4. instalasi industri

69
INSTALASI INDUSTRI INSTALASI INDUSTRI

Upload: aldhila-lientika-maharhanyy

Post on 23-Oct-2015

305 views

Category:

Documents


44 download

DESCRIPTION

ppt keselamatan kerja

TRANSCRIPT

Page 1: 4. Instalasi Industri

INSTALASI INDUSTRIINSTALASI INDUSTRI

Page 2: 4. Instalasi Industri
Page 3: 4. Instalasi Industri
Page 4: 4. Instalasi Industri
Page 5: 4. Instalasi Industri
Page 6: 4. Instalasi Industri

A. Emergency Power SupplyA. Emergency Power Supply

Yang dimaksud Yang dimaksud 'emergency power supply' 'emergency power supply' di sini adalah di sini adalah unit terpadu yang terdiri dari: unit terpadu yang terdiri dari:

1.1. Modul AMF, yang berfungsi sebagai jantung dari unit Modul AMF, yang berfungsi sebagai jantung dari unit terpadu.terpadu.

2.2. Rangkaian kontrol KT dan KG yang satu sama lain Rangkaian kontrol KT dan KG yang satu sama lain interlock, interlock, artinya jika KT sedang artinya jika KT sedang on, on, maka KG tidak maka KG tidak dapat dapat on, on, Begitu juga sebaliknya jika KG sedang Begitu juga sebaliknya jika KG sedang on, on, maka KT tidak dapat maka KT tidak dapat on.on.

3.3. Rangkaian Rangkaian automatic battery changer, automatic battery changer, untuk mengisi untuk mengisi accu, accu, agar agar accu accu selalu siap pakai.selalu siap pakai.

4.4. Rangkaian Rangkaian control start/stop control start/stop genset.genset.5.5. Rangkaian Rangkaian control supervision.control supervision.6.6. Rangkaian (genset) 5 KVA - 20 KVA.Rangkaian (genset) 5 KVA - 20 KVA.

Page 7: 4. Instalasi Industri

Lanjutan A.Lanjutan A.

Cara kerja:Cara kerja:1.1. Dalam keadaan normal, artinya Dalam keadaan normal, artinya Load di-supply Load di-supply oleh oleh

PLN, arus Listrik mengalir sebagai berikut: Dari meter PLN, arus Listrik mengalir sebagai berikut: Dari meter PLN - Titik A - PLN - Titik A - Switch Switch KT KT (on) - (on) - Titik B - Titik B - Load.Load.

2.2. Dalam keadaan darurat, artinya PLN Dalam keadaan darurat, artinya PLN off(KT off), off(KT off), secara secara otomatis AMF memerintahkan Diesel untuk otomatis AMF memerintahkan Diesel untuk start start dan dan dalam waktu ± 8 sec. generator mengeluarkan tegangan dalam waktu ± 8 sec. generator mengeluarkan tegangan (voltage), (voltage), secara otomatis pula secara otomatis pula swich swich KG KG on. on. Sekarang Sekarang load load didapat dari genset.didapat dari genset.

3.3. Jika PLN Jika PLN on on kembali, ± 30 sec. AMF memerintahkan KG kembali, ± 30 sec. AMF memerintahkan KG off" dan sesudah itu meng-on-kan KT, tetapi genset off" dan sesudah itu meng-on-kan KT, tetapi genset masih masih running.running.

4.4. Jika PLN dalam waktu ±120 sec. tidak Jika PLN dalam waktu ±120 sec. tidak off off lagi, maka lagi, maka genset genset stop.stop.

5.5. Semuanya ini bekerja secara otomatis. Semuanya ini bekerja secara otomatis.

Page 8: 4. Instalasi Industri

Cara kerja AMF dan ATSCara kerja AMF dan ATS AMF di sini adalah rangkaian kontrol yang terdiri dari relay-relay 24V DC dan Time delay 24 V DC.AMF di sini adalah rangkaian kontrol yang terdiri dari relay-relay 24V DC dan Time delay 24 V DC.Kegunaannya sebagai pemberi perintah untuk start dan stop genset jika PLN Kegunaannya sebagai pemberi perintah untuk start dan stop genset jika PLN off off dan PLN dan PLN on on kembali.kembali.Dapat sensor dari: Dapat sensor dari: Incoming Incoming PLN PLN Incoming Incoming genset genset Supervision Supervision dari Diesel seperti:dari Diesel seperti:• • Start failureStart failure• • Low oil presureLow oil presure• • High water tempHigh water temp• • Over speedOver speed• • Juga dapat meng-offkan sirkuit breaker KGJuga dapat meng-offkan sirkuit breaker KGDapat power Dapat power 24 V DC dari 24 V DC dari battery Diesel.battery Diesel.Dalam keadaan mormal. Dalam keadaan mormal. PLN-on - KT-on - PLN-on - KT-on - load dapat load dapat dari PLNdari PLNPLN PLN off off -> KT -> KT off-> off-> Genset Genset auto Start auto Start -> KG -> KG on - load dapat on - load dapat dari genset.dari genset.PLN PLN on on kembali -» ditunggu 30 sec. -> KG kembali -» ditunggu 30 sec. -> KG off-> automatic transfer KTon.off-> automatic transfer KTon.Walaupun KG on tetapi genset masih Walaupun KG on tetapi genset masih running running selama 120 sec. selama 120 sec. (cooling down), (cooling down), dan sesudah itu dan sesudah itu

genset genset stop.stop.Juga jika satu fase dari Juga jika satu fase dari incoming incoming PLN PLN off-> off-> genset genset auto start.auto start.KT dan KG KT dan KG interlock. interlock. Artinya jika KT Artinya jika KT on, on, maka KG tidak dapat maka KG tidak dapat on, on, begitu pula sebaliknya.begitu pula sebaliknya.Sistem di sini terpasang prioritas PLN Sistem di sini terpasang prioritas PLN on.on.Jika terjadi Jika terjadi trouble trouble pada Diesel yang sedang pada Diesel yang sedang running, running, umpamanya:umpamanya:- - Low oil pressureLow oil pressure- - High water tempHigh water temp- Over speed- Over speedMaka genset Maka genset stop stop dan alarm berbunyi.dan alarm berbunyi.Jika demikian rangkaian mode menjadi Jika demikian rangkaian mode menjadi off.off.

Page 9: 4. Instalasi Industri

PETUNJUK CARA MENGOPERASIKAN PETUNJUK CARA MENGOPERASIKAN MODUL AMFMODUL AMF

Dengan menekan PB-1, berarti meng-Dengan menekan PB-1, berarti meng-nonaktifkan AMF, HI, menyala.nonaktifkan AMF, HI, menyala.

