68-200-1-pb99-112

Upload: azatsudrajat

Post on 07-Jul-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 68-200-1-PB99-112

    1/14

    Jurnal Riset Industri Vol. V, No.2, 2011, Hal 99-112

    99

    PEMBUATAN INSULA TED RAIL J OINT BERTULANG BAJA DARI BAHANKOMPOSIT SEBAGAI SUBSTITUSI IMPOR

    THE MAK ING OF STEEL STRUCTURED INSULATED RA IL JOINT FROM COMPOSITE

    MATERIAL AS A SUBSTITUTE TO IMPORTEDKuntari Adi Suhardjo, Hafid dan Surasno

    Balai Besar Bahan dan Barang Teknik, Kementerian [email protected]

    ABSTRAK

    Insulated Rail Joint (IRJ) adalah suatu plat penyambung antar rel kereta api dan juga berfungsi sebagai isolator.Fungsi isolator adalah untuk mengisolasi jika ada arus listrik liar yang mengalir pada ujung sambungan rel.S ection yang dipasangi IRJ tersebut dinamakan track circuit , digunakan sebagai alat pendeteksi keberadaankereta api. Mengingat fungsinya sebagai penyambung rel maka IRJ juga menanggung beban/gaya kereta apibaik statik maupun dinamik, oleh karena itu IRJ harus kuat sehingga perlu diberi tulang baja. Selama ini IRJ yang

    dipergunakan oleh PT KAI masih import, sedangkan IRJ dalam negeri yang digunakan tidak bertulang baja danmutunya belum memenuhi syarat spesifikasi teknis PT KAI, sehingga umur pakainya pendek.Dari prosesmanufaktur faktor yang berpengaruh terhadap produk IRJ adalah proses curing resin (matriks), yaitu : suhu,tekanan dan waktu. Resin epoksi dapat terpolimerisasi pada suhu kamar, namun dibutuhkan waktu lama sekitar24 jam. Untuk mempercepat waktu produksi maka digunakan alat autoclave dimana suhu, tekanan dan waktucuring dapat diatur dan dikontrol. Teknologi proses pembuatan IRJ meliputi : proses lay up, mixing antara resin(matriks), serat ( reinforcement ), accelerator agent (katalis), penyusunan orientasi serat (0 0, 45 0, 90 0), jumlah laye rserat, jenis konstruksi serat gelas, fraksi volume antara serat dan resin. Selain itu diperlukan teknik tekanan untukmengatur dan mengontrol fraksi volume serat dan teknik vakum untuk menghindari void. Berdasarkan hasilpenelitian ini, percobaan pembuatan IRJ dilakukan sebanyak dua tahap. Hasil terbaik diperoleh pada percobaanIRJ fullscale (tahap dua) dari bahan komposit bertulang baja. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut : (1) nilaibeban tarik = 33,8 Ton(2) nilai kekerasan = 129 HRR, (3) nilai beban lentur = 26,7 Ton (4) nilai kuat tekan = 27,13kgf/mm 2, (5) kekuatan dielektrik dan tahanan isolasi tidak tembus pada tegangan listrik 5000V (untuk AC) dan6000 (untuk DC). Resistansi listrik bervariasi antara 351M Ω sampai tidak hingga G Ω.. Semua variasi IRJ bersifat

    isolator terhadap listrik baik dalam keadaan kering ataupun setelah direndam air.Hasil uji SEM dan EDS, masihmenunjukkan adanya sedikit void .Kata Kunci : Insulated Rail Joint Bertulang baja, komposit, serat gelas dan resin epoksi

    ABSTRACT

    Insulated Rail Joint (IRJ) is an instrument that connects one rail road to another and functioned as an isolator.The isolator function is to isolate wild current that comes through the end of the rail joint. The section which hasan IRJ called track circuit, is used as detector of incoming train. As the function of IRJ is a rail joint, so IRJ bearsthe static and dynamic weight/force of the train, that’s why an IRJ got to have a great strength so it has to besteel structured instrument. Until now, PT KAI still use an imported IRJ, the reason is , the local IRJ productdoesn’t have steel structure and the quality hasn’t meet the requirement, so it has a short usage time. The factorthat influenced the manufacturing process of an IRJ is the curing process (matrix): Temperature, Pressure, andTime. Epoxy resin can be polymerized at room temperature, but it needs 24 long hours. To speed the productiontime we can use an autoclave device where the temperature, Pressure, and curing time can be arrange andcontrolled. The IRJ Making process technology are lay up process, mixing between resin (matrix), fiber(reinforcement), accelerator agent (catalyst), fiber orientation position (0 0 ,45 0 ,90 0 ), the number of fiber layer, fiberglass construction type, fiber and resin volume fraction. Besides that it needs a pressure method to control and toarrange fiber volume fraction and vacuum technical method to avoid void. b ased on the research’s result , the trialof making IRJ were done with 2 steps. The best result comes from the full scale IRJ trial (2 nd step) from steelstructured composite material. The result is : (1) tensile load value = 33,8 Ton (2) hardness strength = 129 HRR,(3) bending load= 26,7 Ton, Pressure strength = 27,13 kgf/mm 2 , (5) dielectric strength and isolation resistancedoesn’t breach at 5000V (AC) and 6000 (DC). Electric resistance varies between 351 MΩ until indefinite G Ω. AllIRJ variance has a very good isolator characteristic to electricity whether its in dry or wet condition .The SEM andEDS test result still shows there is a little bit of void presence.Keywords : Steel Structured Insulated Rail Joint, Composite, Fiberglass and Epoxy Resin

  • 8/18/2019 68-200-1-PB99-112

    2/14

    Pembuatan Insulated Rail Joint..........(Kuntari dkk)

    100

    PENDAHULUAN

    Salah satu usaha PT. KAI dalam rangka

    meningkatkan keamanan lalulintas adalahdengan otomatisasi sistem sinyal dan pintuperlintasan dengan menggunakan kabeyang dipasang berdampingan sepanjang relkereta api. Rel KA terbuat dari bahan bajayang bersifat menghantarkan listriksehingga memungkinkan teraliri listrik liar,termasuk petir. Oleh karena itu untukmengurangi resiko gangguan akibat listrikliar yang dapat mengganggu sistemelektronik persinyalan maka diperlukanisolator listrik dengan memasang InsulatedRail Joint pada sambungan relnya.Syaratutama IRJ selain sebagai isolator juga harusmempunyai kekuatan untuk menahan bebanstatik dan dinamik dari rangkaian gerbongKA.Keunggulan IRJ komposit bobotnya yanglebih ringan (massa jenis komposit sekitar1,5 kg/dm 3).Pengguna IRJ di dalam negeriadalah PT.KAI untuk Jawa dan Sumatera.Dari survai data panjang rel di sepanjangJawa (jalur utara & jalur selatan) sekitar

    2000 km, rencana dibuat double track semua maka panjang rel 4000 km. Panjangrel yang menggunakan sambungan IRJbervariasi antara 50 m sampai dengan 1 km.

