5. bab_ii

22
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mobile Learning 2.1.1. Pengertian Mobile Learning Mobile learning didefinisikan oleh Clark Quinn (2000) sebagai: The intersection of mobile computing and e-learning: accessible resources wherever you are, strong search capabilities, rich interaction, powerful support for effective learning, and performance-based assessment. E-Learning independent of location in time or space. Merujuk dari definisi tersebut maka, mobile learning adalah model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat diakses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Hal penting yang perlu diperhatikan bahwa tidak setiap materi pengajaran cocok memanfaatkan mobile learning. Stevanus Wisnu Wijaya (2006) menjelaskan bahwa materi ajar yang tidak cocok mengadopsi konsep mobile learning antara lain: materi yang bersifat hands on, keterampilan sebagaimana dokter gigi, seni musik khususnya mencipta lagu, interview skills, team work seperti marketing maupun materi yang membutuhkan pengungkapan ekspresi seperti tarian. Mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas maka penerapan mobile learning lebih baik pada jenjang pendidikan tinggi.

Upload: abdul-qadir-al-jaelani

Post on 11-Nov-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

yyyty

TRANSCRIPT

  • 7

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1. Mobile Learning

    2.1.1. Pengertian Mobile Learning

    Mobile learning didefinisikan oleh Clark Quinn (2000) sebagai:

    The intersection of mobile computing and e-learning: accessible

    resources wherever you are, strong search capabilities, rich interaction,

    powerful support for effective learning, and performance-based

    assessment. E-Learning independent of location in time or space.

    Merujuk dari definisi tersebut maka, mobile learning adalah model

    pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada

    konsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan

    materi ajar yang dapat diakses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik.

    Hal penting yang perlu diperhatikan bahwa tidak setiap materi pengajaran

    cocok memanfaatkan mobile learning.

    Stevanus Wisnu Wijaya (2006) menjelaskan bahwa materi ajar yang

    tidak cocok mengadopsi konsep mobile learning antara lain: materi yang

    bersifat hands on, keterampilan sebagaimana dokter gigi, seni musik

    khususnya mencipta lagu, interview skills, team work seperti marketing

    maupun materi yang membutuhkan pengungkapan ekspresi seperti tarian.

    Mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas maka penerapan mobile learning

    lebih baik pada jenjang pendidikan tinggi.

  • 8

    Ally (2004) mendefinisikan mobile learning merupakan penyampaian

    bahan pembelajaran elektronik pada alat komputasi mobile agar dapat diakses

    darimana saja dan kapan saja. Pada umumnya, perangkat mobile berupa

    telepon seluler digital dan PDA. Namun, secara lebih umum dapat

    didefinisikan sebagai perangkat apapun yang berukuran cukup kecil, dapat

    bekerja sendiri, dapat dibawa setiap waktu dalam kehidupan sehari-hari, dan

    yang dapat digunakan untuk beberapa bentuk pembelajaran. Perangkat kecil ini

    dapat dilihat sebagai alat untuk mengakses konten, baik disimpan secara local

    pada device maupun dapat dijangkau melalui interkoneksi. Perangkat ini juga

    dapat menjadi alat untuk berinteraksi dengan orang lain, baik melalui suara,

    maupun saling bertukar pesan tertulis, gambar diam dan gambar bergerak.

    2.1.2. Karakteristik Mobile Learning

    Karakteristik dan perangkat yang diperlukan oleh mobile learning antara

    lain adalah (Soekartawi, 2003):

    a. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; antara pendidik dan peserta

    didik, antar peserta didik sendiri, atau antar pendidik-pendidik, dapat

    berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal

    yang protokoler;

    b. Memanfaatkan keunggulan komputer (media digital dan computer

    network);

    c. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials)

    disimpan di ponsel atau komputer sehingga dapat diakses oleh pendidik

  • 9

    dan peserta didik kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan

    memerlukannya; dan

    d. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar

    dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat

    dilihat setiap saat di ponsel atau komputer.

