4 hal penting bagi mahasiswa baru
DESCRIPTION
Untuk jurusan Fakultas KedokteranTRANSCRIPT
Antara bulan Juli-Agustus di tiap tahun merupakan waktu-waktu penerimaan mahasiswa baru di berbagai
perguruan tinggi di Indonesia. Tak terkecuali bagi fakultas-fakultas kedokteran.
Eforia yang tercipta dari penerimaan ini tergambar begitu jelas dari raut muka mahasiswa-mahasiswa baru yang
bersemangat dan menunjukkan entusiasme yang tinggi. Tak salah nampaknya, mengingat mereka telah melalui
tes yang luar biasa sulitnya dengan persaingan yang sangat ketat. Karena saya berasal dari FK UGM, saya
cukup tahu bahwa persaingan disini adalah 1 : 100. Artinya, 1 kursi diperebutkan oleh 100
orang. Wow !
Nah, bagi yang sekarang sudah diterima, tentu tak perlu terlalu larut dalam kesenangan. Perjalanan kalian
sebenernya baru saja dimulai. Ya perjalanan menjadi seorang dokter. Lantas, hal-hal apakah yang harus
disiapkan dalam masa-masa sebelum masuk kuliah ? Berikut akan saya sharing kan dari pengalaman saya.
1. Menyusun rencana hidup
Hal paling pertama yang harus disiapkan dengan sangat baik adalah menyusun rencana hidup. Terkesan berat
ya ? Ok, saya akan coba membumikan bahasa ini.
Intinya, kuliah di fakultas kedokteran merupan langkah awal untuk memulai kehidupan sebagai seorang dokter.
Dan menjadi dokter menurut saya bukanlah sebuah pekerjaan tapi merupakan
jiwa dan sifat kita nantinya. Refleks-refleks yang ditunjukkan oleh seorang dokter untuk menolong
pasiennya akan menjadi sebuah bagian dari kebiasaannya.
Karena itu perlu disusun rencana hidup yang jelas. Cara yang paling mudah adalah dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut :
■ Mengapa kamu memilih untuk kuliah di kedokteran ? Apakah ini sudah sejalan dengan cita-cita dari hati
nuranimu sendiri ?
■ Apa cita-cita mu secara spesifik nanti ketika telah luuls menjadi dokter ?
■ Apakah kamu akan jadi mahasiswa tipe pembelajar murni, ataukah belajar sambil berorganisasi dan
bermasyarakat ?
Ketiga pertanyaan itu penting untuk kamu jawab lebih dulu sebelum memulai kuliah di kedokteran, karena
ketika kalian untuk memutuskan kuliah di fakultas ini sungguh akan banyak
distraksi yang jika sejak awal tidak bisa kita manajemen dengan baik membuat
semua rencana hidup kita berantakan .
2. Tempat Tinggal
Sebagian besar, fakultas-fakultas kedokteran diisi oleh mahasiswa yang berasal dari luar kota. Apalagi bagi
universitas yang favorit. Nah, karena itu kebutuhan tempat tinggal ini menjadi sangat penting. Selain itu tempat
tinggal juga akan membentuk kebiasaan dan tabiat kita, baik secara sadar ataupun tidak.
Sebuah pepatah yang cukup terkenal menyebutkan, “Kamu adalah siapa temanmu”. Kalau
diartikan, kita adalah dengan siapa kita berteman. Dan teman terdekat adalah
teman satu tempat tinggal kita.
Untuk pilihan tempat tinggal ada 3 alternatif. Yakni rumah sendiri, kost, atau kontrakan. Semuanya memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kita akan bahas satu persatu disini secara lebih jelas.
Rumah Sendiri
Rumah sendiri ini bisa dimaknai dengan rumah milik orang tua kita atau rumah yang orang tua kita belikan untuk
kita. Ada yang memilih untuk tetap tinggal bersama orang tua, ada juga yang tinggal sendiri dengan dibelikan
rumah. Memang dengan memiliki rumah sendiri, kita akan lebih bebas dalam mengatur semuanya. Namun
dengan tinggal sendirian di sebuah rumah dengan tidak ada teman yang bisa diajak belajar bersama merupakan
hal yang tidak mengenakkan. Terutama bagi kalian yang memiliki pola belajar harus berkelompok atau butuh
dijelasin orang lain.
