.2.3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Serta Keluarga Berencana

4.2.3.1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak

Pengertian:

KIA adalah upaya kesehatan yang mencakup pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,

ibu bersalin, bayi dan balita serta anak usia pra sekolah yang menjadi tanggung jawab

Puskesmas dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada

umumnya.

Sasaran:

1. Ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan balita

2. Serta anak usia pra sekolah

Tujuan:

1. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu, timbang berat badan, mengukur

tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberan tablet tambah darah, serta

vitamin A.

2. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai keadaan gizi, perawatan payudara,

ASI eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan serta P2P.

3. Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut playanan KB.

4. Membina posyandu

5. Merujuk pasien ke Rumah Sakit apabila penyakitnya tidak dapat ditanggulangi di

Puskesmas.

6. Pencatatan dan pelaporan KPBIA (Kelompok Pembina Belajar Ibu dan Anak)

7. Pemberian imunisasi pada bayi, balita ibu hamil, anak sekolah dan calon pengantin.

Kegiatan:

1. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui

2. Pertolongan persalinan di luar Rumah Sakit

3. Pemeriksaan dan pemeliharaan anak.

4. Imunisasi dasar dan revaksinasi

5. Pengobatan sederhana dan pencegahan dehidrasi pada anak yang menderita diare dengan

pemberian cairan per oral.

6. Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu dan anak.

7. Bimbingan kesehatan jiwa anak

Page 38: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

38

8. Menjalankan kunjungan rumah

9. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat

10. Kursus dukun

11. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Tabel 4.2.

Data Pencapaian Program KIA

Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011

No Kegiatan Target Sasaran Cakupan

1 KI 1128 95% Bumil 1106 98,64%

2 KIV 1128 95% Bumil 1109 98,32%

3 Neonatus (KN1) 1025 90% Neonatus 979 95,51%

4 Neonatus (KN2) 1025 90% Neonatus 914 98,17%

5 DRT Bumil 1128 10% Bumil 88 7,7%

6 Persalinan 1077 90% Bumil 979 90,9%

7 KPKIA 36x 100% Buteki/Bumil 24x 66,67%

Analisa data:

Cakupan kegiatan DRT Bumil dan KP KIA belum mencapai target

Page 39: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

39

Tabel 4.3

Data Pencapaian Program KIA

Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

No Kegiatan Bulan

Jlh Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

1 KI Bumil 95 78 75 77 80 77 79 77 47 47 575

2 K4 Bumil 95 73 78 77 78 80 81 80 36 36 636

3 Bumil Resiko 10 8 8 10 12 0 3 3 0 0 54

4 Bumil Resiko Tinggi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Bumil Dirujuk 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Persalinan oleh

tenaga kesehatan 90 85 76 74 70 70 71 70 21 21 648

7 BBLR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 Lahir mati 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Kunjungan Neonatus 90 85 0 74 70 70 71 70 21 0 556

Analisa data:

Dari data diatas Bumil yang beresiko tinggi dan Bumil yang dirujuk dari bulan

Januari-Oktober tidak ada. Dan dari semua Bumil yang melakukan persalinan oleh tenaga

kesehatan, didapat bahwa hanya 5 Bumil yang memiliki resiko dari 648 Bumil yang

melakukan persalinan. Dan dari hasil 556 kunjungan Neonatus, bayi dengan resiko BBLR

dan lahir mati tidak ada.

4.2.3.2. Keluarga Berencana

Pengertian:

Keluarga Berencana adalah penggunaan cara-cara kesuburan agar menjarangkan

kelahiran selanjutnya mencapai tujuan tertentu.

Page 40: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

40

Tujuan:

- Menaikkan kesehatan melalui upaya menjarangkan dalam kelembagaan NKBBS

Sasaran:

- PUS (Pasangan Usia Subur)

Kegiatan KB:

1. Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha terpadu.

2. Memberikan pelayanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk IUD, pil, kondom,

suntikan, vasektomi, implant.

3. Menerima akseptor dan calon akseptor yang dirujuk dari pos-pos KB dan posyandu

wilayah kerja puskesmas

4. Memotivasi calon akseptor dan akseptor KB agar menjadi motivasi KB

5. Melayani konsultasi kemandulan

6. Membuat laporan KB bulanan dan tahunan

Tabel 4.4

Pencapaian Program KIA dan Akseptor Baru KB

Puskesmas Kota Matsum

No Kegiatan Sasaran Cakupan

1 IUD PUS -

2 Implant PUS -

3 Suntik PUS 173

4 Pil PUS 134

5 Kondom PUS -

Page 41: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

41

Analisa data:

Hasil pencapaian KB 2011

1. Akseptor menggunakan suntik yang paling banyak sebesar 173 orang.

2. IUD dan implant tidak dilaksanakan di Puskesmas karena keterbatasan alat dan tenaga

kesehatan yang belum terampil untuk melakukan implant.

4.2.4. Upaya Perbaikan Gizi

Permasalahan gizi di Indonesia merupakan masalah cukup berat dan komplit, pada

hakekatnya dikarenakan keadaan ekonomi yang kurang dan kurangnya pengetahuan tentang

nilai gizi dari makanan yang ada. Penyakit-penyakit karena kurangnya gizi di Indonesia

adalah defisiensi protein kalori, defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (gondok dan

kreatin).

Beberapa kegiatan usaha perbaikan gizi di Puskesmas Kota Matsum yaitu:

1. Mendata jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas

2. Melakukan survey terhadap keadaan gizi masyarakat terutama gizi balita.

3. Melaksanakan pemberian vitamin A dosis tinggi untuk mencegah defisiensi vitamin A

pada balita

4. Memberikan tablet penambah darah untuk mencegah dan mengobati anemia pada ibu

hamil dan menyusui

5. Melakukan demonstrasi menu makanan bergizi dengan harga murah dan terjangkau di

posyandu dan puskesmas.

Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat untuk memanfaatkan perkarangan rumah

dengan menanam sayuran dan buah-buahan serta memelihara ternak terutama unggas.