    2.1.3. Klasifikasi Mobile Learning

    Mobile learning dapat dikelompokkan dalam beberapa klasifikasi

    berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut (Georgiev, 2005):

    a. Jenis mobile device yang didukung: notebook, Tablet PC, PDA,

    smartphone, atau telepon seluler.

    b. Jenis komunikasi nirkabel yang digunakan untuk mengakses bahan

    pembelajaran dan informasi administratif: GPRS, GSM, IEEE 802.11,

    Bluetooth, IrDA.

    c. Dukungan edukasi secara sinkron dan/atau asinkron, apakah pengguna

    dapat berkomunikasi secara sinkron (chat, komunikasi suara) atau

    asinkron (e-mail, SMS) dengan pengajar.

    d. Dukungan terhadap standar e-learning.

    e. Ketersediaan terhadap koneksi internet yang permanen antara sistem

    mobile learning dengan pengguna.

    f. Lokasi pengguna.

    g. Akses ke materi pembelajaran dan/atau layanan administratif.

  • 10

    Klasifikasi mobile learning menurut Georgiev dapat dilihat pada gambar

    2.1:

    Gambar 2.1 Klasifikasi mobile learning

    2.1.4. Konten Mobile Learning

    Konten pembelajaran dalam mobile learning memiliki jenis bermacam-

    macam. Konten sangat terkait dengan kemampuan device untuk menampilkan

    atau menjalankannya. Keragaman jenis konten ini mengharuskan pengembang

    untuk membuat konten-konten yang tepat dan sesuai dengan karakteristik

    device maupun pengguna.

  • 11

    a. Teks

    Kebanyakan device saat ini telah mendukung penggunaan teks. Hampir

    semua telepon seluler yang beredar saat ini telah mendukung penggunaan

    SMS (Short Message Service). Kebutuhan memori yang relatif kecil

    memuat konten berbasis teks lebih mudah diimplementasikan. Namun,

    keterbatasan jumlah karakter yang dapat ditampilkan harus menjadi

    pertimbangan dalam menampilkan konten pembelajaran sehingga perlu

    strategi khusus agar konten pembelajaran dapat disampaikan secara tepat

    dan efektif meskipun dengan keterbatasan ini. Salah satu contoh aplikasi

    pembelajaran berbasis teks/SMS adalah StudyTXT yang dikembangkan di

    salah satu Universitas di Selandia baru.

    b. Gambar

    Perangkat bergerak yang ada sekarang telah banyak mendukung

    pemakaian gambar. Kualitas gambar yang dapat ditampilkan dapat

    beragam dari tipe monokrom sampai gambar berwarna berkualitas tinggi

    tergantung kemampuan device. File gambar yang didukung oleh device

    umumnya bertipe PNG, GIF, JPG. Penggunaan gambar sebagai konten

    pembelajaran biasanya digabungkan dengan konten lain, misalnya teks.

    c. Audio

    Banyak perangkat bergerak saat ini telah mendukung penggunaan audio.

    Beberapa tipe file yang biasanya digunakan di lingkungan mobile device

    antara lain RM, MP3, AMR dan lain-lain. Oleh karena file audio biasanya

    memiliki ukuran yang cukup besar, menyebabkan file audio tersebut harus

  • 12

    diolah terlebih dahulu sehingga dapat digunakan di lingkungan mobile

    device yang memiliki kapasitas memori yang relatif kecil.

    d. Video

    Meski dalam kualitas dan ukuran yang terbatas, beberapa tipe mobile

    device telah mampu memainkan file video. Format file yang didukung

    oleh mobile device antara lain adalah 3GP, MPEG, MP4, dan lain-lain.

    Sama seperti file audio, kebanyakan file video memiliki ukuran yang

    cukup besar sehingga harus dikonversi dan disesuaikan dengan

    keterbatasan device.

    e. Aplikasi Perangkat Lunak

    Konten yang cukup menarik adalah aplikasi perangkat lunak yang

    dipasang pada device. Perangkat lunak dapat dikostumisasi sesuai

    kebutuhan sehingga akan lebih mudah dan intuitif untuk digunakan.

    Aplikasi perangkat lunak ini juga mampu menggabungkan konten-konten

    lain seperti teks, audio dan video sehingga menjadi lebih interaktif. Jenis

    aplikasi yang saat ini banyak digunakan antara lain aplikasi berbasis

    WAP/WML, aplikasi Java, aplikasi Symbian, dan lain-lain.