    Apabila per 1 km panjang rel rata-ratamempunyai 5 sambungan IRJ makadibutuhkan 20.000 set IRJ atau 80.000

    pieces. Apabila umur pakai IRJ adalah 6bulan, maka dibutuhkan minimal 160.000

    pieces per tahun untuk PT. KAI di Jawasaja.Sejauh ini, pengadaan IRJ masih dilakukandengan cara impor langsung dari luarnegeri. Harga IRJ/set komplit eks import berkisar antara 5-6 juta rupiah. Jika IRJ dapat diproduksi di dalam negeri makapotensi devisa negara yang dapat dihematadalah berkisar antara 160 – 240 miliarrupiah[1]. Memperhatikan akan kebutuhanIRJ yang relatif banyak, sementara teknologipembuatannya cukup sederhana (dapatdiproduksi IKM), maka perlu dilakukanpenelitian . Adapun tujuan penelitian iniadalah untuk menghasilkan produk IRJ yangdapat dibuat di dalam negeri yangmemenuhi spesifikasi teknis PT KAI, melaluipemilihan bahan yang sesuai, optimasi

    proses, optimasi desain struktur danmanufaktur. Sasaran adalah menumbuhkanIKM pembuat komposit dalam negeri,membuka lapangan kerja baru, danmengurangi ketergantungan terhadapproduk IRJ dari luar negeri. Penelitianpembuatan IRJ yang telah dilakukan, darihasil penelitian sebelumnya [2] telahdilakukan 2 tahap: 1.Pembuatan IRJ darikomposit resin poliester, serat gelas &kevlar. 2.Resin epoksi, serat gelas & kevlar.Hasil terbaik adalah produk IRJ kompositdari resin epoksi, serat gelas & kevlar Nilaibeban lentur 27,75 Ton, dan nilai bebantarik 22,48 Ton dan nilai kekerasan 129

    HRR dengan perhitungan Tekno Ekonomiharga jual Rp 2.800.000/set. Denganpertimbangan harga tersebut masih cukupmahal dan kain Kevlar harganya sangatmahal dan harus impor, maka telahdilakukan penelitian lanjutan pembuatan IRJbertulang baja dari bahan komposit seratgelas dan resin epoksi yang banyaktersedia di pasaran Indonesia. Hasilnyakelak diharapkan dapat mendukungprogram pemerintah dalam menekan impordan menciptakan industri kecil yang padatkarya.Bahkan dapat membuka peluang untukmengekspor ke negara tetangga. Faktor-faktor manufaktur yang berpengaruhterhadap hasil produksi diantaranya adalahproses curing polimer resin epoksi meliputisuhu, tekanan dan waktu. Meskipun polimerresin epoksi dapat terpolimerisasi padasuhu kamar, namun membutuhkan waktucukup lama yaitu 24 jam. Dengan pemikiranefisiensi produksi, maka waktu produksi

    perlu dipersingkat dengan carameningkatkan suhu proses curing denganmenggunakan autoclave yang dapatmengatur suhu dan tekanan[3,4,5] . Padateknologi proses pembuatan IRJ yangberpengaruh antara lain proses lay up,mixing antara resin epoksi dan acceleratoragent (katalis), penyusunan kainberdasarkan orientasi serat (0 0, 45 0, 90 0)dengan variasi jenis konstruksi serat gelas,

    jumlah layer mengikuti dimensi produk, danratio fraksi volume matriks dan serat, sangat

    mempengaruhi kekuatan produk kompositIRJ . Proses tekanan dan vakum padaautoclave untuk mengurangi udara/gas yang

  • 8/18/2019 68-200-1-PB99-112

    3/14

    Jurnal Riset Industri Vol. V, No.2, 2011, Hal 99-112

    101

    mungkin terjebak didalam komposit yangmenimbulkan void yang akan memperlemahstruktur. Void tersebut akan menjadi awalretakan ( crack ) ataupun delaminasi padastruktur saat menerima beban siklik.

    Keunggulan bahan komposit adalahsebagai berikut [8,11]:

    Mudah untuk disesuaikan dengan rancang

    - bangun suatu struktur.Sifat mekanik: kuat tarik, kuat tekan, kuatgeser, ringan.Sifat fisik: massa jenis, konduktivitastermal, ekspansi termal, konduktivitaslistrik, kekuatan dielektrik, dan lain-lain.Sifat kimia sangat baik: higrotermal,absorpsi air, ketahanan korosi, pengaruhradiasi, ketahanan terhadap lingkungan.Memiliki sifat manufaktur yg relatif fleksibel(hand lay-up, moulding, high-lowtemperature processing, dsb.).

    Keunggulan komposit lainnya adalah dapatdipotong dan disusun sesuai kebutuhan,

    sehingga kekuatan dan kekakuannya dapatdiatur dengan merubah jumlah, volume,kerapatan bahkan orientasi bahan penguatuntuk disesuaikan dengan kebutuhan desainstruktur, karena sifat komposit yang ringan,kuat, kaku dan tidak menghantarkan listrikmaka cocok menjadi alternatifKeunggulan serat gelas adalah mempunyaisifat sebagai berikut [8,9,10] :

    Kekuatan tarik yang sangat tinggi, lebihtinggi dari textile fiber yang lain, ratioantara kekuatan dan berat lebih kuat daristeel wire pada penggunaan tertentu.Tahan terhadap panas dan api, terhadapzat kimia dan tidak terpengaruh oleh

    jamur.Tahan thdp kelembaban sangat baik, tidakswelling, stretch atau disintegrate .Tahan dan mampu menahan maksimummechanical strength dalam lingkunganlembab.M empunyai coefisien thermal linierexpansion yg rendah, serta coefisienthermal conductivity yang tinggi, karena itumempunyai performance yang sangat baikpada lingkungan panas, khususnya untukmenghilangkan panas yang sangat cepatbila diinginkan.S angat ideal digunakan u/ electricinsulation , keuntungan dapat diambil padakekuatan dielectric yang tinggi danconstant dieletric yang rendah.

    Keunggulan resin epoksi adalah merupakanmatriks terbaik untuk macam-macam seratdalam pembuatan komposit, hal ini adabeberapa alasan diantaranya [3,4,5,8]:

    Melekat sangat baik dengan banyakmacam zat pengisi, zat penguat dan

    substrat.Dimungkinkan untuk divariasi secara luasdan zat pembantu pemanasan dapatdiformulasikan, untuk memberikan rangeyang lebar dari sifat setelah pemanasan dan memberikan bermacam-macamspektrum dan dapat memenuhi keperluanatau persyaratan proses.Reaksi kimia antara resin epoksi dan zatpembantu pemanasan tidak mudahmenguap atau larut dalam air, oleh sebabitu, mengkeret setelah pemanasan biasanya lebih rendah bila dibandingkandengan phenolik atau resin poliester .