Keuntungan dengan memiliki rumah sendiri adalah dalam hal tanggung jawab. Kita sudah mengemban tanggung
jawab yang cukup besar untuk mengelola sebuah rumah. Hal ini tentu baik buat masa depan kita.
Kost
Saran saya, pilihlah kost yang tak terlalu jauh dari kampus. Kalau bisa kost itu bisa ditempuh dengan berjalan
kaki dalam waktu yang tidak cukup lama. Selain untuk menggalakkan hidup sehat bagi mahasiswa kedokteran,
juga berdasarkan pengalaman saya, mobilitas kampus-kost itu sangat tinggi. Apalagi bagi orang-orang yang
gampang ketinggalan barang seperti saya.
Untuk fasilitas kost sendiri, silahkan disesuaikan dengan kebutuhan. Di sekitar kampus, biasanya banyak penjual
barang-barang kebutuhan kost yang relatif murah dan variasi barang yang banyak.
Jangan terlalu banyak mengisi barang-barang di kost dengan sesuatu yang tak berhubungan banyak dengan kuliahmu di kedokteran, karena hal itu bisa mengganggu fokusmu dalam belajar. Karena kost kita adalah tempat kita melakukan segalanya, mulai dari bersantai, belajar hingga istirahat. Tidak seperti dirumah kita yang bisa melakukan banyak hal-hal khusus di ruangan khusus.
Berikut beberapa syarat kost yang baik bagi mahasiswa kedokteran :
■ Tidak terlalu jauh dari kampus
■ Suasana yang kondusif dan aman
■ Akses ke tempat berbagai kebutuhan sehari-hari yang mudah
■ Kost bebas asap rokok
Rumah Kontrakan
Nah ini juga bisa menjadi alternatif buat kamu-kamu, rumah kontrakan. Sekarang saya memilih tempat tinggal ini
bersama beberapa teman-teman satu fakultas. Keuntungan dengan tinggal di rumah kontrakan adalah kita bisa
menentukan dengan siapa saja kita tinggal. Sebaiknya memang satu fakultas, mengingat hal ini bisa kita
manfaatkan juga untuk belajar bersama. Sehingga ada konsep saling mengawasi antar teman dalam satu rumah
itu.
Namun bagi kalian yang ingin memilih ngontrak rumah bersama beberapa teman berlainan fakultas saya juga
tidak bisa menganggap hal itu buruk. Karena dengan ngontrak bersama rekan-rekan yang berbeda profesi,
harapannya perspektif kita bisa menjadi lebih luas lagi mengenai berbagai hal.
3. Mental
Kuliah di kedokteran ibarat sebuah pertempuran hidup. Yang namanya
pertempuran tentu butuh mempersiapkan mental pejuang yang tidak biasa.
Khusus di kedokteran, mental yang dibangun adalah mental tidak mudah menyerang. Bayangkan dengan
keseharian kehidupan mahasiswa FK yang sudah saya dan teman-teman saya alami dalam 3 tahun terakhir ini.
Mulai dari bahan kuliah yang tidak sedikit, buku-buku teks yang setebal bantal, atau deadline-deadline
laporan yang mepet. Semuanya butuh usaha yang sangat-sangat keras dan tidak biasa.
Mental tidak pantang menyerah ini termanifestasi dalam bentuk sifat yang namanya “rajin”. Ya rajin. Bahkan beberapa dosen saya pernah berujar, “Kuliah di FK itu tidak perlu terlalu memusingkan masalah pintar atau tidak, kalian semua sudah pintar, buktinya bisa menyingkirkan ribuan pelamar lainnya. Sekarang yang harus kalian fokuskan adalah sifat rajin.”
Setelah saya endapkan cukup lama, benar juga kata dosen saya ini. Dengan rajin buku setebal bantal itu
akan lebih pilih kita baca dibanding merapat ke bantal yang sebenernya untuk tidur. Dengan rajin,
kita mau mulai mencicil mengerjakan laporan praktikum, sehingga tak harus terburu-buru disaat-
saat akhir deadline.
4. Buku dan Materi
Hal ini juga tak kalah pentingnya untuk disiapkan sejak awal. Banyak orang awam bilang kuliah di kedokteran itu
membutuhkan biaya mahal. Salah satunya adalah dalam pemenuhan kebutuhan buku-buku.
Sebenernya hal ini bisa diakali dengan membeli buku-buku yang penting. Efektif dalam membeli buku akan
sangat banyak men-save uang kamu dalam jumlah yang cukup signifikan.
