4 ii pendesakan linier
TRANSCRIPT
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 1/34
BAB IV: PENDESAKAN LINIER TAK TERCAMPUR
(Versi 2 November 2004)
Bab ini menjelaskan tentang fenomena pendesakan fluida ke dalam reservoir untuk
meningkatkan perolehan minyak. Pendesakan dimaksud adalah injeksi air untuk mendorong
minyak menuju sumur produksi. Pembahasan dalam bab ini terbatas pada asumsi-asumsi
yang diterapkan pada proses pendesakan tersebut. Asumsi-asumsi utama yang digunakan
diantaranya:
1.
Pendesakan melibatkan dua fluida yang tidak tercampur satu sama lain (immiscible), yaitu
air dan minyak. Implikasi dari asumsi ini adalah terdapat bidang kontak yang jelas di
antara kedua fluida.
2. Proses pendesakan adalah imbibisi, yaitu air mendesak minyak dalam reservoir yang
bersifat water-wet . Implikasi dari asumsi ini adalah permeabilitas relatif dan tekanan
kapiler harus diukur dalam keadaan imbibisi.
3.
Pendesakan umumnya terjadi di bawah kondisi kesetimbangan secara vertikal terhadap
ketebalan formasi yang didesak. Dalam hal ini, terjadi kesetimbangan hidrostatik
sehingga distribusi saturasi dapat ditentukan sebagai fungsi dari tekanan kapiler (atau
ketinggian) atau, dengan kata lain, fluida terdistribusi secara vertikal menurut
kesetimbangan kapiler-gravity, yaitu:
10x0133.1
cosgy)S( p
6wc
θρΔ=
Untuk menjelaskan hal ini lebih lanjut, tinjau situasi statik pada injeksi air ke dalam suatu
formasi yang mempunyai sudut kemiringan θ sebagai berikut:
y
A•
Minyak
Air
Sw = 1 - Sor X
θ
Swc 1 - Sor
Swa
pc
Δρgz
z
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 1
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 2/34
Statik yang dimaksud di sini adalah bahwa gambar tersebut memperlihatkan situasi
dimana injeksi air dihentikan pada saat bidang saturasi air Sw = 1 – Sor dengan pc = 0
mencapai Titik X. Jika kurva tekanan kapiler memperlihatkan zona transisi yang jelas
seperti ditunjukkan pada gambar di atas (kanan), maka di atas Titik X saturasi akan
terdistribusi menurut kurva pc. Sebagai contoh, pada Titik A, yang berjarak y (normal
terhadap dip atau arah aliran) dari bottom formasi mempunyai tekanan kapiler:
gzcosgy p p)S( p ccwc ρΔ=θρΔ=−=
sehingga saturasi air pada Titik A dapat dibaca dari kurva tekanan kapiler sebesar Swa.
Jika injeksi kemudian dilanjutkan dan kemudian dihentikan kembali, maka akan
diperoleh gambar seperti di atas dengan distribusi saturasi air yang berbeda pada Titik X.
4. Pendesakan bersifat incompressible karena hanya melibatkan air sebagai fluida pendesak
dan minyak sebagai fluida yang didesak. Implikasi dari asumsi ini adalah:
qqq owt +=
5. Pendesakan terbatas pada geometri linier dengan sumur injeksi dan produksi diperforasi
sepanjang ketebalan formasi yang didesak, tanpa memperhitungkan efek dari keberadaan
streamline (potensial konstan) di sekitar sumur, dan saturasi dianggap seragam di setiap
titik di reservoir.
6.
Metode perhitungan kinerja pendesakan dikembangkan menurut salah satu dari keadaan berikut:
Diffuse flow (menggunakan kurva fractional flow dan melibatkan metode Buckley-
Leverett dan/atau metode Welge)
Segregated flow (metode perhitungan dikembangan menurut kriteria stabilitas
pendesakan dari Dietz).
Yang dimaksud dengan diffuse flow adalah bahwa saturasi terdistribusi secara seragam
terhadap ketebalan. Dengan asumsi diffuse flow, maka akan memudahkan pemodelan
pendesakan dengan model satu dimensi. Dengan demikian, dapat digunakan permeabilitas
relatif yang dirata-ratakan terhadap ketebalan. Diffuse flow dapat terjadi pada dua kondisi
ekstrim yaitu:
-
jika laju injeksi sangat tinggi sehingga kondisi kesetimbangan vertikal tidak terpenuhi
dan pengaruh tekanan kapiler dan gravitasi diabaikan, dan
- jika laju injeksi cukup rendah sehingga ketebalan zona transisi kapiler jauh melebihi
ketebalan reservoir dan akibatnya saturasi terdistribusi secara merata terhadap
ketebalan dan kondisi kesetimbangan vertikal dapat terpenuhi.
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 2
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 3/34
Dengan demikian, jika tidak terjadi salah satu dari kedua kondisi ekstrim tersebut maka
pendesakan yang terjadi berada dalam keadaan segregated flow. Kondisi segregated flow
memerlukan pemodelan dua dimensi untuk menghitung distribusi saturasi fluida secara
vertikal. Namun, dengan menggunakan cara perata-rataan saturasi pada arah normal
(tegak lurus) terhadap arah aliran, umumnya model dua dimensi tersebut dapat
disederhanakan menjadi model satu dimensi. Sebagai contoh, untuk pendesakan pada
reservoir berlapis (stratified system) seringkali model yang digunakan adalah model satu
dimensi dengan melakukan perata-rataan harga saturasi, permeabilitas relatif, dan tekanan
kapiler terhadap ketebalan (normal terhadap arah aliran).
