4. seorang laki-laki 61 tahun dengan colelithiasis, hydrops gb, hepatomegali, hepatitis b kronik,...
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS KECIL
SEORANG LAKI-LAKI 61 TAHUN DENGAN COLELITHIASIS,
HYDROPS GB, HEPATOMEGALI, HEPATITIS B KRONIK,
HIPERBILIRUBINEMIA, DISLIPIDEMIA, ANEMIA NORMOSITIK
NORMOKROMIK, KLINIS ISK ASIMPTOMATIS, DAN
HIPONATREMI
Disusun oleh:
Tita Rif’atul Mahmudah
G0006163
Residen
dr. Musrifah
Pembimbing
dr. Arif Nurudin, Sp.PD
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2012
DAFTAR MASALAH
No Masalah aktif Tanggal Masalah inaktif Tanggal
1. Colelithiasis 21/12//2011
2. Hydrops GB 21/12//2011
3. Hepatomegali 19/12//2011
4. Hepatitis B Kronik 19/12//2011
5. Hiperbilirubinemia 19/12/2011
6. Dislipidemia 20/12//2011
7. Anemia normositik
normokromik
19/12//2011
8. Klinis ISK Asimptomatis 20/12//2011
9. Hiponatremi 19/12//2011
1
LAPORAN KASUS
STATUS PENDERITA
I. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara Autoanamnesa dan Alloanamnesa pada tanggal 4
Januari 2012 di Bangsal Melati 1 Bed 36
A. Identitas Penderita
Nama : Tn. M
Umur : 61 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Alamat : Jl. Kesambi 33 Sidomukti 4/3 Salatiga
No. RM : 01102350
Tanggal Masuk RS : 19 Desember 2011
Tanggal Pemeriksaan : 4 Januari 2012
B. Keluhan Utama :
Perut sebah
C. Riwayat Penyakit Sekarang
± 10 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS) pasien merasa perut
sebah. Sebah muncul perlahan dan makin lama makin bertambah hingga
pasien merasa tidak nyaman dan aktivitas terganggu. Sebah bertambah jika
diisi makanan, dan sedikit berkurang dengan istirahat. Perut terasa penuh
meskipun hanya diisi sedikit makanan, sehingga nafsu makan pasien
menurun. Sebah disertai nyeri perut yang hilang timbul di sebelah kanan
atas. Nyeri disertai panas pada perut dan kadang sampai menjalar ke perut
sebelah kiri. Nyeri tidak dipengaruhi oleh makanan dan minuman, dan
sedikit berkurang dengan posisi tidur dengan kaki ditekuk. Pasien tidak
mengeluh mual dan tidak disertai muntah. Pasien juga merasa bahwa
2
matanya menjadi berwarna kuning. Pasien juga merasakan tubuhnya
lemas. Lemas dirasakan terus menerus, bertambah dengan aktivitas dann
sedikit berkurang dengan istirahat. BAB 1x sehari @ ½ - ¾ gelas
belimbing, konsistensi padat warna coklat-kekuningan, tidak ada darah,
tidak ada lendir. Tidak terdapat BAB warna hitam seperti petis. Pasien
mengeluhkan BAK berwarna seperti teh, dengan frekunsi BAK 4-5x/ hari
@ ½ - 1 gelas belimbing. Tidak disertai nyeri saat BAK, tidak nyeri, tidak
ada anyang-anyangan, tidak ada darah, tidak ada nanah, tidak keluar benda
seperti pasir. Karena keluhan makin bertambah, pasien memeriksakan diri
ke dokter dan mendapat obat minum untuk 3 hari dan disarankan untuk
mondok karena penyakit pasien sudah parah. 2 hari setelah itu pasien
mondok di RS. Salatiga dan dilakukan pemeriksaan USG dan dikatakan
bahwa hatinya membengkak. Pasien mondok di RS Salatiga selama 1
minggu, namun karena tidak kunjung sembuh pasien kemudian datang ke
RS dr. Moewardi.
Sejak sekitar 20 tahun yang lalu pasien mengidap sakit kuning.