Lantas darimana kita tahu, bahwa buku mana saja yang penting kita beli ?
Biasanya setiap kampus memiliki buku acuan yang berbeda-beda dalam tiap tahunnya. Tergantung dengan
kurikulum dan metode pembelajarannya. Jadi biasanya setiap dosen akan mengeluarkan
buku-buku favoritnya.
Cara lainnya adalah dengan mendengar anjuran kakak kelas tentang buku-buku apa yang
harus dipakai. Biasanya untuk tahun pertama, digunakan buku-buku medis dasar seperti bidang Physiology dan Anatomi.
Dari ke-4 tips tadi, mudahan bisa membantu calon teman-teman sejawat untuk mengawali kuliah di kedokteran
ini dengan awal yang luar biasa. Harapan saya, dengan awal yang luar biasa, hasil akhirnya pun akan luar biasa
pula.
Amin.
*************************************
Sebagai seorang mahasiswa kedokteran, Anda mungkin merasa bahwa Anda harus lebih
khawatir tentang daripada rekan-rekan Anda dalam berbagai jurusan. Sementara
kebanyakan siswa undergrad berkonsentrasi pada kelas mereka dan kehidupan sosial
mereka, sebagai mahasiswa dengan ambisi medis Anda dipaksa untuk berpikir tentang banyak lagi. Itu adalah karena, tentu saja, sekolah kedokteran mengharapkan lebih dari sekadar IPK kuat dari pelamar mereka. Sekolah kedokteran ingin melihat catatan kuat dari kegiatan ekstrakurikuler, waktu yang dihabiskan sukarela, dan pengalaman dalam pekerjaan medis terkait dengan tambahan IPK bintang. Jadi sementara banyak dari teman-teman kuliah
Anda dapat menghabiskan malam bermain video game dan akhir pekan berpesta,
kehidupan tidak begitu sederhana untuk Anda. Saya punya kabar baik untuk Anda,
namun. Sementara hidup akan selalu menuntut untuk mahasiswa kedokteran, Anda tidak
harus menyerah pada kehidupan sosial Anda dan mengundurkan diri diri untuk bekerja,
belajar atau tidur 24/7. Kunci untuk mencapai keseimbangan yang baik antara persiapan karir Anda dan kehidupan sosial Anda terletak pada memprioritaskan dan penjadwalan. Jauhkan membaca untuk saran praktis tentang bagaimana untuk mencapai keseimbangan bahwa:
1) Memprioritaskan. Itu mustahil untuk struktur hidup Anda dan waktu Anda jika Anda
belum menentukan prioritas Anda. Sehingga mengambil langkah pertama keluar pensil
dan daftar prioritas Anda. Jika Anda serius tentang mendapatkan ke sekolah medis yang
baik, Anda akan harus akademisi dan kegiatan ekstrakurikuler yang tinggi pada daftar
Anda. Tapi itu tidak berarti Anda tidak dapat daftar kehidupan sosial atau atletik tinggi
pada daftar juga.
2) Jadwal. Setelah Anda membuat daftar prioritas Anda, sekarang saatnya untuk
membuat rencana. Menemukan kalender mingguan (siang hari perencana bekerja
dengan baik) dan mulai penganggaran waktu Anda. Mulailah dengan prioritas utama
Anda dan jadwal waktu yang diperlukan untuk mencapainya. Kemudian pindah ke kedua
prioritas dan jadwal waktu yang cukup. Terus bergerak turun daftar Anda sampai Anda
kehabisan waktu untuk jadwal. Apakah Anda dapat menemukan waktu untuk setiap
prioritas? Jika demikian, besar. Untuk sebagian besar dari Anda realistis jawabannya
adalah mungkin tidak ada hanya tidak cukup waktu setiap minggu. Tapi tidak apa-apa,
karena setidaknya sekarang Anda melihat hidup Anda realistis. Anda telah
mengidentifikasi prioritas Anda dan Anda mendapatkan untuk sebanyak seperti yang
Anda mungkin bisa.
3) Tetap berpegang pada jadwal. Waktu yang Anda telah menghabiskan
memprioritaskan dan penjadwalan ada artinya jika Anda tidak memiliki disiplin untuk
tetap berpegang pada jadwal yang Anda buat. Tapi godaan untuk melemparkan jadwal di
sampah dan bermain video game dengan teman sekamar Anda semua sore hanya harus
menolak. Jika tidak, Anda akan berakhir menyia-nyiakan waktu yang Anda telah
mengabdikan untuk tugas-tugas yang lebih penting.