Manual Operation:Manual Operation: Tekan tombol PB-2, H2 menyala.Tekan tombol PB-2, H2 menyala. Jika PLN tegangannya tersedia, H6 menyala.Jika PLN tegangannya tersedia, H6 menyala. Meng-on-kan KT, tekan PB-5, H5 menyala, Meng-on-kan KT, tekan PB-5, H5 menyala,

supply supply untuk untuk load load dari PLN tersedia.dari PLN tersedia. Jika PLN padam:Jika PLN padam:

• • Tekan tombol PB-9, genset Tekan tombol PB-9, genset start, start, H8 menyala.H8 menyala.• • Tekan tombol PB-7, KG Tekan tombol PB-7, KG on, on, H7 menyala.H7 menyala.• • Meng-on-kan KG, tekan PB-8. Meng-on-kan KG, tekan PB-8.

Jika PLN kembali nyala:Jika PLN kembali nyala:• • H6 menyalaH6 menyala• • Onkan KG dengan menekan PB-8Onkan KG dengan menekan PB-8• • Sementara menunggu Sementara menunggu colling down genset, colling down genset, on-on-

kan PB-5, H5 menyala, maka sekarang power kan PB-5, H5 menyala, maka sekarang power supply supply dapat dari PLN kembalidapat dari PLN kembali

• • Sesudah itu, Sesudah itu, stop stop genset dengan menekan PB-genset dengan menekan PB-1010

Page 10: 4. Instalasi Industri

PETUNJUK CARA MENGOPERASIKAN PETUNJUK CARA MENGOPERASIKAN MODUL AMFMODUL AMF

Auto operation:Auto operation: Tekan tombol PB-3, H3 menyalaTekan tombol PB-3, H3 menyala Jika PLN tersedia, H6 menyala, KT Jika PLN tersedia, H6 menyala, KT

secara automatis akan secara automatis akan on, on, H5 menyalaH5 menyala Power supply Power supply untuk untuk load load dari PLN.dari PLN. Jika PLN padam, walaupun hanya satu Jika PLN padam, walaupun hanya satu

fase saja yang padam:fase saja yang padam: KT otomatis KT otomatis off, off, H5 dan H6 padamH5 dan H6 padam Secara otomatis genset Secara otomatis genset start, start, KG KG on, on, H7 H7

dan H8 menyala.dan H8 menyala. Sekarang Sekarang power supply power supply dapat dari genset.dapat dari genset.

Jika PLN tersedia kembali, H6 menyala.Jika PLN tersedia kembali, H6 menyala. Menunggu, ± 30 sec. KG Menunggu, ± 30 sec. KG off, off, segera KT segera KT

on, on, H5 menyala, H7 padam tetapi H8 H5 menyala, H7 padam tetapi H8 masih menyala, menunggu ±120 sec. masih menyala, menunggu ±120 sec. sebagai sebagai cooling down cooling down genset, sesudah genset, sesudah itu genset itu genset stop.stop.

Page 11: 4. Instalasi Industri

Test operationTest operation Secara berkala. Jika PLN tidak padam, Secara berkala. Jika PLN tidak padam,

setiap seminggu sekali harus dilakukan setiap seminggu sekali harus dilakukan test operation.test operation.

Tekan PB-4, H4 menyala, genset secara Tekan PB-4, H4 menyala, genset secara otomatis otomatis start, start, H8 menyala, tetapi KG H8 menyala, tetapi KG tidak akan tidak akan on, on, sebab interlock dengan sebab interlock dengan KT.KT.

Seandainya sedang melakukan Seandainya sedang melakukan test test operation operation PLN padam, maka secara autoPLN padam, maka secara autoKG KG on, on, setelah KT setelah KT off.off.

Test operation Test operation ini dimaksudkan sebagai ini dimaksudkan sebagai pemanasan atau mengecek kesiapan pemanasan atau mengecek kesiapan genset yang setiap saat harus siap genset yang setiap saat harus siap operasionalnya secara otomatis.operasionalnya secara otomatis.

Cara mematikannya, Tekan PB-3, ± 120 Cara mematikannya, Tekan PB-3, ± 120 sec. kemudian genset sec. kemudian genset stop.stop.

Trip circuit breaker:Trip circuit breaker: Jika KT atau KG off pada posisi trip, Jika KT atau KG off pada posisi trip,

umpamanya karena terjadi overload umpamanya karena terjadi overload ataupun short circuit pada load, H13 dan ataupun short circuit pada load, H13 dan H14 akan menyala.H14 akan menyala.

Dalam keadaan demikian, genset tidak Dalam keadaan demikian, genset tidak stop.stop.

Untuk meng-on-kan kembali harus Untuk meng-on-kan kembali harus direset terlebih dahulu pada sirkuit direset terlebih dahulu pada sirkuit breaker-nya breaker-nya (bukan tombol reset pada (bukan tombol reset pada AMF), itu pun jika sudah diperiksa atau AMF), itu pun jika sudah diperiksa atau diperbaiki penyebabnya.diperbaiki penyebabnya.

Page 12: 4. Instalasi Industri

Supervision:Supervision: Jika pada posisi Jika pada posisi auto, auto, PLN padam. PLN padam.

Genset tidak dapat start, umpamanya Genset tidak dapat start, umpamanya accu accu lemah atau lemah atau engine engine ada ada trouble, trouble, H9 menyala, H9 menyala, horn horn berbunyi.berbunyi.

Jika genset sedang jalan, Jika genset sedang jalan, olie engine olie engine berkurang sampai batas minimum, berkurang sampai batas minimum, maka H10 menyala dan Horn maka H10 menyala dan Horn berbunyi, KG berbunyi, KG off engine stop.off engine stop.

Jika genset sedang jalan, karena Jika genset sedang jalan, karena sesuatu hal, temperatur sesuatu hal, temperatur engine engine panas panas sekali sehingga melebihi titik sekali sehingga melebihi titik maksimum, H11 menyala, maksimum, H11 menyala, horn horn berbunyi, KG berbunyi, KG off off dan dan engine stop.engine stop.

Untuk semua ini Untuk semua ini offkan offkan terlebih dahulu terlebih dahulu horn horn dengan menekan PB-11.dengan menekan PB-11.

Sesudah itu pindahkan posisi PB-3 ke Sesudah itu pindahkan posisi PB-3 ke posisi PB-1.posisi PB-1.

Setelah penyebab bunyi Setelah penyebab bunyi horn horn diketahui diketahui dan diperbaiki, tekan PB-12dan diperbaiki, tekan PB-12

Setelah itu pindahkan PB-1 ke PB-3.Setelah itu pindahkan PB-1 ke PB-3. Dengan demikian jika PLN masih Dengan demikian jika PLN masih

padam, genset akan padam, genset akan start start kembali dan kembali dan KG on.KG on.

