546 prosesperlakuanpanas libre

12
Proses Perlakuan Panas Secara Umum Proses pelakuan panas adalah suatu proses yang terdiri dari proses pemanasan dan proses pendingin pada logam dan paduannya dengan cara tertentu yang bertujuan untuk mendapatkan sifatsifat material yang diinginkan. Proses ini telah digunakan secara luas dan tidak hanya dilakukan pada logam ferro saja melainkan telah banyak digunakan pada logam nonferro beserta paduannya. Namun dikarenakan bahasan dari penulisan ini menggunakan material baja jadi proses perlakuan panasnya dibatasi hanya pada material baja. Perubahan dari sifat yang dikarenakan proses perlakuan panas mencakup pada daerah keseluruhan dari logam dan hanya sebagiannya saja, contoh pada permukaannya saja. Baja unsur paduan utamanya adalah besi dan carbon, tetapi selain itu juga terdapat unsurunsur penyusun yang lain seperti Mn, V, W, Cr, Ni, Si, dll. Carbon dalam baja larut secara interstisi dan membentuk senyawa karbida yang disebut sementit (Fe 3 C) yang sifatnya keras dan getas, sehingga pengaruhnya pada baja akan meningkatkan kekuatan dengan menghambat laju dislokasi. Secara umum unsurunsur paduan ditambahkan dalam baja dengan kadar tertentu bertujuan untuk: Meningkatkan kekerasan Menaikkan keuletan Meningkatkan ketahanan aus Meningkatkan ketangguhan Memperbaiki ketahanan korosi

Upload: pangeran-ubur-ubur

Post on 03-Oct-2015

216 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Perlakuan panas

TRANSCRIPT

  • Proses Perlakuan Panas Secara Umum

    Proses pelakuan panas adalah suatu proses yang terdiri dari proses

    pemanasan dan proses pendingin pada logam dan paduannya dengan cara tertentu

    yang bertujuan untuk mendapatkan sifatsifat material yang diinginkan. Proses ini

    telah digunakan secara luas dan tidak hanya dilakukan pada logam ferro saja

    melainkan telah banyak digunakan pada logam nonferro beserta paduannya.

    Namun dikarenakan bahasan dari penulisan ini menggunakan material baja jadi

    proses perlakuan panasnya dibatasi hanya pada material baja.

    Perubahan dari sifat yang dikarenakan proses perlakuan panas mencakup

    pada daerah keseluruhan dari logam dan hanya sebagiannya saja, contoh pada

    permukaannya saja.

    Baja unsur paduan utamanya adalah besi dan carbon, tetapi selain itu juga

    terdapat unsurunsur penyusun yang lain seperti Mn, V, W, Cr, Ni, Si, dll. Carbon

    dalam baja larut secara interstisi dan membentuk senyawa karbida yang disebut

    sementit (Fe3C) yang sifatnya keras dan getas, sehingga pengaruhnya pada baja

    akan meningkatkan kekuatan dengan menghambat laju dislokasi.

    Secara umum unsurunsur paduan ditambahkan dalam baja dengan kadar

    tertentu bertujuan untuk:

    Meningkatkan kekerasan

    Menaikkan keuletan

    Meningkatkan ketahanan aus

    Meningkatkan ketangguhan

    Memperbaiki ketahanan korosi

  • Memperbaiki mampu pemesinan

    Dll

    Perubahan sifat yang terjadi pada proses perlakuan panas disebabkan

    karena adanya pertumbuhan fasa pada saat pemanasan dan transformasi fasa pada

    saat pendinginan. Hal tersebut tidak akan pernah terlepas dari temperatur.

    Diagram yang menyajikan tentang hubungan antara temperatur dimana terjadinya

    perubahan fasa pada saat proses pemanasan dan pendinginan lambat dengan kadar

    karbon disebut diagram fasa.

    Gambar II.1 Diagram Fasa FeFe3C

    Diagram Fasa FeFe3C sangatlah penting, khususnya dalam proses

    perlakuan panas, diagram ini menjadi dasar atau pedoman untuk mengetahui fasa

    apa yang akan terbentuk pada saat kita melakukan pemanasan. Dari diagram ini

  • juga diketahui garis transformasi fasa dan titik komposisi tertentu dari baja.