4) Belajar untuk menjadi efisien. Sebagai Anda menjadi terbiasa untuk mengikuti jadwal
Anda, mudah-mudahan Anda akan dapat menghemat waktu di sana-sini. Seperti yang
Anda lakukan itu, Anda dapat menyesuaikan rutinitas sehari-hari dan cocok di lebih dari
prioritas Anda. Mencari pemboros waktu dan mencoba untuk memotong mereka
misalnya, banyak siswa mendapatkan terhisap ke dalam browsing internet selama
sepuluh atau lima belas menit setiap kali mereka duduk di depan komputer untuk
memulai sebuah proyek. Jika Anda dapat memotong hal ini, Anda akan menghemat satu
atau dua jam setiap minggu waktu yang berharga yang Anda bisa menghabiskan lebih
efisien.
Hidup sebagai seorang mahasiswa kedokteran adalah sibuk, tidak ada pertanyaan
tentang hal itu. Tapi itu mungkin untuk mencapai keseimbangan antara akademisi,
kegiatan ekstrakurikuler dan hidup Anda sosial atau rekreasi. Melakukannya memerlukan
disengaja memprioritaskan, penjadwalan, dan sejumlah besar disiplin untuk tetap
berpegang pada jadwal Anda. Tapi itu dicapai aku tahu Anda dapat melakukannya!
Akhirnya, aku masuk juga ke semester 2, semoga semangat aku masih membara sampai sumpah dokter kelak. *pray, amen*Emang aku belum ada sampai 1 tahun mengenyam pendidikan di fakultas kedokteran. Tapi, malam ini aku mau share tentang kedokteran. Aku mau nyadarin bagi mereka-mereka yang mau masuk ke Fakultas Kedokteran *dan pada kenyataannya pun, aku masih perlu disadarkan*. Di dalam tulisan ini, aku ga bermaksud menjatuhkan mental ataupun menyemangati mereka-mereka yang membayangkan indahnya kelak menjadi dokter. Aku hanya mengupas sedikit, gimana rasanya jadi anak kedokteran itu.Sadari sekali, fakultas kedokteran emang sangat diminati banyak orang. Berasa keren sekali kalau ditanya,”Lanjut kemana nih?”. Pasti dengan malu-malu terselip bangga,”di Fakultas Kedokteran, om, tante”. Ga salah sih untuk membanggakan prodi yang satu itu. Menjadi dokter itu pekerjaan mulia *pikiran orang umum*. Layaknya penolong hebat disaat sekarat. Ya! Hebat!Tapi, menjadi dokter bukanlah hal yang mudah. Pikirkan hal-hal berikut:
1. Apa benar kalian tahu tujuan jadi dokter itu apa?
2. Apa kalian sungguh-sungggu ingin belajar jadi dokter?3. Apa kalian sanggup menjalani proses jadi dokter?4. Apa kalian mengerti konsekwensi jadi dokter?5. Apa kalian, apa kalian, apa kalian???
Sebenarnya banyak pertanyaan tentang hal yang sangat berpengaruh untuk menjadi dokter. Inti dari kehidupan manusia kedokteran adalah TUJUAN, KESUNGGUHAN, PENGORBANAN dan KONSEKWENSI.