Konsep Pendesakan Torak
Pada pendesakan torak ( piston-like displacement ) berlaku bahwa di daerah belakang front
mengalir hanya fluida pendesak dan di muka front hanya mengalir fluida yang didesak.
Dalam sistem pendesakan air terhadap minyak, maka saturasi di belakang dan di muka front
adalah sebagai berikut:
Di belakang front:
or o SS = k o = 0
Sw = 1 – Sor k rw = k rw*
Di muka front:
Sw = Swc k rw = 0
So = 1 – Swc k o = k ro*
Seperti terlihat pada gambar di bawah, harga-harga saturasi dan permeabilitas relatif tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:
k k *rwSor 1rw =−
k k *roSwcro =
1 – Sor
Swc
Sw
Sw
pcH
Front
AirMinyak
H
H = zona transisi
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 3
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 4/34
k rw*
k ro*
k rw
k ro
1- Sor Swc
Seperti disebutkan di atas, pada pendesakan torak, di belakang front tidak terdapat saturasi
gradient, sehingga minyak tersisa (Sor ) sudah terjadi pada titik masuk. Ini berarti tidak ada
zona transisi yaitu pengaruh kapiler tidak ada (lihat gambar zona transisi kapiler di atas).
Pendesakan Torak Pada Formasi Linier Satu Dimensi
Dalam sistem aliran pendesakan dua fasa dimana air mendesak minyak, maka di belakang
front mengalir fluida pendesak (yaitu air) dan di muka front hanya minyak yang mengalir.
Aliran ini bersifat mantap (steady state). Secara skematik, sistem ini digambarkan sebagai
berikut:
Pada batas minyak-air terjadi:
ww
D
ww
dx
dpuv ⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ λ=φ
=
oo
D
oo
dx
dpuv ⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ λ=φ
=
)SS1( or wcD −−φ=φ
Pada batas tersebut berlaku vw = vo, sehingga
Δ
λ w λ o
p
0 x L
Arah
aliran
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 4
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 5/34
oo
ww
dx
dp
dx
dp⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ λ=⎟ ⎠
⎞⎜⎝
⎛ λ
wo
w
o
dx
dpM
dx
dp⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ =λ
λ=⎟ ⎠
⎞⎜⎝
⎛
Perbedaan tekanan total
p p p wo Δ+Δ=Δ
wo dx
dpx
dx
dp)xL( +−=
ww dx
dpx
dx
dpM)xL( +⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ −=
x)M1(ML
p
xM)xL(
p
dx
dp
w −+Δ
=+−
Δ=⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛
Conductance ratio (γ) adalah perbandingan velocity pada suatu waktu, vx, terhadap velocity
pada x = 0 (yaitu vo).
v
v
o
x=γ =
ML p
xM)xL(
p
Δ
+−Δ
=x)M1(ML
ML
−+
=
L
x1
M
11
1
⎟ ⎠
⎞⎜⎝
⎛ −+
=
Dx1M
11
1
⎟ ⎠ ⎞⎜
⎝ ⎛ −+
Kecepatan fluida dalam media berpori (velocity bukan flux) adalah:
D
wuv
φ= [untuk air, di mana )SS1( or wcD −−φ=φ ]
)x)M1(ML( p
dxdp
D
w
wD
w
−+φΔλ−=⎟
⎠ ⎞⎜
⎝ ⎛
φλ−=
γ
M<1
M=1
M>1
00
xD
1.0
1.0
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 5
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 6/34
dan v dapat digunakan untuk menentukan waktu batas minyak-air mencapai jarak x, yaitu:
))M1(xML(
p
dt
dxv
D
w
−+φ
Δλ−== , inout p p p −=Δ
∫ ∫ −+Δλφ−=θt
0
x
0w
D dss)M1(ML( p
d
Lx0,002
x)M1(MLx
p0t
2
w
D ≤≤⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡−−−+
Δλ
φ−=−
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡−+
Δλ
φ−=
2
x)M1(MLx
pt
2
w
D
Satuan untuk persamaan waktu di atas adalah waktu t dalam det, permeabilitas k dalam
Darcy, tekanan p dalam atm, jarak x dalam cm, dan viskositas μ dalam cp.
Contoh 1: Pendesakan Linier Satu Dimensi
Sistem linier ini merupakan pendesakan air terhadap minyak dengan batas minyak-air
terletak pada x dimana panjang sistem linear adalah L. Tentukan waktu yang diperlukan oleh
batas minyak-air untuk mencapai jarak x = 50 m.
Diketahui :
k rw* = 0.3, μw = 0.5 cp, φ = 0.2, k ro
* = 0.8, μo = 5 cp, ∆ p = -50 atm, L = 100 m, k = 0.2 D, Sor
= 0.2, Swc = 0.2,
75.35/8.05.0/3.0M == 12.0
5.0)3.0)(2.0(k k
w
*rww ==
μ=λ
Pada harga x = 50 m tentukan waktu pendesakan (t).
