4. analisa dan pembahasan 4.1. gambaran umum objek ... · perseroan (persero) dan juga sebagai pkuk...
TRANSCRIPT
35
Universitas Kristen Petra
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1. Sejarah PT. PLN (Persero)
Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di
Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang
bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik
untuk keperluan sendiri.
Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-
perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada
pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II.
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada
Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini
dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai
Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif
menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan
tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden
Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan
Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5
MW.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi
BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di
bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada
saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)
sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN)
sebagai pengelola gas diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status
Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik
Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan
tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan
kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak
36
Universitas Kristen Petra
tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi
kepentingan umum hingga sekarang.
Saat ini PT. PLN (Persero) berlokasi di Jalan Trunojoyo Blok M/I135,
Jakarta. PT. PLN (Persero) sendiri memiliki 39 unit bisnis yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya adalah PT. PLN (Persero) Distribusi
Jawa Timur yang bertugas sebagai PLN pusat untuk wilayah Jawa Timur.
4.1.2. Visi, Misi dan Motto PT. PLN (Persero)
4.1.2.1. Visi PT. PLN (Persero)
PT. PLN (Persero) memiliki visi perusahaan, yaitu:
“Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang,
Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.”
Sedangkan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur yang merupakan
lokasi penelitian juga memiliki visi perusahaan yang di mana diturunkan melalui
visi pusat, yaitu:
“Diakui sebagai pengelola distribusi tenaga listrik yang efisien dengan
keandalan dan kualitas pasokan listrik yang memenuhi tuntutan pelayanan kelas
dunia”
4.1.2.2. Misi PT. PLN (Persero)
Terdapat 4 misi PT. PLN (Persero), yaitu:
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
4.1.2.3. Motto PT. PLN (Persero)
“LISTRIK UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK”
37
Universitas Kristen Petra
4.1.3. Logo PT. PLN (Persero)
Gambar 4.1. Logo PT. PLN (Persero)
Sumber: www.pln.co.id, 2011
4.1.4. Struktur PT. PLN (Persero)
Gambar 4.2. Struktur Perusahaan PT. PLN (Persero)
Sumber: www.pln.co.id, 2012
Gambar 4.2. menunjukan struktur perusahaan PT. PLN (Persero). Dapat
dilihat bahwa pemimpin utama dari PT. PLN (Persero) dipegang Direktur Utama.
Direktur Utama ini membawahi direktur-direktur lain yang memiliki spesifikasi di
bidang kerjanya masing-masing. Salah satunya adalah direktur operasional Jawa
Bali.
Direktur operasional Jawa Bali memiliki tugas untuk mengawasi
operasional kantor distribusi yang ada di wilayah Jawa dan Bali. Salah satu kantor
distribusi yang dibawahi oleh direktur operasional Jawa Bali ini adalah PT. PLN
38
Universitas Kristen Petra
(Persero) Distribusi Jawa Timur. Dalam hal ini, PT. PLN (Persero) Distribusi
Jawa Timur menjadi lokasi penelitian
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur terbagi menjadi 8 bidang,
diantaranya General Manager dan Ahli, Niaga, Keuangan, SDM Organisasi,
Distribusi, Perencanaan, Komunikasi Hukum Administrasi dan Audit Internal
dengan jumlah karyawan total adalah 248 orang.
Melihat kebutuhan dari jumlah karyawan di setiap bidang, bidang
distribusi paling banyak membutuhkan karyawan. Hal ini di karenakan bidang
distribusi merupakan bidang yang memiliki lingkup kerja yang memerlukan
kegiatan terjun lapangan, seperti pemasangan trafo, pemeliharaan pembangkit
listrik, dan lainnya. Untuk itulah mengapa bidang ini membutuhkan banyak
tenaga kerja dibandingkan dengan bidang lainnya.
Dalam penelitian ini, keseluruhan karyawan dijadikan responden (total
sampling).
4.1.5. Unit Bisnis PT. PLN (Persero)
Unit bisnis PT. PLN (Persero) dibagi menjadi beberapa daerah Pelayanan
yang melayani seluruh Indonesia, diantaranya:
1. PLN Wilayah Nanggroe Aceh Darussalam
2. PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara dan Aceh
3. PLN Wilayah Sumatera Utara
4. PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara
5. PLN Wilayah Sumatera Barat
6. PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Selatan-Barat
7. PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau
8. PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Kalimantan
9. PLN Wilayah Lampung
10. PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sulawesi
11. PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu
12. PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
13. PLN Wilayah Bangka Belitung
14. PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan
39
Universitas Kristen Petra
15. PLN Wilayah Kalimantan Barat
16. PLN Pembangkitan Muara Tawar
17. PLN Wilayah Kalimantan Timur
18. PLN Pembangkitan Tanjung Jati B
19. PLN Wilayah Kalimantan Selatan & Tengah
20. PLN Pembangkitan Cilegon
21. PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur
22. PLN Penyaluran & Pusat Pengatur Beban Jawa Bali
23. PLN Wilayah Maluku & Maluku Utara
24. PLN Penyaluran & Pusat Pengatur Beban Sumatra
25. PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat
26. PLN Jasa Pendidikan dan Pelatihan
27. PLN Wilayah Papua & Papua Barat
28. PLN Jasa Engineering
29. PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara & Barat
30. PLN Jasa dan Produksi
31. PLN Wilayah Sulawesi Utara, Tengah & Gorontalo
32. PLN Penelitian dan Pengembangan
33. PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tanggerang
34. PLN Jasa Manajemen Konstruksi
35. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten
36. PLN Jasa Sertifikasi
37. PLN Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta
38. PLN Distribusi Jawa Timur
39. PLN Distribusi Bali
4.2. Majalah Fokus
4.2.1. Deskripsi Majalah Fokus
Majalah Fokus merupakan media internal PT. PLN (Persero) Distribusi
Jawa Timur yang digunakan untuk menyampaikan informasi seputar manajemen.
Majalah Fokus ini diproduksi oleh Bagian Komunikasi Korporat PT. PLN
(Persero) yang terletak di Jakarta dan bekerjasama dengan sebuah konsultan
40
Universitas Kristen Petra
media di Jakarta, yaitu Dinamika Komunika. Majalah Fokus sudah diproduksi
sejak tahun 1990 dan menjadi media internal perusahaan yang disebarluaskan ke
seluruh unit-unit PLN yang ada di Indonesia.
Sebagai media internal yang sudah ada sejak 22 tahun lalu, Majalah
Fokus memiliki tiga tujuan utama, yaitu:
1. Sebagai media komunikasi antara manajemen dan karyawan, karyawan serta
keluarga, dan unit di seluruh Indonesia
2. Sarana penyampaian pesan-pesan manajemen kepada seluruh karyawan
3. Sebagai media untuk menampung serta menyosialisasikan ide dan aspirasi
karyawan.
Majalah Fokus ini memiliki spesifikasi dengan format majalah yang
terbit setiap satu bulan sekali. Majalah ini terdiri dari 40 halaman dan terbagi
menjadi 14 rubrik (penjelasan selanjutnya). Majalah ini dicetak dengan ukuran A4
dan bersifat full colour di setiap edisinya. Setiap bulannya, Majalah Fokus
diproduksi dengan oplah sebanyak 10.000 eksemplar. Majalah ini selalu dicetak
setiap tanggal 13 setiap bulannya dan disebarluaskan pada tanggal 15 setiap
bulannya. Penyebarluasan Majalah Fokus ini disesuaikan dengan jumlah
karyawan di setiap unit serta langsung didistribusikan ke unit yang bersangkutan.
Untuk PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, jumlah majalah yang diterima
setiap bulannya sebanyak 150 eksemplar.
4.2.2. Susunan Redaksi Majalah Fokus
Penerbit : PT. PLN (Persero)
Pembina : Adi Supriono
Pemimpin Redaksi : Bambang Dwiyanto
Redaktur Pelaksana : Sampurno Marnoto
Redaksi : G. Wisnu Yulianto, Ida Wardani, Ahmad Hidayat,
Anita Widyastuti, Dermawan Uloly, Tutang Wien
Redaksi Foto : Agus Trimukti, Irwanto Sumadi, Janar Trinarima
Kontributor : Seluruh unit PLN se-Indonesia
Sekretaris Redaksi : Novita Ida Yanti
Administrasi : Luciana Nalley
41
Universitas Kristen Petra
Konsultan Media : Dinamika Komunika
4.2.3. Rubrik dalam Majalah Fokus
Pada dasarnya, setiap rubrik memiliki tujuan dan manfaat masing-
masing. Namun, secara umum tujuan adanya rubrik-rubrik ini adalah untuk
memberikan informasi kepada karyawan mengenai perkembangan perusahaan,
baik masalah maupun program-program utama sehingga setiap karyawan
memiliki pemahaman yang benar mengenai setiap isu-isu perusahaan.
Adapun deskripsi dari setiap rubrik di Majalah Fokus adalah sebagai
berikut:
1. Cover depan
Cover depan berisi tema yang diangkat setiap bulannya. Cover depan juga
terdiri dari desain cover yang juga dapat menunjang tema serta visi
perusahaan.
2. Daftar Isi
Seperti majalah pada umumnya, daftar isi yang ada di Majalah Fokus berisi
petunjuk halaman serta informasi yang diangkat dalam setiap rubrik. Tujuan
dari rubrik ini adalah untuk memudahkan pembaca untuk menemukan rubrik
yang ingin dibaca.
3. Gardu
Rubrik Gardu berisi tentang catatan yang ditulis oleh pemimpin redaksi
berkaitan dengan tema yang diangkat. Tujuan dari adanya rubrik ini adalah
untuk memudahkan pembaca dalam mengetahui tema yang diangkat
berkaitan dengan isu-isu perusahaan yang sedang hangat dibicarakan.
4. Teroka
Arti kata Teroka adalah perintis. Rubrik Teroka merupakan rubrik utama
yang berisi tentang tema yang diangkat setiap bulannya. Rubrik ini mengulas
isu-isu penting perusahaan yang patut diketahui oleh setiap karyawan. Rubrik
ini diulas langsung oleh direksi dari PT. PLN (Persero). Tujuan adanya rubrik
ini adalah agar setiap karyawan yang ada di unit-unit mengetahui informasi
terbaru berkaitan dengan isu-isu penting perusahaan.
42
Universitas Kristen Petra
5. Komitmen
Rubrik Komitmen ini merupakan rubrik yang berisi tentang informasi dan
berita terhangat mengenai kegiatan kerjasama perusahaan dengan pihak lain
seperti MOU, kerjasama jual beli, dan sebagainya. Tujuan adanya rubrik ini
adalah untuk menginformasikan kepada setiap karyawan mengenai kegiata
kerjasama perusahaan.
6. Nasional
Rubrik Nasional merupakan rubrik yang mengangkat berita mengenai
kegiatan-kegiatan perusahaan yang berskala nasional. Biasanya berita atau
informasi yang diangkat berkaitan dengan kegiatan perusahaan yang ada di
Jakarta. Dengan adanya rubrik ini, diharapkan karyawan dapat mengetahui
kegiatan berskala nasional yang telah terjadi di perusahaan.
7. Nusantara
Rubrik nusantara merupakan rubrik yang mengangkat berita serta informasi
mengenai kegiatan-kegiatan perusahaan yang ada di setiap unit di Indonesia.
Setiap unit bertugas sebagai kontributor peliputan di tiap unit masing-masing.
Dan diharapkan dengan adanya rubrik ini, karyawan dapat mengetahui
kegiatan yang terjadi di setiap unit.
8. Horison
Arti kata horison adalah perbatasan. Rubrik ini mengangkat berita serta
informasi mengenai info kelistrikan yang ada di daerah-daerah di Indonesia
seperti pembangkit listrik di daerah terpencil, dan lain sebagainya.
9. Info KM
Sesuai dengan namanya, rubrik Info KM atau Info Knowledge Management
ini berisi tentang berita serta informasi sharing knowledge yang dilakukan
oleh perusahaan, baik secara internal maupun eksternal.
10. Labora
Arti kata labora adalah bekerja. Rubrik Labora ini digunakan sebagai sarana
penyampaian informasi mengenai kebijakan-kebijakan perusahaan terbaru,
khususnya mengenai bidang SDM. Kebijakan-kebijakan terbaru yang
dikeluarkan oleh manajemen pusat seluruhnya akan diulas di dalam rubrik ini.
43
Universitas Kristen Petra
Diharapkan melalui rubrik ini, setiap karyawan dapat mendapatkan informasi
terbaru mengenai kebijakan manajemen.
11. Inovasi
Rubrik ini mengulas tentang karya-karya inovasi atau karya tulis karyawan.
Karya inovasi yang diangkat dalam rubrik ini kebanyakan bersifat teknis
(peralatan kelistrikan). Informasi yang ada dalam rubrik ini sangat penting
untuk diketahui oleh setiap karyawan agar mereka mengetahui inovasi-
inovasi terbaru dalam bidang kelistrikan.
12. Sosok
Rubrik ini mengulas tentang karyawan-karyawan yang memiliki prestasi di
bidangnya masing-masing. Biasanya sosok yang diangkat dalam rubrik ini
berprestasi dalam memajukan nama perusahaan. Diharapkan melalui rubrik
ini, banyak karyawan yang terinspirasi dan mengkuti jejak berprestasi sosok
yang diangkat.
13. Lensa
Rubrik ini berisi kumpulan foto-foto kegiatan perusahaan.
14. Back Cover
Back Cover dari Majalah Fokus ini berisi tentang iklan layanan masyarakat
yang berkaitan dengan kelistrikan ataupun berisi tentang produk-produk
terbaru dari perusahaan.
44
Universitas Kristen Petra
4.2.4. Alur Kegiatan Bulanan Redaksi Majalah Fokus
Tabel 4.1. Alur Kegiatan Bulana Redaksi Majalah Fokus
Aktivitas Pimred Redpel Sekred Redaksi Foto Rep Kons Media Ket
Rapat 1 – Pembahasan Materi
Minggu 1
Penentuan isi majalah
Pengumpulan materi dan peliputan
(foto) serta desain cover
s/d minggu 3
Editin dan re-writing Minggu 1-4
Lay-out majalah dan dummy
Rapat 2 – Finalisasi materi Minggu 6
Approval (dummy)
Naik cetak
Tanggal 5 bulan berjalan
Turun cetak dan distribusi
Tanggal 10 bulan berjalan
Tiba di tangan pembaca Tanggal 15 bulan berjalan
Sumber: Redaksi Majalah Fokus, 2012
45
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1. menggambarkan alur kegiatan bulanan redaksi Majalah Fokus.
Hal pertama yang dilakukan dalam proses ini adalah melakukan pembahasan
materi. Materi yang digunakan akan dibahas apakah telah sesuai dengan
kebutuhan karyawan atau tidak.
Setelah itu, redaksi melakukan tahap penentuan isi majalah dan dilanjutkan
dengan pengumpulan materi dan peliputan serta desain cover. Pengumpulan
materi ini dilakukan oleh reporter dan fotografer. Dan untuk berita-berita yang ada
di unit, redaksi Majalah Fokus menggunakan kontributor untuk meliputnya secara
langsung.
Selanjutnya berita dikumpulkan kepada redaksi pelaksana untuk di edit
dan re-writing. Setelah semuanya selesai, redaksi memberikan media tersebut
kepada konsultasi media untuk dibuat dummy.
Setelah dummy diterima oleh pimpinan redaksi, konsultan media bertugas
untuk melakukan pencetakan sesuai dengan kebutuhan jumlah oplah setiap bulan
dan dilakukan pendistribusian ke setiap unit di seluruh wilayah Indonesia.
46
Universitas Kristen Petra
4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
4.3.1. Uji Validitas
Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas
r tabel r hitung
X1 X2
X3
0.195 0.195
0.195
0.312 0.350
0.693
X4 0.195 0.481 X5 0.195 0.482
X6 0.195 0.403
X7 0.195 0.598
X8 0.195 0.616 X9 0.195 0.386
X10 0.195 0.441
X11 0.195 0.336 X12 0.195 0.449
X13 0.195 0.226
X14 0.195 0.246 X15 0.195 0.291
X16 0.195 0.211
X17 0.195 0.337
X18 0.195 0.627 X19 0.195 0.401
X20 0.195 0.489
X21 0.195 0.217 X22 0.195 0.658
X23 0.195 0.642
X24 0.195 0.460
X25 0.195 0.297 X26 0.195 0.375
X27 0.195 0.337
X28 0.195 0.700 X29 0.195 0.545
X30 0.195 0.317
X31 0.195 0.264 X32 0.195 0.624
X33 0.195 0.529
X34 0.195 0.217
X35 0.195 0.444 X36 0.195 0.310
X37 0.195 0.232
X38 0.195 0.256 X39 0.195 0.492
X40 0.195 0.201
X41 0.195 0.573 X42 0.195 0.235
X43 0.195 0.260
X44 0.195 0.260
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
47
Universitas Kristen Petra
Validitas alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun
dilakukan berkali-kali dan dimana-mana (Bungin, 2010, p.97). Uji validitas
dilakukan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Valid atau
tidaknya suatu alat ukur (pertanyaan kuesioner) di dapat jika nilai r hitung > r
tabel.
Tabel diatas menggambarkan hasil uji validitas yang dilakukan oleh
peneliti mengenai pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner.
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai r tabel yang di dapat adalah
sebesar 0.195. Melalui hasil pengujian di dapatkan bahwa ke-44 pertanyaan yang
ada di dalam kuesioner dinyatakan valid karena r hitung masing-masing
pertanyaan lebih besar daripada r tabel.
4.3.2. Uji Reliabilitas
Tabel 4.3. Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach's Alpha N of Items
.750 44
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Reliabilitas alat ukur adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur,
sehingga alat ukur itu dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Bungin, 2010, p.96).
Langkah analisis adalah dengan menggunakan fasilitas SPSS dengan uji statistik
Croncbanch. Alpha dikatakan reliabel jika nilai Croncbanch Alpha > 0,60
(Ghozali, 2005, p. 41)
Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas diatas, dapat dilihat bahwa nilai
croncbanch alpha > 0,60, yaitu 0,75. Maka melalui hal tersebut dapat peneliti
simpulkan bahwa alat ukur yang digunakan dapat dipercaya atau diandalkan
(reliabel).
4.4. Identitas Responden
Pada dasarnya, Majalah Fokus yang diproduksi oleh PT. PLN (Persero)
merupakan media internal yang dikhususkan untuk seluruh karyawan di seluruh
unit PLN di Indonesia. Namun, lokasi pembagian kuesioner dari penelitian ini
48
Universitas Kristen Petra
adalah di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur dengan jumlah responden
sebanyak 248 orang. Dalam penelitian ini, seluruh populasi (karyawan) dijadikan
sebagai responden, hal tersebut dikarenakan agar nantinya hasil dari penelitian ini
akan semakin valid dengan menggunakan seluruh populasi menjadi responden.
Selain itu, dalam penelitian ini tidak ada karakteristik tertentu yang peneliti
tetapkan kepada tiap responden. Hal tersebut dikarenakan setiap responden
dipastikan pernah membaca Majalah Fokus yang merupakan objek dari penelitian
ini (lihat tabel 4.7.).
Untuk melihat lebih jelas identitas responden, peneliti melakukan analisis
terhadap data responden. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran identitas
responden dalam penelitian ini. Berikut adalah deskripsi identitas responden yang
meliputi jenis kelamin, usia, lama bekerja, serta tingkat pendidikan.
4.4.1. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.4. Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Pria 160 64.5 64.5 64.5
Wanita 88 35.5 35.5 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012.
Berdasarkan tabel jenis kelamin di atas, dapat dilihat bahwa jumlah antara
responden pria dan wanita ini begitu berbeda. Sebenarnya perbedaan yang cukup
jauh ini dikarenakan lokasi penelitian, yaitu PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Timur, memang lebih banyak membutuhkan karyawan pria dibanding wanita.
Seperti yang dikemukakan oleh salah satu karyawan bidang SDM dan Organisasi,
“Sebenarnya perusahaan lebih memerlukan tenaga pria daripada wanita. Karena
memang perusahaan ini butuh tenaga yang bisa melakukan pekerjaan secara
mobile dan berhubungan dengan listrik. Kan biasanya listrik identik dengan
pekerjaan pria. Itulah kenapa lebih banyak karyawan pria disini” (Faisal, bidang
SDM dan Organisasi, 50 tahun).