a. TUJUANSadar atau tidak sadar banyak orang mengira, menjadi dokter itu mudah. Banyak orang beranggapan, menjadi dokter adalah pekerjaan yang sangat menjanjikan. Banyak orang berpikiran bahwa dengan menjadi dokter, strata sosialnya akan melambung tinggi. Menyebutkan dirinya adalah dokter adalah suatu kebanggaan yang tak ternilai. Mendapatkan gelar dokter adalah tanda ia mempunyai intelektual yang tinggi. Namun, untuk menjadi seorang dokter yang benar-benar dokter bukan itulah tujuannya.Tujuan dari dokter adalah MELAYANI. “kau harus punya rasa empati terhadap pasienmu. Mau kau mendengarkan dia dengan baik, mau kau membuatnya nyaman ketika berobat denganmu. Dokter bukan hanya masalah kepintaran dan materi, tapi gimana hati nuranimu merasakan apa yang pasienmu rasakan.”dosen. Ya! Aku sempat kaget dengan kata-kata ini. Aku mereasa ciuuuutt sekali dengan kata-kata ini. Apa aku pantas jadi dokter? Apa aku pantas menjadi perpanjangan tangan Tuhan di dunia ini? *pikirkan, apakah kau sanggup untuk melayani?*
b. KESUNGGUHAN“Sadari! Biaya untuk pendidikan dokter bukan hal yang murah. Ingat ayah dan ibumu mencari uang siang dan malam hanya untuk harapan kau jadi dokter. Menjadi dokter bukan hal mudah! Sekali lagi MENJADI DOKTER BUKANLAH HAL YANG MUDAH. KAU MESTI BELAJAR PAGI SIANG MALAM.”dosen. Pernah kah kalian melihat buku-buku kedokteran? Ya, tahu kah kalian, tidak sedikit mahasiswa kedokteran yang jenuh melihat buku-buku tebal itu sebelum membacanya. Namun, aku selalu berusaha menyadari,”Demi pasien-pasienku dimasa depan, gw harus melahap semua ini.”. Ga ada yang bisa sangat memotivasi diri kalian, kecuali diri kalian sendiri. Pulang praktikum entah sampai jam berapa, belum lagi tugas ini dan itu. Belum lagi banyak kuis dan berbagai macam tanda-tanda penyakit yang mesti dihapal. Salah mendiagnosis, salah memberi obat, dirimu sendiri taruhannya. Sadari! Kedokteran bukanlah pekerjaan yang mudah. Memang hidup matinya seseorang berada di tangan Tuhan, tapi bersyukulah Tuhan masih memberimu kesempatan untuk mencoba menjadi dokter dan ga pantas buatmu untuk menyianyiakannya.
c. PENGORBANAN
Ini adalah salah satu yang sangat penting. Untuk menjadi seorang dokter perlu banyak yang diketahui. Dan untuk semua itu, perlu banyak pengorbanan yang dilakukan. Dari materi, waktu sampai hal-hal yang kita impi-impikan pun mesti tertunda. Untuk soal materi, aku sudah bicara diatas tadi dan kini masalah waktu. Aku pernah menemukan kata-kata sperti ini,”calon dokter bukanlah pacar dambaan”. Sesungguhnya, menjadi pacar seorang anak kedokteran bukanlah hal yang mudah. Tak banyak waktu yang bisa dibagi untuk jalan-jalan, nonton atau apa pun itu bersama pacar. Untuk yang benar-benar ingin menjadi dokter yang benar-benar dokter, kebanyakkan waktunya dibuat untuk membaca buku, praktikum, dan berdiskusi. Jujur saja, aku belum banyak-banyak kali membaca buku, tapi hal ini mulai terasa buat kehidupanku.
d. KONSEKWENSIIngat baik-baik, Menjadi dokter bukan hal yang mudah. “kalau kau salah mengobati pasien, resikonya besar. Kau akan mengalami kerugian yang besar”, dosen. Haha! Gw emang masih ga percaya diri, gimana kalau aku nanti memeriksa pasien aku dan rupanya salah mendiagnosa penyakitnya? Ondeh, MALPRAKTEK bung! Mengerikan! Kedokteran sangat dekat pertemanannya dengan hukum. Salah menuliskan rekam medik saja, kalian bisa dituntut. Haissss, kebayang dong seremnya. Belum lagi dicap sebagai dokter abal-abal. Karena emang kenyataannya, banyak sekarang dokter yang hanya bergelar dokter. Aku pun takut untuk menjadi dokter yang seperti itu. Dalam pikiran aku sekarang, ”apa aku bisa????”Emang kehidupan proses menjadi dokter bukanlah seindah gelar dr.di depan namu kelak. Gelar dr.itu berat. Namun sampai kapanpun, pekerjaan dokter emang pekerjaan paling mulia. Namun apa aku dan kalian bisa menjadi dokter yang benar-benar dokter?Pahami..
“BANYAK ORANG TERPANGGIL,NAMUN TAK BANYAK YANG
TERPILIH.”Ini pilihan hidup kalian untuk masa depan. Jangan salah langkah. Benar-benar pikirkan prodi apa yang ingin kalian ambil. Jangan sampai kalian berhenti ditengah jalan dan menyia-nyiakan umur dan uang orang tuamu dikemudian hari.owya! Aku juga have fun dengan pendidikan yang aku jalani sekarang. Tergantung kitanya aja memandang sesuatu itu gimana. kalau emang bawaannya Happy, Kehidupan anak Fakultas Kedokteran seru dan sangat SESUATU. haha *LOLSalam dariku..