)SS1( or wcD −−φ=φ
12.0)2.02.01(2.0 =−−=
t
p
))M1(2
xMLx(
w
2
D
Δλ
−+φ−=
λ w λ o
1 2
0 x L
∆ p = p2 – p1
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 6
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 7/34
)50)(12.0(
)75.31(2
)5000(5000x000.10x75.312.0
2
−
⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛ −+
−=
hari45.35det3062500 ==
Dari persamaan t tersebut dapat dijabarkan persamaan x untuk harga t tertentu yaitu dengan
cara mencari akan kuadratis dari x menggunakan persamaan mencari akar sebagai berikut:
a2
ac4 b bx
2 −±−=
dimana persamaan kuadratis dalam x:
0 pt
MLx)M1(2
x
D
w2=
φλΔ++−
sehingga akar dari persamaan di atas dalam x adalah
)M1(
t)M1( p2
)ML(ML
x
5.0
D
w2
−⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
−φ
Δλ−±−
=
Kinerja Pendesakan Torak Pada Formasi Linier Berlapis
Formasi yang berlapis-lapis memiliki permeabilitas yang berbeda-beda. Akan tetapi tiap
lapisan memiliki φD yang sama.
Pendesakan pada tiap lapisan terjadi pada aliran dengan M yang sama. Dengan menggunakan
persamaan letak batas pada tiap lapisan (x) untuk waktu tertentu (t). Untuk menghitung
Lapisan i
Lapisan j
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 7
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 8/34
recovery dan water-oil ratio, lapisan disusun dari permeabilitas terbesar sampai terkecil
seperti ditunjukkan pada gambar skematik di atas. Anggaplah lapisan i terjadi tembus fluida
(breakthrough), maka yang perlu diketahui (ditentukan) adalah kedudukan front pada lapisan
yang permeabilitasnya lebih kecil (lapisan j) yang belum breakthrough.
p
)M1(2
xMLx(
tw
2
D
Δλ
−+φ−=
Breaktrough pada lapisan i
λ
−+=
φ
Δ−
wi
22
D
i)M1(
2
LML
pt
λ
+=wi
2
2
)M1(L
Kedudukan front pada lapisan j adalah:
)M1(2
L)M1(
2
xMLx
wi
2
wj
2 j
j+
λ=
λ
−+
)M1(k
k 2
L
k k
)M1(2
x
MLx
w
*rw
i
2
w
*rw
j
2
j +
μ
=
μ
−+
0)M1(k
k
2
LMLx)M1(
2
x
i
j22
=+−+−
M1
)M1(k
k
2
L
2
)M1(4)ML(ML
x
5.0
i
j2
2
j −
⎪⎭
⎪⎬⎫
⎪⎩
⎪⎨⎧
+−
+±−
=
M1
)M1(k
k L)ML(ML
x
5.02
i
j22
j −⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
++±−
=
)M1(
M1(k
k MM
L
x
5.02
i
j2
j −⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
−+±−
=⎟ ⎠
⎞⎜⎝
⎛
Laju Produksi fluida pendesak (air) berasal dari lapisan 1 sampai i:
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 8
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 9/34
∑ ∑==i
1
i
1 j j jw uAqq
∑μ
Δ−=
i
1
j j
w
*rw
hk L
wk p
Laju fluida yang didesak (minyak) berasal dari lapisan (i+1) sampai n:
∑ ∑==+ +
n
1i
n
1i j j jo uAqq
)M1(xML
pwh
dx
dpAq
j jwj
w jwj j −+
Δλ−=⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ λ−=
⎟⎟⎟
⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜
⎜
⎝
⎛
−+Δμ−=
)M1(L
xM
1
L
pwhk k
j j
w
*
rw j
∑−⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ +
Δμ
=+
n
1i
j
j j
w
*rw
o
)M1(L
xM
hk
L
pw
k q
Jadi
o
w
q
q
WOR =
∑−⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ +
∑
=
+=
=
n
1i j
j
j j
i
1 j j j
)M1(L
xM
hk
hk
Recovery (NPD)
∑
∑ ∑ ⎟ ⎠ ⎞⎜
⎝ ⎛ +
=
=
= +
n
1 j j
i
1 j
n
1i j
j j
PD
h
hLxh
N
Prosedur perhitungan recovery didasarkan pada lapisan yang terakhir tembus air (misalnya
lapisan i). Faktor waktu yang berkaitan dengan breakthrough:
wiD
i
2
)M1(L pt
λ+
=φ
Δ−
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 9
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 10/34
Kedudukan front pada lapisan lain di luar lapisan i (pada lapisan yang lebih kecil
permeabilitasnya):
M1
)M1(
k
k MM
Lx
5.02
i
j2
j −⎭
⎬⎫
⎩
⎨⎧
−+±
−=⎟ ⎠ ⎞⎜
⎝ ⎛
Harga ⎟ ⎠
⎞⎜⎝
⎛ L
x
j
dihitung untuk j = i +1 sampai n. Berdasarkan harga tersebut dapat ditentukan
WOR dan NPD. Jadi dibuat tabulasi:
τ=φ
Δ−=
λ+
D
i
wi
pt
2
)M1(L terhadap NPD dan WOR
o
w
q
q
WOR =
o
o
w
w
s
B
q
B
q
)WOR ( =
⎟⎟ ⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ =
B
B)WOR ()WOR (
w
os
( )
( ) ( )
2
WOR WOR
WOR
1sjsj
s
++
=
( ) ( ) s p j p1 j p )WOR ( NWW Δ+=+
,
dimana W p diukur dalam STB.
Persamaan Fractional Flow
Pendesakan desaturasi di belakang front pertama kali dikembangkan oleh Buckley-Leverett.
Pendesakan ini mengikuti geometri linier dan aliran mantap (steady state) serta
incompressible disamping tentu saja anggapan pendesakan tak bercampur (immiscible).
N pD
τ
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 10
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 11/34
Anggapan lain yang juga penting diperhatikan adalah bahwa Sor terjadi sejak di titik masuk
dan bidang saturasi konstan tegak lurus arah aliran. Penentuan recovery pada kasus
pendesakan seperti ini didasarkan pada persamaan fractional flow dan frontal advance.