Page 13: 4. Instalasi Industri
Page 14: 4. Instalasi Industri
Page 15: 4. Instalasi Industri
Page 16: 4. Instalasi Industri

Cara sederhana menentukan besarnya Cara sederhana menentukan besarnya ampere dari KVA gensetampere dari KVA genset

ContohContohGenset 500 KVA dengan voltage 380v/220v,Genset 500 KVA dengan voltage 380v/220v,Rumus sederhana : KVA x 1000 = volt x Ampere x Rumus sederhana : KVA x 1000 = volt x Ampere x 33

500x1000 500x1000 maka Ampere = ————— = ± 760 Amaka Ampere = ————— = ± 760 A

380x1,73 380x1,73

Circuit breaker Circuit breaker QG yang dipakai : 800AQG yang dipakai : 800A

760760Dengan Dengan setting —— setting —— x lOO% = 0,95%x lOO% = 0,95%

800 800

Ampere meter : 0 - 1000 AAmpere meter : 0 - 1000 ACurrent transformer Current transformer : 1000/5A: 1000/5AUkuran busbar : 50 x 10 (lihat daftar busbar)Ukuran busbar : 50 x 10 (lihat daftar busbar)Ukuran kabel : 4 x 2 (1 x 120 mmUkuran kabel : 4 x 2 (1 x 120 mm22) lihat daftar kabel) lihat daftar kabel

Page 17: 4. Instalasi Industri

Daftar kabelKemampuan hantar arus kabel tanah dengan penghantar tembaga NYY - NYFGbY -

NYRGbY

Luas penampang nominal

Kemampuan hantar arus kabel

Berurat tunggal Berurat dua Berurat 3 dan 4

Di tanah Di udara Di tanah Di udara Di tanah Di udara

1,5 mm2 33 Amp. 26 Amp. 27 Amp. 21 Amp. 24 Amp. 18 Amp.

2,5 45 35 36 29 32 25

4 58 46 47 38 41 34

6 74 58 59 48 52 44

10 98 80 78 66 69 60

16 129 105 102 90 89 80

25 169 140 134 120 116 105

35 209 175 160 150 138 130

50 249 215 187 180 165 160

70 312 270 231 230 205 200

95 374 335 280 275 245 245

120 427 390 320 320 280 285

150 481 445 356 375 316 325

185 552 510 409 430 356 370

240 641 620 472 510 414 435

300 730 710 525 590 463 500

400 854 850 605 710 534 600

500 988 1000 - - - -

Page 18: 4. Instalasi Industri

Daftar busbar (plat tembaga) - PUIL 1977

Ukuran Busbar

Penampang

Berat

Pembebanan kontinu dalam ampere

Arus bulak-balik (AC)Arus searah (DC)

Di cat jumlah batang Telanjang jumlah batang Dicat jumlah batang Telanjang jumlah batang

mm mm2Kg/m

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

12x2 24 0.23 125 225 - - 110 200 - - 130 230 - - 120 210 - -

15x2 30 0.27 155 270 - - 140 240 - - 160 200 - - 145 255 - -

15x3 45 0.40 185 330 - - 170 300 - - 195 335 - - 170 305 - -

20x2 40 0.36 205 350 - - 185 315 - - 210 370 - - 190 330 - -

20x3 60 0.53 245 425 - - 220 380 - - 250 435 - - 225 395 - -

20x5 100 0.89 325 550 - - 290 495 - - 330 570 - -300 fc

515 - -

25x3 75 0.67 300 510 - - 270 460 - ' - 300 530 - - 275 485 - -

25x5 125 1.11 385 670 - - 350 600 - - 400 680 - - 360 620 - -

30x3 90 0.80 350 600 - - 315 540 - - 360 630 - - 325 570 - -

30x5 150 1.34 450 780 - - 400 700 - - 475 800 - - 425 725 - -

40x3 120 1.07 460 780 - - 420 710 - - 470 820 - - 425 740 - -

40x5 200 1.78 600 1000 - - 520 900 - - 600 1030 - - 550 985 - -

40x10 400 3.56 835 1599 2060 2800 760 1350 1650 2500 870 1550 2180 - 800 1395 1950 -

50x5 250 2.23 700 1200 1750 2310 630 1100 1550 2100 740 1270 1870 - 660 1150 1700 -

50x10 500 4.46 1025 1800 2450 3330 920 1620 2200 3000 1070 1900 2700 - 1000 1700 2400 -

60x5 300 2.67 825 1400 1983 2650 750 1300 1800 2400 870 1500 2200 2700 780 1400 1900 2500

60x10 600 5.34 1200 2100 2800 3800 1100 1860 2500 3400 1250 2200 3100 3900 1100 2000 2800 3500

80x5 400 3.56 1060 1800 2450 3300 950 1650 2700 2900 1150 2000 2800 3500 1000 1800 2500 3200

80x10 800 7.12 1540 2600 3450 4600 1400 2300 3100 4200 1650 2800 4000 5100 1450 2600 3600 4500

100x5 500 4.45 1310 2200 2950 3800 1200 2000 2800 3400 1400 2500 3400 4300 1250 2250 3000 3900

100 x 10 1000 8.90 1880 3100 4000 5400 1700 2700 3600 4800 2000 3600 4900 6200 1700 3200 4400 5500

Page 19: 4. Instalasi Industri

1. KETENTUAN TENTANG INSTALASI INDUSTRI1. KETENTUAN TENTANG INSTALASI INDUSTRI

1.1.1.1. Instalasi motor listrik.Instalasi motor listrik.1.2.1.2. Instalasi kendali.Instalasi kendali.1.3.1.3. Instalasi tranformator tegangan Instalasi tranformator tegangan

rendah.rendah.1.4.1.4. Instalasi kapasitor.Instalasi kapasitor.1.5.1.5. Instalasi mesin las.Instalasi mesin las.1.6.1.6. Instalasi mesin perkakasInstalasi mesin perkakas1.7.1.7.Perlengkapan hubung bagi.Perlengkapan hubung bagi.

Page 20: 4. Instalasi Industri

Dimana motor digunakan

Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.

Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll.

Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri.

Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.

Page 21: 4. Instalasi Industri

Bagaimana sebuah motor bekerja

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama :

• Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya

• Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.

• Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar kumparan.

• Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

Page 22: 4. Instalasi Industri

Bagaimana sebuah motor bekerja

Page 23: 4. Instalasi Industri
Page 24: 4. Instalasi Industri

Beban motorBeban motor

Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/ tenaga putar/ torque torque sesuai dengan kecepatan yang diperlukan. sesuai dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok (BEE Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok (BEE India, 2004):India, 2004):

Beban torque konstan Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya namun energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque torque nya tidak bervariasi. Contoh beban dengan nya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torque torque konstan adalah konstan adalah conveyors, rotary kilnsconveyors, rotary kilns, dan pompa , dan pompa displacement displacement konstan.konstan.