Sebelumnya pasien hanya merasa perutnya sakit dan terasa panas, namun
tidak terlalu dirasakan oleh pasien. Pasien kemudian merasa bahwa
matanya berwarna kuning, sehingga pasien memeriksakan diri ke dokter
dan diberi obat-obatan. Setelah obat habis pasien tidak kontrol kembali ke
dokter, dan meminum jamu temulawak setiap 3 hari sekali. Pasien
mengaku sakit kuningnya sering kambuh. Jika sakit kambuh, pasien
merasa perutnya sebah, kembung, dan badannya terasa panas. Tidak
disertai dengan mual dan muntah, tidak disertai nyeri setelah makan.
Pasien juga mengeluh BAK seperti teh jika sakitnya kambuh. Selama sakit
nafsu makan pasien berkurang, dan merasa berat badannya turun banyak
sejak ± 5 tahun terakhir.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat sakit gula : Disangkal
- Riwayat tekanan darah tinggi : Disangkal
3
- Riwayat sakit kuning : Diakui (+) sejak 20 tahun
yang lalu
- Riwayat sakit asma : Disangkal
- Riwayat alergi : Disangkal
- Riwayat mondok : Disangkal
E. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat tekanan darah tinggi : Disangkal
- Riwayat sakit gula : Disangkal
- Riwayat sakit kuning : Disangkal
- Riwayat asma : Disangkal
- Riwayat sakit jantung : Disangkal
F. Riwayat Kebiasaan
- Riwayat minum jamu gendong : Diakui (+) sejak 20 tahun
yang lalu
- Riwayat minum obat-obatan lain : Disangkal
- Riwayat minum-minuman suplemen : Disangkal
- Riwayat transfusi : Disangkal
- Riwayat tato : Disangkal
- Riwayat transfusi : Disangka;
G.Riwayat Perkawinan dan Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang suami yang tinggal bersama dengan seorang
istri dan dua orang anaknya. Saat ini, pasien sudah tidak bekerja dan
berobat dengan biaya dari Jamkesmas.
H.Riwayat Gizi
Sebelum sakit, pasien makan teratur tiga kali sehari dengan nasi,
sayur, tahu, dan tempe, terkadang daging, telur dan ikan. Jarang
mengkonsumsi buah-buahan dan olahraga. Saat ini nafsu makan pasien
tidak menurun
4
I. Anamnesis Sistem
Keluhan utama : perut sebah
Kepala : Sakit kepala (-), nggliyer (-), kaku pada leher
bagian belakang (-), cengeng (-), jejas (-)
Mata : Penglihatan kabur (-/-), pandangan ganda (-/-)
pandangan berputar (-/-), berkunang-kunang
(-/-), bengkak kelopak mata (-/-), mata
berwarna kuning (+)
Hidung : Pilek (-), mimisan (-), tersumbat (-)
Telinga : Pendengaran berkurang (-), berdenging (-),
keluar cairan (-), darah (-).
Mulut : Sariawan (-), luka pada sudut bibir (-), bibir
pecah-pecah (-), gusi berdarah (-), mulut
kering(-).
Tenggorokan : Sakit menelan (-), suara serak (-), gatal (-).
Leher : leher cengeng (-), leher bengkak (-)
Sistem respirasi : Sesak nafas (+), batuk (-), dahak (-), batuk
darah (-), mengi (-), tidur mendengkur (-)
Sistem kardiovaskuler : Sesak nafas saat beraktivitas (-), nyeri dada
(-), berdebar-debar (-)
Sistem gastrointestinal : Mual (-), muntah (-), perut sebah (+), perut
terasa panas (+), diare (-), nyeri ulu hati (-),
nyeri perut kanan atas (+), nafsu makan
menurun (+), berak (-), BB turun (+).
Sistem muskuloskeletal : Nyeri otot (-), nyeri sendi (-), kaku otot (-),
badan lemas (+)
Sistem genitourinaria : BAK sering (-), nyeri saat kencing (-), keluar
darah (-), berpasir (-), kencing nanah (-), sulit
memulai kencing (-), warna kencing kuning
jernih, anyang-anyangan (-), berwarna seperti
teh (+).