Untuk mendapatkan persamaan fractional flow, tinjau pendesakan minyak dalam reservoir
yang mempunyai kemiringan seperti ditunjukkan oleh gambar skematik berikut:
Persamaan fractional flow ini diperoleh dari persamaan Darcy yang linier, yaitu:
⎟⎟ ⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ θρ+
∂
∂
μ−=
∂
Φ∂
μ−=
6
oo
o
roo
o
oroo
10x0133.1
sing
x
pA
k k
x
Apk k q
⎟⎟ ⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ θρ+
∂
∂
μ−=
∂
Φ∂
μ−=
6
ww
w
rww
w
wrww
10x0133.1
sing
x
pA
k k
x
Apk k q
Dengan memperhatikan
qqq wto −=
p p p woc −=maka dapat dijabarkan persamaan fractional flow sebagai berikut:
⎟⎟ ⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ θρΔ−
∂
∂+
μ=⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ μ+
μ6
c
ro
ot
ro
o
rw
ww
10x0133.1
sing
x
pA
k k
q
k k k k q
dimana gradient tekanan kapiler dalam arah aliran adalah
x
p
x
p
x
p woc
∂
∂−
∂
∂=
∂
∂
dan
θ y
x
z
h
qi
qt
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 11
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 12/34
ρ−ρ=ρΔ ow
Fractional flow pada tiap titik di reservoir didefinisikan sebagai:
q
q
qf
t
w
ow
ww =
+
=
Sehingga dengan substitusi persamaan ini ke dalam persamaan di atas diperoleh:
k
k 1
10x0133.1
sing
x
pA
q
k k 1
f
rw
ro
o
w
6
c
ot
ro
w
μ
μ+
⎟⎟ ⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ θρΔ−
∂
∂
μ+
=
Atau dalam satuan lapangan yaitu permeabilitas dalam md, laju alir dalam bbl/hari, viskositas
dalam cp, luas penampang dalam ft
2
, tekanan dalam psi, γ = gravity, persamaan fractionalflow di atas dapat dituliskan sebagai berikut:.
k
k 1
sin4335.0x
pA
q
k k 10127.11
f
rw
ro
o
w
c
ot
ro3
w
μ
μ+
⎟⎟ ⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ θγΔ−
∂
∂
μ×+
=
−
Pengaruh masing-masing parameter tekanan kapiler dan gravitasi pada persamaan fractional
flow adalah sebagai berikut. Berdasarkan konvensi, sudut θ diukur dari garis atau bidang
horizontal ke garis yang menunjukkan arah alirn. Oleh karena itu, ruas yang menyatakan efek
gravitasi pada persamaan tersebut akan positif untuk pendesakan dengan arah up dip (ke atas
dengan 0 < θ < π) dan negative untuk pendesakan dengan arah down dip (ke bawah dengan π
< θ < 2π)) seperti ditunjukkan oleh gambar berikut. Dengan demikian, jika parameter lainnya
dibuat sama, maka fractional flow untuk up dip lebih kecil dibandingkan dengan fractional
flow untuk down dip).
θ
θ
0 < θ < π → 610x01331
sing θρΔ positif
π < θ < 2π → 610x0133,1
sing θρΔ negatif
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 12
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 13/34
Sekarang tinjau harga gradient tekanan kapiler pada persamaan fractional flow di atas.
Pengaruh dari gradient tekanan pada fractional flow sebenarnya tidak terlalu jelas terlihat.
Namun, secara kualitatif dapat dijelaskan sebagai berikut. Dengan menggunakan chain rule,
maka gradient tekanan kapiler tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
x
S
S
p
x
p w
w
cc
∂
∂
∂
∂=
∂
∂
Seperti ditunjukkan oleh gambar skematik berikut, maka harga-harga kedua suku pada ruas
kanan persamaan gradient tekanan kapiler di atas adalah bernilai negatif. Dengan demikian
gradient tekanan kapiler selalu berharga positif. Akibatnya, tidak tergantung pada arah aliran
apakah mengalir ke atas (up dip) atau mengalir ke bawah (down dip), keberadaan gradient
tekanan kapiler selalu memperbesar fractional flow.
0S
p
w
c <∂
∂
0x
Sw <∂
∂
Distribusi saturasi terhadap lokasi linier x, seperti ditunjukkan oleh gambar di atas (kanan),
adalah pada suatu waktu setelah dilakukan injeksi sejumlah air. Terlihat bahwa terdapat
(shock ) front yang jelas, yaitu terdapat diskontinuitas saturasi air. Artinya, ada lonjakan harga
saturasi air dari harga Swc ke Swf pada lokasi yang sama. Pada lokasi shock front inilah harga-
harga ∂ pc/∂Sw dan ∂Sw/∂x mempunyai harga yang maksimum (lihat kedua gambar di atas).
Dengan demikian harga ∂ pc/∂x juga maksimum. Di belakang front, harga ∂ pc/∂x relatif kecil
sehingga dapat diabaikan dalam persamaan fractional flow.
x
pc
∂
∂ → positif
Sw
pc
-dpc
dSw
x
Sw -dSw
dx
1-Sor
Swc
Swf
Shock
front
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 13
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 14/34
Oleh karena itu, jika gradient tekanan kapiler diabaikan, maka jika pendesakan dilakukan
pada reservoir horizontal (dimana sin θ = 0), maka persamaan fractional flow menjadi jauh
lebih sederhana, yaitu:
k
k 1
1f
rw
ro
o
ww
μ
μ+
=
Gambar berikut menunjukkan kurva fractional flow, yaitu plot antara f w vs. Sw. Beberapa
parameter yang tertera pada gambar tersebut akan dijelaskan pada bagian berikut ini.
