6.ukuran kesakitan_15mar2012
TRANSCRIPT
UKURAN KESAKITAN DAN KEMATIAN DI MASYARAKATSAWITRI
Tujuan Pembelajaran: Membedakan rasio, proporsi, insiden, prevalen dan attack rate Menghitung rasio, proporsi, insiden, prevalen dan attack rate Menjelaskan perbedaan pengukuran dan interpretasinya Menjelaskan kelebihan penggunaan rate dibandingkan angka absolut saat menggambarkan populasi Menjelaskan pengukuran kesakitan dan kematian yang rutin Menjelaskan sumber-sumber kesalahan pengukuran Menjelaskan 2 alasan dilakukan adjustment pada rate Menghitung adjusted rate cara langsung menggunakan populasi standar Menghitung adjusted rate cara tidak langsung menggunakan rate populasi standar
TOPIK BAHASAN Pendahuluan Jenis-jenis ukuran Ukuran spesifik Keterkaitan insiden dan prevalen Manfaat insiden - prevalen
Contoh kasus
Pendahuluan
POPULASI perkembangan dari sehat menjadi sakit yang berbeda derajat beratnya
Populasi total
Sakit Mencari pengobatan Rawat inap Meninggal
Perjalanan Alamiah Penyakit dan Sumber Data
Outcome:
Healthy
Cure
ControlDisease Symptoms Onset Seek care Diagnosis Treatment Disability Death
Wawancara Beberapa sumber data
Catatan DokterCatatan Medis RS
Jenis-jenis Ukuran
JENIS UKURAN ANGKA ABSOLUT ANGKA RELATIF RATIO
PROPORSI RATE INSIDEN, PREVALEN
Angka absolutPEMBILANG
Berdasarkan survei Demografi dan Kesehatan (SDK) tahun 1995, kematian wanita akibat penyakit infeksi tbc, diare, tiphoid, dan difteri adalah masing-masing 60.223, 50.750, 38.570 dan 6.090
DISTRIBUSI JUMLAH ORANG YANG DIGIGIT ANJING PER BANJAR DI DESA UNGASANNo. Nama Banjar 1. 2. 3. Giri Darma Santi Karya Bakung Sari Jumlah 15 2 4 Keterangan Meninggal 2 orang Meninggal 1 orang
4.5. 6. 7.
Sari KaryaWijaya Kesuma Wana Giri Dusun Kauh
72 1 1 Meninggal 1 orang
8.9. 10 11. 12 13
Dusun KelodDusun Kangin Santi Karya Jaba Pura Kaja Jati Petangan Jumlah
810 3 0 0 0 53 Meninggal 4 orang
DISTRIBUSI KASUS KUMULATIF HIV/AIDS PER KAB/KOTA52 301
1059 78
138
213
81
2179732 Dinkes Prov, September 2011
Angka RelatifPEMBILANG
n=PENYEBUT
Rasio Pembilang dan penyebut independen Contoh: Maternal Mortality Ratio Dependency Ratio Sex Ratio
n=
Proporsi Pembilang termasuk dalam penyebut Contoh: Proporsi pengguna IUD dari total pemakai KB
Proporsi pasien ISPA dari total kunjungan pasien ke puskesmas
n=
DISTRIBUSI KASUS KUMULATIF HIV/AIDS PER KAB/KOTA52 3012% 3% 2% 4% 6% 15% Badung 1% Bangli Buleleng Denpasar Gianyar 22% Jembrana Karangasem 732 Klungkung 45% Tabanan
1059 78
138
213
81
2179
Dinkes Prov, September 2011
RATE (INSIDEN & PREVALEN) Proporsi dimana penyebutnya adalah penduduk yang berisiko (population at risk)
n=
INSIDENproporsi penduduk yang sebelumnya tidak menderita suatu penyakit lalu menjadi sakit pada kurun waktu tertentu, terhadap penduduk at risk yang diamati.
KASUS BARU RISIKO MENJADI SAKIT
SYARATPembilang / Penyebut, Konstanta, Waktu 1 2 5 4 31. Pembilang dan penyebut karakteristiknya sama2. Penyebut penduduk at risk 3. Dalam satuan waktu
4. Konstanta bilangan bulat kelipatan 105. Penyebutnya penduduk daerah geografis tertentu
Diagnosed cases of Skin Cancer on Sunny Beach, 1975Average population at risk = 500
# of new cases = 5
Incidence rate (year 1975)= (5/500)*1000 = 10 per 1000
KASUS RABIES DI BALI, 2008-11Kabupaten Frek % % kum? ? ? ? ? ? ? ? ?