5
Extremitas: Atas : Luka (-), flapping tremor (-), kesemutan (-),
bengkak(-), sakit sendi (-), panas (-), berkeringat
(-), palmar eritema (-), benjolan (-)
Bawah : Luka (-), tremor (-), ujung jari teraba dingin (-),
sakit sendi (-), bengkak (-)
Sistem neuropsikiatri : Kejang (-), gelisah (-), kesemutan (-), mengigau
(-), emosi tidak stabil (-)
Sistem Integumentum : Kulit kuning (-), pucat (-), gatal (-), bercak
merah kehitaman di bagian dada, punggung,
tangan dan kaki (-)
II. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 4 Januari 2012 :
Keadaan Umum : kesadaran compos mentis, gizi kesan cukup
Status Gizi : BB: 46 kg
TB: 160 cm
Lingkar perut : 76 cm
Lingkar pinggul: 79 cm
Lingkar panggul: 81 cm
BMI= 17,96 kg/m2
Kesan: Underweight untuk orang Indonesia
Tanda Vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit, irama reguler,
isi dan tegangan cukup
Respirasi : 16x/menit,tipe thorakoabdominal
Suhu : 36,5° C (per axiller)
Kulit : Ikterik (-), petekie (-), turgor cukup,
hiperpigmentasi(-), kulit kering (-), kulit hiperemis
(-)
6
Kepala : Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, mudah
dicabut (-), luka (-), atropi musculus temporalis
(+)
Wajah : Simetris, moon face (-)
Mata : Konjungtiva pucat (+/+), sclera ikterik (+/+),
perdarahan subkonjungtiva (-/-), pupil isokor
(3mm/3mm), reflek cahaya (+/+), oedem palpebra
(-/-), strabismus (-/-), arcus senilis (+/+), katarak
(-/-)
Telinga : Sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-),
gangguan fungsi pendengaran (-/-)
Hidung : Napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis
(-/-), fungsi pembau baik
Mulut : Sianosis (-), bibir kering (-), sianosis (-), stomatitis
(-), mukosa basah (+) gusi berdarah (-), lidah kotor
(-), lidah hiperemis (-), lidah tremor (-), papil lidah
atrofi (-)
Leher :JVP R + 2cm, simetris, trakea di tengah, KGB
membesar (-), tiroid membesar (-), nyeri tekan (-)
Thorax : Normochest, simetris, retraksi supraternal (-),
retraksi intercostalis (-), spider nevi (-), pernapasan
tipe thoraco-abdominal, pembesaran kelenjar getah
bening axilla (-)
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba, kuat angkat di SIC V LMCS
Perkusi : batas jantung
kiri bawah : SIC V, 2 cm medial linea midclavicularis
sinistra
kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
kanan bawah : SIC IV linea sternalis dextra
7
kanan atas : SIC II linea sternalis dextra
Kesan : Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : HR : 86 kali/menit, reguler
BJ I-II murni, intensitas normal, reguler, bising (-)
, gallop(-)
Pulmo:
Depan :
Inspeksi: Statis : Normochest, simetris kanan kiri, sela iga
tidak melebar, retraksi (-)
Dinamis : Simetris, sela iga tidak melebar, retraksi
(-), pergerakan paru simetris