49
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang karyawan PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur, ditemukan alasan mengapa lebih banyak jumlah
karyawan pria dibanding wanita. Hal ini dikarenakan perusahaan ini bergerak di
bidang jasa ketenagalistrikan. Oleh karena itu, perusahaan ini lebih membutuhkan
tenaga pria sebagai karyawannya. Maka dari itu, responden penelitian yang
merupakan keseluruhan populasi ini sesuai dengan jumlah karyawan pria dan
wanita di lokasi penelitian tersebut.
4.4.2. Identitas Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Tabel 4.5. Lama Bekerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
0-5 thn 32 12.9 12.9 12.9
6-10 thn 33 13.3 13.3 26.2
11-15 thn 34 13.7 13.7 39.9
16-20 thn 54 21.8 21.8 61.7
21-25 thn 39 15.7 15.7 77.4
26-30 thn 39 15.7 15.7 93.1
>31 thn 17 6.9 6.9 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel lama bekerja di atas, dapat dilihat bahwa lama bekerja
dengan responden terbanyak berada di antara 16-20 tahun yaitu sebanyak 54
orang responden. Sedangkan lama bekerja dengan responden paling sedikit berada
di atas 31 tahun yaitu sebanyak 17 orang. Hal tersebut dikarenakan lama bekerja
lebih dari 31 tahun sudah memasuki masa-masa pensiun dimana standar usia
karyawan untuk pensiun di perusahaan ini adalah 56 tahun. Hasil temuan ini
diperoleh melalui wawancara dengan salah satu karyawan yang mengatakan,
“Disini sama seperti kebanyakan BUMN lain, masa pensiunnya usia 56 tahun.
Jadi biasanya karyawan kebanyakan bekerjanya cuma sekitar 30 tahunan”
(Faisal, staf SDM dan Organisasi, 50 tahun).
50
Universitas Kristen Petra
Melalui hasil temuan data tersebut, peneliti dapat mengetahui alasan
mengapa jumlah karyawan yang bekerja diatas 31 tahun memiliki jumlah paling
sedikit.
4.4.3. Identitas Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.6. Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
20-29 thn 27 10.9 10.9 10.9
30-39 thn 68 27.4 27.4 38.3
40-49 thn 85 34.3 34.3 72.6
>50 thn 68 27.4 27.4 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa usia karyawan
yang paling banyak bekerja di perusahaan ini berkisar antara 40-49 tahun. Jika
dilihat perbandingannya, hanya sekitar 38,3% karyawan saja yang tergolong
dalam usia muda.
Peneliti juga melakukan wawancara terkait dengan temuan data diatas
dengan salah satu karyawan. Beliau mengatakan,
“Sekarang kita punya standar untuk karyawan baru, harus sarjana S-1 supaya
SDM nya semakin maju dan bisa bersaing. Biasanya kan yang sudah sarjana
usianya pasti diatas 20 tahun, belum lagi mereka harus masa OJT. Makanya
karyawan yang usianya tergolong muda disini hanya sedikit. Yang muda biasanya
cuma sebagai outsource” (Faisal, staf SDM dan Organisasi, 50 tahun).
Hasil wawancara diatas mengatakan bahwa karyawan yang berusia muda
tergolong sedikit karena mereka masih harus menjalani On the Job Training dan
belum diangkat sebagai karyawan. Dan dari sini dapat disimpulkan bahwa
karyawan di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur lebih banyak yang
tergolong usia middle age, yaitu 40-49 tahun.
51
Universitas Kristen Petra
4.4.4. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.7. Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
SMP 1 .4 .4 .4
SMA/SMK 35 14.1 14.1 14.5
D1 1 .4 .4 14.9
D3 17 6.9 6.9 21.8
S1 153 61.7 61.7 83.5
S2 41 16.5 16.5 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan diatas, responden paling banyak telah menempuh
pendidikan sampai jenjang strata-1 yaitu sebanyak 61,7%. Hal tersebut
dikarenakan perusahaan yang saat ini sudah semakin maju, menuntut setiap
karyawannya untuk memiliki ilmu yang lebih unggul daripada di masa
sebelumnya. Dengan terpenuhinya jenjang pendidikan minimal strata-1,
diharapkan sumber daya manusia ini mampu memajukan perusahaan. Hal ini juga
dikatakan oleh salah seorang karyawan yang paparannya telah disampaikan pada
bagian sebelumnya (lihat bagian 4.3.4).
4.5. Keberadaan dan Keterbacaan Majalah Fokus
4.5.1. Pengetahuan Responden Terhadap Keberadaan Majalah Fokus
Tabel 4.8. Responden Mengetahui Keberadaan Majalah Fokus
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Ya 248 100.0 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Tabel diatas menggambarkan berapa banyak karyawan yang mengetahui
adanya Majalah Fokus sebagai media internal perusahaan. Dan dari data tabel
diatas dapat dilihat bahwa seluruh karyawan yang berjumlah 248 orang
mengetahui adanya Majalah Fokus sebagai media internal perusahaan. Hal ini
52
Universitas Kristen Petra
membuktikan bahwa Majalah Fokus telah diketahui keberadaannya sebagai media
internal PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur.
4.5.2. Jumlah Reponden yang Pernah Membaca Majalah Fokus
Tabel 4.9. Pernah Membaca Majalah Fokus
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Ya 248 100.0 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Tabel diatas menggambarkan jumlah karyawan yang pernah membaca
Majalah Fokus. Dan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh karyawan
pernah membaca Majalah Fokus.
Berdasarkan pengamatan peneliti, Majalah Fokus tidak hanya
didistribusikan dalam bentuk majalah printed, melainkan juga dikirimkan melalui
e-mail kepada seluruh karyawan. Dengan semakin berkembangnya teknologi,
karyawan dapat dengan mudah mengakses Majalah Fokus. Dan dari sini dapat
dilihat bahwa kedua hal tersebut membantu Majalah Fokus agar dapat dibaca oleh
seluruh karyawan dimana melalui hasil penelitian didapatkan bahwa seluruh
karyawan pernah membaca Majalah Fokus.
Melalui hasil temuan data diatas, peneliti juga dapat menyimpulkan bahwa
meskipun Majalah Fokus yang merupakan media internal tetap dari PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur baru sejak setahun lalu, yang dimana sebelumnya
media internalnya dalah Majalah Infodis, karyawan ternyata telah mengetahui
bahkan pernah membaca Majalah Fokus sebelumnya. Dari sini dapat dilihat
bahwa Majalah Fokus juga telah diperhitungkan keberadaannya sejak sebelum
menjadi media internal tetap dari PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur.
53
Universitas Kristen Petra
4.5.3. Jumlah Responden yang Rutin Membaca Majalah Fokus
Tabel 4.10. Rutin Membaca Majalah Fokus
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Ya 126 50.8 50.8 50.8
Tidak 122 49.2 49.2 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Tabel diatas menggambarkan jumlah karyawan yang selalu rutin setiap
bulan membaca Majalah Fokus. Dan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hanya
sebesar 50,8% dari total seluruh karyawan atau sebanyak 126 orang karyawan
yang rutin membaca Majalah Fokus setiap bulannya.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada sejumlah karyawan yang
menjawab tidak pada pertanyaan ini, diperoleh alasan mengapa mereka tidak rutin
membaca Majalah Fokus, yaitu karena Majalah Fokus yang dibagikan hanya 150
eksemplar, sehingga mereka hanya membacanya ketika Majalah Fokus tersebut
sedang tidak dibaca oleh karyawan lainnya.
“Majalahnya cuma sedikit, jadi harus gantian bacanya” (Triandi Taufik, staf
Bidang Komunikasi, 52 tahun).
Sebenarnya Majalah Fokus ini juga dikirim melalui email kepada setiap
karyawan. Namun ketika peneliti melakukan wawancara terhadap sejumlah
karyawan, dikarenakan kesibukan dalam pekerjaan mereka tidak sempat untuk
membuka email masing-masing dan lebih memilih tidak membacanya.
“Sibuk, mbak. Meskipun lewat e-mail ada juga gak rutin bacanya. Sibuk sama
kerjaan, banyak. Kalau misalnya majalahnya dibagi ke setiap karyawan, pasti
lebih gampang bacanya. Lebih enak kalau baca majalahnya langsung” (Ipik
Sukesi, staf Bidang Administrasi, 38 tahun).
Dari sini dapat disimpulkan bahwa karyawan lebih menyukai Majalah
Fokus dalam bentuk majalah berbentuk printed daripada dalam bentuk online. Hal
54
Universitas Kristen Petra
tersebut dikarenakan mereka lebih mudah membacanya dalam bentuk majalah
portable.
4.6. Aplikasi Tujuan Majalah Fokus
Pembagian pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner penelitian terbagi
menjadi 6 bagian. Pada bagian ini akan dijelaskan penjabaran hasil serta analisis
tiap pertanyaan yang terdapat di bagian II kuesioner penelitian. Penjabarannya
adalah sebagai berikut:
4.6.1. Majalah Fokus Mencerminkan Visi Perusahaan
Tabel 4.11. Mencerminkan Visi Perusahaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
12
0
4.8
0
4.8
0
4.8
N
S
0
136
0
54.8
0
54.8
0
59.7
SS 100 40.3 40.3 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel pengolahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
95,1% dari total responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa Majalah
Fokus telah mencerminkan visi perusahaan, yang dimana visinya adalah “Diakui
sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan
Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.” Sedangkan hanya 4,8%
responden yang menyatakan tidak setuju dengan hal tersebut.
Peneliti juga melakukan wawancara singkat dengan pihak perusahaan yang
menjadi lokasi penelitian ini. Salah satu responden mengatakan,
“Tentu saja Majalah Fokus sudah mampu memperlihatkan visi
perusahaan. Karena memang pada awalnya, media-media perusahaan sudah
pasti dibuat sesuai serta untuk mendukung visi, bukan hanya visi saja, misi
perusahaan juga.” (Arkad Matulu, Deputy Manager Bidang Komunikasi PT.
PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, 50 tahun).
55
Universitas Kristen Petra
Pernyataan visi adalah alat penting bagi hubungan internal, terutama untuk
membantu mengelola reaksi terhadap perubahan dalam lingkungan (Cutlip et all,
2006, p.268). Melalui teori ini dapat dilihat bahwa visi merupakan hal yang
penting dalam suatu perusahaan, khususnya untuk mengungkapkan sasaran
strategis dan tujuan masa depan dari sebuah organisasi.
Menurut Cutlip et all (2006, p.268) salah satu tujuan publikasi karyawan
adalah agar menjaga karyawan tetap mendapat informasi strategi dan tujuan
organisasi. Berdasarkan teori ini, peneliti dapat melihat bahwa pentingnya suatu
media internal dari perusahaan dapat menjaga karyawan agar tetap mendapat
informasi mengenai strategi dan tujuan perusahaan. Dalam hal ini, PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur menggunakan Majalah Fokus sebagai sarana
mengkomunikasikan visi perusahaan.
Sedangkan menurut Lattimore (2010, p.241), salah satu sasaran media
internal adalah sebagai pemahaman karyawan tentang peran mereka dalam
organisasi. Dari sini dapat dilihat bahwa karyawan juga memiliki peran penting
dalam perusahaan khususnya untuk memajukan perusahaan. Dan disinilah fungsi
dari Majalah Fokus seharusnya. Dengan adanya Majalah Fokus ini, karyawan
dapat mengetahui perannya dalam memajukan perusahaan.
Seperti salah satu fungsi dari sebuah media internal, yaitu change
socialization, media internal dapat digunakan sebagai sarana untuk
mengkomunikasikan serta menanamkan nilai-nilai perusahaan, visi, maupun misi
perusahaan kepada seluruh karyawan (Siregar & Pasaribu, 2000, p.54).
Jika dilihat melalui hasil temuan data di lapangan, Majalah Fokus sudah
mampu mencerminkan visi perusahaan. Sebagai sebuah media internal
perusahaan yang baik, visi perusahaan haruslah tercermin melalui media internal
tersebut. Karena pada dasarnya, media internal merupakan salah satu alat
komunikasi yang mampu menanamkan visi perusahaan kepada publik internalnya,
terutama jika perusahaan tersebut memiliki jangkauan kerja sangat luas seperti
PLN.
Hal senada juga disampaiakan oleh Newsom & Haynes (2005, p.385) yang
mengatakan bahwa suatu majalah internal dapat membantu perusahaan untuk
mengkomunikasikan visi serta tujuan perusahaan kepada seluruh karyawannya,
56
Universitas Kristen Petra
dimana hal tersebut secara tidak langsung dapat membantu pencapaian visi serta
misi perusahaan. Pencapaian visi serta misi perusahaan tidak terlepas dari adanya
suatu media internal perusahaan. Karena media internal merupakan salah satu alat
komunikasi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan
visi serta tujuan perusahaan.
Hal inilah yang ada di dalam Majalah Fokus. Berdasarkan temuan data
yang ada dan jika dikaitkan dengan teori, Majalah Fokus telah mencerminkan visi
perusahaan. Dapat dikatakan demikian karena Majalah Fokus secara tidak
langsung dapat membawa PLN menjadi perusahaan kelas dunia dengan cara
menumbuhkembangkan potensi insani yang dimiliki melalui Majalah Fokus.
Karena dengan adanya publikasi internal semacam ini, karyawan dapat
mengetahui peran mereka dalam perusahaan untuk memajukan perusahaan.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa visi perusahaan merupakan hal yang
penting untuk dikomunikasikan kepada seluruh karyawan. Dan salah satu cara
dari PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur untuk mengkomunikasikannya
adalah dengan menggunakan fungsi media internal, yaitu sebagai sarana untuk
mengkomunikasikan serta menanamkan visi perusahaan dimana hal tersebut
sudah terlaksana dengan baik.
4.6.2. Majalah Fokus Mencerminkan Misi Perusahaan
Tabel 4.12. Mencerminkan Misi Perusahaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
6
0
2.4
0
2.4
0
2.4
N
S
0
189
0
76.2
0
76.2
0
78.6
SS 53 21.4 21.4 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Hasil tabel diatas menunjukkan sebanyak 97,6% dari total responden
menyatakan bahwa Majalah Fokus telah mampu mencerminkan misi perusahaan,
dimana terdapat 4 misi utama dari PT. PLN (Persero) (lihat bagian 4.1.3.2.).
57
Universitas Kristen Petra
Pernyataan misi dapat membantu karyawan menentukan prioritas dan
tujuan, sehingga semua anggota organisasi berkomitmen untuk mencapai misi
yang dinyatakan dalam pernyataan tersebut (Cutlip et all, 2006, p.269).
Sama halnya dengan visi perusahaan, Majalah Fokus yang menjadi media
internal perusahaan juga harus mampu mencerminkan misi perusahaan di setiap
edisinya. Seperti yang dapat dilihat pada kutipan di analisis sebelumnya, Majalah
Fokus mampu mengkomunikasikan misi perusahaan kepada karyawan.
Sebagaimana yang telah diungkapkan sebelumnya oleh Newsom &
Haynes (2005, p.371), majalah merupakan suatu alat dari kegiatan komunikasi
Public Relations yang paling memiliki dampak. Majalah merupakan salah satu
media komunikasi yang mampu memberikan pengaruh yang lebih besar kepada
pembacanya, mempunyai informasi yang atraktif dan mampu menarik minat
pembacanya. Pengaruh yang dimaksud dalam hal ini adalah ketika seorang
pembaca majalah membaca artikel atau berita yang ada di dalamnya, pembaca
tersebut mendapatkan suatu informasi baru yang dapat mempengaruhi pembaca
tersebut.
Melalui hasil wawancara dan temuan data melalui kuesioner, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa selain visi, misi perusahaan juga telah mampu
dikomunikasikan serta ditanamkan melalui Majalah Fokus yang merupakan media
internal perusahaan. Karena pada dasarnya, misi perusahaan juga penting untuk
dikomunikasikan kepada karyawan agar karyawan secara bersama-sama dapat
mencapai misi tersebut.
4.6.3. Tujuan Majalah Fokus dalam Mewadahi Aspirasi Karyawan
Tabel 4.13. Mewadahi Aspirasi Karyawan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 4 1.6 1.6 1.6
TS 71 28.6 28.6 30.2
N
S
0
140
0
56.5
0
56.5
0
86.7
SS 33 13.3 13.3 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
58
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan tabel pengolahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
69,8% dari total responden menyatakan bahwa Majalah Fokus telah mampu
berperan sebagai wadah aspirasi bagi karyawan. Sedangkan sisanya mengatakan
bahwa Majalah Fokus belum mampu berperan sebagai wadah aspirasi karyawan.
“Majalah Fokus ini sebenarnya jadi wadah buat karyawan untuk
menyalurkan aspirasinya. Kan bisa dilihat juga didalamnya karyawan bisa
menulis untuk majalah. Sebenarnya aspirasi karyawan itu lebih banyak mengenai
kebijakan perusahaan, nah itu dijawab sama Majalah Fokus, ada rubriknya
khusus untuk membahas kebijakan itu” (Arkad Matulu, Deputy Manager Bidang
Komunikasi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, 50 tahun).
Sebagai sebuah media internal perusahaan, Majalah Fokus harus mampu
menjadi jembatan komunikasi antara manajemen dengan karyawan. Komunikasi
yang dimaksud adalah juga termasuk aspirasi serta ide-ide karyawan. Seperti yang
diungkapkan dalam Siregar dan Pasaribu (2000, p.2) bahwa media korporasi harus
dapat berperan sebagai media yang memungkinkan berlangsungnya komunikasi
non-manajemen. Melihat hal tersebut, sebuah media internal harus mampu
berperan sebagai media yang memungkinkan berlangsungnya komunikasi antara
kedua belah pihak terutama dalam hal mewadahi aspirasi karyawan.
Selain itu, seperti yang diungkapkan oleh Tondowijodjo dalam bukunya
yang berjudul Dasar dan Arah Public Relations, majalah perusahaan (media
internal perusahaan) harus berfungsi sebagai sumber informasi, pembentukan
opini, pembangkit inovasi dan stimulasi dan suatu forum komunikasi untuk semua
pihak berdasarkan kebebasan berpendapat (2002, p.27).
Jika dikaitkan antara hasil temuan data dengan kedua teori diatas, dapat
dilihat bahwa salah satu fungsi dari Majalah Fokus adalah sebagai media
komunikasi antara perusahaan dengan karyawan khusunya dalam menampung
aspirasi karyawan. Aspirasi karyawan merupakan hal yang penting untuk
didengarkan. Karena aspirasi dari karyawan dapat menentukan wujud penampilan
perusahaan (Tondowijodjo, 2002, p.23). Hal tersebutlah yang berusaha
diwujudkan oleh Majalah Fokus. Jika dilihat, banyak responden yang menyatakan
setuju bahwa Majalah Fokus telah menampung aspirasi karyawan.
59
Universitas Kristen Petra
Menurut Cutlip et all (2006, p.272), salah satu tujuan dari publikasi
karyawan adalah untuk menciptakan peluang komunikasi dua arah dengan
meminta umpan balik, pertanyaan dan perhatian karyawan. Melalui Majalah
Fokus, karyawan dapat berpendapat secara bebas bahkan menjadi forum
komunikasi antara perusahaan dengan karyawan maupun sesama karyawan.
Selain melakukan pengumpulan data dan mengolahnya, peneliti juga
melakukan penelitian terhadap tujuan dari Majalah Fokus dalam hal mewadahi
aspirasi karyawan melalui isi serta rubrik yang ada di dalam Majalah Fokus. Pada
dasarnya, peneliti melihat bahwa tidak ada satu rubrikpun yang menunjukkan
adanya tempat untuk memberikan aspirasi dari karyawan. Setiap rubrik pada
dasarnya hanya mengacu pada informasi-informasi seputar perusahaan saja tanpa
menyediakan rubrik khusus untuk menjawab aspirasi karyawan. Melalui hasil
penelitian melalui isi serta rubrik dari Majalah Fokus ini, peneliti dapat
memberikan interpretasi bahwa pada dasarnya Majalah Fokus belum mampu
menjadi wadah aspirasi karyawan.
Jika dilihat antara hasil temuan lapangan dengan penelitian terhadap isi
serta rubrik Majalah Fokus yang dilakukan peneliti, hasil antara keduanya sangat
berseberangan. Berdasarkan interpretasi peneliti, responden memberikan jawaban
yang baik mengenai tujuan Majalah Fokus dalam mewadahi aspirasi karyawan ini
dikarenakan karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur cenderung
memiliki usia yang tergolong middle age (40-49 tahun) dan sudah bekerja cukup
lama (16-25 tahun). Maka dari itu, banyak karyawan merasa tujuan Majalah
Fokus ini sudah tercapai dan terjawab melalui rubrik yang ada di dalam Majalah
Fokus.