Buleleng Tabanan Badung Denpasar Gianyar Klungkung Bangli Karangasem Total
26 18 21 11 7 8 6 36 133
19.5 13.5 15.8 8.3 5.3 6.0 4.5 27.1 100.0
19.5 33.1 48.9 57.1 62.4 68.4 72.9 100.0
Sumber: Dinkes Prov. Bali, 2011
Perjalanan Alamiah Penyakit dan Sumber Data
Outcome:
Healthy
Cure
ControlDisease Symptoms Onset Seek care Diagnosis Treatment Disability Death Wawancara Beberapa sumber data Catatan Dokter Catatan Medis RS
Mengukur Insiden Cara langsung Data primer Wawancara Melakukan pemeriksaan
Data sekunder Catatan (rekam) medik Statistik kecamatan, estimasi jumlah penduduk, sensus
Memperkirakan dari prevalensi
Catatan Insiden orang dan Insiden kejadian Penyebut Angka Insiden penduduk at risk atau populasi berisiko (mati?, D.O?, kebal?) Penggunaan data sekunder sebagai penyebut (penduduk pertengahan?, penduduk rata-2?, awal+akhir dibagi 2?)
Person years
DENOMINATOR A. Insiden Populasi at risk. Mereka yang TIDAK at risk: Telah sakit dan kemudian kebal Telah diimunisasi Sedang sakit pada saat pengukuran Meninggal/mati Tidak dapat dijumpai lagi (Lost to follow up)
PREVALEN
proporsi penduduk menderita suatu KASUS BARU DAN KASUS LAMA TIDAK MENGGAMBARKAN RISIKO
penyakit saat itu, terhadap penduduk at risk yang diamati.
Jenis Prevalen Point prevalen Kasus baru + kasus lama pada satu titik waktu pengukuran
Period prevalen Kasus baru+lama pada awal pengukuran ditambah kasus baru sepanjang waktu pengukuran
BAGANPeriod prevalen
Kasus Baru Point prevalen
Diagnosed cases of Skin Cancer on Sunny Beach, 9/28/1974
# of existing cases = 10
Total population at risk = 450
Point Prevalence (9/28/1974)= (10/450)*1000 = 22 per 1000
Diagnosed cases of Skin Cancer on Sunny Beach, 1975Average population at risk = 500
# of new cases = 5
Period prevalence (year 1975) = (15/500)*1000 = 30 per 1000
Ukuran yang spesifik (khusus)INCIDENCECase Fatality Rate # of Deaths from a Disease # of Cases from that Disease
Attack Rate
# of Cases of a Disease Total Population at Risk for a Limited Period of Time
Diskusikan!
Bagaimana keterkaitan insiden dan prevalensi penyakit? Prevalensi ditentukan dari: Incidence rate Disease duration
Relationship between prevalence and incidenceWHEN (the steady state is in effect): a) Incidence rate (I) has been constant over time
b) The duration of disease (D) has been constant over time:ID = P / (1 P)
P = ID / (1 + ID)c) If the prevalence of disease is low (i.e. < 0.10): P = ID
.
COMPARISON BETWEEN INCIDENCE AND PREVALENCE
Incidence
Prevalence
Risk to suffer for Proportion of suffering disease (period of time) disease (point of time)
For acute/chronicApplication: - Etiology - Managemen
For cronic
Application: - Manajemen
Hitunglah: Insiden, point dan period prevalence rate-nya
300 sakit 100 penderita baru 10.800 diperiksa
12.000 diperiksa1/1/09
1 tahun
31/12/09
Kapolda Bali Irjen Soenarko DA menyebut, sejak Januari hingga 8 Juli 2006, angka bunuh diri di Bali mencapai 101 orang. Rinciannya, Buleleng 19, Karangasem 18, Denpasar 13, Gianyar 13, Badung 9, Jembrana 8, Bangli 8, dan Tabanan 6. Dari total jumlah itu, 60 laki-laki dan 35 perempuan. Usia paling banyak 21-30 tahun (21 kasus), 31-40 thn (16 kasus), dan 11-20 tahun (15 kasus). (Jawa Post, Minggu 9 Juli 2006) a. Angka apa yang dipergunakan untuk menyajikan data di atas? b. Berapa rasio bunuh diri di Kabupaten Buleleng dan Karangasem? c. Apa interpretasinya? d. Angka apa lagi yang mungkin untuk disajikan?