Palpasi: Statis : Simetris, sela iga tidak melebar, retraksi
(-), tidak ada yang tertinggal
Dinamis : Pengembangan paru simetris, tidak ada
yang tertinggal, Fremitus raba kanan=kiri
Perkusi: Kanan : Sonor
Kiri : Sonor
Auskultasi: Kanan : Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan
Wheezing (-), ronki basah kasar (-), ronki
basah halus (-)
Kiri : Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan
wheezing (-),ronki basah kasar (-), ronki
basah halus (-)
Belakang :
Inspeksi: Statis : Normochest, simettris, sela iga tidak
melebar, retraksi (-)
Dinamis: Pengembangan dada kanan=kiri, sela iga
tidak melebar, retraksi intercostalis (-)
Palpasi : Statis : Simetris, sela iga tidak melebar, retraksi(-)
Dinamis: Pergerakan kanan=kiri, fremitus raba
kanan=kiri
8
Perkusi: Kanan : Sonor
Kiri : Sonor
Auskultasi: Kanan : Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan
wheezing(-), ronki basah kasar(-), ronki
basah halus (-)
Kiri : Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan
wheezing(-), ronki basah kasar(-), ronki
basah halus (-)
Punggung : Kifosis(-), lordosis (-), skoliosisi (-), nyeri ketok
costovertebra (-)
Abdomen
Inspeksi : Dinding perut sejajar dinding dada, supel,
venektasi (-), spider nevi (-), sikatriks (-), striae (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) normal, bruit (+)
Perkusi : Timpani, LS 16 cm, batas paru-hepar SIC 5,
peranjakan diafragma 5 cm, PA (-), PS (-), area
troupe redup
Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) epigastrium dan
hipokondriaca dextra , hepar teraba membesar,
tepi tumpul permukaan rata tdk berbenjol, lien tidak
teraba
Genitourinaria : Ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-)
Extremitas
Superior dextra : Pitting oedem (-), sianosis (-), pucat (-), akral
dingin (-), luka(-) spoon nail (-), jari tabuh (-),
deformitas (-), atrofi otot skelet(-), nyeri tekan(-)
Superior sinistra: Pitting oedem (-), sianosis (-), pucat (-), akral
dingin (-), luka(-), spoon nail (-), jari tabuh (-),
deformitas (-)
9
Inferior dextra: Pitting oedem (-), sianosis (-), pucat (-), akral
dingin (-), luka(-), spoon nail (-), jari tabuh (-),
deformitas (-), nyeri tekan (-), A. Dorsalis pedis
teraba (+)
Inferior sinistra: Pitting oedem (-), sianosis (-), pucat (-), akral
dingin (-), luka (-), spoon nail (-), jari tabuh (-),
deformitas (-), nyeri tekan (-), A. Dorsalis pedis
teraba (+)
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Laboratorium
19/12/ 11
20/12/ 11
22/12/ 11
27/12/ 11
Satuan Nilai rujukan
HematologiRutin
Hb 10,3 10,5 10,3 10,9 g/dl 13.5-17.5
Hct 31 32 31 32 % 33 – 45
AL 9,6 6,6 5,8 5,3 Ribu/ul 4, 5 -11,0
AT 394 349 356 372 Ribu/ul 150 - 450
AE 3,14 3,25 3,20 3,14 Juta/ul 4.50 – 5.90