    Komposisi eutektoid tedapat pada 0,8% C dan pada Temperatur 723 o

    C. Fasa

    austenit ( )mengandung unsure karbon maksimum 2 % karbon, hal ini

    memungkinkan karena fasa austenit mempunyai sel satuan FCC sehingga mampu

    melarutkan atom atom karbon yang lebih banyak didalamnya secara interstisi.

    Prinsip perlakuan panas adalah pemanasan dan pendinginan, kecepatan

    pendinginan sangat berpengaruh terhadap hasil struktur mikro dan sifat mekanik

    yang didapat, maka timbul fungsi waktu. Dalam diagram FeFe3C hanya

    menjelaskan transformasi pada kecepatan yang sangat rendah atau pendinginan

    yang terjadi secara alami. Maka, Diagram FeFe3C tidak dapat menjelaskan

    transformasi yang terjadi pada pendinginan cepat. Oleh karena itu diperlukan

    suatu pedoman berupa diagram baru yang menyatakan hubungan antara

    temperatur dan waktu serta dapat menjelskan transformasi yang terjadi pada

    kecepatan pendinginan yang tinggi. Diagram TTT ( time temperatur

    transformation ) dan Diagram CCT ( continous cooling transformation) adalah

    diagram yang digunakan sebagai pedoman untuk melakukan proses perlakuan

    panas karena diagram ini dapat menjelaskan transformasi fasa yang terjadi pada

    kecepatan pendinginan yang tinggi.

    Diagram TTT hanya menunjukkan transformasi pada temperatur yang

    konstan dan tidak berlaku pada proses pendinginan yang kontinu sehingga

    diagram ini jarang dipakai untuk proses perlakuan panas. Diagram yang dapat

    menjelaskan semuanya serta banyak sekali dipakai unutk proses pengerasan pada

  • baja adalah diagram CCT. Diagram ini mempunyai bentuk yang agak berbeda

    dengan diagram TTT walaupun parameternya sama.

    Gambar II.2 Diagram TTT pada baja AISI D6

    Proses pemanasan baja dilakukan diatas temperatur austenisasi, namun

    jangan terlalu tinggi karena dapat mempengaruhi struktur yang terbentuk yang

    disebabkan oleh pertumbuhan butir dari fasa austenit. Semakin besar butir yang

    terbentuk, maka semakin kasar dan kekuatannya semakin menurun. Temperatur

    yang digunakan dalam pemanasan baja disebut temperatur austenisasi ( T ).

    Adapun temperatur austenisasi pada tiaptiap baja berdasarkan kandungan

    karbonya adalah:

    Baja Hypo eutektoid, T adalah A3 + 50 s/d 100o C

    Gambar Temperatur austenisasi baja hypoeutektoid

  • Baja Hypereutektoid, T nya adalah:

    Acm + 50 s/d 100 oC atau A13 +50 s/d 100

    oC

    Gambar Temperatur austenisasi baja hypereutectoid

    Pada proses pendinginan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pendinginan

    lambat dan pendinginan cepat. Pendinginan lambat biasanya dilakukan dengan

    cara didingikan didalam tungku dan didinginkan melalui udara bebas.

    Pendinginan cepat dilakukan dengan cara dicelupkan kedalam media quench

    berupa brine, air, oli dan air garam. Proses pendinginan ditunjukan pada gambar d

    T T

    Air Oli Udara Dalam tungku t Gambar II.5 perbedaan lama pendinginan pada diagram proses

  • Secara umum proses perlakuan panas diklasifikasikan menjadi:

    A. Annealing

    B. Normalizing

    C. Hardening

    D. Case hardening

    A. Annealing

    Annealing adalah proses pemanasan baja yang diikuti dengan pendinginan

    lambat didalam tungku. Tujuan utama dari proses ini adalah untuk mengurangi

    kekerasan dari baja dan membuat struktur yang mudah dilakukan proses

    pemesinan. Selain itu anneling bertujuan untuk memperbaiki sifat sifat antara

    lain:

    mampu mesin

    mampu bentuk

    keuletan

    kehomogenan struktur

    menghilangkan tegangan dalam

    persiapan struktur unutk proses perlakuan panas

    temperatur dan laju pendinginan dari annealing tergantung dari hasil yang

    diinginkan dari struktur mikonya, oleh karena itu annealing dibagi lagi

    menjadi beberapa proses spesifik antara lain:

