44854179-he-mi-paresis

Upload: kamila-kawaii

Post on 04-Apr-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 44854179-He-Mi-Paresis

    1/17

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Kelumpuhan UMN (Upper Motor Neuron) umumnya melanda sebelah tubuh

    sehingga dinamakan hemiparesis, hemiplegia atau hemiparalisis. Istilah paralisis atau

    plegia merujuk pada kehilangan total kontraktilitas otot. Sedangkan kehilangan

    kontraktilitas yang tidak total disebut paresis. Hemiplegia adalah kelumpuhan pada salah

    satu lengan dan kaki pada sisi yang sama. Di batang otak, daerah susunan piramidal

    dilintasi oleh akar saraf otak ke-3, ke-6, ke-7, dan ke-12, sehingga lesi yang merusak

    kawasan piramidal batang otak sesisi mengakibatkan hemiplegia yang melibatkan saraf

    otak secara khas dan dinamakan hemiplegia alternans. Sebagai contoh pada pupil yang

    melebar unilateral dan tidak bereaksi, menunjukkan adanya tekanan pada saraf ke-3.

    Pada umumnya kelumpuhan UMN melanda sebelah tubuh sehingga

    dinamakan hemiparesis, hemiplegia atau hemiparalisis, karena lesinya menduduki

    kawasan susunan piramidal sesisi. Ketiga istilah yang bermakna kelumpuhan

    sesisi badan itu digunakan secara bebas, walaupun hemiparesis sesungguhnya

    berarti kelumpuhan sesisi badan yang ringan dan hemiplegia atau hemiparesisis

    berarti kelumpuhan sesisi badan yang berat. Dalam uraian di bawah ini ketiga-

    tiganya akan digunakan secara bebas tanpa pengarahan pada derajat keberatannya.

    Di batang otak daerah susunan piramidal dilintasi oleh akar saraf otak ke-3, ke-6,

    ke-7, dan ke-12, sehingga lesi yang merusak kawasan piramidal batang otak sesisi

    mengakibatkan hemiplegia yang melibatkan saraf otak secara khas dan dinamakan

    hemiplegia alternans.

  • 7/30/2019 44854179-He-Mi-Paresis

    2/17

    BAB II

    TINJAUAN KEPUSTAKAAN

    2.1. Definisi

    Hemiplegia (hemiparesis) adalah kerusakan pada seluruh korteks

    piramidalis sesisi menimbulkan kelumpuhan UMN (Upper Motor Neuron) pada

    belahan tubuh sisi kontralateral.

    Bila kerusakan unilateral pada jaras kortikobulbar/kortikospinal di tingkat

    batang otak menimbulkan sindrom hemiplegia alternans. Sindrom tersebut terdiri

    atas kelumpuhan UMN yang melanda otot-otot belahan tubuh kontralateral yang

    berada di tingkat lesi, sedangkan setingkat lesinya terdapat kelumpuhan LMN,

    yang melanda otot-otot yang disarafi oleh saraf kranial yang terlibat dalam lesi.

    Tergantung pada lokasi lesi paralitiknya, sehingga dapatlah dijumpai hemiplegia

    alternans di mesensefalon. Sebuah gambarannya dijumpai bilamana hemilasi di

    batang otak menduduki pedunkulus serebri di tingkat mesensefalon.

    2.2. Etiologi

    Jika terdapat kelumpuhan pada lengan dan kaki pada sisi yang sama, dan

    jika tanda UMN merujuk pada lesi sentral, maka lesi kemungkinan berada di

    korda spinalis servikal atau otak. Nyeri leher atau pada daerah dermatom servikal

    dapat menjadi bukti tempat lesi.

    Penyebab tersering hemiparesis pada orang dewasa yaitu infark serebral

    atau pendarahan. Awitan secara mendadak, serangan iskemik transien

  • 7/30/2019 44854179-He-Mi-Paresis

    3/17

    sebel esi enj i erajat aksi alam 24 jam pada orang

    dengan hipertensi atau usia lanjut merupakan indikasi telah terjadi stroke. Jika

    tidakterdapat gejala-gejala serebral dapat diduga terjadi myelitis transversus dari

    korda spinalis servikal tetapi kondisiini berprogresi secara lambat (beberapa hari

    dan lebih sering menyerang keempat tungkai. Begitu pula dengan sklerosis

    multipel yang biasanya bermani estasi menjadi tanda kortikospinal bilateral

    daripada hemiplegia murni.