Beban dengan variabel torque Beban dengan variabel torque adalah beban dengan adalah beban dengan torque torque yang yang bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel variabel torque torque adalah pompa sentrifugal dan fan (adalah pompa sentrifugal dan fan (torque torque bervariasi bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).sebagai kwadrat kecepatan).

Beban dengan energi konstan Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan adalah beban dengan permintaan torque torque yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.peralatan mesin.

Page 25: 4. Instalasi Industri

Klasifikasi Motor

Motor Listrik

Motor arus bolak-balik (AC) Motor arus searah (DC)

Sinkron Induksi

Tiga faseSatu fase

Self ExcitedSeparately Excited

Series ShuntCompound

Page 26: 4. Instalasi Industri

• Kutub medan• Kutub utara dan selatan

• Medan magnet terbentuk apabila

kutub dialiri listrik

• Dinamo• Berupa silinder yg terdapat diantara kutub

• Bila arus menuju dinamo, akan terjadi elektromagnetic

• Dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakkan beban

• Komutator• Untuk membalikkan arah arus listrik dlm dinamo

• Transmisi arus antara dinamo dan sumber daya

DC Motors – Komponen

(Direct Industry, 1995)

Page 27: 4. Instalasi Industri

©© UNEP 2006 UNEP 2006

• Sebagai pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Pengendalian :

• Mengatur tegangan dinamo.

• Mengatur arus medan

• Tersedia dalam banyak ukuran

• Biasanya untuk aplikasi dengan kecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang (peralatan mesin dan rolling mills)

• Digunakan untuk area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya.

• Lebih mahal dibanding motor AC

Motor DC

Page 28: 4. Instalasi Industri

• Hubungan antara kecepatan, flux medan, dan tegangan dinamo

DC motors

Daya elektromagnetik: E = KDaya elektromagnetik: E = KNNTorsi: T = KTorsi: T = KIIaa

E = gaya elektromagnetik yang ditimbulkan pada terminal dinamo (volt)

= medan flux yang berbanding lurus dengan arus medanN = kecepatan dalam RPM (revolutions per minute)T = electromagnetic torqueIa = arus dinamoK = konstanta persamaan

Page 29: 4. Instalasi Industri

• Motor DC dengan sumber daya terpisah: Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah

• Motor DC dengan sumber daya sendiri: motor shunt, gulungan medan disambung secara paralel dengan gulungan dinamo A

• Kumparan medan paralel dengan kumparan dinamo

• Arus total = arus medan + arus dinamo

Kecepatan konstan tanpa tergantung pd beban. Cocok untuk komersil; dgn beban

awal rendah

Kecepatan dpt dikendalikan, dgn

memasang tahanan seri dgn dinamo (V-) atau pd

arus medan (V+)

Motor DC

(Rodwell Int. Corporation, 1999)

Page 30: 4. Instalasi Industri

Motor DC daya sendiri : motor seri

Motor DC

(Rodwell Int. Corporation, 1999)

• Kumparan medan dipasang seri dgn kumparan dinamo

• Arus medan = arus dinamo

• Kecepatan dibatasi 5000 RPM

• Hindari motor jalan tanpa beban : kecepatan tidak terkendali

Cocok untuk torsi tinggi : cranes, hoists

Page 31: 4. Instalasi Industri

Motor DC Kompon/gabungan

Motor DC

Medan kumparan dalam seri dan paralel dengan

kumparan dinamo

Torsi bagus dan kecepatan stabil

Makin tinggi % kompon = makin tinggi torsi penyalaan

Cocok untuk torsi awal tinggi jika tinggi % kompon: cranes, hoists

Page 32: 4. Instalasi Industri

©© UNEP 2006 UNEP 2006

• Motor arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu.

• 2 bagian : stator and rotor• Stator: komponen listrik yang statis• Rotor: komponen listrik berputar untuk memutar as motor

• Kecepatan sulit dikendalikan, untuk mengatasi motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekuensi variabel untuk meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya.

• Ada 2 tipe yaitu :• Motor Sinkron• Motor Induksi

Motor AC

(Integrated Publishing, 2003)

Page 33: 4. Instalasi Industri

• Bekerja pada kecepatan tetap pada sistem frekuensi tertentu

• Memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya (eksitasi) dan memiliki torsi awal yang rendah sehingga motor ini cocok untuk beban seperti kompresor udara, perubahan frekuensi dan generator motor.

• Dapat untuk memperbaiki faktor daya sistem, sehingga sering dipakai pada sistem yang menggunakan banyak listrik.

• Kecepatan sinkron (Ns):

Motor AC – Motor Sinkron

Ns = 120 f / PF = supply frequencyP = number of poles

Page 34: 4. Instalasi Industri

©© UNEP 2006 UNEP 2006

• Motor yang paling banyak dipakai dalam industri.

• Keuntungan :

• Rancangannya yang sederhana

• Murah dan mudah didapat

• Mudah dalam pemeliharaan

• Dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC

Motor AC – Motor Induksi

Page 35: 4. Instalasi Industri

Komponen

• Rotor

• Squirrel cage (sangkar tupai) : terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan dalam petak-petak slot paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.

• Lingkaran rotor yang memiliki gulungan 3 phase, lapisan ganda dan terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak stator. Tiga phase digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat yang menempel padanya

Motor AC : Motor Induksi

• Stator• Dibuat dari sejumlah stampings dengan slot untuk membawa

gulungan tiga fase

• Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat

(Automated Buildings)

Page 36: 4. Instalasi Industri

©© UNEP 2006 UNEP 2006

Motor AC – Motor Induksi

Bagaimana motor induksi bekerja• Listrik dipasok ke stator

• Menimbulkan medan magnet disekitar rotor

• Arus diinduksikan disekitar rotor

Electromagnetics

Stator

Rotor

• Rotor menghasilkan medan magnet kedua, yang berusaha untuk melawan medan magnet stator

• Rotor mulai berputar

(Reliance)

Page 37: 4. Instalasi Industri

©© UNEP 2006 UNEP 2006

Motor AC – Motor Induksi

• Motor Induksi Satu Fase• Satu gulungan stator

• Beroperasi dengan pasokan daya satu fase

• Memiliki sebuah rotor sangkar tupai

• Memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya

• Penggunaan 3 sampai 4 HP

• Paling banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga : kipas angin, mesin cuci, pengering pakaian

Page 38: 4. Instalasi Industri

©© UNEP 2006 UNEP 2006

Motor AC – motor Induksi

• Motor induksi tiga fase• Suplai daya listrik 3 fase menghasilkan medan

magnet

• Memiliki jenis sangkar tupai (90 % penggunaan) atau gulungan rotor

• Penyalaan sendiri

• Memiliki kemampuan daya tinggi

• Diperkirakan 70 % motor di industri menggunakan jenis ini, contohnya : pompa, kompresor, belt conveyer, grinder.

• Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.

Page 39: 4. Instalasi Industri

©© UNEP 2006 UNEP 2006

Motor AC – Motor InduksiKecepatan dan Slip

• Dalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada kecepatan sinkron namun pada ‘kecepatan dasar’ yang lebih rendah.

• Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan tersebut disebabkan adanya ‘slip/geseran’ yang meningkat dengan meningkatnya beban.

• Slip hanya terjadi pada motor induksi

• Untuk menghindari slip dapat dipasang sebuah cincin geser/slip ring, sehingga motor tersebut disebut motor cincin geser/slip ring motor

• Rumus % slip:

% Slip = Ns – Nb x 100 Ns

Ns = Kecepatan sinkron dlm RPMNb = Kecepatan dasar dlm RPM

Page 40: 4. Instalasi Industri

Motor AC – Motor Induksi

Hubungan antara beban, kecepatan dan torsi :

At start: high current and low “pull-up” torque

Saat start: arus nyala tinggi dan torsi rendah “pull-up”

Pada 80% dari kecepatan penuh : torsi berada pada tingkat tertinggi “pull-out” torque dan arus mulai turun

Saat kecepatan penuh atau sinkron, arus torsi dan stator turun ke nol

Page 41: 4. Instalasi Industri

2. RANGKAIAN MOTOR LISTRIK

2.1. Sirkit penghantar motor.

2.1.1. KHA sirkit motor tunggal minimal 125 % arus pengenal beban penuh motor.

KHA = 125 % x In

2.1.2. Sirkit penghantar motor yang mensuplai 2 motor atau lebih, minimal jumlah arus beban penuh semua motor + 25 % arus beban penuh motor terbesar ( arus beban tertinggi).

KHA = I n + 25 % x I n terbesar.

2.1.3. Untuk motor dengan daur kerja intermitten, pembebanan singkat, tidak bekerja bersama-sama, KHA penghantar sirkit dapat minimal sama dengan beban maksimum yang terjadi.

2.2. Proteksi beban lebih sirkit motor.

2.2.1. Beban lebih atau arus lebih pada waktu motor beroperasi bila bertahan pada waktu cukup lama, akan mengakibatkan kerusakan atau overheating pada sirkit motor.

Page 42: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 2.2.1.

2.2.2. Setelan gawai proteksi dirancang maksimum sama dengan setelan arus asut motor. Waktu tunda gawai proteksi harus lebih kecil dari lama arus asut motor.

2.2.3. Pengaman lebur sebagai proteksi beban lebih motor dipasang pada tiap-tiap fasa aktif motor.

2.2.4. Jika gawai proteksi bukan pengaman lebur (misalnya relai, Bimetal) dipasang pada :

Satu fasa : pada penghantar fasa.

Tiga fasa : cukup pada penghantar fasa 1 dan 2, atau 2 dan 3, atau 1 dan 3.

2.2.5. Proteksi beban lebih harus dilengkapi dengan proteksi arus hubung pendek.

2.2.6. Kontak tusuk yang di pakai untuk melayani motor harus minimum mempunyai nilai pengenal I0A – 250 Volt, setara dengan KHA penghantar sirkit akhir kotak kontak tersebut.

Page 43: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 2.2.6

2.3. Proteksi Hubung Pendek Sirkit Motor2.3.1. Setiap motor harus diproteksi tersendiri terhadap arus

hubung pendek, kecuali :• Sisi hulu sirkit telah di proteksi dengan nilai pengenal

maksimum 16 A.• Gabungan motor dengan proteksi satu gawai proteksi

yang dapat memutuskan semua motor tersebut.2.3.2. Setelan atau nilai proteksi motor tunggal mengikuti tabel

5.5.2. PUIL 2000. (lihat halaman lain)2.3.3. Setelan beberapa motor tidak boleh melebihi nilai terbesar

berdasarkan tabel 5.5.2 untuk masing- masing motor ditambah jumlah arus beban penuh motor lain dalam sirkit tersebut.

Setelan gawai = setelan gawai proteksi terbesar + In motor lain.

x

x

x

M1

M2

M3

IN3

IN2

IN1

IG2 = IG3 + IN1 + In2

IG3

IG2

IN Motor lain

x

Page 44: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 2.3.3

2.4. Proteksi Hubung Pendek Sirkit Cabang.

2.4.1. Arus gawai proteksi hubung singkat sirkit cabang yang mensuplai beberapa motor :

Arus gawai proteksi menurut tabel 5.5.2 + Jumlah arus beban penuh semua motor yang di pasok sirkit cabang tersebut.

Page 45: 4. Instalasi Industri

Contoh soal Aplikasi :

Suatu sirkit cabang motor, tegangan kerja 230 Volt sebagai mana pada gambar :

Motor sangkar : I n = 42 A Motor sinkron : I n = 54 A

dengan asutan autotrafo Motor cincin : ∑ I n = 68 A

dua buah

Masing-masing motor diproteksi dengan pemutus sirkit terhadap hubung pendek.

Tentukan :

a. Kuat hantar arus sirkit cabang.

b. Setelan proteksi hubung pendek sirkit cabang.

c. Setelan proteksi saluran utama terhadap hubung pendek bila sirkit cabang tersebut juga memasok motor rotor cincin I n = 68 A

Page 46: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 2.4.1.

x

Sirkit cabang

x

M MM

BA C

Gawai proteksi 218 A

85A + 52,5A +67,5A = 181A

125% x 54A67,5A

125% x 42A52,5A

125% x 68A85A

SirkitAkhirmotor

102A108A

Gawai proteksi105A

Motor sinkrondengan autotrafo

IN : 54A

Motor cincinIN : 68A

Motort sangkarIN : 42A

KHA Penghantar• Sirkit A

125% x 42A = 52,5 A• Sirkit B

125% x 54A = 67,5 A• Sirkit C

125% x 68 = 85A

Kuat hantar arus sirkit cabang125% x In motor terbesar + Inmasing-masing motor lain= 125 % x 68A+42A+54 = 181A

SOLUTION :

Page 47: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 2.4.1.

KHA Penghantar :

- Sirkit A = 125 % x 42 A = 52,5 A

- Sirkit B = 125 % x 54 A = 67,5 A

- Sirkit C = 125 % x 68 A = 85 A

Kuat hantar arus sirkit cabang :

125 % x I n motor terbesar + In masing-masing motor lain =

125 % x 68 A + 42 A + 54 A = 181 A

Setelan gawai proteksi sirkit akhir :

Sirkit A = 250 % x 42 A = 105 A

Sirkit B = 200 % x 54 A = 108 A

Sirkit C = 150 % x 68 A = 102 A

Page 48: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 2.4.1.