    1. full annealing

    Merupakan proses pemanasan yang bertujuan untuk melunakan baja,

    prosesnya dilakukan dengan cara dipanaskan diatas daerah kritisnya dan

  • didinginkan secara perlahan melawati daerah kritis. Walaupun full annealing

    dapat dilakukan pada semua baja, tetapi kebanyakan hanya dilakukan pada

    baja carbon medium ( 0,30,6% C ) saja, dimana bertujuan untuk

    meningkatkan mampu mesinnya.

    2. Sperodizing

    Proses ini bertujuan untuk membulatkan karbida yang berbentuk serpih

    pada perlit dan sementit. Sehingga dapat meningkatkan mampu mesin serta

    meningkatkan keuletan. Sperodizing secara luas digunakan pada baja carbon

    tinggi, baja perkakas, baja bearing, dan pada semua baja yang akan menjalani

    proses pengerjaan dingin.

    3. stress relieving

    Pada baja yang telah mengalami proses pengecoran, permesinan,

    pengelasan maka akan terdapat sejumlah tegangan sisa didalamnya. Tegangan

    sisa tersebut akan menyebabkan distorsi bahkan dapat mengalami retakpada

    saat digunakan atau pada saat dilakukan proses perlakuan panas. Untuk

    menghilangkan tegangan sisa tersebut maka dilakukan proses ini.

    4. Bright Annealing

    Merupakan proses perlakuan panas yang bertujuan untuk menghasilkan

    benda kerja yang permukaannya terbebas dari lapisan oksidasi. Prosesnya

    dilakukan dengan cara menyelimuti spesimen dengan atmosfir tungku yang

    sesuai selama pemanasan. Cara ini juga bertujuan untuk menghindari

    terjadinya penggetasan, timbulnya sulfidasi, serta adanya dekarburisasi. Jenis

  • gas yang banyak digunakan dapat berupa nitrogen, amoniak, gas eksotrim,

    hydrogen, dll.

    5. Homogeniezing

    Proses ini bertujuan untuk menyeragamkan komposisi baja. Biasanya

    dilakukan setelah proses pengecoran. Spesimen dipanaskan sampai temperatur

    1100 1200C. kemudian didinginkan secara lambat.

    6. Recrystalitation annealing

    merupakan proses pemanasan untuk menumbuhkan atau membentuk butir

    baru setelah mengalami proses pengerjaan dingin (cold working). Selain itu juga

    bertujuan untuk menghilangkan tegangan sisa. Pemanasan dilakukan pada

    temperatur 600C selama 0.5 1 jam.

    B. )ormalizing

    Normalizing merupakan proses perlakuan panas yang dilkukan dengan

    cara memanaskan baja sampai temperatur austenisasi (T) kemudian didinginkan

    dengan media udara dimana akan didapatkan fasa berupa pearlite. Baja carbon

    tinggi seperti die steel dan HSS (High Speed Steel) tidak pernah dilakukan proses

    ini karena bajabaja ini dikeraskan menjadi struktur martensite dengan cara

    pendinginan di udara. Normalizing umumnya dipergunakan pada baja carbon

    rendah dan plain carbon dengan tujuan sbb:

    1. memperhalus ukuran butir dan menghomogenisasikan

    struktur mikro dari hasil coran dan tempa, sehingga dapat

    meningkatkan sifat mekanik dalam proses pengerasan

    baja.

  • 2. untuk meningkatkan mampu mesin dengan komposisi

    karbon sekitar 0.3 % C

    3. memperhalus karbida kasar yang mempunyai precipitate

    selama pendinginan lambat setelah proses pengerjaan

    panas.

    Sebagai contoh dibawah ini disajikan informasi mengenai perubahan yang

    terjadi pada sifat mekanik pada material setelah mengalami proses

    normalizing.