Page 42: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

42

Tabel 4.5

Data Pencapaian Program Gizi

Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011

No Kegiatan Target Sasaran Cakupan

1 PL/PA 37 100% Posyandu 37 100%

2 K/D 58848 95% Bayi/Balita 45302 80%

3 D/S 58848 90% Bayi/Balita 27918 50%

4 N/S 58848 90% Bayi/Balita 21259 40%

5 N/D 27918 20% Bayi/Balita 21259 80%

6 D/K 45302 90% Bayi/Balita 27918 80,7%

7 Fe Bufas 1068 80% Bufas 865 89,4%

8 Fe Bumil 1128 90% Bumil 956 97,8%

9 Vit. A Bufas 1068 80% Bufas 863 92,3%

10 Vit A. Bayi 498 90% Bayi 451 90,6%

11 Vit. A Balita 4064 90% Balita 3687 90,7%

12 ASI Eksklusif 1128 80% Bayi (0-6 bln) 18 1,6%

Dari tabel diatas diketahui bahwa :

N/S : Efektivitas program (40%) belum mencapai target

K/D : Cakupan program (80%) belum mencapai target

D/S : Peran serta masyarakat (50%) belum mencapai target

N/D : Status gizi (80%) sudah mencapai target

Dari tabel diatas juga diketahui bahwa :

Pemberian Fe pada ibu hamil (97,8%) sudah tercapai

Pemberian Fe pada ibu bersalin (86,46%) berlum tercapai

Page 43: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

43

Pemberian Vit. A pada ibu masa nifas (90,3%) sudah tercapai

Pemberian Vit. A pada bayi (90,6%) sudah tercapai

Pemberian Vit. A pada balita (90,7%) sudah tercapai

Tabel 4.6

Data Kegiatan Gizi di Wilayah Kerja

Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

No Kegiatan Bulan

Jlh Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

1 Vit. A Balita 0 0 0 0 0 0 0 1239 0 0 1239

2 Vit. A Bufas 84 0 0 0 70 71 0 70 21 22 328

3 Fe 1 Bumil 95 60 0 77 80 79 0 72 47 55 565

4 Fe 3 Bumil 96 57 0 77 78 81 0 74 36 43 542

5 FeBal 1 Balita 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 FeBal 2 Balita 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Bayi (<1 thn)

ditimbang 91 630 0 438 388 123 0 745 748 705 4168

8 Balita (1-4 thn)

Ditimbang 411 1936 0 610 1018 1545 0 1377 1764 1916 12829

9 BGM Bayi dan

Balita 23 20 0 30 28 24 0 21 38 25 209

Analisa data:

Dari data diatas jumlah bayi < 1 tahun dan Balita (1-4 tahun) yang ditimbang dari

bulan Januari-Oktober mencapai 19880 orang, dari hasil penimbangan itu hanya 209 bayi dan

balita dengan berat badan dibawah garis merah.

Page 44: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

44

4.2.5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Pengertian:

Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau

hewan yang sakit, dari resevoir ataupun benda-benda yang mengandung bibit penyakit

lainnya ke manusia sehat.

Sasaran:

- Seluruh lapisan masyarakat

Tujuan:

1. Mencegah terjangkitnya penyakit

2. Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal

3. Menurunkan angka kematian dan kesakitan

Pemberantasan penyakit menular atau P2M dilaksanakan karena:

1. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi,

misalnya: penyakit campak, TB paru.

2. Masih tingginya penyakit menular yang berhubungan dengan hygiene dan sanitasi,

misalnya: diare, infeksi mata, infeksi telinga.

3. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang penularannya melalaui vektor,

misalnya DBD.

4. Masig tingginya angka penderita penyakit menular yang ditulari secara langsung,

misalnya: TB Paru, ISPA, campak, cacar air.

Kegiatan-kegiatan P2M berupa:

a. Mencari kusus sedini mungkin untuk melakukan pengobatan

b. Memberikan penyuluhan kesehatan daerah wabah di Puskesmas

c. Mengadakan imunisasi antara lain: BCG, DPT, campak, polio, Hepatitis B, dan TT.

d. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan dan pemberantasan penyakit.

e. Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit

f. Melaporkan penyakit menular.

Page 45: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

45

g. Menyelidiki dilapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang masuk, menemukan

kasus-kasus untuk mengetahui sumber penularan.

h. Tindakan penularan untuk menahan penjalarannya.

i. Menyembuhkan penderita hingga sehat.

j. Pemberian imunisasi.

k. Pemberantasan vektor nyamuk.

l. Pendidikan kesehatan.

Tabel 4.7

Data 10 Penyakit Terbesar

Puskesmas Kota Matsum Dari Bulan Januari-Oktober Tahun 2011

No Nama Penyakit Jumlah Kasus

1 ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) 3570

2 Penyakit Lain Pada Saluran Pernafasan Bagian Atas 1385

3 Penyakit tekanan darah tinggi 1115

4 Gingivitas dan penyakit periodental 882

5 Diare 561

6 Penyakit pada sistem otot dan jaringan 543

7 Penyakit kulit alergi 444

8 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 464

9 Penyakit kulit infeksi 308

10 TB Paru 244

Jumlah 9516

Analisa data:

Dari data 10 penyakit terbesar tahun 2011 pada bulan Januari sampai bulan Oktober

2011 terlihat bahwa penyakit terbesar adalah penyakit Saluran Pernafasan Atas dengan 3570

kasus, dan penyakit yang terendah adalah TB paru dengan 224

Page 46: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

46

Tabel 4.8

Data Penyakit ISPA di Wilayah Kerja

Puskesmas Kota Matsum Dari Bulan Januari-Oktober Tahun 2011

No Kegiatan Bulan

Jlh Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

1 Pneumonia

Balita

Dirujuk

Kader

5 10 3 6 4 3 3 5 3 5 47

Analisa data : Penyakit ISPA yang dirujuk kader hanya Pneumonia yang berjumlah 47

orang.

Tabel 4.9

Data DBD di Wilayah Kerja

Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011

No Kegiatan Target Cakupan %

1 Kasus 5% 49 -

2 ABJ 95% 4820/6004 80,3%

3 Kematian <1% 2 -

4 Abatisasi - 75 lingkungan -

5 Foging Fokus 100% 27 100%

Analisa data:

Masih belum mencapai target dalam hal pemberantasan DBD.

Page 47: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

47

Tabel 5.0

Data DBDPuskesmas Kota Matsum Januari-Oktober

Tahun 2011

No Kegiatan Bulan

Jlh Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

1 Penderita

DBD 6 3 0 0 2 1 1 0 3 5 21

2 Fogging

Fokus 6 3 0 0 2 1 1 0 3 4 20

3 Abatasi 3 2 0 0 2 1 1 0 1 2 12

4 PSN 3 2 0 0 2 1 1 0 1 2 12

5 Pemeriksaan

Jentik 120 0 0 0 40 20 20 0 60 100 420

6 Ada Jentik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Analisa data:

Dari pemeriksaan jentik dan PSN yang dilakukan dari bulan Januari-Oktober tidak

ditemukan adanya jentik, namun masih ada penderita DBD sebanyak 21 orang.