Dari sini dapat dilihat bahwa melalui hasil penelitian, Majalah Fokus
mampu menjadi wadah aspirasi karyawan. Sedangkan berdasarkan interpretasi
peneliti melalui penelitian terhadap isi serta rubrik Majalah Fokus, Majalah Fokus
belum mampu menjadi wadah penyampaian aspirasi karyawan terhadap
perusahaan.
60
Universitas Kristen Petra
4.6.4. Tujuan Majalah Fokus Sebagai Media Komunikasi antara
Manajemen dan Karyawan
Tabel 4.14. Media Komunikasi Antara Manajemen dan Karyawan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 2 .8 .8 .8
TS 57 23.0 23.0 23.8
N
S
0
139
0
56.0
0
56.0
0
79.8
SS 50 20.2 20.2 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Tabel diatas menunjukkan sebanyak 76,2% dari total responden
menyatakan bahwa Majalah Fokus telah mampu menjadi media komunikasi
antara manajemen dan karyawan.
Melalui wawancara singkat yang dilakukan oleh peneliti, seorang
responden mengatakan,
“Majalah Fokus ini sebenarnya bagus sekali, karena sudah jadi media
komunikasi di dalam perusahaan. Banyak hal yang unit-unit tidak ketahui karena
keterbatasan lokasi, tapi dari Majalah Fokus kita bisa tahu banyak hal tentang
yang terjadi di PLN lain. Kebijakan-kebijakan baru juga bisa diketahui dari
Majalah Fokus” (Arkad Matulu, Deputy Manager Bidang Komunikasi PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur, 50 tahun).
Menurut teori yang dikemukakan oleh Soemirat dan Ardianto (2003, p.21),
media internal adalah salah satu media komunikasi yang digunakan oleh
perusahaan untuk keperluan publikasi atau sebagai sarana komunikasi yang
ditujukan pada kalangan terbatas, seperti karyawan (employee).
Salah satu tujuan dari 3 tujuan utama Majalah Fokus seperti yang telah
dikemukakan sebelumnya, Majalah Fokus diharapkan dapat menjadi media
komunikasi antara manajemen dan karyawan serta unit-unit di seluruh Indonesia.
Harapan ini jugalah yang menjadi salah tujuan sebuah media internal yang
dikemukakan oleh Rumanti (2002, p.118). Tujuan dari suatu media internal
adalah untuk menjalin komunikasi yang berkesinambungan antara perusahaan
61
Universitas Kristen Petra
dengan karyawan. Dalam hal ini, Majalah Fokus dapat menjadi media yang dapat
menjalin komunikasi yang berkesinambungan antara kedua belah pihak.
PLN merupakan perusahaan yang memiliki lingkup kerja yang luas karena
PLN tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Untuk itu, Majalah Fokus harus
mampu menjadi media komunikasi untuk seluruh karyawan yang berada di unit-
unit khususnya. Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh Soemirat &
Ardianto (2007, p.25) bahwa kebijakan dari adanya suatu media internal adalah
sebagai wahana komunikasi antara para karyawan atau anggota perusahaan yang
tersebar di berbagai daerah.
PLN Distribusi Jawa Timur yang merupakan lokasi penelitian merupakan
salah satu unit PLN yang ada di daerah Jawa Timur. Sesuai dengan hasil temuan
data, lebih dari separuh responden menyatakan bahwa Majalah Fokus telah
mampu menjadi media komunikasi bagi mereka. Maka dari itu, dapat dikatakan
bahwa Majalah Fokus telah mencapai tujuannya sebagai media komunikasi antara
kedua belah pihak serta unit di seluruh Indonesia.
4.6.5. Tujuan Majalah Fokus Sebagai Sarana Penyampaian Pesan
Tabel 4.15. Majalah Fokus Sebagai Sarana Penyampaian Pesan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
9
0
3.6
0
3.6
0
3.6
N
S
0
159
0
64.1
0
64.1
0
67.7
SS 80 32.3 32.3 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel hasil olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
96,4% dari total responden menyatakan bahwa Majalah Fokus mampu berperan
sebagai sarana penyampaian pesan dari manajemen kepada karyawan. Pesan yang
dimaksud dalam hal ini adalah pesan-pesan penting manajemen yang patut
diketahui oleh seluruh karyawan, seperti kebijakan terbaru manajemen, peraturan
baru, dan lain sebagainya.
62
Universitas Kristen Petra
Menurut Cutlip et all (2006, p. 271), salah satu tujuan dari publikasi
karyawan adalah untuk memberikan informasi yang dibutuhkan karyawan untuk
menjalankan tugas mereka dengan baik. Melalui teori dapat dilihat bahwa fungsi
media internal adalah sebagai sarana penyampaian pesan dimana informasi yang
disampaikan tersebut dapat membuat karyawan menjalankan tugas dengan baik.
Dengan adanya informasi yang terus dibarui, karyawan dapat secara tidak
langsung menjalankan tugas mereka dengan baik.
Tujuan terakhir dari adanya Majalah Fokus adalah sebagai sarana
penyampaian pesan-pesan manajemen kepada seluruh karyawan serta unit-unit di
seluruh Indonesia. Sebuah medium internal harus dapat memenuhi kebutuhan
karyawannya (Lattimore, 2010, p.242). Pesan-pesan manajemen merupakan hal
yang dibutuhkan oleh karyawan, dimana jika terjadi suatu penyampaian pesan
melalui media internal, kebutuhan karyawan dapat terpenuhi.
Jika dilihat dari hasil temuan data diatas, dapat dipastikan bahwa Majalah
Fokus telah mampu memenuhi tujuan terakhirnya ini. Hal ini dapat dilihat dari
rubrik-rubrik yang ada di dalam Majalah Fokus yang dimana hampir sebagian
besar informasi yang diulas adalah mengenai informasi perusahaan. Selain itu,
jika melihat isi dari Majalah Fokus, terdapat satu rubrik khusus yang membahas
pesan-pesan manajemen yang memang dikhususkan untuk karyawan, yaitu rubrik
Labora yang mengulas tentang kebijakan manajemen terbaru.
Maka dari situ dapat ditarik kesimpulan bahwa, Majalah Fokus telah
mampu menjadi sarana penyampaian pesan manajemen kepada seluruh karyawan
dan unit-unit di seluruh Indonesia.
4.7. Analisis Majalah Fokus Berdasarkan Rubrikasi
Pada bagian ini, peneliti akan menjabarkan hasil temuan data serta analisis
mengenai rubrik yang ada di dalam Majalah Fokus. Setiap pertanyaan di bagian
ini berdasarkan pada tujuan adanya rubrik terkait di dalam Majalah Fokus. Dan
berikut merupakan hasil serta analisisnya:
63
Universitas Kristen Petra
4.7.1. Cover Depan
4.7.1.1. Overview Singkat Cover Majalah Fokus
Tabel 4.16. Overview Singkat di Cover Majalah Fokus
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
40
0
16.1
0
16.1
0
16.1
N
S
0
169
0
68.1
0
68.1
0
84.3
SS 39 15.7 15.7 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel hasil olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
83,8% dari total responden menyatakan bahwa Overview singkat mengenai tema
majalah membuat mereka tertarik untuk membacanya lebih lanjut.
Salah satu bagian desain dari media internal yang perlu diperhatikan
adalah cover. Salah satu pendukung dari terciptanya suatu cover yang menarik
untuk pembaca adalah judul-judul penunjuk isinya (overview) (Soemirat &
Ardianto, 2007, p.45). Maksud dari teori ini adalah overview singkat mengenai isi
majalah menjadi salah satu penunjang menarik atau tidaknya suatu cover majalah.
Jika dilihat di setiap edisinya, di cover Majalah Fokus selalu terdapat
overview singkat mengenai tema yang akan diangkat pada bulan tersebut. Seperti
contoh, pada edisi April 2012, cover Majalah Fokus menampilkan tema yang
diangkat pada bulan tersebut, yaitu “Menuju Struktur Lentur Nan Adaptif.”
Overview singkat yang ada di cover Majalah Fokus setiap edisinya, pada
dasarnya memberikan kesempatan bagi pembaca untuk lebih mengetahui tema apa
yang akan diangkat oleh Majalah Fokus setiap bulannya. Bahkan dengan adanya
overview singkat ini, pembaca semakin tertarik untuk lebih lanjut membaca
informasi yang akan diulas. Temuan data ini sesuai dengan yang diungkapkan
oleh Soemirat & Ardianto yang mengatakan bahwa cover harus dapat menarik
perhatian dan membangkitkan keingintahuan calon pembaca (2007, p.45). Hal ini
juga disetujui oleh lebih dari 80% responden dimana overview singkat yang ada di
64
Universitas Kristen Petra
cover Majalah Fokus membuat mereka tertarik untuk membaca lebih lanjut
mengenai isinya.
Dengan demikian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa overview singkat
yang ada di Majalah Fokus dapat membantu Majalah Fokus dalam menarik minat
karyawan untuk membaca dimana dengan demikian dapat mempertinggi tingkat
keterbacaan isi Majalah Fokus.
4.7.1.2. Kesesuaian Tema dengan Desain Cover
Tabel 4.17. Desain Cover Sesuai dengan Tema
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 4 1.6 1.6 1.6
TS 30 12.1 12.1 13.7
N
S
0
157
0
63.3
0
63.3
0
77.0
SS 57 23.0 23.0 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak 86,3%
dari total responden mengatakan bahwa desain cover dari Majalah Fokus sesuai
dengan tema yang diangkat setiap bulannya. Sedangkan sisanya, yaitu sebanyak
13,7% responden menyatakan sebaliknya.
Seperti yang diungkapkan oleh Soemirat & Ardianto (2007, p.45), desain
cover adalah sebagai cermin kepribadian media yang paling dulu ditanggap orang.
Desain cover menjadi salah satu penunjang penting dalam sebuah media internal
perusahaan. Dengan menggunakan desain cover yang sesuai dengan tema yang
diangkat, pembaca secara tidak langsung dapat memvisualisasikan informasi yang
didapat mengenai tema yang diangkat.
Berdasarkan hasil temuan data yang ada, desain cover yang sesuai dengan
tema merupakan cermin kepribadian Majalah Fokus dimana jika desain cover
sesuai dengan tema pada bulan tersebut, karyawan dapat secara tidak langsung
memviasualisasikan tema yang diangkat pada bulan yang bersangkutan.
65
Universitas Kristen Petra
4.7.1.3. Perubahan Tema Majalah Fokus
Tabel 4.18. Tema Majalah Fokus Berganti Setiap Bulan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
11
0
4.4
0
4.4
0
4.4
N
S
0
94
0
37.9
0
37.9
0
42.3
SS 143 57.7 57.7 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak 95,6%
dari total responden menyatakan bahwa tema yang diangkat oleh Majalah Fokus
selalu berganti setiap bulannya.
Salah satu tujuan adanya Majalah Fokus ini adalah untuk sarana
penyampaian pesan kepada seluruh karyawan. Salah satu pesan yang dimaksud
adalah mengenai isu-isu penting perusahaan yang patut diketahui oleh karyawan.
Maka dari itu, tema Majalah Fokus setiap bulannya selalu disesuaikan dengan isu
terhangat perusahaan. Hal senada juga diungkapkan oleh Sekretaris Redaksi
Majalah Fokus yang mengatakan,
“Tema yang diangkat tiap bulan itu sudah pasti mengenai isu-isu penting
perusahaan. Maksudnya agar karyawan tidak memiliki penafsiran sendiri
mengenai suatu isu, takutnya ada salah penafsiran” (Novita Ida Yanti, Sekretaris
Redaksi Majalah Fokus).
Yang perlu diperhatikan ketika membuat suatu media internal perusahaan
yaitu kebutuhan para pembacanya mengenai suatu hal (Newsom & Haynes, 2005,
p.371-372). Salah satu hal yang dibutuhkan oleh karyawan perusahaan adalah
pengetahuan terbaru mengenai isu-isu penting perusahaan, khususnya bagi
karyawan yang berada di unit-unit perusahaan (tidak bekerja di kantor pusat).
Demikian pulalah yang diungkapkan dalam Cutlip et all (2006, p.292) yang
mengatakan bahwa karakteristik dari suatu media internal harus dapat memenuhi
kebutuhan karyawannya, bukan hanya memenuhi kebutuhan perusahaan. Dalam
66
Universitas Kristen Petra
hal ini, PLN perlu memberikan pengetahuan kepada karyawannya mengenai isu-
isu penting perusahaan. Untuk itulah Majalah Fokus selalu mengangkat tema yang
berbeda setiap bulannya sesuai dengan isu perusahaan.
Tema dalam suatu majalah merupakan pesan utama yang ingin
disampaikan perusahaan kepada karyawannya. Pada dasarnya, keingintahuan
karyawan mengenai kejelasan akan isu perusahaan yang sedang terjadi merupakan
kebutuhan utama seorang karyawan (Newsom & Haynes, 2005, p.382). Maka dari
itu, dalam pemilihan tema, pihak redaksi Majalah Fokus harus terjun langsung ke
lapangan untuk mengetahui isu perusahaan apa yang sedang terjadi dan harus
diketahui oleh seluruh karyawan. Hal senada juga diungkapkan oleh Lattimore
(2010, p.244) yang mengatakan bahwa publikasi internal harus mempersiapkan
publikasi dengan beraneka ragam topik yang dibutuhkan oleh karyawan.
Dan hal inilah yang dilakukan oleh Majalah Fokus. Seperti hasil
wawancara sebelumnya, tema yang diangkat selalu mengenai isu perusahaan. Dan
pemilihan tema ini didasarkan pada kebutuhan karyawan dalam mencari kejelasan
mengenai isu perusahaan. Dari sini dapat dikatakan, bahwa tema Majalah Fokus
selalu berubah setiap bulan sesuai dengan berubahnya isu perusahaan yang sedang
hangat dibicarakan.
4.7.2. Daftar Isi
4.7.2.1. Tingkat Kemudahan Menemukan Rubrik
Tabel 4.19. Daftar Isi Memudahkan Menemukan Rubrik
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
STS
TS
0
28
0
11.3
0
11.3
0
11.3
N
S
0
187
0
75.4
0
75.4
0
86.7
SS 33 13.3 13.3 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Salah satu fungsi dari adanya daftar isi di dalam suatu majalah adalah untuk
memudahkan setiap pembaca dalam menemukan rubrik yang ingin dibaca
67
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak 88,7% dari
total responden menyatakan bahwa dengan adanya daftar isi di dalam Majalah
Fokus, karyawan semakin mudah menemukan setiap rubrik yang ingin dibaca.
Sedangkan masih terdapat 28 orang responden yang menyatakan bahwa
daftar isi dalam Majalah Fokus tidak membantu mereka dalam menemukan
rubrik.
“Daftar isi yah sebenarnya sama dengan majalah lainnya. Hanya saja kita
buatnya lebih sederhana supaya pembaca mudah bacanya dan gampang
dimengerti” (Novita Ida Yanti, Sekretaris Redaksi Majalah Fokus).
Menurut Soemirat & Ardianto (2007, p.45), daftar isi merupakan halaman
yang sedapat mungkin dibuat menarik dan mudah dibaca agar pembaca dapat
dengan mudah menemukannya. Teori tersebut menyatakan bahwa daftar isi harus
dapat disusun secara menarik dan mudah dibaca agar dapat memudahkan
pembaca menemukan setiap rubrik.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, lebih dari separuh responden
menyatakan bahwa daftar isi Majalah Fokus membuat mereka mudah menemukan
setiap rubrik. Hal ini telah sesuai dengan teori yang ada yang telah dijelaskan
sebelumnya dimana dikatakan bahwa daftar isi harus dibuat secara menarik agar
mudah dibaca dan ditemukan. Dan jika peneliti melihat daftar isi Majalah Fokus
secara langsung, peneliti juga dapat melihat bahwa daftar isi dibuat secara
sederhana sehingga mudah untuk dibaca.
Namun, jika melihat tabel diatas, masih ada responden yang menyatakan
tidak setuju. Menurut interpretasi peneliti, hal tersebut dikarenakan mungkin saja
karena karyawan tersebut membaca Majalah Fokus dalam bentuk online.
Sehingga hal tersebut tidak membuat karyawan tersebut menjadi mudah untuk
menemukan rubrik.
Pada dasarnya lebih banyak responden yang menyetujui bahwa daftar isi
membuat karyawan mudah menemukan setiap rubrik. Maka dari itu, dapat
dikatakan bahwa dengan adanya daftar isi di Majalah Fokus ini, karyawan dapat
dengan mudah menemukan setiap rubrik yang dibaca.
68
Universitas Kristen Petra
4.7.2.2. Kelengkapan dan Kemudahan Daftar Isi untuk Dibaca
Tabel 4.20. Daftar Isi Lengkap dan Mudah untuk Dibaca
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 1 .4 .4 .4
TS 35 14.1 14.1 14.5
N
S
0
156
0
62.9
0
62.9
0
77.4
SS 56 22.6 22.6 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Daftar isi menjadi salah satu “penunjuk arah” dalam sebuah media
internal, khususnya majalah. Daftar isi haruslah lengkap (menunjukkan halaman
setiap rubrik) dan mudah untuk dibaca. Jika daftar isi mudah untuk dibaca, maka
pembacanya akan dengan mudah menemukan rubrik yang ingin dibaca.
Berdasarkan hasil tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
85,5% dari total responden menyatakan bahwa daftar isi yang ada di dalam
Majalah Fokus cukup lengkap dan mudah untuk dibaca.
Peneliti juga melakukan wawancara singkat terkait dengan hal ini,
dimana salah satu tim redaksi Majalah Fokus mengatakan,
“Daftar isi itu kita buat lengkap, semua rubrik dan judulnya beserta halaman ada
disitu” (Novita Ida Yanti, Sekretaris Redaksi Majalah Fokus).
Seperti yang telah diungkapkan pada analisis pembahasan sebelumnya,
daftar isi harus dirancang semenarik dan semudah mungkin untuk dibaca
(Soemirat & Ardianto, 2007, p.45). Hal ini telah dilakukan oleh Majalah Fokus
dimana lebih dari separuh responden menyatakan bahwa daftar isi dirancang
menarik dan mudah untuk dibaca.
Jika hasil temuan data dan teori dikaitkan, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa pada dasarnya daftar isi dari Majalah Fokus telah dibuat secara sederhana,
lengkap dan mudah untuk dibaca. Hal ini dimaksudkan agar karyawan yang
membaca dapat dengan mudah menemukan rubrik yang ingin dibaca. Dimana hal
69
Universitas Kristen Petra
inipun juga disetujui oleh 85,5% responden. Dan dari sini dapat disimpulkan
bahwa daftar isi sangat lengkap dan mudah dibaca.
4.7.3. Rubrik Gardu
4.7.3.1. Tingkat Pengetahuan Isi Majalah Melalui Rubrik Gardu
Tabel 4.21. Tingkat Pengetahuan melalui Rubrik Gardu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
23
0
9.3
0
9.3
0
9.3
N
S
0
178
0
71.8
0
71.8
0
81.0
SS 47 19.0 19.0 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
90,8% dari total responden menyatakan bahwa rubrik Gardu membuat pambaca,
yang dalam hal ini adalah karyawan, semakin mengetahui isi informasi yang akan
diulas dalam Majalah Fokus setiap edisinya.
“Catatan redaksi ini ditulis langsung sama pemimpin redaksinya. Karena catatan
redaksi ini istilahnya seperti salam redaksi yang memuat ringkasan seluruh isi
majalah. Jadi yang dibahas apa saja, itu yang ditulis” (Novita Ida Yanti,
Sekretaris Redaksi Majalah Fokus).
Catatan redaksi merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu
majalah. Catatan redaksi mengulas tentang tema yang diangkat dari suatu majalah
dan alasan mengapa tema tersebut diangkat menjadi tema utama. Seorang
pembaca harus mengetahui mengapa tema yang ada di setiap majalah diangkat
dan diulas. Dalam kasus ini, sebagai pembaca, karyawan PLN harus mengetahui
mengapa tema Majalah Fokus setiap bulan harus diangkat. Jika tidak, bisa saja
tema yang diangkat tersebut tidak penting untuk dibicarakan.
Dan disinilah catatan redaksi berperan. Catatan redaksi harus mampu
membuat pembaca mengetahui isi informasi yang akan diulas. Dan melalui
70
Universitas Kristen Petra
temuan data yang ada di lapangan didapatkan bahwa melalui rubrik ini, karyawan
dapat lebih mengetahui isi informasi yang akan diulas. Dan hal ini juga sesuai
dengan temuan data hasil wawancara dengan pihak redaksi yang mengatakan
bahwa catatan redaksi berguna untuk memberikan informasi kepada karyawan
mengenai keseluruhan isi majalah.
Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa lebih dari separuh karyawan
menyatakan mengetahui isi informasi yang akan diulas melalui rubrik ini.
4.7.3.2. Kesesuaian Catatan Redaksi dengan Tema
Tabel 4.22. Keseuaian Catatan Redaksi dengan Tema
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
23
0
9.3
0
9.3
0
9.3
N
S
0
138
0
55.6
0
55.6
0
64.9
SS 87 35.1 35.1 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel hasil olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
90,7% dari total responden menyatakan bahwa catatan redaksi yang ditulis di
Majalah Fokus setiap bulannya sesuai dengan tema yang diangkat. Sedangkan
hanya 9,3% responden saja yang tidak menyatakan demikian.
Isi dari catatan redaksi haruslah sesuai dengan tema yang diangkat,
karena catatan redaksi menampilkan secara singkat apa saja yang akan dibahas
dalam suatu majalah setiap edisinya. Dan hal tersebutlah yang harus ada di dalam
rubrik Gardu di Majalah Fokus. Kesesuaian tema dengan isi dari catatan redaksi
menjadi penting, karena melalui catatan redaksi, pembaca menjadi semakin
mengetahui apa yang akan diulas dalam suatu edisi majalah tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara seperti yang ada di kutipan di bagian
sebelumnya, pihak redaksi menyatakan bahwa catatan redaksi memiliki isi dimana
mengangkat informasi keseluruhan mengenai isi majalah pada setiap bulannya.
Selain itu, peneliti juga melakukan penelitian mengenai isi dari rubrik Gardu, dan
71
Universitas Kristen Petra
memang benar adanya bahwa rubrik Gardu yang merupakan rubrik yang berisi
tentang catatan redaksi berkaitan dengan tema yang diangkat setiap bulannya.
Maka dari sini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa catatan redaksi yang
diulas sesuai dengan tema yang diangkat.
4.7.4. Rubrik Teroka
4.7.4.1. Kemampuan Memberikan Informasi Aktivitas Manajemen
Tabel 4.23. Kemampuan Memberikan Informasi Aktivitas Manajemen
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
16
0
6.5
0
6.5
0
6.5
N
S
0
131
0
52.8
0
52.8
0
59.3
SS 101 40.7 40.7 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
93,5% dari total responden menyatakan bahwa rubrik Teroka yang merupakan
rubrik utama dari Majalah Fokus mampu memberikan informasi mengenai
perusahaan berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan oleh manajemen.
Berdasarkan hasil pertanyaan terbuka yang ada di dalam kuesioner,
sebanyak 10 orang dari total responden mengatakan bahwa Majalah Fokus dapat
memberikan informasi terhangat dan terbaru seputar aktivitas manajemen.
Berdasarkan hasil wawancara kepada salah satunya, beliau mengatakan,
“Majalah Fokus itu bagus, soalnya kita jadi tahu informasi mengenai aktivitas
manajemen. Kita tahu apa saja yang terjadi” (Faisal, staf Bidang SDM
Organisasi, 50 tahun.)
Menurut Siregar & Pasaribu (2000, p.64-76), isi informasi suatu majalah
harus dapat mengurangi ketidaktahuan mengenai suatu hal. Teori ini juga dapat
diartikan bahwa isi informasi dari suatu majalah harus dapat memberikan
72
Universitas Kristen Petra
pengetahuan baru kepada pembacanya mengenai suatu kegiatan atau aktivitas
suatu perusahaan.
Seperti halnya rubrik utama dalam setiap majalah, rubrik Teroka yang
merupakan rubrik utama dalam Majalah Fokus memegang peranan khusus dalam
memberikan pengetahuan baru kepada pembacanya mengenai isu-isu penting
perusahaan. Pengetahuan baru ini nantinya dapat mengurangi ketidakjelasan
karyawan mengenai suatu hal yang penting. Seperti yang telah diungkapkan
sebelumnya, bahwa isi informasi harus dapat mengurangi ketidaktahuan mengenai
suatu hal, maka dapat dikatakan bahwa rubrik Teroka telah mampu berperan
sebagai rubrik yang dapat mengurangi ketidaktahuan karyawan mengenai suatu
hal, khususnya mengenai aktivitas-aktivitas manajemen. Hal ini dikarenakan
rubrik ini mengulas mengenai informasi aktivitas manajemen khususnya
mengenai isu perusahaan. Bahkan banyak responden merasa dengan membaca
Majalah Fokus, mereka mendapatkan informasi terbaru dan terhangat mengenai
aktivitas manajemen dan membuat mereka semakin mengetahui tentang isu
perusahaan.
Selain itu, dalam Lattimore (2010, p.235) dikatakan bahwa salah satu
tujuan adanya publikasi internal adalah untuk mengkomunikasikan peristiwa-
peritiwa penting secepat mungkin kepada semua karyawan, khususnya sebelum
mereka mengetahuinya dari media. Melalui teori ini dapat dilihat bahwa Majalah
Fokus harus mampu berfungsi sebagai media internal yang mampu memberikan
informasi mengenai peristiwa penting perusahaan, baik negatif maupun positif,
agar karyawan mendapatkan informasi terlebih dahulu dari perusahaan. Hal ini
penting bagi perusahaan terutama jika peristiwa terkait merupakan peristiwa yang
bersifat negatif. Karyawan harus memiliki informasi dan pemahaman yang benar
mengenai suatu peristiwa. Dan untuk itulah suatu media internal berperan.
Dengan demikian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan adanya
Rubrik Teroka, karyawan dapat menjadi lebih mengetahui aktivitas manajemen
dan mengurangi ketidakjelasan karyawan terhadap suatu hal.
73
Universitas Kristen Petra
4.7.4.2. Rubrik Teroka dalam Mengangkat Isu Penting Perusahaan
Tabel 4.24. Rubrik Teroka Mengangkat Isu Penting Perusahaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 1 .4 .4 .4
TS 5 2.0 2.0 2.4
N
S
0
101
0
40.7
0
40.7
0
43.1
SS 141 56.9 56.9 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
97,6% dari total responden menyatakan bahwa rubrik Teroka mengangkat isu
penting mengenai perusahaan.
Tujuan utama adanya rubrik Teroka di dalam Majalah Fokus adalah
rubrik khusus untuk mengulas informasi mengenai isu-isu penting perusahaan,
dimana diharapkan ketika karyawan membaca rubrik ini, pengetahuan pembaca
akan isu-isu penting perusahaan menjadi baru. Hal ini didapat dari hasil
wawancara dengan salah seorang redaksi Majalah Fokus yang mengatakan,
“Rubrik Teroka ini rubrik utama, pasti mengangkat tentang isu perusahaan yang
penting untuk diketahui karyawan” (Novita Ida Yanti, Sekretaris Redaksi Majalah
Fokus).
Jika dilihat melalui hasil olahan data diatas dan dikaitkan dengan adanya
tujuan awal dari rubrik Teroka, dapat dikatakan bahwa rubrik Teroka telah
mampu berperan sebagai rubrik utama yang mampu memberikan informasi
mengenai isu-isu penting perusahaan. Selain itu, sebanyak 81 orang responden
atau sebsar 32,66% dari total responden menyukai adanya rubrik ini.
74
Universitas Kristen Petra
4.7.5. Rubrik Komitmen
Tabel 4.25. Mendapatkan Informasi Kegiatan Kerjasama Perusahaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 2 .8 .8 .8
TS 11 4.4 4.4 5.2
N
S
0
163
0
65.7
0
65.7
0
71.0
SS 72 29.0 29.0 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
94,7% dari total responden menyatakan bahwa melalui rubrik Komitmen,
pembaca yang dalam hal ini adalah karyawan telah mendapatkan informasi
terbaru mengenai kegiatan kerjasama perusahaan. Dalam hal ini, kegiatan
kerjasama yang dilakukan perusahaan seperti MoU, Perjanijan Jual Beli, dan
lainnya.
“Rubrik Komitmen ini ada untuk memberikan informasi mengenai kegiatan
kerjasama perusahaan,namanya saja komitmen kan. Jadi diharapkan dari rubrik
ini, pembaca bisa tahu kegiatan kerjasama perusahaan” (Novita Ida Yanti,
Sekretaris Redaksi Majalah Fokus).
Menurut Lattimore (2010, p.235), salah satu tujuan dari adanya publikasi
internal adalah untuk menginformasikan segala kegiatan, masalah, dan pencapaian
organisasi kepada karyawan. Melalui hal ini dapat dilihat jika Rubrik Komitmen
dalam Majalah Fokus ini merupakan rubrik yang mengulas informasi tentang
kegiatan kerjasama perusahaan. Dan disinilah tampak peran Majalah Fokus dalam
menginformasikan aktivitas perusahaan.
Selain itu, sama halnya seperti analisis pada rubrik-rubrik sebelumnya,
setiap rubrik yang ada di dalam suatu majalah harus mampu memberikan
pengetahuan baru kepada pembaca agar mengurangi ketidaktahuan akan suatu hal
(Siregar & Pasaribu, 2000, p.64-76).
75
Universitas Kristen Petra
Selain itu, sebagai media internal yang berskala nasional, informasi-
informasi yang ada di dalamnya harus dapat menampung seluruh informasi, baik
itu yang terjadi di kantor pusat, maupun di kantor cabang hal (Siregar & Pasaribu,
2000, p.64-76). Hal tersebut dikarenakan agar karyawan yang berada di unit-unit
mengetahui kegiatan yang terjadi di kantor pusat, dan begitu juga sebaliknya.
Dalam hal ini, Majalah Fokus khususnya rubrik Komitmen harus mampu
memberikan informasi kepada pembacanya khususnya informasi mengenai
kegiatan kerjasama yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan oleh kedua teori yang sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya.
Dan jika dikaitkan dengan hasil temuan di lapangan, rubrik Komitmen telah
mampu memberikan hal tersebut. Dapat dilihat dari hasil olahan data yang
menyatakan bahwa lebih dari 90% responden menyatakan setuju dengan hal
tersebut. Demikian pula dengan hasil temuan lainnya yang menyatakan bahwa
terdapat 21 orang responden atau sebesar 8,47% dari total responden menyukai
rubrik Komitmen ini.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa melihat hasil temuan data di
lapangan yang sangat baik, rubrik Komitmen telah berhasil menjalankan
fungsinya sebagai rubrik yang mampu memberikan informasi terbaru mengenai
kegiatan kerjasama perusahaan.
4.7.6. Rubrik Nasional
Tabel 4.26. Memberikan Informasi mengenai Kegiatan Nasional
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
9
0
3.6
0
3.6
0
3.6
N
S
0
138
0
55.6
0
55.6
0
59.3
SS 101 40.7 40.7 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan data di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak
96,3% dari total responden menyatakan bahwa melalui rubrik Nasional, pembaca
76
Universitas Kristen Petra
mendapatkan informasi terbaru mengenai kegiatan atau aktivitas yang terjadi di
kantor pusat.
Selain melalui tabel data olahan diatas, peneliti juga mendapatkan
temuan lain dari pertanyaan terbuka kuesioner dimana salah satu responden
menyatakan bahwa Majalah Fokus mampu memberikan informasi tentang
kegiatan yang terjadi di kantor pusat. Peneliti juga sempat melakukan wawancara
terkait dengan adanya rubrik Nasional ini. Dan salah seorang redaksi mengatakan,
“Rubrik ini khusus untuk mengulas kegiatan yang berskala nasional, biasanya
terjadi di kantor pusat. Kan unit-unit harus tahu juga kegiatan apa yang terjadi di
pusat, supaya sama-sama tahu” (Novita Ida Yanti, Sekretaris Redaksi Majalah
Fokus).
Salah satu tujuan dari adanya publikasi internal adalah untuk memenuhi
kebutuhan karyawan untuk mendapatkan informasi yang penting untuk mencapai
tujuan perusahaan (Cutlip et all, 2006, p.272). Selain itu, seperti rubrik-rubrik
yang telah dibahas sebelumnya, setiap rubrik pasti memiliki kelebihan masing-
masing dalam mengulas informasi (tergantung dengan tujuan adanya tiap rubrik).
Maka dari itu, setiap rubrik harus mampu memberikan informasi yang dapat
memberikan pengetahuan baru kepada pembaca mengenai hal yang baru (Siregar
& Pasaribu, 2000, p.64-76).
Berkaitan dengan hal tersebut, rubrik Nasional mempunyai peran dalam
memberikan informasi terbaru mengenai kegiatan atau aktivitas yang ada di
kantor pusat atau berskala nasional. Peneliti juga melihat langsung mengenai isi
dari rubrik Nasional ini. Memang benar, rubrik Nasional mengulas informasi
mengenai kegiatan perusahaan di kantor pusat atau yang berskala nasional.
Dalam hal ini, rubrik Nasional telah mampu memberikan informasi-
informasi terbaru mengenai kegiatan perusahaan yang berskala nasional.
Berdasarkan interpretasi peneliti, rubrik ini sangat efektif jika pembacanya tidak
bekerja di kantor pusat. Karena dengan membaca rubrik ini, karyawan yang
berada di unit-unit akan mendapatkan informasi terbaru mengenai kegiatan kantor
pusat. Senada dengan hal tersebut, terdapat 45 orang responden yang menyukai
adanya rubrik ini. Dan hal ini sesuai dengan teori yang sudah diungkapkan
77
Universitas Kristen Petra
sebelumnya yang mengatakan bahwa isi informasi harus memberikan
pengetahuan baru kepada pembaca.
4.7.7. Rubrik Nusantara
Tabel 4.27. Memberikan Informasi mengenai Kegiatan Regional
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 1 .4 .4 .4
TS 12 4.8 4.8 5.2
N
S
0
169
0
68.1
0
68.1
0
73.4
SS 66 26.6 26.6 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
94,7% dari total responden menyatakan bahwa mereka setuju bahwa rubrik
Nusantara memberikan informasi terbaru mengenai kegiatan regional. Kegiatan
regional yang dimaksud adalah kegiatan serta aktivitas yang ada di unit-unit
perusahaan.
Namun, sebanyak 5,3% reponden menyatakan bahwa rubrik ini belum
mampu menampung informasi yang ada di unit-unit. Memang jumlahnya jauh
lebih sedikit daripada yang menyatakan setuju. Dan melalui hasil wawancara
dengan seorang responden, diketahui alasan mengapa ada responden yang
mengatakan rubrik ini belum mampu menampung informasi kegiatan unit-unit.
Responden tersebut mengatakan,
“Majalah Fokus ini terlalu banyak membahas tentang kantor pusat saja, unit-unit
masih belum diwadahi semua. Padahal kita juga perlu tahu apa saja yang terjadi
di unit-unit lain” (Moch.Triandi Taufik, karyawan Bidang Komunikasi, 52
tahun).
Hal tersebut juga beliau ungkapkan sebagai pemberian saran kepada redaksi
Majalah Fokus dalam pertanyaan terbuka kuesioner.
78
Universitas Kristen Petra
Sebagai suatu media internal perusahaan yang berskala nasional, Majalah
Fokus harus mampu memberikan informasi yang tidak hanya berkaitan dengan
kantor pusat saja, melainkan juga dengan unit-unit lain. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Siregar & Pasaribu (2000, p.64-76) bahwa salah satu syarat
tingkat efektivitasnya suatu isi majalah dapat dilihat dari kelengkapan
informasinya terkait dengan lokasi kejadian. Isi informasi harus mengulas tentang
kegiatan di kantor pusat dan juga kantor cabang.
Melalui hal ini dapat dilihat bahwa pada dasarnya bagi sebagian
responden, rubrik Nusantara telah mewadahi seluruh unit dalam memberikan
informasi terbaru mengenai kegiatan-kegiatan perusahaan yang terjadi.
Berdasarkan interpretasi peneliti, rubrik ini memang pada dasarnya khusus
mengangkat informasi mengenai aktivitas regional. Bahkan sebanyak 32 orang
responden menyatakan menyukai adanya rubrik ini. Namun dikarenakan
banyaknya unit-unit yang ada, ketersediaan halaman untuk rubrik ini masih belum
mampu mewadahi seluruh unit.
Memang masih ada sedikit responden yang merasa bahwa rubrik ini
belum mampu mengulas tentang kegiatan unit-unit. Untuk itu, hal tersebut harus
tetap diperhatikan oleh redaksi Majalah Fokus. Hal ini dapat disiasati dengan
penambahan jumlah halaman pada rubrik ini.
4.7.8. Rubrik Horison
Tabel 4.28. Memberikan Informasi Perkembangan Usaha Kelistrikan Daerah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 3 1.2 1.2 1.2
TS 19 7.7 7.7 8.9
N
S
0
168
0
67.7
0
67.7
0
76.6
SS 58 23.4 23.4 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
91,1% dari total responden menyatakan bahwa rubrik Horison mampu
79
Universitas Kristen Petra
memberikan informasi mengenai perkembangan usaha kelistrikan di daerah-
daerah, khususnya daerah terpencil.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu responden,
beliau mengatakan,
“Majalah Fokus perlu memuat informasi tentang daerah-daerah terpencil”
(Mirza, staf Bidang Komunikasi, 31 tahun).
Hal ini jugalah yang ditulis oleh responden tersebut untuk kelebihan dari Majalah
Fokus.
Salah satu fungsi dari adanya publikasi internal adalah untuk
menginformasikan segala kegiatan, masalah dan pencapaian organisasi kepada
para karyawan (Lattimore, 2010, p.235). Berkaitan dengan teori yang ada,
perkembangan kelistrikan merupakan suatu kegiatan perusahaan dan suatu
pencapaian baru perusahaan. Peneliti dapat mengatakan pencapaian dikarenakan
bagi daerah-daerah terpencil, listrik merupakan suatu hal yang luar biasa karena
sebelumnya banyak daerah terpencil yang belum dialiri listrik. Menurut hasil
wawancara dengan salah seorang responden, dikatakan bahwa daerah terpencil
susah untuk dijangkau karena biaya yang mahal dan sumber daya yang belum
memadai (hasil wawancara dengan salah satu karyawan bidang Distribusi, 30
April 2012). Dengan demikian jika perusahaan berhasil melakukan hal tersebut,
dapat dikatakan bahwa itu merupakan suatu pencapaian.
Perkembangan kelistrikan, khususnya di daerah terpencil pada dasarnya
merupakan informasi yang menarik untuk diketahui oleh karyawan. Hal ini
dikarenakan masih banyak daerah-daerah terpencil yang kekurangan pasokan
listrik bahkan tidak menerima pasokan listrik sama sekali. Sebagai perusahaan
yang akan menuju perusahaan berkelas internasional, alangkah baiknya jika
seluruh wilayah di Indonesia telah mampu dialiri listrik. Untuk itulah rubrik
Horison ini dibuat. Rubrik ini merupakan rubrik baru di Majalah Fokus, baru ada
mulai edisi Januari 2012.
Seperti yang diungkapkan oleh Siregar & Pasaribu (2000, p.64-76)
bahwa isi informasi dari suatu majalah harus dapat mengurangi ketidaktahuan dan
ketidakjelasan mengenai suatu masalah yang telah, sedang, atau akan terjadi.
80
Universitas Kristen Petra
Melalui hal ini dapat dilihat bahwa tujuan utama dari adanya rubrik Horison
adalah untuk memberikan pengetahuan baru kepada karyawan dalam hal
perkembangan kelistrikan daerah terpencil.
Melihat hasil olahan data dan jika dikaitkan dengan teori yang ada, dapat
dikatakan bahwa rubrik ini telah mencapai tujuannya, dimana banyak responden
setuju bahwa rubrik ini mampu memberikan informasi yang mereka butuhkan.
Bahkan meskipun tergolong baru, sebanyak 35 orang responden menyukai dan
menerima baik adanya rubrik ini.
4.7.9. Rubrik Info KM
Tabel 4.29. Mengetahui Kegiatan Sharing Knowledge
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
STS 3 1.2 1.2 1.2
TS 25 10.1 10.1 11.3
N
S
0
152
0
61.3
0
61.3
0
72.6
SS 68 27.4 27.4 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan hasil olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
88,7% dari total responden menyatakan bahwa rubrik Info KM mampu
memberikan informasi terbaru mengenai kegiatan sharing knowledge yang ada di
perusahaan, baik internal maupun eksternal.
Sebagai salah satu fungsi dari sebuah media internal, suatu majalah harus
mampu mengulas isi informasi yang bersifat edukatif (memperkaya khasanah
keterampilan pembacanya) (Siregar & Pasaribu (2000, p.64-76).