Rangkaian sirkit cabang :

Setelan gawai proteksi sirkit cabang• Setelan terbesar motor + I n motor – motor lain

108 A + 42 A + 68 A = 218 A.• Motor rotor cincin yang tersambung

KHA sirkit = 1,25 x 68 A = 85 A

Setelan gawai proteksi = 150 % x 68 A = 102 A

Rangkaian sirkit utama :

KHA penghantar :

KHA sirkit cabang dengan KHA terbesar + I n motor- motor lain = 181 A + 68 A = 249 A

Page 49: 4. Instalasi Industri

x x

M MM

Gawai proteksi= 108A + 42A + 68A= 218 A

1,25 x 68= 85A

1,25 x 54= 67,5A

1,25 x 42= 52,5A

2,5 x 54A=108A

Motor sinkrondengan autotrafo

IN : 54A

Motor cincinIN : 68A

Motort sangkarIN : 42A

KHA

x 1,5 x 68 =102A Gawa Proteksi2,5 x 42=105A

x

KHA =85A+42+54=181A

x

M

Motor cincin68A

KHA =1,25 x 68 = 85A

Sirkit Cabang

Sirkit Akhir

Sirkit UtamaxGawai proteksi

218A+68A=286AKHA = 181+68=249A

1,5 x 68 = 102A

Lanjutan 2.4.1.

Page 50: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 2.4.1.

2.5. Rangkaian kendaliRangkaian kendali adalah sarana yang mengatur tenaga listrik ke sirkit beban. Pada rangkaian kendali motor termasuk alat asut motor.

2.6. Sirkit kendali minimum memenuhi ketentuan-ketentuan :2.6.1. Dilengkapi sakelar yang dapat memutus semua sumber.2.6.2. Harus ada dua saklar untuk memutus sumber dan untuk

memutus rangkaian sirkit motor yang ditempatkan pada satu PHB yang sama.

2.7. Rangkaian sirkit kendali motor.2.7.1. Rangkaian sirkit kendali motor terdiri atas :

• Pemutus, dengan KHA minimal 115 % jumlah arus beban pada keadaan beban penuh. Pemutus harus dapat memutus semua rangkaian aktif

Sirkit kendali motor• Pemutus / penghubung• Alat asut• Start / stop

Sirkit cabang

Pengaman hubung pendek

Sarana pemutus

M

Page 51: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 2.7.1.

• Gawai proteksi.

Satu untuk sirkit keluar.

Satu untuk sirkit masuk.

2.7.2. Jika motor menerima daya listrik lebih dari satu sumber, masing-masing sumber harus mempunyai sarana pemutus kutub 4 (rangkaian fasa da netral).

2.8. Mesin las busur listrik.

mesin las busur listrik yang menggunakan transformator, penyearah, dan motor generator.

2.8.1. Kuat hantar arus penghantar suplai.

KHA penghantar = I n x k

k = Faktor daur kerja mesin listrik.

(lihat tabel 5.15-1 PUIL 2000).

Page 52: 4. Instalasi Industri

4. MESIN LAS BUSUR LISTRIK

4.1. mesin las busur listrik yang menggunakan transformator, penyearah, dan motor generator.

4.2. Kuat hantar arus penghantar suplai.KHA penghantar = I n x kk = Faktor daur kerja mesin listrik.(lihat tabel 5.15-1 PUIL 2000).4.2.1. Kuat hantar arus penghantar sekelompok mesin las.

KHA := 100 % KHA penghantar 2 mesin las terbesar+ 85 % KHA penghantar mesin las terbesar ke 3+ 70 % KHA penghantar mesin las terbesar ke 4+ 60 % KHA penghantar mesin las terbesar ke 5 dst.

4.2.2. Proteksi arus lebih mesin las.Arus pegenal poteksi arus lebih mesin las maksimum 200 % arus primer pengenal pada tiap mesin las.Kecuali apabila penghantar suplai telah diproteksi dengan nilai pengenal maksimum 200 % arus pengenal primer pada sisi hulu

Page 53: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 4.2.2.

4.2.3. Proteksi arus lebih penghantar suplai.

Arus pengenal gawai proteksi maksimum 200 % dari KHA penghantarnya.

4.2.4. Sarana pemutus tiap mesin las.

Semua mesin las harus di pasang sarana pemutus suplai dengan arus pengenal minimum 200 % arus pengenal penghantar.

4.3. Mesin las resistant.

4.3.1. KHA penghantar = minimum 70 % x nilai arus pengenal

4.3.2. Untuk mesin las resistant yang diketahui daur tugasnya :

KHA = k x arus pengenal mein las

k = Faktor daur tugas

Daur tugas 1 %Daur tugas 1 % 5050 4040 3030 2525 2020 1515 1010 7,57,5 < 5< 5

kk 0.70.7 0.60.6 0.550.55 0.50.5 0.450.45 0.390.39 0.320.32 0.270.27 0.220.22

Page 54: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 4.3.2.

4.3.3. Kelompok mesin las :

KHA penghantar mesin las :

100 % arus pengenal mesin las tersebar –1 dan –2 + 60 % arus pengenal mesin las lain.

4.3.4. Proteksi arus lebih mesin las.• Nilai arus pengenal gawai proteksi mesin las resistant

= maksimum 300 % x arus pengenal mesin las• Tidak diperlukan proteksi arus lebih bila penghantar

telah diproteksi arus lebih dengan arus pengenal maksimum 300 % KHA

penghantar.• Sirkit penghantar yang mensuplai lebih dari satu

mesin las diproteksi dengan gawai penghantar maksimum 300 % x KHA penghantar.

• Tiap mesin las harus mempunyai sakelar atau pemutus sendiri dari sirkit suplai nilai arus pengenal = minimal 200 % KHA penghantar suplai.

Page 55: 4. Instalasi Industri

5. RANCANGAN SIRKIT TRANSFORMATOR TEGANGAN RENDAH

5.1. Transformator tegangan rendah adalah transformator :5.1.1. Step-up/step-down pada rangkaian tegangan rendah.5.1.2. Transformator asut motor listrik.5.1.3. Bukan trafo alat ukur (PT,CT)

5.2. Gawai kedali.5.2.1. Transformator harus mempunyai gawai kendali sendiri yang

dapat memutus baik dari satu sumber atau sumber lain.5.2.2. Auto trafo tidak boleh ihubungkan pada sistem tanpa

pembumian.5.2.3. Arus pengenal gawai pemutus minimal 250 % dari arus

pengenal sisa primer transformator.5.3. Gawai proteksi.

