4sk2 kel. 4 determinants of unmet need for family planning among currently married women in dangila...

27
REVIEW JURNAL FERTILITAS DAN MORTALITAS Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration, Awi Zone, Amhara Regional State; a Cross Sectional Study Ewnetu Genet, Gedefaw Abeje and Tadese Ejigu (2014) Kelompok 4

Upload: alam

Post on 10-Apr-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

review jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: 4SK2 Kel. 4 Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration

REVIEW JURNAL FERTILITAS DAN MORTALITAS

Determinants of Unmet Need for Family Planning

Among Currently Married Women in Dangila Town

Administration, Awi Zone, Amhara Regional State;

a Cross Sectional Study

Ewnetu Genet, Gedefaw Abeje and Tadese Ejigu (2014)

Kelompok 4

M. Nurul Alam Hasyim 12.7268

Yuland Rante Pala’langan 12.7444

4SK2

SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK

TAHUN 2015

Page 2: 4SK2 Kel. 4 Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Program Keluarga Berencana memiliki banyak manfaat potensial, yaitu mengurangi

kemiskinan, angka kematian ibu dan anak; memberdayakan perempuan dengan meringankan

beban melahirkan berlebihan dan mengurangi degradasi lingkungan dengan menstabilkan

populasi.

Kelahiran yang tidak diinginkn dan kaitannya dengan unmet need merupakan problem

di seluruh dunia yang mempengaruhi perempuan dan keluarga mereka dan masyarakat pada

umumnya. Sekitar 40% dari seluruh kelahiran yang terjadi secara global pada tahun 2012

merupkan kelahiran yang tidak diinginkan dimana akhirnya menimbulkan kesulitan bagi

keluarga tersebut dan membahayakan kesehatan jutaan wanita dan anak-anak. Pelayanan

metode modern bagi wanita di negara berkembang yang mengalami unmet need dapat

mencegah penambahan 54 juta kehamilan yang tidak diinginkan, termasuk didalamnya 21

juta kelahiran yang tidak direncakan dan 26 juta aborsi (dimana 16 juta merupakan aborsi

yang tidak aman) dan 7 juta keguguran; hal ini dapat mencegah 79 ribu kematian maternal

dan 1,1 juta kematian bayi. Di Afrika sub- Sahara, 25% wanita pada umur reproduktif yang

menikah atau tinggal bersama mengalami unmet need KB.

Angka prevalensi kontrasepsi (CPR) di Ethiopia sekitar 29% di tahun 2011. Beberapa

survei yang dilakukan atas isu-isu yang berkaitan dengan unmet need KB menyatakan bahwa

kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman merupakan penyebab utama

terjadinya kematian maternal di Ethiopia. Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan

Ethiopia pada tahun 2011, tingkat unmet need KB di wilyh Amhara sebesar 22%.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Harar, 33,3% wanita hamil melaporkan

bahwa kehamilan terbaru mereka merupakan kehamilan yang tidak diinginkan. Dari jumlah

tersebut, 50% dilakukan persalinan dan 50% berakhir aborsi. Sebuah penelitian yang

dilakukan di Butajira dalam Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya penggunaan KB

menunjukkan unmet need KB untuk membatasi jumlah anak sangat rendah di daerah

perkotaan Butajira dan sangat tinggi di daerah pedesaan. Sedangkan unmet need KB untuk

menjarangkan kelahiran lebih tinggi di daerah pedesaan dibandingkan daerah perkotaan

perkotaan.

Page 3: 4SK2 Kel. 4 Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration

Penjelasan masalah yang berkaitan dengan bukti-bukti unmet need KB dan faktor-

faktor yang mempengaruhi unmet need KB harus di lakukan. Namun, bukti-bukti ini belum

cukup di kota Dangila. Oleh karena itu, penelitian ini menentukan tingkat unmet need KB dan

faktor-faktor yang berkaitan dengan wanita kawin usia subur.

