6. permintaan agregat

27
( Permintaan Barang dan Jasa Total Dalam Perekonomian ) PERMINTAAN AGREGATIF

Upload: natikaindielv

Post on 30-Dec-2015

139 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 6. Permintaan Agregat

( Permintaan Barang dan Jasa Total Dalam Perekonomian )

PERMINTAAN AGREGATIF

Page 2: 6. Permintaan Agregat

PERMINTAAN AGREGATIF

Adalah permintaan keseluruhan total atau permintaan seluruh

lapisan masyarakat

Page 3: 6. Permintaan Agregat

BAGAIMANA PERMINTAAN AGREGAT DIBENTUK

Dibentuk Oleh Pasar Komoditi

Dibentuk Oleh Pasar Uang

Y = C + I + G + ( X – M )

MS = MD

Dimana MD = mt + mj + m2

Page 4: 6. Permintaan Agregat

AD = Y = C + I + G + ( X – M )

Masing – masing dari keempat komponen tersebut memberikan kontribusinya bagi permintaan agregat barang

dan jasa. Diasumsikan bahwa harga adalah konstan atau tidak berubah. Ini juga berarti semua variable adalah

diasumsikan riil dan tidak ada inflasi.

Page 5: 6. Permintaan Agregat

KURVA PERMINTAAN AGREGAT

Kurva menunjukkan hubungan negatif antara pendapatan nasional dengan

tingkat harga. Dengan kata lain, kurva permintaan agregat menunjukkan

sekumpulan titik ekuilibrium yang muncul dalam model IS – LM ketika kita

mengubah tingkat harga dan melihat apa yang terjadi pada pendapatan.

Page 6: 6. Permintaan Agregat

Kurva Permintaan Agregat adalah kurva yang menunjukkan hubungan relatif antara keluaran (Pendapatan) Agregat dan tingkat bunga.

Kurva Permintaan Agregatif ( Aggregate Demand Curve) adalah kurva yang menunjukkan

jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli oleh rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah pada setiap tingkat harga. ( N. Gregory Mankiw, 2004)

Kurva Permintaan Agregate adalah sebuah persamaan fungsi yang menghubungkan tingkat – tingkat pendapatan nasional dengan tingkat – tingkat harga dimana dipenuhi syarat ekuilibriumnya pasar uang dan pasar barang. ( Ekonomi Makro, Liberty Jogjakarta, )

Page 7: 6. Permintaan Agregat

Diantara pembentuk kurva penawaran agregat yaitu pasar uang ( kurva IS ) dan pasar barang

( kurva LM )

IS

LM (P2)

LM (P1)

1. Tingkat harga P lebih menggeser kurva LM ke atas

Y2 Y1

Tingkat bunga, r

Pendapatan, Output, Y2. Yang

menurunkan pendapatan Y

Model IS – LM

Menunjukkan model IS – LM : kenaikan tingkat harga dari P1 ke P2 menurunkan keseimbangan uang riil dan menggeser kurva LM

ke atas.

Page 8: 6. Permintaan Agregat

Kurva Permintaan Agregatif

Tingkat harga, P

P2

P1

Y2

Y1 Pendapatan, Output, Y

AD

3. Kurva AD hubungan antara P

dan Y

Menunjukkan kurva permintaan agregat yang meringkas hubungan antara tingkat bunga dan pendapatan ini : semakin tinggi tingkat harga, semakin rendah tingkat

pendapatan

Page 9: 6. Permintaan Agregat

Setiap pasang nilai P dan Y pada kurva permintaan agregat berhubungan dengan satu titik di mana baik

pasar barang maupun pasar uang berada dalam keseimbangan. Kurva permintaan agregat jauh lebih

rumit dibandingkan kurva permintaan pasar atau individu yang sederhana.

Kurva AD bukan kurva permintaan pasar, dan kurva ini bukan jumlah dari semua kurva permintaan pasar

dalam perekonomian, karena permintaan pasar bersifat individual.