5.3.1. Gawai proteksi transformator harus mempunyai :• Proteksi arus lebih pada sisi primer dengan KHA

maksimum 125 % dari arus primer pengenal.• gawai proteksi arus primer tidak diperlukan jika pada

sisi sekunder dilengkapi gawai proteksi maksimum 125 % arus sekunder pengenal transformator.

Page 56: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 5.3.1.

5.4. Dalam merancangkan gawai kendali trafo harus diperhatikan spesifikasi transformator tersebut, antara lain apakah sudah mempunyai gawai proteksi sendiri (self protected transformer) atau tidak.

5.5. Apabila di rancang kerja paralel, maka persentase impedansi trafo harus sama pada sadapan sistem sumber yang sama. Perbedaan kapasitas transformator tidak boleh lebih dari 30%.

5.6. Instalasi kapasitor5.6.1 Suatu rangkaian instalasi kapasitor dan transformator harus

memenuhi :• Daya (kVA) transformator minimum 135 % dari daya kapasitor

dalam (kVA).• KHA penghantar kapasitor minimum 135 % dari KHA

kapasitor pada arus pengenalnya.• KHA penghantar kapasitor yang menghubugkan kapasitor

dengan perlengkapan instalasi tenaga (misalnya terminal motor) minimal 1/3 dari KHA penghantar sirkit motor.

5.6.2. Proteksi pada kapasitor harus pada tiap fasa aktif yang tidak dibumikan. Penyetelan proteksi harus serendah mungkin.

5.6.3. Untuk tiap gugus kapasitor harus dipotong saranan pemisah pada tiap penghantar fasa aktif (kecuali kapsitor yang dipasang pada sisi beban dari proteksi arus lebih motor.

Page 57: 4. Instalasi Industri

6. KETENTUAN UMUM PENATAAN PHB

6.1. Ketentuan Umum.

6.1.1. Panel hubung bagi harus ditata dan dipasang secara teratur dan rapih, pada ruang yang cukup untuk pemeliharaan pelayanan operasional.

6.1.2. PHB dapat dioperasikan tanpa alat bantu misalnya tangga, meja.

6.1.3. Penyambungan ujung kabel sirkit pada terminal PHB harus memakai sepatu kabel. Semua mur, baut dan komponen yang terbuat dari logam harus dipilih yang dilapisi material anti karat. Sambungan dua jenis logam. Harus dengan bimetal.

6.1.4. Terminal kabel kendali harus terpisah dari terminal-terminal saluran daya.

6.1.5. PHB yang dipasok dari sumber berbeda harus terpisah minimal 5 cm.

Page 58: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 6.1.5.

6.2.6.2. Sirkit masukSirkit masuk

6.2.1.6.2.1. Pada sisi penghantar masuk PHB harus terpasang setidak Pada sisi penghantar masuk PHB harus terpasang setidak tidaknya satu saklar pada sisi penghantar keluar harus tidaknya satu saklar pada sisi penghantar keluar harus dipasang satu proteksi arus dan satu pemisah.dipasang satu proteksi arus dan satu pemisah.

6.2.2.6.2.2. KHA saklar minimal sama dengan KHA penghantarKHA saklar minimal sama dengan KHA penghantar

6.2.3.6.2.3. Saklar masuk bisa tidak dipotong apabila :Saklar masuk bisa tidak dipotong apabila :

PHB sisi hulu berjarak maksimum 5 meter dari PHB sisi hilir PHB sisi hulu berjarak maksimum 5 meter dari PHB sisi hilir dan dilengkapi saklar keluar, mudah dicapai, dan berada dan dilengkapi saklar keluar, mudah dicapai, dan berada pada ruang yang sama.pada ruang yang sama.

Suplai ke PHB dapat di buka-tutup secara Suplai ke PHB dapat di buka-tutup secara “ Remoted”“ Remoted”

Sisi sirkit keluar di pasang sakelar, sisi masuk cukup Sisi sirkit keluar di pasang sakelar, sisi masuk cukup pemisah.pemisah.

(lihat gambar 6.2.3a, 6.2.3b PUIL 2000).(lihat gambar 6.2.3a, 6.2.3b PUIL 2000).

Page 59: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 6.2.3.

6.3. Sirkit Keluar.6.3.1. Sakelar keluar harus di pasang pada PHB, jika :

• Memasok 3 PHB pada sisi hilir atau lebih.• Memasok minimal 3 motor listrik dengan daya diatas 1,5

kW.• Memasok kotak kontak minimal 3 buah dengan daya

diatas 16 A.• Mempunyai KHA penghantar sirkit keluar minimal 100 A.

(lihat gambar 6.2.4a,6.2.4b, PUIL 2000)6.3.2. KHA rel PHB minimal 125 % KHA penghantar sirkit masuk.6.3.3. KHA sakelar sekurang-kurangnya sama dengan KHA sirkit

proteksi.6.3.4. Mekanisme sakelar dipilih dengan buka tutup semua kutub

secara serentak/bersama-sama.

6.4. Pengelompokan Sirkit Keluar.6.4.1. Sirkit keluar instalasi penerangan, instalasi tenaga, harus

terpisah.6.4.2. Masing-masing sirkit maksimum melayani 6 group

pelayanan

Page 60: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 6.4.2.

6.4.3. Group pelayanan perlengkapan satu fasa, fasa dua, fasa tiga, kemudian merupakan kelompok pelayanan sendiri-sendiri.

6.4.4. KHA sakelar sirkit keluar minimal sama dengan KHA pengaman proteksi.

6.4.5. Mekanisme sakelar dipilih degan buka tutup semua kutup secara serentak/bersama-sama.

PHB 1 PHB 2

Kelompokinstalasi tenaga

PHB 3

KelompokInstalasi

Penerangan atauPerlengkapan

3 fasa InstalasiFasa-1

InstalasiFasa-2

InstalasiFasa-3

PHB UTAMA

Page 61: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 6.4.5.

6.4.6. KHA sakelar sirkit keluar minimal sama dengan KHA pengaman proteksi.

6.4.7. Mekanisme sakelar dipilih degan buka tutup semua kutup secara serentak/bersama-sama.

6.5. Persyaratan Sistem Preteksi.

6.5.1. Sistem proteksi pada satu PHB harus mempunyai minimal satu proteksi arus lebih (penggunaan lebur atau sejenis) yang dikombinasikan dengan satu sakelar/pemisah pada sirkit masuk atau sirkit keluar atau kombinasi keduanya (MCB,MCCB).

6.5.2. Penggunaan lebur dipasang sesudah saklar, (kecuali sejenis MCB, MCCB, NBC).

6.5.3. Kapasitas daya pemutusan sistem proteksi minimal sama dengan daya hubung pendek jika terjadi hubung pendek pada rel PHB tersebut.