1.2 Rumusan Masalah

1. Berapa tingkat kejadian unmet need KB yang terjadi di Kota Dangila?

2. Faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya unmet need KB di Kota Dangila?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tingkat kejadian unmet need KB yang terjadi di Kota Dangila

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya unmet need KB di

Kota Dangila

Page 4: 4SK2 Kel. 4 Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Unmet Need KB

Konsep unmet need menunjukan suatu keadaan dimana seorang wanita berharap

untuk mencegah atau menunda kehamilan, tetapi disaat yang sama dia tidak menggunakan

alat kontrasepsi apapun, sehingga konsep ini juga merupakan pengukuran yang bersifat saat

ini (current) (Westoff dan Bankole, 1995).

Informasi tentang kejadian unmet need KB diperoleh dengan mengindentifikasi Wanita

Usia Subur (WUS) menurut beberapa kategori. Menurut Rindang Ekawati dan Samijo (1992)

dari James A Palmore dan kawan-kawan (1990) menetapkan beberapa tahapan kategori

WUS, seperti :

1. WUS yang memakai alat kontrasepsi dan WUS yang tidak memakai alat kontrasepsi

2. WUS yang tidak memakai alat kontrasepsi dikategorikan hamil (aminore) dan WUS

yang tidak hamil (tidak aminore)

3. WUS hamil (aminore) dikategorikan menjadi kehamilan yang diinginkan (intended),

kehamilan diinginkan kemudian (mistimed) dan kehamilan yang tidak diinginkan

(unwanted). WUS yang tidak hamil (tidak aminore) dikategorikan menjadi subur

(fecund) dan tidak subur (infecund)

4. WUS fecund yang tidak hamil (tidak aminore) dikategorikan menjadi ingin anak

segera, ingin anak kemudian, dan tidak ingin anak lagi.

5. WUS fecund, mistimed, dan ingin anak kemudian merupakan unmet need KB untuk

tujuan penjarangan kehamilan, sedangkan WUS hamil (aminore) dengan unwanted

pregnancy dan WUS fecund tidak ingin anak lagi merupakan unmet need KB untuk

tujuan pembatasan kelahiran.

6. Unmet need KB untuk tujuan penjarangan kelahiran dan unmet need KB untuk tujuan

pembatasan kelahiran adalah total unmet need,

Page 5: 4SK2 Kel. 4 Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration

Jumlah wanita dengan unmet need KB terdiri dari:

1. Mereka dengan unmet need untuk membatasi kelahiran

Bila kehamilan itu tidak diinginkan lagi (not wanted) karena sebenarnya mereka tidak

menginginkan kehamilan tersebut dengan berbagai alasan (misalnya anak sudah cukup,

faktor usia, faktor kesehatan dan lain-lain), maka kelompok ini disebut dengan PUS yang

memiliki limitting need yaitu sudah ingin mengakhiri kehamilan/kesuburan (tidak ingin

punya anak lagi)

2. Mereka dengan unmet need untuk menjarangkan kelahiran

Bila kehamilan itu merupakan kehamilan yang diinginkan tapi bukan untuk saat itu

(misalnya untuk beberapa tahun lagi), hal ini disebut dengan mistimed pregnancy dan mereka

Page 6: 4SK2 Kel. 4 Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration

ini tergolong kedalam kelompok PUS yang memiliki spacing need yaitu ingin menjarangkan

kehamilan. Wanita dengan unmet need untuk menjarangkan kelahiran adalah mereka yang

ingin menunda kelahiran berikutnya beberapa waktu lamanya (misal 2 tahun sejak tanggal

survei) dan tidak sedang menggunakan alat/cara KB.

2.2 Kerangka Pikir

Unmet Need KB

Informasi KB

Konsultasi KB

Pekerjaan

Tempat Tinggal

Pendidikan

Sikap Pasangan

Page 7: 4SK2 Kel. 4 Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration

BAB III

METODOLOGI

3.1 Sumber Data

Studi cross section dilakukan di Kota Dangila dari Februari Maret 2014. Pemerintah

kota dibagi menjadi lima kebele pedesaan desa dan lima kebele perkotaan (Unit administrasi

terkecil di Ethiopia). Semua wanita berstatus kawin berusia subur (15-49 tahun) yang tinggal

di Kota Dangila dimasukkan dalam penelitian ini.