    Tabel Efek normalizing pada sifat mekanik baja coran 0.26% C

    C. Hardening

    Proses hardening biasa dilakukan pada semua perkakas dan bagian penting

    dari mesin yang berkaitan dengan hal yang berat. Tujuan mengeraskan perkakas

    adalah untuk mendapatkan nilai kekerasannya, sedangkan tujuan mengeraskan

    bagian mesin adalah untuk meningkatkan kekuatan tarik serta kekuatan luluhnya.

    Namun biasanya bila kekerasan tinggi maka kekuatan tariknya dan kekuatan

    luluhnya rendah, oleh karena itu proses hardening yang dilakukan adalah dengan

    cara melakukan proses tempering setelah dilakukan pendinginan cepat.

    Sifat Mekanik Sebelum ) Sesudah )

    Kekuatan luluh (Kg/mm2)

    Kekuatan tarik (Kg/mm2)

    Perpanjangan (%)

    Reduksi penampang (%)

    Kekuatan impak charpy

    (Kgm/mm2)

    23.4

    43.7

    13.1

    14.2

    2.9

    28.5

    48.0

    24.4

    40.5

    9.4

  • Biasanya proses hardening yang umum dilakukan adalah dengan

    memanaskan baja sampai temperature austenisasinya kemudian ditahan untuk

    beberapa lama lalu didinginkan secara cepat

    T

    t Gambar proses hardening yang umum

    Pada saat dilakukan pendinginan lambat fasa austenit (FCC) akan berubah

    sel satuannya menjadi BCC kembali. Namun karena adanya pendinginan cepat

    maka ada atom karbon yang terjebak pada kisi tegak sehingga austenit

    bertransformasi menjadi fasa martensit dengan sel sastuan BCT. Martensit inilah

    yang bersifat keras dan getas. Contoh specimen yang berfasa martensit adalah

    roda gigi, pahat potong, dan dies. Temperatur pemanasan untuk proses hardening

    sama dengan proses seperti annealing dan normalizing. Tetapi ada perbedaan

    sedikit bila baja yang ingin dikeraskan mempunya kadar karbon lebih besar dari

    0,8%, maka pemanasannya dilakukan pada temperature A13 +50100oC sehingga

    struktur yang terbentuk adalah martensit serta karbida yang tidak larut, dimana

    kekerasannya lebih tinggi.

    Agar diperoleh hasil yang baik dari proses pengerasan, maka benda kerja

    sebaiknya harus dibersihkan terlebih dahulu. Untuk baja karbon rendah dan baja

    paduan rendah tidak perlu dilakukian preheat (pemanasan awal). Namun pada baja

  • perkakas harus dipreheat terlebih dahulu karena banyaknya unsur paduan

    sehingga konduktivitas panasnya menurun.

    Pada pendinginnya harus dengan media pendingin cepat agar atom

    karbonya terjebak pada kisi tegaknya. Adapun media pendingin yang sering

    dipakai untuk proses hardening adalah:

    Air

    Oli

    Brine

    Masingmasing dari media pendingin diatas mempunyai keuntungan serta

    kerugian. Proses hardening dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

    Martempering

    Austmpering

    Patenting

    Dll

    D. Case Hardening

    Case hardening merupakan salah satu cara untuk merubah komposisi kimi

    dari material. Perubahan komposisi kimia tersebut dapat terjadi pada saat material

    dalam kondisi padat dan dapat terjadi hanya pada bagian permukaan permukaan

    saja. Tujuan dari case hardening adalah untuk meningkatkan ketahanan aus suatu

    material, meningkatkan ketahanan korosi serta untuk meningkatkan scalling

    resistant.

    Case hardening dilakukan dengan cara melapisi permukaan dari material

    dengan carbon, nitrogen, dan elemen paduan lainnya. Prosesnya dapat dilakukan

  • dengan menambahkan unsur yang akan brdifusi kedalam material dalam kondisi

    padat, cair maupun dalam kondisi gas. Proses dari case hardening dibagi menjadi:

    Carburisasi

    Nitriding

    Cyaniding

    Diffusion metallishing