Persamaan Frontal Advance Dari Buckley-Leverett
Pada tahun 1942, Buckley dan Leverett menyampaikan apa yang dikenal sekarang sebagai
persamaan dasar untuk menjelaskan pendesakan tak tercampur (immiscible) satu dimensi.
Untuk kasus dimana air mendesak minyak, persamaan tersebut dapat digunakan untuk
menentukan kecepatan bidang saturasi konstan yang bergerak sejalan dengan proses
pendesakan. Dengan anggapan kondisi aliran diffuse, konservasi massa melalui elemen
volume Aφdx seperti ditunjukkan secara skematik pada gambar berikut ini menghasilkan
persamaan sebagai berikut:
12
3
1.0
1.000
Sw
f w
1.0
1.00
0 Sw
f w
f ,S w Swf wf
S w
Swc 1-Sor
x x + dx
dx
ρww xq ρ
+ww dxxqAφdx
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 14
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 15/34
Mass flow rate = Rate of increase of mass
in – out in the volume element
( wwww dxxww xS
tdxAqq ρ
∂ )
∂φ=ρ−ρ + (2)
( ) ( )wwwwww xww xS
tdxAdxq
xqq ρ
∂∂
φ=⎟ ⎠
⎞⎜⎝
⎛ ρ∂∂
+ρ−ρ
Persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi:
)S(t
A)q(x
wwww ρ∂∂
φ=ρ∂∂
−
Dengan anggapan incompressible maka ρw = konstan sehingga dapat dihilangkan dari kedua
sisi:
t
SA
x
q ww
∂∂φ−=
∂∂
t
SA
x
q w
x
w
t ∂
∂φ−=
∂
∂ (3)
Untuk aliran incompressible, qt = konstan, dan dengan menggunakan:
f qq wtw =
maka
0t
SA
x
f q ww
t =∂
∂φ+∂
∂ (4)
Dengan membagi kedua sisi dengan A dan gunakan q = uA, maka:
0t
S
x
f u ww =
∂
∂φ+
∂
∂
Deferensiasi penuh dari saturasi air, Sw(x,t) adalah:
dt
t
Sdx
x
SdS w
x
w
t
w
∂
∂+
∂
∂=
Yang menjadi perhatian kita adalah gerakan dari bidang dengan saturasi konstan, sehingga
dSw = 0. Maka:
t
x
x
S
t
S
S
w
t
w
x w∂∂
∂
∂−=
∂
∂ (5)
Selanjutnya, dengan chain rule:
t
w
w
ww
t x
S
S
q
x
q⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜
⎝
⎛
∂
∂
∂
∂=
∂
∂ (6)
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 15
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 16/34
Sekarang, substitusi persamaan (6) ke dalam persamaan (3), yaitu:
t
SA
x
q w
x
w
t ∂
∂φ−=
∂
∂ (3)
diperoleh:
t
SA
x
S
S
q w
xt
w
w
w
∂∂
φ−=⎟⎟ ⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛
∂
∂
∂
∂
Selanjutnya, substitusi Persamaan (5):
dt
dx
x
SA
x
S
S
q
S
w
tt
w
w
w
w∂
∂φ=⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛
∂
∂
∂
∂
Atau
t
xA
S
q
Sw
w
t w∂∂φ=
∂∂ (7)
Lagi, untuk aliran incompressible, qt = konstan, dan dengan menggunakan:
f qq wtw =
diperoleh:
wSw
wt
dt
dxA
S
f q φ=
∂
∂
ww Sw
wt
S dS
df
A
q
dt
dx
φ= (8a)
Persamaan (8) di atas disebut dengan persamaan frontal advance atau persamaan Buckley-
Leverett, yang juga dapat ditulis sebagai:
S
f
A
qv
w
wtSw
Sw∂
∂
φ= (8b)
Persamaan frontal advance menyatakan bahwa untuk suatu injeksi air dengan laju injeksi
konstan maka kecepatan bidang saturasi konstan berbanding lurus dengan turunan
(derivative) persamaan fractional flow yang dihitung pada saturasi tersebut. Integrasi
Persamaan (8) untuk waktu sejak injeksi dimulai, maka
∫φ
=t
0t
w
w
S
dtqdS
df
A
1x
w
ww Swwi
SdS
df
A
Wx φ= (9)
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 16
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 17/34
dimana Wi adalah kumulatif air yang injeksikan sejak injeksi dimulai dengan asumsi bahwa
Wi = 0 pada t = 0. Dengan demikian Persamaan (9) dapat digunakan untuk memplot posisi
bidang saturasi konstan untuk waktu tertentu sejak injeksi dimulai dengan hanya menghitung
slope kurva fractional flow pada saturasi tersebut.