Ukuran sampel dihitung dengan menggunakan formula proporsi populasi tunggal.

Dengan asumsi 22,1% kebutuhan yang belum terpenuhi (unmet need KB), 5% margin of

error, tingkat kepercayaan 95% dan desain efek 2, total ukuran sampel adalah 556. Data

Rumah Tangga dengan wanita kawin usia reproduksi diambil dari data Health Extension

Workers/Penyuluh Kesehatan Keluarga (HEW). Jumlah Responden dialokasikan secara

proporsional ke setiap kebele berdasarkan jumlah wanita kawin berusia subur di setiap kebele

terpilih. Kemudian rumah tangga dengan wanita kawin berusia subur dipilih dengan

menggunakan simple random sampling. Akhirnya, wanita usia reproduksi di rumah tangga

terpilih diwawancarai. Metode lotre dilakukan untuk memilih salah satu wanita usia

reproduksi ketika ada lebih dari satu wanita usia reproduksi di rumah tangga yang dipilih.

Lima perawat mengumpulkan data dengan terstruktur, pewawancara diberikan

kuesioner dalam bahasa Amharic (bahasa lokal). Dua hari pelatihan diberikan untuk pencacah

dan pengawas.

Dalam studi ini, seorang wanita dikatakan mengalami unmet need KB jika dia subur

tapi tidak ingin mempunyai anak lagi atau jika dia ingin menunggu setidaknya dua tahun lagi

untuk memiliki anak lagi tapi tidak menggunakan kontrasepsi apapun. Seorang wanita yang

hamil yang kehamilannya tidak diinginkan atau kehamilannya tidak tepat waktu karena dia

tidak menggunakan kontrasepsi juga diklasifikasikan sebagai wanita dengan kebutuhan KB

yang belum terpenuhi (unmet need KB).

Izin diperoleh dari Bahir Dar University, Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

Surat izin untuk melakukan studi ini diberikan dari Biro Kesehatan Regional Amhara

(ARHB) dan Dinas Kesehatan Administrasi Kota Dangila. Di situ tertulis informasi mengenai

Page 8: 4SK2 Kel. 4 Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration

persetujuan yang diperoleh dari peserta penelitian (responden) setelah menjelaskan tujuan

penelitian.

3.2 Metode Analisis

Data yang dikumpulkan setiap hari diperiksa secara visual untuk kelengkapan oleh

pengawas dan peneliti utama. Kemudian, para peneliti memasukkan data ke SPSS versi 16.0

untuk cleaning dan analisis. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan

inferensia. Metode analisis inferensia yang digunakan adalah analisis bivariat dan

multivariabel regresi logistik untuk mengidentifikasi faktor-faktor terkait dengan kebutuhan

KB yang belum terpenuhi (unmet need KB). Odds Rasio dengan tingkat kepercayaan 95%

dan p-value yang digunakan untuk menyatakan pengaruhnya secara statistik.

3.2.1 Analisis Deskriptif

Analisis ini diggunakan untuk memberikan gambaran umum mengenai karakteristik

sosial dan demografis reponden di Kota Dangila. Variabel yang digunakan adalah umur

responden, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendidikan pasangan, agama pasangan, dan

pekerjaan pasangan.

3.2.2 Analisis Regresi Logistik

Regresi Logistik adalah suatu metode analisis statistika untuk mendeskripsikan

hubungan antara peubah respon (dependent variable) yang memiliki dua kategori atau lebih

dengan satu atau lebih peubah penjelas (independent variable) berskala kategori atau interval

(Hosmer dan Lemeshow, 2000). Regresi Logistik merupakan regresi non linear, digunakan

untuk menjelaskan hubungan antara X dan Y yang bersifat tidak linear, ketidak normalan

sebaran Y, keragaman respon tidak konstan yang tidak dapat dijelaskan dengan model regresi

linear biasa (Agresti, 1996).