    Gambar 2. Sistem pendeteksi KA [7]

    Gambar 1. Junction Box & IRJterpasang [7]

  • 8/18/2019 68-200-1-PB99-112

    4/14

    Pembuatan Insulated Rail Joint..........(Kuntari dkk)

    102

    Memberikan isolasi terhadap listrik yangbaik.Resin epoksi sangat tahan terhadap alkali,asam dan kelembaban.Resin epoksimemberikan kekuatan untuk merekat yangtertinggi dari bahan polimer yang ada. Jadiresin epoksi dapat digunakan untukmenggabungkan dari material yang tidaksama. Secara umum, epoksi lebih mahaldari resin yang lain, tetapi mempunyaisuperior performance sering dapat lebihekonomi dalam jangka panjang.

    METODE PENELITIAN

    Bahan dan Peralatan

    Bahan Utama :Epoxy Resin : Diglycidyl ether of bisphenol

    A (Bakelit EPR), Epoxy hardener (curingagent): Polyaminoamide (Bakelit EPH 340),Thinner epoxy, Glassfiber : Jenis C-glass(sodium borosilica)/ S-glass (magnesiumalumino silica) tahan kimia sangat baik,kekuatan tarik sangat tinggi untuk strukturaircraft, electrical insulation properties yang

    sangat baik [8], WR200: woven roving tebal0,2mm breaking strength (N/ 25x100 mm)1256 Warp / 1146 Weft, WR400: wovenroving tebal 0,4mm breaking strength (N/25x 100mm) 1000 Warp / 1000 Weft ,WR600 : woven roving tebal 0,6 mmbreaking strength (N/ 25x100 mm)2300Warp / 1900 Weft, WR800 : woven rovingtebal 0,8 mm breaking strength (N/ 25x100mm) 2700 Warp / 2600 Weft , SB: StichBonded glassfiber fabric , kain di bending dengan filament, breaking strength (N/25x100 mm) 2650 Warp / 2150 Weft , density 1250 g/m 2, Cleare : untuk finishing IRJ, Gelcoat : Pada saat mencetak IRJ tidak lengketke cetakan, Baja St 42 dengan spesifikasi:Tensile strength 42kgf/ mm 2, yield strength min 29kgf/ mm 2 Bahan Pembantu adalah thinner pembersih,gel coat , majun, mirror tape , double tape danglass film. Peralatan utama yang digunakan adalahcetakan dan alat pengatur tekanan untuk

    IRJ full size maupun specimen, mixer,autoclave .

    Peralatan pembantu yang digunakanadalah timbangan, gunting, jangka sorong(untuk mengukur ketebalan), mistar, kape,kuas, gelas ukur , cawan, kaos tanganpanjang

    Metode Percobaan

    Desain struktur : menentukan variasikonstruksi kain serat gelas,penyusunanorientasi serat (variasi 0 0,45 0,90 0/0 0,90 0)

    jumlah layer serat mengikuti dimensi,susunan tumpukan, fraksi volume seratantara serat dan matriks.[11]

    Manufaktur : Teknik pemotongan(Tailoring), Teknik pengepresan ( Pressing ),Teknik pelubangan ( Hole Drilling ). Faktor-faktor manufaktur lain yang berpengaruhterhadap hasil produksi adalah prosescuring polimer resin meliputi suhu(kamar/30 0C/60 0C), tekanan dan waktu(1hari/1jam) yang diatur pada autoclave. [6]

    Pembuatan gambar teknik Insulated RailJo in t Bertulang Baja

    Penelitian Tahap Pertama (A1) specimen variasi (konstruksi), (orientasi),dan ( suhu/waktu curing )

    Kode JenisJml

    layerSuhu&waktu

    Orientasi( 0)

    1 7 SB 7Kamar1 hari

    0/90

    2 6 SB 6 600C

    I jam

    0/90/45

    3 40 WR200 40 Kamar1hari

    0/90

    4 20WR400 20 Kamar1 hari

    0/90/45

    5 20WR400 20 300CI jam

    0/90

    6 20 WR400 20 600C1 jam

    0/90/45

    7 8 WR20014 WR400

    22 300C1 jam

    0/90/45

    8 16WR2006SB

    22 Kamar1 Hari

    0/90/45

    9 2 WR2007 SB

    9 Kamar1 hari

    0/90/45

  • 8/18/2019 68-200-1-PB99-112

    5/14

    Jurnal Riset Industri Vol. V, No.2, 2011, Hal 99-112

    103

    104WR200

    2SB6WR400

    12 Kamar1 hari

    0/90/45

    11

    4 WR200

    2 SB10 WR400

    16 Kamar1 hari 0/90/45

    Penelitian Tahap Pertama (A2) specimen variasi konstruksi serat gelas,Spesimen Ukuran 25x300x400mm orientasi 0 0,90 0,45 0curing 60 0C/1jama. 100WR200, b. 67WR400, c. 44WR600,d . 33WR800, e . 20SB

    Spesimen Ukuran 10x300x400mm orientasi 0 0, 90 0,45 0 curing 60 0C/1jam.

    a. 40WR, b. 27WR400, c. 18WR600,d. 13WR800, e . 20SB

    Kode Percobaan (A2) adalah : WR200,WR400, WR600,WR800 dan SBPenelitian Tahap kedua (B1) IRJ full scale, tanpa tulang baja orientasi 0 0,90 0,45 0 curing 60 0C/1jam.I-A. 3Wr200+ Sb+ Wr200+ Sb+ Wr200 + Sb

    Wr200+ Sb + Wr200+ Sb+ Wr200+Sb+Wr200+ Sb+ Wr200+ Sb+ Wr200+ Sb+3Wr200 CL

    I-B. 3Wr400+ 2Sb+ WR400+ 2Sb+ Wr400+2Sb+Wr400+2Sb+Wr400+2Sb Cl

    I-C. 3Wr200+ Wr400+ 2Sb+ Wr400+ 2Sb+Wr400+ 2Sb + Wr400+ 2Sb+ Wr400+2SB+ Wr400 CL

    Penelitian Tahap kedua (B1) IRJ full scale, bertulang baja orientasi 0 0, 90 0,45 0 cur ing 60 0C/1jam.V1. 2WR200+4WR400+5WR800+

    7WR600+ 2SB BJV2. 2WR200+6WR400+4WR800+

    7WR600+2SB BJV3. 3WR200+4WR400+4WR800+7WR600+3SB BJ

    V4.4WR200+4WR400+4WR800+7WR600+2SB BJ

    V5.5WR200+4WR400+4WR800+7WR600+2SB BJ

    Teknologi Proses Pembuatan InsulatedRail Joint

    Gambar 3. Diagram alir pembuatan IRJ

    Pengujian Mekanik, Elektrik dan AnalisaMikroscopik .