. Bagaimana pandangan teman mengenai kehidupan mahasiswa kedokteran?a. Jadwal belajar?
Ranti:”Belajar untuk anak FK(Fakultas Kedokteran) harus sedikit keras karena bahan sangat banyak dan harus dimengerti.”Arief:”Gak tentu euy, tergantung mood tapi kalau mo ujian, biasanya sih H-1 baru deh study hard.”Edwin:”Tiap semester baru sudah mau niat untuk belajar tiap hari, tapi pas mau mulai belajar, ternyata ujian tinggal seminggu lagi.”
b. Tugas-tugasnya?Ranti:”Tugas yang dikasih Fakultas membuat mahasiswa lebih mandiri walaupun lebih berat karena harus mencari sendiri, tapi lebih memacu mahasiswa untuk mencari tahu lebih banyak.”Arief:”Tadinya dikirain banyak, tapi pas di FK, ternyata masih banyak tugas SMA, paling kalau kuliah sih ‘learning issue’ dan skripsi yang berat.”Edwin:”belajar dengan sebaik-baiknya , cari pengalaman(apa aja)”
c. Metode belajarnya?Ranti:”Menurut saya harus dicicil karena bahan sangat banyak, kalau langsung SKS(sistem Kebut Semalam) cepat masuk tapi cepat lupa juga : ) sayang kan?Arief:”Kalau saya sih SKS padahal pengennya sih gak begitu, tapi malas banget, hehe…”Edwin:”Menyendiri di tempat sepi, kalau sudah siap baru turun gunung.”(ed:Hehe maksudnya turun gunung adalah siap ujian)
d. Tantangannya?Ranti:”Lebih capek karena harus lebih aktif, tapi self-studi(belajar sendiri) menurut saya sangat efektif untuk tahu sedalam-dalamnya tentang suatu ilmu.”Arief:”Berat banget, tapi pas mau ujian SOCA(ujian lisan), OSCE(ujian praktik), sama skripsi aja. Kalo sehari-hari sih biasa aja haha…”Edwin:”rasa kantuk, komik, novel, buku-buku bacaan, main game , ngobrol-ngobrol.”
2. Bagaimana perasaan kamu belajar di FK?Ranti:”seneng!!tapi kalau mau ujian…ampun!!menderita!!Arief:”menyenangkan, kecuali mau ujian apalagi mau SOCA, OSCE, ujian skripsi kali ye”Edwin:”seneng & biasa aja, tapi seneng.”
3. Menurut kamu perlu apa supaya bisa jadi dokter?Ranti:”tekun , jangan pernah puas, sabar, tapi jangan serius banget lah(ntar stres)”Arief:”3B:Brain, behaviour, bravement”Edwin:”perlu niat, usaha dan uang”
4. Apa yang berbeda antara SMA dengan kuliah?Ranti:”teman-temannya lebih heterogen, pelajarannya lebih banyak”Arief:”ya jelas pelajarannya lah, terus kalau kuliah ngekost, harus bisa ngatur hidup sendiri.”Edwin:”Kalau belajar sama saja, tapi kuliah sedikit lebih menarik soalnya kalau SMA ada pelajaran yang kurang disukai”
(ed:kalau kuliah kebanyakan mahasiswa berasal dari daerah yang jauh sehingga harus kost)
5. Bagaimana pandangan teman-teman mengenai kehidupan koas?a. Jadwal belajar
Ranti:”sepertinya lebih sibuk, secara harus belajar, perseptor, jaga,jadi belajarnya tidak harus lama tapi efektif.”Arief:”sepertinya harus lebih rajin deh, sebentar lagi sudah mau jadi dokter, terus sudah mulai berhadapan dengan pasien.”Edwin:”sepertinya lebih menyenangkan karena ketemu banyak orang, tidak cuma baca buku.”