Bentuk umum model peluang regresi logistik dengan p variabel penjelas,

diformulasikan sebagai berikut:

dengan π(x) adalah peluang kejadian sukses dengan nilai probabilita 0≤π(x)≥1 dan βj adalah

nilai parameter dengan j = 1,2,......,p. π(x) merupakan fungsi yang non linier, sehingga perlu

dilakukan transformasi ke dalam bentuk logit untuk memperoleh fungsi yang linier agar dapat

Page 9: 4SK2 Kel. 4 Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration

dilihat hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas. Dengan melakukan

transformasi dari logit π(x), maka didapat persamaan yang lebih sederhana, yaitu:

Page 10: 4SK2 Kel. 4 Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik sosioal-demografis

Sebanyak 551 wanita (423 dari kebele perkotaan & 128 dari kebele pedesaan) yang

bersedia menjadi responden atau sekitar 99,1% dari total responden yang ditargetkan. Sekitar

lima puluh lima persen responden berusia 25-34 tahun. Usia rata-rata adalah 29,96 tahun

dengan standar deviasi 6,7 tahun. Sebagian besar responden merupakan kelompok suku

Amhara (95,6%) dan Agama Kristen Ortodoks (96,0%). Sekitar 35% dari responden tidak

dapat membaca dan menulis (Tabel 1).

4.2 Penggunaan Metode Keluarga Berencana

79%

21%

Persentase Responden Pengguna KB

Menggunakan KBTidak Menggunakan KB

Dari 551 wanita kawin, 402 (79%) menggunakan kontrasepsi pada saat wawancara. Di

antara wanita yang tidak menggunakan alat kontrasepsi, alasan utamanya adalah merasa

beresiko rendah untuk hamil karena sedang menyusui (32,9%), takut efek samping (31,8%),

(23,5%) dan larangan agama (11,8%).

Dalam studi ini, 393 (71,3%) perempuan melaporkan bahwa mereka telah mendengar

informasi tentang keluarga berencana dari berbagai sumber dalam 12 bulan terakhir. Paling

sering informasi Keluarga Berencana didapatkan dari televisi dan radio di kalangan penduduk

perkotaan dan pemimpin kebele, sedangkan bagi penduduk pedesaan informasi didapat dari

penyuluh kesehatan dan pemimpin agama. Dalam studi ini, sekitar 95,1% menyebutkan

setidaknya satu metode kontrasepsi.

Page 11: 4SK2 Kel. 4 Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration

4.3 Faktor yang memengaruhi unmet need KB

Setelah memasukkan variabel bebas yang mungkin; tempat tinggal, pekerjaan,

konsultasi tentang KB kepada petugas kesehatan dan sikap pasangan terhadap KB terbukti

signifikan mempengaruhi unmet need KB. Dalam penelitian ini wanita pedesaan 17,65 kali

(AOR = 17,65, 95% CI: 4,35-71,67) lebih mungkin untuk mengalami unmet need KB

dibandingkan dengan wanita urban. Ibu Rumah Tangga / petani 6.81 (AOR = 6,81, 95% CI:

1,91-24,29) kali lebih mungkin untuk mengalami unmet need KB dibandingkan untuk mereka

yang bekerja sebagai pegawai. Demikian pula, wanita yang tidak berkonsultasi mengenai

penggunaan dan efek samping dari kontrasepsi kedapa petugas kesehatan dan satuan

pembangunan kesehatan 6,76 (AOR = 6,76, 95% CI: 3.17- 14,42) kali lebih mungkin untuk

mengalami unmet need KB dibandingkan dengan wanita yang berkonsultasi. Pasangan

wanita yang tidak mendukung untuk penggunaan kontrasepsi 3,34 (AOR = 3,34, 95% CI:

1,26-8,90) kali lebih cenderung mengalami unmet need KB dibandingkan dengan mereka

yang pasangannya mendukung (Tabel 2).

4.4 Diskusi

Penurunan proporsi unmet need KB memiliki peran penting dalam usaha pencegahan

masalah kesehatan ibu dan anak. Untuk mengurangi proporsi unmet need KB, pengetahuan

mengenai tingkat unmet need KB saat ini dan faktor-faktor penentunya sangat penting.

Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki besarnya dan penentu unmet need KB di kalangan

wanita kawin. Tingkat unmet need KB dalam penelitian ini (17,4%), lebih rendah dari tingkat

nasional (25%) dan wilayah Amhara (22,1%) tapi sedikit lebih tinggi dari tingkat perkotaan

nasional. Temuan ini memiliki perbedaan besar dengan studi yang sama yang dilakukan di

distrik Bahir dari India, di Kabupaten Butajira (Ethiopia Kobo) dan Enemay woreda dari

wilayah Amhara.

Variasi yang besar ini mungkin karena perluasan fasilitas kesehatan dan peningkatan

akses pelayanan kesehatan di Ethiopia sekarang. Pelaksanaan program penyuluhan kesehatan

mungkin menjadi alasan lainnya. Di sisi lain, proporsi dari unmet need KB dalam penelitian

ini masih lebih tinggi dibandingkan untuk penelitian serupa yang dilakukan di Bangladesh

dan di Iran. Perbedaan ini mungkin disebabkan karena perbedaan kesadaran orang mengenai

kontrasepsi di berbagai negara dan perbedaan ketersediaan pilihan metode.

Page 12: 4SK2 Kel. 4 Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration

Dalam penelitian ini wanita pedesaan 17,65 (AOR = 17,65, 95% CI: 4,35-71,67) kali

lebih mungkin untuk mengalami unmet need KB dibandingkan dengan wanita urban.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa tingkat unmet need KB antara warga pedesaan

adalah dua kali lebih tinggi dibandingkan warga perkotaan (masing-masing 28,1% dan

14,2%). Perbedaan ini hampir mirip dengan angka nasional yaitu 15% dan 27,5% pada

wanita perkotaan dan pedesaan. Namun tingkat unmet need KB wanita perkotaan dalam

penelitian ini sedikit lebih rendah dari penelitian yang dilakukan di Enemay woreda, zona

Timur Gojam (18,4%). Perbedaan dua kali lipat tingkat unmet need KB di daerah pedesaan

mencerminkan tingkat kesadaran dan pendidikan yang lebih rendah wanita pedesaan di

daerah penelitian.

Di sisi lain ibu rumah tangga/petani 6.81 (AOR = 6,81, 95% CI: 1,26-8,90) kali lebih

cenderung mengalami unmet need KB dibandingkan dengan wanita yang bekerja sebagai

pegawai. Alasannya adalah wanita yang bekerja sebagai pegawai lebih mungkin untuk

memiliki akses yang lebih baik untuk mendapatkan informasi tentang KB. Dukungan

pasangan untuk KB sangat penting. Penelitian ini mengungkapkan bahwa perempuan yang

pasangannya tidak mendukung tentang penggunaan kontrasepsi lebih mungkin untuk

mengalami unmet need KB dibandingkan dengan perempuan yang pasangannya mendukung.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perempuan yang tidak konsultasi tentang kontrasepsi

lebih mungkin untuk mengalami unmet need KB dibandingkan dengan wanita-wanita yang

berkonsultasi. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di kota Mekele, Tigray.

Kesamaan ini mungkin disebabkan menggunakan strategi yang sama untuk

menginformasikan masyarakat tentang KB.

Dalam studi ini, sekitar 32% wanita melaporkan bahwa mereka tidak menggunakan

kontrasepsi karena takut efek samping. Temuan ini serupa dengan penelitian yang dilakukan

di Enemay, Mojo kota dan kota Mekele Ethiopia. Alasan lain yang disebutkan untuk tidak

menggunakan FP dalam penelitian ini adalah kurang dirasakan berisiko hamil selama

menyusui. Temuan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di Iran. Dalam studi ini,

penolakan pasangan dan larangan agama disebutkan sebagai alasan untuk tidak menggunakan

KB dengan persentase 23,5% dan 11,8%. Temuan ini didukung oleh penelitian yang

dilakukan di Enemay, dan India.