    Mobile learning akan cukup tepat jika diterapkan di lingkungan dimana

    computer aided learning tidak tersedia. Hal ini dikarenakan pengguna yang

    telah terbiasa dengan penggunaan komputer sebagai media belajarnya lebih

    suka tetap memakai komputer, sedangkan mereka yang tidak familiar dengan

    komputer merasa penggunaan mobile device lebih atraktif dan lebih dapat

    diterima. Sistem yang optimal adalah menggabungkan mobile learning dengan

  • 13

    e-learning, ini merupakan alternatif proses pembelajaran dilakukan dengan

    perangkat komputer dan atau mobile device atau digabungkan dengan sistem

    tradisional. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengembangan mobile

    learning adalah bahwa tidak semua konten pembelajaran konvensional maupun

    konten pembelajaran e-learning akan dapat ditransformasikan ke dalam konten

    mobile learning.

    2.1.5. Perbedaan E-learning dan M-learning

    Bila membandingkan antara mobile device dan desktop PC (media yang

    biasa digunakan untuk menyampaikan e-learning), ada banyak hal yang

    ditemukan berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut meliputi fitur, fungsi, dan

    bahkan kenyamanan pada setiap device. Beberapa perbedaan tersebut antara

    lain keluaran (yaitu ukuran dan kemampuan resolusi layar, dan lain-lain);

    masukan (yaitu keyboard, touch-screen, input suara); kemampuan pemrosesan

    dan memori; aplikasi yang didukung dan jenis media. Ketika dicoba untuk

    memindahkan layanan yang disediakan oleh platform e-learning ke dalam

    layanan di platform mobile learning dapat terlihat bahwa beberapa hal harus

    berubah untuk memenuhi keterbatasan perangkat kecil, dan beberapa tidak

    dapat disimpan dalam batasan konteks tertentu, tetapi di sisi lain layanan baru

    juga dapat dimunculkan, yang dipicu oleh mobilitas dari perangkat mobile.

    Mobile learning memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem e-

    learning:

  • 14

    - Portabilitas: perangkat mobile lebih mudah dibawa dan lebih mudah

    dipakai untuk membuat catatan atau memasukkan data di mana pun.

    - Mendukung pembelajar: generasi yang ada saat ini lebih menyukai

    perangkat mobile seperti PDA, telepon seluler, dan perangkat handheld

    games.

    - Meningkatkan motivasi: kepemilikan terhadap perangkat mobile

    cenderung meningkatkan komitmen untuk memakai dan mempelajarinya.

    - Jangkauan lebih luas: perangkat mobile cenderung lebih murah sehingga

    dapat terjangkau oleh masyarakat secara lebih luas.

    - Pembelajaran tepat waktu: meningkatkan performance kerja atau

    pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pembelajar.

    Dari sisi konektivitas, berbeda dengan e-learning, yang dianggap

    memiliki koneksi yang selalu terhubung, mobile learning dapat disampaikan

    melalui tiga cara, yang secara skematik dapat disebut koneksi murni, mobilitas

    murni, dan gabungan dari keduanya. Koneksi murni adalah ketika perangkat

    mobile dapat selalu terhubung ke internet. Saat ini ada cukup banyak cara

    teknologi untuk perangkat mobile dapat terhubung ke jaringan internet, yaitu

    melalui WAP, GPRS, UMTS, Bluetooth, dan lain-lain. Sementara itu,

    mobilitas murni adalah ketika tidak ada koneksi tersedia sehingga semua data

    yang dibutuhkan aplikasi harus diunggah terlebih dahulu di dalam perangkat

    dan digunakan secara offline. Dalam kasus telepon seluler saat ini, yang

    cenderung masih memiliki memori terbatas, hal ini sulit. Namun, situasi

    berubah dengan cepat dan ponsel generasi baru memiliki kemampuan

  • 15

    pemrosesan, memori, dan embedded software yang lebih besar. Perbedaan

    yang paling besar antara e-learning dan m-learning adalah dalam hal

    karakterisktik hardware/software perangkat. Hampir semua halaman web yang

    ada saat ini didesain untuk ditampilkan pada komputer desktop dengan monitor

    warna yang memiliki minimal resolusi 800600 piksel. Perangkat mobile yang

    umumnya memiliki resolusi yang tidak lebih dari setengah resolusi tersebut,

    membuat tampilan langsung dari halaman-halaman web tersebut pada

    perangkat kecil tidak nyaman untuk dilihat secara estetika, sulit untuk navigasi,