Retikulosit 1,55 % 0.5-1.50
Gol. Darah O
Index Eritrosit
MCV 99,0 95,7 /um 80.0-96.0
MCH 32,4 32,0 Pg 28.0-33.0
MCHC 32,7 33,5 g/dl 33.0-36.0
RDW 15,5 15,7 % 11.-14.6
HDW 2,6 2,8 g/dl 2.2-3.2
MPV 6,6 6,3 Fl 7.2-11.1
PDW 45 47 % 25-65
Hitung Jenis
Eosinofil 1,8 1,80 0.00 – 4.00
Basofil 0,4 0,30 0.00 – 2.00
10
Netrofil 72,4 69,70 55.00 -80.00
Limfosit 19,70 21,30 22.00 -44.00
Monosit 5,6 6,90 0.00 – 7.00
LUC 2,3 2,40 -
Hemostasis
PT 12,7 Detik 10.0-15.0
APTT 32,0 Detik 20.0-40.0
Kimia klinik
GDS mg/dl 60-140
HbA1C % 4,8-5,9
GDP 76 mg/dl 70 – 110
G2PP mg/dl 80 – 140
SGOT 108 116 u/l 0 – 35
SGPT 85 78 u/l 0 – 45
Gamma GT 345 577 u/l <55
Alkali Foafatase 553 569 u/l 56-119
Protein total 7,5 g/dl 6.2-81
Bilirubin total 8,24 4,52 mg/dl 0.00-1.00
Bilirubin direct 6,67 3,56 mg/dl 0.00-0.30
Bilirubin indirect 1,57 0,96 mg/dl 0,00-0.70
Albumin 3,2 g/dl 3.2-4.6
Globulin 4,3 g/dl -
Kreatinin 0,4 0,8 mg/dl 0.9 – 1.3
Ureum 23 15 mg/dl <50
Asam urat 1,9 3,0 mg/dl 2.4 – 6.1
Kolesterol Total 208 176 mg/dl 50-200
LDL Kolesterol 141 mg/dl 83-210
HDL Kolesterol 10 mg/dl 30-74
Trigliserida 220 mg/dl <150
Besi (SI) 60 ug/dl 27-138
TIBC 200 ug/dl 228-428
Saturasi Transferin 30 % 15-45
ElektrolitNatrium 134 mmol/l 136 – 145
11
Kalium 3,7 mmol/l 3.3 – 5.1
Ca ion mmol/l 1.17 – 1.29
Klorida 105 mmol/l 98-106
Serologi
HbsAgNon
reaktifNon reaktif
Anti HBs 97,0ml/U/
ml-
Anti Hbc Positif Negatif
Ferritin 989,5ng/ml 20,0-200
Tumor Marker
APP (Hati) 3,32 IU/ml <5.81
B. Urinalisa 20 Desember 2011
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Makroskopis
Warna Coklat
KejernihanAgak
keruh
Kimia urin
Berat jenis 1,010 1,015 – 1,025
pH 8.0 4,5 – 8,0
Leukosit 100 /ul Negatif
Nitrit Positif Negatif
Protein 25 mg/dl Negatif
Glukosa Normal mg/dl Normal
Keton Negatif mg/dl Negatif
Urobilinogen 8 mg/dl Normal
Bilirubin 3 mg/dl Negatif
Eritrosit Negatif /ul Negatif
12
Mikroskopis
Eritrosit 10,8 /uL 0-8,7
Eritrosit 2 /LPB 0-5
Leukosit 4,6 /uL 0-7,4
Leukosit 1 /LPB 0-12
Epitel 4,0 /uL 0-3,5
Epitel 1 0-2
Epitel
Squamous0-1 /LPB Negatif
Epitel
Transisional -
/LPBNegatif
Epitel Bulat - /LPB Negatif
Silinder
Hyline 0 /LPK 0-3
Granulated 0-1 /LPK Negatif
Lekosit 0-1 /LPK Negatif
Kristal 0,6 /uL 0.0
Small round
cell3,6 /uL 0,0-0,0
Yeast Like Cell 0,0 /uL 0,0
Mukus 0,12 /uL 0,00
Konduktivitas 19,1 mS/cm 3,0-32,0
Lain-lainBakteri (+++), benang mucus (++), kristal
amorf (+)
13
C. Pemeriksaan Feses Rutin tanggal 21 Desember 2011
D. Pemeriksaan Gambaran Darah Tepi (22 Desember 2011)
Eritrosit : Normokrom, normosit, target sel, eritroblast (-)
Lekosit : Jumlah dalam batas normal, sel blast (-)
Trombosit : Jumlah dalam batas normal, penyebaran merata
Simpulan : Anemia normokromik normositik suspek e/c
proses kronis, gangguan fungsi hati.