    Tensi le s t rength Test ing , acc. to TestMethod of Tensile Properties of Plastics,

    ASTM D638-02a, Compression Test ing ,acc.to Test Method of CompressiveProperties of Rigid Plastics, ASTM D695-02a, Flexural Testin g , acc.to Test Methodof Flexural Properties of Unreinforced andReinforced Plastics, ASTM D790-02a, Hardness Test ing , acc.to Test Methodof Rockwell Hardness Properties of Plasticsand Insulating Material, ASTM D785-02a.Megger Test ing , acc.to Test for DCResistance or Conductance of InsulatingMaterial, ASTM D257-2005. OpticalMicroscope , acc.to Practice forMicroscopical Examination of Pigmen

  • 8/18/2019 68-200-1-PB99-112

    6/14

    Pembuatan Insulated Rail Joint..........(Kuntari dkk)

    104

    Dispersion in Plastic Compound acc.to ASTM D3015-2001. Scanning ElectronMicroscope and Energy DispersionSpectrometry , acc to Practice for ScanningElectron Microscope PerformanceCharacterization, ASTM E986-97

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil pengujian Penelitian tahap pertama(A1) variasi konstruksi, orientasi , suhu&waktu curing dapat dilihat pada tabel 1dan tabel 2 berikut ini :

    Tabel1. Hasil percobaan penelitian tahap

    pertama(A1) tebal, berat, jml resin dan serat

    kode Tebal(mm)

    Berat(gr)

    Resin(%)

    Serat(%)

    1 9,0 1418,0 31,2 68,82 7,5 1266,0 37,6 62,4

    3 10,0 1593,3 47,9 52,1

    4 10,0 1593,3 38,8 61,2

    5 8,0 1387,0 47,0 53,0

    6 9,0 1394,5 46,9 53,1

    7 7,0 1027,5 27,5 72,58 10,0 1673,0 32,5 67,59 8,0 1330,9 28,5 71,5

    10 9,2 1510 34,8 65,211 5,9 979,8 27,1 72,9

    Tabel2 . Hasil Uji mekanik Penelitian tahappertama (A1)

    KodeKekerasan

    (HRR)Kuat Tarik(kgf/mm 2)

    KuatLentur

    (kgf/mm2

    )

    1 120,0 15,24 31,222 112,7 18,92 32,163 116,7 11,98 23,744 117,2 17,63 29,825 117,7 13,20 20,016 121,0 16,12 28,777 118,7 16,20 23,248 105,0 19,96 22,529 123,0 20,64 20,79

    10 104,3 19,97 29,0911 103,5 15,69 19,32

    StandarPT. KAI

    102 35,6 41,8

    Komposit resin epoksi dengan seratgelas jenis St i tch B ounded

    Hasil pengujian kode 1 dan kode 2 padaTabel 1 dan 2, terlihat kode 2 mempunyaihasil pengujian kuat tarik dan kuat lenturyang lebih tinggi dari kode 1, tetapimempunyai hasil pengujian kekerasan yanglebih rendah. Hal ini disebabkan karenakode 2 adalah komposit dengan variasiorientasi kain 0 0/90 0/45 0 proses curing suhu60 0C waktu 1 jam. Karena jumlah layer lebihsedikit, maka jumlah % resin lebih tinggidibandingkan dengan kode1.Kondisi ini akan mengakibatkan hal-halsebagai berikut: Kalau serat mengalamibeban mekanik pada saat pengujian kuattarik dan kuat lentur antara serat denganorientasi gabungan 0 0/90 0/45 0, akanmemberikan dukungan lebih baik biladibandingkan dengan orientasi kain yanghanya 0 0/90 0. Hal ini juga didukung oleh

    jumlah resin yang lebih tinggi.Percobaan inimempergunakan resin epoksi jenis ke 3yaitu jenis Diglycidyl ether of bisphenol A(Bakelit EPR 174). Dengan adanya curingagent jenis polyaminoamide (Bakelite EPH340) akan terjadi reaksi polimerisasimembentuk polimer dengan berat molekulyang lebih besar dan lebih kuat[8,9].Hal ini membuat kuat tarik dan kuat lenturmenjadi lebih tinggi. Suhu proses curing lebih tinggi yaitu pada suhu 60 0C, makaproses polimerisasi akan lebih sempurnadari pada curing pada suhu kamar sepertipada kode 1, akibatnya hasil pengujiankekuatan tarik dan kekuatan lentur menjadilebih tinggi.Pada Tabel 1 dan 2, kode 2

    memberikan hasil pengujian kekerasan yanglebih rendah bila dibandingkan dengan kode1. Pada kode 1 jumlah stitch bonded lebihtinggi. Bahan penguat Stitch bonded lebihsolid daripada resin, sehingga apabila %resin yang lebih rendah akan memberikannilai kekerasan lebih tinggi. Sebaliknyakalau % resin lebih tinggi maka nilaikekerasan lebih rendah seperti pada kode 2[9,10]

  • 8/18/2019 68-200-1-PB99-112

    7/14

    Jurnal Riset Industri Vol. V, No.2, 2011, Hal 99-112

    105

    Komposit resin epoksi dengan seratgelas jenis WR 200/WR400

    Pada Tabel 1 dan 2: hasil pengujian antarakode 3 (40WR200), kode 4(20WR400), kode5(20WR400) dan kode 6(20WR400). Ternyatabahwa komposit 20WR400 meskipun jumlahlayer lebih sedikit. Secara keseluruhan hasilpengujian kekerasan , kuat tarik dan kuat lenturlebih tinggi bila dibandingkan dengan komposit40WR200.Hal ini disebabkan karena WR400terdiri dari roving dengan penampang lebihbesar, lebih ruwa ( bulky ) sehingga pori-porimikro fibril lebih banyak, berat/m 2 lebih tinggi400gr/m 2, tebal kain 0,4 mm lebih tebal.