    dan dalam kasus yang terburuk, sama sekali tidak dapat digunakan. Bergantung

    pada perangkat yang digunakan, format penyampaian dan transformasi yang

    diperlukan dapat berbeda-beda pula. Karena faktor mobilitas dari perangkat

    yang digunakan dalam skenario mobile learning, dapat dilibatkan data konteks

    baru untuk dipertimbangkan, yaitu lokasi. Layanan yang melibatkan location-

    awareness misalnya siswa atau guru menerima arahan bagaimana mencapai

    ruang tertentu atau pengingat untuk seminar atau kuliah yang dapat dipicu

    ketika mempertimbangkan posisi saat ini dan waktu yang diperlukan untuk

    mencapai aula yang diperlukan, dan lain-lain.

    2.1.6. Fungsi Mobile Learning

    Terdapat tiga fungsi mobile learning dalam kegiatan pembelajaran di

    dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplemen (tambahan) yang

    sifatnya pilihan (opsional), pelengkap (komplemen), atau pengganti

    (substitusi).

  • 16

    a. Suplemen (tambahan)

    Mobile learning berfungsi sebagai suplemen (tambahan), yaitu: peserta

    didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi

    mobile learning atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban atau keharusan

    bagi peserta didik untuk mengakses materi mobile learning. Sekalipun

    sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki

    tambahan pengetahuan atau wawasan.

    a. Komplemen (pelengkap)

    Mobile learning berfungsi sebagai komplemen (pelengkap), yaitu:

    materinya diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang

    diterima peserta didik di dalam kelas. Di sini berarti materi mobile learning

    diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (penguatan) atau remedial

    bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.

    b. Substitusi (pengganti)

    Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan

    beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran kepada para peserta didik

    atau siswanya. Tujuannya agar para peserta didik dapat secara fleksibel

    mengelola kegiatan belajar-mengajar sesuai dengan waktu dan aktifitas

    sehari-hari peserta didik. Ada tiga alternatif model kegiatan pembelajaran

    yang dapat dipilih peserta didik, yaitu: sepenuhnya secara tatap muka

  • 17

    (konvensional); sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui

    internet, atau sepenuhnya melalui internet.

    Mobile learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan

    materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan pendidik

    atau instruktur maupun antara sesama peserta didik dapat saling berbagi

    informasi atau pendapat mengenai berbagi hal yang menyangkut pelajaran

    ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Pendidik atau instruktur

    dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus

    dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam website untuk diakses

    oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, pendidik/instruktur dapat

    pula memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengakses bahan

    belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta

    didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula.

    2.1.7. Manfaat Mobile Learning

    Berikut ini ada beberapa manfaat mengenai mobile learning dari dua

    sudut, yaitu dari sudut peserta didik dan pendidik:

    a. Peserta Didik

    Dengan kegiatan mobile learning dimungkinkan berkembangnya

    fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses

    bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat

    berkomunikasi dengan pendidik setiap saat. Dengan kondisi yang demikian

  • 18

    ini, peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi

    pembelajaran.

    Fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah perkotaan tetapi

    telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaaan, maka kegiatan mobile

    learning akan memberikan manfaat kepada peserta didik yang:

    1) belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah miskin untuk mengikuti mata

    pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya;

    2) mengikuti program pendidik di rumah (home schoolers) untuk

    mempelajari materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para

    orang tuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang

    komputer;

    3) merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di

    rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tetapi berminat

    melanjutkan pendidikannya, maupun peserta didik yang berada di

    berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri; dan

    4) tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan

    pendidikan.

    b. Pendidik

    Dengan adanya kegiatan mobile learning, beberapa manfaat yang

    diperoleh pendidik atau instruktur antara lain adalah bahwa mereka dapat:

  • 19

    1) lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi

    tanggung jwabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang

    terjadi;

    2) mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkata

    wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif banyak;

    3) mengontrol kegiatan belajar peserta didik, bahkan pendidik/instruktur

    juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang

    dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajri, serta berapa kali topik

    tertentu dipelajari ulang;

    4) mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan

    setelah mempelajari topik tertentu;

    5) memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepda

    peserta didik.