Saran : SGOT, SGPT
E. Serum Protein Electrophoresis tanggal 20 Desember 2011
A/G Ratio: 0,78
T.P.: 7,5 g/dL
F. Hasil Pemeriksaan Rontgen Thorax PA tanggal 21 Desember 2011:
Cor dan pulmo normal
Sistema tulang baik
Makroskopis
Warna coklat Pus (-)
Konsistensi lunak Darah (-)
Lendir (-) Cacing (-)
Mikroskopis
Sel epitel (+) Telur cacing (-)
Eritrosit (-) Lain-lain: pseudohifa (+), yeast cell (+),
kuman (+)
Lekosit (-) Kesimpulan: tinja lunak warna coklat,
ditemukan pseudohifaProtozoa (-)
14
G. Hasil Pemeriksaan USG Abdomen tanggal 21 Desember 2011:
Hepar : ukuran membesar (diameter:
14,6 cm), echo parenkim meningkat, nodul (-)
GB : sangat disteded, tampak
batu (diameter: 10-18 mm), dinding normal
Pankreas, kedua ren, lien, prostat
dalam bats normal
Kesan: - Hepatomegali
- Hydrops GB disertai cholelithiasis
H. Hasil Pemeriksaan Multi Slice CT-Scan Abdomen tanggal 29
Desember 2011:
Hepar : ukuran membesar, tampak
dilatasi IHBD dan EHBD (CBD), nodul (-), massa (-)
Gall bladder: ukuran membesar, batu
(+), tak tampak penebalan dinding
Lien: ukuran normal, tak tampak
nodul/ massa
Pankreas: tampak massa di caput
pankreas dengan gambaran kalsifikasi
Kedua ren: ukuran normal, tak
tampak pelebaran sistem pelvicocaliceal, batu (-)
Vesica urinaria: normal
Prostat: normal
Tak tampak pembesaran kelenjar
getah bening
Osteodestruksi (-)
Kesan: - Hepatomegali dengan dilatasi IHBD dan EHBD
15
- Hidrops vesica fellea
dengan cholelithiasis e.c. suspect massa caput pankreas
Saran: -
IV. RESUME
± 10 hari SMRS pasien merasa perut sebah. Sebah muncul
perlahan dan makin lama makin bertambah. Sebah bertambah jika diisi
makanan sehingga nafsu makan pasien menurun, dan sedikit berkurang
dengan istirahat. Sebah disertai nyeri perut yang hilang timbul di sebelah
kanan atas. Nyeri tidak dipengaruhi oleh makanan dan minuman, dan
sedikit berkurang dengan posisi tidur dengan kaki ditekuk. Pasien tidak
mengeluh mual dan tidak disertai muntah. Pasien juga merasa matanya
kuning, dan badan terasa lemas Pasien mengeluhkan BAK berwarna
seperti teh, dengan frekunsi BAK 4-5x/ hari @ ½ - 1 gelas belimbing.
Tidak disertai nyeri saat BAK, tidak nyeri, tidak ada anyang-anyangan,
tidak ada darah, tidak ada nanah, tidak keluar benda seperti pasir.
Sejak 20 tahun yang lalu pasien mengidap sakit kuning.
Sebelumnya pasien hanya merasa perutnya sakit dan terasa panas,
kemudian pasien juga merasa matanya berwarna kuning, sehingga pasien
memeriksakan diri ke dokter dan diberi obat-obatan. Setelah obat habis
pasien tidak kontrol kembali ke dokter, dan meminum jamu temulawak
setiap 3 hari sekali. Pasien mengaku sakit kuningnya sering kambuh. Jika
sakit kambuh, pasien merasa perutnya sebah, kembung, dan badannya
terasa panas. Pasien juga mengeluh BAK seperti teh jika sakitnya kambuh.
Pasien juga merasa berat bdannya turun banyak sejak 5 tahun yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan atropi musculus temporalis (+),
pada mata didapatkan konjungtiva pucat (+/+), sclera ikterik (+/+), arcus
senilis (+/+). Pada abdomen didapatkan bruit (+), LS 16 cm, batas paru-
hepar SIC 5, peranjakan diafragma 5 cm, area troupe redup dan Nyeri
tekan (+) pada epigastrium & hipokondriaca dextra.
16
Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 10,3 g/dl, Hct 31%,
AE 3,14 juta/ul, Retikulosit 1,55%. SGOT 108 u/l, SGPT 85 u/l,
GammaGT 345 u/l, alkali fosfatase 553 u/l, bilirubin total 8,24 mg/dl,
bilirubin direct 6,67 mg/dl, bilirubin indirect 1,57 mg/dl. Kreatinin 0,4
mg/dl, kolesterol total 208 mg/dl, HDL 10 mg/dl, trigliserida 220 mg/dl.