    Jika hemiparesis yang berasal dari serebral berprogresi dalam hari atau

    minggu, dapat dicurigai lesi massa serebral, baik pada pasien anak-anak atau

    dewasa. Selain tumor otak, kemungkinan lain termasuk mal ormasi

    arteriovenosus, abses otak, atau infeksilainnya. Kelainan otak metabolik biasanya

    mengakibatkan tanda bilateral dengan gangguan mental, tetapi merupakan

    penyebab hemiparesis yang jarang. Secara umum, hemiparesis biasanya merujuk

    pada lesi serebral daripada lesi dileher, dan penyebabnya dapat ditemukan dengan

    melihat gejala klinis dan dengan CT atau MR.

    Tabel 1. Kemungkinan tempatlesi penyebab hemiparesis

  • 7/30/2019 44854179-He-Mi-Paresis

    4/17

    2.3. Anatomi

    Dalam menentukan ada atau tidaknya disfungsi pada saraf, diperlukan

    pengetahuan anatomi dan fisiologi susunan saraf.. Pada hakekatnya pemeriksaan

    neurologik adalah pemeriksaan terhadap fungsi-fungsi susunan saraf. Susunan

    saraf berkaitan erat dengan topografi dan fungsi. Dengan diketahuinya suatu

    disfungsi susunan saraf maka dapat diketahui juga kerusakan pada anatomiknya.

    Pada tubuh manusia terdapat 12 pasang saraf otak (12 Nervus Cranialis).

    Nervus I langsung berhubungan dengan otak tanpa melalui batang otak. Sebelas

    Nervus Cranialis lainnya berasal dari batang otak. Nervus II dan III berpangkal di

    Mesensephalon,Nervus IV , V, VI, VII dan VIII berinduk di Pons. Sedangkan

    Nervus IX sampai Nervus XII berasal dari Medula Oblongata.

    Memeriksa Saraf otak dapat membantu kita menentukan lokasi dan jenis

    penyakit. Inti saraf otak yang terdapat di batang otak letaknya saling berdekatan

    dengan struktur yang lain, sehingga jarang kita jumpai lesi pada satu nti saja tapa

    melibatkan bangunan lainnya.

  • 7/30/2019 44854179-He-Mi-Paresis

    5/17

    Mesensefalon (otak tengah merupakan bagian rostral yang paling tipis (sekitar 1,5

    cm) dari batang otak. Pada potongan melintang otah tengah dapat dibagi menjadi

    4 bagian, yaitu:

    Tektum, bagian yang paling dorsal diwakili oleh lempeng kudrigeminal.Batas ventralnya adalah garis imajiner transversal yang menyebrangi

    akuaduktus.

    Tekmentum, terletak diantara substansia nigra dan tektum. Separuh darisetiap bagian tekmentum di penuhi oleh nukleus ruber. Warnanya

    sebagian disebabkan oleh kepadatan jaringan kapilernya dan sebagian

    oleh kandungan zat besinya.

    Substasia nigra Pedunkel serebral atau krura serebri.

  • 7/30/2019 44854179-He-Mi-Paresis

    6/17

    2.4. Patofisiologi

    Lesi pada satu sisi atau hemilesi yang sering terjadi di otak jarang

    dijumpai pada medula spinalis, sehingga kelumpuhan UMN akibat lesi di medula

    spinalis umumnya berupa tetraplegia atau paraplegia. Lesi pada korda spinalis

    dapat komplit atau inkomplit. Lesi komplit, mempengaruhi semua bagian dari

    korda pada satu tingkat tertentu, sehingga mengakibatkan:

    y paralisis UMN bilateral dari bagian tubuh di bawah tingkat lesiy kehilangan modalitas sensasi bilateral di bawah tingkat lesiy kehilangan fungsi kandung kemih, pencernaan, dan seksual secara total.

    Yang lebih sering terjadi adalah lesi inkomplit, yang dapat terjadi dalam 2

    kondisi:

    1. Lesi mempengaruhi seluruh bagian korda dalam satu tingkat, tetapi tidakmenghentikan secara total fungsi traktus asendens dan desendens. Pada kasus

    ini, terdapat:

    a. kelumpuhan bilateral di bawah tingkat lesib. gangguan fungsi sensorik, tetapi bukan kerusakan totalc. gangguan fungsi kandung kemih, pencernaan, dan seksual

    2. Lesi lebih mempengaruhi bagian tertentu dari korda pada tingkat tertentu,misalnya di salah satu sisi (sindrom Brown-Sqard), posterior, atau

    anterolateral.