Page 10: 6. Permintaan Agregat

Kurva permintaan menunjukkan kuantitas keluaran yang diminta ( oleh suatu rumah tangga individual atau dalam suatu pasar tunggal ) pada setiap harga yang mungkin, cateris paribus. Dalam menggambarkan kurva permintaan, kita mengasumsikan bahwa harga – harga dan pendapatan tetap. Dari asumsi itu, menyusul bahwa salah satu alasan julah barang tertentu yang diminta turun bila harganya naik adalah bahwa harga – harga lain tidak naik.

Permintaan agregat turun bila tingkat harga naik karena lebih tingginya tingkat harga menyebabkan aiknya permintaan

uang ( MD ), karena penawaran uang yang konstan, tingkat suku bungan akan naik untuk membangun kembali

keseimbangan di pasar uang. Tingkat suku bunga tinggilah yang menyebabkan keluaran agregat turun.

Page 11: 6. Permintaan Agregat

PDB ( Y )

Yaitu jumlah dari konsumsi ( C ), Investasi ( I ), Belanja Pemerintah ( G ), dan ekspor

netto ( X - M )

Y = C + I + G + Xnet

Masing – masing dari keempat komponen tersebut memberikan kontribusinya bagi permintaan agregat barang dan jasa. Untuk saat ini, belanja pemerintah

kita asumsikan tetap, berdasarkan kebijakan. Namun ketiga komponen lainnya yaitu konsumsi,

investasi dan ekspor neto tergantung pada kondisi perekonomian dan khususnya tingkat harga.

Page 12: 6. Permintaan Agregat

Yang menyebabkan KURVA PERMINTAAN AGREGAT DAPAT

BERGESER antara lain :

Kebijakan Fiskal Ekspansif

Kebijakan Fiskal Kontraktif

Kebijakan Moneter Ekspansif

Kebijakan Moneter Kontraktif

Page 13: 6. Permintaan Agregat

Kebijakan Fiskal Ekspansif

G↑ → Kurva AD bergeser ke kananTx net↓→ Kurva AD bergeser ke kanan

Kenaikan G menaikkan keluaran ( pendapatan ) agregat yang direncanakan, yang selanjutnya akan menyebabkan kenaikan keluaran pada masing – masing tingkat harga yang mungkin.

Penurunan T menyebabkan konsumsi naik. Konsumsi yang lebih tinggi selanjutnya menaikkan pengeluaran agregat yang direncanakan, yang menimbulkan kenaikan keluaran pada setiap harga yang mungkin.

Page 14: 6. Permintaan Agregat

Tingkat bunga, r Ekspansi Fiskal

menggeser kurva IS

LM (P=P1)

IS1IS0

Pendapatan, OutputY

Y0 Y1

r0

r1

Tingkat harga, P

... Yang meningkatkan permintaan agregat pada tingkat harga berapapun

P

Y0

Y1 Pendapatan, Output, Y

AD1AD0

Kebijakan Fiskal Ekspansioner

Akibat kenaikan pengeluaran pemerintah ( G ) atau penurunan pajak neto (Tx net ) terhadap kurva AD menyebabkan kurva permintaan agregat ( ADo) bergeser ke kanan dari ADo ke AD1.

Page 15: 6. Permintaan Agregat

Kebijakan Fiskal Kontraktif

G↓ → kurva AD bergeser ke kiri.Tx net↑ → kurva AD bergeser ke kiri.

Page 16: 6. Permintaan Agregat

Tingkat Harga, P

Pendapatan, Output, Y

Yang menurunkan permintaan agregat pada

tingkat harga tertentu

ADoAD2

YoY2

P

Kebijakan Fiskal Kontraktif

Akibat penuruna pengeluaran pemerintah ( G ) atau kenaikan pajak neto ( Tx net ) terhadap kurva AD menyebabkan kurva permintaan agregat ( ADo ) bergeser ke kiri dari ADo ke AD2

Page 17: 6. Permintaan Agregat

KEBIJAKAN MONETER EKSPANSIF

MS ↑ → Kurva AD bergeser ke kanan

Kenaikan ( pendapatan ) agregat, Y. MS menurunkan tingkat suku bunga, yang menaikkan investasi yang direncankan ( dan demikian pengeluaran angregat yang direncanakn ). Hasil akhirnya adalah kenikan keluaran pada masing – masing tingkat harga yang mungkin sehingga menyebabkan kurva Ado bergeser.

