4 lingkungan pengendapan (edit)
DESCRIPTION
nbbTRANSCRIPT
Lingkungan pengendapan
Jurusan Teknik Geologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Ev. Budiadi, DR.,Ir.,MS. Adi Prabowo, ST.,M.Si.
Lingkungan Pengendapan
1. Telmatic/terrestrial
• Lingkungan pengendapan ini menghasilkan gambut yang tidak terganggu dan tumbuhannya tumbuh di situ
2. Limnic/subaquatic
• Lingkungan deposisi di daratan (kipas aluvial, sungai, danau), biasanya intermountain dan berada dalam kondisi air tawar.
• Batubara dari lingkungan ini dicirikan oleh lapisan yang tebal tetapi penyebaran lateral terbatas
Aluvial Fan (Galloway & Hobday, 1983)
Fluvial (Galloway & Hobday, 1983)
Lacustrine Fan (Galloway & Hobday, 1983)
3. Payau/Marine:
• Daerah pesisir maupun daerah dekat pesisir dengan setting laut.
• Lingkungan belakang pematang pantai, delta/pesisir dan daerah dengan setting interdeltaic
• Batubara pada lingkungan ini memiliki ciri khas, yaitu kaya abu, sulfur dan nitrogen serta mengandung fosil laut.
• Batubara tipe ini dicirikan oleh lapisan yang tipis, ketidakmenerusan lapisan secara lateral, paralel dengan jurus pengendapan
4. Ca-rich:
• Batubara yang terendapkan pada lingkungan ini kaya akan Kalsium (Ca)
• Lingkungan batugamping
• mempunyai ciri yang sama dengan batubara yang terendapkan pada lingkungan marine.
Konsep Maseral
• individu material organik yang bisa dikenali dengan pengamatan mikroskopis
• berupa sisa-sisa tumbuhan yang terawetkan bentuk dan strukturnya atau hasil degradasinya
• Maseral pada batubara analog dengan mineral pada batuan atau bagian terkecil dari batubara yang bisa teramati dengan mikroskop.
• Maseral dengan sifat optis dan susunan kimia yang sama dimasukkan dalam satu grup maseral (Stach, 1982).
Grup Maseral
• Vitrinit:
berasal dari material humik tumbuhan
(lignin dan selulosa)
• Liptinit:
berasal dari sisa tumbuhan tingkat rendah
(sporopollenin, resin)
• Inertinit:
berasal dari sisa tumbuhan yang sudah terbakar dan
proses oksidasi
Grup Maseral Sub grup Maseral Asal
Vetrinit Telinit Jaringan kayu pada batang, cabang, akar dan daun.
Kolinit Gel humik yang terpresipitasi
Vitrodetrinit Fragmen dari vitrinit lainnya
Liptinit Sporinit Polen, spora
Kutinit Kutikel (lapisan lilin pada daun, batang, dll)
Resinit Resin, lilin, minyak, lemak yang ditemukan di batang kayu, daun
Suberinit Suberin pada dinding sel
Alginit Alga (air tawar atau laut)
Liptodetrinit Fragmen liptinit yang lain
Eksudatinit Maseral sekunder dari komponen lipid yang dihasilkan oleh maseral liptinit lain/huminit
Fluorinit Maseral sekunder berasal dari liptinit lainnya terutama resinit
Bituminit Kemungkinan besar hasil degradasi alga/maseral liptinit yang lain
Inertinit Fusinit Jaringan kayu yang mengalami aromatisasi pada saat awal pembatubaraan
Semifusinit Jaringan kayu yang sebagian teraromatisasi pada saat awal pembatubaraan
Makrinit Hasil oksidasi gel
Mikrinit Produk disproporsi maseral liptinit
Sklerotinit Spora jamur atau jamur mycelia
Inertodetrinit Fragmen maseral inertinit yang lain
Microscopic view of coal; yellow area is vitrinite; white grains
are inertinite; gray shapes are liptinites (plant spores); dark
brown areas are tiny grains of vitrinite.
KOMPONEN MASERAL-LINGKUNGAN PENGENDAPAN
• Beberapa maseral dapat memberikan definisi lokasi tipe gambut dan batubara terbentuk facies diagnostic maserals.
• Beberapa maseral yang mencirikan lingkungan pengendapan :
- Fusinit dan Semifusinit : berhubungan dengan
lingkungan pembentukan gambut yang kering, berasal
dari tumbuhan berkayu.
- Alginit (khususnya telalginit) : lacustrine
- Telinit dan Tellocolinite : terbentuk pada lingkungan
pengendapan yang relatif banyak pengotor
- Inertodetrinite : terbentuk pada kondisi yang sama
dengan fusinit dan semifusinit
Aplikasi analisis maseral
• Diagenesis
• Identifikasi dan korelasi
• Stratigrafi
• Paleogeografi
• Tektonik
• Eksplorasi hidrokarbon