  • 7/30/2019 44854179-He-Mi-Paresis

    7/17

    Gambar 1. Macam-macam lesiinkomplit pada korda

    Hemiparese dapat disebabkan karena kerusakan Upper MotorNeuron

    (UM atau kerusakan Lower MotorNeuron (LM . Kelumpuhan/kelemahan

    yang terjadi pada kerusakan Upper MotorNeuron (UM disebabkan karena

    adanya lesi di medula spinalis. Kerusakannya bisa dalambentukjaringan scar,

    atau kerusakan karena tekanan dari vertebra atau diskus intervetebralis. Hal ini

  • 7/30/2019 44854179-He-Mi-Paresis

    8/17

    berbeda dengan lesi pada LM yang berpengaruh pada serabut saraf yang

    berjalan dari horn anterior medula spinalis sampai ke otot10,11,12.

    ada columna vertebralis terdapat nervus spinalis, yaitu nervus servikal,

    thorakal, lumbal, dan sakral. Kelumpuhan berpengaruh pada nervus spinalis dari

    servikal dan lumbosakral dapat menyebabkan kelemahan/kelumpuhan pada

    keempat anggota gerak. Wilayah ini penting, jika terjadi kerusakan pada daerah

    ini maka akan berpengaruh pada otot, organ, dan sensorik yang dipersarafinya

    11,12.

    Ada dua tipe lesi, yaitu lesi komplit dan inkomplit. Lesi komplit dapat

    menyebabkan kehilangan kontrol otot dan sensorik secara total dari bagian

    dibawah lesi, sedangkan lesi inkomplit mungkin hanya terjadi kelumpuhan otot

    ringan (parese) dan atau mungkin kerusakan sensorik. Lesi pada UM dapat

    menyebabkan parese spastic sedangkan lesi pada LM menyebabkan parese

    flacsid4,11,12.

    Gambar 2. Lesi padaLower motor neuron (LMN.

  • 7/30/2019 44854179-He-Mi-Paresis

    9/17

    Lesi diMid- or upper cervical cord

    Tiap lesi di medula spinalis yang merusak daerah jaras kortikospinal

    lateral menimbulkan kelumpuhan Upper Motor Neuron (UMN) pada otot-otot

    bagian tubuh yang terletak di bawah tingkat lesi. Lesi transversal medula spinalis

    pada tingkat servikal, misalnya C5 mengakibatkan kelumpuhan Upper Motor

    Neuron (UMN) pada otot-otot tubuh yang berada dibawah C5, yaitu sebagian

    otot-otot kedua lengan yang berasal yang berasal dari miotom C6 sampai miotom

    C8, lalu otot-otot thoraks dan abdomen serta segenap otot kedua tungkai yang

    mengakibatkan kelumpuhan parsial dan defisit neurologi yang tidak masif di

    seluruh tubuh. Lesi yang terletak di medula spinalis tersebut maka akan

    menyebabkan kelemahan/kelumpuhan keempat anggota gerak yang disebut

    tetraparese spastik1,5

    .

    Lesi di Low cervical cord

    Lesi transversal yang merusak segmen C5 ke bawah itu tidak saja

    memutuskan jaras kortikospinal lateral, melainkan ikut memotong segenap

    lintasan asendens dan desendens lain. Disamping itu kelompok motoneuron yang

    berada didalam segmen C5 kebawah ikut rusak. Ini berarti bahwa pada tingkat lesi

    kelumpuhan itu bersifat Lower Motor Neuron (LMN) dan dibawah tingkat lesi

    bersifat Upper Motor Neuron (UMN). Dibawah ini kelumpuhan Lower Motor

    Neuron (LMN) akan diuraikan menurut komponen-komponen Lower Motor

    Neuron (LMN)1.