Rubrik Info KM merupakan rubrik yang dibuat khusus untuk mengulas
informasi mengenai kegiatan sharing knowledge perusahaan dan juga mengenai
apa saja yang dilakukan di dalam kegiatan tersebut. Tujuan adanya rubrik ini
adalah untuk memberikan informasi terkait dengan sharing knowledge perusahaan
dimana diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan pembaca
dalam hal ketrampilan khususnya bidang kelistrikan. Hal ini sesuai dengan yang
81
Universitas Kristen Petra
diungkapkan melalui teori di paragraf sebelumnya. Isi informasi dari suatu
majalah harus dapat memperkaya khasanah ketrampilan pembacanya. Dan
disinilah rubrik Info KM berperan.
Melalui hasil olahan data diatas, dapat dikatakan bahwa rubrik Info KM
telah mampu memberikan informasi seputar sharing knowledge perusahaan
kepada para pembacanya yang dalam hal ini adalah karyawan PLN. Bahkan
melalui hasil temua di lapangan, diperoleh data bahwa sebanyak 17 orang
responden menyukai adanya rubrik Info KM ini.
4.7.10. Rubrik Labora
Tabel 4.30. Mengetahui Kebijakan SDM Terbaru
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 1 .4 .4 .4
TS 50 20.2 20.2 20.6
N
S
0
133
0
53.6
0
53.6
0
74.2
SS 64 25.8 25.8 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
79,4% dari total responden menyatakan bahwa melalui rubrik Labora, mereka
mengetahui kebijakan manajemen terbaru, khususnya dalam bidang SDM. Yang
termasuk dalam kebijakan SDM adalah seperti kebijakan jam kerja baru,
kebijakan sistem absensi, kebijakan fasilitas kesehatan karyawan, dan lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah seorang redaksi
Majalah Fokus terkait dengan adanya rubrik ini, beliau mengatakan,
“Rubrik ini ada untuk memuat informasi kebijakan manajemen, khususnya
mengenai SDM dan yang dikeluarkan dan dilakukan oleh kantor pusat agar
supaya karyawan yang ada di unit-unit menjadi tahu. Secara tidak langsung jadi
sosialisasi juga sih” (Novita Ida Yanti, Sekretaris Redaksi Majalah Fokus).
82
Universitas Kristen Petra
Menurut Newsom & Haynes (2005, p.371-372), hal yang paling penting
untuk diperhatikan dalam pembuatan suatu majalah sebagai suatu media internal
adalah tata cara penulisannya, kualitas pemberitaan, relevansinya, dan kesesuaian
informasi dengan kebutuhan para pembacanya. Melalui teori tersebut dapat dilihat
bahwa salah satu hal yang paling penting yang ada di suatu majalah adalah bahwa
isi informasinya harus sesuai dengan kebutuhan para pembacanya.
Kebutuhan akan informasi, khusunya mengenai informasi kebijakan
terbaru manajemen merupakan hal yang penting untuk diketahui setiap karyawan.
Karena kebijakan manajemen ini harus diketahui oleh setiap karyawan, baik yang
berada di kantor pusat maupun kantor cabang. Tentunya, setiap karyawan tidak
ingin ketinggalan informasi mengenai kebijakan manajemen, maka dari itu
kebutuhan akan informasi tersebut sangat tinggi. Hal ini senada dengan yang
diungkapkan oleh Lattimore (2010, p.242) yang menyatakan bahwa salah satu
sasaran media internal perusahaan adalah untuk mengkomunikasikan kebijakan
manajemen dimana kebijakan ini diinformasikan secara akurat untuk
memberantas kesalahpahaman.
Jika dikaitkan dengan teori yang ada, rubrik Labora telah memuat
informasi yang dimana sesuai dengan kebutuhan para pembacanya, yaitu
kebutuhan akan informasi kebijakan manajemen terbaru. Dan bahkan rubrik
Labora telah menjalankan fungsi dalam mengkomunikasikan kebijakan
manajemen kepada karyawan dimana hal tersebut merupakan hal yang penting
untuk dilakukan oleh sebuah media internal.
Maka dari itu, melihat hasil temuan data di lapangan beserta teori yang
ada, dapat disimpulkan bahwa rubrik Labora telah mampu memenuhi kebutuhan
pembacanya akan informasi terbaru mengenai kebijakan SDM terbaru. Bahkan
melalui hasil lapangan ditemukan sebanyak 8 orang responden menyukai rubrik
ini.
83
Universitas Kristen Petra
4.7.11. Rubrik Inovasi
Tabel 4.31. Memberikan Informasi Karya Inovasi Terbaru
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
13
0
5.2
0
5.2
0
5.2
N
S
0
158
0
63.7
0
63.7
0
69.0
SS 77 31.0 31.0 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
94,7% dari total responden menyatakan bahwa rubrik Inovasi telah mampu
memberikan informasi seputar karya-karya inovasi terbaru yang dilakukan atau
dihasilkan oleh karyawan PLN.
Seperti yang diungkapkan oleh Siregar & Pasaribu (2000, p.64-76)
bahwa suatu majalah harus mampu mengulas isi informasi yang bersifat edukatif
(memperkaya khasanah keterampilan pembacanya). Hal ini dapat berarti, isi
informasi yang ada di dalam suatu majalah harus dapat memberikan informasi
yang memberikan edukasi kepada pembaca mengenai hal-hal baru. Dalam kasus
ini, hal-hal baru yang dimaksud adalah mengenai karya-karya inovasi terbaru
karyawan.
Selain itu, menurut Cutlip et all (2006, p.272), salah satu tujuan dari
adanya publikasi internal adalah untuk mendorong karyawan memelihara dan
memperkuat standar organisasi dan komitmen pada peningkatan kualitas,
meningkatkan efisiensi, meningkatkan pelayanan dan tanggungjawab sosial yang
lebih besar. Teori ini mengatakan bahwa media internal memiliki peran untuk
mendorong karyawan memperkuat standar organisasi dengan memberikan inovasi
kepada perusahaan dengan adanya peningkatan kualitas.
Jika dilihat lebih lanjut ke dalam rubrik ini, karya inovasi yang diulas di
dalam rubrik ini menjadi terobosan baru dalam bidang kelistrikan dan tidak jarang
karya tersebut digunakan di dalam perusahaan. Menurut hasil temuan data di
lapangan dengan teori yang ada, rubrik Inovasi haruslah mampu memberikan
84
Universitas Kristen Petra
informasi yang bersifat edukatif kepada karyawan khususnya mengenai inovasi
terbaru perusahaan. Dan hal ini sudah terbukti dari banyaknya responden yang
setuju bahwa rubrik ini telah melaksanakan perannya dengan baik. Bahkan
sebanyak 45 orang menyukai rubrik ini. Kebanyakan responden yang menyukai
rubrik ini memberikan alasan mengapa mereka menyukai rubrik ini, yaitu
dikarenakan rubrik ini mengulas informasi yang sangat penting di bidang
kelistrikan, khususnya inovasi-inovasi terbaru. Dengan berkembangnya teknologi,
sumber daya manusia juga harus mampu melakukan inovasi-inovasi baru untuk
kemajuan perusahaannya.
Melalui adanya rubrik ini, dapat menjadi pendorong bagi karyawan untuk
melakukan inovasi-inovasi demi peningkatakn kualitas SDM maupun perusahaan.
4.7.12. Rubrik Sosok
4.7.12.1. Rubrik Sosok dalam Memberikan Informasi Karyawan
Berprestasi
Tabel 4.32. Memberikan Informasi Karyawan Berprestasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 1 .4 .4 .4
TS 4 1.6 1.6 2.0
N
S
0
156
0
62.9
0
62.9
0
64.9
SS 87 35.1 35.1 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak 98%
dari total responden menyatakan bahwa rubrik Sosok ini memberikan informasi
mengenai profil karyawan berprestasi dimana melalui rubrik ini, karyawan lain
dapat mengetahui serta lebih mengenal karyawa-karyawan yang berprestasi di
perusahaan.
“Rubrik Sosok ini ada untuk memberikan informasi tentang karyawan yang
berprestasi. Kita ingin supaya karyawan lain tahu prestasi apa yang pernah
85
Universitas Kristen Petra
dilakukannya seseorang dan agar nantinya karyawan lain bisa mengikuti, siapa
tahu bisa berprestasi juga” (Novita Ida Yanti, Sekretaris Redaksi Majalah
Fokus).
Menurut Cutlip et all (2006, p. 272), salah satu fungsi dari media internal
adalah sebagai sarana pengakuan prestasi dan kesuksesan karyawan. Hal senada
juga diungkapkan dalam Lattimore (2010, p.242) yang mengatakan bahwa salah
satu sasaran dari media internal adalah sebagai penghargaan prestasi karyawan.
Rubrik Sosok merupakan rubrik yang dibuat khusus untuk memberikan
informasi kepada seluruh karyawan mengenai karyawan berprestasi yang ada di
perusahaan. Sosok yang diangkat dalam rubrik ini biasanya telah melakukan suatu
hal yang dianggap memberikan prestasi kepada perusahaan.
Berkaitan dengan teori yang ada, seseorang yang berprestasi dalam
perusahaan haruslah mendapatkan penghargaan atau setidaknya pengakuan dari
perusahaan. Hal tersebut dikarenakan untuk mendorong kerjasama internal dengan
membantu pihak manajemen dan karyawan menjadi lebih kenal dengan anggota
lain dari organisasi (Lattimore, 2010, p.242).
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak 98% dari total
responden mengatakan bahwa setiap karyawan yang membaca rubrik ini
mendapatkan informasi profil dari karyawan yang berprestasi. Melalui rubrik ini
pula, karyawan dapat mengetahui prestasi macam apa yang telah dicapainya
sehingga mendapatkan apresiasi dan diangkat menjadi seorang yang berprestasi di
majalah.
4.7.12.2. Kemampuan Sosok dalam Memberikan Inspirasi
,Tabel 4.33. Sosok Memberikan Inspirasi dan Semangat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
59
0
23.8
0
23.8
0
23.8
N
S
0
149
0
60.1
0
60.1
0
83.9
SS 40 16.1 16.1 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
86
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan tabel pengolahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
76,2% dari total responden menyatakan bahwa sosok karyawan berprestasi yang
diangkat dalam rubrik ini memberikan aspirasi serta semangat kerja kepada
karyawan lainnya.
Salah satu tujuan dari adanya media internal adalah untuk mendorong
karyawan untuk memelihara standar organisasi dan komitmen pada peningkatan
kualitas, meningkatkan efisiensi, meningkatkan pelayanan dan tanggungjawab
sosial yang lebih besar. Melalui teori ini dapat dilihat bahwa salah satu fungsi dari
media internal adalah untuk meningkatkan kualitas, baik SDM maupun
perusahaan.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tujuan dari adanya rubrik
Sosok adalah untuk memberikan inspirasi dan semangat bagi karyawan lainnya
untuk mengikuti jejak sosok yang diangkat dalam rubrik ini. Tidak menutup
kemungkinan bagi karyawan dapat mencontoh atau melakukan suatu inovasi
maupun mengukir prestasi untuk perusahaannya melalui rubrik ini. Melalui
adanya rubrik ini, perusahaan dapat secara tidak langsung meningkatkan kualitas
SDM dan perusahaan, karena dengan adanya rubrik ini, karyawan lain dapat
secara tidak langsung mendapatkan semangat dan inspirasi untuk berprestasi.
Maka dari itu, rubrik ini sangat penting dimana jika dimaksimalkan dapat
memberikan dan menyalurkan hal yang positif kepada karyawan. Dan sebanyak
21 orang responden atau sebesar 8,47% dari total responden menyukai rubrik
Sosok ini.
4.7.13. Rubrik Lensa
Tabel 4.34. Lensa
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
21
0
8.5
0
8.5
0
8.5
N
S
0
135
0
54.4
0
54.4
0
62.9
SS 92 37.1 37.1 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
87
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan hasil olahan tabel diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
91,5% dari total responden menyatakan bahwa melalui rubrik Lensa, pembaca
dapat mengetahui kegiatan-kegiatan yang ada di perusahaan melalui foto-foto
yang ditampilkan.
Dalam suat majalah, pemilihan gambar atau foto yang baik haruslah
dilakukan secara cermat, karena foto juga harus bisa menceritakan sesuatu tanpa
harus mengulas kegiatan yang terjadi di dalamnya (Siregar & Pasaribu, 2000,
p.64-76).
Dari hasil temuan di lapangan, sebanyak 5 orang responden menyukai
rubrik ini. Jika dilihat, hanya sedikit responden saja menyukai rubrik ini, namun
hal tersebut bukan berarti rubrik ini tidak penting. Berdasarkan hasil wawancara
dengan beberapa orang karyawan, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi
ketertarikan karyawan dalam rubrik ini, seperti foto-foto yang ditampilkan
kebanyakan hanya foto yang berasal dari kegiatan di kantor pusat saja atau foto
yang ditampilkan terlalu kaku atau bahkan bagi sebagian orang, foto yang
ditampilkan dalam rubrik ini hanya bersifat foto, tidak menceritakan sesuatu.
Untuk itulah mengapa kecermatan dalam memilih gambar atau foto dalam rubrik
ini perlu diperhatikan kembali.
4.7.14. Back Cover
Tabel 4.35. Back Cover Mencerminkan Ciri Khas Perusahaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
STS 4 1.6 1.6 1.6
TS 14 5.6 5.6 7.3
N
S
0
135
0
54.4
0
54.4
0
61.7
SS 95 38.3 38.3 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
92,7% dari total responden menyatakan bahwa back cover dari Majalah Fokus
telah berhasil mencerminkan ciri khas perusahaan. Ciri khas perusahaan yang
88
Universitas Kristen Petra
dimaksud adalah berupa iklan layanan masyarakat yang berkaitan dengan bidang
kelistrikan maupun iklan mengenai produk-produk terbaru yang ada di PLN.
Kesuksesan dari suatu majalah bergantung dari beberapa hal, yaitu
format majalah, ilustrasi yang digunakan, desain, penyuntingan, dan distribusi
yang relevan (Newsom & Haynes, 2005, p.371-372). Yang dimaksud dalam teori
ini adalah, salah satu ukuran kesuksesan dari suatu majalah bergantung pada
desain dari majalah tersebut, apakah sudah sesuai dengan nilai-nilai yang dianut
oleh perusahaan.
Desain majalah yang baik bukan hanya dilihat dari cover maupun isinya
saja, melainkan juga back cover yang menunjang. Dalam hal ini, Majalah Fokus
selalu menampilkan back cover yang sesuai dengan nilai-nilai perusahaan. Seperti
contoh, pada edisi April 2012, back cover Majalah Fokus menampilkan produk
terbaru PLN, yaitu “Listrik Pintar”. Selain itu, banyak juga contoh-contoh lainnya.
Melalui hal tersebut dapat dilihat bahwa desian back cover dari Majalah
Fokus telah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh redaksi Majalah Fokus.
Demikian juga dengan penerimaan para pembacanya.
4.8. Analisis Majalah Fokus Berdasarkan Kategori Isi Media Internal
Pada bagian ini akan dijelaskan analisis hasil temuan data di lapangan
dengan teori yang digunakan berkaitan dengan kategori isi media internal (bagian
IV kuesioner). Dan berikut merupakan analisisnya:
4.8.1. Kategori Lingkup Masalah
4.8.1.1. Sub Kategori Lingkup Masalah Manajemen
Tabel 4.36. Memuat Informasi Budaya Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
12
0
4.8
0
4.8
0
4.8
N
S
0
152
0
61.3
0
61.3
0
66.1
SS 84 33.9 33.9 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
89
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan hasil tabel olahan diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
95,2% dari total responden menyatakan bahwa Majalah Fokus telah mampu
memuat informasi yang berkaitan dengan budaya kerja.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu redaksi Majalah Fokus,
beliau mengatakan,
“Tahu kan kalau kita lagi menuju WCS. Nah Majalah Fokus ini diharapkan dapat
menjadi media dimana nilai-nilai WCS ini dapat ditanamkan ke karyawan.
Karena kan supaya program ini sukses, bukan hanya manajemen yang bekerja,
semuanya harus terlibat” (Novita Ida Yanti, Sekretaris Redaksi Majalah Fokus).
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, saat ini PLN sedang menuju
perusahaan yang bertaraf internasional (World Class Service atau WCS). Hal ini
diawali dengan membuat slogan baru untuk perusahaan, yaitu “Bekerja Bekerja
Bekerja!” Diharapkan melalui adanya slogan baru ini, setiap karyawan dapat
bekerja lebih baik lagi dan dapat mendukung perusahaan untuk menjadi
perusahaan bertaraf internasional.
Sebagaimana yang diungkapkan di bab 2, salah satu peranan dari media
internal adalah sebagai change socialization, dimana media internal dapat
membantu pihak manajemen untuk menanamkan, memelihara dan
memperkenalkan perubahan yang berkaitan dengan budaya organisasi (Siregar &
Pasaribu, 2000, p.54). Selain itu, Soemirat dan Ardianto (2003, p.21) juga
mengatakan,
“Begitu dahsyatnya dampak media internal, dapat dipakai untuk
membangun budaya perusahaan tersebut.”
Berdasarkan pengamatan peneliti, nilai-nilai budaya kerja perusahaan ini
dicerminkan di dalam Majalah Fokus, seperti cover Majalah, desain, dan lain
sebagainya. Budaya kerja dari perusahaan ini terkadang tidak langsung diulas
menjadi sebuah informasi di dalam suatu rubrik, namun juga dapat tercermin dari
keseluruhan Majalah Fokus.
Melalui hasil temau data di lapangan dan dikaitkan dengan teori yang
ada, peneliti dapat mengatakan bahwa salah satu fungsi dari media internal telah
90
Universitas Kristen Petra
dijalankan oleh Majalah Fokus, yaitu sebagai sarana change socialization. Hal ini
sangat baik karena dapat menanamkan dan bahkan memelihara budaya kerja
perusahaan, apalagi ketika PLN sedang memiliki nilai budaya kerja baru. Melalui
Majalah Fokus, budaya kerja baru tersebut dapat ditanamkan kepada setiap
karyawan.
4.8.1.2. Sub Kategori Lingkup Masalah Non Manajemen
Tabel 4.37. Memuat Informasi Tambahan Non-Manajemen
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 22 8.9 8.9 8.9
TS 135 54.4 54.4 63.3
N
S
0
80
0
32.3
0
32.3
0
95.6
SS 11 4.4 4.4 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan hasil olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
63,3% dari total responden menyatakan bahwa di dalam Majalah Fokus tidak
terdapat suatu rubrik khusus yang memberikan informasi tambahan untuk
pembaca diluar informasi seputar perusahaan. Dalam hal ini, yang dimaksud
dengan informasi tambahan adalah seperti informasi mengenai kesehatan, hobi,
dan lainnya.
Salah satu responden mengatakan,
“Majalah Fokus harus menambahkan rubrik-rubrik yang memberikan
informasi tambahan penting kepada pembaca, jangan isinya tentang PLN terus”
(NununNurjanah, karyawan Bidang Komunikasi, 30 tahun).
Melalui hal ini, dapat dilihat bahwa ada karyawan yang menginginkan rubrik di
Majalah Fokus ditambahkan dengan rubrik-rubrik yang bersifat non manajemen.
Demikian pula dengan beberapa responden lainnya yang di pertanyaan terbuka
menginginkan adanya rubrik yang bersifat non manajemen yang juga penting
diketahui oleh karyawan.
91
Universitas Kristen Petra
Seperti yang diungkapkan di bab 2, salah satu format yang baik bagi
majalah adalah terdapat rubrik yang membahas mengenai lingkup non manajemen
(kesehatan, hobi, dll) (Siregar & Pasaribu, 2000, p.64-76).
Berdasarkan interpretasi peneliti melalui hasil temuan data di lapangan
dengan teori yang ada, dapat dilihat bahwa pada dasarnya rubrik yang bersifat non
manajemen sangat penting untuk ada di dalam suatu majalah. Karena fungsinya
cukup penting. Namun, Majalah Fokus belum mampu memberikan informasi
tersebut. Keseluruhan ini selalu terkait dengan informasi perusahaan tanpa adanya
informasi tambahan lainnya.
Melalui hasil temuan di lapangan dengan teori dapat disimpulkan bahwa
Majalah Fokus sama sekali tidak memiliki rubrik khusus yang mengulas tentang
informasi non manajemen namun juga termasuk penting untuk diketahui
pembaca. Dan hal ini perlu diperhatikan oleh tim redaksi Majalah Fokus.