    2.1.8. Implementasi Mobile Learning

    Di Indonesia, lembaga yang mulai mengembangkan produk

    pembelajaran mobile learning antara lain: Telematika Edukasi Indonesia

    (http://mlearn.teleforedu.web.id), PPPPTK (Pusat Pengembangan dan

    Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan) Matematika

    (http://p4tkmatematika.com) dan Inhand Learning (http://inhandlearning.com).

    Sejak tahun 2003, Coastline Community College (CCC) di Amerika telah

    menyediakan pengajaran lengkap melalui handhled pocket PC device. Mobile

    learning ini digunakan bagi pelajar-pelajar militer di Amerika

  • 20

    (http://military.coastline.edu/pocket_ed.htm). Beberapa universitas di Amerika

    memberikan iPod kepada mahasiswa yang telah diisi form registrasi, kebijakan

    kampus, peta, organisasi kampus, jadwal kelas, dan informasi perpustakaan.

    Mereka menggunakan teknologi MP3 dan MPEG4 untuk petunjuk informasi

    kuliah dan rekaman dosen (podcasting).

    a. Duke University (http://www.duke.edu/ddi/itunes/)

    b. University of California at Barkeley (http://webcast.berkeley.edu/)

    c. Stanford University (http://itunes.stanford.edu/)

    d. UCLA (http://iod.ucla.edu/webcast)

    e. Purdue University (http://boilercast.itap.purdue:1013/Boilercast/)

    f. American College of Physicians (http://www.acponline.org/pda/)

    2.2. WAP

    2.2.1. Pengertian WAP

    WAP kependekan dari Wireless Application Protocol (Webopodia, 2005)

    dan merupakan terminal wireless, yaitu mobile device, PDA, dan lain-lain

    (WML, 2002). Lebih lanjut, WAP mendukung beberapa sistem wireless,

    seperti GSM, IS-136, CDMA, PDC, dan lain-lain (Evdemon, 2001), serta

    didukung oleh semua sistem operasi seperti PalmOS, EPOC, Windows CE,

    FLEXOS, OS/09, dan JavaOS (Webopodia, 2005). WAP adalah sebuah

    arsitektur komunikasi yang dirancang untuk jaringan wireless (Passani, 2000).

  • 21

    Dengan WAP, seseorang yang mempunyai mobile device dapat

    melakukan transaksi, seperti berbelanja, memesan lewat internet, dan lain-lain.

    WAP adalah standar industri yang dikembangkan oleh sekelompok pabrik

    telekomunikasi (seperti Nokia, Ericson, Motorola), operator telekomunikasi

    (seperti Deutche Telecom, France Telecom, AT&T), perusahaan-perusahaan

    software dan penyedia layanan (Microsoft, IBM, RSA, Unwired Planet,

    Symbian) (Rytkonen, 2005). WAP merupakan suatu standar protokol yang

    dibuat untuk mengatasi keterbatasan wireless device seperti telepon seluler dan

    PDA (Tan dan Teo, 2001). Berikut adalah beberapa keterbatasan (ThinkQuest,

    2005):

    Bandwidth rendah

    Kemampuan CPU rendah

    Memori rendah

    Tampilan terbatas

    Catu daya (baterai) minimal

    Peralatan input yang berbeda

    2.2.2. Arsitektur WAP

    Arsitektur WAP tidak berbeda dengan arsitektur WWW (World Wide

    Web). Arsitektur WAP didasarkan pada arsitektur WWW yang ada. Arsitektur

    WAP, walaupun berdasar pada teknologi web yang ada memiliki banyak

    optimisasi untuk transfer data wireless. Kebanyakan optimisasi berhadapan

  • 22

    dengan fakta bahwa teknologi komunikasi data wireless yang tersedia untuk

    orang banyak (public) mempunyai suatu kapasitas bandwidth yang kecil.