  • 7/30/2019 44854179-He-Mi-Paresis

    10/17

    Motoneuron-motoneuron berkelompok di kornu anterius dan dapat

    mengalami gangguan secara selektif atau terlibat dalam satu lesi bersama dengan

    bangunan disekitarnya, sehingga di dalam klinik dikenal sindrom lesi di kornu

    anterius, sindrom lesi yang selektif merusak motoneuron dan jaras kortikospinal,

    sindrom lesi yang merusak motoneuron dan funikulus anterolateralis dan sindrom

    lesi di substantia grisea sentralis . Lesi ini biasanya disebabkan karena adanya

    infeksi, misalnya poliomielitis. Pada umumnya motoneuron-motoneuron yang

    rusak didaerah intumesensia servikal dan lumbalis sehingga kelumpuhan LMN

    adalah anggota gerak1.

    Kerusakan pada radiks ventralis (dan dorsalis) yang reversibel dan

    menyeluruh dapat terjadi. Kerusakan itu merupakan perwujudan reaksi

    imunopatologik. walaupun segenap radiks (ventralis/dorsalis) terkena, namun

    yang berada di intumesensia servikalis dan lumbosakralis paling berat mengalami

    kerusakan. Karena daerah ini yang mengurus anggota gerak atas dan bawah. Pada

    umumnya bermula dibagian distal tungkai kemudian bergerak ke bagian

    proksimalnya. Kelumpuhannya meluas ke bagian tubuh atas, terutama otot-otot

    kedua lengan. Kelainan fungsional sistem saraf tepi dapat disebabkan kelainan

    pada saraf di sumsum tulang belakang atau kelainan sepanjang saraf tepi sendiri.

    Salah satu penyakit dengan lesi utama pada neuron saraf perifer adalah

    polineuropati1.

    Lesi di otot dapat berupa kerusakan struktural pada serabut otot atau

    selnya yang disebabkan infeksi, intoksikasi eksogen/endogen, dan degenerasi

    herediter. Karena serabut otot rusak, kontraktilitasnya hilang dan otot tidak dapat

  • 7/30/2019 44854179-He-Mi-Paresis

    11/17

    melakukan tugasnya. Penyakit di otot bisa berupa miopati dan distrofi, dapat

    menyebabkan kelemahan di keempat anggota gerak biasanya bagian proksimal

    lebih lemah dibanding distalnya. Pada penderita distrofia musculorum enzim

    kreatinin fosfokinase dalam jumlah yang besar, sebelum terdapat manifestasi dini

    kadar enzim ini di dalam serum sudah jelas meningkat. akan tetapi mengapa

    enzim ini dapat beredar didalam darah tepi masih belum diketahui1.

    Di samping kelainan pada sistem enzim, secara klinis juga dapat

    ditentukan kelaian morfologik pda otot. jauh sebelum tenaga otot berkurang sudah

    terlihat banyak sel lemak (liposit) menyusup diantara sel-sel serabut otot. Ketika

    kelemahan otot menjadi nyata, terdapat pembengkakan dan nekrosis-nekrosis

    serabut otot. Seluruh endoplasma serabut otot ternyata menjadi lemak. Otot-otot

    yang terkena ada yang membesar dan sebagian mengecil. Pembesaran tersebut

    bukan karena bertambahnya jumlah serabut otot melainkan karena degenerasi

    lemak1.

    Kelemahan otot (atrofi otot) dapat kita jumpai pada beberapa penyakit.

    kelemahan otot dapat kita kelompokkan dalam regio anggota gerak sebagai

    berikut14

    :

  • 7/30/2019 44854179-He-Mi-Paresis

    12/17

    Tabel 2. Kategori kelompok otot per regio anggota gerak

    Region Muscle Groups Myotomes

    Upper cervical region Shoulder abduction, elbow flexion, elbowextension

    C5-C7

    Lower cervical region Wrist flexion, wrist extension, extension of

    fingers, flexion of fingers, spreading of

    fingers, abduction

    of thumb, adduction of thumb, and

    opposition of thumb

    C8-Th1

    Upper lumbosacral

    region

    Hip flexion, hip adduction, knee extension,

    hip extension, hip abduction

    L1-L3

    Lower lumbosacral

    region

    Knee flexion, plantar flexion of foot,

    flexion of toes, dorsiflexion of foot,

    extension of toes

    L4-S1

    Central cord syndrome (CCS) biasanya terjadi setelah trauma

    hiperekstensi. Sering terjadi pada individu di usia pertengahan dengan spondilosis