    Apabila woven roving tersebut di impregnasidengan resin epoksi, maka resin akanmasuk dan terdispersi kedalam pori-porimikro fibril serat gelas dengan baik.Setelah proses curing polimerisasi resinakan lebih sempurna, sehingga ikatanantara polimer resin epoksi dan serat gelaslebih baik.Hal ini akan terbentuk komposityang lebih solid dan lebih kuat. Mengakibatkannilai hasil pengujian kekerasan, kuat tarik dankuat lentur menjadi lebih tinggi. WR200 terdiridari roving yang punya penampang lebihkecil, lebih padat, pori-pori antara mikro fibrillebih kecil. Oleh sebab itu bila di impregnasidengan resin epoksi akan lebih susahmasuk. Akibatnya pada saat curing polimerisasi resin epoksi lebih sedikit, ikatankimia antara resin epoksi dan serat gelaslebih kecil. Juga akan terbentuk komposityang kurang solid dan kurang kuat.Hal tersebut akan menghasilkan nilai pengujiankekerasan, kuat tarik dan kuat lentur menjadilebih rendah bila dibandingkan dengan

    komposit dari WR400[11]. Pada Tabel 1 dan 2:kode 4, 5 dan 6 bila ditinjau dari pengaruhsuhu, waktu polimerisasi resin epoksi dan seratgelas menggunakan 20WR400 dan variasiorientasi arah kain: 0 0/90 0 dan 0 0/90 0/45 0,proses curing pada suhu kamar perlu waktupengeringan sampai 1hari dengan suhucuring dinaikkan. Diharapkan waktu curingmenjadi lebih pendek untuk meningkatkanefisiensi produksi. Dalam percobaan inidilakukan variasi suhu 30 0C dan 60 0C. Kode6 mempunyai kandungan resin yang lebihtinggi dari kode 4. Resin epoksi dan curingagent akan terjadi reaksi polimerisasimembentuk polimer dengan berat molekul

    yang lebih besar dan lebih kuat. Karenasuhu proses curing lebih tinggi yaitu padasuhu 60 0C waktu 1 jam, maka prosespolimerisasi akan lebih sempurna dari padacuring pada suhu kamar seperti pada kode 4dan kode 5. Akibatnya hasil pengujiankekerasan , kuat tarik dan kuat lenturmenunjukan hasil uji yang cukuptinggi.Dalam hal uji kuat tarik dan kuatlentur, bila dibandingkan antara kode 5dengan orientasi 0 0/90 0 dan kode 4 dan 6dengan orientasi 0 0/90 0/45 0 terlihat bahwasecara keseluruhan orientasi arah kainsangat berpengaruh terhadap hasil uji fisikdan mekanik, dimana orientasi gabungan

    00

    /900

    /450

    0/90/45 lebih baik dari orientasi0 0/90 0/45 0 0/90.[11,12]

    Komposit dari resin epoksi dangabungan serat gelas jenis s t i t chbonded , WR200 dan WR400

    Pada Tabel 1 dan 2: hasil pengujian antarakode 7 (8WR200,14WR400), kode 8(16WR,6SB), kode 9(2WR200,7SB), kode10(4WR200,2SB,6WR400) dan kode11(4WR200, 2SB,10WR400). Ternyata bahwapenggunaan jumlah layer stitch bonded yang lebih banyak memberikan hasil ujikekerasan dan kuat tarik lebih tinggi. Dapatdilihat pada kode 9 dimana penggunaan7SB memberikan nilai kekerasan dan kuattarik tertinggi.Hal ini disebabkan karenastitch bonded terdiri dari kain yang dilapisioleh serat gelas ( long fiber ) yang ditaburtidak beraturan yang berakibat kain tersebutmempunyai kekuatan arah diagonal yangsangat baik. Apalagi komposit ini diberikan

    variasi orientasi 00

    /900

    /450

    . Selain itu stitchbonded lebih bulky (ruwa) dari WR200maupun WR400. Oleh karena itu pada saatdiimpregnasi resin epoksi dapat terdistribusidiantara pori-pori mikro fibril serat denganbaik. Pada saat proses curing akanberpolimerisasi dengan baik sehinggamempunyai hasil uji fisik mekanik yang baik.Selama ini WR200 pada pembuatankomposit banyak dipakai dipermukaankarena kain lebih halus sehingga akanmenghasilkan komposit dengan permukaan

    yang lebih halus [12,13]

  • 8/18/2019 68-200-1-PB99-112

    8/14

    Pembuatan Insulated Rail Joint..........(Kuntari dkk)

    106

    Hasil Uji Kekerasan terhadap kompositpada percobaan A1 .

    Karakteristik komposit yang dihasilkan daripercobaan ini sangat ditentukan oleh duafasa pembentuk komposit, yaitu : Fasa kuat(reinforcement ): Digunakan serat gelasdalam bentuk kain yaitu dengan konstruksiWR 200, WR 400 dan Stich Bonded .Fasapengikat ( matrix ): Digunakan epoxy resin

    jenis ke 3 yaitu jenis Diglycidyl ether ofbisphenol A (Bakelit EPR 174). Denganadanya katalis ( curing agent ) jenispolyaminoamide (Bakelite EPH 340) akanmembentuk berpolimerisasi membentuk

    komposit.[8] Selain itu juga dipengaruhi olehsuhu dan waktu curing , resin epoksi jenis 3dapat berpolimerisasi pada suhu kamarsampai sekitar 60 0C. Proses curing padasuhu kamar perlu waktu pengeringansampai 24 jam(1 hari). Dengan suhu curingdinaikkan diharapkan waktu curing menjadilebih pendek untuk meningkatkan efisiensiproduksi. Dalam percobaan ini dilakukanvariasi suhu 30 0C dan 60 0C.Pemberian panas pada saat polimerisasimemungkinkan terjadinya void (udara yangterjebak pada komposit). Void tersebutmerupakan crack initial pada saat pengujianfisik /mekanik. Void juga bisa terjadi padasaat impregnasi kedalam serat gelas[6],lapisan yang terlalu padat akanmenyebabkan resin epoksi susah masukpada pori-pori mikro fibril dari serat gelas.Pada Tabel 1 dan 2 : hasil uji kekerasannilai tertinggi dicapai oleh komposit padakode 9 (2WR200). Pada kode 9 mempunyaikomposisi % serat tinggi dan komposisi %

    resin rendah, seperti ditelah dijelaskandalam teori bahwa serat lebih solid dariresin, hal ini yang menyebabkan kode 9mempunyai nilai kekerasan tinggi.Pada kode 8 mempunyai nilai kekerasanyang rendah, hal ini mungkin disebabkanpada variasi tersebut mempunyai jumlahlayer yang tinggi, sehingga pada saatimpregnasi resin epoksi sulit masuk padapori-pori mikrofibril artinya resin epoksi tidakterdispersi dengan baik kedalam seratgelas, yang mengakibatkan terjadi void-void yang merupakan crack initial, sehingga padasaat pengujian hardness adanya void akanmembuat hasil uji lebih rendah dibandingkan

    yang voidnya sedikit. Pada kode 9 yangmempunyai nilai hardness tertinggi, dimanakomposit hanya terdiri dari 9 layermempunyai , % serat cukup tinggi sehinggaserat lebih solid. Selain punya nilai hardnesstertinggi, juga punya nilai kuat tarik tertinggipula. Hal ini terjadi karena pada saat ditarik% serat yang tinggi, dengan orientasi serat0/90/45, kekuatan serat akan salingmendukung sehingga nilai uji tensile tinggipula.[6,12]

    Hasil Uji Kuat Tarik terhadap kompositpada percobaan A1.