4.8.2. Kategori Fungsi
4.8.2.1. Sub Kategori Fungsi Informatif
Tabel 4.38. Informasi di Majalah Fokus Bersifat Informatif
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 1 .4 .4 .4
TS 13 5.2 5.2 5.6
N
S
0
144
0
58.1
0
58.1
0
63.7
SS 90 36.3 36.3 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
94,4% dari total responden menyatakan bahwa informasi yang terdapat di dalam
Majalah Fokus bersifat informatif atau mengurangi ketidakjelasan terhadap suatu
masalah. Masalah dalam hal ini dapat dikaitkan dengan isu-isu penting
perusahaan yang sedang hangat dibicarakan di internal maupun eksternal
perusahaan.
92
Universitas Kristen Petra
Menurut Siregar & Pasaribu (2000, p.64-76), salah satu syarat isi
informasi yang baik adalah bahwa informasi yang diulas dalam suatu media
haruslah bersifat informatif atau memberikan pengetahuan baru kepada para
pembacanya.
Selain itu, menurut Lattimore (2010, p.235), sebuah media internal harus
dapat menginformasikan peristiwa-peristiwa penting kepada karyawan agar
mereka mendapatkan pengetahuan terlebih dahulu. Cutlip et all (2006, p.271) juga
mengatakan bahwa fungsi media internal adalah untuk memberikan informasi
yang dibutuhkan karyawan untuk menjalankan tugas mereka dengan baik. Kedua
teori ini mengatakan bahwa sebuah media internal penting untuk memberikan
informasi yang informatif kepada karyawan demi memberikan pengetahuan baru
kepada karyawan.
Berdasarkan pengamatan peneliti mengenai rubrik-rubrik yang ada di
dalam Majalah Fokus, terdapat banyak rubrik yang berisi informasi yang bersifat
informatif, seperti rubrik Teroka yang mengulas tentang informasi seputar isu
perusahaan, rubrik Komitmen yang mengulas informasi seputar kegiatan
kerjasama perusahaan, dan masih banyak lainnya. Rubrik-rubrik tersebut
memberikan informasi yang dapat memberikan pengetahuan baru kepada
karyawan, khususnya pengetahuan mengenai kegiatan perusahaan. Hal ini jelas
dapat mengurangi ketidakjelasan karyawan dalam menanggapi suatu hal. Dan hal
ini pula sesuai dengan teori yang diungkapkan sebelumnya bahwa informasi yang
diulas haruslah bersifat informatif.
Selain itu, Majalah Fokus juga memiliki informasi yang dibutuhkan
karyawan untuk menjalankan tugas mereka dengan baik, seperti rubrik Labora
yang mengulas tentang kebijakan manajemen dimana hal ini dapat membuat
karyawan bekerja dengan lebih baik karena sudah mengetahui aturan yang ada,
dan masih banyak lainnya.
Dari sini dapat dilihat bahwa Majalah Fokus telah menjalankan fungsi
informatif.
93
Universitas Kristen Petra
4.8.2.2. Sub Kategori Fungsi Edukatif
Tabel 4.39. Informasi di Majalah Fokus Bersifat Edukatif
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
9
0
3.6
0
3.6
0
3.6
N
S
0
145
0
58.5
0
58.5
0
62.1
SS 94 37.9 37.9 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
96,4% dari total responden menyatakan bahwa informasi yang ada di dalam
Majalah Fokus bersifat edukatif atau dapat memperkaya khasanah ketrampilan
yang dimiliki oleh pembaca dalam melakukan suatu kegiatan atau mengatasi
persoalan.
Seperti yang diungkapkan di bab 2, isi informasi yang ada di dalam suatu
media haruslah bersifat edukatif atau dapat memperkaya khasanah ketrampilan
yang dimiliki pembaca dalam melakukan suatu kegiatan atau mengatasi persoalan
(Siregar & Pasaribu, 2000, p.64-76)
Berdasarkan pengamatan peneliti mengenai isi dari Majalah Fokus,
rubrik-rubrik yang ada di dalam Majalah Fokus tidak hanya memberikan
informasi yang bersifat informatif saja melainkan juga memberikan informasi
yang bersifat edukatif. Seperti halnya rubrik Inovasi, yang dimana bukan hanya
bersifat informatif saja melainkan juga bersifat edukatif dimana dapat
memperkaya khasanah ketrampulan yang dimiliki pembaca. Rubrik Inovasi
merupakan rubrik yang mengulas tentang inovasi-inovasi terbaru yang dilakukan
oleh perusahaan, dimana melalui rubrik ini, unit-unit lainnya dapat mencontoh
kegiatan inovasi ini untuk dilakukan di unit mereka masing-masing. Dalam hal
ini, unit-unit mendapatkan informasi yang dapat memperkaya khasanah
ketrampilan mereka dalam bidang kelistrikan.
94
Universitas Kristen Petra
Pengamatan ini sesuai dengan teori yang diungkap sebelumnya dan
sesuai dengan hasil temuan data di lapangan yang mengatakan informasi yang
diulas dalam Majalah Fokus bersifat edukatif.
4.8.2.3. Sub Kategori Fungsi Hiburan
Tabel 4.40. Informasi di Majalah Fokus Bersifat Menghibur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 36 14.5 14.5 14.5
TS 138 55.6 55.6 70.2
N
S
0
69
0
27.8
0
27.8
0
98.0
SS 5 2.0 2.0 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
70,1% dari total responden menyatakan bahwa Majalah Fokus tidak menyediakan
rubrik khusus yang berkaitan dengan hiburan. Yang dimaksud dengan hiburan
dalam hal ini adalah rubrik khusus yang memuat cerita-cerita fiksi atau hiburan
lainnya yang dapat membuat pembaca merasa terhibur.
Seperti yang diungkapkan di bab 2, isi informasi yang ada di dalam suatu
media harus dapat digunakan untuk melepaskan ketegangan atau persoalan yang
dihadapi (Siregar & Pasaribu, 2000, p.64-76).
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap isi dari Majalah Fokus,
memang tidak ada sama sekali rubrik yang mengangkat informasi tentang
hiburan. Hal ini juga disepakati oleh 70,1% responden. Melalui hasil pertanyaan
terbuka yang ada di dalam kuesioner, ada beberapa responden memberikan saran
kepada Majalah Fokus, bahwa seharusnya Majalah Fokus menambah satu rubrik
yang bersifat menghibur.
Namun setelah peneliti melakukan wawancara dengan Sekretaris Redaksi
dari Majalah Fokus, beliau mengatakan bahwa awal tujuan dibuatnya Majalah
Fokus ini adalah sebagai media informasi dan komunikasi yang bersifat formal.
Maka dari itu, isi dari Majalah Fokus ini hanya ditekankan pada informasi yang
95
Universitas Kristen Petra
bersifat informatif saja (hasil wawancara dengan Novita Ida Yanti, Sekretaris
Redaksi Majalah Fokus).
Melalui hasil temuan data di lapangan tersebut, dapat dilihat bahwa apa
yang diinginkan oleh beberapa responden masih belum bisa dipenuhi oleh
Majalah Fokus. Namun menurut interpretasi peneliti, Majalah Fokus yang
merupakan media internal perusahaan memang seharusnya lebih berfokus pada
informasi seputar kegiatan perusahaan saja (mempunyai ciri khas sendiri
dibandingkan dengan media internal lain).
4.8.3. Kategori Jenis Realitas
4.8.3.1. Sub Kategori Jenis Realitas Psikologis
Tabel 4.41. Menyediakan Ulasan Psikologis
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 43 17.3 17.3 17.3
TS 97 39.1 39.1 56.5
N
S
0
95
0
38.3
0
38.3
0
94.8
SS 13 5.2 5.2 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan hasil tabel olahan diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
56,4% dari total responden menyatakan bahwa informasi yang ada di dalam
Majalah Fokus bukan berasal dari hasil rekaan pikiran narasumber terhadap suatu
peristiwa tanpa mengalami atau menyaksikan langsung peristiwa tersebut.
Sebagaimana yang diungkapkan dalam teori di bab 2, dikatakan bahwa
informasi yang baik adalah informasi yang berasal dari narasumber yang kredibel,
sehingga pesan yang disampaikan akan semakin akurat (Hardjana, 2000, p.23).
Maksud dari teori ini adalah informasi yang diulas harus menggunakan
narasumber yang kredibel agar informasi yang diulas tidak semabarangan.
Narasumber yang kredibel dapat diartikan bahwa narasumber tersebut memiliki
keahlian di bidangnya atau narasumber tersebut mengalami suatu peristiwa secara
langsung dan menuliskannya menjadi sebuah informasi.
96
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap isi Majalah Fokus, kebanyak
rubrik mengulas informasi dimana narasumbernya mengalami langsung suatu
peristiwa. Dan jika dikaitkan antara teori dengan hasil temuan lapangan dapat
dikatakan bahwa informasi-informasi yang ada di dalam Majalah Fokus lebih
banyak bersifat faktual daripada tidak.
4.8.4. Kategori Sifat
4.8.4.1. Sub Kategori Sifat Informasi Faktual
Tabel 4.42. Informasi Faktual
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 1 .4 .4 .4
TS 4 1.6 1.6 2.0
N
S
0
118
0
47.6
0
47.6
0
49.6
SS 125 50.4 50.4 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan hasil tabel olahan data diatas, dapat dilihat sebanyak 98%
dari total responden menyatakan bahwa isi informasi ataupun berita yang ada di
dalam Majalah Fokus merupakan peristiwa yang nyata terjadi di lapangan dan
disusun secara faktual.
“Informasi yang ada di dalam Majalah Fokus itu hampir semua informasi
tentang fakta yang terjadi di lapangan. Kita punya reporter yang langsung bisa
meliput kegiatan. Memang seharusnya informasi yang dimuat itu berdasarkan
fakta, kalau tidak kan termasuk kebohongan” (Novita Ida Yanti, Sekretaris
Redaksi Majalah Fokus)
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Siregar & Pasaribu (2000, p.64-76),
informasi faktual merupakan informasi yang diulas berdasarkan peristiwa yang
nyata terjadi. Dalam hal ini, informasi faktual merupakan informasi yang penting
karena mempengaruhi pengetahuan pembaca mengenai peristiwa yang diulas.
97
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, salah satu rubrik yang dapat
dikatakan berisi informasi faktual adalah rubrik Nasional dan rubrik Nusantara.
Kedua rubrik ini berisi tentang kegiatan-kegiatan yang terjadi di kantor pusat
maupun kantor cabang. Dan melalui hasil wawancara, diperoleh data bahwa untuk
rubrik Nasional, yang bertugas meliput adalah tim redaksi dari Majalah Fokus
sedangkan untuk rubrik Nusantara, setiap unit bertugas menjadi kontributornya
(hasil wawancara dengan Novita Ida Yanti, Sekretaris Redaksi Majalah Fokus).
Melalui data temuan lapangan dan dikaitkan dengan teori, peneliti
memiliki interpretasi bahwa keseluruhan informasi yang ada di dalam Majalah
Fokus merupakan fakta yang sebenarnya terjadi dimana Majalah Fokus memiliki
reporter dan kontributor yang bertugas meliput langsung suatu kejadian. Dari sini
peneliti dapat menyimpulkan bahwa informasi yang diulas di dalam Majalah
Fokus bersifat faktual dan tidak mengada-ada.
4.8.4.2. Sub Kategori Sifat Informasi Faksional
Tabel 4.43. Informasi Berdasarkan Pendapat Seseorang
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 24 9.7 9.7 9.7
TS 92 37.1 37.1 46.8
N
S
0
110
0
44.4
0
44.4
0
91.1
SS 22 8.9 8.9 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan hasil tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
53,3% dari total responden menyatakan bahwa Majalah Fokus juga memuat
ulasan mengenai pendapat seseorang (masyarakat pengguna jasa, karyawan, dll)
mengenai peristiwa yang terjadi di sekitar perusahaan.
Menurut teori yang diungkapkan oleh Siregar & Pasaribu (2000, p.64-
76), informasi faksional merupakan informasi yang ditulis berdasarkan pendapat
atau opini seseorang mengenai suatu hal.
98
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap isi Majalah Fokus, dapat
dilihat bahwa salah satu rubrik yang memuat informasi faksional adalah rubrik
Inovasi dimana dalam rubrik ini tidak hanya karya inovasi saja yang diulas
melainkan juga hasil karya tulisan karyawan yang dinilai menarik untuk diketahui
pembaca. Rubrik dapat dikategorikan menjadi artikel dimana berisi tentang
pendapat-pendapat seseorang terhadap suatu hal.
Dan jika dikaitkan antara hasil temuan data dengan teori yang ada,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat informasi faksional yang diulas di
dalam Majalah Fokus.
4.8.5. Kategori Lokasi Kejadian
4.8.5.1. Sub Kategori Informasi di Luar Kantor Korporasi
Tabel 4.44. Informasi di Luar Kantor Korporasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 2 .8 .8 .8
TS 61 24.6 24.6 25.4
N
S
0
151
0
60.9
0
60.9
0
86.3
SS 34 13.7 13.7 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan hasil tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
74,6% dari total responden menyatakan bahwa Majalah Fokus juga mengulas
informasi atau berita mengenai kegiata-kegiatan yang terjadi diluar perusahaan
namun masih berkaitan dengan perusahaan.
Peneliti melakukan wawancara terkait dengan hal ini dan salah satu
redaksi Majalah Fokus mengatakan,
“Informasi yang diulas di Majalah Fokus ini terkadang juga mengangkat
perusahaan lain yang juga merupakan anak perusahaan. Soalnya itu juga penting
untuk diketahui karyawan PLN, kan saling terkait” (Novita Ida Yanti, Sekretaris
Redaksi Majalah Fokus).
99
Universitas Kristen Petra
Salah satu fungsi dari adanya media internal suatu perusahaan yaitu,
informasi yang diulas berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang terjadi di luar
perusahaan namun dapat memberikan informasi baru kepada pembacanya (Siregar
& Pasaribu, 2000, p.64-76).
Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap isi Majalah Fokus, terdapat
salah satu beberapa informasi yang ada di dalam rubrik Majalah Fokus yang
mengulas tentang kegiatan yang terjadi diluar perusahaan namun masih tetap
terkait dengan perusahaan. Seperti yang dapat dilihat pada edisi April 2012 di
rubrik Labora, informasi yang diangkat adalah mengenai kantor Pembangkitan
Jawa-Bali (PJB). Memang kedua perusahaan ini berbeda, namun masih memiliki
keterkaitan satu sama lain. Selain itu masih banyak rubrik lain yang terkadang
juga mengulas mengenai informasi yang ada diluar perusahaan.
Melalui hasil temuan data di lapangan dan jika dikaitkan dengan teori,
peneliti memiliki interpretasi bahwa tidak selamanya Majalah Fokus selalu
membahas mengenai PLN saja, melainkan juga perusahaan lain yang juga
memiliki kaitan dengan PLN. Dan hal ini juga disepakati oleh 74,6% responden.
4.8.6. Kategori Rubrikasi
4.8.6.1. Sub Kategori Rubrik Situasional
Tabel 4.45. Rubrik Situasional
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
8
0
3.2
0
3.2
0
3.2
N
S
0
147
0
59.3
0
59.3
0
62.5
SS 93 37.5 37.5 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan hasil tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
96,8% dari total responden menyatakan bahwa di dalam Majalah Fokus terdapat
informasi-informasi situasional yang disesuaikan dengan kebutuhan pembacanya,
100
Universitas Kristen Petra
seperti ketika hari besar keagamaan, Majalah Fokus akan mengulas tentang hari
besar agam yang bersangkutan, dan lain sebagainya.
Seperti teori yang diungkapkan pada bab 2, rubrik situasional merupakan
rubrik yang hanya muncul sesuai dengan kebutuhan (Siregar & Pasaribu, 2000,
p.64-76).
Kebutuhan akan informasi yang berkaitan dengan keagaman merupakan
hal yang penting untuk diperhatikan oleh redaksi suatu media internal.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu responden, dikatakan bahwa
sebaiknya rubrik yang berkaitan dengan keagamaan dijadikan rubrik tetap agar
pembaca mendapat siraman rohani.
Melalui penemuan ini, peneliti dapat menyimpulkan memang pada
dasarnya Majalah Fokus telah menyediakan rubrik situasional yang berkaitan
dengan situasi yang sedang terjadi. Namun ada sebagian responden yang lebih
senang jika rubrik tersebut (terutama rubrik yang dianggap penting oleh pembaca)
dapat dijadikan rubrik tetap saja.
4.8.7. Kategori Format
4.8.7.1. Sub Kategori Berita
Tabel 4.46. Berita Cukup Lengkap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
10
0
4.0
0
4.0
0
4.0
N
S
0
144
0
58.1
0
58.1
0
62.1
SS 94 37.9 37.9 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan hasil tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
96% dari total responden menyatakan bahwa berita yang diulas di dalam Majalah
Fokus ditulis secara lengkap dan informatif.
Menurut Siregar & Pasaribu (2000, p.64-76), berita adalah laporan
tertulis peristiwa di dalam atau di luar korporasi. Dalam kasus ini, berita yang
101
Universitas Kristen Petra
dimaksud adalah laporan mengenai peristiwa yang benar-benar terjadi baik itu di
dalam maupun di luar perusahaan.
Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap isi Majalah Fokus, rubrik-
rubrik yang ada di dalam Majalah Fokus banyak mengulas informasi yang ditulis
secara lengkap dan informatif. Kejadian-kejadian yang ditulis selalu
mencantumkan lokasi kejadian, tempat dan bahwa kegiatan yang diulas tersebut
ditulis secara lengkap. Hal ini sangat baik, karena dengan adanya tulisan berita
yang lengkap dan informatif, pembaca tidak akan mendapatkan salah informasi
ataupun tidak akan mendapatkan informasi yang kurang.
Melalui hal ini dapat dikatakan bahwa berita yang diulas di dalam
Majalah Fokus diulas secara lengkap dan informatif.
4.8.7.2. Sub Kategori Artikel
Tabel 4.47. Artikel Cukup Lengkap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
13
0
5.2
0
5.2
0
5.2
N
S
0
164
0
66.1
0
66.1
0
71.4
SS 71 28.6 28.6 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan hasil tabel olahan diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
94,8% dari total responden menyatakan bahwa artikel yang ada di dalam Majalah
Fokus disajikan dengan sangat lengkap dan informatif bagi karyawan.
Seperti yang diungkapkan oleh Siregar & Pasaribu (2000, p.64-76),
artikel adalah buah pikiran penulis tentang suatu peristiwa, ulasan, penjelasan,
saran, ajakan, dan lainnya. Dalam kasus ini, artikel yang dimaksud adalah buah
pikiran dari seorang penulis terhadap suatu hal.
Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap isi Majalah Fokus, terdapat
rubrik yang khusus mengulas pendapat seseorang mengenai suatu hal, yaitu rubrik
Inovasi. Jika dilihat pada bagian 4.2.4., rubrik Inovasi bukan hanya berisi tentang
102
Universitas Kristen Petra
inovasi yang dilakukan oleh karyawan saja, tetapi juga menampung karya tulis
karyawan. Hal ini terkait dengan pendapat seorang karyawan terhadap suatu hal
yang terjadi. Artikel yang diulas juga sangat lengkap dan informatif. Oleh karena
itu, peneliti dapat mengatakan bahwa artikel yang ada di dalam Majalah Fokus
diulas dengan sangat lengkap dan informatif bagi pembaca.
4.8.7.3. Sub Kategori Fiksi
Tabel 4.48. Tulisan Disusun Berdasarkan Rekaan Penulis
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 5 2.0 2.0 2.0
TS 23 9.3 9.3 11.3
N
S
0
152
0
61.3
0
61.3
0
72.6
SS 68 27.4 27.4 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan hasil tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
88,7% dari total responden menyatakan bahwa informasi yang ada di dalam
Majalah Fokus yang bersifat fiksi sangat menarik bagi pembaca (karyawan).
Informasi yang dimuat sangat memberikan inspirasi dan pengetahuan bagi setiap
karyawan.
Menurut teori yang diungkapkan oleh Siregar & Pasaribu (2000, p.64-
76), informasi fiksi adalah tulisan yang disusun berdasarkan rekaan penulis.
Dalam hal ini, tulisan yang diulas harus dapat memberikan inspirasi serta
pengetahuan bagi pembacanya mengenai suatu hal.