    cervicalis. Predileksi lesi yang paling sering adalah medula spinalis segmen

    servikal, terutama pada vertebra C4-C6. Sebagian kasus tidak ditandai oleh

    adanya kerusakan tulang. Mekanisme terjadinya cedera adalah akibat penjepitan

    medula spinalis oleh ligamentum flavum di posterior dan kompresi osteofit atau

    material diskus dari anterior. Bagian medula spinalis yang paling rentan adalah

    bagian dengan vaskularisasi yang paling banyak yaitu bagian sentral. Pada

    Central Cord Syndrome, bagian yang paling menderita gaya trauma dapat

  • 7/30/2019 44854179-He-Mi-Paresis

    13/17

    mengalami nekrosis traumatika yang permanen. Edema yang ditimbulkan dapat

    meluas sampai 1-2 segmen di bawah dan di atas titik pusat cedera

    Gambaran khasC

    entralC

    ordSyndrome adalah kelemahan yang lebih

    prominen pada ekstremitas atas (tipe LMN) dibanding ektremitas bawah (tipe

    UMN). Pemulihan fungsi ekstremitas bawah biasanya lebih cepat, sementara pada

    ekstremitas atas (terutama tangan dan jari) sangat sering dijumpai disabilitas

    neurologik permanen. Hal ini terutama disebabkan karena pusat cedera paling

    sering adalah setinggi VC4-VC5 dengan kerusakan paling hebat di medula

    spinalis C6 dengan ciri LMN. Gambaran klinik dapat bervariasi, pada beberapa

    kasus dilaporkan disabilitas permanen yang unilateral neurologis lokalis pada

    pasien cedera medula spinalis mengacu pada panduan dariAmerican SpinalCord

    Injury Association/ AISA8,9,15

    .

    Tabel 2. Rekomendasi AISA untuk pemeriksaan neurologi lokal9

    Motorik

    Otot (asal inervasi) Fungsi

    M. deltoideus dan biceps brachii (C5) Abduksi bahu dan fleksi siku

    M. extensor carpi radialis longus dan

    brevis(C6)

    Ekstensi pergelangan tangan

    M. flexor carpi radialis (C7) Fleksi pergelangan tangan

    M. flexor digitorum superfisialis dan

    profunda (C8)

    Fleksi jari-jari tangan

  • 7/30/2019 44854179-He-Mi-Paresis

    14/17

    M. interosseus palmaris (T1) Abduksi jari-jari tangan

    M. illiopsoas (L2) Fleksi panggul

    M. quadricep femoris (L3) Ekstensi lutut

    M. tibialis anterior (L4) Dorsofleksi

    kaki

    M. extensor hallucis longus (L5) Ekstensi ibu jari kaki

    M. gastrocnemius-soleus (S1) Plantarfleksi kaki

    2.5. Pemeriksaan

    Pemeriksaan

    y Jenis awitan. Awitan yang mendadak merujuk pada gangguan vaskular,seperti stroke, atau akibat racun tertentu atau gangguan metabolik. Awitan

    subakut, dalam beberapa hari sampai minggu, biasanya berhubungan dengan

    proses neoplastik, infektif, atau inflamasi. Kelumpuhan yang timbul secara

    perlahan dalam beberapa bulan atau tahun biasa memiliki dasar herediter,

    degeneratif, endokrinologik, atau neoplastik.

    y Perjalanan. Peningkatan progresif defisit neuron motorik dari awitannya merujukpada aktivitas yang berlanjut dari proses yang menyebabkan kelumpuhan. Progresi

    episodik merujuk pada penyebab vaskular atau inflamasi. Progresi secara stabil lebih

    merujuk pada kelainan neoplastik atau kondisi degeneratif. Fluktuasi cepat dari

    gejala dalam periode yang cepat merupakan karakteristik myasthenia gravis.

  • 7/30/2019 44854179-He-Mi-Paresis

    15/17

    y Gejala yang berhubungan. Distribusi kelumpuhan dan keberadaan gejala yangberhubungan dapat mengindikasikan tempat terjadinya lesi. Contohnya, kelumpuhan

    pada tangan dan kaki kanan dapat disebabkan oleh lesi dari korteks motorik

    kontralateral atau traktus kortikospinal di atas segmen servikal 5 korda spinalis.