Penelitian ini memungkinkan para pembuat kebijakan untuk mengetahui faktor-faktor

penentu unmet need KB. Hal ini juga dapat menunjukkan fokus para peneliti ketika

Page 13: 4SK2 Kel. 4 Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration

mempelajari unmet need KB. Temuan ini sangat penting untuk organisasi/lembaga yang

bekerja pada Perencanaan Keluarga di Kota Dangila. Keterbatasan penelitian ini adalah

bahwa penelitian ini hanya mencakup daerah kecil dari wilayah Amhara. Mungkin memiliki

efek ketika digeneralisasi ke wilayah tersebut. Karakteristik Sosio-demografis responden

yang sama juga membuat interval kepercayaan melebar.

Page 14: 4SK2 Kel. 4 Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Proporsi wanita yang mengalami unmet need KB di Kota Dangila masih tinggi.

Dalam penelitian ini, wanita pedesaan, ibu rumah tangga atau petani wanita, wanita yang

tidak berkonsultasi tentang penggunaan dan efek samping dari kontrasepsi dan wanita yang

pasangannya menolak untuk menggunakan KB lebih mungkin untuk mengalami unmet need

KB. Alasan utama yang disebutkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi adalah takut efek

samping, merasa kurang beresiko hamil karena sedang menyusui, penolakan pasangan dan

larangan agama.

5.2 Saran

Penelitian berikutnya diharapkan dapat dilakukan dengan menambah jumlah sampel,

sehingga hasil penelitiannya menjadi lebih baik. Selain itu, cakupan wilayah penelitian

mungkin bisa dikembangkan lagi supaya dapat melihat gambaran unmet need KB di wilayah dengan populasi yang lebih heterogen.

Page 15: 4SK2 Kel. 4 Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration

DAFTAR PUSTAKA

Hendayana, Rachmat. (2012). Penerapan Metode Regresi Logistik dalam Menganalisis Adopsi Teknologi Pertanian. Bogor: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.

Hermawan, Doni. (2006). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronis pada Wanita Usia Subur di Provinsi NTT Tahun 2003. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.

Isa, Muhammad. (2009). Determinan Unmet need Keluarga Berencana di Indonesia: Analisis Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007. Depok: Universitas Indonesia.

Page 16: 4SK2 Kel. 4 Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration

LAMPIRAN

Page 17: 4SK2 Kel. 4 Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration

Pertanyaan dan Jawaban Fermor kel 4

1. Jika suami yang memakai alat kontrasepsi, apakah itu termasuk unmet need atau

tidak?

Tidak, meskipun yang memakai alat kontrasepsi adalah laki-laki, hal tersebut masih

termasuk memakai alat/cara KB ketika pasangan tersebut behubungan seksual.

Sehingga tidak termasuk kategori unmet need KB

2. Dalam jurnal tersebut, disebutkan bahwa jarak untuk memiliki anak kembali minimal

2 tahun, 2 tahun tersebut berdasarkan apa?

Karena jarak 2 tahun adalah jarak aman untuk memiliki anak lagi setelah melahirkan.

Jika jarak antar fertilitas kurang dari 2 tahun, dapat meningkatkan resiko bayi lahir

cacat atau berat badan bayi yang kurang dari rata-rata.

3. Perbedaan tabel COR/AOR?

COR (Crude Odds Ratio)= Odds ratio yang dihasilkan tidak memperhitungkan

variabel bebas lainnya

AOR (Adjusted Odds Ratio)= Odds ratio yang dihasilkan dengan memperhitungkan

variabel bebas lainnya

4. Kenapa variabel petani dan rumah tangga digabung?

Page 18: 4SK2 Kel. 4 Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration

Penggabungan tersebut dapat dikarenakan karakteristik dari wanita petani dan ibu

rumah tangga pada penelitian tersebut dianggap sama. Atau dikarenakan jumlah

petani wanita di lokasi penelitian terlalu sedikit, sehingga perlu digabung dengan

kategori ibu rumah tangga.

5. Pembagian 550 orang untuk sampel urban dan rural, apakah ada tambahan informasi

tentang kebele. Dan kenapa sampelnya timpang?