    Pada tabel 1 dan 2 terlihat bahwa nilai hasiluji kuat tarik tertinggi dicapai pada kode 9,hal ini disebabkan karena pada percobaantersebut mempergunakan 2WR200 dan 7SBdengan jumlah layer 9, fungsi dari 2WR200dilapisan luar sebagai penghalus permukaankomposit dan 7SB berada dibagian dalam.Stitch bonded adalah kain serat gelas yanglebih bulky dibandingkan dengan WR200dan WR400, sehingga waktu impregnasiresin epoksi mudah masuk kedalam pori-pori mikrofibril, sehingga dapat terdispersidengan baik kedalam serat gelas, sehinggapolimerisasi polimernya menjadi lebihsempurna. Proses curing suhu kamar danwaktu 1 hari, dengan jumlah layer sedikit,maka terjadinya void dapat terhindar.Dengan demikian hasil pengujian kekerasandan kuat tarik mempunyai nilai lebih tinggikarena kekuatan serat lebih dominan yangdidukung dengan penggunaan orientasiserat gabungan 0 0/90 0/45[13].

    Hasil Uji Kuat Lentur terhadap kompositpada percobaan A1 .

    Pada table 1 dan 2 nilai uji kuat lentur palingtinggi dicapai pada kode 2. Hal ini dapatdijelaskan sebagai berikut: pada kode 2adalah komposit dari 6SB dengan variasiorientasi kain 0 0/90 0/45 0, proses curing suhu60 0C waktu 1 jam. Karena jumlah layer lebihsedikit, dengan jumlah % resin yang adapada produk lebih besar dari pada kode 1,seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwastitch bonded terdiri dari kain yang dilapisioleh serat gelas ( longfiber) yang ditaburtidak beraturan yang berakibat kain tersebut

  • 8/18/2019 68-200-1-PB99-112

    9/14

    Jurnal Riset Industri Vol. V, No.2, 2011, Hal 99-112

    107

    mempunyai kekuatan arah diagonal yangsangat baik,hal ini didukung oleh orientasiserat pada komposit gabungan 0 0/90 0/45 0,maka apabila diuji kelenturannya ( bending )akan mempunyai nilai uji yang tinggi.Selainhal tersebut untuk mendukung kelenturanadalah stitch bonded lebih bulky dari WR200maupun WR400, sehingga pada saatdiimpregnasi dengan Resin epoksi, resinepoksi tersebut dapat terdistribusi diantarapori-pori mikro fibril serat dengan baik, padasaat proses curing akan berpolimerisasidengan baik, karena serat dan resin lebihkompak, sehingga mempunyai hasil uji kuatlentur y ang lebih baik [9,11,12].

    Hasil penelitian tahap pertama (A2) variasikonstruksi serat gelas dapat dilihat padatabel 3 berikut ini :

    Tabel 3. Hasil uji mekanik penelitian tahappertama (A2)

    KodeKuat

    Tekan(kgf/mm 2)

    KuatTarik(kgf/mm 2)

    KuatLentur(kgf/mm 2)

    Kekerasan(HRR)

    WR200 32,08 18,83 32,27 112

    WR400 17,90 23,95 25,58 118

    WR600 21,62 20,17 19,35 118

    WR800 20,04 17,57 17,73 105

    SB 16,71 33,24 32,22 96,5

    StandarPT. KAI

    25,3 35,6 41,8 102

    Pada Tabel 3 dilihat bahwa hasil uji kuattekan tertinggi dicapai pada kode percobaan

    WR200 sebesar 32,08 kg/mm2

    . Hasil uji kuattarik tertinggi dicapai pada kode percobaanSB sebesar 33,24 kgf/mm2. Hasil uji kuatlentur tertinggi dicapai pada kode percobaanSB sebesar 32,22 kgf/mm 2 dan nilaikekerasan tertinggi dicapai pada kodeWR200, WR400 dan WR600.Hal ini dapatdijelaskan sebagai berikut: Karakteristikkomposit yang dihasilkan dari percobaan inisangat ditentukan oleh dua fasa pembentukkomposit yaitu : Pertama fasa kuat(reinforcement ). Pada percobaan ini

    digunakan serat gelas dalam bentuk kainyaitu dengan konstruksi WR 200, WR 400,WR600, WR800 dan Stich Bonded dan

    kedua adalah fasa pengikat (matrix).Padapercobaan ini digunakan Resin epoksi jenis ke 3 yaitu jenis Diglycidyl ether of bisphenol

    A (Bakelit EPR 174) dengan adanya katalis(curing agent ) jenis polyaminoamide(Bakelite EPH 340) akan membentukberpolimerisasi membentuk komposit.Selain itu juga dipengaruhi oleh suhu danwaktu curing , Resin epoksi jenis 3 dapatberpolimerisasi pada suhu kamar sampaisekitar 60 0C. Proses curing pada suhukamar perlu waktu pengeringan sampai 24

    jam(1 hari) dengan suhu curing dinaikkandiharapkan waktu curing menjadi lebihpendek untuk meningkatkan efisiensi

    produksi. Dalam percobaan ini dilakukandengan variasi suhu 60 0C. Pemberian panaspada saat polimerisasi memungkinkanterjadinya void (udara yang terjebak padakomposit).Void tersebut merupakan crack initial padasaat pengujian fisik /mekanik. Void juga bisaterjadi pada saat impregnasi kedalam seratgelas, lapisan yang terlalu padat akanmenyebabkan Resin epoksi susah masukpada pori-pori mikrofibril dari seratgelas.Dari data tersebut diatas, nilai kuat taridan kuat lentur tertinggi pada kodepercobaan SB karena stitch bonded terdiridari kain yang dilapisi oleh serat gelas(longfiber) yang ditabur tidak beraturan yangberakibat kain tersebut mempunyaikekuatan arah diagonal yang sangat baik.

    Apalagi komposit ini mempunyai orientasi0 0/90 0/45 0. Selain itu stitch bonded lebihbulky daripada woven roving. Sehinggapada saat diimpregnasi resin epoksi dapatterdistribusi diantara pori-pori mikro fibrilserat dengan baik, pada saat proses curingakan berpolimerisasi dengan baik sehinggamempunyai hasil uji kuat tarik dan kuatlentur yang baik.Nilai kekerasan berhubungan erat dengannilai kuat tekan yang dalam percobaan ininilai terbaik dicapai pada kode WR200penggunaan WR200 mempunyai tebal kainyang lebih tipis sehingga penggunaan seratlebih banyak, spesimen yang dihasilkanmempunyai perbandingan % serat lebihtinggi dari % resin, hal ini menyebabkan

    komposit yang dihasilkan lebih solid ,sehingga mempunyai nilai kekerasan dankuat tekan yang lebih tinggi [8,13].