    Kelumpuhan muka bagian kanan mengindikasikan lesi berada di atas tingkat

    nukleus nervus fasialis (N. VII) pada batang otak, dan adanya aphasia atau gangguan

    lapang pandang mengindikasikan lesi pada hemisfer serebral.

    y Rekam medis. Kepentingan rekam medis tergantung dari keluhan pasien sekarangdan penyakit sebelumnya. Misalnya, pada pasien dengan karsinoma paru,

    kelumpuhan tungkai dapat merupakan metastasis atau komplikasi nonmetastatik dari

    kanker. Kelumpuhan kaki pada pasien diabetes dapat merupakan komplikasi yang

    mempengaruhi saraf atau pleksus perifer.

    Pemeriksaan sistem motorik

    1. Keadaan otot. Wasting, atau atrofi, menunjukkan bahwa kelumpuhandiakibatkan oleh lesi pada lower motor neuron (LMN) atau pada otot itu

    sendiri. Distribusi dari otot yang atrofi juga dapat menunjukkan tempat

    terjadinya lesi. Lesi UMN biasanya tidak disertai dengan atrofi otot, tetapi

    dapat terjadi pada disuse yang berkepanjangan. Adanya fasikulasi

    mengindikasikan bahwa kelumpuhan disebabkan oleh lesi LMN.

    2. Tonus otot. Tonus dapat diartikan sebagai hambatan otot terhadap gerak pasif darisendi. Tonus otot dinilai dengan menginspeksi posisi ekstremitas pada posisi

    istirahat, palpasi otot perut, dan dengan menentukan hambatan otot terhadap

    pergerakan pasif. Tonus otot dapat dikategorikan sebagai hipertonus, hipotonus, atau

    paratonus.

  • 7/30/2019 44854179-He-Mi-Paresis

    16/17

    3. Kekuatan otot. Untuk menilai kekuatan otot, pasien diminta menahan tekanan yangdiberikan oleh pemeriksa. Beberapa kekuatan otot individual dinilai secara

    bergantian dan kekuatan otot kedua sisi dibandingkan agar kelemahan ringan pada

    salah satu sisi dapat dideteksi. Kekuatan otot dinilai dalam derajat 0-5.

    Tabel 3. Derajat kekuatan ototDerajat Kekuatan Otot

    5 Kekuatan normal

    4 Pergerakan aktif terhadap gravitasi dan tekanan

    3 Pergerakan aktif terhadap gravitasi tetapi tidak terhadap tekanan

    2 Pergerakan aktif tetapi tidak dapat melawan gravitasi

    1 Hanya terdapat kedutan (flicker)

    0 Tidak ada kontraksi

    4. Refleks tendon. Perubahan pada refleks tendon dapat menyertai gangguanfungsi motorik atau sensorik. Ketika refleks diuji, kedua tungkai pada kedua

    sisi harus berada di posisi yang sama dan refleks ditimbulkan dengan cara

    yang sama. Refleks dinilai dari 0 (tidak ada), 1 (response trace), 2 (lower half

    dari jangkauan normal), 3 (upper halfdari jangkauan normal), 4 (lebih kuat,

    dengan atau tanpa klonus).

    Lokalisasi Lesi UMN

    1. Lesi intrakranial parasagittal menghasilkan defisit UMN yang secara khasmempengaruhi kedua kaki dan dapat meluas ke tangan.

    2. Lesi terisolir pada korteks serebral dapat menghasilkan defisit neuron motorik fokal,misalnya tangan kontralateral. Kelumpuhan dapat terbatas di kaki kontralateral pada

    pasien dengan oklusi a. serebri anterior atau di wajah dan lengan kontralateral jika a.

    serebri media juga terlibat. Lesi kortikal atau subkortikal yang lebih ekstensif akan

  • 7/30/2019 44854179-He-Mi-Paresis

    17/17

    menghasilkan kelemahan atau kelumpuhan di wajah, lengan, dan kaki kontralateral

    disertai dengan aphasia, defek lapang pandang, atau gangguan sensorik.

    3. Lesi pada tingkat kapsula interna , dimana serat desendens dari korteks serebralbanyak mengumpul, biasa berakibat pada hemiparesis parah dengan melibatkan

    tungkai dan wajah kontralateral.

    4. Lesi batang otak biasanya berakibat pada defisit motorik bilateral, dengan disertaigangguan sensorik dan nervus kranial, dan disekuilibrium.