4.2.5.1. Program Imunisasi

Pengertian:

Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan kepada tubuh terhadap

penyakit tertentu.

Sasaran:

Bayi, Balita, Ibu hamil, Anak Sekolah, dan Pasangan Usia Subur (PUS)

Tujuan:

1. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian

2. Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil, dan pencegahan penyakit.

3.

Page 48: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

48

Macam-macam Imunisasi :

a. BCG

Gunanya: menghindarkan dan memberikan kekebalan terhadap penyakit TBC terhadap

anak.

Cara pemberian:

- Diberikan pada bayi 0-11 bulan, sebanyak 1 kali

- Lokasi pemberian pada lengan kanan atas

- Dengan injeksi IC

- 0,05 cc

b. DPT

Gunanya: untuk mencegah difetri, pertusi dan tetanus

Cara pemberian:

- Diberikan pada bayi pada usia 2-11 bulan, sebanyak 3 kali

- Dosis 0,5 ml dengan interval minimal 4 minggu, sebanyak 3 kali

- Daerah suntikan di paha luar

- Injeksi IM

c. Polio

Gunanya: memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit polio

Cara pemberian:

- Diberikan pada bayi pada usia 2-11 bulan, sebanyak 4 kali

- Diberikan dengan cara menetaskan ke dalam mulut dengan jumlah 2 tetes

d. Campak

Gunanya: memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak

Cara pemberian:

- Diberikan pada bayi pada usia 9-11 bulan, sebanyak 1 kali

- Lokasi pemberian pada lengan atas sebelah kiri

- Dengan injeksi SC

- Dosis 0,5 ml

e. Hepatitis B

Gunanya: memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Hepatitis B

Cara pemberian:

- Diberikan pada bayi pada usia 0-7 hari, diberikan dengan injeksi uniject

Page 49: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

49

- Kemudian pemberian ke 2 pada bulan kedua

- Pemberian ke 3 pada bulan ke 3

- Pemberian ke 4 pada bulan ke 4 dan pemberian dengan interval 4 minggu

- Diberikan secara Im

Tabel 5.1

Data Pencapaian Kegiatan dan Penyakit Diare

Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011

No Kegiatan

Imunisasi Target Sasaran Cakupan

1 BCG 1025 97% Bayi 993 96,8%

2 DPT 1 1025 97% Bayi 1002 97,8%

3 DPT 2 1025 97% Bayi 998 97,4%

4 DPT 3 1025 97% Bayi 937 91,4%

5 Polio 1 1025 97% Bayi 1022 99,7%

6 Polio 2 1025 97% Bayi 1006 98,4%

7 Polio 3 1025 97% Bayi 1048 102,2%

8 Polio 4 1025 97% Bayi 941 91,8%

9 Campak 1025 97% Bayi 939 91,6%

10 Hepatitis 1 1025 90% Bayi 994 97%

11 Hepatitis 2 1025 90% Bayi 994 97%

12 Hepatitis 3 1025 90% Bayi 994 97,5%

13 TT 1 4893 - Bayi 865 17,7%

14 TT 2 4893 - WUS 794 16,3%

15 TT 3 4893 - WUS 74 15,1%

16 BIAS 2272 90% WUS 1879 82,7%

17 DT 751 100% Kelas I 635 84,6%

18 TT 1521 100% Kelas 2 dan 3 1244 81,8%

19 Diare 1437 100% Masyarakat 469 32.6%

Page 50: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

50

Analisa data:

Hasil pencapaian imunisasi dan Penyakit Diare pada tahun 2011: Cakupan imunisasi

telah mencapai target.

Tabel 5.2

Pencapaian Imunisasi di Wilayah Kerja

Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

No Kegiatan Sasaran Bulan

Jlh Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

1 Campak Bayi

9-11 bln 80 83 72 72 53 53 68 72 60 65 678

2 DPT 1 Bayi

2-11 bln 81 86 75 75 67 36 67 70 66 115 738

3 Hepatitis

B1

Bayi

0-11 bln 81 87 72 772 64 38 67 65 66 117 1429

4 Hepatitis

B3

Bayi

0-11 bln 0 87 0 0 85 38 77 65 0 85 437

5 TT I Bumil 82 92 88 23 86 75 74 82 91 87 780

6 TT II Bumil 80 93 89 27 75 81 79 78 81 0 680

7 TT Boster Bumil 82 0 0 0 0 0 0 0 0 0 82

8 TT I WUS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 DT I SD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 DT II SD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 TT I SD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 TT II SD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Analisa data:

Dari data diatas program imunisasi dari bulan Januari-Oktober telah mencapai target.

Tetapi untuk imunissi TT I, DT I, DT II, TT I, TT II, masih belum tercapai

Page 51: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

51

Tabel 5.3

Data Kegiatan Penderita Diare di Wilayah Kerja

Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

No Kegiatan Bulan

Jlh Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

1 Penderita diare

dpt oralit 37 42 32 38 54 48 55 43 66 52 467

2 Penderita Diare

dpt Infus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Penderita Diare

dapat antibiotik 9 9 6 6 8 8 11 7 10 6 80

Analisa data:Kegiatan diare dari bulan januari – oktober telah menapai target ,tapi untuk

penderita yang dapat diinfus tidak ada,karena puskesmas tidak ada menyediakan infus bagi

penderita diare.

Tabel 5.4

Data Kegiatan TB Paru

Puskesmas Kota Matsum Januari-Februari Tahun 2011

No Kegiatan Target Cakupan Keterangan

1 Suspek 750 70% 11 13,5%

2 BTA (+) 75 70% 19 25,3%

3 Konversi 39 80% 17 38,5%

4 Sembuh 32 85% 12 13,5%

5 BTA (-) - - 4 -

Analisa data:

Dari data diatas kegiatan TB Paru Puskesmas Kota Matsum belum mencapai target

pada tahun 2010.