Berdasarkan pengamatan peneliti, memang hal ini tidak selalu ada di
dalam Majalah Fokus. Namun sebagai contoh, pada edisi April 2012 terdapat
suatu ulasan informasi mengenai korupsi. Disana pembaca diajak untuk tidak
melakukan tindak pidana korupsi dan juga memberikan contoh-contoh yang baik
mengenai kasus korupsi. Tulisan ini berdasarkan hasil rekaan penulis yang dapat
memberikan inspirasi untuk mengajak pembaca untuk tidak melakukan hal yang
buruk semacam korupsi. Dengan demikian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
103
Universitas Kristen Petra
di dalam Majalah Fokus, informasi fiksi yang diulas bersifat menarik dan
memberikan ajakan untuk melakukan hal baik.
4.8.7.4. Sub Kategori Foto
Tabel 4.49. Pemilihan Foto dan Gambar Sangat Tepat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
12
0
4.8
0
4.8
0
4.8
N
S
0
169
0
68.1
0
68.1
0
73.0
SS 67 27.0 27.0 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan hasil tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
95,1% dari total responden menyatakan bahwa gambar atau foto yang disajikan
sebagai pendukung dari suatu artikel atau berita sangat tepat dan menunjang isi
informasi yang diulas.
Menurut Soemirat & Ardianto (2007, p.44), gambar atau foto
mempunyai daya tangkap yang lebih segar dibandingkan dengan kata-kata.
Gambar dan foto dapat dicerna, dipahami, dan dirasakan, dalam waktu yang
sangat singkat. Selain itu, foto merupakan media komunikasi visual yang dapat
menciptakan suatu gambar yang dapat memberikan suatu pesan. Oleh karena itu,
mereka ini adalah alat komunikasi yang sangat efektif.
Untuk menunjang kejelasan informasi atau berita yang ada di dalam
setiap rubrik di Majalah Fokus, selalu disediakan gambar atau foto yang berkaitan
dengan informasi yang diulas. Dalam hal ini, pemilihan gambar maupun foto
dalam suatu ulasan menjadi penting karena mempengaruhi daya visualisasi
pembaca terhadap informasi yang diulas. Selain itu, gambar atau foto yang
disajikan ini dapat lebih mudah dipahami, khususnya terkait dengan suatu
kegiatan yang terjadi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Siregar & Pasaribu
(2000, p.64-76), foto atau gambar merupakan satu kesatuan atau pelengkap
terhadap suatu informasi yang diulas.
104
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti mengenai isi Majalah Fokus, foto-
foto atau gambar yang ditampilkan di Majalah Fokus selalu menunjang informasi
yang diulas. Dalam hal ini, foto atau gambar dapat membantu pembaca untuk
merasakan seperti mengalami kegiatan yang diulas. Dan melalui hasil temuan data
di lapangan dikaitkan dengan teori, maka dapat dikatakan bahwa pemilihan
gambar atau foto untuk menunjang isi informasi di dalam Majalah Fokus telah
dilakukan dengan baik karena pembaca merasa bahwa pemilihan gambar atau foto
sudah sesuai dengan informasi yang diulas.
4.9. Analisis Media
Pada bagian V di dalam kuesioner penelitian, terdapat 5 butir pertanyaan
yang berkaitan dengan format media. Bagian ini dimaksudkan untuk melihat
efektivitas media dari Majalah Fokus sesuai dengan kebutuhan para pembacanya.
Dan berikut merupakan analisisnya:
4.9.1. Perioditas Terbit Majalah Fokus
Tabel 4.50. Perioditas Terbit Sesuai Kebutuhan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 4 1.6 1.6 1.6
TS 11 4.4 4.4 6.0
N
S
0
135
0
54.4
0
54.4
0
60.5
SS 98 39.5 39.5 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak 94%
dari total responden menyatakan bahwa perioditas terbit Majalah Fokus yang
setiap satu bulan sekali sudah sangat sesuai dengan kebutuhan karyawan dalam
memperoleh informasi.
Pada dasarnya, perioditas terbit dari suatu media internal perusahaan
bergantung pada kebutuhan tiap perusahaan. Menurut hasil wawancara dengan
tim redaksi Majalah Fokus, dikatakan
105
Universitas Kristen Petra
“Perioditas terbit Majalah Fokus yaitu sebanyak satu bulan sekali adalah sangat
pas. Hal tersebut dikarenakan pembaca yang dalam hal ini adalah karyawan
akan terus mendapatkan informasi terbaru mengenai perusahaan (tidak
ketinggalan berita)” (Novita Ida Yanti, Sekretaris Redaksi Majalah Fokus, 26
April 2012, pukul 10.00 WIB).
Menurut Soemirat & Ardianto (2007, p.25) dikatakan bahwa waktu terbit
dari suatu media internal harus disesuaikan dengan kebutuhan pembaca, tidak
boleh ada celah yang terlalu besar karena akan menghilangkan pengertian dari
keberkalaan atau kontinuitas terbit. Selain itu, Jefkins (2004, p.148-150)
memaparkan salah satu faktor pembuatan media internal adalah dengan
memperhatikan frekuensi terbitnya sesuai dengan kebutuhan pembaca atau tidak.
Dari sini dapat dilihat bahwa pemilihan waktu terbit Majalah Fokus yaitu
satu bulan sekali telah sesuai dan tidak menimbulkan celah yang besar. Sedangkan
menurut banyak karyawan, Majalah Fokus yang terbit setiap satu bulan sekali ini
memberikan banyak informasi seputar perusahaan. Karyawan menjadi lebih
mengenal tempat perusahaan mereka bekerja melalui media ini. Dan waktu terbit
Majalah Fokus ini mempengaruhi seberapa besar pengetahuan karyawan
mengenai informasi-informasi terbaru seputar perusahaan. Waktu satu bulan
sekali ini dirasa oleh banyak karyawan sudah sangat tepat bagi mereka dalam
memperoleh informasi.
Maka, melihat tersebut dapat dikatakan bahwa perioditas terbit dari
Majalah Fokus yaitu sebanyak satu kali sebulan merupakan hal yang tepat bagi
karyawan dalam memperoleh informasi.
4.9.2. Waktu Terbit Majalah Fokus
Tabel 4.51. Waktu Terbit Sesuai Kebutuhan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 6 2.4 2.4 2.4
TS 13 5.2 5.2 7.7
N
S
0
140
0
56.5
0
56.5
0
64.1
SS 89 35.9 35.9 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
106
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
92,4% dari total responden menyatakan bahwa waktu terbit dari Majalah Fokus
(setiap pertengahan bulan) sudah sangat sesuai dengan kebutuhan karyawan
dalam memperoleh informasi.
Menurut hasil wawancara peneliti dengan salah seorang responden,
dikatakan bahwa,
“Waktu terbit dari Majalah Fokus yaitu setiap pertengahan bulan merupakan
waktu yang pas. Karena dikarenakan berita atau informasi yang diulas di dalam
Majalah Fokus terbilang masih hangat dan masih sering dibicarakan dalam
lingkup internal perusahaan” (Triandi Taufik, karyawan Bidang Komunikasi, 30
April 2012, pukul 13.00 WIB).
Salah satu syarat untuk mengukur efektif atau tidaknya suatu komunikasi
ditentukan oleh ketepatan waktu terbit media tersebut. Seperti yang diungkapkan
oleh Hardjana (2000, p.23), salah satu syarat untuk mengukur efektivitas suatu
kegiatan komunikasi dapat dilihat melalui ketepatan waktu terbit suatu media
dengan kondisi dan situasi kedua belah pihak (perusahaan dan pembaca).
Ketepatan waktu terbit ini berkaitan dengan informasi-informasi penting dan
terbaru yang patut diketahui oleh setiap orang dalam waktu yang tepat (tidak
terlalu cepat dan tidak terlalu lambat).
Berdasarkan hasil temuan data di lapangan dan teori yang ada, dapat
disimpulkan bahwa waktu terbit dari Majalah Fokus sudah sesuai dengan
kebutuhan para pembacanya (tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat). Namun,
berdasarkan hasil pertanyaan terbuka yang ada di dalam kuesioner, sebagian
responden mengatakan bahwa pendistribusian Majalah Fokus masih sering
terlambat. Hal tersebut tentu saja perlu diwaspadai, karena jika karyawan
terlambat mendapatkan informasi penting mengenai perusahaan, bisa saja mereka
memiliki salah penafsiran terhadap suatu isu penting perusahaan.
107
Universitas Kristen Petra
4.9.3. Format Media Majalah Fokus Sesuai Kebutuhan
Tabel 4.52. Format Media Sesuai Kebutuhan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS 2 .8 .8 .8
TS 40 16.1 16.1 16.9
N
S
0
126
0
50.8
0
50.8
0
67.7
SS 80 32.3 32.3 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel olahan data diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
83,1% dari total responden menyatakan bahwa format media dari Majalah Fokus
yang berupa majalah printed sudah sangat tepat untuk menyebarkan informasi
seputar perusahaan dan sesuai dengan kebutuhan pembaca.
Peneliti juga sempat melakukan wawancara terkait hal ini. Salah satu
redaksi Majalah Fokus mengatakan,
“Salah satu alasan mengapa media internal perusahaan dibuat dalam format
majalah adalah karena format media majalah printed dapat dengan mudah
diakses oleh karyawan, dapat dibawa kemana-mana dan dapat dibaca dimana
saja. Selain itu, majalah juga lebih atraktif karena isinya berwarna dan lebih
lengkap dari format-format media lainnya” (Novita Ida Yanti selaku Sekretaris
Redaksi Majalah Fokus, 26 April 2012, pukul 10.00 WIB).
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan suatu media
internal perusahaan adalah style (format/gaya/bentuk media) (Soemirat &
Ardianto, 2007, p.25). Melalui hasil wawancara diatas, dapat diketahui bahwa
format media yang paling tepat untuk menyebarkan informasi secara internal
adalah dengan menggunakan majalah.
Jika melihat pernyataan hasil wawancara diatas, Newsom & Haynes
(2005, p.371) juga mengatakan bahwa majalah merupakan salah satu media
komunikasi yang mampu memberikan informasi yang atraktif dan mampu
menarik minat pembacanya. Dari sini dapat dilihat bahwa jika dilihat dari sisi tim
redaksi, format majalah ini sudah sesuai dengan kebutuhan para pembacanya.
108
Universitas Kristen Petra
Selain melakukan wawancara dengan tim redaksi, peneliti juga
melakukan wawancara dengan karyawan yang merupakan pembaca dari Majalah
Fokus. Salah seorang responden mengatakan,
“Format majalah printed lebih mudah untuk dibaca dan dibawa kemana saja
daripada bentuk-bentuk lainnya” (Triandi Taufik, karyawan Bidang
Komunikasi).
Seperti yang sudah dijelaskan di bab 2, salah satu syarat bahwa suatu
media dikatakan efektif adalah melalui format media yang sesuai dengan
kebutuhan. Format media yang dimaksud adalah media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan sesuai dengan kebutuhan dan diharapkan oleh pengirim
pesan dan penerima pesan (Hardjana, 2000, p.23).
Jika dikaitkan dengan hasil temuan data di lapangan dan teori yang ada,
format Majalah Fokus yang berupa majalah sudah sesuai dengan kebutuhan para
pembacanya. Dan dari sini dapat dikatakan bahwa salah satu syarat dari
efektivitas suatu komunikasi sudah terpenuhi.
4.9.4. Kelengkapan dan Jenis Rubrik Majalah Fokus
Tabel 4.53. Kelengkapan dan Jenis Rubrik Sesuai Kebutuhan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
14
0
5.6
0
5.6
0
5.6
N
S
0
150
0
60.5
0
60.5
0
66.1
SS 84 33.9 33.9 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan hasil tabel diatas yang menggambarkan mengenai
kelengkapan dan jenis rubrik yang sesuai dengan kebutuhan karyawan dalam
memperoleh informasi, dapat dilihat bahwa sebanyak 234 responden atau sebesar
94,4% responden mengatakan bahwa kelengkapan dan jenis rubrik sudah sangat
memenuhi kebutuhan karyawan dalam memperoleh informasi.
109
Universitas Kristen Petra
Dalam menyusun rubrik, hal yang harus diperhatikan oleh tim redaksi
adalah jenis informasi seperti apa yang harus diberikan kepada pembaca
(Soemirat & Ardianto, 2007, p. 34). Dalam menentukan rubrik beserta isinya, tim
redaksi harus dapat membaca kebutuhan para pembacanya melalui terjun
lapangan.
Bagi tim redaksi Majalah Fokus, jumlah rubrik dan kelengkapannya
harus disesuaikan dengan kebutuhan para pembacanya (Hasil wawancara dengan
Novita Ida Yanti selaku Sekretaris Redaksi Majalah Fokus, 26 April 2012, pukul
10.00 WIB). Hal tersebut bisa tampak melalui adanya perkembangan rubrik di
dalam Majalah Fokus, seperti penambahan rubrik Horison yang baru ada sejak
lima bulan lalu. Dari sini dapat dilihat bahwa tim redaksi Majalah Fokus juga
menyesuaikan dan melihat kebutuhan para pembacanya. Dan hal ini telah sesuai
dengan apa yang seharusnya dilakukan oleh redaksi seperti yang diungkapkan
oleh Newsom & Haynes (2005, p.382) yang mengatakan bahwa sebuah majalah
internal harus dapat mendengarkan dan membaca kebutuhan pembacanya, bukan
hanya mendengarkan kebutuhan perusahaan.
Sedangkan dari sisi pembaca, kebutuhan akan informasi terbaru
mengenai perusahaan merupakan hal yang perlu dipenuhi oleh setiap tim redaksi.
Jika melihat dari sisi Majalah Fokus, dapat dicontohkan melalui rubrik Horison
(lihat pembahasan bagian 4.6.8.). Meskipun tergolong baru, rubrik Horison
dianggap sudah mampu memberikan informasi seputar perkembangan kelistrikan
di daerah oleh pembacanya, bahkan sebanyak 35 orang menyukai adanya rubrik
ini.
Dari sini dapat dilihat bahwa karyawan merasa rubrik-rubrik yang ada di
Majalah Fokus sudah sangat lengkap dan sangat memenuhi kebutuhan para
pembacanya. Tinggal bagaimana tim redaksi mampu membaca kebutuhan lain
dari para pembacanya saja.
110
Universitas Kristen Petra
4.9.5. Sumber Informasi Kredibel dan Dapat Dipertanggungjawabkan
Tabel 4.54. Sumber Informasi Kredibel
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
STS
TS
0
5
0
2.0
0
2.0
0
2.0
N
S
0
143
0
57.7
0
57.7
0
59.7
SS 100 40.3 40.3 100.0
Total 248 100.0 100.0
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Tabel diatas menggambarkan sejauh mana sumber isi pesan/informasi
yang disampaikan dalam Majalah Fokus kredibel dan dapat
dipertanggunjawabkan. Melalui hasil pengolahan data diatas dapat dilihat bahwa
sebanyak 98% responden atau hampir sebagian besar mengatakan bahwa sumber
informasi dari setiap berita yang ada di dalam Majalah Fokus bersifat kredibel
atau dapat dipertanggungjawabkan.
Ketika peneliti melakukan wawancara dengan Sekretaris Redaksi, Novita
Ida Yanti, dikatakan bahwa ulasan informasi yang ada di dalam setiap rubrik
Majalah Fokus ditulis atau diulas oleh narasumber-narasumber yang memang
memiliki keahlian di bidang terkait. Contohnya, untuk rubrik Teroka yang
mengangkat informasi mengenai isu-isu penting perusahaan, yang menjadi
narasumber di setiap edisinya adalah direksi dari PLN. Demikian halnya dengan
rubrik lain.
Salah satu syarat untuk mengukur efektivitas komunikasi seperti yang
diungkapkan oleh Hardjana (2000, p.23) adalah kejelasan sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan, dimana jika sumber dapat dipertanggungjawabkan, pesan
yang disampaikan akan akurat. Maksud dari teori ini adalah bahwa kejelasan
sumber merupakan hal yang sangat penting, karena untuk mengulas informasi
akan sesuatu hal yang penting, tidak boleh menggunakan narasumber
sembarangan, namun harus narasumber yang kredibel dan dapat
dipertanggungjawabkan.
111
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan pengamatan peneliti mengenai sumber informasi Majalah
Fokus, setiap rubrik selalu ditulis atau diulas oleh narasumber-narasumber yang
memiliki ahli di bidangnya. Sumber informasi yang kredibel dan dapat
dipertanggunjawabkan merupakan hal yang sangat penting ketika suatu majalah
mengangkat informasi yang penting untuk diketahui oleh setiap orang, terutama
yang terkait langsung dengan perusahaan. Dalam temuan penelitian ini, sumber
yang kredibel dapat mempengaruhi pengetahuan setiap karyawan mengenai isu
penting perusahaan agar setiap karyawan menjadi lebih memahami isu perusahaan
dan tidak memiliki salah penafsiran terhadap suatu hal yang penting yang
berkaitan dengan perusahaan.
Jika dikaitkan antara temuan dilapangan dengan teori yang ada, isi
informasi dari Majalah Fokus telah sepenuhnya menggunakan narasumber yang
kredibel, terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.
4.10. Analisis Uji Crosstabulation
Pada bagian ini akan diulas mengenai hasil uji crosstabulation berkaitan
dengan pertanyaan yang ada di dalam kuesioner. Uji crosstabulation ini dilakukan
agar dapat melihat lebih dalam mengenai hasil temuan lapangan. Sebelumnya,
peneliti menyediakan tabel crosstabulation antara lama bekerja dengan usia
karyawan.
Tabel 4.55. Lama Bekerja * Usia Crosstabulation
Usia Lama Kerja Total
0-5 6-10 11-15 16-20 21-25 26-30 >31
20-29 thn 27 0 0 0 0 0 0 27
30-39 thn 5 33 27 3 0 0 0 68
40-49 thn 0 0 7 50 25 3 0 85
>50 thn 0 0 0 1 14 36 17 68
Total 32 33 34 54 39 39 17 248
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
112
Universitas Kristen Petra
Setelah mengetahui hasil crosstabulation diatas, peneliti nantinya dapat
menganalisis hasil uji crosstabulation lainnya dengan lebih mudah. Dan analisis
lainnya adalah sebagai berikut:
4.10.1. Uji Crosstabulation Antara Lama Kerja Karyawan dengan Tingkat
Kerutinan Membaca Majalah Fokus
Tabel 4.56. Lama Kerja * Rutin Membaca Majalah Fokus Crosstabulation
Lama Kerja Rutin Membaca Fokus Total
Ya Tidak
0-5 thn 7 25 32
6-10 thn 2 31 33
11-15 thn 15 19 34
16-20 thn 25 29 54
21-25 thn 33 6 39
26-30 thn 29 10 39
>31 thn 15 2 17
Total 126 122 248
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan hasil tabel olahan data crosstabulation antara lama kerja
karyawan dengan kerutinan membaca Majalah Fokus diatas, dapat dilihat bahwa
karyawan dengan lama bekerja antara 21-25 tahun memiliki kecenderungan paling
rutin membaca Majalah Fokus. Sedangkan karyawan dengan lama bekerja antara
0-5 tahun dan 6-10 tahun memiliki kecenderungan tidak rutin membaca Majalah
Fokus.
Melalui tabel diatas dapat diketahui bahwa mereka yang termasuk belum
terlalu lama bekerja (0-10 tahun) memiliki kecenderungan untuk tidak rutin
membaca Majalah Fokus. Jika dilihat pada tabel sebelumnya, mereka yang
bekerja selama 0-10 tahun memiliki kisaran usia antara 20-39 tahun. Sedangkan
mereka yang memiliki lama bekerja antara 21-30 tahun memiliki usia diatas 40
tahun.
113
Universitas Kristen Petra
Secara terpisah, peneliti melakukan wawancara dengan salah seorang
responden yang baru bekerja selama 4 tahun. Beliau mengatakan tidak rutin
membaca Majalah Fokus dikarenakan kesibukan dalam pekerjaan (hasil
wawancara dengan Nunun Nurjanah, karyawan Bidang Komunikasi).
Berdasarkan teori yang ada dikatakan bahwa usia antara 20-39 tahun
merupakan usia produktif dimana seseorang mementingkan karirnya dan berfokus
pada pencapaian hasil kerja. Sedangkan usia yang lebih dari 40 tahun dikatakan
bahwa usia ini seseorang mulai melakukan rangkaian kompromi dalam pekerjaan
yang dilakukannya (Gibson, 1994, p.21).