Page 62: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 6.5.3.

6.5.4. Harus diperhatikan besarnya arus asut motor jika PHB tersebut melayani motor-motor listrik berdaya besar.

6.5.5. Untuk pengaman lebur dengan arus nominal 25 A harus dipilih model-D atau jenis lain yang sederajad. Namun tidak boleh dipasang langsung pada sisi hilir pengaman lebur dengan arus nominal pengenal 200 A atau lebih.

6.5.6. Tidak dianjurkan memakai pengaman lebur tipe open dengan elemen yang dapat diganti.

6.5.7. Jika memakai sakelar arus sisa, rel netral tidak boleh dibumikan.

6.7. Pemasangan fasilitas pemeliharaan.

6.7.1. Fasilitas pemeliharaan dapat berupa pemisah atau sakelar beban

6.7.2. Satu komponen pemisah harus dipasang sebelum PHB utama dan pada lemari panel tersendiri berdampingan dengan PHB tersebut.

Page 63: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 6.7.2.

6.7.3. Fungsi pemisah adalah untuk memberikan jaminan bahwa secara fisik PHB sudah terputus dari sisi patokan.

6.7.4. Mekanisme pemisah di pilih buka tutup semua kutub secara serentak dan harus jelas tanda “buka-0” dan “tutup-1”

6.7.5. Pemisah tidak boleh di buka tutup dalam keadaan berbeban (biasanya pemisah di-interlock dengan pemutus/sakelar. Panel pemisah biasanya dikunci secara khusus. Pemisah dioperasikan secara manual

6.7.6. Sakelar beban dapat digunakan untuk memberikan jaminan bebas tegangan untuk maksud pemeliharaan. Dapat memutus pada beban penuh, dengan mekanisme serentak semua kutub atau sendiri-sendiri per fasa ( misalnya 3 MCB di pasang berdampingan).

Page 64: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 6.7.6.

6.8. Instalasi Hubungan Gawai.

6.8.1. Sakelar, pemisah, pemutus, dibumikan satu sama lain dengan penghantar yang sama KHA nya dengan KHA penghantar sirkit masuk atau keluar (tergantung atas fungsinya).

6.8.2. Semua kutub harus dapat dibuka-tutup secara serentak. Bagian yang bertegangan adalah pada kutub yang diam.

6.8.3. Pada sistem TN-C, penghantar netral tidak boleh diputus.

6.8.4. Pada sistem TT, penghantar netral boleh dibuka-tutup (jadi tipe 4 kutub buka-tutup).

6.8.5. Pada sistem IT, harus 4 kutub. Kutub fasa, netral dibuka tutup bersama.

6.8.6. Pada pemindahan beban ke suplai cdangan harus memakai sakelar 4 kutub.

Page 65: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 6.8.6.

6.9. Sistem Pembumian6.9.1. Semua BKT PHB harus dibumikan. Pintu PHB harus

dibumikan dengan penghantar fleksibel.6.9.2. Rel pembumian harus diberi tanda jelas ( 1/- atau warna

kuning-hijau).6.9.3. Pada sistem TNC, rel netral dibumikan.6.9.4. Jika rel proteksi terpisah dari rel netral hanya rel proteksi

yang dibumikan.6.9.5. Jika dilengkapi dengan gawai proteksi arus sita – GPAS,

rel netral tidak boleh dibumikan.6.9.6. Luas penampang penghantar pembumian pada PHB

mengikuti :S 16 mm² = S mm²35 mm² S 16 mm² = 16 mm²S 35 mm² = S/2 mm²

Dengan catatan bahan logam yang dipakai penghantar fasa sama dengan penghantar proteksi.

Page 66: 4. Instalasi Industri

Lanjutan 6.9.6.

6.10. Instrument Ukur.

6.10.1. Lampu indikator PHB harus dipasang pada sisi sirkit masuk dengan warna yang standard.

6.10.2. Alat-alat ukur (Volt meter, Amper meter, dll) dapat dipasang pada tempat yang sesuai dengan maksud penggunaannya.

6.10.3. Pengawatan indikator dan alat ukur harus memakai kabel fleksibel , khusus alat ukur dengan pelindung elektrik yang dihubungkan dengan saluran pembumian.

6.11.Ketentuan pemasangan PHB.

6.11.1. Konstruksi PHB dipilih dari bahan yang tidak mudah terbakar, tahan lembab dan kokoh.

6.11.2. Harus pada ruang dengan ventilasi cukup, bila membuka kedepan harus ada ruang bebas minimal 0,45 meter.

6.11.3. Lemari PHB tidak boleh ditempatkan dikamar lembab/kamar mandi/kamar kecil/ diatas kompor diatas bak air atau pada tempat-tempat sejenis.

Page 67: 4. Instalasi Industri

7. INSTALASI PEMANFAATAN MOTOR LISTRIK

7.1. Rangkaian start stop atau alat-alat ukur asut motor listrik dipotong pada sisi hilir PHB.

7.2. Nilai arus pengenal gawai proteksi/pengaman lebur biasanya telah ditabelkan, yang disesuaikan dengan jenis motor yang digunakan dan sistem asutnya. (contoh tabel terlampir).

7.3. Panjang kabel sirkit suplai dapat ditentukan berdasarkan KHA pengaman lebur dan jenis sakelar pada sirkit masuk motor.

7.4. Pada beberapa literatur KHA patron/pengaman lebur diambil maksimum 4 x KHA penghantar dan memenuhirumus : l 600 A/I n meter A = Luas penampang penghantar.I n = Arus nominal penghantar lebur.

Contoh :Motor I n = 100 A, pengaman lebur pada PHB I n = 160A.Kondisi motor memakai sakelar tanpa pengaman l 600 70/100 = 262 meter.Jika sakelar motor dilengkapi pengaman termis setara I n motor, dipilihNYY 3 x 25 mm²l 600 25/160 m = 94 meter.

Page 68: 4. Instalasi Industri

8. MESIN PERKAKAS

Yang dimaksud dengan mesin perkakas ialah mesin yang di gerakkan

dengan tenaga listrik untuk pemakaian sebagai alat produksi ( memotong,

menempa, menekan, dan lain-lain).

8.1. Penghantar sirkit mesin perkakas harus mempunyai KHA 125 % dari

KHA beban penuh mesin.

8.2. Mesin perkakas dilengkapi dengan sarana pemutus dan dipasok dari

PHB yang dilengkapi dengan pengaman lembur atau pemutus sirkit

(MCB, MCCB).

8.3. Nilai arus gawai proteksi mengikuti ketentuan pada nilai arus gawai

proteksi motor-motor listrik.

Page 69: 4. Instalasi Industri