Namun, terdapat sedikit kesulitan untuk menentukan lokasi bidang saturasi konstan dengan
metode di atas karena bentuk kurva fractional flow yang menunjukkan bentuk ”S.” Dengan
bentuknya yang demikian, maka plot dari slope kurva fractional flow terhadap saturasi akan
menunjukkan titik maksimum seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini (kiri). Oleh karena
itu, penggunaan Persamaan (9) untuk memplot distribusi saturasi terhadap lokasi akan
berbentuk kurva seperti ditunjukkan pada gambar yang sama (kanan). Sudah tentu profile
saturasi seperti ini tidak mungkin terjadi karena ternyata ada lebih dari satu harga saturasi
pada satu lokasi yang sama. Yang terjadi sebenarnya di reservoir adalah bahwa pada harga
df w/dSw maksimum, yang berarti pada kecepatan maksimum, harga saturasi pada titik itu
akan mulai ”menutup” harga saturasi yang lebih rendah sehingga terjadi saturation
discontinuity atau shock front. Dengan kata lain, persamaan (8a) dan persamaan (9) hanya
bisa digunakan pada lokasi di belakang shock front, yaitu pada lokasi dimana harga saturasi
berada pada selang:
S1SS or wwf −<<
dimana Swf adalah saturasi shock front. Pada interval saturasi ini, umumnya gradient tekanan
kapiler dapat diabaikan sehingga persamaan f w vs Sw yang digunakan pada Persamaan (8a)
dan (9) menjadi lebih sederhana.
Perlu dicatat di sini bahwa untuk menggambarkan profil saturasi dengan benar menggunakan
persamaan Buckley-Leverett maka harus dapat ditentukan shock front (yaitu bidang
x
Sw
Swf
B
1-Sor
A
Swc
Sw
1-Sor Swc Swf
dSdf v
w
wSw ∝
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 17
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 18/34
saturation discontinuity). Bidang dimana terdapat diskontinuitas saturasi tersebut
digambarkan sebagai garis putus-putus pada gambar di atas (kanan). Secara grafis, bidang
tersebut dapat ditentukan jika luas daerah A sama dengan luas daerah B.
Penentuan Saturasi Rata-rata Dengan Metode Welge
Pada tahun 1952, sepuluh tahun setelah publikasi Buckley dan Leverett, Welge menyajikan
suatu metode yang lebih baik untuk menentukan hal yang sama seperti dilakukan oleh
Buckley dan Leverett. Metode Welge ini berkaitan dengan penentuan harga saturasi rata-rata
di belakang front seperti ditunjukkan oleh gambar skematik berikut:
Situasi yang digambarkan di atas adalah pada suatu waktu tertentu, sebelum terjadi water
breakthrough di sumur produksi dengan kumulatif injeksi Wi. Pada gambar di atas, saturasi
air maksimum, Sw = 1 – Sor , telah bergerak sejauh x1 dengan kecepatan yang sebanding
dengan slope kurva fractional flow seperti dijelaskan oleh Buckley-Leverett. Saturasi front
dari pendesakan, Swf , berada pada lokasi x2. Maka dengan menggunakan konsep material
balance:
)SS
(AxWwcw2i
−φ=
atau
φ=−
Ax
WSS
2
iwcw
Dengan menggunakan persamaan Buckley-Leverett, Persamaan (9), yang hanya berlaku
untuk lokasi di belakang front, x2:
dS
df
1SS
w
w
S
wcw
wf
=−
Sw
Swc
1-Sor
x
S w
Swf
x1 x2
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 18
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 19/34
Berdasarkan gambar skematik di atas, saturasi air rata-rata di belakang front, Sw, dapat pula
diperoleh dengan cara integrasi kurva profil saturasi, yaitu:
( )
2
x
xw1or
w x
dxSxS1
S
2
1
∫+−
=
Sedangkan menurut Buckley-Leverett, untuk sejumlah air yang diinjeksikan dengan Sw
S
≥
wf , maka berlaku:
ww Sw
w
SdS
df x ∝
sehingga
( )
wf
wf
or or
Sw
w
S
S1 w
ww
S1w
wor
w
dS
df
dS
df dS
dS
df S1
S
∫ ⎟⎟ ⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ +−
= −−
Dengan menggunakan kaidah integrasi (integration by parts):
∫∫ −= vduuvudv
wf
or
wf
or
wf
or
S
S1w
S
S1w
ww
S
S1 w
ww f )
dS
df S(
dS
df dS
−−−−=∫ ⎟⎟
⎠ ⎞
⎜⎜⎝ ⎛
Sehingga persamaan Sw di atas menjadi:
( )
wf
wf
or
wf
or or
Sw
w
S
S1w
S
S1w
ww
S1w
wor
w
dS
df
f dS
df S
dS
df S1
S−−−
−+−
=
Atau
wf
wf wf
Sw
w
Sw
Sw
wwf
w
dS
df
1f dS
df S
S
⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛ −−
=
Dengan demikian, Sw yang dihitung dari kurva profil saturasi adalah:
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 19
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 20/34
wf
wf
Sw
w
Sw
wf w
dS
df
f 1
SS
⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛ −
+=
Sehingga jika persamaan ini digabungkan dengan persamaan Sw yang dihitung dengan
material balance di atas, yaitu:
φ==−
Ax
W
dS
df
1SS
2
i
w
w
S
wcw
wf
(10)
maka dapat ditulis:
wcwwf w
Sw
Sw
w
SS
1
SS
f 1
dS
df wf
wf −
=−
⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛ −
=
Secara grafis, persamaan di atas ditunjukkan oleh gambar skematik berikut. Garis singgung
dari titik Sw = Swc, f w = 0 ke kurva fractional flow mempunyai kordinat Sw = Swf , f w = f w Swf
dan titik potong garis singgung tersebut yang diekstrapolasi sampai f w = 1 adalah Sw =Sw
, f w
= 1. Oleh karena itu, dengan sendirinya, saturasi rata-rata di belakang front dapat ditentukan
jika plot f w vs. Sw tersedia untuk seluruh interval berikut:
S1SS or wwc −<< .