Jika dikaitkan antara temuan data dengan teori yang ada, bahwa
karyawan yang tergolong dalam usia muda, yaitu berkisar antara 20-39 tahun
dapat dikatakan memiliki semangat yang tinggi untuk meniti karirnya di
perusahaan. Dikarenakan hal tersebut, mereka memiliki kecenderungan untuk
bekerja lebih giat dibandingkan dengan yang lain. Dan hal yang demikian dapat
mempengaruhi tingkat kerutinan membaca Majalah Fokus. Demikian pula halnya
dengan karyawan yang memiliki usia diatas 40 tahun. Mereka cenderung tidak
lagi memikirkan jenjang karir yang ada, hanya memikirkan serangkaian
kompromi dalam pekerjaan yang dilakukannya (gaji yang tinggi, dll) (Gibson,
1994, p.21). Dengan demikian mereka menjadi memiliki banyak waktu untuk
membaca Majalah Fokus.
4.10.2. Uji Crosstabulation Antara Usia Karyawan dengan Fungsi Majalah
Fokus Sebagai Wadah Aspirasi Karyawan
Tabel 4.57. Usia * Mewadahi Aspirasi Karyawan Crosstabulation
Usia Mewadahi Aspirasi Karyawan Total
STS TS S SS
20-29 thn 1 19 6 1 27
30-39 thn 1 26 31 10 68
40-49 thn 1 17 53 14 85
>50 thn 1 9 50 8 68
Total 4 71 140 33 248
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
114
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan hasil tabel olahan data crosstabulation antara usia karyawan
dengan kemampuan Majalah Fokus dalam mewadahi aspirasi karyawan diatas,
dapat dilihat bahwa karyawan yang merasa Majalah Fokus telah berhasil
mewadahi aspirasi karyawan memiliki usia diatas 40 tahun. Sedangkan karyawan
yang merasa bahwa Majalah Fokus belum mampu mewadahi aspirasi karyawan
memiliki usia berkisar antara 20-29 tahun dan 30-39 tahun.
Berdasarkan teori yang ada, usia 20-39 tahun merupakan usia produktif
dimana seseorang sangat memikirkan jenjang karir mereka. Untuk itu, karyawan
dalam rentang usia ini memiliki banyak aspirasi yang harus ditampung perusahaan
yang mana aspirasinya ini berkaitan dengan perusahaan. Dan dari sini dapat
dilihat bahwa karyawan yang tergolong usia muda tidak merasakan bahwa
Majalah Fokus dapat mewadahi aspirasi mereka.
4.10.3. Uji Crosstabulation Antara Usia Karyawan dengan Fungsi Majalah
Fokus Sebagai Media Komunikasi
Tabel 4.58. Usia * Media Komunikasi Manajemen dan Karyawan Crosstabulation
Usia Media Komunikasi Manajemen dan Karyawan Total
STS TS S SS
20-29 thn 0 15 11 1 27
30-39 thn 1 20 33 14 68
40-49 thn 1 15 49 20 85
>50 thn 0 7 46 15 68
Total 2 57 139 50 248
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan tabel hasil olahan data crosstabulation antara usia karyawan
dengan fungsi Majalah Fokus sebagai media komunikasi antara manajemen dan
karyawa diatas, dapat dilihat bahwa karyawan yang menyatakan Majalah Fokus
telah menjadi media komunikasi antara karyawan dengan manajemen memiliki
usia diatas 40 tahun. Sedangkan karyawan yang mengatakan tidak setuju bahwa
Majalah Fokus telah menjadi media komunikasi perusahaan memiliki usia
berkisar antara 20-39 tahun.
115
Universitas Kristen Petra
Salah satu fungsi penting dari suatu media internal adalah sebagai media
komunikasi antara manajemen dan karyawan Soemirat dan Ardianto (2003, p.21).
Seperti halnya hasil analisis uji crosstabulation sebelumnya, usia 20-39
tahun merupakan usia yang tergolong usia muda. Dalam hal ini, karyawan yang
masih berusia muda memiliki kecenderungan untuk mengikuti perkembangan
perusahaan lebih cepat daripada mereka yang berusia lebih tua (dikarenakan lebih
mengikuti kemajuan teknologi). Melalui hal ini dapat dilihat bahwa menurut
karyawan yang berusia muda, informasi yang ada di Majalah Fokus tidak
seluruhnya menampung informasi kegiatan seputar PLN di seluruh Indonesia.
Maka dari itu, menurut karyawan yang berusia muda, mereka cenderung
mengatakan Majalah Fokus belum mampu menjadi media komunikasi antara
manajemen dengan karyawan.
4.10.4. Uji Crosstabulation Antara Usia Karyawan dengan Fungsi Majalah
Fokus Sebagai Sarana Penyampaian Pesan
Tabel 4.59. Usia * Sarana Penyampaian Pesan Crosstabulation
Usia Sarana Penyampaian Pesan Total
TS S SS
20-29 thn 1 23 3 27
30-39 thn 2 40 26 68
40-49 thn 4 50 31 85
>50 thn 2 46 20 68
Total 9 159 80 248
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan hasil tabel olahan data crosstabulation antara usia karyawan
dengan fungsi Majalah Fokus sebagai sarana penyampaian pesan kepada
karyawan diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak 239 orang responden atau 96,4 %
dari total responden menyatakan Majalah Fokus telah mampu berperan sebagai
sarana penyampaian pesan dari manajemen kepada karyawan.
116
Universitas Kristen Petra
Jika dilihat secara keseluruhan melalui hasil temuan di lapangan, dapat
dikatakan bahwa Majalah Fokus telah berhasil menjadi sarana penyampaian pesan
dari manajemen kepada karyawan.
4.10.5. Uji Crosstabulation Antara Usia dengan Kesesuaian Format Media
dengan Kebutuhan Pembaca
Tabel 4.60. Usia * Format Media Sesuai Kebutuhan Pembaca Crosstabulation
Usia Format.Media.Sesuai.Kebutuhan Total
STS TS S SS
20-29 thn 2 15 9 1 27
30-39 thn 0 18 25 25 68
40-49 thn 0 6 46 33 85
>50 thn 0 1 46 21 68
Total 2 40 126 80 248
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan hasil tabel olahan data crosstabulation antara usia karyawan
dengan kesesuaian format media Majalah Fokus dengan kebutuhan diatas, dapat
dilihat bahwa pada dasarnya sebanyak 83,1% dari total responden mengatakan
bahwa format media Majalah Fokus yang berbentuk majalah printed sudah sesuai
dengan kebutuhan karyawan. Namun, melalui data diatas juga dapat dilihat bahwa
jumlah karyawan yang paling banyak menyatakan tidak setuju dengan format
Majalah Fokus memiliki usia berkisar antara 20-29 tahun dan 30-39 tahun.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah seorang responden,
dikatakan bahwa sebaiknya Majalah Fokus dibuat secara online saja, agar lebih
mudah diakses (hasil wawancara dengan Nunun Nurjanah, karyawan Bidang
Komunikasi, 26 April 2012, pukul 12.00 WIB).
Bagi mereka yang tergolong usia muda, kecenderungan untuk mengikuti
perkembangan teknologi lebih tinggi daripada mereka yang berusia lebih tua.
Dengan demikian, jika dikaitkan dengan teori dan hasil temuan data dapat dilihat
bahwa kecenderungan mereka yang berusia muda lebih senang jika Majalah
Fokus dibuat dalam bentuk online, agar lebih mudah diakses.
117
Universitas Kristen Petra
Melalui hasil jawaban pertanyaan terbuka, peneliti juga menemukan hal
serupa dari salah seorang responden yang telah berusia 52 tahun. Beliau
mengatakan bahwa lebih senang membaca Majalah Fokus dalam bentuk printed
(hasil pertanyaan terbuka pada kuesioner). Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa mereka yang berusia muda lebih senang jika Majalah Fokus dibuat dalam
bentuk online. Dan bagi mereka yang berusia tua, lebih senang menggunakan
Majalah Fokus dalam bentuk printed. Namun secara keseluruhan, tetap saja
sebanyak 83,1% responden menyukai bentuk Majalah Fokus yang ada saat ini.
4.10.6. Uji Crosstabulation Antara Usia Karyawan, Fungsi Majalah Fokus
Sebagai Media Komunikasi dan Kerutinan Membaca Majalah
Fokus
Tabel 4.61. Usia * Memberikan Informasi Isu Penting * Rutin Membaca Fokus
Rutin
Membaca
Fokus
Usia
Total 20-29 30-39 40-49 >50
Ya
Mengangkat Isu
Penting Untuk
Diketahui
TS 0 0 1 2 3
S 5 6 19 24 54
SS 0 8 33 28 69
Total 5 14 53 54 126
Tidak
Mengangkat Isu
Penting Untuk
Diketahui
STS 0 0 0 1 1
TS 0 1 1 0 2
S 5 18 15 9 47
SS 17 35 16 4 72
Total 22 54 32 14 122
Total
Mengangkat Isu
Penting Untuk
Diketahui
STS 0 0 0 1 1
TS 0 1 2 2 5
S 10 24 34 33 101
SS 17 43 49 32 141
Total 27 68 85 68 248
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Tabel uji crosstabulation di atas digunakan oleh peneliti untuk melihat
apakah ada hubungan antara usia karyawan (yang tergolong muda dan tua) dengan
118
Universitas Kristen Petra
kerutinan membaca Majalah Fokus dalam hal memperoleh informasi seputar isu
perusahaan.
Berdasarkan tabel hasil olahan data crosstabulations antara usia
karyawan, kemampuan Majalah Fokus dalam memberikan informasi isu penting
perusahaan dengan kerutinan membaca Majalah Fokus diatas, dapat dilihat bahwa
karyawan yang menyatakan bahwa Majalah Fokus mampu memberikan informasi
seputar isu penting perusahaan adalah karyawan dengan rentang usia 40-49 tahun
dimana pada usia tersebut tingkat kerutinan membaca Majalah Fokus termasuk
tinggi yaitu 53 orang responden. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju bahwa
Majalah Fokus mampu memberikan informasi seputar isu penting perusahaan
adalah karyawan dengan rentang usia 20-29 tahun sebagian besar yang
menyatakan hal tersebut tidak rutin membaca Majalah Fokus.
Menurut Siregar & Pasaribu (2000, p.64-76), isi informasi suatu majalah
harus dapat mengurangi ketidaktahuan mengenai suatu hal. Teori ini juga dapat
diartikan bahwa isi informasi dari suatu majalah harus dapat memberikan
pengetahuan baru kepada pembacanya mengenai suatu kegiatan atau aktivitas
suatu perusahaan.
Tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan yang berusia 20-29 tahun
menganggap Majalah Fokus belum mampu memberikan informasi lengkap
mengenai isu perusahaan dan sudah sepantasnya jika mereka tidak menyetujui hal
tersebut membuat mereka tidak rutin membaca Majalah Fokus. Sedangkan bagi
karyawan yang setuju, kebanyakan karyawan memiliki kecenderungan untuk rutin
membaca Majalah Fokus, karena karyawan merasa mendapatkan informasi
seputar isu perusahaan melalui Majalah Fokus.
Seperti halnya hasil analisis uji crosstabulation sebelumnya, usia 20-29
tahun merupakan usia yang tergolong usia muda. Dalam hal ini, karyawan yang
masih berusia muda memiliki kecenderungan untuk mengikuti perkembangan
perusahaan lebih cepat daripada mereka yang berusia lebih tua (dikarenakan lebih
mengikuti kemajuan teknologi). Melalui hal ini dapat dilihat bahwa menurut
karyawan yang berusia muda, informasi yang ada di Majalah Fokus tidak
seluruhnya menampung informasi seputar isu PLN. Maka dari itu, menurut
karyawan yang berusia muda, mereka cenderung mengatakan Majalah Fokus
119
Universitas Kristen Petra
belum mampu menjadi sumber mereka untuk mendapatkan informasi tersebut.
Hal ini ternyata juga mempengaruhi kerutinan karyawan dalam membaca Majalah
Fokus.
Dalam hal ini peneliti melihat bahwa dikarenakan karyawan yang berusia
muda tidak mendapatkan informasi seputar isu perusahaan, hal tersebut
mempengaruhi karyawan berusia muda untuk tidak rutin membaca Majalah
Fokus. Mungkin saja mereka mendapatkan informasi mengenai isu perusahaan
lebih lengkap melalui BOD note, atau lainnya.
Dari sini dapat dilihat bahwa usia muda mempengaruhi karyawan dalam
memperoleh informasi dan secara tidak langsung mempengaruhi karyawan untuk
rutin atau tidaknya membaca Majalah Fokus.
4.11. Hasil Keseluruhan Temuan Data
Karyawan merupakan bagian paling penting dalam suatu perusahaan.
Tanpa adanya karyawan, suatu perusahaan tidak dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Dengan demikian hubungan internal antara perusahaan dengan
karyawan haruslah dibina dengan baik. Salah satunya adalah dengan cara
menggunakan media internal perusahaan.
Sebelumnya, peneliti telah mengungkapkan bahwa terdapat enam syarat
dimana suatu kegiatan komunikasi dikatakan efektif (Hardjana, 2000, p.23). Dan
berikut, peneliti akan menjelaskannya melalui diagram di bawah ini.
Gambar 4.3. Diagram Efektivitas Majalah Fokus
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
120
Universitas Kristen Petra
Diagram diatas menggambarkan keenam syarat efektivitas Majalah
Fokus yang hasilnya di dapat melalui penelitian ini. Penjelasannya adalah sebagai
berikut:
1. Penerima atau pemakai (receiver or user)
Melihat diagram di atas, bagian penerima mendapatkan porsi sebesar
18% yang merupakan porsi paling tinggi dibandingkan dengan yang lainnya.
Hal ini peneliti dapatkan melalui hasil wawancara dengan salah satu redaksi
Majalah Fokus yang mengakatan bahwa Majalah Fokus merupakan media
internal PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur yang memang dikhusukan
bagi karyawan. Melalui hasil temuan data di lapangan, didapatkan suatu fakta
bahwa karyawan mengetahui adanya Majalah Fokus dan pernah membaca
majalah tersebut. Melalui hal tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
media internal PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur yaitu Majalah Fokus
telah mendapatkan penerimaan yang cukup baik, terlihat dari keberadaan
Majalah Fokus dan karyawan yang pernah membaca majalah tersebut.
2. Isi Pesan (Content)
Melihat diagram di atas, bagian isi pesan mendapatkan porsi sebesar 16%
dari total 100%. Hasil ini didapatkan dari pertanyaan kuesioner mengenai
bagian rubrikasi dan isi informasi.
Melihat hasil yang ada, isi pesan Majalah Fokus tergolong efektif. Hal ini
dibuktikan dari total keseluruahan karyawan yang menyatakan setuju dan
sangat setuju sebanyak 89,7%. Dapat dilihat bahwa hasil yang diperoleh sangat
tinggi.
Isi pesan ini dilihat dari banyak hal, diantaranya isi pesan berkaitan
dengan lingkup masalah, fungsi pesannya, jenis realitas informasi yang diulas,
sifat informasi, lokasi kejadian, serta rubrikasi.
Secara keseluruhan, peneliti melihat bahwa kategori-kategori isi pesan
yang mendapatkan respon positif dari responden. Dari sisi lingkup masalah
dapat disimpulkan bahwa Majalah Fokus telah mampu memberikan informasi
seputar aktivitas, kegiatan, kebijakan, budaya kerja, serta isu perusahaan.
121
Universitas Kristen Petra
Dari sisi fungsi pesannya, setiap informasi yang ada di dalam Majalah
Fokus memberikan pengetahuan baru kepada karyawan. Dalam hal ini,
pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan seputar kegiatan perusahaan.
Peneliti melihat bahwa Majalah Fokus memang memfokuskan informasinya
untuk lingkup perusahaan. Maka dari itulah tidak ada satu rubrik pun yang
memuat informasi yang bersifat melepaskan ketegangan.
Dari sisi jenis realitas dan sifatnya, sebagian besar informasi yang ada di
dalam Majalah Fokus berasal dari kegiatan yang benar-benar terjadi di
perusahaan (sesuai fakta). Dalam hal ini, redaksi memiliki reporter dan
kontributor yang bertugas meliput setiap kegiatan yang terjadi. Maka dari
itulah setiap informasi yang ada selalu sesuai dengan fakta.
Dari sisi rubrikasi, banyak responden setuju bahwa rubrik yang ada di
dalam Majalah Fokus sudah memenuhi kebutuhan karyawan dalam
memperoleh informasi. Melalui hasil penelitian pun, peneliti mendapatkan
fakta bahwa rubrik yang ada di dalam Majalah Fokus tidak hanya dibuat secara
“asal-asalan”, melainkan juga memperhatikan kebutuhan karyawan.
3. Ketepatan Waktu
Berdasarkan diagram di atas, bagian ketepatan waktu mendapatkan porsi
sebesar 16,7%. Dimana hal ini menggambarkan bahwa ketepatan waktu terbit
dari Majalah Fokus sudah sangat baik. Sebanyak 93% total responden
menyetujui hal tersebut.
Ketepatan waktu terbit ini sangat berpengaruh pada cepat atau lambatnya
karyawan mendapatkan informasi penting seputar perusahaan. Seperti yang
dapat dilihat pada bagian analisis mengenai waktu terbit, Majalah Fokus
memiliki waktu terbit yang sudah sesuai dengan kebutuhan pembaca. Dimana
hal ini penting, karena jika waktu terbit tidak sesuai, karyawan bisa saja
mendapatkan informasi dari media lain yang belum diuji sumbernya.
Dalam hal ini, peneliti menemukan bahwa waktu terbit Majalah Fokus
yaitu setiap sebulan sekali pertengahan bulan merupakan waktu yang sesuai
bagi karyawan untuk mendapatkan informasi.
122
Universitas Kristen Petra
4. Media Komunikasi
Berdasarkan diagram di atas, bagian media komunikasi mendapatkan
porsi sebesar 14,9%. Dimana hal ini menggambarkan bahwa media komunikasi
Majalah Fokus yang berupa majalah printed sudah sesuai dengan kebutuhan.
Hanya saja, jika dilihat secara keseluruhan, bagian ini mendapatkan
porsi paling kecil dibandingkan dengan yang lainnya. Hal tersebut dikarenakan
responden yang menyatakan bahwa bentuk media komunikasi berupa majalah
sudah tidak sesuai dengan kebutuhan responden tersebut. Kebanyakan dari
responden yang menjawab demikian lebih memilih Majalah Fokus dibuat
secara online. Alasannya adalah agar lebih mudah diakses, di manapun dan
kapan pun.
Namun sampai saat ini Majalah Fokus masih dalam bentuk majalah.
Redaksi Majalah Fokus menyatakan bahwa bentuk majalah lebih sesuai dengan
kebutuhan karyawan. Karena kebutuhan akan bentuk media yang tepat harus
dilihat secara umum, tidak bisa hanya mementingkan salah satu pihak.
Secara singkat peneliti dapat mengatakan bahwa bentuk Majalah Fokus
yaitu majalah printed sudah sesuai dengan kebutuhan karyawan.
5. Format
Berdasarkan diagram di atas, bagian format mendapatkan porsi sebesar
16,8%. Yang dimaksud dengan format adalah format penyampaian isi pesan
kepada karyawan.
Format yang ada di dalam Majalah Fokus terkait dengan bentuk berita,
artikel, dan pemilihan foto dari setiap rubrik yang ada. Berita serta artikel yang
ada di dalam Majalah Fokus dibuat berdasarkan fakta dan diulas secara
lengkap. Hal ini dapat membuat para pembaca mendapatkan informasi yang
tidak setengah-setengah.
Selain itu, hal penting lainnya adalah pemilihan foto. Pada bagian ini,
peneliti melihat bahwa foto-foto ataupun gambar yang ditampilkan dalam
Majalah Fokus telah dimaksimalkan dengan baik. Karena pada dasarnya
pemilihan foto merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.
123
Universitas Kristen Petra
6. Sumber Pesan
Berdasarkan diagram diatas, bagian sumber pesan mendapatkan porsi
sebesar 17,6%. Bagian ini mendapatkan hasil yang cukup tinggi. Bagian ini
melihat apakah sumber pesan kredibel dan dapat dipertanggunjawabkan.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa setiap informasi yang ada di
dalam Majalah Fokus selalu menggunakan sumber yang kredibel dan ahli di
bidangnya. Hal tersebut di karenakan agar informasi yang disampaikan kepada
karyawan benar-benar memiliki isi yang bermanfaat dan tidak rancu.
Kejelasan sumber merupakan hal yang penting dalam membuat suatu
majalah. Semakin kredibel sumbernya maka informasi yang diulas juga akan
semakin bermanfaat dan dapat dipercaya.