Page 52: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

52

Tabel 5.5

Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

No Kegiatan Bulan

Jlh Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

1 BTA (+) 3 2 2 3 2 3 1 1 0 0 17

2 BTA (-) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

3 Mengikuti

pengobatan

lengkap

31 33 33 33 38 32 0 37 20 10 318

4 Sembuh 4 2 0 0 0 5 0 1 2 2 16

5 Kambuh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Analisa data :

Dari data diatas penderita yang mengikuti pengobatan lengkap adalah orang, tapi

hanya sembuh 16 orang, jadi kegiatan tersebut belum mencapai target untuk pengobatan TB

Paru yang ada di Puskesama Kota Matsum Tahun 2011.

4.2.6. Upaya Pengobatan

Dalam usaha pengobatan penderita tidaklah diobati secara kuratif, melainkan juga

memberikan pengertian tentang preventif terhadap penyakit. Di Puskesmas Kota Matsum

dilaksanakan pengobatan gratis untuk pengobatan dasar bagi pasien rawat jalan dan

menolong penderita gawat darurat baik tindakan operasi terbatas maupun rawat inap

sementara seperti kecelakaan lalu lintas, persalinan dan lain-lain.

Pemeriksaan kesehatan masyarakat Puskesmas, kegiatan yang dilakukan meliputi:

1. Pemeriksaan mendiagnosa penyakit dan memberikan obat melalui apotik yang ada di

Puskesmas.

2. Penyuluhan kepada pasien pada saat melakukan pemeriksaan

3. Mengirim penderita yang tidak mampu untuk melanjutkan pengobatan setelah penderita

di kembalikan.

Page 53: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

53

Perawatan dan pengobatan pasien Puskesmas Kota Matsum meliputi pasien umum, AKES,

dan aggota Dana Sehat.

Tabel 5.6

Data Kunjungan Pasien di Wilayah Kerja

Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

No Bulan Askes Jamkesmas Medan Sehat

Umum Gigi Umum Gigi Umum Gigi

1 Januari 60 12 160 15 2 0

2 Februari 48 11 112 19 2 4

3 Maret 93 15 152 19 1 3

4 April 38 12 153 32 3 13

5 Mei 59 19 135 15 18 12

6 Juni 65 13 146 13 8 1

7 Juli 47 14 158 9 1060 138

8 Agustus 58 5 98 9 8 6

9 September 47 15 127 22 8 2

10 Oktober 61 16 106 20 9 9

Jumlah 576 132 1347 173 1272 188

Analisa data:

Dari data diatas jumlah kunjungan Medan Sehat dari bulan Januari-Oktober lebih

banyak dibandingkan dengan kunjungan ASKES, Jamkesmas di Puskesmas Kota Matsum

Tahun 2011.

Page 54: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

54

Tabel 5.7

Data Kunjungan Pasien

Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

No Bulan Kartu

Sehat

Rawat

Jalan

RJ gol >

60 thn

Rawat

Jalan Gigi

1 Januari 175 1405 375 199

2 Februari 185 1412 246 256

3 Maret 171 1226 247 181

4 April 131 1217 308 194

5 Mei 175 1405 375 199

6 Juni 159 1319 348 167

7 Juli 167 1475 267 199

8 Agustus 107 1120 221 119

9 September 149 1386 280 183

10 Oktober 126 3975 233 237

Jumlah 1445 15940 3100 1934

Analisa data:

Dari data diatas jumlah kunjungan rawat jalan dari bulan Januari-Oktober lebih

banyak dibandingkan jumlah kunjungan yang lain di Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011.

Page 55: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

55

Tabel 5.8

Data Kunjungan dan Rujukan Pasien

Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

No Bulan

Kunjungan Rujukan

Gratis Bayar Askes Jamkesmas

Medan

Sehat Umum Gigi Umum Gigi

1 Januari 980 142 4 30 95 100 25

2 Februari 133 856 27 5 51 73 21

3 Maret 959 163 3 36 80 78 51

4 April 963 143 7 29 65 57 59

5 Mei 928 120 5 20 81 56 36

6 Juni 794 118 5 26 66 89 24

7 Juli 1060 138 5 33 71 67 34

8 Agustus 5 86 832 13 75 51 29

9 September 1014 118 7 26 75 62 51

10 Oktober 934 155 7 37 88 92 48

Jumlah 7740 2039 902 255 747 612 264

Analisa data:

1. Dari data diatas jumlah kunjungan gratis lebih banyak dibandingkan jumlah kunjungan

bayar di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011.

2. Jumlah Rujukan Askes lebih banyak dibanding rujukan dengan Jamkesmas dan Medan

Sehat

Page 56: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

56

Tabel 5.9

Data Kegiatan Pelayanan JPKM

Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

No Bulan Peserta Askes Peserta Asuransi

1 Januari 167 0

2 Februari 110 0

3 Maret 174 0

4 April 130 0

5 Mei 143 0

6 Juni 78 0

7 Juli 132 0

8 Agustus 138 0

9 September 137 0

10 Oktober 165 0

Jumlah 1374 0

Analisa data:

Dari data diatas jumlah peserta Askes lebih banyak dibanding peserta Asuransi karena

Puskesmas Kota Matsum tidak melayani Peserta Asuransi.

4.2.7. Pencatatan dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Pelaporan Informasi

Kesehatan

Tujuan:

1. Untuk menilai hasil kerja yang sudah dilakukan

2. Untuk dipergunakan sebagai bahan di dalam menyusun Rencana Kerja

Pembagian:

Pencatatan:

1. Kegiatan administrasi

2. Registrasi Family Forder

Page 57: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

57

3. Registrasi kegiatan lain

Pelaporan:

1. Laporan kejadian luar biasa

2. Laporan biasa yaitu mencatat jumlah penyakit dan pengunjung Puskesmas

3. Laporan mingguan yaitu mencatat kegiatan Puskesmas dan rencana kerja selama

triwulan.

4. Laporan tahunan yaitu mencatat semua laporan dalam satu tahun yang diambil dari

laporan bulanan.

5. Laporan khusus berupa penyakit, kematian dan obat

Tabel 6.0

Data Kegiatan-Kegiatan Program Yang Dilaksanakan

Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

No Program Kegiatan Waktu Pelaksanaan

1 Gizi Monev + Balita Gizi Buruk Juni s/d Juli

2 TB Monev + PMT Pendertita TB Maret dan Desember

3 UKS Penjaringan SD, SMP, dan SMA

serta penilaian lomba sekolah

sehat

Desember

4 KIA Penyakit PHBS Agustus

Analisa data:

Ada beberapa kegiatan Puskesmas Kota Matsum di Tahun 2011 tidak mencapai

target.