1.0
1.00
0Sw
f w
S w
Swc 1-Sor
f w Swf
Swf
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 20
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 22/34
id
bt,idBT
q
Wt =
Setelah breakthrough, x tetap konstan sama dengan L dan Swe dan few meningkat sejalan
dengan injeksi seperti terlihat pada gambar di atas. Setelah breakthrough tersebut, penentuanrecovery relative lebih rumit dan memerlukan penerapan persamaan Welge untuk
memperoleh saturasi rata-rata Sw sesuai dengan harga saturasi pendesak pada titik keluar
(Swe), yaitu:
( )
weSw
wwewew
dS
df
1f 1SS −+=
Yang dengan menggunakan Persamaan (11) dapat pula ditulis sebagai:
( ) idwewewWf 1SS −+= (13)
Dengan mengurangkan Swc pada Persamaan (13) maka diperoleh Npd sebagai berikut:
( ) ( ) idwewcwewcw pd Wf 1SSSS N −+−=−= (PV) (14)
Untuk menggunakan Persamaan (12) dan (14) dilakukan prosedur sebagai berikut:
1. Gambar kurva fractional flow dengan persamaan berikut:
k
k 1
1
f
rw
ro
o
ww
μμ+=
atau
k
k 1
10x0133.1
sing
x
pA
q
k k 1
f
rw
ro
o
w
6
c
ot
ro
w
μ
μ+
⎟⎟ ⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ θρΔ−
∂
∂
μ+
=
Jika perlu, masukan efek gravitasi tapi abaikan efek gradient tekanan kapiler.
2. Tarik garis singgung dari titik (Sw = Swc, f w = 0) sehingga diperoleh kordinat Sw = Swf =
Swbt, f w = f w(Swf ) = f w(Swbt) dan ekstrapolasi ke f w = 1 menghasilkan .SS wbtw = Gunakan
persamaan berikut untuk mendapatkan recovery dan waktu pada saat breakthrough.
btw
bt
Sw
w
wcw btid bt
id bt
pd
dS
df
1SStqW N =−=⋅==
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 22
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 25/34
0.55 0.100 0.120 0.893 0.391
0.60 0.132 0.081 0.942 0.424
0.65 0.170 0.050 0.971
0.70 0.208 0.027 0.9870.75 0.251 0.010 0.996
0.80 0.300 0 1.000
Data yang diketahui:
θ = 0, h = 40 ft, φ = 0.18, Swc = 0.20, Sor = 0.20, μo = 5 cp, μc = 0.5 cp, qr = 1000 bbl/hari, Bo
= 1.3 bbl/STB, Bw = 1.0 bbl/STB
rw
ro
o
ww
k
k 1
1f
μ
μ+
=
( )( )
,Bf 1
Bf WOR
ow
wws −
= ( ) ww f f 1WOR =−
WOR = f w (WOR + 1)
1WOR
WOR f
w +=
( ) ( )
w
w
o
ws B
f
B
f 1WOR =
−
( )w
owwss
B
Bf f WOR WOR +=
⎟⎟ ⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ +=
w
osw
B
BWOR f
⎟⎟ ⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ +
=
w
os
sw
B
BWOR
WOR f
Setelah BT
( )( ) tahuncuft
cuft
365x615.5q
PVW
q
Wt
t
id
t
id ==
( )
( )( )
tahunW4.39
365x165.51000
18.0x2000x40x625Wid
id ==
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 25
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 26/34
( ) ( idwewcwe pd Wf 1SS N −+−= )
weSw
wid
dS
df
1W =
Pendesakan Dengan Kondisi Segregated Flow
Segregated flow umumnya terjadi pada reservoir miring dengan bottom water. Lagi, pada
daerah yang didesak air berlaku air yang mengalir dengan k rw= k rw* dan pada daerah minyak
(uninvaded zone) hanya minyak yang mengalir dengan k ro= k ro* dengan masing-masing harga
permeabilitas relative tersebut seperti dijelaskan di atas. Gambaran dari batas minyak-air
pada sistem 2 dimensi reservoir miring tersebut dapat berbentuk:
•
stabil
•
tidak stabil.
Pada kondisi stabil front bergerak pada sudut yang konstan sedangkan pada kondisi tidak
stabil front bergerak seperti lidah (tongue) dengan sudut front dengan arah aliran adalah 0
derajat. Ketiga bentuk front ini diberikan seperti gambar berikut ini dan aliran ini dikenal
pula sebagai segregated flow. Tentang segregated flow ini dan segregation drive akan
dijelaskan lebih lanjut pada Bab V: Segregation Drive.
θ
θ
θ
dx
β
β = 0
dy
x
y
Stabil
β < θ
Stabil
β > θ
β = 0
Arahaliran
Air
Minyak
dydx
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 26
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 27/34
Aliran terpisah (segregated flow) ini berdasarkan aliran incompressible yang mengikuti
persamaan Darcy dimana flux minyak dan air pada batas minyak-air adalah sama, yaitu:
⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜
⎝
⎛ θρ+
∂
∂
μ−==
6oo
o
*ro
to
10x0133.1
sing
x
pk k uu
⎟⎟ ⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ θρ+
∂
∂
μ−==
6ww
w
*rw
tw10x0133.1
sing
x
pk k uu
Dengan menggabungkan kedua persamaan tersebut dan menggunakan
( ) dy10x0133.1
singddp6woc θρΔ=ρ−ρ=
maka didapat persamaan
⎟ ⎠
⎞⎜⎝
⎛ +θμ
θρΔ=
⎟⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛
−
μ
μ1
tan
1
dx
dy
q10x0133.1
sinAk k 1
k
k
tw6
*rw
o
*ro
w
*rw
atau, dapat pula dituliskan sebagai
( ) ⎟ ⎠
⎞⎜⎝
⎛ +θ
=− 1tan
1
dx
dyG1M
jika
μμ=
o
*ro
w
*rw k
/k
M
wt
rw4
q
sin*kk 10x9.4G
μ
θγΔ= − yang disebut dengan gravity number (dimensionless).
dimana:
AIR
Sw = 1 - Sor
So = Sor
MINYAK
Sw = Swc
So = 1 – Swc
Pendesakan minyak oleh air di bawah
kondisi segregated flow
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 27
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 29/34
dicari secara geometri, dimulai pada saat BT (sebelum breaktrough N pD = WID).