TIBC 200 ug/dl, ferritin 989,5 ng/ml, Natrium 134 mmol/L. Anti HBs 97
ml/U/ml, anti HBc (+). Pada pemeriksaan urinalisa didapatkan leukosit
urin 100/ul, nitrit (+), protein urin 25 mg/dl, urobilinogen 8 mg/dl,
bilirubin 3 mg/dl. Pemeriksaan feces rutin didapatkan pseudohifa (+). Pada
pemeriksaan GDT didapatkan Anemia normokromik normositik suspek
e/c proses kronis, gangguan fungsi hati. Dari hasil pemeriksaan USG
abdomen didapatkan Hepatomegali dan Hydrops GB disertai
cholelithiasis, dari CT-scan abdomen didapatkan kesan Hepatomegali
dengan dilatasi IHBD dan EHBD, serta Hidrops vesica fellea dengan
cholelithiasis e.c. suspect massa caput pankreas DD massa di duodenum.
V. DAFTAR ABNORMALITAS
Anamnesis
1. Perut sebah
2. Mata berwarna kuning (+)
3. Nyeri perut kanan atas (+)
4. Perut terasa panas (+)
5. Nafsu makan menurun (+)
6. Lemas (+)
7. BAK berwarna seperti teh (+)
8. BB ↓
Pemeriksaan Fisik
9. Atropi musculus temporalis (+)
10. Konjungtiva pucat (+/+)
11. Sclera ikterik (+/+)
17
12. Arcus senilis (+/+)
13. Bruit (+)
14. LS 16 cm
15. Peranjakan diafragma 5 cm
16. Area troupe redup
17. Nyeri tekan (+) epigastrium & hipokondriaca dextra
18. Hepar teraba membesar
Pemeriksaan Penunjang
19. Hb 10,3 g/dl
20. Hct 31%
21. AE 3,14 juta/ul
22. Retikulosit 1,55%
23. SGOT 108 u/l
24. SGPT 85 u/l
25. GammaGT 345 u/l
26. Alkali fosfatase 553 u/l
27. Bilirubin total 8,24 mg/dl
28. Bilirubin direct 6,67 mg/dl
29. Bilirubin indirect 1,57 mg/dl
30. Kreatinin 0,4 mg/dl
31. Kolesterol total 208 mg/dl
32. HDL 10 mg/dl
33. Trigliserida 220 mg/dl
34. TIBC 200 ug/dl
35. Ferritin 989,5 ng/ml
36. Natrium 134 mmol/L
37. Anti HBs 97 ml/U/ml
38. Anti HBc (+)
39. Leukosit urin 100/ul
40. Nitrit urin (+)
18
41. Protein urin 25 mg/dl
42. Urobilinogen 8 mg/dl
43. Bilirubin urin 3 mg/dl
44. GDT: Anemia normokromik normositik suspek e/c proses kronis,
gangguan fungsi hati
45. USG abdomen: Hepatomegali dan Hydrops GB disertai cholelithiasis
46. CT-scan abdomen: Hepatomegali dengan dilatasi IHBD dan EHBD, serta
Hidrops vesica fellea dengan cholelithiasis e.c. suspect massa caput
pankreas DD massa di duodenum.
VI. ANALISIS DAN SINTESIS
1. Abnormalitas 1,2,3,4, 5, 7, 11, 17, 26, 27, 28, 42, 43, 46 Colelithiasis
2. Abnormalitas 1, 2, 3, 4, 5, 7, 11, 17, 26, 42, 43, 43,46 Hydrops GB
3. Abnormalitas 1, 2, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 14, 15, 17, 18, 23,
24, 25, 26, 27, 28, 29, 45, 46 Hepatomegali
4. Abnormalitas 1, 2, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 37, 38 Hepatitis B kronik
5. Abnormalitas 2, 11, 27, 28, 29 Hiperbilirubinemia
6. Abnormalitas 12, 31, 32, 33 Dislipidemia
7. Abnormalitas 10, 19, 20, 21, 22, 34, 35, 44 Anemia sangat
ringan normositik normokromik
8. Abnormalitas 39, 40, 41 Klinis ISK Asimptomatis
9. Abnormalitas 36 Hiponatremi
VII. PROBLEM
1. Colelithiasis
2. Hydrops GB
3. Hepatomegali
4. Hepatitis B Kronik
5. Hiperbilirubinemia
6. Dislipidemia
19
7. Anemia sangat ringan normositik normokromik