No Program Masalah

1 KIA - Hasil pencapaian DRT Bumil 7,7% (target: 20%)

- Hasil pencapaian kegiatan KP-KIA 25x kunjungan

Page 58: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

58

(target: 36 x)

2 GIZI - Hasil pencapaian kegiatan ASI Eksklusif 1,6%

3 TB - Hasil pencapaian pemerksaa BTA (+) 23,5% (target:

70%)

- Hasil pencapaian pemeriksaan konversi 38,5% (target:

80%)

4 Kesehatan

Lingkungan

- Hasil pencapaian pemeriksaan sanitasi terhadap

perumahan, air bersih, jamban, dan SPAL 80,3%

(target: 100%). Penyuluhan PHBS masih belum sesuai

harapan

5 Obat - Pengadaan obat tertentu belum mencukupi

4.3. Program Pengembangan Puskesmas Kota Matsum

4.3.1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Kegiatan UKS di Puskesmas Kota Matsum:

1. Mendata jumlah murid sekolah

2. Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan intra/ekstrakurikuler (dokter

kecil/remaja).

3. Melaksanakan penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan gigi, kesehatan lingkungan,

P2M, Imunisasi, P3K, dan lain-lain.

4. Membuat rencana kerja dan membuat laporan kerja bulanan, triwulan dan tahunan.

Sebagian dari tersebut tidak mempunyai fasilitas UKS dan guru Pembina UKS dibawah

pengawasan dan pembinaan tenaga kesehatan dari Puskesmas Kota Matsum.

Page 59: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

59

Tabel 6.1

Data Kegiatan Kesehatan Sekolah di Wilayah Kerja

Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

No Kegiatan Sasaran Bulan

Jlh Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

1 Penjaringan

Kesehatan SD, MI 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0

3

2 Penjaringan

Kesehatan

SLTP,

MTs 0 0 0 0 0 0 0 2 6 0

8

3 Penjaringan

Kesehatan

SLTA,

MA 0 0 0 0 0 0 0 3 5 0

8

4 Sarana

Kesehatan

Ling.

Sekolah

Sekolah 2 2 2 2 0 1 2 2 2 2

17

5 Syarat

Kesehtan

Sekolah

Sekolah 2 2 2 1 0 1 2 2 2 2

16

6 Kunjungan

Pembinaan

UKS

Sekolah 0 3 2 2 2 0 2 8 2 2

23

7 Konseling

Kesehatan

Remaja

SLTP,

SLTA 0 3 2 0 0 0 0 0 2 2

9

8 Kesehatan

Anak Pra

Sekolah

TK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0

Page 60: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

60

Tabel 6.2

Data Kegiatan Olahraga di Wilayah Kerja

Puskesmas Kota Matsum Januari-OktoberTahun 2011

No Kegiatan Bulan

Jlh Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

1 Klub

olahraga

yang dibina

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Pel. Kes.

Olahraga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Analisa data : Belum ada kegiatan yang dilakukan.

4.3.2. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM) adalah upaya pokok yang menjadi beban

Puskesmas yang bertujuan untuk mencegah dampak pengobatan serta dapat diartikan pula

kesehatan gigi dasar paripurna yang ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat

berpenghasilan rendah khususnya masyarakat awam.

Kegiatan-kegiatan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut yang dapat dilaksanakan:

a. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi, penambalan dan pencabutan gigi.

b. Membuat rencana kerja dan laporan kegiatan

Kegiatan yang dilakukan meliputi:

1. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi dan mulut serta rujukan penyuluhan

keberhasil gigi pada pasien yang berobat di Puskesmas.

2. Usaha Kesehatan Gigi Anak Sekolah

3. Usaha Kesehatan Gigi dan Masyarakat Desa (UKGMD)

Page 61: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

61

Tabel 6.3

Data Kegiatan Pelayanan Medik Dasar Kesehatan Gigi

di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober

Tahun 2011

No Kegiatan Bulan

Jlh Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

1 Penambal

gigi tetap 28 12 11 24 20 10 35 4 8 18 170

2 Pencabutan

gigi tetap 54 102 77 83 73 165 100 29 82 108 187

3 Murid SD yg

butuh

perawatan

gigi

276 238 212 186 137 418 418 391 368 344 2907

4 Murid SD yg

mendapatkan

perawatan

kesehatan

gigi

38 26 26 42 49 1 27 23 24 18 108

5 Perawatan

gigi yg lain 82 73 67 90 64 50 65 50 57 81 649

Analisa data:

Dari data diatas jumlah perawatan gigi yang lain lebih banyak dibandingkan yang

lain.

Page 62: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

62

4.3.3. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

Kepedulian masyarakat terhadap kesehatan sangat membantu untuk meningkatkan kesehatan

itu sendiri. Mereka berperan aktif dalam program kesehatan dan membuat suatu upaya

kegiatan yang dibuat oleh masyarakat dan hasilnya untuk masyarakat.

4.3.4. Upaya Kesehatan Jiwa

Kegiatan yang dilakukan meliputi:

1. Pengenalan dini gangguank jiwa

2. Memberikan pertolongan pertama pada penderita gangguan jiwa

3. Melakukan rujukan kepada unit yang lebih mampu bila diperlukan

4.3.5. Upaya Kesehatan Mata

Kegiatan yang dilakukan:

Garis interaksi dengan kegiatan Puskesmas yang lain:

1. Kegiatan KIA, pemberian vitamin A dosis tinggi pada balita, penyuluhan di Posyandu.

2. Dengan UKS dilakukan penyuluhan kesehatan mata di sekolah

3. Melakukan pengobatan mata yang dapat di tanggulangi

4. Melakukan rujukan kepada unit yang mampu, apabila pengobatan tidak dapat

ditanggulangi

4.3.6. Upaya Kesehatan Lanjut Usia

Upaya-upaya lanjut usia di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan lanjut usia antara lain

adalah upaya promotif yaitu upaya menggairahkan semangat hidup usia lanjut agar mereka

tetap berguna untuk dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat.

Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan tentang:

1. Kesehatan dan pemeliharaan kesehatan diri

2. Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang

Page 63: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

63

Tabel 6.4

Data Kunjungan Posyandu Usila di Wilayah Kerja

Puskesmas Kota Matsum Tahun 2011

No Kelurahan Kelompok Usila

Jumlah 45-59 60-69 >70

1 Kota Matsum I 160 175 131 307

2 Kota Matsum II 258 243 162 466

3 Kota Matsum IV 187 193 129 663

4 Sei Rengas Permata 109 121 77 509

Jumlah 714 732 499 1945

Analisa data:

Hasil pencapaian program kesehatan usila 45-59 tahun adalah yang terbanyak

kunjungannya.

4.3.7. Laboratorium Sederhana

Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana yaitu:

a. Laboratorium Rutin

Darah rutin: HB, Ht, LED, Difftel (Eritrosit, Leukosit, Trombosit)

Feses: Ph, Warna, Reduksi, Billirubin, Urobilin, Sediman

b. Laboratorium Khusus

- Darah Khusus: Golongan Darah, KGD

- Sputum (BTA)

Page 64: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

64

Tabel 6.5

Data Pemeriksaan Laboratorium di Wilayah Kerja

Puskesmas Kota Matsum Januari-Oktober Tahun 2011

No Kegiatan Bulan

Jlh Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

1 Spesimen

darah 11 12 10 12 15 25 10 10 12 12 129

2 Spesimen air

seni 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Spesimen

tinja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 BTA/TBC 11 7 12 9 7 3 13 2 6 6 76

5 BTA/TBC 3 2 2 3 2 1 3 1 0 0 17

Page 65: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

65

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

Judul : Gizi Pada Balita

Sasaran : ibu yang ada di posyandu

Metode : Penyuluhan

Waktu : 30 Menit

I. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan ibu-ibu bisa mengerti dan memahami asupan

makanan yang baik untuk balita

Tujuan Khusus

Agar Ibu dapat mengetahui cara memberi asupan yang baik untuk balita

Agar ibu mengetahui apa saja penyakit yang bisa timbul karena kekurangan gizi

II. Materi Penyuluhan

A. Pemenuhan Gizi Pada Balita

1. Mengenal Balita

Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun

sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun, karena

faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia

diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya. Utamanya, makanan bayi

berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu

tahun mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa.

Page 66: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

66

Peran makanan bagi balita

a makanan sebagai sumber gizi

Zat tenaga- Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan

protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan

dan perkembangannya

Zat pembangun -Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan

perkembangan organ-organ tubuh balita

Zat pengatur- Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk

otak dapat berjalan seperti yang diharapkan

Kebutuhan gizi balita sebagai

Sebagai kebutuhan energi/tenaga

Sebaagai kebutuhan pembangun

Sebagai kebutuhan zat pengatur

Hal-hal yang mendorong terjadinya gangguan gizi

Ketidaktahuan hubungan makanankesehatan

Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan

Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makan tertentu

Jarak kelahiran yang terlalu dekat

Sosial ekonomi

Penyakit yang infeksi

gizi yang tidak seimbang

1. Kekurangan energi dan protein (KEP)

Ini disebabkan oleh :

Makanan yang tersedia kurang mengandung energi

Nafsu makanan yang akan menganggu sehingga tidak mau makan

Gangguan dalam saluran pencernaan

Kebutuhan yang meningkat

Penyakit yang bisa timbul akibat kekurangan gizi

Page 67: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

67

Marasmus Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya

seperti orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan.

Kwashiorkor Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di

sela- sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya

mengalami pengurusan

Marasmus-kwashiorkor Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan

kwashiorkor. Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang

meningkat tidak dapat terpenuhi dari asupannya.

Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut:

1) Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan

menangis

2) Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran

tertentu sehingga anak menjadi tertekan

3) Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan

4) Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang

diberikan tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan

5) Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua

orang tuanya.

Menu makanan balita sebagai berikut :

Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut :

Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya

terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.

Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan

gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari.

Fungsi makanan selingan adalah :

1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan

makanan selingan.

2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi,

siang dan malam).

3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.

Pada usia bayi dari umur 0-6 bulan sebaiknya di beri ASI Eksklusif asi ini

mengandung zat gizi yang yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi,yang

mudah dicerna dan efisien.

Dan untuk usia 11-59 bulan mulailah memperkenalkan bayi pada makanan yang

beragam tapi harus disesuaikan dengan kemampuan bayi itu sendiri.

Page 68: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

68

III. Kegiatan Penyuluhan

Metode :

Simulasi

Tanya jawab atau kuis

Media :

Papan penyuluhan

IV. Setting/ Bentuk lokasi penyuluhan

Ket:

: Flip

Chart

:

Tim

: Fasilitator

: Peserta

Page 69: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

69

V.Langkah –langkah Kegiatan

No. KEGIATAN WAKTU

PENYAJI SASARAN

1. Salam pembuka Membalas salam 5 menit

2. Penyajian materi

- Memahami

materi

- Menyimak

materi

10 menit

3. Mengadakan Tanya

Jawab/Kuis

Menjawab dan

mengerti tentang

materi yang

disampaikan

10 menit

4.

Penutup

penyampaian

kesimpulan dan

saran

- Menerima

kesimpulan

- Menerima saran

serta

melaksanakan

saran tersebut

5 menit

I.Evaluasi

* Leader memberi pertanyaan kepada peserta

*Observer mengevaluasi penyuluhan.

Page 70: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

70

BAB V

PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

A. Pemenuhan Gizi Pada Balita

1. Mengenal Balita

Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari

lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini.

Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia di bawah satu tahun

berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya.

Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan

umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat seperti

orang dewasa.

Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu

sampai dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan

kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan

dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan keadaannya. Menurut Persagi

(1992), berdasarkan karakteristiknya, balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “

batita “ dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan

usia “ prasekolah”. Batita sering disebut konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah

lebih dikenal sebagai konsumen aktif.

2. Karakteristik Balita

Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima

makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak

balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita

lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang

relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah

makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak

yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi

kecil dengan frekuensi sering.

Page 71: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

71

3. Karakteristik Usia Prasekolah

Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah dapat

memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai “ masa

keras kepala “. Akibat pergaulan dengan lingkungannya terutama dengan anak-

anak yang lebih besar, anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang

dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga

anak kurang gizi.

Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh kedaan psikologis, kesehatan, dan

sosial anak. Oleh karena itu, kedaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal

yang sangat penting dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas dan

khawatir terhadap makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yang

menyenangkan dapat membangkitkan selera makan anak.

4. Peran Makanan Bagi Balita

a. Makanan sebagai sumber zat gizi

Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak,

protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat

tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.