( )or wc b
pPD
SS1V
N N
−−φ=
BTBT ID pD WtanL2h1 N =β−=
Setelah BT
( )β
−−=
tanhL2
yh1 N
2e
pD
β+=
tanhL2
y NW
2e
pDID
Prosedur penentuan kinerja
h - ye
β
θ
ye
β
−
tan
yh e
1.
Hitung G dan M
wt
*rw4
q
sinAk k 10x9,4G
μ
θγΔ= −
o*ro
w*rw
k
k M
μ
μ=
2.
Hitung sudut β
θ⎟ ⎠
⎞⎜⎝
⎛ −−=β− tan
G
G1Mtan
3. HitungBTBT ID pD W N =
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 29
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 30/34
β−=
tanL2
h1 N
BT pD
4. Tentukan NPD setelah berdasarkan 0h
y1 e >> , dengan pertambahan 1.0
h
ye = sampai
0.1hye =
( )β
−−=
tanL2
hy1h1 N
2e
PD
( )β
−+=
tanL2
hy1h NW
2e
PDID
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 30
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 31/34
Contoh 1: Penentuan Kinerja Reservoir Dengan Segregated Flow
θ = 25o, h = 40 ft, L = 2000 ft, W = 625 ft, γw = 1.04, k = 2000 mD, γo = 0.81, qt = 467
bbl/hari, φ = 0.18, Swc = 0.20, Sor = 0.20, μw = 0.5 cp, μo = 2.5 cp, k rw* = 0.3, k ro
* = 0.8
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 31
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 32/34
!!! WARNING !!!
THIS PAGE AND THOSE THAT FOLLOW ARE OLD VERSION
Buckley Leverett equation:
Dari conservation of mass didapat:
)S(t
A)q(x wwww ρ
∂∂
φ−=ρ∂∂
dan dijabarkan menjadi:
Sd
f d
A
qv
dt
dx
w
w
t
tS
Sw
wφ
==
Persamaan Buckley-Leverett
•
Suatu model untuk pendesakan tak tercampur (immiscible displacement)
• 1 – dimensi
•
Kondisi aliran : diffuse
• Diturunkan untuk aliran linier tapi bisa dikembangkan untuk aliran radial (buku Collins)
• Diturunkan untuk pendesakan minyak aoleh air ttapi bisa dikembangkan untuk
pendesakan minyak oleh gas
Tinjau suatu sistem reservoir linier, minyak didesak oleh air
Total aliran
qoBoqwBwt q +='
Sw berubah dari Sw/t menjadi (Sw + dSw)/t+dt sehingga laju peerubahan volume air dalam
volume element :
xt
Swdx Ac
dt
dW ⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ ∂
∂=
615.5
φ ....................................................... (1)
Jika water cut pada x adalah fw, maka water cut pada x + dx adalah (fw – dfw)
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 32
8/10/2019 4 II Pendesakan Linier
http://slidepdf.com/reader/full/4-ii-pendesakan-linier 33/34
Maka laju alir air yang masuk volume element pada x adalah fwq’t dan pada x + dx adalah
(fw – dfw) q’t sehingga :
t fwqt qdfw fwdt
dW '')( −−=
…………………………………………… (2)dfwt q'−=
Dari (1) & (2)
t x dx
dfw
Ac
t q
dt
Sw⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ −=⎟ ⎠
⎞⎜⎝
⎛ ∂
φ
'615.5 ……………………………… (3)
Jika viskositas minyak dan air konstan, makafw = f (Sw) yang berarti fungsi dari x dan t
dx x
Swdt
t
SwdSw
t x
⎟ ⎠
⎞⎜⎝
⎛ ∂
∂+⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ ∂
∂= ............................................. (4)
Dari sini, kita dapat menentukan kecepatan bidang saturasi (konstan),Swt
x⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ ∂
∂, yaitu untuk
dSw = 0
Sehingga (4) menjadi :
dx x
Swdt
t
Sw
t x
⎟ ⎠
⎞⎜⎝
⎛ ∂
∂+⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ ∂
∂=0
atau :
( )
t
x
Sw xSw
t Sw
t
x
)/(
/
∂∂
∂∂−=⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ ∂
∂
Dari persamaan (3) :
t
t
Sw xSw
x fw
Ac
t q
dt
x
)/(
)/('615.5
∂∂
∂∂=⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ ∂
φ
atau :
t Sw Sw
fw
Ac
t q
dt
x⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛
∂
∂=⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ ∂
φ
'615.5 ………………………………. (5)
Persamaan ini menggambarkan kecepatan front saturasi.
Jika total aliran konstan, makaSw
fw
∂
∂ konstan pada suatu harga Sw, sehingga dengan integrasi
persamaan (5)
∫∫ ⎟ ⎠
⎞⎜⎝
⎛ ∂
∂=
t
Sw
x
dt Sw
fw
Ac
t qdx
00
'615.5
φ
atau :
Pendesakan Linier Tak Tercampur, hal. 33