Page 18: 6. Permintaan Agregat

Yo Y1

Tingkat bunga, r

Pendapatan, Output, Y

r0

r2

Y0

Y1

Ekspansi moneter menggeser kurva LM

LMo ( P =P1 )

LM1 ( P = P1 )

IS

Tingkat Harga, P

Pendapatan, Output, Y

Po

AD1ADo

... Yang meningkatkan permintaan agregat pada tingkat harga

berapapun

Kebijakan Moneter EkspansifAkibat kenaikan penawaran uang terhadap kurva AD, maka

menyebabkan pergeseran pada kurva permintaan AD, sehingga kurva permintaan agregat AD0 bergeser ke kanan dari AD0 ke AD1

Page 19: 6. Permintaan Agregat

Kebijakan Moneter Ekspansif Atau Dapat Dikatakan Kebijakan Uang

Longgar Antara Lain :

OPT ( Operasi Pasar Terbuka ) atau pasar tebuka dengan melakukan aksi beli saham atau surat berharga.

Dengan menurunkan tingkat bunga ( r )

Dengan menurunkan cadangan minimum ( rr )

Page 20: 6. Permintaan Agregat

KEBIJAKAN MONETER KONTRAKTIF

MS ↓ → kurva AD bergeser ke kiri

Page 21: 6. Permintaan Agregat

Tingkat Harga, P

Pendapatan, Output, Y

Y2 Y0

ADoAD2

... Yang menurunkan permintaan agregat pada tingkat harga

berapapun

Po

Kebijakan Moneter KontraktifAkibat penurunan penawaran uang ( MS ) terhadap kurva AD, maka

menyebabkan pergeseran kurva pada permintaan agregat AD, sehingga kurva permintaan agregat Ado bergeser ke kiri dari ADo ke AD2

Page 22: 6. Permintaan Agregat

Kebijakan Moneter Kontraktif atau dapat dikatakan kebijakan

uang ketat dapat dilakukan dengan :

OPT ( Operasi Pasar Terbuka ) dengan melakukan aksi jual surat berharga

Dengan menaikkan tingkat bunga ( r )

Dengan menaikkan cadangan minimum ( rr )

Page 23: 6. Permintaan Agregat

EKUILIBRIUM JANGKA PENDEK DAN EKUILBRIUM

JANGKA PANJANG

Page 24: 6. Permintaan Agregat

LRASTingkat Bunga, r

Pendapatan, Output, Y

K

C

Y

IS

LM ( P1 )

LM ( P2 )

( a ) Model IS - LM

P1

P2

Y

K

C

SRAS 1

SRAS 2

LRASTingkat Harga, P

Pendapatan, Output, Y

( b ) Model Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat

Page 25: 6. Permintaan Agregat

Dari kurva diatas dapat dilihat perbedaan penting antara pendekatan Keyness dengan pendekatan klasik ( Pigou ) pada penentuan pendapatan nasional.

Asumsi keynesan yang ( ditunjukkan oleh titik K ) adalah bahwa tingkat harga tidak bergerak. Bergantung pada kebijakan moneter,

kebijakan fiskal, dan determinan permintaan agregat lainnya, output bisa menyimpang dari tingkat alamiah.

Asumsi Klasik / Pigou ( yang ditunjukkan oleh titik C ) adalah bahwa tingkat harga sepenuhnya fleksibel. Tingkat harga disesuaikan untuk menjamin bahwa pendapatan nasional selalu berada pada tingkat alamiah.

Page 26: 6. Permintaan Agregat

IMPLIKASI DARI PERMINTAAN

AGREGAT

Page 27: 6. Permintaan Agregat

Ketika tingkat harga meningkat ( P ) maka GDP akan turun / berkurang maka kebijakan yang sebaiknya dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan menggeser Ado ke AD1 yaitu dengn kebijakan ekspansif

agar besarnya tingkat GDP tetap stabil.

Tingkat Harga, P

Pendapatan, Output, Y

Po

P1

Y0 Y1

ADo AD1