    Ketika mobile device user meminta sebuah halaman web, berikut adalah

    permintaan dan proses respon terjadi:

    (1) Pengguna meminta URL dari Microbrowser

    (2) WAP browser mengodekan permintaan ke dalam format WML dan

    mengirim permintaan ke WAP gateway

    (3) WAP gateway menerima WAP request, mengubah WAP request ke

    dalam HTTP request, dan kemudian mengirimkannya ke web server.

    (4) Web server menerima HTTP request, melakukan pengolahan yang

    diperlukan, dan kemudia mengirimkan kembali HTTP respon ke WAP

    gateway

    (5) WAP gateway menerima HTTP response, mengkodekan HTTP

    response ke dalam WAP response, dan kemudian mengirimkannya

    pada WAP device yang dimintanya

    (6) Software WAP Microbrowser menerima tanggapan WAP dan

    membuatnya ke tampilan mobile device.

  • 23

    Gambar 2.2 Arsitektur WAP

    Jenis isi WAP dan protokol telah dioptimalkan untuk perangkat wireless

    handheld. WAP menggunakan teknologi proxy untuk mengoneksikan wireless

    dengan internet. WAP proxy biasanya dikompres mengikuti fungsionalitasnya

    (Wapintro, 2005):

    Protokol gateway menerjemahkan permintaan dati stack protokol

    WAP (WSP, WTP, WTLS, dan WDP), seperti yang ditunjukkan pada

    Gambar 2.2.

    Isi encoder menerjemahkan isi WAP, halaman WML dan program

    WMLScript ke dalam format yang disandikan untuk mengurangi

    ukuran data pada wireless network.

    WAP

    Request

    HTTP

    Request

    HTTP

    Response

    Wireless

    Network

    Internet

    Origin Server

    CGI Scripts

    etc.

    XHTML MP

    WAP

    Response

    Client

    WAP

    User

    Agent

    WAP

    Protocol

    Stack

    WAP Gateway/

    Proxy

    Encoders and

    Decoders

    Protocol

    Conversion

  • 24

    Gambar 2.3 Protocol WAP

    Tahapan-tahapan dalam arsitektur WAP pada gambar 2.3 terdiri atas:

    1) Wireless Application Environment (WAE)

    Wireless Application Environment ini memiliki fungsi dasar untuk

    menggabungkan WWW dengan teknologi telepon seluler. Objek

    pokok yang diterapkan pada WAE ini adalah mengatur operasi-operasi

    yang diterapkan oleh operator dan penyedia layanan untuk

    membangun aplikasi dan layanan yang dapat diraih melalui piranti

    wireless yang berbeda sehingga menghasikan efiensi dan data yang

    berhasil guna. WAE ini berisi micro browser yang berfungsi sebagai

    pendukung.

    2) Wireless Session Protokol (WSP)

    Wireless Session Protokol ini berfungsi memeriksa format data,

    konversi data, dan atau pengkodean yang akan ditransmisikan,

    misalnya:

  • 25

    - Memeriksa kebenaran data antar user

    - Memeriksa nomor pesan yang dikirim

    - Menyinkronkan data transaksi

    3) Wireless Transport Layer Security (WTLS)

    Wireless Transport Layer Security adalah protokol untuk keamanan

    data yang disesuaikan oleh standar industri Transport Layer Security

    (TLS) yang mendukung Secure Socket Layer (SSL). WTLS ini

    ditujukan pada penggunaan aplikasi WAP untuk:

    - Integritas data, yaitu menyangkut kebenaran isi pesan

    - Privasi, yaitu menyangkut kerahasiaan data, artinya data yang

    dikirimkan tidak bisa dimengerti oleh orang lain yang tidak

    terkoneksi dengan si pengirim

    - Autentifikasi, yang menyangkut kebenaran jati diri seseorang

    4) Wireless Datagram Protocol (WDP)

    Wireless Datagram Protocol ini merupakan kelanjutan dari WTLS

    yang mampu berkomunikasi dengan bearer. WDP bertugas untuk

    mentransmisikan data dalam format biner melalui gateway, serta

    mendefinisikan pengalamatan jaringan yang akan dikenali oleh bearer.

    5) Bearer

    Bearer ini terdiri dari data switch, pesan pendek (short message), dan

    paket data (data packet) yang berfungsi untuk melakukan transfer data

    dari suatu unit informasi yang berisi alamat ke unit lain dan melakukan

    pemeriksaan kesalahan serta penundaan transfer hingga proses benar.