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan

proporsi wanita usia reproduksi yang berstatus kawin di setiap kebele terpilih.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa jumlah sampel di daerah perkotaan lebih tinggi

daripada daerah pedesan dapat dikarenakan proporsi jumlah wanita usia reproduksi

yang berstatus kawin di daerah perkotaan lebih tinggi.

6. Kenapa Confident Intervalnya lebar?

Pelebaran Confident Interval tersebut dapat dikarenakan tingginya error yang

dihasilkan dari analisis tersebut, atau dikarenakan jumlah sampel yang sedikit

7. Efek samping KB ?

Sakit kepala, pusing, Mual, pendarahan (seperti mengalami Menstruasi dalam waktu

lama)

8. Kenapa agama pasangannya yg menjadi acuan? Kenapa gak agama respondenya?

Alasannya apa?

Pada umunya dalam sebuah rumah tangga, suami merupakan seorang penentu suatu

kebijakan yang berlaku untuk rumah tangga tersebut. Sehingga, yang menjadi fokus

peneliti untuk melihat pengaruh agama terhadap penggunaan KB, yang ditanyakan

adalah agama dari sang suami

9. Efek samping dari pemakaian kontrasepsi tradaisional ? apakah swiching method itu

masuk unmed need?

Efek samping dari kontrasepsi tradisional dapat terjadi jika pemakaian dosisnya tidak

terkontrol. Misalnya pada pria dapat mengakibatkan kemandulan (sterilitas) atau

ketidakmampuan membuahi pada sperma, impotensi (disfungsi ereksi), dan kualitas

sperma yang kurang baik atau cacat. Selama dia memakai alat kontrasepsi saat

berhubungan seksual, maka dia tidak termasuk dalam kategori unmet need

10. Apakah ada standar untuk CPR internasional?

Tidak ada, namun untuk Indonesia sendiri menargetkan tingkat CPR pada tahun 2015

adalah 65%

11. Hubungan odds dan p value?

Page 19: 4SK2 Kel. 4 Determinants of Unmet Need for Family Planning Among Currently Married Women in Dangila Town Administration

Untuk data kategorik, p-value menjadi tidak signifikan (p-value > α) ketika confident

intervalnya melalui angka 1

12. Religus prohibition itu siapa?

Agama dari pasangannya (suami)

13. Definisi dari patner attitude ? definisi pasangan yang mendukung/tidak mendukung

penggunaan KB seperti apa?

Mendukung tidaknya dilihat dari izin yang diberikannya terhadap pemakaian alat/cara

KB saat berhubungan seksual

14. Kenapa CPR di Ethiopia timpang?

Karena di Ethiopia kesadaran untuk menggunakan kontrasepsi masih rendah

walaupun mereka telah mendengar informasi tentang penggunaan kontrasepsi lewat

media massa, petugas kesehatan, dan juga pemuka agama. Hal ini dikarenakan

mereka beranggapan bahwa resiko untuk hamil pada saat menyusui itu kecil, takut

akan efek samping, larangan dari pasangan, dan juga larangan agama.

15. Di Ethiopia CPR rendah, apakah itu karna keterbatasan akses untuk pemberian

kontrasepsi atau karna petugasnya yg kurang memadai?

CPR di Ethiopia rendah dikarenakan kesadaran dan pengetahuan tentang kontrasepsi

pada Ethiopia masih kurang. Dan juga di daerah pedesaan akses untuk kontrasepsinya

kurang dan petugasnya kurang memadai, masih sedikit petugas kesehatan yang

bertugas di daerah pedesaan.

16. Apakah sosialisasi petugas kesehatan belum sepenuhnya sehingga tingkat unmed need

masih tinggi?

Petugas kesehatan di Ethiopia memang masih kurang memadai, hal ini dikarenakan

daerah pedesaan yang sulit di jangkau. Daerah pedesaan di Ethiopia kesadaran untuk

penggunaan kontrasepsi masih sangat kurang. Namun untuk daerah perkotaan

sosialisasi petugas kesehatan mengenai kontrasepsi sudah terlaksana sepenuhnya.