  • 8/18/2019 68-200-1-PB99-112

    10/14

    Pembuatan Insulated Rail Joint..........(Kuntari dkk)

    108

    Hasil penelitian tahap kedua (B1) produkIRJ fullscale tanpa tulang baja

    Hasil pengujian Penelitian tahap Kedua (B1))Produk IRJ Fullscale tanpa tulang bajadapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:

    Tabel 4. Hasil uji mekanik penelitiantahap kedua (B1)

    Kode Kekerasan(HRR)BebanTarik

    (Ton)BebanLentur

    (Ton)I-A 123,5 10,41 16,300I-B 125,0 11,55 14,075I-C 128,0 10,06 17,650

    StandarPT. KAI 102,0 22 22

    Hasil pengujian pada tabel 3 tersebutterlihat bahwa hanya hail uji kekerasan yangmemenuhi spesifikasi teknis PT KAI sedangnilai beban tarik dan beban lentur tidakmemenuhi syarat oleh karena itu perlupenelitian tahap kedua (B2) yaitu produk IRJFullscale bertulang baja .

    Hasil pengujian Penelitian tahap Kedua(B2)) Produk IRJ Fullscale bertulang bajadapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:

    Tabel 4 Hasil Uji Penelitian Tahap Kedua(B2)

    Kode Kekerasan(HRR)BebanTarik

    (Ton)BebanLentur

    (Ton)V-1 129 33,8 25,1V-2 125 32,5 26,7V-3 123 31,6 25,2V-4 123 30,8 25,6V-5 128 33,0 24,9

    StandarPT. KAI

    102 22,0 22,0

    Pada Tabel 4 terlihat bahwa semua hasil ujimempunyai nilai yang tinggi dan hampirrata.Nilai uji kekerasan tertinggi dicapaipada kode percobaan V-1 sebesar 129 HRRsedangkan nilai kekerasan pada semuavariasi hampir sama antara 123-125 HRR.Nilai uji beban tarik tertinggi dicapai padakode percobaan V-1 sebesar 33,8 Tonsedang variasi yang lain hampir samaantara 30,8 - 33 Ton. Nilai uji beban lenturtertinggi dicapai pada kode percobaan V-2sebesar 26,7 Ton, sedang variasi yang lain

    hampir sama antara 24,9 – 25,6 Ton. Nilaiuji kuat tekan ukuran specimen tertinggidicapai pada kode percobaan V-2 sebesar27,13 kgf/mm 2 dan variasi lain mempunyainilai uji hampir sama yaitu antara 22,38-26,59 kgf/mm 2 . Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa penggunaan bajasebagai penguat sangat berpengaruhdalam meningkatkan sifat fisik dan mekanikdari insulated rail joint.

    Hasil uji kekuatan dielektrik dan tahananinsulasi ( Electr ic Strength and Insulat ionResis tance ):

    Hasil semua sampel uji tidak tembus padategangan 5000V untuk A.C dan 6000V.Untuk DC mempunyai insulation resistance bervariasi antara 3,65 GΩ sampai dengantak terhingga GΩ. Untuk contoh uji setelahdikondisikan pada suhu 40 0C dankelembaban 93% selama 24 jam dalamkeadaan kering dan setelah direndam dalamair. Jadi semua variasi IRJ yang telahdilakukan bersifat Isolator terhadap terhadaplistrik dalam keadaan kering ataupun setelahdirendam dalam air.

    Hasil Uji SEM dan EDS

    Gambar 3. SEM komposit IRJ resin epoksidan serat gelas

    Dari Gambar 3 SEM dan 5 EDS kompositserat gelas dan resin epoksi,terlihat dibagianpermukaan sudah cukup rata, tetapidibagian dalam terlihat resin (matriks)kurang masuk secara homogen dikarenakanmatriks belum dapat terdispersi secara

  • 8/18/2019 68-200-1-PB99-112

    11/14

    Jurnal Riset Industri Vol. V, No.2, 2011, Hal 99-112

    109

    merata kedalam serat. Dalam percobaan iniselanjutnya perlu diperhatikan viskositasdari resin dan pengadukan, proses lay up resin pada serat saat pencetakan komposit

    Gambar 4. SEM komposit resin epoksi danserat gelas bertulang baja

    Gambar 5. EDS komposit IRJ resin epoksidan serat gelas

    Pada gambar 4: Terlihat bahwa kompositsudah dapat berikatan dengan bajanya.Pada proses lay up untuk IRJ komposit resinepoksi yang bertulang baja, tidak kalahpentingnya adalah metoda proses mengaturserat gelas sebagai penguat pada cetakandan proses lay up nya perlu ketelitian dankecermatan pada saat memberikan tekanan

    pada campuran matriks dan serat padabagian batas antara baja dan seratnya.Jangan sampai ada bagian yang tidakterdispersi oleh matriks. Jadi rongga bajadan serat harus penuh terisi, supayanantinya pada saat curing antara baja dankomposit menyatu. Apabila sampai terjadiada rongga kosong atau void yangmerupakan initial crack akan mengakibatkankeretakan pada IRJ [6].

    Gambar 6. IRJ tulang baja terpisah 1 Set

    Gambar 7. IRJ tulang baja terpasang1Set

  • 8/18/2019 68-200-1-PB99-112

    12/14

    Pembuatan Insulated Rail Joint..........(Kuntari dkk)

    110

    Gambar8. Penampang lintang IRJ tulangbaja

    Gambar9. Penampang membujur IRJ tulangbaja

    TEKNO EKONOMI

    Walaupun penelitian ini dilakukan secaraskala laboratorium namun kegiatan diproduksiini dapat diusahakan secara komersial olehIKM industri komposit mitra B4T/ PT.KAI.Untuk membuat suatu unit usaha dibutuhkanmodal/ investasi yang besarnya tergantungdari kapasitas produksi yang diinginkan.