1) Zat tenaga

Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak,

dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya

serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat

gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.

2) Zat Pembangun

Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan

perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan

yang aus atau rusak.

3) Zat pengatur

Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk

otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan

sebagai zat pengatur.

a) Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C )

maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).

b) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.

c) Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

Page 72: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

72

5. Kebutuhan Gizi Balita

Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk

memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh

usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan

pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status

gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan

Kartu Menuju Sehat (KMS).

a.Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab

pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin

menurun seiring dengan bertambahnya usia.

b. Kebutuhan zat pembangun

Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif

lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya

kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.

c. Kebutuhan zat pengatur

Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya

usia.

6. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi

Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi, khususnya

gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya

jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.

Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama

pada anak Balita antara lain sebagai berikut:

a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun

berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan

Page 73: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

73

demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang

berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif baik

(cukup). Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi

kesehatan tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya

makanan anak balita.

Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena kurang pengetahuan dan

keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi anak, keragaman bahan dan

keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.

b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan

atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap

bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae menurunkan harkat

keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan

zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang

dapat menurunkan harkat keluarga.

c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan

Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu masih sering

kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur,

ikan, ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya

diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan

bahan makanan seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya.

Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil membuat anak sulit

mendapat cukup protein. Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis

makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena

diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara pengobatan seperti ini akan

memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999).

d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai

faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang

diperlukan.

e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat

Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan

gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir, sehingga

ibunya tidak dapat merawatnya secara baik.

Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik

Page 74: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

74

perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2

tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi

berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan anak akan

berhenti keluar.

Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan pengganti ASI,

yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian

pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat mendorong anak ke jurang

malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan

menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan

keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha untuk mengatur jarak

kelahiran dan kehamilan.

f. Sosial Ekonomi

Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan.

Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang

disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.

g. Penyakit infeksi

Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit ini

juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk

pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan.

Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi saluran

pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan. ( Dr.

Harsono, 1999).

7. Akibat Gizi yang Tidak Seimbang

a. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)

Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.

1) Makanan yang tersedia kurang mengandung energi

2) Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan

3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam

usus terganggu

4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak

diimbangi dengan asupan yang memadai.

Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan

balita terganggu.Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak

kurus kering yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan anak tidak

sebanding dengan tinggi badannya. Jika kekurangna ini bersifat menahun (

kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangka waktu yang lama maka

akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak menjadi pendek dan tinggi

badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas anak tidak kurus.

Page 75: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

75

Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, KEP akut derajat berat dapat

dibedakan menjadi tiga bentuk.

1. Marasmus

Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti

orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan.

2. Kwashiorkor

Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela-

sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya

mengalami pengurusan ( wasting ). Edema dikarenakan kekurangan asupan

protein secara akut ( mendadak ), misalnya karena penyakit infeksi padahal

cadangan protein dalam tubuh sudah habis.

3. Marasmus-kwashiorkor

Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian

ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat

terpenuhi dari asupannya.

b.Obesitas

Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan

dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang tidak sesuai

dengan penggunaan. Menurut Aven-Hen (1992), obesitas sering ditemui pada

anak-anak sebagai berikut:

1) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol

2) Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat.

3) Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi.

4) Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat

sesuai keinginan orangtua.

5) Anak yang malas untuk beraktivitas fisik.

8.Penyebab Balita Kurang Nafsu makan :

a.Faktor penyakit organis

b. Faktor gangguan psikologi

Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut:

1. Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi

dan menangis

2. Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran

tertentu sehingga anak menjadi tertekan

3. Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan /

membosankan

Page 76: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

76

4. Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang

diberikan tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak

dihabiskan

5. Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama

kedua orang tuanya.

c. Faktor pengaturan makanan yang kurang baik

Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan ( faktor organis,

faktor psikologis, atau faktor pengaturan makanan )

1) Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah dengan

menyembuhka penyakitnya melalui dokter.

2) Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat

dilakukan.

(a) Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga

dapat menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin.

(b) Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua harus

sabar saat memberi makan anak.

(c) Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya waktu makan

disesuaikan denga waktu makan keluarga karena anak punya semangat

untuk menghabiskan makanannya dengan makan bersama keluarga

(orangtua)

(d) Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan

sebaiknya dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis

makanan yang baik.

Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka dapat dilakukan

beberapa hal berikut ini.

(a)Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak

benar-benar lapar dan haus

(b) Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak

membuat anak menjadi kenyang agar anak tetap mau makan nasi.

(c) Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya

didampingi oleh orang tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan

yang baik dari segi kandungan gizi maupun kebersihannya.

(d) Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan

dengan kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi

kurang atau gizi lebih.

(e) Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap

pertumbuhan dan perkembangan anak.

B. Menu Makanan Balita

Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan

anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan

Page 77: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

77

sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan.

Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut :

•Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya

terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.

• Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan

gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang

disarankan adalah:

o Pagi hari waktu sarapan.

o Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu.

o Pukul 12.00 pada waktu makan siang.

o Pukul 16.00 sebagai selingan

o Pukul 18.00 pada waktu makan malam.

o Sebelum tidur malam, tambahkan susu.

o Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.

Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun

Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi

jangan terlalu jauh)

• Pukul 06.00 : Susu

• Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim

• Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan

• Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim

• Pukul 14.00 : Susu

• Pukul 16.00 : Makanan selingan

• Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim

• Pukul 20.00 : Susu.

Makanan Selingan Balita

Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat

gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu

diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.

Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak sehingga

dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan keseimbangan

gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada

usia 3-4 tahun.

Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah

dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi

dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.

Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga. Peranan orangtua

sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini

harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam

Page 78: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

78

keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang

disekelilingnya dalam keluarga.

Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antara makan

pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan

karena anak susah makan. Namun, pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun

tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya.Jenis makanan selingan yang baik

adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan

mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout

ayam sayuran, piza, dan lain-lain.

Fungsi makanan selingan adalah :

1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan

makanan selingan.

2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang

dan malam).

3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.

Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat higienis

dibandingkan jika dibeli di luar rumah.Bila terpaksa membeli, sebaiknya dipilih

tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan hanya sumber karbohidrat

saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan ini jika diberikan terus-menerus

sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis saja maka

kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa dan risiko mendapat kegemukan menjadi

meningkat. Kegemukan merupakan faktor risiko pada usia yang relatif muda dapat

terserang penyakit tertentu.