8. Klinis ISK Asimptomatis
9. Hiponatremi
VIII. RENCANA PEMECAHAN MASALAH
Problem I. Colelithiasis
Ass : Komplikasi: - Kolesistitis
- Ikterus
Ip Dx : MRCP
Ip Tx : - Bedrest tidak total
- Diet hepar 1700 kkal/ hari
- Infus NaCl 0,9% 20 tpm
- Pengangkatan batu empedu
Ip Mx : monitoring gejala klinis penyakit
Ip Ex : Edukasi pada pasien dan keluarga mengenai penyakit dan
komplikasinya
Ip Px : Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Problem II. Hydrops GB
Ass : Colesistitis
Etiologi: - Massa kaput pankreas
- Colelithiasis
- Dislipidemia
Ip Dx : MRCP, Ca 19-9
Ip Tx : - Pengangkatan batu empedu
IpMx : monitoring gejala klinis penyakit
Ip Ex : Edukasi pada pasien dan keluarga mengenai penyakit dan
komplikasinya
20
Ip Px : Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad malam
Problem III. Hepatomegali
Ass : Etiologi dd – Hepatitis viral
- Sirosis hepatis dan komplikasi hepatoma
- THM
IpDx : -
Ip Tx : - Curcuma 3x1
- Vit Bplex 3x1
Ip Mx : monitoring perkembangan penyakit
Ip Ex : Edukasi pada pasien dan keluarga mengenai penyakit dan
komplikasinya
Prognosis : Ad vitam : dubia
Ad sanam : dubia
Ad fungsionam : dubia
Problem IV. Hepatitis B Kronik
Ass : Mencari klasifikasi : - Aktif
- Persisten
Ip.Dx : HBcAg, HBV DNA
Ip.Tx : Curcuma 3x1
Ip.Mx : perbaikan KUVS
Ip.Ex : Edukasi pada pasien dan keluarga mengenai penyakitnya
Ip Px : Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
21
Problem V. Hiperbilirubinemia
Ass : Etiologi dd - Kolestasis intra hepatal
- Kolestasis ekstra hepatal
Ip.Dx : MRCP
Ip.Tx : -
Ip.Mx : perbaikan KUVS
Ip.Ex : Edukasi pada pasien dan keluarga mengenai penyakitnya
Ip Px : Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Problem VI. Dislipidemia
Ass : Komplikasi : - Colesistitis
- Arcus senilis
IpDx : -
IpTx : Simvastatin 10 mg 0-0-1
IpMx : monitoring penyakit dan fungsi penglihatan
IpEx : Edukasi pada pasien mengenai penyakit dan komplikasinya
Prognosis : Ad vitam : dubia
Ad sanam : dubia
Ad fungsionam : dubia
Problem VII. Anemia sangat ringan normositik normokromik
Ass : Etiologi dd – Anemia pada penyakit hepar
- Perdarahan kronis
IpDx : Benzidin test
IpTx : Trasnfusi bila Hb < 8
IpMx : DR 3
IpEx : Edukasi tentang penyakit dan komplikasinya
Prognosis : Ad vitam : dubia ad bonam
22
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Problem VIII. Klinis ISK Asimptomatis
Ass : Penegakan diagnosa
Ip Dx : Hitung kuman, tes sensitifitas Antibiotik
Ip Tx : Ciprofloxacin 200 mg/12jam
Ip Mx : urinalisa 7 hari post terapi antibiotik
Ip Ex : Edukasi tentang penyakitnya
Px : - Ad vitam : dubia ad bonam
- Ad sanam : dubia
ad bonam
- Ad fungsionam : dubia
ad bonam
Problem IX. Hiponatremia Ringan
Ass : Etiologi: - Intake kurang
- Ekskresi lebih
Ip Dx : Elektrolit urin
Ip Tx : Inf NaCl 0,9% 20 tpm
Ip Mx : Monitoring penyakit dan komplikasinya
Ip Ex : Edukasi tentang penyakitnya
Px : - Ad vitam : dubia ad bonam
- Ad sanam : dubia
ad bonam
- Ad fungsionam : dubia
ad bonam
23
24