    Biaya Pembuatan 1set / 2 pieces IRJberdasarkan perhitungan lab scale hasilpenelitian waktu proses :Pemotongan dan lay up : 15 menitCuring (Autoclave ) : 60 menitPemotongan (gergaji ) : 28 menitPelubangan(Mesin Drill/bor ): 64 menit

    Total :167 menit/2,78jamDalam1hari/7jam kerja hasil 5 pieces IRJBiaya Produksi per set 2 pieces: Biaya bahan Rp 877.243,00Biaya pemotongan& lay up Rp 34.324,72Biaya curing/autoclave Rp 82.802,98Biaya potong/gergaji Rp 74.022,94Biaya pelubangan Rp 129.396,46

    Biaya accessories Rp 340.000,10Biaya pack, gudang,Adm Rp. 7.200,00Jumlah Rp1.544.990,20Keuntungan 10% Rp 154.499,02Harga jual sebelum PPN Rp 1.699.489,22PPN 10% Rp 169.948,92Harga jual/set Rp1.869.438,14Dibulatkan Rp1.900.000,00,Dari segiekonomi pembuatan IRJ oleh IKM di dalamnegeri lebih menguntungkan karena harga

    jualnya Rp 1.900.000 jauh di bawah hargaIRJ import sebesar 5-6 juta rupiah

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    1. Hasil Percobaan Tahap Pertama (A1) bentuk spesimen hasil terbaik adalahkode 9 (2R200+7SB/0,90,45): NilaiKekerasan (123 HRR), Kuat Tarik (20,64kgf/mm 2) dan kode 2 (6SB/0,90,45): nilaikuat lentur (32,16 kgf/mm 2)

    Hasil Percobaan Tahap Pertama (A2) bentuk spesimen hasil terbaik pada kodeSB: nilai kuat lentur (32,22 kgf/mm 2) dankuat tarik (33,24 kgf/mm 2 ) Kode WR200 :nilai kuat tekan (32,08kgf/ mm 2) dan kodeWR400 dan WR600 nilai kekerasan 118HRR. Penggunaan WR 200 dipermukaanproduk memberikan hasil permukaan yanghalus

    2. Hasil penelitian tahap kedua (B1 danB2) bentuk ful lscale hasil terbaik

    percobaan IRJ fullsc ale (B2) dari bahankomposit bertulang baja kode V1/V2. nilaibeban tarik = 33,8 Ton. nilai kekerasan

    baja St42 komposit

    90mm

    Baja St 42

    komposit

  • 8/18/2019 68-200-1-PB99-112

    13/14

    Jurnal Riset Industri Vol. V, No.2, 2011, Hal 99-112

    111

    129 HRR, nilai beban lentur 26,7 Ton,nilai kuat tekan = 27,13 kgf/mm 2,Produkini telah memenuhi spesifikasi teknik PTKAI beban tarik dan beban lentur ≥ 22Ton, kekerasan ≥102 HRR dan KuatTekan ≥ 25,3 kgf/mm 2

    3. Hasil uji kekuatan dielektrik dantahanan insulasi ( Electr ic Strength andInsulat ion Resis tance ) adalah semuaspesimen uji tidak tembus pada tegangan5000V AC dan 6000V DC mempunyaiinsulation resistance bervariasi antara 351MΩ sampai dengan tak terhingga GΩ dalamkeadaan kering ataupun setelah direndamdalam air.persyaratan ini memenuhi

    spesifikasi teknik PT KAI ≥2 MΩ.4. Hasil uji SEM dan EDS masih terlihat

    matriks cukup homogen, ada sedikitvoid. Untuk menghindari void , harusdiperhatikan viskositas matriks harussesuai, tekanan harus rata dan terkontrol,serta proses pemvakuman harussempurna.

    5. Hasil perhitungan tekno ekonomi diperoleh harga jual produk IRJ per Setadalah Rp1.900.000. Sehingga lebih

    menguntungkan karena harga jual IRJimport sebesar.5-6 juta rupiah

    Saran

    Untuk menghindari void Pada proses layup harus diperhatikan viskositas matriksharus sesuai, pada proses pressingtekanan harus rata dan pada proses curingpada autoclave suhu dan tekananterkontrol, dan proses pemvakuman harussempurna.

    Ucapan Terimakasih.

    Penulis mengucapkan terimakasih danpenghargaan sebesar-besarnya kepadaBapak Ir Baskoro Wirawan dan BapakIr.Sulaefi Nasserie atas semua bantuan danbimbingannya selaku narasumber sehinggaterselesainya tulisan ini .

    DAFTAR PUSTAKA

    1) Kuntari Adi Suhardjo 2010, LaporanPenelitian Ristek 2010 ,” Penerapan

    Bahan Komposit dari Serat Gelas danResin Epoksi dengan Tulang BajaSebagai Insulated Rail Joint PadaSarana Tran sportasi Kereta Api “ BalaiBesar Bahan dan Barang Teknik,Nopember 2010,

    2) Kuntari Adi Suhardjo 2009, LaporanPenelitian DIPA 2009 “PenelitianPembuatan Insulated Rail Joint DenganBahan Komposit Kevlar dan PoliesterResin sebagai substitusi Impor” BalaiBesar Bahan dan BarangTeknik,Nopember 2009

    3) Jacqueline I, Kroschwitz, ExecutiveEditor, 2003 : “Epoxy Resins, ConciseEncyclopedia of Polymer Science andEngineering”. A. Wiley - IntersciencePublication, John Wiley & Son.

    4) Lynn S. Penn and Chiao T.T,2002 :“Epoxy Resins” Ciba Geigy Corp

    Ardsley New York and LawrenceLivermore labolatory, University ofCalifornia, Livermore California.

    5) Department of Polymer Sience,2005 “Epoxy Resins” Polymer ScienceLearning Center, University of Southern

    Missisipi6) Riley J.E, 2003: “ Three Basic Types of

    Insulated Rail Joints” Arema, CanadianNational Railway, Track Maintainer’s.

    7) Andri Hardianto 2010, ” Hand OutDiseminasi Hasil Litbang Insulated RailJoint” Balai Besar Bahan dan BarangTeknik,.Bandung 7 Oktober 2010,

    8) George Lubin, 1981 :”Handbook ofComposites Van Nostrand. ReinholdCompany, New York, Cincinnati,

    Toronto, London Melbourne .9) Charles E. Knox, 2001 : “Fiber Glass

    Reinforcement “ Technical Director,Uniglass Industries New York.

    10) ITW evercoat, 2010: ”Fiber Gl ass-Evercoat, Choosing The Right Resin-Epoxy Resin” a Division of Illinois ToolWorks Inc

    11) Alexander Busgen,1995 : ” Problem With2-D Fabric For Composite “ TechnicalTextile International, Elsevier Science

    Ltd Oct.12) Fan C.F, Hsu S, 1989 :”Effects of Fiber

    Orientation on The Stress, Distribution in

  • 8/18/2019 68-200-1-PB99-112

    14/14

    Pembuatan Insulated Rail Joint..........(Kuntari dkk)

    112

    Model Composite”, Journal Of PolymerScience: Polymer Physics.

    13) Ning Pan, 1991 : “The Optimal Fiber

    Volume Fraction and Fiber-Matrix

    Property Compatibility in FiberReinforced Composite”, Division ofTextile and Clothing, University ofCalifornia.