C. Menu untuk Balita yang Sedang Sakit

Penyakit balita secara umum biasanya adalah gejala panas, diare, batuk, muntah.

Tindakan terbaik adalah berkonsultasi ke dokter supaya lekas ditangani dengan

obat yang tepat, sehingga cepat sembuh. Untuk mempercepat kesembuhan balita,

bisa diimbangi dengan pengaturan makanannya.

1. Untuk balita dengan panas tinggi

PENDERITA penyakit yang disertai panas tinggi kebutuhan gizinya meningkat.

Hal ini disebabkan metabolisme tubuh meningkat, penyerapan zat-zat gizi

menurun dan adanya faktor lain yang berhubungan dengan penyakitnya. Nafsu

makan pun biasanya menurun.

Makanan hendaknya memenuhi syarat-syarat :

Page 79: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

79

aKonsistensinya lunak. Makanan pokok seperti nasi tim, kentang pure, bubur dan

lain-lain.

b. Kebutuhan kalori meningkat, sebaiknya diberikan porsi kecil dan sering.

c. Sumber protein seperti susu, daging, hati, ikan, telur, tahu, tempe, dan kacang-

kacangan diberikan lebih dari porsi normalnya.

d. Kebutuhan air diberikan lebih banyak, karena suhu lebih tinggi dari normal

sehingga banyak terjadi penguapan melalui keringat. Sari buah sangat baik karena

mengandung air, vitamin dan mineral. Berikan minuman lebih banyak dari

biasanya.

e. Makanan minuman tidak boleh diberikan terlalu panas atau terlalu dingin.

2. Untuk balita dengan gejala mencret (diare)

DIARE pada bayi dan anak merupakan penyakit utama di Indonesia. Diare

diartikan sebagai buang air besar tidak normal atau bentuk tinja encer dengan

frekuensi lebih banyak dari biasanya.

Penyebab diare ada beberapa faktor, yaitu:

a. Infeksi. Infeksi virus atau infeksi bakteri pada saluran pencernaan merupakan

penyebab diare pada anak.

b. Malabsorpsi. Gangguan absorpsi biasanya terhadap zat-zat gizi yaitu

karbohidrat (umumnya laktosa), lemak dan protein.

c. Makanan. Makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan tertentu.

d. Faktor psikologis. Rasa takut, cemas (umumnya jarang terjadi pada anak).

Akibat diare (mencret), anak akan kehilangan banyak air dan elektrolit

(dehidrasi) yang menyebabkan tubuh kekurangan cairan, gangguan gizi sebab

masukkan makanan kurang sedang pengeluaran bertambah, dan hipoglikemia

yaitu kadar gula darah turun di bawah normal.

Pengaturan makanannya secara umum adalah:

a. Cairan harus cukup untuk mengganti cairan yang hilang, baik melalui

muntah maupun diare. Setiap kali buang air besar beri minum satu gelas

larutan oralit atau larutan gula garam.

b. Berikan makanan yang rendah serat, cukup energi, protein, vitamin dan

mineral.

c. Suhu makanan dan minuman lebih baik dalam keadaan hangat, tidak

panas atau terlalu dingin.

d. Bentuk makanan lunak.

3. Untuk balita dengan gejala penyakit saluran pernapasan

PENYAKIT saluran pernapasan yang dikenal adalah bronchitis, dan

Page 80: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

80

umumnya disebabkan virus, misalnya virus influenza. Selain juga karena

cuaca dan polusi udara.

Mengatur makanannya dengan :

a. Banyak diberi minum, terutama sari buah-buahan, sebaiknya diberikan

dalam keadaan hangat.

b. Makanan diberikan dalam keadaan lunak dan tidak merangsang.

c. Susu dapat diberikan dalam bentuk minuman atau campuran seperti

sirup dan lain-lain. Bisa juga dibentuk makanan kecil seperti puding.

d. Hindari makanan yang digoreng.

4. Untuk balita dengan gejala muntah

MUNTAH adalah gejala dari beberapa penyakit antara lain keracunan

makanan, infeksi appendiks, gula darah yang sangat rendah, dan lain-

lain.

Syarat makanannya:

a. Berikan makanan lunak yang mudah dicerna, dalam porsi kecil

tetapi bertahap dan sering.

b. Banyak cairan untuk mengganti cairan yang keluar, seperti sari

buah yang segar dan susu campur buah supaya segar.

c. Cukup protein, mengingat karena penyakitnya ia membutuhkan

peningkatan protein dibandingkan dengan kebutuhan biasa. Bisa

diperoleh dari telur, susu, daging, ayam dan lain-lain.

d. Lemak perlu diberikan, untuk memberi rasa dan meningkatkan

kalori. Tetapi berikan makanan yang mudah dicerna dan

secukupnya, karena kelebihan lemak akan membuat mual.

5. Untuk balita dengan gejala batuk

GEJALA batuk bisa bercampur dengan gejala lain, misalnya pada

penyakit bronchitis yang disertai panas, demikian juga penyakit

lain seperti flu dan sebagainya.

Pengaturan makanan yang perlu diperhatikan :

a. Kalau ada gejala panas, beri makanan lunak dan banyak cairan

atau minum.

b. Nafsu makan yang menurun akibat batuk terus-menerus harus

diimbangi makan yang cukup supaya kondisi tubuh membaik.

c. Untuk memudahkan pengaturan makannya, berikan porsi kecil

tetapi sering dan bertahap supaya kebutuhan gizinya terpenuhi.

d. Cukup protein karena penyakit dengan gejala batuk

membutuhkan protein lebih tinggi dari biasanya.

e. Jangan makan gorengan atau bumbu yang merangsang agar

tidak menimbulkan batuk. Kurangi mengonsumsi yang terlalu

Page 81: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

81

manis dan bisa menimbulkan batuk seperti cokelat, permen,

manisan dan minuman manis.

f. Setelah anak sembuh, kalau berat badannya turun perlu

ditingkatkan konsumsi makanannya.

D. Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi Balita

• Perhitungan Berat Badan Ideal

Berat badan ideal anak umur 1 tahun = 3 X BB lahir

Berat badan ideal anak umur 2 tahun = 4 X BB lahir

Page 82: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

82

DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENYULUHAN

(GIZI PADA BALITA)

Page 83: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

83

Page 84: 74040544-contoh-LAPORAN-PUSKESMAS

84