b. TugasnyaRanti:”sepertinya fakultas sudah memproporsikan dengan benar tugas-tugas kita.”Arief:”Katanya lebih banyak, belum lagi ada jaga UGD(Unit Gawat Darurat), bakalan ngantuk deh”Edwin:”belajar dari hidup dan hidup untuk belajar”
c. TantangannyaRanti:”membagi waktu antara belajar, jaga, dan main”Arief:”Waktu tidur, main futsal &sepak bola, terus buat jalan-jalan bakalan berkurang. Sudah begitu harus rajin dan skillful begitu..”Edwin:”Pinter bagi waktu, harus bisa berkomunikasi dengan baik agar tidak menyinggung”
6. Harapan kalau sudah menjadi dokter mau menjadi dokter yang bagaimana?Ranti:”dokter yang bertangan dingin kaya, tidak feodal, amin…amin”Arief:”dokter yang sukses, kaya, keren, dan berguna bagi agama, bangsa &negara.”Edwin:”dokter yang baik dan ramah dengan pasien”
Wah wah itulah pendapat teman-teman kita yang sedang kuliah di FK. Berbeda-beda ya?tapi ada juga yang sama pendapatnya. Pendapat teman-teman kita ini mungkin subjektif tapi bisa kita ambil manfaatnya.
Sekian dulu ya teman-teman,kalau ada kata-kata yang salah atau tidak sesuai tolong dimaafkan dan diberitahu ya : ) saya masih belajar.
Nb:Terimakasih Ranti, Arief, Edwin.coklatnya nanti ya kalau ada uang lebih hehe ditunggu ‘comment ‘nya ya..
reportase Antari Nurayban G...
Koass tuh ,,,,,,
Susah, capek, harus belajar dg sungguh2, d place for nosocomial infection, banyak halangan2 yg
unpredictable mungkin karena berhubungan dg manusia kalee ya,,namanya juga manusia, beda
kepala beda isinya,, always ready for on call t’utama di bagian forensik.
Tugas qt tuh dah kyk dokter beneran ja cuman ga dpt gaji kalee ya.. Qt blajar bener2 aplikatif,
lebih ngedeketin qt lg dg pasien, ngebwt qt jd lebih tw medan tempur nantinya coz qt bener2 turun
ke lapangan. Tanggung jawab jg lebih berat coz bener2 dah berhubungan dg yang namanya
manusia…
Tapi yg lebih penting lg,,qt jd dpt guru tambahan selain buku2, dosen2, internet2, tmn2 qt…Qt dpt
tmbhan guru, bahkan guru yang sebenarnya yaitu PASIEN…
Trus biaya hidup jg katanya lebih mahal ya ??!! Mulai dari biaya kostan yang itungannya perbulan
rata2 500ribu (actually ada sih yang kurang dari itu, kalo qt mw bener2 nyarinya) ditambah biaya
makan yang harganya makanannya jauh lebih mahal daripada di jatinangor…
Ya… itulah hidup,, siasati dg cerdik, insya Allah tidak memberatkan…
Overall, koass beda bgt dg mahasiwa.. Kalo mahasiwa, tugas qt msh belum tlalu berat, masih bisa
rada nyante lah,,,ke kampus tuk tutorial ketemu dosen n temen2, skill lab ketemu manequin,
kegiatan lab ketemu mencit ama kelinci..Coba koass ??!!
But… Nikmatilah perjalanan hidup qt OKAY !!!….
Oia, nih da pesen2 dari Yen Yin bwt qt2 yg insya Allah masuk koass.. katanya :::
* Hunting2 buku2 yg sifatnya diagnostik, praktikal, dan aplikatif
* Belajarlah dari mata maksudnya blajar dari pa yg qt liat
* Trus jgn blajar terus jg,, ntar kecapekan blajar loh..ya kale2 blajarnya
diganti blanja,he.he. Lumayanlah di sekitar RSHS bnyak fasilitas yang
menawarkan untuk merefresh diri qt..Ke utara da tmpat Aa Gym, PVJ,,ke barat da BTC,
Giant,,ke selatan da IP, tempat tunanetra,,ke timur da ITB, Bontang, BIP, Gramed…
* Belajar juga dari kesalahan dan jangan ulangi kesalahan tsb
Oia.. pesen yang cukup penting nih,, dari sekarang mulailah belajar dg benar,,ya
walaupun qt msh mahasiwa msh blajar tapi mahasiwa ini saat qt nyipain perbekalan menuju koass
nanti..Kata Yen Yin, kalo msh mahasiwa salah, msh dimaklumi,,tapi kalo di koass salah, habislah
qt..
Yupzz,, itukan pendapat tmn2 qt yg blm masuk koass,,mungkin lbh afhdhol dari yg pnh ngalamin
langsung kalee ya.. Wallahu ‘alam