document5
DESCRIPTION
geokimiaTRANSCRIPT
-
Berdasarkan proses-proses yang terjadi pada akuifer, dapat
disimpulkan bahwa komposisi airtanah berasal dari pelarutan mineral batuan dan pelarutan silika dan kation-kation pada tanah. Beberapa
batuan menjadi sumber kandungan klorida dan sulfat melalui proses
pelarutannya, bahkan sebagai penerima ion hidrogen. Ion hidrogen yang berperan dalam proses pelapukan batuan berasal dari respirasi
bahan organik dan oksidasi sulfida. Sebagian besar pelarutan
bikarbonat berkaitan erat dengan batuan karbonat, pada batuan non-karbonat ion hidrogen terbentuk melalui proses pelarutan CO2 yang
bereaksi dengan batuan (Hem, 1970).
Menurut Toth (1963) dalam Kodoatie (1996), sistem aliran airtanah dibagi menjadi tiga sistem yaitu; sistem aliran lokal, sistem
aliran subregional, dan sistem aliran regional. Sistem lokal memiliki
karakteristik kedalaman dangkal, jarak aliran pendek, arah aliran dan besarnya bervariasi, waktu tinggal di suatu tempat pendek, temperatur
dan tekanan rendah, lithologi homogen, memiliki unsur dominan
HCO3, Ca, dan Mg, Memiliki efek pembilasan penuh, TDS rendah dan dipengaruhi musim. Aliran subregional dengan karakteristik
antara sistem lokal dan regional, memiliki unsur dominan NaSO4 dan
Cl, memiliki efek peningkatan TDS, sedikit atau tidak dipengaruhi musim, sedangkan sistem aliran regional memiliki karakteristik
kedalaman besar, jarak aliran panjang, laju aliran tunak, waktu tinggal
di suatu lama, temperatur dan tekanan tinggi, memiliki TDS tinggi, tidak dipengaruhi oleh musim dan iklim. Sistem aliran ini dalam
perubahan aliran sulit berubah tetapi jika dalam waktu yang panjang
bisa terjadi dan jika terjadi perubahan sangat sulit untuk dibenahi. Sistem aliran airtanah digambarkan pada model jaring-jaring airtanah
yang berisikan kontur airtanah dan arah aliran airtanah di suatu media akuifer.