  • 26

    6) Aplikasi Pendukung

    Aplikasi pendukung ini biasanya merupakan program aplikasi

    jaringan, seperti e-mail, notepad, buku telepon, kalender, e-commerce,

    mobile banking, dan lain-lain.

    2.3. XHTML Mobile Profile

    2.3.1. Pengenalan XHTML Mobile Profile

    XHTML MP (Extensible Hypertext Markup Language Mobile Profile)

    adalah bahasa markup yang didefinisikan dalam WAP 2.0. WAP 2.0 adalah

    spesifikasi layanan bergerak terbaru yang dikeluarkan oleh WAP Forum

    (sekarang Open Mobile Alliance [OMA]). Spesifikasi WAP CSS (WAP

    Cascading Style Sheet atau WCSS) juga didefinsikan dalam WAP 2.0. WAP

    CSS adalah pasangan XHTML MP dan keduanya digunakan bersama. Dengan

    WAP CSS, secara mudah dapat mengubah dan memformat tampilan halaman

    XHTML MP.

    XHTML Mobile Profile adalah subset XHTML. Tujuan XHTML MP

    adalah menggabungkan teknologi untuk mobile internet browsing dan WWW.

    Sebelumnya, WML/WMLScript digunakan untuk membuat WAP site,

    sedangkan untuk website menggunakan HTML/XHTML dan CSS.

    Dengan adanya XHTML Mobile Profile, bahasa markup dunia nirkabel

    dan dunia kabel akhirnya menyatu. XHTML Mobile Profile dan WAP CSS

    memberikan pengembang internet nirkabel aplikasi dan kontrol presentasi yang

  • 27

    lebih baik. Keuntungannya adalah teknologi yang sekarang dapat digunakan

    untuk mengembangkan baik web dan versi nirkabel dari situs internet.

    Versi sebelumnya WAP 1.2.1. WAP 1.2.1 situs yang dikembangkan

    dengan menggunakan WML dan WMLScript. WAP 2.0 adalah kompatibel

    untuk WAP 1.x. Jadi, WAP 2.0 perangkat nirkabel dapat digunakan untuk

    mengunjungi kedua XHTML MP, WCSS dan WML, atau situs WMLScript.

    2.3.2. Aturan Sintak XHTML Mobile Profile

    Beberapa fitur yang tersedia di WML 1.x tidak ada dalam XHTML MP

    lagi. Untuk beberapa fitur WML hilang, ada cara untuk mencapai efek yang

    sama dalam XHTML MP. Perlu dicatat bahwa WAP 2.0 adalah kompatibel

    untuk WML 1.x, yang berarti perangkat mobile dapat menampilkan dokumen

    WML 1.x. Jika ada fitur WML yang harus menggunakan XHTML MP tetapi

    tidak tersedia, hal ini sebagai pertimbangan untuk mengembangkan aplikasi

    WAP dengan WML 1.x.

    Berikut adalah fitur utama WML yang hilang dalam XHTML MP:

    1. XHTML MP tidak mendukung deck dan card

    2. XHTML MP tidak mendukung timer

    3. XHTML MP tidak mendukung event

    4. XHTML MP tidak mendukung variabel

    5. XHTML MP tidak mendukung client-side scripting

    6. XHTML MP tidak mendukung softkey yang dapat diprogram

    7. XHTML MP tidak mendukung tag

  • 28

    8. XHTML MP tidak mendukung format atribut untuk field input

    9. XHTML MP tidak mendukung posting data dengan anchor link

    2.3.3. Struktur Dokumen XHTML Mobile Profile

    XHTML MP adalah bagian dari XHTML. Aturan Sintaks XHTML MP

    mengikuti XHTML. Kode markup XHTML MP ditulis dengan mengikuti

    aturan XHTML MP sintaks di bawah ini.

    1. Tag harus ditutup secara benar

    2. Tag dan atribut harus lowercase

    3. Nilai atribut harus ditutup dengan atau

    4. Tidak ada minimalisasi atribut

    - Contoh : checked=checked, selected=selected

    5. Tag harus disarangkan dengan benar

    - test